fakta konsumsi tembakau di indonesia

Upload: indonesia-tobacco

Post on 29-May-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 Fakta Konsumsi Tembakau Di Indonesia

    1/1

    Fakta Konsumsi Tembakau di Indonesia

    Sumber: Indonesian Tobacco Control Network

    Indonesia menempati urutan keenam diantara negara-negara dengan tingkat konsumsitembakau tertinggi di dunia

    Penggunaan tembakau di Indonesia tumbuh dengan sangat cepat, paling tidak sampaitahun 2004. Keinginan untuk merokok diindikasikan meningkat tinggi di usia muda

    dibandingkan kelompok usia tua, terutama dalam populasi 5-19 tahun. Ada empat kalipeningkatan (471%) dalam 3 tahun periode antara tahun 2001 dan 2004 di kelompok

    umur 5-9 tahun, dibandingkan dengan 133% dari kelompok umur 10-14 tahun dan 108%di kelompok umur 15-19 tahun

    Prevalensi merokok diantara dewasa 15 tahun dan diatasnya adalah 34,4%, meningkatdari 31,5% pada tahun 2001, atau lebih dari 50 juta dewasa Indonesia adalah perokok di

    tahun 2004. Perempuan dan orang muda merupakan prospek pasar yang ditargetkan olehindustri tembakau

    Pada tahun 2006, saat ini, lebih dari 1 dari 10 (12,6%) pelajar merokok, dengan laki-laki(24,5%) secara signifikan lebih tinggi dari perempuan (2,3%) (Tabel 1.2). Diantara

    pelajar yang saat ini merokok, 3,2%-nya ketagihan, contoh: hal pertama yang ingindilakukan saat bangun tidur adalah merokok

    Prevalensi merokok tertinggi (73, 3%) terdapat pada laki-laki tanpa pendidikan dan yangtidak lulus SD

    Dalam Survei Nasional Sosial Ekonomi, tembakau dan sirih dikelompokkan dibawahpengeluaran untuk makan yang berbeda dari kelompok bukan makanan lainnya. Datatahun 2004 menunjukkan adanya proporsi peningkatan pengeluaran untuk rokok dalamsemua tingkatan sosial ekonomi. Pengeluaran rata-rata adalah 11,5% dibandingkan

    dengan 9,6% di tahun 2001. Rumah tangga yang paling miskin pun mengeluarkan lebihdari 10% dari pengeluaran bulanannya untuk rokok dan sirih, sedangkan yang kaya

    sebesar 9,7%

    Survei Nasional Sosial Ekonomi tahun 2004 melaporkan bahwa 71% rumah tanggamempunyai pengeluaran untuk rokok dibandingkan pada tahun 1999 sebanyak 57,2%.

    Peningkatkan ini mengkonfirmasikan kebutuhan yang meluas terhadap konsumsi

    tembakau di lingkup nasional.