faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan …repository.stieykpn.ac.id/223/1/jurnal natalia...

41
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN DAMPAKNYA TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT (Studi Empiris Pada BPK Perwakilan NTT) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Program studi Magister Akuntansi Pascasarjana STIE YKPN NATALIA LILY BABULU 12.16.00485 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA 2018

Upload: others

Post on 06-Apr-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN

DAMPAKNYA TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT

(Studi Empiris Pada BPK Perwakilan NTT)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan

Program studi Magister Akuntansi

Pascasarjana STIE YKPN

NATALIA LILY BABULU

12.16.00485

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA

2018

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

1

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

Dampaknya Pada Ketepatan Pemberian Opini Audit

Natalia Lily Babulu

STIE YKPN Yogyakarta

[email protected]

ABSTRACT

This study predicts factors that may affect the quality of the audit and its impact on

the accuracy of the audit opinion. Specifically this study aims to examine the effect

of audit independence, audit integrity, audit professional skepticism and audit

competence on audit quality and its impact on the accuracy of the audit opinion. The objects in this research used all staff of BPK representative of NTT. The

method used is Structural Equation Model (SEM) using WarpPLS 5.0. This study

uses three indicators for auditor independence, four indicators for auditor integrity,

four indicators for auditor professional skepticism, three indicators for auditor

competence, six indicators for audit quality and five indicators for accuracy of audit

opinion. This study finds evidence that integrity affects audit quality, auditor

competence has an effect on audit quality, audit quality has an effect on to accurate

giving of audit opinion. However, this study found no evidence that auditor

independence and professional auditor skepticism had an effect on audit quality.

Keywords: audit quality, accuracy of audit opinion.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah membutuhkan dana yang cukup besar dalam pengelolaan suatu negara.

Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu pengawasan yang cukup andal dalam

pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan.

Dengan adanya suatu pengawasan yang cukup andal, diharapkan dapat menjamin

pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik sehingga efektivitas

dan efisiensi penggunaan dana bisa dipertanggungjawabkan. Pengelolaan

keuangan pemerintah yang baik harus didukung audit sektor publik yang

berkualitas, karena jika kualitas audit sektor publik rendah, akan memberikan

kelonggaran terhadap lembaga pemerintah untuk melakukan penyimpangan

penggunaan anggaran. Selain itu juga mengakibatkan risiko tuntutan hukum

(legitimasi) terhadap aparatur pemerintah yang melaksanakannya. Salah satu

auditor pemerintah yaitu badan pemeriksa keuangan (BPK) yang merupakan

lembaga pemeriksa eksternal yang independen

Pemeriksaan keuangan negara oleh BPK diatur dalam Undang-Undang

Dasar 1945 pasal 23 ayat 5 yang berbunyi: “Untuk memeriksa tanggung jawab

tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

2

pengaturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu

diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)”. Hasil pemeriksaan

tersebut dapat digunakan DPR sebagai salah satu indikator penilaian kinerja

pemerintah. Hasil pemeriksaan dari BPK ini menjadi penting, karena secara tidak

langsung masyarakat telah memberikan mandat kepada BPK untuk memeriksa

apakah penyusunan laporan keuangan oleh Pemerintah sudah dilakukan dengan

benar dan sesuai peraturan yang berlaku.

Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang

dilaksanakan oleh auditor dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar

auditing. Standar auditing tersebut mencakup kemahiran profesional auditor,

pertimbangan auditor di lapangan, dan penyusunan laporan auditor independen.

Sedangkan auditor yang melaksanakan audit atas laporan keuangan pemerintah

harus memenuhi ketentuan atau standar auditing yang ditetapkan oleh BPK RI,

yaitu Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang terdapat dalam

Pernyataan Standar Pemeriksaan (PSP) no.100.

Khusus auditor sektor publik (pemerintah) misalnya yang berada di instansi

BPK dan BPKP selain dituntut untum memenuhi ketentuan dan peraturan

kepegawaian sebagai PNS, mereka juga dituntut untuk menaati kode etik Aparat

Pengawasa Intern Pemerintah (APIP) serta standar audit APIP atau standar audit

lainnya yang telah ditetapkan. Kegiatan utama APIP meliputi antara lain: audit

review, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lainnya berupa sosialisasi,

asistensi, dan konsultansi. Kode Etik APIP dalam Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) Nomor

PER/04/M.PAN/03/2008, salah satu tujuannya adalah mencegah terjadinya tingkah

laku yang tidak etis. Tujuan lain adalah agar terpenuhi prinsip-prinsip kerja yang

akuntabel dan terlaksananya pengendalian audit sehingga terwujud auditor yang

kredibel dengan kinerja yang optimal dalam pelaksanaan audit.

Badan pemeriksa keuangan (BPK) RI pusat maupun perwakilan sebagai satu-

satunya instansi pemeriksa ekternal pemerintah, bertugas untuk memeriksa

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. BPK RI mempunyai

kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan

pemeriksaan dengan tujuan khusus. Melalui sebuah mekanisme pemeriksaan

keuangan, BPK RI memberikan sebuah hasil audit berupa “opini” yang nantinya

dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Opini tersebut sejatinya dapat

menjadi tolak ukur (indikator) untuk menilai akuntabilitas sebuah entitas

pemerintah dan apakah laporan keuangan entitas tersebut bersifat andal sehingga

dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan bagi para pemangku

kepentingan.

Anggota BPK dan pemeriksa dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya

harus mematuhi prinsip-prinsip etika yaitu independensi, integritas, dan

profesionalisme yang merupakan nilai-nilai dasar BPK. BPK harus menentukan

kompetensi yang dibutuhkan untuk memastikan pemeriksa memiliki keahlian yang

sesuai untuk melakukan penugasan pemeriksaan. Audit yang berkualitas adalah

audit yang dilaksanakan oleh orang yang kompeten dan orang yang independen.

Auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi,

memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar, memahami dan

menggunakan metode penyampelan yang benar.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

3

Kualitas audit merupakan hal yang penting karena kualitas audit yang tinggi

akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar

pengambilan keputusan. De Angelo (1981), mendefenisikan kualitas audit sebagai

suatu kondisi dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam

sistem akuntansi klien. Temuan pelanggaran mengukur kualitas audit berkaitan

dengan pengetahuan dan keahlian auditor, sedangkan pelaporan pelanggaran

tergantung pada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut

(Agustin, 2013).

Peran auditor sebagai pihak yang netral dan independen sangat dibutuhkan

dalam meningkatkan kepercayaan para pemakai informasi laporan keuangan.

Diharapkan auditor dapat menjalankan tugasnya, yakni melakukan pemeriksaan

secara sistematis dan kritis terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

pengelola suatu entitas beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya, sehingga pada akhirnya dapat memberikan opini yang tepat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Ada 4 jenis opini yang diberikan

oleh BPK terhadap laporan keuangan pemerintah yaitu: opini wajar tanpa

pengecualian (WTP), opini wajar dengan pengecualian (WDP), opini tidak wajar

(TW), dan tidak memberi pendapat (TMP) atau menolak memberi opini.

Berdasarkan standar umum dalam peraturan Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara (SPKN) 2017 menyebutkan bahwa independensi adalah suatu sikap dan

tindakan dalam melaksanakan pemeriksaan untuk tidak memihak kepada siapapun

dan tidak dipengaruhi oleh siapapun. Aidil et.al (2015) meneliti tentang pengaruh

kompetensi, independensi, pengalaman dan integritas terhadap kualitas audit aparat

pengawasan intern pemerintah (APIP). Penelitian ini menjelaskan bahwa adanya

pengaruh independensi terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa bila semakin

meningkat independensi maka meningkat juga kualitas audit. Integritas juga

mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan adanya integritas tinggi yang

diiringi dengan meningkatnya kualitas audit, akan dapat meningkatkan

kepercayaan publik dan mendukung kelancaran dalam pelaksaaan kegiatan..

Integritas diperlukan agar auditor dapat bertindak jujur dan tegas dalam

melaksanakan audit. Auditor juga harus memiliki sikap skeptisme profesional yang

tidak akan menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan

pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti dan konfimasi mengenai proyek yang

dipemasalahkan. Jika auditor selalu menjaga profesionalismenya selama penugasan

audit maka kualitas audit akan dapat terjamin. Kompetensi merupakan variabel

yang paling berpengaruh terhadap kualitas audit karena dengan tanpa adanya

kompetensi yang dimiliki auditor maka meskipun auditor memiliki independensi,

integritas dan objektivitas yang tinggi tanpa adanya kompetensi yang mendukung

maka akan mengurangi kualitas audit.

Atas latar belakang diatas, maka peneliti mengangkat judul “faktor-faktor

yang mempengaruhi kualitas audit dan dampaknya pada ketepatan pemberian opini

audit”.

1.2 Rumusan Masalah

Berbagai kasus penyimpangan audit telah membuat masyarakat meragukan kualitas

audit yang dijalankan auditor. Menurut Indonesia corruption watch (ICW), dalam

kurun waktu 2005-2017 terdapat kasus suap yang melibatkan 23 auditor/ pejabat/

staff BPK (kompas.com). Salah satu kasus di tahun 2017 yaitu adanya dugaan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

4

suap oleh pejabat kementerian Desa, pembangunan daerah tertinggal dan

transmigrasi (PDTT) terhadap pejabat di badan pemeriksa keuangan (BPK) RI.

Upaya penyuapan tersebut diduga untuk mempengaruhi opini laporan keuangan

tahun 2016 agar menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Kasus tersebut

membuat kepercayaan publik kepada auditor menurun. Untuk mempertahankan

kepercayaan masyarakat, auditor harus mampu menjaga kualitas auditnya, karena

audit yang berkualitas akan dapat menggambarkan kondisi keuangan negara/daerah

yang sesungguhnya. Pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh BPK merupakan

sesuatu yang penting, maka proses audit yang berkualitas merupakan syarat mutlak

yang harus dipenuhi oleh para pemeriksa. Hasil pemeriksaan BPK digunakan untuk

menilai tata kelola keuangan yang dijalankan oleh pemerintah. Disamping itu, hasil

pemeriksaan BPK juga sering digunakan oleh aparat penegak hukum sebagai bukti

pendukung dalam kasus dugaan penyelewengan keuangan negara.

Berdasarkan fenomena tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

a. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?

b. Apakah integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit?

c. Apakah skeptisme profesional berpengaruh terhadap kualitas audit?

d. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualias audit ?

e. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini

audit?

2. TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Teori Atribusi

Menurut Fritz Heider pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang

menjelaskan tentang perilaku seseorang. Teori atribusi menjelaskan mengenai

proses bagaimana kita menentukan penyebab dan motif tentang perilaku seseorang.

Teori ini mengacu tentang bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku

orang lain atau dirinya sendiri yang akan ditentukan apakah dari internal misalnya

sifat, karakter, sikap, dll ataupun eksternal misalnya tekanan situasi atau keadaan

tertentu yang akan memberikan pengaruh terhadap perilaku individu (Ayu, 2012).

Teori atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi seseorang

terhadap peristiwa di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan-alasan mereka atas

kejadian yang dialami. Teori atribusi dijelaskan bahwa terdapat perilaku yang

berhubungan dengan sikap dan karakteristik individu, maka dapat dikatakan bahwa

hanya melihat perilakunya akan dapat diketahui sikap atau karakteristik orang

tersebut serta dapat juga memprediksi perilaku seseorang dalam menghadapi situasi

tertentu.

Dalam hidupnya, seseorang akan membentuk ide tentang orang lain dan

situasi disekitarnya yang menyebabkan perilaku seseorang dalam persepsi sosial

yang disebut dengan dispositional atributions dan situational attributions (Luthans,

2005). Dispositional attributions atau penyebab internal yang mengacu pada aspek

perilaku individual yang ada dalam diri seseorang seperti kepribadian, persepsi diri,

kemampuan, motivasi. Sedangkan situational attributions atau penyebab eksternal

yang mengacu pada lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi perilaku, seperti

kondisi sosial, nilai-nilai sosial, dan pandangan masyarakat. Dengan kata lain,

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

5

setiap tindakan atau ide yang akan dilakukan oleh seseorang akan dipengaruhi oleh

faktor internal dan faktor eksternal individu tersebut.

Fritz Heider juga menyatakan bahwa kekuatan internal (atribut personal

seperti kemampuan, usaha dan kelelahan) dan kekuatan eksternal (atribut

lingkungan seperti aturan dan cuaca) itu bersama-sama menentukan perilaku

manusia. Dia menekankan bahwa merasakan secara tidak langsung adalah

determinan paling penting untuk perilaku. Atribusi internal maupun eksternal telah

dinyatakan dapat mempengaruhi terhadap evaluasi kinerja individu, misalnya

dalam menentukan bagaimana cara atasan memperlakukan bawahannya, dan

mempengaruhi sikap dan kepuasaan individu terhadap kerja. Orang akan berbeda

perilakunya jika mereka lebih merasakan atribut internalnya daripada atribut

eksternalnya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori atribusi karena peneliti

akan melakukan studi empiris untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

auditor terhadap kualitas hasil audit, khususnya pada karakteristik personal auditor

itu sendiri. Pada dasarnya karakteristik personal seorang auditor merupakan salah

satu penentu terhadap kualitas hasil audit yang akan dilakukan karena merupakan

suatu faktor internal yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas.

2.2 Ketepatan Pemberian Opini Audit

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rizky (2015) menjelaskan bahwa opini

auditor merupakan pendapat yang diberikan oleh auditor tentang kewajaran

penyajian laporan keuangan perusahaan/organisasi tempat auditor melakukan audit.

Siregar (2012) juga menjelaskan opini audit merupakan pernyataan profesional

sebagai kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan. Berdasarkan UU No.15 tahun 2004 tentang

pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, opini pemeriksa

BPK diberikan berdasarkan kriteria umum sebagai berikut: kesesuaian dengan

standar akuntansi pemerintah (SAP), kecukupan pengungkapan, kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan dan efektivitas sistem pengendalian intern.

Julianto (2010) mengungkapakn tiga konsep pokok yang menjadi dasar perumusan

opini, yaitu; kecukupan bukti, salah saji dan materialitas. Pemahaman atas tiga

dasar konsep ini sungguj penting, karena salah satu akar masalah inkonsistensi

perumusan opini yang dihadapi saat ini sebenarnya juga berawal dari

ketidakseragaman pemahaman atas ketiga konsep ini antara para auditor BPK

sendiri.

Sebagaimana yang telah diatur di dalam Undang-Undang No.15 Tahun

2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, BPK

RI memberikan empat jenis opini, yaitu : Opini Wajar Tanpa Pengecualian

(Unqualified Opinion), (2) Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified

Opinion), (3) Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion), (4) Pernyataan Menolak

Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion).

2.3 Kualitas Audit

Sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai apa dan bagaimana kualitas

audit yang baik itu. Tidak mudah untuk menggambarkan dan mengukur kualitas

audit secara obyektif dengan beberapa indikator. Dikarenakan kualitas audit

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

6

merupakan sebuah konsep yang kompleks dan sulit dipahami, sehingga sering kali

terdapat kesalahan dalam menentukan sifat dan kualitasnya. Hal ini terbukti dari

banyaknya penelitian yang menggunakan dimensi kualitas audit yang berbeda-beda

(Efendi,2010).

Kualitas audit menurut De angelo (1981) merupakan sebagai probabilitas

seorang auditor dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan dalam sistem

akuntansi klien”. Dalam sektor publik, Government Accountability Office (GOA)

mendefinisikan kualitas audit sebagai ketaatan terhadap standar profesi dan ikatan

kontrak selama melaksanakan audit. Standar audit menjadi bimbingan dan ukuran

kualitas audit yang dilakukan oleh auditor pemerintah itu sendiri. Dalam hal

pemeriksaan keuangan Negara yang dilakukan oleh auditor BPKP, berdasarkan

dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunan Aparatur Negara

No.Per/05/M.Pan/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah dinyatakan dalam standar umum audit kinerja dan audit investigasi

meliputi standar-standar yang terkait dengan karakteriktik organisasi dan individu-

individu yang melakukan kegiatan audit harus independen, obyektif, memiliki

keahlian (latar belakang pendidikan, kompetensi teknis dan sertifikasi jabatan dan

pendidikan dan pelatihan berkelanjutan), kecermatan profesional dan kepatuhan

terhadap kode etik. Dengan demikian, semua standar tersebut merupakan standar

yang menentukan kualitas audit yang di hasilkan auditor.

Menurut Rosnidah (2010) kualitas audit merupakan pelaksanaan audit yang

dilakukan sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan

apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Kualitas audit menurut Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP) menyatakan bahwa audit yang dilakukan

auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar

pengendalian mutu. Dari pengertian kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan

bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan dimana auditor pada saat

mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi

dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam bentuk laporan keuangan

auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada

standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.

Berdasarkan dalam Peraturan BPK-RI dinyatakan terdapat tujuh unsur kualitas

hasil audit diantaranya: Tepat waktu, Lengkap, Akurat, Objektif, meyakinkan, jelas,

ringkas. Laporan audit yang ringkas dengan penyajian yang tidak lebih panjang dari

yang diperlukan dapat meningkatkan kualitas laporan tersebut. Laporan yang

terlalu rinci dapat menurunkan kualitas laporan, bahkan dapat menyembunyikan

pesan yang sesungguhnya dan dapat membingungkan atau mengurai minat

pembaca (Ananda, 2014).

2.4 Independensi Auditor

Terdapat banyak definisi mengenai independensi telah dikemukkan oleh pakar

akuntansi. Umumnya definisi tersebut berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan

ini disebabkan oleh perbedaan sudut pandang masing-masing pakar yang pada

gilirannya mengakibatkan perbedaan cakupan makna independensi (Harjanto,

2014). Independensi diperlukan agar auditor mempunyai sikap mental yang bebas

dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

7

Definisi independensi adalah sebagai keadaan bebas dari pengaruh, tidak

dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga

diartikan sebagai sikap yang tidak bias. (Adnyani, 2014). Dengan adanya sikap

independen, auditor tidak akan dapat dipengaruhi oleh pihak manapun dan tidak

akan memihak dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat melaksanakan

audit dengan baik sehingga dapat melaksanakan audit dengan baik pula.

Asri (2013) menjelaskan bahwa sikap independen auditor akan didukung

dengan penerapan kecermatan dan keseksamaan yang diwujudkan dengan

dilakukannya review secara kritis pada setiap tingkat supervise terhadap

pelaksanaan audit. Sikap independen auditor dengan didukung kecermatan dan

keseksamaan yang dilakukan oleh seorang auditor diharapkan akan menghasilkan

kualitas audit yang semakin baik, setiap pendapat yang diberikan oleh auditor dan

penyajiannya yang telah mengikuti pedoman yang tercantum dalam standar

auditing.

2.5 Integritas Auditor

Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan

patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas

mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani,

bijaksana, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur

tersebut diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi

pengambilan keputusanyang handal (Sukriah, 2009).

Badjuri (2014) menjelaskan bahwa untuk memelihara dan meningkatkan

kepercayaan publik, setiap auditor harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya

dengan integritas setinggi mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang

mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang

mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota

dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan

seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus

mengorbankan rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak

boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan

yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat

menerima kecurangan atau meniadakan prinsip.

Menurut Anitaria (2011), integritas merupakan suatu elemen karakter yang

mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang

mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji

semua keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota

untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan

rahasia penerima jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan

oleh keuntungan pribadi.

Sedangkan menurut Sari (2011) menyebutkan bahwa integritas auditor

internal menguatkan kepercayaan dan karenanya menjadi dasar bagi pengandalan

atas judgment mereka. Akan tetapi, integritas merupakan suatu elemen karakter

yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas antara lain diwujudkan dalam sikap jujur, objektif, dan tegas

dalam menerapkan prinsip, nilai, dan keputusan. Gangguan terhadap integritas

meliputi antara lain:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

8

a. meminta dan/atau menerima uang, barang, dan/atau fasilitas lainnya baik

langsung maupun tidak langsung dari pihak yang terkait dengan pemeriksaan;

b. menghambat pelaksanaan tugas pemeriksaan untuk kepentingan pribadi,

seseorang, dan/atau golongan;

c. memaksakan kehendak pribadi kepada pihak yang diperiksa; dan

d. mengubah temuan atau memerintahkan untuk mengubah temuan pemeriksaan,

opini, kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan yang tidak sesuai fakta

dan/atau bukti-bukti dalam pemeriksaan.

2.6 Skeptisme Profesional Auditor

Dalam pelaksanaan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan,

pemeriksa wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan

seksama. Kemahiran profesional menuntut pemeriksa untuk melaksanakan

skeptisme profesional, yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti pemeriksaan.

Pemeriksa menggunakan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dituntut oleh

profesinya untuk melaksanakan pengumpulan bukti dan evaluasi obyektif

mengenai kecukupan, kompetensi dan relevansi bukti. Karena bukti dikumpulkan

dan dievaluasi selama pemeriksaan, skeptisme profesional harus digunakan selama

pemeriksaan (Adrian,2013). Berdasarkan standar umum dalam peraturan revisi Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN) 2016 menyebutkan bahwa pemeriksa harus

menggunakan skeptisme profesional dalam menilai risiko terjadinya kecurangan

yang secara signifikan untuk menentukan faktor-faktor atau risiko-risiko yang

secara signifikan dapat mempengaruhi pekerjaan Pemeriksa apabila kecurangan

terjadi atau mungkin telah terjadi. Pemeriksa harus menggunakan skeptisisme

profesional terhadap hal-hal, antara lain, sebagai berikut:

a. Bukti pemeriksaan yang bertentangan dengan bukti pemeriksaan lain yang

diperoleh;

b. Informasi yang menimbulkan pertanyaan tentang keandalan dokumen dan

tanggapan terhadap permintaan keterangan yang digunakan sebagai bukti

pemeriksaan

c. Keadaan yang mengindikasikan adanya kecurangan dan/atau ketidakpatutan;

dan

d. Kondisi yang memungkinkan perlunya prosedur pemeriksaan tambahan selain

prosedur yang dipersyaratkan dalam pedoman pemeriksaan.

Auditor harus bertanggung jawab secara profesional dalam pelaksanaan tugasnya

untuk bersikap tekun dan penuh hati-hati. Sebagai seorang profesional, auditor

harus menghindarkan terjadinya kecerobohan serta sikap asal percaya, tetapi

auditor tidak diharapkan untuk membuat suatu pertimbangan yang sempurna dalam

setiap kesempatan (Arens 2008:47).

Skeptisme profesional auditor tersirat di dalam literatur dengan adanya

keharusan auditor untuk mengevalusasi kemungkinan terjadinya kecurangan atau

penyalahgunaan wewenang yang material yang terjadi di dalam perusahaan klien

(Loebbeck, et al, 1994). Selain itu juga dapat diartikan sebagai pilihan untuk

memenuhi tugas audit profesionalnya untuk mencegah dan mengurangi

konsekuensi bahaya dan prilaku orang lain. Skeptisme profesional seorang auditor

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

9

dibutuhkan untuk mengambil keputusan-keputusan tentang seberapa banyak serta

tipe bukti audit seperti apa yang harus dikumpulkan (Arens 2008:48).

2.7 Kompetensi Auditor

Kompetensi auditor merupakan auditor yang dengan pengetahuan dan

pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif,

cermat dan seksama. Penelitian Alim dkk., (2007) menyatakan bahwa kompetensi

yang dibutuhkan dalam melakukan audit yaitu pengetahuan dan kemampuan.

Auditor harus memiliki pengetahuan untuk memahami entitas yang diaudit,

kemudian auditor harus memiliki kemampuan untuk bekerja sama dalam tim serta

kemampuan dalam menganalisa permasalahan. Sehingga semakin tinggi

kompetensi auditor akan semakin baik kualitas hasil pemeriksaannya (Badjuri,

2012). Pemeriksa yang ditugaskan untuk melaksanakan pemeriksaan menurut

standar pemeriksaan harus secara kolektif memiliki kompetensi:

a. Latar belakang pendidikan, keahlian dan pengalaman, serta pengetahuan

tentang standar pemeriksaan yang dapat diterapkan terhadap jenis pemeriksaan

yang ditugaskan;

b. Pengetahuan umum tentang lingkungan entitas, program, dan kegiatannyang

diperiksa (objek pemeriksaan);

c. Keterampilan berkomunikasi secara jelas dan efektif, baik secara lisan maupun

tulisan; dan

d. Keterampilan yang memerlukan pengetahuan khusus dalam bidang tertentu

sesuai dengan pemeriksaan yang dilaksanakan.

2.8 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang membahas mengenai kualitas audit, yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Ni Luh (2017) mengenai pengaruh skeptisme profesional,

independensi, kompetensi, etika dan role stress auditor terhadap kualitas audit

menunjukkan skeptisme profesional, independensi auditor, kompetensi, etika

auditor dan role stress auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Ananda

(2014) mengenai pengaruh skeptisme professional, kepatuhan pada kode etik dan

independensi terhadap kualitas audit menunjukkkan bahwa skeptisme professional,

kepatuhan pada kode etik dan independensi mempengaruhi kualitas audit.

Selanjutnya penelitian yang pernah membahas tentang kualitas audit, yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2013). Penelitian Aulia tersebut mengenai

pengaruh pengalaman, independensi, dan due professional care auditor terhadap

kualitas audit laporan keuangan pemerintah. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa pengalaman, independensi, dan due professional care auditor berpengaruh

signifikan positif terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan oleh Norma

(2012), yaitu mengenai pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas

audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi menunjukkan bahwa

kompetensi dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Penelitian Piorina dan Ramantha (2015) menunjukkan bahwa sikap skeptisme,

kompetensi, dan independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ade Wisteri (2015) yang

mengangkat pengaruh sikap skeptis, independensi, dan penerapan kode etik,

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

10

akuntabilitas terhadap kualitas audit menyatakan bahwa sikap skeptis dan

independensi tidak memilki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit

sedangkan penerapan kode etik berpengaruh terhadap kualitas audit.

Tabel 2.1

Penelitian terdahulu

No Nama

Peneliti

Tahun Judul penelitian Hasil Penelitian

1. Ni Luh Arlia

Sugiarmini

2017 Pengaruh Skeptisme

profesional,

independensi,

kompetensi, etika

dan role stress

auditor terhadap

kualitas audit pada

kantor BPK RI

perwakilan Provinsi

Bali

Semakin tinggi Skeptisme

profesional, independensi

auditor, kompetensi, etika

auditor dan role stress

auditor maka semakin baik

kualitas audit yang di

hasilkan.

2. Arista Rizky

Indriyanto

2014 Analisa Faktor-faktor

yang mempengaruhi

kualitas audit yang

dilakukan oleh Badan

pemerintah keuangan

Republik Indonesia

(studi kasus pada

BPK RI perwakilan

Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung)

Latar belakang pendidikan

auditor, pengalaman audit,

jam pelatihan auditor,

struktur audit, konflik

peran, dan ketidakjelasan

peran secara simultan dan

signifikan berpengaruh

terhadap kualitas audit.

Secara parsial, hanya

konflik peran dan

ketidakjelasan peran yang

berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas

audit, sedangkan latar

belakang pendidikan

auditor, pengalaman audit,

jam pelatihan auditor dan

struktur audit tidak

signifikan mempengaruhi

terhadap kualitas audit.

3. Rahmatika

Ananda

2014 Pengaruh Skeptisme

Profesional,

Kepatuhan pada

Kode Etik dan

Independensi

terhadap Kualitas

Audit (Studi Empiris

pada BPKP

perwakilan Sumatera

Utara)

Skeptisme profesional

berpengaruh signifikan

positif terhadap kualitas

audit, kepatuhan pada kode

etik berpengaruh signifikan

positif terhadap kualitas

audit, independensi

berpengaruh signifikan

positif terhadap kualitas

audit.

4. Achmad

Badjuri

2012 Faktor-faktor yang

berpengaruh

terhadap kualitas

Integritas, profesionalisme

dan kepatuhan kode etik

berpengaruh positif

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

11

hasil pemeriksaan

Auditor sektor publik

signifikan terhadap kualitas

hasil pemeriksaan.

5. Ni putu

Piorina

Fortuna Sari &

I Wayan

Ramantha

2015 Pengaruh Sikap

Skeptisme,

Pengalaman Audit,

Kompetensi, dan

independensi auditor

pada Kualitas Audit

Sikap skeptisme,

kompetensi, dan

independensi berpengaruh

positif dan signifikan,

sedangkan pengalaman

audit tidak berpengaruh

pada kualitas audit.

6. Komang Ayu

Tri Handayani

& Lely Aryani

Merkusiwati

2015 Pengaruh

Independensi

Auditor dan

Kompetensi Auditor

pada Skeptisme

Profesional Auditor

dan Implikasinya

terhadap Kualitas

Audit

Independensi auditor dan

kompetensi auditor

memiliki pengaruh positif

secara parsial terhadap

skeptisisme profesional

auditor. Independensi dan

kompetensi auditor juga

memiliki pengaruh positif

terhadap kualitas audit

melalui skeptisisme

profesional auditor.

Sementara itu, skeptisisme

profesional auditor juga

memiliki pengaruh positif

terhadap kualitas audit.

7. Ade Wisteri

Sawitri

Nandari &

Made Yenni

Latrini

2015 Pengaruh sikap

skeptis,

independensi,

penerapan kode etik,

dan akuntabilitas

terhadap kualitas

audit

Sikap Skeptis tidak

memiliki pengaruh terhadap

Kualitas Audit.

Independensi Auditor juga

tidak memiliki pengaruh

terhadap Kualitas Audit.

Penerapan Kode Etik

Akuntan Publik

berpengaruh positif

terhadap Kualitas Audit,

sedangkan Akuntabilitas

tidak memiliki pengaruh

terhadap Kualitas Audit.

8. Reni

Febriyanti

2014 Pengaruh

Independensi, Due

Professional care

dan Akuntabilitas

terhadap kualitas

audit (studi empiris

pada Kantor akuntan

Publik di kota padang

dan Pekanbaru)

Independensi tidak

berpengaruh signifikan

positif pada kualitas audit,

Due Professional Care

berpengaruh signifikan

positif terhadap Kualitas

audit, Akuntabilitas tidak

berpengaruh signifikan

positif terhadap kuaitas

audit

9. Aulia Agustin 2013 Pengaruh

pengalaman,

Independensi, dan

Due Professional

Pengalaman, Independensi,

dan Due Professional care

auditor berpengaruh

signifikan positif terhadap

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

12

care auditor terhadap

kualitas audit laporan

keuangan pemerintah

(studi empiris pada

BPK-RI Perwakilan

Provinsi Riau)

kualitas audit pada BPK-RI

Perwakilan Provinsi Riau

10. Arifin Adrian 2013 Pengaruh Skeptisme

Profesional, etika,

pengalaman, dan

keahlian Audit

terhadap ketepatan

pemberian opini oleh

auditor

Skeptisme Profesional,

etika, pengalaman, dan

keahlian Audit berpengaruh

signifikan positif terhadap

ketepatan pemberian opini

oleh Auditor.

11. Norma

Kharismatuti

2012 Pengaruh kompetensi

dan independensi

terhadap kualitas

audit dengan etika

auditor sebagai

variabel moderasi

(studi empiris pada

internal auditor

BPKP DKI Jakarta)

Kompetensi dan

independensi berpengaruh

positif terhadap kualitas

audit pada auditor internal

BPKP DKI Jakarta .

12. Lauw Tjun

jun, Elyzabet

Indawati

Marpaung &

Santy

Setiawan

2012 Pengaruh

Kompetensi dan

Independsi Auditor

terhadap Kualitas

Audit

Secara parsial, Kompetensi

Auditr berpengaruh secara

signifikan terhadap kuaitas

audit, independensi auditor

tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas

audit sedangakan secara

simultan Kompetensi dan

Indepependensi Auditor

berpengaruh terhadap

kualitas audit.

13. Sumintorn

Baotham

2009 Dampak

independensi audit,

kualitas, dan

kredibilitas terhadap

reputasi dan

keberhasilan

berkelanjutan CPA di

Thailand.

Independensi audit

memiliki hubungan positif

dengan kualitas audit dan

kredibilitas, dan kualitas

audit memiliki hubungan

positif dengan kredibilitas

audit. Kualitas audit dan

kredibilitas berpengaruh

signifikan terhadap reputasi

yang juga terkait dengan

kesuksesan yang

berkelanjutan.

14. Nopmanee

Tepalagul dan

Ling Lin

2015 Independensi

Auditor dan Kualitas

Audit: sebuah

tinjauan literatur

Independensi auditor

terganggu dengan adanya

kepentingan klien dan NAS.

SOX dapat menghasilkan

peningkatan kualitas audit

dan pelaporan keuangan,

pengguna laporan keuangan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

13

umumnya menganggap

NAS sebagai ancaman

terhadap independensi

auditor sedangkan bukti

mengena kualitas audit

aktual menunjukkan

sebaliknya; khususnya,

pajak terkait NAS benar-

benar meningkatkan

kualitas audit. Masa kerja

auditor yang panjang tidak

menggangu independensi

auditor. Masa kerja yang

panjang benar-benar

meningkatkan kualitas audit

dan jangka panjang waktu

yang pendek dikaitkan

dengan kualitas audit yang

rendah.

15. Surroh

Zu’amah

2009 Independensi dan

Kompetensi Auditor

pada Opini Audit

(studi BPKP Jateng)

Independensi dn

Kompetensi Auditor

berpengaruh terhadap Opini

Audit

16. Steven F.

Cahan & Jerry

Sun

2015 Pengaruh

Pengalaman Audit

terhadap Biaya Audit

dan Kualitas Audit

Biaya audit dan Kualitas

audit berpengaruh terhadap

pengalaman audit.

17. Kendall O.

Bowlin,

Jessen L.

Hobson & M.

David Piercey

2015 Pengaruh rotasi

auditor, Skeptisme

Profesional, dan

hubungan dengan

manajer terhadap

kualitas audit

Rotasi auditor, skeptisme

profesional dan hubungan

dengan manajer

berpengaruh terhadap

kualitas audit

18. Mitrendu

Narayan Roy

& Siddhartha

Sankar Saha

2016 Hubungan

kompetensi dan

independensi auditor

menurut undang-

undang dengan

kualitas audit

Kompetensi dan

independensi memiliki

hubungan dengan kualitas

audit

19. Komang

Oktarini & I

Wayan

Ramantha

2016 Pengaruh

pengalaman kerja

dan kepatuhan

terhadap kode etik

pada kualitas audit

melalui Skeptisme

Profesional Auditor

Pengalaman kerja dan

kepatuhan terhadap kode

etik berpengaruh positif

pada kualitas audit melalui

skeptisisme profesional

auditor.

20. Subhan 2016 Kualitas hasil

pemeriksaan dan

variabel-variabel

yang mempengaruhi

Latar belakang

pendidikan, kompetensi

tehnis, pendidikan dan

pelatihan berkelanjutan,

pengalaman kerja,

kecermatan profesi,

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

14

obyektifitas, independensi

dan kepatuhan pada kode

etik secara simultan

berpengaruh signifikan

terhadap kualitas hasil

pemeriksaan.

2.9 Pengembangan Hipotesis

2.9.1 Pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, auditor mungkin

menghadapi tekanan dan atau konflik dari pihak yang diperiksa sehungga

mempengaruhi independensi auditor. Sifat independensi auditor berpengaruh

penting sebagai dasar utama agar auditor internal dipercaya oleh masyarakat umum.

Independensi syarat wajib yang harus dipenuhi auditor sebagai pemeriksa yang

dapat menentukan kredibilitas diri pemeriksa. Oleh karena itu, independensi

diperlukan agar auditor dapat mengemukakan pendapat, pertimbangan, dan

rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak kepada

pihak manapun. (Sari,2011)

Penelitian yang mendukung bahwa independensi memberi pengaruh positif

terhadap kualitas audit salah satunya adalah Asep Kurnia dengan judul pengaruh

independensi akuntan publik dan perilaku disfungsional akuntan publik terhadap

kualitas audit menyatakan bahwa independensi memberi pengaruh positif sebesar

71,06% terhadap kualitas audit, sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor lain

seperti kompetensi, fee audit dan lainnya. Hal ini serupa dengan penelitian Seyed

Mahmoud (2014). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tjun, Marpaung, dan

Santy Setiawan (2012) yang ketiganya adalah dosen di Fakultas Ekonomi Jurusan

Akuntansi-Universitas Kristen Maranatha dengan penelitiannya yang berjudul

pengaruh kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit menyatakan

bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit

Dengan demikian Hipotesis yang dapat disimpulkan yaitu

H1 : Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

2.9.2 Pengaruh integritas auditor terhadap kualitas audit Integritas berarti bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan

organisasi serta kode etik profesi. Auditor yang tinggi integritasnya adalah yang

dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja atau yang disebabkan oleh

kelalaian manusia (human error) dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak

dapat menerima kecurangan atau peniadaan prinsip (Badjuri, 2012).

Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini yaitu :

H2 :Integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

2.9.3 Pengaruh skeptisme profesional auditor terhadap kualitas audit

Menurut Ni Luh dan Luh Kade (2017) kualitas audit yang baik tentu saja

disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu syarat auditor agar bisa menghasilkan

kualitas audit yang baik adalah sikap skeptisme profesional yang dimilikinya.

Skeptisme profesional diartikan sebagai sikap yang tidak mudah percaya akan bukti

audit yang disajikan manajemen, sikap yang selalu mempertanyakan dan

mengevaluasi bukti audit secara kritis. Berdasarkan standar umum dalam peraturan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

15

revisi Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) 2016 menyebutkan bahwa

pemeriksa harus menggunakan skeptisme profesional dalam menilai risiko

terjadinya kecurangan yang secara signifikan untuk menentukan faktor-faktor atau

risiko-risiko yang secara signifikan dapat mempengaruhi pekerjaan pemeriksa

apabila kecurangan terjadi atau mungkin telah terjadi. Skeptisme profesional sangat

penting untuk dimiliki oleh auditor guna mendapatkan informasi yang kuat, yang

akan dijadikan dasar bukti audit yang relevan yang dapat mendukung pemberian

opini atas kewajaran laporan keuangan. Dengan diterapkannya sikap skeptisme

profesional oleh auditor maka akan dapat meningkatkan sikap kehati-hatian

auditor/pemeriksa dalam menerima atau mengolah informasi yang diberikan auditte

sehingga kualitas audit dapat terjaga.

Penelitian mengenai kualitas audit dilakukan oleh Rusyanti (2010)

mengenai pengaruh skeptisme auditor, profesionalisme auditor, dan tekanan

anggaran waktu terhadap kualitas audit. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa

skeptisme auditor, profesionalisme auditor, dan tekanan anggaran waktu

berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini adalah :

H3 : Skeptisme profesional auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

2.9.4 Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit

Todeal dan Nicolae (2011) menyatakan kualitas audit yang baik dapat tercapai

dengan melaksanakan rencana audit dengan mengidentifikasi tujuan, ruang lingkup

audit, dan prosedur apa yang akan digunakan dengan menggunakan kompetensi

yang dimiliki seorang auditor. Kompetensi yang dimiliki seorang auditor didukung

dengan melakukan audit secara prudent dan keseksamaan akan menghindarkan

terjadinya kecerobohan untuk menghasilkan kualitas audit yang baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2014) menyatakan bahwa

kompetensi berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Sebaliknya penelitian yang

dilakukan oleh Tjun, Marpaung, dan Setiawan (2012) dan Mahmoud (2014)

menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas

audit. Berdasarkan paparan diatas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai

berikut:

H4: Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

2.9.5 Pengaruh kualitas audit terhadap ketepatan pemberian opini audit

Ketepatan opini atas laporan keuangan pemerintah pada umumnya ditinjau dari

pihak auditor. Pihak auditor tersebut dituntut untuk menunjukan kinerja yang tinggi

agar dapat menghasilkan audit yang berkualitas. Kualitas pelaksanaan audit selalu

mengacu pada standar-standar yang ditetapkan. Dengan demikian hipotesis pada

penelitian ini adalah :

H5: Kualitas audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit

Tabel 2.2 Hipotesis dan argumen yang mendasari

Hipotesis Argumen

H1 : Independensi auditor

berpengaruh terhadap kualitas

audit

Independensi auditor merupakan salah satu

faktor yang penting untuk menghasilkan audit

yang berkualitas. Karena jika auditor

kehilangan independensinya, maka laporan

audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan

kenyataan yang ada sehingga tidak dapat

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

16

digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan.

H2 :Integritas auditor

berpengaruh terhadap kualitas

audit

Integritas merupakan kualitas yang

menjadikan timbulnya kepercayaan

masyarakat dan tatanan nilai tertinggi bagi

anggota profesi dalam menguji semua

keputusannya. Integritas mengharuskan

auditor dalam segala hal, jujur dan terus terang

dalam batasan objek pemeriksaan.

H3 : Skeptisme profesional

auditor berpengaruh terhadap

kualitas audit

Skeptisme sebagai kecenderungan individu

untuk menunda memberikan kesimpulan

hingga bukti audit cukup untuk memberikan

dukungan maupun penjelasan. Semakin

skeptis seorang auditor maka semakin

mengurangi tingkat kesalahan dalam

melakukan audit.

H4: Kompetensi auditor

berpengaruh terhadap kualitas

audit

Apabila seorang auditor mempunyai

kompetensi baik dari segi pengetahuan audit

dan akuntansi maupun pengalaman, maka

akan meningkatkan kualitas auditnya.

H5: Kualitas audit berpengaruh

terhadap ketepatan pemberian

opini audit

Ketepatan opini atas laporan keuangan

pemerintah pada umumnya ditinjau dari pihak

auditor. Pihak auditor tersebut dituntut untuk

menunjukan kinerja yang tinggi agar dapat

menghasilkan audit yang berkualitas.

2.10 Kerangka Berpikir

Penelitian ini berusaha untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

audit dan dampaknya terhadap ketepatan pemberian opini audit. Independesi

mempengaruhi kualitas audit karena auditor yang memiliki sikap independen akan

menghasilkan laporan audit yang sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga dapat

digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Selain itu, integritas

auditor juga mempengaruhi kualitas audit, karena integritas merupakan komponen

profesionalisme auditor yang diperlukan auditor agar dapat bertindak jujur dan

tegas dalam melaksanakan audit. Semakin tinggi integritasnya, maka auditor dapat

meningkatkan kualitas hasil auditnya. Skeptisisme professional juga

mempengaruhi kualitas audit. Hal ini dikarenakan, semakin skeptis seorang auditor,

maka semakin mengurangi tingkat kesalahan yang dilakukannya, sehingga akan

meningkatkan kualitas auditnya. . Selain beberapa faktor di atas, Kompetensi juga

memepengaruhi kualitas audit. Karena auditor yang dengan pengetahuan dan

pengalamannya yang cukup dan eksplisit dapat melakukan audit secara objektif,

cermat dan seksama. Dan dampaknya kualitas audit yaitu pada ketepatan pemberian

opini. Apakah seorang auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik bisa tepat

dalam memberikan opini.

Kerangka berpikir adalah alur pikir yang logis dalam bentuk diagram bertujuan

menjelaskan secara garis besar pola substansi penelitian yang akan dilaksanakan.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui gambar berikut:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

17

KOMPETENSI

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Oleh karena itu

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2006:4). Data yang

diperoleh selama penelitian akan dikelola lebih lanjut berdasarkan kajian teori dan

empiris yang telah dikemukakan untuk kemudian dianalisis dan diambil

kesimpulan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Silalahi (2009) populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen

di mana peneliti tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang-orang atau

sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan

yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik. Dalam

penelitian ini populasi yang di gunakan adalah seluruh staf BPK perwakilan NTT

yang berjumlah 102 orang.

Sampel adalah sekumpulan dari sebagian anggota obyek yang diteliti

(Alghifari, 2010). Dalam penelitian ini, karena jumlah populasi relatif kecil dan

relatif mudah dijangkau, maka penulis menggunakan metode total sampling.

Dengan metode pengambilan sampel ini diharapkan hasilnya dapat cenderung lebih

mendekati nilai sesungguhnya dan diharapkan dapat memperkecil pula terjadinya

kesalahan/penyimpangan terhadap nilai populasi (Usman & Akbar, 2008).

3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer. Data primer

merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber

aslinya (tidak melalui media perantara). Kuesioner yang digunakan pada penelitian

ini adalah kuesioner yang telah dikembangkan sebelumnya. Sumber data dalam

penelitian ini adalah jawaban kuisioner dari para staf BPK Perwakilan NTT.

KETEPATAN

PEMBERIAN

OPINI AUDIT

SKEPTISME

PROFESIONAL

INTEGRITAS

INDEPENDENSI

KUALITAS

AUDIT

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

18

Dalam penelitian ini pengukuran variabel menggunakan skala likert poin 5

dengan klasifikasi sebagai berikut; nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju

(STS), 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS), 3 untuk jawaban Netral (N), 4 untuk

jawaban Setuju (S), dan 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian survei yang

merupakan penelitian yang dilakukan terhadap beberapa anggota sampel daru suatu

populasi tertentu. Pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuisioner

yang terdiri dari daftar pertanyaan tersruktur yang ditujukan pada responden. Data

dikumpulkan melalui personal. Metode ini menggunakan penyebaran kuesioner

yang telah disusun secara terstuktur, sejumlah pertanyaan tertulis disampaikan pada

responen untuk ditanggapi sesuai dengan kondisi yang dialami oleh responden yang

bersangkutan.

3.5 Administrasi Penelitian

Awalnya peneliti menghubungi humas BPK NTT via telepon untuk menayakan

apakah bisa melakukan penelitian di kantor BPK. Setelah itu dari kantor BPK

meminta untuk membuat surat ijin penelitian dari kampus sehingga peneliti bisa

melakukan penelitian di kantor BPK. Surat ijin penelitian akan di proses ± 3

minggu dan baru diijinkan untuk melakukan penyebaran kuisioner di kantor BPK.

Setelah itu kuesioner diberikan peneliti secara langsung ke Kantor BPK RI

Perwakilan Provinsi NTT. Peneliti memberikan rentang waktu untuk responden

mengisi daftar pertanyaan dalam kuesioner dan mengembalikannya kepada peneliti

yang secara langsung akan mengambil kuesioner ke Kantor BPK RI Perwakilan

Provinsi NTT tempat auditor bekerja.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Model dan pengukuran dalam variabel penelitian ini mengadopsi dari penelitian-

penelitian sebelumnya dengan modifikasi. Penjelasan variabel-variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Independensi Auditor

Independensi sangat dibutuhkan bagi seorang auditor karena dengan adanya

kejujuran dalam mempertimbangkan fakta dan memberikan pendapat dengan tepat.

Independensi diukur dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangakan

oleh Eka Putra (2012) yang terdiri dari 7 item pernyataan yang menggambarkan

tingkat persepsi auditor terhadap sikap independen yang dimilikinya. Semua item

pertanyaan ini diukur dengan skala likert 1 sampai 5. Pilihan jawaban dari Sangat

Setuju (SS) sampai dengan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Dengan

menggunakan tiga indikator yakni independensi hubungan dengan auditee,

independensi pelaksanaan pekerjaan, dan independensi LHP.

b. Integritas Auditor

Integritas merupakan perwujudan dari kejujuran auditor dalam melakukan

penugasan profesionalnya. Dengan kejujuran dalam mengungkapkan temuan audit

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

19

maka kualitas hasil pemeriksaan akan terjaga. Bagi auditor sektor publik,

penugasannya akan membawa konsekuensi hukum karena obyek auditnya adalah

penggunaan keuangan negara yang rentan terhadap korupsi. Dalam pengungkapan

temuan kasus-kasus korupsi diperlukan adanya kejujuran (integritas) para

auditornya sehingga pengungkapan kasusnya akan menjadi transparan dan menjaga

rasa keadilan pada masyarakat (Badjuri, 2012). Semua item pertanyaan ini diukur

dengan skala likert 1 sampai 5. Pilihan jawaban dari Sangat Setuju (SS) sampai

dengan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Indikator dari variabel integritas

terdiri dari: kejujuran Auditor, keberanian Auditor, sikap bijaksana auditor,

tanggung jawab auditor. Integritas diukur dengan 14 item pertanyaan.

c. Skeptisme Profesional Auditor

Skeptisme Profesional merupakan sikap auditor yang selalu meragukan dan

mempertanyakan segala sesuatu, dan menilai secara kritis bukti audit serta

mengambil keputusan audit berlandaskan keahlian auditing yang dimiliknya.

(Ananda, 2014). Semua item pertanyaan ini diukur dengan skala likert 1 sampai 5.

Pilihan jawaban dari Sangat Setuju (SS) sampai dengan Sangat Tidak Setuju (STS)

diberi skor 1. Indikator dari variabel skeptisme profesional auditor terdiri dari: sikap

tekun dan penuh hati-hati, tidak mudah percaya dengan bukti audit, evaluasi secara

kritis terhadap bukti audit, selalu mengungkapkan bukti audit yang detail.

Menggunakan 6 item pertanyaan yang telah dikembangkan oleh Arifin Adrian

(2013).

d. Kompetensi auditor

Kompetensi dalam pengauditan merupakan pengetahuan, keahlian, dan

pengalaman yang dibutuhkan auditor untuk dapat melakukan audit secara objektif,

cermat dan seksama. Kompetensi auditor diukur dengan menggunakan enam item

pernyataan yang menggambarkan tingkat persepsi auditor terhadap bagaimana

kompetensi yang dimilikinya terkait standar akuntansi dan audit yang

berlaku,penguasaannya terhadap seluk beluk organisasi pemerintahan, serta

program peningkatan keahlian.(Efendy, 2010)

Semua item pertanyaan ini diukur dengan skala likert 1 sampai 5. Pilihan jawaban

dari Sangat Setuju (SS) sampai dengan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.

Indikator dari variabel kompetensi Auditor terdiri dari: penguasaan standar

akuntansi dan audit, wawasan tentang pemerintah, peningkatan keahlian.

Menggunakan 6 item pertanyaan yang telah diadopsi dari penelitian Harhinto

(2004) dengan beberapa modifikasi berdasarkan SPKN.

e. Kualitas Audit

Kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan

melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi pemerintah dengan berpedoman

pada standar akuntansi dan standar audit yang telah ditetapkan. Semua item

pertanyaan ini diukur dengan skala likert 1 sampai 5. Pilihan jawaban dari Sangat

Setuju (SS) sampai dengan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Indikator

dalam variabel kualitas Audit terdiri dari: keakuratan temuan audit, kejelasan

laporan, manfaat audit, tindak lanjut hasil audit, nilai rekomendasi, sikap skeptis.

Menggunakan 8 item pertanyaan yang diadopsi dari penelitian Harhinto (2004)

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

20

f. Ketepatan Pemberian Opini Audit

Ketepatan pemberian opini auditor merupakan hal yang sangat penting, karena

hasil akhir dari proses audit adalah laporan audit. Ketepatan pemberian opini

auditor harus tepat dan akurat karena hal ini berkaitan juga dengan kepercayaan

publik akan profesi akuntan. Opini yang disajikan dalam laporan audit dijadikan

dasar oleh mereka yang berkepentingan atas laporan keuangan tersebut untuk dasar

pengambilan keputusan. Semua item pertanyaan ini diukur dengan skala likert 1

sampai 5. Pilihan jawaban dari Sangat Setuju (SS) sampai dengan Sangat Tidak

Setuju (STS) diberi skor 1. Indikator dalam variabel ini adalah respon auditor,

kualitas keputusan yang di ambil, kempleksitas kerja, stamdar yang ditetapkan,

etika profesional. Menggunakan 9 item pertanyaan yang telah dikembangkan oleh

Diani & Ria (2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Jenis

Variabel

Definisi variabel Indikator Intrumen Skala

Independensi

auditor

Independensi berarti sikap mental

yang bebas dari pengaruh, tidak

dikendalikan oleh pihak lain, tidak

tergantung pada orang lain.

Independensi juga berarti adanya

kejujuran dalam diri auditor dalam

mempertimbangkan fakta dan

adanya pertimbangan yang

objektif tidak memihak dalam diri

auditor dalam merumuskan dan

menyatakan pendapatnya

1. Independensi

hubungan

dengan

auditee,

2. Independensi

pelaksanaan

pekerjaan,

3. Independensi

LHP.

Kuisioner Likert

Integritas

auditor

Integritas mengharuskan seorang

anggota untuk antara lain,

bersikap jujur dan berterus terang

tanpa harus mengorbankan rahasia

penerima jasa, pelayanan dan

kepercayaan publik tidak boleh

dikalahkan oleh keuntungan

pribadi.

1. Kejujuran

aditor,

2. Keberanian

Auditor,

3. Sikap

bijaksana

auditor,

4. Tanggung

jawab

auditor

Kuisioner Likert

Skeptisme

profesional

auditor

Skeptisisme profesional auditor

merupakan suatu sikap yang

mencakup pikiran yang selalu

mempertanyakan dan melakukan

evaluasi secara kritis terhadap

bukti audit. Skeptisisme

profesional auditor tersirat di

dalam literatur dengan adanya

keharusan auditor untuk

mengevaluasi kemungkinan

terjadinya kecurangan atau

penyalahgunaan wewenang.

1. Sikap tekun

dan penuh

hati-hati

2. Tidak mudah

percaya

dengan bukti

audit

3. Evaluasi

secara kritis

terhadap bukti

audit

Kuisioner Likert

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

21

4. Selalu

mengungkapk

an bukti audit

yang detail

Kompetensi

auditor

Kompetensi yang dibutuhkan

dalam melakukan audit yaitu

pengetahuan dan kemampuan.

auditor harus memiliki

pengetahuan untuk memahami

entitas yang diaudit, kemudian

auditor harus memiliki

kemampuan untuk bekerja sama

dalam tim serta kemampuan dalam

menganalisa permasalahan.

1. Penguasaan

standar

akuntansi dan

audit,

2. Wawasan

tentang

pemerintah

3. Peningkatan

keahlian.

Kuisioner Likert

Kualitas

audit

Kualitas audit sangat penting

dalam kegiatan audit, karena

dengan kualitas audit yang tinggi

maka akan dihasilkan laporan hasil

pemeriksaan yang dapat dipercaya

sebagai dasar pengambilan

keputusan.

1. Keakuratan

temuan audit,

2. Kejelasan

laporan,

3. Manfaat audit,

4. tindak lanjut

hasil audit,

5. Nilai

rekomendasi,

6. Sikap skeptis.

Kuisioner Likert

Ketepatan

pemberian

opini audit

Opini audit merupakan opini yang

diberikan oleh auditor tentang

kewajaran penyajian laporan

keuangan perusahaan tempat

auditor melakukan audit

1. Respon

auditor

2. Kualitas

keputusan

yang di ambil

3. Kompleksitas

kerja

4. Standar yang

ditetapkan,

5. Etika

profesional

Kuisioner Likert

3.7 Model Penelitian

Desain penelitian merupakan pedoman atau prosedur secara teknik dalam

perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi

yang menghasilkan model penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif dengan tipe kausalitas, yakni metode

penelitian yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2009:6). Model penelitian ini digambarkan

sebagai berikut:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

22

Gambar 3.1 Model Penelitian

3.8 Model Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM).

Teknik analisis ini merupakan gabungan dari dua metodologi disiplin ilmu yaitu

perspektif ekonometrika yang memfokuskan pada prediksi dan psychometrika yang

mampu untuk menggambarkan konsep model dengan variabel laten (variabel yang

tidak dapat diukur secara langsung) akan tetapi diukur melalui indikator-

indikatornya (manifest variabel). SEM secara esensial menawarkan kemampuan

untuk melakukan analisis jalur (path analytic) dengan variabel laten (Chin, 1998).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Partial Least

Square (PLS) yaitu teknik statistika multivariat yang melakukan pembandingan

antara variabel dependen berganda dan independen berganda dengan alat analisis

yang digunakan adalah WarpPLS. Metode SEM didasarkan pada hubungan

INDEPENDENSI

INTEGRITAS

SKEPTISME

PROFESIONAL

KOMPETENSI

KUALITAS

AUDIT

KETEPATAN

PEMBERIAN

OPINI AUDIT

A1 A3 A2

B1

B2

B3

B4

C1

C2

C3

C4

D1

D3

D2

E1 E3

E4 E6 E5

E2 F2

F5

F1

F4 F3

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

23

kausalitas, yakni terjadinya perubahan pada satu variabel berdampak pada

perubahan variabel lainnya.

PLS merupakan salah satu metode statistika Structural Equation Model (SEM)

berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi

permasalahan spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya

data yang hilang (missing values), dan multikolinearitas (Abdillah & Hartono,

2015). Seperti dinyatakan oleh Wold (1985) dalam Ghozali (2014) PLS

merupakan metode analisis yang powerful oleh karena tidak didasarkan banyak

asumsi. Data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala

kategori, ordinal, interval sampai rasio dapat digunakan pada model yang sama),

sample tidak harus besar (Ghozali, 2014).

Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari :

1. Inner Model, yang kadang disebut juga dengan (inner relation, structural model

dan substantive theory) menggambarkan hubungan antar variabel laten

berdasarkan pada substantive theory. Model struktural dievaluasi dengan

menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test

untuk predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter

jalur struktural.

2. Outer Model, sering disebut juga (outer relation atau measurement model)

mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel

latennya. Convergent validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator

dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct

score yang dihitung dengan PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi

jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun

demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai

loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998). Discriminant validity dari

model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan crossloading

pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran

lebih besar dari pada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa

konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik baik daripada

blok ukuran lainnya.

3. Mengkonstruksi diagram jalur, dalam menggambar diagram jalur (path

diagram) Falk dan Miller (1992) merekomendasi untuk menggunakan prosedur

nomogram reticular action modeling (RAM) dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Konstruk teoritikal (theoretical constructs) yang menunjukkan varibel laten

harus digambar dengan bentuk lingkaran atau bulatan elips (circle).

b. Variabel observed atau indikator harus digambar dengan bentuk kotak

(squares).

c. Hubungan-hubungan asimetri (asymmetrical relationships) digambarkan

dengan arah panah tunggal (single headed arrow).

d. Hibungan-hubungan simetris (symmetrical relationship) digambarkan

dengan arah panah double (double headed arrow).

4. Melakukan Estimasi. Estimasi parameter pemodelan SEM dengan pendekatan

PLS diperoleh melalui proses iterasi tiga tahap dengan menggunakan Ordinary

Last Square (OLS) yaitu sebagai berikut :

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

24

a. Tahap pertama, menentukan estimasi bobot (weight estimate) untuk

menetapkan skor atau menghitung data variabel laten.

b. Tahap kedua, menentukan estimasi jalur (estimasi untuk inner dan outer

model) yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara

variabel laten dengan indikatornya.

c. Tahap ketiga, menentukan estimasi rata-rata dan lokasi parameter untuk

indikator dan variabel laten.

5. Melakukan evaluasi goodness of fit. Evaluasi goodness of fit model struktural

diukur dengan melihat nilai koefisien parameter dan melihat nilai R2 yang

diperoleh pada setiap variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama

dengan regresi. (Ulum et al, 2014). WarpPLS dapat mengevaluasi model terbaik

dengan cara memberikan hasil perhitungan Average R-Square (ARS) yang

digunakan untuk menilai besarnya pengaruh variabel eksogen, endogen,

tergantung dan pemoderasi yang dapat dikatakan baik jika nilai ARS < 0,05,

Average Path Coeficient (APC) yang digunakan untuk melihat besarnya

hubungan antar variabel yang dapat dikatakan baik jika nilai APC < 0,05.

Average Variance Inflation Factor (AVIF) digunakan untuk melihat besarnya

korelasi antar variabel endogen (multikoliniaritas) yang dapat dikatakan baik

jika nilai AVIF < 5.

6. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menguji hubungan antar variabel.

Dalam model WarpPLS tingkat signifikansi koefisien jalur yang digunakan yaitu

pada tingkat 1%, 5% dan 10%. Jika koefisien nilai jalur memiliki nilai p-value

<0,01, p-value < 0,05 dan P-value < 0,1 maka kesimpulan yang dapat ditarik

adalah terdapat pengaruh yang signifikan diantara variabel. Namun sebaliknya

jika koefisien jalur memiliki nilai p-value >0,01, p-value >0,05 dan p-value >

0,1 maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah terdapat pengaruh diantara

variabel tetapi tidak siginifikan.

4. PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Seiring dengan perkembangan sejarah Indonesia, BPK RI juga mengalami berbagai

perkembangan. Dalam masa reformasi, BPK RI mengambil langkah strategis untuk

meningkatkan mutu hasil pemeriksaan. Perwakilan III BPK RI di Yogyakarta

memiliki lingkup pemeriksaan yang terlalu besar meliputi wilayah Propinsi Jawa

Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT sejalan dengan misi BPK RI yang

memiliki perwakilan di setiap propinsi, maka organisasi BPK RI mengalami

penyesuaian. Penyesuaian tersebut antara lain dengan ditetapkannya Surat

Keputusan BPK RI Nomor 18/SK/I-VIII.3/6/2002, tanggal 7 Juni 2002 dengan

dibentuknya Perwakilan IV BPK RI di Denpasar. Wilayah pemeriksaan Perwakilan

IV BPK RI di Denpasar mencakup Propinsi Bali, NTT, NTB, Maluku dan Papua.

Kepala Perwakilan pertama di Perwakilan IV BPK RI di Denpasar adalah Drs.

Supriyanto. Namun sebelum berubah menjadi Kepala Perwakilan ada 2 pejabat

yang membawahi wilayah Bali dengan jabatan Kepala Satuan Audit

Pemeriksaan (SAP) II Denpasar.

Pada tahun 2004 sesuai dengan SK No.12/SK/I-VIII.3/7/2004 tentang

organisasi dan tata laksana Badan Pemeriksa Keuangan organisasi pelaksana BPK

RI, yang antara lain menyebutkan bahwa Perwakilan IV BPK RI di Denpasar

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

25

berubah menjadi Perwakilan V BPK RI di Denpasar dan mencakup wilayah

pemeriksaan Provinsi Bali, Provinsi NTT, dan Provinsi NTB (Perwakilan di

Jayapura sudah berdiri). Dalam rangka memenuhi amanat Undang-undang Dasar

1945, kemudian dituangkan dalam Keputusan Ketua BPK RI No.34/K/I-

VIII.3/6/2007 tanggal 15 Juni 2007, dibentuklah Perwakilan BPK RI di Kupang,

dengan Kepala Perwakilan Ir. M.Yusuf Guntur yang diangkat dengan Surat

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK Nomor 146/SK/VIII-VIII.1/7/2007 tanggal 19

Juli 2007. Kantor Perwakilan BPK RI di Kupang secara resmi dibuka oleh Ketua

BPK RI Bapak Anwar Nasution pada 27 Juli 2007.

4.2 Proses Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menyebar kuisioner secara langsung kepada

responden yang dituju. Penyebaran kuisioner ini dilakukan peneliti dengan cara

langsung kesana dan membagikan kepada responden. Penyebaran kuisioner ini

dilakukan selama ±3 minggu yaitu mulai tanggal 4 januari 2018 samapai dengan 24

janurari 2018. Dari total penyebaran 102 kuisioner, terdapat 80 kuisioner yang

berhasil dikumpulkan kembali.

4.3 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambatan atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai mean, deviasi standar, maksimum dan minimum (Ghozali,2015).

Statistik deskripitif didasarkan pada jawaban sebanyak 80 buah kuisioner. Berikut

ini disajikan hasil statistik deskriptif atas variabel-variabel penelitian yang disajikan

pada tabel 4.1. Dari tabel tersebut dapat diketahui informasi tentang nilai mean,

minimum,maksimum dan standard deviasi.

Variabel independensi auditor diukur berdasarkan 3 indikator yaitu

independensi hubungan dengan auditee, independensi pelaksanaan pekerjaan,

independensi LHP dan indikator tersebut terdiri dari 7 pertanyaan. Diantara

pertanyaan tersebut nilai mean tertinggi sebesar 4.50, nilai terendahnya sebesar

4.31, nilai minimal 3, maksimal 5 dan standard deviasi nya sebesar 0.591.

Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel Independensi Auditor

Indikator Mean Minimal Maksimal St.Dev

IA1 4.46 4 5 0.502

IA2 4.31 3 5 0.542

IA3 4.36 3 5 0.509

IA4 4.41 4 5 0.495

IA5 4.50 4 5 0.503

IA6 4.43 3 5 0.591

IA7 4.46 3 5 0.526

Variabel integritas auditor diukur dengan 4 indikator terdiri dari kejujuran

auditor, keberanian auditor, sikap bijaksana auditor dan tanggung jawab auditor.

Diantara pertanyaan tersebut nilai mean tertinggi sebesar 4.55, minimal 3,

maksimal 5 dan standard deviasi nya sebesar 0.606.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

26

Tabel 4.2 Statistik deskriptif integritas auditor

Indikator Mean Minimal Maksimal Std. Dev

IGA1 4.55 4 5 0.501

IGA2 4.44 3 5 0.524

IGA3 4.43 3 5 0.569

IGA4 4.35 3 5 0.553

IGA5 4.38 3 5 0.537

IGA6 4.31 3 5 0.542

IGA7 4.34 3 5 0.502

IGA8 4.30 3 5 0.560

IGA9 4.41 4 5 0.495

IGA10 4.39 3 5 0.606

IGA11 4.36 3 5 0.509

IGA12 4.43 3 5 0.569

IGA13 4.46 4 5 0.502

IGA14 4.45 2 5 0.634

Variabel skeptisme profesional auditor terdiri dari 4 indikator yaitu sikap

tekun dan penuh hati-hati, tidak mudah percaya dengan bukti audit, evaluasi secara

kritis terhadap bukti audit, selalu mengungkapkan bukti audit yang lengkap.

Diantara pertanyaan tersebut nilai mean tertinggi sebesar 4.46, minimal 3,

maksimal 5 dan standard deviasi nya sebesar 0.571.

Tabel 4.3 Statistik deskriptif skeptisme profesional auditor

Indikator Mean Minimal Maksimal Std. Dev

SPA1 4.31 3 5 0.565

SPA2 4.45 3 5 0.571

SPA3 4.45 4 5 0.525

SPA4 4.46 3 5 0.550

SPA5 4.40 3 5 0.542

SPA6 4.46 4 5 0.526

Variabel kompetensi auditor terdiri dari 3 indikator yaitu penguasaan

standar akuntansi dan audit, wawasan tentang pemerintah, peningkatan keahlian.

Indikator-indikator tersebut dibagi lagi menjadi 6 pertanyaan. Diantara pertanyaan

tersebut nilai mean tertinggi sebesar 4.46, minimal 3, maksimal 5 dan standard

deviasi nya sebesar 0754.

Tabel 4.4 Statistik Deskripitif Kompetensi Aditor

Indikator Mean Minimal Maksimal Std. Dev

KPA1 4.04 2 5 0.754

KPA2 4.26 3 5 0.568

KPA3 4.26 3 5 0.568

KPA4 4.46 3 5 0.526

KPA5 4.29 2 5 0.697

KPA6 4.28 2 5 0.729

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

27

Variabel kualitas audit terdiri dari 6 indikator yaitu keakurata temuan audit,

kejelasan laporan, manfaat audit, tindak lanjut hasil audit, nilai rekomendasi, sikap

skeptis. Diantara pertanyaan tersebut nilai mean tertinggi sebesar 4.44, minimal 3,

maksimal 5 dan standard deviasi nya sebesar 1.147.

Tabel 4.5 Statistik Diskriptif Indikator Kualitas Audit

Indikator Mean Minimal Maksimal Stad.Dev

KA1 4.10 2 5 0.773

KA2 4.44 3 5 0.548

KA3 3.66 1 5 1.147

KA4 4.30 3 5 0.644

KA5 4.31 3 5 0.608

KA6 4.30 2 5 0.624

KA7 4.25 3 5 0.516

KA8 4.25 2 5 0.619

Variabel ketepatan pemberian opini audit terdiri dari 5 indikator diantaranya

respon audior, kualitas keputusan yang diambil, kompleksitas kerja, standar yang

ditetapkan, etika profesinal. Diantara pertanyaan tersebut nilai mean tertinggi

sebesar 4.45, minimal 3, maksimal 5 dan standard deviasi nya sebesar 0.641.

Tabel 4.6 Statistik Deskriptif indikator ketepatan pemberian opini audit

Indikator Mean Minimal Maksimal Std. Dev

KPOA1 4.35 3 5 0,533

KPOA2 4.30 3 5 0.604

KPOA3 4.24 2 5 0.641

KPOA4 4.34 3 5 0.572

KPOA5 4.44 3 5 0.548

KPOA6 4.41 2 5 0.589

KPOA7 4.45 3 5 0.525

KPOA8 4.34 3 5 0.635

KPOA9 4.39 3 5 0.606

4.4 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Langkah pertama dalam menganalisis hasil penelitian ini adalah dengan

mengevaluasi measurement model untuk mengetahui bagaimana hubungan antara

variabel laten dengan indikatornya.

4.3.1 Convergent Validity

Convergent validity dari model pengukuran dapat dilihat dari korelasi antara skor

indikator dengan skro kontruknya (loading factor) dengan kriteria nilai loading

factor dari setiap indikator lebih besar dari 0.7 dapat dikatakan valid. Akan tetapi,

menurut Chin dalam Latan & Ghozali (2014), pada tahap awal dari pengembangan

nilai loading factor lebih besar (>) dari 0.5 – 0.6 dapat dikatakan valid.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

28

1. Convergent validity untuk konstruk Independensi auditor

Dalam penelitian ini konstruk independensi auditor terdiri dari 7 pertanyaan. Hasil

output warPLS 5.0, menunjukan nilai loading factor 7 pertanyaan yaitu berada di

atas 0.5. artinya bahwa seluruh indikator telah memenuhi convergent validity.

Tabel 4.7 Nilai Loading Konstruk Independensi Auditor

No Indikator Nilai

Loading

p – value Keterangan

1 IA1 0.716 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

2 IA2 0.799 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

3 IA3 0.817 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

4 IA4 0.834 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

5 IA5 0.806 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

6 IA6 0.877 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

7 IA7 0.871 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

2. Convergent validity untuk konstruk integritas auditor

Dalam penelitian ini konstruk independensi auditor terdiri dari 14 pertanyaan. Hasil

output warPLS 5.0, menunjukan nilai loading factor 14 pertanyaan yaitu berada di

atas 0.5. Artinya bahwa seluruh indikator telah memenuhi convergent validity.

Tabel 4.8 Nilai Loading Konstruk integritas auditor

No Indikator Nilai

Loading

p – value Keterangan

1 IGA1 0.567 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

2 IGA2 0.680 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

3 IGA3 0.738 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

4 IGA4 0.772 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

5 IGA5 0.819 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

6 IGA6 0.712 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

7 IGA7 0.719 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

8 IGA8 0.753 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

9 IGA9 0.786 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

10 IGA10 0.788 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

11 IGA11 0.751 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

12 IGA12 0.775 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

13 IGA13 0.825 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

14 IGA14 0.536 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

3. Convergent validity untuk konstruk Skeptisme Profesional Auditor

Dalam penelitian ini konstruk independensi auditor terdiri dari 6 pertanyaan. Hasil

output warPLS 5.0, menunjukan nilai loading factor 6 pertanyaan yaitu berada di

atas 0.5. Artinya bahwa seluruh indikator telah memenuhi convergent validity.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

29

Tabel 4.9 Nilai Loading Konstruk Skeptisme Profesional Auditor

No Indikator Nilai

Loading

p –

value

Keterangan

1 SPA1 0.660 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

2 SPA2 0.811 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

3 SPA3 0.828 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

4 SPA4 0.890 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

5 SPA5 0.783 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

6 SPA6 0.913 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

4. Convergent validity untuk konstruk kompetensi auditor

Dalam penelitian ini konstruk independensi auditor terdiri dari 6 pertanyaan. Hasil

output warPLS 5.0, menunjukan nilai loading factor 6 pertanyaan yaitu berada di

atas 0.5. Artinya bahwa seluruh indikator telah memenuhi convergent validity.\

Tabel 4.10 Nilai Loading Konstruk kompetensi Auditor

No Indikator Nilai

Loading

p –

value

Keterangan

1 KPA1 0.602 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

2 KPA2 0.853 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

3 KPA3 0.863 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

4 KPA4 0.789 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

5 KPA5 0.851 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

6 KPA6 0.788 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

5. Convergent validity untuk konstruk kualitas audit

Dalam penelitian ini konstruk independensi auditor terdiri dari 8 pertanyaan. Hasil

output warPLS 5.0, menunjukan nilai loading factor 8 pertanyaan yaitu berada di

atas 0.5. Artinya bahwa seluruh indikator telah memenuhi convergent validity.

Tabel 4.11 Nilai Loading Konstruk kualitas audit

No Indikator Nilai

Loading

p – value Keterangan

1 KA1 0.818 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

2 KA2 0.649 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

3 KA3 0.777 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

4 KA4 0.860 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

5 KA5 0.866 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

6 KA6 0.869 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

7 KA7 0.729 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

8 KA8 0.741 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

6. Convergent validity untuk konstruk ketepatan pemberian opini audit

Dalam penelitian ini konstruk independensi auditor terdiri dari 9 pertanyaan. Hasil

output warPLS 5.0, menunjukan nilai loading factor 9 pertanyaan yaitu berada di

atas 0.5. Artinya bahwa seluruh indikator telah memenuhi convergent validity.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

30

Tabel 4.12 Nilai Loading Konstruk ketepatan pemberian opini audit

No Indikator Nilai

Loading

p –

value

Keterangan

1 KPOA1 0.746 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

2 KPOA2 0.821 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

3 KPOA3 0.744 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

4 KPOA4 0.814 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

5 KPOA5 0.836 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

6 KPOA6 0.798 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

7 KPOA7 0.759 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

8 KPOA8 0.842 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

9 KPOA9 0.835 < 0.001 Memenuhi Convergent Validity

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

Hasil keseluruhan hasil diatas menunjukan bahwa pertanyaan-pertanyaan

diatas, memenuhi syarat convergent validity. Hal ini berarti semua indikator-

indikator diatas valid serta dapat digunakan dalam model.

Dalam penelitian ini, untuk mengukur convergent validity dapat dilakukan

dengan melihat hasil dari WarpPLS 5.0 pada bagian Average Variance Extracted

(AVE). Dalam pengukuran AVE tersebut, digambarkan varian atau keragaman

variabel manifest yang dapat dikandung oleh konstruk laten. Yamin & Kurniawan

(2011), menyatakan bahwa semakin besar varian atau kergaman variabel manifest

yang dimiliki konstruk laten, maka akan semakin besar pula representasi variabel

manifest terhadap konstruk latennya. Kriteria penilaiannya adalah nilai AVE > 0.5.

Tabel 4.13. Nilai AVE

Average Variances Extracted (AVE)

IA IGA SPA KPA KA KPOA

0.819 0.739 0.818 0.796 0.792 0.799

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

Tabel 4.13 diatas, menunjukan bahwa nilai AVE untuk konstruk Independensi

auditor sebesar 0.819, konstruk integritas auditor 0.739, konstruk skeptisme

profesional auditor 0.818, kontruk kompetensi auditor 0.792, konstruk kualitas

audit 0.792 dan konstruk ketepatan pemberian opini audit sebesar 0.799. Hasil dari

konstruk -konstruk tersebut menunjukan bahwa nilai AVE dari semua kontruk yang

dihasilkan lebih besar dari 0.5. Berdasarkan kriteria AVE, hasil tersebut telah

menunjukan convergent validity yang dikatakan baik.

4.3.2 Discriminant Validity

Discriminant validity dinilai dari cross loading pengukuran dengan konstruk.

Konstruk late, akan memprediksi indikatornya lebih baik daripada konstruk lainnya

jika korelasi konstruk dengan pokok pengukuran (setiap indikator) lebih besar

daripada ukuran konstruk lainnya. Discriminant validity juga dapat diukur dengan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

31

menggunakan cara lain, yaitu dengan melihat nilai square foot average extracted

(AVE). Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan adalah dengan melihat bagian

cross loading. Dibawah ini adalah tabel hasil cross loading antara indikator dengan

konstruknya :

Tabel 4.14 Cross Loading Indikator antar Konstruk

IA IGA SPA KPA KA KPOA

IA1 0.716 0.150 -1.102 0.144 -0.064 -0.261

IA2 0.799 0.101 -0.320 0.261 -0.158 0.131

IA3 0.817 0.061 -0.121 0.014 -0.148 0.185

IA4 0.834 -0.192 0.171 -0.176 0.181 -0.057

IA5 0.806 -0.124 0.200 -0.301 0.250 -0.137

IA6 0.877 0.001 0.018 0.161 -0.088 0.062

IA7 0.871 0.024 0.124 -0.086 0.030 0.041

IGA1 0.003 0.567 0.264 0.256 -0.008 -0.304

IGA2 0.209 0.680 0.200 -0.479 0.283 -0.072

IGA3 0.058 0.738 0.016 0.180 0.330 -0.627

IGA4 0.084 0.772 0.105 -0.103 -0.217 0.181

IGA5 -0.061 0.819 0.056 -0.055 0.152 -0.065

IGA6 0.070 0.712 -0.048 0.377 -0.121 -0.299

IGA7 0.047 0.719 0.086 0.146 -0.330 0.127

IGA8 0.096 0.753 0.098 0.025 0.006 0.158

IGA9 -0.006 0.786 -0.042 -0.024 -0.173 0.301

IGA10 -0.191 0.788 -0.093 0.042 -0.012 0.166

IGA11 -0.255 0.751 -0.202 0.000 0.217 -0.042

IGA12 -0.055 0.775 -0.216 -0.134 -0.039 0.255

IGA13 -0.020 0.825 -0.133 -0.011 -0.070 0.022

IGA14 0.086 0.536 0.008 -0.241 0.039 0.079

SPA1 0.201 -0.092 0.660 0.098 0.020 0.056

SPA2 -0.124 -0.034 0.811 -0.029 -0.009 0.035

SPA3 0.102 -0.111 0.828 0.017 -0.298 0.074

SPA4 0.006 0.074 0.890 -0.065 0.185 -0.107

SPA5 -0.091 -0.053 0.783 -0.008 0.089 0.021

SPA6 -0.055 0.108 0.913 0.009 0.008 -0.052

KPA1 0.021 0.029 0.215 0.602 0.286 -0.265

KPA2 -0.001 -0.046 0.098 0.853 0.038 -0.006

KPA3 0.084 -0.158 0.025 0.863 0.177 -0.007

KPA4 -0.107 -0.040 0.178 0.789 -0.345 0.077

KPA5 0.075 0.139 -0.191 0.851 0.818 0.125

KPA6 -0.080 0.023 -0.270 0.788 0.649 0.003

KA1 -0.075 0.069 -0.092 0.087 0.777 0.281

KA2 0.150 0.013 0.202 -0.178 0.860 -0.147

KA3 -0.264 -0.047 -0.101 -0.062 0.866 -0.093

KA4 0.114 0.007 0.138 -0.109 0.869 0.042

KA5 -0.086 -0.044 0.101 -0.103 0.729 0.228

KA6 -0.050 0.046 -0.179 -0.029 0.741 -0.033

KA7 0.209 0.075 -0.166 0.087 0.014 -0.170

KA8 0.048 0.025 -0.134 0.110 0.191 -0.193

KPOA1 -0.003 0.010 0.051 0.321 -0.081 0.746

KPOA2 0.156 -0.125 -0.135 0.080 0.135 0.821

KPOA3 -0.122 -0.056 0.097 0.239 0.004 0.744

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

32

KPOA4 -0.193 -0.077 0.144 0.030 -0.275 0.814

KPOA5 0.085 -0.034 -0.021 -0.081 -0.261 0.836

KPOA6 0.125 0.086 -0.088 -0.028 0.231 0.798

KPOA7 0.160 0.043 -0.060 0.208 0.375 0.759

KPOA8 -0.122 0.114 -0.184 0.194 0.122 0.842

KPOA9 -0.079 0.037 0.098 -0.241 0.244 0.835

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

4.3.3 Composite Realibility

Pengujian selanjutnya adalah uji realibilitas kontruk yang dapat diukur dengan 2

kriteria, yaitu composite realibility dan cronbach’s alpha. Berikut adalah hasil

dari koefisien variabel laten :

Tabel 4.15 Latent Variable Coefficients IA IGA SPA KPA KA KPOA

Composite

Realibility

0.935 0.943 0.923 0.911 0.930 0.941

Cronbach’s

Alpha

0.917 0.935 0.899 0.881 0.913 0.929

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

Berdasarkan tabel diatas, hasil menunjukan composite realibility yang memuaskan

dari masing-masing konstruk, yaitu: independensi auditor sebesar (0.935),

integritas auditor (0.943), skeptisme profesional auditor (0.923), kompetensi

auditor (0.911), kualitas audit (0.930) dan ketepatan pemberian opini audit sebesar

(0.941). Hasil dari Cronbach’s Alpha juga menunjukan hasil yang baik, yaitu

independensi auditor sebesar (0.917), integritas auditor (0.935), skeptisme

profesional auditor (0.899), kompetensi auditor (0.881), kualitas audit (0.913) dan

ketepatan pemberian opini audit sebesar (0.929). Dapat disimpulkan bahwa masing

- masing konstruk memiliki realibility yang tinggi dimana hal ini dapat dilihat dari

nilai composite realibility dan cronbach’s alpha seluruh konstruk lebih besar dari

0.70.

4.4 Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Perhitungan nilai goodness of fit (inner model) didasarkan pada hasil analisis

WarpPLS 5.0 pada Tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16 Hasil inner model (Nilai R-squre)

Variabel R-Square

Independensi Auditor -

Integritas Auditor -

Skeptisme profesional auditor -

Kompetensi Auditor -

Kualitas Audit 0.614

Ketepatan pemberian opini audit 0.687

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

33

Goodness of fit inner model pada analisa PLS menggunakan ukuran Stone

Geisser Q-Square test yang berupa nilai Q-Square Predictive Relevance dihitung

berdasarkan nilai R2 masing-masing variabel dependen, yaitu variabel kualitas audit

diperoleh nilai REFEKT2 sebesar 0.614 dan variabel ketepatan pemberian opini audit

diperoleh nilai RPEKON2 sebesar 0.687. Dengan demikianm nilai Q-Square

predictive relevance sebesar:

Q2 = 1-(1- REFEKT2 )(1- RPEKON

2 )

= 1-(1-0.614)(1-0.687)

= 1-(0.386)(0.313)

= 1- 0.120

= 0.88

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh nilai Q-Square predictive

relevance sebesar 0.88 atau 88%, sehingga model dikatakan memiliki nilai prediktif

yang kuat karena variabel-variabel dalam model meliputi variabel independensi

auditor, integritas auditor, skeptisme profesional auditor, kompetensi auditor,

kualitas audit mampu menjelaskan variabel keteptan pemberian opini audit sebesar

88% sedangkan sisanya 12% merupakan variasi variabel lain diluar model.

4.5 Evaluasi Model Struktural Konstruk (model fit) Uji model fit ini digunakan untuk mengetahui apakah suaru model memiliki

kecocokan dengan data. Pada uji kecocokan model (model fit) ini, terdapat 3 indeks

pengujian, yaitu average path coefficient (APC), average R – squared (ARS), dan

average variances factor (AVIF) dengan kriteria APC dan ARS diterima dengan

syarat p – value < 0.1 dan AVIF lebih kecil dari 5. Berikut adalah hasil output model

fit indices dari program WarpPLS 5.0 :

Tabel 4.17 Model Fit Indices Indeks p- value

APC 0.357 P < 0.001

ARS 0.651 P < 0.001

AVIF 1.715 (acceptable if <= 5, Idealy <=3,3 P < 0.001

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

Hasil output diatas, menjelaskan bahwa APC memiliki indeks sebesar 0.357 dengan

nilai p – value < 0.001. Sedangkan ARS memiliki indeks sebesar 0.651 dengan p –

value < 0.001. P – value kedua indeks menunjukan hasil dibawah 0.1 yang berarti

memenuhi kriteria APC dan ARS. AVIF juga menunjukan indeks sebesar 1.715

yang berarti diterima karena indeks dibawah 5 dan ideal karena dibawah 3,3 maka

model tidak mengandung multikolinearitas. Kesimpulannya adalah model sudah fit

dengan data sehingga dapat melanjutkan pengujian berikutnya. Berdasarkan hasil

tersebut, dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini dapat memenuhi kriteria

dan bisa digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel independen terhadap

varabel dependen.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

34

4.6 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh

terhadap kualitas audit dan dampaknya terhadap ketepatan pemberian opini audit.

Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan gambar model penelitian, beserta hasil

yang telah diperoleh berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan program

WarPLS 5.0

Gambar 4.1

Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian seluruh hipotesis akan dianalisis berdasarkan hasil yang

diperoleh dari pengolahan data pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.18 Hasil pengujian hipotesis

Hipotesis Hubungan

Variabel

Koefisien

Jalur

P-value Prediksi Temuan

H1 IA -->KA -0.014 0.451 Berpengaruh Tidak

Berpengaruh

H2 IGA--> KA 0.404 <0.001 Berpengaruh Berpengaruh

H3 SPA --> KA -0.016 0.443 Berpengaruh Tidak

Berpengaruh

H4 KPA--> KA 0.522 <0,001 Berpengaruh Berpengaruh

H5 KA--> KPOA 0.829 <0,001 Berpengaruh Berpengaruh

Sumber : Hasil Output WarpPLS 5.0 yang telah diolah (2018)

4.6.1 Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

Hasil analisis pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa independensi auditor tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari nilai path coefficient

sebesar -0.014 dengan p-value 0.451.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

35

4.6.2 Integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit Hasil analisis pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa integritas auditor berpengaruh

terhadap kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari nilai path coefficient sebesar 0.404

dengan p-value <0.001.

4.6.3 Skeptisme profesioanl auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

Hasil analisis pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa skeptisme profesional auditor

tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari nilai path

coefficient sebesar -0.016 dengan p-value 0.443.

4.6.4 Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit

Hasil analisis pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa kompetensi auditor

beprengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari nilai path coefficient

sebesar 0,414 dengan p-value <0,001.

4.6.5 Kualitas audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit

Hasil analisis pada Tabel 4.19 menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh

terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hal ini dapat dilihat dari nilai path

coefficient sebesar 0.829 dengan p-value <0,001.

4.7 Pembahasan

Penelitian ini menemukan bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit. Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan pendapat De Angelo bahwa

kemungkinan di mana auditor akan melaporkan salah saji tergantung pada

independensi auditor. Di sisi lain, hasil penelitian ini didukung oleh Tjun (2012)

yang menyimpulkan bahwa independensi tidak mempunyai hubungan dengan

kualitas audit karena ketika mengukur independensi auditor tidak diturunkan dari

sikap mental auditor.

Integritas auditor berpegngaruh terhadap kualitas audit. Hal ini sejalan

dengan penelitian Serlinda Tita dkk., (2012) yang menyatakan bahwa integritas

diperlukan dalam menyajikan laporan hasil pemeriksaan secara handal dan dalam

mengungkapkan kewajaran laporan keuangan yang diaudit. Seorang auditor harus

mampu membangun integritas dengan cara memiliki kejujuran yang tinggi,

keberanian, sikap bijaksana dan tanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan.

Penelitian ini menemukan bahwa skeptisme profesional auditor tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit. Hubungan antara skeptisme profesional

auditor tidak searah dengan kualitas audit. Maka dapat diartikan bahwa baik

buruknya kualitas audit itu sendiri tidak dilihat dari sikap skeptisme profesinalnya.

Semakin tinggi skeptisme profesional tidak menjamin bahwa kualitas audit yang

dihasilkan semakin baik dan sebaliknya. Dalam pemeriksaan auditor kurang

menggunakan skeptisme profesional dalam menilai resiko-resiko yang secara

signifikan dapat mempengaruhi pekerjaan pemeriksa apabila kecurangan terjadi.

Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi

kompetensi auditor dalam melakukan audit maka kualitas audit yang dihasilkan

semakin baik. Sebaliknya semakin rendah kompetensi yang dimiliki oleh auditor

maka kualitas audit yang dihasilkan pula akan semakin kurang baik. Keadaan ini

menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kualitas audit yang dilakukan auditor

dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensi masing-masing auditor. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitiannya Handayani (2015) yang menyimpulkan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

36

bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki auditor, maka semakin baik pula

kualitas audit yang dihasilkan. Auditor sebagai orang yang melakukan audit

berkewajiban untuk terus memperluas pengetahuannya. Semakin maksimal

pengetahuan yang dimiliki auditor tentunya diiringi dengan semakin banyaknya

pengalaman yang diperoleh. Dengan kompetensi yang dimiliki, maka auditor dapat

melakukan tugas-tugas auditnya dengan mudah.

Kualitas audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit.

Artinya seorang auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik dapat dengan

tepat memberikan opini audit. Pihak auditor dituntut untuk menunjukan kinerja

yang tinggi agar dapat menghasilkan audit yang berkualitas.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisa apakah variabel

independensi, integritas, skeptisme profesional, kompetensi berpengaruh terhadap

kualitas audit dan bagaimana dampaknya terhadap ketepatan pemberian opini audit.

Berdasarkan pembahasan pada bab empat dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini

menunjukan bahwa independensi tidak dapat mempengaruhi kualitas audit

karena audit yang berkualitas tidak dapat dilihat saja dari sikap independensi

nya seorang auditor.

2. Integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukan

bahwa auditor yang memiliki integritas yang tinggi akan menghasilkan audit

yang berkualitas

3. Skeptisme Profesional auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal

ini menunjukakn bahwa skeptisme profesional auditor yang dimiliki auditor

tidak menjamin apakah auditor akan melakuikan audit secara berkualitas.

4. Kompetensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukan semakin tinggi kompetensi auditor dalam melakukan audit maka kualitas audit

yang dihasilkan oleh akan semakin baik, sebaliknya semakin rendah kompetensi

yang dimiliki oleh auditor saat melakukan audit maka kualitas audit yang

dihasilkan pula akan semakin kurang baik. 5. Kualitas audit berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit. Hal ini

menunjukan bahwa semakin kualitas audit yang didapatkan semakin tinggi

maka ketepatan pemberian opini audit juga semakin baik.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah:

1. Jumlah sampel dalam penelitian ini hanya terbatas pada auditor yang bekerja

pada BPK-RI Perwakilan Provinsi NTT, sehingga hasil penelitian tidak dapat

digeneralisir untuk mewakili auditor sektor publik pada umumnya.

2. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode survei menggunakan

kuesioner tanpa dilengkapi dengan wawancara

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

37

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas audit dan dampaknya pada ketepatan pemberian opini

maka disampaikan beberapa saran yang diharapkan penelitian selanjutnya, adapun

saran yang diberikan yaitu:

1. Hasil penelitian hanya mencerminkan mengenai kondisi auditor di NTT.

Jumlah sampel untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan, seperti BPK

keseluruhan di Indonesia.

2. Variabel lain dapat ditambahkan untuk melihat pengaruhnya terhadap kualitas

audit, selain variabel kode etik dan motivasi.

3. Peneliti tidak membedakan auditor sebagai responden berdasarkan posisi

mereka di BPK sehingga tidak diketahui secara pasti tingkat kualitas audit yang

dimiliki. Peneliti selanjutnya dapat membedakan auditor sebagai responden

berdasarkan posisi mereka.

4. Dalam penelitian ini independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Peneliti selanjutnya dapat menggunakan sub variabel dari independensi yang

tidak digunakan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Arfin. 2013. Pengaruh skeptisme profesional, etika, pengalaman, dan

keahlian audit terhadap ketepatan pemberian opini oleh Audior. Artikel

Penelitian : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Vol 11, No. 1: 22-

35

Agustin, Aulia. 2013. Pengaruh pengalaman, independensi, dan due Professional

care auditor terhadap kualitas audit laporan keuangan pemerintah (studi

empiris pada BPK-RI Perwakilan Provinsi Riau). Jurnal : Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang. Vol. 2, No. 1:87-99

Agusti, Restu, dan Nasita Putri Pertiwi. 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi

Dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor

Akuntan Publik Se Sumatera). Jurnal Ekonomi, Volume 21, Nomor 3

September 2013. Vol. 21, No. 3: 1-13

Aini, Nur. 2013. Pengaruh Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, Dan Etika

Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah. Vol. 10, No. 1:1-24

Ananda, Rahmatika. 2014. Pengaruh Skeptisme Profesional, Kepatuhan Pada

Kode Etik Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada

BPKP perwakilan Sumatera Utara). Artikel Sumut : Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang. Vol 20, No.2:1-32

Arfan Ikhsan Lubis. 2011. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2, Penerbit Salemba

Empat Jakarta.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

38

Arens, Alvin A. 2008. Auditing dan Jasa Assurance. Jilid 1. Edisi Keduabelas.

Erlangga Jakarta.

Badjuri, Ahmad. 2012. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas hasil

pemeriksaan Auditor sektor publik (Studi Empiris pada BPKP Perwakilan

Jawa Tengah). Jurnal : Pogram studi akuntansi Universitas Stikubank. Vol 1,

No.2 :120-135

Baotham, Sumintorn. 2009. Audit Independence, Quality, and Credibility : effects

on reputation and sustainable succes of CPAs In Thailand. IJBR,

Mahasarakham University, Thailand. Vol 9, No.1:1-7

DeAngelo, L.E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling”,

andDisclosureRegulation. Journal of AccountingandEconomics. August.

pp.113-127.

Efendy, Taufiq Muh. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi

Terhadap Kuali-tas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan

Daerah. Tesis Magister Sains Akuntansi Universitas Diponogoro, Semarang.

Febriyanti, Reni. 2014. Pengaruh Independensi, Due Professional care dan

Akuntabilitas terhadap kualitas audit (studi empiris pada Kantor akuntan

Publik di kota padang dan Pekanbaru). Artikel : Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang. Vol. 14, No. 2:1-25

Fortuna Sari, Ni putu Piorina & I Wayan Ramantha. 2015. Pengaruh Sikap

Skeptisme, Pengalaman Audit, Kompetensi, dan independensi auditor pada

Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi : Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

(Unud), Bali. Vol 11, No 2:470-482

Ghozali, I. 2015. Structural Equation Modeling dengan Partial least squares. Edisi

4. BP Undip. Semarang

Handayani, Komang Ayu Tri dan Lely Aryani Merkusiwati. 2015. Pengaruh

Independensi Auditor dan Kompetensi Auditor pada Skeptisisme Profesional

Auditor dan Implikasinya terhadap Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi:

Fakultas Ekonomi dan Bisnins Universitas Udayana. Vol 10, No. 1: 229-243

Hobson, Kendall O. Bowlin, Jessen L. and M. David Piercey. 2015. The Effects of

Auditor Rotation, Professional Skepticism, and Interactions with Managers

on Audit QualityThe Accounting Review. University of Illinois at Urbana–

Champaign. Vol. 90, No. 4: 1363-1393

Kharismatuti, Norma. 2012. Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap

kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Jurnal :

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Vol. 1, No.1: 1-10.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

39

Lauw Tjun Tjun, Elyzabet Indrawati Marpaung, dan Santy Setiawan. 2012.

Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit.

Jurnal. Bandung: Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi-Univ.Kristen

Maranatha. Vol. 4, No. 1: 33-56.

Nandari, Ade Wisteri Sawitri & Made Yenni Latrini. 2015. Pengaruh sikap skeptis,

independensi, penerapan kode etik, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit.

E-jurnal Akuntansi: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali. Vol.10,

No. 1:164-181.

Nasikin, Arista Rizky Indriyanto. 2014. Analisa Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kualitas Audit Yang Dilakukan Oleh Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.

12, No. 1: 1-15

Nopmanee Tepalagul and Ling Lin. 2015. Auditor Independence and Audit Quality:

A Literature Review. Journal of Accounting, Auditing & Finance: University

of Massachusetts Dartmouth, USA. Vol. 30, No. 1: 101-121.

Peraturan SPKN Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Tahun 2017

Pelango, Dyah Inggino Rizki; Dr. Husin, M.Si; Sitti Nurnaluri, SE., M.Si. 2015.

Pengaruh Pengalaman, Keahlian, dan Etika terhadap Ketepatan Pemberian

Opini (Studi pada Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara).

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Halu Oleo

Rusyanti, Rina. 2010. Pengaruh Sikap Skeptisme Auditor, Profesionalisme Auditor

Dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit. Jurnal

:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Vol. 11, No. 1-86.

Rosnidah, Ida. Rawi dan Kamarudin. 2010. Analisis Dampak Motivasi Dan

Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam

Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah

Kabupaten Cirebon). Jurnal Akuntansi. Bandung.

Roy, Mitrendu Narayan & Siddhartha Sankar Saha. 2016. Relationship of Statutory

Auditors’ Competence and Independence with Audit Quality. Journal of

Management Vol.13 (I): Department of Commerce University of Calcutta,

Kolkata. Vol. 13, No. 1: 61-81

Sari, Nungky Nurmalita. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,

Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Terhadap Kualitas Audit.

Skripsi: Universitas Diponegoro Semarang

.

Steven F. Cahan and Jerry Sun, 2015, The Effect of Audit Experience on Audit Fees

and Audit Quality. Journal of Accounting, Auditing & Finance: Odette School

of Business, University of Windsor, Ontario, Canada. Vol. 30, No. 1:78-100

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT DAN …repository.stieykpn.ac.id/223/1/JURNAL Natalia Lily Babulu - 1216004… · 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit dan

40

Subhan. 2016. Pengaruh Kecermatan Profesi, Obyetifitas, Independensi dan

Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Pemeriksaan. Madura :

Universitas Madura. Vol. 1, No. 1: 61-76

Sugiarmini, Ni luh Arlia dan Luh Kade Datrini. 2017. Pengaruh Skeptisme

Profesional, Independensi, kompetensi, etika, dan Role Stress Auditor

tergadap Kualitas audit pada kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali.

Jurnal KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi; Vol. 9, No. 1:1-14.

Undang-Undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara

Zu’amah, Surroh. 2009. Independensi dan Kompetensi Auditor pada Opini Audit

(studi BPKP Jateng). Jurnal Dinamika Akuntansi: Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia. Vol. 1, No. 2:145-154.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id