faktor lansia

4
A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya Anemia pada Lansia a. Jenis Kelamin Berdasarkan penelitian di Kelurahan Pela Mampang Jakarta Selatan didapatkan bahwa perempuan mempunyai risiko menjadi anemia saat usia lanjut sebesar 2,274 kali dibanding dengan laki-laki. b. Penyakit kronik Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa adanya penyakit kronik pada lansia mempunyai risiko anemia pada usia lanjut. Adapun penyakit kronik tersebut yaitu Tuberkulosis Paru, penyakit Jantung Koroner dan Perdarahan pada usia lanjut . c. Hubungan Sosial Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan antara kejadian anemia dengan hubungan soasial pada lansia. d. Status Gizi Sebagai akibat dari proses penuaan salah satunya adalah masalah gizi. Masalah gizi usia lanjut merupakan rangkaian proses masalah gizi sejak usia muda yang manifestasinya timbul setelah tua dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para pakar, masalah gizi dapat lanjut usia sebagian besar

Upload: novitasimbolon

Post on 17-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

medik

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor lansia

A. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya Anemia pada Lansia

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian di Kelurahan Pela Mampang Jakarta Selatan

didapatkan bahwa perempuan mempunyai risiko menjadi anemia saat usia lanjut

sebesar 2,274 kali dibanding dengan laki-laki.

b. Penyakit kronik

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa adanya penyakit kronik pada lansia

mempunyai risiko anemia pada usia lanjut. Adapun penyakit kronik tersebut yaitu

Tuberkulosis Paru, penyakit Jantung Koroner dan Perdarahan pada usia lanjut .

c. Hubungan Sosial

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan antara kejadian

anemia dengan hubungan soasial pada lansia.

d. Status Gizi

Sebagai akibat dari proses penuaan salah satunya adalah masalah gizi.

Masalah gizi usia lanjut merupakan rangkaian proses masalah gizi sejak usia

muda yang manifestasinya timbul setelah tua dari berbagai penelitian yang

dilakukan oleh para pakar, masalah gizi dapat lanjut usia sebagian besar

merupakan masalah gizi lebih dan kegemukan/obesitas yang memacu

timbulnya penyakit degeneratif seperti jantung koroner,diabetes mellitus,

hipertensi, gout,

Page 2: Faktor lansia

reumatik, ginjal, sirosis hati, empedu, dan kanker.Namun demikian,

masalah kurang gizi juga banyak terjadi pada usia lanjut seperti Kurang Energi

Protein yang Kronis (KEK), anemia, dan kekurangan zat gizi mikro lain

(Ardiani & Warjatmadi, 2012).

Masalah gizi yang sering terjadi pada lanjut usia yaitu masalah gizi

berlebih (obesitas) dan masalah gizi kurang (kurus). Di Indonesia, angka

kejadian masalah gizi pada lansia cukup tinggi, sekitar 31% untuk masalah

gizi kurang dan hanya 1,8% untuk masalah gizi lebih (Depkes RI, 2005).

Meilianiningsih (2005) meneliti tentang hubungan pola makan dengan

kejadian anemia pada lansia penelitian ini memperlihatkan adanya hubungan

yang bermakna antara kecukupan sayur, lauk, pauk, dan buah. Namun tidak

ada hubungan yang bermakna antara kecukupan nasi dengan kejadian anemia.

Secara keseluruhan komponen makanan mempunyai hubungan yang bermakna

dengan kejadian anemia. Kelengkapan variasi jenis makanan juga mempunyai

hubungan yang bermakana dengan kejadian anemia dan kebiasaan

mengkonsumsi minuman teh atau kopi juga mempunyai hubungan yang

bermakna dengan kejadian anemia pada lansia.

e. Pendidikan berpengaruh pada pengetahuan dan penghasilan

Pendidikan mencerminkan tingkat kecerdasan dan keterampilan seseorang.

Pendidikan yang memadai mempunyai andil yang besar terhadap kemajuan

ekonomi. Statistik Penduduk lansia tahun 2006 menunjukkan kondisi pendidikan

lansia yang rendah ini terlihat pada tingginya persentase penduduk lansia yang

tidak bersekolah sebanyak 35,53% dan yang tidak menamatkan SD (Sekolah

dasar) sebanyak 30,77% dan yang tamat SD sebanyak 21,27% . Dengan tingkat

pendidikan yang tinggi akan berpengaruh terhadap pekerjaan dan pendapatan serta

pengetahuan untuk mendapatkan informasi makanan yang mengandung gizi yang

diperlukan dalam tubuh dan untuk kesehatan (BPS, 2007). Pengetahuan gizi dan

Page 3: Faktor lansia

kesehatan merupakan salah satu jenis pengetahuan yang dapat diperoleh melalui

pendidikan. Pengetahuan gizi dan kesehatan akan berpengaruh terhadap pola

konsumsi pangan.