fadel tuding sudi mengada-ada - ftp.unpad.ac.id filepemakaman sesuai adat dan ketentuan islam,”...

1
KELUARGA mendiang Moa- mar Khadameminta jenazah pemimpin terguling Libia itu, dan putranya Mo’tassim yang tewas dalam pertempuran di Sirte, Kamis (20/10), diserahkan kepada mereka. Di samping itu, mereka mendesak PBB mengin- vestigasi kematian tersebut. “Kami meminta PBB, Or- ganisasi Konferensi Islam, dan Amnesti Internasional mene- kan Dewan Transisi Nasional (NTC) untuk menyerahkan jenazah pejuang suku kami di Sirte dan mengizinkan upacara pemakaman sesuai adat dan ketentuan Islam,” demikian pernyataan keluarga yang di- siarkan stasiun televisi Suriah Al-Rai, kemarin. Penguasa Libia selama 42 ta- hun itu disergap pasukan NTC saat bersembunyi di sebuah gorong-gorong di luar kota Sirte Kamis (20/10). Dalam tayangan televisi, Khadater- lihat pasrah dan tidak berdaya saat digiring para petempur NTC dari persembunyiannya. Namun kemudian Khadafi dinyatakan tewas. Para pejabat NTC menyata- kan Khadameninggal dalam perjalanan saat sedang dibawa mobil ambulans. Namun, sopir ambulans yang membawa je- nazah Khadafi mengatakan Khadatelah meninggal saat dimasukkan ke ambulans. Jenazah sang Kolonel, juluk- an Khadasaat berkuasa, dan Mo’tassim saat ini disimpan di dalam sebuah lemari pendingin di pusat perbelanjaan di Mis- rata. Puluhan warga Libia antre untuk melihat jenazah mantan pemimpin mereka. Pejabat NTC Mohammad Sayeh mengatakan pemakaman Khadafi yang direncanakan Sabtu (22/10) terpaksa ditunda untuk meng- akomodasi investigasi kema- tiannya. “Pihak ketiga akan datang dari luar Libia untuk melakukan kerjanya.” Lembaga PBB untuk hak asasi manusia (UNHCR) me- nyatakan penyebab kematian Khadafi dan putranya perlu diinvestigasi. Juru bicara UN- HCR Rupert Colville mengata- kan eksekusi tanpa pengadilan dilarang berdasarkan hukum internasional dalam situasi apa pun. Bahkan, tambahnya, ter- sangka kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanu- siaan sekalipun harus dibawa ke Pengadilan Kriminal Inter- nasional (ICC) di Belanda. Menyusul tewasnya Khada, perdana menteri pemerintah- an sementara Libia Mahmoud Jibril mengatakan pemilu akan digelar dalam delapan bulan ke depan. Jibril mengatakan prioritas pemerintahannya kini adalah membersihkan senjata dari jalanan, memulihkan sta- bilitas, dan memulai proses rekonsiliasi. (*/Reuters/I-2) PAUSE Fadel Tuding Sudi Mengada-ada SEBUAH peristiwa budaya besar dan langka di Yogya- karta baru saja dihelat. Yakni pernikahan putri bungsu Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, dengan Achmad Ubaidillah atau Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara. Rangkaian upacara pernikahan yang berlangsung empat hari itu (16-19/10) digelar sesuai tradisi pernikahan zaman Sultan HB VII yang memerintah pada 1877–1920. Kedua mempelai menaiki kereta pusaka--kereta Kyai Jongwiyat- -untuk melakukan kirab dari Keraton Yogyakarta menuju Bangsal Kepatihan, tempat resepsi pernikahan digelar, Selasa (18/10). “Prosesi itu (kirab) tidak pernah ada lagi sejak zaman HB VII,” ungkap KRT Jatiningrat, kerabat keraton. Prosesi penjemputan temanten pria untuk nyantri di keraton juga pertama kali dilakukan. Menurut sejarawan Universitas Gadjah Mada Prof Djoko Suryo, “Zamannya sudah berubah, kini keraton lebih tenang dan bisa menyelenggarakan sesuatu dengan nya- man.” Djoko menilai, Keraton Yogyakarta masih hidup, masih menjadi ikon, sebagai pusat kebudayaan dan simbol masyarakat. Oleh sebab itu, perkawinan ini bukan hanya milik keraton, melainkan juga masyarakat luas. Ratusan gerobak angkringan yang menjajakan makanan secara gratis di sepanjang Jalan Malioboro membuktikan hal itu. “Itu indikasi masyarakat Yogyakarta ikut berba- hagia terhadap pernikahan tersebut,” nilainya. Di balik kemeriahan pesta pernikahan itu, Djoko me- nilai perjuangan masyarakat Yogyakarta atas RUU Keis- timewaan turut memberi suasana yang berbeda. Di situ persatuan dan kesatuan masyarakat Yogyakarta tampak. Terlebih lagi, surat keputusan perpanjangan masa jabatan gubernur dan wakil gubernur baru dikeluarkan, serta kesepakatan tentang pengisian jabatan kepala daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta. “Kalau yang mengadakan gubernur, rakyat tidak akan sesemarak ini. Ia hanya akan dianggap sebagai pemimpin administratif biasa. Namun, sosok sultan di sini dianggap sebagai pemimpin kultural, masyarakat Yogyakarta pun merasa memiliki atas pesta pernikahan tersebut.” (AT/ FU/Din/T-2) MI/ANGGA YUNIAR AP/OSAMA FAISAL MINGGU, 23 OKTOBER 2011 | NO.11181 | TAHUN XLII | 24 HALAMAN HONDA KUASAI POSISI START DI SEPANG Dalam kualifikasi GP Malaysia, Honda menguasai tiga posisi start di depan. Dani Pedrosa berhak atas pole position setelah mencatat waktu 2 menit 01,462 detik. Sport, Hlm 7 SARUNG UNTUK DUNIA Persepsi bahwa sarung merupakan pakaian kuno, kampungan, dan terkesan tradisional kian terkikis. Sarung semakin sering digunakan berbagai kalangan di berbagai acara kasual, koktail, dan acara malam. Style, Hlm 13 Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Keraton masih Jadi Ikon PEROKOK pasif dapat teran- cam gangguan pendengar- an akibat hembusan asap perokok aktif di sekitarnya. Demikian pengamatan pe- neliti di Amerika Serikat (AS) terhadap para perokok pasif baru-baru ini. Peneliti melakukan peng- amatan terhadap 3.307 par- tisipan yang tidak merokok. Partisipan yang rentang usianya 20-69 tahun itu tinggal bersama atau di lingkungan tempat tinggal para perokok aktif. Para partisipan diminta mendengarkan suara di frekuensi 500 Hz-8.000 Hz. Hasilnya, orang-orang yang tidak merokok, tetapi tinggal bersama perokok mengalami gangguan pende- ngaran. Studi yang dimuat dalam jurnal Health Tobacco Control itu juga menyatakan kemungkinan bahwa para perokok aktif juga berisiko mengalami hal yang sama. (*/ zeenews/X-7) Perokok Pasif dan Gangguan Pendengaran PENGANTAR: Upacara pernikahan yang baru digelar Keraton Yogyakarta menunjukkan warisan budaya yang mengakar kuat, bahkan di masa modern ini. Berikut laporannya di halaman 1 dan 5. PROSESI PANGGIH: Putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara dipondong oleh Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara (kanan) dan GBPH Suryodiningrat saat prosesi pondongan pengantin di Bangsal Kencana, Keraton Yogyakarta, Selasa (18/10). MI/M IRFAN EBET ARYO BHAWONO P ERNYATAAN Men- teri Sekretaris Negara Sudi Silalahi soal ala- san pencopotan Fadel Muhammad dari kursi menteri kelautan dan perikanan mem- buat Fadel berang. Mantan Gubernur Gorontalo itu me- ngatakan Sudi mengada-ada dengan menyebutnya sebagai menteri bermasalah. “Pergantian saya ialah hak prerogatif presiden. Oleh kare- na itu, Mensesneg tidak perlu menyampaikan alasan pember- hentian saya bila substansinya sangat kabur dan tidak jelas,” ujar Fadel dalam jumpa pers yang digelar di rumah dinasnya di Jakarta, kemarin. Dalam konferensi pers singkat sesampainya di Bandara Ngu- rah Rai, Bali, dari kunjungan ke Lombok, NTB, Jumat (21/120), Sudi menyebut pencopotan Fadel dari posisi menteri karena yang bersangkutan bermasalah. “Masalah itu riil, ada faktanya. Kepada yang bersangkutan agar segera mengelolanya,” kata Sudi. Mensesneg menolak mem- beberkan apa masalah Fadel. Informasi yang dihimpun Media Indonesia menyebutkan ada dua kasus yang diduga melilit Fadel, yakni pengadaan kapal senilai Rp90 miliar dan pembe- basan tanah perluasan kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah senilai Rp5 miliar (Media Indonesia, 22/10). Namun, Fadel menampik tudingan itu. Ia bahkan menye- butkan bahwa selama menjabat sebagai menteri, ia tidak memi- liki permasalahan hukum atau- pun kinerja. “Bahkan selama ini Kemente- rian Kelautan justru mendapat predikat wajar tanpa pengecuali- an dari audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuang- an. Mensesneg Sudi Silalahi se- harusnya menyampaikan secara transparan apa masalah yang ia maksudkan, bukan menebar tnah,” papar Fadel. Menurut Fadel, permasalahan tanah yang dialami oleh anak perusahaannya telah selesai. Ia justru mempertanyakan jika per- masalahan itu menjadi pertim- bangan karena tidak berkaitan dengan kinerja menteri. “Kalau soal hukum silakan bawa ke pengadilan. Tidak ada hubungan dengan kinerja. Apalagi itu masalah perdata,” jelasnya. Adapun soal pembelian ka- pal, Fadel mengakui bahwa pembelian tersebut tidak dapat memenuhi target. Dari target pembelian 60 kapal, hanya terealisasi 46 unit. “Tetapi uang atas program ini masih tersisa sehingga dapat digunakan da- lam tahun mendatang.” Tanya ke Ical Ketua Departemen Keuangan Partai Demokrat Ikhsan Mojo menilai upaya Fadel meminta klarikasi kepada Mensesneg Sudi Silalahi dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas pencopotan dirinya salah alamat. “Seharusnya Fadel me- minta penjelasan kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie,” ujar Ikhsan seusai dis- kusi Setelah Menteri Diganti, di Jakarta, kemarin. Masalah saling-silang infor- masi mengenai pencopotan Fadel, lanjut dia, terjadi karena komunikasi di internal Partai Golkar belum clear. “Seharusnya Pak Fadel menanyakan ke Pak Ical.” (Wta/X-7) [email protected] DALAM sepekan ini, beberapa mayat ditemukan dalam kon- disi mengenaskan di tempat umum. Hertati, 36, perempuan hamil tiga minggu ditemukan dalam kardus TV di Pasar Koja, Jakarta Utara. Keesokan harinya, ditemukan jasad putrinya berusia 6 tahun di dalam koper dengan luka bakar di wajah, di Cakung, Jakarta Timur. Keduanya di- bunuh oleh kekasih sang ibu, Rahmat Awa, 26, yang sudah ditangkap polisi. Di hadapan penyidik, Rahmat mengaku membunuh Hertati karena ha- rus menikahi pacarnya yang lain, Intan, 23, yang juga sudah hamil 2 bulan. Rencananya pernikahan diselenggarakan 30 Oktober 2011. Selang beberapa hari, masya- rakat juga menemukan mayat laki-laki di Kompleks Perumah- an Intercon, Srengseng, Jakarta Barat, dalam keadaan hangus terbakar. Pada kasus lain, di Kalimalang, Bekasi, seorang suami tega membunuh dan membuang mayat istrinya di kolong Jembatan Kalimalang. Penemuan mayat tersebut menimbulkan banyak pertanya- an mengapa perilaku manusia semakin menakutkan terhadap sesamanya. Ahli psikologi fo- rensik dari Bina Nusantara Reza Indragiri Amriel mengatakan perilaku sadis manusia hingga membunuh merupakan sebuah ketidakmampuan seseorang mengelola kondisi stresnya. Namun menurut Reza, tidak selamanya pembunuhan sadis berlatar belakang stres. Bisa juga karena disfungsional norma dan hukum di Indonesia. “Ini berbeda dengan binatang yang membunuh sebagai bentuk per- tahanan hidup.” Perilaku buruk manusia itu, lanjutnya, kemudian ditiru oleh manusia lainnya, yang disebut copycat criminals. “Bukan bakat psikopat ya, tetapi camouage society. Faktor yang melatarbe- lakangi tindakan membunuh itu tergantung dari tingkat emosi dan proses kognitif individu.” Reza juga menolak anggapan bahwa para pelaku pembunuh- an sadis sebagai individu-indi- vidu patologis. Sebab, sebiadab apa pun mereka, justru mem- perlihatkan mereka itu tetap manusia rasional dan cerdas. Menurut Reza, ruang nor- ma dan hukumlah yang bisa menciptakan ketertiban dalam rasionalitas masyarakat. (NY/ NA/X-8) ANTARA/SENO S Fadel Muhammad disarankan menanyakan pencopotan dirinya kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Keluarga Desak PBB Selidiki Kematian Moamar Khadafi BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL: Seorang peserta defile Kundaran memakai baju etnik dalam Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) di Jawa Timur, kemarin. BEC diikuti 320 peserta yang membawakan tiga defile, yaitu Defile Gandrung, Damar Wulan, dan Kundaran. BEC dapat menjadi wahana bagi generasi muda untuk mempelajari lebih mendalam budaya Banyuwangi. Rencananya BEC akan menjadi agenda tahunan untuk menarik wisatawan. Norma Hukum tidak Berfungsi Pembunuhan Sadis Marak 200 km Tripoli Laut Mediterania Sirte LIBIA Misrata

Upload: doantram

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fadel Tuding Sudi Mengada-ada - ftp.unpad.ac.id filepemakaman sesuai adat dan ketentuan Islam,” demikian pernyataan keluarga yang di-siarkan stasiun televisi Suriah Al-Rai, kemarin

KELUARGA mendiang Moa-mar Khadafi meminta jenazah pemimpin terguling Libia itu, dan putranya Mo’tassim yang tewas dalam pertempuran di Sirte, Kamis (20/10), diserahkan kepada mereka. Di samping itu, mereka mendesak PBB mengin-vestigasi kematian tersebut.

“Kami meminta PBB, Or-ganisasi Konferensi Islam, dan Amnesti Internasional mene-kan Dewan Transisi Nasional (NTC) untuk menyerahkan jenazah pejuang suku kami di Sirte dan mengizinkan upacara pemakaman sesuai adat dan ketentuan Islam,” demikian pernyataan keluarga yang di-siarkan stasiun televisi Suriah Al-Rai, kemarin.

Penguasa Libia selama 42 ta-hun itu disergap pasukan NTC saat bersembunyi di sebuah gorong-gorong di luar kota Sirte Kamis (20/10). Dalam tayangan televisi, Khadafi ter-lihat pasrah dan tidak berdaya saat digiring para petempur NTC dari persembunyiannya. Namun kemudian Khadafi dinyatakan tewas.

Para pejabat NTC menyata-kan Khadafi meninggal dalam perjalanan saat sedang dibawa mobil ambulans. Namun, sopir ambulans yang membawa je-nazah Khadafi mengatakan Khadafi telah meninggal saat dimasukkan ke ambulans.

Jenazah sang Kolonel, juluk-

an Khadafi saat berkuasa, dan Mo’tassim saat ini disimpan di dalam sebuah lemari pendingin di pusat perbelanjaan di Mis-rata. Puluhan warga Libia antre untuk melihat jenazah mantan pemimpin mereka. Pejabat NTC Mohammad Sayeh mengatakan pemakaman Khadafi yang direncanakan Sabtu (22/10) terpaksa ditunda untuk meng-akomodasi investigasi kema-tiannya. “Pihak ketiga akan datang dari luar Libia untuk melakukan kerjanya.”

Lembaga PBB untuk hak asasi manusia (UNHCR) me-nyatakan penyebab kematian Khadafi dan putranya perlu diinvestigasi. Juru bicara UN-HCR Rupert Colville mengata-kan eksekusi tanpa pengadilan dilarang berdasarkan hukum internasional dalam situasi apa pun. Bahkan, tambahnya, ter-sangka kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanu-siaan sekalipun harus dibawa ke Pengadilan Kriminal Inter-nasional (ICC) di Belanda.

Menyusul tewasnya Khadafi , perdana menteri pemerintah-an sementara Libia Mahmoud Jibril mengatakan pemilu akan digelar dalam delapan bulan ke depan. Jibril mengatakan prioritas pemerintahannya kini adalah membersihkan senjata dari jalanan, memulihkan sta-bilitas, dan memulai proses rekonsiliasi. (*/Reuters/I-2)

PAUSE

Fadel Tuding Sudi Mengada-ada

SEBUAH peristiwa budaya besar dan langka di Yogya-karta baru saja dihelat. Yakni pernikahan putri bungsu Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, dengan Achmad Ubaidillah atau Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara.

Rangkaian upacara pernikahan yang berlangsung empat hari itu (16-19/10) digelar sesuai tradisi pernikahan zaman Sultan HB VII yang memerintah pada 1877–1920. Kedua mempelai menaiki kereta pusaka--kereta Kyai Jongwiyat--untuk melakukan kirab dari Keraton Yogyakarta menuju Bangsal Kepatihan, tempat resepsi pernikahan digelar, Selasa (18/10).

“Prosesi itu (kirab) tidak pernah ada lagi sejak zaman HB VII,” ungkap KRT Jatiningrat, kerabat keraton. Prosesi penjemputan temanten pria untuk nyantri di keraton juga pertama kali dilakukan.

Menurut sejarawan Universitas Gadjah Mada Prof Djoko Suryo, “Zamannya sudah berubah, kini keraton lebih tenang dan bisa menyelenggarakan sesuatu dengan nya-man.” Djoko menilai, Keraton Yogyakarta masih hidup, masih menjadi ikon, sebagai pusat kebudayaan dan simbol masyarakat. Oleh sebab itu, perkawinan ini bukan hanya milik keraton, melainkan juga masyarakat luas.

Ratusan gerobak angkringan yang menjajakan makanan secara gratis di sepanjang Jalan Malioboro membuktikan hal itu. “Itu indikasi masyarakat Yogyakarta ikut berba-hagia terhadap pernikahan tersebut,” nilainya.

Di balik kemeriahan pesta pernikahan itu, Djoko me-nilai perjuangan masyarakat Yogyakarta atas RUU Keis-timewaan turut memberi suasana yang berbeda. Di situ persatuan dan kesatuan masyarakat Yogyakarta tampak. Terlebih lagi, surat keputusan perpanjangan masa jabatan gubernur dan wakil gubernur baru dikeluarkan, serta kesepakatan tentang pengisian jabatan kepala daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Kalau yang mengadakan gubernur, rakyat tidak akan sesemarak ini. Ia hanya akan dianggap sebagai pemimpin administratif biasa. Namun, sosok sultan di sini dianggap sebagai pemimpin kultural, masyarakat Yogyakarta pun merasa memiliki atas pesta pernikahan tersebut.” (AT/FU/Din/T-2)

MI/ANGGA YUNIARAP/OSAMA FAISAL

MINGGU, 23 OK TOBER 2011 | NO.11181 | TAHUN XLI I | 24 HALAMAN

HONDA KUASAI POSISI START DI SEPANGDalam kualifikasi GP Malaysia, Honda menguasai tiga posisi start di depan. Dani Pedrosa berhak atas pole position setelah mencatat waktu 2 menit 01,462 detik.

Sport, Hlm 7

SARUNG UNTUK DUNIAPersepsi bahwa sarung merupakan pakaian kuno, kampungan, dan terkesan tradisional kian terkikis. Sarung semakin sering digunakan berbagai kalangan di berbagai acara kasual, koktail, dan acara malam.

Style, Hlm 13

Pemasangan Iklan & Customer

Service:021 5821303

No Bebas Pulsa:08001990990

e-mail:[email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa

+ ongkos kirim)

Keraton masih Jadi Ikon

PEROKOK pasif dapat teran-cam gangguan pendengar-an akibat hembusan asap perokok aktif di sekitarnya. Demikian pengamatan pe-neliti di Amerika Serikat (AS) terhadap para perokok pasif baru-baru ini.

Peneliti melakukan peng-amatan terhadap 3.307 par-tisipan yang tidak merokok. Partisipan yang rentang usianya 20-69 tahun itu tinggal bersama atau di lingkungan tempat tinggal para perokok aktif. Para

partisipan diminta mendengarkan suara di frekuensi 500 Hz-8.000 Hz.

Hasilnya, orang-orang yang tidak merokok, tetapi tinggal bersama perokok mengalami gangguan pende-ngaran. Studi yang dimuat dalam jurnal Health Tobacco Control itu juga menyatakan kemungkinan bahwa para perokok aktif juga berisiko mengalami hal yang sama. (*/zeenews/X-7)

Perokok Pasif dan Gangguan Pendengaran

PENGANTAR:Upacara pernikahan yang baru digelar Keraton Yogyakarta menunjukkan warisan budaya yang mengakar kuat, bahkan di masa modern ini. Berikut laporannya di halaman 1 dan 5.

PROSESI PANGGIH: Putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Bendara dipondong oleh Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara (kanan) dan GBPH Suryodiningrat saat prosesi pondongan pengantin di Bangsal Kencana, Keraton Yogyakarta, Selasa (18/10).

MI/M IRFAN

EBET

ARYO BHAWONO

PERNYATAAN Men-teri Sekretaris Negara Sudi Silalahi soal ala-san pencopotan Fadel

Muhammad dari kursi menteri kelautan dan perikanan mem-buat Fadel berang. Mantan Gubernur Gorontalo itu me-ngatakan Sudi mengada-ada dengan menyebutnya sebagai menteri bermasalah.

“Pergantian saya ialah hak prerogatif presiden. Oleh kare-na itu, Mensesneg tidak perlu menyampaikan alasan pember-hentian saya bila substansinya sangat kabur dan tidak jelas,” ujar Fadel dalam jumpa pers yang digelar di rumah dinasnya di Jakarta, kemarin.

Dalam konferensi pers singkat sesampainya di Bandara Ngu-rah Rai, Bali, dari kunjungan ke Lombok, NTB, Jumat (21/120), Sudi menyebut pencopotan Fadel dari posisi menteri karena yang bersangkutan bermasalah. “Masalah itu riil, ada faktanya. Kepada yang bersangkutan agar segera mengelolanya,” kata Sudi.

Mensesneg menolak mem-beberkan apa masalah Fadel.

Informasi yang dihimpun Media Indonesia menyebutkan ada dua kasus yang diduga melilit Fadel, yakni pengadaan kapal senilai Rp90 miliar dan pembe-basan tanah perluasan kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah senilai Rp5 miliar (Media Indonesia, 22/10).

Namun, Fadel menampik tudingan itu. Ia bahkan menye-butkan bahwa selama menjabat sebagai menteri, ia tidak memi-liki permasalahan hukum atau-pun kinerja.

“Bahkan selama ini Kemente-rian Kelautan justru mendapat predikat wajar tanpa pengecuali-an dari audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuang-an. Mensesneg Sudi Silalahi se-harusnya menyampaikan secara transparan apa masalah yang ia maksudkan, bukan menebar fi tnah,” papar Fadel.

Menurut Fadel, permasalahan tanah yang dialami oleh anak perusahaannya telah selesai. Ia justru mempertanyakan jika per-masalahan itu menjadi pertim-bangan karena tidak berkaitan dengan kinerja menteri.

“Kalau soal hukum silakan bawa ke pengadilan. Tidak ada hubungan dengan kinerja.

Apalagi itu masalah perdata,” jelasnya.

Adapun soal pembelian ka-pal, Fadel mengakui bahwa pembelian tersebut tidak dapat memenuhi target. Dari target pembelian 60 kapal, hanya terealisasi 46 unit. “Tetapi uang atas program ini masih tersisa sehingga dapat digunakan da-lam tahun mendatang.”

Tanya ke IcalKetua Departemen Keuangan

Partai Demokrat Ikhsan Mojo menilai upaya Fadel meminta klarifi kasi kepada Mensesneg Sudi Silalahi dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas pencopotan dirinya salah alamat. “Seharusnya Fadel me-minta penjelasan kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie,” ujar Ikhsan seusai dis-kusi Setelah Menteri Diganti, di Jakarta, kemarin.

Masalah saling-silang infor-masi mengenai pencopotan Fadel, lanjut dia, terjadi karena komunikasi di internal Partai Golkar belum clear. “Seharusnya Pak Fadel menanyakan ke Pak Ical.” (Wta/X-7)

[email protected]

DALAM sepekan ini, beberapa mayat ditemukan dalam kon-disi mengenaskan di tempat umum. Hertati, 36, perempuan hamil tiga minggu ditemukan dalam kardus TV di Pasar Koja, Jakarta Utara.

Keesokan harinya, ditemukan jasad putrinya berusia 6 tahun di dalam koper dengan luka bakar di wajah, di Cakung, Jakarta Timur. Keduanya di-bunuh oleh kekasih sang ibu, Rahmat Awafi , 26, yang sudah ditangkap polisi. Di hadapan penyidik, Rahmat mengaku membunuh Hertati karena ha-rus menikahi pacarnya yang lain, Intan, 23, yang juga sudah hamil 2 bulan. Rencananya pernikahan diselenggarakan 30 Oktober 2011.

Selang beberapa hari, masya-rakat juga menemukan mayat

laki-laki di Kompleks Perumah-an Intercon, Srengseng, Jakarta Barat, dalam keadaan hangus terbakar. Pada kasus lain, di Kalimalang, Bekasi, seorang suami tega membunuh dan membuang mayat istrinya di kolong Jembatan Kalimalang.

Penemuan mayat tersebut me nimbulkan banyak pertanya-an mengapa perilaku manusia semakin menakutkan terhadap sesamanya. Ahli psikologi fo-rensik dari Bina Nusantara Reza Indragiri Amriel mengatakan perilaku sadis manusia hingga membunuh merupakan sebuah ketidakmampuan seseorang mengelola kondisi stresnya.

Namun menurut Reza, tidak selamanya pembunuhan sadis berlatar belakang stres. Bisa juga karena disfungsional norma dan hukum di Indonesia. “Ini

berbeda dengan binatang yang membunuh sebagai bentuk per-tahanan hidup.”

Perilaku buruk manusia itu, lanjutnya, kemudian ditiru oleh manusia lainnya, yang disebut copycat criminals. “Bukan bakat psikopat ya, tetapi camoufl age society. Faktor yang melatarbe-lakangi tindakan membunuh itu tergantung dari tingkat emosi dan proses kognitif individu.”

Reza juga menolak anggapan bahwa para pelaku pembunuh-an sadis sebagai individu-indi-vidu patologis. Sebab, sebiadab apa pun mereka, justru mem-perlihatkan mereka itu tetap manusia rasional dan cerdas.

Menurut Reza, ruang nor-ma dan hukumlah yang bisa menciptakan ketertiban dalam rasionalitas masyarakat. (NY/NA/X-8)

ANTARA/SENO S

Fadel Muhammad disarankan menanyakan pencopotan dirinya kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.

Keluarga Desak PBB Selidiki Kematian Moamar Khadafi

BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL: Seorang peserta defile Kundaran memakai baju etnik dalam Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) di Jawa Timur, kemarin. BEC diikuti 320 peserta yang membawakan tiga defile, yaitu Defile Gandrung, Damar Wulan, dan Kundaran. BEC dapat menjadi wahana bagi generasi muda untuk mempelajari lebih mendalam budaya Banyuwangi. Rencananya BEC akan menjadi agenda tahunan untuk menarik wisatawan.

Norma Hukum tidak BerfungsiPembunuhan Sadis Marak

200 km

Tripoli

Laut Mediterania

Sirte

LIBIA

Misrata