faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HALAL
FOOD DI JAWA TENGAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Di Susun Oleh :
Riski Evi Ratna Sari
63020160062
PROGRAM STUDI SI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMSI GENERASI MILLENIAL
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HALAL
FOOD DI JAWA TENGAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Di Susun Oleh :
Riski Evi Ratna Sari
63020160062
PROGRAM STUDI SI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
PENGESAHAN
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN
KESEDIAAN PUBLIKASI
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Usaha Keras Itu Tak Akan Menghianati”
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
bersama kesulitas itu ada kemudahan” ~ (Q.S. Al-Insyirah: 5-6)
Persem bahan
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas rahmat hidayah dan inayah-
Nya, serta dengan penuh cinta dan sayang.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tua saya yang tak hentinya memberikan dukungan, nasihat, serta
do’a
Keluarga besarku yang selalu senantiasa memberikan dukungan dan do’a
Teman-Temanku Aenun, Yuni, Ina, Ichdha, Fafa, Nisa, Devi, Nanda Selly, Gustu,
Feby, Fresa, Angggoro, Wahyu, Muhib, Laili Monita, Putri Azizah dan Putri
Kharisma yang selalu mendukung dan membantuku dalam menyelesaikan skripsi
ini
Terimakasih
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Generasi Milenial Terhadap Keputusan
Pembelian Halal Food di Jawa Tengah” ini dengan baik. Skripsi ini disusun dan
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi Ekonomi
Syariah S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Dalan penulisan skripsi ini,
banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan, maka dalam
kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis akan menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Zakiyudin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga dan Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam menyusun skripsi ini.
3. Qi Mangku Bahjatullah, M.SI selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
4. Segenap staff pengajar Program Studi Ekonomi Syariah atas seluruh ilmu
yang telah diberikan.
viii
5. Kepada seluruh responden yang sudah bersedia meluangkan waktunya
untuk memberikan nilai, pendapat, serta sarannya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Sujarno dan ibu Pasini) yang telah
membimbing dan memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih akan kasih sayang, doa, nasehat, kesabaran dan
semangat yang luar biasa.
7. Teman-teman mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Program Studi Ekonomi Syariah S1.
8. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat yang selalu kalian
berikan.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum
sempurna, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca.
Salatiga, 29 Juni 2020
Penulis,
Riski Evi Ratna Sari
Nim.63020160062
ix
ABSTRAK
Sari, Riski Evi R. 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi
Generasi Millenial Terhadap Keputusan Pembelian Halal Food di Jawa
Tengah. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi S1-
Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr.
Anton Bawono, S.E., M.Si.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan generasi millenial terhadap
ekonomi syariah mengenalkan kepada mereka pada industri makanan halal.
Berkaitan dengan industri makanan halal, generasi millenial memiliki perilaku
dan preferensi konsumsi yang unik dan khas dalam mengonsumsi makanan halal.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari persepsi pribadi,
sertifikat halal, kebiasaan, religiositas terhadap keputusan pembelian makanan
halal dengan minat sebagai variabel intervening. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data generasi milenial di Jawa Tengah pada tahun 2018.
Metode Analisis penelitian menggunakan Path Analysis untuk mengetahui
pengaruh langsung atau tidak langsung setelah di mediasi oleh variabel minat
membeli. Hasil analisis regresi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
persepsi pribadi, kebiasaan dan religiositas berpengaruh signifikan terhadap minat
membeli dan keputusan pembelian. Dalam uji analisis jalur, minat membeli
mampu memediasi pengaruh persepsi pribadi dan kebiasan terhadap keputusan
pembelian, sedangkan minat membeli tidak mampu memediasi pengaruh
religiositas terhadap keputusan pembelian. Namun untuk variabel sertifikat halal
telah dikeluarkan dari model regresi karena diduga memiliki korelasi yang tinggi
terhadap variabel independen lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan industri makanan halal di
Provinsi Jawa Tengah.
Kata Kunci: Persepsi Pribadi, Sertifikat Halal, Kebiasaan, Religiositas,
Keputusan Pembelian, Minat Membeli.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................ Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ...... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 10
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 11
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 15
A. Kerangka Teori .............................................................................. 15
1. Teori Perilaku Konsumen (Theory Consumer Behavior) ......... 15
2. Keputusan Pembelian ............................................................... 21
3. Persepsi Pribadi ........................................................................ 23
4. Sertifikat Halal (Halal Certificate) .......................................... 25
5. Kebiasaan (Habits) ................................................................... 27
6. Religiositas (Religiousity) ......................................................... 29
7. Minat Beli ................................................................................. 32
B. Telaah Pustaka ............................................................................... 34
C. Kerangka Penelitian....................................................................... 39
D. Hipotesis ........................................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 47
xi
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 47
B. Lokasi dan Waktu .......................................................................... 47
C. Populasi dan Sampel...................................................................... 47
1. Populasi ..................................................................................... 47
2. Sampel ...................................................................................... 48
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 51
E. Skala Pengukuran .......................................................................... 52
F. Definisi Konsep dan Operasional .................................................. 53
G. Instrumen Penelitian ...................................................................... 57
H. Uji Instrumen Penelitian ................................................................ 58
1. Uji Instrumen ............................................................................ 58
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 59
3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 60
4. Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................... 63
I. Alat analisis ................................................................................... 66
BAB IV ANALISIS DATA .............................................................................. 67
A. Statistik Deskriptif ......................................................................... 67
B. Analisis Data ................................................................................. 74
1. Uji Reliabel ............................................................................... 74
2. Uji Validitas .............................................................................. 74
3. Uji Analisis Regresi Model ...................................................... 76
4. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 85
5. Uji Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................. 90
6. Hasil dan Pembahasan .............................................................. 95
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 108
A. Kesimpulan .................................................................................. 108
B. Saran ............................................................................................ 110
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 113
LAMPIRAN ........................................................................................................ 120
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 36
Tabel 3.2 Perhitungan Proporsi Sampel ................................................................ 49
Tabel 3.3 Indikator Instrumen Penelitian .............................................................. 57
Tabel 4.4 Pengelompokan Responden Berdasarkan Tempat Lahir ...................... 67
Tabel 4.5 Pengelompokan Responden Berdasarkan Tahun Lahir dan Umur ....... 68
Tabel 4.6 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 69
Tabel 4.7 Pengelompokan Responden Berdasarkan Agama Responden .............. 69
Tabel 4.8 Pengelompokan Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden.......... 70
Tabel 4.9 Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Responden ............................................................................................................. 71
Tabel 4.10 Pengelompokan Responden Berdasarkan Status Responden.............. 71
Tabel 4.11 Pengelompokan Responden Berdasarkan Hobby Responden ............. 72
Tabel 4.12 Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendapatan/Uang Saku
(Bulan) Responden ................................................................................................ 72
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ......................... 74
Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Uji Validitas Instrumen............................................ 74
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Kecocokan Model atau Uji Simultan (Uji F) ..... 76
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji T) ............ 77
Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Uji Koefisien Determinan (R2) ............................... 79
Tabel 4.18 Ringkasan Hasil Uji Kecocokan Model atau Uji Simultan (Uji F) ..... 80
Tabel 4.19 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .......... 81
Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................... 84
xiii
Tabel 4.21 Hasil Uji Multikolinieritas Auxiliary Model Regresi ......................... 85
Tabel 4.22 Hasil Uji Multikolinieritas Auxiliary Model Regresi Menghilangkan
Variabel Sertifikat Halal ....................................................................................... 86
Tabel 4.23 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ................................................ 87
Tabel 4.24 Hasil Pengujian Heterokedastisitas dengan Uji Glejser ...................... 89
Tabel 4.25 Ringkasan Hasil Hipotesis ................................................................ 106
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Komposisi Penduduk Menurut Generasi (Dalam Persen)................... 2
Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen ................................................................ 16
Gambar 2.3 Tahap - Tahap Keputusan Pembelian................................................ 22
Gambar 2.4 Proses Persepsi .................................................................................. 24
Gambar 2.5 Kerangka Penelitian .......................................................................... 39
Gambar 3.6 Model Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................ 65
Gambar 4.7 Uji Normalitas Normal Probability Plot ........................................... 87
Gambar 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 89
Gambar 4.9 Model Analisis Jalur.......................................................................... 91
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Kuesioner Penelitian ..................................................................... 121
Lampiran 1.2 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ................................................. 126
Lampiran 1.3 Uji Analisis Regresi ...................................................................... 136
Lampiran 1.4 Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 137
Lampiran 1.5 Uji Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................ 140
Lampiran 1.6 Lembar Konsultasi ........................................................................ 142
Lampiran 1.7 Ujian Komprehensif ..................................................................... 143
Lampiran 1.8 Daftar Riwayat Hidup ................................................................... 144
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Generasi Y atau yang lebih kita kenal dengan generasi millenial
merupakan generasi yang lahir diantara tahun 1980 sampai tahun 2000.
Mereka disebut dengan generasi millenial karena tahun kelahiran mereka
dekat dengan periode milenium dan dibesarkan di era yang lebih digital
(Khanfar et all., 2012). Saat ini, Indonesia memiliki penduduk sekitar 269
juta (Worldmeter, 2019). Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia (Kemenpppa) dan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pada tahun
2018 sekitar 34 persen dari total populasi penduduk di Indonesia dianggap
milenium.
Generasi millenial yang berada dalam usia produktif telah menempati
berbagai posisi strategis di Indonesia. Yakni, mereka dapat menjadi
penggerak perekonomian Indonesia dalam bonus demografi tahun 2025 -
2030. Jumlah populasi generasi millenial yang sangat besar membuat
Indonesia memiliki kesempatan yang sangat besar untuk menjadi negara
berpendapatan tinggi. Menurut Susenas (2017), jumlah dari generasi milenial
atau generasi Y mencapai sekitar 88 juta jiwa atau sekitar 33,75 persen dari
total penduduk Indonesia. Jumlah tersebut lebih besar dari jumlah generasi
sebelumnya yaitu generasi X yang sebesar 25,74 persen maupun generasi
2
baby boom+veteran (tua) yaitu sebesar 11,27 persen. Kemudian juga pada
jumlah generasi Z yang baru mencapai sekitar 29,23 persen (BPS, 2018).
Gambar 1.1 Komposisi Penduduk Menurut Generasi (Dalam Persen)
Tahun 2017
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS
Saat ini, generasi millenial menjadi sasaran dalam meningkatkan
perekonomian di Indonesia. Salah satunya dalam meningkatkan industri
produk halal. Dikutip dari Global Islamic Economy Report (2017) disusun
oleh Dubay Islamic Economy Development Center dan Thomson Reuters
yang berkolaborasi dengan Dinar Stadar, menyatakan dalam laporannya
memuat enam sektor yang bisa menjadi perkembangan ekonomi islam di 73
negara yaitu 57 negara anggota OKI dan sisanya negara non – anggota.
Adapun salah satu sektor yang disebutkan yaitu sektor makanan halal
mengungkapkan pertama kalinya pemicu meningkatnya industri makanan
halal adalah generasi millenial. Bahkan dibuktikan dengan penelitiannya
Persentase Penduduk
Jenis
Generasi
10%
20%
30%
0
40%
0
3
melalui pemanfaatan Facebook untuk mengetahui pandangan generasi
millenial terhadap ekonomi syariah. Hasilnya generasi millenial Indonesia
tercatat paling banyak terlibat dalam diskursus ekonomi syariah sebanyak 126
ribu interaksi (Merdeka.com, 2017)
Pada penelitian Dinar Stadar dalam Global Islamic Economy Report
(2019) mengemukakan bahwa makanan halal merupakan salah satu sektor
yang tumbuh paling cepat, didorong oleh pertumbuhan populasi muslim.
Pada tahun 2018 jumlah permintaan pada makanan halal mencapai $1,369
Billion USD dan diproyeksikan pada tahun 2024 akan terus naik hingga
mencapai 6,3% atau sekitar $1,972 Billion USD. Pasar yang berkembang
untuk makanan halal menunjukkan signifikansinya bagi muslim dan non-
muslim.
Halal sendiri dapat didefinisikan sebagai standar kualitas yang sesuai
dengan hukum Syariah Islamiah dan digunakan pada setiap aktivitas yang
dilakukan oleh umat Muslim (Bohari, Cheng, & Fuad, 2013). Muslim yang
baik adalah mereka yang kegiatannya, dari konsumsi hingga bisnis,
didasarkan pada perintah - perintah Allah (Azam, 2016). Secara umum, umat
Islam harus mengadopsi Islam sebagai cara hidup serta mempertimbangkan
hukum Syariah sebagai pedoman untuk perilaku mereka. Konsumsi halal
dapat dipupuk melalui komitmen agama serta keyakinan, pengetahuan, dan
sikap yang benar tentang Islam (Rehman & Shabbir, 2010).
Meskipun konsep halal berhubungan dengan masyarakat muslim, ada
potensi besar untuk memanfaatkan kepentingan komunitas non - muslim
4
ketika datang untuk mencari makanan. Faktanya makanan merupakan
kebutuhan umum bagi semua orang, meskipun orang-orang dengan latar
belakang budaya dan agama yang berbeda memiliki persepsi tersendiri
terhadap makanan (Alam dan Nazura, 2011). Dalam Penelitian Nuradli et all.
(2007) menyoroti bahwa makanan halal tidak hanya bermanfaat bagi umat
Islam, tetapi juga bagi orang pada umumnya.
Penerimaan non muslim terhadap makanan halal juga dijelaskan pada
penelitian dari Omar dan Zahrain (2012) bahwa memang makanan halal
sangat menghindari bahan-bahan yang haram dan juga meyakinkan
konsumen bahwa makanan halal adalah makanan yang sehat dan tidak hanya
dapat dikonsumsi oleh muslim saja, tetapi juga non muslim dapat
mengonsumsinya. Penelitiannya juga menemukan pandangan non muslim
terhadap makanan halal, yaitu mereka menganggap makanan halal merupakan
makanan yang baik dikonsumsi karena terbuat dari bahan-bahan yang sehat,
bergizi dan terhindar dari bahan yang berbahaya. Maka dalam penelitian ini
bertujuan untuk melihat bagaimana penerimaan terhadap makanan halal
(halal food) pada generasi millenial muslim maupun non-muslim.
Dalam beberapa tahun terakhir, generasi millenial telah memainkan
peran penting dalam banyak studi karena elemen dramatis yang berbeda,
berkaitan dengan atribut, perilaku, nilai-nilai dan persepsi mereka dibanding
dengan para pendahulunya (Hoyer dan Macinnis, 2010 dalam Marmaya et all.,
2019). Dasar pemikiran untuk memfokuskan pada generasi milenial ditandai
dengan orientasi konsumsinya, ciri khasnya sebagai nilai generasi yang
5
mengerti teknologi sebagai penentu tren dan pendirian menuju kesadaran
merek. Menurut teori Kohort generasi, satu generasi mencakup anggota yang
lahir pada waktu yang sama dan mengalami kesamaan. Peristiwa formatif
selama masa perkembangan mereka, yang mengarah ke sistem nilai yang
sama, persepsi dan sikap (Kupperschmidt, 2000).
Menarik untuk dicatat bahwa sebagian besar anggota generasi
millenial lahir dari orang tua dengan latar belakang keuangan cukup stabil
dan dipersiapkan dalam lingkungan kontekstual multikultural dan kaya
teknologi. Lingkungan kontekstual memiliki pengaruh besar dalam
pengasuhan, gaya hidup, dan kepribadian mereka sebagai orang yang suka
sesuatu yang menyenangkan dan mempertimbangkan dalam mengambil
risiko individu. Dengan demikian, generasi millenial memiliki perilaku dan
preferensi konsumsi yang unik dan khas dalam mengonsumsi makanan halal.
Bahkan generasi millenial merupakan generasi yang terdiri dari basis
konsumen terbesar dan paling menguntungkan (Johnson, 2011).
Tahapan di mana konsumen melakukan tindakan sebelum benar-benar
memutuskan pembelian disebut dengan minat membeli. Dalam Schiffman
dan Kanuk (2008) mengemukakan bahwa suatu bentuk pikiran nyata dari
sebuah refleksi rencana pembelian disebut dengan minat membeli. Minat
membeli konsumen dalam melakukan pembelian muncul akibat adanya
pengaruh dari rangsangan (stimulus) dari barang atau jasa yang ditawarkan.
Setiap stimulus yang dirancang dapat mempengaruhi tindakan pembelian oleh
konsumen (Magfiroh dkk, 2016).
6
Dalam teori perilaku konsumen (consumen behaveour) yang
dijelaskan oleh Kotler, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
konsumen dalam memutuskan pembelian suatu barang. Adapun faktor yang
mempengaruhinya yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam faktor
internal salah satunya yaitu persepsi, di mana generasi millenial
menggunakan persepsi mereka menjadi acuan dalam memilih kebutuhan dan
keinginannya.
Saat ini generasi millenial memang telah dipengaruhi oleh budaya
barat dan kecanggihan teknologi membuat mereka tidak terlalu
mementingkan kehalalan suatu produk. Dalam penelitian Kadir (2011), hasil
pengamatan menunjukkan bahwa ketika generasi millenial mengonsumsi
makanan yang diketahui mereka bahwa makanan tersebut tidak halal, mereka
tidak merasa bersalah telah melakukannya.
Dalam hal ini generasi millenial masih belum adanya pemahaman
yang baik, mereka akan memakan suatu produk makanan sesuai dengan
pemikirannya. Kemudian juga ketika produk halal maupun non - halal yang
sedang populer, beberapa dari mereka akan membelinya. Mereka juga sangat
mementingkan pengalaman dan story telling, di mana hal tersebut diartikan
sebagai rekomendasi dari pengalaman orang lain yang mereka rasa sangat
menarik.
Adanya keraguan konsumen terhadap status barang yang akan
dikonsumsinya, maka diperlukan sertifikat halal dalam menjamin barang
tersebut. Dikutip dari Global Islamic Economy Report (2019) dengan tema
7
Driving The Islamic Economy Revolution 4.0 oleh Dinar Stadar
mengemukakan bahwa sektor makanan halal dapat diperluas dengan adanya
penawaran makanan bersertifikat halal. Dengan adanya jaminan akan
menimbulkan kepercayaan dan mendorong pembelian produk makanan halal
pada konsumen muslim maupun non muslim. Menurut Jalil et all. (2018) bagi
konsumen, sertifikat halal memberikan sifat positif karena melalui proses
penelitian yang mendalam dapat menegaskan bahwa produk halal merupakan
produk yang sangat terjamin kebersihan, keamanan, dan kualitas tinggi. Maka
sesuai yang dikemukakan oleh Ahmad et all. (2013) semakin pentingnya bagi
generasi millenial muslim maupun non-muslim untuk mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang konsep halal
Kemudian, kebiasaan dari generasi milenial yang sangat unik.
Kebiasaan sendiri merupakan kecenderungan perilaku di mana respons masa
lalu dipicu secara langsung oleh konteks pembelian dan konsumsi, termasuk
pengaturan fisik, kehadiran orang lain, suasana hati, waktu, dan tindakan
yang segera mendahului respons kebiasaan (Leona Tam, 2010). Kebiasaan
terbentuk ketika pembelian dilakukan secara berulang dalam keadaan yang
serupa. Hal tersebut yang dimaksud dengan millennial loyal the brand, yaitu
kesetiaan millenial terhadap suatu merek, di mana mereka akan melakukan
pengulangan pembelian terhadap merek yang mereka sukai.
Selain itu, komitmen dan kepercayaan agama memengaruhi perasaan
dan sikap terhadap kebiasaan konsumsi mereka (Khalek, 2014). Religiusitas
adalah konsep yang mencakup beberapa aspek, seperti perilaku, sikap,
8
kepercayaan, perasaan dan pengalaman yang berhubungan dengan Tuhan atau
keilahian (Ibrahim & Hashanah, 2015). Salah satu konsep dari religiositas
adalah dalam konsep halal yang terjalin dengan gaya hidup sehat yang juga
mempromosikan pola makan segar, higienis, dan sehat. Kemudian
dilakukannya penyembelihan hewan menurut hukum syariah dan makanan itu
harus bebas dari bahan-bahan terlarang, seperti makanan yang mengandung
babi dan alkohol (Garg & Joshi, 2018:685).
Dalam penelitian penelitian Imroatul Azizah (2008) dengan judul
“Pengaruh Persepsi dan Preferensi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian”
di mana disitu dijelaskan bahwa Persepsi memiliki pengaruh positif terhadap
Keputusan pembelian. Sejalan dengan penelitian tersebut, dalam penelitian
Shi Wee et all. (2014) bahwa memang persepsi konsumen berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian.
Dalam penelitian Alfian dan Marpaung (2017) di mana label halal
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kemudian sejalan juga
dengan penelitian Rambe (2012) bahwa pencantuman label halal memberikan
kontribusi terhadap keputusan pembelian. Sesuai dengan penelitian tersebut,
dalam penelitian Bulan (2016) juga menyatakan bahwa label halal
mempengaruhi keputusan pembelian.
Dalam penelitian Ahmed et all. (2014) dalam Ishak et all. (2016) di
mana kebiasaan tidak secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian makanan halal. Sedangkan dalam penelitian Mindy & Wood
9
(2008), menjelaskan bahwa ketika seseorang memutuskan untuk membeli
sesuatu akan selalu dipengaruhi oleh kebiasaannya.
Dalam penelitian dari Sukesti dan Budiman (2018) menyatakan bahwa
religiositas berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sejalan dengan
penelitian Astogini dkk (2011), mengemukakan bahwa religiositas tidak
berpengaruhi terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat judul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumsi Generasi
Milenial Terhadap Keputusan Pembelian Halal Food di Jawa Tengah”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumu san masalah yang muncul yaitu:
1. Bagaimana pengaruh persepsi pribadi terhadap keputusan pembelian?
2. Bagaimana pengaruh sertifikat halal terhadap keputusan pembelian?
3. Bagaimana pengaruh kebiasaan terhadap keputusan pembelian?
4. Bagaimana pengaruh religiositas terhadap keputusan pembelian?
5. Bagaimana pengaruh persepsi pribadi terhadap minat membeli?
6. Bagaimana pengaruh sertifikat halal terhadap minat membeli?
7. Bagaimana pengaruh kebiasaan terhadap minat membeli?
8. Bagaimana pengaruh religiositas terhadap minat membeli?
9. Bagaimana pengaruh minat membeli terhadap keputusan pembelian?
10. Bagaimana pengaruh persepsi pribadi terhadap keputusan pembelian
yang di mediasi oleh minat membeli?
10
11. Bagaimana pengaruh sertifikat halal terhadap keputusan pembelian
yang di mediasi oleh minat membeli?
12. Bagaimana pengaruh kebiasaan terhadap keputusan pembelian yang di
mediasi oleh minat membeli?
13. Bagaimana pengaruh religiositas terhadap keputusan pembelian yang
di mediasi oleh minat membeli?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi pribadi terhadap keputusan
pembelian
2. Untuk mengetahui pengaruh sertifikat halal terhadap keputusan
pembelian
3. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan terhadap keputusan pembelian
4. Untuk mengetahui pengaruh religiositas terhadap keputusan
pembelian
5. Untuk mengetahui pengaruh persepsi pribadi terhadap minat membeli
6. Untuk mengetahui pengaruh sertifikat halal terhadap minat membeli
7. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan terhadap minat membeli
8. Untuk mengetahui pengaruh religiositas terhadap minat membeli
9. Untuk mengetahui pengaruh minat membeli terhadap keputusan
pembelian
11
10. Untuk mengetahui pengaruh persepsi pribadi terhadap keputusan
pembelian yang di mediasi oleh minat membeli
11. Untuk mengetahui pengaruh sertifikat halal terhadap keputusan
pembelian yang di mediasi oleh minat membeli
12. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan terhadap keputusan pembelian
yang di mediasi oleh minat membeli
13. Untuk mengetahui pengaruh religiositas terhadap keputusan
pembelian yang di mediasi oleh minat membeli
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Dari uraian rumusan masalah serta tujuan di atas, maka kegunaan
penelitian ini adalah:
1.1. Mengetahui pengaruh persepsi pribadi terhadap keputusan
pembelian
1.2. Mengetahui pengaruh sertifikat halal terhadap keputusan pembelian
1.3. Mengetahui pengaruh kebiasaan terhadap keputusan pembelian
1.4. Mengetahui pengaruh religiositas terhadap keputusan pembelian
1.5. Mengetahui pengaruh persepsi pribadi terhadap minat membeli
1.6. Mengetahui pengaruh sertifikat halal terhadap minat membeli
1.7. Mengetahui pengaruh kebiasaan terhadap minat membeli
1.8. Mengetahui pengaruh religiositas terhadap minat membeli
1.9. Mengetahui pengaruh minat membeli terhadap keputusan pembelian
12
1.10. Mengetahui pengaruh persepsi pribadi terhadap keputusan
pembelian yang di mediasi oleh minat membeli
1.11. Mengetahui pengaruh sertifikat halal terhadap keputusan pembelian
yang di mediasi oleh minat membeli
1.12. Mengetahui pengaruh kebiasaan terhadap keputusan pembelian yang
di mediasi oleh minat membeli
1.13. Mengetahui pengaruh religiositas terhadap keputusan pembelian
yang di mediasi oleh minat membeli
2. Manfaat Bagi Akademisi
2.1. Bagi Mahasiswa
a. Menambah masukan agar penelitiannya bisa lebih difokuskan,
mendalam, dan luas.
2.2. Bagi Peneliti
a. Sebagai pengembangan teori yang sudah didapat selama
dibangku kuliah dan sebagai latihan penelitian penelitian
selanjutnya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan ini bertujuan untuk menggambarkan
alur pemikiran penulis dari awal hingga kesimpulan akhir. Adapun
rencana sistematika pembahasan dari awal hingga akhir kesimpulan
adalah sebagai berikut:
13
Bab I berisi mengenai latar belakang masalah, yang
menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori
maupun fakta yang ada, yang menjadi alasan dibuatnya penelitian ini.
Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang keadaan,
fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban melalui
penelitian. Tujuan dan kegunaan penelitian yang merupakan hal yang
diharapkan dapat dicapai mengacu pada latar belakang masalah,
perumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir
dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan
materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi.
Bab II akan membahas tentang pertama telaah pustaka berisi
ringkasan penelitian terdahulu, memberikan gambaran posisi
penelitian terhadap penelitian yang lain. Kedua kerangka teori,
bangunan teori dan konsep yg akan digunakan untuk menganalisis.
Konsep-konsep yang terkait dan penting untuk dikaji sebagai landasan
dalam menulis bab analisis dan mengambil kesimpulan. Ketiga
kerangka Penelitian, berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis
dan model penelitian yang akan diuji disajikan dalam bentuk gambar
dan atau persamaan, dan terakhir hipotesis, subbab ini berisi hipotesis
yang diajukan.
Bab III akan memberikan informasi jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,
skala pengukuran, variabel penelitian, definisi konsep dan operasional,
14
instrumen penelitian, uji instrumen penelitian dan alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini.
Bab IV menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian yang
berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian.
Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk yang
sederhana yang mudah dibaca dan yang mudah diinterpretasikan
meliputi deskripsi objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis
data dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan interpretasi
untuk memaknai implikasi penelitian.
Bab V yang memuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan untuk penelitian selanjutnya.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Teori Perilaku Konsumen (Theory Consumer Behavior)
a. Pengertian Perilaku Konsumen (consumer behavior)
Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan yang
dilakukan individu dalam proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penentuan kegiatan untuk mendapatkan dan
mempergunakan barang atau jasa. Pada teori ekonomi mikro klasik
yang dikembangkan oleh ahli - ahli ekonomi seperti Adam Smith,
menurut teori tersebut dalam pengambilan keputusan untuk
membeli sesuatu ditentukan berdasarkan hasil perhitungan yang
ekonomis dan rasional. Pembeli akan menggunakan barang-barang
dengan berdasarkan kegunaan (kepuasan) dan harga yang relatif
dari suatu barang atau jasa (Sunyoto, 2013:66).
Menurut teori psikologis, teori ini mengemukakan bahwa
kekuatan lingkungan dapat mempengaruhi perilaku psikologis
konsumen. Kemudian teori sosiologis mendasarkan perilaku
konsumen dari pada manusia merupakan makhluk sosial, di mana
dalam menentukan perilaku pembelian dipengaruhi oleh individu
lain. Teori ini menjelaskan bahwa pada kelompok seperti, keluarga,
teman-teman, dan sebagainya di mana individu menjadi anggota
16
dalam kelompok tersebut dapat membentuk suatu keinginan dan
perilaku individu (Sunyoto, 2013:70).
Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2007)
mengemukakan bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan
sebagai studi yang mengkaji perilaku individu dalam mengambil
keputusan untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia dan
memiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk dapat mengonsumsi
barang atau jasa itu sendiri (Suryani, 2008:6).
b. Model Perilaku konsumen
Model perilaku konsumen dapat dilihat pada gambar sebagai
berikut:
Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen
Sumber: Henry Assael, 1992 dalam Sunyoto, 2013
Dapat dilihat pada gambar di atas, menunjukkan bahwa terjadi
interaksi antar pemasar dengan konsumennya. Komponen model ini
Umpan balik bagi konsumen (evaluasi pasca-
pembelian)
Konsumen individu
Pengaruh lingkungan
Strategi pemasaran
Pembuatan
keputusan
konsumen
Umpan balik bagi konsumen
Tanggapan
konsumen
17
yaitu terjadinya proses merasakan dan mengevaluasi informasi
merek produk, mempertimbangkan bagaimana alternatif merek
dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan pada akhirnya
memutuskan merek apa yang akan dibeli guna membuat suatu
keputusan konsumen untuk membeli.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Dalam memahami perilaku pembelian (buying behaviour),
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain:
1. Faktor Eksternal
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen atau perilaku pembelian yaitu (Kotler, 2002:183)
a) Kebudayaan
Kebudayaan di mana mencakup pengertian,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat serta
kebiasaan - kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari
segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
yang normatif, yaitu mencakup segala cara-cara atau
pola berpikir, merasakan dan bertindak. Secara definisi
kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari
manusia dengan belajar (Koentjaranibgrat, 1979:193).
18
b) Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan sebuah kelompok yang
relatif homogen yang bertahan lama dalam sebuah
masyarakat, yang tersusun secara hirarki dan yang
keanggotaannya mempunyai nilai minat dan
perilaku yang sama (Kotler: 1993:225).
c) Keluarga
Dalam keluarga masing-masing anggota dapat
berbuat hal yang berbeda dalam membeli sesuatu.
Setiap anggota keluarga memiliki selera dan
keinginan yang berbeda. Oleh karena itu setiap
anggota keluarga dapat memberikan pengaruh
dalam mengambil keputusan untuk membeli
(Sunyoto, 2013:672)..
d) Kelompok Referensi dan Kelompok Sosial
- Kelompok Referensi yaitu sesuatu yang dapat
membentuk kepribadian pada perilaku konsumen
diukur melalui suatu kelompok. Biasanya untuk
dapat mempengaruhi anggota dalam membeli
sesuatu yaitu adanya pelopor opini dari masing-
masing kelompok. Ada tiga cara untuk dapat
19
mempengaruhi seseorang dalam kelompok referensi
mereka yaitu yang pertama perilaku pada kelompok
referensi dan gaya dan konsep jati diri seseorang
karena orang tersebut ingin menyesuaikan diri yang
dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek
seseorang (Kotler, 1993:228).
- Kelompok Sosial merupakan kelompok yang terdiri
dari individu – individu yang hidup bersama dan
terjadi hubungan timbal balik antar individu.
Kelompok tersebut selalu berkembang dan berubah
sehingga dapat mempengaruhi individu lain dalam
berperilaku. Perilaku individu timbul karena adanya
keinginan manusia untuk dapat menyesuaikan diri
dengan alam dan lingkungan menggunakan pikiran,
perasaan dan kehendak. (Sunyoto, 2013:73).
2. Faktor Internal
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah:
a) Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan dengan tujuan
untuk memperoleh kepuasan dalam mencukupi
kebutuhan dan keinginan individu. Suatu motif dapat
menggerakkan perilaku seorang individu dalam
20
mencapai suatu tujuan. (Swastha dan Handoko, 1982:
76).
b) Persepsi
Persepsi merupakan proses seseorang untuk dapat
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini
dengan memilih, mengorganisasikan dan mengartikan
suatu informasi (Kotler, 1993: 240).
c) Belajar
Belajar timbul dari pengalaman seseorang yang
kemudian dapat menjelaskan perubahan dalam perilaku
seseorang (Kotler, 1993: 241)
d) Kepribadian dan Konsep Diri
- Kepribadian adalah penentuan tanggapan dalam
berperilaku melalui pola sifat individu (Sunyoto,
2013:76).
- Konsep diri mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen (Sunyoto, 2013:76).
e) Kepercayaan dan Sikap
- Kepercayaan adalah suatu hal yang dianut seseorang
melalui pikiran deskriptif mengenai sesuaitu (Kotler,
1993: 242)
- Sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik
maupun tidak baik, perasaan emosional dan
21
kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu
tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan
(Kotler, 1993:203).
2. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Amirullah (2002:62) “Keputusan pembelian dapat
didefinisikan sebagai suatu proses di mana konsumen melakukan
penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan, dan memilih salah
satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan
pertimbangan - pertimbangan tertentu”. Menurut Kotler dan Keller
(2007) dalam Bulan (2016), dalam tahap evaluasi, para konsumen
akan membentuk kumpulan pilihan berupa preferensi atas merek
dari suatu produk kemudian konsumen akan membentuk niat untuk
membeli produk yang mereka sukai. Menurut Suryani (2008)
dalam Bulan (2016), dalam menentukan keputusan pembelian akan
melibatkan dua pihak atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang
terlibat. Kelima peran tersebut meliputi:
(1) Pemrakarsa (initiator), yaitu di mana seseorang
dipengaruhi oleh orang lain yang memberikan saran atau
ide untuk membeli suatu barang/jasa.
(2) Pembawa pengaruh (influencer) yaitu di mana seseorang
dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh pandangan
atau nasihat,
22
(3) Pengambil keputusan (decider), yaitu di mana seseorang
melakukan kegiatan dalam menentukan keputusan
(4) Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan transaksi
pembelian secara langsung.
(5) Pemakai (user), yaitu orang yang telah melakukan
pembelian kemudian mengonsumsi dan menggunakan
barang/jasa tersebut.
Menurut Kotler dan Keller (2009: 184) proses keputusan
pembelian terdapat beberapa tahap, yaitu :
Gambar 2.3 Tahap - Tahap Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler dan Keller (2009)
1. Pengenalan kebutuhan. Proses pembelian diawali dengan
adanya masalah atau kebutuhan yang dirasakan konsumen baik
dalam diri individu ataupun luar individu.
2. Pencarian informasi. Ketika seseorang telah sadar akan adanya
kebutuhan bagi dirinya maka dia akan mencari informasi
mengenai bagaimana memenuhi kebutuhannya. Dalam tahap
ini konsumen dapat dibedakan menjadi dua level. Level
pertama adalah heightened attention, konsumen pada level ini
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku Pasca-
Pembelian
23
cenderung mau menerima informasi apa saja mengenai produk
yang dia beli. Level berikutnya adalah active information
search, yaitu konsumen yang aktif dalam mencari informasi
mengenai produk yang akan dia beli.
3. Evaluasi alternatif. Dalam keputusan pembelian konsumen
akan mencari sebuah kepuasan. Maka dalam evaluasi alternatif
ini yaitu setelah pencarian informasi konsumen akan lebih
memperhatikan produk yang dapat memberinya kepuasan atau
dapat memenuhi harapannya.
4. Keputusan pembelian. Merupakan tahap di mana konsumen
telah memiliki pilihan dan siap dalam melakukan transaksi
pembelian untuk membayar dengan hak kepemilikan atau
penggunaan suatu benda.
5. Perilaku pasca-pembelian. Merupakan tahap di mana konsumen
akan mengalami dua kemungkinan, yaitu kepuasan dan
ketidakpuasan terhadap pilihan yang diambil
3. Persepsi Pribadi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi menurut Solomon (2002 : 36) adalah “Perception is
the proses by which these stimuli are selected, organized and
interpreted. We process raw data (sensation), however, the study of
perception focuses on what we add to or take away from these
sensations as we assign meaning to them”. Dengan terjemahan ke
24
dalam bahasa Indonesia yaitu persepsi adalah proses di mana
sensasi yang diterima oleh seseorang dipilih, kemudian di organisir
dan akhirnya di interpretasikan. Namun, studi tentang persepsi
berfokus pada apa yang kita tambahkan atau hilangkan dari sensasi
- sensasi ini ketika kita memberikan makna padanya. Dari hal
tersebut, maka persepsi timbul dari sensasi dari makanan yang
dikonsumsi.
Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008 : 137)
persepsi adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk dapat
memilih, mengorganisir, dan menafsirkan dari stimuli dengan
berdasarkan pada kebutuhan, nilai-nilai dan harapan setiap individu
itu sendiri. Persepsi menurut Sangadji dan Sopiah (2013 : 64)
adalah suatu persepsi timbul akibat adanya sensasi yaitu aktivitas
merasakan atau keadaan emosi yang menyenangkan atau berarti
tanggapan cepat yang berasal dari indra penerima terhadap stimuli
dasar seperti cahaya, warna, dan suara.
Menurut Solomon (2002 : 37) bentuk persepsi digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.4 Proses Persepsi
Perhatian
STIMULI
- Penglihatan
- Suara
- Bau
- Rasa
Sensasi Pemberi
Arti
Indra
Penerima Interpretasi
Tanggapan
PERSEPSI
25
Sumber : Solomon (2002:3)
Menurut Sweeney dan Soutar dalam Tjipto (2007:298) dalam
penelitian persepsi pribadi dapat diukur berdasarkan pada:
Nilai Emosional yaitu suatu kepuasan yang berasal daru
perasaan positif yang timbul setelah mengonsumsi suatu
produk.
Nilai Soisal yaitu kepuasan yang didapat dari menganut
suatu paham nilai mengenai apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk.
Nilai Kualitas atas performa yaitu kepuasan yang didapat
dari suatu produk karena adanya reduksi biaya jangka
pendek maupun biaya jangka panjang.
4. Sertifikat Halal (Halal Certificate)
Sertifikat halal merupakan surat keterangan tentang kehalalan
suatu produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik yang
dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), di mana produk
tersebut diproduksi oleh perusahaan yang telah diteliti dan dinyatakan
kehalalannya oleh LPPOM MUI. Fungsi dari sertifikasi halal yaitu
sebagai berikut:
a) Konsumen terlindungi dari mengonsumsi pangan, obat-obatan
dan kosmetik yang tidak halal, khususnya konsumen muslim.
26
b) Terciptanya rasa aman, damai dan tentram dari mengonsumsi
produk halal karena adanya jaminan perlindungan hukum yang
sah.
Bagi seorang produsen dengan adanya sertifikat halal ini dapat
menciptakan citra yang baik dan memberi keuntungan dengan
meningkatkan daya saing dan omzet produksi dan penjualan (Amin,
2013).
Sertifikat halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan yang
berbeda tetapi memiliki keterkaitan satu sama lain. Hasil dari sertifikasi
halal adalah diterbitkannya sertifikat halal, apabila produk telah
memenuhi ketentuan sebagai produk halal. Pemegang otoritas
sertifikasi halal adalah MUI yang secara teknik ditangani oleh LPPOM.
Sedangkan labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan
halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang
dimaksud berstatus sebagai produk halal (Hasan:2014).
Proses yang dilakukan dalam suatu produksi makanan atau
minuman, agar termasuk dalam klasifikasi halal maka dilakukan proses
yang sesuai dengan standard halal yang telah ditentukan oleh agama
Islam. standar halal tersebut diantaranya (Bulan, 2016):
(1) Tidak mengandung bahan yang terbuat dari hewan babi
dan alkohol yang sengaja ditambahkan.
27
(2) Bahan untuk suatu produk menggunakan daging hewan
yang disembelih menurut tata cara syariat Islam.
(3) Semua jenis minuman tidak mengandung alkohol.
(4) Semua tempat penyimpanan, tempat penjualan,
pengolahan, tempat pengelolaan dan tempat transportasi
harus terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang
diatur menurut syari’at Islam.
5. Kebiasaan (Habits)
a. Pengertian Kebiasaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebiasaan
adalah sesuatu yang biasa dikerjakan atau pola untuk melakukan
tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang
individu dan dilakukan secara berulang untuk hal yang sama.
Pengertian kebiasaan menurut Joko (2008:24) “Kebiasaan adalah
perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal
yang sama”. Kemudian menurut Sayid (2006:341) kebiasaan dapat
didefinisikan sebagai kegiatan yang diulang secara terus-menerus
dengan cara yang sama tanpa hubungan akal atau sesuatu yang
tertanam didalam jiwa dari hal-hal yang berulang-ulang terjadi dan
diterima. Perbuatan dapat dikatakan kebiasaan ketika perbuatan
tersebut dilakukan secara berulang-ulang, tanpa suatu proses
berpikir, sebagai tanggapan atau respons terhadap sesuatu, dan
umumnya kegiatan tersebut merupakan kegiatan sehari-hari.
28
Kebiasaan pembelian mengacu pada pembelian merek tertentu
secara berulang kali. Orang dengan kebiasaan membeli tidak
mengevaluasi beberapa merek yang berbeda ketika memilih produk
tertentu. Sederhananya, pembeli telah memperoleh kebiasaan itu
karena pengalaman pembelian langsung dan tanpa masalah (Liu and
Tam, 2010)
b. Tahapan Kebiasaan
Kebiasaan terbentuk dari lima tahapan yaitu (Elfiky, 2008
dalam Siagian, 2015) :
(1) Berpikir. Seseorang akan memikirkan, memberi perhatian
dan berkonsentrasi terhadap suatu kegiatan yang telah
dilakukan.
(2) Perekaman. Pada tahapan ini otak mulai merekam sesuatu
hal yang seseorang itu pikirkan.
(3) Pengulangan. Muncul rasa ingin mengulangi tindakan dan
perilaku yang serupa dengan rasa yang sama.
(4) Penyimpanan. Yaitu sesuatu pengalaman yang dilakukan
secara berulang yang kemudian disimpan dalam otak dan
melakukannya setiap menghadapi kondisi yang sama.
(5) Kebiasaan. Dalam tahap ini seseorang secara tidak
disadari melakukan pengulangan perilaku yang tersimpan
kuat di dalam alam bawah sadarnya.
29
6. Religiositas (Religiousity)
a. Pengertian Religiositas
Religiositas berasal dari kata relegare bahasa latin yang berarti
mengikat secara erat atau ikatan kebersamaan. Religiositas
merupakan suatu kegiatan spiritual dari seseorang yang berhubungan
dengan keyakinan, norma dan ritual. Religiositas dapat di definisikan
sebagai suatu aspek yang dilakukan secara sepenuh hati oleh
individu dan sikap personal. Religiositas juga berarti suatu peraturan
yang menjadi aturan kehidupan manusia mengenai perilaku dan
pergaulan hidup bersama maupun mengenai sesuatu yang gaib
(Hamid dkk, 1993).
Istilah religi (agama) dengan istilah religiositas. Religi atau
yang kita kenal dengan agama menunjuk pada aspek formal yang
berkaitan dengan aturan ataupun kewajiban (Mangunwijaya,
1986:34).. Sedangkan untuk istilah religiositas merujuk pada aspek
internal dari aspek religi yang dihayati, diamalkan dan di
implementasikan oleh individu dalam kehidupan sehari-hari
(Anggasari, 1997)
Pengertian religiositas merupakan sesuatu yang penting bagi
kehidupan manusia. Religiositas dapat diterapkan dalam menjalani
aktivitas beragama dalam kehidupan manusia. Aktivitas beragama
bukan hanya berupa kegiatan peribadatan (ritual), bukan hanya
aktivitas yang dapat dilihat, tetapi juga aktivitas lain yang didorong
30
oleh kekuatan supranatural dan juga tidak dapat dilihat atau dalam
hati manusia. Sikap religiositas dibentuk melalui penggabungan
antara pengetahuan, perasaan dan tindakan yang berhubungan
dengan keagamaan dari dalam diri manusia yang dapat dilihat
melalui aktivitas kehidupan sehari-hari (Astogoni dkk, 2011).
b. Dimensi-dimensi Religiositas
Dalam Djamaludin Ancok dan Suroso (1994: 77), dimensi dari
religiositas ada lima, diantaranya:
1) Dimensi Keyakinan (the ideological dimension)
Dimensi keyakinan merupakan dimensi ini berisi pengharapan di
mana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu
dan mengakui kebenaran atas doktrin - doktrin tersebut. Setiap agama
mempertahankan kepercayaan di mana para penganut diharapkan akan
taat.
2) Dimensi Ritual (the ritualistic dimension)
Dimensi ritual merupakan sesuatu yang dapat mengukur sejauh
mana manusia dapat melakukan kewajiban dari agama yang dianutnya.
Misalnya, pergi ke tempat ibadah, berpuasa, dan lain-lain. Dimensi ini
merupakan peribadatan yang berupa upacara keagamaan yang dibentuk
melalui perilaku keberagaman. Pengertian lain mengemukakan bahwa
dimensi ritual merupakan sentiment secara tetap dan merupakan
pengulangan atas sikap yang benar.
31
3) Dimensi Ihsan dan Penghayatan (the experiental dimension)
Ketika seorang hamba telah memiliki keyakinan yang kuat dan
melaksanakan seluruh kewajibannya, agar dapat mencapai kepada
situasi ihsan. Dimensi ihsan berhungan dengan kedekatan seorang
hamba dengan Tuhan dan dilihat oleh Tuhan dalam kehidupan sehari-
harinya.
4) Dimensi Pengetahuan Agama (the intellectual dimension)
Dimensi pengetahuan agama berhubungan dengan pengetahuan
dan pemahaman terhadap ajaran agama yang dianut seseorang tersebut
mengenai dasar-dasar keyakinan, kitab suci dan tradisi - tradisi.
Dimensi ini jelas berkaitan satu sama lain, karena pengetahuan
mengenai keyakinannya adalah syarat bagi penerimaannya terhadap
agama yang dianutnya.
5) Dimensi Pengamatan dan Konsekuensi (the consequential dimension)
Dimensi ini mengacu pada studi mengenai akibat dari keyakinan,
praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang. Dimensi
konsekuensi ini lebih dekat dengan aspek sosial yang berkaitan dengan
ajaran - ajaran agama yang mengarah pada hubungan antar sesama
manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari yang tetap
berlandaskan pada etika dan spiritualitas yang dianutnya seperti ramah
dan baik terhadap orang lain, menolong sesama, dan menjaga
lingkungan (Ancok dan Suroso, 2005: 77).
32
7. Minat Beli
a. Pengertian Minat Beli
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat merupakan
kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu (Poerwardarminta,
2006 : 76). Menurut Mappiare (1997: 62) minat adalah suatu
perangkat yang dapat mengarahkan individu kepada suatu pilihan
tertentu terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian
prasangka atau kecenderungan. Minat merupakan kegiatan yang
diminati, dikenang dan diperhatikan secara terus-menerus yang
dapat menjadi kecenderungan seseorang (Slameto, 1988: 180).
Minat merupakan suatu kebutuhan yang dapat memuaskan
seseorang melalui dorongan untuk bebas memilih sesuai yang
diinginkan. Dalam melakukan suatu kehendak memiliki hubungan
yang erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran cenderung bergerak
secara rasional, sedangkan perasaan lebih memilih kebutuhan
karena memiliki sifat yang halus atau tajam. Sedangkan akal
berfungsi sebagai pengingat pikiran dan perasaan dapat
menggerakkan suatu kehendak yang dapat diatur dengan sebaik-
baiknya melalui koordinasi yang harmonis (Sukanto, 1985: 120).
b. Unsur-Unsur Minat
Menurut Abror (1993: 112) unsur-unsur minat adalah:
1) Unsur kognisi (mengenal) yaitu di mana minat timbul karena
adanya pengetahuan dan informasi mengenai suatu obyek.
33
2) Unsur emosi (perasaan) yaitu minat timbul akibat adanya
partisipasi atau pengalaman yang disertai dengan perasaan
tertentu (seperti perasaan senang).
3) Unsur konasi (kehendak) merupakan kelanjutan dari dua unsur
sebelumnya dimana suatu kegiatan yang diwujudkan dalam
bentuk kemauan dan keinginan seseorang.
b. Indikator Minat
Menurut Crow dalam Abdurahman (1993: 112) faktor-faktor
yang mempengaruhi minat antara lain:
1) Faktor dorongan atau keinginan dari dalam (inner urges), yaitu
dorongan atau keinginan dari dalam diri seseorang yang
merupakan rasa ingin tahu, atau dorongan untuk menghasilkan
sesuatu yang baru atau berbeda yang akan menimbulkan minat
tertentu di mana dapat menimbulkan adanya minat. Termasuk
didalamnya berkaitan dengan faktor-faktor biologis yaitu
faktor-faktor yang berkaitan dengan kebutuhan - kebutuhan
fisik yang mendasar.
2) Faktor motif sosial (social motive), yaitu suatu motif yang
dibentuk melalui hasrat yang berhubungan dengan faktor dari
dalam diri seseorang sehingga dapat menimbulkan adanya
minat tertentu. Faktor ini timbul akibat dari suatu aktifitas
seseorang yang menaruh minat untuk dapat diterima atau
34
diakui oleh lingkungan termasuk didalamnya faktor status
sosial, prestise (kehormatan/ kedudukan/ harga diri/ pamor).
3) Faktor emosional (emotional motive), yaitu faktor dengan
motif yang berkaitan dengan perasaan emosi yang berupa
dorongan, motif, respons emosional dan pengalaman yang
diperoleh individu sendiri.
B. Telaah Pustaka
Berbagai penelitian tentang persepsi pribadi, sertifikat halal, kebiasaan,
religiositas, minat membeli dan keputusan pembelian telah banyak dilakukan
sebelumnya pada objek halal food. Penelitian - penelitian tersebut umumnya
menggunakan pendekatan kuantitatif. Beberapa penelitian yang terkait
dengan persepsi pribadi, sertifikat halal, kebiasaan, religiositas, minat
membeli dan keputusan pembelian, diantaranya:
Dalam penelitian Gunawan (2015) yang berjudul “The Impact of
Motivation, Perception and Attitude toward Consumer Purchasing Decision:
A Study Case of Surabaya and Jakarta Society on Carl’s Junior “. Dalam
penelitian tersebut menunjukkan bahwa persepsi berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian pada restoran cepat saji Carl’s Junior yang
berada di Surabaya da Jakarta. Kemudian dalam penelitian Khan dan Azam
(2016) yang berjudul “Factors Influencing Halal Products Purchase
Intention in India: Preliminary Investigation”, di mana dalam penelitian
tersebut menunjukkan bahwa persepsi berpengaruh terhadap minat membeli
35
produk halal, sedangkan religiositas tidak berpengaruh terhadap minat
membeli produk halal.
Dalam penelitian Aziz dan Vui (2012) yang berjudul “The Role of Halal
Awareness, Halal Certification and Marketing Components in Determining
Halal Purchase Intention Among Non-Muslims in Malaysia: A Structural
Equation Modeling Approach”. Penelitian tersebut menemukan bahwa
sertifikasi halal berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk halal.
Dalam penelitian Min Chiu et all. (2010) yang berjudul “Exploring
Online Repeat Purchase Intentions: The Role of Habit”. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan berpengaruh positif terhadap niat
membeli online. Kemudian dalam penelitian Al-Banna (2019) yang berjudul
“Muslim Customer Behaviour In Halal Food Online Purchasing”,
menunjukkan bahwa kebiasaan berpengaruh positif terhadap minat membeli,
di mana perilaku kebiasaan pelanggan didorong oleh pengetahuan agama
mereka. Sedangkan pada penelitian Ahmed et all. (2014) yang berjudul
“Consumer Behaveour Dynamics of Chinese Minoritas”, dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa kebiasaan tidak berpengaruh terhadap minat membeli,
disebabkan adanya ketidakpastian konsumen tentang item “saya tidak harus
berpikir untuk melakukannya”, hal tersebut adalah hal yang biasa dilakukan
konsumen muslim membaca label halal terlebih dahulu sebelum membelinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Astogini dkk (2011) dengan judul “Aspek
Religiositas Dalam Keputusan Pembelian Produk Halal”. Hasil penelitian
36
tersebut menunjukkan bahwa religiositas tidak berpengaruh pada keputusan
pembelian konsumen kemasan makanan dan minuman. Kemudian penelitian
ini juga meneliti pengaruh dari 5 dimensi religiositas yaitu dimensi
religiositas, dimensi ideologi, dimensi intelektual, dimensi pengalaman dan
dimensi konsekuensi. dari 5 dimensi religiositas tersebut hanya dimensi
konsekuensi yang sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
halal. Penelitian tersebut juga menunjukkan kepercayaan konsumen terhadap
logo halal yang dikeluarkan baik oleh LPPOM-MUI maupun yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang menerapkan 5 dimensi religiositas.
Dalam penelitian Setyaningsih dan Marwansyah (2019) yang berjudul
“The Effect of Halal Certification and Halal Awareness Through Interet in
Decisions On Buying Halal Food Products”. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa sertifikasi halal berpengaruh positif terhadap minat
membeli, dan sertifikasi halal berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa minat membeli
mampu memediasi pengaruh sertifikasi halal terhadap keputusan pembelian
produk makanan halal.
Adapun rangkuman beberapa penelitian terdahulu yang disajikan dalam
bentuk tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Steffi Gunawan
(2015)
The Impact of
Motivation, Perception
and Attitude toward
Consumer Purchasing
Decision: A Study Case
Variabel X: Motivasi,
Persepsi, sikap
Variabel Y:
Keputusan Pembelian
Persepsi
berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian
37
of Surabaya and
Jakarta Society on
Carl’s Junior
2 Adil Khan dan
Mohammad Khalid
Azam (2016)
Factors Influencing
Halal Products
Purchase Intention in
India: Preliminary
Investigation
Variabel X : Persepsi,
sikap dan Religiositas
Variabel Y: Minat
Membeli
Persepsi
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian
Religiositas tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
minat membeli
3 Aziz dan Vui (2012) The Role of Halal
Awareness, Halal
Certification and
Marketing Components
in Determining Halal
Purchase Intention
Among Non-Muslims in
Malaysia: A Structural
Equation Modeling
Approach
Variabel X: Halal
Awareness, Halal
Certification, Product
Quality, Marketing
Promotion, dan
Brand
Variabel Y: Minat
Membeli
Variabel Sertifikasi
Halal, Berpengaruh
secara signifikan
terhadap Minat
Membeli sedangkan
4 Chao-Min Chiu et all.
(2010)
Exploring Online
Repeat Purchase
Intentions: The Role of
Habit
Variabel X: Habit,
Switching Cost,
Trust, Familiarty,
Stasfiction, Hedonic
Value, Ultilitarian
Value
Variabe Y: Minat
Membeli
Habit berpengaruh
terhadap Minat
Membeli
5 Hasan Al-Banna
(2019)
Muslim Customer
Behaviour In Halal
Food Online
Purchasing
Variabel X: Perceive
Ease of Use, Halal
Label, Perceive
Usefulness, dan
Religious Knowledge
Variabel Y: Purchase
Intention
Variabel M: Habit
Kebiasaan
berpengaruh positif
terhadap minat
membeli
6 Z.U Ahmed, O.S Al-
kwifi, B. Saiti dan N.
Othman (2014)
Consumer behaviour
dynamics of Chinese
minorities
Variabel X:
Kebiasaan
Variabel Y: Minat
Membeli
Kebiasaan tidak
berpengaruh
terhadap minat
membeli makanan
berlabel halal
7 Dwiwiyati Astogini,
Wahyudin, dan Siti
Zulaikha Wulandari
(2011)
Aspek Religiusitas
Dalam Keputusan
Pembelian Produk
Halal
Variabel X:
Religiositas,
Dimensi ideologi,
Dimensi Ritual,
Dimensi Intelektual,
Dimensi Pengalaman,
Dimensi Konsekuensi
Variabel Y:
Religiositas tidak
berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian
38
Keputusan Pembelian
8 Eka Dyah
Setyaningsih dan
Sofyan Marwansyah
(2019)
The Effect of Halal
Certification and Halal
Awareness Through
Interet in Decisions On
Buying Halal Food
Products
Variabel X :
Serifikasi halal dan
kesadaran halal
Variabel Y :
keputusan pembelian
Variabel Z: Minat
Membeli
Sertifikat Halal
berpengaruh
secarasignifikan
terhadap Minat
Membeli
Kemudian
Sertifikat Halal
berpengaruh
secarasignifikan
terhadap Keputusan
Pembelian
Dan minat membeli
mampu memediasi
pengaruh sertifikasi
halal terhadap
keputusan
pembelian
Dari beberapa penelitian yang diuraikan di atas maka terdapat perbedaan
dengan penelitian ini.
1. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara
lain pada waktu penelitian dan lokasi penelitian.
2. Pada penelitian sebelumnya yang penulis review belum meneliti secara
spesifik membahas tentang perilaku konsumsi makanan halal pada
generasi milenial baik muslim maupun non muslim, maka penulis
ingin meneliti hal tersebut.
3. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini penulis
mencoba mengkombinasi variabel pada penelitian sebelumnya dan
menggunakan minat membeli sebagai variabel mediasi.
Mengkombinasi variabel persepsi, sertifikasi halal, kebiasaan (habit),
dan religiositas sebagai variabel independen, keputusan pembelian
39
sebagai variabel dependen, dan minat membeli sebagai variabel
intervening.
4. Dari penelitian sebelumnya yang penulis review, memiliki hasil yang
berbeda sehingga penulis ingin membuktikan hasil penelitian yang
lebih baik.
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.5 Kerangka Penelitian
Sumber: Data primer diolah, 2020
Religiositas
Persepsi Pribadi
Sertifikat Halal
Kebiasaan
Minat Membeli Keputusan
Pembelian
(H1)
(H2)
(H3)
(H4)
(H5)
(H6)
(H7)
(H8)
(H9)
(H10)
(H11)
(H12)
(H13)
40
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari persoalan yang diteliti
(Jonathan, 2006 : 26). Berdasarkan kerangka penelitian dan hasil penemuan
beberapa penelitian, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. H1: Pengaruh Persepsi Pribadi terhadap Keputusan Pembelian
Dalam penelitian Wee et all. (2014) menunjukkan bahwa
persepsi konsumen berpengaruh positif signifikan terhadap
keputusan pembelian. Hal tersebut sejalan dengan teori perilaku
konsumen di mana kegiatannya dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang atau jasa termasuk proses pengambilan
keputusan dapat dipengaruhi oleh faktor pribadi yaitu persepsi
yang di definisikan sebagai proses di mana seseorang memilih,
mengorganisasikan dan mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini (Kotler,
1993: 240). Dengan demikian ketika persepsi semakin baik maka
keputusan pembelian terhadap makanan halal juga akan meningkat.
H1: Persepsi Pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
b. Pengaruh Sertifikat Halal terhadap Keputusan Pembelian
Dalam penelitian Setyaningsih dan Marwansyah (2019)
menunjukkan bahwa sertifikasi halal berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian. Didukung oleh penelitian Bulan (2016)
menunjukkan juga bahwa sertifikasi halal berpengaruh positif
41
terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa
konsumen dalam mengambil keputusan membeli produk makanan
halal dikarenakan adanya logo halal dalam produk membuat
konsumen untuk segera membeli dan percaya dapat memuaskan
para konsumen
H2: Sertifikasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian
c. Pengaruh Kebiasaan terhadap Keputusan Pembelian
Dalam penelitian Mindy & Wood (2008), menjelaskan
bahwa ketika seseorang memutuskan untuk membeli sesuatu akan
selalu dipengaruhi oleh kebiasaannya. Sejalan dengan teori
perilaku konsumen di mana adanya faktor yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu faktor
kebudayaan di mana mencakup kebiasaan-kebiasaan dari
konsumen (Koentjaranibgrat, 1979:193). Dengan demikian ketika
konsumen memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan halal maka
semakin tinggi keputusan pembelian produk makanan halal.
H3: Kebiasaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
d. Pengaruh Religiositas terhadap Keputusan Pembelian
Dalam penelitian Sukesti dan Budiman (2018) menyatakan
bahwa religiositas berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Sejalan juga dengan penelitian dari Shovi Sadzalia
42
(2010:45) bahwa religiositas dapat mempengaruhi seseorang dalam
keputusan pembelian.
Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
religiositas maka semakin tinggi pembelian produk halal (Aisyah,
2014 dalam Niswah, 2018).
H4: Religiositas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
e. Pengaruh Persepsi Pribadi terhadap Minat Membeli
Khan dan Azam (2016) di mana dalam penelitian tersebut
menunjukkan bahwa persepsi berpengaruh terhadap minat membeli
produk halal. Sejalan dengan penelitian Gunawan (2017) juga
menunjukkan bahwa persepsi berpengaruh positif terhadap minat
membeli. Dengan demikian semakin tinggi tingkat persepsi yang
dimiliki maka semakin tinggi pula minat beli konsumen.
H5: Persepsi Pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Minat Membeli
f. Pengaruh Sertifikat Halal terhadap Minat Membeli
Dalam penelitian Setyaningsih dan Marwansyah (2019)
menunjukkan bahwa sertifikasi halal berpengaruh positif terhadap
minat membeli. Kemudian juga dalam penelitian Aziz dan Vui
(2012) menunjukkan bahwa sertifikasi halal berpengaruh positif
terhadap minat membeli. Dengan demikian dapat disimpulkan
43
bahwa semakin banyaknya produk berlogo halal maka semakin
tinggi minat konsumen dalam membeli produk halal
H6: Sertifikat Halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Minat Membeli
g. Pengaruh Kebiasaan terhadap Minat Membeli
Dalam penelitian Min Chiu et all. (2010) di mana hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan berpengaruh
positif terhadap niat membeli. Penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian Al-Banna (2019) yang menunjukkan bahwa kebiasaan
berpengaruh positif terhadap minat membeli, di mana perilaku
kebiasaan pelanggan didorong oleh pengetahuan agama mereka.
Maka semakin tinggi pengetahuan agama, semakin tinggi dorongan
untuk melakukan kebiasaan mengonsumsi makanan halal, maka
semakin tinggi pula minat membeli konsumen.
H7: Kebiasaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat
Membeli
h. Pengaruh Religiositas terhadap Minat Membeli
Dalam penelitian Awan, et all. (2015:18), dalam penelitian
menemukan bahwa keyakinan agama berpengaruh positif terhadap
niat pembelian produk halal, karena ketika seseorang memiliki
keyakinan terhadap produk makanan halal merupakan produk yang
benar kehalalannya maka akan menciptakan niat dalam membeli.
44
H8: Religiositas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat
Membeli
i. Pengaruh Minat Membeli terhadap Keputusan Pembelian
Dalam Penelitian Magfiroh, dkk. (2016) menyatakan bahwa
minat membeli berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian yang artinya bahwa semakin tinggi minat beli konsumen
maka akan mengakibatkan meningkatnya keputusan pembelian
konsumen. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Kamilah
dan Wahyu (2017) di mana menunjukkan bahwa minat beli
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Maka minat
membeli termasuk faktor yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian pada konsumen, karena minat adalah sesuatu yang
berasal dari pribadi atau individu terhadap suatu barang yang akan
mendorong untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan barang
yang diinginkan.
H9: Minat Membeli berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian
j. Pengaruh Persepsi Pribadi terhadap Keputusan Pembelian dengan
di mediasi oleh Minat Membeli
Dalam penelitian Azizah (2018) bahwa faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi seseorang untuk mengambil keputusannya
dalam membeli suatu barang yaitu minat. Menurut Dewi (2009)
menyatakan bahwa keputusan pembelian akan cepat terlaksana
45
apabila adanya persepsi yang positif terhadap produk yang
dibelinya. Dalam hal ini pilihan alternatif dibentuk melalui
persepsi positif yang dipengaruhi oleh minat. Jika konsumen
memiliki pilihan alternatif maka dia akan memutuskan pembelian.
H10: Minat Membeli mampu memediasi Persepsi Pribadi terhadap
Keputusan Pembelian
k. Pengaruh Sertifikat Halal terhadap Keputusan Pembelian dengan di
mediasi oleh Minat Membeli
Dalam penelitian Setyaningsih dan Marwansyah (2019)
menunjukkan bahwa minat membeli mampu memediasi pengaruh
sertifikasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen secara
langsung. Dengan demikian diperoleh bahwa logo halal sangat
diperlukan dalam pengambilan keputusan membeli produk
makanan.
H11: Minat Membeli mampu memediasi Sertifikat Halal terhadap
Keputusan Pembelian
l. Pengaruh Kebiasaan terhadap Keputusan Pembelian dengan di
mediasi oleh Minat Membeli
Dalam penelitian Conner dan Armitge (1998:1437)
menjelaskan bahwa kebiasaan konsumen merupakan aspek penting
dalam pembentukan perilaku, karena kebiasaan (habit) yang
mengukur tingkat otomatis perilaku seseorang sebagai penentu
minat konsumen untuk bertindak. Maka semakin tinggi minat
46
membeli maka akan mendorong kebiasaan konsumen dalam
membeli makanan halal, maka semakin tinggi pula keputusan
pembelian terhadap makanan halal.
H12: Minat Membeli mampu memediasi Kebiasaan terhadap
Keputusan Pembelian
m. Pengaruh Religiositas terhadap Keputusan Pembelian dengan di
mediasi oleh Minat Membeli
Dalam penelitian Shovi Sadzalia (2010) membuktikan bahwa
religiusitas dapat mempengaruhi seseorang dalam keputusan
pembelian. Kemudian dalam penelitian Awan, et all. (2015), dalam
penelitian menemukan bahwa keyakinan agama berpengaruh
positif terhadap niat pembelian produk halal. Maka dari hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
religiositas seseorang maka akan mempengaruhi minat membeli,
maka akan mendorong keputusan pembelian konsumen semakin
tinggi.
H13: Minat Membeli mampu memediasi Religiositas terhadap
Keputusan Pembelian
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode survei
dipilih sebagai sumber data primer. Metode survei fokus pada
pengumpulan data responden yang memiliki informasi tertentu sehingga
memungkinkan peneliti untuk menyelesaikan masalah. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan instrumen kuesioner atau angket. Berdasarkan
tingkat eksplanasinya, tergolong sebagai penelitian asosiatif atau
hubungan, yaitu penelitian untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari
hubungan atau pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel (Y)
(Sugiyono, 2012:105).
B. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota se - Provinsi Jawa
Tengah pada warga masyarakat setempat. Waktu penelitian dilakukan
pada bulan Januari - Maret 2020.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
48
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 80). Dalam
penelitian kali ini penulis menggunakan masyarakat Provinsi
Jawa Tengah sebagai objek penelitian dilihat dari data
demografi kependudukan menurut umur tahun 2018 yaitu
populasi masyarakat memiliki umur yang termasuk dalam
generasi millenial berjumlah 7.248.269 jiwa.
2. Sampel
Sampel menurut Bawono (2006: 28) diberi definisi sebagai
objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili
keseluruhan dari populasi. Sedangkan menurut Supardi (2005:
103) sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan subjek
penelitian sebagai “wakil” dari para anggota populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Proporsional Strafied Random sampling, merupakan teknik
pengambilan sampel dilakukan apabila populasi mempunyai
anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional
(Sugiyono, 2014:64). Peneliti juga menggunakan rumus Slovin
untuk menentukan ukuran sampel dalam populasi penelitian.
Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:
Rumus Slovin:
49
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Batas kesalahan (10%)
Dari 7248269 penduduk , peneliti akan mengambil sampel
sesuai dengan perhitungan berikut:
Dilihat dari pengukuran sampel di atas maka penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 99,9986204 dan dibulatkan jadi
100 responden.
Kemudian dilakukan penentuan jumlah sample pada
masing-masing kota/kabupaten dengan menentukan
proporsinya dengan jumlah generasi millenial di Jawa Tengah
yang akan diteliti. Jumlah sample pada masing-masing
kota/kabupaten didapatkan menggunakan rumus (Rakhmat,
1997:82) yaitu:
Hasil yang didapatkan dari perhitungan tersebut yaitu:
Tabel 3.2 Perhitungan Proporsi Sampel
No Kab/Kota Hasil
1 Cilacap
2 Banyumas
50
3 Purbalingga
4 Banjarnegara
5 Kebumen
6 Purworejo
7 Wonosobo
8 Magelang
9 Boyolali
10 Klaten
11 Sukoharjo
12 Wonogiri
13 Karanganyar
14 Sragen
15 Grobogan
16 Blora
17 Rembang
18 Pati
19 Kudus
20 Jepara
21 Demak
22 Semarang
23 Temanggung
24 Kendal
25 Batang
26 Pekalongan
27 Pemalang
28 Tegal
29 Brebes
51
30 Kota Magelang
31 Kota Surakarta
32 Kota Salatiga
33 Kota Semarang
34 Kota Pekalongan
35 Kota Tegal
Sumber: Data Primer diolah, 2020
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner
atau angket. Kuesioner merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk
mengungkapkan atau menjaring informasi kuantitatif dari responden
sesuai lingkup penelitian. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner
merupakan instrument pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
responden (Sugiyono, 2016: 230).
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan. Dalam penelitian ini data diperoleh melalui: Angket
(questionare) yang disebar langsung kepada masyarakat di Provinsi Jawa
Tengah. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek
penelitian yang mau memberikan respons sesuai dengan permintaan
pengguna (Bawono, 2006: 29). Angket dalam penelitian ini berisikan
52
daftar pertanyaan mengenai gambaran umum tentang persepsi pribadi,
sertifikat halal, kebiasaan dan religiositas terhadap keputusan pembelian
dengan minat membeli sebagai variabel intervening.
E. Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval.
Skala interval digunakan untuk mengukur persepsi, sertifikat halal,
kebiasaan, religiositas, minat membeli dan keputusan pembelian dengan
menggunakan indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk
menyusun item - item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan (Sugiyono, 2016:56).
Dalam penelitian ini kuesioner dibuat dengan menggunakan skala
1-10 untuk mendapatkan data yang bersifat interval. Hal tersebut
dikarenakan untuk mempermudah responden dalam memberikan penilaian
sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Dengan kata lain mengukur
tanggapan baik buruknya dalam suatu pertanyaan dalam bentuk nilai
angka 1-10. Responden yang akan dipilih dalam penelitian ini terbiasa
dengan numerik angka 1 sebagai kategori sangat tidak setuju (paling
rendah) dan 10 sebagai kategori sangat setuju (paling tinggi). Berikut
adalah rentang penilaian dalam skala numerik:
Sangat
Tidak
Setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat
Setuju
53
F. Definisi Konsep dan Operasional
Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Sedangkan operasional di definisikan sebagai
seperangkat petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan
bagaimana mengukur suatu variabel (Arikunto, 2002: 99).
1. Variabel Bebas (Independent Variabels)
Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi
variabel terikat (dependent variabels) atau berarti menjadi
sebab dari perubahannya variabel terikat (Sugiyono, 201139).
Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas yaitu:
a) Persepsi Pribadi (X1)
Persepsi Pribadi adalah proses yang dilakukan
individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli
berdasarkan kebutuhan, nilai-nilai dan harapan setiap
individu itu sendiri (Schiffman dan Kanuk, 2008 : 137).
Dalam penelitian ini variabel persepsi pribadi
diukur berdasarkan pada penelitian menurut Sweeney dan
Soutar dalam Tjipto (2007:298) , yaitu:
Nilai Emosional.
Nilai Sosial.
Nilai Kualitas atas performa.
54
b) Sertifikat Halal
Sertifikat halal merupakan surat keterangan tentang
kehalalan suatu produk makanan, minuman, obat-obatan
dan kosmetik yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI), di mana produk tersebut diproduksi oleh
perusahaan yang telah diteliti dan dinyatakan kehalalannya
oleh LPPOM MUI (Amin, 2013:46-47).
Dalam penelitian ini, variabel sertifikat halal di
ukur berdasarkan PP RI No. 69 tahun 1999 Pasal 1 tetang
label dan iklan pangan. Maka dalam penelitian ini alat ukur
yang digunakan yaitu:
Pengetahuan tentang halal dan sertifikasi halal
Label Halal
c) Kebiasaan
Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan secara
berulang-ulang, tanpa suatu proses berpikir, sebagai
tanggapan atau respons terhadap sesuatu, dan umumnya
kegiatan tersebut merupakan kegiatan sehari-hari (Asih,
2010: 28).
Dalam penelitian ini kebiasaan diukur berdasarkan
pada penelitian Elfiky dalam Siagian (2015:126-127)
yaitu:
Berpikir
55
Perekaman
Pengulangan
Penyimpanan
Kebiasaan
d) Religiositas
Religiositas adalah peraturan yang mengatur
keadaan dari manusia maupun mengenai sesuatu yang
gaib, mengenai perilaku dan pergaulan hidup bersama
(Hamid, 2014:37).
Dalam penelitian ini religiositas diukur berdasarkan
pada dimensi religiositas yang dikemukakan oleh Ancok
dan Nashori (1994:77) yaitu:
Dimensi keyakinan
Dimensi ritual
Dimensi ihsan dan penghayatan
Dimensi pengetahuan agama
Dimensi pengamatan dan konsekuensi
2. Variabel Terikat (Dependent Variabels)
Menurut Sugiyono (2011:39) yang dimaksud dengan
variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang termasuk variabel terikat yaitu:
a) Keputusan Pembelian (Y)
56
Keputusan Pembelian adalah Keputusan pembelian
dapat di definisikan sebagai suatu proses di mana
konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai
alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau lebih
alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan -
pertimbangan tertentu (Amirullah, 2002:62).
dalam penelitian ini keputusan pembelian diukur
berdasarkan pada tahapan pengambilan keputusan
pembelian yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller
(2009:184) yaitu:
1. Pengenalan Kebutuhan
2. Pencarian informasi
3. Evaluasi Alternatif
4. Keputusan pembelian
3. Variabel Intervening
Menurut Sugiyono (2013:61) variabel intervening adalah
variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen
secara langsung ataupun tidak langsung melalui variabel
intervening. Variabel ini merupakan variabel penyela yang
terletak diantara variabel independen dengan variabel dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya variabel dependen. Variabel intervening dalam
penelitian yaitu:
57
e) Minat Membeli (Z)
Minat Membeli adalah kecenderungan seseorang
yang tetap memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan secara terus-menerus yang disertai dengan rasa
senang (Slameto, 1988: 180).
Dalam penelitian ini minat membeli diukur
berdasarkan pada penelitian Crow dalam Abdurahman
(1993:112) yaitu:
Faktor dorongan atau keinginan dari dalam
Faktor motif sosial
Faktor emosional
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam
melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan instrumen angket atau
kuesioner. Data dikumpulkan dari para responden dengan menggunakan
kuesioner dengan skala interval yang nantinya digunakan untuk mengukur
persepsi pribadi, sertifikat halal, kebiasaan, religiositas, minat beli,
keputusan pembelian pada konsumen khususnya generasi Y di Jawa
Tengah
Tabel 3.3 Indikator Instrumen Penelitian
No. Variabel Indikator
1
Persepsi Pribadi (X1)
(Sweeney dan Soutar dalam Tjipto,
2007:298)
Nilai Emosional
Nilai Sosial
Nilai Kualitas Atas Performa
2 Sertifikat Halal (X2)
(PP No. 69 Th 1999 Pasal 1
Pengetahuan Tentang Halal dan
Sertifikasi Halal
58
Label Halal
3 Kebiasaan (X3)
(Elfiky dalam Siagian, 2015: 126-127)
Berpikir
Perekaman
Pengulangan
Penyimpanan
Kebiasaan
4 Religiositas (X4)
(Ancok dan Nashori, 1994: 77)
Dimensi Keyakinan
Dimensi Ritual
Dimensi Ihsan dan Penghayatan
Dimensi Pengetahuan Agama
Dimensi Pengamatan dan
Konsekuensi
5 Minat Beli (Z)
(Crow dalam Abdurahman, 1993: 112)
Faktor dorongan atau keinginan
dari dalam
Faktor motif sosial
Faktor emosional
6 Keputusan Pembelian (Y)
(Kotler dan Keller, 2009:184)
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca-Pembelian
H. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Instrumen
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang
dinyatakan valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruksi. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau andal jika jawaban kuesioner stabil
dari waktu ke waktu. Menurut Nunnally (2994) Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha>
0,60 (Ghozali, 2013: 47 -48).
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah atau valid jika
59
pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu mengungkapkan suatu
yang akan diukur oleh kuesioner itu (Wiratna, 2017: 158). Untuk
mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi
antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruksi atau variabel
dengan uji signifikansi, dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal
ini n adalah jumlah sampel (Ghozali, 2013: 52-53).
2. Uji Hipotesis
Output regresi linear berganda yang dihasilkan melalui program
SPSS perlu dilakukan uji simultan dengan F-test, dan uji parsial dengan T-
test, Penjelasan untuk masing-masing uji tersebut adalah sebagai berikut:
a. Uji Simultan dengan F-test. Uji pengaruh simultan digunakan
untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan
mempengaruhi variabel independen (Ghozali, 2006:127). Hasil
F-test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA.
Hasil F-test menunjukkan variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen jika P-value lebih
kecil dari level of significant yang ditentukan, atau F-hitung
lebih besar dari F-tabel.
b. Uji parsial dengan t-test. Uji t-test memiliki tujuan untuk
mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil uji
ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel P-value (pada
60
kolom sig) pada masing-masing variabel independen, jika P-
value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau
t-hitung lebih besar dari t-tabel (dihitung dari two tailed α=5%
df-k, k merupakan jumlah variabel independen) memiliki arti
signifikan.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2). R
2 menunjukkan kemampuan
model untuk menjelaskan hubungan antar variabel independen
terhadap perubahan nilai variabel dependen. Nilai R2
antara 0 <
R2 1 dengan ketentuan semakin mendekati nilai 1 berarti model
penelitian semakin baik (Yuliadi, 2009: 69). Dalam hal
hubungan dua variabel atau lebih koefisien determinasi
mengukur tingkat ketepatan/kecocokan dari regresi linear. Jika
nilai R2 = 1 berarti besarnya persentase sumbangan variabel
independen terhadap variasi naik turunnya variabel dependen
secara bersama - bersama adalah 100% (Firdaus, 2004: 78).
3. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi di mana terdapat korelasi diantara
variabel - variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Jika terdapat
masalah multikolinieritas yang serius dapat mengakibatkan
berubahnya tanda dari parameter estimasi (Bawono, 2006:115). Uji
multikolinieritas dalam penelitian ini menggunakan metode regresi
61
antar variabel dependen untuk mendapatkan r2
kemudian
dibandingkan dengan R2 persamaan utama (Bawono, 2006: 120).
b) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2013: 160). Salah satu cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Dengan uji K-S, normalitas distribusi suatu data akan
dengan cepat diketahui karena dapat diketahui dari perhitungan nilai
signifikan probabilitas > 0,05, maka data terdistribusi normal (Wahana,
2017: 128). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan
keputusan :
1) Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi
normal maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.
2) Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2011:163)
c) Uji Heteroskedastisitas
62
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013: 139). Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode uji
glejser, jika signifikan lebih besar dari taraf signifikan 0,05 dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas. Kemudian menggunakan metode grafik plot
antara nilai variabel (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), ada
tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan jika, antara lain:
1) Titik-titik data penyebar di atas dan di bawah atau disekitar
angka 0.
2) Titik-titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja.
3) Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.
4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
63
4. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear
berganda, analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir
hubungan kausalitas antar variabel (causal) yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori, Anak panah akan menunjukkan hubungan
antar variabel.
Persamaan dalam model ini terdiri dari dua tahap, yaitu :
Y1 = b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 + b4 X4 + e1...........(1)
Keterangan :
Y1 : Minat Membeli
X1 : Persepsi Pribadi
X2 : Sertifikat Halal
X3 : Kebiasaan
X4 : Religiositas
b1 : koefisien regresi Persepsi Pribadi
b2 : koefisien regresi Sertifikat Halal
b3 : koefisien regresi Kebiasaan
b3 : koefisien regresi Religiositas
e1 : Residual
Y2= b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e 2...... (2)
Keterangan :
Y2 : Keputusan Pembelian
X1 : Persepsi Pribadi
64
X2 : Sertifikat Halal
X3 : Kebiasaan
X4 : Religiositas
X5 : Minat Membeli
b1 : koefisien regresi Persepsi Pribadi
b2 : koefisien regresi Sertifikat Halal
b3 : koefisien regresi Kebiasaan
b4 : koefisien regresi Religiositas
b5 : koefisien regresi Minat Membeli
e2 : Residual
Analisis jalur (Path analysis) dalam penelitian ini adalah keputusan
pembelian. Analisis jalur akan membantu dalam melihat besarnya
koefisien secara langsung dan tidak langsung dari variabel terikat terhadap
variabel bebas, dengan memperhatikan besarnya koefisien. maka bisa
dibandingkan besarnya pengaruh secara langsung dan tidak langsung.
Berdasarkan nilai koefisien tersebut, akan diketahui variabel mana yang
memberikan pengaruh terbesar dari pengaruh terkecil terhadap variabel
terikat.
65
Berikut gambar model analisis jalur pada penelitian ini :
Gambar 3.6 Model Analisis Jalur (Path Analysis)
Sumber: Data primer diolah, 2020
Religiositas
Persepsi Pribadi
Sertifikat Halal
Kebiasaan
Minat
Membeli
Keputusan
Pembelian
pY2X1
pY2X2
pY2X3
pY2X4
pY2Y1 (X5)
pY1X1
pY1X2
pY1X3
pY1X4
66
I. Alat analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
regresi berganda dan analisis jalur (path analysis) yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh Persepsi Pribadi, Sertifikat Halal, Kebiasaan dan
Religiositas terhadap Keputusan Pembelian Makanan halal dengan Minat
Membeli sebagai variabel intervening, dengan persamaan sebagai berikut:
Y1 = b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 + b4 X4 + e1 .........................(1)
Y2= b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e2 ............(2)
Keterangan:
Y2 : Keputusan Pembelian
X1 : Persepsi Pribadi
X2 : Sertifikat Halal
X3 : Kebiasaan
X4 : Religiositas
Y1/X5 : Minat Membeli
b1 : koefisien regresi Persepsi Pribadi
b2 : koefisien regresi Sertifikat Halal
b3 : koefisien regresi Kebiasaan
b4 : koefisien regresi Religiositas
b5 : koefisien regresi Minat Membeli
e2 : Residual
67
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Statistik Deskriptif
1. Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah generasi millenial yang
tinggal di provinsi Jawa Tengah, sampel dalam penelitian ini yaitu
100 responden. Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada
tabel berikut:
a. Pengelompokan Responden Berdasarkan Tempat Lahir
Tabel 4.4 Pengelompokan Responden Berdasarkan Tempat Lahir
No Kab/Kota Jumlah Responden Dalam Persen
1 Cilacap 1%
2 Banyumas 6%
3 Purbalingga 3%
4 Banjarnegara 3%
5 Kebumen 3%
6 Purworejo 2%
7 Wonosobo 1%
8 Magelang 4%
9 Boyolali 1%
10 Klaten 4%
11 Sukoharjo 2%
12 Wonogiri 2%
13 Karanganyar 3%
14 Sragen 3%
15 Grobogan 5%
16 Blora 3%
17 Rembang 2%
18 Pati 3%
19 Kudus 3%
20 Jepara 5%
21 Demak 4%
22 Semarang 3%
23 Temanggung 2%
24 Kendal 3%
25 Batang 3%
26 Pekalongan 1%
68
27 Pemalang 4%
28 Tegal 1%
29 Brebes 7%
30 Kota Magelang 1%
31 Kota Surakarta 2%
32 Kota Salatiga 1%
33 Kota Semarang 7%
34 Kota Pekalongan 1%
35 Kota Tegal 1%
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.4 pengelompokan responden berdasarkan
tempat lahir didaptakan bahwa hasil kuesioner yang disebarkan pada
100 responden yaitu generasi millenial di Provinsi Jawa Tengah,
diketahui setiap wilayah rata-rata mengambil sampel secara
proporsinya untuk mendapatkan 100 sample yang digunakan. Dari
tabel tersebut terlihat bahwa generasi millenial paling banyak berada
di Kota Semarang, sedangkan terendah berada di Kota Salatiga.
b. Pengelompokan Responden Berdasarkan Tahun Lahir dan Umur
Tabel 4.5 Pengelompokan Responden Berdasarkan Tahun Lahir
dan Umur
Tahun Lahir
Responden
Umur
Responden
Jumlah
Responden
Dalam Persen (%)
1982 38 5 5%
1984 36 5 5%
1985 35 5 5%
1986 34 5 5%
1987 33 5 5%
1988 32 5 5%
1990 30 5 5%
1991 29 5 5%
1992 28 5 5%
1993 27 5 5%
1994 26 5 5%
1995 25 5 5%
1996 24 7 7%
69
1997 23 6 6%
1998 22 8 8%
1999 21 9 9%
2000 20 10 10%
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.5 pengelompokan responden berdasarkan
tahun lahir dan umur didapatkan bahwa hasil kuesioner yang
disebarkan pada 100 responden yaitu generasi millenial di Provinsi
Jawa Tengah, diketahui setiap wilayah rata-rata tahun kelahiran 1996-
2000 memiliki jumlah generasi millenial paling banyak dan paling
rendah berada ditahun lahir 1982-1990.
c. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.6 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Dalam Persen (%)
Perempuan 50 50%
Laki-Laki 50 50%
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.6 pengelompokan responden berdasarkan
jenis kelamin didaptakan bahwa hasil kuesioner yang disebarkan pada
100 responden yaitu generasi milenial di Provinsi Jawa Tengah,
diketahui untuk jumlah responden yang digunakan memiliki jumlah
yang sama besarnya.
d. Pengelompokan Responden Berdasarkan Agama Responden
Tabel 4.7 Pengelompokan Responden Berdasarkan Agama
Responden
Agama Responden Jumlah Responden Dalam Persen (%)
Islam 25 26%
Katolik 25 24%
70
Kristen 25 25%
Budha 15 14%
Kong Hu Chu 10 11%
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.7 pengelompokan responden berdasarkan
agama responden didapatkan bahwa hasil kuesioner yang disebarkan
pada 100 responden yaitu generasi millenial di Provinsi Jawa Tengah,
diketahui jumlah responden yang digunakan paling banyak responden
beragama islam, katolik dan kristen.
e. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden
Tabel 4.8 Pengelompokan Responden Berdasarkan Pekerjaan
Responden
Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Dalam Persen (%)
Buruh 21 21%
Guru 12 12%
Karyawan 13 13%
Mahasiswa 15 15%
PNS 12 12%
Perusda 5 5%
Polisi 12 12%
Wiraswasta 10 10%
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.8 pengelompokan responden berdasarkan
pekerjaan responden, hasil kuesioner yang disebarkan pada 100
responden yaitu generasi millenial di Provinsi Jawa Tengah, diketahui
bahwa jumlah responden yang terbanyak masih menjadi buruh yaitu
sebesar 21 responden, sedangkan untuk tingkat kedua terbanyak yaitu
menjadi mahasiswa dan karyawan.
71
f. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Responden
Tabel 4.9 Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir Responden
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Dalam Persen (%)
SD/MI 26 26%
SMP/MTS 25 25%
SMA/MA/SMK 25 25%
S1 24 24%
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.9 pengelompokan responden berdasarkan
pendidikan terakhir responden, hasil kuesioner yang disebarkan pada
100 responden yaitu generasi millenial di provinsi Jawa Tengah,
diketahui bahwa jumlah responden yang terbanyak lulus pada tingkat
SD/MI yaitu sebesar 26 responden, sedangkan untuk tingkat kedua
terbanyak yaitu SMP/MTS dan SMA/MA/SMK dengan responden
sebesar 25 orang. Sedangkan untuk tingkat S1 sebesar 24 responden.
g. Pengelompokan Responden Berdasarkan Status Responden
Tabel 4.10 Pengelompokan Responden Berdasarkan Status
Responden
Status Responden Jumlah Responden Dalam Persen (%)
Belum Menikah 45 45%
Menikah 55 55%
Sumber : Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.10 pengelompokan responden berdasarkan
status responden, hasil kuesioner yang disebarkan pada 100 responden
yaitu generasi millenial di provinsi Jawa Tengah, diketahui bahwa
72
sebagian besar responden memiliki status menikah yaitu sebesar 55
responden, sedangkan untuk status belum menikah sebesar 45
responden.
h. Pengelompokan Responden Berdasarkan Hobby Responden
Tabel 4.11 Pengelompokan Responden Berdasarkan Hobby
Responden
Hobby Jumlah Dalam Persen (%)
Traveling 100 25%
Shopping 98 25%
Kuliner 100 25%
Membaca 50 13%
Menulis 38 9%
Lainnya 13 3%
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.11 pengelompokan responden berdasarkan
hobby responden, hasil kuesioner yang disebarkan pada 100
responden yaitu generasi millenial di Provinsi Jawa Tengah, diketahui
bahwa responden paling banyak memiliki hobby traveling dan kuliner.
i. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendapatan/Uang Saku
(Bulan) Responden
Tabel 4.12 Pengelompokan Responden Berdasarkan
Pendapatan/Uang Saku (Bulan) Responden
Gaji Jumlah Dalam Persen (%)
< Rp. 500.000,00 15 15%
Rp. 500.000,00 - Rp. 1.000.000,00 30 30%
Rp. 1.000.001,00 - Rp. 3.000.000,00 25 25%
Rp. 3.000.001,00-Rp. 5.000.000,00 20 20%
> Rp. 5.000.000,00 10 10%
Sumber: Data primer diolah, 2020
73
Berdasarkan tabel 4.12 pengelompokan responden berdasarkan
pendapatan/uang saku responden, hasil kuesioner yang disebarkan
pada 100 responden yaitu generasi millenial di Provinsi Jawa Tengah,
diketahui bahwa jumlah responden yang terbanyak memiliki
penghasilan Rp. 500.000,00 - Rp. 1.000.000,00 sebesar 30 responden,
sedangkan untuk tingkat terakhir memiliki penghasilan lebih dari Rp.
5000.000,00 yaitu sebesar 10 responden.
74
B. Analisis Data
1. Uji Reliabel
Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,600 (Nunnally, 1994) dalam Ghozali (2013: 48). Hasil uji
reliabilitas yang dilakukan, dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Persepsi Pribadi (X1) 0.787 Reliabel
Sertifikat Halal (X2) 0.839 Reliabel
Kebiasaan (X3) 0.933 Reliabel
Religiositas (X4) 0.762 Reliabel
Minat Membeli (Z) 0.825 Reliabel
Keputusan Pembelian (Y) 0.931 Reliabel
Sumber: data primer yang diolah, 2020
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa nilai keseluruhan
dari Cronbach’s Alpha > 0,600 sehingga dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel yang terdiri dari Persepsi Pribadi, Sertifikat Halal,
Kebiasaan, Religiositas, Minat Membeli dan Keputusan Pembelian
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel.
2. Uji Validitas
Pada kasus ini, jumlah sampel (n) = 100 dan besarnya df dapat
dihitung n – 2 = 35 – 2 = 33 dan alpha = 0,05 didapat 𝑟𝑡𝑎𝑏 𝑙= 0,4182.
Jika 𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢 𝑔lebih besar dari r 𝑡𝑎𝑏 𝑙 dan nilai positif, maka butir atau
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013:
53). Berikut ini merupakan hasil uji validitas pada setiap pertanyaan
masing-masing variabel:
Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Uji Validitas Instrumen
75
Variabel Item Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan
Persepsi Pribadi (X1)
Item 1 0.750**
0.4182
Valid
Item 2 0.843** Valid
Item 3 0.817** Valid
Item 4 0.829** Valid
Item 5 0.887** Valid
Item 6 0.863** Valid
Item 7 0.625** Valid
Item 8 0.722** Valid
Sertifikat Halal (X2)
Item 1 0.704**
0.4182
Valid
Item 2 0.658** Valid
Item 3 0.492** Valid
Item 4 0.710** Valid
Item 5 0.829** Valid
Item 6 0,522** Valid
Item 7 0,876** Valid
Item 8 0,906** Valid
Kebiasaan (X3)
Item 1 0.884**
0.4182
Valid
Item 2 0.918** Valid
Item 3 0.800** Valid
Item 4 0.889** Valid
Item 5 0.913** Valid
Item 6 0.857** Valid
Item 7 0.856** Valid
Item 8 0.615** Valid
Religiositas (X4)
Item 1 0.732**
0.4182
Valid
Item 2 0.913** Valid
Item 3 0.646** Valid
Item 4 0.446** Valid
Item 5 0.525** Valid
Item 6 0.566** Valid
Item 7 0.588** Valid
Item 8 0.615** Valid
Minat Membeli (Z)
Item 1 0.723**
0.4182
Valid
Item 2 0.575** Valid
Item 3 0.752** Valid
Item 4 0.759** Valid
Item 5 0.594** Valid
Item 6 0.768** Valid
Item 7 0.686** Valid
Item 8 0.691** Valid
Keputusan Pembelian (Y)
Item 1 0.712**
0.4182
Valid
Item 2 0.717** Valid
Item 3 0.839** Valid
Item 4 0.905** Valid
Item 5 0.909** Valid
Item 6 0.926** Valid
Item 7 0.853** Valid
Item 8 0.862** Valid
Sumber: Data primer diolah, 2020
76
Dengan demikian r hitung dari item pertanyaan variabel Persepsi
Pribadi, Sertifikat Halal, Kebiasaan, Religiositas, Minat Membeli, dan
Keputusan Pembelian lebih besar dari r tabel, maka semua pertanyaan
dapat dinyatakan valid.
3. Uji Analisis Regresi Model
3.1.Analisis Regresi Model 1
Analisis regresi model 1 (satu) digunakan untuk mengetahui
kekuatan hubungan dari variabel bebas(independent) terhadap
variabel mediasi (intervening). Pada analisis regresi model 1 (satu)
persamaan strukturalnya adalah:
Minat Membeli = b1 Persepsi Pribadi + b2 Sertifikat halal+ b3
Kebiasaan + b4 Religiositas + e1
a. Uji Kecocokan Model atau Uji Simultan (Uji F)
Menurut Bawono (2006:91) Uji F dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen atau
bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel
dependen atau terikat.
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Kecocokan Model atau Uji
Simultan (Uji F)
Model Pengaruh persepsi pribadi, sertifikat halal, kebiasaan dan
religiositas terhadap minat membeli
F 25.001
Sig. 0.000a
Sumber: Data primer diolah, 2020
77
Berdasarkan uji pada tabel 4.15 tersebut dapat diketahui
bahwa hasil uji F pada penelitian ini memiliki nilai koefisien
sebesar 25,001 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05.
Hasil ini memiliki arti bahwa variabel bebas secara simultan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat
Membeli.
b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji T)
Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh Persepsi
Pribadi (X1), Sertifikat Halal (X2) Kebiasaan (X3) dan
Religiositas (X4) terhadap Minat Membeli (Y1) secara parsial.
Uji parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel Persepsi Pribadi (X1),
Sertifikat Halal (X2) Kebiasaan (X3) dan Religiositas (X4)
terhadap Minat Membeli (Y1) generasi millenial di Jawa
Tengah. Hasil analisis statistik uji t dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Signifikan Parameter
Individual (Uji T)
Variabel B T Sig.
(Constant) 17.945 1.877 0.064
Persepsi Pribadi (X1) -0.272 -3.990 0.000
Sertifikat Halal (X2) 0.266 2.274 0.025
Kebiasaan (X3) 0.348 3.871 0.000
Religiositas (X4) 0.429 2.730 0.008
Sumber: Data Primer diolah, 2020
78
Berdasarkan hasil uji SPSS di atas, maka persamaan regresi
yang mencerminkan variabel-variabel dalam penelitian ini
adalah:
Y1 =17.945 - 0,272 X1 + 0,266 X1 + 0,348 X2 + 0,429 X3+
e1
Keterangan:
Y1 : Minat Membeli
X1 : Persepsi Pribadi
X2 : Sertifikat Halal
X3 : Kebiasaan
X4 : Religiositas
b1 : koefisien regresi Persepsi Pribadi
b2 : koefisien regresi Sertifikat Halal
b3 : koefisien regresi Kebiasaan
b4 : koefisien regresi Religiositas
b5 : koefisien regresi Minat Membeli
e1 : Residual
Berdasarkan pengujian SPSS parameter individual,
diperoleh hasil pengujian individual persepsi pribadi
menunjukkan bahwa nilai unstandardized coefficients beta
sebesar -0,272 dan juga signifikan 0,000 < 0,05 maka H5
ditolak. Dengan demikian diambil kesimpulan bahwa persepsi
pribadi berpengaruh negatif signifikan terhadap minat membeli.
79
Hasil pengujian individual sertifikat halal menunjukkan
unstandardized coefficients beta sebesar 0,266 dan juga
signifikan 0,025 < 0,05 maka H6 diterima. Dengan demikian
diambil kesimpulan bahwa sertifikat halal berpengaruh positif
signifikan terhadap minat membeli.
Hasil pengujian individual kebiasaan menunjukkan
unstandardized coefficients beta sebesar 0,348 dan juga
signifikan 0,000 < 0,05 maka H7 diterima. Dengan demikian
diambil kesimpulan bahwa kebiasaan berpengaruh positif
signifikan terhadap minat membeli.
Hasil pengujian individual religiositas menunjukkan
unstandardized coefficients beta sebesar 0,429 dan juga
signifikan 0,008 < 0,05 maka H8 diterima. Dengan demikian
diambil kesimpulan bahwa religiositas berpengaruh positif
signifikan terhadap minat membeli.
c. Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinasi (R2 ) model 1 (satu) ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel Persepsi
Pribadi (X1), Sertifikat Halal (X2), Kebiasaan (X3) dan
Religiositas (X4) secara keseluruhan dalam menjelaskan
variabel Minat Membeli (Y1). Hasil analisis koefisien
determinasi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Uji Koefisien Determinan (R2)
80
Model Pengaruh persepsi pribadi, sertifikat halal, kebiasaan
dan religiositas terhadap minat membeli
R 0.716a
R Square 0. 513
Adjusted R Square 0.492
Sumber: Data Primer diolah, 2020
Hasil analisis SPSS model summary menunjukkan bahwa
besarnya R Square adalah 0,492 atau 49,2%. Variabel minat
membeli (Y1) dapat dijelaskan oleh Persepsi Pribadi (X1),
Sertifikat Halal (X2), Kebiasaan (X3) dan Religiositas (X4)
sebesar 49,2% dan 50,8% sisanya dijelaskan oleh variabel lain
di luar model.
3.2.Analisis Regresi Model 2
Analisis regresi model 2 (dua) digunakan untuk mengetahui
kekuatan hubungan dari variabel bebas (independent) terhadap
variabel terikat (dependent). Pada analisis regresi model 2
persamaan strukturalnya adalah:
Keputusan pembelian = b1 persepsi pribadi + b2 sertifikat halal
+b3 kebiasaan + b4 religiositas + b5 minat membeli + e2.
a. Uji Kecocokan Model atau Uji Simultan (Uji F)
Menurut Bawono (2006:91) Uji F dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen atau
bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel
dependen atau terikat.
Tabel 4.18 Ringkasan Hasil Uji Kecocokan Model atau Uji
Simultan (Uji F)
81
Model Pengaruh persepsi pribadi, sertifikat halal, kebiasaan,
religiositas dan minat membeli terhadap keputusan pembelian
F 8.401
Sig. 0. 000a
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan uji pada tabel 4.18 tersebut dapat diketahui
bahwa hasil uji F pada penelitian ini memiliki nilai koefisien
sebesar 8,401 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05.
Hasil ini memiliki arti bahwa variabel bebas secara simultan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian.
b. Uji Signifikansi parameter individual (uji t)
Uji signifikansi parameter individual (uji t) digunakan
untuk menguji pengaruh Persepsi Pribadi (X1), Sertifikat Halal
(X2), Kebiasaan (X3), Religiositas (X4) dan Minat Membeli
(Z) terhadap Keputusan Pembelian (Y2) secara parsial. Uji
parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel Persepsi Pribadi (X1),
Sertifikat Halal (X2), Kebiasaan (X3), Religiositas (X4) dan
Minat Membeli (Z) secara parsial terhadap Keputusan
Pembelian (Y2) generasi millenial di Jawa Tengah. Hasil
analisis statistik uji t dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.19 Ringkasan Hasil Uji Signifikansi Parameter
Individual (Uji t)
Variabel B T Sig.
Constant 1.779 0.156 0.876
Persepsi Pribadi (X1) 0.188 2.183 0.032
82
Sertifikat Halal (X2) 0.281 2.002 0.048
Kebiasaan (X3) -0.335 -2.954 0.004
Religiositas (X4) 0.580 3.041 0.003
Minat Membeli 0.261 2.171 0.032
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan hasil uji SPSS di atas, maka persamaan regresi
yang mencerminkan variabel-variabel dalam penelitian ini
adalah:
Y2 = 1,779 + 0,188 X1 + 0,281 X2 - 0,335 X3+ 0,580 X4 +
0,261 X5 + e2
Keterangan:
Y2 : Keputusan Pembelian
X1 : Persepsi Pribadi
X2 : Sertifikat Halal
X3 : Kebiasaan
X4 : Religiositas
X5 : Minat Membeli
b1 : koefisien regresi Persepsi Pribadi
b2 : koefisien regresi Sertifikat Halal
b3 : koefisien regresi Kebiasaan
b4 : koefisien regresi Religiositas
b5 : koefisien regresi Minat Membeli
e2 : Residual
Berdasarkan pengujian SPSS parameter individual,
diperoleh hasil pengujian individual persepsi pribadi
menunjukkan nilai unstandardized coefficients beta sebesar
83
0,188 dan menunjukkan nilai signifikan pada 0,032 < 0,05,
maka H1 diterima. Dengan demikian diambil kesimpulan
bahwa variabel persepsi pribadi berpengaruh positif signifikan
secara langsung terhadap keputusan pembelian.
Hasil pengujian individual sertifikat halal menunjukkan
nilai unstandardized coefficients beta sebesar 0,281 dan
menunjukkan signifikan pada 0,048 < 0,05, maka H2 diterima.
Dengan demikian diambil kesimpulan bahwa variabel sertifikat
halal berpengaruh positif signifikan secara langsung terhadap
keputusan pembelian.
Hasil pengujian individual kebiasaan menunjukkan nilai
unstandardized coefficients beta sebesar -0,335 dan
menunjukkan signifikan pada 0,004 < 0,05, maka H3 ditolak.
Dengan demikian diambil kesimpulan bahwa variabel
kebiasaan berpengaruh negatif signifikan secara langsung
terhadap keputusan pembelian.
Hasil pengujian individual religiositas menunjukkan nilai
unstandardized coefficients beta sebesar 0,580 dan
menunjukkan signifikan pada 0,003 < 0,05, maka H4 diterima.
Dengan demikian diambil kesimpulan bahwa variabel
religiositas berpengaruh positif signifikan secara langsung
terhadap keputusan pembelian.
84
Hasil pengujian individual minat membeli menunjukkan
nilai unstandardized coefficients beta sebesar 0,261 dan
menunjukkan signifikan pada 0,032 < 0,05, maka H9 diterima.
Dengan demikian diambil kesimpulan bahwa variabel minat
membeli berpengaruh positif signifikan secara langsung
terhadap keputusan pembelian.
c. Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi (R2 ) model 2 (dua) ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel Persepsi
Pribadi (X1), Sertifikat Halal (X2), Kebiasaan (X3),
Religiositas (X4) dan Minat Membeli (Z) secara keseluruhan
dalam menjelaskan variabel Keputusan Pembelian (Y2). Hasil
analisis koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Pengaruh persepsi pribadi, sertifikat halal, kebiasaan,
religiositas dan minat membeli terhadap keputusan
pembelian
R 0. 556a
R Square 0. 309
Adjusted R Square 0. 272
Sumber: Data primer diolah, 2013
Hasil analisis SPSS model summary menunjukkan bahwa
besarnya R Square adalah 0,272 atau 27,2%. Variabel
Keputusan Pembelian dapat dijelaskan oleh Persepsi Pribadi
(X1), Sertifikat Halal (X2), Kebiasaan (X3), Religiositas (X4)
85
dan Minat Membeli (Z) sebesar 27,2% dan 72,8% sisanya
dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
4. Uji Asumsi Klasik
4.1.Uji Asumsi Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
Multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinieritas dalam
penelitian ini menggunakan metode auxiliary regresi antar variabel
independen untuk mendapatkan r2, kemudian dibandingkan
dengan R2 persamaan utama. Jika terdapat nilai r
2 > R
2 dapat
dikatakan terdapat masalah multikolinieritas.
Tabel 4.21 Hasil Uji Multikolinieritas Auxiliary Model Regresi
Sumber : Data primer diolah, 2020
Dari hasil auxiliary regresi tabel 4.21 di atas r2 Kebiasaan >
0,506 (R2) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah
multikolinieritas dalam persamaan. Untuk mengatasi masalah
multikolinieritas perlu untuk menghilangkan salah satu variabel
Persamaan r2
Persepsi Pribadi = Sertifikat Halal + Kebiasaan + Religiositas + e 0.181
Sertifikat Halal = Persepsi Pribadi + Kebiasaan + Religiositas + e 0.494
Kebiasaan = Persepsi Pribadi + Sertifikat Halal + Religiositas + e 0.555
Religiositas = Persepsi Pribadi + Sertifikat Halal + Kebiasaan + e 0.381
R2 persamaan utama 0.506
86
bermasalah, dalam kasus ini variabel sertifikat halal diduga sebagai
variabel yang paling berkorelasi dengan variabel lain. Maka akan
dilakukan regresi ulang tanpa variabel sertifikat halal.
Tabel 4.22 Hasil Uji Multikolinieritas Auxiliary Model Regresi
Menghilangkan Variabel Sertifikat Halal
Sumber: Data primer diolah, 2020
Setelah menghilangkan variabel sertifikat halal diperoleh r2 >
0,473 (R2), dapat disimpulkan persamaan sudah terbebas dari masalah
multikolinieritas, yang artinya bahwa model sudah tidak terjadi
korelasi.
4.2.Uji Asumsi Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan independen mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal, deteksi normalitas dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Cara
yang bisa ditempuh untuk menguji kenormalan data adalah dengan
menggunakan Grafik normal P-P Plot dengan cara melihat penyebaran
datanya. Jia pada grafik tersebut penyebaran datanya mengikuti pola
garis lurus, maka datanya normal. Jika pada tabel test of normality
Persamaan r2
Persepsi Pribadi = Kebiasaan + Religiositas + e 0.132
Kebiasaan = Persepsi Pribadi + Religiositas + e 0.386
Religiositas = Persepsi Pribadi + Kebiasaan + e 0.366
R2 persamaan utama 0.473
87
dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov nilai sig > 0.05, maka
data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.7 Uji Normalitas Normal Probability Plot
Sumber: Data primer diolah, 2020
Tabel 4.23 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Kolmogorov-
Smirnov
Asymp. Sig. Kriteria Keterangan
0.653 0.787 > 0,05 Berdistribusi Normal
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan grafik normal P-P Plot gambar 4.7 di atas
menunjukkan bahwa penyebaran data mengikuti garis normal (garis
lurus) dan hal yang sama juga ditunjukkan pada tabel 4.23 uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi
88
normal yakni Asymp. Sig. 0.787 > 0.05. dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa residual data berdistribusi normal.
3.1.Uji Asumsi Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas,
sedangkan untuk varian yang berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Metode yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya gejala
heterokedastisitas adalah melalui grafik plot antara nilai variabel
(ZPRED) dengan residualnya (SRESID) seerta Uji Glejser, ada
tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan jika, antara lain:
5) Titik-titik data penyebar diatas dan dibawah atau disekitar
angka 0.
6) Titik-titik tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.
7) Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.
8) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
Berikut ini disajikan grafik hasil dari pengujian heteroskedastisitas
menggunakan SPSS.16.0 sebagai berikut:
89
Gambar 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data primer diolah, 2020
Berdasarkan output Scatterplot di atas dapat disimpulkan bahwa
penyebaran titik-titiknya sudah memenuhi ketentuan-ketentuan yang
telah disebutkan diatas. Hal ini berarti tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas, sehingga model regresi yang baik dan ideal dapat
dipenuhi
Uji Glejser dilihat dengan cara menghasilkan regresi nilai absolute
residual (AbsUi) terhadap variabel independent lainnya. Hasil dari Uji
Glejser pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.24 Hasil Pengujian Heterokedastisitas dengan Uji Glejser
Variabel Sig. Kriteria Keterangan
Constant 0.626 > 0,05 tidak terjadi gejala
Persepsi Pribadi (X1) 0.342 > 0,05 tidak terjadi gejala
Kebiasaan (X3) 0.091 > 0,05 tidak terjadi gejala
Religiositas (X4) 0.626 > 0,05 tidak terjadi gejala
Sumber: Data Primer diolah, 2020
90
Berdasarkan data Uji Glejser di atas dapat diartikan bahwa dalam
analisisi regresi tidak terjadi gejala heterokedastisitas, menunjukkan
bahwa nilai signifikan variabel Persepsi Pribadi sebesar 0,342,
Kebiasaan sebesar 0,510, dan Religiositas sebesar 0,091. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel independen lebih besar
dari alpha 0,05.
5. Uji Analisis Jalur (Path Analysis)
Pengujian penelitian ini menggunakan analisis jalur (path
analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi
linear berganda. Analisis regresi dilakukan sebanyak dua kali. Analisis
regresi yang pertama untuk mengetahui kekuatan hubungan dari
variabel bebas (independent) terhadap variabel mediasi (intervening).
Analisis regresi yang kedua untuk mengetahui kekuatan hubungan
dari variabel bebas (indenpendent) terhadap variabel terikat
(dependent).
Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode
analisis jalur yang merupakan perluasan dari analisis regresi linier
berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk
menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual) yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori dan menentukan pola
hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan
untuk mengonfirmasi atau menolak hipotesis (Ghozali, 2013:249).
Hasil analisis jalur dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut:
91
Gambar 4.9 Model Analisis Jalur
Menurut Baron dan Kenny (1986) dalam Ghozali (2009), suatu
variabel disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut
mempengaruhi hubungan antara variabel independen (predictor) dan
variabel dependen (criterion). Pengujian hipotesis mediasi dapat
dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan
dikenal dengan Uji Sobel (Sobel Test). Uji Sobel ini dilakukan dengan
cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen
(X) kepada variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M).
Di uji dengan sobel tes menggunakan rumus:
Sp2p3 = √
Minat
Membeli
Persepsi
Pribadi
Sertifikat
Halal
Kebiasaan
Religiositas
Keputusan
Pembelian
e1= 0,708
e2= 0,853
0,266
-0,272
0,348
0,429
0,188
0,281
-0,335
0,580
0,261
92
Keterangan:
P3 : koefisien variabel mediasi
P2 : koefisien variabel bebas
SP2 : standar error koefisien bebas
SP3 : standar error koefisien mediasi
a. Pengaruh Persepsi Pribadi terhadap Keputusan Pembelian yang
di mediasi oleh Minat Membeli
Besarnya pengaruh langsung 0,188 sedangkan pengaruh tidak
langsung P2 x P3=(-0,272)*(0,261) = -0,070992. Dengan total
pengaruh 0,188+(= -0,070992) = 0,117002
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (P2
x P3) untuk X1 sebesar -0,070 signifikansi atau tidak itu diuji
menggunakan sobel test dengan menghitung standart error dari
koefisien inderect effect (Sp2p3).
Sp2p3 = √
Sp2p3=√
Sp2p3 = √
Sp2p3 = √
Sp2p3 = 0,040952
Berdasarkan Sp2p3 dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi dengan rumus:
t =
=
= 1,733689
93
Oleh karena t hitung = 1,733689 lebih besar dari t tabel 1,66055,
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi. Minat membeli
dapat memediasi pengaruh Persepsi pribadi terhadap Keputusan
pembelian
b. Pengaruh Sertifikat Halal Terhadap Keputusan Pembelian yang
di mediasi oleh Minat membeli
Variabel Sertifikat Halal di keluarkan dalam model karena diduga
memiliki kolinieritas terhadap variabel lain, maka tidak dapat
membuktikan dugaan atas hipotesis penelitian tentang pengaruh
sertifikasi halal terhadap keputusan pembelian yang di mediasi oleh
minat membeli.
c. Pengaruh Kebiasaan Terhadap Keputusan Pembelian di mediasi
oleh Minat Membeli
Besarnya pengaruh langsung -0,335 sedangkan pengaruh tidak
langsung P2 x P3=(0,348)*(0,261) = 0,090828. Dengan total pengaruh
-0,335 + 0,090828 = -0,264172
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (P2
x P3) untuk X1 sebesar -0,070 signifikansi atau tidak itu diuji
menggunakan sobel test dengan menghitung standart error dari
koefisien inderect effect (Sp2p3).
Sp2p3 = √
Sp2p3= √
Sp2p3 = √
94
Sp2p3 = √
Sp2p3 = 0,052897
Berdasarkan Sp2p3 dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi dengan rumus:
t =
=
= 1,7170728
Oleh karena t hitung = 1,7170728 lebih besar dari t tabel 1,66055,
maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi. Minat membeli
dapat memediasi pengaruh Kebiasaan terhadap Keputusan pembelian.
d. Pengaruh Religiositas Terhadap Keputusan Pembelian di mediasi
oleh Minat Membeli
Besarnya pengaruh langsung 0,580 sedangkan pengaruh tidak
langsung P2 x P3=(0,429)*(0,261)= 0,111969. Dengan total pengaruh
0,188+(= -0,070) = 0,118
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien (P2
x P3) untuk X1 sebesar -0,070 signifikansi atau tidak itu diuji
menggunakan sobel test dengan menghitung standart error dari
koefisien inderect effect (Sp2p3).
Sp2p3 = √
Sp2p3= √
Sp2p3 = √
Sp2p3 = √
Sp2p3 = 0,075253
95
Berdasarkan Sp2p3 dapat menghitung nilai t statistik
pengaruh mediasi dengan rumus:
t =
=
= 1,488257
Oleh karena t hitung = 1,488257 lebih kecil dari t tabel 1,66055,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh mediasi. Minat
membeli tidak dapat memediasi pengaruh Religiositas terhadap
Keputusan pembelian.
C. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Persepsi Pribadi,
Sertifikat Halal, Kebiasaan, dan Religiositas terhadap Keputusan
Pembelian dengan Minat Membeli sebagai variabel intervening pada
Generasi Millenial di Provinsi Jawa Tengah. Pembahasan masing-masing
hipotesis adalah sebagai berikut :
5.1.Variabel dalam model penelitian
a. Pengaruh Persepsi Pribadi (X1) terhadap Keputusan
Pembelian (Y)
Berdasarkan pengujian t tes pertama pada tabel 4.20, nilai
koefisien sebesar 2,183 dengan tingkat signifikansi 0,032 lebih
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Persepsi pribadi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
pembelian, sehingga H1 diterima. Dengan demikian penelitian
ini menunjukkan bahwa persepsi pribadi dapat mempengaruhi
96
keputusan pembelian pada generasi millenial di Jawa Tengah.
Persepsi individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka
tentang fakta yang dilihat maupun dari pengetahuan atau
informasi yang diperoleh, kemudian persepsi bisa ditunjukkan
melalui sikap. Pada generasi millenial muslim maupun non-
muslim di Jawa Tengah memberikan persepsi bahwa makanan
halal merupakan makanan yang baik untuk dikonsumsi karena
mereka paham tentang makanan halal dan mudah mendapatkan
informasi mengenai makanan halal, dengan itu mereka akan
mulai memutuskan untuk membeli.
Dalam jurnal Omar dan Zahrain (2012) mengemukakan
bahwa persepsi berpengaruh terhadap makanan halal, dibuktikan
pada persepsi dari non-muslim tentang makanan halal adalah
makanan yang sehat dan terbuat dari bahan-bahan yang bergizi,
mengakibatkan meningkatnya pembelian makanan halal. Ini
berarti semakin meningkatnya pengetahuan seseorang akan
memberikan persepsi tentang makanan halal yang kemudian
akan meningkatkan pula pembelian produk makanan halal. Hal
ini sejalan dengan penelitian Wardhani (2013) menyatakan
bahwa Persepsi memiliki pengaruh positif terhadap Keputusan
pembelian.
97
b. Pengaruh Kebiasaan (X3) terhadap Keputusan Pembelian
(Y)
Berdasarkan pengujian t tes pertama pada tabel 4.20, nilai
koefisien sebesar -2,954 dengan tingkat signifikansi 0,004 lebih
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Kebiasaan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Keputusan
pembelian, sehingga H3 ditolak. Kebiasaan berpengaruh negatif
terhadap keputusan pembelian pada makanan halal, dikarenakan
pada saat ini masih adanya beberapa generasi Y di Jawa Tengah
baik muslim maupun non-muslim sulit untuk mengurangi
kebiasaannya dalam memilih suatu makanan, mereka terbiasa
melihat dari trend, di mana akan lebih memilih makanan yang
sedang trend yang belum tentu kehalalanya dibandingkan
memilih makanan yang sudah pasti halal.
Dalam penelitian Fitria dkk. (2019) mengemukakan bahwa
adanya kebiasaan memilih produk makanan halal dengan merek
yang mereka percaya, hal tersebut berhubungan daya beli
konsumen, di mana sebagian kecil konsumen
mempertimbangkan harga makanan halal yang cenderung mahal,
maka dari itu mereka akan berpikir kembali sebelum
memutuskan pembelian. Hal ini sejalan dengan penelitian
Ahmed et all. (2014) dalam Ishak et all. (2016) di mana
kebiasaan tidak secara signifikan memprediksi konsumsi
98
makanan halal dan ini mungkin disebabkan oleh ketidakpastian
dari item atau kalimat “Saya tidak harus berpikir untuk
melakukannya”. Sedangkan dalam penelitian Mindy dan Wendy
(2008), menjelaskan bahwa ketika seseorang memutuskan untuk
membeli sesuatu akan selalu dipengaruhi oleh kebiasaannya.
c. Pengaruh Religiositas (X4) terhadap Keputusan Pembelian
(Y)
Berdasarkan pengujian t tes kedua pada tabel 4.20, nilai
koefisien sebesar 3,041 dengan tingkat signifikansi 0,003 lebih
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Religiositas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
pembelian, sehingga H4 diterima. Religiositas berpengaruh
positif dengan keputusan pembelian makanan halal, di mana
beberapa generasi millenial muslim di Jawa Tengah masih
percaya bahwa makanan halal adalah makanan yang diwajibkan
untuk konsumsi. Dan beberapa generasi milenial non-muslim
juga percaya akan hal tersebut. Mereka percaya bahwa memang
melaksanakan kewajiban mengonsumsi makanan halal adalah
salah satu bentuk ketaatannya kepada tuhan. Sedangkan
kehalalan suatu produk hanya dipastikan melalui label halal
yang tertera pada kemasan ataupun pada restoran biasanya
dipasang pada samping logo restoran. Semakin tinggi tingkat
99
religiositas maka semakin tinggi pembelian produk halal
(Aisyah, 2014 dalam Niswah, 2018)
Dalam penelitian Imamudin (2017) menunjukkan bahwa
religiositas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
Sesuai dengan penelitian dari Sukesti dan Budiman (2018)
menyatakan bahwa religiositas berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Sejalan juga dengan penelitian dari Shovi Sadzalia
(2010) bahwa religiositas dapat mempengaruhi seseorang dalam
keputusan pembelian. Semakin tinggi tingkat religiositas
seseorang, semakin tinggi intensitas pembelian produk makanan
halal.
d. Pengaruh Persepsi Pribadi (X1) terhadap Minat Membeli
(Z)
Berdasarkan pengujian t tes pertama pada tabel 4.17, nilai
koefisien sebesar -3,990 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Persepsi pribadi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Minat membeli,
sehingga H5 ditolak. Hal tersebut dikarenakan masih adanya
generas millenial ketidakpahaman tentang makanan halal.
Adanya pemilihan makanan yang tidak berdasarkan standarisasi
makanan halal. Masih adanya generasi millenial yang mengikuti
trend. Ini berarti bahwa minat membeli dari generasi millenial
akan makanan halal masih rendah yang disebabkan oleh
100
persepsi pribadi yang ditujukan melalui sikap mereka. Dalam
penelitian Ansyah dan Abror (2019) menyatakan bahwa persepsi
berpengaruh negatif signifikan terhadap minat membeli, hal
tersebut dikarenakan adanya risiko yang diterima seperti berupa
kerugian atau kekecewaan dalam pembelian, sehingga dapat
mengurangi minat untuk membeli.
e. Pengaruh Kebiasaan (X3) terhadap Minat Membeli (Z)
Berdasarkan pengujian t tes pertama pada tabel 4.17, nilai
koefisien sebesar 3,871 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Kebiasaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat membeli,
sehingga H7 diterima. Kebiasaan berpengaruh positif terhadap
minat membeli makanan halal, memang kebiasaan generasi
millenial terhadap perilaku mengikuti trend tidak menutup
kemungkinan untuk dapat membentuk minat membelinya
terhadap makanan halal. Faktanya memang pada saat ini trend
halal sedang digemari oleh generasi millenial, ini menandakan
minatnya terhadap makanan halal masih tinggi. Dalam
penelitian Liu and Tam (2010), menjelaskan bahwa kebiasaan
konsumen merupakan aspek penting dalam pembentukan
perilaku, karena kebiasaan (habit) yang mengukur tingkat
otomatis perilaku seseorang sebagai penentu minat konsumen
untuk bertindak. Pada beberapa penelitian tentang perilaku yang
101
berhubungan dengan makanan halal telah berhasil memasukkan
kebiasaan sebagai prediktor dari niat.
f. Pengaruh Religiositas (X4) terhadap Minat Membeli (Z)
Berdasarkan pengujian t tes kedua pada tabel 4.17, nilai
koefisien sebesar 3,041 dengan tingkat signifikansi 0,003 lebih
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Religiositas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat membeli,
sehingga H8 diterima. Dengan demikian penelitian ini
menunjukkan bahwa religiositas generasi millenial di Jawa
Tengah berpengaruh terhadap minat membeli makanan halal.
Pemahaman serta pengamalan ketika mengonsumsi produk
makanan halal salah satu bentuk dari religiositas, maka dengan
pemahaman serta pengamalan tersebut seseorang akan memiliki
minat untuk membeli suatu produk makanan halal. Ini
menandakan bahwa ketika seseorang memiliki religiositas yang
tinggi maka akan memiliki minat yang tinggi pula dalam
pembelian makanan halal. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Awan, et all. (2015), dalam penelitian
menemukan bahwa keyakinan agama berpengaruh terhadap niat
pembelian produk halal, karena ketika seseorang memiliki
keyakinan terhadap produk makanan halal merupakan produk
yang benar kehalalannya maka akan menciptakan niat dalam
membeli.
102
g. Pengaruh Minat Membeli (Z) terhadap Keputusan
Pembelian (Y)
Berdasarkan pengujian t tes kedua pada tabel 4.20, nilai
koefisien sebesar 2,171, dengan tingkat signifikansi 0,032 lebih
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Minat membeli
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan
pembelian, sehingga H9 diterima. Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa minat generasi millenial berpengaruh
terhadap keputusan pembelian makanan halal. Hal ini sejalan
dengan penelitian dari Magfiroh, dkk. (2016) menyatakan
bahwa minat membeli berpengaruh positif signifikan terhadap
keputusan pembelian yang artinya bahwa semakin tinggi minat
beli konsumen maka akan mengakibatkan meningkatnya
keputusan pembelian konsumen.
h. Pengaruh Persepsi Pribadi (X1) terhadap Keputusan
Pembelian (Y) dengan di mediasi Minat Membeli (Z)
Berdasarkan pengujian Path Analysis, diperoleh t hitung
sebesar 1,733689 lebih besar dari t tabel = 1,66055 maka dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi. Dengan demikian,
Minat membeli mampu memediasi pengaruh Persepsi pribadi
terhadap Keputusan pembelian jadi H10 Diterima. Hal ini
dijelaskan juga dalam penelitian Azizah (2018:13) bahwa faktor
103
yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang untuk mengambil
keputusannya dalam membeli suatu barang yaitu minat.
Dalam penelitian Dewi (2009) menyatakan bahwa setiap
konsumen memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu
produk, maka keputusan pembelian akan cepat terlaksana
apabila adanya persepsi yang positif terhadap produk yang
dibelinya. Persepsi tersebut berupa penilaian terhadap suatu
produk yang dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi
konsumen. Dengan demikian seorang konsumen yang hendak
melaksanakan pilihan pada suatu barang maka harus memiliki
pilihan alternatif. Dalam hal ini pilihan alternatif dibentuk
melalui persepsi positif yang dipengaruhi oleh minat. Jika
konsumen memiliki pilihan alternatif maka ia akan memutuskan
pembelian.
i. Pengaruh Kebiasaan (X3) terhadap Keputusan Pembelian
(Y) dengan di mediasi Minat Membeli (Z)
Berdasarkan pengujian Path Analysis,diperoleh t hitung
sebesar 1,7170728 lebih besar dari t tabel = 1,66055 maka dapat
disimpulkan bahwa Minat membeli ada pengaruh mediasi.
Dengan demikian, Minat membeli mampu memediasi pengaruh
Kebiasaan terhadap Keputusan pembelian jadi H12 Diterima.
Dalam penelitian Liu and Tam (2010) menjelaskan bahwa
kebiasaan konsumen merupakan aspek penting dalam
104
pembentukan perilaku, karena kebiasaan (habit) yang mengukur
tingkat otomatis perilaku seseorang sebagai penentu minat
konsumen untuk bertindak. Pada beberapa penelitian tersebut
telah berhasil memasukkan kebiasaan sebagai variabel yang
dipengaruhi oleh niat. Dengan demikian ketika mengonsumsi
makanan halal menjadi kebiasaan bagi konsumen akan
meningkatkan minat beli dan juga akan meningkatkan pula
dalam pengambilan keputusan.
j. Pengaruh Religiositas (X4) terhadap Keputusan Pembelian
(Y) dengan di mediasi Minat Membeli (Z)
Berdasarkan pengujian Path Analysis,diperoleh t hitung
sebesar 1,488257 lebih kecil dari t tabel = 1,66055 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh mediasi. Dengan
demikian, minat membeli tidak memiliki peran dalam
mempengaruhi religiositas dengan keputusan pembelian.
Religiositas sudah berpengaruh terhadap keputusan pembelian
dengan tidak adanya minat membeli.
5.2.Variabel yang dikeluarkan dari dalam model penelitian
Karena diduga memiliki hubungan korelasi dengan variabel
lainnya dalam model penelitian, maka variabel sertifikat halal
dikeluarkan dari model penelitian. Meski dikeluarkan dari
model penelitian sehingga tidak dapat membuktikan dugaan atas
hipotesis penelitian tentang pengaruh sertifikat halal terhadap
105
keputusan pembelian, generasi millenial harus tetap
memperhatikan adanya sertifikat halal sebagai bukti kehalalan
suatu produk makanan secara sah. Sertifikat halal merupakan
syarat sah pencantuman label halal yang dikeluarkan oleh MUI
yang secara teknis ditandatangani oleh Lembaga Pengkajian
Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM). Dalam
menyatakan kehalalan suatu produk didasarkan pada Fatwa MUI
yang menyatakan bahwa kehalalan suatu produk sesuai dengan
syariat islam dan menjadi syarat pencantuman label halal dalam
setiap produk pangan, obat-obatan, da kosmetik.
Korelasi antara sertifikat halal dengan persepsi pribadi.
Dalam penelitian Qomaro (2018) mengemukakan bahwa
seorang konsumen menganggap bahwa produk pangan dengan
sertifikat halal memiliki kualitas yang berbeda dengan produk
tanpa sertifikat halal. Kemudian mengatakan bahwa produk
yang bersertifikat halal memiliki manfaat yang sesuai dengan
harga yang dibayarkan. Dengan produk bersertifikat halal
konsumen mendapatkan suatu produk dengan informasi yang
jujur, benar, dan jelas, hal tersebut merupakan salah satu hak
konsumen yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha.
Korelasi antara sertifikat halal dengan kebiasaan. Dalam
penelitian Ahmed et all. (2014) dalam Ishak et all. (2016) di
mana konsumen menganggap konsumsi makanan halal sebagai
106
proses otomatis. Kebiasaan bagi konsumen untuk membaca
label makanan atau untuk mencari indikator halal, seperti status
jaminan halal, negara asal dan bahan-bahan produk, saat
membeli atau sebelum mengonsumsi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa adanya korelasi atau hubungan antara kebiasaan dengan
sertifikat halal, karena telah dibuktikan setiap pembelian produk
makanan halal setiap konsumen terbiasa membaca dan mencari
label halal pada produk.
Korelasi antara sertifikat halal dengan religiositas. Dalam
penelitian Wijaya (2018) menyatakan bahwa labelisasi halal
berpengaruh secara positif signifikan terhadap religiositas
konsumen. Kemudian Fatmawati dan Pramintasari (2017)
menyatakan bahwa adanya logo halal membuat konsumen yakin
bahwa apa yang dikonsumsinya sudah benar dan apa yang
dilakukannya menunjukkan komitmen terhadap agama yang
dianutnya. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat religiositas
konsumen maka semakin tinggi pula tingkat pembelian produk
makanan berlabel halal.
Tabel 4.25 Ringkasan Hasil Hipotesis
No Hipotesis Hasil Penelitian
Variabel dalam model penelitian
1 H1: Pengaruh Persepsi Pribadi (X1)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Persepsi pribadi
berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian
2 H3: Pengaruh Kebiasaan (X3) terhadap
Keputusan Pembelian (Y)
Kebiasaan berpengaruh
negatif terhadap keputusan
pembelian
3 H4: Pengaruh Religiositas (X4) terhadap Religiositas berpengaruh
107
Keputusan Pembelian (Y) positif terhadap keputusan
pembelian
4 H5: Pengaruh Persepsi Pribadi (X1)
terhadap Minat Membeli (Z)
Persepsi pribadi
berpengaruh negatif
terhadap minat membeli
5 H7: Pengaruh Kebiasaan (X3) terhadap
Minat Membeli (Z)
Kebiasaan berpengaruh
positif terhadap minat
membeli
6 H8: Pengaruh Religiositas (X4) terhadap
Minat Membeli (Z)
Religiositas berpengaruh
positif terhadap minat
membeli
7 H9: Pengaruh Minat Membeli (Z)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Minat membeli berpengaruh
positif terhadap keputusan
pembelian
8 H10: Pengaruh Persepsi Pribadi (X1)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
dengan dimediasi Minat Membeli (Z)
Minat membeli mampu
memediasi pengaruh
persepsi pribadi terhadap
keputusan pembelian
9 H12: Pengaruh Kebiasaan (X3) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) dengan
dimediasi Minat Membeli (Z)
Minat membeli mampu
memediasi pengaruh
kebiasaan terhadap
keputusan pembelian
10
H13: Pengaruh Religiositas (X4)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
dengan dimediasi Minat Membeli (Z)
Religiositas sudah
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian
dengan tidak adanya minat
membeli
Variabel di luar model penelitian
11 H2: Pengaruh Sertifikat Halal (X2)
terhadap Keputusa nPembelian (Y) Variabel sertifikat halal
dikeluarkan dari model
penelitian karena memiliki
masalah multikolinieritas
12 H6: Pengaruh Sertifikat Halal (X2)
terhadap Minat Membeli (Z)
13 H11: Pengaruh Sertifikat Halal (X2)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
dengan dimediasi Minat Membeli (Z)
108
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dibahas di atas, maka
dapat ditarik kesimpulan dari pengaruh persepsi pribadi, sertifikasi halal,
kebiasaan dan religiositas terhadap keputusan dengan minat membeli
sebagai variabel intervening, adalah sebagai berikut:
1. Persepsi pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian makanan halal.
2. Sertifikat halal memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan
pembelian makanan halal, hanya saja karena variabel sertifikat halal
memiliki korelasi dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut
dikeluarkan dari model penelitian.
3. Kebiasaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian makanan halal pada generasi millenial di Jawa Tengah.
4. Religiositas pada makanan halal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian makanan halal pada generasi millenial
di Jawa Tengah.
5. Persepsi pribadi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap minat
membeli makanan halal pada generasi millenial di Jawa Tengah.
6. Sertifikat halal memiliki pengaruh yang besar terhadap minat
membeli makanan halal, hanya saja karena variabel sertifikat halal
109
memiliki korelasi dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut
dikeluarkan dari model penelitian.
7. Kebiasaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
membeli makanan halal pada generasi millenial di Jawa Tengah.
8. Religiositas pada makanan halal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat membeli makanan halal pada generasi millenial di
Jawa Tengah.
9. Minat membeli berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian makanan halal pada generasi milenial di Jawa
Tengah.
10. Minat membeli mampu memediasi persepsi pribadi terhadap
keputusan pembelian pada generasi millenial di Jawa Tengah.
11. Tidak ditemukannya hasil bahwa minat membeli mampu atau tidak
mampu memediasi pengaruh sertifikat halal memiliki pengaruh yang
besar terhadap keputusan pembelian makanan halal, hanya saja
karena variabel sertifikat halal memiliki korelasi dengan variabel
lainnya, maka variabel tersebut dikeluarkan dari model penelitian.
12. Minat membeli mampu memediasi kebiasaan terhadap keputusan
pembelian pada generasi millenial di Jawa Tengah.
13. Minat membeli tidak mampu memediasi religuoitas terhadap
keputusan pembelian pada generasi millenial di Jawa Tengah.
110
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, adapun saran-saran yang dapat
penulis kemukakan, sebagai berikut:
1. Saran Bagi Akademisi
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu pada penelitian sejenis
yang mendukung dinilai masih minim. Kurangnya penelitian pada
obyek makanan halal khususnya di Indonesia membuat hasil
penelitian tidak konsisten. Sebaiknya untuk peneliti yang akan datang
lebih banyak mencari penelitian sejenis dengan obyek yang sama.
Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel yang memiliki
pengaruh yang besar terhadap keputusan pembelian dan mampu
memediasi pengaruh variabel independen terhadap keputusan
pembelian.
Pada penelitian ini juga memiliki keterbatasan yaitu pada jumlah
responden tidak dapat menjangkau ke seluruh Kota/Kabupaten di
Provinsi Jawa Tengah. Selain itu kurangnya responden pada generasi
millenial yang memiliki tahun lahir 1983 menjadikan penelitian ini
kurang memiliki gambaran yang akurat. Sebaiknya untuk peneliti
yang akan datang lebih memaksimalkan dan dapat menambah data
dan atau menggabungkan variasi dari variabel lain.
2. Saran Bagi Praktisi
Saran penulis bagi pengusaha makanan halal baik restoran, warung
makanan cepat saji maupun UMKM dalam mendirikan suatu bisnis
111
kuliner dan sasaran konsumennya adalah generasi millenial, memang
banyak kompetitor yang juga bergerak dalam bidang usaha yang sama
yaitu dibidang kuliner, karena yang kita tahu bahwa makanan
merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia dan adanya persepsi
serta preferensi generasi millenial yang unik dan khas, maka
diperlukannya strategi-strategi bisnis yang harus dilakukan untuk
menghadapi persaingan secara kompetitif. Selain itu juga
dibutuhkannya sertifikat halal dan logo halal pada makanan untuk
menjamin bahwa bahan yang digunakan adalah bahan yang halal,
sehingga dapat menarik kepercayaan dan kesadaran bagi konsumen
bahwa makanan halal merupakan makanan yang sehat, bergizi dan
memiliki kualitas baik dan terjamin. Hal tersebut juga dapat
menumbuhkan persepsi dan kebiasaan yang positif terhadap makanan
halal, dan dapat meningkatkan religiositas bagi konsumennya.
Sehingga bisnis tersebut akan menciptakan peluang yang cukup besar
dalam mengembangkan dan memajukan bisnis makanan halal
khususnya di Provinsi Jawa Tengah.
Saran penulis bagi konsumen khususnya generasi millenial.
Disarankan setiap melakukan pembelian makanan halal harus
memperhatikan kualitas produk makanan dan mengecek kehalalan
dari produk yang akan dibeli, serta dapat memupuk kesadaran
mengonsumsi makanan halal akan lebih baik lagi untuk kesehatan.
Kemudian disarankan untuk selalu update terhadap perkembangan
112
teknologi dan aplikasi yang menawarkan kemudahan bertransaksi,
sehingga dapat memfilter setiap konsumsi kita agar tidak tercampur
dengan bahan-bahan yang tidak halal.
113
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (1993). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Abror, A. R. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Ahmed, Z. U., Al-Kwifi, O. S., Saiti, B., & Othman, N. B. (2014). Consumer
Behaveour Dynamics of Chinese Minorities. Journal of Technology
Management in China, 3(1), 6-23.
Aisyah, M. (2014). The Influence of Religious Behavior on Consumers' Intention
to Purchase Halal-Labeled Product. Journal Business and
Entrepreneurship Review, 14(1), 15-32.
Alam, S. S., & Sayuti, N. (2011). Applying The Theory of Planned Behaveour
(TPB) in Halal Food Purchasing. Internasional Journal of Commerce and
Management, 12(2), 8-20.
Al-Banna, H. (2019). Muslim Customer Behaviour In Halal Food Online
Purchasing. Journal of Islamic Monetary Economics and Finance, 5(3),
517-540.
Alfian, I., & Marpaung, M. (2017). Analisis Pengaruh Label Halal, Brand dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian di Kota Medan. At-Tawassuth:
Journal Ekonomi Islam, 2(1), 118-141.
Amin, M. (2013). Mengapa Keharaman Babi Bersifat Mutlak. Jurnal Halal,
16(99), 46-47.
Amirullah. (2002). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ancok. (1994). Psikologi Agama. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Ancok, D., & Suroso, F. (1994). Psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anggasari, R. E. (1997). Hubungan Tingkat Religiositas Dengan Sikap Konsumtif
Pada Ibu Rumah Tangga. Psikologi, 15-20.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan. Jakarta: PT. Rineka
CIpta.
114
Armitge, C., & Conner, M. (1998). Extending The Theory of Planned Behavior: A
Review and Avenues for Futher Reseaxrh. Journal of Applied Social
Psychology, 1429-1464.
Astogini, D., Wahyudin, & Wulandari, S. Z. (2011). Aspek Religiusitas Dalam
Keputusan Pembelian Produk Halal (Studi Tentang Labelisasi Halal Pada
Produk Makanan dan Minuman Kemasan). Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan
Akuntansi, 13(1), 1-8.
Astogini, D., Wahyudin, & Wulandari, S. Z. (2011). Aspek Religiositas Dalam
Keputusan Pembelian Produk Halal (Studi Tentang Labelisasi Halal Pada
Produk Makanan dan Minuman Kemasan.). Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan
Akuntansi, 13(1), 1-8
Azam, A. (2013). The role of halal awareness, halal certification, and marketing
components in determining halal purchase intention among non-Muslims
in Malaysia: a structural equation modeling approach. Journal of
International Food and Agribusiness Marketing, 1-23.
Aziz, A., & Viu, C. (2012). The Role of Halal Awareness, Halal Certification and
Marketing Components in Determining Halal Purchase Intention Among
Non-Muslims in Malaysia: A Struktural Equation Modeling Approach.
Journal of International Food and Agribusiness Marketing, 25(1), 1-23.
Azizah, I. (2008). Pengaruh Persepsi Dan Preferensi Konsumen Terhadap
Keputusan Pembelian. Malang.
Basri, Y., & Kurniawati, F. (2019). Effect of Religiosity and Halal Awareness on
Purchase Intention Moderated by Halal Certification. Journal
International Conference on Economics, Management, and Acounting,
592-607.
Bawono, A. (2006). Multivariate Analysis Dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Press.
Bohari, A. M., Hin, C. W., & Fuad, N. (2013). The Competitiveness of Halal
Food Industry in Malaysia: A SWOT- ICT Analysis. Marketing Journal of
Society and Space, 1-9.
BPOM. (t.thn.). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999
tentang Label dan Iklan Pangan. Dipetik Juni 02, 2020, dari JDIH POM:
http://jdih.pom.go.id
115
BPS. (2019, Januari 24). Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Provinsi Jawa Tengah, tahun 2014-2018. Dipetik Desember 16,
2020, dari Badan Pusat Statistika: http://www.bps.go.id
Bulan, T. P., & Rizal, M. (2016). Pengaruh Labelisasi Halal terhadap Keputusan
Pembelian Sosis di Kuala Simpang Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal
Manajemen dan Keuangan, 5(1), 431-439.
Chiu, C.-M., Hsu, M.-H., Lai, H., & Chang, C.-M. (2012). Exploring Online
Repeat Purchase Intentions: The Role of Habit. Decision Support System,
53, 835-845.
Dewi, U. W. (2008). Pengaruh Motivasi Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di Kawasan Surabaya
Barat. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 10(1), 1-13.
Dharmesta, B. S., & Handoko, D. (1982). Manajemen Pemasaran Analisis
Perilaku Konsumen. Yogyakarta: B PFE.
Firdaus, M. (2004). Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi
Aksara.
Garg, P., & Joshi, R. (2018). Purchase Intentions of Halal Brands in India: The
Mediating Effect of Attitude. Journal of Islamic Marketing, 11, 1-12.
Ghozali, I. (2001). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Anlisis Multivariat dengan Program IBM SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gunawan, S. (2015). The Impact of Motivation, Perception and Attitude toward
Consumer Purchasing Decision: A Study Case of Surabaya and Jakarta
Society on Carl’s Junior. iBuss Management, 3(2), 154-163.
Hamid, S., Craig, R., & Clarke, F. (1993). Religion: A Confounding Cultural
Element in The International Harmonization of Accounting. Journal
Abacus, 29(2), 131-148.
Hasan, K. S. (2014). Kepastian Hukum Sertifikasi Dan Labelisasi Halal Produk
Pangan. Jurnal Dinamika Hukum, 14(2), 227-238.
116
Ibrahim, H., & Ismail, H. (2015). A Generational Cohort Study of The
Relationship Between Religiosity and Religious Assurance for The
Purchase of Non-Food Product. International Journal of Economics and
Financial Issues, 5(1), 330-334.
Ishak, Abd Hair; Awang, Abd Hair; Hussai, Mohd Yusof; Sarmila, Zaimah
Ramli; Sum, Md; Saad, Suhana; Manaf, Azima Abd;. (2016). A study on
The Mediating Role of Halal Perception: Determinants adn Consequence
Reflection. Journal of Islamic Marketing, 288-302.
Jalil, N. S., Tawde, A., Zito, S., & Sinclair, M. (2018). Attitudes of The Public
Towards Halal Food and Associated Animal Welfare Issues in Two
Countries With Predominantly Muslim and Non-Muslim Populations.
Journal PLOS One, 1-18.
Jayani, D. H. (2019, April 28). Dipetik Januari 21, 2020, dari Worldmeters:
www.worldmeters.info
Ji Song, M., & Wood, W. (2007). Purchase and Consumption Habits: Not
Necessarily What You Intend. Journal of Consumer Psychology, 17(4),
61-76.
Johnson, K. (2011). Generation Y Consumer Choice For Organic Foods. Journal
of Global Business Management, 2-13.
Joko, & Surtikanti. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UMS.
Kadir, A. (2011). Remaja Melayu Tidak Sensitif Isu Halal. Dewan Masyarakat,
(hal. 21).
Kaifi, B., Nafei, W., Kaifi, M., & Khanfar, N. (2010). A Multi-Generational
Workforce: Maging And Undestanding Millennials. International Journal
of Business and Management, 88-93.
Kamilah, G., & Wahyuati, A. (2017). Pengaruh Labelisasi Halal dan Brand Image
Terhadap Keputusan Pembelian melalui Minat Beli. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, 6(2), 1-18.
Khalek, A. A. (2014). Young Consumers' Attitude Toward Halal Food Outlets
and JAKIM's Halal Certification in Malaysia. Procedia - Social and
Behavioural Sciences, 121, 26-34.
117
Khan, A., & Azam, M. (2016). Factors Influencing Halal Product Purchase
Intention in India: Preliminary Investigation. IUP Journal of Marketing
Management, 15(1), 20-35.
Koetjaraningrat. (1979). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Radar Jaya Offset.
Kotler, P. (1993). Manajemen Pemasaran (Analisis Perencanaan Implementasi
dan Pengendalian (Ketujuh ed.). (A. Zakaria, Penerj.) Jakarta: FE UI.
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran (Millenium ed.). Jakarta: PT.
Prenhalindo.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kupperschmidt, B. R. (2000). Multigeneration Employees: Strategies fro Effetive
Management. Journal The Health Care Manager, 65-76.
Lui, T., & Tam, L. (2010). Not All Repeat are The Same: Attitudinal Loyalty adn
Habit. Dipetik Maret 24, 2020, dari Working Paper, Old Dominion
University: www.yupingliu.com
Maghfiroh, A., Zainul, A., & Arifin. (2016). Pengaruh Citra Merek Trehadap
Minat Beli dan Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis, 40(1),
132-140.
Mangunwijaya, Y. (1984). Menumbuhkan Sikap Religius pada Anak. Jakarta:
Gramedia.
Mappiare, A. (1997). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Marwansyah, E. D. (2019). The Effect of Halal Certification and Halal Awareness
Through Interest in Decisions On Buying halal Food Product. Journal of
Islamic Economics, Finance and Banking, 3(1), 64-79.
Maryama, N., Zakaria, Z., & Desa, M. N. (2019). Gen Y consumers’ intention to
purchase halal food in Malaysia: a PLS-SEM approach. Journal of Islamic
Marketing, 1-12.
Niswah, F. M. (2018). Hubungan Persepsi da Religiositas Terhadap Keputusan
Pembelian Kosmetik Tanpa Label Halal. Jurnal Middle East and Islamic
Studies, 5(1), 47-66.
Nooh, M., Nawai, N., Dali, N. R., & Mohammad, H. (2007). Halal Branding: An
Exploratory Research Among Consumers in Malaysia. Journal of
Muamalt and Islamic Finance Research, 19-44.
118
Poerwadarminta. (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pratiwi, A. d. (2010). Perilaku Prososial Ditinjau dari Empati dan Kematangan
Emosi. Kudus: Universitas Muria Kudus.
Prihatin, I. U. (2017, Januari 18). Dipetik Januari 25, 2020, dari Merdeka:
http://m.merdeka.com
Rakhmat, J. (1997). Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Rambe, Y. M., & Afifuddin, S. (2012). Pengaruh Pencantuman Label Halal Pada
Kemasan Mie Instan Terhadap Minat Pembelian Masyarakat Muslim
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Al-Washliyah, Medan). Jurnal
Ekonomi dan Keuangan, 1(1), 36-45.
Rehman, A., & Shabbir, M. S. (2010). The Relationship Between Religiosity and
New Product Adoption. Journal of Islamic Marketing, 63-69.
Sadzalia, S. (2015). Pengaruh Label Halal dan Religiusitas Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Kosmetik di Kota Malang. Malang: Fakultas Ekonomi.
Sayid, M. (2006). Pendidikan Remaja Antara Islam dan Ilmu Jiwa. Jakarta: Gema
Insani Press.
Setyaningsih, E. D., & Marwansyah, S. (2019). The Effect of Halal Certification
and Halal Awareness Through Interest in Decisions on Buying Halal Food
Profucts. Journal of Islamic Economics, Finance and Banking, 3(1), 64-79.
Shi Wee, C., Md Ariff, M. B., Zakuan, N., & Mohd, M. (2014). Consumers
Perception, Purchase Intentions And Actual Purchase Behavior of Organic
Food Products. Review of Integrative Business and Economics Research,
3(2), 378-397.
Siagian, R. F. (2015). Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap
Prestasi Belajar Matematika. Journal Formatif, 2(2), 122-131.
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Solomon, M., Bamossy, G., Askegaard, S., & K.Hogg, M. (2002). Consumer
Behaviour: A European Perspective. England: Prentice Hall Europe.
Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi. yogyakarta: Andi Offset.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabet.
119
Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT. Alfabet.
Sukesti, F., & Budiman, M. (2014). The Influence Halal Label and Personal
Religiousity on Purchase Decision on Food Product in Indonesia.
International Journal of Business, Economics and Law, 4(1), 150-153.
Sunyoto, D. D. (2013). Teori, Kuesioner Dan Analisis Data Untuk Pemasaran
Dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Supardi. (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII
Press.
Suryani, T. (2013). Perilaku Konsumen di Era Internet; Implikasiya Pada Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syed Agil, S., & Mohd Nor, M. B. (2012). Positioning The Halal Food Industry
The Case of Malaysia. Journal NIDA, 4(2), 157-174.
Tam, L., & Thompkins, Y. L. (2013). Not All Repeat Customers Are The Same:
Designing Effective Cross-Selling Promotion on The Basis of Attitudinal
Loyalty and Habit. Journal of Marketing, 21-36.
Tjipto, F. (2007). Trategi Bisnis Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Utomo, W. P. (2019). Indonesia Millennial Report 2019. Jakarta: IDN Media.
Vanany, I., Soon, J. M., Maryani, A., & Wibawa, B. M. (2019). Determinants of
Halal-Food Consumption in Indonesia. Journal of Islamic Marketing,
1759-0833.
Wardhani, W., Sumawarman, U., & Yuliati, L. (2016). Pengaruh Persepsi dan
Preferensi Konsumsi terhadap Keputusan Pembelian Hunian Green
Product. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 4(1), 46-63.
Wiratna, S. V. (2005). Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta:
Pustakabaru Press.
Yuliadi, I. (2009). Ekonometrika Terapan. Yogyakarta: Unit Penerbitan Fakultas
Ekonomi (UPFE).
120
LAMPIRAN
121
Lampiran 1.1 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
Isilah identitas diri saudara dengan keadaan yang sebenarnya :
Nama :
Tempat, Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan
Umur : _____Tahun.
Agama : Islam Hindu
: Katolik Budha
: Kristen Kong Hu Chu
: Kristen Protestan Lainnya
Pekerjaan : Mahasiswa Wiraswasta
: Karyawan PNS
: Lainnya
Pendidikan Terakhir : SD SMP
: SMA Perguruan Tinggi
Status : Kawin Belum Kawin
Hobby : Traveling Shopping
: Kuliner Menulis
: Membaca
122
Pendapatan/Uang Saku(bulan): < Rp. 500.000,00
: Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00
: Rp. 1.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00
: Rp. 3.000.000,00 – Rp. 5.000.000,00
: > Rp. 5.000.000,00
B. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda ( ) pada kolom jawaban yang tersedia dengan
jawaban Bapak/Ibi/Sdr. Dalam kolom pilihan jawaban anda dapat
memberikan nilai dari yang paling kecil sampai yang paling besar yaitu
skala 1 s/d 10. Jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan tidak akan
mempengaruhi kedudukan maupun jabatan, mengingat kerahasiaan
identitas Bapak/Ibu/Sdr akan kami jaga.
C. VARIABEL PERSEPSI PRIBADI
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Saya selalu membeli makanan halal
2 Makanan halal penting bagi saya
3 Saya mengikuti ajaran Islam untuk
mengonsumsi makanan halal
4 Saya memilih makanan halal karena
sedang tren
5 Saya memilih makanan halal karena
mengikuti keluarga saya yang
mengonsumsi makanan halal
6 Saya memilih makanan berlogo halal
karena pengaruh agama
7 Saya akan memilih makanan halal
setelah mendapat rekomendasi dari
orang terdekat
8 Lingkungan tempat saya tinggal sangat
mempengaruhi saya dalam memilih
makanan
123
D. VARIABEL SERTIFIKASI HALAL
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sertifikasi halal merupakan simbol dari
kualitas produk
2 Sertifikasi halal memberikan
kepercayaan terhadap produk
3 Sertifikat halal harus benar-benar
dikeluarkan oleh pihak yang
berwenang
4 Adanya sertifikasi hala dapat
mempengaruhi minat saya dalam
membeli makanan halal
5 Adanya sertifikasi halal memberikan
jaminan terhadap kebersihan produk
makanan halal
6 Saya memahami proses sertifikasi logo
halal
7 Adanya sertifikasi logo halal menjadi
pertimbangan saya dalam memilih
makanan halal
8 Saya terbantu dengan adanya sertifikasi
logo halal
E. VARIABEL KEBIASAAN (HABIT)
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Saya selalu mengonsumsi makanan
halal secara teratur
2 Saya selalu melakukan setiap hari
tanpa diingatkan
3 Saya akan merasa tidak nyaman jika
tidak mengonsumsi makanan halal
4 Saya tidak perlu berpikir terlebih
dahulu untuk mengonsumsi makanan
halal
5 Saya lebih suka membeli produk halal
walaupun tidak termasuk brand
populer
6 Saya selalu mengutamakan dalam
mengonsumsi makanan halal daripada
makanan non-halal
7 Saya selalu berusaha untuk dapat
mengonsumsi makanan halal
8 Saya akan menunda makan jika
terdapat sesuatu yang salah pada
makanan saya
124
F. VARIABEL RELIGIOSITAS
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kitab pedoman agama saya
menganjurkan untuk mengonsumsi
makanan hal yang halal.
2 Pengetahuan tentang hukum pada
agama saya menjadi pedoman dalam
menentukan konsumsi saya.
3 Keyakinan terhadap agama mencegah
saya agar tidak melakukan kegiatan
yang menyimpang
4 Iman lebih penting bagi saya
5 Hubungan saya dengan Tuhan lebih
penting bagi saya
6 Saya selalu menghindari larangan
Tuhan
7 Saya selalu mengutamakan perintah
Tuhan
8 Mengonsumsi makanan halal adalah
salah satu bentuk saya mematuhi
perintah Tuhan
G. VARIABEL MINAT MEMBELI
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Saya cenderung membeli makanan
halal
2 Saya akan mempertimbangkan untuk
membeli makanan halal
3 Saya berniat untuk membeli makanan
halal
4 Saya tidak akan membeli produk yang
tidak mempunyai label halal
5 Saya akan merekomendasikan untuk
membeli makanan halal
6 Saya membeli makanan halal karena
mudah didapat
7 Saya membeli makanan halal karena
harganya lebih murah
8 Saya membeli makanan halal yang
paling banyak peminatnya
125
H. VARIABEL KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Makanan halal merupakan makanan
yang aman untuk dikonsumsi.
3 Makanan halal bebas dari bahan kimia
(berbahaya).
4 Makanan halal memiliki kualitas yang
baik
5 Makanan halal merupakan makanan
yang bergizi tinggi
6 Makanan halal dapat dikonsumsi
muslim maupun non-muslim
7 Makanan halal bermanfaat bagi tubuh
saya
8 Makanan halal terjamin cara
pengolahannya dengan cara yang
dihalalkan pula
126
Lampiran 1.2 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas
1. Variabel Persepsi Pribadi
a) Uji Reliabilitas
b) Uji Validitas
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 PERSEPSI
P1 Pearson
Correlation 1 .473** .373* .525** .458** .528** .747** .586** .750**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 100
P2 Pearson
Correlation .525** 1 .666** .612** .698** .670** .604** .670** .843**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 100
P3 Pearson
Correlation .458** .666** 1 .651** .543** .692** . 612** .592** .817**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 100
P4 Pearson
Correlation .528** .612** .651** 1 .752** .637** .651** .612** .829**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 100
127
P5 Pearson
Correlation .747** .698** .543** .752** 1 .701** .666** .670** .887**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 100
P6 Pearson
Correlation .586** .670** .692** .637** .701** 1 .612** .698** .863**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 100
P7 Pearson
Correlation .345 .440** .560** .429** .436** .410* 1 .334 .625**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .050 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
P8 Pearson
Correlation .436** .586** .492** .612** .433** .546** .334 1 .722**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .009 .001 .050 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
PERSEPSI Pearson
Correlation .750** .843** .817** .829** .887** .863** .625** .722** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
2. Variabel Sertifikasi Halal
a) Uji Reliabilitas
128
b) Uji Validitas
Correlations
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 Sertifikat
S1 Pearson Correlation 1 .700** .357* .420* .635** .093 .501** .633** .704**
Sig. (2-tailed) .000 .036 .012 .000 .595 .002 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
S2 Pearson Correlation .700** 1 .362* .413* .352* .293 .373* .474** .658**
Sig. (2-tailed) .000 .032 .014 .038 .088 .027 .004 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
S3 Pearson Correlation .357* .362* 1 .358* .441** -.102 .546** .455** .492**
Sig. (2-tailed) .036 .032 .035 .008 .562 .001 .006 .003
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
S4 Pearson Correlation .420* .413* .358* 1 .559** .259 .594** .604** .710**
Sig. (2-tailed) .012 .014 .035 .000 .132 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
S5 Pearson Correlation .635** .352* .441** .559** 1 .228 .829** .798** .829**
Sig. (2-tailed) .000 .038 .008 .000 .188 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
S6 Pearson Correlation .093 .293 -.102 .259 .228 1 .268 .292 .522**
Sig. (2-tailed) .595 .088 .562 .132 .188 .120 .088 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
S7 Pearson Correlation .501** .373* .546** .594** .829** .268 1 .914** .876**
Sig. (2-tailed) .002 .027 .001 .000 .000 .120 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
129
S8 Pearson Correlation .633** .474** .455** .604** .798** .292 .914** 1 .906**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .006 .000 .000 .088 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Sertifikat Pearson Correlation .704** .658** .492** .710** .829** .522** .876** .906** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .000 .001 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3. Variabel Kebiasaan
a) Uji Reliabilitas
b) Uji Validitas
Correlations
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 kEBIASAAN
K1 Pearson Correlation 1 .892** .671** .794** .810** .683** .693** .472** .884**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
K2 Pearson Correlation .892** 1 .705** .781** .819** .727** .763** .547** .918**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
K3 Pearson Correlation .671** .705** 1 .701** .608** .659** .612** .321 .800**
130
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .060 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
K4 Pearson Correlation .794** .781** .701** 1 .823** .783** .675** .398* .889**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .018 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
K5 Pearson Correlation .810** .819** .608** .823** 1 .744** .725** .643** .913**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
K6 Pearson Correlation .683** .727** .659** .783** .744** 1 .877** .297 .857**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .084 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
K7 Pearson Correlation .693** .763** .612** .675** .725** .877** 1 .468** .856**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .005 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
K8 Pearson Correlation .472** .547** .321 .398* .643** .297 .468** 1 .615**
Sig. (2-tailed) .004 .001 .060 .018 .000 .084 .005 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
kEBIASAAN Pearson Correlation .884** .918** .800** .889** .913** .857** .856** .615** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
131
4. Variabel Religiusitas
a) Uji Reliabilitas
b) Uji Validitas
Correlations
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 RELIGIOUSITY
R1 Pearson
Correlation 1 .822** .679** .244 .374* .105 .115 .438** .732**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .157 .027 .548 .510 .009 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
R2 Pearson
Correlation .822** 1 .623** .262 .423* .422* .419* .532** .913**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .129 .011 .011 .012 .001 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
R3 Pearson
Correlation .679** .623** 1 .595** .430** .046 .146 .268 .646**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .010 .793 .401 .120 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
R4 Pearson
Correlation .244 .262 .595** 1 .414* .084 .254 .112 .446**
Sig. (2-tailed) .157 .129 .000 .013 .633 .141 .522 .007
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
132
5. V
a
r
i
a
b
e
l
M
i
n
a
t
M
e
m
b
e
l
i
a) U
j
i
R
eliabilitas
R5 Pearson
Correlation .374* .423* .430** .414* 1 .326 .186 .130 .525**
Sig. (2-tailed) .027 .011 .010 .013 .056 .284 .457 .001
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
R6 Pearson
Correlation .105 .422* .046 .084 .326 1 .701** .057 .566**
Sig. (2-tailed) .548 .011 .793 .633 .056 .000 .744 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
R7 Pearson
Correlation .115 .419* .146 .254 .186 .701** 1 .053 .588**
Sig. (2-tailed) .510 .012 .401 .141 .284 .000 .762 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
R8 Pearson
Correlation .438** .532** .268 .112 .130 .057 .053 1 .615**
Sig. (2-tailed) .009 .001 .120 .522 .457 .744 .762 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
RELIGIOUSITY Pearson
Correlation .732** .913** .646** .446** .525** .566** .588** .615** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .007 .001 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
133
b) Uji Validitas
Correlations
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 MINAT
M1 Pearson Correlation 1 .768** .885** .559** .614** .523** .152 .157 .723**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .384 .367 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
M2 Pearson Correlation .768** 1 .780** .418* .493** .366* .023 .060 .575**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .013 .003 .030 .897 .730 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
M3 Pearson Correlation .885** .780** 1 .585** .608** .558** .170 .201 .752**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .328 .247 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
M4 Pearson Correlation .559** .418* .585** 1 .399* .439** .472** .352* .759**
Sig. (2-tailed) .000 .013 .000 .017 .008 .004 .038 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
M5 Pearson Correlation .614** .493** .608** .399* 1 .389* .036 .217 .594**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .017 .021 .835 .210 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
M6 Pearson Correlation .523** .366* .558** .439** .389* 1 .492** .481** .768**
Sig. (2-tailed) .001 .030 .000 .008 .021 .003 .003 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
M7 Pearson Correlation .152 .023 .170 .472** .036 .492** 1 .769** .686**
Sig. (2-tailed) .384 .897 .328 .004 .835 .003 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
M8 Pearson Correlation .157 .060 .201 .352* .217 .481** .769** 1 .691**
134
Sig. (2-tailed) .367 .730 .247 .038 .210 .003 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
MINAT Pearson Correlation .723** .575** .752** .759** .594** .768** .686** .691** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
6. Variabel Keputusan Pembelian
a) Uji Reliabilitas
b) Uji Validitas
Correlations
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
F1 Pearson
Correlation 1 .812** .450** .513** .608** .554** .604** .626** .712**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .002 .000 .001 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
F2 Pearson
Correlation .812** 1 .393* .580** .647** .501** .619** .628** .717**
Sig. (2-tailed) .000 .020 .000 .000 .002 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
F3 Pearson
Correlation .450** .393* 1 .883** .714** .857** .565** .616** .839**
135
Sig. (2-tailed) .007 .020 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
F4 Pearson
Correlation .513** .580** .883** 1 .767** .880** .628** .666** .905**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
F5 Pearson
Correlation .608** .647** .714** .767** 1 .853** .768** .792** .909**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
F6 Pearson
Correlation .554** .501** .857** .880** .853** 1 .751** .745** .926**
Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
F7 Pearson
Correlation .604** .619** .565** .628** .768** .751** 1 .915** .853**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
F8 Pearson
Correlation .626** .628** .616** .666** .792** .745** .915** 1 .862**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
Pearson
Correlation .712** .717** .839** .905** .909** .926** .853** .862** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
136
Lampiran 1.3 Uji Analisis Regresi
1. Hasil UJI T Model Regresi 1
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T
Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.945 9.560 1.877 .064
PERSEPSI_PRIBADI (X1) -.272 .068 -.316 -3.990 .000
SERTIFIKAT_HALAL (X2) .266 .117 .235 2.274 .025
KEBIASAAN (X3) .348 .090 .419 3.871 .000
RELIGIOSITAS (X4) .429 .157 .249 2.730 .008
a. Dependent Variable: MINAT_MEMBELI (Z)
2. Hasil UJI T Model Regresi 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.779 11.385 .156 .876
PERSEPSI_PRIBADI (X1) .188 .086 .224 2.183 .032
SERTIFIKAT_HALAL (X2) .281 .140 .254 2.002 .048
KEBIASAAN (X3) -.335 .113 -.412 -2.954 .004
RELIGIOSITAS (X4) .580 .191 .345 3.041 .003
MINAT_MEMBELI (Z) .261 .120 .267 2.171 .032
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN (Y)
3. Hasil UJI F Model Regresi 1
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 5482.985 4 1370.746 25.001 .000a
Residual 5208.725 95 54.829
Total 10691.710 99
a. Predictors: (Constant), RELIGIOSITAS (X4), PERSEPSI_PRIBADI (X1),
SERTIFIKAT_HALAL (X2), KEBIASAAN (X3)
b. Dependent Variable: MINAT_MEMBELI (Z)
137
4. Hasil UJI F Model Regresi 2
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3149.339 5 629.868 8.401 .000a
Residual
7048.051 94 74.979
Total
10197.390 99
a. Predictors: (Constant), MINAT_MEMBELI (Z), PERSEPSI_PRIBADI (X1),
RELIGIOSITAS (X4), SERTIFIKAT_HALAL (X2), KEBIASAAN (X3)
5. Hasil UJI Koefisien Determinan (R2) Model Regresi 1
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .716a .513 .492 7.40464
a. Predictors: (Constant), RELIGIOSITAS (X4), PERSEPSI_PRIBADI (X1),
SERTIFIKAT_HALAL (X2), KEBIASAAN (X3)
6. Hasil UJI Koefisien Determinan (R2) Model Regresi 2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .556a .309 .272 8.65906
a. Predictors: (Constant), MINAT_MEMBELI (Z), PERSEPSI_PRIBADI (X1),
RELIGIOSITAS (X4), SERTIFIKAT_HALAL (X2), KEBIASAAN (X3)
Lampiran 1.4 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
a) Uji Multikolinieritas
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .748a .506 .487 8.46434
a. Predictors: (Constant), PERSEPSI_PRIBADI (X1),
SERTIFIKASI_HALAL (X2), KEBIASAAN (X3), RELIGIOSITAS (X4)
138
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .426a .181 .156 10.46125
a. Predictors: (Constant), SERTIFIKASI_HALAL (X2), KEBIASAAN
(X3), RELIGIOSITAS (X4)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .712a .494 .456 6.86264
a. Predictors: (Constant), PERSEPSI_PRIBADI (X1), KEBIASAAN (X3),
RELIGIOSITAS (X4)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .782a .555 .512 9.85642
a. Predictors: (Constant), PERSEPSI_PRIBADI (X1),
SERTIFIKASI_HALAL (X2), RELIGIOSITAS (X4)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .619a .381 .357 6.89215
a. Predictors: (Constant), PERSEPSI_PRIBADI (X1),
SERTIFIKASI_HALAL (X2), KEBIASAAN (X3)
b) Uji Multikolinieritas setelah variabel sertifikasi halal di
keluarkan dari model
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .687a .473 .456 7.66464
a. Predictors: (Constant), RELIGIOSITAS (X4), PERSEPSI_PRIBADI
(X1), KEBIASAAN (X3)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .362 .132 .104 10.83090
a. Predictors: (Constant), RELIGIOSITAS (X4), KEBIASAAN (X3)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .622a .386 .362 6.28389
a. Predictors: (Constant), RELIGIOSITAS (X4), PERSEPSI_PRIBADI
(X1)
139
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .598a .366 .342 6.86244
a. Predictors: (Constant), PERSEPSI_PRIBADI (X1), KEBIASAAN (X3)
2. Uji Normalitas
b) Normalitas metode Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 7.25350833
Most Extreme Differences Absolute .065
Positive .052
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .653
Asymp. Sig. (2-tailed) .787
a. Test distribution is Normal.
c) Normalitas metode P-P Plot
140
3. Uji Heteroskedastisitas
a) Heteroskedastisitas metode Glejser
b) Heteroskedastisitas Metode Scatterplot
Lampiran 1.5 Uji Analisis Jalur (Path Analysis)
1. Regresi Model 1
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .716a .513 .492 7.40464
a. Predictors: (Constant), RELIGIOSITAS (X4), PERSEPSI_PRIBADI (X1),
SERTIFIKAT_HALAL (X2), KEBIASAAN (X3)
141
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T
Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.945 9.560 1.877 .064
PERSEPSI_PRIBADI (X1) -.272 .068 -.316 -3.990 .000
SERTIFIKAT_HALAL (X2) .266 .117 .235 2.274 .025
KEBIASAAN (X3) .348 .090 .419 3.871 .000
RELIGIOSITAS (X4) .429 .157 .249 2.730 .008
a. Dependent Variable: MINAT_MEMBELI (Z)
2. Regresi Model 2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .556a .309 .272 8.65906
a. Predictors: (Constant), MINAT_MEMBELI (Z), PERSEPSI_PRIBADI (X1),
RELIGIOSITAS (X4), SERTIFIKAT_HALAL (X2), KEBIASAAN (X3)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.779 11.385 .156 .876
PERSEPSI_PRIBADI (X1) .188 .086 .224 2.183 .032
SERTIFIKAT_HALAL (X2) .281 .140 .254 2.002 .048
KEBIASAAN (X3) -.335 .113 -.412 -2.954 .004
RELIGIOSITAS (X4) .580 .191 .345 3.041 .003
MINAT_MEMBELI (Z) .261 .120 .267 2.171 .032
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN (Y)
142
Lampiran 1.6 Lembar Konsultasi
143
Lampiran 1.7 Ujian Komprehensif
144
Lampiran 1.8 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama : Riski Evi Ratna Sari
Tempat tanggal lahir : Kab. Semarang, 13 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Krajan, Gebugan RT 05/RW 01, Kec. Bergas
Kab. Semarang
Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
Tahun 2005-2010 : SDN Gebugan 01
Tahun 2010-2013 : SMPN 03 Bawen
Tahun 2013-2016 : SMK NU Ungaran
Tahun 2016-2020 : IAIN Salatiga