evaluasi prosedur penjualan ekspor pada pt. dan …/evaluasi... · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EVALUASI PROSEDUR PENJUALAN EKSPOR PADA
PT. DAN LIRIS
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Disusun Oleh :
AJENG TRIANI KUSUMADEWI
F3309010
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
”Trying is part of failing, if you are afraid to fail then you’re afraid to.”
(Mencoba adalah bagian dari kegagalan, dan jika anda takut gagal, maka anda
takut untuk mencoba)
-Mrs. Cunningham-
“Percayalah akan kemampuan dirimu sendiri, itu akan menghindarkanmu dari
orang-orang yang ingin mematahkan semangatmu.”
-Mario Teguh-
“Hidup tidak menghadiahkan sesuatu yang berharga kepada manusia tanpa
bekerja keras”
“Sabar dalam menghadapi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya
adalah sesuatu yang utama.”
Penulis persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan jalan terbaik untukku.
2. Ibunda tercinta
3. Ketiga kakakku yang kusayang
4. Teman-teman dan sahabatku
5. Teman-teman D3 Akuntansi
6. Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Evaluasi Prosedur Penjualan Ekspor
pada PT. Dan Liris dengan baik. Tugas Akhir yang penulis susun ini merupakan
persyaratan untuk mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Terlepas dari kekurangan yang ada, penyusun Tugas Akhir ini tidak akan
berjalan dengan baik tanpa bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu dengan setulus hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Allah SWT, yang selalu memberikan kemudahan bagi penulis sehingga
mampu menyelesaikan laporan magang dan tugas akhir tersebut.
2. Prof. Dr, Bambang Sutopo, Mcom, Ak. selaku Dekan Fakultas Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Agus Budiatmanto, SE, Msi, Ak. selaku ketua Program Studi Diploma III
Akuntansi Keuangan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Anas Wibawa, SE, Msi, Ak. selaku pembimbing akademik.
5. Arif Lukman Santoso, SE, Ak. selaku dosen pembimbing lapangan.
6. Ibu Dian Koernia selaku Kepala Bagian Sekretariat PT. Dan Liris, Sukoharjo.
7. Ibu Dra. Ani Sofianah selaku pembimbing instansi magang di PT. Dan Liris,
Sukoharjo.
8. Mbak Naning, Mbak Wedha, Mbak Titik, Mbak Murdi, Mas Nunung yang
membantu dan membimbing penulis di PT. Dan Liris, Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
9. Segenap pimpinan dan karyawan PT. Dan Liris yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu atas bantuan dan kerja samanya selama ini. Terima
kasih atas kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan
magang kerja dan penelitian pada PT. Dan Liris, Sukoharjo.
10. Para dosen pengajar di Fakultas Ekonomi yang telah mengajarkan banyak
ilmu selama berada di bangku kuliah.
11. Ibunda tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa.
12. Ketiga kakakku, Mbak Kiki, Erit, Mbak Yetti, dan adikku, Aya, Handry yang
selalu memberikan dukungan.
13. Rohmat Nur Cahyo, seseorang yang spesial dalam hidupku, terima kasih yang
selalu menemaniku dalam keadaan suka maupun duka.
14. Kiki, Yudit, Rizki Mutiara Devi, Bayu, Cahyo, Bintara, Boy, Agita, Ancilla,
Sinta, Sueb, Pipin, dan semua teman terbaikku di kampus yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan, dukungan,
saran, kerjasama kita selama di bangku kuliah sampai saat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan tugas
akhir ini, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari
pembaca yang budiman. Namun karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan .............................................. 1
B. Latar Belakang Masalah ....................................................... 17
C. Perumusan Masalah ............................................................. 20
D. Tujuan Penelitian ................................................................ 20
E. Manfaat Penelitian ............................................................... 21
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori ..................................................................... 23
B. Sistem Penjualan Ekspor pada PT. DAN LIRIS .................. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
C. Evaluasi Prosedur Penjualan Ekspor PT. DAN LIRIS ....... 82
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan-kelebihan Prosedur Penjualan Ekspor pada PT.
Dan Liris .............................................................................. 88
B. Kelemahan-kelemahan Prosedur Penjualan Ekspor pada
PT. Dan Liris ........................................................................ 90
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 91
B. Saran..................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1.1 Jabatan dan Golongan Karyawan PT. DAN LIRIS ................... 8
2. Tabel 2.1 Evaluasi Fungsi Yang Terkait Dalam Prosedur Penjualan
Ekspor PT. Dan Liris ................................................................................. 82
3. Tabel 2.2 Evaluasi Dokumen Yang Digunakan Dalam Prosedur
Penjualan Ekspor PT. Dan Liris ................................................................. 83
4. Tabel 2.3 Evaluasi SOP dengan Penerapan Pelaksanaan Prosedur di PT.
Dan Liris .................................................................................................. 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Dan Liris ......................................... 11
2. Gambar 2.1 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Penjualan) Menurut SOP ...................................... 58
3. Gambar 2.2 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Penjualan) Menurut SOP (lanjutan) ...................... 59
4. Gambar 2.3 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Penjualan) Menurut SOP ........................................ 60
5. Gambar 2.4 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Produksi) Menurut SOP ......................................... 61
6. Gambar 2.5 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Pengiriman) Menurut SOP ..................................... 62
7. Gambar 2.6 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Pengiriman) Menurut SOP (lanjutan) ..................... 63
8. Gambar 2.7 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Keuangan) Menurut SOP ....................................... 64
9. Gambar 2.8 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Akuntansi) Menurut SOP ....................................... 65
10. Gambar 2.9 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Penjualan) sesuai dengan Penerapan ...................... 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
11. Gambar 2.10 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Penjualan) sesuai dengan Penerapan (lanjutan) ..... 73
12. Gambar 2.11 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Produksi) sesuai dengan Penerapan (lanjutan) ....... 74
13. Gambar 2.12 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Pengiriman) sesuai dengan Penerapan ................... 75
14. Gambar 2.13 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Pengiriman) sesuai dengan Penerapan (lanjutan) ... 76
15. Gambar 2.14 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Keuangan) sesuai dengan Penerapan...................... 77
16. Gambar 2.15 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Fungsi Keuangan) sesuai dengan Penerapan...................... 78
17. Gambar 2.16 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris
(Order tidak disetujui).......................................................... 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan Magang
3. Purchase Order
4. Surat Permintaan Pembuatan Sample
5. Realisasi Order
6. Budget Export Garment
7. Sales Contract
8. Delivery Order
9. Draft L/C
10. Pemberitahuan Ekspor Barang
11. Nota Pelayanan Ekspor
12. Beneficiary’s Certificate
13. Bill of Lading
14. Certificate of Origin
15. Inspection Certificate
16. Packing List
17. Invoice
18. Aplikasi Dokumen Wesel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EVALUATION PROCEDURES FOR EXPORT SALES IN PT. DAN LIRIS
AJENG TRIANI KUSUMADEWI
F3309010 PT. Dan Liris is a company engaged in the textile field. In the production process, the company is treating the yarn into cloth. In accordance with the purpose of its establishment, PT. Dan Liris emphasis to supply the needs of internal production, which is orders of PT. Batik Keris which is the parent of this company. In accordance with the Statutes and the household, the purpose of export-oriented companies, among others. Goals to be achieved from this research are: How to export sales of procedures are applied in PT. Dan Liris, and what are the strength and weakness of the procedures in export sales of PT. Dan Liris. PT. Dan liris implement its export sales is sufficient for the separation of the functions involved in export sales, giving rise to cross-check between related functions. Accounting records based on documents that have been authorized by the parties concerned, so that records can be accounted for. Keyword: export sales procedures.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
EVALUASI PROSEDUR PENJUALAN EKSPOR PADA PT. DAN LIRIS
AJENG TRIANI KUSUMADEWI
F3309010 PT. Dan Liris adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. Dalam proses produksi, perusahaan memproduksi benang menjadi kain. Tujuan berdirinya PT. Dan Liris adalah untuk memasok kebutuhan internal produksi, yang menjadi penyedia bahan baku PT. Batik Keris, dimana Batik Keris ini merupakan induk dari PT. Dan Liris. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: Bagaimana prosedur penjualan ekspor di PT. Dan Liris apakah telah sesuai dengan standard operasional prosedur (SOP) atau belum, dan apa saja kelebihan dan kekurangan pelaksanaan prosedur penjualan ekspor pada PT. Dan Liris. PT. Dan liris telah melakukan pemisahan fungsi yang tegas antara fungsi-fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan ekspor pada PT. Dan Liris, sehingga menimbulkan pengecekan silang antara fungsi-fungsi terkait. Dalam setiap prosedur penjualan ekspor yang diterapkan oleh PT. Dan Liris pun telah mendapatkan otorisasi dari setiap pihak yang bersangkutan, sehingga apabila terjadi kecurangan, dapat dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang terkait. Kata kunci: prosedur penjualan ekspor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Berdirinya PT. Dan Liris – Sukoharjo
PT. Dan Liris berdiri sesuai dengan Akta Notaris, tanggal 25 April 1974,
dengan SK Kehakiman No. YA.5/313/23 tertanggal 23 Agustus 1974.
Sedangkan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) No.
182/11.35/PB/VII/1991/P.I dengan Tanda Daftar Perusahaan No.
113511700008. Pada mulanya PT. Dan Liris merupakan perusahaan
khusus pertenunan yang sebagian digunakan untuk industri batik (Batik
Keris, sebagai cikal bakal). Nama Dan Liris sendiri berasal dari kata
Udan Liris, merupakan suatu jenis motif batik yang secara filosofis
mempunya arti : udan = hujan, liris = rintik-rintik (dan terus menerus),
sehingga diharapkan agar kelangsungan hidup (atau rejeki) yang didapat
perusahaan ini bisa berjalan stabil dan terus menerus. Udan Liris juga
merupakan desain unggulan dari produk Keris Group. Pada akhirnya kata
Udan Liris disingkat menjadi Dan Liris yang selanjutnya dijadikan nama
PT. Dan Liris.
Latar belakang berdirinya PT. Dan Liris, dimulai pada tahun 1920
sebagai home industry batik. Kemudian pada tahun 1940 mulai diberi
nama “Keris”. Pada tahun 1966 Pemerintah membuka kesempatan yang
seluas-luasnya bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
baik berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan
Penanaman Modal Asing (PMA). Dengan adanya kebijakan tersebut,
maka perusahaan home industry batik menjadi Perseroan Terbatas
dengan nama PT. Batik Keris pada tahun 1971.
Sejak saat itu PT. Batik Keris menerima permintaan produk yang terus
meningkat dari waktu ke waktu dari para konsumen. Selanjutnya PT.
Batik Keris mengambil langkah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan
dan untuk mengantisipasi agar tidak terganggu aktivitas produksi PT.
Batik Keris apabila suatu saat perusahaan mengalami kesulitan karena
terjadi fluktuasi harga bahan baku di pasaran, maka didirikanlah
perusahaan pensuplai bahan baku tekstil dan batik yaitu PT. Dan Liris.
Kegiatan usaha PT. Dan Liris dimulai hanya dengan satu bidang saja,
yaitu pertenunan (weaving). Lokasi pabrik tenun pada mulanya berada di
Jl. Adi Sucipto, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten
Karanganyar. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, maka
didirikanlah pabrik perajutan dan garment di lokasi yang sama sehingga
pada tahun 1982 juga didirikan pabrik pemintalan hingga menjadi
industri tekstil terpadu, dengan adanya produksi cetak (printing) dan
pembuatan kain bermotif batik (finishing). Karena semakin pesatnya
perkembangan perusahaan, maka pada tahun 1983 lokasi pabrik
dipindahkan ke Desa Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo
hingga sekarang, dan pada akhirnya menjadi industri tekstil terpadu
dengan unit usaha pemintalan (spinning), pertenunan (weaving),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pencelupan dan pewarnaan (dyeing), penyempurnaan (finishing),
pencetakan tekstil bermotif (printing) dan konfeksi pakaian jadi
(garment).
Kapasitas produksi yang terpasang yaitu :
a. Benang : 8.500 ball/bulan
b. Kain greige : 7.500.000 meter/bulan
c. Kain jadi dan printing : 5.500.000 meter/bulan
d. Pakaian jadi : 950.000 pieces/bulan
Sebagian besar benang tenun tersebut digunakan sendiri oleh PT. Dan
Liris, sedangkan kain greige, kain jadi dan printing sebagian dijual di
dalam negeri sedangkan sisanya dijual eksport (untuk kualitas A).
Bahan baku benang dan tekstil yang dihasilkan terbuat dari serat katun,
polyester atau campuran keduanya.
Untuk menjaga kualitas produknya, PT. Dan Liris telah menerapkan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (dari SGS) dan Sertifikasi dari
Lloyd’s.
Saat ini PT. Dan Liris dipegang oleh generasi ketiga yaitu Ibu Michelle
Tjokrosaputro (generasi pertama , pendiri, adalah Kasoem
Tjokrosaputro). Pada tahun 2007, beliau menerapkan Corporate Culture
yang baru yaitu : “Moving Together Toward Excellence” yang berarti
maju bersama menjadi yang terbaik. Corporate Culture itu diturunkan
dalam bentuk visi, misi dan objective/sasaran, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
a. Visi dari PT. Dan Liris adalah menjadi perusahaan tekstil yang
terintegrasi yang terkenal sebagai yang terbaik terutama oleh
pemegang saham, pelanggan dan karyawan.
b. Misi dari PT. Dan Liris adalah
1) Menjadi perusahaan tekstil yang terintegrasi yang dapat
memuaskan pemegang saham melalui profit, dan pelanggan
melalui baiknya pelayanan pelanggan, kualitas dan harga.
2) Menyediakan lingkungan kerja yang menekankan kejujuran,
kehati-hatian, keamanan dan penghargaan berdasarkan hasil.
c. Objective/sasaran dari PT. Dan Liris adalah
1) Membeli dan memperbaiki mesin-mesin.
2) Menerima dan melatih karyawan yang berarti di pabrik maupun
di manajemen.
3) Membuat program, struktur dan target baru.
2. Lokasi PT. Dan Liris – Sukoharjo
PT. Dan Liris berdiri di atas lahan seluas ± 45 hektar, dengan kantor
pusat/pabrik di Kelurahan Banaran, Kecamatan Grogol, Kabupaten
Sukoharjo – 57193. Lokasi PT. Dan Liris merupakan letak yang cukup
strategis dan mudah dijangkau, diantaranya :
a. Utara : Desa Gambiran, Jati, kota Surakarta.
b. Timur : Kelurahan Tipes, Cemani, Pasar Klewer.
c. Selatan : Desa Candi, Grogol, arah jalur Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
d. Barat : Desa Banaran, Laweyan (merupakan wilayah home industry
batik), arah jalur Yogyakarta, Semarang.
Disamping itu, PT. Dan Liris juga memperhitungkan factor-faktor
sebagai berikut :
a. Transportasi
Lokasi PT. Dan Liris yang cukup terjangkau dengan kendaraan umum
dan merupakan lalu lintas antar kota sehingga memudahkan
perusahaan untuk melakukan pengiriman barang.
b. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan berupa kapas cotton (kapas alami) yang
diimport dari berbagai Negara seperti: Afrika, Australia, Amerika,
India.
c. Pasar
Selama ini PT. Dan Liris telah mampu menembus pasar lokal dan
pasar luar negeri, dikarenakan PT. Dan Liris selalu berusaha untuk
menjaga kualitas yang ada.
d. Lingkungan masyarakat
Masyarakat di sekitar lokasi PT. Dan Liris sangat mendukung
perusahaan tersebut didirikan karena dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi penduduk di sekitar lokasi pabrik, baik pekerjaan di
PT. Dan Liris sendiri atau usaha lain (warung makan, pondokan
karyawan, warung yang menyediakan keperluan sehari-hari, dan lain-
lain). Di samping itu PT. Dan Liris juga memperhatikan aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
lingkungan dengan menyediakan fasilitas pengolahan limbah,
sehingga mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, dan terutama
dalam tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap lingkungan melalui
partisipasi pembangunan sarana jalan, penerangan, fasilitas umum,
tempat ibadah, dan lain-lain.
3. Jabatan dan Jumlah Karyawan PT Dan Liris
Sumber daya merupakan elemen yang sangat penting dalam setiap
kegiatan perusahaan, sehingga dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang
profesional demi terwujudnya keefektifan dan keefisienan setiap kegiatan
perusahaan. PT. Dan Liris saat ini mempunyai jumlah karyawan
sejumlah 6725 orang (data per Juli 2009). PT. Dan Liris membagi status
karyawan menjadi 2, yaitu : Staf dan Karyawan. Status tersebut
dibedakan atas dasar sistem penggajian.
Staf dibagi atas beberapa golongan, yaitu : IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB,
IVA, dan IVB, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya, sebagai
berikut :
a. Golongan IA
Staf pelaksana, staf administrasi, kasubsie junior, staf yang baru
diangkat dari karyawan harian/borongan.
b. Golongan IB
Kasubsie senior, kepala gudang, personalia bagian, staf dengan
jabatan cukup penting (kasubsie senior untuk garment: 1 line = 50
karyawan jahit)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Golongan IIA
Kashift, koordinator sub seksie, merchandiser, purchaser, kepala
quality control potong (8 line produksi), kepala administrasi,
komputer, staf tinggi (staf dengan posisi dan pekerjaan yang sangat
penting)
d. Golongan IIB
Kepala Seksie, kepala produksi garment s/d 4 lines (200 mesin jahit),
commercial manager, kepala seksie umum, pimpinan unit.
e. Golongan IIIA
Wakil kepala bagian/kepala bagian junior, kepala produksi garment :
5 s/d 8 lines (250 s/d 400 mesin jahit).
f. Golongan IIIB
Kepala bagian/kepala produksi senior (garment) lebih dari 8 lines
(lebih dari 400 mesin jahit), marketing manager, purchasing
manager, wakil manager produksi garment.
g. Golongan IVA
Wakil kepala divisi/kepala divisi junior, manager produksi garment,
wakil general manager.
h. Golongan IVB
Kepala divisi, general manager.
Karyawan dibagi atas beberapa golongan, yaitu A, B, C, D, dan E
berdasarkan bobot tugas dan tanggung jawabnya masing-masing,
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
TABEL 1.1
JABATAN DAN GOLONGAN KARYAWAN
PT. DAN LIRIS
Sumber : PT. Dan Liris
4. Jam kerja Perusahaan
Untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan setiap harinya, agar tercapai efektivitas dan
efisiensi perusahaan, maka perlu adanya peraturan jam kerja. Kebijakan
peraturan jam kerja di PT. Dan Liris sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a. Kantor (day shift)
Senin – Kamis : 08.00 - 16.00 (jam istirahat : 12.00 – 13.00)
Jum’at : 08.00 - 16.30 (jam istirahat : 11.30 – 13.00)
Sabtu : 08.00 - 13.00 (tanpa istirahat)
b. Produksi (shift)
Shift 1 : 06.00 - 14.00 (jam istirahat : 09.00 – 10.00)
Shift 2 : 14.00 - 22.00 (jam istirahat : 18.00 – 19.00)
Shift 3 : 22.00 - 06.00 (jam istirahat : 02.00 – 03.00)
5. Sistem Penggajian
Sistem penggajian di PT. Dan Liris dibagi menjadi 2 yaitu : bulanan dan
harian. Gaji bulanan merupakan pembayaran kepada Staf yang dilakukan
setiap 1 bulan sekali (melalui kerja sama dengan pihak ketiga).
Sedangkan gaji harian merupakan pembayaran kepada karyawan harian,
atas dasar “no work no pay”, sedangkan sistem pembayarannya tetap
sama, yaitu diberikan 1 bulan sekali.
Dalam memberikan gaji kepada karyawan, PT. Dan Liris mengacu
kepada standar Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Sukoharjo.
Sedangkan komponen gaji yang diberikan sesuai dengan UU RI tentang
ketenagakerjaan no. 13 th 2003 pasal 94, dimana disebutkan komponen
upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap, dalam hal ini adalah
tunjangan tetap makan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
6. Kesejahteraan
Selain mendapat gaji (upah pokok dan tunjangan tetap makan),
Perusahaan juga memberikan fasilitas berupa tunjangan-tunjangan bagi
karyawan sebagai suatu bentuk komitmen PT. Dan Liris terhadap
peningkatan kesejahteraan karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan
semangat dan etos kerja para karyawan.
Fasilitas yang diberikan perusahaan meliputi :
a. Jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi Jaminan Kesehatan,
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Jaminan Hari Tua, Jaminan
Kematian.
b. Tunjangan istimewa (Tunjangan Hari Besar Keagamaan/THR)
c. Tunjangan kematian (dari Perusahaan)
d. Tunjangan pernikahan
e. Sumbangan kelahiran anak (dibatasi 2 anak)
f. Upah pekerja selama sakit
g. Jaminan perjalanan dinas
h. Bantuan pendidikan dan kerohanian.
7. Struktur Organisasi
Penyusunan struktur organisasi dilakukan sesuai dengan perkembangan
perusahaan, sehingga terbantuk dengan jelas mengenai pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab agar organisasi dapat berjalan lancar
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Struktur Organisasi PT. Dan Liris adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Dan Liris
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Deskripsi Jabatan
Adapun deskripsi dari tugas masing-masing adalah sebagai berikut:
a. Dewan Komisaris
1) Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan dan tujuan perusahaan
berdasarkan kebijakan umum perusahaan yang telah ditetapkan.
2) Mengatur dan mengkoordinasi kepentingan para pemegang saham
sesuai dengan Anggaran Dasar perusahaan.
3) Memberikan penilaian dan mewakili para pemegang saham atas
pengesahan neraca dan perhitungan laba rugi tahunan yang
disampaikan.
b. Presiden Direktur (Dewan Direksi)
1) Sebagai pejabat tinggi yang memimpin perusahaan bersama
dengan Kepala Divisi.
2) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
3) Merencanakan, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan
kegiatan perusahaan.
4) Mempertanggungjawabkan semua hasil kegiatan perusahaan yang
telah dijalankan kepada Dewan Komisaris.
c. Kepala Divisi
1) Merencanakan serta mengembangkan rencana untuk pencapaian
tujuan Perusahaan termasuk kebijakan dan sasaran mutunya.
2) Menetapkan metode dan kebijakan sebagai alat untuk dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Mengendalikan dan mengawasi Pimpinan di bawahnya (Kepala
Bagian) agar dapat menjalankan tugas yang dibebankan.
4) Menampung dan atau menciptakan suasana yang memungkinkan
adanya penemuan-penemuan baru untuk mencapai tujuan
perusahaan secara maksimal.
d. Kepala Bagian
1) Melaksanakan sasaran jangka panjang dan pendek yang ditetapkan
oleh Direksi atau Pimpinan di atasnya dan menterjemahkan ke
dalam pelaksanaan kerja bagian yang dipimpinnya.
2) Melaksanakan tindakan perbaikan/pencegahan dari temuan
internal/eksternal audit, komplain pelanggan dan Tinjauan
Manajemen.
3) Mengelola dan mengontrol semua kegiatan sistem mutu dalam
bagiannya.
4) Memberikan motivasi bawahan guna meningkatkan produktivitas
kerja.
5) Merencanakan kebutuhan pelatihan.
e. Kepala Seksi
1) Mengkoordinir/memberi arahan dan mengendalikan pelaksanaan
kegiatan kerja sehari-hari kepada kelompok-kelompok kerja/sub-
sub seksie di bawahnya agar terjamin bahwa sasaran jangka
pendek dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Mendata, megevaluasi, mengusulkan/menetapkan tindakan
perbaikan dan memberikan laporan kepada Kepala Bagian tentang
kemajuan realisasi pekerjaan yang telah dicapai maupun
kesulitan-kesulitan/hambatan-hambatan yang belum dapat diatasi.
3) Merencanakan, mengatur dan menyiapkan semua perlengkapan
kerja yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan.
4) Memberikan pelatihan kepada bawahan yang berkaitan dengan
kebijaksanaan dan sasaran mutu.
5) Mengembangkan, merancang, meningkatkan sasaran kerja dan
memastikan bahwa bawahan bekerja sesuai dengan sasaran kerja
yang telah ditetapkan.
f. Kepala Sub Seksie/Staf
1) Mengatur pelaksanaan kerja berdasarkan rencana kerja (Prosedur
Pengendalian, Instruksi Kerja, Planning yang ditetapkan dan
Monitoring Proses) dan tugas lain yang dibebankan pimpinan.
2) Mengkoordinir, membina/melatih karyawan agar dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai kebijakan dan sasaran mutu
perusahaan.
3) Mengontrol semua tahapan kerja agar dapat dicegah
penyimpangan-penyimpangan kerja yang memungkinkan dapat
terjadinya ketidaksesuaian produk.
4) Memberi dorongan dan mengevaluasi serta melaporkan semua
kegiatan pelaksanaan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
5) Mengoptimalkan semua kegiatan kerja yang menjadi tanggung
jawabnya.
9. Proses Produksi
Seperti yang telah disampaikan diatas bahwa PT. Dan Liris merupakan
perusahaan tekstil terpadu yang bergerak dari Spinning (pemintalan),
Weaving (pertenunan), Finishing Printing (pencelupan, pewarnaan dan
penyempurnaan) serta Garment (konfeksi pakaian jadi).
Secara lebih detil bisa dijelaskan sebagai berikut :
a. Spinning
Proses spinning (pemintalan benang) merupakan proses paling awal,
yang terdiri dari :
1) Blowing
Bertujuan untuk membuka ball kapas, membersihkan kapas, dan juga
mixing atau pencampuran berbagai jenis kapas.
2) Carding
Bertujuan untuk meluruskan serat, pemisahan antara serat panjang
dengan serat pendek.
3) Lap former
Bertujuan untuk membuat laporan untuk proses berikutnya dan
perangkapan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4) Drawing
Bertujuan untuk perangkapan, mengurangi ketidakrataan, dan
pencampuran antara kapas alami (cotton) dengan kapas sintetis
(polyster).
5) Combing
Bertujuan untuk pensejajaran, pemisahan serat antara panjang dengan
serat pendek dan terakhir pembersihan.
6) Flyer
Bertujuan untuk roving dan pemberian twist (puntiran)
7) Ring Spinning
Bertujuan untuk mengumpulkan benang dan terakhir penomeran
benang.
8) Winder
Merupakan proses tahap akhir dari proses spinning, yang bertujuan
untuk penggulungan menjadi besar, menghilangkan cacat pada
benang, dan terakhir adalah digulung secara berulang-ulang jika
terjadi kesalahan dalam penggulungan sebelumnya.
b. Weaving
Proses weaving adalah proses penenunan benang menjadi kain mentah
atau kain setengah jadi, dimana bahan bakunya adalah benang pakan dan
benang lusi. Pada proses ini hasil akhirnya disebut dengan kain greige.
Setelah melalui proses inspecting yaitu proses inspeksi grade (kualitas),
maka untuk pasar lokal biasanya yang dijual adalah kain greige dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
grade B dan L. Khusus untuk pasar eksport biasanya pelanggan hanya
membeli kain greige dengan grade A saja. Selain dijual, kain greige
tersebut digunakan sendiri oleh PT. Dan Liris untuk diproses lagi
menjadi kain jadi, printing dan garment.
c. Finishing Printing
Proses finishing adalah proses mengubah kain greige untuk diberi warna
dasar sesuai dengan permintaan pembeli. Sedangkan proses printing
adalah proses mengubah kain finishing menjadi kain siap pakai dengan
pemberian motif dan penentuan desain sesuai dengan mode dan
permintaan pembeli.
d. Garment
Proses garment adalah proses mengubah kain yang siap pakai menjadi
pakaian siap pakai, dimana proses ini adalah proses terakhir dari kegiatan
produksi di PT. Dan Liris.
Pada setiap tahap proses produksi di PT. Dan Liris, telah melewati
Quality Assurance sehingga terjadinya kesalahan dalam proses produksi
dapat diminimalisasi.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan ekonomi yang semakin maju pesat, sehingga pada
era globalisasi ini menimbulkan persaingan yang tajam diantara
perusahaan didalam merebut pasaran, baik dalam negeri maupun luar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
negeri. Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus dapat bekerja
secara efektif dan efisien agar laba yang diharapkan dapat tercapai.
Pengelolaan perusahaan yang baik dengan dukungan pihak
manajemen yang handal sangat diperlukan dalam menghadapi
perkembangan usaha yang semakin pesat. Untuk itu perusahaan harus
melakukan perencanaan dan pelaksanaan suatu sistem informasi
akuntansi yang baik, efektif dan efisien.
Menurut Mulyadi (2001: 3) sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan.
Sistem Informasi Akuntansi yang baik memiliki beberapa unsur
diantaranya :
1. Sistem harus dapat menghasilkan informasi secara tepat waktu
dan relevan untuk pengambilan keputusan.
2. Sistem harus mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dan dapat
beroperasi secara efektif dan efisien.
3. Sistem harus fleksibel untuk menampung perubahan-perubahan.
4. Sistem harus cukup sederhana sehingga struktur dan operasinya
dapat mudah dimengerti dan prosedur mudah untuk diteliti.
Pentingnya sistem informasi akuntansi yang baik adalah untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan, mengelola,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dan menggunakan informasi untuk menentukan apakah suatu perusahaan
tersebut mampu memenangkan persaingan bisnis atau tidak. Di salah satu
unsur sistem informasi akuntansi yang baik disebutkan bahwa terdapat
prosedur yang mudah untuk diteliti. Keberadaan prosedur sangat penting
bagi operasional perusahaan. Sehingga dengan prosedur yang mudah
diteliti, perusahaan dapat mengantisipasi berbagai situasi yang mungkin
terjadi dalam menjalankan bisnis perusahaan. Selain itu, prosedur yang
telah ditetapkan perusahaan dapat membantu untuk memberi arah bagi
staf perusahaan dalam menjalankan dan mengetahui lingkup
pekerjaannya. Dengan kejelasan ruang lingkup ini, maka tugas dan
wewenang masing-masing staf bagian akan jelas sehingga tidak terjadi
perangkapan fungsi, dan kinerja staf perusahaan akan terjaga dengan
baik.
Seperti halnya pada PT. Dan Liris, PT. Dan Liris adalah
perusahaan yang bergerak di bidang industri garment dan berorientasi
pada penjualan ekspor, jenis produk yang dihasilkan adalah pakaian jadi.
Barang-barang tersebut diproduksi sendiri, dari pengolahan bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi sampai proses finishing dan
penjualan produknya dikerjakan oleh perusahaan. Dalam penjualan
ekspor, perusahaan atau dalam hal ini PT. Dan Liris berhubungan
langsung dengan pembeli/buyer yang berada di luar negeri. Sehingga
penerimaan order baru haruslah disesuaikan dengan kemampuan
perusahaan dalam proses memproduksi barang agar sesuai dengan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
buyer inginkan. Karena dalam pelaksanaannya, seringkali terjadi
permasalahan yang sering mengganggu dalam prosedur order penjualan
dan prosedur produksi barang, seperti terjadinya ketidaksesuaian antara
barang yang dipesan dengan barang yang telah selesai diproduksi.
Apabila hal ini dibiarkan terus menerus maka dapat mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan karena resiko barang yang tidak sesuai, maka
perusahaan harus memproduksi ulang barang tersebut. Sehingga
perusahaan mau tidak mau harus mengeluarkan cost lagi untuk
memproduksi barang dari awal agar sesuai keinginan buyer.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penyusunan tugas
akhir ini penulis mengambil judul “EVALUASI PROSEDUR
PENJUALAN EKSPOR PADA PT. DAN LIRIS”.
C. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah tersebut timbul berbagai perumusan
masalah sebagai berikut:
Apakah prosedur penjualan ekspor yang diterapkan di PT. Dan
Liris telah sesuai dengan SOP perusahaan?
D. TUJUAN TUGAS AKHIR
Tujuan penelitian dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk
mengetahui dan memahami apakah prosedur penjualan ekspor sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
memadai dan sesuai dengan standar operasional prosedur yang
ditetapkan.
E. MANFAAT TUGAS AKHIR
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
berbagai pihak sebagai berikut:
1. Bagi PT. Dan Liris
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
pertimbangan dalam evaluasi prosedur penjualan ekspor yang
diterapkan di PT. Dan Liris sehingga penjualan ekspor perusahaan
menjadi lebih efektif dan efisien.
2. Bagi Penulis
a) Hasil penelitian ini membantu meningkatkan pengetahuan
penulis mengenai hubungan antara teori sistem informasi
akuntansi dengan aplikasinya di dunia nyata.
b) Mampu mengevaluasi prosedur penjualan ekspor pada PT.
Dan Liris apakah telah sesuai dengan standard operasional
prosedur perusahaan.
3. Bagi Pembaca
a) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi
dalam melakukan penelitian-penelitian berikutnya serta
menambah wawasan dan pengetahuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b) Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca mengenai
hubungan antara teori sistem informasi akuntansi dengan
aplikasinya di dunia nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian sistem dan prosedur
Setiap sistem akan lebih dapat dipahami jika sebagai suatu keseluruhan yang
terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan. Dengan adanya sistem maka
kegiatan operasional perusahaan diharapkan dapat berjalan lancar dan
terkoordinir sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Menurut Zaki Baridwan, (1992: 3) sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-
prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema
yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama suatu
perusahaan.
Menurut Mulyadi, (2001: 5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat
menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
Dari pengertian di atas maka maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
dibuat untuk memberikan informasi yang dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya, baik dari pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan.
Dengan adanya sistem, operasional perusahaan diharapkan dapat terkoordinasi
sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan.
Pengertian prosedur menurut Zaki Baridwan (1992: 3) prosedur adalah suatu
urut – urutan pekerjaan kirani (clerical) biasanya melibatkan beberapa orang
atau lebih yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam
terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Menurut Mulyadi (2001: 5) prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.
Dari berbagai pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem
terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan kegiatan klerikal.
Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan menulis, menggandakan, menghitung,
memberi kode, mendaftar, memilih, memindah dan membandingkan yang
dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar
2. Pengertian Sistem akuntansi
Menurut Zaki Baridwan (1992: 4) sistem akuntansi adalah formulir catatan
persediaaan yang dipergunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu
kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam
bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi
usaha.
Menurut Mulyadi (2001: 3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan
dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan.
Dari beberapa definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi
pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku
pembantu, serta laporan.
3. Pengertian sistem penjualan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Kegiatan penjualan adalah kegiatan yang terdiri dari penjualan barang atau
jasa, baik secara tunai maupun kredit.
a. Sistem penjualan tunai
Dalam sistem akuntansi sistem penjualan tunai, pembeli diharuskan
membayar barang sebelum barang tersebut diserahkan pada pembeli.
Menurut Mulyadi (2001: 455) sistem penjualan tunai dilaksanakan oleh
perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran
harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan
pada pembeli.
1) Fungsi yang terkait
a. Fungsi penjualan
Dalam transaksi penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan
menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan
pembayaran harga barang ke fungsi kas.
b. Fungsi kas
Dalam transaksi penjualan tunai fungsi kas bertanggung jawab
sebagai penerima kas dari pembeli.
c. Fungsi pengiriman
Dalam transaksi penjualan tunai fungsi pengiriman bertanggung
jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang
telah dibayar harganya kepada pembeli.
d. Fungsi gudang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dalam transaksi penjualan tunai fungsi gudang bertanggung jawab
untuk menyiapkan barang yang dipesan pembeli, serta
menyerahkan barang tersebut kepada fungsi pengiriman.
e. Fungsi akuntansi
Dalam transaksi penjualan tunai, fungsi ini beertanggung jawab
sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan
pembuat laporan penjualan.
2) Dokumen yang digunakan
a. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang
diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
b. Pita register kas
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara
mengoperasikan mesin register kas, pita register kas ini merupakan
bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan
merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang
dicatat dalam jurnal penjualan.
c. Bukti setor bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke
bank.
d. Bill of lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.
e. Rekapitulasi harga pokok penjualan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas
harga pokok produk yang dijual selama satu periode (misalnya satu
bulan).
3) Catatan akuntansi yang digunakan
a. Jurnal penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal yang oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat dan meringkas data penjualan.
b. Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantaranya dari
penjualan tunai.
c. Jurnal umum
Dalam transaksi penjualan tunai, jurnal ini digunakan untuk
mencatat harga pokok produk yang dijual.
d. Kartu persediaan
Dalam transaksi penjualan tunai, kartu persediaan digunakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk
yang dijual.
e. Kartu gudang
Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya
berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.
4) Jaringan prosedur sistem penjualan tunai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
a. Prosedur order penjualan
b. Prosedur penerimaan kas
c. Prosedur penyerahan barang
d. Prosedur pencatatan penjualan tunai
e. Prosedur penyetoran kas ke bank
f. Prosedur pencatatan penerimaan kas
g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
b. Sistem penjualan kredit
Menurut Mulyadi (2001: 210) sistem penjualan kredit adalah suatu sistem
yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang
sesuai order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu
perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk
menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan yang pertama
kepada pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau
tidaknya pembeli tersebut diberi kredit.
4. Pengertian ekspor
a. Definisi ekspor
Menurut Rinaldy (2000: 77) ekspor dalam sistem perdagangan Indonesia
diartikan perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar
wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.
Setiap barang yang dikeluarkan dari daerah Indonesia untuk tujuan ekspor
wajib mempergunakan PEB (Persetujuan Ekspor Barang).
Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari wilayah pabean suatu
Negara ke wilayah pabean Negara yang dituju, menurut PPEI (2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b. Persyaratan ekspor
Ekspor dapat dilakukan oleh perusahaan (termasuk perorangan) yang telah
memiliki:
1) SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan).
2) TDP (Tanda Daftar Perusahaan).
3) Izin usaha dari Departemen berdasarkan teknis/ lembaga non
Departemen berdasarkan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
c. Aturan yang berlaku dalam penjualan ekspor
1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)
a. Memenuhi persyaratan umum sebagai eksportir;
b. Memenuhi persyaratan khusus sesuai dengan barang yang
diatur
c. Mendapat pengakuan sebagai Eksportir Terdaftar dari Menteri
Perdagangan dalam hal ini Direktur Jenderal Perdagangan Luar
Negeri.
2) Bea Cukai
a. Dasar Hukum
1. Undang-undang No.17 Tahun 2006 tentang Perubahan Undang-
Undang No.10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2007
tentang Ketentuan Kepabeanan di Bidang Ekspor
3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-
40/BC/2008 jo. P-06/BC/2009 jo. P-30/BC/2009 jo. P-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
27/BC/2010 tentang Tata Laksana Kepabeanan di Bidang
Ekspor
4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-
41/BC/2008 tentang Pemberitahuan Pabean Ekspor
b. Prosedur kepabeanan ekspor
1. Eksportir wajib memberitahukan barang yang akan diekspor ke
kantor pabean pemuatan dengan menggunakan PEB disertai
Dokumen Pelengkap Pabean.
2. PEB disampaikan paling cepat 7 hari sebelum tanggal perkiraan
ekspor dan paling lambat sebelum barang ekspor masuk Kawasan
Pabean
3. Dokumen Pelengkap Pabean:
a. Invoice dan Packing List
b. Bukti Bayar PNBP
c. Bukti Bayar Bea Keluar (dalam hal barang ekspor dikenai Bea
Keluar)
d. Dokumen dari intansi teknis terkait (dalam hal barang ekspor
terkena ketentuan larangan dan/atau pembatasan)
4. Penyampaian PEB dapat dilakukan oleh eksportir atau dikuasakan
kepada Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK)
5. Pada Kantor Pabean yang sudah menerapkan sistem PDE
(Pertukaran Data Elektronik) kepabeanan, eksportir/PPJK wajib
menyampaikan PEB dengan menggunakan sistem PDE Kepabeanan
c. Sanksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1. Mengekspor tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean dipidana
penjara paling singkat 1 tahun paling lama 10 tahun dan pidana denda
paling sedikit lima puluh juta rupiah paling banyak lima miliar rupiah.
2. Menyampaikan pemberitahuan pabean yang tidak benar, palsu atau
dipalsukan dipidana penjara paling singkat 2 tahun paling lama 8 tahun
dan pidana denda paling sedikit seratus juta rupiah paling banyak lima
miliar rupiah.
3. Tidak menyampaikan atau terlambat menyampaikan pembatalan
ekspornya dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar lima juta
rupiah.
4. Salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang dikenai sanksi
administrasi berupa denda paling sedikit 100% dari pungutan negara di
bidang ekspor yang kurang dibayar dan paling banyak1.000% dari
pungutan negara di bidang ekspor yang kurang dibayar.
d. Dasar hukum ekspor
1) Internasional
Multilateral, Regional, Bilateral atau Unilateral.
2) Subyek hukum
Pemerintah dengan Pemerintah, Pemerintah dengan beberapa
Pemerintah.
3) Nasional
KEPPRES Nomor 58 Tahun 1971
Peraturan Mendag Nomor 17/M-DAG/PER/9/2005
Peraturan Dirjen Daglu Nomor 03/DAGLU/PER/10/2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Peraturan Dirjen Daglu Nomor 04/DAGLU/PER/10/2005
e. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam ekspor
1) Barang yang diminta
2) Tata Niaga barang
3) Ketepatan pengiriman
4) Syarat pembayaran
5) Menghindari klaim dagang
f. Tata niaga barang berdasarkan SK Menteri Perindustrian dan Perdagangan
SK No. 558/MPP/KEP/12/1998
SK No. 17/M-DAG/per/9/2005
SK No. 43/M-DAG/per/10/2007
1) Barang yang dilarang
Adalah barang-barang yang tidak boleh diekspor, hal ini bertujuan agar
komoditas tersebut dapat diproses menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi sehingga meningkatkan nilai tambah, menjaga pengadaan
bahan baku, melindungi kelestarian alam, jenis tanaman dan binatang
langka. Contoh: Rotan mentah, satwa langka, kayu gelondongan, nener
(ikan kecil).
2) Barang yang diatur
Adalah barang-barang yang dibatasi masuk ke negara importir. Contoh
tekstil dan produk tekstil, kayu dan produk kayu, kopi, maniok, dan
lain-lain.
3) Barang yang diawasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Adalah barang-barang yang dalam ekspornya dalam pengawasan
pemerintah atau ekspor produk tersebut hanya dapat dilakukan
dengan persetujuan Menperindag dan instansi teknis lainnya. Contoh:
kacang kedelai, padi dan beras, ternak hidup, tepung beras dan
gandum.
4) Barang bebas
Adalah barang-barang yang tidak tercakup dalam daftar barang-barang
diatas atau barang yang diperbolehkan diekspor oleh semua eksportir.
5. Pengertian sistem penjualan ekspor
a. Definisi sistem penjualan ekspor
Menurut La Midjan (2001:170) sistem penjualan ekspor adalah sistem yang
dilaksanakan oleh perusahaan untuk mengatur penjualan yang berhubungan dengan
pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.
Menurut Amir (2002: 14) Ada beberapa tahapan dalam proses terjadinya
transaksi ekspor, pada umumnya ada lima tahapan yaitu:
1) Tahap promosi
Pada tahap awal ini penjual atau eksportir berupaya untuk
memperkenalkan komoditas yang dihasilkannya kepada calon pembeli,
yang bertujuan agar menarik minat calon pembeli terhadap komoditas
yang diperkenalkan.
2) Tahap Inquiry
Inquiry adalah surat pernyatan minat yang dibuat oleh calon importir
yang ditujukan kepada eksportir yang berisi permintaan harga dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
barang yang dipromosikan oleh eksportir. Tujuan Inquiry adalah agar
calon importer mengetahui lebih lengkap mengenai mutu barang, waktu
penyerahan, kuantum barang, contoh barang serta keterangan lainnya
dari komoditas yang dipromosikan.
3) Tahap Offersheet
Offersheet adalah pernyataan kesanggupan dari eksportir untuk
memasok suatu komoditas kepada calon importir dengan syarat harga,
waktu penyerahan dan pembayaran yang ditentukan oleh eksportir.
4) Tahap Ordersheet
Tahap selanjutnya adalah tahap ordersheet atau penerimaan order dari
importir. Ordersheet adalah surat pernyataan persetujuan (akseptasi)
dari importir atas penawaran eksportir yang sifatnya mengikat secara
hukum.
5) Tahap kontrak dagang ekspor
Pada tahap ini terjadi kesepakatan antara eksportir dan importir untuk
melakukan perdagangan barang sesuai dengan persyaratan yang
disepakati bersama dan masing – masing pihak mengikat diri untuk
melaksanakan semua kewajiban yang ditimbulkan.
Dalam sistem penjualan ekspor sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
sistem penjualan tunai biasa, yang membedakan hanyalah pembelinya
berada di luar negeri dan ada beberapa dokumen pendukung yang harus
dipenuhi oleh perusahaan untuk memperlancar penjualan ekspor.
b. Dokumen-dokumen yang digunakan:
1) Sales contract
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Sales contract adalah surat kesepakatan antara eksportir dan importer
untuk melakukan perdagangan barang sesuai persyaratan yang
disepakati bersama.
2) Commercial invoice
Commercial invoice adalah merupakan nota perincian tentang
keterangan barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang
tersebut.
3) Persetujuan Ekspor Barang (PEB)
PEB adalah dokumen yang digunakan untuk pemberitahuan ekspor
barang yang isinya antara lain: jenis barang, identitas eksportir, identitas
importir, negara tujuan ekspor dan lain-lain.
4) Packing list
Packing list adalah dokumen yang berisi daftar perincian lengkap
mengenai barang yang tercantum dalam invoice. Fungsinya untuk
memudahkan untuk proses pemeriksaan oleh kantor Bea dan Cukai.
5) Bill of lading
Bill of lading adalah bukti tanda terima barang, bukti kepemilikan,
barang yang dikeluarkan oleh perusahaan palayaran (shipping company)
sebagai bukti adanya perjanjian pengangkutan barang.
6) Certificate Of Origin (COO) atau Surat Keterangan Asal (SKA)
Certificate Of Origin atau SKA adalah surat keterangan yang diterbitkan
oleh Menteri Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk. Surat ini
menyatakan asal barang yang diekspor.
7) Polis asuransi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Adalah surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi atas permintaan eksportir maupun importir untuk menjamin
keselamatan barang yang dikirim.
8) Surat pernyataan mutu (Quality Statement)
Adalah surat keterangan yang menyatakan kualitas dari barang dari
barang yang diekspor berdasarkan pemeriksaan Bea dan Cukai.
c. Para pelaku kegiatan penjualan ekspor
1) Eksportir
Eksportir adalah orang atau perusahaan yang berperan sebagai
produsen yang memproduksi barang untuk dijual ke luar negeri.
2) Importir
Orang atau perusahaan yang berperan sebagai pembeli di luar negeri.
3) Bank
Merupakan lembaga keuangan yang dapat memberikan jasa perkreditan
atau meminjamkan dana kepada eksportir maupun importir.
4) Depperindag
Adalah lembaga pemerintahan yang mengatur dan menerbitkan surat-
surat yang merupakan syarat kegiatan ekspor, seperti PEB dan SKA
(Surat keterangan asal) atau Certificate of Origin (COO).
5) Freight Forwarder
Adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan
atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
6) Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL)
EMKL adalah usaha pengurusan dokumen dan muatan yang akan
diangkut melalui kapal atau pengurusan dokumen dan muatan yang
berasal dari kapal.
7) Perusahaan asuransi
Adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertanggungan. Dalam
kegiatan ekspor ini, perusahaan ini menanggung resiko keselamatan
barang dari eksportir sampai dikirim kepada pihak importir.
8) Bea Cukai
Adalah lembaga pemerintahan yang bertugas untuk memeriksa barang-
barang yang melewati daerah pabean dan memungut biaya atas barang
yang akan diekspor.
d. Prosedur penjualan ekspor dengan L/C (Letter of Credit)
1) Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir luar negeri
(mengenai mutu, harga, Delivery, dan lain-lain).
2) Eksportir dan importir mengadakan kontrak jual beli.
3) Importir membuka atau mengirim L/C melalui bank korespondennya.
4) Bank importir meneruskan L/C kepada bank devisa.
5) Bank devisa meneruskan L/C eksportir.
6) Eksportir menyiapkan barang-barangnya.
7) Eksportir mendaftarkan PEB ke Bea Cukai.
8) Ekspotir memesan ruang kapal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
9) Eksportir sendiri atau meminta bantuan EMKL untuk mengirim barang
kepada importir.
10) Eksportir sendiri atau EMKL memfiat muatkan barangnya.
11) EMKL memberitahukan kepada eksportir barang telah dikirim ke kapal.
12) Mengajukan permohonan ke Dinas perindag atau Sudin Perindag untuk
memperoleh SKA (Surat Keterangan Asal).
13) Eksportir melakukan pencairan uang di bank devisa.
14) Bank devisa eksportir mengirim dokumen ekspor kepada bank
korespondensi importir.
15) Bank korespondensi importir mengirim dokumen ekspor kepada
importir.
16) Importir mengambil barang di pelabuhan.
e. Prosedur penjualan ekspor biasa atau tanpa L/C
1) Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir.
2) Eksportir dan importir mengadakan kontrak jual beli.
3) Eksportir menyiapkan barang-barang sesuai dengan kontrak jual beli
yang telah disepakati.
4) Eksportir mengurus dokumen PEB ke Bea Cukai.
5) Ekspotir mengirim barang dan memesan ruang kapal.
6) Importir membayar Down Payment (DP).
7) Eksportir sendiri atau meminta bantuan EMKL untuk mengirim barang
kepada importir.
8) Eksportir sendiri atau EMKL memviatmuatkan barangnya.
9) EMKL memberitahukan kepada eksportir barang telah dikirim ke kapal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
10) Mengajukan permohonan ke Dinas perindag atau Sudin Perindag untuk
memperoleh SKA (Surat Keterangan Asal).
11) Barang dikirim kepada importir.
12) Eksportir mengirimkan dokumen-dokumen ekspor kepada importir.
13) Importir melunasi sisa pembayaran.
6. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
a. Pengertian sistem pengendalian intern
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi
dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen, Mulyadi (2001: 163)
b. Tujuan sistem pengendalian intern
Dari definisi tersebut pengendalian intern menekankan pada tujuan yang
hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem
tersebut.
Tujuan dari sistem pengendalian intern adalah:
1) Menjaga kekayaan organisasi.
2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3) Mendorong efisiensi.
4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
c. Unsur-unsur sistem pengendalian intern
Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi
didasarkan pada beberapa prinsip-prinsip:
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi.
Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk
melaksanakan suatu kegiatan, setiap kegiatan dalam perusahaan
memerlukan otorisasi dari manager fungsi yang memiliki
wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi
penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk
menyimpan aktiva perusahaan.Fungsi akuntansi adalah fungsi yang
memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan
perusahaan.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat
sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk mengotorisasi atas
terlaksananya setiap transaksi, misal dalam penggunaan formulir harus
diawasi sedemikian rupa guna nengawasi pelaksanaan otorisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3. Praktik yang sehat untuk melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Pada umumnya ada beberapa cara yang dilakukan perusahaan untuk
menciptakan praktik yang sehat, cara-cara tersebut adalah:
a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang
penggunaannya harus dipertanggung jawabkan oleh fungsi yang
berwenang.
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit), hal ini dilakukan untuk
mendorong agar karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan.
c. Setiap transaksi tidak boleh dari awal sampai akhir dilaksanakan
oleh satu orang.
d. Perputaran jabatan (job rotation) dilakukan secara rutin agar
dapat menjaga indepensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya.
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
f. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik kekayaannya dengan
catatannya.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Dalam struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan,
serta berbagai cara untuk mendorong praktik yang sehat semua
tergantung pada manusianya. Untuk itu dalam sistem pengendalian
suatu perusahaan diperlukan karyawan yang kompeten dan jujur.
Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya,
ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan seperti:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut
oleh pekerjaannya. Disini pihak manajemen harus mengadakan
analisis jabatan yang ada dalam perusahaan dan menentukan
syarat-syarat yang dipenuhi oleh calon karyawan.
b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan
pekerjaannya.
B. SISTEM PENJUALAN EKSPOR PADA PT. DAN LIRIS
Sistem penjualan pada PT. Dan Liris adalah seperti penjualan tunai biasa, hanya saja
dalam penjualan ekspor ini memiliki beberapa perbedaan dari penjualan tunai.
Pada penjualan ekspor pembeli berada di luar negeri, membutuhkan lebih banyak
dokumen dan banyak pihak-pihak yang terkait baik pihak intern maupun luar
perusahaan yang terkait dalam penjualan ekspor, serta sistem pembayaran yang
diterapkan pada PT. Dan Liris menggunakan sistem pembayaran L/C (Letter of
Credit).
1. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan ekspor pada PT. Dan Liris
adalah :
1) Fungsi penjualan
Pada PT. Dan Liris, yang menjadi fungsi penjualan adalah bagian
merchandiser. Dalam prosedur penerimaan order ini, bagian merchandiser
menerima order dari buyer dan membuat realisasi order kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
mengirimkannya ke bagian produksi untuk melakukan proses produksi
barang sesuai dengan permintaan buyer.
2) Fungsi Produksi
Pada PT. Dan Liris, yang menjadi fungsi produksi adalah bagian produksi.
Pada prosedur produksi barang, setelah bagian produksi menerima realisasi
order dari bagian merchandiser kemudian melakukan proses produksi dari
bagian cutting, sewing, packing sampai barang tersebut siap untuk dikirim.
Kemudian membuat packing list yang terlebih dahulu harus diotorisasi oleh
bagian merchandiser, kepala produksi baru kemudian mengirimkannya ke
bagian shipping dan mengarsipkan permanen realisasi order menurut nomor.
Dan juga membuat laporan hasil produksi (LHP) yang akan dikirmkan ke
bagian pembukuan.
3) Fungsi Pengiriman
Pada PT. Dan Liris disini yang menjadi fungsi pengiriman adalah bagian
shipping. Sebelum melakukan pengiriman barang, terlebih dahulu bagian
shipping harus menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan pada saat
proses pengiriman barang. Dalam prosedur pembuatan dokumen ini, bagian
shipping telebih dahulu membuat invoice dan juga shipping instruction (SI)
yang bersumber dari informasi yang diberikan oleh merchandiser. Kemudian
menghubungi bagian freight forwarder untuk menguruskan dokumen-
dokumen ekspor lainnya seperti: persetujuan ekspor barang (PEB), Bill of
Lading (B/L), note pelayanan ekspor (NPE), berita acara penyegelan (BAP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dan setelah semua dokumen ekspor lengkap, barulah bagian shipping
mengirimkan dokumen ekspor ke pihak bank.
4) Fungsi Keuangan
Pada PT. Dan Liris yang menjadi fungsi keuangan adalah bagian kasir. Dalam
prosedur penerimaan pembayaran ini, bagian shipping menerima L/C dari
advise bank dan mengirimkannya ke bagian kasir. Setelah ada pemberitahuan
bahwa L/C sudah dapat dicairkan, maka bagian kasir mencairkan L/C ke bank
Mandiri atau bank CIMB Niaga Surakarta. Bagian kasir menerima bukti
transfer dari bank, dan langsung menyetorkan di bank pada hari yang sama,
kemudian mendapatkan bukti setor bank (BSB), lalu membuat bukti kas
masuk (BKM) dan mengirimkannya ke bagian pembukuan.
5) Fungsi Akuntansi
Pada PT. Dan Liris yang menjadi fungsi akuntansi atau fungsi pencatatan
adalah bagian pembukuan. Setelah mendapat bukti transfer dan bukti setor
bank dari bagian kasir, maka bagian pembukuan melakukan pencatatan ke
dalam jurnal penerimaan kas, dan juga mencatat laporan hasil produksi dari
bagian produksi dan memasukkannya ke dalam jurnal umum.
2. Pihak-pihak luar perusahaan yang terkait dalam sistem penjualan ekspor di PT.
Dan Liris
1) Advise Bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa atau menjamin
pembayaran ekspor, disini bank yang dipakai oleh perusahaaan adalah
Bank Mandiri cabang Surakarta, CIMB Niaga Surakarta.
2) Kantor Perindustrian dan Perdagangan Surakarta
Adalah lembaga pemerintahan yang mengatur dan menerbitkan surat-
surat yang merupakan syarat kegiatan ekspor, seperti PEB dan Surat
Keterangan Asal (SKA) atau Certificate Of Origin (COO).
3) Freight Forwarder
Adalah badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan
atau pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman.
4) Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL)
EMKL adalah usaha pengurusan dokumen dan muatan yang akan
diangkut melalui kapal atau pengurusan dokumen dan muatan yang
berasal dari kapal.
5) Bea Cukai
Adalah lembaga pemerintahan yang bertugas untuk memeriksa barang-
barang yang melewati daerah pabean dan memungut biaya atas barang-
barang yang akan diekspor.
3. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan ekspor di PT. Dan
Liris :
1. Sales contract
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Sales contract adalah surat kesepakatan antara eksportir dan importir
untuk melakukan perdagangan barang sesuai persyaratan yang disepakati
bersama.
2. Realisasi Order
Realisasi order adalah dokumen yang berisi tentang spesifikasi barang yang
diinginkan oleh buyer. Dokumen ini menjelaskan tentang bentuk, ukuran,
warna, kuantitas dan jenis bahan yang digunakan sesuai keinginan buyer.
3. Surat permintaan pembuatan sample
Surat permintaan pembuatan sample adalah formulir yang dibuat atas
permintaan buyer yang berisi spesifikasi barang pesanannya.
4. Commercial invoice
Commercial invoice adalah merupakan nota perincian tentang keterangan
barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang tersebut.
5. Persetujuan Ekspor Barang (PEB)
PEB adalah dokumen yang digunakan untuk pemberitahuan ekspor barang
yang isinya antara lain: jenis barang, identitas eksportir, identitas importir,
negara tujuan ekspor dan lain-lain.
6. Nota Pelayanan Ekspor (NPE)
Nota yang diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor atau Sistem
Komputer Pelayanan atas PEB yang disampaikan, untuk melindungi
pemasukan barang yang akan diekspor ke kawasan pabean atau
pemuatannya ke sarana pengangkut.
7. Berita Acara Penyegelan (BAP)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Surat perintah atau surat tugas yang dikeluarkan oleh pejabat bea dan cukai
yang berwenang dalam rangka penindakan, penyidikan, audit, atau
penyitaan untuk mengunci, menyegel, dan atau melekatkan tanda
pengaman yang diperlukan guna mengamankan hak-hak Negara
8. Packing list
Packing list adalah dokumen yang berisi daftar perincian lengkap mengenai
barang yang tercantum dalam invoice. Fungsinya untuk memudahkan untuk
proses pemeriksaan oleh kantor Bea dan Cukai.
9. Bill of lading
Bill of lading adalah bukti tanda terima barang, bukti kepemilikan, barang
yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran (shipping company) sebagai
bukti adanya perjanjian pengangkutan barang.
10. Certificate Of Origin (COO)
Certificate Of Origin (COO) atau SKA (Surat Keterangan Asal) adalah surat
keterangan yang diterbitkan oleh Menteri Perdagangan atau pejabat yang
ditunjuk. Surat ini menyatakan asal barang yang diekspor.
11. Bukti transfer (BT)
Adalah bukti pengiriman dana dari bank koresponden importir yang
ditujukan ke eksportir melalui advise bank.
12. Letter Of Credit (L/C)
Adalah surat perikatan/ perjanjian antara importir (applicant), bank
koresponden (issuing bank) dan eksportir (beneficiary) untuk melakukan
pembayaran (jual beli) atas barang atau jasa yang diperdagangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
13. Bukti kirim barang/ Delivery order
Adalah bukti yang diterima dari jasa pengiriman barang atau EMKL yang
menyatakan bahwa barang sudah dikirim.
14. Laporan hasil produksi (LHP)
Adalah catatan yang dibuat oleh bagian produksi yang berisi tentang total
harga produk yang dijual atau total jumlah persediaan selama periode
akuntansi tertentu.
15. Bukti Kas Masuk (BKM)
Bukti atas penerimaan uang atau kas yang dilengkapi dengan bkti transaksi
yang lain.
4. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan ekspor menurut
Standard Operasional Prosedur (SOP) di PT. Dan Liris
1) Prosedur penerimaan order
1. Bagian merchandiser menerima order dari buyer via email.
2. Berdasarkan order yang diterima via email, bagian merchandiser
membuat formulir surat permintaan pembuatan sample sesuai dengan
informasi order buyer dan mengirimkan formulir ini ke bagian produksi.
2) Prosedur pembuatan sample
1. Bagian produksi menerima formulir surat permintaan pembuatan
sample dari bagian merchandiser.
2. Membuat sample order barang sesuai dengan informasi yang
tercantum di surat permintaan pembuatan sample.
3. Mengirimkan kembali sample order barang ke bagian merchandiser
beserta surat permintaan pembuatan sample.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3) Prosedur pengecekan sample
1. Bagian merchandiser menerima sample order barang dan surat
permintaan pembuatan sample.
2. Melaporkan kepada buyer bahwa sample order barang yang diminta
sudah selesai diproduksi.
3. Mengirimkan sample ke buyer.
4. Apabila contoh sample order barang telah disetujui oleh buyer, maka
buyer akan menerbitkan purchase order (PO).
5. Surat permintaan pembuatan sample diarsip secara permanen menurut
nomor.
4) Prosedur realisasi order
1. Setelah menerima purchase order (PO) dari buyer, bagian merchandiser
mengkonfirmasi pada kepala bagian penjualan mengenai order yang
diterbitkan buyer, dengan membawa serta dokumen PO.
2. Kepala bagian penjualan menerima laporan mengenai order yang telah
disetujui disertai dengan dokumen PO.
3. Kepala bagian penjualan menyetujui dan mengotorisasi dokumen PO,
kemudian mengirimkannya kembali ke bagian merchandiser.
4. Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala bagian penjualan, maka
bagian merchandiser membuat budget export garment, realisasi order,
dan sales contract rangkap empat berdasarkan informasi yang
tercantum dalam dokumen PO. Di dalam sales contract ini dijelaskan
informasi yang berhubungan dengan spesifikasi barang, jumlah barang,
harga (jika diperlukan), tujuan pengiriman barang, syarat pembayaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
tanggal kirim, dan syarat-syarat lainnya yang telah dimengerti oleh
kedua belah pihak dan terdokumentasi secara jelas dan tepat.
5. Realisasi order dikirim ke bagian produksi.
6. Budget export garment dikirim ke bagian pembukuan.
7. Sales contract lembar pertama berwarna putih diberikan ke buyer,
lembar kedua berwarna pink dijadikan arsip permanen menurut tanggal,
lembar ketiga berwarna kuning diberikan ke bagian pembukuan, dan
lembar keempat berwarna hijau diberikan ke bagian shipping.
8. Mengarsip sementara purchase order (PO) menurut tanggal.
5) Prosedur produksi barang
1. Bagian produksi menerima realisasi order.
2. Memproduksi barang sesuai dengan realisasi order.
3. Setelah barang selesai di produksi, bagian produksi membuat packing
list dan laporan hasil produksi (LHP).
4. Packing list beserta sample barang jadi dikirim ke bagian merchandiser.
5. Laporan hasil produksi dikirim ke bagian pembukuan.
6. Mengarsip realisasi order menurut nomor.
6) Prosedur pengecekan barang
1. Bagian merchandiser menerima packing list beserta sample barang jadi.
2. Merchandiser mengotorisasi packing list dan mengirimkan ke kepala
produksi.
3. Kepala produksi menerima packing list yang telah diotorisasi bagian
merchandiser, kemudian menyetujui dan mengotorisasi dokumen
packing list tersebut dan mengirimkannya ke bagian shipping.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
7) Prosedur pengiriman barang dan pembuatan dokumen ekspor
1. Bagian shipping menerima packing list yang telah diotorisasi
bagian merchandiser dan kepala produksi kemudian
mengotorisasinya.
2. Menerima sales contract lembar keempat dari merchandiser.
3. Berdasarkan dokumen sales contract, bagian shipping menagih payment
pada buyer sesuai dengan tanggal kesepakatan pembayaran yang
tertera di sales contract.
4. Bagian shipping menerima L/C dari advise bank.
5. Mencocokan jumlah yang tertera pada L/C dan sales contract.
6. Dengan diterimanya L/C, bagian shipping membuat invoice serta
shipping instruction (SI).
7. Menyerahkan dokumen invoice dan shipping instruction (SI) kepada
direktur ekspor untuk disetujui dan diotorisasi dengan membawa serta
dokumen SC, dan L/C sekaligus menginformasikan bahwa barang siap
untuk dikirim.
8. Direktur ekspor menerima laporan dari bagian shipping bahwa barang
siap untuk dikirim, dengan membawa dokumen invoice dan shipping
instruction (SI) untuk diotorisasi disertai dengan dokumen SC, dan L/C.
9. Setelah menyetujui dan mengotorisasi dokumen invoice dan SI tersebut,
kemudian mengirimkan kembali dokumen invoice, SI, SC, dan L/C ke
bagian shipping.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
10. Setelah mendapatkan persetujuan dari direktur ekspor, maka bagian
shipping, menghubungi bagian jasa pengiriman untuk menginstruksikan
pengambilan barang.
11. Menghubungi bagian freight forwarder untuk membawa dokumen
invoice dan shipping instruction (SI) dalam proses pengiriman barang.
12. Setelah melakukan pengiriman barang, bagian shipping mendapat
dokumen pengapalan/pengiriman barang yang berupa original Bill of
Lading (B/L) dari freight forwarder, kemudian bagian shipping
melakukan proses pembuatan dokumen surat keterangan asal barang
(SKA) atau Certificate of Origin (COO) ke Kantor Perdagangan dan
Perindustrian Surakarta.
13. Membuat bukti kirim barang atau delivery order (DO).
14. Bagian shipping memproses dokumen ekspor seperti persetujuan ekspor
barang (PEB), nota pelayanan ekspor (NPE), berita acara penyegelan
(BAP).
15. L/C dikirim ke bagian kasir.
16. Seluruh shipping dokumen (PEB, NPE, BAP, BL, SKA) dikim ke pihak bank.
17. Delivery order, packing list, sales contract lembar keempat diarsip secara
permanen berdasarkan nomor.
8) Prosedur penerimaan pembayaran
1. Menerima L/C dari bagian shipping.
2. Setelah ada pemberitahuan dari advise bank bahwa L/C sudah dapat
dicairkan, maka bagian kasir akan mencairkan L/C ke advise bank, yaitu
bank Mandiri, atau bank CIMB Niaga Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3. Menerima bukti transfer (BT) dari bank dan sekaligus menyetor dana
pencairan L/C ke bank.
4. Menerima bukti setor bank (BSB) kemudian membuat bukti kas masuk
(BKM) dan mengotorisasinya.
5. Bukti kas masuk dan bukti setor bank, bukti transfer dikirim ke bagian
pembukuan.
9) Prosedur pencatatan akuntansi
1. Bagian pembukuan menerima budget export garment (BEG), dan sales
contact lembar ketiga dari bagian merchandiser.
2. Bagian pembukuan menerima laporan hasil produksi (LHP) dari bagian
produksi.
3. Bagian pembukuan menerima bukti transfer (BT), bukti setor bank (BSB)
dan bukti kas masuk dari bagian kasir.
4. Bagian pembukuan mencocokkan dan membandingkan sales contract
lembar ketiga, bukti transfer, bukti setor bank dan bukti kas masuk,
kemudian mencatatnya ke dalam jurnal penerimaan kas.
5. Bagian pembukuan mencocokkan dan membandingkan budget export
garment (BEG) dengan laporan hasil produksi, kemudian mencatatnya di
dalam jurnal umum.
6. Mengarsipkan secara permanen sales contract dan bukti kas masuk
menurut nomor. Mengarsipkan bukti setor bank dan bukti transfer
secara permanen menurut tanggal. Mengarsipkan secara permanen
budget export garment dan laporan hasil produksi berdasarkan nomor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Bagan alir prosedur penjualan ekspor PT. Dan Liris menurut
Standard Operasional Prosedur (SOP)
Di bawah ini akan dijelaskan bagan alir prosedur penjualan ekspor pada PT. Dan
Liris sesuai dengan SOP perusahaan, untuk menggambarkan prosedur penjualan
ekspor dan alir dokumen-dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan
ekspor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar II.4 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris menurut SOP
FUNGSI PRODUKSI
1
SPPS
Membuat sample order barang
sesuai informasi yang tercantum
dalam SPPS
Mengirimkan kembali sample order barang
beserta SPPS
2
SPPS
Setelah sample barang selesai
diproduksi
6
RO
Memproduksi barang sesuai
RO
Membuat PL dan LHP
ROLHP
PL
9
10N
Beserta sample barang jadi
Bagian Produksi Bagian Produksi Kepala Produksi
10
PL
mengotorisasi PL tsb dan mengirimkan ke
bagian shipping
PL
Yang telah diotorisasi bagian md
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar II.8 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris menurut SOP
FUNGSI AKUNTANSI
SC 3
SC 3
BSB
8
SC 3BEG
16
Bukti transferBKM
Mencocokan BEG dan
LHP
Mencocokan SC, BKM,
bukti transfer dan BSB
BSBBukti transfer
BKM
JKMJU
N N
BSBBukti transfer
BKM
T
SELESAI
10
LHP
BEGLHP
BEGLHP
Bagian Pembukuan Bagian Pembukuan Bagian Pembukuan
Telah diotorisasi bagian kasir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
5. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan ekspor menurut
pelaksanaan di PT. Dan Liris
1) Prosedur penerimaan order
1. Bagian merchandiser menerima purchase order (PO) dari buyer.
2. Melaporkan kepada kepala bagian penjualan mengenai order yang diterima
dengan membawa serta dokumen purchase order (PO).
3. Kepala bagian penjualan menerima laporan dari bagian merchandiser
mengenai order yang diterima dari buyer, disertai dengan dokumen PO.
4. Menyetujui dan mengotorisasi PO lalu kemudian mengembalikannya ke
bagian merchandiser.
2) Prosedur realisasi order
1. Setelah PO disetujui dan diotorisasi oleh kepala bagian penjulan, maka
berdasarkan informasi yang tercantum dalam PO, bagian merchandiser
membuat budget export garment, realisasi order, dan sales contract
rangkap empat. Di dalam sales contract ini dijelaskan informasi yang
berhubungan dengan spesifikasi barang, jumlah barang, harga (jika
diperlukan), tujuan pengiriman barang, syarat pembayaran, tanggal kirim,
dan syarat-syarat lainnya yang telah dimengerti oleh kedua belah pihak dan
terdokumentasi secara jelas dan tepat.
2. Realisasi order dikirim ke bagian produksi.
3. Budget export garment dikirim ke bagian pembukuan.
4. Sales contract lembar pertama berwarna putih diberikan ke buyer, lembar
kedua berwarna pink dijadikan arsip permanen menurut tanggal, lembar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
ketiga berwarna kuning diberikan ke bagian pembukuan, dan lembar
keempat berwarna hijau diberikan ke bagian shipping.
5. Mengarsip sementara purchase order (PO) menurut tanggal.
3) Prosedur produksi barang
1. Bagian produksi menerima realisasi order dari bagian merchandiser.
2. Memproduksi barang sesuai dengan realisasi order.
3. Setelah barang selesai di produksi, bagian produksi membuat packing list
dan laporan hasil produksi (LHP) berdasarkan dokumen RO.
4. Packing list beserta sample barang jadi dikirim ke bagian merchandiser.
5. Laporan hasil produksi dikirim ke bagian pembukuan.
6. Mengarsip realisasi order secara permanen menurut nomor.
4) Prosedur pengecekan barang
1. Bagian merchandiser menerima packing list beserta sample barang jadi.
2. Berdasarkan dokumen packing list, bagian merchandiser memeriksa barang
apakah sudah sesuai dengan pesanan buyer atau belum.
3. Apabila barang belum sesuai dengan pesanan, maka bagian merchandiser
mengembalikan packing list beserta sample barang jadi ke bagian produksi
untuk memproduksi ulang barang tersebut.
4. Bagian produksi menerima pengembalian packing list beserta sample
barang jadi untuk diproduksi ulang agar sesuai dengan pesanan buyer.
5. Setelah diproduksi ulang, packing list beserta sample barang jadi
dikembalikan ke bagian merchandiser untuk dicek ulang.
6. Apabila sudah sesuai dengan pesanan, merchandiser mengotorisasi packing
list dan mengirimkan ke kepala produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
7. Kepala produksi menerima packing list yang telah diotorisasi bagian
merchandiser, lalu kemudian menyetujui dan mengotorisasi dokumen
packing list tersebut dan mengirimkannya ke bagian shipping.
5) Prosedur pengiriman barang dan pembuatan dokumen ekspor
1. Bagian shipping menerima packing list yang telah diotorisasi bagian
merchandiser dan kepala produksi lalu kemudian mengotorisasinya.
2. Menerima sales contract lembar keempat dari merchandiser.
3. Berdasarkan dokumen sales contract, bagian shipping menagih payment
pada buyer sesuai dengan tanggal kesepakatan pembayaran yang tertera di
sales contract.
4. Bagian shipping menerima L/C dari advise bank.
5. Mencocokan jumlah yang tertera pada L/C dan sales contract.
6. Dengan diterimanya L/C, bagian shipping membuat invoice serta shipping
instruction (SI).
7. Menyerahkan dokumen invoice dan shipping instruction (SI) kepada
direktur ekspor untuk disetujui dan diotorisasi, sekaligus menginformasikan
bahwa barang siap untuk dikirim.
8. Direktur ekspor menerima laporan dari bagian shipping bahwa barang siap
untuk dikirim, dengan membawa dokumen invoice dan shipping instruction
(SI) untuk diotorisasi dilengkapi dengan dokumen SC, dan L/C.
9. Setelah menyetujui dan mengotorisasi dokumen invoice dan SI tersebut,
kemudian mengirimkan kembali dokumen invoice, SI, SC, dan L/C ke bagian
shipping.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
10. Setelah mendapatkan persetujuan dari direktur ekspor, maka bagian
shipping, menghubungi bagian jasa pengiriman untuk menginstruksikan
pengambilan barang.
11. Menghubungi bagian freight forwarder untuk membawa dokumen invoice
dan shipping instruction (SI) dalam proses pengiriman barang.
12. Setelah melakukan pengiriman barang, bagian shipping mendapat dokumen
pengapalan/pengiriman barang yang berupa original Bill of Lading (B/L) dari
freight forwarder, kemudian bagian shipping melakukan proses pembuatan
dokumen surat keterangan asal barang (SKA) atau Certificate of Origin
(COO) ke Kantor Perdagangan dan Perindustrian Surakarta.
13. Membuat bukti kirim barang atau delivery order (DO).
14. Bagian shipping memproses dokumen ekspor seperti persetujuan ekspor
barang (PEB), nota pelayanan ekspor (NPE), berita acara penyegelan (BAP).
15. L/C dikirim ke bagian kasir.
16. Seluruh shipping dokumen (PEB, NPE, BAP, BL, SKA) dikim ke pihak bank.
17. Delivery order, packing list, sales contract lembar keempat diarsip secara
permanen berdasarkan nomor.
6) Prosedur penerimaan pembayaran
1. Menerima L/C dari bagian shipping.
2. Setelah ada pemberitahuan dari advise bank bahwa L/C sudah dapat
dicairkan, maka bagian kasir akan mencairkan L/C ke advise bank, yaitu
bank Mandiri, atau bank CIMB Niaga Surakarta.
3. Menerima bukti transfer (BT) dari bank dan sekaligus menyetor dana
pencairan L/C ke bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
4. Menerima bukti setor bank (BSB) kemudian membuat bukti kas masuk
(BKM) dan mengotorisasinya.
5. Bukti kas masuk dan bukti setor bank, bukti transfer dikirim ke bagian
pembukuan.
7) Prosedur pencatatan akuntansi
1. Bagian pembukuan menerima budget export garment (BEG), dan sales
contact lembar ketiga dari bagian merchandiser.
2. Bagian pembukuan menerima laporan hasil produksi (LHP) dari bagian
produksi.
3. Bagian pembukuan menerima bukti transfer (BT), bukti setor bank (BSB)
dan bukti kas masuk dari bagian kasir.
4. Bagian pembukuan mencocokkan dan membandingkan sales contract
lembar ketiga, bukti transfer, bukti setor bank dan bukti kas masuk,
kemudian mencatatnya ke dalam jurnal penerimaan kas.
5. Bagian pembukuan mencocokkan dan membandingkan budget export
garment (BEG) dengan laporan hasil produksi, kemudian mencatatnya di
dalam jurnal umum.
7. Mengarsipkan secara permanen sales contract dan bukti kas masuk menurut
nomor. Mengarsipkan bukti setor bank dan bukti transfer secara permanen
menurut tanggal. Mengarsipkan secara permanen budget export garment
dan laporan hasil produksi berdasarkan nomor.
Bagan alir prosedur penjualan ekspor PT. Dan Liris menurut
pelaksanaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Dibawah ini akan dijelaskan bagan alir prosedur penjualan ekspor pada PT. Dan
Liris sesuai dengan pelaksanaannya, untuk menggambarkan prosedur penjualan
ekspor dan alir dokumen- dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan
ekspor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
FUNGSI PENJUALAN
Gambar II.9 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris sesuai dengan penerapan
Mulai
Menerima PO
PO
Dari buyer
Melapor pada KaBag penjualan mengenai order yang diterima
dengan membawa serta dokumen PO
PO
PO
yang telah diotorisasi KaBag penjualan
PO
Berdasarkan informasi yang tercantum dalam
dokumen PO, membuat BEG, RO, dan SC
43
2SC 1
RO
5
4
3
Buyer
T
BEG
T
Bagian Merchandiser Bagian Merchandiser
Menerima laporan order yang diterima
disertai dokumen PO dari bagian md
PO
Menyetujui dan mengotorisasi
dokumen PO, dan mengembalikan ke bagian md
PO
1
1
Kabag Penjualan
2
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Gambar II.11 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris (lanjutan) sesuai dengan penerapan
FUNGSI PRODUKSI
3
RO
Memproduksi barang sesuai
RO
Berdasarkan dokumen RO, membuat PL dan
LHP
ROLHP
PL
6
7N
Beserta sample barang jadi
10
PL
Menyetujui dan mengotorisasi PL tsb dan mengirimkan ke
bagian shipping
PL
Yang telah diotorisasi bagian md
Bagian Produksi Kepala Produksi
11
8
PL
Beserta sample barang jadi
Berdasarkan dokumen PL, memproduksi ulang barang
tersebut
PL
9
Beserta sample barang jadi yang telah
diproduksi ulang
Bagian Produksi
Setelah proses produksi selesai, mengembalikan
dokumen PL beserta sample barang ke bagian
md untuk dicek ulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Gambar II.12 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris (lanjutan) sesuai dengan penerapan
FUNGSI PENGIRIMAN
4
SC 4
L/C
Melakukan penagihan pembayaran ke buyersesuai informasi yang tercantum dalam SC
Menerima L/C
SC 4
Mencocokkan jumlah yang tertera di L/C
dan SC
Membuat invoice dan
SI
INVOICESI
L/CSC 4
Menerima laporan dari bagian shipping bahwa
barang siap untuk dikirim disertai dengan dokumen invoice, SI, L/C dan SC
mengotorisasi dokumen invoice, SI, L/C dan SC
kemudian mengembalikan ke bagian shipping
13
INVOICESI
L/CSC 4
INVOICESI
L/CSC 4
12
12
Bagian Shipping Direktur Ekspor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
FUNGSI KEUANGAN
Gambar II.14 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris (lanjutan) sesuai dengan penerapan
Bagian Kasir
BSB
15
L/C
Mendapat pemberitahuan bahwa L/C bisa
dicairkan
Mencairkan L/C
BSBBukti transfer
Membuat BKM dan mengotorisasinya
16
Menerima BT dan langsung menyetorkan dana ke bank sehingga
mendapatkan BSB
Bukti transferBKM
Telah diotorisasi bagian kasir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar II.15 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris (lanjutan) sesuai dengan penerapan
FUNGSI AKUNTANSI
SC 3
SC 3
BSB
5
SC 3BEG
16
Bukti transferBKM
Mencocokan BEG dan
LHP
Mencocokan SC, BKM,
bukti transfer dan BSB
BSBBukti transfer
BKM
JKMJU
NN
BSBBukti transfer
BKM
T
SELESAI
7
LHP
BEGLHP
BEGLHP
Bagian Pembukuan Bagian Pembukuan Bagian Pembukuan
Telah diotorisasi bagian kasir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
6. Jaringan prosedur penjualan (order tidak disetujui)
Di dalam pelaksanaan prosedur penerimaan order di PT. Dan Liris, terdapat kemungkinan
terjadinya order yang yang tidak disetujui oleh kabag penjualan, dikarenakan beberapa
alasan, diantaranya sebagai berikut :
1. Harga bahan baku yang dipesan oleh buyer terlalu tinggi, dengan kualitas yang
tidak terlalu baik.
2. Adanya ketidakcocokan harga pada saat proses penawaran order antara buyer
dengan merchandiser.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai prosedur penerimaan order yang tidak dapat
disetujui oleh kabag penjualan :
1. Bagian merchandiser menerima purchase order (PO) dari buyer.
2. Melaporkan kepada kepala bagian penjualan mengenai order yang diterima
dengan membawa serta dokumen purchase order (PO). Yang di dalam dokumen
PO ini, dijelaskan informasi mengenai order yang diinginkan buyer, termasuk
bahan baku dan bahan pendukung yang digunakan apa, size yang harus
diproduksi apa saja, termasuk harga yang diinginkan oleh buyer.
3. Kepala bagian penjualan menerima laporan dari bagian merchandiser mengenai
order yang diterima dari buyer, disertai dengan dokumen PO.
4. Apabila kepala bagian penjualan tidak mengotorisasi PO ini, maka kabag
penjualan terlebih dahulu membuat memo yang isinya memberitahukan kepada
buyer bahwa proses order tidak dapat diproduksi dikarenakan beberapa alasan
seperti harga bahan baku dan bahan pendukung yang dipesan oleh buyer terlalu
tinggi, adanya ketidakcocokan penawaran harga antara kedua belah pihak.
5. Kemudian PO dikembalikan ke bagian merchandiser beserta memo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
6. Bagian merchandiser menerima dokumen PO yang di reject oleh kabag
penjualan, disertai dengan memo.
7. Bagian merchandiser memberitahukan atau menginformasikan kepada buyer
sekaligus mengirimkan dokumen PO disertai memo kepada buyer yang berisi
bahwa order nya tidak dapat di produksi di PT. Dan Liris.
Bagan alir prosedur penjualan ekspor PT. Dan Liris apabila order tidak disetujui.
Dibawah ini akan dijelaskan bagan alir prosedur penjualan ekspor pada PT. Dan Liris
apabila proses penerimaan order dari buyer tidak dapat disetujui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
FUNGSI PENJUALAN
Gambar II.16 Bagan Alir Prosedur Penjualan Export PT. Dan Liris (order tidak disetujui)
MULAI
Menerima PO
PO
Melapor pada kabag penjualan mengenai order yang diterima dengan membawa
dokumen PO
PO
3
MEMOPO
Memberitahu kepada buyer bahwa ordernya
tidak dapat diotorisasi oleh kabag penjualan sekaligus mengirimkan dokumen PO
dan memo ini
MEMOPO
buyer
MEMO
Menerima laporan order yang diterima
disertai dengan dokumen PO
PO
Dokumen PO tidak dapat diotorisasi
PO
3
Membuat memo yang isinya pemberitahuan kepada buyer bahwa ordernya tidak dapat
diproduksi
PO dikembalikan ke bagian md beserta memo
2
2
Bagian Merchandiser Kabag Penjualan Bagian Merchandiser
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
C. EVALUASI PROSEDUR PENJUALAN EKSPOR PT. DAN LIRIS
Dari prosedur penjualan ekspor diatas maka dapat dievaluasi sebagai berikut:
1. Evaluasi Fungsi yang terkait
Tabel 2. 1 Evaluasi Fungsi Yang Terkait Dalam Prosedur Penjualan Ekspor
PT. Dan Liris
Fungsi yang terkait dengan SOP penjualan ekspor PT. Dan Liris
Fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan ekspor PT. Dan Liris
1. fungsi penjualan 2. fungsi keuangan 3. fungsi produksi 4. fungsi pengiriman 5. fungsi akuntansi
1. fungsi penjualan (bagian merchandiser, kabag penjualan)
2. fungsi keuangan (bagian kasir) 3. fungsi produksi (bagian produksi,
kabag produksi) 4. fungsi pengiriman (bagian
shipping, direktur ekspor) 5. fungsi akuntansi (bagian
pembukuan) Sumber: SOP PT. Dan Liris
Dari tabel di atas fungsi yang digunakan dalam sistem penjualan ekspor PT.
Dan Liris telah sesuai dengan SOP yang ada di perusahaan. Sehingga
penerapan fungsi dapat dikatakan baik karena sudah sesuai dengan SOP yang
berlaku. Hal ini berdampak positif bagi perusahaan, karena perusahaan sudah
melakukan pemisahan fungsi yang tegas, seperti fungsi penjualan terpisah
dengan fungsi pengiriman, fungsi penjualan terpisah dengan fungsi keuangan,
fungsi keuangan terpisah dengan fungsi akuntansi, dalam hal ini tidak terjadi
perangkapan fungsi dalam satu bagian, sehingga setiap fungsi dapat saling
melakukan cross check atau saling mengecek antara tugas dan wewenangnya
masing-masing bagian. Sehingga apabila terjadi tindakan kecurangan, maka
dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak-pihak yang terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
2. Evaluasi Dokumen yang digunakan
Tabel 2. 2 Evaluasi Dokumen yang Digunakan dalam Prosedur Penjualan Ekspor PT. Dan
Liris
Dokumen yang digunakan menurut SOP penjualan ekspor
PT. Dan Liris
Evaluasi dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan ekspor
PT. Dan Liris Surat permintaan pembuatan sample Invoice dan packing list Realisasi order Bukti kas masuk (BKM) Bill of lading Bukti transfer Sales contract PEB (Persetujuan Ekspor Barang) COO atau SKA (Surat Keterangan Asal) NPE (Nota Pelayanan Ekspor) BAP (Berita Acara Penyegelan) Letter of credit (L/C) Bukti kirim barang atau delivery order Laporan hasil produksi (LHP)
Invoice dan packing list Realisasi order Bukti kas masuk (BKM) Bill of lading Bukti transfer Sales contract PEB (Persetujuan Ekspor Barang) COO atau SKA (Surat Keterangan Asal) NPE (Nota Pelayanan Ekspor) BAP (Berita Acara Penyegelan) Letter of credit (L/C) Bukti kirim barang atau delivery order Laporan hasil produksi (LHP)
Sumber: SOP PT. Dan Liris
Dari data diatas dapat dilihat bahwa penggunaan dokumen dalam
penjualan ekspor PT. Dan Liris belum sesuai dengan SOP yang ada. Dokumen
yang digunakan dalam sistem penjualan ekspor pada PT. Dan Liris adalah: sales
contract (berisi perjanjian jual beli dengan buyer), realisasi order (berisi tentang
spesifikasi barang), invoice dan packing list (berfungsi sebagai faktur penjualan),
PEB (persetujuan ekspor barang), Bill of lading, COO atau SKA (surat keterangan
asal barang), bukti transfer, bukti setor bank, letter of credit (L/C), bukti kirim
barang, LHP (laporan hasil produksi). Walaupun dokumen yang digunakan dalam
pelaksanaan prosedur penjualan ekspor secara garis besar hampir sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
SOP perusahaan, akan tetapi masih terdapat ketidaksesuaian penggunaan
dokumen antara pelaksanaan dan SOP perusahaan, sehingga hal ini berdampak
negatif bagi perusahaan karena fungsi dokumen-dokumen ekspor ini digunakan
untuk merekam terjadinya urutan prosedur suatu sistem penjualan ekspor,
sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan prosedur, maka bukti-
bukti yang dimiliki perusahaan tidak lengkap, dan dapat mengakibatkan kerugian
bagi perusahaan, seperti apabila perusahaan tidak menggunakan dokumen surat
permintaan pembuatan sample (SPPS) dan mengakibatkan hasil produksi barang
tidak sesuai dengan keinginan buyer, maka sudah menjadi resiko perusahaan
untuk memproduksi ulang barang agar sesuai dengan keinginan buyer.
3. Evaluasi jaringan prosedur yang membentuk sistem
Tabel 2.3 Evaluasi SOP dengan penerapan pelaksanaan prosedur di
PT. Dan Liris SOP penjualan ekspor di PT. Dan Liris Sukoharjo
Pelaksanaan prosedur penjualan ekspor di PT. Dan Liris Sukoharjo
Prosedur penerimaan order Belum sesuai Prosedur pembuatan sample Belum sesuai Prosedur pengecekan sample Belum sesuai Prosedur realisasi order Belum sesuai Prosedur produksi barang Belum sesuai Prosedur pengecekan barang Sudah sesuai Prosedur pengiriman barang dan pembuatan dokumen ekspor
Sudah sesuai
Prosedur penerimaan pembayaran Sudah sesuai Prosedur pencatatan akuntansi Sudah sesuai
Sumber: SOP PT. Dan Liris
Berdasarkan hasil evaluasi pada tabel 2.3 di atas, jaringan prosedur yang
membentuk sistem penjualan ekspor pada PT. Dan Liris menurut SOP
perusahaan adalah prosedur penerimaan order, prosedur pembuatan sample,
prosedur pengecekan sample, prosedur realisasi order (termasuk di dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
empat prosedur tersebut, terdapat prosedur otorisasi dari kepala bagian
masing-masing, dalam hal ini pihak yang terkait adalah kepala bagian penjualan),
prosedur produksi barang (termasuk di dalamnya terdapat otorisasi dari kepala
bagian yang terkait, dalam hal ini pihak yang terkait adalah kepala produksi),
prosedur pengecekan barang, prosedur pengiriman barang dan pembuatan
dokumen ekspor (termasuk di dalamnya terdapat otorisasi dari kepala bagian
yang terkait, dalam hal ini pihak yang terkait adalah direktur ekspor), prosedur
penerimaan pembayaran dan prosedur pencatatan akuntansi. Sedangkan
prosedur yang diterapkan di PT. Dan Liris adalah prosedur penerimaan order
(termasuk di dalamnya terdapat prosedur otorisasi dari pihak yang terkait, yaitu
kepala bagian penjualan), prosedur produksi barang (termasuk di dalamnya
terdapat prosedur otorisasi dari kepala bagian yang terkait, yaitu kepala
produksi), prosedur pengecekan barang, prosedur pengiriman barang dan
pembuatan dokumen ekspor (termasuk di dalamnya terdapat prosedur otorisasi
dari kepala bagian yang terkait, yaitu direktur ekspor), prosedur penerimaan
pembayaran, prosedur pencatatan akuntansi.
Dalam prosedur penerimaan order penjualan ini, pelaksanaan prosedur
yang diterapkan perusahaan masih belum sesuai dengan SOP perusahaan yang
termasuk di dalamnya prosedur penerimaan order, prosedur pengecekan
sample, prosedur realisasi order, hal ini berdampak negatif bagi perusahaan,
karena tidak adanya konfirmasi ulang mengenai kepastian persetujuan order
yang diterima, sehingga apabila terjadi suatu kesalahan dalam proses produksi,
maka sudah menjadi resiko perusahaan untuk memproduksi ulang kembali
barang tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Dalam pelaksanaan prosedur produksi barang yang diterapkan di PT.
Dan Liris belum sesuai dengan SOP produksi barang, karena tidak adanya
prosedur pembuatan sample seperti yang tercantum dalam SOP perusahaan.
Hal ini berdampak negatif bagi perusahaan, karena dalam prosedur produksi
menurut SOP perusahaan menggunakan dokumen surat permintaan pembuatan
sample, sedangkan dalam pelaksanaan prosedur produksi barang, belum
menggunakan dokumen surat permintaan pembuatan sample, sehingga hal ini
mengakibatkan terjadinya ketidaksesuaian antara barang yang diproduksi
dengan barang yang dipesan, maka hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan, karena selain mendapat komplain dari buyer karena barang yang
tidak sesuai pesanan, perusahaan juga harus memproduksi ulang barang agar
sesuai dengan pesanan buyer.
Dalam prosedur pengecekan barang yang diterapkan di PT. Dan Liris
telah sesuai dengan SOP prosedur pengecekan barang, hal ini berdampak positif
bagi perusahaan, karena meminimalkan kesalahan dalam hasil proses produksi,
dan juga dapat berfungsi untuk mengecek secara langsung terhadap barang
yang telah selesai diproduksi apakah barang tersebut telah sesuai dengan
spesifikasi, kuantitas barang yang diinginkan oleh buyer atau belum.
Prosedur pengiriman barang dan pembuatan dokumen ekspor dalam
pelaksanaannya di PT. Dan Liris telah sesuai dengan SOP pengiriman barang dan
pembuatan dokumen ekspor, hal ini berdampak postif bagi perusahaan karena
meminimalkan kesalahan dalam pengiriman barang beserta dokumen ekspor
yang dikirim, karena dalam prosedur ini, sudah diatur bagaimana urut-urutan
pengiriman barang beserta pembuatan dokumen ekspornya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Dalam prosedur penerimaan pembayaran di PT. Dan Liris telah sesuai
dengan SOP penerimaan pembayaran, hal ini berdampak positif bagi
perusahaan, karena dapat meminimalkan atau mencegah terjadinya tindakan
penyelewengan pencurian kas oleh pihak yang terkait dengan fungsi keuangan.
Dalam prosedur pencatatan akuntansi yang diterapkan PT. Dan Liris
telah sesuai dengan SOP pencatatan akuntansi, hal ini berdampak positif bagi
perusahaan, karena meminimalkan kesalahan dalam pencatatan akuntansi yang
dilakukan oleh bagian pembukuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
BAB III
TEMUAN
Dari evaluasi prosedur penjualan ekspor pada PT. Dan Liris diatas maka
penulis memperoleh beberapa temuan, yaitu kelebihan dan kelemahan prosedur
penjualan ekspor yang diterapkan di PT. Dan Liris.
A. Kelebihan-kelebihan prosedur penjualan ekspor pada PT. Dan Liris
1. Pelaksanaan prosedur yang diterapkan di PT. Dan Liris yang telah sesuai
dengan standard operating procedure (SOP) penjualan ekspor PT. Dan
Liris, yaitu prosedur pengecekan barang, prosedur pengiriman barang
dan pembuatan dokumen ekspor, prosedur penerimaan pembayaran,
prosedur pencatatan akuntansi.
2. Dalam pelaksanaan prosedur pengecekan barang telah sesuai dengan SOP
pengecekan barang, hal ini berdampak positif bagi perusahaan, karena
barang yang telah selesai diproduksi dicek ulang guna mengetahui
apakah barang tersebut telah sesuai dengan spesifikasi, kuantitas barang
sesuai dengan permintaan buyer atau belum.
3. Dalam pelaksanaan prosedur pengiriman barang dan pembuatan dokumen
ekspor telah sesuai dengan SOP pengiriman brang dan pembuatan
dokumen ekspor, hal ini berdampak positif bagi perusahaan, yaitu dapat
meminimalkan kesalahan dalam pengiriman barang beserta dokumen
ekspor yang dikirim, karena dalam prosedur ini, sudah diatur bagaimana
urut-urutan pengiriman barang beserta pembuatan dokumen ekspornya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
4. Dalam pelaksanaan prosedur pencatatan akuntansi yang diterapkan di PT.
Dan Liris telah sesuai dengan SOP pencatatan akuntansi, hal ini
berdampak positif bagi perusahaan, yaitu dapat meminimalkan kesalahan
dalam pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh bagian pembukuan.
5. Perusahaan sudah melakukan otorisasi yang memadai oleh bagian-bagian
yang berwenang sebelum melakukan prosedur tertentu, misalnya dalam
membuat realisasi order terlebih dahulu diotorisasi kepala bagian
penjualan, sebelum melakukan proses produksi barang ada persetujuan
dari kepala produksi, sebelum melakukan pengiriman barang, terlebih
dahulu mendapatkan persetujuan dari direktur ekspor. Dengan demikian
prosedur penjualan ekspor terjadi dengan otorisasi dari bagian yang
berwenang sehingga setiap prosedur dapat dipertanggung jawabkan
pelaksanaannya.
6. Perusahaan sudah melakukan pemisahan fungsi yang tegas, seperti fungsi
penjualan terpisah dengan fungsi pengiriman, fungsi penjualan terpisah
dengan fungsi keuangan, fungsi keuangan terpisah dengan fungsi
akuntansi, dan tidak terjadi perangkapan fungsi dalam satu bagian,
sehingga setiap fungsi dapat saling melakukan cross check atau saling
mengecek antara tugas dan wewenangnya masing-masing bagian.
Sehingga apabila terjadi tindakan kecurangan, maka dapat dipertanggung
jawabkan oleh pihak-pihak yang terkait.
B. Kelemahan-kelemahan prosedur penjualan ekspor pada PT. Dan Liris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Pelaksanaan prosedur yang diterapkan di PT. Dan Liris masih terdapat
ketidaksesuaian antara penerapan prosedur di PT. Dan Liris dengan SOP
perusahaan, diantaranya prosedur penerimaan order, dan prosedur produksi
barang, karena apabila dibandingkan dengan prosedur yang sesuai dengan
SOP perusahaan, yaitu prosedur penerimaan order, prosedur pembuatan
sample, prosedur pengecekan sample, prosedur realisasi order, dan juga
penggunaan dokumen yang belum sesuai dengan SOP perusahaan, yaitu
belum menggunakannya dokumen surat permintaan pembuatan sample
(SPPS), maka hal ini berdampak negatif bagi perusahaan, diantaranya tidak
adanya konfirmasi ulang mengenai kepastian persetujuan order yang diterima,
sehingga mengakibatkan adanya ketidaksesuaian antara barang yang telah
selesai diproduksi dengan barang pesanan buyer, terlebih lagi apabila
perusahaan belum menggunakan dokumen surat permintaan pembuatan
sample ini, maka perusahaan tidak mempunyai bukti mengenai spesifikasi
barang pesanan buyer. Apabila hal ini terjadi, maka perusahaan akan
mendapat komplain dari buyer dan sudah menjadi resiko perusahaan untuk
memproduksi ulang barang tersebut agar sesuai dengan permintaan buyer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil evaluasi terhadap prosedur penjualan ekspor
pada PT. Dan Liris maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan prosedur yang diterapkan di PT. Dan Liris yang telah
sesuai dengan standard operating procedure (SOP) penjualan ekspor
PT. Dan Liris, yaitu prosedur pengecekan barang, prosedur
pengiriman barang dan pembuatan dokumen ekspor, prosedur
penerimaan pembayaran, prosedur pencatatan akuntansi.
2. Masih terdapat ketidaksesuaian antara pelaksanaan prosedur yang
diterapkan di PT. Dan Liris dengan SOP perusahaan, yaitu prosedur
penerimaan order dan prosedur produksi barang, karena di dalam
prosedur penerimaan order dan prosedur produksi barang, tidak
menggunakan dokumen surat permintaan pembuatan sample dan juga
tidak adanya pelaksanaan prosedur pembuatan sample dan pengecekan
sample.
3. Jaringan prosedur yang diterapkan pada pelaksanaan di PT. Dan Liris
adalah prosedur penerimaan order penjualan (yang dilakukan oleh
bagian merchandiser), prosedur produksi barang (oleh bagian
produksi), prosedur pengecekan barang (yang dilakukan oleh bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
merchandiser), prosedur pengiriman barang dan pembuatan dokumen-
dokumen ekspor (dilakukan oleh bagian shipping), prosedur
penerimaan pembayaran (dilakukan oleh bagian kasir) dan prosedur
pencatatan akuntansi (dilakukan oleh bagian pembukuan).
4. Perusahaan sudah melakukan pemisahan fungsi yang tegas, seperti
fungsi penjualan terpisah dengan fungsi pengiriman, fungsi penjualan
terpisah dengan fungsi keuangan, fungsi keuangan terpisah dengan
fungsi akuntansi, dan tidak terjadi perangkapan fungsi dalam satu
bagian, sehingga setiap fungsi dapat saling melakukan cross check
atau saling mengecek antara tugas dan wewenangnya masing-masing
bagian. Sehingga apabila terjadi tindakan kecurangan, maka dapat
dipertanggung jawabkan oleh pihak-pihak yang terkait.
B. SARAN
Berdasarkan dari hasil evaluasi prosedur penjualan ekspor pada PT.
Dan Liris ditemukan beberapa kelemahan. Maka untuk pembenahan
prosedur penjualan ekspor pada PT. Dan Liris, penulis memberikan sedikit
masukan untuk perusahaan agar prosedur yang telah diterapkan lebih
efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaan prosedur penerimaan order dan prosedur produksi
barang masih terdapat ketidaksesuaian dengan SOP perusahaan, yaitu
tidak adanya pelaksanaan prosedur pembuatan sample, prosedur
pengecekan sample, dan prosedur realisasi order, dan belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
menggunakannya dokumen surat permintaan pembuatan sample. Hal ini
dapat mengakibatkan hasil proses produksi barang yang tidak sesuai
dengan pesanan buyer. Sehingga menyebabkan kerugian bagi perusahaan,
karena apabila barang yang telah selesai diproduksi tidak sesuai dengan
permintaan buyer, maka perusahaan harus memproduksi ulang barang
tersebut. Dengan ditemukannya kelemahan pada pelaksanaan prosedur
penerimaan order dan prosedur produksi barang tersebut, maka penulis
memberikan rekomendasi sebaiknya perusahaan menggunakan dokumen
surat permintaan pembuatan sample, untuk mengantisipasi kesalahan atau
ketidaksesuaian antara barang yang telah selesai produksi dengan barang
pesanan buyer. Dan juga sebaiknya perlu dilakukan internal check saat
barang telah selesai diproduksi, sehingga dapat berfungsi sebagai
pengecekan final sebelum barang di packing dan siap untuk dikirim.
Dengan digunakannya dokumen surat permintaan pembuatan sample dan
dilakukannya internal check, diharapkan proses produksi dapat berjalan
secara efektif dan efisien.