faktor-faktor yang berhubungan dengan...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN
NUTRISI ANAK DI YAYASAN AL-FATAH SERANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Disusun Oleh :
CHODIJAH BENAJIR
108104000055
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
FAKTOR.FAKTOR YANG BERIIUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM MEMENUIII KEBUTUHAN NUTRISI ANAK DI YAYASAN
AL-FATAH SERANG
Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsiProgram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Univercitas Islam Nege.i Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
Chodiiah BenaiirNIM:108104000055
Pembimbing I Pembimbing II
Ernawati. S.Kp. M.Kep. Sp.KmbNIP: 197311062005012003
t1
M-Ita Yuanita. S,Kep.. M,KepNIP: 197001222008012005
Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullxh Jakartat43sIJt20t4ill
LEMBAR PENGESAIIAN
Skripsi denganjudul
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALANIMEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI ANAK DI YAYASAN AL-FATAH SERANG
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan iim penglji oleh :
Jakarta, Oktober 2014
Chodiiah tsenaiirNI[,I:108104000055
Pembimbirg
&,eeIta Yuanita. S.Kep., M.KepNiP: 19700122200801200i
NIP: 1972060820060,12001
Penguji III
dr,'\,'trIta Yuanita. S.Kep. N,I.KcpNIP: 197001222003012005
Pembimbing II
trlntErnar\ati. S.Kp. l\t.Kep, Sp.K,\l B
NIP: 1973 1 1062005012003
Penguji Il
+ffil+/'l
Ernarvati. S.Kp.. NLKep. Sp.I0fllNII: 19731 1062005012003
lll
SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKI'LTAS KEDOKTERA.N DAN ILMU KESEIIATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATULLAII JAKARTA
Jakarta, Oktober 2014
Mengetahui,
Ketua Program Shrdi Iimu KeperawatanUniversitas Islam Negeri Syaif Hidayatullah Jakata
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehaianUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. Dr. (hc). dr. MK. Tadiudin. Sp.And
'7-l/--
lv
NIP:19790520200
v
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika kemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan penelitian dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Oktober 2014
Chodijah Benajir
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Chodijah Benajir
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 September 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Program Studi : Ilmu Keperawatan
NIM : 108104000055
Alamat : Komp. Ciceri Indah Jl. Dewi Sartika blok r no. 14
Serang Banten 42118
No. Tlp/Hp : 081318164250
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. TK PGRI Serang (1995-1996)
2. SDN 03 Serang (1996-2002)
3. SMP N 1 Serang (2002-2005)
4. SMA N 2 Serang (2005-2007)
5. Program S1 Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta (2008- 2014)
vii
1. Apapun yang dihasilkan oleh orang yang berakal dan berguna bagi masyarakat
sepatutnya mendapat penghargaan dan perhatian oleh semua pihak yang terkait.
2. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
kembali setiap kali kita jatuh.
Skripsi ini ku persembahkan
Untuk Kedua Orang Tua ku tercinta
Lembar Persembahan
viii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, September 2014
Chodijah Benajir, NIM : 108104000055
Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Memenuhi
Kebutuhan Nutrisi Anak di Yayasan Al-Fatah Serang
(xiii + 90 Halaman + 15 Tabel + 3 Gambar + 11 Lampiran)
ABSTRAK
Latar Belakang: Status gizi balita di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar
(2013) adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Kurang
gizi pada anak umumnya disebabkan karena kebiasaan makan anak yang tidak
teratur. Dimana pada masa ini anak sudah mulai memilih sendiri makanan yang
disenangi dan sudah mulai menyukai makanan di luar rumah dari pada makan di
rumah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di
Yayasan Al-Fatah Serang. Metode Penelitian: Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif dengan desaincross sectional. Jumlah sampel
sebanyak 70 responden dengan teknik pengambilan non probability sampling.
Instrumen: Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dalam
penelitian ini terdiri dari analisis data univariat untuk mengetahui distribusi
frekuensi dari masing-masing variabel, dan analisis data bivariat untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen menggunakan uji
statistik chi-square. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70
ibu yang mempunyai balita terdapat 38 (54.3%) perilaku ibu baik, sedangkan 32
(45.7%) perilaku ibu kurang baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balitanya.
Variabel yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi balita yaitu: pengetahuan (p=0.032), pendidikan (p=0.040), sikap
(p=0.002), dan pekerjaan (p=0.041). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan
dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita adalah pendapatan
(p=0.756), dan dukungan keluarga (p=0.387). Saran: Perlu mengadakan kerja
sama dengan instansi kesehatan Puskesmas.
Kata kunci : Perilaku, Nutrisi, Balita
Pustaka : 60 (1998-2014)
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul: “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Di Yayasan Al-Fatah
Serang”.
Dalam penelitian skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
peneliti jumpai syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya, segala
kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya. Oleh sebab itu, peneliti ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ns. Waras Budi Utomo S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan.
3. Ns. Eni Nuraini, S.Kep, M.Sc selaku Sekertaris Program Studi Ilmu
Keperawatan.
4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep dan ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB
selaku dosen pembimbing ibu Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Phd selaku
dosen penguji. Terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
meluangkan waktu dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini.
xi
5. Para dosen-dosen yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan
pengetahuan, selama penulis mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh Staff karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Jakarta.
7. Kepada Ayahanda tercinta Alm. H. A.Aroji dan Ibunnda tercinta Hj. Juju.
Juhariani yang telah mengasuh, membimbingku, dan memberikan dukungan
penuh baik material maupun spiritual dan selalu mengiringi setiap
langkahku dengan doa tulus iklas sehingga dapat menyelesaikan pendidikan
pada jenjang perguruan tinggi.
8. Kakakku tersayang dr. Fajar Permata Sari, dan ketiga adikku Syarif, Riska,
dan Imam dengan keceriaan serta dorongan mereka segala kejenuhan dalam
mengerjakan skripsi dapat terobati.
9. Ibu-ibu di Yayasan Al-Fatah Serang yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
10. Seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat dan doa.
11. Teman-teman PSIK angkatan 2008 yang telah memberikan inspirasi, doa
dan semangat kepada peneliti.
Peneliti menyadari dalam pembutan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengaharapkan saran dari berbagai pihak. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusun khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ciputat, September 2014
Chodijah Benajir
xii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
LEMBAR PERNYATAAN.........................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................
LEMBAR PERSEMBAHAN ......................................................................
ABSTRAK ....................................................................................................
ABSTRACT .................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................
I
ii
iii
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xv
xvi
xvii
xviii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………….................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Anak PraSekolah
2.1.1 Definisi Anak PraSekolah…………………...................
2.1.2 Perkembngan AnakPraSekolah……...………………...
2.2 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak
2.2.1 Definisi Gizi Seimbang………………………................
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi
Seimbang….……………………………........................
2.2.3 Macam-macam Status Gizi………………………..……
2.2.4 Prinsip Status Gizi………...…………………………….
2.2.5 Mengatur Makanan Anak Prasekolah……...…………...
2.2.6 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Prasekolah………...……
2.3 Keluarga
2.3.1 Definisi Keluarga…………..…………………………...
2.4 Konsep Perilaku
1
6
6
7
8
9
9
10
12
14
15
16
17
23
xiii
BAB III
BAB 1V
BAB V
2.4.1 DefinisiPerilaku………………………………………..
2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku..…………
2.4.3 Dominan Perilaku Kesehatan…………………………
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu
DalamMemenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Usia 3-5 Tahun
2.5.1 Pengetahuan Gizi Ibu…...………………………………
2.5.2 Pendidikan Ibu…………………………………………
2.5.3 Pekerjaan Ibu……………………………………………
2.5.4 Pendapatan Keluarga……………………………………
2.5.5 Sikap……………………………………………………
2.5.6 Dukungan Keluarga……………………………………
2.6 Kerangka Teori……………………………………………...
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep …………………………..…………........
3.2 Hipotesa …………………………………..………………...
3.3 Definisi Operasional ……………………..………………....
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ……………..………………….................
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi…………………………………………………
4.2.2 Sampel…………………………………………………..
4.2.3 JumlahSampel…………………………………………..
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................
4.4 Alat Pengumpul Data ...............................................................
4.5 Metode Pengambilan Data .......................................................
4.6 Langkah-Langkah Penelitian…………....................................
4.7 Uji Validitas dan Reabilitas......................................................
4.8 Pengolahan Data ......................................................................
4.9 Analisis Data ............................................................................
4.10 Etika Penelitian .......................................................................
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
5.1.1 ProfilYayasan Al-Fatah Serang.......................................
5.2 Analisa Univariat ...................................................................
5.2.1 Gambaran Karakteristik Responden (Pendidikan,
Pekerjaan, Pendapatan, Pengetahuan, Sikap, dan
Dukungan Keluarga)…………….……………………...
5.2.2 Gambaran Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Nutrisi Anak.
5.3 Analisa Bivariat ...................................................................
5.3.1 Hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak……...………..……..
5.3.2 Hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu
24
25
26
27
27
28
29
30
31
32
35
36
38
39
44
44
45
45
45
45
49
51
51
55
56
57
60
61
61
62
63
xiv
BAB VI
BAB VII
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak…..…………..
5.3.3 Hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak…...………..………..
5.3.4 Hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilaku ibu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak………….……
5.3.5 Hubungan antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak………...…..………..
5.3.6 Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku
ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak…………...
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Hasil Univariat
6.1.1 Gambaran Karakteristik Demografi Responden
(Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan, Sikap, Dukungan
Keluarga)………………………………………………..
6.2 Gambaran perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
anak di Yayasan Al-Fatah Serang…………………………….
6.3 Pembahasan Hasil Bivariat
6.3.1 Hubungan antara faktor predisposisi (pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sikap) dengan
perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
balita………………….…………………………………
6.3.2 Hubungan antara faktor pendorong (dukungan
keluarga) dengan perilaku ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi balita…...……………….....................
6.4 Keterbatasan Penelitian……………………………………….
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ............................................................................
7.2 Saran ......................................................................................
64
65
66
67
68
69
72
73
79
80
81
82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Hal
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
2.2
3.1
4.1
4.2
5.2.1
5.2.2
5.3.1
5.3.2
5.3.3
5.3.4
5.3.5
5.3.6
Kebutuhan Gizi Untuk Anak Balita…….........................
Definisi Operasional ........................................................
Tabel Indeks Korelasi…………………………………...
Tabel Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha……………...
Distribusi Karakteristik Demografi Responden...............
Distribusi Frekuensi Responden Yang Mempunyai
Anak Berdasarkan Perilaku Ibu Dalam Memenuhi
Nutrisi Anak di Yayasan Al-Fatah Serang.......................
Hubungan antara pendidikan responden dengan perilaku
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan Al-
Fatah Serang…………………………………………….
Hubungan antara pengetahuan responden dengan
perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan
Al-Fatah Serang……………...………………………….
Hubungan antara sikap responden dengan perilaku
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan Al-
Fatah Serang……………...…………….……………….
Hubungan antara pekerjaan responden dengan perilaku
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan Al-
Fatah Serang……………...……………….…………….
Hubungan antara pendapatan responden dengan
perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan
Al-Fatah Serang……………...………………………….
Hubungan antara dukungan keluarga responden dengan
perilaku dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan
Al-Fatah Serang……………...………………………….
16
39
51
52
59
61
62
63
64
65
66
67
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Hal
Gambar
Gambar
Gambar
2.1
2.2
3.1
Gizi Seimbang….. ......................................................
Kerangka Teori ...........................................................
Kerangka Konsep ........................................................
11
35
37
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1. Lembar surat izin penelitian
2. Lembar surat validitas
3. Lembar permohonan menjadi responden
4. Lembar persetujuan menjadi responden
5. Lembar kuesioner I data demografi responden
6. Lembar kuesioner II A tentang perilaku
7. Lembar kuesioner II B tentang pengetahuan
8. Lembar kuesioner III C tentang sikap
9. Lembar kuesioner IV D tentang dukungan keluarga
10. Lembar hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas
11. Lembar hasil perhitungan analisa data
xviii
DAFTAR SINGKATAN
BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
Depkes : Departemen Kesehatan
EQ : Emotional Questions
GAKY : Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
IQ : Intelegent Questions
KEP : Kekurangan Energi Protein
KOBER : Kelompok Bermain
KVA : Kekurangan Vitamin A
MDGs : Millenium Devlopment Goals
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
SQ : Spiritual Questions
TK : Taman Kanak-Kanak
UNICEF : United Nations International Children’s Emergency Fund
WHO : World Health Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik merupakan modal utama bagi kesehatan
individu yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Seseorang
yang mengkonsumsi asupan gizi yang salah atau tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh, maka akan menimbulkan masalah kesehatan.
Malnutrition (gizi salah) merupakan keadaan mengkonsumsi asupan gizi
yang berlebihan ataupun kurang, sehingga dapat menimbulkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan asupan yang diperlukan oleh
tubuh. Masalah kesehatan anak yang sering terjadi di Indonesia akibat
asupan gizi yang kurang diantaranya adalah kekurangan vitamin A (KVA),
gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), anemia, dan kekurangan
energi protein (KEP) (Sulistyoningsih, 2011).
Kurang gizi pada usia balita akan berdampak pada penurunan kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang lebih lanjut berakibat pada kegagalan
pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan, menurunkan
produktifitas, serta meningkatkan kesakitan serta kematian (Sasmito dalam
Lutfi, 2010). Semakin rendah satus gizi seseorang, semakin rentan sakit
dan meningkatkan morbiditas. Dalam tingkat yang parah gizi kurang pada
anak dapat menyebabkan malaria 7,3%, diare 60,7%, dan pneumonia
52,3% (Lahlan, 2006). Selain itu, kekurangan gizi dalam tingkat ringan,
sedang dan berat memiliki resiko meninggal masing-masing adalah 2,5dan
2
4,6 serta 8,4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang berstatus
gizi normal (Soekirman, 2000).
Sekitar 1,7 juta anak di bawah lima tahun (balita) di Indonesia
terancam mengalami gizi buruk yang tersebar di daerah tertinggal seluruh
Indonesia. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) tahun 2007, jumlah balita di Indonesia mencapai 17,2% dengan
laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat menjadi 2,7% per tahun.
Menurut United Nations International Children's Emergency Fund
(UNICEF), Indonesia merupakan negara yang berada di peringkat kelima
dunia dengan jumlah balita yang terhambat pertumbuhan dan
perkembangannya paling besar sekitar 7,7 juta balita (Dekes RI, 2007).
Status gizi balita di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas, 2013) adalah 19,6%, terdiri dari 5,7% gizi buruk dan 13,9%
gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi tahun 2007
(18,9%) dan tahun 2010 (17,9%) terlihat meningkat. Perubahan terutama
pada prevalensi gizi buruk yaitu 5,4% tahun 2007, 4,9% pada tahun 2010,
dan 5,7% tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9%
dari tahun 2007 dan 2013. Untuk mencapai sasaran Millenium
Developmnet Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi gizi
buruk-kurang secara nasional harus diturunkan sebesar 4,1% dalam
periode 2013-2015 (Bappenas, 2012).
Masih tingginya prevalensi gizi kurang pada balita di Indonesia
menunjukkan di tingkat keluarga masih belum baik.50% anak balita yang
dibawa ke Posyandu untuk ditimbang sebagai upaya deteksi dini gangguan
3
pertumbuhan. Bayi dan balita yang telah mendapat kapsul vitamin A baru
mencapai 74% dan ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah
baru mencapai 60% (Depkes RI, 2007).
Status gizi anak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
lingkungan, sosial, ekonomi, gaya hidup, kognitif, perilaku, biologis dan
kesehatan (Brown (2011) dan Shills (2004) dalam Mardayanti (2009)).
Sedangkan menurut Jellieffe dalam Mardayanti (2009), faktor-faktor yang
secara langsung mempengaruhi status gizi antara lain pola konsumsi
makan sehari-hari, aktifitas fisik, keadaan kesehatan, pendapatan,
pendidikan orangtua dan kebiasaan makan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Birch dalam Metz (2002),
dalam pengasuhan, perilaku ibu dalam pemberian nutrisi sangat berkaitan
dengan indeks masa tubuh atau status gizi dari anak. Orangtua dan
lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam membentuk
preferensi makanan anak-anak, perilaku makan, dan asupan energi.
Kemudian untuk perilaku ibu berkaitan dengan pola asuh, menurut
Herman dalam Indra (2011), keadaan gizi balita juga dipengaruhi oleh
pola pengasuhan keluarga karena balita masih bergantung dalam
mendapatkan makanan.Studi menunjukkan bahwa orang tua yang
memahami pentingnya gizi dapat membantu anak balita memilih makanan
sehat (Bomar, 2004).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Shan (2010) di Bejing-China, dalam
disertasinya dikemukakan bahwa perilaku dan sikap orangtua dalam
pemenuhan gizi balita mempunyai pengaruh penting terhadap status berat
4
badan anaknya. Selain itu Shan menambahkan bahwa pengetahuan
mengenai gizi balita sangat diperlukan untuk membentuk perilaku yang
baik.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2010), status gizi anak
balita di Provinsi Banten berdasarkan BB/U menunjukkan prevalensi
dengan gizi buruk 4,8%, gizi kurang 13,7%, gizi baik 77,5%, dan gizi
lebih 4,0%, sedangkan prevalensi status gizi berdasarkan (BB/TB) sangat
kurus 6,2%, kurus 7,9%, normal 74,2%, dan gemuk 11,7%.
Masa balita adalah masa dimana anak memerlukan nutrisi yang
adekuat dari makanan yang dimakannya untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangannya.Perkembangan pada anak balita mencakup
perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan perkembangan
sosial berlangsung relatif pesat (Hidayat, 2009).Proses ini dipengaruhi
oleh berbagai faktor dari diri anak sendiri dan lingkungan. Dalam hal
konsumsi pangan, pada usia ini anak masih merupakan golongan
konsumen pasif, yaitu belum dapat mengambil dan memilih makanan
sendiri sesuai dengan kebutuhannya sehingga pada usia ini anak sangat
rentan terhadap berbagai masalah kesehatan apabila kondisinya kurang
gizi (Santoso, 2004).
Menurut Santoso (2004), kurang gizi pada anak balita umumnya
disebabkan karena kebiasaan makan anak yang tidak teratur. Dimana pada
masa ini anak sudah mulai memilih sendiri makanan yang disenangi dan
sudah mulai menyukai makanan di luar rumah dari pada makanan di
rumah.
5
Yayasan Al-Fatah Serang adalah sebuah lembaga pendidikan usia dini
dibawah naungan Yayasan Miftahul Fatah Serang- Banten yang memiliki
beberapa program diantaranya adalah: Pendidikan Usia Dini (PAUD),
Kelompok Bermain (KOBER), dan Taman Kanak-Kanak(TK) yang
berada di komplek bumi agung permai kel. Unyur kec. Serang– Banten.
Berdasarkan studi pendahuluan hasil wawancara yang dilakukan pada 10
orang tua di Yayasan Al-Fatah bahwa 6 dari 10 ibu mengatakan bahwa ibu
jarang menyiapkan/ membawakan anaknya bekal ke sekolah dikarenakan
dengan membeli bekal diluar berupa makanan ringan, chiki, cokelat lebih
mudah, praktis, dan makanan tersebut juga sangat di sukai oleh anaknya.
Selain itu para orang tua khususnya ibu juga membebaskan anaknya dalam
memilih makanan yang disukai anaknya selama tidak membuat sakit perut.
Ibu juga mengatakan dengan memberi susu saja kebutuhan nutrisi anak
sudah terpenuhi dan pemberian cemilan seperti makanan ringan, cokelat/
kerupuk dianggap dapat menggantikan posisi makanan utama karena anak
akan merasa kenyang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perilaku ibu
mengenai pemenuhan nutrisi pada anak dikatakan kurang, dan hasil
wawancara dari 2 guru mengatakan anak-anak sering membeli jajanan
dilingkungan sekolah seperti es lilin, chiki, permen, cokelat, gula kapas.
Dari pihak sekolah juga tidak menganjurkan atau membebaskan anak
untuk tidak/membawa bekal makanan dari rumah.
Di Yayasan Serang belum pernah diteliti tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi nutrisi anak dan
berdasarkan hasil Riskesdas di Banten terdapat gizi baik 77,5% namun di
6
Yayasan ini 60% mengenai perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi kurang.
Oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
anak di Yayasan Al-Fatah Serang.
1.2 Perumusan Masalah
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai
penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh, seperti kekurangan energi dan
protein, anemia, defisiensi yodium, dan kekurangan vitamin A yang dapat
menghambat proses tumbuh kembang anak.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada orang tua di
Yayasan Al-Fatah bahwa 6 dari 10 ibu tingkat perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak kurang (60%). Dimana ibu jarang
menyiapkan/ membawakan anaknya bekal ke sekolah, membebaskan
dalam memilih makanan yang disukai anaknya, pemberian susu dan
cemilan seperti makanan ringan, cokelat, bikuit, wafer, chiki dianggap
dapat menggantikan posisi makanan utama karena anak akan merasa
kenyang.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis dapat
merumuskan masalah penelitian: Adakah hubungan antara faktor-faktor
yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
anak di Yayasan Al-Fatah Serang?
7
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden meliputi
pengetahuan, pendidikan, sikap, pekerjaan, pendapatan, dan dukungan
keluarga.
2. Mengidentifikasi gambaran perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang.
3. Mengetahui hubungan faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan,
pekerjaan, pendapatan, sikap) dengan perilaku ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang.
4. Mengetahui hubungan faktor penguat (dukungan keluarga) dengan
perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-
Fatah Serang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pemenuhan nutrisi
anak dan mampu mengenali permasalahan dimasyarakat serta dapat
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat dibangku kuliah ketengah
masyarakat.
8
1.4.2 Bagi Masyarakat (Keluarga)
Memberikan masukan kepada keluarga agar memperhatikan pentingnya
gizi bagi anak balita dan untuk mempertahankan tumbuh kembang balita
secara optimal sehingga didapatkan status gizi yang baik.
1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Menjadi bahan referensi bagi praktisi kesehatan sehingga dapat menjadi
langkah awal untuk memberikan pendidikan atau promosi di bidang
kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu tentang gizi seimbang,
sehingga ibu-ibu lebih memperhatikan pemenuhan gizi yang optimal untuk
anaknya.
1.4.4 Bagi Pengelola Yayasan
Memberikan informasi mengenai perilaku ibu dalam menyiapkan
kebutuhan makan anak.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku ibu terhadap pemenuhan nutrisi anak. Penelitian ini akan
dilakukan pada bulan Juli 2014. Populasi penelitian ini adalah ibu yang
mempunyai anak di Yayasan Al-Fatah Serang. Desain penelitian
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Data
yang digunankan adalah data primer dengan menggunakan
angket/kuesioner.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Anak Pra Sekolah
2.1.1 Definisi Anak Pra Sekolah
Menurut Santrock (1997) dalam Rahmawati (2006), selama masa
ini anak-anak belajar untuk menjadi dirinya sendiri, mengembangkan
kemampuan untuk memasuki usia sekolah dan menggunakan sebagai
waktunya untuk bermain dengan teman sepermainan. Pada usia
prasekolah, kepentingan untuk bersosialisasi dan persiapan menuju
masa sekolah lebih besar. Selain itu pola bermain dengan teman sebaya
dan perhatian untuk saling member lebih terlihat.
Para psikolog anak mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah
adalah masa yang paling penting dari seluruh tahapan
perkembangan.Masa ini adalah periode diletakkannya dasar terstruktur
perilaku kompleks yang dibangun sepanjang kehidupan anak (Hurlock,
1998).
2.1.2 Perkembangan Anak
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan
struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur,
dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses
diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang
terorganisasi. Perkembangan merupakan hasil interaksi antara
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
10
sehingga perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan
manusia (Nursalam, 2008).
2.2 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak
2.2.1 Definisi Gizi Seimbang
Gizi merupakan substansi kimia didalam makanan yang digunakan
oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan (Brown, 2011).Zat
gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.Definisi
dari gizi (nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-
zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energi. Definisi status gizi berasal dari zat gizi dan gizi, maka dapat
disimpulkan bahwa definisi status gizi adalah keadaan tubuh sebagai
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
(Sulistyoningsih, 2011).
Gizi seimbang yaitu gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif, sehat optimal,
tidak terganggu penyakit, dan tubuh tetap sehat (Soenardi,
2000).Asupan makan anak tergantung pada konsumsi makanan dalam
keluarga.Konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi oleh jumlah
dan jenis pangan, pemasakan, kebiasaan makan secara perorangan,
11
pendapatan, agama, adat istiadat, dan pendidikan keluarga yang
bersangkutan. Makin bertambah usia anak maka makin bertambah pula
kebutuhan akan zat gizi (Almatsier, 2011).
Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda dalam
mengkonsumsi makanan ataupun kebutuhan akan zat gizi sesuai
dengan perbedaan usia. Anak usia 12 bulan membutuhkan kalori
sebesar 1.100 kkal. Anak usia lebih dari 13 bulan membutuhkan nutrisi
sebesar 1.300 kkal. Sedangkan usia 3-5 tahun membutuhkan nutrisi
sebesar 1.400 kkal. Air yang dibutuhkan anak berumur 1-6 tahun
sebanyak 1.1-1.4 liter air/hari atau 5-7 gelas/hari (Kurniasih, 2010).
Gambar 2.1 Gizi Seimbang
Pemenuhan nutrisi pada balita sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan balita.Pada masa balita kebutuhan nutrisi sangat
meningkat baik energi maupun protein.Balita memerlukan nutrisi yang
adekuat dari makanan yang dimakan untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangannya.Kekurangan nutrisi diakibatkan oleh asupan
baik secara kualitas maupun kuantitas yang kurang, penurunan
12
kesehatan, aktivtas fisik yang berlebihan, dan gangguan emosi yang
menyebabkan penurunan nafsu makan(Wong, 2008).
Masalah kesulitan makan pada anak menurut Judarwanto (2004)
sebagai berikut:
a) Hambatan mengunyah dan menelan
Seorang anak yang berumur diatas satu tahun mulai
mendapatkan makanan dewasa yang padat sehingga mereka
cenderung mengalami kesulitan dalam mengunyah dan
menelan.Hal tersebut menuntut orang tua untuk lebih waspada
ketika mengawasi anak makan karena anak mungkin langsung
menelan makanannya sebelum mengunyah.
b) Aktivitas anak
Anak balita mulai suka banyak aktivitas seperti bermain
bersama teman-temannya sehingga anak mudah rewel untuk
makan karena tidak ingin kehilangan waktu bermain bersama
temannya.
c) Kekakuan anak
Anak usia 3 sampai 4 tahun menunjukkan sikap egonya. Sering
menolak apa yang disampaikan orang tua termasuk masalah
makan dan senang makan makanan selingan sebelum makan
makanan utama.
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Seimbang
Gizi seimbang menurut Soenardi (2000) dapat dipenuhi dengan
pemberian makanan sebagai berikut:
13
Makanan pokok
Merupakan makanan yang mengandung karbohidrat yang
berfungsi sebagai sumber utama penghasil tenaga.Contoh
bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras,
roti, kentang, tepung beras, jagung, singkong, ubi kayu, sagu,
dan lain-lain.
Sumber protein
Merupakan sumber zat pembangun dan berfungsi sebagai
sumber protein.Lauk pauk dapat dibagi menjadi lauk pauk
hewani dan lauk pauk nabati.Lauk pauk hewani meliputi ikan,
telur, daging ayam, daging sapi dan sebagainya, sedangkan
lauk pauk nabati terdiri dari tahu, tempe, oncom dan jenis
kacang-kacangan
Sumber vitamin dan mineral
Vitamin dan mineral yang mempunyai fungsi sebagai zat
pengatur. Sayuran: bayam, kangkung, labu siam, labu kuning,
buncis, wortel, oyong.Buah-buahan: papaya, jambu biji, air
jeruk, pisang, melon, alpukat.
Susu
Merupakan minuman yang mengandung protein yang tinggi
sehingga memiliki kandungan gizi paling lengkap yang dapat
melengkapi kekurangan zat gizi pada jenis makanan lainnya,
dengan kata lain susu merupakan penyempurna hidangan empat
sehat lima sempurna untuk memenuhi kebutuhan gizi.
14
2.2.3 Macam-macam Stautus Gizi
Menurut Soekirman (2000), Status gizi anak balita
dibedakanmenjadi :
a. Status gizi baik
Status gizi baik yaitu keadaan dimana asupan zat gizi sesuai
dengan kebutuhan aktivitas tubuh. Adapun ciri-ciri anak berstatus
gizi baik dan sehat adalah sebagai berikut :
Tumbuh dengan normal.
Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya.
Mata bersih dan bersinar.
Bibir dan lidah tampak segar.
Nafsu makan baik.
Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering.
Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Status gizi lebih
Gizi lebih adalah suatu keadaan karena kelebihan konsumsi
pangan.Keadaan ini berkaitan dengan kelebihan energi dalam
konsumsi pangan yang relatif lebih besar dari penggunaan yang
dibutuhkan untuk aktivitas tubuh atau energy
expenditure.Kelebihan energi dalam tubuh, diubah menjadi lemak
dan ditimbun dalam tempat-tempat tertentu.Jaringan lemak ini
merupakan jaringan yang relatif inaktif, tidak langsung berperan
serta dalam kegiatan kerja tubuh.Orang yang kelebihan berat
badan, biasanya karena jaringan lemak yang tidak aktif tersebut.
15
c. Kurang gizi (status gizi kurang dan status gizi buruk)
Status gizi kurang atau gizi buruk terjadi karena tubuh kekurangan
satu atau beberapa zat gizi yang diperlukan.Beberapa hal yang
menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi adalah karena makanan
yang dikonsumsi kurang atau mutunya rendah atau bahkan
keduanya.Selain itu zat gizi yang dikonsumsi gagal untuk diserap
dan dipergunakan oleh tubuh.Kurang gizi banyak menimpa anak-
anak khususnya anak-anak berusia di bawah 5 tahun, karena
merupakan golongan yang rentan. Jika kebutuhan zat-zat gizi tidak
tercukupi maka anak akan mudah terserang penyakit.
2.2.4 Prinsip Status Gizi
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk
mencegah kebosanan dan diberi susu, sereal (seperti bubur beras, roti),
daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan
tidak perlu diblender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang
sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah. Adakalanya anak
tidak mau makan dan sebagai gantinya ibu memberikan susu.
Kebiasaan demikian akan mengarah kediet yang hanya terdiri dari susu
saja. Jika anak tidak mau makan makanan padatnya, jangan diberikan
susu sebagai pengganti akan tetapi bawa pergi makanan itu dan coba
lagi jika anak sudah tidak lapar (Adinigsih, 2010).
16
Tabel 2.2
Kebutuhan gizi untuk anak balita
Umur Bentuk Makanan Frekuensi
Makanan
1-3 tahun Makanan keluarga:
½ piring makanan pokok (nasi
atau pengganti nasi)
2-3 potong lauk hewani
½ mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1 gelas susu
3 kali sehari
4-6 tahun Makanan keluarga:
1-2 piring makanan pokok (nasi
atau pengganti nasi)
2-3 potong lauk hewani
1-2 potong lauk nabati
1-1 ½ mangkuk sayur
2-3 potong buah-buahan
1-2 gelas susu
3 kali sehari
Sumber : Adiningsih, 2010.
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang
menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan
zat-zat gizi. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang
paling sering menderita akibat kekurangan gizi (Santoso, 2004).
2.2.5 Mengatur Makanan Anak Prasekolah
Makanan memberikan sejumlah zat gizi yang diperlukan untuk
tumbuh kembang pada setiap tingkat perkembangan dan usia, yaitu
masa bayi, masa balita dan masa usia prasekolah. Pemilihan makanan
yang tepat dan benar, bukan saja akan menjamin kecukupan gizi bagi
tumbuh kembang fisik, tetapi juga perkembangan sosial, psikologis,
dan emosional. Kebutuhan manusia akan zat gizi untuk tiap kurun
umumnya sama, dan hanya jumlah zat gizi yang dibutuhkan yang
17
berbeda. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.Pertama,
anak memerlukan keteladan terutama dari lingkungan keluarga, guna
menciptakan makan dan pola makan yang sehat.Kedua, para orang tua
hendaknya mendorong anak menyukai aneka ragam makanan.
Penanaman kebiasaan makanan yang baik dan sehat sejak usia dini
dapat mengurangi resiko terjadinya gangguan kesehatan yang
bersumber pada kesalahan akan makan, seperti kurang gizi,
kegemukan (obesitas), penyakit kencing manis, penyakit
kardiovaskuler dan berbagai penyakit kronis (Adiningsih, 2010).
2.2.6 Kebutuhan Nutrisi Pada Anak Prasekolah
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya
berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh, seperti
kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi
seng (Zn), defisiensi vitamin A, defisiensi tiamin, defisiensi kalium,
dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak.
Apabila kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak terpenuhi, diharapkan
anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang
dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas (Hidayat, 2008).
Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas
sehari-hari karena nutrisi juga merupakan sumber tenaga yang
dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh serta sumber pembangunan
dan pengatur dalam tubuh.Sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari
18
karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin.Pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada anak harus seimbang dan mengandung semua zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh. Banyak ditemukan berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, seperti anak tidak
suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan pada makanan
yang tidak disukai tersebut mengandung zat gizi yang seimbang,
sehingga harapan dalam pemenuhan gizi yang selaras, serasi, dan
seimbang tidak terlaksana. Disamping itu, pada anak sakit dapat
dijumpai maslah masukan nutrisi yang kurang, sedangkan kebutuhan
dalam tubuh semakin meningkat karena adanya peningkatan
metabolisme akibat suatu penyakit, sehingga pada anak yang sakit
diperlukan makanan tambahan yang mengandung semua zat gizi yang
seimbang (Hidayat, 2008).
Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka
membantu proses fisiologis dalam tubuh untuk proses tumbuh
kembang anak dan membantu aktivitas serta memelihara kesehatan
merupakan salah satu bagian dari upaya pemulihan kondisi anak. Hal
tersebut dilakukan dengan harapan anak akan menjadi puas dan orang
tua dapat membantu proses edukasi, kemudian dapat membina
kebiasaan waktu makan, serta menentukan selera makan, memilih
kemampuan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, serta
menentukan jumlah dan mendidik dalam berperilaku makan. Dalam
proses pemenuhan tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya usia, status nutrisi itu sendiri, dan keadaan penyakit yang
19
diderita anak sehingga faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak (Hidayat, 2008).
Supartini (2004) mengemukakan sama halnya dengan anak usia
toddler, anak prasekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat.
Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak prasekolah adalah sebagai
berikut:
Nafsu makan berkurang.
Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau
lingkungannya daripada makan.
Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.
Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak
untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.
Anjuran untuk orang tua dalam kaitanya dengan karakteristik
tersebut:
Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara
mengajarkan anak mengenal nutrisi, misalnya dengan
menggambar atau melakukan aktivitas bermain.
Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan
dengan frekuensi lebih sering yaitu 4 sampai 5 kali sehari.
Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi, 3 kali dalam
sehari, berikan makanan ringan atau kudapan diantara waktu
makan tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali sehari.
20
Fasilitas anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan
baru tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi
gizi seimbang.
Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta
perasaannya saat makan bersama dan fasilitasi anak untuk
berinteraksi secara efektif dengan anda atau anggota keluarga
yang lain.
Menurut Sutomo (2010) kebutuhan gizi anak usia 4-6 tahun sangat
tinggi karena kemampuan motorik mereka sudah meningkat tajam.
Mereka sudah sering berlarian kesana kemari, memanjat, bermain
dengan teman-teman sehingga kebutuhan energy dan asupan gizi lain
lebih tinggi. Pertumbuhan anak prasekolah sudah tidak pesat
lagi.Namun anak lebih rentan terhadap anemia, kekurangan vitamin A,
dan kekurangan kalori protein.Fungsi pencernaannya memang telah
berkembang baik, tapi pemilihan makanan tetap harus yang mudah
dicerna.
Anak prasekolah adalah konsumen aktif.Mereka telah dapat
memilih jenis makanan yang dikonsumsi.Menu makan mereka adalah
menu makan keluarga, artinya mereka telah dapat mengkonsumsi
makanan yang diperuntukkan untuk seluruh keluarga.Tentunya tetap
yang tidak boleh merangsang lambung, seperti pedas dan asam
(Santoso, 2004).
Anak usia ini juga telah mengenalarti jajanan. Disini orang tua
dituntut untuk lebih selektif memilih jajanan bagi mereka.Anak boleh
21
diberikan jajanan atau kudapan, namun kudapan yang sehat.
Sayangnya, kadang-kadang pengawasan orangtua bisa lalai, saat anak
berada diluar pemantauan seperti di sekolah atau taman bermain.
Jajanan yang berada di luar sekolah sering tidak sehat dari segi
higienis, baik dari pengelolaan, bahan pangan, serta sering tidak
memperhatikan kandungan gizi. Batasi kebiasaan anak untuk jajan di
sekolah, dengan cara biasakan anak untuk sarapan pagi supaya anak
tidak merasa lapar di sekolah. Sarapan pagi sangat baik buat anak
karena dapat mencegah hipoglikemi sehingga mereka dapat mengikuti
pelajaran baik di sekolah (Santoso, 2004).
Buatkan bekal yang sehat untuk dibawa anak ke sekolah, baik
berupa makanan maupun minuman.Menu makanan bekal sebaiknya
berupa menu yang praktis, menarik, namun juga memenuhi semua
unsur gizi.Seperti nasi goring ayam dan sayuran, sandwich ikan
dengan sayuran, atau roti gulung isi daging dan sayuran.Untuk
minuman bisa berupa air mineral atau jus buah (Soenardi, 2000).
Kecenderungan anak-anak untuk jajan sangat kuat di usia ini.
Masalahnya jajanan yang dibeli anak dapat mengganggu kesehatan dan
mengandung unsur gizi yang tidak lengkap, seperti dominan manis
atau berlemak tinggi. Bahaya lain di dalam makanan jajanan anak
adalah kandungan bahan kimianya. Makanan jajanan anak biasanya
sengaja dibuat produsen makanan dengan warna yang mencolok dan
rasa yang gurih, lezat atau manis. Anak-anak memang suka dengan
warna-warna makanan yang menarik, namun yang terkandung di
22
dalam pewarna makanan adalah bahan kimia, belum lagi jika pewarna
yang digunakan adalah pewarna tekstil, karena alasan biaya
produksi.Makanan di dalam kemasan umumnya juga ditambahkan
pengawet dan penguat rasa (monosodium glutamate) (Soenardi, 2000).
Bahan-bahan food additive di dalam makanan jajanan bisa
mengganggu kesehatan balita bahkan beresiko menyebabkan kanker
jika dikonsumsi dalam janga panjang.Ini karena sifat food additive
seperti pewarna, pengawet, dan penguat rasa ini bersifat karsinogenik
atau menyebabkan kanker. Jalan keluar yang lebih sehat, tentu dengan
membekali anak dengan makanan bekal yang dapat dikontrol nilai gizi
dan kebersihannya (Soenardi, 2000).
Pada dasarnya makanan bagi balita harus bersifat lengkap artinya
kualitas dari makanan harus baik dan kuantitas makanan pun harus
cukup dan bergizi, artinya makanan mengandung semua zat gizi yang
dibutuhkan, dengan memperhitungkan :
a) Pada periode ini dibutuhkan penambahan konsumsi zat
pembangun karena tubuh anak sedang berkembang pesat.
b) Bertambahnya aktivitas membutuhkan penambahan bahan
makanan sebagai sumber energi.
c) Untuk perkembangan mentalnya anak membutuhkan lebih
banyak lagi zat pembangun terutama untuk pertumbuhan
jaringan otak yang mempengaruhi kecerdasan walaupun tidak
secara signifikan.
23
2.3 Keluarga
2.3.1 Definisi Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI (2005), keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan. Secara prinsip keluarga adalah
unit terkecil masyarakat atas dua orang atau lebih, adanya ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, di
bawah asuhan seorang kepala rumah tangga, berinteraksi diantara
sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
Keluarga merupakan tempat paling awal bagi balita dalam
menerima pendidikan paling awal.Karena lingkungan ini balita
menghabiskan waktunya.Anak seusia ini komunikasinya masih
dominan dengan keluarga. Pertumbuhan anak dimasa balita merupakan
pondasi bagi perkembangannya dimasa mendatang, maka disinilah
peran keluarga dalam membangun dan membunuh kembangkan
kepribadian dan perkembangan jiwa anak. Lingkungan sosial yang
pertama dikenal anak ialah dalam keluarga. Dalam hal ini orangtua
adalah orang terpenting bagi anak disamping saudara, kakek, nenek
pembantu serta teman-teman sepermainan. Itu sebabnya segala sesuatu
yang dialami dan diajarkan kepada keluarga menjadi dasar bagi
pembentukan anak. Secara naluriah setiap orangtua pasti akan
melindungi anaknya, terlebih apabila anak masih dalam usia balita dan
24
dianggap masih belum mandiri dan belum memiliki ketrampilan dan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga dirinya dari
penyakit. Dalam konteks ini akan terasa aneh jika seorang balita yang
seharusnya masih tergantung dengan pengasuhan orang tuanya justru
malah banyak yang mengalami gangguan gizi seiring dengan
bertambahnya usia. Dengan logika sederhana seharusnya dengan
bertambah usia, anak akan tumbuh semakin kuat dan mandiri serta
semakin jauh dari masalah gizi dan kesehatan pada umunya (Kusnandi,
2008).
2.4 Konsep Perilaku
2.4.1 Definisi Perilaku
Menurut Notoadmodjo (2007) perilaku adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (Skiner,
1983 dalam Notoadmodjo, 2007). Berdasarkan pengertian tersebut
Skiner membedakan adanya dua respons, yaitu:
a. Respondent respons atau reflexive, yaitu respons yang timbulkan
olehrangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Misalnya cahaya
terangmenyebabkan mata tertutup. Respons ini mencakup perilaku
emosional,misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih.
b. Operant respons atau instrumental respons, yaitu respons yang
timbul danberkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau
perangsang tertentu. Misalnya apabila petugas kesehatan
25
melaksanakan tugasnya dengan baik kemudian memperoleh
penghargaan dari atasannya, maka petugas kesehatan tersebut akan
lebih baik dalam melaksanakan tugasnya.
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Perilaku tertutup, yaitu respons seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi
terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan/kesadaran, sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum diamati secara jelas
oleh orang lain.
Perilaku terbuka, yaitu respons seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap
stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek, yang dengan mudah dapat diamati dan dilihat oleh
orang lain (Notoatmodjo, 2010).
2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas dari organisme
yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari pada
manusia itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu
respon seseorang (organisme) terhadap stimulasi yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan. Blumm (1986), menyatakan ada 4 faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan pada manusia yaitu
26
genetik(hereditas), lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku
(Notoadmodjo, 2007).
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor
pokok, yaitu faktor perilaku dan di luar perilaku. Menurut teori
Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2007), menyebutkan tiga faktor
yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun kelompok
adalah:
Faktor mempermudah (predisposing Factor) yaitu faktor
pertama yang mempengaruhi untuk berperilaku yang mencakup
karakteristik individu, pendidikan, pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai, persepsi, dan unsur lain yang
terdapat dalam diri individu maupun masyarakat.
Faktor pendukung (enabling factor) yaitu faktor yang
memungkinkan keinginan terlaksana meliputi ketersediaan
sumber daya kesehatan, keterjangkauan sumber daya
kesehatan, prioritas masyarakat atau pemerintah dan
keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan.
Faktor pendorong (reinforcement factor) yaitu faktor yang
memperkuat/mendorong perubahan tingkah laku, kaitanya
dengan kesehatan, meliputi dukungan keluarga (suami, orang
tua, keluarga), tokoh masyarakat dan lainnya.
2.4.3 Domain Perilaku Kesehatan
Menurut Notoadmodjo (2010), perilaku kesehatan adalah sesuatu
respon (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
27
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan
kesehatan ini terjadi dari 3 aspek:
a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila
sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari
sakit.
b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam
keadaan sehat.
c) Perilaku gizi makanan dan minuman.
Domain perilaku kesehatan mencakup 3 komponen, yakni:
pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan atau praktik
(practice). Oleh sebab itu mengukur perilaku dan perubahannya,
khususnya perilaku kesehatan juga mengacu kepada 3 domain tersebut
(Notoadmodjo, 2010).
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam
Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak.
2.5.1 Pengetahuan Gizi ibu
Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya
(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada
waktu penginderaan samapai mengahasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap
objek.Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera
28
pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo,
2010).
Menurut Slamet (2009) pengetahuan ibu dapat diperoleh dari
pendidikan atau pengamatan serta informasi yang didapat seseorang.
Pengetahuan dapat menambah ilmu dari seseorang serta merupakan
proses dasar dari kehidupan manusia. Melalui pengetahuan manusia
dapat melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga
tingkah lakunya berkembang.
2.5.2 Pendidikan ibu
Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh
seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu
cita-cita tertentu. (Sarwono, 1992 dalam Nursalam, 2011). Secara
umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akanmempunyai
pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang
tingkat pendidikannya lebih rendah. Orang yang berpendidikan tinggi
akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang
datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan
mereka peroleh dcari gagasan tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam proses
tumbuh kembang anak. Ibu yang memiliki tingkatpendidikan tinggi
akan lebih mudah menerima pesan dan informasi gizi dan kesehatan
anak (Gabriel, 2008). Orang tua yang memiliki pendidikan tinggi akan
lebih mengerti tentang pemilihan pengolahan pangan serta pemberian
29
makan yang sehat dan bergizi bagi keluarga terutama untuk anaknya
(Soetjiningsih, 2004).
Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai
manfaat yang positif dengan pengembangan pola konsumsi makanan
dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika pendidikan
dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi
bertambah baik (Joyomartono, 2004). Menurut Hidayat (1980) dalam
Lutfi (2010) ibu yang berpendidikan lebih tinggi cenderuang memilih
makanan yang lebih baik dalam kualitas dan kuantitas dibandingkan
ibu yang berpendidikan rendah.
2.5.3 Pekerjaan Ibu
Menurut Sediaoetama (2006), pekerjaan adalah mata pencaharian,
apa yang dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang dilakukan untuk
mendapatkan nafkah. Lamanya seseorang bekerja sehari-hari pada
umumnya 6-8 jam (sisa 16-18 jam) dipergunakan untuk kehidupan
dalam keluarga, masyarakat, istirahat, tidur dan lain-lain.
Menurut Afriyenti (2002) dalam Lutfi (2010) seorang ibu yang
tidak bekerja di luar rumah akan memiliki lebih banyak waktu dalam
mengasuh serta merawat anak. Ibu yang bekerja tidak dapat
memberikan perhatian kepada anak balitanya apalagi mengurusnya
sehingga ibu yang bekerja waktu untuk merawat anak menjadi
berkurang (Sediaoetama, 2006).
Keterlibatan ibu dalam kegiatan ekonomi/bekerja dibatasi oleh
waktu mereka untuk kegiatan rumah tangga termasuk pengelolaan
30
pangan buat keluarga (Hardinsyah, 2007). Saat wanita dari keluarga
menengah ke bawah lebih mengalokasikan untuk kegiatan bekerja di
luar rumah, biasanya mereka akan mengurangi waktu untuk mengelola
makanan di rumah tangga dengan cara mengurangi frekuensi memasak
dan mengurangi jenis makanan yang dimasak yang pada akhirnya akan
mengurangi kualitas gizi pada menu makanan anggota keluarga
tersebut (Hardinsyah, 2007).
2.5.4 Pendapatan Keluarga
Menuru Berg (1986) dalam Parsiki (2003) pendapatan dianggap
sebagai salah satu determinan utama dalam dalam diet dan status
gizi.Ada kecenderungan yang relevan terhadap hubungan pendapatan
dan kecukupan gizi keluarga. Hukum Perisse mengatakan jika terjadi
peningkatan pendapatan, maka makanan yang dibeli akan lebih
bervariasi (Parsiki, 2003). Selain itu menurut hukum ekonomi (hukum
Engel) yang disebutkan bahwa mereka yang berpendapatan sangat
rendah akan selalu membeli lebih banyak makanan sumber
karbohidrat, tetapi jika pendapatannya naik maka makanansumber
karbohidrat yang dibeli akan menurun diganti dengan makanan sumber
hewani dan produk sayuran (Soekirman, 2000).
Menurut Suhardjo (2003) pada keluarga yang pendapatannya
rendah, tentu rendah pula jumlah uang yang dibelanjakan untuk
makanan itu.Bila pendapatan menjadi semakin baik, maka jumlah uang
dipakai untuk membeli makanan dan bahan makanan itu juga
31
meningkat, sampai suatu tingkat tertentu dimana uang tidak banyak
berubah.
Pada tingkat keluarga, penurunan daya beli akan menurunkan
kualitas dan kuantitas pangan serta aksesibilitas pelayanan kesehatan
terutama sekali bagi warga kelas ekonomi bawah. Hal ini akan
berdampak negatif terhadap kesehatan anak yang rentan terhadap
gangguan gizi dan kesehatan (Hardinsyah, 1997 dalam Lutfi 2010).
Besarnya pendapatan yang diperoleh setiap keluarga tergantung dari
pekerjaan mereka sehari-hari. Pendapatan dalam satu keluarga akan
mempengaruhi aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
sehingga akan menentukan kesejahteraan keluarga termasuk dalam
perilaku gizi seimbang (Yuliana, 2004).
2.5.5 Sikap
Menurut Notoatmodjo (2007), sikap adalah respon individu yang
masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat
diamati secara langsung oleh individu lain. Sikap belum merupakan
suatu tindakan, tetapi sikap merupakan suatu faktor pendorong
individu untuk melakukan tindakan (perilaku).Sikap merupakan
kecenderungan merespon (secara positif atau negatif) orang, situasi
atau objek tertentu.Sikap mengandung suatu penilaian emosional atau
afektif (senang, benci, dan sedih), kognitif (pengetahuan tentang suatu
objek), dan konatif (kecenderungan bertindak) (Sarwoni (2007) dalam
Maulana (2010)).
32
Sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap
yaitu kognitif, afektif, dan konatif.
a. Komponen kognitif (cognitive). Disebut juga komponen
perceptual, yang berisi kepercayaan yang berhubungan dengan
persepsi individu terhadap objek sikap dengan apa yang dilihat
dan diketahui, pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman
pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari orang lain.
Sebagai contoh, seseorang tahu kesehatan itu sangat berharga
jika menyadari sakit dan terasa nikmatnya sehat.
b. Komponen afektif (komponen emosional). Komponen ini
menunjukkan dimensi emosional subjektif individu terhadap
objek sikap, baik bersifat positif (rasa senang) maupun negatif
(rasa tidak senang). Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh
apa yang kita percayai sebagai sesuatu yang benar terhadap
objek sikap tersebut.
c. Komponen konatif (komponen perilaku). Komponen ini
merupakan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap
objek sikap yang dihadapinya.
2.5.6 Dukungan keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga, dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
33
Anggota keluarga saling berinteraksi satu sama lain dan masing-
masing mempunyai peran sosial: suami, istri, anak, kakak, adik.
Keluarga mempunyai tujuan yaitu menciptakan dan mempertahankan
perkembangan fisik, psikologis dan sosial budaya (Mubarok, 2006).
Dukungan keluarga adalah bantuan yang bermanfaat secara
emosional dan memberikan pengaruh positif yang berupa informasi,
bantuan instrumental, emosi, maupun penilaian yang diberikan oleh
anggota keluarga yang terdiri dari suami, orang tua, maupun saudara
lainnya.
Cohen & Syme (1985) dalam Lastri (2009), mengklasifikasikan
dukungan sosial dalam empat kategori yaitu:
a. Dukungan informasi, yaitu memberikan penjelasan tentang
situasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah
yang sedang dihadapi oleh individu. Dukungan ini meliputi
memberikan nasehat, petunjuk, masukan, atau penjelasan
bagaimana seseorang bersikap dan bertindak dalam
mengahadapi situasi yang dianggap membebani.
b. Dukungan emosional, yang meliputi mendengarkan, bersikap
terbuka, menunjukkan sikap percaya terhadap apa yang
dikeluhkan, mau memahami, ekspresi kasih sayang.
c. Dukungan instrumental adalah bantuan yang diberikan secara
langsung bersifat fasilitasi atau materi, misalnya menyediakan
fasilitasi yang diperlukan, meminjamkan uang, member makan,
atau bantuan yang lain.
34
d. Dukungan penilaian, dukungan ini bisa berbentuk penilaian
yang positif, penguatan (pembenaran) untuk melakukan
sesuatu.
Dukungan keluarga sangat berarti bagi seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan khususnya di bidang kesehatan, dimana
peran keluarga adalah sebagai provider, penyedia, dan perawatan
anak serta sosialisasi dan dukungan untuk memelihara dan menjaga
kesehatan seluruh anggota keluarga.Dukungan terbesar diberikan
oleh suami kepada istri dan anak-anaknya (Widiyanti, 2006).
35
2.6 Kerangka Teori
Bagan 2.2 Kerangka Teori
(Sumber : Notoatmodjo, 2007)
Anak usia 3-5 tahun
Nutrisi untuk tumbuh kembang
Faktor Predisposisi:
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kepercayaan
4. Keyakinan
5. Nilai-nilai
6. Umur
7. Jeniskelamin
8. Pendidikan
9. Pekerjaan
10. Pendapatan
Faktor Pendukung:
Sarana dan prasarana kesehatan
Faktor Penguat:
1. Dukungan keluarga
2. Dukungan tokoh
masyarakat
Hubungan terpenuhi Tidak terpenuhi
Perilaku
kesehatan
Sehat Terganggu
Sumber
karbohidrat
Sumber protein
Sumber
vitamin dan
mineral
Susu
36
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESA PENELITIAN, DAN DEFINISI
OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting
untuk masalah (Hidayat, 2008). Kerangka konsep akan membantu kita
untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu, dan membantu
peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang
hanya dapat diamati atau diukur melalui variabel (Nursalam (2003)
dalam Hidayat (2008)).
Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variable
independen (pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, sikap
ibu, dukungan keluarga), dan variabel dependennya perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak usia 3-5 tahun.
Kerangka konsep penelitian disusun sebagai kerangka kerja dalam
melakukan penelitian. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
37
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Alasan kenapa variabel yang lainya tidak diikut sertakan karena
variabel keyakinan, nilai-nilai, adatistiadat, kepercayaan tidak diteliti
karena mayoritas penduduk yang berada di Yayasan Al-Fatah Serang
beragama islam, dan tidak ada kepercayan/ pantangan terhadap
makanan. Umur ibu tidak diikutsertakan karena rata-rata usia ibu 20-
40 tahun. Sedangkan akses pelayanan kesehatan tidak diteliti karena
jarak kepuskesmas atau ketempat pelayanan kesehatan lainnya masih
dapat dijangkau oleh masyarakat dengan kendaraan roda dua atau
angkutan umum.
Factor Penguat:
1. Dukungan
suami/keluarga
Faktor Predisposisi:
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Pendapatan PerilakuIbu Dalam
Memenuhi Kebutuhan
Nutrisi Anak
38
3.2 Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi anakdi Yayasan Al-Fatah Serang.
2. Ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi anakdi Yayasan Al-Fatah Serang.
3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan perilaku ibu dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi anakdi Yayasan Al-Fatah Serang.
4. Ada hubungan antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang.
5. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang.
6. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anakdi Yayasan Al-Fatah
Serang.
39
3.3 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Perilaku ibu
dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi
anak
Tindakan ibu dalam memberikan
makanan kepada anak balita,
mulai dari cara memilih,
mengolah bahan makanan
sampai dengan pemberiannya.
Mengisi kuesioner
dengan alternatif jawaban
positif:
Selalu (SL) = 4
Sering (S) = 3
Jarang (JR) = 2
Tidak Pernah (TP) = 1
Mengisi kuesioner
dengan alternatif jawaban
negatif:
Kuesioner
Penelitian 11
Pertanyaan
Interpretasi hasil perilaku:
1 = Perilaku ibu baik apabila
nilai yang diperoleh ≥ 30
2 = Perilaku ibu kurang
apabila nilai yang diperoleh
< 30
Ordinal
40
Selalu (SL) = 1
Sering (S) = 2
Jarang (JR) = 3
Tidak Pernah (TP) = 4
(Skala Likert)
2 Pendidikan ibu Jenjang pendidikan formal
terakhir yang berhasil
diselesaikan oleh responden.
Angket Kuesioner
demografi
1 = Rendah, jika tamat <
SMA
2 = Tinggi, jika tamat ≥
SMA
(Depdiknas, 2004)
Ordinal
3 Pengetahuan ibu
dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi
anak
Tingkat pemahaman ibu tentang
pertumbuhan balita, definisi
status gizi, manfaat nutrisi,
makanan yang tergolong gizi
seimbang, perawatan dan
Mengisi kuesioner
dengan alternatif
jawaban:
Benar = 1
Kuesioner
Penelitian 17
Pertanyaan
Interpretasi hasil
pengetahuan:
1= Pengetahuan responden
baik apabila skor atau nilai
yang diperoleh ≥ 14
Ordinal
41
pemberian makan anak balita. Salah = 0
(Skala Guttman)
2 = Pengetahuan kurang
apabila skor atau nilai yang
diperoleh < 14
4 Pekerjaan ibu Bekerja atau tidak bekerjanya
ibu dalam rangka memberikan
penghasilan tambahan pada
keluarga.
Angket Kuesioner
demografi
1 = tidak bekerja
2 = bekerja
(Depkes RI, 2008)
Ordinal
5 Pendapatan
keluarga
Perbandingan antara jumlah
pendapatan keluarga terhadap
seluruh jumlah anggota keluarga
Angket Kuesiner
demografi
1 = Diatas UMK ≥ Rp.
2.300.000,-/bln
2 = Dibawah UMK<Rp.
2.300.000,-/bln
(UMK Serang, 2014)
Ordinal
6 Sikap ibu Sikap ibu berupa penilaian
(secara positif atau negatif)
terhadap memberikan makanan
Mengisi kuesioner
dengan alternatif jawaban
positif:
Kuesioner
Penelitian 5
Pertanyaan
Interpretasi hasil sikap:
1 = Sikap ibu baik apabila
nilai yang diperoleh ≥ 13
Ordinal
42
kepada anak balita, mulai dari
cara memilih, mengolah bahan
makanan sampai dengan
pemberiannya.
Sangat Setuju (SS) = 4
Setuju (S) = 3
Tidak Setuju (TS) = 2
Sangat Tidak Setuju
(STS) = 1
Mengisi kuesioner
dengan alternatif jawaban
negatif:
Sangat Setuju (SS) = 1
Setuju (S) = 2
Tidak Setuju (TS) =
Sangat Tidak Setuju
(STS) = 4
(Skala Likert)
2 = Sikap ibu kurang apabila
nilai yang diperoleh < 13
43
7 Dukungan
keluarga
Segala sesuatu baik berupa
materi maupun psikologis yang
berasal dari keluarga yang
bersifat memotivasi ibu dalam
memilih makanan yang cocok
untuk usia anaknya terkait
dengan tingkat pertumbuhan
pada anak usia prasekolah.
Mengisi kuesioner
dengan alternatif
jawaban:
YA = 1
TIDAK = 0
(Skala Guttman)
Kuesioner 1= Banyak mendapatkan
dukungan ≥ 3
2 = Kurang mendapat
dukungan < 3
Ordinal
44
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan
digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif, dalam penelitian yang akan dilakukan
peneliti menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian cross sectional karena pada penelitian ini variabel
independen dan dependen akan diamati pada waktu (periode) yang
sama. Rancangan penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
menerangkan atau menggambarkan faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi pada anak
tahun di Yayasan Al-Fatah Serang.
4.2 Populasi dsn Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang
dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki
subjek atau objek (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu yang mempunyai anak di Yayasan Al-Fatah Serang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi, atau sampel didefinisikan sebagai bagian dari populasi
yang diambil untuk diketahui karakteristiknya. Teknik pengambilan
45
sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik total
sampel yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi
sampel (Hidayat, 2008). Hal ini dikarenakan responden jumlahnya
tidak begitu banyak sehingga seluruh ibu yang memiliki anak di
Yayasan Al-Fatah Serang dijadikan responden.
Kriteria Inklusi
Orangtua/ ibu yang berusia 20-40 tahun
Orangtua/ ibu yang memiliki anak di Yayasan Al-Fatah
Serang
Orangtua/ ibu yang bisa membaca, dan menulis
Orangtua/ ibu bersedia menandatangani lembar persetujuan
4.2.3 Jumlah Sampel
Pada penelitian ini, perhitungan sampel tidak dilakukan karena
terbatasnya jumlah populasi yang diteliti sehingga menggunakan total
sampling. Total populasinya adalah 70 responden.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Yayasan Al-Fatah Serang-
Banten.Waktu penelitianakan dilaksanakan pada bulan Juli 2014.
4.4 Alat Pengumpul Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti menggunakan
kuesioner pada responden terpilih yang memenuhi kriteria di Yayasan
Al-Fatah Serang Kelurahan Unyur Kecamatan Serang. Kuesioner
diberikan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita untuk diisi dan
dilengkapi. Kuesioner yang telah dibuat mencangkup variabel
46
independen yaitu: pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
sikap, dan dukungan keluarga. Pada pertanyaan variabel perilaku,
pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga perlu dilakukan proses
scoring.
Skor yaitu pemberian skor jawaban responden pada beberapa
pertanyaan di kuesioner sehingga dapat digabungkan menjadi satu
variabel. Adapun variabel-variabel yang diskoring yaitu:
a. Perilaku, kuesioner ini menggunakan skala likert dengan 2
bentuk pertanyaan yakni pertanyaan positif dan pertanyaan
negatif. Kuesioner dibuat dalam bentuk daftar checklist dan
terdiri dari 11 pertanyaan dengan skor maksimum 44 dan skor
minimum 4. Masing-masing pertanyaan terdiri dari 5
pertanyaan positif (A1, A2, A3, A6 A11) dan 6 pertanyaan
negatif (A4, A5, A7, A8, A9, A10), dengan pilihan jawaban
positif selalu (SL) 4, sering (SR) 3, jarang (JR) 2, tidak pernah
(TP) 1dan pilihan jawaban negatif selalu (SL) 1, sering (SR) 2,
jarang (JR) 3, tidak pernah (TP) 4. Adapun kategori perilaku
ibu dalam memenuhi nutrisi anak dibagi menjadi dua kategori
yakni baik dan kurang baik. Pengkategorian menggunakan
nilai mean dalam menentukan kategori tersebut dikarenakan
data perilaku berdistribusi normal karena nilai kolmogoroy
0.008. Nilai mean perilaku ibu adalah 30, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Baik apabila nilai jawaban yang benar ≥ 30 dan
47
2. Kurang baik apabila nilai jawaban yang benar < 30
b. Pengetahuan, kuesioner ini menggunakan skala guttman,
dimana skala ini menginginkan tipe jawaban seperti benar-
salah, ya-tidak, baik-buruk. Penelitian ini menggunakan tipe
jawaban benar-salah untuk mengetahui seberapa jauh perilaku
ibu dalam memenuhi nutrisi anak. Kuesioner ini dibuat dalam
bentuk daftar checklist dan total pertanyaan berjumlah 17
terdiri dari 2 pertanyaan yakni pertanyaan positif dan
pertanyaan negatif. Apabila jawaban responden benar diberi
skor 1 dan apabila jawaban responden salah diberi skor 0
sehingga skor maksimum adalah 17 dan skor minimum diberi
skor 0. Jika pertanyaan negatif skor jawaban benar diberi 0
sedangkan pertanyaan salah diberi skor 1. Kategori
pengetahuan ibu dalam memenuhi nutrisi anak dibagi menjadi
dua kategori yakni baik dan kurang baik. Pengkategorian
pengetahuan ini menggunakan nilai mean dikarenakan data
pengetahuan berdistribusi normal karena nilai kolmogoroy
0.000. Nilai mean pengetahuan ibu adalah 14, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Baik apabila nilai jawaban yang benar ≥ 14 dan
2. Kurang baik apabila nilai jawaban yang benar < 14
c. Sikap, kuesioner ini menggunakan skala likert dengan 2 bentuk
pertanyaan yakni pertanyaan positif dan pertanyaan negatif.
Kuesioner dibuat dalam bentuk daftar checklist dan terdiri dari
48
5 pertanyaan dengan skor maksimum 20 dan skor minimum 4.
Masing-masing pertanyaan terdiri dari 2 pernyataan positif (C1,
C3) dan 3 pernyataan negatif (C2, C4, C5), dengan pilihan
jawaban positif Sangat Setuju (SS) 4, Setuju (S) 3, Tidak
Setuju (TS) 2, Sangat Tidak Setuju (STS) 1 dan pilihan
jawaban negatif Sangat Setuju (SS) 1, Setuju (S) 2, Tidak
Setuju (TS) 3, Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Adapun kategori
sikap ibu dalam memenuhi nutrisi anak dibagi menjadi dua
kategori yakni baik dan kurang baik. Pengkategorian
menggunakan nilai mean dalam menentukan kategori tersebut
dikarenakan data sikap berdistribusi normal karena niali
kolmogoroy 0.000. Nilai mean sikap ibu adalah 13, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Baik apabila nilai jawaban yang benar ≥ 13 dan
2. Kurang baik apabila nilai jawaban yang benar <13
d. Kuesioner dukungan keluarga merupakan kuesioner yang
dibentuk berdasarkan teori-teori dukungan sosial Cohen &
Syme (1985) dalam Lastri (2009). Skala dukungan sosial
disusun berdasarkan jenis-jenis dukungan sosial yang meliputi
dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan
penghargaan, dan dukungan informatif. Penilaian pada
kuesioner ini menggunakan kategorisasi jenjang (ordinal).
Kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 4 pertanyaan positif
dimana setiap item mewakili satu dimensi jenis dukungan
49
sosial. Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala
gutman dengan pilihan jawaban Ya bernilai 1 dan Tidak
bernilai 0. Kategori dukungan keluarga dalam memenuhi
nutrisi anak dibagi menjadi dua kategori yakni baik dan kurang
baik. Pengkategorian dukungan keluarga ini menggunakan nilai
mean dikarenakan data dukungan keluarga berdistribusi normal
dengan nilai kolmogoroy 0.000. Nilai mean dukungan keluarga
adalah 3, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Baik apabila nilai jawaban yang benar ≥ 3 dan
2. Kurang baik apabila nilai jawaban yang benar < 3
Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti dan sebelum digunakan
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing skripsi. Sebelum kuesioner
diberikan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak di Yayasan Al-Fatah
Serang, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba kuesioner yang
dilaksanankan ditempat yang memiliki karakteristik populasi sama
dengan subjek penelitian yaitu di TK Patria Kelurahan Cimuncang
dengan jumlah responden sebanyak 30 orang pada bulan Juni 2014.
4.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek
dan proses pengumpulan karakterisitik subjek yang diperlukan dalam
penelitian (Nursalam, 2008).Pengumpulan data dilakukan secara
langsung memberikan kuesioner kepada ibu/orang tua dengan anak
balita di Yayasan Al-Fatah Serang-Banten dengan prosedur sebagai
berikut:
50
1. Langkah awal yang dilakukan peneliti meliputi mengajukan
surat permohonan ijin penelitian kepada institusi pendidikan
sebagai landasan permohonan mengadakan penelitian di
Yayasan yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan penelitian.
2. Kemudian peneliti dilanjutkan di Yayasan, setelah peneliti
memperoleh ijin dari pihak Yayasan.
3. Peneliti melakukan pendekatan pada masing-masing responden
yang memenuhi kriteria sampel dan untuk memperoleh
kesediaannya menjadi responden penelitian.
4. Responden memberikan kesediaannya menjadi subjek
penelitian setelah mendapat penjelasan mengenai tujuan
penelitian, keuntungan penelitian, dan cara pengisian
kuesioner. Jika calon responden setuju untuk ikut serta dalam
penelitian ini harus menandatangani lembar persetujuan
(informed consent) dengan tanpa paksaan.
5. Peneliti akan menunggu responden sampai responden selesai
mengisi lembar kuesioner.
6. Sebelum kuesioner dikumpulkan, responden dipersilahkan
untuk memeriksa kembali apakah lembar kuesioner yang sudah
diisi sesuai dengan petunjuk. Jika ada pertanyaan yang sulit
dipahami, maka peneliti akan menjelaskan kembali maksud
pertanyaan tersebut.
51
4.6 Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :
1. Tahap persiapan yaitu tahap menyiapkan proposal penelitian,
survei pendahuluan untuk memperoleh data yang diperlukan,
dan studi dokumentasi serta literatur yang berhubungan dengan
masalah penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian yang dimulai dengan uji validitas dan
reliabilitas kuesioner.
3. Responden akan diberikan kuesioner setelah mendapat
pengarahan dari peneliti mengenai tujuan penelitian dan tata
cara pengisian kuesioner kemudian diberi waktu untuk mengisi
kuesioner. Tahap pengumpulan dan penelitian, meliputi
kegiatan menemui sumber data atau responden untuk
memperoleh data dengan menggunakan kuesioner. Setelah
kuesioner terkumpul untuk selanjutnya dilakukan analisis data
dan uji statistik.
4. Tahap penyusunan laporan dan penyajian hasil penelitian.
Setelah kegiatanpelaksanaan penelitian selesai dilakukan,
kemudian disusun laporan penelitian yang harus
dipertanggungjawabkan melalui pemaparan hasil penelitian
dalam sebuah sidang atau dalam sebuah ujian hasil penelitian.
4.7 Uji Validitas dan Reabilitas
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji validitas
dan reabilitas untuk medapatkan instrumen yang valid untuk
52
penelitian. Uji Validitas dilakukan di TK Patria Kelurahan Cimuncang
dengan jumlah responden sebanyak 30 orang pada bulan Juni 2014.
Tujuan dari uji kuesioner adalah untuk mengetahui apakah pertanyaan-
pertanyaan yang ada dalam kuesioner penelitian mudah dimengerti
atau sulit/tidak dimengerti oleh responden.
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen
yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto,
2010). Pada penelitian ini menggunakan kuesioner sehingga
pertanyaan dalam kuesioner yang dibuat harus mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur.
Validitas yang akan diuji dalam penelitian ini adalah validitas
kriteria. Validitas kriteria akan menunjuk kepada hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain (Setiadi, 2007). Validitas kuesioner
tersebut dapat menggunakan rumus korelasi momen produk dari
pearson. Setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan lalu baru
dilihat penafsiran dari indeks korelasinya.
Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi “Product
moment”
Rumus:
r hitung = 𝑛 Σ XY − (ΣX)(ΣY)
√[𝑛 .Σx2−(ΣX)2][n.ΣY2−(ΣY)2]
r hitung = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
∑Xi = Jumlah skor item
∑Yi = Jumlah skor total
53
Untuk menentukan validitas masing-masing item kuesioner,
dilakukan perbandingan korelasi koefisien (r) dari hasil uji statistik
pearson dengan r tabel. Suatu item dikatakan valid apabila nilai
korelasi (r) 0.361 (=30).
Jika nilai hitung > t tabel berarti valid demikian sebaliknya, jika
nilai hitungnya < t tabel tidak valid, apabila instrumen valid, maka
indeks korelasinya (r) adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tabel indeks korelasi
0,800-1,000 : Sangat tinggi
0,600-0,799 : Tinggi
0,400-0,599 : Cukup tinggi
0,200-0,399 : Rendah
0,000-0,199 : Sangat rendah (tidak valid)
Hasil uji validitas variabel perilaku ibu yang memiliki anak di
Yayasan Al-Fatah Serang dengan r tabel 0,3610 terdapat 4 pertanyaan
yang tidak valid terdiri dari pertanyaan (nomer 2,3,4, dan 14) sehingga
peneliti tidak menggunakan/menghilangkannya. Hasil uji validitas
variabel pengetahuan dengan r tabel 0,3610 terdapat 3 pertanyaan yang
tidak validterdiri dari pertanyaan (nomer 6,7, dan 18) maka peneliti
tidak menggunakan/menghilangkannya. Variabel sikap dengan r tabel
0,3610 terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid terdiri dari pertanyaan
(nomer1,3,dan5) maka peneliti tidak menggunakan/menghilangkannya.
Hasil uji validitas variabel dukungan keluarga dengan r tabel 0,3610
54
terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid (nomer 2)maka peneliti tidak
menggunakan/menghilangkannya.
Reabilitas adalah adanya kesamaan hasil apabila pengukuran
dilaksanankan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda
(Ary dkk (1977) dalam Setiadi (2007)). Teknik yang digunakan untuk
perhitungan reabilitas dengan menggunakan metode Alpha-cronbach.
Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel atau tidaknya
suatu instrumen penelitian umumnya adalah perhitungan nilai r tabel
pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%.
Tabel 4.2 Tabel Reabilitas berdasarkan nilai alpha
Alpha Tingkat reliabilitas
0.00 s.d 0.20 Kurang reliabel
>0.20 s.d 0.40 Agak reliabel
0.40 s.d 0.60 Cukup reliabel
>0.60 s.d 0.80 Reliabel
>0.80 s.d 1.00 Sangat reliabel
Hasil uji reabilitas variabel perilaku ibu pada penelitian ini nilai
Alpha Cronbach 0,889 (>0,80- 1,00), berdasarkan tabel diatas uji
reliabel untuk variabel perilaku adalah sangat reliabel. Hasil uji
reliabelitas variabel pengetahuan nilai Alpha Cronbach 0,901 (>0,80-
1,00) adalah sangat reliabel. Hasil uji reliabelitas variabel sikap nilai
Alpha Cronbach 0,720 (>0,60-0,80) adalah reliabel. Hasil uji
55
reliabelitas variabel dukungan keluarga nilai Alpha Cronbach 0,760
(>0,60-0,80) adalah reliabel.
4.8 Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data peneliti menggunakan langkah-
langkah pengolahan data diantaranya:
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing
dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode
ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan
computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode
dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
Miaslnya status pekerjaan dilakukan coding (1= tidak bekerja dan
2= bekerja).
3. Entry data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master tabel atau data basecomputer,
kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan
membuat tabel kontingensi.
56
4. Processing data
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan juga data
sudah dikoding, maka langkah selanjutnya adalah memproses data
agar dianalisis. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara
memindahkan data dari kuesioner ke paket program komputer
pengolahan data statistik.
5. Cleaning data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang
sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin
terjadi pada saat meng-entry data ke komputer.
4.9 Analisa Data
Setelah data peneliti diperoleh peneliti memasukkan data yang
telah ditabulasi kedalam komputer dan dianalisis secara statistik.
Menurut Notoatmodjo (2010) analisa data terdiri dari:
4.9.1 Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan distribusi
frekuensi dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti, baik
variabel bebas maupun variable terikat (Sumantri, 2011). Analisa
univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap varabel penelitian.
Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran
distribusi responden dari setiap variabel pengetahuan, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, sikap ibu, dan dukungan keluarga. Dari
variabel-variabel ini kemudian dibuat tabel distribusi frekuensinya.
57
4.9.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat mempunyai tujuan untuk menganalisis hubungan
dua variabel dengan uji statistik Chi-Square. Uji Chi-Square
digunakan untuk melihat pengaruh pengetahuan, pendidikan,
pekerjaan, sikap, dan dukungan keluarga terhadap perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
Teknik analisa yang dilakukan yaitu dengan analisa Chi-Square
dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α 5%,
sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik
bermakna (signifikan) atau menunjukkan ada hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p value> 0,05
berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
4.10 Etika Penelitian
4.10.1 Prinsip Etik
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi
subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak
dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan
dirinya, sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar-benar
menjunjung tinggi kebebasan manusia. Beberapa prinsip penelitian
pada manusia yang harus dipahami antara lain:
a. Prinsip Manfaat (Beneficience)
Prinsip aspek maka segala bentuk manfaat adalah segala bentuk
penelitian yang dilakukan diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
58
kepentingan manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan
membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan
pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi.
Penelitian yang dihasilkan dapat memberikan manfaat dan
mempertimbangkan antara aspek risiko dengan aspek manfaat, bila
penelitian yang dilakukan dapat mengalami dilema etik dan
meminimalisir risiko atau dampak yang merugikan bagi subjek
penelitian (nonmaleficiance).
b. Prinsip Menghormati Manusia
Manusia mempunyai hak dan merupakan makhluk yang mulia
yang harus di hormati, karena manusia berhak untuk menentukan
pilihan antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subjek
penelitian.
c. Prinsip Keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan
manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan
secara adil, hak menjaga privasi manusia dan tidak berpihak dalam
perlakuan terhadap manusia. Penelitian memberikan keuntungan
dan beban secara merata sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
subjek.
4.10.2 Masalah Etika Penelitian
a. Informed consent (lembar persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
59
persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk
menjadi responden. Tujuan Informed consent adalah agar subjek
mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak pasien.
b. Anonimity (tanpa nama)
Anonimity merupakan masalah etika keperawatan merupakan
masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
disajikan.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya. Semua infomasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset.
60
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran umum Yayasan Al-Fatah Serang
5.1.1 Profil Yayasan Al-Fatah Serang
PAUD Al-Fatah Seranga dalah salah satu sekolah yang terletak
di Jalan Bumi Agung Permai I Blok X-1 No 10 Kel.Unyur Kec.
Serang Kota Serang – Banten. Yayasan ini merupakan sebuah
lembaga pendidikan usia dini dibawah naungan Yayasan Miftahul
Fatah Serang-Banten. Yayasan Al-Fatah Serang membuka
pendidikan bagi anak yang berumur 2,5 tahun sampai maksimal
5,5 tahun. Dengan jumlah siswa sebanyak 70 anak, dimana
masing-masing anak berada di kelas Kelompok Bermain, kelas TK
A dan kelas TK B. PAUD Al-Fatah Serang memiliki ruang guru,
ruang kepala sekolah, tempat UKS, toilet, dan ruang lainnya yang
relevan dengan kebutuhan kegiatan anak di yayasan. Di Al-Fatah
Serang terdapat fasilitas permainan baik di dalam dan di luar
ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep. Terdapat
pula ruang istirahat (kantin, dan ruang tidur anak). Kantin yang
tersedia di yayasan tersebut menjual berbagai macam makanan
atau jajanan baik yang sehat maupun kurang sehat. Seperti bubur
ayam atau kacang ijo, bakso, berbagai macam snack, dan soft drink
lainnya yang disukai anak di yayasan tersebut.
61
5.2 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran variabel
dependen yaitu perilaku ibu dalam memenuhi nutrisi anak dan
variabel independen antara lain pengetahuan, pendidikan, sikap,
pekerjaan, pendapatan, dan dukungan keluarga.
5.2.1 Karakterisitik Responden
Tabel 5.2.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden yang
mempunyai anak di Yayasan Al-Fatah Serang Tahun 2014
Karakteristik Demografi
Responden
Jumlah Peresentase
(%)
Pendidikan
Pendidikan Rendah
Pendidikan Tinggi
19
51
27.1
72.9
Total 70 100.0
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Bekerja
52
18
74.3
25.7
Total 70 100.0
Pendapatan Keluarga
Diatas UMK
Dibawah UMK
59
11
84.3
15.7
Total 70 100.0
Pengetahuan
Baik
Kurang
62
8
88.6
11.4
Total 70 100.0
Sikap
Baik
Kurang
51
19
72.9
27.1
Total 70 100.0
Dukungan Keluarga
Kurang baik
Baik
30
40
42.9
57.1
Total 70 100.0
62
Tabel 5.2.1 menunjukkan gambaran responden di Yayasan Al-
Fatah Serang berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan,
penghasilan keluarga, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga.
Sebagian besar ibu menyelesaikan pendidikan formal di tingkat
tinggi berjumlah 51 (72.9%), separuh responden adalah ibu yang
tidak bekerja 52 orang (74.3%), sebagian besar responden
berpenghasilan baik atau diatas UMK sebayak (84.3%),
pengetahuan baik berjumlah 62 orang (88.6%), sikap baik terhadap
pemenuhan nutrisi berjumlah 51 orang (72.9%), sedangkan
sebagian besar ibu banyak mendapatkan dukungan keluarga
berjumlah 40 orang (57.1%).
5.2.2 Gambaran Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Nutrisi Anak di
Yayasan Al-Fatah Serang
Tabel 5.2.2
Distribusi frekuensi responden yang mempunyai anak
berdasarkan perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi di
Yayasan Al-Fatah Serang Tahun 2014
Perilaku Jumlah Peresentase (%)
Baik
Kurang
38
32
54.3
45.7
Total 70 100.0
Dari Tabel 5.2.2 diketahui bahwa perilaku ibu yang
mempunyai anak dalam pemenuhan nutrisi anak di Al-Fatah
Serang yaitu ibu yang memiliki perilaku baik sebanyak 38 orang
63
(54.3%) dan ibu yang memiliki perilaku kurang sebanyak 32 orang
(45.7%).
5.3 Analisa Bivariat
5.3.1 Hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak
Tabel 5.3.1
Hubungan antara pendidikan responden dengan perilaku
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi di Yayasan Al-Fatah
Serang Tahun 2014
Pendidikan Perilaku ibu
dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi
Total OR
(95%
CI)
P
Val
ue
Baik Kurang
N % N % n %
Rendah
Tinggi
6
32
31.6
62.7
13
19
68.4
37.3
19
51
100.0
100.0 0,274
(0,089-
0,841)
0.04
0 Total 38 54.3 32 45.7 70 100.0
Hasil analisis hubungan antara status pendidikan dengan
perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak diperoleh
bahwa sebanyak 62.7% penddidikan tinggi memiliki perilaku ibu
baik, sedangkan pendidikan rendah ada 68.4%. Hasil uji statistic
didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan
dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak,
dimana P value < 0.05 yaitu 0.040. Dari hasil analisis diperoleh
nilai OR = 0,274 (95% CI 0,89-0,841) artinya ibu yang memiliki
64
pendidikan tinggi memiliki peluang 0,274 kali untuk berperilaku
baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
5.3.2 Hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak
Tabel 5.3.2
Hubungan antara pengetahuan responden dengan perilaku
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-
Fatah Serang Tahun 2014
Pengetahuan
Responden
Perilaku ibu dalam
memenuhi
kebutuhan nutrisi
Total OR
(95%
CI)
P
Val
ue
Baik Kurang
N % N % n %
Baik
Kurang
37
1
59.7
12.5
25
7
40.3
87.5
62
8
100.0
100.0 10,360
(1,200-
89,462)
0.0
32 Total 38 54.3 32 45.7 70 100.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 70 ibu yang
mempunyai anak terdapat 59.7% dengan perilaku baik dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang memiliki pengetahuan
baik, 87.5% ibu yang memiliki pengetahuan kurang. Hasil uji
statistic didapatkan ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi anak dimana P value < 0.05 yaitu 0.032. Dari hasil analisis
diperoleh nilai OR = 10,360, artinya ibu yang memiliki
pengetahuan baik memiliki peluang 10,360 kali untuk berperilaku
baik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
65
5.3.3 Hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak
Tabel 5.3.3
Hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah
Serang Tahun 2014
Sikap
Responden
Perilaku ibu dala
mmemenuhi
kebutuha nnutrisi
Total OR
(95%
CI)
P
Value
Baik Kurang
N % N % N %
Baik
Kurang
34
4
66.7
21.1
17
15
33.3
78.9
51
19
100.0
100.0 7,500
(2,155-
26,103) 0.002
Total 38 54.3 32 45.7 70 100.0
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak diperoleh bahwa ada sebanyak
66.7% ibu yang memiliki sikap baik dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi anak, dan 78.9% yang memiliki sikap kurang terhadap
kebutuhan nutrisi anak. Hasil uji statistic didapatkan ada hubungan
yang signifikan antara sikap ibu dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak dimana P value < 0.05 yaitu
0.002. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR = 7,500 (95% CI
2,155-26,103) artinya ibu yang memiliki sikap baik memiliki
peluang 7,500 kali untuk berperilaku baik dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi anak.
66
5.3.4 Hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilaku ibu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak
Tabel 5.3.4
Hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilaku ibu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak diYayasan Al-
Fatah Serang Tahun 2014
Pekerjaan
Responden
Perilaku ibu
dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi
Total OR
(95%
CI)
P
Value
Baik Kurang
N % N % n %
Tidak
Bekerja
Bekerja
24
14
46.2
77.8
28
4
53.8
22.2
52
18
100.0
100.0 0,245
(0,71-
0,844) 0.041
Total 38 54.3 32 45.7 70 100.0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja
terdapat 53.8%, dan ibu yang bekerja sebanyak 77.8%. Hasil uji
statistic didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan
dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak
dimana P value < 0.05 yaitu 0.041. Dari hasil analisis diperoleh
pula nilai OR = 0,245 (95% CI 0,71-0,844), artinya ibu yang tidak
bekerja mempunyai peluang 0,245 kali untuk berperilaku baik
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
67
5.3.5 Hubungan antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak
Tabel 5.3.5
Hubungan antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak usiadi Yayasan Al-
Fatah Serang Tahun 2014
Pendapatan Perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan
nutrisi
Total OR
(95%
CI)
P
Valu
e
Baik Kurang
N % N % n %
Diatas UMK
Dibawah
UMK
33
5
55.9
45.5
26
6
44.1
54.5
59
11
100.0
100.0 1,523
(0,41
8-
5,551
)
0.75
6 Total 38 54.3 32 45.7 70 100.0
Hasil analisis hubungan antara status pendapatan keluarga
dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak
diperoleh bahwa sebanyak 55.9% pendapatan keluarga diatas
UMK memiliki perilaku ibu baik. Sedangkan diantara pendapatan
keluarga dibawah, UMK ada 54.5%. Hasil uji statistic didapatkan
tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga
dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak,
dimana P value > 0.05 yaitu 0.756.
68
5.3.6 Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak
Tabel 5.3.6
Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-
Fatah Serang Tahun 2014
Dukungan
Keluarga
Perilaku ibu
dalam memenuhi
kebutuhan
nutrisi
Total OR
(95%
CI)
P
Valu
e
Baik Kurang
N % N % n %
Banyakdukung
an
Kurangdukung
an
2
4
1
4
60.
0
46.
7
1
6
1
6
40.
0
53.
3
4
0
3
0
100.
0
100.
0
1,714
(0,659
-
4,461)
0.38
7
Total 3
8
54.
3
3
2
45.
7
7
0
100.
0
Hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga dengan
perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak diperoleh
bahwa ada sebanyak 60.0% ibu yang banyak mendapatkan
dukungan. Sedangkan diantara ibu yang kurang mendapatkan
dukungan, ada 53.3% yang memiliki perilaku baik. Hasil uji
statistic didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi anak, dimana P value > 0.05 yaitu 0.387.
69
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Hasil Univariat
6.1.1 Gambaran Karakterisitik Responden (Pendidikan,
Pekerjaan, Pendapatan, Pengetahuan, Sikap, Dukungan
Keluarga) di Yayasan Al-Fatah Serang
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan formal adalah pendidikan terstruktur, dan berjenjang
yang dimulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Mayoritas responden dalam penelitian ini
memiliki tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak (72.9%). Hasil
tersebut masih lebih baik jika dibandingkan dengan tingkat
pendidikan di Indonesia, dimana rata-rata penduduk Indonesia
hanya mengenyam pendidikan formal hingga bangku SMP.
Pekerjaan adalah sebuah kegiatan aktif yang dilakukan
manusia yang menghasilkan sebuah karya bernilai imbalan dalam
bentuk uang. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan yaitu
menunjukan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini
tidak bekerja yaitu sebanyak 52 responden atau 72.9% sedangkan
70
yang bekerja sebanyak 19 responden atau 27.1%. Ibu yang tidak
bekerja melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga. Hal ini
senada dengan kondisi di Indonesia, dimana mayoritas wanita
yang telah mempunyai anak tidak bekerja di luar rumah (Data
Statistik, 2010).
Pada penelitian ini, variabel pendapatan yang digunakan oleh
peneliti adalah pendapatan yang diperoleh keluarga dalam satu
bulan. Untuk membedakan tinggi rendahnya pendapatan suatu
keluarga, peneliti mengacu pada UMK Kota Serang, yaitu
sebesar RP. 2.300.000,-. UMK daerah ditentukan melalui sebuah
proses, diantaranya adalah survey mengenai harga sejumlah
kebutuhan pokok di sejumlah kota hingga diperoleh hasil yang
representatif dan diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak
(KHL). Hal ini untuk mengetahui apakah suatu keluarga telah
memperoleh pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Mayoritas responden memiliki pendapatan keluarga perbulan
di atas UMK sebanyak 59 orang (84.3%). Responden yang
memiliki pendapatan perbulan di bawah UMK sebanyak 11
orang (15.7%). Perbedaan ini disebabkan oleh jumlah ibu yang
tidak bekerja cukup banyak, sehingga keluarga hanya
mengandalkan penghasilan yang diperoleh suami (kepala
keluarga).
71
Dari pendidikan, ibu akan memperoleh pengetahuan dan
pemahaman. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik
maka akan mudah menerima segala informasi terutama semua
kebutuhan yang dibutuhkan oleh anak untuk dapat berkembang
secara optimal. Pengetahuan dan pemahaman yang baik
diperoleh dari suatu pendidikan yang baik melalui proses dan
metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai
dengan kebutuhan (Syah, 2003). Pada penelitian ini didapat hasil
dari 70 responden mayoritas ibu mempunyai pengetahuan baik
yaitu sebanyak 88.6%, sedangkan ibu yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 11.4%.
Menurut Notoatmodjo (2007), sikap adalah respon individu
yang masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap
tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain. Sikap
belum merupakan suatu tindakan, tetapi sikap merupakan suatu
faktor pendorong individu untuk melakukan tindakan
(perilaku).Berdasarkan kategori tersebut diketahui bahwa ibu
yang memiliki sikap baik berjumlah 51 orang (72.9%),
sedangkan ibu yang memiliki sikap kurang terhadap pemenuhan
nutrisi berjumlah 19 orang (27.1%). Banyaknya ibu balita yang
bersikap positif terhadap pemenuhan nutrisi mungkin disebakan
karena sebagian besar ibu memiliki pengetahuan gizi yang baik.
72
Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penguat atau
pendorong terjadinya perilaku (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan
kategori tersebut diketahui bahwa ibu yang kurang mendapatkan
dukungan keluarga berjumlah 30 orang (42.9%), sedangkan ibu
yang banyak mendapatkan dukungan keluarga berjumlah 40
orang (57.1%). Dalam hal ini dukungan keluarga yang baik
menunjukkan bahwa masyarakat menjalani kehidupan tersebut
dengan baik.
6.2Gambaran perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak
di Yayasan Al-Fatah Serang
Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Ketersedian fasilitas,
sikap dan perilaku petugas yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku masyarakat. Menurut
Notoatmodjo (2010) merumuskan perilaku dari teori Skiner ini
menjadi perilaku kesehatan dengan definisi perilaku kesehatan
adalah respon seseorang terhadap rangsangan atau objek yang
berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan,
makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Perilaku dalam
kaitanya dengan pemenuhan gizi pada balita sangatlah erat
hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan balita.
73
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki
perilaku baik sebanyak 38 (54.3%) dan perilaku kurang 32
(45.7%). Menurut Yunitasari (2011), dari hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa sebesar 27.12% ibu memiliki perilaku gizi
kurang sedangkan ibu yang mempunyai perilaku baik dalam
memenuhi kebutuhan gizi balitanya sebesar 72.8%.
6.3 Pembahasan Hasil Bivariat
6.3.1 Hubungan antara faktor predisposisi (pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sikap) dengan perilaku
ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-
Fatah Serang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi
yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi anak adalah pendidikan (p=0.040), pekerjaan
(p=0.041), pengetahuan (p=0.032), sikap (p=0.002). Pendapatan
(p=0.756), dan dukungan keluarga (p=0.387) tidak berhubungan
dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
Pendidikan dalam penelitian ini menunjukkan ada
hubungan yang signifikan atara pendidikan ibu dengan perilaku
ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita. Hasil penelitian
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sen,
Bharati, Som, Pal, & Bharati (2011) juga menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan merupakan satu-satunya variabel yang
ditemukan yang dapat mempengaruhi gizi anak. Tingkat
74
pendidikan ibu menjadi prioritas utama untuk mengurangi
prevalensi gizi kurang dan terhentinya pertumbuhan pada anak.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Henny menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan
pemberian makanan pada balita (Intansari, 2009).
Pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar seseorang,
semakin tinggi pendidikan seseorang akan mudah dalam
menerima informasi yang ada. Semakin banyak informasi yang
masuk maka semakin banyak pengetahuan yang didapat
termasuk informasi mengenai kesehatan. Pendidikan yang
tinggi dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian
makan pada anak. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi,
diharapkan mempunyai daya terima yang lebih baik terhadap
ilmu yang diterima sehingga diharapkan dapat dipraktikkan
pada keluarga. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi dapat
mempengaruhi ibu dalam mendapatkan informasi mengenai
makanan yang tepat untuk anak (Ikhwansyah, 2007 dalam
Nuris, 2013).
Pekerjaan dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Hal ini sesuai dengan
Marsigit (2004) bahwa tingkat pendidikan memberikan peluang
yang lebih baik bagi ibu rumah tangga untuk mendapatkan
pekerjaan yang memadai. Pekerjaan responden sebagai ibu
75
rumah tangga memberikan keluluasaan karena tidak terikat
kepada jam kerja yang teratur, sehingga responden cenderung
memiliki waktu luang yang banyak. Waktu luang ini
dimanfaatkan responden untuk memperoleh informasi yang
cukup tentang cara memilih dan mengolah bahan makanan
yang baik dan benar.
Pendapatan dalam penelitian diperoleh tidak ada hubngan
yang bermakna antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi balita. Hasil ini berbeda dengan
Hukum Perisse yang menyatakan jika terjadi peningkatan
pendapatan, maka makanan yang dibeli akan lebih bervariasi
(Parsiki, 2003). Menurut hukum ekonomi (hukum Engel) yang
disebutkan bahwa mereka yang berpendapatan sangat rendah
akan selalu membeli lebih banyak makanan sumber
karbohidrat, tetapi jika pendapatannya naik maka makanan
sumber karbohidrat yang dibeli akan menurun diganti dengan
makanan sumber hewani dan produk sayuran (Soekirman,
2000).
Tingkat pendapatan menentukan makanan yang dibeli,
dimana semakin tinggi pendapatan keluarga maka gizi anak
juga akan tercukupi dan berpengaruh terhadap status gizinya
(Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2011), bahwa
keluarga dengan pendaptan yang tinggi belum tentu
76
memperbaiki komposisi makanan sehingga belum tentu mutu
makanannya lebih baik. Tidak adanya hubungan antara
pendapatan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi balita dapat dikarenakan pendapatan atau sosial ekonomi
memiliki cakupan yang sangat luas diantaranya meliputi
beberapa faktor yang menentukan tinggi rendahnya keadaan
sosioal ekonomi orangtua di masyarakat yaitu tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan dan kepadatan hunian dalam
rumah.
Pengetahuan menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi anak. Hasil ini sejalan dengan Yunitasari
(2011) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara praktik pemenuhan gizi balita dengan status gizi balita.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nurul (2010),
meyatakan bahwa perilaku ibu dalam pemenuhan gizi sebagian
besar (79.9%) adalah cukup dengan status gizi balita hampir
seluruhnya (78.9%) adalah baik.
Seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya terbiasa
menyaiapkan makanan bagi anggota keluarganya harus
mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar tentang menu
sehat serta bergizi seimbang, sehingga makanan yang disajikan
menarik untuk dikonsumsi serta sehat untuk mempertahankan
derajat kesehatan (Sediaoetama, 2006).
77
Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua,
khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya
kekurangan gizi pada balita. Di pedesaan, makanan banyak
dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan.
Terdapat pantangan makan pada balita misalnya anak kecil
tidak diberi ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacang-
kacangan juga tidak diberikan karena dapat menyebabkan sakit
perut (Khomsan, 2000). Ibu harus memiliki pendidikan dan
pengetahuan yang baik agar dapat menjalankan fungsinya
dengan efektif dalam melaksanakan praktek asuhan kesehatan.
Pengetahuan kesehatan yang baik akan mendatangkan perilaku
kesehatan yang baik pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2007).
Perbaikan gizi pada anak balita tergantung pada pola
pengasuhan ibunya yaitu pada pemilihan pangan oleh ibunya
sehingga dengan pengetahuan gizi, seorang ibu akan mampu
memilih bahan makanan yang murah tetapi bergizi tinggi
karena tidak semua harga bahan makanan yang mahal memiliki
kandungan gizi tinggi. Pengetahuan gizi akan memberikan
sumbangan pengertian tentang apa yang kita makan, mengapa
kita makan, dan bagaimana hubungan makanan dengan
kesehatan (Munadhiroh, 2009).
Menurut Suhardjo (2003) yang menyatakan pengetahuan
gizi memegang peranan sangat penting dalam menggunakan
78
makanan yang baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang
cukup. Tingkat pengetahuan gizi ibu sebagai pengelola rumah
tangga berpengaruh pada jenis bahan makanan yang
dikonsumsi rumah tangga sehari-hari. Lebih lanjut Priany
(2002), bahwa pengetahuan ibu adalah pintu gerbang dalam
penyiapan makan keluarga. Kebiasaan makan yang baik serta
pemilihan makanan yang baik untuk keluarga sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan gizi yang dimiliki oleh seorang
ibu rumah tangga.
Pengetahuan serta keterampilan ibu sangat diperlukan
dalam upaya peningkatan status nutrisi balitanya secara baik,
dalam mengatur makanan agar menjadi lebih berguna bagi
tubuh. Secara umum di negara berkembang ibu memainkan
peranan penting dalam memilih dan mempersiapkan pangan
untuk konsumsi keluarganya sehingga pengetahuan gizi ibu
akan mempengaruhi jenis pangan dan mutu gizi makanan yang
dikonsumsi anggota keluarganya (Hardinsyah, 2007).
Sikap menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
sikap ibu dengan perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi balita.
Hal ini sesuai dengan Asdan Padang (2008) yang menyatakan
sikap dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan
terhadap pemberian MP-ASI. Hal ini berarti bahwa untuk
meningkatkan perilaku yang positif dari ibu dalam pemberian
79
nutrisi pada anak, maka sikapnya perlu dimodifikasi melalui
berbagai kegiatan yang potensial di masyarakat setempat.
6.3.2 Hubungan antara faktor pendorong (dukungan keluarga)
dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
anak di Yayasan Al-fatah Serang
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan
perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Hal ini
berbeda dengan Friedman (2010) mengatakan bahwa keluarga
merupakan unit dasar dalam masyarakat dan merupakan
lembaga sosial yang memiliki pengaruh paling besar terhadap
anggotanya, menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan dari
anggota keluarga. Hal ini berarti keluarga memiliki pengaruh
dan penentu keberhasilan atau kegagalan anak dalam
berperilaku gizi yang baik.
Tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan
perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita di
Yayasan Al-Fatah Serang dapat disebabkan karena anak tidak
hanya dipengaruhi oleh orangtua tetapi juga lingkungan
disekelilingnya. Jika anak mendapatkan pengaruh yang positif
tentang mengkonsumsi makanan maka anak tersebut sudah
tertanam di ingatannya bahwa mengkonsumsi makanan sehat
merupakan hal yang perlu dilakukan. Sama seperti disampaikan
80
oleh Brooks (2011) bahwa lingkungan tetangga dan masyarakat
memberikan nilai dan acuan kepada keluarga khususnya anak
sehingga memberikan pengaruh terhadap kehidupannya.
Meniru dari saudara maupun temannya tentang cara makan
dapat mempengaruhi pola makan balita (Judarwanto, 2004).
6.4 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan baik yang murni dari peneliti
maupun dari metode yang digunakan dan keadaan di luar kemampuan
peneliti. Adapun keterbatasan yang ada pada penelitian ini yaitu:
1. Pada penelitian ini perilaku dilihat dari kuesioner,
kemungkinan menyebabkan bias. Sebaiknya penelitian
terhadap perilaku diukur melalui observasi.
2. Total responden yang diteliti di Yayasan Al-Fatah Serang
terdapat 70 responden sehingga pengambilan sampel yang
dilakukan dengan mengambil semua anggota populasi menjadi
sampel, sehingga hasil penelitian ini hanya berlaku untuk
kelompok ini saja.
81
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Gambaran karakteristik responden adalah sebagian besar
pendidikan ibunya tinggi sebesar 72.9%, sebagian besar ibu tidak
bekerja sebesar 74.3%, pendapatan keluarga dengan ekonomi
menengah keatas lebih besar sebanyak 84.3%, pengetahuan ibu
baik sebesar 88.6%, sikap ibu baik sebesar 72.9%, dan sebagian
responden mendapat dukungan yang baik sebesar 57.1%.
2. Gambaran perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada
anak di Yayasan Al-Fatah Serang yaitu ibu yang memiliki perilaku
baik 54.3% lebih banyak dibandingkan ibu balita yang berperilaku
kurang baik 45.7% dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
3. Ada hubungan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan,dan
sikap terhadap perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
anak di Yayasan Al-Fatah Serang. Sedangkan pendapatan tidak ada
hubungan terhadap perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang.
4. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah
Seang.
82
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Yayasan Al-Fatah Serang
1. Bagi orangtua siswa
Orangtua hendaknya memperhatikan konsumsi pangan
anaknya dengan menyajikan makanan yang beranekaragam dan
variasi menu setiap kali makan agar anak tidak mudah bosan
terhadap makanannya. Orangtua harus memperhatikan
konsumsi makanan anak khusus untuk energi, vitamin dan
mineral untuk menghindari terjadinya masalah gizi pada anak.
2. Bagi guru siswa
Pihak sekolah hendaknya berkoordinasi dengan orangtua
murid untuk member pengetahuan kepada murid tentang
mengkonsumsi bekal yang dibawa dari rumah.
3. Bagi Yayasan Al-Fatah Serang
Perlu juga mengadakan kerja sama dengan instansi
kesehatan misalnya Puskesmas untuk membantu mengecek
status gizi anak dan melakukan usaha preventif dan promotif
tentang pentingnya menerapkan pola makan yang baik.
7.2.2 Bagi Peneliti Lain
1. Perluadanya penelitian lebih lanjut terkait dengan perilaku
kesehatan khususnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pada
anak. Saat ini penelitian perilaku dilakukan melalui kuesioner,
lebih baiknya perilaku diukur melalui observasi sehingga data
lebih akurat.
83
2. Pada penelitian ini dilakukan di satu tempat dimana jumlah
respondenhanya 70 responden sehingga teknik pengambilan
sampel menggunakan non probability sampling dengan teknik
total sampel. Untuk itu perlu ada penelitian lanjut dalam
pengambilan sampel lain.
85
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, S. Waspadai Gizi Balita Anda. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.
2010
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia, 2011
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2010. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2010. [diakses
tanggal 10 Januari 2014]. www.depkes.go.id
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 2013.Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2013. [diakses
tanggal 26 Maret 2014]. www.depkes.go.id
Bomar, P.J. Promoting Health in Families: Applying Family Research and Theory
Nursing Practice. United States: Saunders. 2004
Brooks, J. The Process of Parenting.Edisi 8. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2011
Brown.J.E, wt all.Nutrition Through the Life Cycle, Fourth Edition. Wadsworth,
Cengage Learning. USA. 2011
Budi Sutomo, S.Pd& Dr. Dwi Yanti Anggraini. Menu Sehat Alami Untuk Batita &
Balita. Demedia. Jakarta,2010.[diakses tanggal 25 Maret 2014].
http://books.google.co.id
Darta, H.M. Six Pillars of Positive Parenting. Jakarta: Cicero Publishing, 2011
Departemen Kesehatan. Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi Di Desa
Siaga. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI. 2007 [diakses
tanggal 25 February 2014] http://www.depdiknas.go.id.
Departemen Kesehatan. Program Pembangunan Nasional (Propenas) tahun
2000-2004. [diakses tanggal 12 September 2014]
http://www.depdiknas.go.id.
Friedman, M.M. Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Edisi 5.
Jakarta: EGC, 2010
Gabriel, Angelica. Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Serta Hidup Bersih
dan Sehat Ibu Kaitannya dengan Status Gizi dan Kesehatan Balita di Desa
86
Cikarawang Bogor. Skripsi. Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB. 2008
Hardinsyah. Review Determinan Keragaman Konsumsi Pangan. Jurnal Gizi dan
Pangan, vol 2 Juli 2007
Hidayat, Alimul Aziz. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika. 2007
Hidayat, Alimul Aziz. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Salemba Medika, 2008. [diakses tanggal 25 Maret 2014].
http://books.google.co.id
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan, terj. Istiwidiyanti dan Soedjarwo.
Jakarta: Erlangga 1998
Indra Bakti Prakoso. Hubungan Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Gizi
Dan Tingkat Konsumsi Energi Dengan Status Gizi Balita Di Desa Cibeusi
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Skripsi: Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Padjadjaran. 2011
Intansari, Rinda. Pengetahuan, Sikap dan Praktik Pemberi Makanan Bergizi
Seimbang di Cikarang Barat Bekasi. 2009
Judarwanto, W. Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak. Jakarta: Puspa Swara,
2004
Joyomartono, Mulyono. Pengantar Antropologi Kesehatan. Semarang: UNES
Press. 2004
Khumaidi. Bahan Pengajaran Gizi Masyarakat, Departemen Pendidikan
Kebudayaan, Dirjen Dikti, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB
Bogor.1994
Kurniasih, dkk.Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: PT Gramedia,
2010
Lahlan, Milla. Tackling The Child Malnutrition Problem From What and Why To
How Much and How. Jurnal of Pediatric Gastroenteroloy and
Nutrition.Vol 3. 2006
Lastri Huniati. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Yang
Mempunyai Balita Dalam Pemanfaatan Posyandu Di Kelurahan
Pamulang Timur Tahun 2009. Skripsi: Program Studi Ilmu Keperawatan
87
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2009
Lutfi. Fauji Ridwan. Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan Perilaku Sadar
Gizi Pada Keluarga Balita di Kelurahan Karang panimbal Kecamatan
Purwaharja Kota Banjar. Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010
Marsigit, Wuri. Inventerisasi Jenis Taman Sumber Zat Gizi yang Dibudidayakan
Petani dan Kontribusinya terhadap Konsumsi Gizi Keluarga. Jurnal Akta
Agrosia Vol 7 No. 1.2004
Masithah, T., Suekirmas, Martianto D. Hubungan Pola Asuh Makan dan
Kesehatan dengan Status Gizi Anak Balita Di Desa Mulya Harja Bogor:
Media Gizi dan Keluarga. 2005
Metz, D. Relation Between Mother’s Child-Feeding Practies and Children’s
Adiposity. Am J Clin Nutr. 2002
Mubarok, Wahit Iqbal, dkk. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi
Dalam Praktek. Jakarta: CV. Sagung Seto. 2006
Munadhiroh, Lina. 2009. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dan Pengetahuan
Gizi Dengan Status Kadarzi di Desa Subah Kecamatan Subah Kabupaten
Batang. Skripsi. Semarang: Jurusan Kesehatan Masyarakat UNES
Semarang.
Notoadmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010
Notoadmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2007
Nuris Zuraida. Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku ibu
dalam pemberian makanan anak usia 12-24 bulan. Skripsi: Program Studi
Ilmu Gizi FK UNDIP. 2013
Nursalam. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. 2011
. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2008
88
Parsiki, M. Hubungan Pola Asuh Anak dan Faktor Lain dengan Gizi Anak Batita
Keluarga Miskin di Pedesaan dan Perkotaan Propinsi Sumatera Barat
Tahun 2002. Tesis. Depok: Program Studi Pasca Sarjana FKM UI. 2002
Rahmawati, Dina. Status Gizi dan Perkembangan Anak di Taman Pendidikan
Karakter Semai Benih Bangsa Sutera Alam, Desa Sukamantri, Kecamatan
Tamansari. Bogor: Program studi Gizi Masyarakat dan Sumber Daya
Keluarga. IPB. 2006
Retno Dyah Palupi. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Baik
Dan Gizi Kurang Pada Balita Di Desa Dukuh waluh Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas Tahun 2014.Skripsi.Universitas Jenderal
Soedirman Jurusan Keperawatan. 2014
Santoso, Soegeng dan Ranti, Annel, S. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
2004
Sediaoetama, A. D. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Di Indonesia.
Jakarta: Dian Rakyat. 2006
Sen, P., Bharati, S., Som, S., Pal, M., & Bharati, P. Growth and nutritional status
of preschool children in India: a study of two recent time periods. Food
And Nutrition Bulletin. 2011[diakses tanggal 10 September 2014]
http://web.ebscohost.com
Setiadi.Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Jakarta: Graham Ilmu, 2007
Shan, Xiaoyi. Influence of Parent’s Child-Feeding On Child’s Weight Status
among Chinese Adolescents in Bejing, China. Dissertation.Department of
Health Education and Recretion in the Graduate School Southern Illinois
University Carbondale. 2010
Soekirman. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional. 2000
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2004
89
Stanhope, M, Lancaster, J. Community and Public Health Nursing. Sixth edition.
St.Louis. Mosby. Inc. 2004
Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bogor IPB PAU Pangan dan Gizi.
2003
Sulistyoningsih, H. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2011
Sumantri, A. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana Prenada Madia
Group, 2011
Tuti Soenardi. Seri Menu Anak Variasi Makanan Balita Kiat Atasi Masalah
Makanan Pada Anak. PT Gramedia, 2000. [diakses tanggal 24 Maret
2014]. www.books.google.co.id
Upah Minimum Kota (UMK) Kota Serang 2014. [diakses tanggal 14 Mei 2014]
http://www.kabar-banten.com
Wardiani,A.K. Studi Kualitatif Tentang Pola Komunikasi Orangtua yang
Mempunyai Anak Kurang Gizi di Kelurahan Kedinding dan Bulak
Banteng Kecamatan Kenjeran Jawa Timur. FISIP UPN, 2010
Widayatun. Ilmu Perilaku. Jakarta :Rineka Cipta; 2004.
Widiyanti. Faktor-Faktor Perilaku Ibu Balita Yang Berhubungan Dengan Status
Imunisasi Dasar Pada Balita di Desa Cibening Kecamatan Pamijahan
Kabupaten Bogor Tahun 2008. Skripsi. Program Sarjana Kesehatan
Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. 2009
Wong, L. Donna. Pedoman Klinis Keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC. 2008
Yuliana. Pengaruh Gizi, Pengasuhan, Lingkungan terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak Usia Prasekolah. Tesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana
90
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas
Pertanian IPB . 2004
Yunitasari, Winda. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu tentang Gizi
Seimbang terhadap Status Gizi Balita Usia 3-4 Tahun di Posyandu RW 21
Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan Sukmajaya Depok. Skripsi. UPN. 2011
Yupi Supartini, S.Kp, MSc. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC:
Jakarta, 2004
KEMENTERTAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGBRT (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTASKEDOKTERANDANILMUKESEHATAN
Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21)'7404985
Wetsite : www.uinjkt.ac.id; E-mail : flrik@uinjkt'ac'idJl. KertamuktiNo. 5 Pisangan, Ciputat 15412, Jakarta
Nomor :
Lampiran :
Hal :
Un.01/F10/TL.00htv 12014
Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, laluli 2014
I(epada Yth.Ketua Yayasan Al-Fatah Serangdi
Tempat
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat kami sampaikan, bahw'a mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Semester Genap Tahun Akademik 201312014 berikut ini akan melaksanakan penelitian:
, Nama
NIMSemester
Judul skripsi
Chodijah Benajir
1 08 I 04000055
Xil (dua belas)
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Usia 3-5 Tahun
Di Yayasan Al-Fatah Serang
Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon n.rahasiswi tersebut diizinkar-r untuk
mengambil data di wilayah tersebut.
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih'
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
A.n. Dekankan Bidang Akademik,
dr. H. M. Djauhari Widjajakusumah. AIF'PFK6
Tembusan:Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
KEMENTERIANAGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (tTN)SYARTF HIDAYATULLAH JAKARTA
MKULTAS KEOOKTERAN DAN ILMU KESEHATAI{Jl. Kertamukri No. 5 pisangan, Ciputat l54l2.Iakarta I:ll . : g2-21) 74716718 Fax : (62_21)7404985
Website : www.uinjkt.ac.id; E_maii , *i[O.i";il"".ia
Nomor :
Lampiran :
Hal :
Un.01/Fl 0/TL.00t 51tg /2014
Permohonanlzin Uji Validitas dan Reabilitas
Jakarta, 6luli 2014
: Chodijah Benajir: I08104000055
: XII (dua belas): Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan perilaku Ibu
Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Usia 3_5 TahunDi TK Patria Cimuncang Serang
Kepada Ytli.I(epala TK patriadi
Tempat
Assalamu,alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat kami sampaikan, bahwa mahasi,swi program Studi Ilmu Keperau,atanFakultas Kedokteran dan Ilmu t<.r.t utun (FKIK) uili syarif Hidayatullah JakartaSemester vIII Tahun Altademik 2013/2ol4uerikut i;i aka; melaksanakan penelitian.
Nama
NIA4
Semester
Judul skripsi
sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon mahasiswi tersebut diizinkan untukmengambil data di wilayah kerf a yang Bapak/lbu pimpin.
Demikian atas perhatian da, kerjasamanya, kami ucapka, terima kasih.
Wassalamu,alaikum Wr. Wb.
A.n. Dekar-r
Bidang Akademik.
dr. H. M. Djauhari Wid.iajakusumah, AIF,pFK;Tembusan:Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarra
PERMOHONAN
KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Assalamualaikum. WR. WB
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswi Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta:
Nama : Chodijah Benajir
NIM : 108104000055
Bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Di Yayasan Al-
Fatah Serang” yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada
faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-Fatah Serang.
Sehubung dengan hal tersebut, saya dengan ini meminta
kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden dengan mengisi
formulir yang diberikan dengan benar dan sukarela dimana jawaban
yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi ibu dalam
pengisian kuesioner ini.
Hormat Saya
(Chodijah Benajir)
LEMBAR PERSETUJUAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
( Informed Consent)
Keterangan:
*Coret yang tidak dipilih
Assalamualaikum. WR. WB
Salam sejahtera
Nama : Chodijah Benajir
NIM : 108104000055
Saya mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi Ilmu Keperawatan sedang melaksanankan penelitian
untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan
pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala
kerendahan hati agar kiranya ibu bersedia meluangkan waktunya
untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kerahasiaan
jawaban ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.
Kuesioner ini saya harap diisi dengan sejujur-jujurnya
sesuai dengan apa yang dipertanyakan. Sehingga hasilnya dapat
memberikan gambaran yang baik untuk peneliti ini.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi ibu
dalam pengisian kuesioner ini.
Apakah ibu bersedia menjadi responden?
YA / TIDAK
Tertanda
Responden
KUESIONER I
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI ANAK DI YAYASAN AL-
FATAH SERANG
Tujuan :
Kuesioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: “Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Pada
Anak Di Yayasan Al- Fatah Serang”.
Petunjuk :
1. Beri tanda (√) pada kotak pertanyaan yang ibu/saudara anggap benar.
A. Data Demografi/ Identitas Ibu
1. Inisial Nama Responden :………………………………………
2. Usia :………………………………………
3. Agama :………………………………………
4. Suku Bangsa :………………………………………
5. Pendidikan terakhir : Tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
6. Pekerjaan : Tidak bekerja
Bekerja
7. Pendapatan : ≥ 2.300.000/bln
< 2.300.000/bln
B. Data Identitas Anak:
1. Nama inisial anak :
2. Umur anak :
3. Jenis kelamin :
KUESIONER II
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI ANAK DI YAYASAN AL-
FATAH SERANG
A. Perilaku Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pertanyaan di bawah dengan teliti
2. Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan mengisi tanda (√) pada
kolom yang telah disediakan
3. Jika anda salah memilih beri tanda (√) dan beri tanda (√) kembali pada
jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut:
a. Selalu (SL)= Jika anda melakukan hal tersebut 7 hari dalam
seminggu
b. Sering (SR)= Jika anda melakukan hal tersebut 4-6 hari dalam
seminggu
c. Jarang (JR)= Jika anda melakukan 1-3 hari dalam seminggu
d. Tidak Pernah (TP)= Jika anda tidak pernah melakukan hal tersebut
4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/i kesulitan
dalam pertanyaan kuesioner.
No. Pertanyaan SL SR JR TP
1 Ibu menyediakan sarapan pagi sebelum
anak-anak berangkat ke sekolah.
2 Sebelum menyuapi anaknya, ibu mencuci
tangan dengan sabun.
3 Makanan anak balita bervariasi dari pagi
hingga sore hari.
4 Ibu menambahkan penyedap rasa agar
makanan disukai anak.
5 Ibu membebaskan anaknya jajan dipinggir
jalan dari pada dikantin sekolah.
6 Ibu memberikan buah setiap hari pada
anaknya.
7 Ibu membebaskan anaknya dalam memilih
makanan sesuai keinginan anak.
8 Ibu memberikan makan/minuman manis
sebelum anak makan makanan utama.
9 Ibu membiarkan anak membeli makanan
yang berwarna mencolok yang dijual
disekolah selama tidak membuat sakit perut.
10 Ibu membeli bekal di supermarket atau
warung untuk anaknya seperti chiki dan
permen yang berwarna-warni.
11 Ibu memberikan makan selingan seperti
bubur kacang hijau, pisang, biscuit, dan
minuman sehat lainnya.
B. Pengetahuan Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pertanyaan di bawah dengan teliti
2. Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan mengisi tanda (√) pada
kolom yang telah disediakan
3. Jika anda salah memilih beri tanda (√) dan beri tanda (√) kembali pada
jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut:
a. Benar (B) jika menurut anda pertanyaan tersebut benar
b. Salah (S) salah jika menurut anda pertanyaan tersebut salah
4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/i kesulitan
dalam pertanyaan kuesioner.
No. Pertanyaan Benar Salah
1 Gizi seimbang terdiri dari nasi, lauk-pauk,
sayuran, dan buah-buahan.
2 Manfaat nutrisi bagi tubuh dapat membantu
proses pertumbuhan dan perkembangan anak
serta mencegah terjadinya berbagai penyakit.
3 Ikan, telor, tahu, dan tempe merupakan
makanan yang mengandung protein.
4 Makanan yang dimakan balita diperlukan
untuk tumbuh kembang.
5 Sarapan pagi membuat tubuh anak menjadi
lesu atau mengantuk.
6 Kebiasaan makanan yang baik dan sehat
dapat mengurangi resiko terjadinya
gangguan kesehatan seperti kegemukan
(obesitas).
7 Kekurangan nutrisi menyebabkan
peningkatan nafsu makan pada anak.
8 Kekurangan gizi balita dapat mengakibatkan
gizi buruk dan gizi kurang, dan pertumbuhan
anak akan terganggu.
9 Status gizi baik yaitu keadaan dimana asupan
zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh,
10 Karbohidrat digunakan tubuh sebagai
penghasil energy/ tenaga.
11 Makanan yang bergizi dan seimbang terdiri
dari karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.
12 Gizi yang baik akan mengurangi resiko anak
terkena penyakit.
13 Ibu memberikan makanan dalam jumlah
banyak agar anaknya sehat.
14 Hanya dengan mengkonsumsi susu anak
dapat menjadi ceradas.
15 Gizi seimbang tidak mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.
16 Anak yang kurang gizi tidak mudah
terserang penyakit.
17 Berat badan anak tidak dipengaruhi oleh gizi
yang seimbang.
C. Sikap Ibu Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pertanyaan di bawah dengan teliti
2. Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan mengisi tanda (√) pada
kolom yang telah disediakan
3. Jika anda salah memilih beri tanda (√) dan beri tanda (√) kembali pada
jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut:
a. SS = Sangat Setuju
b. S = Setuju
c. TS = Tidak Setuju
d. STS = Sangat Tidak Setuju
4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/i kesulitan
dalam pertanyaan kuesioner.
No. Pertanyaan SS S TS STS
1 Ibu akan memberikan pujian jika anak
bisa menghabiskan makanannya.
2 Menurut ibu, dalam memberikan
makanan kepada anak balita yang penting
anak kenyang.
3 Ibu mengajak anak duduk dan makan
bersama dengan perbincangan dan tanpa
disertai televisi.
4 Ibu akan mengajak anak makan sambil
berkeliling di lingkungan luar rumah
ketika anak sulit diajak makan.
5 Ibu akan memasak sayur sampai layu.
D. Dukungan Keluarga Dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah pertanyaan di bawah dengan teliti
2. Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan mengisi tanda (√) pada
kolom yang telah disediakan
3. Jika anda salah memilih beri tanda (√) dan beri tanda (√) kembali pada
jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut:
a. YA
b. TIDAK
4. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/i kesulitan
dalam pertanyaan kuesioner.
No. Pertanyaan YA TIDAK
1 Suami/keluarga sering memberitahukan saya
tentang pentingnya nutrisi untuk anak.
2 Suami/keluarga mendukung saya untuk
memberikan makan kudapan yang bergizi pada
anak berupa susu, sereal, buah-buahan, bubur
kacang ijo.
3 Suami/keluarga mengingatkan ibu untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
4 Suami/keluarga memotivasi ibu untuk
memberikan makanan yang bergizi kepada
anak.
HASIL VALIDITAS
1. VariabelPengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.901 20
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 .87 .346 30
P2 .83 .379 30
P3 .93 .254 30
P4 .93 .254 30
P5 .67 .479 30
P6 .90 .305 30
P7 1.00 .000 30
P8 .83 .379 30
P9 .57 .504 30
P10 .80 .407 30
P11 .90 .305 30
P12 .87 .346 30
P13 .93 .254 30
P14 .93 .254 30
P15 .43 .504 30
P16 .67 .479 30
P17 .53 .507 30
P18 .80 .407 30
P19 .50 .509 30
P20 .53 .507 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 14.57 19.771 .410 .900
P2 14.60 18.524 .761 .890
P3 14.50 19.638 .644 .895
P4 14.50 19.983 .486 .898
P5 14.77 18.875 .491 .898
P6 14.53 20.671 .139 .905
P7 14.43 21.151 .000 .904
P8 14.60 18.455 .784 .890
P9 14.87 18.395 .579 .896
P10 14.63 18.309 .769 .890
P11 14.53 19.913 .420 .899
P12 14.57 18.875 .718 .892
P13 14.50 20.052 .455 .899
P14 14.50 19.983 .486 .898
P15 15.00 18.345 .591 .895
P16 14.77 17.633 .816 .887
P17 14.90 18.576 .530 .897
P18 14.63 19.826 .320 .902
P19 14.93 18.478 .552 .897
P20 14.90 18.300 .597 .895
2. VariabelSikap
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.720 8
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
15.43 21.151 4.599 20
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
S1 1.93 .593 29
S2 3.31 .541 29
S3 3.14 .441 29
S4 2.45 .686 29
S5 3.00 .463 29
S6 3.17 .468 29
S7 2.24 .435 29
S8 2.83 .759 29
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
S1 20.14 6.266 .055 .765
S2 18.76 4.975 .626 .647
S3 18.93 6.209 .171 .732
S4 19.62 4.530 .610 .641
S5 19.07 5.924 .285 .715
S6 18.90 5.596 .436 .689
S7 19.83 5.505 .532 .675
S8 19.24 4.190 .648 .628
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
22.07 6.781 2.604 8
3. VariabelPerilaku
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.889 15
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 2.70 1.088 30
P2 2.43 1.006 30
P3 2.63 .809 30
P4 1.90 .803 30
P5 3.13 .900 30
P6 2.47 .819 30
P7 2.53 1.137 30
P8 3.03 .964 30
P9 2.40 1.037 30
P10 2.10 .960 30
P11 2.17 1.053 30
P12 2.83 1.262 30
P13 2.93 .740 30
P14 2.20 .961 30
P15 3.07 1.048 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 35.83 70.351 .728 .874
P2 36.10 82.438 .074 .901
P3 35.90 75.266 .634 .879
P4 36.63 79.068 .357 .889
P5 35.40 80.593 .211 .894
P6 36.07 74.271 .699 .877
P7 36.00 70.759 .667 .876
P8 35.50 75.293 .513 .883
P9 36.13 70.947 .732 .874
P10 36.43 72.392 .704 .875
P11 36.37 71.413 .690 .876
P12 35.70 66.493 .813 .868
P13 35.60 79.972 .324 .890
P14 36.33 74.437 .570 .881
P15 35.47 73.292 .580 .881
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
38.53 84.809 9.209 15
4. VariabelDukunganKeluarga
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.760 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
D1 .72 .455 29
D2 .90 .310 29
D3 .76 .435 29
D4 .72 .455 29
D5 .76 .435 29
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
D1 3.14 1.195 .869 .572
D2 2.97 2.392 -.231 .891
D3 3.10 1.310 .768 .622
D4 3.14 1.409 .602 .688
D5 3.10 1.382 .678 .658
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
3.86 2.266 1.505 5
Hasil Keputusan Perilaku
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.889 15
No item
pertanyaan
Harga r hitung Harga r tabel Keputusan
1 0,728 0,3610 Valid
2 0,074 0,3610 Tidak Valid
3 0,634 0,3610 Valid
4 0,357 0,3610 Tidak Valid
5 0,211 0,3610 Tidak Valid
6 0,699 0,3610 Valid
7 0,667 0,3610 Valid
8 0,513 0,3610 Valid
9 0,732 0,3610 Valid
10 0,704 0,3610 Valid
11 0,690 0,3610 Valid
12 0,813 0,3610 Valid
13 0,324 0,3610 Tidak Valid
14 0.570 0,3610 Valid
15 0,580 0,3610 Valid
Dari hasil di atas, maka dalam analisis selanjutnya instrumen atau alat ukur no 2, 4, 5, dan 13
tidak dapat di pergunakan dan selanjutnya akan diperbaiki.
Hasil Keputusan Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.901 20
No item
Pertanyaan
Harga r hitung Harga r tabel Keputusan
1 0,410 0,3610 Valid
2 0,761 0,3610 Valid
3 0,644 0,3610 Valid
4 0,486 0,3610 Valid
5 0,491 0,3610 Valid
6 0,139 0,3610 Tidak Valid
7 0,000 0,3610 Tidak Valid
8 0,784 0,3610 Valid
9 0,579 0,3610 Valid
10 0,769 0,3610 Valid
11 0,420 0,3610 Valid
12 0,718 0,3610 Valid
13 0,455 0,3610 Valid
14 0,486 0,3610 Valid
15 0,591 0,3610 Valid
16 0,816 0,3610 Valid
17 0,530 0,3610 Valid
18 0,320 0,3610 Tidak Valid
19 0,552 0,3610 Valid
20 0,597 0,3610 Valid
Dari hasil di atas, maka dalam analisis selanjutnya instrumen atau alat ukur no 6, 7, dan 18
tidak dapat di pergunakan dan selanjutnya akan diperbaiki.
Hasil Keputusan Sikap
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.720 8
No item
pertanyaan
Harga r hitung Harga r tabel Keputusan
1 0,055 0.3610 Tidak Valid
2 0,626 0.3610 Valid
3 0,171 0.3610 Tidak Valid
4 0,610 0.3610 Valid
5 0,285 0.3610 Tidak Valid
6 0,436 0.3610 Valid
7 0,532 0.3610 Valid
8 0,648 0.3610 Valid
Dari dasil di atas, maka dalam analisis selanjutnya instrumen atau alat ukur no 1, 3, dan 5
tidak dapat di pergunakan dan selanjutnya akan diperbaiki.
Hasil Keputusan Dukungan Keluarga
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.760 5
No item
pertanyaan
Harga r hitung Harga r tabel Keputusan
1 0,869 0.3610 Valid
2 -0,231 0.3610 Tidak Valid
3 0,768 0.3610 Valid
4 0,602 0.3610 Valid
5 0,678 0.3610 Valid
Dari dasil di atas, maka dalam analisis selanjutnya instrumen atau alat ukur no 2 tidak dapat
di pergunakan dan selanjutnya akan diperbaiki.
UJI NORMALITAS
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Perilaku 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Pengetahuan 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Sikap 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
D.Keluarga 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Perilaku Mean 30.77 .835
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 29.11
Upper Bound 32.44
5% Trimmed Mean 30.97
Median 32.50
Variance 48.788
Std. Deviation 6.985
Minimum 14
Maximum 44
Range 30
Interquartile Range 11
Skewness -.407 .287
Kurtosis -.502 .566
Pengetahuan Mean 14.26 .473
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 13.31
Upper Bound 15.20
5% Trimmed Mean 14.66
Median 16.50
Variance 15.643
Std. Deviation 3.955
Minimum 1
Maximum 19
Range 18
Interquartile Range 5
Skewness -1.427 .287
Kurtosis 1.358 .566
Sikap Mean 14.99 .285
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 14.42
Upper Bound 15.55
5% Trimmed Mean 14.93
Median 14.00
Variance 5.666
Std. Deviation 2.380
Minimum 11
Maximum 20
Range 9
Interquartile Range 4
Skewness .422 .287
Kurtosis -.716 .566
D.Keluarga Mean 3.06 .153
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2.75
Upper Bound 3.36
5% Trimmed Mean 3.17
Median 4.00
Variance 1.649
Std. Deviation 1.284
Minimum 0
Maximum 4
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness -1.082 .287
Kurtosis -.118 .566
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Perilaku .125 70 .008 .969 70 .084
Pengetahuan .256 70 .000 .769 70 .000
Sikap .203 70 .000 .940 70 .002
D.Keluarga .340 70 .000 .739 70 .000
a. Lilliefors Significance Correction
ANALISA UNIVARIAT
1. Gambaran perilaku responden dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita
Frequencies
Statistics
Kategori_Perilaku
N Valid 70
Missing 0
Kategori_Perilaku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 38 54.3 54.3 54.3
Kurang 32 45.7 45.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
2. Gambaran pengetahuan responden
Frequencies
Statistics
Kategori_Pengetahuan
N Valid 70
Missing 0
Kategori_Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 62 88.6 88.6 88.6
Kurang 8 11.4 11.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
3. Gambaran sikap responden
Frequencies
Statistics
Kategori_Sikap
N Valid 70
Missing 0
Kategori_Sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 51 72.9 72.9 72.9
Kurang 19 27.1 27.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
4. Gambaran dukungan keluarga
Frequencies
Statistics
Kategori_D.Keluarga
N Valid 70
Missing 0
Kategori_D.Keluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Banyak mendapatkan
dukungan 40 57.1 57.1 57.1
kurang mendapat dukungan 30 42.9 42.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
5. Gambaran pendidikan responden
Frequencies
Statistics
Pendidikan
N Valid 70
Missing 0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 19 27.1 27.1 27.1
Tinggi 51 72.9 72.9 100.0
Total 70 100.0 100.0
6. Gambaran pekerjaan responden
Frequencies
Statistics
Pekerjaan
N Valid 70
Missing 0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak bekerja 52 74.3 74.3 74.3
Bekerja 18 25.7 25.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
7. Gambaran pendapatan keluarga
Frequencies
Statistics
Pendapatan
N Valid 70
Missing 0
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Diatas UMK 59 84.3 84.3 84.3
Dibawah UMK 11 15.7 15.7 100.0
Total 70 100.0 100.0
ANALISA BIVARIAT
1. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi balita
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori_Pengetahuan *
Kategori_Perilaku 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Kategori_Pengetahuan * Kategori_Perilaku Crosstabulation
Kategori_Perilaku
Total Baik Kurang
Kategori_Pengetahuan Baik Count 37 25 62
% within
Kategori_Pengetahuan 59.7% 40.3% 100.0%
Kurang Count 1 7 8
% within
Kategori_Pengetahuan 12.5% 87.5% 100.0%
Total Count 38 32 70
% within
Kategori_Pengetahuan 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6.355a 1 .012
Continuity Correctionb 4.596 1 .032
Likelihood Ratio 6.884 1 .009
Fisher's Exact Test .020 .015
Linear-by-Linear
Association 6.264 1 .012
N of Valid Casesb 70
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.66.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Kategori_Pengetahuan (Baik
/ Kurang)
10.360 1.200 89.462
For cohort
Kategori_Perilaku = Baik 4.774 .755 30.204
For cohort
Kategori_Perilaku = Kurang .461 .309 .688
N of Valid Cases 70
2. Hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi balita
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori_Sikap *
Kategori_Perilaku 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Kategori_Sikap * Kategori_Perilaku Crosstabulation
Kategori_Perilaku
Total Baik Kurang
Kategori_Sikap Baik Count 34 17 51
% within Kategori_Sikap 66.7% 33.3% 100.0%
Kurang Count 4 15 19
% within Kategori_Sikap 21.1% 78.9% 100.0%
Total Count 38 32 70
% within Kategori_Sikap 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 11.606a 1 .001
Continuity Correctionb 9.841 1 .002
Likelihood Ratio 12.044 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear
Association 11.440 1 .001
N of Valid Casesb 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.69.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Kategori_Sikap (Baik /
Kurang)
7.500 2.155 26.103
For cohort
Kategori_Perilaku = Baik 3.167 1.298 7.727
For cohort
Kategori_Perilaku = Kurang .422 .269 .664
N of Valid Cases 70
3. Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi balita
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori_D.Keluarga *
Kategori_Perilaku 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Kategori_D.Keluarga * Kategori_Perilaku Crosstabulation
Kategori_Perilaku
Total Baik Kurang
Kategori_D.Keluarga Banyak mendapatkan
dukungan
Count 24 16 40
% within
Kategori_D.Keluarga 60.0% 40.0% 100.0%
kurang mendapat dukungan Count 14 16 30
% within
Kategori_D.Keluarga 46.7% 53.3% 100.0%
Total Count 38 32 70
% within
Kategori_D.Keluarga 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.228a 1 .268
Continuity Correctionb .750 1 .387
Likelihood Ratio 1.229 1 .268
Fisher's Exact Test .335 .193
Linear-by-Linear
Association 1.211 1 .271
N of Valid Casesb 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.71.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Kategori_D.Keluarga
(Banyak mendapatkan
dukungan / kurang mendapat
dukungan)
1.714 .659 4.461
For cohort
Kategori_Perilaku = Baik 1.286 .813 2.034
For cohort
Kategori_Perilaku = Kurang .750 .452 1.244
N of Valid Cases 70
4. Hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi balita
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan *
Kategori_Perilaku 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Pendidikan * Kategori_Perilaku Crosstabulation
Kategori_Perilaku
Total Baik Kurang
Pendidikan Rendah Count 6 13 19
% within Pendidikan 31.6% 68.4% 100.0%
Tinggi Count 32 19 51
% within Pendidikan 62.7% 37.3% 100.0%
Total Count 38 32 70
% within Pendidikan 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.418a 1 .020
Continuity Correctionb 4.235 1 .040
Likelihood Ratio 5.476 1 .019
Fisher's Exact Test .030 .020
Linear-by-Linear
Association 5.341 1 .021
N of Valid Casesb 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.40.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendidikan
(Rendah / Tinggi) .274 .089 .841
For cohort
Kategori_Perilaku = Baik .503 .251 1.008
For cohort
Kategori_Perilaku = Kurang 1.837 1.149 2.936
N of Valid Cases 70
5. Hubungan antara pekerjaan dengan perilaku ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi balita
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pekerjaan *
Kategori_Perilaku 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.389a 1 .020
Continuity Correctionb 4.190 1 .041
Likelihood Ratio 5.677 1 .017
Fisher's Exact Test .028 .019
Linear-by-Linear
Association 5.312 1 .021
N of Valid Casesb 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.23.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pekerjaan
(Tidak bekerja / Bekerja) .245 .071 .844
For cohort
Kategori_Perilaku = Baik .593 .404 .871
For cohort
Kategori_Perilaku = Kurang 2.423 .985 5.961
N of Valid Cases 70
6. Hubungan antara pendapatan keluarga dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi balita
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendapatan *
Kategori_Perilaku 70 100.0% 0 .0% 70 100.0%
Pendapatan * Kategori_Perilaku Crosstabulation
Kategori_Perilaku
Total Baik Kurang
Pendapatan Diatas UMK Count 33 26 59
% within Pendapatan 55.9% 44.1% 100.0%
Dibawah UMK Count 5 6 11
% within Pendapatan 45.5% 54.5% 100.0%
Total Count 38 32 70
% within Pendapatan 54.3% 45.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .410a 1 .522
Continuity Correctionb .097 1 .756
Likelihood Ratio .409 1 .523
Fisher's Exact Test .743 .376
Linear-by-Linear
Association .404 1 .525
N of Valid Casesb 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.03.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendapatan
(Diatas UMK / Dibawah
UMK)
1.523 .418 5.551
For cohort
Kategori_Perilaku = Baik 1.231 .620 2.443
For cohort
Kategori_Perilaku = Kurang .808 .438 1.489
N of Valid Cases 70