faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja …
TRANSCRIPT
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA DI RUANG RAWATT INAP RS HAJI JAKARTA TAHUN 2013
Evi Safitri1 Hasbullah Thabrany2
Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Jakarta 10430, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Skripsi ini membahas tentang Kepuasan Kerja Perawat di RS Haji Jakarta pada tahun 2013.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif Cross Sectional. Tujuan Penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja perawat di RS Haji Jakarta dan Faktor faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RS Haji Jakarta. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dari 6 Faktor yang mempengaruhi Kepuasan kerja perawat
Gaji adalah salah satu faktor yang tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
kepuasan kerja perawat sedangkan tuntutan tugas, kebijakan organisasi, otonomi, status
profesional, dan interaksi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja di
mana 5 faktor tersebut dengan uji statistik chi square nilai α < 0.05. Berdasarkan hasil
penelitian Peneliti menyarankan kepada RS Haji Jakarta agar secara rutin melakukan survei
kepuasan kerja dan menyediakan kotak saran dan kritik untuk perawat agar dapat
menyampaikan aspirasinya.
Kata kunci : Kepuasan, Kepuasan kerja, Kepuasan perawat ruang rawat inap
Abstract
This research discusses the Job Satisfaction RS Haji Jakarta Nurses in 2013. This study used a
cross-sectional quantitative methods. The purpose of this study is to describe the job
satisfaction of nurses in hospitals and Haji Jakarta Factors influencing job satisfaction of
nurses in the RS Haji Jakarta inpatient. The results of this study showed that of the six factors
that affect job satisfaction of nurses salary is one factor that does not have a significant
relationship with job satisfaction of nurses while the demands of the task, organizational
policies, autonomy, professional status, and the interaction has a significant relationship with
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
job satisfaction in where the factor 5 with chi-square test statistic α value of <0.05. Based on
the results of the study also suggested that the RS Haji Jakarta routinely perform job
satisfaction survey and provide comments and suggestions box for nurses to be able to
express their aspirations.
Key word satisfaction, job satisfaction, job satisfaction nurse inpatient unit
Pendahuluan
Rumah sakit menurut Undang Undang Rumah Sakit no 44 tahun 2009 adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik maka Rumah Sakit membutuhkan
sumber daya yang maksimal. Salah satunya adalah Sumber Daya Manusia yang sangat
berperan penting dalam peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit.Upaya untuk
menciptakan pelayanan rumah sakit yang berkualitas harus difokuskan kepada pelanggan
selaku konsumen dari pengguna jasa pelayanan rumah sakit, kualitas pelayanan kesehatan
kepada pasien dapat dilihat dari citra rumah sakit yang semakin meningkat berdasarkan
penilaian pasien. Rumah sakit yang mempunyai citra baik adalah rumah sakit yang dapat
menciptakan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga pasien merasa puas
dengan jasa pelayanan yang diterima dan sebaliknya. Citra baik rumah sakit akan
berimbas pada meningkatnya profitabilitas rumah sakit.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia
yang ada di dalamnya, salah satunya adalah tenaga keperawatan (Ilyas, 2011).SDM
merupakan kunci yang paling penting untuk keberhasilan dan kemajuan organisasi, oleh
karena itu Rumah Sakit baik Pemerintah maupun swasta wajib menyediakan SDM
sebagai perhatian utama sebagai aset terpenting dalam suatu organisasi. Dimana perawat
adalah salah satu SDM yang memegang peranan sangat penting karena secara kuantitas
perawat menjadi tenaga kerja terbanyak, menyediakan pelayanan 24 jam penuh, dan
menyerap anggaran RS lebih dari 50 % (Ilyas, 2011)
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
Menurut Robbins (2006) setiap individu memiliki tingkat kepuasan berbeda beda ,
sesuai dengan sistem yang berlaku pada dirinya. Tingkat kepuasan yang di rasakan akan
semakin meningkat jika aspek aspek dalam pekerjaannya semakin banyak yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan individu tersebut.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Apiradee et all (2011) di Thailand didapatkan
hasil bahwa ada keterkaitan antara ketidakpuasan perawat dengan kualitas pelayanan
perawat yaitu dari 28 % perawat yang tidak puas dengan pekerjaannya sebanyak 27 persen
kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat adalah rendah.
Rumah Sakit Haji adalah Rumah sakit Tipe B yang saat ini sedang menjalani proses
akreditasi nasional sehingga Rumah sakit banyak melakukan pembenahan di seluruh
bidang termasuk di bidang ketenagaan . Indikator kinerja Rumah sakit salah satunya
adalah kepuasan perawat dengan adanya kepuasan perawat maka diharapkan terjadinya
peningkatan kinerja yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pelayanan perawat kepada
pasien. Pada tahun 2011 Mazly Astuti dalam penelitiannya di Rumah Sakit Haji Jakarta
menemukan bahwa sebanyak 45,2 % perawat tidak puas terhadap pekerjaannya. Angka
ini bukan lah angka yang sedikit karena dengan ketidakpuasan kerja perawat maka akan
mengakibatkan beberapa efek yaitu adanya tingkat kemangkiran, absteinsme dan turn
over yang tinggi dari perawat. Pada tahun 2011 sampai dengan 2012 di dapatkan data
bahwa sebagian besar dari total karyawan Rumah sakit yang mengundurkan diri adalah
perawat yaitu sebanyak 61 % pada tahun 2011 dan 72 persen pada tahun 2012 .(Bagian
SDM RS Haji Jakarta). Jika dilihat dari Turn over karyawan maka Turn Over pada tahun
2011 adalah 6,5 % dan Turn Over pada tahun 2012 adalah 4,7 %.
Trend Angka Turnover di RS Haji memang menurun pada tahun 2012 namun pada
tahun 2013 banyak perawat khususnya dari ruang rawat inap yang mengundurkan diri
bahkan sampai satu ruangan bisa kehilangan 3- 4 perawatnya dalam satu periode tersebut.
Dengan adanya perawat yang keluar maka RS Haji mengadakan rekrutmen dan seleksi
untuk posisi perawat yang kosong.Proses rekrutmen dan seleksi ternyata membutuhkan
waktu, biaya dan tenaga yang tidak sedikit. Selain itu dengan adanya Perawat yang
mengundurkan diri maka terjadi kekurangan tenaga yang dapat mengakibatkan penurunan
pelayanan ke pasien.
Berdasarkan wawancara tidak terstruktur dengan bagian SDM belum ada standar
tingkat turn over di RS Haji Jakarta namun dengan adanya turn over perawat meskipun
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
tingkat turn overnya masih dalam batas normal yaitu menurut Gillies (5-10 % ) secara
langsung keluarnya perawat akan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pelayanan
keperawatan terhadap pasien. Akan terjadi kepincangan dalam pembagian shift,
pengeluaran baiaya yang lebih banyak untuk proses rekrutmen dan seleksi karyawan baru
oleh karena itu . Pada wawancara tidak terstruktur dengan Bagian Bidang keperawatan
maupun kepala ruang keluarnya perawat dan masuknya perawat baru akan membutuhkan
waktu yang belum bisa dipastikan bahwa perawat yang baru dapat segera menyesuaikan
diri dengan kondisi pekerjaan dan ketidakpuasan kerja perawat merupakan salah satu
faktor yang menjadi alasan perawat mengundurkan diri.
Pada penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 oleh Mazly Astuti Di RS Haji
terdapat ketidakpuasan perawat sebesar sebesar 45,2 % . Ketidak puasan perawat di
sinyalir sebagai alasan perawat mengundurkan diri. karena Penelitian tentang kepuasan
kerja perawat terakhir kali dilakukan pada tahun 2011 dan belum meneliti faktor faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat maka peneliti tertarik untuk mengadakan
Penelitian tentang “ Faktor faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Perawat di Ruang
Rawat Inap RS Haji Jakarta”. Tujuan Penelitian ini adalah Mengetahui secara mendalam
tentang faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja di ruang rawat inap Rumah Sakit
Haji Jakarta dan Mengetahui gambaran kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RS
Haji Jakarta
Tinjauan Pustaka
Pelayanan keperawatan menjadi posisi kunci dalam pelayanan rumah sakit karena
secara kuantitas perawat menjadi tenaga kerja terbanyak, menyediakan pelayanan 24 jam
penuh dan menyerap lebih dari 50 % anggaran rumah sakit (Ilyas, 2011). Citra Rumah Sakit
akan menjadi tolak ukur mutu atau tidak mutunya pelayanan rumah sakit. Pelayanan yang
bermutu harus dihasilkan dari input dan proses yang baik, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan
kinerja perawat yang tinggi. Kinerja perawat akan dapat menghasilkan mutu asuhan
keperawatan yang baik (Marquis et al, 2006). Turnover terjadi akibat dari ketidakpuasan yang
dirasakan oleh karyawan di tempat kerjanya. Menurut Lawler dalam Munandar (2001)
seseorang akan merasa puas dengan bidang atau aspek tertentu dari pekerjaannya misal rekan
kerja, atasan dan gaji jika jumlah yang seharusnya diterima orang tersebut sesuai dengan
jumlah yang dipersepsikan harus diterima secara aktual.
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
Menurut Amin dan Wahba (2003) kepuasan karyawan , fasilitas rumah sakit dan
faktor pasar adalah faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja. Rumah sakit dan hal tersebut
akan berdampak pada kepuasan pasien, mutu pelayanan klinik (BOR dan angka kematian )
serta pendapatan rumah sakit. Faktor lain yang ikut berpengaruh adalah faktor kepeminpinan
dan manajemen serta faktor tenaga kerja dan beban kerja (Griffith dkk, 2008)
Kualitas atau mutu sebuah pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang
berikut ini :
a. Sudut pandang pasien / masyarakat
kualitas pelayanan berarti suatu empati, respek dan tanggap akan kebutuhannya
Contoh : Kepuasan pelanggan
b. Sudut pandang petugas kesehatan
Kualitas pelayanan berarti melakukan segala sesuatu yang tepat untuk meningkatkan
derajat kesehatan masayarakat dan pasien
c. Sudut pandang manajer atau adminitrator
Kualitas pelayanan berarti apabila memiliki tenaga yang profesional , berkualitas dan
cukup.
Indikator dari kualitas pelayanan Rumah sakit adalah dapat dilihat dari Kepuasan pasien
,Angka kematian dan BOR .Kepuasan pasien bersifat relatif karena persepsi pasien
terhadap pelayanan dan asuhan keperawatan berbeda antar pasien, namun menurut Tappen
(1998) pasien lebih puas apabila mendapat pelayanan yang total dan komprehensif.
Kepuasan kerja merupakan wujud dari persepsi karyawan yang tercermin dalam sikap
dan terfokus pada perilaku terhadap pekerjaan. Kepuasan kerja yang tinggi merupakan
tanda bahwa organisasi telah melakukan manajemen perilaku yang efektif (Gatot, 2004).
Kualitas pelayanan yang dilakukan oleh perawat dapat dinilai sebagai salah satu indikator
baik atau buruknya kualitas pelayanan di Rumah sakit sesuai dengan pendapat dari
(Aditama). Karakteristik perawat yang sering diteliti berhubungan dengan kepuasan kerja
adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan , status kepegawaian, serta lama
kerja. Menurut Stamps (1997) ada enam komponen yang mempengaruhi kepuasan kerja
yaitu gaji, otonomi, tuntutan tugas, interaksi perawat dengan dokter dan perawat dengan
perawat, kebijakan organisasi dan status profesional.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur kepuasan kerja yaitu :
1. Pengukuran kepuasan kerja dengan berdasarkan ekspresi wajah
Pengukuran kepuasan kerja berdasarkan ekspresi wajah dikembangkan oleh Kunin pada
tahun 1955
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
2. Skala Index Deskripsi jabatan
Sakal pengukuran kepuasan ini dikembangkan oleh Smith, Kendall dan Hulin pada tahun
1969
3. Pengukuran kepuasan kerja dengan Minnesota Satisfaction Quiisionare
Pengukuran kepuasan kerja dengan Minnesota dikembangkan oleh Weiss, dawis dan
England pada tahun 1967
4. Pengukuran kepuasan kerja dengan Index of Work Satisfaction
Pengukuran kepuasan kerja Index of Work Satisfaction adalah kuisioner kepuasan kerja
yang dikhususkan untuk mengukur kepuasan kerja perawat yang dikembangkan oleh Paula
Stamps dari Community Health Study Departement , University of Massasuchetts sejak
tahun 1972 dan dipublikasikan pertama kali pada tahun 1978.
Kuisioner Index Work Satisfaction meneliti 6 komponen kepuasan kerja yaitu upah,
wewenang, tuntutan tugas, kebijakan organisasi, interaksi dan status profesional.
Kuisioner dibagi dalam dua bagian utama :
a. Bagian A
Pada bagian A terdapat 15 pasang komponen kepuasan kerja yang telah dibuat sedemikian
rupa sehingga tidak ada pasangan yang berulang menggunakan metode Paired
Comparison. Bagian ini mengukur tingkat kepentingan setiap komponen dan
menggambarkan harapan responden (level of expecation). Hasil akhir dari bagian ini
adalah didapatkannya bobot dan urutan masing – masing komponen .
b. Bagian B
Pada bagian B terdapat 44 pertanyaan yang merupakan penjabaran dari 6 komponen
kepausan kerja menggunakan skala likert 1-7 . bagian ini mengatur tingkat kepuasan saat
ini (current level of satisfaction). Hasil akhir dari bagian ini adalah diperoleh nya nilai
mean dan urutan masing masing komponen.
Hasil akhir dari alat ukur ini adalah suatu index yang disebut Index of Work Satisfaction.
Index ini menggambarkan kepuasan kerja , yaitu menurut tingkat kepuasannya dan
menurut tingkat kepentingan.
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
Metodologi Penelitian
Penelitian deskriptif dengan metode Cross Sectional, Penelitian dilakukan di 8 Ruang rawat
inap RS Haji Jakarta yaitu Ruang Istiqomah, Ruang Syifa, Ruang Afiah, Ruang Hasanah
Neo,Ruang Hasanah 1, Ruang Hasanah 2, Ruang Amanah, Ruang Sakinah
Populasi Penelitian adalah perawat yang bertugas di ruang rawat inap sebanyak 170 perawat,
sampel penelitian ini adalah perawat ruang rawat inap dengan kriteria inklusi perawat yang
telah bekerja lebih dari 1 tahundan kriteria eksklusi Perawat yang sedang tidak cuti, sakit
,mengikuti tugas belajar,dan bersedia menjadi responden. Penentuan jumlah sampel
penelitian dengan menggunakan formulasi estimasi proporsi (Prasetyo & Iwan, 2000) :
Peneliti menetapkan estimasi proporsi perawat yang puas sebesar 50 % Untuk nilai yang
ditetapkan peneliti , peneliti menetapkan alfa sebesar 5% sehingga nilai Z=1,96 dengan nilai
presisi d=10 % dengan demikian besar sampel yang diperlukan adalah :
n= Z2.P(q)
d2
Keterangan :
n : besar sampel yang diinginkan
Z : 1,96 dengan α : 5 %
P : Estimasi Proporsi perawat yang puas : 50 %
d : Derajat Akurasi yang diinginkan yaitu 10 % = 0,01
n = (1,96)2 0,5(0,5)
(0,1)2
n = 96
n adalah besar sampel dan d adalah tingkat penyimpangan yang dapat diterima = 10 %
Berdasarkan perhitungan tersebut maka besar sampel dalam penelitian ini adalah 96
responden. Arikunto (2006) menyebutkan bahwa untuk memperoleh sampel yang
representatif , pengambilan sampel di tentukan seimbang dengan banyaknya subyek
dalam masing masing wilayah (proporsional sampel). Sampel dalam penelitian ini di
ambil dari setiap ruang rawat inap yang ada di RS Haji Jakarta dengan menggunakan
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
teknik proporsional sampel, kemudian dalam menentukan objek penelitian di gunakan
teknik simple random sampling di masing masing ruangan.Teknik random sampling
dengan menggunakan cara masing masing nama perawat yang memenuhi syarat
menjadi responden di kocok kemudian diambil untuk masing masing ruangan sesuai
dengan proporsi yang telah ditentukan.
Pengambilan sampel di masing – masing ruangan dilakukan dengan bekerja sama
dengan Bidang Keperawatan dan Kepala ruangan . Alat Pengumpulan data berupa
kuisioner yang di adopsi dari Index Work Of Satisfaction yang dikembangkan oleh
Paula L Stamps dari Community Health Study Departemen, University Massachusetts.
Kuisioner berisi 44 pernyataan yang merupakan penjabaran dari ke enam komponen
kepuasan kerja. Masing masing komponen mempunyai seperangkat pernyataan yang
berkisar antara 5 sampai 8 pernyataan pada bagian ini menggunakan skala Likert
(1,2,3,4,5,6,7)
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 13.0. Analisis
univariat/deskripstif untuk melihat distribusi karakteristik individu dan distribusi
kepuasan kerja dan Distribusi Kepuasan terhadap 6 faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja (gaji, otonomi, tuntutan tugas, interaksi,kebijakan organisasi, status
profesional. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara faktor karakteristik individu umur, jenis kelamin,status perkawinan ,
pendidikan terakhir, masa kerja dan status kepegawaian, kepuasan (gaji,
otonomi,tuntutan tugas, interaksi,kebijakan organisasi status profesional) dengan
kepuasan kerja serta melihat hubungan antara pendidikan dengan kepuasan terhadap
upah ,status kepegawaian dengan kepuasan terahadap upah, kebijakan organisasi
terhadap tuntutan tugas serta hubungan kebijakan organisasi terhadap otonomi
perawat di RS Haji Jakarta Tahun 2013 menggunakan uji statistik. Uji statistik yang di
gunakan ialah uji kai kuadrat (chi square) dengan ketentuan bila p value ≤ α (nilai α=
0,05) di ambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel
independen dan variabel dependen.
Hasil Penelitian
Analisis Univariat
Proporsi usia responden adalah ≤ 30 thn 49 % , 30-40 tahun 42 % dan > 41 tahun 9 %.
Proporsi jenis kelamin responden adalah perempuan sebesar 80 % dan laki laki sebesar 20
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
%. Proporsi responden berdasarkan status perkawinan adalah 85 % reponden telah
menikah dan 15 % responden belum menikah. Proporsi responden berdasarkan latar
belakang pendidikan 81 % adalah D3 Keperawatan dan 19 % adalah S1 Keperawatan.
Proporsi responden berdasarkan masa kerja < 2 tahun sebesar 3%, 2-10 tahun sebesar 62 %
dan lebih dari 10 tahun sebesar 35 %. Proporsi responden berdasarkan status kepegawaian
adalah responden yang telah menjadi pegawai tetap sebesar 91 % dan yang masih menjadi
pegawai kontrak adalah sebesar 9 %. Hasil Analisa Univariat variabel faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja perawat di RS Haji Jakarta adalah Proporsi perawat yang
puas terhadap gaji adalah sebesar 54 % dan yang merasa tidak puas terhadap gaji adalah 46
%. Proporsi perawat yang puas terhadap otonomi adalah 43 % dan yang merasa tidak puas
terhadap otonomi adalah 57 %. Proporsi perawat yang puas terhadap tuntutan tugas adalah
sebesar49 % dan yang merasa tidak puas adalah sebesar 51 %. Proporsi perawat yang puas
terhadap interaksi antara perawat dengan dokter atau perawat dengan perawat adalah
sebesar 50 % begitu juga dengan yang merasa tidak puas adalah sebesar 50 %. Proporsi
perawat yang puas dengan kebijakan organisasi adalah sebesar 50 % dan yang merasa
tidak puas adalah 50 %. Proporsi perawat yang merasa puas dengan status profesional
adalah 51 % dan yang merasa tidak puas adalah sebesar 49 %. Perawat yang puas terhadap
pekerjaannya : 52 % Perawat yang tidak puas terhadap pekerjaannya : 48 %
Hasil Analisis Bivariat
Pada hasil analisis statistik uji kai kuadrat antara usia responden dengan tingkat kepuasan
kerja diperoleh nilai p = 0.497 (p value > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara usia responden dengan tingkat kepuasan kerja. Berdasarkan
hasil analisis dengan kai kuadrat antara jenis kelamin dengan kepuasan kerja di dapatkan hasil
nilai P = 0.110 (P value < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan kepuasan kerja.Pada hasil analisis statistik dengan Kai
kuadrat antara status perkawinan dengan kepuasan kerja di dapatkan nilai P = 0.547 (P value
< 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status
perkawinan dengan kepuasan kerja.Dari hasil uji analisis statistik dengan menggunakan kai
kuadrat antara pendidikan dan kepuasan kerja didapatkan nilai P= 0.475 (P value <0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan
kepuasan kerja.Dari hasil analisis uji kai kuadrat antara masa kerja dengan kepuasan kerja di
dapatkan nilai P = 0.419 (P value 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
yang bermakna antara masa kerja dengan kepuasan kerja.Dari hasil analisis uji statistik
dengan menggunakan kai kuadrat maka antara status kepegawaian dengan kepuasan kerja
di dapatkan nilai P = 0.447 (P value = 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara status kepegawaian dengan kepuasan kerja.Dari hasil uji
statistik dengan menggunakan kai kuadrat antara pendidikan dengan kepuasan terhadap gaji
di dapatkan nilai P=0.446 (P value = 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepuasan terhadap gaji.Dari hasil uji
statistik dengan uji kai kuadrat antara status kepegawaian dengan kepuasan terhadap gaji di
dapatkan nilai P =0.394 (P value=0.05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara status kepegawaian dengan kepuasan terhadap gaji. Dari hasil analisis
uji kai kuadrat antara kepuasan terhadap kebijakan organisasi dengan kepuasan terhadap
tuntutan tugas di dapatkan nilai P =0.108 (P value = 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara kepuasan terhadap kebijakan organisasi dengan
kepuasan terhadap tuntutan tugas.Dari hasil analisis kai kuadrat antara kepuasan terhadap
kebijakan organisasi dengan kepuasan terhadap otonomi di dapatkan nilai P = 0.002 dengan
(P value = < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
kepuasan terhadap kebijakan organisasi dengan kepuasan terhadap otonomi.Dari hasil uji kai
kuadrat antara kepuasan terhadap gaji dengan kepuasan kerja di dapatkan hasil nilai P = 0,080
(P value <0.05 ) maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan terhadap gaji tidak mempunyai
hubungan yang bermakna dengan kepuasan kerja. Dari hasil analisis kai kuadrat antara
kepuasan terhadap otonomi dengan kepuasan kerja di dapatkan nilai P =0.000 dengan (P
value < 0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kepuasan
terhadap otonomi dengan kepuasan kerja. Dari analisis uji kai kuadrat antara kepuasan
terhadap tuntutan tugas dengan kepuasan kerja di dapatkan nilai P = 0.001 dengan (p value :
0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kepuasan terhadap
tuntutan tugas dengan kepuasan kerja. Dari hasil uji analisis kai kuadrat antara kepuasan
terhadap interaksi dengan kepuasan kerja di dapatkan nilai P = 0.000 dengan ( P value = 0.05)
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kepuasan terhadap
interaksi dengan kepuasan kerja. Dari hasil analisis kai kuadrat antara kepuasan terhadap
kebijakan organisasi dengan kepuasan kerja didapatkan nilai P = 0.000 dengan (P value
=0.05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kepuasan terhadap kebijakan
organisasi dengan kepuasan kerja. Dari Hasil uji kai kuadrat antara kepuasan terhadap status
profesional dengan kepuasan kerja didapatkan nilai P = 0.000 dengan (P value =0.05) maka
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kepuasan terhadap status
profesional dengan kepuasan kerja.
Pembahasan
Pada penelitian ini Gaji tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan kerja
karena sebagian besar perawat di RS Haji menganggap bahwa gaji yang di peroleh sudah
sesuai harapan dan pengaruh faktor lainnya lebih dominan dalam menentukan kepuasan
kerja. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian pada beberapa penelitian seperti
penelitian dari Li & Lambert (2008); Morgan & Lynn (2009); Zurmehly (2008) yang
menyebutkan bahwa otonomi berkontribusi besar pada kepuasan kerja perawat karena
sebagian besar perawat RS Haji merasa bahwa pengawasan yang dilakukan oleh kepala
ruang sesuai kebutuhan, perawat juga di berikan otonomi yang cukup dalam melaksanakan
tugasnya. Pada Penelitian ini faktor tuntutan tugas setelah dianalisis mempunyai hubungan
yang bermakna dengan kepuasan kerja. Robbins (2006) juga menyatakan bahwa karyawan
cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan
ketrampilannya dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas , kebebasan dan
umpan balik mengenai betapa baiknya mereka bekerja , Pada penelitian ini sebagian besar
perawat di RS Haji Jakarta juga merasa bahwa mereka di beri kesempatan untuk melakukan
perawatan langsung ke pasien. Selain itu metode pelayanan keperawatan profesional telah di
lakukan di RS Haji , jadi masing masing perawat bertanggung jawab terhadap beberapa
pasien dari perencanaan sampai implementasi asuhan keperawatan yang tetap di pantau oleh
PJ Shift dan Kepala Ruang. Pada penelitian ini interaksi antara dokter dengan perawat atau
perawat dengan perawat mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan kerja.
Penelitian Aitken, et al. (2010) ; Suyoto (2003) menyatakan interaksi merupakan hal yang
paling tinggi yang bisa meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan rekan kerja.
Pada Penelitian ini Kebijakan organisasi mempunyai hubungan yang bermakna dengan
kepuasan kerja. Selain itu kebijakan organisasi juga mempunyai hubungan yang bermakna
dengan otonomi. Kebijakan organisasi sebenarnya mempengaruhi semua hal dimana
penentuan besaran gaji , tuntutan tugas , otonomi, bahkan sampai pada status profesional di
pengaruhi oleh kebijakan organisasi. Pada penelitian ini sebagian besar perawat merasa
bahwa perawat sudah dilibatkan dalam pengambilan keputusan maupun proses perencanaan
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
pembuatan standar operasional. Kebijakan organisasi di RS Haji juga telah membentuk
komite keperawatan yang mengatur tentang kredensial untuk perawat.
Pada penelitian ini status profesional mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan
kerja. Pada Penelitian ini sebagian besar perawat di RS Haji telah menyadari betapa
pentingnya proes keperawatan yang dimiliki begitu juga perawat di RS Haji juga merasa
bahwa pekerjaannya adalah pekerjaan yang penting karena membantu orang lain dan yakin
bahwa orang lain telah mengahargai pekerjaannya.
Kesimpulan 1. Faktor faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja Perawat Di RS Haji Jakarta
Dari Penelitian ini di dapatkan hasil bahwa :
a. Karakteristik Responden tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan
kepuasan kerja yaitu usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, masa kerja ,
status kepegawaian.
b. Dari enam faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja berdasarkan penelitian ini ada 5
faktor yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan kerja yaitu
otonomi, tuntutan tugas, interaksi , kebijakan organisasi, dan status profesional.
2. Gambaran Kepuasan Kerja di RS Haji Jakarta
Dari Penelitian ini di dapatkan bahwa :
a. Responden yang merasa puas dengan pekerjaannya adalah sebesar 52 % dan yang
merasa tidak puas dengan pekerjaannya adalah sebesar 48 %.
b. Gambaran Kepuasan terhadap 6 faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah
sebagai berikut :
Ø Kepuasan terhadap gaji
Responden yang merasa puas dengan gaji nya adalah sebesar 54 % sedang
yang merasa tidak puas dengan gaji adalah sebesar 46 %.
Ø Kepuasan terhadap otonomi
Responden yang merasa puas dengan otonomi yang di berikan dalam
melakukan pekerjaan adalah sebesar 43 % dan yang merasa tidak puas dengan
otonomi adalah 57 %.
Ø Kepuasan terhadap tuntutan tugas
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
Responden yang merasa puas dengan tuntutan tugas yang ada di Rumah sakit
adalah sebesar 49 % dan yang merasa tidak puas terhadap tuntutan tugas
adalah sebesar 51 %.
Ø Kepuasan terhadap interaksi
Responden yang merasa puas dengan interaksi baik dengan dokter maupun
sesama perawat adalah sebesar 50 % dan yang merasa tidak puas juga
sebsesar 50 %.
Ø Kepuasan terhadap kebijakan organisasi
Responden yang merasa puas dengan kebijakan organisasi yang ada di Rumah
Sakit dan responden yang merasa tidak puas jumlahnya sama yaitu masing
masing 50 %.
Ø Kepuasan terhadap status profesional
Responden yang merasa puas dengan status profesional yang dimiliki adalah
sebesar 51 % dan responden yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya
adalah sebesar 49 %.
Saran
1. Melakukan Survei Kepuasan Kerja secara rutin sesuai dengan Prosedur Operasional Baku
yang sudah ada ketentuannya di RS Haji Jakarta.
2. Memberikan reward kepada karyawan yang berprestasi yaitu baik dengan pelatihan atau
beasiswa pendidikan atau gelar karyawan teladan sesuai dengan masing masing bidang
pekerjaannya.
3. Menyediakan Kotak Saran untuk karyawan di setiap ruangan sehingga karyawan mempunyai
media untuk menyalurkan aspirasi baik masukan atau kritikan yang berhubungan dengan
faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, karena di takutkan selama ini karyawan
merasa sungkan atau tidak berani untuk menyatakan pendapatnya baik ke atasan maupun ke
bagian SDM.
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
Kepustakaan
1. Aditama, T. Y. (2003). Manajemen Administrasi RS. Jakarta: UI Press.
2. Aitken, e. a. (2010). The Impact of Nursing Rounds on The Practice Environtment & Nursing
Satisfaction in Intensive Care. International Journal of Nursing studies 48, 918-‐925.
3. Amin, H. &. (2003). Health Care.Performa Management Model. System Dynamics Approach. Cairo: Cairo Medical Center.
4. Apiradee, E. a. (2011, Desember). Impact of Nurse Work Environtment and Staffing on Hospital Nurse and Quality of Care in Thailand. Journal of Nursing Scholarship, 4, 426-‐433. Retrieved 4 Desember 2013
5. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : Rineka Cipta.
6. Astuti, M. (2011). Hubungan Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruang dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RS Haji Jakarta. Tesis FIK UI.
7. Gatot, D. (2004). Hubungan Karakteristik Perawat Job Content dan Job Context terhadap Kepuasan Kerja Perawat di InstalasiRawat Inap RS Gunung Jati Cirebon Tahun 2004. MAKARA KESEHATAN, 1-‐8.
8. Gillies.D.A. (1994). Nursing Management : A System Approach. Philadelpia: W.B.Saunders Co.
9. Griffith, P. (2008). The Impact of Organization and Management Factors on Infection Control in Hospital : a Scooping Review. London: King College London, University of London.
10. Haji, R.S. (2012). PROFIL SDM RS HAJI JAKARTA. JAKARTA.
11. Ilyas, Y. (2011). Perencanaan SDM Rumah Sakit:Teori,Metoda, dan Formula,Edisi Revisi. Depok: FKM UI.
12. Lambert, L. &. (2008). Job Satisfaction Among Intensive Care Nurse From People_s Republic Of China. International Nursing Review Vol.55, 34-‐39.
13. Lu, W. &. (2005). Job Satisfaction Among Nurse: A Literature Review. International Journal Of Nursing, 211-‐227.
14. M.Tellez. (2012). Work satisfaction Among California Registered Nurse :A Longutidunal Comparative Analysis. Nursing Economic, Vol.30/No 2.
15. Marquis, e. a. (2006). Leadership role and Function in nursing:Theory and Aplication.(3 ed). Philadelphia: Lippincot Williams and Wilkins.
16. Munandar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.
17. Prasetya, I. (2000). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-‐LAN Press.
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014
18. Robbins.S.P. (2006). Perilaku Organisasi.Edisi Ke sepuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
19. Stamps.P.L. (1997). Nurses and Work Satisfaction:an Index for Measurement. Illinois: Health Adiministration Press.
20. Suyoto. (2003). Analsis Hubungan Karakteristik dan Kepuasan Kerja dengan Perilaku Kerja Perawat Pelaksana di RSUD dr Murjani Sampit Tahun 2003 . Tesis.FIK UI.
21. Tappen, R. (1998). Nursing Leadership and Management, Concept and Practice (3 rd Edition). Philadephia: F.A Davis Co.
22. Undang Undang RI No 44 Tentang Rumah Sakit Tahun 2009
23. Zurmehly. (2008). The Relathionship of educational Preparation Autonomy and Critical Thiniking Nursing Job Satisfaction. Journal Of Continuing Education In Nursing, 453-‐460.
Faktor faktor yang..., Evi Safitri, FKM UI, 2014