evaluasi sistem pengendalian internal pada sistem .../evaluasi...bab i pendahuluan a. gambaran umum...
TRANSCRIPT
Evaluasi sistem pengendalian internal pada sistem pemberian kredit
koperasi Wijaya Kusuma kabupaten Sukoharjo
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya
Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh:
Tri Kusno Widi Asmoro F.3307113
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo didirikan pada tanggal 30 Juni
2007 yang beralamatkan di Ruko Pasar Bumi Rejo nomor 11 Pabelan
Sukoharjo dengan berbadan hukum nomor 518/ 143. a/ BH/ PAD/ VI/ 2007
tanggal 30 Juni 2007. Sebelumnya Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
bernama Koperasi Serba Usaha Mentari yang didirikan pada tanggal 26 Mei
1999 dengan berbadan hukum nomor 179/ BH/ KWK. 11. 27/ V/ 1999 yang
beralamatkan Ruko Pasar Bumi Rejo nomer 11 Pabelan Sukoharjo. Pendiri
dari Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah Ngoe Hok Djiang yang
menggagas untuk mengganti nama Koperasi Serba Usaha Mentari menjadi
Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.
Menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi
Wijaya Kusuma Sukoharjo, koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat
yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang/ badan hukum yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagi usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan.
1. Tujuan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Demikian juga dengan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo. Koperasi
tersebut mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
a. Untuk membantu pemerintah dalam mewujudkan pembangunan
ekonomi dengan meningkatkan kesejahteraan anggotanya khususnya
dan kemajuan daerah pada umumnya.
b. Salah satu urat nadi perekonomian nasional. Sesuai dengan tujuannya,
koperasi berkeinginan untuk melayani dengan sebaik- baiknya kepada
anggotanya dan bertekad kuat untuk menyukseskan program
pemerintah di bidang perkoperasian dengan cara menunjukkan citra
yang baik bahwa dengan berkoperasi masyarakat akan dapat maju.
2. Produk dan layanan
Adapun produk dan layanan yang diberikan oleh Koperasi Wijaya
Kusuma Sukoharjo antara lain
a. Simpanan sukarela.
b. Deposito.
c. Simpanan wajib.
d. Kredit jangka panjang (maksimal 2 tahun) dan jangka pendek
(maksimal 3 bulan).
3. Permodalan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Setiap perusahaan pasti memiliki unsur permodalan di dalam
menjalankan usahanya. Permodalan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
terdiri dari:
a. Koperasi mempunyai modal sendiri. Modal sendiri terdiri dari
kekayaan bersih yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,
dan simpanan sukarela.
b. Koperasi dapat melakukan pemupukan modal yang berasal dari
modal penyertaan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah,
c. Simpanan berjangka (deposito).
4. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sisa hasil usaha merupakan sumber pendapatan koperasi yang
diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan
kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Besarnya pembagian SHU adalah sebagai berikut :
a. Dana Cadangan 20%
b. Dana Jasa Anggota 55%
c. Dana Pengurus 5%
d. Dana Pendidikan 2,5%
e. Dana Pembangunan Perkoperasian 2,5%
f. Dana Manager/ Pengelola 8%
g. Dana Sosial 2%
h. Dana Audit 5%
5. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah kekayaan koperasi yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha yang dimaksudkan untuk memupuk modal
sendiri dan untuk menutup kerugian Koperasi bila diperlukan sehingga
tidak boleh dibagikan kepada anggota. Rapat anggota memutuskan untuk
untuk mempergunakan paling tinggi 75% dari jumlah seluruh cadangan
untuk pemukan modal sendiri. Sekurang-kurangnya 25% dari dana
cadangan harus disimpan atau didepositokan terutama pada Bank Swasta.
6. Pembukuan
Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo dalam pembukuan melakukan
sebagai berikut:
a. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang perusahaan
menurut contoh yang ditetapkan dalam Standart Khusus Akuntansi
Koperasi.
b. Koperasi wajib pada setiap tutup buku membuat laporan keuangan.
c. Tahun buku perusahaan koperasi berjalan dari 1 Januari sampai 31
Desember dan harus sudah disusun paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum Rapat Anggota.
7. Struktur organisasi di Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Struktur organisasi di Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
merupakan perangkat atau bagan yang menunjukkan hubungan-
Shubungan atau peran serta diantara organisasi yang terkait didalamnya
sehingga jelas kedudukannya. Wewenang dari masing-masing unsur
disusun dalam satu kasatuan yang teratur dan organisasi yang memiliki
posisi dan tanggung jawab yang jelas. Parangkat organisasi yang ada pada
Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo terdiri dari :
a. Rapat Anggota
b. Pengurus
c. Pengelola
8. Deskripsi Jabatan
Uraian jabatan dari masing-masing alat kelengkapan Koperasi
Wijaya Kusuma Sukoharjo dapat dirinci sebagai berikut:
a. Rapat Anggota
Rapat anggota Koperasi Wijaya Kusuma Sukuharjo pada
dasarnya adalah kekuasaan tertinggi dalam tatanan kehidupan
organisasi Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.
Fungsi dari rapat anggota adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan Anggaran Dasar Koperasi.
2) Menetapkan kebijaksanaan umum serta pelaksanaan
keputusan-keputusan koperasi yang lebih baik.
3) Memilih dan mengangkat serta memberhentikan
pengurus.
4) Menetapkan rencana kerja, anggaran belanja serta
kebijakan pengurus dibidang organisasi dan usaha.
b. Pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Pengurus ditetapkan dalam forum rapat anggota tahunan. Masa
kerja pengurus ditetapkan selama tiga tahun terhitung sejak rapat
anggota pemilihan sampai rapat anggota pemilihan pengurus
berikutnya. Susunan pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo :
Ketua : Ngoe Hok Djiang
Ketua II : Eddy Wohon , SH
Bendahara : Njoo Tjauw Hwee
Sekretaris I : Fredy Sri Mulyono
Sekretaris II : Dwi Herry Widiatmoko
Sumber : Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Gambar 1. 1 Struktur pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo memiliki tugas antara
lain :
a. Memimpin organisasi dan perusahaan koperasi.
b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana
anggaran pendapatan dan belanja koperasi.
c. Menyelenggarakan rapat anggota.
d. Menyelenggarakan administrasi organisasi dan perusahaan
koperasi.
c. Pengelola Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Berikut adalah daftar nama pengelola Koperasi Wijaya Kusuma
Sukoharjo adalah sebagai berikut :
Manager : Rini Setyowati, SH
Teller dan staff akuntansi : Yulia Arifatul Chorida, SE
KETUA I
KETUA II
BENDAHARA SEKRETARIS II SEKRETARIS I
Bagian kredit : Yogie Tangguh Aprihantoro
Staff Penagihan dan surveyor : Purwo Handoko, SE
Sumber : Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Gambar 1. 2 Struktur pengelola Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Pembagian tugas dimaksudkan untuk mendistribusikan pekerjaan
secara merata, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pembagian tugas,
dimana setiap departemen mempunyai tugas dan wewenang tersendiri.
Secara singkat pembagian tugas dan wewenang yang ada pada Koperasi
Wijaya Kusuma Sukoharjo adalah sebagai berikut :
Tugas manager koperasi
Adapun yang menjadi tugas dari manager koperasi Wijaya
Kusuma Sukoharjo antara lain :
1. Mengkoordinir penyusunan rencana kerja dan anggaran masing-
masing bagian yang ada di bawah tanggung jawabnya kepada
pengurus.
2. Menyusun perencanaan yang tepat dalam rangka pembukaan
usaha-usaha baru.
Manager
Teller dan staff akuntansi
Bagian Kredit Staff penagihan dan survei
3. Melaksanakan tugas-tugas bidang usaha sesuai dengan rencana
kerja dan anggaran yang disetujui rapat anggota serta pengarahan
yang dilakukan oleh pengurus.
4. Menghimpun dan mengkoordinir para karyawan dalam
pelaksanaan tugas-tugas bidang usaha.
5. Melaksanakan tugas-tugas pengurus yang telah dilimpahkan
kewenangannya kepada manager.
Wewenang manager koperasi
Adapun yang menjadi wewenang dari manager koperasi Wijaya
Kusuma Sukoharjo antara lain :
1. Atas persetujuan tertulis dari pengurus, manager
menandatangani surat-surat berharga dengan bank dan
mengesahkan pengeluaran-pengeluaran sejumlah uang atau
barang tertentu.
2. Manager berhak mengotorisasi persetujuan kredit.
Tugas bagian teller dan staff akuntansi
Adapun yang menjadi tugas dari bagian teller dan staff akuntansi
koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :
1. Melakukan transaksi perbankan (penyetoran dan penarikan dana
tunai dan non tunai, pencairan dana kredit dan pembayaran
kredit).
2. Melakukan pembukuan hasil transaksi harian pada buku kas
harian.
3. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima.
4. Menyelenggarakan verifikasi data-data dari pihak terkait.
5. Menyusun laporan keuangan tiap periode tahun berjalan.
Wewenang bagian teller dan staff akuntansi
Adapun yang menjadi wewenang dari bagian teller dan staff
akuntansi koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :
1. Menyerahkan dana pinjaman.
2. Menerima angsuran pinjaman.
Tugas bagian kredit
Adapun yang menjadi tugas dari bagian kredit koperasi Wijaya
Kusuma Sukoharjo antara lain :
1. Manerima formulir atau dokumen permohonan kredit yang telah
diisi oleh calon peminjam yang diberikan oleh teller.
2. Membuat rekomendasi persetujuan pinjaman.
3. Menganalisis kredit.
4. Mengotorisasi permohonan kredit.
5. Mancatat dalam daftar peminjam.
6. Melengkapi surat pernyataan kredit.
Wewenang bagian kredit
Adapun yang menjadi wewenang dari bagian kredit koperasi
Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :
1. Membuat rekomendasi permohonan kredit.
2. Mempunyai hak alvalis, yaitu bagian pinjaman dapat sebagai
penjamin kredit jika bagian survei tidak menyetujui kredit.
Tugas bagian staff penagihan dan surveyor
Adapun yang menjadi tugas dari bagian staff penagihan dan
surveyor koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :
1. Menyurvei calon nasabah.
2. Membuat laporan hasil survei.
3. Menagih angsuran kredit dari nasabah.
Wewenang bagian staff penagihan dan surveyor
Adapun yang menjadi wewenang dari bagian staff penagihan dan
surveyor koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo antara lain :
1. Memberikan penilaian terhadap hasil survei.
2. Menerima kas angsuran dari nasabah.
3. Melakukan penagihan kas dari nasabah.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Koperasi sebagai badan usaha diharapkan mampu melaksanakan setiap
langkah perkoperasian yang ditujukan untuk memajukan koperasi sekaligus
juga menyejahterakan para anggotanya. Dalam arti kata, koperasi diharapkan
dapat memajukan dan mengembangkan usaha dalam bentuk kegiatan ekonomi
yang tidak terlepas dari kepentingan anggotanya. Maju dan berhasilnya usaha
koperasi tidak hanya dapat diukur dari besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) yang
diperoleh, tetapi masih banyak lagi alat ukur yang lain yang dapat digunakan.
Salah satunya adalah dengan cara menilai mutu pelayanan kepada para
anggotanya. Supaya keberhasilan koperasi dapat sesuai dengan tujuan dan
cita- citanya, maka koperasi harus dikelola dengan manajemen yang baik dan
benar, sehingga koperasi diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan bagi
para anggotanya. Oleh karena itu, perlu diperhatikan juga sistem pengendalian
internal yang baik pula sesuai dengan kondisi koperasi yang diharapkan
sehingga dapat menunjang kegiatan koperasi menjadi lebih baik lagi.
Sistem pengendalian internal mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pengelolaan koperasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak terutama
manager dan pengurus untuk mengawasi dan mengontrol usahanya agar tidak
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan koperasi itu sendiri.
Dengan demikian diharapkan tecapainya sasaran yang ingin dicapai dalam
penerapan sistem pengendalian internal yaitu :
1. Ketepatan data akuntansi
2. Pengamanan harta perusahaan
3. Meningkatkan efisiensi dan ketaatan terhadap kebijakan koperasi
Dalam usaha menjamin kepentingan pihak koperasi, maka pihak
koperasi menerapkan suatu sistem pengendalian internal mulai dari
permohonan sampai tahap penarikan kredit. Koperasi Wijaya Kusuma
Sukoharjo mempunyai aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang baik dalam
mengelola operasionalnya. Penerapan sistem pengendalian yang baik akan
menjamin terciptanya suatu mekanisme kerja yang maksimal dan sehat.
Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo merupakan salah satu bentuk koperasi
fungsional yang ada di Indonesia. Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
diharapkan mampu berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya.
Penerapan sistem pengendalian internal merupakan salah satu bentuk
upaya untuk melindungi kekayaan pengelolaan koperasi dari tindakan ketidak
efisienan karena adanya penyimpangan pengelolaan dapat timbul dari dalam
lingkungan koperasi itu sendiri. Penyimpangan internal dapat terjadi karena
sistem pengawasan yang sangat lemah, kemudian hal ini akan memberikan
peluang bagi karyawan untuk berbuat penyimpangan wewenang misalnya
terjadi tumpang tindih kewenangan. Dengan implikasi dari penerapan sistem
pengendalian yang baik akan menciptakan kondisi yang efektif dan efisien.
Pada dasarnya koperasi dalam menjalankan aktivitasnya mempunyai
tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Hal tersebut otomatis
akan mendorong pimpinan untuk menerapkan suatu kebijaksanaan dalam
pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan tersebut. Selama ini penerapan
sistem pengendalian internal yang diterapkan belum sepenuhnya berjalan
dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari adanya perangkapan tugas oleh
satu karyawan yaitu bagian teller dan staff akuntansi yang seharusnya
dipisahkan antara fungsi pengelola kas fisik dengan fungsi pencatatan
akuntansi.
Dilihat dari prakteknya, masih terdapat sistem pengendalian yang
belum terlaksana dengan baik. Dari uraian diatas maka dapat diambil suatu
judul sebagai berikut :
“EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA
SISTEM PEMBERIAN KREDIT KOPERASI WIJAYA KUSUMA
SUKOHARJO”.
C. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah tersebut perlu dirumuskan terlebih dahulu. Perumusan masalah ini
sangat penting karena hasilnya akan menjadi pedoman bagi langkah
selanjutnya. Masalah-masalah yang diajukan antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimanakah sistem pemberian kredit yang diterapkan oleh Koperasi
Wijaya Kusuma Sukoharjo?
2. Apakah penerapan unsur-unsur sistem pengendalian internal yang
terdapat pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo telah diterapkan
dengan baik oleh Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo?
3. Apa saja kelebihan dan kelemahan sistem pengendalian internal yang
diterapkan oleh Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo?
D. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem pengendalian khususnya sistem pemberian
kredit yang ada pada Kopeasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.
2. Untuk mengevaluasi sistem pemberian kredit pada Kopersi Wijaya
Kusuma Sukoharjo.
E. Manfaat
Manfaat yang penulis dapat peroleh dari tugas ini adalah:
1. Penelitian ini berguna untuk memberikan masukan guna membantu
pengurus Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo dalam sistem pemberian
kredit supaya lebih baik lagi.
2. Bagi peneliti lainnya, berguna sebagai bahan informasi awal atau
masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “ credere” yang
berarti kepercayaan akan kebenaran. (Suyatno dkk, 2003: 12).
Menurut Simorangkir yang dikutip Untung (2000: 1), kredit
merupakan pemberian prestasi (misalnya: uang, barang) dengan balas
prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.
Dalam prakteknya, pengertian kredit berkembang secara luas,
antara lain :
a. Kredit merupakan hak untuk menerima pembayaran atau
kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang
diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan
barang- barang sekarang. (Raymond P. Kent )
b. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasar persetujuan atau kesepakatan
pinjaman antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil
keuntungan. (UU No. 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah
menjadi UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan).
15
2. Tujuan Kredit
Menurut Suyatno dkk (2003: 15). Keamanan merupakan tujuan
dari pemberian kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima.
Pancasila merupakan dasar dan falsafah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan,
melainkan disesuaikan dengan tujuan negara yaitu untuk mencapai
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian,
maka tujuan kredit antara lain sebagai berikut:
a. Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan
fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
c. Memperolah laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan
dapat memperluas usahanya.
3. Unsur-Unsur Kredit
Menurut Suyatno dkk (2003: 14) unsur-unsur yang terdapat dalam
kredit, antara lain:
a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa
prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau
jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang.
b. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian
prestasi dengan kontraprestasi yang akan yang akan diterima pada
masa yang akan datang.
c. Degree of risk, yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi
sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara
pemberian prestasi dengan dengan kontraprestasi yang akan
diterima kemudian hari.
d. Prestasi, atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk
uang, tetapi juga dapat bentuk barang atau jasa.
4. Prinsip Pemberian Kredit.
Dalam pemberian kredit, kreditor harus mempunyai keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati, karena pemberian kredit selalu
membawa resiko tak tertagih. Oleh karena itu, sebelum mencairkan atau
memberikan kredit maka kreditur menyelidiki terlebih dahulu calon
debiturnya apakah bisa dipercaya dan diandalkan atau tidak.
Dalam pelaksanaan kegiatan perkreditan yang sehat, diperlukan
prinsip kredit yang sering disebut dengan 6C (Mulyono, 1993: 11), yaitu
sebagai berikut:
a. Character
Character merupakan keyakinan dari pihak bank bahwa si
peminjam mempunyai moral, watak, ataupun sifat-sifat pribadi
yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung
jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, sebagai
anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan kegiatan
usahanya.
b. Capacity
Capacity merupakan suatu penilaian kepada nasabah
mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari
kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan
kredit dari bank.
c. Capital
Capital merupakan jumlah dana atau modal sendiri yang
dimiliki oleh nasabah.
d. Collateral
Collateral merupakan barang jaminan yang diserahkan oleh
peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang
diterimanya.
e. Condition of economy
Condition of economy merupakan situasi dan kondisi politik,
sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi
keadaan perekonomian pada saat maupun untuk kurun waktu
tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi
kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.
f. Constraint
Constraint merupakan batasan-batasan atau hambatan-
hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan bisnis
di suatu tempat.
5. Manfaat Kredit
a. Manfaat kredit secara langsung, antara lain:
1) Bagi koperasi
a) Memperoleh keuntungan.
b) Dapat mengembangkan usaha.
c) Dapat memasarkan jasa-jasa perkoperasian.
2) Bagi debitur
a) Dapat memperluas atau mengembangkan usaha.
b) Mambuka kesempatan lapangan pekerjaan.
b. Manfaat kredit secara tidak langsung, antara lain:
1) Bagi masyarakat
a) Lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan.
b) Membuka lapangan pekerjaan.
c) Terbayarnya barang dengan pasti.
2) Bagi pemerintah
a) Pemasukan negara bertambah.
b) Meningkatkan dan meratakan pembangunan sebagai alat
pemicu pertumbuhan ekonomi.
6. Fungsi Kredit
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan
perdagangan (Suyatno dkk, 2003: 16), antara lain sebagai berikut:
a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang.
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang.
c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran
barang.
d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
f. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan
internasional.
7. Jaminan Kredit
Jaminan kredit adalah penyerahan kekayaan dari debitur kepada
kreditur sebagai pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung
pembayaran kembali suatu hutang (Suyatno dkk, 2003: 81).
Berdasarkan pengertian di atas, para analisis kredit harus jeli dan
teliti dalam penilaian barang-barang yang dijaminkan kepada bank, baik
dari nilai ekonomis maupun nilai yuridis, sehingga dapat memperkirakan
kemampuan debitur membayar pinjamannya pada bank.
Adapun fungsi jaminan kredit menurut Suyatno dkk (2003: 12),
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk
mendapatkan pelunasan dari hasil penjualan barang-barang
jaminan tersebut, apabila nasabah melakukan cidera janji,
yaitu tidak membayar kembali hutangnya pada waktu yang
telah ditetapkan dalam perjanjian.
b. Menjamin agar nasabah berperan serta di dalam transaksi
untuk membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk
meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri
sendiri atau perusahaan dapat dicegah atau sekurang-
kurangnya kemungkinan untuk dapat berbuat demikian dapat
diperkecil.
c. Memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian
kredit, khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai
dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar ia tidak
kehilangan kekayaan yang dijaminkan kepada bank.
8. Pengertian Sistem Pengendalian Internal (SPI)
a. Menurut Baridwan (1985:7)
“Pengendalian internal itu meliputi struktur organisasi dan
semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan
di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta
perusahaan, memeriksa ketelitian dan krbrnaran data akuntansi,
memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga
dipatuhinya kebijaksanaan managemen yang telah ditetapkan lebih
dahulu. Seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakkan
efisiensi usaha dan mendorong ditaatinnya kebijaksanaan pimpinan
yang telah digariskan”.
b. Menurut Mulyadi ( 2001:163)
“Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan dapat dipercaya
tidaknya data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen”.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli
diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pokok dari
sistem pengandalian internal antara lain:
1) Menjaga keamanan harta perusahaan.
2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
3) Meningkatkan efektivitas dan efisiansi perusahaan.
4) Menjaga supaya tidak terjadi penyimpangan kebijaksanaan
manajemen yang ditetapkan.
9. Unsur- Unsur Sistem Pengendalian Internal (Mulyadi, 2001: 163)
a. Struktur yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan rerangka pembagian tanggung
jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi
berdasarkan pada prinsip- prinsip sebagai berikut :
1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi. Fungsi operasi merupakan fungsi yang
memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan
(misalnya: pembelian). Fungsi penyimpanan merupakan fungsi
yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan.
Fungsi akuntansi merupakan fungsi yang memiliki wewenang
untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.
2) Tidak satu departemenpun yang diberi tanggung jawab rangkap
untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Adanya pemisahan fungsi tersebut mencerminkan tanggung
jawab yang sesungguhnya. Jika tidak diadakan pemisahan fungsi
tersebut, maka data akuntansi yang dihasilkan tidak dapat
dipercaya kebenarannya, akibatnya kekayaan organisasi tidak
terjamin keamanannya.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan,
dan biaya.
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar
otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi
tersebut. Oleh karena itu, pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya transaksi perlu dibuat.
c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dengan sistem
wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan
terlaksana dengan baik jika tidak diciptakannya cara untuk menjamin
praktek-praktek yang sehat dalam pelaksanaannya, cara yang dapat
ditempuh yaitu:
1) Penggunaan formulir bernomor tercetak yang pemakaiannya
harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
2) Pemeriksaan mendadak dilakukan tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu kepada yang diperiksa dengan jadwal yang
tidak teratur.
3) Setiap transaksi dari awal sampai akhir tidak boleh dilakukan
kepada satu orang saja dan tanpa campur tangan juga dari unit
organisasi lain.
4) Perputaran jabatan yang dilakukan secara rutin nantinya akan
dapat menjaga independen pejabat dalam melaksanakan
tugasnya sehingga dapat menjegah persekongkolan antar
pejabat dalam usaha melakukan kecurangan.
5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
6) Secara periodik dilakukan pencocokan kekayaan fisik dengan
catatannya.
7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas memeriksa
efektivitas sistem pengendalian internal.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi
tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
efektif dan efisien. Untuk mendapatkan karyawan yang berkompeten
dan dapat dipercaya, maka dapat dilakukan dengan berbagai cara
dalam perekrutannya diantaranya :
1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut
oleh pekerjaannya.
Dalam usaha untuk memperoleh karyawan yang
mempunyai kecakapan yang sesuai dengan tuntutan tanggung
jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus mengadakan
analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan
syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan yang akan
menduduki posisi tersebut. Program yang baik dalam seleksi
calon karyawan akan menjamin diperolehnya karyawan yang
memiliki kompetensi seperti yang dituntut oleh jabatan yang
akan didudukinya.
2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan.
Bagi karyawan yang masih muda dan memiliki potensi
untuk dapat berkembang, koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
memperbolehkan kepada karyawannya untuk meningkatkan
kualitas pendidikannya. Dengan catatan, dilakukan tidak pada
jam kerja.
Adanya sistem pengendalian internal diharapkan dapat
mencegah adanya penyelewengan atau penyimpangan lainnya
dengan tindakan pengawasan yang dilakukan secara terus
menerus baik melalui laporan maupun pemeriksaan fisik. Sistem
pengendalian internal yang lemah akan mengakibatkan kekayaan
koperasi tidak terjamin dan dapat terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang dapat dilakukan oknum-oknum dalam
koperasi itu sendiri.
10. Tujuan Pengendalian Internal
Pengendalian internal memiliki tujuan yang signifikan. Adapun
rincian tujuan sistem pengendalian internal akuntansi adalah sebagai
berikut :
1) Menjaga kekayaan perusahaan
Penggunaan kekayaan hanya meliputi sistem otorisasi yang
telah diterapkan. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang
dicatat, dibandingkan secara periodik antara catatan akuntansi
dengan kekayaan yang sesungguhnya. Rekonsiliasi antara catatan
akuntansi yang diselenggarakan.
2) Mengecek ketelitian data
Pengecekan ketelitian data meliputi dua aktivitas utama,
yaitu: Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah
ditetapkan dan pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan
akuntansi.
11. Pengertian Koperasi
Menurut Ninik Widiyanti (1988: 1). Koperasi berasal dari kata
“co” dan “operation” yang mengandung pengertian kerja sama untuk
mencapai tujuan. Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan
kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama
secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
Unsur-unsur yang terkandung dari makna koperasi antara lain:
a. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama.
b. Tujuannya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggotanya.
c. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal (bukan
oknum modal) akan tetapi persekutuan sosial.
12. Tujuan Koperasi
Menurut Ninik Widiyanti (1988: 3), koperasi dibentuk dengan
mempunyai tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan utama
koperasi adalah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
anggotanya.
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Jaringan yang membentuk prosedur pemberian kredit Koperasi
Wijaya Kusuma Sukoharjo
a. Prosedur permohonan kredit :
Calon nasabah mengajukan berkas permohonan pengajuan
kredit yang diterima oleh teller. Berkas permohonan lengkap antara
lain:
1) Fotokopi KTP nasabah sebanyak 2 lembar.
2) Fotokopi Kartu Keluarga sebanyak 2 lembar.
3) Fotokopi surat nikah sebanyak 2 lembar.
4) Slip gaji bagi karyawan/ pegawai dan untuk wiraswasta
menujukkan omset yang di dapatnya setiap bulan dari usahanya
tersebut (SIUP, NPWP, TDP).
5) Fotokopi dokumen sebagai jaminan (BPKP, surat tanah, dan
lain- lain).
6) Fotokopi sertifikat yang menjadi jaminan sebanyak 2 lembar
jika yang hendak menjadi jaminan adalah barang yang
bersertifikat
7) Berkas permohonan pengajuan kredit diserahkan oleh teller
kepada bagian kredit.
b. Prosedur pemeriksaan dan penganalisisan kredit.
1) Bagian kredit mengecek kelengkapan berkas permohonan
kredit dari calon nasabah.
2) Setelah sudah lengkap, kemudian bagian kredit menyiapkan
formulir permohonan kredit untuk diisi oleh calon nasabah.
3) Bagian kredit meminta persetujuan formulir permohonan kredit
pada ketua pengurus guna dilakukannya survei.
4) Berkas dokumen permohonan pengajuan kredit diserahkan
kepada bagian survei.
5) Bagian survei melakukan survei ke tempat calon nasabah.
Bagian survei wajib mengambil gambar dari barang yang
menjadi jaminan. Jika pengajuan kredit diatas Rp 50 juta, maka
manager dan bagian kredit ikut dalam proses survei.
6) Bagian survei membuat formulir data survei tentang hasil
survei untuk diserahkan ke bagian kredit.
7) Bagian kredit bersama manager menganalisis layak atau
tidakkah kredit diberikan. Jika diterima, maka berkas akan
diajukan kepada manager. Jika ditolak, bagian kredit membuat
surat penolakan kredit kepada nasabah.
8) Manager mengotorisasi formulir data survei.
9) Jika diterima dan dinyatakan diterima oleh manager, maka
bagian kredit akan mengkonfirmasikan untuk mengundang
nasabah ke kantor guna realisasi pinjaman dan penyerahan
jaminan.
10) Mengisi ke dalam daftar peminjam.
11) Membuat bukti potong.
c. Prosedur pencairan kredit.
1) Bagian kredit menyiapkan berkas-berkas pelengkap, antara
lain:
a) Surat perjanjian pinjaman.
Surat perjanjian ini nantinya akan diotorisasi oleh pihak
koperasi yaitu bagian kredit, dan manager. Kemudian, surat
perjanjian tersebut nantinya akan dimintakan tenda tangan
persetujuan kepada nasabah.
b) Surat kuasa
Surat kuasa ini berisi tentang pemberian kuasa dari pemberi
kuasa (nasabah) kepada pihak penerima kuasa (bagian
kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo) untuk menarik
kembali dan menjual yang menjadi jaminan.
c) Formulir Penyerahan Milik Atas Barang-Barang (Fiducia)
Formulir ini berisi tentang penyerahan hak milik secara
kepercayaan atas barang-barang yang menjadi jaminan atas
pinjaman. Dalam hal ini pihak nasabah menyerahkan hak
milik atas barangnya kepada Koperasi Wijaya Kusuma
Sukoharjo.
d) Bukti Potong
Bukti potong berisi rincian kredit yang disetujui dan juga
berisi rincian potongan sebagai biaya administrasi.
2) Setelah semua berkas telah disetujui oleh semua pihak,
kemudian teller akan membuat kuitansi pencairan kredit untuk
mengeluarkan dana pinjaman
3) Teller memberi cap pada kuitansi pencairan kredit dan bukti
potong saat penyerahan dana pinjaman.
4) Teller menyerahkan dana pinjaman dan kuitansi rangkap 1
kepada nasabah.
d. Prosedur pencatatan
1) Menyiapkan kuitansi pencairan kredit.
2) Teller mancatat dalam catatan akuntasi.
2. Bagian-bagian yang terkait beserta peran sertanya dalam sistem
pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
antara lain:
a. Pengurus
1) Mengotorisasi formulir permohonan kredit guna pelaksanaan
survei.
2) Menandatangani surat parjanjian pinjaman.
b. Manager
1) Menilai kelayakan tentang layak atau tidakkah kredit diberikan.
2) Ikut melakukan survei jika ada nasabah yang ingin mengajukan
kredit diatas Rp 50 juta.
3) Mengotorisasi surat perjanjian kredit.
4) Mengotorisasi bukti potong.
c. Bagian Kredit
1) Manerima formulir pengajuan kredit yang telah diisi oleh calon
peminjam yang diberikan oleh teller.
2) Memonitor keadaan peminjam.
3) Ikut melakukan survei jika ada nasabah yang ingin mengajukan
kredit diatas Rp 50 juta.
4) Menganalisis kredit.
5) Mengotorisasi permohonan kredit dan berkas-berkas
pelengkap.
6) Mancatat dalam daftar peminjam.
d. Bagian Teller dan Staff Akuntansi
1) Menerima berkas pengajuan permohonan kredit dari nasabah.
2) Memberikan cap pada bukti potong dan kuitansi pencairan
kredit.
3) Menyerahkan dana pinjaman pada peminjam.
4) Mencatat dalam jurnal.
5) Melakukan catatan akuntansi.
6) Pelaporan posisi kas di akhir hari pada manager.
7) Membuat laporan keuangan.
e. Bagian survei dan penagihan
1) Menyurvei calon peminjam.
2) Menagih angsuran kredit kepada debitur.
3) Membuat formulir data survei yang berisi tentang hasil survei
dan rekomendasi dari hasil survei tersebut.
3. Dokumen yang terkait dalam sistem pemberian kredit antara lain:
a. Formulir pengajuan kredit.
b. Surat perjanjian pinjaman.
c. Bukti angsuran
d. Kuitansi rangkap 2, yaitu:
Lembar 1: Untuk nasabah.
Lembar 2: Untuk pihak koperasi.
e. Bukti potong.
f. Formulir data survei.
g. Formulir penyerahan hak milik dalam kepercayaan atas barang-
barang (fiducia).
h. Formulir pernyataan penyetoran jaminan.
i. Surat kuasa jual beli.
4. Catatan akuntansi yang digunakan pada sistem pemberian kredit
pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, antara lain :
a. Buku daftar pinjaman.
b. Buku kas harian.
c. Jurnal pengeluaran kas.
d. Buku besar.
e. Laporan keuangan.
5. Sistem otorisasi prosedur pemberian kredit antara lain :
a. Pemberian kredit diotorisasi oleh bagian kredit, manager, dan
pengurus.
b. Bukti potong diotoriasi oleh bagian kredit, manager, dan nasabah.
c. Teller memberi cap tanda sah pada bukti potong dan kuitansi
pencairan kredit.
d. Surat perjanjian kredit diotorisasi oleh manager dan bagian kredit
sebagai pihak koperasi, sedagkan pihak lain adalah peminjam.
e. Surat kuasa diotorisasi oleh bagian kredit sebagai pihak penerima
kuasa dan nasabah sebagai pihak pemberi kuasa.
6. Bagan Alir Prosedur Pemberian Kredit Pada Koperasi Wijaya
Kusuma Sukoharjo
Sistem akuntansi dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan
alir. Bagan alir melukiskan simbol-simbol standar yang digunakan
oleh analis sistem untuk membuat bagan alir suatu sistem serta bagan
alir digunakan untuk melukiskan alur suatu sistem. Berikut ini adalah
bagan alir sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma
Sukoharjo yang terdiri dari gambar I. 1 sampai II. 7:
TELLER DAN AKUNTANSI
Nasabah datang mem-
bawa berkas permohonan
Gambar II. 1 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Mulai
Menyerahkan berkas permohonan kepada
bagian kredit
Berkas permohonan lengkap dari nasabah
Menerima dan mengecek kelengkapan berkas permohonan kredit
1
BAGIAN KREDIT
Nasabah dipersilakan pulang
Keterangan: FPK: Formulir Permohonan Kredit
Gambar II. 2 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
1
Mengecek dan menyiapkan FPK
Meminta persetujuan ketua pengurus untuk
survei
Nasabah mengisi FPK
FPK yang telah disetujui
2
Menyerahkan FPK yang telah disetujui ketua
pengurus pada surveyor
FPK yang telah diisi nasabah
BAGIAN SURVEI
Keterangan: FPK: Formulir Permohonan Kredit FDS: Form Data Survei
Gambar II. 3 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
2
Menerima FPK yang telah disetujui
FPK yang telah disetujui
Datang dan menyurvei ke
tempat nasabah
Membuat FDS hasil survei
FDS
Menyerahkan FDS ke bagian kredit
3
FJ
BAGIAN KREDIT
Manager mengo- torisasi FDS
Ditolak
Diterima
Keterangan: FDS: Form Data Survei FJ : Foto Jaminan Nasabah FPK: Formulir Permohonan Kredit menghubungi nasabah BPK: Berkas Permohonan untuk pengikatan dan rea- Kredit lisasi kredit
Gambar II. 4 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
FDS
FPK
3
Menerima FDS dari surveyor
FDS
Hasil analisis bagian kredit
BPK
Bersama manager mengkaji ulang tentang kredit diberikan atau tidak
Selesai T
BPK
4
BAGIAN KREDIT
Mengundang nasabah serta penyerahan jaminan dari nasabah
Meminta teller untukmenyiapkan dana
Keterangan: SK: Surat Kuasa SP: Surat Perjanjian FPHMB: Form Penyerahan Hak Milik Atas Barang (fiducia) BP: Bukti Potong
Gambar II. 5 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
4
Menyiapkan berkas pelengkap yang disetujui bag.kredit dan BP yang disetujui manager
SK
SP
Meminta persetujuan calon nasabah dan mengisi daftar
pinjam
SK yang telah sah
SP yang telah sah
5
FPHMB
FPHMB
T
Daftar peminjam
BP
BP
Menyerahkan BP ke teller
TELLER DAN AKUNTANSI
Penyerahan uang pada nasabah sesuai kredit yang disetujui
Nasabah Keterangan : KA : Kartu Angsuran KPK : Kuitansi Pencairan Kredit BP : Bukti Potong JKK : Jurnal Kas Keluar JKM : Jurnal Kas Masuk
Gambar II. 6 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
Data Angsuran nasabah
5
Menyiapkan dana dan KPK, KA, BP
KPK 2
KPK 1
KA 1
BP
6
BK
Memberi cap
5
Menyiapkan dana dan KPK, KA, BP
KPK 2
KPK 1
KA 1
BP
6
BK
selesai
Memberi cap
KPK 2
KPK 2
TELLER DAN AKUNTANSI
Keterangan: KPK: Kuitansi Pencairan Kredit BP : Bukti Potong JKM: Jurnal Kas Masuk JKK: Jurnal Kas Keluar
Gambar II. 7 Bagan Alir Prosedur Permohonan Kredit pada Sistem Pemberian Kredit Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
6
BP
Menjurnal
BP
JKK
JKM
selesai
C. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal.
2. Evaluasi prosedur pemberian kredit
Dalam usaha memperkecil terjadinya penyimpangan-
penyimpangan atas kondisi yang ada pada unit pinjaman Koperasi
Wijaya Kusuma Sukoharjo, maka diperlukan perbaikan sistem yang
telah ada yaitu dengan merancang sistem pengendalian yang baru yang
lebih efisien dan efektif. Dengan memperbaiki sistem pengendalian,
diharapkan dapat memperkecil penyimpangan-penyimpangan yang dapat
merugikan semua pihak sehingga dapat memberikan pengamanan
terhadap harta koperasi.
Berdasarkan data diatas, sistem yang diterapkan pada Koperasi
Wijaya Kusuma Sukoharjo telah berjalan dengan baik dan terprogram
dengan baik walaupun ada beberapa kekurangan didalamnya.
3. Bagian terkait
Menurut teori, bagian-bagian yang terkait dalam suatu organisasi
harus dipisahkan fungsi-fungsinya dan tidak satupun bagian yang diberi
tanggung jawab rangkap.
Berdasarkan data diatas, maka dapat dievaluasi bahwa sistem
pengendalian internal belum dapat berjalan dengan baik. Hal tersebut
dapat diketahui pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, bagian teller
bertugas merangkap sebagai kasir sekaligus pencatatan akuntansinya dan
juga bagian penagihan yang juga merangkap sebagai surveyor yang
seharusnya dipisahkan karena dapat terjadi penyimpangan. Hal tesebut
sangat menyimpang dari teori dan sangat berpotensi terjadi
penyimpangan wewenang yang dapat dilakukan oleh bagian tersebut.
4. Sistem otorisasi prosedur pemberian kredit
Menurut teori, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi
dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi tersebut dan
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya transaksi perlu
dibuat. Pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, dalam pelaksanaan
proses pemberian kredit dalam hal otorisasinya, tidak hanya bagian
pinjaman saja yang dapat mengotorisasi terhadap transaksi pengajuan
kredit, tetapi ada bagian lain yaitu manager dan pengurus koperasi.
Berdasarkan data diatas, maka dapat dievaluasi bahwa dalam
sistem otorisasi prosedur pemberian kredit telah berjalan dengan baik
karena persetujuan kredit sendiri telah diotorisasi oleh pihak-pihak yang
benar-benar berwenang sehingga sesuai dengan sistem pengendalian
internal yang baik.
5. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi.
Menurut teori, praktek yang sehat ditempuh dengan cara
penggunaan formulir bernomor tercetak, pemeriksaan mendadak, setiap
transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu orang saja, perputaran jabatan
untuk menjaga independensi, secara periodik dilaksanakan pencocokan
fisik kekayaan dengan catatannya akuntansinya.
Pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo, dalam pelakasanaan
proses permohonan kredit telah melibatkan pihak yang benar-benar
berkepentingan, pengurus secara tidak terjadwal melakukan pemeriksaan
mendadak, dan dalam sistem pemberian kredit tersebut melibatkan
banyak pihak, serta secara periodik dilakukan juga perputaran jabatan
guna untuk menjaga independen pejabat dalam melaksanakan tugasnya
sehingga dapat menjegah persekongkolan antar pejabat dalam usaha
melakukan kecurangan. Sebagai contohnya adalah pada bagian kredit
pernah bertukar jabatan dengan bagian penagihan dan surveyor. Dengan
perputaran jabatan tersebut maka akan dapat mencegah suatu
persekongkolan antar karyawan untuk melakukan kecurangan.
Dari penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
sistem pemberian kredit telah dapat menunjang pelaksanaan sistem
pengengalian internal karena elemen-elemen pokok dalam sistem
pengendalian internal telah diterapkan dengan baik yaitu praktek yang
sehat.
6. Karyawan yang kualitasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Karyawan merupakan bagian sekaligus pelaku dari sistem. Untuk
melakukan sistem pengendalian internal yang baik, maka dibutuhkan
karyawan yang jujur, dapat dipercaya dan memiliki kemampuan tinggi
dalam bidangnya supaya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Dalam mendapatkan karyawan yang bertanggung jawab dan sesuai
tugasnya, maka langkah yang dilakukan oleh Koperasi Wijaya Kusuma
Sukoharjo merupakan sebagai berikut:
a. Menguji pelamar secara wawasan pengetahuan dari si pelamar
tentang dunia perkoperasian.
b. Penyeleksian penerimaan karyawan dengan sangat ketat.
c. Menguji pelamar dengan wawancara langsung kepada pelamar.
d. Karyawan diberikan kesempatan untuk mendapat pendidikan
tambahan baik melalui pelatihan ataupun diijinkan meningkatkan
tingkat pendidikannya. Dengan catatan, pendidikan tersebut tidak
dilakukan pada jam kerja.
e. Adanya imbalan jasa, tunjangan, asuransi, dan jaminan sosial
terhadap para karyawan.
Berdasarkan data diatas, maka Koperasi Wijaya Kusuma
Sukoharjo telah mampu menjalankan unsur sistem pengendalian
internal dengan baik dalam hal menerima dan mempekerjakan
karyawan yang berkualitas tinggi, jujur, dan bertanggung jawab serta
pemberlakuan karyawan yang sangat baik dengan diperkenankannya
karyawan untuk mengembangkan pendidikannya dengan catatan tidak
dilakukan pada jam kerja.
BAB III
TEMUAN
Sejak bedirinya Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sampai sekarang
ini telah banyak sekali perkembangan yang mampu dicapai. Perkembangan
tersebut ditunjukkan dengan banyaknya nasabah pada koperasi Wijaya
Kusuma Sukoharjo. Sektor pemberian kredit bagi masyarakat merupakan
sektor yang mampunyai arti cukup besar dalam perkembangan koperasi. Unit
simpan pinjam selalu berusaha mencukupi kebutuhan para anggotanya melalui
pinjaman yang diberikannya.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penerapan unsur-unsur
sistem pengendalian internal terutama pada sistem pemberian kredit telah
diterapkan dengan baik namun masih terdapat berbagai kekurangan.
Berikut ini merupakan temuan penulis mengenai kelebihan dan
kelemahan sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo.
A. Kelebihan
Dalam proses pemberian kredit yang dilakukan Koperasi Wijaya
Kusuma Sukoharjo, penulis dapat menemukan beberapa kelebihan atau
kebaikan-kebaikan antara lain:
1. Dalam sistem pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma
Sukoharjo telah tersusun dengan baik tata caranya dalam prosedur
pemberian kredit.
47
2. Dokumen yang digunakan pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo
sudah cukup memadai dan dapat merekam setiap terjadinya transaksi
sistem pemberian kredit.
3. Pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo memperbolehkan
karyawannya untuk mengembangkan potensinya melalui
diperbolehkannya mendapat pendidikan tambahan baik melalui
pelatihan ataupun diijinkan meningkatkan tingkat pendidikannya.
Dengan catatan, hal tersebut dilakukan tidak pada saat jam kerja.
4. Adanya pemeriksaan secara mendadak dan tidak terjadwal oleh
pengurus tentang keadaan koperasi terutama pada bagian akuntansi
untuk mencocokkan jumlah kas dalam catatan dengan kas sebenarnya.
5. Dalam sistem pemberian kredit, prosedur pemberian kredit tidak
dilakukan oleh satu orang saja, melainkan juga melibatkan banyak
pihak terkait. Hal tersebut sangat baik karena telah melibatkan fungsi-
fungsi yang terkait, sehingga usaha penyelewengan sulit dilakukan.
6. Pengotorisasian dokumen telah berjalan dengan baik.
7. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan pada Koperasi
Wijaya Kusuma Sukoharjo sudah cukup baik.
8. Adanya program perputaran jabatan untuk menjaga independen
pejabat dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat menjegah
persekongkolan antar pejabat dalam usaha melakukan kecurangan
B. Kelemahan
Adapun beberapa kelemahan atau kekurangan yang terdapat pada
Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo dalam sistem pemberian kredit antara
lain :
1. Adanya perangkapan tugas yaitu bagian teller bertugas merangkap
sebagai kasir sekaligus pencatatan akuntansinya dan juga bagian
penagihan yang juga merangkap sebagai surveyor yang seharusnya
dipisahkan karena dapat terjadi penyimpangan.
2. Pada fungsi serveiyor masih dapat berpotensi terjadi kecurangan.
Misalnya dalam hal hasil survei, bisa saja antara bagian survei
dengan calon peminjam bekerja sama supaya pengajuan kredit dapat
disahkan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya sistem yang terancang dengan baik dalam proses
pemberian kredit pada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo akan dapat
meminimalisasi adanya penyimpangan-penyimpangan yang dapat
merugikan Koperasi Wijaya Kusuma Sukoarjo itu sendiri dan dengan
adanya sistem maka juga dapat menjaga harta koperasi itu sendiri.
Dari hasi penelitian yang penulis lakukan pada Koperasi Wijaya
Kusuma Sukoharjo khususnya pada sistem prosedur pemberian kredit
dapat disimpulkan bahwa Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo sudah
menerapkan sistem pengendalian internal dengan baik, walaupun masih
terdapat beberapa kelemahan di dalamnya, misalnya yaitu masih terdapat
perangkapan fungsi yang seharusnya perlu dipisahkan yaitu fungsi
pengelola kas dengan fungsi pencatatan akuntansi.
B. Saran
Pada akhir penulisan tugas akhir ini, penulis ingin memberikan
saran-saran kepada Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo supaya dapat
menjalankan sistem pemberian kredit yang lebih efektif dan efisien pada
50
masa yang akan datang. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemberian job yang jelas pada setiap karyawan. Hal ini dimaksudkan
supaya dalam pelaksanaannya ke depan tidak akan ada lagi karyawan
yang merangkap tugas. Seperti halnya pada fungsi teller dan staff
akuntansi serta pada bagian penagihan dan surveyor.
2. Melakukan monitoring kepada nasabah setiap hari. Monitoring
keadaan nasabah juga berarti mengawasi nasabah. Hal tersebut sangat
penting dilakukan karena untuk mencegah jika nasabah hendak
melarikan diri dari kewajiban membayar angsuran kredit.
3. Koperasi Wijaya Kusuma Sukoharjo hendaknya menambah karyawan
yang kompeten untuk memisahkan bagian surveyor dan penagihan
serta bagian teller dan staff akuntansi yang selama ini tidak dipisahkan.