faktor-faktor yang mempengaruhi …yuni52e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2015/01/... · makalah...
TRANSCRIPT
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Triwulan : I (satu)
Kelas : E52
Nama Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEGAGALAN DAN KESUKSESAN
PENERAPAN SISTEM INFORMASI
DI SUATU ORGANISASI
Disusun Oleh:
Yuni Astuti Tri Tartiani
P056133732.52E
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji senantiasa dipanjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan paper ini dengan baik, paper ini disusun sebagai syarat untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen pada triwulan 1 kelas
E-52 MB-IPB.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kegagalan dan kesuksesan penerapan sistem informasi di suatu
organisasi yang bersumber dari artikel dan kasus dalam suatu jurnal.
Penyusunan makalah ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara
moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya terutama kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS), yang telah memberikan arahan
dan bimbingan kepada penulis.
2. Kedua orang tua penulis atas perhatian, doa restu dan dukungan yang
selalu diberikan kepada penulis.
3. Rekan-rekan angkatan E-52 MB IPB yang telah membantu dalam diskusi
dan pembahasan tugas kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif sangat diperlukan untuk
hal yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga paper ini dapat bermanfaat
untuk hal kebaikan. Amin.
Jakarta, Januari 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Tujuan ...................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
2.1 Sistem Informasi ....................................................................................... 3
2.2 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ................................................. 4
III. PEMBAHASAN .............................................................................................. 8
3.1 Peranan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen ............. 8
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Penerapan Sistem Informasi ............ 8
IV. KESIMPULAN ............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Komponen Sistem Informasi ................................................................ 4
Gambar 2.Tiga Peran Utama Sistem Informasi ...................................................... 5
Gambar 3. Skema Sistem Teknologi Informasi ...................................................... 6
Gambar 4. Model Keberhasilan Sistem Informasi (DeLone & McLean, 2003) ... 11
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan informasi terus meningkat dari waktu ke waktu.
Kemajua teknologi mampu mendukung dalam memenuhi kebutuhan akan
informasi tersebut. Sistem teknologi informasi merupakan sarana informasi yang
sangat penting bagi suatu organisasi atau perusahaan. Derasnya arus informasi
yang dapat diakses melalui teknologi komunikasi sebagai salah satu bentuk
perubahan telah memaksa setiap individu untuk mempelajari, memahami dan
memanfaatkannya agar tidak tertinggal dalam mengikuti kemajuan yang terjadi di
era globalisasi ini. Informasi diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar
setiap kegiatan atau pekerjaan sehingga tujuannya dapat tercapai secara optimal.
Peran sistem informasi terhadap kemajuan organisasi sudah tidak diragukan lagi.
Dengan dukungan sistem informasi yang baik maka sebuah perusahaan akan
memiliki berbagai keunggulan sehingga mampu bersaing dengan perusahaan atau
organisasi lain. Kekuatan daya saing suatu organisasi dapat dimanfaatkan dalam
mengantisipasi setiap perubahan baik di tingkat global maupun nasional adalah
ketersediaannya informasi mutakhir yang lengkap yang dapat dimanfaatkan.
Ketepatan pengambilan keputusan dan meningkatkan pengetahuan sangat
memerlukan dukungan informasi yang layak, khususnya bagi suatu organisasi
atau perusahaan.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan bagian dari pengendalian
internal suatu bisnis yang meliputi pengelolaan manusia, dokumen, teknologi, dan
prosedur oleh manajemen untuk memecahkan masalah bisnis, seperti biaya
produksi, layanan, atau suatu strategi bisnis. Manfaat sistem informasi adalah
sebagai sumber utama informasi dan mendukung pengambilan keputusan efektif,
meningkatkan efisiensi, produktivitas, pelayanan dan kepuasan pelanggan serta
tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan. Dari manfaat ini, maka penerapan
sistem informasi khususnya sistem informasi majemen menjadi sangat penting.
Penerapan sistem informasi perlu dilakukan dengan benar agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan sistem informasi dapat mengalami
2
keberhasilan ataupun kegagalan tergantung bagaimana pengelolaan terhadap
sistem informasi tersebut. Suatu organisasi atau perusahaan perlu memperhatikan
faktor-faktor yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan atau kegagalan suatu
sistem sebagai acuan keberhasilan suatu organisasi.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam implementasi sistem
informasi di suatu organisasi atau perusahaan.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi
Menurut James O’Brien (2010) sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang
teratur. Sementara pengertian informasi adalah data yang telah dikonversi ke
dalam konteks yang bermakna dan berguna bagi pengguna akhir tertentu.
Sehingga sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur dari orang-orang,
hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Manusia bergantung pada sistem informasi untuk melakukan komunikasi dengan
peralatan fisik (hardware), instruksi pemrosesan informasi atau prosedur
(software), jaringan komunikasi (network), dan data (data resources). Sistem
informasi selalu menggambarkan, merancang, mengimplementasikan dengan
menggunakan proses perkembangan sistematis dan merancang sistem informasi
berdasarkan analisa kebutuhan. Jadi, bagian utama dari proses ini adalah
mengetahui rancangan dan analisis sistem. Seluruh aktivitas utama dilibatkan
dalam siklus perkembangan yang lengkap.
Manfaat sistem informasi menurut O’Brien dan Marakas (2008)
Mendukung fungsi dari area bisnis untuk mencapai tujuan yang mencakup
bagian keuangan, akuntansi, operasional, pemasaran, dan sumber daya
manusia.
Untuk meningkatkan efisiensi dari proses produksi, meningkatkan
efisiensi dari proses produksi, meningkatkan produktivitas pekerja,
memberikan pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Sebagai sumber utama informasi dan mendukung pengambilan keputusan
efektif yang diambil oleh manajer dan profesional bisnis.
Untuk mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif dan sebagai
sebuah keuntungan strategik dalam menghadapi persaingan global.
4
Sebagai komponen utama dalam sumber daya infrastruktur dan
kehandalan jaringan bisnis masa kini.
2.2 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen atau SIM (bahasa Inggris: management
information system, MIS) adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian
internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi,
dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis
seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi
manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan
untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas
operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk
merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan
otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya
sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
(Wikipedia, 2014).
Menurut O’brien (2010) Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu
sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan
operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi.
merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software,
communication network dan data resources (kelima unsur ini disebut komponen
sistem informasi) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi
dalam organisasi seperti pada Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Komponen Sistem Informasi Sumber: O’Brien (2010)
5
Terdapat tiga peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu
Mendukung proses bisnis dan operasional
Ketika tanggapan atau respon yang cepat menjadi penting, maka
kemampuan Sistem Informasi untuk dapat mengumpulkan dan
mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis atau
penting.
Mendukung pengambilan keputusan
Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang
lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif
Sistem informasi yang dirancang untuk pencapaian sasaran strategis
perusahaan dapat menciptakan keunggulan bersaing di pasar.
Gambar 2.Tiga Peran Utama Sistem Informasi Sumber: O’Brien (2010)
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang
membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,
mengkomunikasikan dan atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi
dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. (Wikipedia,
2014). Teknologi Informasi dikelompokkan menjadi enam yakni, teknologi
komunikasi, teknologi masukan, teknologi perangkat lunak, teknologi
penyimpanan, dan teknologi mesin pemroses.
Sistem teknologi informasi adalah sistem yang terbentuk sehubungan
dengan penggunaan teknologi informasi. Suatu sistem teknologi informasi pada
dasarnya tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat fisik, seperti komputer dan
6
printer, tetapi juga mencakup hal-hal yang tidak terlihat secara fisik, yaitu piranti
lunak dan yang lebih penting lagi adalah orang. Model sistem informasi menurut
James O’Brien (2010) yang menunjukkan kerangka konsep dasar untuk berbagai
komponen dan aktivitas sistem informasi. Sistem informasi bergantung pada
sumber daya manusia (pemakai akhir dan pakar sistem informasi), hardware
(mesin dan media), software (program dan prosedur), data (dasar data dan
pengetahuan), serta jaringan (media komunikasi dan dukungan jaringan) untuk
melakukan input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan aktivitas pengendalian
yang mengubah sumber daya data menjadi produk informasi. Seperti Gambar 3
skema Sistem Teknologi Informasi dibawah ini.
Gambar 3. Skema Sistem Teknologi Informasi Sumber: O’Brien (2010)
Sumber Daya Manusia
Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi, sumber
daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar sistem informasi. Pemakai
akhir adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi
yang dihasilkan sistem tersebut. Sementara pakar sistem informasi adalah
orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi.
Sumber Daya Hardware
Konsep sumber daya pemrosesan informasi. Secara khusus, sumber daya ini
meliputi tidak hanya mesin, seperti komputer dan perlengkapan lainnya, tetapi
7
juga semua media data, yaitu objek berwujud tempat data dicatat, dari
lembaran kertas hingga disk magnetis atau optical.
Sumber Daya Software
Sumber daya software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan
informasi. Konsep umum software ini meliputi rangkaian perintah operasi
dengan hardware komputer yang disebut program, rangkaian perintah
pemrosesan informasi yang disebut prosedur.
Sumber Daya Data
Sumber daya data dapat berupa angka, huruf serta karakter lainnnya yang
menjelaskan transaksi bisnis dan kegiatan serta entitas lainnya.
Sumber Daya Jaringan
Jaringan telekomunikasi terdiri dari komputer, pemroses komunikasi dan
peralatan lainnya yang dihubungkan antara satu dengan lainnya melalui media
komunikasi serta dikendalikan melalui software komunikasi.
8
III. PEMBAHASAN
3.1 Peranan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
Peranan teknologi informasi pada aktifitas manusia pada saat ini memang
begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-
kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang
mendasar pada struktur, operasi dan manajemen organisasi. Berbagai kemudahan
dapat dirasakan oleh manusia. Secara umum dapat dikatakan bahwa Pertama,
teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi
informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses. Kedua, teknologi
memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan suatu tugas atau proses.
Ketiga, teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran
manusia. Banyak perusahaan yang berani melakukan investasi yang sangat tinggi
dibidang teknologi informasi. Alasan yang paling umum adalah adanya kebutuhan
untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi kompetitif, mengurangi biaya,
meningkatkan fleksibilitas dan tanggapan.
3.2 Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Penerapan Sistem Informasi
Berdasarkan artikel dari majalah Visi Pustaka Edisi Vol.7 No.2 terdapat
beberapa faktor yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan
implementasi Sistem Informasi di suatu organisasi atau suatu Negara secara
umum. Faktor-faktor tersebut adalah:
1) Infrastruktur
Infrastruktur merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
keberhasilan pendayagunaan Sistem Informasi. Berbagai hasil studi empiris
menunjukkan bahwa rendahnya kualitas infrastruktur menjadi masalah utama
dalam pelaksanaan sistem informasi di negara berkembang termasuk
Indonesia yang meliputi infrastruktur telekomunikasi, internet dan komputer.
Untuk infrastruktur telekomunikasi masalah yang dihadapi adalah adanya
monopoli di bidang telekomunikasi yang saat ini masih dikuasai oleh PT
Telkom. Monopoli pada infrastruktur telekomunikasi berdampak pada
9
timbulnya masalah teledensiti (indikator yang digunakan untuk menunjukkan
satuan sambungan telepon terpasang = SST, dalam perseratus jiwa).
Masalah infrastruktur telekomunikasi di Indonesia rupanya tidak hanya
terbatas pada masalah teledensiti yang dikaitkan dengan rendahnya fasilitas
SST yang tersedia tetapi juga pada masalah pemerataan dalam
penyebarannya di seluruh wilayah Indonesia. Dari sekitar 6 juta SST, 40%
berada di wilayah Jabotabek, 20% di Pulau Jawa dan 30% sisanya tersebar di
berbagai pula di luar pulau Jawa.
2) Koordinasi
Kurangnya koordinasi dalam pembangunan fasilitas sistem informasi
menyebabkan sering terjadinya tumpang tindih dalam penyediaan sarana dan
prasarananya. Melalui koordinasi yang baik tidak perlu beberapa lembaga
pemerintah melakukan pengalihmediaan untuk suatu informasi yang sama.
Selain kurang efisien, hal ini merupakan pemborosan biaya, waktu dan
tenaga. Melalui koordinasi dan sistem jaringan kerja sama hal ini dapat
dihindari sehingga informasi yang dapat diakses akan lebih bervariasi,
lengkap dan lebih bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pada
umumnya terjadinya tumpah tindih (duplikasi) hasil kerja di lingkungan
lembaga pemerintahan disebabkan oleh tata kerja pemerintah yang berpola
pada pendekatan proyek. Hasil kerja berdasarkan proyek sering terjadi
kesamaan atau duplikasi pada produk yang dihasilkan sehingga yang
seharusnya dapat dikerjakan oleh satu instansi dikerjakan oleh lebih dari satu
instansi.
3) Sumber Daya Manusia
Di Indonesia Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai sistem
informasi secara baik masih terbatas. Keterbatasan SDM ini sudah tentu akan
menghambat pengelolaan dan pendayagunaan sistem informasi.
4) Kesadaran Organisasi
Rendahnya kesadaran beberapa organisasi contoh organisasi dalam
perpustakaan atas manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem
informasi masih merupakan masalah yang cukup serius saat ini. Contoh kasus
adalah penerapan ICT di perpustakaan belum menjadi prioritas utama. ICT
10
(Information and Communication Technology) merupakan sarana yang
digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pengguna melalui jaringan
berbasis teknologi informasi. Masih tingginya angka ICT Literacy ini
menyebabkan sulitnya terbentuk masyarakat sadar informasi yang merupakan
modal utama dalam pemanfaatan dan pendayagunaan ICT di semua sektor
kegiatan tidak terkecuali kegiatan di bidang perpustakaan.
5) Penyediaan Akses Informasi melalui Teknologi Informasi
Kemajuan teknologi memungkinkan penyebaran informasi dapat dilakukan
tanpa mengenal batas (borderless information dissemination).
Pendistribusiannya telah menembus dinding pemisah geografis, sosial, dan
budaya sehingga informasi yang dibutuhkan dapat dinikmati pada waktu dan
secara bersamaan yang menyebabkan hubungan dan komunikasi global dapat
dilakukan secara cepat. Ternyata perkembangan dan terobosan di bidang
teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini terjadi lebih cepat
di luar perkiraan manusia.
Artikel lainnya yang bersumber dari majalah Visi Pustaka Edisi Vol.15 No.3-
Desember 2013 menyebutkan bahwa dalam penelitian, DeLone & McLean
mengusulkan suatu model yang interaktif untuk memperlihatkan konsep dan
operasi dari implementasi sistem informasi yang berhasil. Model ini telah banyak
diintegrasikan dalam berbagai penelitian, DeLone & McLean, 2003. Model
tersebut memiliki 6 (enam) dimensi atau variable yang menjadi faktor keunggulan
penerapan Sistem Informasi yaitu:
1) Kualitas informasi (Information quality)
2) Kualitas sistem (Quality system)
3) Kualitas layanan (Quality service)
4) Penggunaan (use)
5) Kepuasan pengguna (user satisfaction)
6) Pemanfaatan (net benefit).
Semua model ini bersifat saling berhubungan yang disebut dengan kausal model.
11
Gambar 4. Model Keberhasilan Sistem Informasi (DeLone & McLean, 2003)
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa faktor kualitas informasi,
kualitas sistem, kualitas layanan secara independen dan bersama-sama dapat
mempengaruhi penggunaan (Intention to use) dan kepuasan pemakai (User
satisfaction). Besarnya elemen penggunan (Intention to use) dapat mempengaruhi
besarnya nilai kepuasan pemakai (User satisfaction), serta intention to use dan
user satisfaction dapat mempengaruhi tingkat pemanfaatan pada sistem tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan dan kesuksesan penerapan
sistem informasi di suatu organisasi atau di suatu perusahaan dapat bersifat teknis
dan nonteknis. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1) Data dan Desain Informasi
Desain Informasi mungkin tidak disediakan secara cepat atau tersedia dalam
sebuah format yang tidak memungkinkan bagi pengguna atau menampilkan
data yang salah. desainnya tidak sesuai dengan struktur, budaya, dan tujuan
organisasi secara keseluruhan. Data dalam sistem juga mempunyai tingkat
ketidakakurasian dan konsistensi yang tinggi.
2) Biaya Sistem
Sistem informasi dikatakan gagal jika biaya sistem sangat diperlukan, namun
sering dalam implementasi dan pengoperasiannya memerlukan biaya di atas
anggaran. Harus diperhitungkan manfaat yang akan dihasilkan ketika
diberlakukannya suatu sistem agar tidak terjadi lebih besar biaya yang
dikeluarkan daripada manfaat yang diperoleh.
12
3) Dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem
informasi membuat proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh pengguna
dan staf pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut dapat diwujudkan
dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga yang telah dicurahkan
pada proyek tersebut. Dukungan parsial lainnya juga dibutuhkan dari pihak-
pihak terkait. Sebab kegagalan adalah jika tidak adanya dukungan tersebut.
4) Perencanaan Memadai
Sistem informasi sebaiknya harus ditentukan maksud dan tujuannya. Setelah
itu, menambahkan komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan utama
dari sistem informasi tersebut. Perencanaan sistem informasi sebaiknya sejalan
dengan tujuan dan komponen-komponen yang telah ditentukan sehingga tidak
keluar dari jalur utama yang telah ditetapkan. Sistem informasi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan akan menghambat tujuan dari perusahaan tersebut.
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan
perencanaan yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan
kepentingan berbagai pihak di perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang
dijalankan tidak sesuai dengan arah dan tujuan perusahaan.
5) Inkompetensi secara Teknologi
Sistem informasi yang tidak disosialisasikan akan menyebabkan karyawan
tidak dapat menggunakan sistem informasi tersebut. Hal ini akan berdampak
pada menurunnya kinerja perusahaan dan kegagalan sistem informasi
sehingga sistem informasi yang telah dirancang akan sia-sia serta
menyebabkan kerugian materi yang cukup besar. Selain itu, waktu sosialisasi
yang singkat dapat menjadi kendala dalam hal penerapan sistem informasi.
Karyawan hanya mempelajari sedikit mengenai sistem informasi yang mereka
gunakan sehingga kemampuan mereka terbatas. Sistem informasi harus
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna.
Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan
menjadi kontraproduktif jika tidak didukung oleh kesiapan sumber daya
manusia dalam tahapan implementasinya.
13
6) Kesenjangan Komunikasi Antara Pengguna dengan Perancang Sistem
Informasi
Hubungan antara konsultan dengan klien secara tradisional merupakan bidang
masalah dalam upaya sistem informasi. Pengguna dan spesialis sistem
informasi cenderung mempunyai perbedaan dalam latar belakang, kepentingan
dan prioritas. Perbedaan ini akan menyebabkan adanya perbedaan loyalitas
organisasi, pendekatan dalam pemecahan masalah, dan referensi.
7) Tingkat Kompleksitas dan Resiko
Beberapa proyek pengembangan sistem terdapat kecenderungan gagal karena
sistem-sistem tersebut mengandung tingkat resiko yang tinggi dibandingkan
yang lain. Para peneliti telah mengidentifikasikan tiga faktor kunci yang
memengaruuhi tingkat resiko proyek, yaitu :
Ukuran proyek : Semakin besar proyek semakin besar pula resikonya.
Struktur proyek : Beberapa proyek strukturnya lebih tinggi di banding
yang lain. Persyaratan-persyaratannya jelas dan lugas, sehingga output dan
proses dapat secara mudah ditentukan.
Pengalaman dengan Teknologi : resiko proyek akan meningkat jika tim
proyek dan staf sistem informasi kurang memiliki keahlian teknis.
Semakin tinggi tingkat resiko semakin tinggi pula usaha implementasi
akan gagal.
Manajemen dan Proses Implementasi : Konflik dan ketidakpastian dalam
implementasi proyek dikelola dan diorganisasi dengan cara yang tidak
sempurna (jelek). Sistem pengembangan proyek tanpa manajemen yang
tepat besar kemungkinan akan membawa konsekuensi kerugian seperti
biaya yang melampaui anggaran, melampaui waktu yang telah
diperkirakan, kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada
dibawah tingkat dari yang diperkirakan serta gagal dalam memperoleh
manfaat yang diperkirakan.
8) Strategi dan tujuan
Strategi yang diterapkan dalam perusahaan haruslah berbanding lurus dengan
tujuan perusahaan dalam menginvestasikan TI dalam perusahaan.
14
9) Komitmen dan keterlibatan
Pengguna tidak memahami secara teknis dan harus berinteraksi dengan
sistem sering menjadi sangat kompleks dan membingungkan. Disinilah
keterlibatan pengguna akhir (end user) perlu diperhatikan. Selain itu,
Komitmen dan keterlibatan semua pihak dalam perusahaan menjadi faktor
utama untuk keberhasilan terjalannya aplikasi TI.
10) Sumber Daya
Sumber daya menjadi faktor penting dalam menjalankan TI, baik dalam
sumber daya manusia, maupun sumber daya lain yang dapat membantu TI
dalam perusahaan.
11) Informasi kebutuhan terhadap sistem
Informasi yang dibutuhkan dalam TI harus diberikan sehingga tujuan atau
keinginan perusahaan sesuai dengan harapannya. . Informasi dalam bidang-
bidang tertentu bahkan membingungkan atau tidak ditunjukan secara tepat
untuk tujuan-tujuan bisnis. Informasi yang disyaratkan dalam fungsi bisnis
yang spesifik mungkin tidak dapat diakses karena datanya tidak sesuai.
Operasi Sistem tidak akan berjalan dengan baik jika informasi tidak
disediakan secara tepat waktu dan efisien karena operasi komputer yang
mengendalikan pemrosesan informasi tidak berjalan semestinya. Pekerjaan-
pekerjaan yang gagal sering mengakibatkan pengulangan-pengulangan atau
penundaan-penundaan dan tidak dapat memenuhi jadwal penyampaian
informasi.
12) Pengendalian terhadap Teknologi Informasi
Penerapan Teknologi Informasi (TI) mesti dikendalikan agar
keberlangsungan aplikasi TI dalam manajemen sesuai dalam urutan waktu
atau tidak berubah-ubah.
15
Berdasarkan survei majalah SWA dalam http://blog.stikom.edu/erwin/2014/
02/16/bisnis-serta-sistem-dan-teknologi-informasi/ pada tahun 2002, penggunaan
Sistem Informasi dan Teknologi di Indonesia masih digunakan untuk:
1) Keperluan administrasi
2) Biaya TI sebagai investasi bisnis, tapi belum tahu mengukur keberhasilan
investasi TI
3) Kebijakan TI dibebankan ke Manajer bukan Eksekutif Puncak
4) Sekedar ikut perkembangan teknologi, kurang perhatian dukungan kepada
bisnis.
Meskipun demikian bukan berarti Sistem Teknologi Informasi (STI) di Indonesia
tidak ada yang berhasil, dapat di lihat contoh BCA. Bank tersebut telah
memanfaatkan STI cukup lama. Coba kita lihat salah satu fitur pemanfaatan STI
BCA, internet banking. Fitur ini ternyata menyumbangkan 75 juta transaksi per
bulan. Jumlah transaksi yang demikian besar tentunya memberikan nilai lebih
bagi perusahaan. Contoh lainnya adalah taxi Blue Bird. Meskipun perusahaan
taxi, tapi bisnis serta sistem dan teknologi informasi perusahaan ini sangat baik.
Blue Bird telah menggunakan SAP Netweaver Business Intellegence untuk
mendukung proses bisnisnya. Salah satu penerapan STI yang sederhana adalah
penerapan GPS Tracking, dengan teknologi tersebut, taxi Blue Bird dapat menuju
lokasi pemesanan dalam waktu 10 menit. Belum lagi penerapan aplikasi taxi
mobile reservation yang meningkatkan pemesanan taxi menjadi 600 pemesanan
per hari, dari sebelumnya yang “hanya” 200 pemesanan per hari. Keberhasilan
tersebut merupakan bentuk keselarasan bisnis serta sistem dan teknologi
informasi. Keselarasan tersebut tidak mudah dibangun perlu komitmen kuat dan
waktu untuk membuatnya berjalan dengan baik.
Terdapat keselarasan antara tujuan bisnis dan tujuan TI, TI bisa menjadi
support, enabler, atau bisa juga sebagai transformer yang membantu bisnis
menciptakan serta mengubah menemukan bentuk bisnis baru. STI saat ini, tidak
hanya dijadikan service provider, tetapi harus merupakan strategic partner.
Sebagai strategic partner, STI digunakan untuk membantu pertumbuhan bisnis
perusahaan. Selain itu, anggaran belanja TI akan “mengikuti” strategi bisnis,
16
sebagai contoh apabila perusahaan berniat mengembangkan bisnis ke Indonesia
bagian timur maka anggaran STI akan sebesar anggaran strategi bisnis tersebut.
Dapat dikatakan bahwa bisnis serta sistem dan teknologi informasi harus
dikelola dengan baik supaya dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan
meminimalkan risiko STI. Tata kelola STI dipicu oleh dua hal yaitu Strategic
alignment of IT with the Business dan Embedding accountability into the
enterprise. Keduanya akan memberikan kontribusi pada peningkatan manfaat STI
dan mengurangi risiko STI. Hal ini sangat mengntungkan bagi pengguna sistem
informasi khususnya suatu organisasi atau perusahaan dalam meningkatkan daya
saing dan menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam pekerjaan.
17
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
kesimpulan dalam makalah ini adalah bahwa beberapa faktor yang dapat
menyebabkan keberhasilan atau kegagalan implementasi Sistem Informasi di
suatu organisasi adalah terkait infrastruktur, koordinasi, sumber daya manusia dan
kesadaran organisasi. Selain itu secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
kegagalan dan kesuksesan penerapan sistem informasi di suatu organisasi juga
dapat bersifat teknis dan nonteknis yaitu terkait data dan desain informasi, biaya
sistem, dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen, perencanaan memadai,
inkompetensi secara teknologi, kesenjangan komunikasi antara pengguna dengan
perancang sistem informasi, tingkat kompleksitas dan resiko, strategi dan tujuan,
komitmen dan keterlibatan, sumber daya, informasi kebutuhan terhadap system
dan pengendalian terhadap teknologi informasi.
Dalam praktiknya faktor-faktor tersebut tergantung pada organisasi atau
suatu perusahaan, karena masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi yang satu
dan yang lainnya adalah berbeda-beda. Adapun untuk faktor-faktor kesuksesan
tersebut merupakan kunci sukses pengembangan sistem informasi yang perlu terus
dimanfaatkan karena dapat menciptakan keunggulan bersaing bagi suatu
perusahaan.
Keselarasan antara bisnis serta sistem dan teknologi informasi merupakan
kunci awal kesuksesan suatu bisnis. Dengan sistem yang baik perusahaan dapat
mengelola setiap sumber daya yang dimiliki dengan baik pula. Dengan
keselarasan tersebut dapat juga mendukung pelayanan operasional dan
pengambilan keputusan manajemen yang tepat dan akurat. Bisnis yang berjalan
dengan sukses tentu juga dibarengi dengan keberhasilan penerapan sistem
informasi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Gordon. 1997. Sistem Informasi manajemen, Bagian II: Struktur dan
Pengembangannya. Diterjemahkan Oleh, Bob Widyahartono. Jakarta:
PT Pustaka Binaman Pressindo.
DeLone, W; & McLean, E. 2003. The DeLone and McLea Model of Information Systems
Success : A Ten Year Update. Management Information System.
Erwin. 2014. Bisnis Serta Sistem Dan Teknologi Informasi.
http://blog.stikom.edu/erwin/2014/02/16/bisnis-serta-sistem-dan-
teknologi-informasi/. Diakses pada 10 Januari 2015.
Gardjito. 2005. Kebijakan Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi
Informasi (TI). Diambil dari Majalah Visi Pustaka Vol 7 No.2
http://www.pnri.go.id/majalahonlineadd.aspx?id=32 (3 Januari 2014)
Hendrawaty, Tuty. 2013. Analisis Penerimaan Sistem Informasi Integrated
Library System (INLIS): Studi Kasus di Perpustakaan Nasional RI.
Diambil dari Majalah Visi Pustaka Vol 15 No.3
http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=300 (3 Januari 2014)
Jogiyanto, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur
Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Cetakan Ketiga, Andi, Yogyakarta.
Jogiyanto, 2003. Sistem Teknologi Informasi (Pendekatan Terintegrasi: Konsep
Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan). Penerbit
Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
O'Brien, J. A. and G.M. Marakas. (2010). Introduction to Information System
(15th ed.). New York: McGraw-Hill.
O’Brien, James A. dan George M. Marakas. (2010). Management Information
Systems. Eight Edition. New York : McGraw-Hill/Irwin
Suroso, Arif Imam. Faktor-Faktor Keberhasilan Atau Kegagalan Sistem Informasi
Manajemen (Sim) Dalam Suatu Perusahaan.http://3v-
outbound.com/faktor-faktor-keberhasilan-atau-kegagalan-sistem-
informasi-manajemen-sim-dalam-suatu-perusahaan/. Diakses pada 2
Januari 2014.
Ward, John dan Joe Peppard. 2002. Strategic Planning For Information Systems.
UK: John Wiley & Sons,LTD.