evaluasi sistem pengendalian intern pembiayaan...

117
EVALUASI PE DI KJKS Disusun Guna untuk Memp PROGRA SEKOLAH T I SISTEM PENGENDALIAN IN EMBIAYAAN MUSYARAKAH BMT TUMANG CABANG CEP TUGAS AKHIR Memenuhi Kewajiban dan Melengk peroleh Gelar Ahli Madya Perbankan Disusun oleh: ULFATU ROSYIDAH NIM. 20110016 AM STUDI DIII PERBANKAN SYA JURUSAN SYARIAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013 NTERN POGO kapi Syarat n Syariah ARIAH (STAIN)

Upload: others

Post on 08-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PEMBIAYAAN

DI KJKS BMT TUMANG CABANG CEPOGO

Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

DI KJKS BMT TUMANG CABANG CEPOGO

TUGAS AKHIR

Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

Disusun oleh:

ULFATU ROSYIDAH

NIM. 20110016

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

JURUSAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2013

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN

DI KJKS BMT TUMANG CABANG CEPOGO

Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

Page 2: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

ii

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

DI KJKS BMT TUMANG CABANG CEPOGO

TUGAS AKHIR

Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah

Disusun oleh:

ULFATU ROSYIDAH

NIM. 20110016

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

JURUSAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2013

Page 3: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank
Page 4: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank
Page 5: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

v

ABSTRAK

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pembiayaan musyarakah dan untuk mengetahui efektifitas sistem pengendalian intern pada pemberian pembiayaan musyarakah di KJKS BMT Tumang cabang Cepogo.

Metode analisis yang digunakan bersifat kualitatif, yaitu metode analisis yang bersifat deskriptif dengan perbandingan antara teori dengan praktik yang dijalankan pada obyek penelitian. Penulis menggunakan empat unsur sistem pengendalian intern dalam eveluasi tersebut.

Hasil penelitian yang diperoleh dengan membandingkan antara teori dengan praktik yang terjadi pada KJKS BMT Tumang cabang Cepogo, menunjukkan bahwa sebagian penerapan unsur-unsur sistem pengendalian intern sudah sesuai dengan teori yang ada meski masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan yang terjadi yaitu masih adanya satu personil yang menjalankan lebih dari 1 (satu) fungsi, tidak digunakannya form dengan nomor urut tercetak dalam pelaksanaan operasionalnya, serta kurang efektifnya sistem panjaringan karyawan baru. Sehingga efektifitas kerja organisasi dalam pembiayaan kurang terjaga.

Dari hasil analisis tersebut pemecahan masalah yang terjadi dapat dilakukan dengan membenahi penerapan unsur-unsur sistem pengendalian intern agar sistem kerja KJKS BMT Tumang cabang Cepogo lebih terstruktur dan efektif. Dalam rangka menghindari perangkapan fungsi dari 1 (satu) personil, perlu ditambahkan karyawan dalam operasionalnya, dan perlu adanya penggunaan form bernomor urut tercetak guna mempermudah proses pencatatan dan penyimpanan data nasabah. Serta perlu diperhatikan dalam proses merekrut karyawan baru, agar mendapatkan SDM yang benar-benar berkompeten di bidangnya.

Kata Kunci: Pembiayaan musyarakah dan sistem pengendalian intern

Page 6: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

vi

MOTTO :

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ” (Q.S. Alam Nasyrah: 6)

“ If there is a will, there is a way ” (Albert Einstein)

“ Hidup untuk menjadi berguna, bukan hanya menggunakan ”

“ Kehormatan dan kepercayaan seseorang, tergantung kepada sikap

tanggungjawabnya “

“ Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu : ‘sesungguhnya

aku akan mengerjakan itu besok pagi’ ” (Al-Kahfi : 23)

“….. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ” (Al-Mujaadilah : 11)

“ Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan. Agar kamu menjalani

jalan-jalan yang luas di bumi itu ” (Nuh : 19-20)

Page 7: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segenap jiwa raga, tanpa semuanya tidak akan ada daya. Maka Tugas

Akhir ini penulis persembahkan kepada:

Allah SWT

Atas atas izin, rahmad, berkah, ridla, dan kehendak Mu, semua ini dapat berjalan

dengan baik dan lancar

Rasulullah Muhammad SAW

Tauladan dan tuntunan umat manusia, menuju ridla Allah SWT

Ayah Tercinta

Perjuangan yang tiada henti untuk anakmu yang takkan pernah terlupakan

sepanjang masa

Ibu Tercinta

Do’amu yang selalu menaungiku dalam segala keadaan untuk mendapatkan yang

terbaik, akan menjadi prasati yang takkan pernah pudar

Saudara-saudaraku

Apresiasi yang tak pernah terlupa, bersama sebagai sahabat dan kerabat

Teman-teman dalam Perjalanan Hidup

Thanks a lot of your apresiation for my trip

Sahabat-sahabat DIII Perbankan Syariah 2010

Perjalanan bersama suka dan duka, kan menjadi kenangan dalam menggapai

sukses di masa yang akan datang

(Terimakasih atas semuanya)

Page 8: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank
Page 9: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,

hidayah, serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

berjudul “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pembiayaan Musyarakah Di

KJKS BMT Tumang Cabang Cepogo” dengan lancar guna memenuhi syarat-

syarat kelengkapan dalam memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi

DIII Perbakan Syariah Jurusan Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Salatiga.

Dalam perjalanan penyusunan penelitian ini, tentunya hambatan dan

rintangan sering datang silih berganti. Pada saat itu hanya Allah SWT yang

mampu menjaga motivasi dan semangat penulis untuk tetap melaju dalam

menyelesaikan tugas ini. Kelancaran terselesaikannya tugas akhir ini juga berkat

adanya dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan

ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih tak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

2. Bapak Abdul Aziz NP, S.Ag., M.M., selaku Ketua Program Studi DIII

Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga.

Page 10: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

x

3. Bapak Taufikur Rahman, S.E.,M.Si., selaku dosen pembimbing, yang

telah memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan dalam penyusunan

tugas akhir ini.

4. Keluarga besar KJKS BMT Tumang Cepogo yang telah mengizinkan

melakukan penelitian dan pemberian data yang diperlukan.

5. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan segala kasih dan restu,

dukugan yang berupa material dan spiritual yang tak ternilai harganya.

6. Saudara-saudara yang telah menemani dan memberikan dorongan serta

semangat yang luar biasa.

7. Sahabat-sahabat DIII Perbankan Syariah 2010 yang telah memenuhi hari-

hari penulis dengan penuh semangat.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang terlibat

dalam pembuatan karya tulis ini

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan tugas akhir ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat

memberikan pengetahuan dan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Boyolali, 2 September 2013

Penulis

Page 11: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

C. Tujuan dan Kegunaan ................................................................. 6

D. Metode Penelitian ....................................................................... 7

E. Batasan Masalah ......................................................................... 10

F. Penelitian Terdahulu ................................................................... 10

G. Penegasan Istilah ......................................................................... 14

H. Sistematika Penulisan ................................................................. 15

Page 12: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

xii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sistem Pengendalian Intern ......................................................... 17

B. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) ................................................ 27

C. Pembiayaan ............................................................................... 33

D. Pembiayaan Musyarakah ......................................................... 37

BAB III LAPORAN OBYEK

A. Gambaran Umum ........................................................................ 43

B. Pembiayaan Musyarakah di KJKS BMT Tumang Cabang Cepogo......................................................................................... 65

BAB IV ANALISIS

A. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pembiayaan Musyarakah di KJKS BMT Tumang Cabang Cepogo................ 69

B. Analisis Sistem Pengendalian Intern pada Pembiayaan Musyarakah di KJKS BMT Tumang Cabang Cepogo ............... 88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 95

B. Saran ............................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 99

LAMPIRAN

Page 13: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3. 1 Susunan Pengurus dan Pengawas KJKS BMT Tumang................... 59

Page 14: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2. 1 Skema Pembiayaan Musyarakah......................................................... 40

3. 1 Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang............................................ 48

4. 1 Bagan Prosedur Permohonan Pembiayaan.......................................... 74

4. 2 Bagan Prosedur Persetujuan Pembiayaan............................................ 75

4. 3 Bagan Prosedur Akad Pembiayaan...................................................... 76

4. 4 Bagan Prosedur Realisasi Dana Pembiayaan...................................... 77

4. 5 Bagan Prosedur Pencatatan Akuntansi................................................ 78

Page 15: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi

Lampiran 3 : Surat Keterangan Pembimbing

Lampiran 4 : Satuan Kredit Kerja

Lampiran 5 : Formulir Permohonan Pembiayaan

Lampiran 6 : Formulir Pendaftaran Anggota BMT Tumang

Lampiran 7 : Formulir Pengajuan Pembiayaan

Lampiran 8 : Surat Akad Parjanjian Pembiayaan

Lampiran 9 : Slip dan Kuitansi Pembiayaan

Lampiran 10 : Lembar Hasil Survei

Lampiran 11 : Surat Pernyataan Menjaminkan

Lampiran 12 : Surat Kuasa Menjual

Lampiran 13 : Surat Tanda Terima dan Pengambilan Jaminan

Lampiran 14 : Kartu Pembiayaan

Page 16: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu Negara adalah

adanya dukungan dari sistem keuangan yang sehat dan stabil. Perkembangan

perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan ketersediaan

dan peran serta lembaga keuangan. Kebijakan moneter dan perbankan

merupakan bagian dari kebijakan ekonomi yang diarahkan untuk mencapai

sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan perbankan dalam suatu negara

sangat penting. Tidak ada suatu negarapun yang hidup tanpa memamfaatkan

lembaga keuangan (Siamat, 1995: 47).

Indonesia memiliki beragam bentuk lembaga keuangan. Lembaga

tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

secara umum, asuransi, koperasi, dan sebagainya. Kini banyak bermunculan

lembaga keuangan syariah seperti bank syariah dan kopersi syariah (BMT) di

Indonesia yang beroperasi berdasarkan syariat Islam sejak dikemukakan

fatwa tentang haramnya bunga bank. Lembaga Keuangan Syariah tidak

menerapkan sistem bunga, melainkan dengan sistem bagi hasil.

Di Indonesia, bank syariah pertama kali didirikan pada tahun 1992

adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun mengalami perkembagan

yang cukup lambat bila dibandingkan dengan negara-negara muslim lainya,

perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang. Pada periode 1992-

Page 17: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

2

1998 hanya ada satu Bank Syariah, kemudian pada tahun 2005 bartambah 20

Bank Syariah, yaitu 3 Bank Umum Syariah, dan 17 unit Bank Syariah. Selain

itu jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) hingga tahun 2004

bertambah menjadi 88 buah.

Dua fungsi utama bank syariah adalah mengumpulkan dana dan

menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan perbankan syariah adalah

pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal

usaha maupun untuk konsumsi. Praktik pembiayaan yang sebenarnya

dijalankan oleh lembaga keuangan Islami adalah pembiayaan dengan sistem

bagi hasil atau syirkah dan pembiayaan berakad/sistem jual-beli atau bai’

(Muhammad, 2002: 259). Lahirnya undang-undang nomor 10 tahun 1998

tentang perbankan yang merupakan hasil revisi dari undang-undang nomor 7

tahun 1998, yang berbunyi ”pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan/kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan atau bagi hasil” (undang-undang 10 tahun 1998

pasal 1 ayat 2). Hal tersebut merupakan kesungguhan pemerintah dalam

memperdayakan sistem perbankan syariah di Indonesia.

Masyarakat membutuhkan lembaga keuangan syariah yang tidak hanya

berorientasi dalam hal bisnis, tetapi juga sosial. Tentunya bukan lagi dalam

bentuk bank syariah, karena pada umumnya lembaga keungan dalam bentuk

bank lebih berorientasi dalam hal bisnis dan sulit menjangkau pemenuhan

Page 18: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

3

kebutuhan pengusaha mikro/kecil. Salah satu lembaga keuangan syariah

alternatifnya adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). BMT merupakan

lembaga keuangan syariah yang berupaya untuk tidak hanya berpihak pada

perolehan keuntungan oleh pemilik modal saja. Tetapi juga mendistribusikan

kekayaan secara adil dan merata. Lembaga keuangan syariah ini juga

berfungsi untuk membantu kelompok masyarakat yang membutuhkan dana

yang pada umumnya dalam menjalankan usaha mikro/kecil.

Dalam pendirian maupun operasional BMT tidak hanya melibatkan

golongan-golongan tertentu namun dari semua kalangan masyarakat tanpa

ada batasan ekonomi, sosial maupun agama. Semua golongan masyarakat

dapat berperan serta dalam pembangunan lembaga keuangan syariah yang

dapat bermanfaat bagi semua kelompok masyarakat secara merata bahkan

dari kelompok masyarakat serta pengusaha kecil sekalipun.

Peran BMT dalam mengembangkan usaha mikro dan kecil di

lingkungannya merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi pembangunan

nasional. Bank yang diharapkan mampu menjadi perantara keuangan ternyata

hanya mampu bermain pada level menengah atas. Sementara lembaga

keuangan non formal yang notabenenya mampu menjangkau pengusaha

mikro, tidak mampu menjangkau kapitalisasi usaha kecil. Maka BMT

diharapkan tidak terjebak pada dua kutub sistem ekonomi yang berlawanan

tersebut (Ridwan, 2004: 73).

Salah satu peran BMT dalam masyarakat yaitu sebagai lembaga yang

menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan atau sering disebut

Page 19: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

4

dengan pembiayaan. Salah satu jenis pembiayaan yang ada dalam BMT

adalah pembiayaan musyarakah. Pembiayaan musyarakah merupakan

pembiayaan dengan pola investasi dimana kadua belah pihak memberikan

kontribusi dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan

ditanggung bersama (Antonio, 2001: 90). Pembiayaan musyarakah pada

umumnya merupakan salah satu jenis pembiayaan yang banyak diminati oleh

masyarakat. Maka dalam penyaluran pembiayaan musyarakah juga

dibutuhkan sistem operasional yang baik agar tidak terjadi segala macam

kesalahan ataupun penyelewengan.

Sistem pengendalian intern, mungkin menjadi salah satu aspek penting

dalam suatu perusahaan. Begitu pula dalam pembiayaan musyarakah pada

BMT, sistem pengendalian intern sangat dibutuhkan untuk mencegah

terjadinya kesalahan dan resiko pembiayaan yang tidak diharapkan. Sistem

pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran

yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2008: 163).

BMT Tumang merupakan lembaga keuangan syariah yang yang

memberikan pelayanan kepada masyarakat baik dalam hal simpanan maupun

pembiayaan. Perkembangan BMT Tumang cukup pesat yang mana sampai

saat ini telah memilliki 6 kantor cabang yang tersebar di beberapa wilayah.

Dalam hal pembiayaan, KJKS BMT Tumang cukup mempunyai potensi

cukup tinggi. Terlebih lagi pembiayaan musyarakah yang merupakan salah

Page 20: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

5

satu jenis pembiayaan paling diminati masayarakat. Maka dibutuhkan sistem

pengendalian intern yang baik untuk mencegah terjadinya kesalahan dan

kegagalan yang dapat merugikan pihak KJKS BMT Tumang yang berperan

sebagai shahibul maal maupun pihak nasabah yang berperan sebagai

mudharib.

Berdasarkan latar belakang tersebut dan pentingnya sistem

pengendalian intern dalam setiap kegiatan perusahaan, maka dalam penelitian

ini penulis mengambil judul : “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

Pembiayaan Musyarakah Di KJKS BMT Tumang Cabang Cepogo”.

B. Rumusan Masalah

Menilik latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah terkait

yang akan digunakan penulis sebagai bahan penelitian Tugas Akhir adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur Pembiayaan musyarakah di KJKS BMT

Tumang cabang Cepogo?

2. Bagaimana Sistem Pengendalian Intern Pembiayaan musyarakah di

KJKS BMT Tumang cabang Cepogo?

3. Apakah Sistem Pengendalian Intern Pembiayaan musyarakah telah

diterapkan secara efektif di KJKS BMT Tumang cabang Cepogo?

Page 21: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

6

C. Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan rumusan masalah yang tersusun dan tersebut, maka dapat

disebutkan mengenai tujuan penelitian ini, antara lain :

1. Untuk mengetahui prosedur Pembiayaan musyarakah di KJKS BMT

Tumang cabang Cepogo.

2. Untuk mengetahui Sistem Pengendalian Intern Pembiayaan

musyarakah di KJKS BMT Tumang cabang Cepogo.

3. Untuk mengetahui keefektifan Sistem Pengendalian Intern Pembiayaan

musyarakah di KJKS BMT Tumang cabang Cepogo.

Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan juga dapat memberikan banyak

manfaat, baik bagi KJKS BMT Tumang, bagi penulis, bagi Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, maupun bagi pembaca. Adapun

manfaat yang diharapkan yaitu :

1. Bagi KJKS BMT Tumang

Dari hasil penelitian, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan evaluasi dalam sistem pengendalian intern yang telah

diterapkan sebelumnya.

2. Bagi Pembaca

a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah

pengetahuan yang lebih mendalam mengenai sistem pengendalian

intern pada pembiayaan musyarakah.

b. Sebagai salah satu bahan referensi, khususnya yang tertarik pada

bidang keuangan syariah.

Page 22: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

7

3. Bagi Penulis

a. Untuk prasarat kelulusan diploma pada Program Studi DIII

Perbankan Syariah di STAIN Salatiga.

b. Memberikan pengetahuan dan informasi lebih luas untuk

disesuaikan serta dipadukan dengan pengetahuan teori yang didapat

di bangku kuliah.

4. Bagi STAIN Salatiga

a. Memperkenalkan STAIN Salatiga kepada masyarakat luar

khususnya Program Studi Perbankan Syariah.

b. Sebagai tambahan referensi literatur serta informasi khususnya bagi

mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Perbankan Syariah.

D. Metode Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan sistem

pengendalian intern pada pembiayaan musyarakah di KJKS BMT Tumang

Cabang Cepogo.

2. Jenis penelitian

Jenis penelitian atau penulisan dalam tugas akhir ini menggunakan

pendekatan kualitatif, karakteristik penelitian kualitatif yaitu penelitian

yang hasil analisisnya berupa kata-kata yang dirancang secara deskriptif.

Penjelasannya bukan berupa angka ataupun dengan penghitungan statistik,

namun menggunakan paragraf-paragraf penjelas.

Page 23: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

8

Menurut Daymon (2008: 7-9) karakteristik penelitian kualitatif yaitu:

a. Kata, berfokus pada kata bukan angka.

b. Keterlibatan peneliti, peneliti terlibat dekat dengan hal-hal yang

diteliti.

c. Sudut pandang partisipan, menyelidiki dan menyajikan berbagai

perspektif subjektif para partisipan.

d. Riset skala kecil, mengeksplorasi penelitian secara terperinci.

e. Fokus yang holistik, tidak hanya terpaku pada satu atau dua variabel,

tetapi lebih luas cakupannya.

f. Fleksibel, tidak hanya meneliti topik, tetapi juga menyelidiki hal

baru yang diungkapkan informan tentang pemahaman mereka.

g. Proses, menangkap proses yang berlangsung dari waktu ke waktu.

h. Latar alami, dilakukan di lingkungan alami tempat orang berada.

i. Induktif ke deduktif, mendapatkan gagasan dari hasil mengumpulkan

dan meneliti data.

3. Jenis data yang dibutuhkan

Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data data

primer yang menurut Supranto (2002: 20-21) yaitu data yang dikumpulkan

sendiri oleh perorangan/suatu organisasi langsung melalui objeknya, dan

data sekunder yang menurut Daymon (2008) yaitu data yang diperoleh dari

dokumen, buku-buku dan arsip-arsip yang berkaitan dengan topik data

yang akan diteliti.

Page 24: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

9

Menurut Uma Sekaran (2006), data primer adalah data yang

diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data

sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

Data primer dapat diperoleh dengan cara melakukan wawancara

secara langsung dengan karyawan dan staff BMT Tumang cabang Cepogo

untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan. Data sekunder

merupakan jenis data yang tidak bisa diabaikan begitu saja, dilihat dari

sumber data, data sekunder dapat dibagi atas sumber buku dan majalah

ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.

4. Metode pengumpulan data

a. Metode Wawancara

Sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari narasumber yang diwawancarai.

Wawancara dilakukan penulis kepada pengelola bagian pembiayaan

dan pihak lain yang terkait dengan pembiayaan musyarakah di BMT

Tumang untuk menggali informasi mengenai pembiayaan musyarakah

di BMT Tumang.

b. Metode Observasi

Peneliti terlibat secara langsung dengan objek penelitian. Di sini

penulis ikut dalam proses pengumpulan kelengkapan data yang

diperlukan. Observasi yang akan dilakukan yaitu mengamati kegiatan

Lembaga Keuangan Syariah secara langsung pada saat melakukan

praktik magang di BMT Tumang.

Page 25: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

10

c. Metode Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan cara membaca buku referensi, buku

panduan maupun literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang

ada, sehingga akan membentu dalam proses penelitian.

d. Analisa dokumen

Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan.

E. Batasan Masalah

Terkait dengan luasnya lingkup permasalahan dan waktu serta

keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pembiayaan

musyarakah, maka untuk memudahkan analisa dalam tugas akhir ini

penelitian dibatasi pada pelaksanaan prosedur pembiayaan musyarakah dan

penerapan unsur sistem pengendalian intern dalam pembiayaan musyarakah

sampai dengan tahap realisasi dana pembiayaan di KJKS BMT Tumang

cabang Cepogo.

F. Penelitian Terdahulu

Terkait dengan tugas akhir akan yang diteliti oleh penulis, ada beberapa

telaah pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat

sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi

penelitian ini.

Penelitian mengenai pengendalian intern telah dilakukan oleh Azizah

pada tahun 2005, dalam tugas akhirnya yang berjudul “Internal control

Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan pada USP Swamitra Mekar

Page 26: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

11

Ungaran”, yang mengemukakan bahwa internal control menunjukkan suatu

perusahaan untuk mencegah terjadinya kesalahan yang fatal dalam lembaga

tersebut. Dalam perusahaan laporan dapat dilihat apakah mengalami laba atau

rugi, perusahaan tersebut melihat apakah dalam laporan tersebut sudah benar

atau belum. Kebenaran dapat dilihat dengan data yang dilaporkan dan telah

diaudit minimal oleh internal control. Ini menunjukkan salah satu kegunaan

internal control perusahaan.

Penelitian mengenai penerapan pengendalian internal telah dilakukan

oleh Renata Cynthiadevi pada tahun 2008 dalam skripsinya yang berjudul

“Analisis Efektifitas dan Efisiensi Pengendalian Intern Atas Sistem

Penggajian PT. Gerbang Tata Gemilang”, yang mengemukakan bahwa

keterbatasan pengendalian intern suatu entitas, meliputi kesalahan dalam

pertimbangan, gangguan, kolusi, pengabaian dalam manajemen, serta biaya

lawan manfaat yang sebisa mungkin semua hal tersebut harus dihindari demi

kelancaran penerapan pengendalian intern. Penelitian ini jelas berbeda dengan

yang akan diteliti oleh penulis, selain perbedaan lokasi, juga topik masalah

yang disoroti.

Penelitian berikutnya mengenai sistem pengendalian intern juga telah

dilakukan oleh Maulia Fitriasih pada tahun 2010, dalam skripsinya yang

berjudul “Penerapan Sistem Pengendalian Intern Atas Pembiayaan

Konsumen Dalan Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR iB) Pada

KCP BRI Syariah Di Bangkalan”, yang menerangakan bahwa penerapan

Sistem Pengendalian Intern pada pemberian kredit di KCP BRI Syariah di

Page 27: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

12

Bangkalan dapat dibilang sudah efektif yaitu dilihat dari segi elemen Sistem

Pengendalian Intern yang telah diterapkan baik. Skripsi tersebut mengacu

pada sistem pengendalian intern pada Kredit Kepemilikan Rumah (KPR iB),

sedangkan disini penulis lebih menekankan pada pengendalian intern dari

pembiayaan yang menerapkan pola investasi.

Penelitian mengenai sistem pengendalian intern yang telah dilakukan

oleh Ruzanna Amanina pada tahun 2011, dalam skripsinya yang berjudul

“Evaluasi Terhadap Sistem Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian

Kredit Mikro (Studi Pada Pt. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Majapahit

Semarang)”, menyatakan bahwa Pengujian kepatuhan dilakukan terhadap

sistem pengendalian intern dengan menggunakan metode fixed sample size.

Penentuan jumlah sampel yang dipilih menggunakan bantuan tabel angka

random, menetapkan tingkat keandalan (reliability level) 95% dan batas

ketepatan tertinggi yang diharapkan (Desired Upper Precission Limit/ DUPL)

5%. Hasil yang diperoleh dari pengujian kepatuhan ini adalah jumlah batas

ketepatan yang dicapai (Achieved Upper Precission Limit / AUPL) sebesar

3%. Dari hasil tersebut, AUPL lebih kecil atau sama dengan DUPL, maka

pengendalian intern yang ada dikatakan efektif. Skripsi ini menekankan pada

metode fix sample size dalam analisis sistem pengendalian internnya.

Penelitian lain mengenai sistem pengendalian intern juga dilakukan

oleh Andrian Budi Prasetyo pada tahun 2011, dalam skripsinya yang berjudul

“Kualitas Prosedur Pengendalian Internal : Antecedents Dan Pengaruh

Moderating Pada Keadilan Organisasional Dan Kecurangan Pegawai”,

Page 28: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

13

yang mengungkapkan bahwa bahwa pada model pertama mengungkapkan

bahwa kualitas prosedur pengendalian internal memberikan pengaruh

moderating terhadap hubungan antara persepsi keadilan organisasional

dengan kecurangan pegawai. Kemudian pada model kedua menunjukkan

bahwa tiga faktor organisasional yaitu: lingkungan etika perusahaan, aktivitas

internal audit dan pelatihan manajemen risiko tidak berpengaruh terhadap

kualitas prosedur pengendalian internal. Skripsi ini mengacu pada

pembahasan mengenai prosedur pengendalian intern.

Dalam Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda

Aceh (2012), dengan judul “Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap

Penerapan Good Corporate Governance (Gcg) Pada Perbankan Di Kota

Banda Aceh”, mengemukakan bahwa dalam rangka peningkatan penerapan

prinsip-prinsip Good Corporate Governance perusahaan perlu dilakukan

peningkatan pengendalian intern. Hal tersebut didukung oleh temuan secara

deskriptif oleh BPK-RI bahwa tingkat pengendalian intern relatif belum

maksimal (RKAP PT. Bank BPD Aceh Tahun Buku 2007 Dan 2008 di Banda

Aceh). Setelah dilakukan pengujian dan analisis data dalam penelitian ini,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem Pengendalian Intern

berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada

perbankan di Kota Banda Aceh.

Penelitian berikutnya mengenai sistem pengendalian intern dilakukan

oleh Lidia Purnamasari pada tahun 2012, dalam tugas akhirnya yang berjudul

“Sistem Pengendalian Intern Penggajian pada BMT ANDA Salatiga”, yang

Page 29: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

14

mengemukakan bahwa prosedur penggajian di BMT ANDA Salatiga

sederhana dan dikatakan baik, serta mudah dipahami. Sistem pengendalian

intern yang meliputi unsur-unsur pengendalian intern sudah baik, hanya saja

perlu pembenahan dalam hal pegawai yang masih merangkap beberapa

bagian tugas agar operasional lebih efisien.

Berdasarkan telaah pustaka yang telah dipaparkan di atas, sejauh

pengatahuan penulis penelitian tentang “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern

Pembiayaan Musyarakah Di KJKS BMT Tumang Cabang Cepogo” belum

pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Perbedaan judul penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan menganalisis Sistem

pengendalian intern dalam pembiayaan musyarakah di KJKS BMT Tumang

Cabang Cepogo.

G. Penegasan Istilah

Berikut pengertian dari istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini,

yaitu:

1. Clerical operation merupakan kegiatan yang terstruktur berdasrkan

urutan tertentu, seperti menulis, mengamati, memahami, dan

seterusnya sesuai dengan hal yang bersangkutan dengan materi

sebelumnya.

2. Defisit unit yaitu pihak yang dikatakan kekurangan dana, dan membutuhkan

dana untuk menjalankan suatu kegiatan usaha.

3. Mark-up yaitu keuntungan dari suatu usaha atau suatu kerjasama

dalam hal bisnis, atau kegiatan ekonomi lainnya.

Page 30: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

15

4. Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran

kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan yang fokus

pada proses dan keluaran.

5. Management Oversight adalah pengawasan yang dilakukan oleh

manajemen kepada anggota menejemen yang menjalankan operasional

perusahaan.

6. Surprised audit yaitu pemeriksaan mendadak yang dilakukan auditor

kepada karyawan perusahaan yang dimaksud agar selalu bekerja

dengan baik meski tanpa adanya pengawasan.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan uraian mengenai hal-hal yang akan

dilaporkan bab demi bab, dari bab rencana laporan penelitian diperoleh

gambaran yang berurutan dan saling terkait. Adapun rancangan sistematika

penulisan laporan penelitian adalah sebagai berikut:

Bab I (Pendahuluan), dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dan

berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan, metodologi laporan tugas akhir, batasan masalah, penelitian

terdahulu, penegasan istilah, serta sistematika penulisannya.

Bab II (Landasan Teori), berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan

sistem pengendalian intern, Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dan pembiayaan

musyarakah.

Bab III (Laporan Obyek), menjelaskan tentang gambaran umum dan

sejarah berdirinya KJKS BMT Tumang, visi dan misi, struktur organisasi,

Page 31: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

16

data deskriptif mengenai sistem pengendalian intern dan pembiayaan

musyarakah, serta data deskriptif lain terkait dengan objek tersebut.

Bab IV (Analisis), berisi tentang studi analisis hasil penelitian

mengenai pembiayaan musyarakah pada KJKS BMT Tumang dan evaluasi

sistem pengendalian intern pembiayaan musyarakah pada KJKS BMT

Tumang.

Bab V (Penutup), mengemukakan tentang kesimpulan dan saran.

Page 32: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

17

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem Pengendalian Intern

1. Pengertian Sistem, Prosedur, dan Sistem Akuntansi

Sistem mempunyai peranan besar terhadap keberhasilan suatu

perusahaan. Dengan sistem yang baik maka kinerja perusahaan akan lebih

teratur dan dapat dikoordinir sehingga dapat memperkecil kemungkinan

adanya berbagai kesalahan ataupun penyelewengan dalam perusahaan.

Suatu sistem diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk membentuk

jaringan kerja yang sistematis dan terorganisir.

Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur

adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang

dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin

penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-

ulang (Mulyadi, 2001: 5).

Suatu sistem tersusun dan terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan

prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal (clerical

operation) ini meliputi menulis, menggandakan, menghitung, memberi

kode, mendaftar, memilih (mensortasi), memindahkan, dan

membandingkan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencatat informasi

Page 33: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

18

akuntansi ke dalam buku jurnal, buku besar dan laporan keuangan yang

dibutuhkan pihak yang berkepentingan.

Baridwan (2005: 3), dalam buku yang berjudul “Sistem Akuntansi”,

menjelaskan bahwa prosedur adalah suatu urutan pekerjaan kerani

(clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau

lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap

transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.

Menurut Settler dalam Mulyadi (2001: 4), bahwa sistem akuntansi

adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat

yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kegiatan

ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk

laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi

usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti

pemegang saham, kreditor, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk

menilai hasil.

Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur sistem akuntansi pokok

adalah:

a. Formulir;

b. Jurnal;

c. Buku Besar;

d. Buku Pembantu;

e. Laporan Keuangan

Page 34: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

19

2. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

a. Menurut IAI yang dikutip Sukrisno Agus (2004: 79) :

Pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh

dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain

untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga

golongan tujuan berikut ini :

1) Keandalan pelaporan keuangan

2) Efektivitas dan efisiensi operasi

3) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

b. Menurut Jogiyanto (2000: 373) dari AICPA (American Institute of

Certified Public Accountant) yaitu :

Pengendalian intern meliputi struktur suatu organisasi dan semua

metode-metode yang terkoordinir serta ukuran-ukuran yang ditetapkan

di dalam suatu perusahan untuk tujuan menjaga keamanan harta milik

perusahaan, mmeriksa ketepatan dan kebenaran data akuntansi,

meningkatkan efisiensi operasi kegiatan dan mendorong ditaatinya

kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

c. Menurut Mulyadi (2001: 165)

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode

dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Page 35: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

20

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat dipahami

bahwa sistem pengendalian intern adalah suatu perencanaan yang meliputi

struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan

yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga

keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran

data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Hasil dari Laporan Jurnal Akutansi Pascasarjana Universitas Syiah

Kuala yang berjudul Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap

Penerapan Good Corporate Governance (Gcg) Pada Perbankan Di Kota

Banda Aceh menyatakan bahwa terdapat 5 elemen sistem pengendalian

intern yang diatur daBank Indonesia Lamp. SE No.5/22/DPNP 2003. Lima

elemen utama yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu Pengawasan oleh

Manajemen dan Kultur Pengendalian (Management Oversight and Control

Culture), Identifikasi dan Penilaian Risiko (Risk Recognition and

Assessment), Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan Fungsi (Control

Activities and Segregation of Duties), Sistem Akuntansi, Informasi dan

Komunikasi (Accountancy, Information and Communication), serta

Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan/Kelemahan

(Monitoring Activities and Correcting Deficiencies).

Page 36: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

21

3. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Terdapat beberapa tujuan dari pengendalian intern antara lain (Mulyadi,

2001: 163):

a. Menjaga kekayaan organisasi

Kekayaan milik perusahaan dapat dicuri atau disalah-gunakan jika

kekayaan tersebut tidak dilindungi dengan dilaksanakannya

pengendalian intern.

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Pengendalian intern ini dirancang untuk memberikan jaminan proses

pengolahan data akuntansi yang akan menghasilkan

informasi keuangan yang teliti dan handal.

c. Mendorong efisiensi

Sistem pengendalian intern dalam suatu perusahaan bertujuan untuk

menghindarkan pengulangan kerja yang tidak perlu dan pemborosan

dalam seluruh aspek usaha serta mencegah penggunaan sumber daya

secara tidak efisien.

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dengan adanya sistem pengendalian intern yang dilaksanakan dalam

perusahaan akan memberikan jaminan yang memadai agar

kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen dipatuhi oleh

karyawan.

Page 37: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

22

4. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam

perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain

(Mulyadi, 2001: 166):

a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional

secara Tegas

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab

fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian

tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada

prinsip-prinsip berikut ini:

1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari

fungsi akuntansi.

Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk

melaksanakan suatu kegiatan. Fungsi penyimpanan adalah

fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva

perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki

wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh

untuk melaksanakan semua tahap transaksi.

Page 38: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

23

b. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan

Perlindungan yang Cukup terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan,

dan Biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi

dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya

transaksi tersebut.

c. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi

Setiap Unit Organisasi.

Cara-cara yang umum dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang

pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang

berwenang. Karena formulir merupakan alat untuk

memberikan otorisasi terlaksananya transaksi, maka

pengendalian pemakaiannya dengan menggunakan nomor urut

tercetak, akan dapat menetapkan pertanggungjawaban

terlaksananya transaksi.

2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan

mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu

kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak

teratur. Jika dalam suatu organisasi dilaksanakan pemeriksaan

mendadak terhadap kegiatan-kegiatan pokoknya, hal ini akan

mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai

dengan aturan yang telah ditetapkan.

Page 39: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

24

3) Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai

akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada

campur tangan dari orang atau unit organisasi lain.

4) Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat

menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan

tugasnya, sehingga persekongkolan di antara mereka dapat

dihindari.

5) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang

menjadi haknya. Selama cuti, jabatan karyawan yang

bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat lain,

sehingga seandainya terjadi kecurangan dalam departemen

yang bersangkutan, diharapkan dapat diungkap oleh pejabat

yang menggantikan untuk sementara tersebut.

6) Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan

catatannya untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek

ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya.

7) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek

efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.

Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf

pemeriksa intern. Adanya satuan pengawas intern dalam

perusahaan akan menjamin efektifitas unsur-unsur sistem

pengendalian intern, sehingga kekayaan perusahaan akan

Page 40: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

25

terjamin keamanannya dan data akuntansi akan

terjamin keandalannya.

d. Karyawan yang Mutunya sesuai dengan Tanggung Jawabnya.

Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi

dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk

mendorong praktik yang sehat, semuanya sangat tergantung kepada

manusia yang melaksanakannya. Jika perusahaan memiliki karyawan

yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat

dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu

menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.

Untuk mencapai tujuan sistem pengendalian intern dalam

kegiatan operasionalnya diperlukan karyawan yang jujur dan

kompeten dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya serta

dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien. Untuk

mendapatkan karyawan seperti yang dijelaskan diatas dapat

dilakukan dengan cara :

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut

oleh pekerjaannya. Program yang baik dalam seleksi calon

karyawan akan menjamin diperolehnya karyawan yang

memiliki kompeten sesuai jabatan yang akan didudukinya.

2) Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi

karyawan perusahaan, sesuai tuntutan perkembangan

pekerjaannya.

Page 41: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

26

5. Prisip-prinsip Sistem Pengendalian Intern

Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem

harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang meliputi

(Hartadi, 1999: 130) :

a. Pemisahan fungsi

Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan

segera atas kesalahan atau ketidakberesan. Adanya pemisahan fungsi

untuk dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan tugas.

b. Prosedur pemberian wewenang

Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah

diotorisir oleh orang yang berwenang.

c. Prosedur dokumentasi

Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem

pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar

penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan

akuntansi.

d. Prosedur dan catatan akuntansi

Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatan-

catatan akuntansi yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat

dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu.

e. Pengawasan fisik

Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis

dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.

Page 42: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

27

f. Pemeriksaan intern secara bebas

Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang

betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan

mengadakan perhitungan kembali penerimaan kas. Ini bertujuan untuk

mengadakan pengawasan kebenaran data.

B. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

1. Sejarah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

Konsep BMT sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah saw

yang dikenal dengan nama bait al-maal dan berfungsi sebagai pengelola

dana amanah dan harta rampasan perang (ghanimah) pada masa awal

islam, yang diberikan kepada yang berhak dengan pertimbangan

kemaslahatan umat. Namun secara konkrit pelembagaan Baitul Maal baru

dilakukan pada masa Umar Bin Khattab, ketika kebijakan pendistribusian

dana yang terkumpul mengalami perubahan. Lembaga Baitul Maal itu

berpusat di ibu kota Madinah dan memiliki cabang di profinsi-profinsi

wilayah Islam.

Di Indonesia sendiri, sejarah BMT dimulai tahun 1984 yang

dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba

menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan syariah bagi usaha kecil.

Kemudian BMT lebih di berdayakan oleh ICMI sebagai sebuah gerakan

yang secara operasional ditindaklanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha

Kecil (PINBUK). Sedangkan BMT secara resmi sebagai lembaga

keuangan syariah dimulai dengan disahkannya UU No. 7 Tahun 1992

Page 43: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

28

tentang Perbankan yang mencantumkan kebebasan penentuan imbalan dan

sistem keuangan bagi hasil. Juga dengan terbitnya Peraturan Pemerintah

No. 72 Tahun 1992 yang memberikan batasan tegas bahwa bank

diperbolehkan melakukan kegiatan usaha dengan berdasarkan prinsip bagi

hasil. Maka mulailah bermunculan perbankan yang menggunakan sistem

syari’ah, seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI), Baitul Maal wat

Tamwil (BMT). Munculnya BMT sebagai lembaga mikro keuangan Islam

yang bergerak pada sektor riil masyarakat bawah dan menengah adalah

sejalan dengan lahirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI). Karena BMI

sendiri secara operasional tidak dapat menyentuh masyarakat kecil ini,

maka BMT menjadi salah satu lembaga mikro keuangan Islam yang dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Definisi Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

Baitul Mal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan al-

maal yang berarti harta. Jadi secara etimologis (ma’na lughawi) Baitul

Mal berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta (Dahlan,

1999). Adapun secara terminologis (ma’na ishtilahi), sebagaimana uraian

Abdul Qadim Zallum (1983) dalam kitabnya Al Amwaal Fi Daulah Al

Khilafah, Baitul Mal adalah suatu lembaga atau pihak yang mempunyai

tugas khusus menangani segala harta umat, baik berupa pendapatan

maupun pengeluaran negara.

Page 44: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

29

ãΑ$ yϑø9 $#... tβθ ãΖt6 ø9 $#uρ èπ uΖƒ Η Íο4θ uŠys ø9 $# $ u‹÷Ρ‘‰9 $# ( àM≈uŠÉ)≈ t7 ø9$#uρ àM≈ ysÎ=≈ ¢Á9 $# î�ö� yz y‰ΖÏã

y7 În/u‘ $ \/# uθ rO î�ö� yzuρ Wξ tΒ r& ∩⊆∉∪

“...harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan...”(QS. Al-Kahfi : 46)

Dengan demikian, Baitul Maal dengan makna seperti ini mempunyai

pengertian sebagai sebuah lembaga atau pihak (al-jihat) yang menangani

harta negara, baik pendapatan maupun pengeluaran. Namun demikian,

Baitul Maal dapat juga diartikan secara fisik sebagai tempat untuk

menyimpan dan mengelola segala macam harta yang menjadi pendapatan

negara (Zallum: 1983).

Pada saat ini BMT diartikan sebagai lembaga keuangan mikro yang

dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis

usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta

membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prokarya dan

modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan

pada system ekonomi yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan),

kedamaian dan kesejahteraan.

3. Tujuan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

BMT didirikan dengan tujuan meningkatkan kualitas usaha ekonomi

untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan dan masyarakat pada

umumnya. Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa BMT berorientasi

pada upaya meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.

Page 45: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

30

Anggota harus diberdayakan (empowering) supaya dapat mandiri. Dengan

sendirinya, tidak dapat dibenarkan jika para anggota dan masyarakat

mennjadi sangat tergantung kepada BMT. Dengan menjadi anggota BMT,

masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup melalui peningkatan

usahanya (Ridwan, 2004: 128).

4. Prinsip dan Produk Inti Baitul Maal Wat Tamwil (BMT )

Baitul Maal wat Tamwil sebenarnya merupakan dua kelembagaan

yang menjadi satu,yaitu lembaga Baitul Maal dan lembaga Baitut Tamwil

yang masing-masing keduanya memiliki prinsip dan produk yang berbeda

meskipun memiliki hubungan yang erat antara keduanya dalam

menciptakan kondisi perekonomian yang merata dan dinamis (Yunus,

2009: 33).

Secara ringkas P3UK (1994) menerangkan prinsip dan prduk inti

Baitul Maal wat Tamwil sebagai berikut:

a. Prinsip dan Produk Inti Baitul Maal

Baitul Maal memiliki prinsip sebagai penghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang berhak

untuk menerimanya. Maka dapat diungkapkan mengenai produk

inti dari Baitul Maal terdiri atas:

1) Produk Penghimpunan Dana

Baitul Maal menerima dan mencari dana berupa zakat, infaq,

dan shadaqah. Selain itu Baitul Maal juga menerima dana

Page 46: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

31

berupa sumbangan, hibah ataupun wakaf serta dana-dana yang

bersifat sosial.

2) Produk Penyaluran Dana

Penyaluran dana-dana dari Baitul Maal harus bersifat spesifik,

yang mana terbagi atas dana yang bersumber dari zakat dan

dana di luar zakat. Sarana penyaluran dana zakat sudah

ditetapkan dalam al-Qur’an, yaitu kepada 8 (delapan) ashnaf

antara lain: faqir, miskin, amiliin, mu’allaf, fisabilillah,

ghorimin, hamba sahaya dan musyafir. Sedangkan dana di luar

zakat dapat digunakan untuk pengembangan usaha orang-orang

miskin, pembangunan lembaga pendidikan, masjid maupun

biaya-biaya operasional kegiatan sosial lainnya (termasuk di

dalamnya untuk kepentingan kafir dhimmi, yang rela dengan

pemerintahan Islam).

b. Prinsip dan Produk Inti Baitut Tamwil

Ada 3 (tiga) prinsip yang dapat dilaksanakan oleh BMT

dalam fungsinya sebagai Baitut Tamwil, yaitu: Prinsip bagi hasil,

prinsip jual beli dengan mark-up, dan prinsip non profit. Maka

dapat disebutkan produk inti dari BMT sebagai Baitut Tamwil

adalah sebagai berikut:

1) Produk Penghimpunan Dana

Produk penghimpunan dana dalam Baitut Tamwil berupa jenis

simpanan yang dihimpun oleh BMT sebagai sumber dana yang

Page 47: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

32

kelak akan disalurkan kepada usaha-usaha produktif. Jenis

simpanan tersebut antara lain: al-wadiah, al-mudharabah, dan

amanah.

2) Produk Penyaluran Dana

Produk penyaluran dana Baitut Tamwil merupakan bentuk pola

pembiayaan yang merupakan kegiatan BMT dengan harapan

dapat memberikan penghasilan. Pola pembiayaan tersebut

adalah: Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah,

Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil, dan

Pembiayaan Qardhul Hasan.

5. Peraturan Hukum Terkait BMT

BMT berasaskan Pancasila & Undang-undang Dasar 1945 serta

berlandaskan syariat Islam, keimanan, keterpaduan (kaffah),

kekeluargaan/koperasi, kebersamaan, kemandirian, dan profesionalisme.

Secara hukum BMT berpayung pada koperasi tetapi sistem

operasionalnya tidak jauh berbeda dengan bank syari’ah sehingga produk-

produk yang berkembang dalam BMT seperti apa yang ada di bank

syari’ah.

Karena berbadan hukum koperasi, maka BMT harus tunduk pada

Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan PP No. 9

tahun 1995 tentang pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Juga

dipertegas oleh KEP.MEN. No. 91 tahun 2004 tentang Koperasi Jasa

Page 48: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

33

Keuangan Syariah (KJKS). Undang-undang tersebut sebagai payung

berdirinya BMT (Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah).

C. Pembiayaan

1. Definisi Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu

pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-

pihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifat penggunaannya,

pembiayaan dapat dibagai menjadi:

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk

peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun

investasi. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi

menjadi (Antonio, 2001: 160):

1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan: (1) peningkatan produksi, yaitu peningkatan kualitas

atau mutu hasil produksi; dan (2) untuk keperluan perdagangan

atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

2) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-

barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat

kaitannya dengan itu

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis diguna-kan untuk

dipakai memenuhi kebutuhan.

Page 49: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

34

2. Unsur Pembiayaan

Dalam pembiayaan mengandung berbagai maksud, atau dengan

kata lain dalam pembiayaan terkandung unsur – unsur yang direkatkan

menjadi satu.

a. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa pembiayaan

yang diberikan benar – benar diterima kembali di masa yang akan

datang sesuai jangka waktu yang sudah diberikan dengan penelitian

terlebih dahulu secara mendalam tentang kondisi nasabah.

b. Kesepakatan

Kesepakatan antara si pemohon dengan pihak bank.

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing -

masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing – masing

yang kemudian dituangkan dalam akad pembiayaan dan

ditandatangani kedua belah pihak.

c. Jangka Waktu

Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu

tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian

pembiayaan yang telah disepakati.

d. Resiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian

pembiayaan akan memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau

macet pemberian suatu pembiayaan. Semakin panjang jangka waktu

Page 50: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

35

pembiayaan maka semakin besar risikonya, demikian pula

sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko

disengaja, maupun risiko yang tidak disengaja.

e. Balas Jasa

Dalam Bank konvensional balas jasa dikenal dengan nama

bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga

membebankan kepada nasabah biaya administrasi yang juga

merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip

syariah balas jasanya dikenal dengan bagi hasil.

3. Tujuan Pembiayaan

Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk

meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai

dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh

sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri,

pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan

menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam

rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

4. Fungsi Pembiayaan

Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan

bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan

bisnis yang aman, diantaranya :

Page 51: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

36

a. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan

sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.

b. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional

c. karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh

bank konvensional.

d. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan

oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang

dilakukan.

e. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini pembiayaan untuk

pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan

tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih

menganggur.

f. Meningkatkan jumlah barang dan jasa.

g. Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk-produk yang

sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat produksi dalam negeri

dengan fasilitas kredit yang jelas akan menghemat devisa negara

(Antonio, 2001: 166).

5. Prinsip-Prinsip Pemberian Pembiayaan

Prinsip 5C+IS merupakan prinsip yang paling umum diterapkan

dalam pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah:

1. Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil jaminan.

2. Capacity artinya analisis terhadap kemampuan nasabah untuk

menjalankan usaha dan mengembalikan pinjaman yang diambil.

Page 52: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

37

3. Capital artinya seberapa besar modal yang diperlukan peminjam.

4. Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan

peminjam kepada pihak pemberi pinjaman.

5. Condition artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak

(Muhammad, 2002: 261).

6. Syari’ah artinya penelitian dilakukan untuk menegaskan bahwa

usaha yang dilakukan benar-banar usaha yang tidak melanggar

syariah. Prinsip-prinsip syariah yang menjadi landasan dalam

bermuamalah meliputi: maisyir, gharar, riba, haram dan bathil.

D. Pembiayaan Musyarakah

1. Pengertian

Dibawah ini adalah beberapa pengertian musyarakah dari

beberapa sumber yang digunakan sebagai acuan, yaitu:

a. Musyarakah yaitu pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara

dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-

masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan

bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai

dengan kesepakatan (Antonio, 2001: 90).

b. Musyarakah merupakan bentuk kerjasama antara dua pihak atau

lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan

dibagi berdasarkan nishbah yang disepakati sebelumnya,

Page 53: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

38

sedangkan kerugian ditanggung oleh para pihak sebesar partisipasi

modal yang disertakan dalam usaha (Susanto, 2008: 265-267).

2. Landasan Syariah

a. Al-Qur’an

.... ôΜßγ sù â !%Ÿ2u�à° ’ Îû Ï]è=›W9$# 4 .....

“....Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.....” (Q.S. An-Nisaa’: 12)

...... ¨βÎ)uρ # Z��ÏVx. zÏiΒ Ï !$ sÜ n=èƒø: $# ‘Éóö6 u‹ s9 öΝåκÝÕ÷èt/ 4’ n? tã CÙ÷èt/ āω Î) tÏ% ©!$#

(#θ ãΖtΒ#u (#θ è=Ïϑtãuρ ÏM≈ys Î=≈ ¢Á9 $# .......

“........dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh......” (Q.S. Shaad: 24)

b. Al-Hadist

“Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah).

3. Jenis Musyarakah

Secara umum, musyarakah terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Musyarakah permanen adalah musyarakah dengan ketentuan bagian

dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga

Page 54: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

39

akhir masa akad. Maksud dari musyarakah permanen adalah syirkah

uqud yang terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

1) Inan, yaitu usaha bersama (kongsi) dimana modal dan keahlian

yang diberikan tidak sama

2) Mufawadhah, yaitu usaha bersama dimana modal dan keahlian

yang diberikan sama jumlah dan kualitasnya

3) Abdan, yaitu usaha bersama dimana modal yang diberikan adalah

keahlian/ tenaga

4) Wujuh, yaitu usaha bersama dimana modal yang diberikan adalah

nama baik

b. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqishah) adalah

musyarakah dengan ketentuan bagian dana entitas akan dialihkan

secara bertahap kepada mitra sehingga bagian dana entitas akan

menurun dan pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik

penuh usaha tersebut.

Page 55: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

40

4. Skema Al Musyarakah

Siklus Pembiayaan Musyarakah pada Bank Syariah/BMT

Gambar 2.1.Skema Pembiayaan Musyarakah

5. Rukun dan Syarat Pembiayaan Musyarakah

Dibawah ini adalah beberapa rukun dan syarat dalam pembiayaan

musyarakah yang dimuat dalam fatwa DSN-MUI No. 8 tentang

musyarakah:

a. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk

menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad),

b. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum,

c. Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam

proses bisnis normal.

d. Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)

1) Modal

Page 56: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

41

i. Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau

yang nilainya sama.

ii. Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan,

menyumbangkan atau menghadiahkan modal musyarakah

kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.

iii. Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada

jaminan, namun untuk menghindari terjadinya

penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan.

2) Kerja

i. Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar

pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja

bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh

melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan

dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan

tambahan bagi dirinya.

ii. Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas

nama pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-

masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam

kontrak.

3) Keuntungan

Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk

menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi

keuntungan atau penghentian musyarakah.

Page 57: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

42

4) Kerugian

Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional

menurut saham masing-masing dalam modal.

e. Biaya Operasional dan Persengketaan

1) Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.

2) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya

dilakukan melalui Badan Arbitrase Syari’ah setelah tidak

tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

6. Mekanisme pembiayaan Musyarakah

Pada sisi pembiayaan, akad musyarakah dapat diterapkan pada

beberapa hal, diantaranya adalah:

a. Musyarakah Permanen: Pembiayaan proyek dan Modal ventura

b. Musyarakah Mutanaqisah: Pembiayaan real estate.

7. Resiko Pembiayaan Musyarakah

Resiko yang terdapat dalam musyarakah, pada penerapan dalam

pembiayaan, relatif tinggi, yaitu sebagai berikut (Antonio, 2001: 94):

a. Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang

disebut dalam kontrak,

b. Lalai dan kesalahan yang disengaja,

c. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah, bila nasabahnya tidak

jujur.

Page 58: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

43

BAB III

LAPORAN OBJEK

A. Gambaran Umum

1. Sejarah dan Perkembangan KJKS BMT Tumang

Sistem perekonomian dan tatanan kehidupan yang dikedepankan

pada masa orde baru, ternyata tidak bisa memberikan jawaban akan

harapan terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Sebagian besar dari

mereka tinggal di perkotaan, sehingga putaran uang dan aktivitas

perekonomian berpusat di kota. Sementara masyarakat desa, yang nota

bene merupakan mayoritas dari penduduk negeri ini, tidak mendapat

kesempatan dan perhatian yang proporsional, baik dari pemerintah

maupun dari para praktisi dunia usaha, sehingga masyarakat desa hanya

ditempatkan sebagai obyek pelengkap dari sistem pembangunan ekonomi

nasional.

Lembaga keuangan selama ini belum mampu diakses masyarakat

secara luas. Disamping itu belum adanya komitmen dari lembaga

perbankan untuk menciptakan usaha yang lebih adil untuk lebih

mensejahterakan masyarakat. Bunga Bank yang menjadi dasar operasional

perbankan (konvensional) juga masih menjadi perdebatan dikalangan

umat Islam. Menyadari akan hal tersebut, timbul kesadaran untuk

mencoba memikirkan bentuk alternatif sebagai wujud peran serta dalam

Page 59: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

44

pembangunan masyarakat. Akhirnya disepakati untuk merintis berdirinya

Baitul Maal wat-Tamwil (BMT) di Tumang, Cepogo, Boyolali.

Tahap pertama yang manjadi target program BMT adalah

merekrut anggota masyarakat yang dianggap sukses secara ekonomi,

untuk diajak bergabung menjadi anggota pendiri. Setiap anggota pendiri

diwajibkan menyimpan Simpanan Pokok sebesar Rp. 500.000,00. Dengan

modal awal dari anggota pendiri sebesar Rp. 7.050.000,00 BMT Tumang

mulai beroperasi, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1998.

Sejak tanggal 10 bulan April tahun 1999 BMT berbadan hukum

Koperasi Serba Usaha, yang kemudian lebih dikenal dengan nama KSU

BMT Tumang. Agar lebih fokus terhadap bidang usaha yang dijalankan

maka KSU BMT Tumang sejak tahun 2011 berubah menjadi KJKS BMT

Tumang yang Anggaran Dasarnya oleh Dinas Koperasi dan UKM Prop

Jawa Tengah dengan No. 242/BH/KDK.11.25/IV/1999 yang sebelumnya

wilayah kerja hanya di Kabupaten Boyolali maka semenjak tahun 2011

telah berbadan hukum tingkat Propinsi yang menandakan wilayah kerja

seluruh Propinsi Jawa Tengah dan berkantor pusat di Jalan Boyolali-

Magelang Km. 10 dan sampai dengan saat ini sudah mempunyai 6 (enam)

Kantor Cabang.

KJKS BMT Tumang didirikan selain untuk memenuhi tuntutan

masyarakat, namun mempunyai tujuan yang lebih besar, yaitu membantu

masyarakat kecil menengah supaya mampu mandiri berani bersaing

dengan kekuatan ekonomi yang lain tentunya dalam rangka meningkatkan

Page 60: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

45

kesejahteraan anggotanya. Peranan KJKS BMT Tumang, membuktikan

bahwa keberadaannya sudah eksis di mata masyarakat. Dengan anggota

yang semakin bertambah serta wilayah kerja yang semakin luas

menggambarkan akan perannya cukup besar menjadi bagian dari

kehidupan masyarakat. Hal terpenting adalah kesungguhan semua

komponen baik di jajaran Manajemen baik itu Pengurus, Pengawas,

maupun Pengelola Anggota dengan komitmen yang tinggi untuk

mengupayakan pengelolaan lembaga yang profesional, amanah dan adil.

2. Profil KJKS BMT Tumang

Nama Lembaga : Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT

TUMANG

Tanggal Pendirian : 30 September 1998 oleh Kakandep Koperasi

Kab. Boyolali

Alamat Kantor Pusat : Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo,

Boyolali 57362 Telp. (0276) 323 454 Faks.

(0276) 323 336

Alamat Kantor Cabang :

1) Jl. Boyolali-Magelang Km. 10, Cepogo, Boyolali 57362

2) Jl. Pandanaran No. 299 Boyolali Telp. (0276) 323034

3) Jl. Raya Ampel No.8 Ampel, Boyolali Telp. (0276) 330626

4) Jl. Melati, Tumang, Cepogo, Boyolali, Telp. 0276-323335

5) Jl. Raya Kacangan, Andong, Boyolali Telp. (0271) 7893025

6) Jl. Ahmad Yani, Kartasura, Sukoharjo Telp. (0271) 784 285

Kelengkapan Organisasi :

1) Aturan tertulis Organisasi : Anggaran Dasar

2) Nomor Badan Hukum : 242/BH/KDK.11.25/IV/1999

Page 61: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

46

3) Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.014.0381.4-526.000

4) Jangkauan pelayanan : Kab. Boyolali dan sekitarnya

5) Waktu Operasional (Jam Buka Kas) : Hari Senin – Jumat, pukul

08.00 – 16.00 WIB (Untuk Sabtu - Minggu Libur)

3. Visi dan Misi KJKS BMT Tumang

a. Visi :

Menjadi Lembaga Keuangan Syariah yang modern, mandiri untuk

kesejahteraan masyarakat.

b. Misi :

1) Mewujudkan Lembaga Keuangan Syariah sebagai media dakwah

dalam penguatan ekonomi masyarakat dengan mengacu Fatwa

Dewan Syariah Nasional.

2) Meningkatkan Rasio Kesehatan, Kualitas Aset, Kecukupan Modal

dan Efisien.

3) Menumbuhkan Budaya Kerja dengan prinsip Jujur, Amanah, Adil

dan Profesional.

4) Mewujudkan Lembaga Keuangan Syariah yang dapat menjadi

tumpuan masyarakat dalam bidang simpanan dan pembiayaan,

dengan mengutamakan aspek manfaat jangka panjang.

5) Berperan aktif sebagai Amil dalam pengelolaan Zakat, Infaq,

Shodaqoh dan Wakaf (ZISWAH).

Page 62: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

47

4. Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang Cepogo

Organisasi adalah wadah atau wahana yang menjamin terciptanya

aktivitas orang yang telah bersepakat dalam kerja sama guna mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menghindari terjadi tumpang tindih

dalam pembagian tugas yang hanya menimbulkan tidak adanya kesatuan

perintah, terutama dalam pendelegasian wewenang, maka diperlukan

adanya stuktur organisasi yang baik dan jelas.

Struktur organisasi adalah kerangka yang menggambarkan pola

tetap dari hubungan di antara bidang-bidang kerja yang ada di dalam

organisasi. Struktur organisasi ini harus disesuaikan dengan keadaan,

kemampuan, dan perkembangan dari organisasi tersebut. Dengan adanya

struktur organisasi dapat diketahui sampai di mana wewenang dan

tanggung jawab yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugasnya.

Berikut susunan pengelola KJKS BMT Tumang cabang Cepogo:

a. Manajer Cabang Cepogo

b. Costumer service

c. Teller/kasir

d. Marketing Finance

e. Marketing Funding

:

:

:

:

:

Tri Mulyadi, A.Md

Kelik Sudibyo

Rani Endah W, S.Kom

1. Marlan

2. Fajar Novi Suryawan

3. Andi Dwi Purnomo

1. Woro Anggorowati, A.Md

2. Martha Eka Widiyastuti, A.Md

3. Endang Kusmawati

4. Jaswanto

Page 63: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

Gambar

Sumber: KJKS BMT Tumang

Gambar 3.1. Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang

Tumang 2013

48

Struktur Organisasi KJKS BMT Tumang

Page 64: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

49

5. Job Description

Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

a. Rapat Anggota

Merupakan lembaga tertinggi pada Koperasi dan akan mengadakan

rapat setahun satu kali.

Tugasnya antara lain :

1) Mengevaluasi kinerja Koperasi secara keseluruhan selama 1 (satu)

tahun

2) Memberikan catatan hasil kinerja selama 1 (satu ) tahun kepada

pemangku kepentingan

Wewenangnya antara lain :

1) Mengesahan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran dan

Pendapatan Koperasi untuk tahun buku berikutnya dan peninjauan

Anggaran belanja untuk tahun buku yang berjalan.

2) Penetapan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

3) Pemilihan dan pengangkatan anggota Pengurus (jika masa

jabatannya telah habis).

b. Pengurus

Tugasnya antara lain :

1) Menyelenggarakan RAT

2) Menyusun/ merumuskan kebijakan umum untuk mendapat

persetujuan Rapat Anggota

Page 65: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

50

3) Menyelenggarakan Rapat Pengurus untuk :

a) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT Tumang

b) Menentukan dan membuat kebijakan strategi BMT Tumang

4) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan

BMT Tumang

Wewenangnya antara lain :

1) Bersama Pengurus yang lain mengangkat, memberi sanksi dan

memberhentikan pengelola BMT Tumang

2) Menyetujui / menolak mengenai :

(a) Pembiayaan yang nilainya diatas wewenang Manajer Utama

(b) Kebijakan baru BMT Tumang dengan pertimbangan dari

sekretaris dan bendahara

(c) Kerjasama dengan pihak lain (investor dari luar) yang

diusulkan Manajer

3) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan Manajer Utama

c. Pengawas Manajemen

Tugasnya antara lain :

1) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal minimal satu

kali dalam satu tahun.

2) Memberikan pengarahan terhadap pengangkatan Pengelola,

penyusunan anggaran dan rencana kerja.

3) Memberikan pengarahan terhadap permohonan pembiayaan yang

tidak dapat diputuskan oleh Pengurus.

Page 66: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

51

Wewenang: Mengawasi dan memeriksa laporan keuangan dan aspek

manajemen lainnya.

d. Pengawas Syariah

Tugasnya antara lain :

1) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal minimal

satu kali dalam satu tahun.

2) Memberikan masukan dan pengarahan terhadap pengangkatan

Pengelola, penyusunan anggaran dan rencana kerja.

3) Memonitor kegiatan BMT dan memberikan arahan yang

berkaitan dengan aspek syariah.

Wewenangnya: Mengawasi dan memeriksa kegiatan BMT agar sesuai

dengan kaidah syariah Islam.

e. Manajer Utama

Tugasnya antara lain:

1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui

Pengurus, dan untuk hal-hal prinsipil disetujui oleh Pengawas

atau Rapat Anggota.

2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT dan

rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada

Pengurus yang selanjutnya akan dibawa pada Rapat Anggota.

3) Menyusun dan meminta persetujuan Pengurus tentang

pembukaan Rekening Bank dan penandatanganan Rekening

simpanan BMT pada Bank secara bersama-sama.

Page 67: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

52

4) Membuat laporan secara periodik kepada Pengurus

5) Menyampaikan laporan keuangan dan laporan tingkat kesehatan

BMT secara periodik kepada Pengawas Manajemen.

Wewenangnya antara lain :

1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp.

150.000.000,-, dan lebih dari jumlah tersebut harus dengan

persetujuan Rapat Pengurus.

2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.

3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian

Pengelola.

f. Internal Auditor

Tugasnya antara lain:

1) Mengumpulan data atau informasi mengenai pencatatan,

klasifikasi, penyusunan laporan keuangan yang terdiri dari

Neraca, Daftar Laba/Rugi, Arus Kas, Perubahan Modal, CAR,

serta laporan lain yang diperlukan

2) Memastikan bahwa semua kebijakan, rencana dan prosedur

koperasi telah benar-benar ditaati.

3) Memastikan bahwa semua harta milik koperasi telah

dipertanggung jawabkan dan dijaga dari semua kerugian.

4) Menerima pemberitahuan tentang adanya proses nota debet/nota

kredit.

Page 68: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

53

Wewenangnya antara lain :

1) Dapat menggunakan fungsi pengawasan sebagai alat kontrol

mekanisme operasional.

2) Meminta data/informasi yang berkaitan dengan hal audit kepada

manajemen koperasi.

g. Manajer Operasional

Tugasnya antara lain:

1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service

excellence) kepada mitra/anggota KJKS BMT Tumang

2) Terevealuasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang

ada dalam operasional KJKS BMT Tumang

3) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan

dan laporan mengenai penghimpunan dana secara lengkap,

akurat dan sah baik harian, bulanan maupun sesuai dengan

periode yang dibutuhkan.

Wewenangnya antara lain:

1) Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang

2) Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam

batas weweanang

3) Melakukan kontrol terhadap kehadiran pengelola

4) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional

Page 69: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

54

h. Manajer Marketing

Tugasnya :

1) Pencapaian target marketing baik funding maupun lending.

2) Penyelenggaraan rapat marketing dan penyelesaian

permasalahan ditingkat marketing.

3) Penilaian dan evaluasi kinerja bagian marketing

Wewenang :

1) Memberikan usulan untuk pengembangan pasar.

2) Menentukan target funding dan lending bersama dengan

Manajer Utama.

i. Manajer Cabang

Tugasnya antara lain :

1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui

Manajer Utama.

2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT cabang

dan rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada

Manajer Utama.

3) Menyusun dan meminta persetujuan Manajer Utama tentang

peraturan wewenang ‘Komite Pembiayaan’.

4) Mengajukan usul kepada Manajer Utama tentang jenis atau

produk baru untuk disetujui penggunaannya.

5) Membuat laporan secara periodik kepada Manager Utama

Page 70: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

55

Wewenangnya antara lain :

1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp 25.000.000,-,

dan lebih dari jumlah tersebut harus mendapatkan persetujuan

Manajer Utama.

2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.

3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian

Pengelola BMT cabang.

j. Marketing (Pemasar)

Tugasnya antara lain :

1) Menjalankan tugas lapangan yaitu menawarkan produk BMT.

2) Mengatur rute kunjungan harian.

3) Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada

Manajer cabang.

4) Menyimpan dokumen terkait sesuai dengan standar baku.

Wewenangnya antara lain :

1) Mengusulkan strategi pemasaran untuk jangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjang.

2) Melakukan negosiasi bagi hasil kepada anggota sesuai dengan

kebijaksanaan pemasaran.

k. Kasir/Teller

Tugasnya antara lain :

1) Memberikan pelayanan kepada anggota baik penarikan maupun

penyetoran (simpanan atau angsuran).

Page 71: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

56

2) Menghitung keadaan keuangan atau transaksi setiap hari.

3) Mengatur dan menyiapkan pengeluaran uang tunai yang telah

disetujui oleh Manajer Cabang.

Wewenangnya antara lain :

1) Mengatur pola administrasi yang efektif.

2) Mengajukan pengeluaran kas kepada Manajer Cabang.

l. Kepala Divisi Maal

Tugasnya :

1) Menyiapkan konsep pengelolaan baitul maal secara tepat yang

disesuaikan dengan kondisi ummat yang ada disetiap lingkungan

dengan tetap mengacu pada kaidah baku syariah Islam, dan

menjadikan sebagai bagian dari dakwah.

2) Menyiapkan seluruh dokumen yang diperlukan agar setiap

transasksi tercatat dengan baik, rapi dan dapat

dipertanggungjawabkan.

3) Mengatur pemasukan dan pengeluaran dana Maal, serta

membuat laporan secara teratur kepada Manajer Utama atau

donatur bila diperlukan.

Wewenangnya antara lain :

1) Menghubungi anggota masyarakat untuk dakwah.

2) Menetapkan pendistribusian Maal kepada yang berhak.

Page 72: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

57

m. Kepala Bidang Personalia

Tugasnya antara lain :

1) Melakukan aktivitas yang berkaitan dengan hubungan eksternal

KJKS atau Koperasi

2) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan,

serta hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan, pendidikan,

pelatihan, karir dan hubungan antar karyawan

Wewenangnya antara lain:

1) Membuat kebijakan yang berkaitan dengan hal-hal umum

2) Melakukan pencairan dana untuk kebutuhan pengadaan inventaris

kantor

n. Staff Adm dan Keuangan

Tugasnya antara lain :

1) Memberikan pelayanan kepada masing-masing cabang dalam hal

kebutuhan rumah tangga.

2) Mengatur dalam pengeluaran kebutuhan di setiap cabang meliputi

buku simpanan, slip setoran, slip angsuran, akad, warkat, dll.

Wewenangnya antara lain :

1) Mengatur pola administrasi.

2) Mengajukan anggaran untuk kebutuhan Administrasi.

Page 73: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

58

o. Staf Teknologi Informasi (TI)

Tugasnya:

1) Memberikan pelayanan kepada masing-masing cabang dalam hal

kebutuhan TI.

2) Menyelesaikan masalah yang timbul terkait dengan sarana dan

prasarana TI baik di pusat maupun di cabang.

Wewenangnya antara lain :

1) Mengajukan anggaran untuk kebutuhan TI

2) Mengusulkan pembenahan dan desain sistem TI apabila sudah

tidak sesuai dengan kebutuhan.

p. Staf Maal

Tugasnya antara lain:

1) Mengupayakan penggalian dana dari masyarakat (aghnia’)

dalam hal zakat, infaq dan shodaqoh

2) Mengatur pemasukan dan pengeluaran dana Maal

3) Mengupayakan pengembangan sumber dana Maal

Wewenangnya antara lain :

1) Mengatur pola pendistribusian dana Maal

2) Mengajukan anggara kepada Manajer Utama untuk kebutuhan

dana Maal

Page 74: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

59

q. Customer Service (CS)

Tugasnya antara lain:

1) Memberikan pelayanan paripurna kepada Anggota sesuai

dengan tugas dan kewenangannya.

2) Memberikan informasi kepada anggota baik penarikan maupun

penyetoran (simpanan atau angsuran).

Wewenangnya antara lain :

1) Mengatur pola administrasi CS yang efektif.

2) Mengusulkan pola pelayanan yang efektif dan efisien kepada

Manajer Cabang.

Sesuai dengan penjelasan diatas, maka berikut disajikan susunan Pengurus

dan Pengawas KJKS BMT Tumang tahun 2011/2013.

TABEL 3. 1

SUSUNAN PENGURUS DAN PENGAWAS KJKS BMT TUMANG

No N A M A ALAMAT PENDIDIKAN JABATAN

1 H. Munawir, Ama.Pd Cepogo D 3 Ketua

2 Dwi Rochmiathy, S.Pd Tumang S 2 Sekretaris

3 Rofiq Ridhoni, S.Kep Tumang S 1 Bendahara

4 Sugiyono, S.Ag Tumang D3 Anggota Pengurus

5 M. Wasil, SE, MM Solo S 2 Pengawas Manajemen

6 H. Ali Sya’ni, BA Tumang Sarmud Pengawas Syari’ah

7 H. MS Zuhri Tumang SPG Pengawas Syari’ah

8 H. Munir Asrori Bandung S 1 Pengawas Syari’ah

9 H. Soeryanto, SH Jakarta S 1 Pengawas Manajemen

10 Edi Darmasto, SE, Ak Surabaya S 1 Pengawas Manajemen

11 H. Sismanto, SE Bandung S 1 Pengawas Manajemen

12 M. Muchlas, SH, MH Jakarta S 2 Pengawas Manajemen

13 Aris Munandar, SE Jakarta S 1 Pengawas Manajemen

Sumber: KJKS BMT Tumang Tahun 2013

Page 75: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

60

6. Produk KJKS BMT Tumang

a. Produk Pendanaan

1) Simpanan Mudharabah Al Muthlaqah

Simpanan Mudharabah Al Muthlaqah adalah Simpanan

berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana

nasabah memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk

memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk

pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada

anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari

pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah

(bagi hasil) yang disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil

sewaktu-waktu.

2) Simpanan Mudharabah Berjangka

Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO) adalah

Simpanan berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah,

dimana nasabah memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang

untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk

pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada

anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari

pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah

(bagi hasil) yang disepakati di awal.

Page 76: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

61

3) Simpanan Mudharabah Masa Depan

Si Muda MaPan adalah Produk Simpanan di BMT Tumang

dengan prinsip akad mudharabah al-muthlaqah, yaitu perjanjian

mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu (investasi

tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus untuk

kebutuhan anggota di waktu yang akan datang. Setoran minimal

setiap bulan Rp.50.000,-.

b. Produk Pembiayaan

1) Investasi

Transaksi pembiayaan investasi dapat dilakukan dalam 2

jenis transaksi, yakni Mudharabah dan Musyarakah.

a) Mudharabah :

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/

perniagaan antara pihak pemilik dana (sahibul maal) sebagai

pihak yang menyediakan modal dana sebesar 100% dengan

pihak pengelola modal (mudharib), untuk diusahakan dengan

porsi keuntungan akan dibagi bersama (nisbah) sesuai dengan

kesepakatan dimuka dari kedua belah pihak, sedangkan

kerugian (jika ada) akan ditanggung pemilik modal, kecuali

jika diketemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak

pengelola dana (mudharib), seperti penyelewengan,

kecurangan, dan penyalahgunaan dana.

Page 77: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

62

b) Musyarakah :

Pembiayaan musyarakah (syirkah), adalah suatu

bentuk akad kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik

modal untuk menyertakan modalnya dalam suatu usaha,

dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut

serta dalam pelaksanaan manajemen usaha tersebut.

Keuntungan dibagi menurut proporsi penyertaan modal atau

berdasarkan kesepakatan bersama.

2) Pembiayaan Jual-Beli

Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam

islam, antara lain adalah murabahah, salam dan istishna’.

a) Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal

(harga perolehan) dengan tambahan keuntungan (marjin)

yang disepakati oleh kedubelah pihak (Penjual dan Pembeli).

Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu berapa

harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat

keuntungan sebagai tambahannya. Cara pembayaran dan

jangka waktu disepakati bersama, dapat secara lump sum

ataupun secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran

secara angsuran ini disebut dengan Bai’ Bitsaman Ajil.

Page 78: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

63

b) Salam (Salaf)

Salam (Salaf) adalah akad pembelian (jual-beli) yang

dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan

pembelian terlebih dahulu atas barang yang dipesan/

diinginkan dan melakukan pembayaran dimuka atas barang

tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun

dengan cara mencicil, yang keduanya harus diselesaikan

pembayarannya (dilunasi) sebelum barang yang dipesan/

diinginkan diterima kemudian. (Penghantaran barang/

delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).

c) Istishna’ :

Istishna’ adalah akad bersama pembuat (produsen)

untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad

jual beli suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh

pembuat (produsen) yang juga sekaligus menyediakan

kebutuhan bahan baku barangnya. Jika bahan baku

disediakan oleh pemesan, akad ini menjadi akad Ujrah

(Upah).

3) Pembiayaan Jasa-Sewa

Selain pembiayaan investasi dan jual-beli, dari BMT Tumang

juga menyediakan produk Pembiayaan Jasa atau Sewa yang terdiri

dari Ijarah dan Qardh. Adapun penjelasan dari kedua produk

tersebut adalah berikut ini:

Page 79: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

64

a) Ijarah :

Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari

penggunaan sebuah aset sebagai ganti dari pembayaran.

Pengertian Sewa (Ijarah) adalah sewa atas manfaat dari

sebuah aset, sedangkan sewa-beli (Ijarah wa Iqtina) atau

disebut juga ijarah muntahiya bi tamlik adalah sewa yang

diakhiri dengan pemindahan kepemilikan.

b) Qardh

Qardh adalah meminjamkan harta kepada orang lain

tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur Fiqh, Qardh

dikatagorikan sebagai aqd tathawwu yaitu akad saling

membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam rangka

mewujudkan tanggung-jawab sosial, Lembaga Keuangan

Syariah dapat memberikan fasilitas yang disebut Al-Qardhul

Hassan, yaitu penyediaan pinjaman dana kepada pihak yang

layak untuk mendapatkannya. Secara Syariah peminjam hanya

berkewajiban membayar kembali pokok pinjamannya,

walaupun syariah membolehkan peminjam untuk untuk

memberikan imbalan sesuai dengan keikhlasannya, tetapi

Lembaga Keuangan pemberi qardh tidak diperkenankan untuk

meminta imbalan apapun.

Page 80: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

65

B. Pembiayaan Musyarakah di KJKS BMT Tumang Cabang Cepogo

Menurut data dari pihak KJKS BMT Tumang cabang Cepogo perihal

pembiayaan musyarakah, sistem pembiayaan musyarakah dirasa mampu

menyentuh kalangan masyarakat dalam membantu mengembangkan usaha

kecil/menengah. Selain mudah untuk dipahami, pembiayaan dengan akad

musyarakah juga lebih mudah untuk dikontrol dalam pembagian hasil usaha,

karena kedua belah pihak ikut serta dalam menyertakan modal.

Pembiayaan musyarakah (syirkah), adalah suatu bentuk akad kerjasama

perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya

dalam suatu usaha, dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut

serta dalam pelaksanaan manajemen usaha tersebut. Keuntungan dibagi

menurut proporsi penyertaan modal atau berdasarkan kesepakatan bersama.

Musyarakah dapat diartikan pula sebagai pencampuran dana untuk tujuan

pembagian keuntungan.

1. Rukun Musyarakah :

a. Pihak yang berakad (para mitra)

b. Obyek yang diakadkan : Modal, Kegiatan Usaha/ Kerja dan

Keuntungan.

c. Sighat : Serah (ijab) dan Terima (qabul)

2. Syarat Musyarakah :

a. Pihak Yang Berakad :

1) Para pihak (Mitra) yang melakukan akad musyarakah harus

dalam kondisi cakap hukum, dan

Page 81: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

66

2) Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan

perwakilan

b. Obyek yang diakadkan :

1) Modal diberikan dalam bentuk uang tunai, emas, perak atau

yang nilainya sama

2) Modal dapat pula berupa aset perdagangan, yakni antara lain

barang-barang, properti, perlengkapan dan sebagainya

termasuk pula aset tidak berwujud seperti hak paten dan

lisensi.

3) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan musyarakah adalah

sebuah hukum dasar, dan tidak diperkenankan bagi salah satu

dari mereka untuk mencantumkan ketidakikutsertaan mitra

lainnya, namun demikian terhadap kesamaan kerja bukanlah

syarat utama. Dibolehkan seorang mitra melaksanakan porsi

pekerjaan yang lebih besar dan banyak dibandingkan dengan

mitra lainnya, sehingga dalam hal ini mitra tersebut dapat

mensyaratkan bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.

c. Sighat:

1) Berbentuk pengucapan yang menunjukkan tujuan.

2) Akad dianggap sah jika diucapkan secara verbal, atau

dilakukan secara tertulis dan disaksikan.

Page 82: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

67

3. Jenis-Jenis Musyarakah :

a. Syirkah Kepemilikan (Amlak), syirkah yang terjadi karena warisan,

wasiat atau faktor lainnya yang mengakibatkan pemilikan aset oleh

dua orang atau lebih, serta berbagi dalam kepemilikan aset riil

tersebut atas keuntungan yang dihasilkan daripadanya

b. Syirkah Akad/ Kontrak (Uqud), syirkah yang terjadi karena

kesepakatan dua orang mitra atau lebih yang bekerjasama dalam

permodalan, kerja, dan atau keahlian serta berbagi keuntungan dan

kerugian dari kemitraan tersebut. Kontrak ini memiliki berbagai jenis

dan variasi, yakni : Al-Inan, A’maal (Abdan), Wujuh.

4. Syarat Pengajuan Pembiayaan

Berikut ini adalah syarat pengajuan pembiayaan di KJKS BMT

TUMANG:

1) Menjadi anggota KJKS BMT TUMANG

2) Mempunyai usaha produktif

3) Mengisi formulir permohonan yang dilampiri :

a) Fotocopy KTP Suami-Istri, Surat Nikah, dan Kartu Keluarga

b) Fotocopy Surat Jaminan yang dapat berupa:

i. BPKB yang disertai gesekan nomor rangka dan nomor

mesin.

ii. Sertifikat kepemilikan, SIDT (Surat Ijin Dasaran Tetap).

iii. Apabila Jaminan adalah hak milik orang lain harus disertai

surat kuasa dari pihak pemiliknya.

c) Rekening Pembayaran Listrik/PDAM bulan terakhir

Page 83: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

68

d) Membubuhkan tanda tangan calon anggota, suami/istri, serta

ketua RT/Takmir Masjid setempat pada form pemngajuan

pembiayaan.

4) Bersedia untuk disurvei dalam berbagai aspek

5) Mempunyai Agunan/ Jaminan (Sertifikat/ BPKB)

5. Ketentuan Besarnya Pembiayaan

Besarnya pengajuan pembiayaan di BMT Tumang tentu bervariasi

sesuai dengan kebutuhan anggota pembiayaan. Dari hasil wawancara

penulis dengan pihak marketing finance pada BMT Tumang cabang

Cepogo, diperoleh ketentuan terkait dengan pemberian keputusan

pembiayaan sebagai berikut:

a. Rp. 0 s.d. Rp. 25.000.000-,

Keputusan diserahkan kepada manajer cabang BMT Tumang

b. Rp. 25.000.000 s.d. Rp. 150.000.000,-

Keputusan diserahkan kepada manajer utama BMT Tumang

c. Di atas Rp. 150.000.000,-

Keputusan diserahkan pada pengurus BMT Tumang.

Page 84: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

69

BAB IV

ANALISIS

A. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pembiayaan Musyarakah di

KJKS BMT Tumang Cabang Cepogo

1. Fungsi yang Terkait Pembiayaan Musyarakah di KJKS BMT Tumang

Cabang Cepogo

Fungsi yang terkait dalam sistem pengendalian intern pembiayaan

musyarakah di BMT Tumang meliputi fungsi pelayanan pembiayaan,

fungsi operasional, fungsi analisis, fungsi pemberian keputusan, fungsi

administrasi, fungsi keuangan, dan fungsi akuntansi.

a. Fungsi Pelayanan Pembiayaan

Pelayanan pertama terhadap masyarakat yang diberikan oleh

BMT Tumang dilakukan oleh customer service. Pelayanan yang

dilakukan meliputi pemberian informasi mengenai produk BMT yang

dibutuhkan oleh masyarakat, cara untuk menjadi nasabah ataupun

anggota pembiayaan, serta informasi lain yang secara umum terkait

dengan produk yang ditawarkan BMT kepada masyarakat.

Pelayanan terhadap nasabah dikhususkan pada bagian customer

service yang secara langsung berinteraksi dan memberikan pelayanan

pertama kepada nasabah yang datang ke BMT Tumang. Fungsi

pelayanan di BMT Tumang yang dilimpahkan kepada customer

service bertujuan untuk mempermudah pembagian kerja masing-

Page 85: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

70

masing bagian fungsi agar efektif dan tidak terjadi ketidak teraturan

dalam melakukan tugas dari tiap-tiap bagian.

b. Fungsi Operasional

Fungsi operasional BMT Tumang dipegang oleh manajer

cabang dan marketing finance dalam hal memeriksa kelengkapan dan

mengolah data calon anggota pembiayaan. Bagian operasional

menerima form pengajuan pembiayaan dari customer service, dan

dibagi sesuai dengan wilayah operasionalnya. Pembagian sesuai

wilayah operasional marketing finance dilakukan agar memudahkan

dalam survei pembiayaan. Pembagian data anggota pembiayaan juga

bertujuan untuk memudahkan otorisasi oleh marketing finance

masing-masing dan juga pengarsipannya, karena tidak digunakan

form bernomor urut tercetak dalam proses pengajuan pembiayaan.

Fungsi operasional juga bertugas melakukan survei kepada

calon anggota untuk mengetahui kondisi kepribadian serta usaha calon

anggota yang digunakan sebagai bahan pertimbangan pemberian

pembiayaan.

c. Fungsi Analisis

Kegiatan menganalisis menjadi tugas manajer cabang dan

marketing finance dalam menganalisa laporan hasil survei untuk

menentukan kelayakan calon anggota pembiayaan untuk dibiayai.

Tugas menganalisa calon anggota pembiayaan sudah menjadi tugas

dan tanggungjawab manajer cabang dan marketing finance. Selain

Page 86: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

71

melakukan penelitian (survei) terhadap calon anggota pembiayaan,

manajer cabang dan marketing finance juga menganalisis hasil

penelitian (survei) yang dilakukan sebagai tindakan lanjutan dan

bentuk tanggungjawab atas tugas yang telah dilimpahkan kepada

pihak tersebut.

d. Fungsi Pemberian Keputusan

Memberikan keputusan dalam nominal pembiayaan, diserahkan

kepada pihak yang berbeda-beda sesuai dengan besarnya jumlah

pembiayaan. Keputusan pembiayaan <25jt diserahkan kepada manajer

cabang, keputusan pembiayaan 25jt-150jt diserahkan kepada manajer

utama KJKS BMT Tumang, dan keputusan pembiayaan >150jt

drserahkan kepada pengurus KJKS BMT Tumang. Hal tersebut

diadakan agar terjadi kesepakatan yang lebih baik dari setiap bagian

perusahaan, dan tidak hanya melibatkan pihak-pihak tertentu saja

yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pemberian keputusan.

e. Fungsi Administrasi

Fungsi administrasi BMT Tumang dihandle oleh kasir/teller

yang bertugas melayani semua transaksi dalam pembiayaan, mulai

dari mencairkan dana, menerima setoran, hingga pelunasan dan

memasukkan datanya ke dalam software. Fungsi administrasi juga

bertugas menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan transaksi

pembiayaan seperti slip, kuitansi, dan lain-lain.

Page 87: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

72

f. Fungsi Keuangan

Teller/kasir juga bertugas memegang fungsi keuangan yaitu

bertanggungjawab dalam mengurus segala transaksi administrasi

dalam proses pembiayaan musyarakah kemudian menyajikannya

dalam laporan keuangan. Sesuai dengan tugas utama kasir/teller yaitu

merekap dan mencatat transaksi keuangan yang terjadi.

g. Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi dipegang oleh staf administrasi dan keuangan

kantor pusat yang bertanggungjawab mengolah laporan harian kas dan

jurnal yang dilaporkan oleh kasir/teller kantor cabang dari hasil

transaksi yang telah dilakukan, ke dalam buku besar. Fungsi ini

diserahkan kepada staf administrasi dan keuangan kantor pusat guna

merekap seluruh laporan keuangan yang berasal dari seluruh kantor

cabang BMT Tumang, sehingga terbentuk satu laporan keuangan

KJKS BMT Tumang secara keseluruhan.

Pemisahan beberapa fungsi ini dapat menghindarkan setiap kegiatan

dari kesalahan yang mungkin terjadi, dan dapat memudahkan manajemen

dalam mengidentifikasi apabila terjadi penyelewengan maupun kesalahan.

2. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pembiayaan Musyarakah

di KJKS BMT Tumang cabang Cepogo

BMT Tumang cabang Cepogo menggunakan jaringan prosedur

pembiayaan yang terdiri dari prosedur permohonan pembiayaan, prosedur

Page 88: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

73

persetujuan pembiayaan, prosedur akad pembiayaan, prosedur realisasi

dana pembiayaan, dan prosedur pencatatan akuntansi.

a. Prosedur Permohonan Pembiayaan

Permohonan pembiayaan yang dihandle oleh customer service

memudahkan masyarakat dalam mendaftarkan diri sebagai calon

anggota pembiayaan. Calon anggota pembiayaan mengisi form

pengajuan pembiayaan yang diberikan oleh customer service dan

menyerahkannya kembali dengan dilampiri syarat-syarat yang

ditentukan oleh pihak BMT. Manajer cabang bertugas mengawasi dan

menerima data calon anggota pembiayaan dari customer service untuk

ditindak lebih lanjut.

Page 89: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

74

Gambar 4.1. Bagan Prosedur Permohonan Pembiayaan

Bagian Customer Service

b. Prosedur Persetujuan Pembiayaan

Manajer cabang dan marketing finance menyampaikan

keputusan persetujuan pembiayaan yang telah diperoleh dari analisis

hasil survei terhadap calon anggota pembiayaan. Proses survei yang

Page 90: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

75

dilakukan menggunakan prinsip 5C (Character, Capacity, Capital,

Collateral, Condition) dan 1S (Syari’ah).

Pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak yang berbeda-beda

berdasarkan besarnya nominal pembiayaan yang diajukan, agar

terhindar dari kesalahan pemberian keputusan. Semakin besar nominal

pengajuan pembiayaan, maka semakin tinggi tingkatan pihak pemberi

keputusan agar tercapai keputusan yang benar-benar meyakinkan

untuk menghindari terjadinya kesalahan.

Gambar 4.2. Bagan Prosedur Persetujuan Pembiayaan

Bagian Marketing finance dan Manajer Cabang (Manajer Utama/Pengurus)

Page 91: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

76

c. Prosedur Akad Pembiayaan

Akad pembiayaan di BMT Tumang telah dilaksanakan oleh

manajer cabang dan marketing finance kepada anggota pembiayaan

dengan melibatkan 2 (dua) orang saksi dalam proses penanda

tanganan akad. Sebelum penandatanganan berlangsung, terlebih

dahulu dibacakan akad perjanjian. Setelah penandatanganan dilakukan

penyerahan jaminan pembiayaan dari pihak anggota pembiayaan

kepada pihak BMT Tumang dengan menyertakan Surat Tanda Terima

dan Pengambilan Jaminan.

Gambar 4.3. Bagan Prosedur Akad Pembiayaan

Bagian Manajer Cabang dan Marketing finance

Page 92: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

77

d. Prosedur Realisasi Dana Pembiayaan

Setelah penandatanganan akad pembiayaan maka prosedur

selanjutnya yaitu realisasi dana pembiayaan. Proses realisasi dana

pembiayaan di BMT Tumang cabang Cepogo dilakukan oleh

kasir/teller dengan membayarkan sejumlah dana pembiayaan kepada

anggota pembiayaan. Transaksi tersebut juga dilengkapi dengan

kuitansi dan slip pembiayaan sebagai bukti pembayaran, dan sebagai

bukti transaksi yang digunakan untuk pencatatan.

Gambar 4.4. Bagan Prosedur Realisasi Dana Pembiayaan

Bagian Kasir/Teller

Page 93: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

78

e. Prosedur Pencatatan Akuntansi

Kasir/teller harus memastikan kecocokan antara catatan dengan

aset yang ada sebelum menyampaikan laporan harian kas dan jurnal

ke staf administrasi dan keuangan kantor pusat. Data transaksi

pembiayaan yang telah dilakukan dengan bukti: form pengajuan

pembiayaan, slip pembiayaan, kuitansi, dimasukkan ke software oleh

kasir/teller dalam bentuk laporan harian kas dan jurnal transaksi.

Laporan disampaikan oleh kasir/teller kepada staf administrasi dan

keuangan kantor pusat BMT Tumang, secara otomatis melalui

software, dan kemudian disajikan ke dalam buku besar. Penggunaan

software dalam penyampaian laporan keuangan dianggap lebih efektif

dan dapat meminimalisir resiko dari luar software.

Gambar 4.5. Bagan Prosedur Pencatatan Akuntansi

Page 94: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

79

Keterangan Bagan Alir (flowchart):

KTP : Kartu Tanda Penduduk

KK : Kartu Keluarga

AO : Account Officer/Marketing

STTPJ : Surat Tanda Terima dan Pengambilan Jaminan

KW : Kuitansi

3. Dokumen yang Digunakan dalam Pembiayaan Musyarakah di KJKS

BMT Tumang Cabang Cepogo

Dokumen yang digunakan dalam pembiayaan Musyarakah di KJKS

BMT Tumang adalah:

a. Formulir Permohonan Pembiayaan

Formulir permohonan pembiayaan merupakan dokumen

pertama yang digunakan dalam proses pembiayaan. Formulir ini

diberikan oleh customer service kepada calon anggota, untuk

mendaftarkan diri sebagai anggota pembiayaan. Formulir ini berisi

tentang data calon anggota pembiayaan yang meliputi identitas diri

dan hal-hal yang berkaitan dengan pembiayaan yang diajukan.

Formulir ini juga terdapat kolom tandatangan dari pemohon, serta

tandatangan dari ketua RT/Takmir Masjid setempat dari daerah

tempat tinggal pemohon.

b. Formulir Pendaftaran Anggota

Formulir ini digunakan untuk menjadikan calon anggota

pembiayaan sebagai anggota/nasabah BMT, ketika permohonan

pembiayaan telah disetujui oleh pihak BMT.

Page 95: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

80

c. Formulir Pengajuan Pembiayaan

Formulir pengajuan pembiayaan digunakan pada saat anggota

pembiayaan telah disetujui untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan.

Form ini juga digunakan untuk anggota pembiayaan lama, yang

ingin mengadakan pembiayaan lanjutan.

d. Slip Pencairan Pembiayaan

Slip pencairan pembiayaan digunanakan sebagai bukti

transaksi realisasi dana pembiayaan dari pihak BMT Tumang kepada

anggota pembiayaan. Slip tersebut dibuat rangkap 2 (dua) dengan

warna berbeda, yaitu:

1) Slip lembar pertama berwarna putih disimpan oleh kasir/teller

dan digunakan sebagai bukti pencairan serta sebagai bukti

dalam pembuatan laporan harian kas dan jurnal.

2) Slip lembar kedua berwarna merah keunguan diserahkan

kepada anggota pembiayaan sebagai bukti telah

direalisasikannya dana pembiayaan dari pihak BMT kepada

anggota pembiayaan.

e. Kuitansi Pembiayaan

Kuitansi pembiayaan yang digunakan oleh BMT Tumang

dibuat rangkap 2 (dua) dengan warna yang berbeda pula, yaitu:

1) Kuitansi lembar pertama berwarna putih diserahkan kepada

anggota pembiayaan yang sebagai tanda bukti dibayarkannya

dana pembiayaan kepada anggota.

Page 96: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

81

2) Kuitansi lembar kedua berwarna merah disimpan oleh

kasir/teller sebagai bukti untuk menyusun laporan harian kas

dan jurnal.

f. Form Hasil Survei

Form hasil survei digunakan untuk mencatat kondisi calon

anggota pembiayaan yang meliputi kondisi pribadi dan usaha calon

anggota pembiayaan, serta kondisi jaminan yang digunakan dalam

pembiayaan berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan.

Kemudian dilakukan analisis untuk pemberian keputusan

pembiayaan, berdasarkan data dari form hasil survei.

g. Surat Akad Perjanjian Pembiayaan

Surat akad perjanjian pembiayaan digunakan sebagai bukti

yang berisi perjanjian yang telah disepakati antara pihak BMT

dengan pihak anggota pembiayaan. Dalam surat tersebut tertera

tandatangan kedua belah pihak, dan juga tandatangan dari 2 (dua)

orang saksi dari pihak anggota pembiayaan, serta dibubuhi dengan

materai sebagai tanda bahwa perjanjian tersebut memiliki kekuatan

hukum.

h. Surat Tanda Terima dan Pengambilan Jaminan

Surat tanda terima dan pengambilan jaminan memuat identitas

jaminan, tanggal penyerahan, serta pengambilan jaminan. Surat

tanda terima dan pengambilan jaminan dibuat pada saat penyerahan

surat jaminan pembiayaan dari anggota kepada pihak BMT Tumang.

Page 97: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

82

4. Catatan Akuntansi dalam Pembiayaan Musyarakah di KJKS BMT

Tumang Cabang Cepogo

Catatan akuktansi yang digunakan dalam pembiayaan musyarakah di

KJKS BMT Tumang cabang Cepogo yaitu:

a. Laporan Harian Kas

Laporan harian kas dibuat oleh teller/kasir setiap harinya, sebagai

laporan yang memuat transaksi pembiayaan baik realisasi maupun

angsuran/pelunasan pembiayaan dalam satu hari.

b. Jurnal

Jurnal dibuat oleh kasir/teller berdasarkan bukti transaksi seperti

kuitansi dan slip pembiayaan, yang dilaporkan kepada staf

administrasi dan keuangan kantor pusat setiap akhir bulan.

c. Buku Besar

Buku besar dibuat oleh staf administrasi dan keuangan kantor pusat

atas dasar pembiayaan yang telah direalisasikan yang dilaporkan

oleh kasir/teller dari setiap kantor cabang.

d. Kartu Pembiayaan

Kartu pembiayaan digunakan sebagai tanda anggota pembiayaan,

serta berisi catatan mengenai jumlah pembiayaan dan angsuran

anggota pembiayaan.

Page 98: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

83

5. Pelaksanaan Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern Pembiayaan

Musyarakah di KJKS BMT Tumang Cabang Cepogo

Unsur-unsur sistem pengendalian intern yang diterapkan dalam

pembiayaan musyarakah di BMT Tumang adalah sebagai berikut:

a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional

secara Tegas

Proses pembiayaan musyarakah di BMT Tumang melalui lebih

dari satu fungsi. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

1) Fungsi Pelayanan Pembiayaan

2) Fungsi Operasional

3) Fungsi Analisis

4) Fungsi Pemberian Keputusan

5) Fungsi Administrasi

6) Fungsi Keuangan

7) Fungsi Akuntansi

Fungsi tersebut dipisahkan sesuai dengan tanggungjawab agar

kegiatan yang dilakukan dapat lebih terstruktur dan terarah.

Beberapa pemisahan fungsi yang terjadi antara lain:

1) Fungsi Pelayanan Pembiayaan dipisahkan dengan Fungsi

Operasional

BMT Tumang memisahkan antara fumgsi pelayanan

pembiayaan dengan fungsi operasional. Fungsi pelayanan

pembiayaan dipegang oleh customer service, sedangkan fungsi

Page 99: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

84

operasional dipegang oleh manajer cabang dan marketing

finance. Hal ini diterapkan untuk mempermudah kerja masing-

masing personel, karena lokasi kerja dari masing-masing fungsi

juga berbeda yaitu di kantor dan di lapangan.

2) Fungsi Pelayanan Pembiayaan dipisahkan dengan Fungsi

Pemberian keputusan

Fungsi pelayanan pembiayaan dipisahkan dengan fungsi

pemberian keputusan karena fungsi pelayanan pembiayaan yang

dipegang oleh customer service merupakan pelayanan pertama

yang diberikan kepada calon anggota pembiayaan, jadi tidak

dapat memutuskan secara langsung dalam memberikan

pembiayaan kepada anggota. Sedangkan fungsi pemberian

keputusan dipegang oleh pihak-pihak yang berbeda sesuai

jumlah dana pembiayaan yaitu keputusan pembiayaan <25jt

diserahkan kepada manajer cabang, keputusan pembiayaan 25jt-

150jt diserahkan kepada manajer utama KJKS BMT Tumang,

dan keputusan pembiayaan >150jt drserahkan kepada pengurus

KJKS BMT Tumang. Pemberian keputusan pembiayaan juga

harus melalui beberapa tahap terlebih dahulu sebelum

diputuskan layak atau tidaknya anggota pembiayaan untuk

dibiayai.

Page 100: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

85

3) Fungsi Keuangan dipisahkan dengan Fungsi Akuntansi

Fungsi keuangan dipisahkan dengan fungsi akuntansi agar

pencatatan hasil transaksi tidak dikerjakan sekaligus dengan

penyusunan laporan keuangan. Fungsi keuangan dipegang oleh

kasir/teller yang bertugas mencatat hasil transaksi berdasarkan

bukti-bukti seperti slip pembiayaan. Sedangkan fungsi akuntansi

dipegang oleh staf administrasi dan keuangan kantor pusat untuk

membuat pembukuan dan laporan keuangan berdasarkan

laporan dari fungsi keuangan.

b. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan

Kegiatan pembiayaan sesuai prosedurnya, dilakukan oleh

pihak yang berwenang atas tugasnya masing-masing. Segala bentuk

pencatatannya pun dilakukan oleh pihak yang mengotorisasi setiap

kegiatan.

Misal dalam penerimaan calon anggota baru, wewenang

dipegang oleh customer service. Begitu juga pencatatan mengenai

calon anggota baru, juga diotorisasi oleh customer service.

Form pengajuan pembiayaan dan prosesi akad, dibagi dan

diotorisasi oleh masing-masing marketing finance yang berbeda-

beda untuk memudahkan penyimpanan dan penanganan. Karena

form yang digunakan bukan merupakan form yang bernomor urut

tercetak. Manajer cabang bertugas memantau segala bentuk proses

pembiayaan dalam satu kantor cabang apakah sudah benar atau

Page 101: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

86

belum. Selain itu manajer cabang juga mempunyai kewenangan

bertindak sebagaimana marketing finance bekerja dalam proses

pembiayaan.

Sistem pencatatan akuntansi dari setiap transaksi telah

dilakukan dengan menggunakan software, dapat lebih cepat, praktis,

teliti dan sesuai dengan transaksi yang baru saja terjadi. Meskipun

sistem pancatatan akuntansi mengguanakan sistem software yang

dianggap cukup akurat dalam panghitungannya, manajer cabang

tetap melakukan pengecekan sebelum catatan tersebut benar-benar

dilaporkan ke pihak kantor pusat.

c. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi

Setiap Unit Organisasi.

1) Tidak digunakannya form dan slip bernomor urut tercetak

Penggunaan formulir bernomor urut tercetak tidak diterapkan di

BMT Tumang. Hanya saja, setiap dokumen yang digunakan

dibagi sesuai wilayah operasional tertentu dan diotorisasi oleh

masing-masing pihak yang berwenang.

2) Pemeriksaan mendadak (surprised audit) dilakukan oleh

Manajer Operasional

Pemeriksaan mendadak dilakukan dalam waktu tertentu

terhadap kinerja pengelola dan segala yang berhubungan dengan

operasional BMT Tumang tanpa adanya pemberitahuan terlebih

Page 102: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

87

dahulu. Agar dapat memastikan bahwa setiap begian perusahaan

bekerja dengan baik setiap waktu.

3) Adanya perputaran jabatan yang diadakan secara rutin

Perputaran jabatan dilakukan agar menghindarkan kejenuhan

dari keryawan terhadap jabatannya, serta untuk menambah

pengalaman kerja karyawan. Periode perputaran jabatan tidak

sama antara jabatan satu dengan yang lain.

4) Karyawan mempunyai hak untuk mengambil cuti sesuai dengan

kebutuhan masing-masing.

5) Adanya pelatihan untuk karyawan sesuai dengan jabatannya.

6) Pencocokan fisik kekayaan dengan catatan dilakukan secara

periodik. Agar dapat menghindari terjadinya kesalahan

pencatatan.

7) Adanya internal auditor yang berfungsi memeriksa seluruh

kefektifan kerja dari semua unit perusahaan terutama dari bagian

laporan keuangan.

d. Karyawan yang Mutunya sesuai dengan Tanggung Jawabnya

Pemilihan karyawan di BMT Tumang tidak berdasarkan

tingkat pendidikannya. Meskipun tidak sedikit karyawan yang

merupakan lulusan perguruan tinggi, yang kebanyakan memiliki

jabatan tinggi dan merupakan karyawan cukup senior, tetapi ada juga

karyawan yang merupakan lulusan SMA/sederajat. Tanggungjawab

Page 103: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

88

karyawan dipilah sesuai dengan hasil kerja karyawan yang telah

mengikuti masa percobaan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan.

Namun bagi karyawan yang merupakan lulusan SMA,

diwajibkan untuk melanjutkan ke bangku perkuliahan apabila telah

diterima sebagai karyawan tetap di BMT Tumang. Hal tersebut

dilakukan untuk mendapatkan karyawan yang mutunya lebih baik

lagi, sehingga ketika ada perputaran jabatan tidak terkendala dengan

masalah tingkat pendidikan karyawannya.

Pada periode tertentu, di BMT Tumang diadakan pelatihan

dalam suatu bidang tertentu dalam rangka meningkatkan mutu

karyawannya. Hal ini dilakukan agar karyawan mampu mengikuti

perkembangan jaman dan kemajuan teknologi.

B. Analisis Sistem Pengendalian Intern pada Pembiayaan Musyarakah di

KJKS BMT Tumang Cabang Cepogo

Penerapan sistem pengendalian intern dalam pembiayaan musyarakah

di KJKS BMT Tumang adalah sebagai berikut:

1. Fungsi yang Terkait

Fungsi-fungsi yang terkait dalam pembiayaan musyarakah di KJKS

BMT Tumang cabang Cepogo antara lain:

a. Fungsi Pelayanan Pembiayaan

b. Fungsi Operasional

c. Fungsi Analisis

d. Fungsi Pemberian Keputusan

Page 104: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

89

e. Fungsi Administrasi

f. Fungsi Keuangan

g. Fungsi Akuntansi

Fungsi tersebut dipisahkan sesuai dengan tanggungjawab agar

kegiatan yang dilakukan dapat lebih terstruktur dan terarah. Pemisahan

fungsi yang diterapkan juga sesuai dengan teori dari Bambang Hartadi

(1999: 130), yaitu prinsip pemisahan fungsi yang bertujuan untuk

menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan.

Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi

pelaksanaan tugas.

2. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pembiayaan

Musyarakah di KJKS BMT Tumang cabang Cepogo

Prosedur pembiayaan musyarakah di BMT Tumang cabang

Cepogo dibagi menjadi beberapa tahap agar mempermudah dalam

pemberian wewenang kepada masing-masing bagian organisasi, serta

memudahkan dalam proses pencatatan akuntansinya. Prosedur tersebut

diantaranya:

a. Prosedur Permohonan Pembiayaan,

b. Prosedur Persetujuan Pembiayaan,

c. Prosedur Akad Pembiayaan,

d. Prosedur Realisasi Dana Pembiayaan,

e. Prosedur Pencatatan Akuntansi.

Page 105: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

90

Prosedur-prosedur tersebut telah dibagi sesuai dengan tugas dan

wewenang dari masing-masing fungsi yang terkait pembiayaan

musyarakah di BMT Tumang cabang Cepogo. Sehingga kegiatan

pembiayaan yang dilakukan dapat berjalan baik dan terstruktur.

3. Dokumen yang Digunakan

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pembiayaan

musyarakah di BMT Tumang cabang Cepogo sudah cukup lengkap dan

cukup membantu dalam proses pencatatannya. Dokumen-dokumen

tersebut antara lain:

a. Formulir permohonan pembiayaan,

b. Formulir pendaftaran anggota,

c. Formulir pengajuan pembiayaan,

d. Slip pembiayaan,

e. Kuitansi Pembiayaan,

f. Form Hasil Survei

g. Surat Akad Perjanjian Pembiayaan,

h. Surat Tanda Terima dan Pengambilan Jaminan

Dokumen-dokumen tersebut telah memberikan kemudahan dalam

melakukan setiap transaksi dalam proses pembiayaan, serta

mempermudah dalam proses pencatatan akuntansi pembiayaan.

Page 106: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

91

4. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan-catatan akuntansi yang dalam pembiayaan musyarakah di

BMT Tumang adalah:

a. Laporan Harian Kas,

b. Jurnal,

c. Buku Besar,

d. Kartu Pembiayaan,

Adanya catatan akuntansi yang digunakan dapat membantu proses

pengecekan oleh manajer cabang atas transaksi yang telah dilakukan.

Catatan akuntansi tersebut juga digunakan untuk meneliti benar atau

tidaknya pencatatan serta penghitungan nominal dari transaksi yang telah

terjadi, sebelum akhirnya dilaporkan kepada pihak kantor pusat.

Namun catatan yang berupa buku besar bukan lagi menjadi tugas

dari pihak kantor cabang, melainkan menjadi kewajiban penuh dari staf

administrasi dan keuangan kantor pusat.

5. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggungjawab Fungsional

secara Tegas

Dalam pembiayaan musyarakah, BMT Tumang telah memisahkan

tanggungjawab fungsional secara tegas. Yaitu dengan melalui beberapa

fungsi dalam satu proses pembiayaan. Beberapa bentuk pemisahan

fungsinya antara lain:

a. Fungsi Pelayanan Pembiayaan dipisahkan dengan Fungsi

Operasional

Page 107: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

92

b. Fungsi Pelayanan Pembiayaan dipisahkan dengan Fungsi

Pemberian keputusan

c. Fungsi Keuangan dipisahkan dengan Fungsi Akuntansi

Dengan pemisahan fungsi tersebut pengawasan terhadap masing-

masing bagian fungsi yang terkait dapat dilakukan dengan mudah dan

lebih baik. Selain itu pemisahan fungsi-fungsi di atas bertujuan agar tidak

terjadi pelimpahan tanggungjawab penuh terhadap satu fungsi saja untuk

melaksanakan semua tahap transaksi. Namun dari pemisahan fungsi

tersebut, masih terdapat beberapa fungsi yang dirangkap oleh satu

personil, diantaranya:

a. Fungsi administrasi dan fungsi keuangan dipegang oleh kasir/teller.

b. Fungsi operasional dan fungsi analisis dipegang oleh marketing

finance bersama dengan manajer cabang

Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyadi (2001: 166) bahwa suatu

fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk

melaksanakan semua tahap transaksi. Namun perangkapan fungsi

tersebut terjadi karena fungsi-fungsi yang dirangkap dirasa masih

memiliki keterkaitan yang cukup erat. Sehingga perangkapan tersebut

dilakukan untuk mencapai keefektifan pembagian kerja.

6. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan

BMT Tumang dalam kegiatan pembiayaan telah sesuai prosedur

yang ada dengan adanya pelaksanaan tugas sesuai wewenang yang

dimiliki oleh setiap personil. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya

Page 108: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

93

terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk

menyetujui terjadinya transaksi tersebut (Mulyadi, 2001: 166). Praktik ini

juga sesuai dengan prinsip pemberian wewenang yang bertujuan

menjamin bahwa transaksi yang dilakukan telah diotorisir oleh orang

yang berwenang (Hartadi, 1999: 130).

Sistem pencatatan akuntansi dari setiap transaksi telah dilakukan

dengan menggunakan software, dapat lebih cepat, praktis, teliti dan

sesuai dengan transaksi yang baru saja terjadi berdasarkan bukti-bukti

transaksi yang telah ada. Manajer cabang juga melakukan pengecekan

sebelum catatan tersebut benar-benar dilaporkan ke pihak kantor pusat.

Sehingga laporan yang dibuat dapat dipertanggunjawabkan

kebenarannya.

Hal ini telah sesuai unsur pengendalian intern dari Mulyadi

(2001: 166) yaitu sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang

memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang,

pendapatan, dan biaya. Praktik ini juga sesuai dengan teori dari Bambang

Hartadi (1999: 130), yaitu prinsip prosedur dan catatan akuntansi

bertujuan menghasilkan catatan-catatan akuntansi yang teliti secara cepat

dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan

secara tepat waktu.

Page 109: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

94

7. Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi

Setiap Unit Organisasi

BMT Tumang telah menerapkan praktik yang sehat karena

sebagian telah sesuai dengan teori yang telah diungkapkan oleh para ahli

sistem informasi akuntansi, meski terdapat perbedaan antara teori dengan

aplikasinya di BMT Tumang. Praktik yang diterapkan antara lain:

a. Tidak digunakannya form dan slip bernomor urut tercetak

b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit) dilakukan oleh Manajer

Operasional

c. Adanya perputaran jabatan yang diadakan secara rutin

d. Karyawan mempunyai hak untuk mengambil cuti

e. Adanya pelatihan untuk karyawan sesuai dengan jabatannya.

f. Pencocokan fisik kekayaan dengan catatan dilakukan secara

periodik

g. Adanya internal auditor yang berfungsi memeriksa seluruh

kefektifan kerja dari semua unit perusahaan terutama dari bagian

laporan keuangan.

Sebagian besar praktik diatas telah sesuai dengan unsur sistem

pengendalian intern untuk mengefektifkan operasional dari suatu unit

organisasi.

8. Karyawan yang Mutunya sesuai dengan Tanggung Jawabnya

Dalam menjaring karyawan baru BMT Tumang tidak berdasarkan

tingkat pendidikan dan kompetensi ataupun keahliannya, melainkan

Page 110: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

95

hanya berdasarkan hasil seleksi dan masa percobaan (training) selama 3

(tiga) bulan. Sehingga banyak karyawan yang tidak sesuai antara

pendidikan dan jabatan yang diperolehnya. Hal ini kurang sesuai dengan

teori bahwa perusahaan sangat tergantung kepada karyawan yang

memiliki kompeten, dan program yang baik dalam seleksi calon

karyawan akan menjamin diperolehnya karyawan yang memiliki

kompeten sesuai jabatan yang akan didudukinya (Mulyadi, 2001: 167).

Namun dalam peningkatan mutu karyawan pada BMT Tumang

sudah cukup baik dengan mengadakan pelatihan setiap periode tertentu

sesuai dengan jabatannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyadi

(2001: 167), yaitu pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi

karyawan perusahaan, sesuai tuntutan perkembangan pekerjaannya.

Page 111: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap prosedur dan

sistem pengendalian intern pembiayaan musyarakah di BMT Tumang cabang

Cepogo dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. BMT Tumang cabang Cepogo berperan serta membangun ekonomi

masyarakat mikro/kecil menengah, salah satunya dengan pembiayaan

musyarakah. Prosedur pembiayaan musyarakah di BMT Tumang yang

sederhana dapat dikatakan telah diatur dengan cukup baik sehingga

mudah dipahami dan dapat memperlancar proses pemberian

pembiayaan kepada nasabah. Jaringan prosedurnya terdiri dari prosedur

permohonan pembiayaan, prosedur persetujuan pembiayaan, prosedur

akad pembiayaan, prosedur realisasi dana pembiayaan.

2. Pengendalian intern yang diterapkan untuk pengendalian terhadap

pembiayaan musyarakah di BMT Tumang cabang Cepogo meliputi

aturan yang dibuat oleh manajemen, struktur organisasi, alat yang

digunakan, pencatatan, serta pengawasan.

3. Unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern terdiri dari:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional

secara tegas,

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan,

Page 112: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

97

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi

setiap unit organisasi,

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

telah diterapkan dengan baik dalam pembiayaan musyarakah di BMT

Tumang cabang Cepogo, meski ada beberapa kekurangan dan

perbedaan sistem yang diterapkan.

Kekurangan dan perbedaan tersebut yaitu terletak pada:

a. Adanya bagian personil yang merangkap lebih dari 1 (satu) fungsi

dalam pembiayaan musyarakah,

b. Sistem terletak pada penggunaan form dan slip yang tidak

menggunakan nomor urut tercetak,

c. Pemilihan karyawan baru hanya berdasarkan seleksi dan masa

percobaan (training), yang belum tentu mendapatkan karyawan

yang berkompeten.

B. Saran

Dari hasil analisis yang telah dilakukan mengenai penerapan sistem

pengendalian intern pembiayaan musyarakah pada KJKS BMT Tumang,

terdapat beberapa saran yang kiranya perlu penulis sampaikan, yaitu:

1. Dalam meningkatkan efektifitas kerja dari setiap bagian organisasi,

BMT Tumang cabang Cepogo perlu menambah jumlah karyawan untuk

pemisahan fungsi yang lebih efektif agar dapat meringankan kinerja

setiap bagian fungsi, serta untuk menghindari terjadinya personil yang

memegang fungsi ganda. Selain itu juga untuk meningkatkan efektifitas

Page 113: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

98

sistem pengendalian intern sehingga dapat memperkecil resiko dan

penyelewengan yang mungkin terjadi.

2. BMT Tumang cabang Cepogo perlu menggunakan formulir serta slip

dan kuitansi dengan nomor urut tercetak, agar dapat memudahkan

pencatatan data anggota serta transaksi-transaksi yang telah dilakukan

dan menghindari ketidakteraturan dalam penyimpanan serta

pengarsipan form pembiayaan anggota.

3. BMT Tumang perlu lebih selektif dalam merekrut karyawan baru.

Untuk memperoleh karyawan yang benar-benar ahli di bidangnya

masing-masing, perlu memperhatikan kompetensi dan latar belakang

pendidikan tertentu agar diperoleh sumber daya manusia yang benar-

benar bermutu.

Page 114: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

99

DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi, Jurnal. 2012. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Gcg) Pada Perbankan Di Kota Banda Aceh. Banda Aceh: Universitas Syiah Kaula.

Al-Qur’an Al-Karim.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Ascarya. 2007. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Atma, Muhammad Mukti Adi. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pembiayaan Murabahah Pada Ksu Bmt Tumang Kabupaten Boyolali. Surakarta. 2010.

Azizah. Internal Control Pengaruhnya Terhadap Laporan Keuangan pada USP Swamitra Mekar Ungaran. Salatiga. 2005.

Bank Indonesia Lamp. SE No.5/22/DPNP 2003

Baridwan, Zaki. 2005. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.

Cynthiadevi, Renata. Analisis Efektifitas dan Efisiensi Pengendalian Intern Atas Sistem Penggajian PT. Gerbang Tata Gemilang. Jakarta. 2008.

Djazuli, Janwari Yadi. 2002. Lembaga Perekonomian Umat: Sebuah Pengenalan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

DSN. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) no. 5, 7, 8.

IAI. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 103, 105, 106.

Jusup, Haryono. 2005. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: STIE.

Karim, Adiwarman. 2002. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: The International Institute of Islamic Thought Indonesia.

Lestari, Anna Wahyu. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Bank Syariah Di Dalam Penyaluran Pembiayaan Musyarakah Kepada Masyarakat (Studi Kasus Pada Bank BRI Syariah Malang). Malang. 2009.

Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Page 115: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

100

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Selemba Empat.

Purnamasari, Lidia. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penggajian Pada KJKS BMT Anda Salatiga. Salatiga. 2012.

Ridwan, Muhammad. 2004. Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil. Yogyakarta: UII Press.

Suwiknyo, Dwi. 2010. Ayat-ayat Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yunus, Jamal Lulail. 2009. Manajemen Bank Syariah Mikro. Malang: UIN-Malang Press.

Referensi Internet:

Henry. ”Metode Pengumpulan Data” diunduh dari http://teorionline. wordpress.com/. Diunduh tanggal 16 Januari 2013

Sari, Wulan. “Sistem Informasi Akuntansi dan Penjualan Kredit” diunduh dari http://nengwulanmanis.blogspot.com/. Diunduh pada tanggal 8 Juni 2013

Trihastutie. “Sistem Pengendalian Intern” diunduh dari http://trihastutie.wordpress.com/. Diunduh pada tanggal 6 Desember 2012.

Page 116: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN

Page 117: EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBIAYAAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3045/1/Tugas... · tersebut dapat berupa lembaga keuangan bank dan non bank. Misalkan bank

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Ulfatu Rosyidah

Tempat Lahir : Boyolali

Tanggal Lahir : 25 September 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Klarisan, RT.04/RW.07 Tanduk, Ampel, Boyolali

Riwayat Pendidikan:

1. SD Negeri Tanduk 2 : Lulus tahun 2004

2. SMP Negeri 1 Ampel : Lulus tahun 2007

3. SMA Negeri 3 Boyolali : Lulus tahun 2010