bab iv hasil dan pembahasan 1 -...

30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Lokasi Desa Pilohayanga Barat merupakan salah satu desa yang terdapat di daerah Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Desa ini memiliki luas lahan sebesar 200 ha/m 2 , dengan luas wilayah menurut penggunaannya yaitu luas pemukiman 3 ha/m 2 , luas persawahan 85 ha/m 2 dan luas perkebunan 25 ha/m 2 . Desa Pilohayanga Barat salah satu daerah di kabupaten Gorontalo yang memiliki potensi sumberdaya alam tambang yang potensial. Sumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu, pasir, tanah timbun dan lain-lain. Jumlah penduduk desa Pilohayanga Barat sebanyak 1.301 jiwa yakni laki-laki sebanyak 645 jiwa dan perempuan sebanyak 656 jiwa. Semua penduduk di desa Pilohayanga Barat beragama islam. 1.1.1 Kondisi Geografis Secara geografis Desa Pilohayanga Barat dibatasi beberapa wilayah yaitu sebelah utara dibatasi oleh Desa Bendungan Kecamatan Bolango Bone, sebelah selatan dibatasi oleh Desa Luhu Kecamatan Telaga, sebelah timur dibatasi oleh Desa Pilohayanga Kecamatan Telaga dan sebelah Barat dibatasi oleh Desa Dumati Kecamatan Telaga Biru. Jarak dari Desa Pilohayanga Barat ke ibu kota Kecamatan ditempuh dengan jarak tiga kilometer, dengan lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan menggunakan kenderaan bermotor selama sepuluh menit. 4.2 Faktor Penyebab Kegiatan Penambangan

Upload: doque

Post on 04-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Lokasi

Desa Pilohayanga Barat merupakan salah satu desa yang terdapat di daerah

Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Desa ini

memiliki luas lahan sebesar 200 ha/m2, dengan luas wilayah menurut

penggunaannya yaitu luas pemukiman 3 ha/m2, luas persawahan 85 ha/m

2 dan

luas perkebunan 25 ha/m2. Desa Pilohayanga Barat salah satu daerah di

kabupaten Gorontalo yang memiliki potensi sumberdaya alam tambang yang

potensial. Sumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu, pasir,

tanah timbun dan lain-lain. Jumlah penduduk desa Pilohayanga Barat sebanyak

1.301 jiwa yakni laki-laki sebanyak 645 jiwa dan perempuan sebanyak 656

jiwa. Semua penduduk di desa Pilohayanga Barat beragama islam.

1.1.1 Kondisi Geografis

Secara geografis Desa Pilohayanga Barat dibatasi beberapa wilayah yaitu

sebelah utara dibatasi oleh Desa Bendungan Kecamatan Bolango Bone, sebelah

selatan dibatasi oleh Desa Luhu Kecamatan Telaga, sebelah timur dibatasi oleh

Desa Pilohayanga Kecamatan Telaga dan sebelah Barat dibatasi oleh Desa

Dumati Kecamatan Telaga Biru.

Jarak dari Desa Pilohayanga Barat ke ibu kota Kecamatan ditempuh

dengan jarak tiga kilometer, dengan lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan

dengan menggunakan kenderaan bermotor selama sepuluh menit.

4.2 Faktor Penyebab Kegiatan Penambangan

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Kegiatan penambangan bahan galian golongan c di desa Pilohayanga Barat

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain:

1. Faktor Ekonomi

Faktor peyebab kegiatan penambangan bahan galian c (batu dan tanah

timbun) salah satunya yaitu faktor ekonomi. Masyarakat desa Pilohayanga

Barat sebagian besar bekerja sebagai petani yakni petani sawah dan petani

kebun. Mereka mendapatkan penghasilan dari usaha penjualan hasil panen.

Namun dengan meningkatnya kebutuhan mereka mulai mencari usaha lain

diluar sektor pertanian. Sejak dibukannya penambangan di desa tersebut,

mereka mulai bekerja di penambangan. Dengan bekerja di penambangan

mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi mereka tidak

meninggalkan pekerjaan di sektor pertanian.

karna ada ini penambangan torang bisa bakarja disini,

torang dulu ba tanam padi dengan milu cuma skarang

torang so bakarja disini, kalo batani mo dapa uang nanti

kalo panen kalo disini mo dapa uang tiap minggu. Tapi

torang tetap ada ba tanam padi dengan milu juga. (Bpk

Ksm, pengawas tambang berumur 33 tahun).

Kepala desa Pilohayanga Barat juga mengatakan hal yang sama, yaitu:

Masyarakat di sini paling banyak petani, yang bakarja

disitu itu banyak petani, tapi ada juga yang ba bawa

bentor dengan tidak ada karja lalu, dengan ada ini usaha

disini masyarakat yang dulu tidak bakarja, skrang so ada

pekerjaan, baru ada juga tenaga-tenaga manual, itu ibu-

ibu ba kumpul-kumpul batu. (Bpk Hns, Kepala desa

Pilohayanga Barat berumur 37 tahun)

2. Faktor Pendidikan

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Faktor penyebab lainnya yaitu faktor pendidikan. Masyarakat di desa

Pilohayanga Barat sebagian besar penduduknya tamat SD atau tidak tamat SD

sehingga mereka tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan hal ini

membuat mereka bekerja di sektor penambangan yang tidak memerlukan

pengetahuan dan tidak dituntut untuk memiliki keterampilan. Sebagian besar

dari pekerja di penambangan itu hanya tamatan SD. Karena rendahnya

pendidikan sehingga mereka kurang mengetahui tentang bagaimana

lingkungan hidup yang baik. Yang ada dipikiran mereka yaitu mendapatkan

pengasilan yang cukup sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka

sehari-hari. Ada juga yang tamat SMA dan memiliki pengetahuan tentang itu

tetapi karena faktor ekonomi membuat mereka untuk tetap melakukan

pekerjaan tersebut tanpa memikirkan dampak yang mungkin dapat ditimbulkan

dari usaha penambangan.

karna ada tambang ini torang bisa bakarja disini, torang

ini nou cuma tidak lulus SD baru mo bakarja dimana

lagi, dari pada cuma badiam di rumah jadi torang

bakarja disini. (Ibu Srh, pekerja tambang berurmur 45

tahun)

Pengawas penambangan juga mengatakan hal yang sama, yaitu:

Disini macam-macam ada yang SD, SMP, SMA. Paling

banya itu SD. (Bpk Ksm, pengawas tambang berumur

33 tahun)

1.3 Kegiatan Penambangan

1.3.1 Kronologis

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Usaha penambangan bahan galian golongan c di desa Pilohayanga Barat

Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo telah berlangsung selama kurang

lebih 7 tahun, yaitu dimulai pada tahun 2006 sampai sekarang. Berdasarkan

wawancara dengan kepala desa Pilohayanga Barat bahwa usaha penambangan

ini tidak dilakukan secara terus-menerus selama 7 tahun tersebut. Usaha

penambangan ini sering terhenti karena adanya kendala seperti alat yang

digunakan rusak, selain itu usaha penambangan ini memiliki jangka waktu

penambangan, yakni setiap satu tahun harus mengajukan permohonan lagi

kepada pihak penambangan untuk mendapatkan izin kembali melakukan usaha

penambangan. Sehingga sampai sekarang usaha ini masih berjalan.

Di desa Pilohayanga Barat ini terdapat tiga tempat penambangan batu dan

tanah timbun tetapi dari ketiga tempat tersebut hanya satu tempat yang masih

beroperasi sampai sekarang yang dua tempat lainnya terhenti dengan alasan

alat rusak, sudah tidak memiliki lahan dan tidak memperpanjang permohonan

lagi.

Usaha penambangan batu dan tanah timbun di desa Pilohayanga Barat ini

telah memiliki izin. Pihak penambang telah meminta izin kepada pemerintah

daerah sebelum melakukan usaha penambangan di desa tersebut. Permohonan

izin ini telah melalui beberapa tahap dan menurut kriteria bahwa gunung/hutan

di desa pilohayanga Barat ini layak untuk dijadikan tempat penambangan

bahan galian golongan c yaitu pengerukan batu dan tanah timbun dari

gunung/hutan untuk dijual kepada para pembeli.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Usaha penambangan ini memang telah mendapatkan izin dari pemerintah,

hal ini dengan melalui tahap-tahapnya. Lokasi telah di tinjau oleh badan

lingkungan hidup dan telah mendapatkan izin bahwa lokasi tersebut layak

untuk dijadikan lokasi penambangan. Semua harus melalui badan lingkungan

hidup, apabila telah ada permohonan maka badan lingkungan hidup akan turun

langsung ke lokasi untuk mengecek apakah lokasi tersebut layak atau tidak

untuk dijadikan lokasi penambangan. Semuanya tergantung dari keputusan

badan lingkungan hidup. Maka dapat dikeluarkannya surat izin penambangan

dari dinas penambangan. Dengan adanya surat izin tersebut mereka aman dan

nyaman untuk bekerja apabila sewaktu-waktu akan ada pemeriksaan surat izin

penambangan.

Iya ada izin, kami dari pihak pemerintah desa

memberikan rekomendasi tetapi atas dasar permohonan

dari pengusaha. Saya hanya memberikan rekomendasi

ke dinas penambagan dan yang menentukan layak atau

tidak, dan saya pun bukan memberikan izin, saya hanya

menindaklanjuti dari si pemohon, atas persetujuan dari

masyarakat juga. Baru dari dinas penambangan turun

lokasi, meninjau, baru itu kaluar itu surat izin (Bpk Hns,

kepala desa Pilohayanga Barat, berumur 37 tahun).

Hal tersebut dibenarkan oleh pegawai dinas penambangan bagian

penambangan yaitu:

Iya, sudah ada izin, dengan melalui tahap-tahap,

pertama dari perorangan mengajukan permohonan ke

kepala desa, trus dari kepala desa harus ditanyakan

kepada masyarakat dulu, apa setuju atau tidak dengan

jalan musyawarah, bila disetujui selanjutnya kepala desa

mengajukan permohonan kepada dinas penambangan

kemudian dari kepala dinas diteruskan kepada kami

kabid dinas penambangan untuk ditindaklanjuti, dari

kami diteruskan ke badan lingkungan hidup, terus dari

badan lingkungan hidup turun ke lapamgan melihat

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

kondisi lokasi apakah layak untuk dijadikan lokasi

penambangan. Bila dari BLH telah mengatakan layak

maka kami baru bisa mengeluarkan surat izin

penambangan. Kalau BLH bilang tidak layak, kami

tidak bisa memberikan sembarangan surat izin itu. (Bpk

Art pegawai bagian penambangan berumur 37 tahun)

1.3.2 Aktivitas Penambangan Saat Ini

Aktivitas penambangan batu dan tanah timbun di desa Pilohayanga Barat

ini merupakan penambangan rakyat dan menggunakan alat-alat yang sederhana

dan alat berat (mekanik). Para pekerja yang bekerja di penambangan ini

semuanya dari masyarakat lokal yakni masyarakat desa pilohayanga barat

namun sebagiannya lagi merupakan masyarakat desa sebelah yakni desa

Pilohayanga dan desa Bendungan sehingga membuka lapangan kerja baru bagi

masyarakat sekitar penambangan tersebut. Para pekerja di penambangan ini

berjumlah 20 pekerja yaitu 2 orang bertugas sebagai pengawas, 2 orang

bertugas membawa alat berat yaitu excavator, 2 orang bertugas menggali batu

menggunakan alat sederhana yaitu linggis, 8 orang bertugas mengumpulkan

batu-batu besar dan 6 lainnya adalah ibu-ibu yang mengumpulkan batu-batu

kecil.

Samua orang sini, jadi membuka lapangan keja bagi

masyarakat desa sini.(Bpk Hns, kepala desa

Pilohayanga Barat berumur 37 tahun)

Hal yang sama juga dikatakan oleh pengawas penambangan yaitu:

Yang bakarja disini cuma orang sini samua, tidak ada

orang dari luar. Ada 20 orang yang bakarja disini, 2

orang yang jadi pengawas ba catat-catat, 2 orang yang

ba bawa itu excavator, ada juga 2 orang yang nae diatas

ba pake linggis 8 orang yang ba kumpul-kumpul batu

basar yang dorang abis gali kamari, baru mo isi di trek-

trek yang mo ba bili. Baru 6 orang lagi ibu-ibu yang

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

bakumpul batu-batu kacili (Bpk Ksm, pengawas

tambang berumur 33 tahun)

Mereka bekerja pada pukul 08.00 WITA dan selesai pada pukul 17.00

WITA. Tetapi mereka beristirahat siang pada pukul 12.00 WITA – 13.00

WITA. Ada yang pulang ke rumah untuk makan siang dan ada juga yang sudah

membawa bekal dari rumah dan makan di tempat yang telah dibuat untuk

tempat beristirahat siang para pekerja.

Pekerja disini bakarja dari jam 08.00-12.00, baru

istirahat siang jam 12.00-13.00, baru lanjut ulang jam

13.00-17.00. kalo istirahat siang ada yang pulang ka

rumah. (Bpk Ksm, pengawas tambang, berumur 33

tahun)

Hal yang sama juga dikatakan oleh masyarakat desa pilohayanga barat yang

bekerja di penambangan yaitu:

Torang bakarja tiap hari dari jam 08.00-12.00, baru

istirahat dari jam 12.00-13.00, baru itu lanjut ba karja

lagi jam 13.00-17.00. tapi biasa lewat dari jam itu

sampe abis magrib masih ada, kalo masi ada yang ba

minta tapi itu cuma kadang-kadang soalnya galap, tida

ada lampu. (Bpk Ptn, pekerja tambang berumur 35

tahun )

Gambar 4.1 Aktivitas penggalian bahan galian golongan C

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Kegiatan penambangan ini dilakukan setiap hari. Bila ada pemesanan yang

banyak mereka melakukan kegiatannya sampai malam hari. Tetapi tidak semua

pekerja mau melakukan kegiatan sampai malam hari, karena kurangnya

penerangan. Setiap harinya truk yang mengangut hasil dari penambangan

sekitar 50-200 truk pengangkut. Truk-truk yang masuk ada yang dari dalam

kampung sendiri ada juga yang dari luar kampung. Tetapi yang lebih banyak

truk dari luar kampung, truk yang dari dalam kampung hanya dua truk saja.

Gambar 4.2 Truk-truk pengangkut bahan galian

Bila hujan deras pekerja menghentikan pekerjaannya karena khawatir

dengan keselamatan mereka, tetapi apabila hujan pada saat mereka sedang

melakukan aktivitas, maka aktivitas tersebut terus dilakukan kecuali pada saat

mereka sedang istirahat atau belum melakukan aktivitas kemudian hujan turun,

mereka belum akan memulai aktivitasnya. Mereka menunggu sampai selesai

hujan baru melakukan aktivitas.

Stiap hari tapi kalo ujan torang tidak bakarja. (Bpk

Ksm, pengawas tambang berumur 33 tahun)

Hal yang sama juga dikatakan kepala desa Pilohayanga Barat yaitu:

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Cuma saya menghimbau kepada pihak penambangan itu

kalo hujan jangan beroperasi, pasti ba pece kan. (Bpk

Hns, kepala desa Pilohayanga Barat berumur 37 tahun)

Hubungan kerja sama yang baik terlihat di antara pekerja tambang ini,

karena semua pekerja merupakan penduduk desa tersebut sehingga mereka

tidak sulit lagi untuk beradaptasi di lingkungan kerja, hal ini terlihat di waktu

bekerja mereka sering bercanda satu sama lain di waktu istirahat pun mereka

saling bercanda sehingga tercipta hubungan yang baik antar pekerja.

Usaha penambangan ini dulunya hanya bapak-bapak tetapi sekarang para

ibu mulai terlihat ikut dalam kegiatan usaha penambangan ini yakni mereka

untuk mengumpulkan batu-batu kecil di sekitar penambangan untuk di jual

kepada pembeli. Para ibu-ibu ini setiap harinya mengumpulkan batu-batu kecil

yang dijatuhkan dari atas oleh 2 orang pekerja yang menggunakan alat manual

yaitu linggis, setelah 2 bapak itu menggali batu dari atas gunung para ibu-ibu

mulai melakukan pengumpulan batu-batu kecil untuk dijual.

Biasa nou, cuma mo ba bantu keluarga. Mo cari uang

mo kase skolah anak, Alhamdulillah say pe anak ada 5

ada skolah samua. Saya pe anak yang ka 2 itu skarang

so ba daftra kuliah di farmasi lewat jalur bidik misi.(Ibu

Srh, pekerja tambang berumur 45 tahun)

Usaha penambangan ini dikoordinir oleh dua orang pengawas

penambangan. Tugas pengawas adalah mengontrol pekerja, mencatat pembeli

pasir dan batu, mengatur jumlah dan kriteria pekerja, menjaga keamanan

bekerja, menghimpun uang penjualan dan menyetorkan uang penjualan pada

pemilik pasir secara berkala. Pengawas mencatat seriap mobil truk yang

masuk, berapa kali mobil itu masuk dalam sehari karena para pembeli ada yang

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

langsung membayar ada juga yang belum bembayar pada saat masuk karena

mungkin mereka akan balik lagi untuk mengambil batu dan tanah timbun dan

nanti akan dibayar sekalian. Bagi para truk yang sudah di kenal oleh para

pengawas di catat namanya tetapi apabila ada truk yang baru dan belum di

kenal mereka menuliskan plat nomor truk tersebut. Sehingga para pegawas

dapat melaporkan segala sesuatunya kepada pemilik penambangan.

Pekerja yang bertugas membawa excavator menggali pasir dan batu secara

tersendiri, yaitu apabila ada mobil truk membeli tanah timbun maka pekerja

yang mengemudiakn excavator langsung menggalinya dari gunung tersebut,

dan langsung memasukkannya ke dalam truk, tetapi lain halnya dengan batu.

Pekerja pembawa excavator menggali batu gunung tersebut terlebih dahulu

sebelum ada pembeli dan menyendirikannya ke tempat lain, kemudian para

pekerja yang bertugas mengumpulkan batu memisahkan batu tersebut agar

terpisah dari timbunan dan batu-batu kecil, sehingga memudahkan para

pembeli batu, apabila ada truk pembeli batu para pekerja yang mengumpulkan

batu tersebut dapat langsung memindahkan batu-batu tersebut ke dalam truk

tanpa harus memisahkannnya lagi dari tanah dan baru-batu.

Batu yang dikumpulkan berbeda harga penjualannya dengan tanah timbun.

Tanah timbun dijual seharga Rp.20.000/truk sedangkan batu dijual seharga

Rp.175.000/truk. Pembagian upah untuk para pekerja sesuai dengan pekerjaan

mereka. Untuk para pekerja yang bertugas mengumpulkan batu yang berjumlah

8 pekerja disesuaikan dengan berapa truk yang masuk untuk membeli batu-batu

tersebut setiap harinya. Dari penjualan 175.000/truk Rp.50.000nya diberikan

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

untuk 8 orang pekerja tersebut yaitu dengan cara membagi Rp.50.000 untuk 8

orang pekerja, tetapi upah mereka diberikan setiap minggunya. Jadi untuk gaji

para pekerja yang bertugas mengumpulkan batu tergantung kepada pembeli

batu yang datang.

Upah itu tergantung pekerjaan, kalo torang yang ba

kumpul batu-batu basar ini mo dapa uang itu tergantung

terek mo ba bili. Depe harga Rp. 175.000/trek, baru dari

175.000 itu torang punya 50.000, baru torang mo baku

bagi 8 orang. Kalo satu hari itu ada 5 trek ba bili batu

torang punya 50.000X5, baru bagi 8 orang tapi te bos

mo kase tiap minggu tergantung torang ad bakarja ato

tida (Bpk Ptn, pekerja tambang berumur 35 tahun)

Hal yang sama juga dikatakan oleh bapak pengawas penambangan dan ibu

pekerja tambang pengumpul batu, yaitu:

Kalo upah sesuai pekerjaan. Te bos mo kase tiap

minggu dia hitung hari yang ada karja. (Bpk Ksm,

pengawas tambang berumur 33 tahun)

Kalo dorang yang diatas tiap minngu mo dapa uang,

tapi kalo torang disini mo dapa uang klo ada oto yang

mo ba angka ini batu. Kalo gaji te bos mo kase kalo ada

yang mo ba bili ini batu, baru torang juga jaga ba

pinjam uang pate bos, jadi somo baku potong, hehee..

(Ibu Srh, pekerja tambang berumur 45 tahun)

Gambar 4.3 Kegiatan pemindahan batu ke dalam truk pembeli

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

1.3.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan penambangan ini

adalah exapator dan linggis, tetapi mereka lebih banyak menggunakan

exapator.

1) Exapator adalah sebuah jenis alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda

khusus yang dilengkapi dengan lengan (arm) dan alat pengeruk (bucket)

yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian

tanah yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh tangan manusia.

2) Linggis, berfungsi sebagai tonggak tempat pengikat tali dan untuk menggali

batu.

3) Topi/caping, berfungsi sebagai penahan panas dan penahan dari hamburan

debu/tanah timbunan/batu

1.3.4 Keamanan dan Kenyamanan Saat Bekerja

Suasana bekerja di lokasi penambangan bersifat kekeluargaan karena

mereka satu sama lain telah mengenal, mereka saling bercanda bersama tidak

terlihat suasana yang tidak baik antara mereka tetapi sebaliknya mereka terlihat

aman dan nyaman saat bekerja bersama-sama. Sebagian besar pekerja yang

bekerja di penambangan ini adalah masyarakat Pilohayanga Barat namun ada

juga masyarakat sebelah yang bekerja di penambangan ini yaitu masyarakat

pilohayanga dan bendungan, tetapi hal itu tidak menjadi masalah bagi para

pekerja karena mereka sudah saling mengenal satu sama lain.

Selama ini aman-aman saja. Selama ini tidak ada

laporan apa-apa baik dari terganggu keamanan dan

kenyamanan dorang bakarja, baik itu dari antar pekerja

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

atau dari pemilik dengan pekerja. (Bpk Hns, kepala desa

Pilohayanga Barat berumur 37 tahun)

Hal ini juga dibenarkan oleh pengawas penambangan yaitu:

Alhamdulillah sampe skarang aman-aman saja. Bulum

ada yang bakalae ato ada cilaka disini, semoga tidak mo

ada, hehee…(Bpk Ksm, pengawas penambangan

berumur 33 tahun)

Berdasarkan wawancara dengan para pekerja bahwa selama mereka

bekerja belum pernah ada pekerja yang terlibat pekelahian antara mereka

mengenai masalah pekerjaan, selama ini aman dan terkenadali. Mereka saling

membantu dan saling melindungi.

Begitu juga dengan kejadian kecelakaan saat bekerja, belum pernah ada

kasus kecelakaan pada saat bekerja. Hanya saja kecelakaan kecil yang terjadi

pada kaki dan tangan karena pelindung yang digunakan masih sederhana.

Selain itu banyak juga pekerja yang tidak menggunakan pelindung diri saat

bekerja.

Tidak ada yang cilaka sampe yang so bagimana, Cuma

luka-luka kacili di tangan ato kaki (Bpk Ptn, pekerja

tambanga berumur 35 tahun)

Ibu pekerja di penambangan itu juga mengatakan hal yang sama yaitu:

Ada luka Cuma memang so bagitu baru mo bakarja apa

lagi, ini biasa ada pake sarung tangan Cuma bulum satu

minggu so tarobe-robe bagini. Jadi so tida pake sarung

tangan. (Ibu Srh, pekerja tambang berumur 45 tahun)

Hal tersebut juga dibenarkan oleh pengawas penambangan yaitu:

Ada yang pake ada juga yang tida, itu ada yang pake

spatu, sarung tangan, topi. Yang tida pake sarung

tangan itu biasa dorang pe tangan mo luka-luka kacili.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Kalo dari te bos dia mo suru pake itu. Kalo ti om yang

ba panjat di atas itu ada pake tali dia mo nae kasana itu.

Tetapi bedasarkan pengamatan bahwa pekerja yang berada di atas gunung

yang hanya menggunakan linggis, dan meruntuhkan pasir dari atas akan

membahayakan diri merka. Karena mereka hanya berpegangan pada seutas tali.

Begitu juga dengan pekerja ibu-ibu yang tidak menggunakan pelindung kaki

dan tangan saat mengumpulkan batu-batu kecil, hal itu dapat membahayakan

mereka.

Bila terjadi kecelakaan tidak ada asuransi atau jaminan kesehatan dari

penambangan, bila terjadi kecelakaan saat bekerja maka para pekerja akan

diberikan biaya oleh pemilik penambangan dan bila sakit diluar kerja maka

biaya pengobatan di bayar sendiri.

Tidak ada, kalo saki torang bayar sandiri. Kecuali kalo

luka karna bakarja mo minta pate bos, te bos mo kase.

(Bpk Ksm, pengawas tambang berumur 33 tahun)

Hal yang sama juga dikatakan oleh ibu pekerja tambang yaitu:

Tidak ada, kalo saki torang biasa mo minta pate bos.

Tapi masa mo minta-minta turus, jadi torang ba bayar

sandiri. (Ibu Srh, pekerja tambang berumur 45 tahun)

Gambar 4.4 Pekerjaan mengumpul batu-batu kecil oleh ibu-ibu

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

1.3.5 Keuntungan Penambangan

1) Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar penambangan

Penambangan bahan galian c di desa Pilohayanga Barat merupakan

kegiatan penambangan yang telah memiliki izin dari pemerintah. Pemilik

lahan sekaligus pemilik penambangan ini merupakan masyarakat desa

Pilohayanga Barat. Sehingga pekerja yang bekerja di penambangan ini

sebagian besar masyarakat desa Pilohayanga Barat dan ada juga masyarkat

desa sebelah yaitu desa Pilohayanga dan desa Bendungan. Sehingga hal ini

membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar penambangan.

Masyarakat yang dulunya merupakan petani sawah, petani kebun,

pengemudi bentor sekarang berganti profesi menjadi penambang, tetapi

ada juga pekerja di penambangn ini tetap melakukan kegiatan bertani.

Mereka lebih memilih melakukan pekerjaan sebagai penambang

karena mereka mendapatkan penghasilan yang lebih daripada menjadi

petani sawah atau kebun, karena menjadi petani sawah atau kebun, akan

mendapatkan penghasilan apabila sudah waktunya panen tiba dan untuk

pengemudi bentor mendapatkan pengasilan apabila banyak mendapatkan

penumpang, karena sekarang ini di Gorontalo sudah sangat banyak

pengemudi bentor tidak seperti dulu, sehingga sulit untuk mendaptkan

penumpang. Sedangkan untuk kegiatan penambangan mereka

mendapatkan pengasilan setiap minggunya tetapi dikurangi waktu mereka

apabila tidak bekerja.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Upah bagi para pekerja sesuai dengan masing-masing pekerjaan yang

mereka lakukan. Tetapi untuk upah setiap pekerjaan, peneliti tidak

memperoleh datanya dengan jelas karena baik pengawas dan pekerja

tambang tidak memberikan jawaban yang pasti. Hanya saja yang diperoleh

jawaban tentang upah bagi pekerja pengumpul batu-batu besar, karena gaji

mereka suda di tentukan dan disesuaikan dengan berapa truk yang masuk

untuk membeli batu-batu tersebut. Batu dijual kepada pembeli seharga

175.000/truk dan 50.000 dari penjualan tersebut menjadi upah para

pengumpul batu dan dibagi untuk 8 orang pekerja pengumpul batu. Tetapi

upah mereka tidak diberikan setiap hari, mereka mendapatkan upah setiap

minggu, dengan dikurangi hari dimana mereka apabila tidak masuk kerja.

Kalo dorang yang diatas tiap minngu mo dapa uang,

tapi kalo torang disini mo dapa uang klo ada oto yang

mo ba angka ini batu. Kalo gaji te bos mo kase kalo ada

yang mo ba bili ini batu, baru torang juga jaga ba

pinjam uang pate bos, jadi somo baku potong, hehee..

(Ibu Srh, pekerja tambang berumur 45 tahun)

Hal ini memberikan ketenangan kepada para pekerja tambang, dengan

adanya penambangan ini mereka dapat bekerja dan mendapatkan

penghasilan yang dapat memenuhi kebutuahan keluarga mereka. Yang

sebelumya hanya mendapatkan pengasilan dari hasil panen, mengemudi

bentor bahkan ada yang pengangguran tidak mendaptkan peghasilan tetap.

Kalo mo dilihat mo dapa leba banya uang disini. (Bpk

Ptn, pekerja tambang berumur 35 tahun)

2) Menambah pendapatan asli daerah (PAD)

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Aktivitas penambangan bahan galian c di desa Pilohayanga Barat

selain memberikan keuntungan bagi masyarakat penambang, juga

memberikan keuntungan bagi daerah dengan membayar pajak dan

menambah uang kas desa. Karena berdasarkan wawancara dengan

informan bahwa pihak penambangan selalu membayar pajak dan

memberikan kontribusi kepada masyarakat dan desa. Tetapi peneliti tidak

mendapatkan data lebih terperici tentang keuntungan yang diperoleh atau

yang dibayarkan untuk pajak dan uang kas bagi desa.

Iya ada, mereka memberikan kontribusi ke desa dan

juga di perjanjian itu ada, mereka bertanggung jawab

atas perbaikan bila terjadi kerusakan, seperti jalan itu

mereka timbun. Bila ada permintaan mereka kasih.

(Bpk Hns kepala desa Pilohayanga Barat berumur 37

tahun)

Hal itu dibenarkan oleh Bapak pegawai penambangan yaitu:

Iya mereka membayar pajak ke kita diitung per kubik,

setiap bulannya sekalian kita melakukan pengawasan

dan menjemput itu. (Bpk Art pegawai bagian

penambangan berumur 37 tahun)

1.4 Dampak Terhadap Lingkungan

Dampak yang dapat ditimbulkan dari penambangan bahan galian C (batu

dan tanah timbun) berdasarkan observasi, wawancara mendalam dan data yang

diperoleh dari kantor desa tampak sediti perbedaan. Data yang di peroleh dari

kantor desa terhadap dampak yang ditimbulkan dari pengolahan hutan sebagai

berikut:

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Tabel 4.1

Dampak Yang Ditimbulkan Dari Pengolahan Hutan Di Desa Pilohayanga

Barat Tahun 2013

No Dampak Kejadian

1. Pencemaran Udara Tidak

2. Pencemaran Air Tidak

3. Longsor/Erosi Ada

4. Bising Tidak

5. Hilangnya sumber mata air Tidak

6. Kebakaran Hutan Tidak

7. Terjadinya kekeringan/sulit air Tidak

8. Berubahnya fungsi hutan Ada

9. Terjadinya lahan kritis Ada/Tidak

10. Hilangnya daerah tangkapan air Ada/Tidak

Sumber: Data Potensi Desa, Kantor Desa Pilohayanga Barat, 2013

Data yang diperoleh dari kantor desa menunjukan bahwa dampak yang

ditimbulkan dari pengolahan hutan yaitu longsor/erosi, berubahnya fungsi

hutan, terjadinya lahan kritis, hilangnya daera tangkapan air. Sedangkan

berdasaekan observasi dan wawancara sedikit berbeda dengan data yang

diperoleh. Dari hasil wawancara dengan beberapa informan bahwa mereka

lebih banyak mengeluhkan tentang pencemaran udara oleh debu. Terjadi

perbedaan antara hasil wawancara dengan observasi dan wawancara sehingga

peneliti melakukan pengukuran pencemaran udara oleh debu yang di daerah

tersebut.

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Untuk longsor/ erosi, berdasarkan data bahwa kejadian longsor ada. Tetapi

berdasarkan wawancara dari beberapa informan bahwa belum pernah terjadi

longsor di daerah tersebut. berdasarkan observasi, wawancara dan data yang

diperoleh maka peneliti menyimpulkan dampak lingkungan dengan adanya

penambangan bahan galian golongan c (batu dan tanah timbun) di desa

Pilohayanga Barat sebagai berikut:

1. Aktivitas penambangan bahan galian golongan c menimbulkan dampak

terhadap lingkungan yaitu pencemaran udara oleh debu yang dihasilkan dari

aktivitas penambangan bahan batu dan tanah timbun. Debu yang dihasilkan

ini dapat menggangu pekerja tambang dan masyarakat sekitar penambangan

yang sering dilewati oleh truk-truk pembawa batu dan tanah timbun.

Berdasarkan wawancara dengan para pekerja bahwa mereka merasa

terganggu dengan debu-debu tersebut, tetapi mereka sudah terbiasa dengan

kondisi yang panas dan berdebu.

Cuma batuk-batuk, kan ba abu skali, tapi so biasa.(Bpk

Ptn, pekerja tambang berumur 35 tahun)

Hal yang sama juga dikatakan oleh ibu pekerja tambang yaitu:

Batuk-batuk ini salalu. (Ibu Srh, pekerja tambang

berumur 45 tahun)

Berdasarkan observasi, truk pembawa batu dan tanah timbun ada yang

menutup truknya dengan penutup (tarpal) dan ada juga yang tidak

menutupnya sehingga menimbulkan debu di masyarakat. lebih banyak truk

yang tidak menutup muatannya. Truk yang ditutupi hanya truk-truk yang

akan melewati jalan-jalan besar.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Sebenarnya torang stuju, kan Cuma masyarkat disni kan

yang bakarja itu, apalagi yang punya itu Cuma ornag

sini. Cuma lama-lama torang so rasa panas dulu tidak

panas bagini, baru ba abu skali ini oto-oto dorang tida

mo tutup kasana, empas tutup kasana supaya tida talalu

ba abu. (Ibu Hrn, masyarakat desa Pilohayanga Barat

berumur 37 tahun)

Hal yang sama juga dibenarkan oleh pengawas penambangan

Oh, kalo itu tergantung dorang mo bawa dimana, kalo

dorang mo lewat jalan basar dorang mo tutup soalnya

mo dapa marah, macam mo ka limboto ato ka kota sana.

Tapi kalo cuma sekitar sini dorang tida mo tutup, torang

juga tida tau itu. (Bpk Ksm, pengawas tambang

berumur 33 tahun)

Dengan sikap para pembawa truk-truk yang tidak menutup

muatan mereka sehingga semakin banyak debu-debu yang

dihasilkan. Hal ini dapat menganggu masyarakat sekitar.

Berdaasarkan pengamatan bahwa halaman rumah masyarakat

disana banyak debu, sehingga mengharuskan mereka menutup

pintu rumah mereka setiap hari agar debu tidak sampai masuk ke

dalam rumah, karena mereka merasa sulit untuk bernapas apabila

terlalu banyak debu. Mereka juga mengeluh karena debu

semakin hari semakin banyak, sehingga setiap saat merka harus

menyapu rumah mereka dan menyirami jalan.

Iya, memang abu-abu ini sangat menganggu, apalagi

rumah-rumah yang dekat dengan penambangan ini,

masyarakat lebih banyak menutup pintu rumah supaya

debu-debu tidak maso ka dalam rumah, bekeng susah

mo banapas kalo banya abu. (Bpk, Hj Abk, imam desa

berumur 57 tahun)

Hal yang sama juga dikeluhkan oleh salah satu masyarakat yaitu:

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Kalo panas ba abu skali, saya ini ba sapu turus-turus,

kalo tiap sore mo siram ini jalan. (Ibu Hrn, masyarakat

desa Pilohayanga Barat berumur 37 tahun)

Bapak kepala desa juga membenarkan bahwa masyarakat merasa

terganggu dengan debu-debu tersebut tetapi bapak kepala desa

menganggap bahwa hal itu memang hal yang wajar saja.

Memang pasti merasa terganggu dengan abu cuma

memang so bagitu, masyarakat so harap maklum,

namanya di muka jalan seperti itu, semua beresiko

kurang apa yang tidak beresiko. (Bpk Hns, kepala desa

Pilohayanga Barat berumur 37 tahun)

Masyarakat memberikan protes kepada kepala desa tetapi tidak ada

tindak lanjut dari pemerintah desa. Menurut kepala desa hal tersebut

adalah hal yang wajar, karena aktivitas penambangan ini pasti ada dampak

positif dan dampak negatifnya. Tetapi penambangan ini telah mendapatkan

izin dari pemerintah daerah, dan izin tersebut bukan hanya diberikan izin

begitu saja, semuanya telah melewati proses-proses dan memakan waktu

yang lama sampai diberikan izin usaha penambangan.

Yah mungkin yang paling dirasakan ini abunya itu,

memang ba abu skali, saya pe rumah sja ba abu bagini,

kalo usaha ini pemerintah mo tutup pembangunan juga

mo terhenti. (Bpk Hns, kepala desa pilohayanga barat

berumur 37 tahun)

Kondisi suhu yang panas, berdebu dan terlihat gersang menganggu

kenyamanan hidup masyarakat di sekitar wilayah penambangan. Kondisi

udara pada saat sebulum dan setelah ada penambangan, dirasakan sangat

berbeda oleh masyarakat di sekitar penambangan baik bagi desa pilohaynga

barat dan desa-desa sebelah yang setiap harinya dilewati oleh truk-truk

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

pembeli batu dan tanah timbun. Perubahan yang signifikan dirasakan oleh

masyarakat pada kondisi awal dimana dulunya suhu udara masih sejuk dan

tidak berdebu namun sekarang kondisi udara berubah menjadi panas,

berdebu dan terlihat gersang. Masyarakat sekitar telah melakukan usaha agar

debu di lingkungan mereka tidak bertambah banyak dengan cara menyiram

jalan. Selain itu mereka sering menutup pintu rumah mereka agar debu tidak

masuk ke dalam rumah khususnya pada siang hari yang ramai para pembeli

pasair dan batu. Hal ini harus mendapatkan perhatian dari semua pihak-

pihak yang terkait khususnya dari pemilik penambangan yakni dengan

melakukan upaya penyiraman jalan. Hal tersebut perlu dilakukan agar

kapasitas debu menjadi semakin berkurang.

Kalau dari kami mungkin hanya dapat mengusulkan

dikurangi truk-truk yang masuk, dan agar mereka

menutup truk mereka itu agar tidak menganggu

masyarakat sekitar dengan debu itu, walupun hanya

akan di bawa di daerah yang dekat-dekat situ. (bpk Art,

pegawai bagian penambangan)

Hal yang sama juga diharapkan oleh masyarakat sekitar penambangan

yaitu:

Harapan saya supaya lebih memperhatikan lingkungan.

Baru saya minta supaya oto trek itu tutup kasana muatan

itu supaya tidak talalu mo ba abu, soalnya ada yang

dorang tutup ada juga tidak. Yang dorang mo tutup itu

kalo mo lewat jalan-jalan basar, kalo cuma sekitar sini

dorang tida mo tutup. (Bpk Hj Abk, imam desa berumur

57 tahun)

Saya cuma ba harap supaya ini jalan capat mo kase bae,

baru itu oto tutup kasana, supaya tida ba abu. (Ibu Hrn,

masyarakat desa Pilohayanga Barat berumur 37 tahun)

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

2. Hilangnya sebagian lapisan tanah. Hilangnya lapisan tanah menyebabkan

kesuburan tanah hilang sehingga tanah tidak produktif lagi. Adanya

perubahan tata guna lahan yang dulunya diperuntukan bagi pertanian

tanaman pangan sekarang menjadi lahan penambangan.

So tidak bisa ba tanam akan stau. Ini tanah so te bos

punya dia so bili-bili samua ini. (Ibu Srh, pekerja

tambang berumur 45 tahun)

Hal yang sama juga dikatakan oleh pekerja tambang lainnya

Kayaknya so tidak bisa mo ba tanam akan tanaman.

Tapi ini tanah te bos so bili, ini gunung olo memang so

tandus. (Bpk Ptn, pekerja tambang berumur 35 tahun)

3. Hilangnya tanaman-tanaman penutup tanah, hal ini menyebabkan aliran

permukaan menjadi meningkat karena tidak adanya tanaman pelindung,

apalagi bila pada musim hujan. Air hujan tidak dapat lagi di serap karena

sudah tidak adanya tanaman-tanaman penutup tanah. Bila ujan deras jalan

menjadi becek dan masyarakat mengeluh karena bila hujan deras sawah

mereka menjadi becek. Berdasarkan wawancara bahwa banyak juga

masyarakat yang mengeluh kepada pemerintah desa mengenai sawah

mereka.

Kalo ujan mo banya skali pasir, ba pece di sawah,

apalagi kalo ujan karas. (Bpk Hj Abk, imam desa

berumur 57 tahun)

Tetapi pemerintah desa juga tidak dapat berbuat banyak, kepala desa

telah menganjurkan kepada pihak penambangan untuk menanami tanaman

di bawah lokasi penambangan karena kalau hajan dapat menganggu sawah

yang ada di bawahnya.

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Ada juga keluhan katanya merusak persawahan.

Memang namanya kalo hujan tetap ada pasir, pasti

mempengaruhi bisa mempengarui sawah maka dari itu

sudah saya anjurkan sama pihak perusahaan itu tolong

agar menanam tanaman di bawah ini, agar menghindari

keluhan-keluhan. (Bpk Hns, kepala desa Pilohayanga

Barat berumur 37 tahun)

Lahan yang dulunya hijau dan penuh dengan tanaman sekarang berubah

menjadi lahan tandus yang penuh dengan tumpukan batu dan tanah timbun.

Gambar 4.5 Lahan menjadi tumpukan batu-batu

4. Beresiko terjdinya longsor bila dilihat dari kondisi penambangan saat ini.

Berdasarkan data pada tabel 4.4 bahwa dampak yang ditimbulkan dari

pengolahan hutan salah satunya adalah terjadinya longsor, tetapi

berdasarkan wawancara dengan informan tidak penah terjadi longsor di

daerah ini. Menurut kepala desa bahwa struktur batu dan tanah timbun di

daerah ini keras sehingga kemungkinan terjadinya longsor kecil, tetapi hal

ini mungkin saja terjadi apabila penambagan ini tidak memperhatikan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

Oh kalo masalah longsor disini belum pernah terjadi

logsor, banjir juga tidak pernah, soalnya struktur batu

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

dan tanah timbun disini keras jdi tidak mudah longsor.

(Bpk Abd, tokoh masyarakat berumur 40 tahun)

Hal yang sama juga dikatakan oleh para pekerja dan juga merupakan

masyarakat desa pilohayanga barat yang tinggal di dekat daerah

penambangan yaitu:

Blum pernah longsor disini. (Bpk Ptn, pekerja tambang

berumur 35 tahun)

Blum pernah. (Ibu Srh, pekerja tambang berumur 45

tahun)

5. Hilangnya sebagian pemandangan yang indah dan sejuk karena sekarang

gunung tersebut bukan lagi merupakan hamparan hijau lagi tetapi hamparan

bebatuan yang tandus dan panas. Masyarakat mengeluhkan udara di desa

mereka sudah panas, gersang dan berdebu, sudah tidak seperti dulu lagi

yang sejuk.

Kalo panas ba abu skali, saya ini ba sapu turus-turus,

kalo tiap sore mo siram ini jalan. Pe panas lagi, dulu

tidak panas bagini. Apalagi kalo so puasa musim panas

toh, dapa rasa skali depe panas, hehee… (Ibu Hrn

,masyarakat desa Pilohayanga Barat berumur 37 tahun)

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Gambar 4.6 Pemandangan gunung yang tandus

6. Rusaknya jalan desa yang dilalui oleh truk-truk pengangkut batu dan tanah

timbun karena konstruksi jalan desa tidak dibuat khusus untuk truk-truk

bermuatan batu dan tanah timbun, perbaikan jalan telah dilakukan namun

beberapa lama kemudian sudah mulai mengalami kerusakan. Truk-truk yang

bermuatan batu dan tanah timbun yang berlebih semakin memperparah

kerusakan jalan desa. Jalan tersebut merupakan jalan satu-satunya oleh

masyarakat untuk bepergian, sehingga hal tersebut sungguh sangat

menganggu kenyamanan saat masyarakat atau pengguna jalan melewati

jalan tersebut. harus berhati-hati dan pelan-pelan melewati jalan tersebut.

Gambar 4.7 Jalan desa yang rusak dan telah ditimbun

Banyak para pengguna jalan mengeluh karena belum diadakan perbaikan

jalan. Terutama para pengemudi bentor yang melintasi jalan tersebut.

Kebanyakan para pengemudi bentor yang melintasi jalan itu hanya

pengemudi bentor yang bertemapat tinggal di daerah itu, baik di desa

pilohayanga barat maupun di desa-desa sebelah. Pengemudi bentor yang

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

dari luar jarang melintas di daerah tersebut, mereka tidak mau mengantarkan

para penumpang yang ingin ke desa ini dengan alasan jalannya rusak.

Ada, ini jalan so rusak skali bagini, kalo ujan ba pece

skali, tantu kapan ini mo kase bae jalan ini. Ini skarang

musim ujan bagini, so tida bole jalan mo lewat akan, mo

tapalisi ban motor. (Ibu Hrn, masyarakat desa Desa

Pilohayanga Barat berumur 37 tahun)

Sudah ada usaha dari pihak penambang untuk melakukan perbaikan

yakni dengan menimbun jalan tersebut. tetapi bagi masyarakat hal itu tidak

bisa membuat jalan semakin baik. Malah membuat jalan menjadi becek

apabila hujan.

Iya ada, mereka memberikan kontribusi ke desa dan

juga di perjanjian itu ada, mereka bertanggung jawab

atas perbaikan bila terjadi kerusakan, seperti jalan itu

mereka timbun. Bila ada permintaan mereka kasih.

(Bpk Hns, kepala desa Pilohayanga Barat berumur 37

tahun)

Hal yang sama juga dikatakan masyarakat desa Pilohayanga Barat yaitu:

Ini dorang jaga tambun dengan tana ini jalan, so rupa

gunung ini jalan, tanah yang dorang mo kase kamari

rupa tidak gaga, cuma bekeng bapece kalo ujan. Saya

kalo mo pulang dari kota, susah skali mo dapa bentor,

kalo bukan bentor yang dari sini dorang tida mau ba

antar, dorang bilang jalan disini rusak, mo rusak dorang

pe bentor, banya tukang bentor yang tau jalan disini so

rusak bagini, dorang tidak mau ba antar sampe sini. (Ibu

Hrn, mayarakat berumur 37 tahun)

Mereka sudah meminta kepada kepala desa agar segera diadakan

perbaikan jalan karena sungguh sangat menganggu pengguna jalan karena

jalan yang mereka lewati bergelombang dan apabila hujan jalan tersebut

becek, sehingga mereka harus hati-hati apalagi ada truk-truk yang melintas

mereka harus pelan-pelan sehingga aktivitas mereka menjadi terhambat.

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

Tetapi kepala desa juga tidak dapat berbuat banyak. Kepala desa telah

melakukan usaha untuk diadakan perbaikan jalan dengan memasukkan

permohonan ke dinas yang terkait aitu dinas pekerjaan umum (PU) tapi

belum ada realiasinya, semuanya harus melalui proses karena anggran dari

pemerintah dan sudah ada yang mengaturnya.

kalo jalan itu, biar kita mengeluh urusan jalan bukan

kita kan yang kase bae. Tapi saya sudah membuat

permonan untuk perbaikan jalan cuma sampe skarang

blum ada realisasinya, memang lama (bpk Hns , kepala

desa Piloayanga Barat berumur 37 tahun)

Untuk urusan perbaikan jalan dinas pekrjaan umum yang melakukannya.

Dan mereka pun tidak asal saja turun lapangan dan segera melakukan

perbaikan ketika ada permohonan perbaikan jalan. Semuanya membutuhkan

prosesnya dan berapa anggaran yang ada. Sebelum melakukan perbaikan

jalan mereka harus mempertimbankan segala sesuatunya baik dari anggaran

yang ada dan tingkat keparahan jalannya.

Kalau untuk perbaikan jalan kita menyesuaikan dengan

anggaran yang ada, bila ada anggaran kemudian dilihat

keparahan jalannya seperti apa, bila ada yang jauh lebih

parah maka jaklan itu yang di dahulukan untuk desa

pilohayanga barat sendiri saya kurang tau perbaikannya

kapan, semuanya disesuaikan dengan anggaran yang

ada dan tingkat keparahan, seperti sekarang ini kan

musim hujan dan banjir, maka dari kita turun ke

lapangan melihat kerusakan yang terjadi maka yang itu

mungkin akan di prioritaskan apabila lebih parah. (Ibu

Rty, bagian kepegawaian dinas PU berumur 38 tahun).

1.5 Pengukuran Kadar Debu

Dampak aktivitas penambangan bahan galian c di Desa Pilohayanga Barat

Kecamatan Telaga ini menimbulkan dampak negatif yakni terhadap lingkungan

yaitu pencemaran udara oleh debu yang dihasilkan dari aktivitras penambangan

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

tersebut. Berdasarkan data pada tabel 4.4 yang diperoleh dari kantor desa

bahwa tidak terjadi pencemaran udara di daerah tersebut, namun berdasarkan

observasi dan wawancara dengan informan bahwa mereka merasa terganggu

dengan debu-debu yang semakin lama semakin banyak. Debu yang dihasilkan

sangat terlihat jelas memberikan dampak terhadap masyarakat desa

Pilohayanga Barat maupun masyarakat sebelahnya. Banyak masyarakat yang

mengeluh kepada kepala desa dan pihak-pihak yang terkait. Sehingga hal ini

menjadi masalah yang harus segera di tindak lanjuti oleh pihak-pihak yang

terkait.

Berdasarkan masalah tersebut peneliti melakukan pengukuran kadar debu

yang dihasilkan oleh aktivitas penambangan. Peneliti bermaksud untuk

mengetahui apakah debu di daerah tersebut sudah melebihi batas atau masih di

bawah batas normal. Berikut adalah hasil yang telah diperoleh setelah

dilakukan pemeriksaan tingkat debu di daerah penambangan.

Tabel 4.2

Hasil pengukuran kadar debu di lokasi penambangan bahan galian

golongan c di Desa Pilohayanga Barat Tahun 2013

Lokasi Suhu Kelembaban

(%)

Kec.

Angin

(m/s)

Tekanan

udara

(mmhg)

Arah

angin

TSP

dalam

µg/Nm3

Ket

Tengah 30,4 66,3 1,4 760 T-B 330

Timur 29,1 68.5 1,2 760 T-B 380

Barat 28,8 69,8 1,5 760 T-B 370

Selatan 28,1 71,3 1,3 760 T-B 310

Utara 27,3 74.5 1,4 760 T-B 315

Catatan:

Baku Mutu Ambien Mengacu pada PP. NO.41 TAHUN 1999

TSP : 230 µg/Nm3

Pemeriksaan kadar debu dilakukan di 5 titik area penambangan dengan

menggunakan alat EPAM 5000 yakni 4 titik searah mata angin, utara-timut-

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3045/10/2013-1-13201-811409023-bab4-01082013011355.pdfSumberdaya alam tambang yang ada di desa ini seperti batu,

selatan-barat dan 1 titik di tengahnya. Pada titik tengah diperoleh hasil 330

µg/Nm3, pada arah Timur diperoleh hasil 380 µg/Nm

3, pada arah Barat

diperoleh hasil 370 µg/Nm3, pada arah selatan diperoleh hasil 310 µg/Nm

3 dan

pada arah utara diperoleh hasil 315 µg/Nm3. Dari hasil tersebut dapat terlihat

bahwa pada bagian Timur dan Barat cukup tinggi karena arah angin dominan

kearah Timur dan Barat. Walaupun demikian semua hasil yang telah diperoleh

bahwa debu yang dihasilkan dari aktivitas penambangan sudah melebihi batas

yang yang telah di tetapkan. Baku mutu ambient mengacu pada PP. No. 41

Tahun 1999, yakni baku mutu udara ambient untuk debu 230 µg/Nm3.