evaluasi suspensi

8
a. Evaluasi Viskositas Viskositas atau kekentalan adalah sutau sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Dalam suatu suspense viskositas dapat dinaikkan dengan adanya sspending agent. Tetapi suatu produk yang mempunyai viskositas tinggi umumnya tidak diinginkan karena sukar dituang dan juga sukar untuk diratakan kembali. Karena itu bila viskositas suspense dinaikkan biasanya dilakukan sedemikian rupa sehingga viskositas sedang sajauntuk menghindari kesulitan-kesulitan seperti yang diperlukan tadi. (Ansel,1989:357) b. Evaluasi Kerapatan Partikel (Bobot Jenis) Kerapatan partikel (zat terlarut) umumnya lebih besar daripada kerapatan zat pembawanya, sutau sifat yang diinginkan, karena bila partikel-partikel lebih ringan dari pembawa, partikel-partikel cenderung untuk mengambang dan partikel-partikel ini sangat sukar didistribusikan secara seragam ke dalam pembawa. (Ansel,1989:357) c. Evaluasi Waktu Redispersi Waktu redispersi dapat diketahui dengan cara mengocok sediaan dalam wadahnya atau dengan menggunakan pengocok mekanik atau tangan. Suspense didiamkan hingga mengendap kemudian masing-masing suspense dikocok homogen dan dicatat

Upload: chafa-nick

Post on 18-Jul-2016

97 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

evaluasi

TRANSCRIPT

Page 1: evaluasi suspensi

a. Evaluasi Viskositas

Viskositas atau kekentalan adalah sutau sifat cairan yang berhubungan erat dengan

hambatan untuk mengalir. Dalam suatu suspense viskositas dapat dinaikkan dengan adanya

sspending agent. Tetapi suatu produk yang mempunyai viskositas tinggi umumnya tidak

diinginkan karena sukar dituang dan juga sukar untuk diratakan kembali. Karena itu bila

viskositas suspense dinaikkan biasanya dilakukan sedemikian rupa sehingga viskositas

sedang sajauntuk menghindari kesulitan-kesulitan seperti yang diperlukan tadi.

(Ansel,1989:357)

b. Evaluasi Kerapatan Partikel (Bobot Jenis)

Kerapatan partikel (zat terlarut) umumnya lebih besar daripada kerapatan zat

pembawanya, sutau sifat yang diinginkan, karena bila partikel-partikel lebih ringan dari

pembawa, partikel-partikel cenderung untuk mengambang dan partikel-partikel ini sangat

sukar didistribusikan secara seragam ke dalam pembawa. (Ansel,1989:357)

c. Evaluasi Waktu Redispersi

Waktu redispersi dapat diketahui dengan cara mengocok sediaan dalam wadahnya

atau dengan menggunakan pengocok mekanik atau tangan. Suspense didiamkan hingga

mengendap kemudian masing-masing suspense dikocok homogen dan dicatat waktunya.

Kemampuan redispersi baik bila suspense telah terdispersi sempurna dengan pengocokan

dalam waktu maksimal 30 detik.

a. Evaluasi Laju sedimentasi

Meruapakan kecepatan pengendapan dari partikel-partikel suspense. Adapun factor-

faktor yang terlibat dalam laju dari kecepatan mengendap partikel-partikel suspense

tercakup dalam persamaan hokum srokes (Ansel, 1989:356,357) yaitu:

V=

Keterangan:

Page 2: evaluasi suspensi

V = Kecepatan jatuhnya suatu partikel padat (cm/dtk)g = Konstanta gravitasi (980,7 cm/dtk)ρ1 = Kerapatan fase terdispersi (g/ml)ρ2= Kerapatan fase pendispersi (g/ml)d = Diameter partikel (cm)μ = Viskositas mmedium disperse (poise) Kecepatan sedimentasi berdasarkan hukum stokes di atas dipengaruhi :

Kerapatan fase terdispersi dan kerapatan fase pendispersi

Sifat yang diinginkan yaitu kerapatn partikel lebih besar daripada kerapatn pembawa,

karena bila partikel lebih ringan dari kerapatn pembawa maka partikel akan mengambang

dan sulit didistribusikan secara homogeny ke dalam pembawa.

Diameter ukuran partikel

Laju sedimentasi dapat diperlambat dengan mengurangi ukuran partikel dari fase

terdispersi karena semakin kecil ukuran partikel maka kecepatan jatuhnya lebih kecil.

Viskositas medium pendispersi

Laju sedimentasi dapat berkurang dengan cara menaikkan viskositas medium disperse,

tetapi suatu produk yang mempunyai viskositas tinggi umumnya tidak diinginkan karena

sulit dituang, sebaiknya viskositas suspense dinaikkan sampai viskositas sedang saja.

(Ansel,1989:357)

b. Evaluasi volume Sedimentasi

Volume sedimentasi (F) adalah perbadingan dari volume endapan yang etrjadi (VU)

terhadap volume awal dari suspense sebelum mengendap (V0) setelah suspense didiamkan.

(Anief, 1993:31)

Rumus : F =

Keterangan:

F = Volume sedimentasiVU = Volume akhir suspenseV0 = Volume awal suspense sebelum mengendap

Prosedur evaluasi volume sedimentasi adalah sebagai berikut:

1. Sediaan dimasukkan ke dalam tabung sedimen yang berkala

2. Volume yang diisikan merupakan volume awal

3. Setelah didiamkan beberapa waktu/ hari diamati volume akhir dengan terjadinya sedimentasi

volume akhir terhadap volume yang diukur ((VU)

Page 3: evaluasi suspensi

4. Dihitung volume sedimentasi

5.

Keterangan:

A = suspense yang baik

B = suspense agak baik

C = Suspensi yang jelek

A

Buat kurva grafik antar F (sumbu Y) terhadap waktu (sumbu X)

C

B

Bila F = 1 atau mendekati 1, maka sediaan baik karena tidak adanya supernatant jernih

pada pendiaman

Bila F > 1 terjadi “floc” sangat longgar dan halus sehingga volume akhir lebih besardari

volume awal

Formulasi lebih baik jika dihasilkan kurva garis horisontal.

(Martin, 1993:1132)

Page 4: evaluasi suspensi

**********************************

Evaluasi Stabilitas Fisik Suspensi1. Organoleptis

Pemeriksaan organoleptik yang dilakukan meliputi bau,warna, dan rasa

2. Massa Jenis

Piknometer kosong yang bersih dan kering ditimbang (a). Kemudian aquadest dimasukkan ke

dalam piknometer dan ditimbang beratnya

(b). Piknometer dibersihkan dan dikeringkan. Suspensi ibuprofen dimasukkan ke dalam

piknometer, kemudian ditimbang beratnya

(c). Massa jenis suspensi ibuprofen ditentukan menggunakan

persamaan (1).

ρ =𝒄−𝒂𝒃 − 𝒂x ρ................................

3. Distribusi Ukuran Partikel

Suspensi diencerkan dan dibuat sediaan yang cukup antara 3-5 sediaan diatas objek glass.

Kemudian objek glass yang berisi preparat yang akan diamati diletakkan di tengah-tengah meja

benda. Lensa objektif diturunkan sampai berjarak kira-kira 3mm dengan benda yang akan

diamati. Sambil melihat melalui lensa okuler, pengatur kasar diputar keatas sehingga partikel

yang akan diamati terlihat jelas. Kemudian dihitung nilai antilog SD diameter dari 20 partikel

suspensi tersebut. Jika nilai antilog SD<1,2, maka jumlah partikel yang diukur ≥500. Sedangkan

jika nilai antilog SD>1,2 maka jumlah partikel yang harus diukur adalah ≥1000. Selanjutnya

dilakukan pengelompokkan dengan menentukan ukuran partikel yang terkecil yang tersebar.

Dibuat grafik distribusi ukuran partikel dan ditentukan harga diameternya.

4. Viskositas

Page 5: evaluasi suspensi

Tahapan awal, ditentukan nilai Kv viscometer stormer dengan sampel suspensi ibuprofen.

Sampel

dimasukkan ke dalam wadah. Sampel dinaikkan hingga tanda batas pada dayung terendam, tepat

letaknya di tengah sampel. Rem dilepas sehingga pemberat akan meluncur ke bawah. Lakukan

prosedur dengan pemberat anak timbangan yang bervariasi (W) yaitu: 30, 60, 90, 120, dan 150

gram. Dicatat nilai rpm yang dihasilkan pada setiap anak timbangan yang berbeda. Selanjutnya

dicari nilai regresi linier dari bobot anak timbangan (x) vs rpm (y) sehingga diperoleh persamaan

(2). Nilai y pada persamaan regresi dianggap nol, sehingga dapat dicari nilai x (Wf). Ditentukan

viskositasnya dengan

menggunakan persamaaan (3).

y=bx+a.................................. (2)

η=𝐊𝐯 (𝐖−𝐖𝐟)𝒓𝒑𝒎........................ (3)

5. Volume Sedimentasi

Suspensi ibuprofen dimasukkan ke dalam gelas ukur 10 mL dan disimpan pada suhu kamar serta

terlindung dari cahaya secara langsung. Volume suspense ibuprofen yang diisikan merupakan

volume awal (Vo). Perubahan volume diukur dan dicatat setiap selama 30 hari tanpa pengadukan

hingga tinggi sedimentasi konstan. Volume tersebut merupakan volume akhir (Vu). Volume

sedimentasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 4.

F=Vu/Vo ...........................

6. Redispersi

Uji Redispersi dilakukan setelah evaluasi volume sedimentasi selesai dilakukan. Tabung reaksi

berisisuspensi ibuprofen yang telah dievaluasi volume sedimentasinya diputar 180 derajat dan

dibalikan ke posisi semula. Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna

dan diberi nilai 100%. Setiap pengulangan uji redispersi pada sampel yang sama, maka akan

menurunkan nilai redispersi sebesar 5%.

7. Pengukuran pH

Page 6: evaluasi suspensi

Suspensi ibuprofen dituangkan kedalam wadah khusus pada pH meter secukupnya. Tunggu

hingga pH meter menunjukkan posisi tetap, pH yang ditampilkkan pada layar digital pH meter

dicatat