evaluasi program pembuatan kompos daur ulang …

101
EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG SAMPAH (Studi Kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R Vipamas 06 Bambu Apus Pamulang - Tangerang Selatan) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) Disusun Oleh : UJANG KOSASIH NIM : 1110054000020 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

EVALUASI PROGRAM

PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG SAMPAH

(Studi Kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R Vipamas 06 BambuApus Pamulang - Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar

Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Disusun Oleh :

UJANG KOSASIH

NIM : 1110054000020

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

LEMBAR PENGESAIIAN

EVALUASI PROGRANI PEMBTIATAN KOMPOS DATI}N ULANG SAMPAE

(Studi Kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R Vipamas 06llambu ApusPamulang - Tangerang selatan)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar

Sarjana Sosial lslam (S. Sos. I)

Oleh

UJANG KOSASIII

NIM: 1l1ffi540{8020

Menyetujui

Pembimbing Skripsi

MNurul Hidayati. S. As. M. Pd

Nl? : 196903221996032001

JURUSAN PEI\GEMBAIYGAN MASYARAKAT ISLAMFAI(ULTAS ILMU DAI(WAH DAN ILMU KOMUI{IKASI

UNTVERSITAS ISLAM NSGERI

SYARIF IIIDAYATIILLAHJAKARTA

2015

Page 3: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul EVALUASI pRocRAM PEMBUATAN KoMpos DAUR ULANG

SAMPAH STUDI KASUS TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU 3R

VIPAMAS 06 BAMBU APUS PAMULANG - TANGERANG SELATAN telah diujikan

dalam sidang muaaqasyah Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Kornunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarh pada Rabu, 30 Desember 2015. Slaipsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana sosial Islam (S.Sos.I) pada

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 30 Desernber2015

Sidang Munaqasyah

Anggota

].lIP D7 64617200501 1 006Anggota

NIP: I975060 I20141 I I001

MP: 19720606199803 1003

Pernbimbing

-_lNurul Ilidarati. E. Ac. \i PJ

NIP 1 96903221 99603200i

Page 4: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

I-EL{BAR PERNYATAAII{

Dengan ini saya menyatakan bahrna:

1.

2.

J.

Skripsi ini menipakan hasii karya asii sa-va yang diajukan untuk memennhi

salah satu mernperoleh gelar stratal di Uuiversitas islam Negeli Sl,anf

H idal atrrl lalr Jakafia.

Sumber -vang sa_ya gunakan dalarn penulisan skripsi telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan 3'ang berlaku di Universitas lslam Negeri Syarif

Hidat atullah .lakana.

Jika dikernudian han terbukti lrahr,va hasil kar-_v"a asli saya merupakan jiplakan

da.ri ka4ra oral1g lain- maka sa-va bersedia rnenerirna sangsi r an,q beriaku di

Universitas Islam Negeri Sy'arif Hida-vatullah Jaka(a.

201 s

Page 5: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

i

ABSTRAK

Ujang KosasihEVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG SAMPAH(Studi Kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R Vipamas 06 BambuApus Pamulang - Tangerang selatan)

Partisipasi merupakan salah satu faktor penting dalam upaya melakukankegiatan evaluasi program. Partisipasi masyarakat bisa timbul dari diri sendiri danbisa pula timbul setelah dilakukan intervensi terhadap mereka oleh orang pihak luar.Partisipasi menjadi sebuah proses belajar masyarakat dengan perubahan sikap danprilaku masyarakatnya. Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa proses belajar tersebutmemerlukan waktu yang relatif panjang.

Salah satu diantara kegiatan evaluasi adalah pengelolaan sampah. KotaTangerang Selatan yang baru berusia enam tahun mengalami permasalahan sampahyang cukup berat. Permasalahan sampah berjalan seiring dengan bertambahnyapenduduk dan perubhan pola hidup masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan dalammenangani sampah, salah satunya dengan kegiatan menggunakan konsep pengelohansampah. Diantara kegiatan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu terdiri dari prosesmemilah, dicacah atau dibakar dihancurkan menjadi kompos. Studi ini menemukanbahwa partisipasi masyarakat di RW 06 Vila Pamulang Mas dan kontribusi TempatPembuangan Sampah Terpadu terhadap lingkungan di Perumahan Vila PamulangMas cukup signifikan. Program ini sudah berhasil memperoleh sampah organikmenjadi barang yang bernilai.

Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif. Yaitu pengamatan,wawancara, atau penelaahan dokumen, dimana peneliti ikut berperan aktif dalammelakukan kegiatan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Vila Pamulang Mas.

Hasil yang ditemukan di lapangan dalam penelitian ini diantaranyaperlaksanaan pembuatan kompos daur ulang sampah menjadi lebih cepat dan tujuanpencapaian mengurangi penumpukan sampah, meningkatkan kesehatan masyarakatdan merubah paradigma masyarakat berhasil. Dengan demikian program pembuatankompos daur ulang sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu memiliki andilyang cukup besar dalam merubah paradigma masyarakat tentang sampah rumahtangga.

Page 6: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

ii

KATA PENGANTAR

بسم ا لللھ الر حمن الر حیم

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke

Hadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-nya yang tak

terhingga kepada hambanya, sampai detik ini Sholawat serta salam selalu senantiasa

tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Sehingga

penulis dapat melewati perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Evaluasi Program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah (Studi

Kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R VIPAMAS 06 Bambu Apus

Pamulang – Tangerang Selatan)”.

Sebagai manusia yang tak luput dari khilaf, penulis menyadari dengan sepenuh

hati bahwa skripsi ini banyak mempunyai kekurangan dan kelemahan, sehingga kritik

dan saran dari beberapa pihak sangat dibutuhkan untuk lebih baik dalam

kelanjutannya. Setelah penyelesaian skripsi yang cukup lama dalam proses

pengerjaannya, penulis merasa wajib mengucapkan banyak terima kasih setinggi-

tingginya kepada beberapa pihak. Ditengah kesibukannya, mereka menyempatkan

waktu luang untuk berbagi informasi dan motivasi agar penulis mampu mewujudkan

skripsi ini. Maka dengan niat suci dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Wati Nilamsari, M. Si selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam (PMI) dan Bapak Drs. M. Hudri, M. Ag selaku Sekertaris Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam atas segala ilmu yang diberikan.

3. Ibu Nurul Hidayati, S, Ag. M. Pd selaku Dosen Pembimbing skripsi, atas segala

bimbingannya dan motivasinya.

Page 7: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

iii

4. Untuk Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Tantan

Hermansyah, M. Si, Bapak Muhtadi, M. Si dan Dosen lainnya yang telah

memberikan dedikasinya, pengarahan, pengalaman serta bimbingannya.

5. Para Penguji, Ketua dan Sekertaris sidang yang telah memberikan bimbingan

dan masukannya sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Terima kasih banyak untuk seluruh Staf Karyawan Perpustakaan Dakwah dan

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk referensi buku-bukunya.

7. Orang tua tercinta Abah Tarno Bin Tarhawi Alm dan Ibu tercinta Sutini, atas

kasih sayangnya. Dengan pengorbanan dan kesabaran kalian skripsi ini

terselesaikan. Dan kakak-kakakku segala perhatian, kasih sayang, motivasi,

dukungan dan do’a yang peneliti dapatkan selama pelaksanaan skripsi.

8. Seorang yang telah membuatku ceria Izmi Zahrotul Amalia dan Fani. Atas

perhatiannya dan motivasinya.

9. Seluruh Teman-teman PMI 2010, atas kebersamaannya dalam suka maupun

duka.

Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk kritik dan saran perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Semoga Allah Maha Kuasa senantiasa memberikan Taufik dan Hidayah-nya kepada

kita semua.

Jakarta, 20 Desember 2015

Penulis

Ujang Kosasih

Page 8: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……………………………………………………………………………iKATA PENGANTAR……………………………………………………………….iiDAFTAR ISI…………………………………………………………………………ivDAFTAR TABEL…………………………………………………………………...viBAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………..1B. Batasan dan Rumusan Masalah ………………………………......9C. Tujuan Dan Manfaat penelitian……………………………….......10D. Metodologi Penelitian………………………….…………………11E. Tinjauan Pustaka……………………………………………….....17F. Sistematika Penulisan……………………………………………..18

BAB II. TINJAUAN TEORITIS

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi…………………………………………...20

2. Tujuan Dan Pentingnya Evaluasi……………………………..22

3. Indikator Evaluasi…………………………………………….23

4. Model-Model Evaluasi………………………………………..25

5. Tahapan Evaluasi……………………………………………...27

B. Program

1. Pengertian Program…………………………………………...28

2. Tujuan Program…………………………………………….....29

3. Model Program.……………………………………….……...29

4. Aspek-Aspek Program………………………………………..30

C. Kompos

1. Pengertian Kompos…………………………………………...32

2. Manfaat Kompos....…………………………………………..32

3. Bahan-Bahan Kompos…………………………………....…..33

D. Daur ulang

Page 9: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

v

1. Pengertian Daur Ulang……………………………………….33

2. Tujuan Daur Ulang …………………………………………..34

E. Sampah

1. Pengertian Sampah…………………………………………...34

2. Sumber dan Jenis Sampah…………………………………....35

BAB III. GAMBARAN UMUM TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH

TERPADU (TPST)

A. Gambaran Umum TPST – Tangerang Selatan…..…………...38

B. Visi dan Misi TPST- Tangerang selatan…………………..…41

C. Struktur Kepengurusan TPST – Tangerang Selatan…………41

D. Strategi dan Prinsip TPST - TangerangSelatan……………....42

E. Kegiatan dan Sumber Dana TPST – Tangerang Selatan.........43

F. Fasilitas TPST – Tangerang Selatan………………………....44

G. Letak TPST – Tangerang Selatan………………………........45

BAB IV. ANALISIS DAN TEMUAN”A. Pelaksanaan Program Pembuatan Kompos Daur Ulang

Sampah……………………………………………………..........46

B. Evaluasi Program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah

1. Tujuan Program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah di

TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) …................49

2. Pencapaian Tujuan Program Pembuatan Kompos Daur Ulang

Sampah…………………........................................................52

1). Mengurangi Penumpukan Sampah……….………………52

2). Meningkatnya Kesehatan Masyarakat……………………553). Merubah Paradigma Masyarakat Tentang Sampah……....57

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………63B. Saran …………………………………………………………….64

DAFTAR PUSTAKA ……………………………...……………………………...65LAMPIRAN

Page 10: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

vi

DAFTAR TABEL

TABEL 1……………………………………………………………………..……..57TABEL 2……………………………………………………………………………61

Page 11: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa dekade belakangan ini, muncul sebuah fenomena kekhawatiran global

yang menghinggapi hampir seluruh anak manusia akan kelangsungan hidup planet

bumi tempat mereka berpijak. Kecemasan akan kelangsungan hidup anak manusia

ini didengungkan oleh salah seorang petinggi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa),

dengan mengatakan, “Dunia kita berada di tepi kehancuran lantaran ulah manusia.

Sumber-sumber alam di jarah kelewat batas”.

Kecemasan umat manusia tampaknya akan semakin berlipat apabila

dikemukakan pula bukti bukti demikian: pada setiap detik, diperkirakan sekitar 200

ton karbon dilepas ke atmosfir dan 750 ton topsoil musnah. Sementara itu,

diperkirakan 47.000 hektar hutan di babat hingga tuntas, 16.000 hektar tanah di

gunduli dan antara 100 sampai 300 spesies mati setiap hari. Pada saat yang

bersamaan, secara absolut jumlah penduduk meningkat 1 miliar orang perdekade.1

Masalah lingkungan sekarang ini bukan hanya tanggung jawab sekelompok

orang, tetapi sudah menjadi tanggung jawab atau kewajiban semua orang untuk

menjaga dan memeliharanya agar tetap asri. Lingkungan yang asri akan

mendatangkan manfaat bagi umat manusia di bumi. Tumbuh-tumbuhan, ternak, dan

segala ciptaan tuhan akan berkembang dengan baik, di lingkungan yang asri guna

1 Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam DariIdeologi, Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 227

Page 12: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

2

kepentingan manusia. Sayangnya lingkungan yang asri sudah banyak yang rusak oleh

tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, sehingga bencana terjadi

dimana-mana. Allah berfirman pada ayat suci al-Quran

“Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karenaperbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (SuratAr-Ruum ayat 41).2

Ayat tersebut menjelaskan dua hal pokok yang menjadi dasar pandangan islam

isu pencemaran lingkungan. Pertama, islam menyadari telah dan akan terjadi

kerusakan lingkungan baik di daratan dan lautan yang berakibat pada turunnya

kualitas lingkungan untuk mendukungun hidup manusia. Kedua, islam memandang

manusia sebagai penyebab utama kerusakan dan sekaligus pencegahan terjadinya

kerusakan tersebut. Oleh karena itu, ajaran islam secara tegas mengajak manusia

melestariakan bumi dan sekaligus secara tegas melarang manusia membuat kerusakan

di bumi. Namun seringkali sebagian besar masyarakat belum cukup menyadari

dampak akibat kerusakan lingkungan.

Permasalahan lingkungan cukup kompleks. Seperti Penebangan hutan

menyebabkan banjir, pencemaran terhadap air bersih oleh limbah-limbah industri,

pembuangan sampah kesungai-sungai (termasuk sampah rumah tangga), pencemaran

terhadap tanah merupakan ancaman bagi kehidupan manusia.

Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhkan

perhatian khusus karena sampah menjadi persoalan nasional. Kegagalan dalam

pengelolaan sampah berimbas pada menurunnya kualitas lingkungan hidup,

2 Bunga Nurwaddah Nasution, skripsi:Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus KegiatanBank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13 Tangerang Selatan, h. 1

Page 13: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

3

kesehatan warga masyarakat, mesrusak estetika kota, dan dalam jangka panjang dapat

mempengaruhi arus investor ke daerah oleh karena itu, kesadaran masyarakat

terhadap pengelolaan pelestarian lingkungan hidup belum optimal bahkan cenderung

banyak masyarakat yang mengabaikannya.

Lingkungan hidup sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Karena

lingkungan hidup memiliki tiga fungsi pokok. Fungsi pertama, diolah menjadi produk

jadi baik yang di konsumsi sebagai kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Fungsi

kedua, sebagai sumber kesenangan yang sifatnya alami, seperti memberikan

kesegaran karena adanya udara yang sejuk dan nyaman untuk dihirup, menyediakan

sinar matahari yang hangat, menyediakan pantai yang bersih dan indah untuk rekreasi

dan sebagainya. Fungsi ketiga adalah menyediakan diri sebagai tempat untuk

menampung dan mengolah limbah secara alami.

Istilah lingkungan hidup sebenarnya mempunyai pengertian yang kuantitas

maupun kualitas sumber daya alam, baik yang sifatnya dapat di perbaharui maupun

yang tidak dapat di perbaharui, termasuk lingkungan ambient yang terdiri dari air,

udara, landscape, dan atmosfir. Maka lingkungan hidup merupakan faktor penentu

bagi kuantitas, kualitas dan keberlanjutan kegiatan dan kehidupan manusia. Dengan

meningkatnya masalah kualitas lingkungan, maka meningkat pula masalah

kuantitasnya.3

Kesehatan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

Kesehatan lingkungan erat pula hubungannya dengan taraf social ekonomi karenanya,

3 Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, Malang: IKIPUniversitas Negreri Malang, 2011, h.97

Page 14: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

4

untuk dapat mengelola kualitas lingkungan ataupun kesehatan masyarakat perlu

dihayati hubungan lingkungan dengan manusia, yaitu ekologi manusia.

Ekologi manusia adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara setiap segi

kehidupan manusia (fisik, mental, sosial) dengan lingkungan hidupnya secara

keseluruhan. Manusia merupakan salah satu faktor di dalam lingkungan hidup ini.

Semakin banyaknya penduduk dan semakin padatnya lingkungan hidup.

Sebagaimana biasanya, lingkungan yang padat inipun digunakan orang untuk

membuang sampah yang bersifat padat. Selain itu saat ini tanah juga untuk

membuang sampah yang berbahaya yang cair maupun padat.

Yang dimaksud dengah sampah ialah segala sesuatu yangtidak dapat

dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah

membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk.

Garbage, yaitu sampah yang mudah membusuk. Di Negara yang sedang

berkembang seperti Indonesia sampah kebanyakan terdiri atas sampah jenis ini.

Tetapi bagi lingkungan sampah ini relatif kurang berbahaya karena dapat terurai

dengan sempurna menjadi zat-zat anorganik yang berguna bagi fotosintesistumbuhan.

Hanya saja orang harus mengankut dan membuangnya di tempat yang aman, dengan

kecepatan yang lebih daripada kecepatan membusuknya di dalam keadaan cuaca di

daerah tropis ini.

Refuse, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk. Biasanya sampah ini terdiri atas

kertas, plastik, logam, gelas dan lain-lain yang tidak dapat membusuk/sulit membusuk.

Sampah ini apabila memungkinkan sebaiknya didaur ulang sehingga dapat bermanfaat

kembali baik melalaui suatu proses ataupun secara langsung. Apabila tidak dapat di daur

Page 15: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

5

ulang, maka butuh proses untuk memusnahkannya, seperti pembakaran, tetapi hasil dari

proses ini masih memerlukan penanganan lebih lanjut.4

Daur ulang mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas atau

sampah menjadi menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali. Dengan proses daur

ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi

penggunaan bahan baku yang baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi

polusi, mengurangi kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca dari pada pada proses

pembuat barang baru.

Manfaat Daur Ulang

1. Meciptakan lingkungan bersih

2. Mengurangi bakteri yang terdapat dibarang yang tidak terpakai

3. Dari pada dibakar, daur ulang lebih safety karena tidak menimbulkan polusi.

4. Menciptakan nilai pada suatu barang yang tidak bernilai sebelumnya

5. Menciptakan inovasi yang lebih brilian, misalnya dengan menggabungkan

barang satu dengan yang lain.

6. Dari pada ditimbun, daur ulang akan lebih menguntungkan tanah, misalnya

pada kaleng bekas yang bersifat logam, apabila ditimbun akan merusak unsur-

unsur hara yang terkandung didalam tanah yang baik bagitumbuhan.

7. Modal yang dikeluarkan sebagai alat pendaur relatif sedikit

8. Caranya yang gampang atau mudah sehingga dapat dilakukan sendiri

9. Jumlah bahan yang tak dapat diuraikan yang berada rmenjadi lebih sedikit

10. Dapat menjadi cara alternatif dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.5

4 Sunmirat, juli slamet, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,h. 153

Page 16: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

6

Hasil yang di daur ualang akan dijadikan kompos. Dimana kompos merupakan

hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat

dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi

lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Sedangkan proses

pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara

biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik

sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses

alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat

campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan

penambahan aktivator pengomposan.6

Menurut Professor Mubyanto dan Professor Bromley pertumbuhan ekonomi di

Indonesia selama tiga dekade terkhir di akui telah banyak memberikan kemajuan

materiil, tetapi mengandung dua maslah serius. Pertama, perekonomian Indonesia

masih sangat rentan terhadap kondisi eksternal. Kedua, kemajuan ekonomi di

Indonesia yang telah dicapai ternyata sangat tidak merata, baik antar- daerah maupun

antar kelompok sosial ekonomi.

Kemajuan materil yang di capai melalui strategi pertumbuhan selama 30 tahun

terakhir ini tidak banyak memberikan sumbangan yang sesungguhnya terhadap

“pertumbuhan”. Selama aspek kelembagaan balum diperhatikan dengan baik, maka

akan sulit untuk merumuskan dan melaksanakan semua aktivitas pengurangan

5https://www.facebook.com/ForumHijauIndonesia/posts/260008630756908. Diakses tanggal6 November, 2014 Pukul. 20.18 WIB

6http://pupukkompos-1990.blogspot.com/2011/12/pengertian-kompos-dan-proses.htmldiakses tanggal 11 November, 2014 pukul. 11. 30 WIB

Page 17: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

7

kemiskinan, dan usaha-usaha peningkatan kualitas hidup kemampuan ekonomi

masyarakat, khususnya masyarakat miskin, dalam meningkatkan memanfaatkan

kesempatan ekonomi yang ada. Inovasi dalam kebijakan publik semacam ini akan

senantiasa memberikan perhatian terhadap tiga hal penting, yaitu etika, hukum, dan

ilmu ekonomi.

Etika menekankan pada persepsi kolektif tentang sesuatu yang dianggap baik

dan adil, untuk masa kini maupun masa yang akan mendatang. Hukum menekankan

pada penerapan kekuatan kolektif untuk melaksanakan yang telah disepakati.

Sementara itu, ilmu ekonomi menekankan pada perhitungan untung rugi yang

didasarkan pada etika dan landasan hukum suatu Negara.7

Salah satu untuk mengatasi pengangguran di tangerang selatan sebagai kota

penyanggah ibu kota yaitu dengan kegiatan inovatif yang bisa menimbulkan

kesempatan baru bagi penciptaan ekonomi kecil dan peningkatan penghasilan pada

masyarakat. Seperti pelaksanaan pembuatan kompos melalui daur ulang sampah yang

berada di perumahan Vila Pamulang Mas Bambu Apus RW (Rukun Warga) 06

Tanggerang Selatan.

Dengan adanya pelaksanaan pembuatan kompos di Tempat Pembuangan

Sampah Terpadu (TPST) melalui daur ulang sampah di perumahan Vila pamulang

Mas, Bambu Apus RW 06, Tanggerang Selatan dapat memberdayakan masyarakat.

Karena warga sekitar ikut menjadi pekerja di TPST pembuatan kompos melalui daur

7 Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, Malang: IKIPUniversitas Negreri Malang, 2011, h. 76

Page 18: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

8

ulang sampah tersebut. Dengan begitu masyarakat mempunyai pekerjaan, masalah

pengangguran yang ada di Tanggerang selatan.

Dalam tahapan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, ada yang bilang

disebut pendampingan masyarakat. Pendampingan masyarakat itu dilakukan oleh

para pendamping masyarakat. Pendampingan masyarakat adalah para fasilitator dari

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dalam menumbuhkan kesadaran, pembimbing,

pengajar dan pembaharuan dalam membimbing segala program yang ditawarkan oleh

LSM. Dan menjadi tolak ukur keberhasilan dari program pemberdayaan tersebut

adalah apakah dalam menjalankan program tersebut, pendampingan terhadap

masyarakat itu menghasilkan hubungan yang sinergis anatara keberhasilan

pendampingan dan hasil akhir dari usaha program lembaga tersebut. Tentunya dalam

menjalankan itu semua, perlu dilkukan sebuah evaluasi program sebagai tahapan

pengmbangan masyarakat. Evaluasi program dalam pengembangan masyarakat biasa

dibagi menjadi tiga, yaitu evaluasi input, proses dan output. Evaluasi program ini

sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat. Mengapa

demikian, hal ini di karenakan dalam upaya agar pergerakkan dan pemberdayaan

masyarakat ini dapat berhasil daya dan berhasil guna sehingga dapat mewujudkan

tujuan yang telah di rencanakan setiap tahapnya.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis bermaksud mengadakan sesuatu

penelitian ilmiah guna mengetahui bagaimana aplikasi satu tahapan pelaksanaan

dalam manajemen pengembangan masyarakat yang diterapkan pada Tempat

pembuangan Sampah Terpadu (TPST) sebagai salah satu lembaga yang konsen dalam

bidang pengembangan masyarakat warga sekitar, sekaligus membantu mereka dalam

Page 19: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

9

memberdayakan ekonomi mereka sendiri. Maka penulis meninjau perlunya penelitian

yang lebih mendalam mengenai bagaimana pelaksanaan evaluasi program pada

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dalam mencapai tujuannya yaitu

mengurangi penumpukan sampah, meningkatkan kesehatan masyarakat dan merubah

paradigama masyarakat tentang sampah. untuk mencapai tujuan tersebut penulis

menuangkannya dalam skripsi dengan judul “EVALUASI PROGRAM DALAM

PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG SAMPAH STUDI KASUS TEMPAT

PEMBUANGAN SAMPAH TERPADUT 3R VIPAMAS 06 BAMBU APUS

PAMULANG – TANGERANG SELATAN”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis

membatasi masalah untuk meneliti mengenai “Evaluasi Program Pembuatan Kompos

Daur Ulang Sampah Studi Kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R

VIPAMAS 06 Bambu Apus Pamulang - Tangerang Selatan. Jadi penulis meneliti

mengenai Pelakasanaan dan Pencapaian Program Pembuatan Kompos Daur Ulang

Sampah.

2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Pelaksanaan Program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah

TPST 3R VIPAMAS 06 ?

2. Bagaimana Evaluasi Program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah di

TPST 3R VIPAMAS 06?

Page 20: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu kepada latar belakang masalah yang telah dikemukakan

maka penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :

a. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Program Pembuatan Kompos Daur Ulang

Sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R VIPAMAS 06

Bambu Apus Pamulang - Tangerang Selatan.

b. Untuk Mengetahui hasil pencapaian evaluasi program Pembuatan Kompos

Daur Ulang Sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R

VIPAMAS 06 Bambu Apus Pamulang - Tangerang Selatan.

2. Manfaat Peneliti

a. Sebagai bahan kajian dalam bidang sosial khususnya tentang

pemberdayaan masyarakat pada jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Diharapkan dapat bermanfaat bagi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

3R VIPAMAS 06 Bambu Apus Pamulang - Tangerang Selatan sebagai

bahan masukan yang dapat di pergunakan dalam mengembangkan dan

meningkatkan keterampilan untuk menekan angka pengangguran yang di

sebabkan oleh kemiskinan dalam berbagai aspek.

c. Secara akademis, peneliti ini dapat dijadikan acuan pemikiran dalam

menanamkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan pembuatan kompos

daur ulang sampah pada masyarakat umumnya untuk universitas dan

Page 21: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

11

khususnya untuk jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dalam kegiatan

praktikum (lapangan) dalam memberikan pengembangan atau pengetahuan

dan pemberdayaan pada masyarakat.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun

penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dikutip oleh Moleong adalah

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.8

Adapun desain dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu

penelitian yang menggunakan teknik analisa datanya berupa kata-kata, gambar dan

bukan angka-angka. Semua data tersebut menjadi kunci terhadapapa yang sudah

diteliti.9

Dalam hal ini peneliti fokus tentang evaluasi program pembuatan kompos daur

ulang sampah, serta pelaksanaan dan hasil program pembuatan kompos daur ulang

sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R VIPAMAS 06 Bambu Apus

Pamulang - Tangerang Selatan.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian evaluasi, dimana peneliti

menggunakan model evaluasi berbasis tujuan. Evaluasi tujuan menurut scriven model

8 Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h.3

9Ibid, h. 6

Page 22: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

12

evaluasi ini merupakan evaluasi mengenai pengaruhnya, objektif yang ingin dicapai

oleh program.

3. Objek Evaluasi

Objek evaluasi yang di jadikan dari kegiatan evaluasi ini adalah tingkah laku,

terutama tingkah laku masyarakat tentang sampah. Aspek tingkah laku disini

mencakup masyarakat memilah – memilah sampah organik anorganik, mendaur

ulang sampah menjadi kompos padat dan dair, menanam pohon di taman warga dan

di rumah warga, tidak ada yang membuang sampah sembarangan dan membakar

sampah sembarangan.

4. Kerangka Evaluasi

Menurut Scriven Kerangka evaluasi tujuan evaluasi yang dapat mempengaurhi

program antara lain:

a. Pengaruh positif yang di tetapkan oleh tujuan program.

Suatu program mempunyai tujuan yang ditetapkan oleh rencana program.

Tujuan program merupakan apa yang akan dicapai atau perubahan yang

diharapkan dari program.

b. Pengaruh sampingan positif

Pengaruh sampingan positif ini merupakan pengaruh positif program di

luar pengaruh yang ditentukan oleh tujuan program di tempat pembuangan

sampah terpadu.

c. Pengaruh sampingan yang negatif

Pengaruh sampingan negatif yaitu pengaruh sampingan yang tidak

dikehendaki oleh program.

Page 23: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

13

Kerangka evaluasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pengaruh

positif yang di tetapkan oleh program karena suatu program mempunyai tujuan yang

ditetapkan oleh rencana program. Dan tujuan program merupakan apa yang akan

dicapai atau perubahan yang diharapkan dari program.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

berkomunikasi langsung atau tidak langsung yaitu dengan mempergunakan teknik

sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yaitu pengamatan langsung dengan menggunakan seluruh panca

indera (melihat, mendengar dan merasakan)10 dan pencatatan secara sistematis

gejala-gejala yang terjadi di lapangan penelitian, yaitu dengan mengadakan

pengamatan langsung Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R VIPAMAS

06 Bambu Apus Pamulang – Tangerang Selatan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung

tentang beberapa jenis data.11 Dalam penelitian ini penulis langsung

mewawancarai Pengurus Wakil Ketua, Bendahara, Operator Mesin,

Karyawan dan Masyarakat.

c. Dokumentasi

10 Indriati Yulistiani, Ragam penelitian kualitatif: penelitian lapangan (Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik:UI, 2001), h, 16

11 Sutrisno Hadi, metodologi Research (Jogjakarta: Andi Offset, 1983), h, 49

Page 24: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

14

Studi dokumentasi adalah data-data yang tertulis yang mengandung

keterangan dan penjelasan serat pemikiran tentang fenomena yang masih

aktual. Dalam dokumentasi ini penulis mengumpulkan informasi berupa

makalah-makalah, buku-buku atau catatan harian, klipping, foto, dokumen

pemerintahan maupun swasta dan lain-lainnya yang berkaitan dengan

pembahasan skripsi ini.

6. Analisa Data

Dalam melakukan analisa data, penulis menggunakan penelitian deskriptif.

penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu masyarakat atau

suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan

antara dua gejala atau lebih. Biasanya, penelitian deskriptif seperti ini menggunakan

metode survey (Atherton dan Klemmack).12 Teknik analisa data dimana penulis

terlebih dahulu memaparkan sesuatu yang diperoleh mengenai kondisi pembuatan

kompos daur ulang sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R VIPAMAS

06 Bambu Apus Pamulang - Tangerang Selatan kemudian mendeskripsikan temuan-

temuan yang ada dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis.

Data Kualitatif (Bogdan & Biklen) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mentensiskannya, mencari dan memutuskan apa yang dapat

dipelajari dan apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain.13

12 Dr. Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian BidangKesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet -8, hal.35

13 Prof. DR. Lexy J. Moleong, M. A,.metode penlitian kualitatf adisi revisi, h 248

Page 25: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

15

7. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data, data yang telah di gali, di kumpulkan dan di catat

dalam kegiatan penelitian. Untuk menjawab keabsahan data dalam penelitian ini di

perlukan teknik pemeriksaan. Adapun teknik yang digunakan untuk menjaga

keabsahan adalah sebagai berikut:

a. Kriterium Kredibilitas/Kepercayaan

Fungsi kriterium kredibilitas ini adalah untuk melaksanakan inkuiri

sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemunya dapat dicapai,

kemudian mempertunjukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan

jalan pembuktian oleh penulis pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Kriterium kredibilitas ini menggunakan dua teknik pemeriksaan.

1). Ketekunan Pengamatan

Dimaksudkan untuk menemukan cirri-ciri dan unsure-unsur dalam

situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu dalam penelitian ini

dan kemudian merumuskan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan

kata lain, peneliti mengadakan pengamatan kepada subyek penelitian yaitu,

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R VIPAMAS 06 Bambu Apus

Pamulang - Tangerang Selatan, pengurus Tempat Pembuangan Sampah

Terpadu 3R VIPAMAS 06 Bambu Apus Pamulang - Tangerang Selatan,

pekerja Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R VIPAMAS 06 Bambu

Apus Pamulang - Tangerang Selatan. Sehingga data yang didapat benar-

benar valid, objektif, dan saling mendukung untuk keperluan pengecekan

atau sebagai perbandingan terhadap data itu (triangulasi).

Page 26: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

16

2). Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu. Salah satu teknik triangulasi

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi dengan

sumber, triangulasi dengan sumber akan digunakan untuk membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini akan dilakukan dengan jalan:

Membandingkan data hasil wawancara dengan pengamatan di

lapangan, misalnya penelitian membandingkan hasil wawancara subyektif

penelitian dengan hasil temuan pengamatan lapangan tentang pelaksanaan

Program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah dan pencapaian tujuan

program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah.

Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan

jawaban yang diberikan oleh pengurus dan pekerja Tempat Pembuangan

Sampah Terpadu 3R VIPAMAS 06 Bambu Apus Pamulang - Tangerang

Selatan.

b. Kriterium Kepastian

Mengutip pendapat scriven, yang menyatakan bahwa masih ada

unsur ‘kualitas’ yang melekat pada konsep objektif, dalam hal ini dapat

digali dari pengertian bahwa sesuatu objektifitas berarti dapat dipercaya,

Page 27: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

17

faktual, dan dapat dipastikan. Dari sisi peneliti dapat membuktikan bahwa

data - data hasil yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi

terhadap subjek penelitian.14

8. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhitung mulai November 2014 sampai dengan

januari 2015. Adapun lokasi penelitian di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R

VIPAMAS 06 Bambu Apus Pamulang - Tangerang Selatan.

E. Tinjuan Pustaka

Setelah melakukan penelusuran kolektsi skripsi pada Perpustakaan Utama

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ada skripsi yang fokusnya sama

yaitu tentang usaha kompos, namun belum ada satu pun yang menagambil objek

dalam penelitian ini.

Beberapa skripsi yang menjadi acuan penulis untuk memfokuskan penelitian

pada “Evaluasi Program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah Studi Kasus di

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bambu Apus Pamulang Tanggerang Selatan”

diantaranya adalah skripsi berjudul Evaluasi Program Unit Usaha Bisnis Barang

Bekas Berkualitas (BARBEKU) di Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN)

Cirendeu. Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah, pertama: bagaimana

evaluasi program unit usaha bisnis barang bekas berkualiatas di Yayasan Imdad

Mustatadh’afin (yasmin) Cirendeu? kedua, bagaimana hasil pemberdayaan

masyarakat dilakukan oleh Yayasan Imdad Mustadhafin (yasmin) Cirendeu?. Skripsi

ini di tulis oleh Suryati pada tahun 2013 Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas

14 Farida Yusuf Taybnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: rineka cipta, 2000). H. 166

Page 28: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

18

Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah

Jakarta.

Evaluasi program baitulmaal wa tamwil ar-ridho dalam pemberdayaan

ekonomi masyarakat di kelurahan pisangan kecamatan ciputat timur. Masalah

yang dibahas dalam skripsi lebih berfokus kepada, pertama. Tujuan-tujuan manakah

yang sudah di capai oleh BMt Ar-Ridho dan masyarakat di wilayah ciputat dari

adanya program simpan pinjam mudrarabah?, kedua.Apakah program simpan pinjam

mudharabah BMT Ar-Ridho dan masyarakat di wilayah ciputat berpengaruh kepada

peningkatan ekonomi masyarakat peminjam?. Skripsi ini di tulis oleh Fanny Nur

Oktaviana pada tahun 2010 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu

Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN : Pada bab ini akan di paparkan mengenai latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS : Bab ini akan membahas mengenai teori-teori

yang terkait dengan penelitian ini, yang terdiri dari teori evaluasi.

BAB III GAMBARAN UMUM : Bab ini membahas mengenai gambaran

umum lokasi penelitian di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R

VIPAMAS 06 Bambu Apus Pamulang - Tangerang Selatan, gambaran

umum pembuatan kompos yaitu latar belakang berdirinya pelaksanaan

Page 29: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

19

pembuatan kompos daur ulang sampah, maksud dan tujuan, sumber

dana atau modal berdirinya usaha kompos daur ulang sampah

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS : Bab ini membahas mengenai hasil dan

temuan data yang telah ditemukan, yaitu bagaimana pelaksanaan

pembuatan kompos daur ulang sampah, tujuan pembuatan kompos

daur ulang sampah dan pencapaian dalam pembuatan kompos daur

ulang sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R VIPAMAS

06 Bambu Apus Pamulang - Tangerang Selatan.

BAB V PENUTUP : Bab ini membahas kesimpulan dan saran yang

didapatkan hasil dan temuan data yang telah dianalisis.

Page 30: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

20

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Secara etimologi evaluasi adalah penafsiran, perkiraan keadaan dan penentuan

nilai. Sedangkan secara pengertian evaluasi adalah mengkritisi suatu program dengan

melihat kekurangan, kelebihan, pada kontek, input, proses dan produk pada sebuah

program.1

Sedangkan secara terminologi pengertian evaluasi menurut casley dan kumar,

evaluasi merupakan suatu penilaian berkala terhadap relevensi, kinerja, efesiensi dan

implikasi dari suatu proyek dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Sementara Fink dan Kosecoff sebagaimana di kutip oleh Fredy S. Nggao memberikan

definisi evaluasi, adalah serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah program

dan menyediakan tentang tujuan, aktivitas, hasil, dampak dan biaya program.2

Evaluasi merupakan pengidentifikasian keberhasilan dan kegalalan suatu

rencana kegiatan atau program. Secara umum dikenal dua tipe evaluasi, yaitu: on-

going evaluation atau evaluasi terus-menerus dan ex-post evaluation atau evaluasi

akhir. Tipe evaluasi yang pertama dilakasanakan pada interval periode waktu tertentu,

misalnya per tri wulan atau persemester selama proses implementasi (biasanya pada

akhir phase atau tahap suatu rencana). Tipe evaluasi yang kedua dilakukan setelah

1Nurul Hidayati S. Ag,Metodologi penelitian Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) cet-1, h. 123

2Fredy S. Ngga, Evaluasi Program, (Jakarta: Nusa Madani, 2003) h.15

Page 31: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

21

implementasi suatu program atau rencana. Evaluasi biasanya difokuskan pada

pengidentifikasian kualitas program. Evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai

apa yang terjadi pada pelaksanaan atau penerapan program.3

Scriven (1967) orang pertama yang membedakan antara evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama. Kemudian Stufflebeam juga

membedakan sesuai di atas yaitu Proactive evaluation untuk melayani pemegang

keputusan dan Retroactive evaluation untuk keperluan pertanggung jawaban.

Evaluasi mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi formatif, biasanya evaluasi formatif ini

dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program,

orang, produk dan sebagainya).Fungsi sumantif, biasanya dipakai untuk pertanggung

jawaban, keterangan, seleksi dan lanjutan. Jadi evaluasi hendaknya membantu

pengembangan, implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan program,

pertanggung jawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan dukungan dari

mereka yang terlibat.4

Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi merupakan

kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program agar dapat diketahui

secara jelas apakah sasaran-sasaran yang dituju sudah dapat tercapai atau belum.

Segala macam pelaksanaan program apapun baik dalam bentuk profit dan non-profit

ataupun nirlaba dalam pelaksanaan manajerialnya sangatlah disyaratkan untuk

3 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Kajian StrategisPembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT. Refika Adiatma, cet 1,2005), h. 119.

4 Farida Yusuf Tayibnapis.Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi Untuk Programpendidikan dan penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta), H. 4

Page 32: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

22

melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi pengewasan dalam suatu organisasi pada

umumnya terkait dengan proses pemantauan (monitoring) dan evaluasi (evaluation).5

2. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi

Scriven orang pertama yang membedakan antara evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif sebagai fungsi evaluasi yang utama. Kemudian stufflebeam juga

membedakan sesuai di atas yaitu

Evaluasi merupakan suatu yang sangat penting dilakukan, dalam hal ini,

feurstein menyatakan 10 (sepuluh) alasan mengapa evaluasi perlu dilakukan:

a. Pencapaian. Guna melihat apa yang sudah di capai.

b. Mengukur kemajuan. Melihat kemajuan dikaitkan dengan objektif

program.

c. Meningkatkan pemantauan. Agar tercapai manajemen yang lebih baik.

d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Agar dapat memperkuat

program itu sendiri.

e. Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif. Guna melihat

perbedaan apa yang telah terjadi setelah di terapkan suatu program.

f. Biaya dan manfaat. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup masuk

akal.

g. Mengumpulkan informasi. Guna merencanakan dan mengolah kegiatan

program secara lebih baik

5Isbandi Rukminto Adi. Pemberdayaan, Penegmbangan Masyarakat dan IntervensiKomunitas Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis. (Jakarta: FEUI press), cet 3, EdisiRevisi. H. 187

Page 33: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

23

h. Berbagi pengalaman. Guna melindungi pihak lain terjebak dalam kesalahan

yang sama, atau utuk mengajak seseorang untuk ikut melaksanakan metode

yang serupa bila metode yang di jalankan telah berhasil dengan baik.

i. Meningkatkan keefektifan. Agar dapat memberikan dampak yang lebih

luas.

j. Memungkinkan perencanaan yang lebih baik. Karena memberikan

kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat, komunitas

funsional dan komunitas lokal.6

3. Indikator Evaluasi

Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk

menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadikan

pokok perhatian. Indikator dapat menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi,

penelitian, proses suatu usaha peningkatan kualitas. Indikator dapat berbentuk

ukuran, angka, atribut atau pendapat yang dapat menunjukan suatu keadaan.7

Terdapat empat indikator yang digunakan untuk mengevaluasi suatu kegiatan,

yaitu: indikator ketersediaan, indikator relevensi, indikator efesiensi, dan indikator

keterjangkauan.

a. Indikator Ketersediaan.

Indikator ini melihat apakah unsur-unsur yang seharusnya ada dalam

suatu proses itu benar-benar ada. Misalnya dalam suatu program

6 Ibid., h. 1887Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, kajian Startegis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT. Refika Adiatama), Cet-1,2005 h. 126

Page 34: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

24

pembangunan kompos cair yang menyatakan bahwa tidak perlunya

lahan luas. Maka perlu di cek (dilihat), apakah pembuatan kompos cair

tersebut benar-benar ada.

b. Indikator Relevensi.

Indikator ini menunjukkan seberapa relevan dan tepatnya suatu

teknologi, misalnya pada suatu program pembuatan kompos padat

adanya mesin incinalator, masyarakat diperkenalkannya mesin

incinalator yang biasa mereka tidak gunakan. Berdasarkan keadaan

tersebut pembuatan kompos daur ulang ini akan lebih cepat sehingga

masyarakat dalam pembuatan kompos padat tidak memerlukan lahan

yang luas dan cukup lama dalam pembuatan kompos padat.

c. Indikator Efesiensi.

Indikator ini menunjukkan apakah sumber daya dan aktifitas yang

dilaksanakan guna mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat guna

(efesien), atau tidak memboroskan sumber daya yang ada dalam upaya

mencapai tujuan, misalnya saja, suatu program pembuatan kompos yang

dijalankan dengan baik dengan hanya memanfaatkan 1 lahan atau

pekarangan kosong, tidak perlu memanfaatkan 5 lahan atau pekarangan

kosong dengan alasan untuk menghindari terjadinya penyempitan lahan.

Bila hal ini yang dilakukan, maka yang akan terjadi adalah penyempitan

lahan.

Page 35: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

25

d. Indikator Keterjangkauan.

Indikator ini melihat apakah tempat pembuangan sampah terpadu masih

berada dalam jangkauan pihak-pihak yang membutuhkan, misalnya saja

apakah tempat pembuangan sampah terpadu yang didirikan untuk

masyarakat berada pada posisi yang strategis, dimana sebagian

masyarakat mudah datang mengontrol.

4. Model-Model Evaluasi

a. Model Evaluasi Berbasis Tujuan

Model evaluasi beerbasis tujuan dalam bahasa Inggris disebut goal

based evalution model atau obejktive oriented evalution atau objective-

referenced evaluation model atau objective evalution approach merupakan

model evaluasi tertua dan di kembangkan oleh Ralph W. Tyler. Ia

mendifinisikan evaluasi merupakan proses menentukan sampai seberapa

tinggi tujuan sesungguhnya dapat dicapai.

Model evaluasi berbasis tujuan dirancang dan dilaksanakan dengan

proses sebagai berikut:

1). Mengidentifikasi tujuan. Mengidentifikasi tujuan atau objektif

intervensi, layanan dari program yang tercantum dalam rencana

program. Objektif program kemudian di rumuskan dalam indikator-

indikator kualitas yang dapat diukur, seperti:tidak adanya penumpukan

sampah, tidak ada yang membakar sampah di drum, adanya tong

sampah organik anorganik, adanya penanaman pohon, adanya

pembuatan kompos padat dan cair.

Page 36: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

26

2). Merumuskan tujuan menjadi indikator-indikator. Evaluator

merumuskan tujuan program menjadi indikator-indikator kuantitatif

dan kualitatif yang dapat diukur. Misalnya, tujuan program pembuatan

kompos daur ulang sampah adalah memberikan dukungan 400 Kepala

Keluarga berpartisifasi dalam memilah sampah organik dan anorganik

sebelum dibuang. Untuk itu pemerintah memberikan layanan

(indikator - indikator tujuan program) sebagai berikut:

- Bantuan mesin Incinalator.

- Tong sampah organik anorganik.

- Motor grobag.

- Mesin Pencacah

- Kantor TPST

3). Memastikan program telah berakhir dalam mencapai tujuan.

Layanan, intervensi dari program telah dilaksanakan dan ada indikator

mencapai pencapaian tujuan, pengaruh atau perubahan yang

diharapkan.

4). Menjaring dan menganalisis data atau informasi mengenai

indikator-indikator pecapaian program TPST.

Kesimpulan. Mengukur hasil pencapaian program atau perubahan

yang diharapkan dari pelaksanaan program dan membandingkan dengan

obejktif yang direncanakan dalam rencana program untuk menemukan sejauh

manakah pencapaian program pembuatan kompos daur ulang sampah di

TPST.

Page 37: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

27

b. Model Evaluasi Bebas Tujuan

Model evaluasi bebas tujuan ini dikemukakan oleh micheal scriven

(1973). Menurut scriven model evaluasi ini merupakan evaluasi mengenai

pengaruh yang sesungguhnya, objektif yang ingin dicapai oleh program.

Suatu program dapat mempunyai tiga jenis pengaruh:

1). Pengaruh sampingan yang negatif. Yaitu pengaruh sampingan yang

tidak dikehendaki oleh program. Ini seperti jika orang membuang

sampah dan membakar dampah maka ada efek negatifnya, dengan

menghirup udara bau tidak enak dan menghirup asap menyebabkan

sesak nafas.

2). Pengaruh positif yang di tetapkan oleh tujuan program. Suatu

program mempunyai tujuan yang ditetapkan oleh rencana program.

Tujuan program merupakan apa yang akan dicapai atau perubahan

yang diharapkan dari program, seperti tidak adanya penumpukan

sampah, meningkatnya kesehatan masyarakat dan merubah paradigma

masyarakat.

3). Pengaruh sampingan positif. Yaitu pengaruh positif program di

luar pengaruh positif yang ditentukan oleh tujuan program di tempat

pembuangan sampah terpadu.

5. Tahapan Evaluasi

a. Menentukan suatu standar untuk mengukur kinerja tempat pembuangan

sampah terpadu dan membuat batas toleransi yang dapat di terima untuk

tujuan, sasaran dan strategi.

Page 38: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

28

b. Menghitung dan mengukur hasil kinerja yang telah dicapai.

c. Membandingkan antara standar dengan hasil yang dicapai dan tidak

melampui batas toleransi, harus di analisis penyebab-penyebabnya.

d. Mengambil tindakan perbaikan jika di perlukan.

B. Program

1. Pengertian Program

Adapun program memiliki pengertian sebagai berikut, yakni rancangan asas-

asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian dan sebagainya) yang

akan dijalankan.8 Suharsimi arikinto mengemukakan program sebagai berikut,

program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seorang atau

kelompok organisasi, lembaga bahkan negara. Jadi seseorang sekelompok organisasi,

lembaga bahkan negara mempunyai suatu program.9

Program merupakan pernytaan tertulis tentang suatu yang harus dimengerti

dan diusahakan. Program menggambarkan tentang apa yang perlu dilaksanakan dan

mengapa hal itu perlu dilaksanakan. Program dapat di gambarkan berupa sesuatu

pernyataan tertulis tentang situasi, tujuan-tujuan yang hendak dicapai, masalah-

masalah yang hendak dipecahkan dan cara pemecahannya.10

Program adalah sederatan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mencapai kegiatan tertentu. Suatu program terdiri dari rencana umum, rencana kerja

dan jadwal kerja. Dari rencana umum akan muncul kegiatan-kegiatan yang perlu

8Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 1997 ) cet. Ke-9, h. 414

9Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998), h. 3410I Gede Suyatno, Program Pengabdian Pada Masyarakat Bentuk, Jenis dan Sifatnya Dalam

Metodelogi PPM, (Lampung: Universitas Lampung, 1986), h. 88

Page 39: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

29

dilaksanakan agar program itu dapat diwujudkan. Kegiatan-kegiatan itu akan tertuang

didalam rencan kerja lengkap dengan ketentuan bagaimana melakukannya, siapa

pelakunya, siapa kalayak sasarannya, dimana akan dilakukan dan kapan

pelaksanaannya. Bila perlu dapat pula dicakup saran-saran yang diperlukannya untuk

pelaksanaannya, termasuk dana yang diperlukannya kemudian rencana kerja

dijalankan secara kronologis menjadi jadwal kerja.

2. Tujuan Program

Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat

perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak

bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan menentukan apa

yang akan di raih. Tujuan umum dan tujuan khusus (objektif). Tujuan umum biasanya

menunjukan output dari program jangka panjang sedangkan jangka khusus outputnya

jangka pendek.11

3. Model Program

Dalam kegiatan evaluasi keberadaan program merupakan unsur yang tidak

bisa dipisahkan, karena posisi program sudah menjadi pokok kajian yang perlu di

bedah dan di ukur, sejauh mana program tersebut berjalan, apakah bisa

merealisasikan tujuan yang di harapkan atau belum. Hal itu diperoleh dari kegiatan

evaluasi. Oleh sebab itu mengetahui tipe program dalam penentuan program prioritas

untuk mewujudkan tujuan adalah menjadi penting.

Huey Tsyh Chen salah satu tokoh yang berpengaruh dalam

mengembangkan konsep tentang evaluasi. Karyanya yang paling terkenal theory

11Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998), h.35

Page 40: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

30

driven evaluation, telah membagi model program dengan beberapa model.

Sebagaimana yang di kutip oleh wiraman di antaranya menyebutkan:

a. Model Perubahan

Menurut Huey Tsyh Chen sebaimana yang telah dikutip oleh wirawan

menjelaskan model perubahan menunjukan proses sebab dan akibat yang di

timbulkan oleh program di TPST.

b. Model Tindakan

Menurut Huey Tsyh Chen model tindakan melukiskan rencana sistematik

untuk mengatur staf, sumber-sumber dan dukungan organisasi agar dapat

mencapai populasi target dan menyediakan layanan-layanan intervensi.

Dalam model ini akan di jelaskan dibagian analisis program bab IV

(Empat).

4. Aspek-Aspek Program

Aspek-aspek program yaitu ditinjau dari:

a. Tujuan, di dalam tujuan TPST ini mengurangi penumpukan sampah,

meningkatkan kesehatan masyarakat dan merubah paradigma masyarakat

Bambu Apus Rukun Warga 06.

b. Jenis, dalam jenis program TPST ini berbasis pemberdayaan

kemasyarakatan. Dikarenakan program tersebut melibatkan partisifasi

masyarakat dan merubah prilaku masyarakat tentang sampah.

c. Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang.

d. Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya

menyangkut program terbatas sedangkan program besar dilaksanakan oleh

Page 41: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

31

orang banyak. Seperti pembuatan kompos padat masyarakat di ikutsertakan

dalam memilah sampah organik anorganik.

e. Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program yang besar, program

kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar

dilaksanakan oleh orang banyak.

sesuai dengan aspek-aspek yang sudah dipaparkan di atas yaitu tujuan

program yang direncanakan bertujuan untuk mengurangi penumpukan

sampah, meningkatkan kesehatan masyarakat dan merubah paradigma

masyarakat tentang sampah.

Jenis program ini direncanakan berbasis kemasyarakatan. Kemudian dapat

di tinjau dari jangka waktu program, yaitu jangka pendek, jangka menengah

dan jengka panjang. Program penting yang dampaknya menyangkut orang

banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting

adalah sebaliknya. Suharsimi arikinto menegeskan dalam bukunya penelitian

program pendidikan bahwa macam-macam program dapat bermacam-macam

wujud, jika di tinjau dari aspek-aspek yang sudah dipaparkan diatas.12

Maka ketika aspek-aspek program tersebut sudah jelas maka program akan

siap dilaksanakan oleh lembaga atau organisasi sehingga tujuan dari lembaga

tersebut dapat dicapai.

12Ibid, h. 2-3

Page 42: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

32

C. Kompos

1. Pengertian Kompos

Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman, hewan

dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi

sehingga dapat dijadikan sebagai sumber hara bagi tanaman.

Kompos mudah dibuat dari sisa panen seperti jerami, serasah, batang

jagung, bahkan sampah organik rumah tangga. Selain bahan bakunya mudah didapat,

peralatan yang digunakan untuk membuatnya sederhana, proses pembuatannya juga

tidak memerlukan banyak tenaga, dengan nilai ekonomi tinggi, kompos tidak hanya

layak untuk digunakan sendiri tetapi juga sangat menjanjikan untuk diusahakan

sebagai sumber mata pencaharian.13 Jadi pembutan kompos ini dapat meningkatkan

ekonomi masyarakat di karenakan adanya kegiatan masyarakat yang menghasilkan

uang.

2. Manfaat Kompos

a. Memperbaiki struktur tanah agar menjadi gembur

b. Memperkuat daya ikat agregat tanah berpasir

c. Meningkatkan daya tanah dan daya serapan air

d. Memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah

e. Menambah dan mengaktifkan unsur hara.

f. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap unsur hara

g. Membantu dekomposisi bahan mineral

13 Nurheti Yuliarti & Isroi, KOMPOS Cara Mudah, Murah,dan Cepat Menghasilkan Kompos(Yogyakarta: ANDI OFFSET 2009), h. 44

Page 43: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

33

h. Menyediakan bahan makanan bagi mikroorganisme yang menguntungkan

pertumbuhan.

3. Bahan-Bahan Kompos

Berikut bahan-bahan yang sering digunakan untuk membuat kompos.

a. Sisa tanaman, terdiri dari jerami dan sekam padi, tanaman pisang, gulma,

sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, sabut kelapa dan sisa tanaman

yang lain.

b. Sisa makanan, seperti sayuran, lalaban, dll.

c. Sampah kota (khususnya sampah organik) dan limbah industri. Sampah

kota yang diajadikan kompos harus dipilih kembali, karena yang

digunakan berupa sampah organik. Limbah industri pun dipilih limbah

yang tidak mengandung bahan kimia dan logam yang berbahaya.

D. Daur Ulang

1. Pengertian Daur Ulang

Daur ulang adalah proses menjadikan barang bekas atau sampah menjadi

barang baru yang dapat digunakan kembali sehingga bermanfaat. Pengembangan

pembuaan kompos daur ulang sampah diyakini merupakan upaya pembangunan

insfrastruktur kebersihan dan upaya penghematan yang saat ini sangat diperlukan

sebagai solusi strategis untuk pengelolaan sampah dalam ekonomi yang eksis.

Upaya pengembangan pembuatan kompos daur ulang dapat menjadikan

sumber nafkah baru dan mampu menjadi unsur utama kekuatan ekonomi rakyat yang

memiliki kesadaran akan lingkungan.

Page 44: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

34

2. Tujuan Daur Ulang

a). Kegiatan daur ulang sampah untuk pembuatan kompos dan pakan ayam,

pakan ikan secara komersial dapat dijadikan peluang usaha yang dapat menjadi

sumber nafkah baru usaha kecil, membantu mengatasi kemisikinan, penghematan

sumber daya alam maupun sumber daya dana.

b). Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui kegiatan daur ulang

sampah.

c). Mendorong masyarakat agar memiliki ketrampilan.

E. Sampah

1. Pengertian Sampah

Sampah merupakan materi sisa yang tidak digunakan lagi setelah berakhrinya

suatu proses. Daur ulang sampah adalah salah satu strategi pengelolaan sampah yang

terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemerosesan, pendistribusian dan

pembuatan produk atau material bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang:

a). Botol bekas wadah kecap, saos, sirup krim kopi; baik yang putih bening

maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.

b). Kertas, terutama kertas bekas di kantor, Koran, majalah, kardus kecuali

kertas yang berlapis (minyak atau plastik).

c). Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue, rangka meja,

besi rangka beton.

d). Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jerigen dan ember.

e). Sampah basah dapat diolah menjadi kompos.

Page 45: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

35

2. Sumber dan Jenis Sampah

Secara umum sumber sampah dapat digolongkan atas tiga kelompok, yaitu

sampah berasal dari kegiatan rumah tangga (domestic refuse), dari kegiatan

perdagangan (commercial refuse) dan dari kegiatan perindustrian (industrian

refuse).14

Domestic refuse biasanya merupakan sisa makanan, bahan dan peralatan yang

sudah terpakai lagi dalam rumah tangga, sisa pengelolahan makanan, bahan

pembungkus, bermacam-macam kertas, kain bekas, kaleng dan lain-lain.

Commercial refuse adalah sampah yang berasal dari tempat-tempat

perdagangan seperti pasar, “supermarket”, pusat pertokoan, warung dan tempat jual

beli lainnya. Biasanya sampah yang berasal dari kegiatan perdagangan ini terdiri dari

berbagai jenis, seperti bahan dagangan yang rusak, kertas, plastik dan daun

pembungkus, bagian komoditi yang tidak dapat dimanfaatkan, peralatan yang rusak

dan lain-lain.

Industrial refuse merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri,

jumlah dan jenisnya sangat tergantung pada jenis dan jumlah bahan yang diolah oleh

perushaan perindustrian tersebut. Suatu perindustrian biasanya membuang limbah

dan sampahnya disekitar perusahaan tersebut, sehingga sering mencemari lingkungan

di sekelilingnya.

Disamping sampah yang bersumber dari kegiatan diatas, masih ada sampah

jenis lain yaitu sampah yang berasal dari jalanan (streer sweeping), dari bangkai

14 Yul H Bahar, Teknologi Penangan dan Pemanfaatan Sampah, (Jakarta: PT Waca UtamaPramesti, 1986), h. 4-5

Page 46: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

36

binatang yang mati (dead animal), pembersihan, pembangunan suatu tempat, sampah

dari tempat produksi pertanian dan lain-lain.

Secara umum sampah dapat dibagi atas dua golongan, yaitu sampah yang

mudah terurai (dergradable refuse) dan sampah yang tidak dapat terurai

(nondegradable). Degradable refuse yaitu sampah yang mudah terurai secara alami

melalui proses fisik, kimiawi maupun biologis. Biasanya sampah golongan ini berasal

dari bahan-bahan organik, seperti sampah sayuran dan buah-buahan, sisa makanan,

kertas, bangkai binatang dan lain-lain. Nondegradable adalah sampah yang tidak

dapat diuraikan atau sulit diuraikan secara alami melalui proses fisik, kimiawi, dan

biologis menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Nondegradable refuse ini

biasanya berasal dari bahan anorganik, bahan sintetis dan bahan kertas lainnya,

seperti metal, kaca, plastik, kayu dan kramik.

Berdasarkan jenisnya, sampah dapat pula diklasifikasi atas beberapa

kelompok, antara lain:

a. Garbage yaitu sampah yang berasal dari sisa pengolahan, sisa pemasakan,

atau sisa makan yang telah membusuk, tetapi masih dapat digunakan sebagai

makanan oleh organisma lainnya, seperti insekta, binatang pengerat (rodentia)

dan berbagai “scavenger”. Sampah jenis ini biasanya bersumber dari

“domestic refuse” atau industri pengolahan makanan.

b. Rubbish yaitu sampah sisa pengolahan yang tidak mudah membusuk dan

dapat pula dibagi atas dua golongan. Pertama sampah yang tidak mudah

membusuk tetapi mudah terbakar, seperti kayu, bahan plastic, kain, bahan

Page 47: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

37

sintetik. Kedua adalah sampah yang tidak mudah membusuk dan tidak mudah

terbakar, sperti kaca, keramik dan tulang hewan.

c. Ashes dan cinder yaitu berbagai jenis abu dan arang yang berasal dari

kegiatan pembakaran.

d. Dead animal yaitu sampah yang berasal dari bangkai hewan, dapat beruapa

bngakai hewan peliharaan (domestic animal) maupun hewan liar (wild

animal).

e. Street sweeping yaitu sampah atau kotoran yang berserakan dijalan seperti

sisa-sisa pembungkus dan sisa makanan, kertas, daun kayu dan lain-lain.

f. Industrial waste merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri,

sampah jenis ini biasanya lebih homogeni bila dibandingkan dengan sampah

jenis lainnya.

Page 48: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

38

BAB III

GAMBARAN UMUM

TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU

A. Gambaran Umum

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) merupakan tempat pembuangan

sampah yang memilah-milah sampah yang dapat didaur ulang dan tidak dapat didaur

ulang, sehingga terdapat pemangkasan sampah untuk dibuang ke TPA (Tempat

pembuangan akhir). Sebelumnya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang hanya

diperuntukkan bagi warga RW (rukun warga) 06 Vila Pamulang Mas (vipamas)

sangat menyedihkan kumuh, berantakan dan bau. Ironisnya banyak warga lain yang

bukan warga vipamas pun ikut membuang sampah TPS tersebut setiap harinya,

bahkan ada yang membawa gerobak sampah dengan aneka ragam jenis sampah.

Tidak heran jika akhirnya terbentuk timbunan sampah yang menggunung di TPS

hingga meluber ke jalan. Puncaknya truk pengangkut sampah yang selama ini

melayani vila pamulang mas tidak lagi beroperasi karena rusak.

Ada beberapa kendala sehingga TPS tersebut menjadi kumuh, rusak,

berantakan, bau dan meluber ke jalanan diantaranya adalah :

1. Truk pengangkut sampah yang selama ini digunakan, sudah tidak lagi

beroperasi karena rusak sehingga timbunan sampah semakin hari semakin

menumpuk.

Page 49: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

39

2. Belum adanya vendor (pemerintah maupun swasta) yang mampu dan bersedia

melakukan sistem pengangkutan sampah door to door sesuai kebutuhan warga.

3. Jumlah truk yang dimiliki Pemerintahan Kota Tangerang Selatan jauh lebih dari

cukup ditambah lagi belum adanya TPA yang permanen.

4. Bila TPS ditutup akan memerlukan dana yang besar, diantaranya untuk

membuang timbunan sampah yang sudah menggunung hingga bersih, termasuk

membuat pagar penutup agar tidak ada lagi yang membuang sampah di lokasi

eks TPS tersebut.

Berdasarkan undang-undang No. 18 tahun 2008 tentang pengolahan sampah,

mengamanatkan pembuatan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di kawasan

regional, seperti perumahan, desa dan kelurahan. Cara-cara pengolaan sampah ini

dapat dilakukan dari skala kecil hingga besar. Dan salah satu filosofi dasar yang

ditetapkannya undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengolahan sampah

adalah bagaimana cara melihat sampah dari perspektif yang berbeda, yakni

memandang sampah sebagai sesuatu yang punya nilai guna dan manfaaat.

Sehingga membuang sampah dengan percuma merupakan tindakan yang

kurang tepat. Ungkapan yang dikenalkan oleh salah seorang praktisi pengelolaan

sampah, yaitu ‘dulu sampah, sekarang berkah’ sungguh tepat memaknai perubahan

paradigma tentang sampah.

Sebagai upaya membumikan perubahan paradigma tentang sampah tersebut,

praktek mengolah dan memanfaatkan sampah harus menjadi langkah nyata baru kita

dalam mengolah sampah, meninggalkan cara lama yang hanya membuang sampah.

Tindakan nyata mengelola sampah dengan benar dapat dimulai dari yang paling

Page 50: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

40

sederhana yaitu mengubah sampah menjadi kompos di rumah-rumah kita, sampai

dengan mengolah dan memanfaatkan sampah dalam skala bisinis yang besar dengan

menggunakan teknologi tinggi. Prinsip utama mengolah sampah yang benar adalah

mencegah timbulnya sampah, mengguna ulang sampah dan mendaur ulang sampah.

Itulah prinsip 3R (reduce, reuse,recycle).

Berdasarkan hal-hal di atas, keluarga besar Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) vipamas 06 menawarkan untuk bekerjasama kepada warga RW (rukun warga)

06 Vila Pamulang Mas dalam hal pengelola sampah rumah tangga menjadi kompos

dengan lokasi di TPS yang ada sekarang, dan tawaran tersebut di sambut dengan baik

oleh para pengurus RW, RT (rukun tetangga) maupun warga untuk segera

merealisasikan. Kontrak kerjasama antara KSM vipamas 06 dengan Rukun Warga 06

vipamas telah di tanda tangani, pekerjaan awal sudah kami mulai, sehingga lokasi

TPS yang digunakan sejak tahun 1998 dan terhitung mulai tahun 2010 sudah

dirapihkan, dipagar, selanjutnya akan dibuat tempat pengelolaan sampah menjadi

kompos dan sampah yang diolah menjadi kompos nantinya akan dikembalikan lagi

ke masyarakat atau warga untuk dapat dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.

Oleh karena itu, khusus menangani persoalan sampah di perkotaan, Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM) merancang suatu program yang diharapkan dapat lebih

terjamin keberlanjutannya yaitu TPST (Tempat Pembuangan sampah terpadu)

program ini mempunyai strategi dan prinsip 3R, yang lebih mengutamakan

pemberdayaan masyarakat dan instansi lokal. Program yang akan dilakukan ini

menganut pendekatan pemberdayaan (Emplowerment) sebagai suatu syarat menuju

pembangunan yang berkelanjutan. hal ini dinilai merupakan syarat menuju

Page 51: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

41

terbentuknya masyarakat yang mampu mengatasi persoalan sampah yang dihadapi

secara berkelanjutan. Upaya pemberdayaan masyarakat, baik pemberdayaan mental,

ekonomi, maupun intelektual merupakan tanggun jawab semua pihak. Untuk itu

kerjasama semua komponen masyarakat dalam upaya pemberdayaan harus senantiasa

ditumbuh kembangkan dan dilaksanakan secara kontinu.

B. Visi dan Misi

Visi dari TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) ini adalah:

“Terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk membangun ekonomi

kerakyatan serta lingkungan yang bersih dan hijau sehingga tercipta masyarakat

yang sehat.”

Sedangkan Misi dari TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) ini adalah:

1. Mengurangi jumlah penumpukan sampah.

2. Merubah paradigma masyarakat tentang sampah

3. Meningkatkan kesehatan masyarakat

C. Struktur Kepengurusan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

Struktur Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) tidak terlalu rumit dan

berbelit-belit. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan Tempat Pembuangan

Sampah Terpadu (TPST) tidak akan berjalan dengan adanya pengurus. Kepengurusan

yang ramping dan tidak terlalu rumit ini memungkinkan berjalan dengan baik. TPST

(Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) yang dilahirkan oleh Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) dan dibangun sejak tahun 2010 sampai sekarang masih aktif.

Namun hanya ada beberapa kepengurusan di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

ini diantaranya:

Page 52: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

42

Pelindung : 1. Lurah Bambu Apus

2. Ketua RW (rukun warga) 06 Vipamas

3.Ketua RT (rukun tetangga) 01 s/d 08 Bambu Apus

Ketua : Imam Aulia

Wakil : Tarmizi Usman

Sekretari : Imam Thohar

Bendahara : Eka

Operator Mesin : Rahmat

D. Strategi dan Prinsip Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

Berdasarkan visi, misi dan tujuan sebagaimana dikemukakan di atas, maka

rencana aksi dilakukan dengan strategi sebagai berikut:

1. Pelaksnaannya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan lingkup sasaran dan

target yang disesuaikan dengan tingkat kapasitas kelembagaan pada saat dimulai.

2. Penggalangan sumber dana kelembagaan, yang secara parsial relatif kecil,

menjadi satu kesatuan yang sinergik, melalui kemitraan, harmonisasi, sinkronisasi

atau kerjasama dengan pemerintah daerah (provinsi, kabupaten dan kota).

3. Pengembangan kapasitas dilakukan secara simultan bersamaan dengan

pelaksanaan rencana aksi dan pengembangan kapasitas tersebut didasarkan pada

hasil pengkajian kebutuhan. Sedangkan pengkajian kebutuhan tersebut didasarkan

pada hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana aksi .

Sedangkan prinsip utama mengelola sampah yang benar adalah mencegah

timbulnya sampah, menguna ulang sampah dan mendaur ulang sampah. Itulah prinsip

3R (reduce, reuse, recycle). Sesungguhnya mengandung arti yang sangat luas, tidak

Page 53: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

43

sederhana pemahaman sebagian besar masyarakat. Prinsip 3R dalam pengelolaan

sampah erat kaitannya dengan prinsip pembangunan berkenjutan, khususnya dalam

pelaksanaan penghematan sumber daya dan penghematan energi.

Dengan menjalankan prinsip 3R maka terjadi upaya pengurangan ekstraksi

sumber daya karena sebgian bahan baku dapat terpenuhi dari sampah yang didaur

ulang dan sampah yang digunakan ulang.

Sehingga Penerapan prinsip 3R merupakan solusi cerdas atas semakin

terbatasnya sumber daya alam dan kelangkaan energi. Di sektor energi sendiri,

sampah adalah sumber energi alternatif pengganti energi fosil. Pemanfaatan sampah

sebagai pembangkit energi merupakan hal yang lazim dibeberapa Negara maju. Dari

sisi lingkungan, penerapan 3R merupakan langkah nyata upaya pengendalian dan

pencemaran lingkungan karena dengan melakukan 3R maka akan terjadinya

pengurangan beban pencemaran yang dibuang ke lingkungan, baik pencemaran air,

tanah maupun udara.

E. Kegiatan dan Sumber Dana Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

Untuk kegiatan sehari-harinya para karyawan kerja dimulai dari jam 08.00 –

17.00. Pagi-pagi karyawan mengambil sampah dari warga RW 06 setelah

pengambilan sampah mereka memilah-milah sampah organik dan anorganik, setelah

selesai memilah-milah mereka mencacah sampah organik namun setelah adanya

mesin incinalator pembuatan kompos semakin cepat. Sampah anorganik mereka

kumpulkan seperti botol, plastik, dll. Mereka jual sampah anorganik sehingga mereka

mendapatkan uang tambahan dari hasil penjualan sampah anorganik. Kegiatan ini

Page 54: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

44

terus menerus setiap hari senin-sabtu dan sedangkan motor gerobak sampah

beroperasi hanya dua kali sehari.

Sumber dana Tempat Pembuangan Sampah Terpadu:

1. Masyarakat

Dimana masyarakat setempat yaitu Vila Pamulang Mas 06 dan masyarakat di

luar perumahan Vila Pamulang Mas yang suka membuang sampah ke TPST

(Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) itu dipungut biaya Rp.25.000,- untuk di

dalam perumahan Vila Pamulang Mas dan Rp.20.000,- untuk masyarakat di luar

perumahan. Dan hasil dari pungutan atau iuran perbulan dari warga digunakan

untuk membayar gaji karyawan yang bekerja di TPST.

2. Pemerintah

Dimana Pemerintah setempat ikut berkrontribusi dengan memberikan modal

kepada TPST untuk membeli bahan seperti: mesin pencacah, mesin pengayak

sampah, motor gerobag, incinalator dan pagar keliling.

F. Fasilitas

1. Ruangan perkantoran.

2. Toilet

3. Hangar

4. Pagar keliling

5. Motor gerobak

6. Mesin pencacah

7. Mesin pengayak sampah

8. Incinalator (mesin pencacah secara cepat)

Page 55: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

45

G. Letak Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

Letak Tempat Pembangunan Sampah Terpadu (TPST) 3R (reduce, reuse,

recycle) VIPAMAS (Vila Pamulang Mas) RW (Rukun Warga) 06, Kelurahan Bambu

Apus, Pamulang, Tangerang Selatan.

Page 56: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

46

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA

EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS

DAUR ULANG SAMPAH

Pembuatan kompos daur ulang sampah ini merupakan salah satu program

yang dimiliki Dinas Kebersihan Kota Tangerang Selatan. Dalam bab ini penulis akan

memaparkan temuan-temuan yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian di

TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) 3R (reduce, reuse, Recycle) yang

berkaitan dengan program pembuatan kompos daur ulang sampah dilaksanakan dan

evaluasi program pembuatan kompos daur ulang sampah berbasis tujuan.

A. Pelaksanaan Program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah

Pelaksanaan kegiatan pembuatan kompos daur ulang sampah berbasis

masyarakat, maka tahap awal sebelum pembuatan kompos daur ulang sampah yang

dikatakan oleh Bapak kusmardiono:

“Yang pertama pengambilan sampah yang sudah dipisah sampah organikdan organik dari setiap rumah warga RW 06 dengan grobak motor. Setelahpengambilan sampah di rumah warga kemudian tahap selanjutnya melakukanpemilahan kembali di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu)meskipun tahap pemilahan ini adalah tanggung jawab semua warga RW 06,tahap ketiga mencacah sampah organik dengan mesin incinalator dan tahap keempat di bungkus pake kantong plastik.”1

Pernyataan yang sama dengan Bapak Tarmizi selaku Wakil Ketua pengelola

TPST. Pernyataan yang lebih singkat dipaparkan oleh Bapak Tarmizi, beliau

memaparkan bahwa proses pembuatan kompos daur ulang sampah:

1 Hasil Wawancara Bapak Kusmadiono Pada Tanggal 5 September 2015

Page 57: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

47

“karyawan mengambil sampah ke rumah warga lalu sampah organik dananorganik di pilah kembali di TPST, selanjutkan dihancurkan memakai mesinincinalator (mesin pembakaran dan penguraian)”2

Dari hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa proses

pembuatan kompos daur ulang sampah adalah pengambilan sampah organik

anorganik, memilah kembali untuk proses pembakaran dan penguraian selanjutnya di

masukan kantong plastik sehingga proses pembuatan kompos lebih cepat.

Fokus dari perwadahan adalah agar sampah organik tidak tercampur oleh

sampah anorganik sehinga dalam pembuatan kompos tidak ada sampah anorganik,

dalam tahap ini menunjukan partisipasi warga dalam menyukseskan kegiatan Tempat

Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), meskipun warga belum semua mengetahui

pembuatan kompos daur ulang sampah tetapi setidaknya mereka mau belajar

memilah. Kesadaran warga dalam memilah sampah menjadi tolak ukur pengurus

mengajarkan dan mengajak warga untuk ikut berpartisipasi.

Pada awalnya warga belum terbiasa memilah-milah sampah, karena mereka

belum mengetahui jenis-jenis sampah organik dan anorganik, ada juga yang

menganggap bahwa percuma memilah-milah sampah mereka sudah saya bayar setiap

satu bulan sekali lalu merekapun tidak mau memilah-milah sampah organik dan

anorganik sehingga merepotkan karyawan dan pengurus dalam pemilahan sampah

untuk pembuatan kompos.

Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam

proses atau alur tahapan dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi,

perencanaan, pelaksanaan dan pelastarian lingkungan. Kegiatan dengan memberikan

2Hasil Wawancara Bapak Tarmizi Pada Tanggal 12 Agustus 2015

Page 58: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

48

sumbangan tenaga, pikiran atau dalam bentuk materil. Keikutsertaan dan tenaga

adalah bentuk yang paling dapat dilihat dari suatu partisipasi. Keikutsertaan dapat

dilihat dari adanya masyarakat sudah melakukan pemilahan sampah organik dan

anorganik yang menjadi pengurus ataupun RW 06 yang namanya sudah terdaftar

dalam catatan pembukuan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu tersebut.

Sedangkan tenaga dapat dilihat dari adanya bantuan yang dilakukan saat kegiatan

pembuatan kompos daur ulang sampah berlangsung. Dari obeservasi yang dilakukan

peneliti, pelaksanaan kegiatan pembuatan kompos daur ulang sampah sebelum

menggunakan mesin incinalator berdasarkan yang ditetapkan olah TPST. Satu

minggu tiga kalipengambilan sampah di RW 06 yang dilakukan pada hari senin, rabu

dan jumat. Untuk kegiatan selanjutnya memilah kembali di TPST sampah organik

dan anorganik sampah organik ditumpukan menjadi sebuah kotak dan dikasih lubang

paralon untuk udara, dan proses menjadi kompos dalam waktu 3 bulan. Sedangkan

sampah anorganik dikumpulkan untuk dijual kembali ke pengepul untuk pemasukan

para karyawan disana dan kegiatan di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu ini

dilakukan dengan waktu setiap harinya pukul 08.00 sampai dengan 17.00 WIB.

Namun dalam pengelolaan pembuatan kompos ini memiliki perbedaan

sebelum adanya mesin incinalator (mesin penguraian dan pembakaran), sebelum

adanya mesin incinalator proses pembuatan kompos daur ulang sampah cukup lama

yaitu slama 3 bulan penimbulan baru bisa menjadi kompos organik, namun setelah

adanya mesin incinalator pembuatan kompos organik ini hampir dilaksanakan setiap

semingu tiga kali mereka menguraikan sampah yang hasilnya bisa sebulan sekali

TPST mereka menjualnya. Sistem dalam pembagian hasil dilaksanakan di Tempat

Page 59: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

49

Pembuangan Sampah Terpadu yang digunakan adalah 85:15, 85 persen untuk

pengurus dan karyawan, 15 persen untuk digunakan kegiatan oprasional TPST.

B. Evaluasi Program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah

1. Tujuan program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah di TPST

(Tempat Pembuangan Sampah Terpadu)

Dalam mencapai suatu program dengan baik, hendaknya suatu TPST

memiliki rumusan tujuan yang baik terlebih dahulu. Adapun tujuan program

pembuatan kompos daur ulang sampah TPST menurut Bapak Tarmidzi dalam

wawancara sebagai berikut:

“tujuannya Tempat Pebuangan Sampah Terpadu ini yang pertama, untukmenguranginya penumpukan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).Kedua, untuk meningkatakan kesehatan masyarakat. Ketiga, merubahparadigma masyarakat tentang sampah.”3

Dalam pembuatan kompos organik di TPST (Tempat Pembuangan Sampah

Terpadu) ini berbasis masyarakat, dimana masyarakat ikutserta dalam mengelola

pembuatan kompos dan berpartisipasi dalam memilah milah sampah organik dan

sampah anorganik.

Sama seperti pertanyaan Bapak Tarmidzi selaku wakil ketua Tempat

Pembuangan Sampah Terpadu, jawaban yang dipaparkan oleh Bapak Kusmardiono,

beliau adalah karyawan TPST bagian pengangkut sampah ke rumah warga RW

(Rukun Warga) 06, mengemukakan bahwa tujuan program TPST adalah sebagai

berikut:

“kalau saya ketahui ya mas yaitu untuk mengurangi tumpukan sampah danmerubah pola pikir masyarakat tentang sampah. Pada awalnya jujur saja saya

3 Hasil Wawancara Bapak Tarmizi Pada Tanggal 12 Agustus 2015

Page 60: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

50

juga cuek tidak mau tau mengenai sampah di jalanan ini, namun setelahadanya TPST ini banyak banget perubahan yang saya rasakan, ya meskipunsaya bukan orang perumahan disini tapi dampaknya terasa banget mas.”4

Dengan adanya program pembuatan kompos daur ulang sampah ini,

diharapkan akan adanya warga khususnya yang memiliki paradigma rendah tentang

sampah atau tidak peduli tentang sampah organik maupun anorganik dapat memiliki

paradigma untuk merubah diri sendiri dan manfaat yang dirasakan oleh diri sendiri

maupun mayarakat atau lingkungan sekitar RW 06 dalam pembuatan kompos daur

ulang sampah.

Dari hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa program

pembuatan kompos daur ulang sampah yang paling utama adalah membantu

mengurangi penumpukan sampah di warga RW 06 Vila Pamulang Mas, dengan

adanya program pembuatan kompos daur ulang sampah ini, diharapkan banyak warga

yang memiliki pemikiran yang bagus tentang sampah.

Namun itu tidak cukup sampai disini saja, dalam melakukan program tersebut,

untuk melakukan program pembuatan kompos daur ulang sampah yaitu dengan

adanya kesadaraan dan partisipasi masyarakat setempat. Seperti yang dikatakan oleh

Bapak Rahmat dalam wawancara bahwasannya kesadaran dan partisipasi sebagai

berikut:

“Kesadaran disini dimana masyarakat mengetahui dampak negatif dandampak positif tentang penumpukan sampah. Partisipasi yang dimaksud disinimasyarakat mengikuti memilah-milah sampah organik dan organik sebelumdibuang, tidak ada yang membuang sampah di jalanan dan tidak ada yangmembakar sampah karena pencemaran lingkungan. Karena membakar sampahmerupakan kegiatan yang mempunyai peranan terjadinya pencemaran udara.”5

4 Hasil Wawancara Bapak Kusmadiono Pada Tanggal 5 September 20155 Hasil Wawancara Bapak Rahmat Pada Tanggal 5 September 2015

Page 61: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

51

Dengan melihat penjelasan diatas oleh Bapak Rahmat dimana kesadaran dan

partisipasi masyarakat merupakan strategi yang dibuat TPST Vila Pamulang Mas

untuk mencapai sebuah tujuan program pembuatan kompos daur ulang sampah.

Karena jika melihat dari kesadaran dan partisipasi masyarakat sudah konsisten, maka

tujuan pun akan tercapai dengan baik.

Untuk membuktikan tujuan itu sudah terealisasikan, maka penulis akan

memaparkan temuan di lapangan, apakah pernyataan yang disampaikan oleh TPST

selaras dengan apa yang diketahui oleh masyarakat atau tidak. Seperti yang dikatakan

oleh bapak sujana masyarakat Vila Pamulang Mas RW (Rukun Tetangga) 06 sebagai

berikut:

“tujuannya untuk mengurangi penumpukan sampah di Vila Pamulang Mas,meningkatkan kesehatan masyarakat sekitar perumahan vila pamulang masdan merubah pola pikir masyarakat tentang sampah”6

Jika melihat pemaparan dari Bapak Sujana ini, jelas terlihat jika TPST RW 06

Vila Pamulang Mas sudah tercapai tahap tujuannya, yaitu mengurangi penumpukan

sampah di Vila Pamulang Mas, meningkatkan kesehatan masyarakat dan merubah

pola pikir masyarakat tentang sampah. Selaras dengan yang dikatakan oleh Bapak

Tarmizi selaku wakil ketua pengelola TPST di atas.

Dengan melihat pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga

tujuan TPST dalam program pembuatan kompos daur ulang sampah, yaitu yang

pertama adalah mengurangi penumpukan sampah, kedua adalah meningkatkan

kesehatan masyarakat, ketiga adalah merubah paradigma masyarakat tentang sampah.

6 Hasil Wawancara Bapak Sujana Pada Tanggal 7 September 2015

Page 62: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

52

2. Pencapaian Tujuan Program Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah

di TPST

Berbicara tentang sampah, biasanya orang berkecenderungannya adalah

masyarakat tidak terlalu memikirkan apakah sampah yang kita hasilkan itu organik

maupun anorganik. Masyarakat mungkin juga tidak terlalu peduli kemana sampah itu

harus dibuang. Namun pengelolaan sampah yang ideal itu harus benar-benar

bertanggungjawab dimana Bapak Tarmizi mengatakan.

“bahwa tanggungjawab bukanlah milik pemerintah kota semata, tapi milikkita bersama. Contohnya warga perumahan Vila Pamulang Mas RW (RukunTetangga) 06, sejak tahun 1998 kebelakang dimana warga belum sadar akandampak negatif membuang sampah sembarangan sehingga menimbulkanpenumpukan sampah.”

“Namun sejak tahun 1998 ke depan sampai saat ini, masyarakat dilingkungan Vila Pamulang Mas ini mulai sadar akan dampak negatif daripembuangan sampah sembarangan sehingga mengakibatkan penumupukansampah dan bau tidak enak.”7

Dengan adanya penjelasan di atas, dimana kesadaran dan partisipasi dari

masyarakat dalam sebuah evaluasi program, maka tidak dapat diungkiri lagi

perumahan Vila Pamulang Mas RW 06 ini lebih indah. Adapaun tujuan yang sudah

dicapai oleh TPST 3R dalam program pembuatan kompos daur ulang sampah. Di

antaranya :

a. Mengurangi Penumpukan Sampah

Penumpukan sampah merupakan menumpuknya sampah-sampah yang

dibuang atau dengan sendirinya menumpuk dari sumber hasil aktifitas

manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonominya. Penumpukan

7 Hasil Wawancara Bapak Tarmizi Pada Tanggal 12 Agustus 2015

Page 63: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

53

sampah yang berada di RW 06 dapat menyebabkan berbagai permasalahan

baik langsung maupun tidak langsung bagi lingkungan Vila Pamulang Mas.

Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana

diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit,

gangguan pernafasan serta dapat mengganggu kesehatan manusia dan sangat

mengganggu lingkungan. Karena terkontaminasinya pemandangan oleh

tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat hidung, sedangkan dampak

tidak langsung diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh

tumpukan sampah yang menghambatn arus air di sungai karena terhalang

timbunan sampah yang dibuang ke sungai.

Selain itu untuk menjaga kesuburan tanah sangatlah penting, karena tanah

merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di

muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.

Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Sebagian besar dari makanan kita

berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita

menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di

muka bumi ini. Pencemaran tanah dapat diakibatkan oleh sampah organik dan

anorganik, Timbunan sampah akan menutupi permukaan tanah sehingga tanah

tidak bisa dimanfaatkan.

Sampah yang berada di RW 06 keberadaannya sudah meresahkan, terkait

dengan volume sampah yang semakin hari semakin menumpuk. Sehingga

muncullah kebutuhan untuk membangun Tempat Pembuangan Sampah

Terpadu (TPST), agar sampah bisa diolah dan dimanfaatkan menjadi berkah,

Page 64: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

54

sehingga tidak ada lagi tumpukkan sampah di lingkungan perumahan Villa

Pamulang Mas ini. Hal serupa yang diperkuat dengan argumen Bapak Tarmizi

sebagai wakil ketua Tempat Pembuangan Sampah Terpadu 3R yaitu sebagai

berikut :

“yang pertama. Berkurangnya penumpukan sampah, adanya tongsampah organik anorganik dan lingkungan menjadi bersih. Nahsebelum tahun 1998 penumpukan sampah begitu menghawatirknmenumpuk di pinggir jalan namun sejak adanya TPS (TempatPembuangan Sampah) sekarang jalanan kelihatan rapih dan bersihkarena pola pikir masyarakat sehingga tidak adanya yang membuangsampah ke jalanan dan begitu juga mengurangi penumpukan sampahdi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan yang kedua, TPST menarohdua tong sampah yaitu tong sampah organik dan anorganik dimanatong sampah ini di letakkan didelapan RT (Rukun Tetangga) jadi totaltong sampah organik anorganik terdapat enam belas tong sampah,ditambahnya masyarakat rw 06 enam yang memliki tong sampah ituberjumlah 53 rumah yang bertujuan masyarakat tidak membuangsampah sembarang dan untuk mengajarkan masyarakat membedakansampah organik dan anorganik.”8

Jika melihat pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwasannya jika

melihat dari perkembangan dari tujuan program pembuatan kompos daur

ulang sampah memang mengalami kemajuan secara bertahap. Semakin sering

mayarakat memilah sampah organik dan anorganik sebelum membuangnya,

itu artinya kesadaran dan partisipasi masyarakat sangat berkembang dan maju.

Kegiatan TPST ini sebagai media warga perumahan Vila Pamulang Mas

dalam melakukan partisipasi sebagai wujud dari evaluasi masyarakat, dan

TPST setidaknya sudah berhasil menciptakan proses belajar masyarakat

tentang arti pentingnya kita sebagai khalifah dimuka bumi untuk berinteraksi

8 Hasil Wawancara Bapak Tarmizi Pada Tanggal 12 Agustus 2015

Page 65: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

55

dengan lingkungan kita melalui pelestarian dan pemeliharaan lingkungan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Tarmizi sebagai berikut :

“Dan yang paling terpenting dari hasil program evaluasi dalam kasusini adalah kegiatan TPST bukanlah hasil materi yang diingikan,melainkan proses belajar masyarakat dengan tujuan perubahan sikapdan masyarakat terhadap lingkungan sendiri”.9

Seperti penjelasan diatas oleh Bapak Tarmizi dimana masyarakat

diharapkan bisa terus belajar untuk memanfaatkan sampah, dengan adanya

TPST diharapkan juga mampu menjadi alternatif pengelolaan sampah yang

praktis, dengan harapan lain mengubah kacamata masyarakat pada umumnya

untuk lebih peduli lingkungan demi ekosistem lingkungan.

Didalam pencapaian ini alhamdulilllah semuanya tercapai dengan baik

karena adanya kesadaran dan partisipasi dari masyarakatnya sendiri, sehingga

lingkungan perumahan Vila Pamulang Mas ini menjadi bersih dan tidak ada

sampah yang menumpuk di warga RW 06.

b. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

Kesehatan adalah harta yang tak ternilai harganya. Terlebih sekarang, pada

zaman sekarang hampir tidak terbebas dari kontaminasi polutan. Tangerang

Selatan merupakan kota pemekaran yang sedang berkembang, penuh dengan

pembangunan dan banyaknya penebangan pohon. Di sisi lain, tekanan hidup

pun semakin keras. Mungkin kita orang-orang yang mudah sakit dan gampang

emosi. Belum lagi lingkungan tempat tinggal yang mungkin tidak mampu

menyediakan lingkungan yang menyenangkan. Tak heran jika saat ini

9 Hasil Wawancara Bapak Tarmizi Pada Tanggal 12 Agustus 2015

Page 66: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

56

semakin banyak orang yang berusaha hidup dengan prinsip back to natural.

Tujuannya tak lain untuk menyeimbangkan hidup dengan alam, sehingga

kualitas hidup membaik.

Dalam kegiatan ini maka harus ada keseimbangan ekologi manusia.

Ekologi manusia merupakan hubungan manusia dengan lingkungan sekitar

agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia sendiri. Pecapaian tujuan

dalam meningkatkan kesehatan masyarakat yang dikemukakan oleh Bapak

Tarmizi :

“yang pertama, tidak adanya pembakaran Sampah. Yang kedua,terciptanya kualitas air bersih. Yang ketiga, adanya penanaman pohondi taman warga.”10

Jika melihat pemaparan tujuan dan tujuan yang sudah dicapai, penulis

dapat menyimpulkan bahwasannya program ini sudah berhasil. Oleh karena

itu, perlu adanya pemaparan tentang bukti dari keberhasilan tersebut. Seperti

yang dikemukakan oleh Bapak Sujana, sebagai berikut :

“Meningkatkan kesehatan masyarakat, dalam meningkatkan kesehatankita bisa melihat dari tidak adanya yang membakar sampahsembarang, trus sejak tidak adanya sampah yang menumpuk air punwarna sangat jernih tidak kotor, dan adanya penanam pohon itu salahsatu untuk menghirup udara segar.”11

Seperti yang sudah dikemukakan oleh Bapak Tarmizi dalam tujuan yang

sudah dicapai oleh TPST 3R, itu juga merupakan sebuah bukti keberhasilan

program pembuatan kompos daur ulang sampah tersebut. Ada baiknya

pendapat para pengurus TPST 3R tersebuat penulis membandingkan dengan

1010 Hasil Wawancara Bapak Tarmizi Pada Tanggal 12 Agustus 201511 Hasil Wawancara Bapak Sujana Pada Tanggal 7 September 2015

Page 67: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

57

jawaban warga RW 06, jawaban yang selaras antara pengurus dan warga RW

06 ini menjadi bukti keabsahan di lapangan. Ditambahnya dengan adanya

bukti dari pukesmas ini akan menjadi lebih kuat keberhasilan TPST 3R, bukti

keberhasilan sebagai berikut :

Tabel 1Data berkurangnya orang sakit pertahunNo Tahun Jumlah orang yang sakit

1 2010 57

2 2011 55

3 2012 35

4 2013 35

5 2014 30

6 2015 28

Sumber: Puskesmas

Jika melihat pemaparan di atas, dengan data yang didapat dari puskesmas

setiap tahunnya terus berkurang data orang yang sakit. Penulis menganalisis

dan menyimpulkan bahwa program pembuatan kompos daur ulang sampah ini

tujuan sudah dicapai dan dikatakan berhasil.

c. Merubah Paradigma Masyarakat Tentang Sampah

Permasalahan menegenai sampah merupakan hal yang membutuhkan

perhatian khusus, karena menjadi persoalan nasioanal. Kegagalan dalam

pengelolaan sampah berlimbas pada menurunnya kualitas kehidupan warga

masyarakat. Pengelolaan sampah yang tidak baik dapat merusak estetika kota

Page 68: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

58

dan dampak buruk yaitu terhadap kesehatan, pembuangan sampah yang

selama ini ditumpukan dipinggir jalan, lalu tim penggerak pengangkut sampah

mengambil secara rutin, akan tetapi bagaimana masyarakat yang tinggal

didaerah atau rumahnya jauh dari jangkauan tim penggerak pengangkut

sampah. Hal ini yang terjadi pangkal masalah, karena tidak menutup

kemungkinan masyarakat yang tinggal di perumahan pun ikut membuang

sampah di pinggir jalan, ke sungai-sungai terdekat atau hanya ditumpuk

begitu saja lalu dibakar.

Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan hidup belum

begitu optimal, bahkan cenderung banyak masyarakat yang mengabaikannya.

Untuk itu, tempat pembuangan sampah terpadu membantu masyarakat dalam

pengelolaan sampah rumah tangga melalui pemahaman kepada masyarakat

agar mereka tahu dan peduli terhadap pengelolaan lingkungan hidup.

TPST mengajarkan masyarakat perumahan Vila Pamulang Mas mengenai

pemilahan sampah organik anorganik sehingga dapat dimanfaatkan menjadi

kompos dan tidak membuangnya lagi dipinggir jalan, kesungai-sungai dan di

bakar. Dilingkungan perumahan Vila Pamulang Mas sekaligus mengajarkan

masyarakat untuk mencintai lingkungan.12

Diharapkan dengan adanya kegiatan TPST, masyarakat dapat merubah

paradigma terhadap sampah dan mengubah pola pikir terhadap sampah

sebagai bahan yang menjijikan dan tidak dapat dimanfatkan atau di daur ulang

12 Hasil Wawancara Bapak Sujana Pada Tanggal 7 September 2015

Page 69: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

59

kembali. Tujuan yang sudah dicapai dalam mengubah paradigma masyarakat

tentang sampah yaitu sebagai berikut

1). Adanya Kompos Padat

Kompos padat merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman,

hewan dan limbah organik yang telah mengalami proses fermentasi sehingga

dapat dijadikan sebagai sumber hara bagi tanaman. Dampak yang diberikan

TPST RW 06 hanya sebatas aspek lingkungan, karena TPST bagi sebagian

masyarakat masih merupakan hal yang baru. Dalam evaluasi program TPST

terhadap kebersihan lingkungan menjadi bentuk tindakan secara partisipasi

masyarakat.

Untuk menganalisis apakah tujuan program sudah tercapai atau tidaknya,

penulis akan melihat target jangka panjang apa saja yang sudah dicapai oleh

TPST dalam waktu lima tahun semenjak program pembuatan kompos daur

ulang sampah ini didirikan. Menurut Bapak Tarmizi dalam wawancara

memaparkan, sebagai berikut:

“Alhamdulillah sekali mas, sekarang semakin banyak orang yang taumengenai TPST, yang awalnya cuek sekarang ikut berpartisipasidalam pembuatan kompos daur ulang sampah, setidaknya merekaberpartisipasi memilah sampah sebelum dibuang ke TPST.”“dalam kurun waktu 5 tahun kita penuh perjuangan yang tidak mudahmas, pembuatan kompos daur ualng sampah mungkin awalnya tidakmenarik untuk di perbincangkan karena belum mengetahui dampaknegatif dari adanya sampah dan manfaat sampah yang dihasilkan darisampah, dalam pembuatan kompos padat harus memiliki lahankosong. Dengan adanya lahan kosong jadi kita bisa memanfaatkanlahan untuk pembuatan kompos padat, dulu kami membuat kompospadat bareng dengan warga setempat.”“Namun sejak tahun 2014 akhir sesetelah lahan semakin menyempitkita pun mulai kebingungan mas, mencoba dengan mesin incinator(mesin penguraian) mesin yang mempercepat pembuatan kompos,

Page 70: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

60

yang tadinya tiga bulan sekali menjadi kompos sekarang per bulandapat mencapai 200 kantong kompos padat dan semakin sedikitpembuangan sampah ke TPA bahkan tidak ada sampah yang terbuangke TPA”13

Setelah mengkaji penjelasan di atas bahwa pembuaan kompos daur ulang

sampah hasil dari evaluasi yang dilakukan setiap setahun sekali maka

pembuatan kompos pun berkembang semakin maju. Dan dengan adanya

partisipasi masyarakat di Vila Pamulang Mas RW 06 maka tidak mustahil

untuk mewujudkan warga berdikari, karena tujuan akhir dari evaluasi program

adalah berkelanjutan, proses belajar sosial serta perubahan sikap dan

nilai.Selain itu, dalam pembuatan kompos padat ini sangatlah penting bagi

kesuburan tanah dan memperbaiki kehidupan biologis tanah.

2). Adanya Kompos Cair (Komposter)

Kompos cair (komposter) merupakan kompos yang berasal dari tumbuhan

kering dan sisa makanan sayuran. Dengan adanya kesadaran dan partisipasi

masyarakat lingkungan masyarakat menjadi sehat dan bersih, tidak terlihat

adanya sampah berserakat di pinggir jalan karena sampah organik mereka

jadikan kompos. Menurut Ibu Eka selain pembuatan kompos padat TPST

mencoba membuat terobosan kompos cair, beliau adalah bendahara TPST.

Dalam pembuatan komposter ini beliau mengemukakan hasil dari pembuatan

komposter sebagai berikut.

“Alhamdulillah mas, Meskipun dari 400 Kepala Keluarga namunkomposter ini hanya dibuat 8 komposter dan diletakkan 1 (satu)komposter di setiap RT (Rukun Tetangga) masing-masing dikarenakanlahan rumah mereka yang sempit, jadi setidaknya setiap RT memilikikomposter.”

13 Hasil Wawancara Bapak Tarmizi Pada Tanggal 12 Agustus 2015

Page 71: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

61

“untuk pengambilan kompos tersebut bisa dilakukan satu bulan duakali dan yang mengambil kompos hanya warga yang suka membuangsampah kedalam tabung komposter tersebut.14

Pembuatan komposter merupakan salah satu merubah paradigma

masyarakat Vila Pamulang Mas RW (Rukun Warga) 06 tentang sampah untuk

perbaikan struktur tanah, selain itu untuk menghemat biaya pembuatan

kompos.

Didalam program pembuatan kompos daur ulang sampah tujuan yang

dicapai sangat baik, sampah organik masyarat serahkan ke TPST untuk

pembuatan kompos padat dan cair. Pencapaian dalam pembuatan kompos

padat ini, TPST dapat menghasilkan 200 karung per bulan. Dalam satu bulan

TPST dapat mencapai target yang diinginkan.

Maka dapat disimpulkan, bahwa program pembuatan kompos daur ulang

sampah memberikan dampak yang positif, yaitu memberikan pengaruh

terhadap perubahan dalam prilaku masyarakat.

Tabel 2Pencapaian Tujuan

No Aspek di evaluasi Analisis Hasil

1 Mengurangi Penumpukan Sampah Tidak adanya penumpukan

sampah, adanya dua tong

sampah yaitu tong sampah

organik dan anorganik di 8

(Delapan) Rukun Tetangga

14 Hasil Wawancara Ibu Eka Pada Tanggal 2 Oktober 2015.

Page 72: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

62

(RT) Vila Pamulang Mas

dan Tempat Pembuangan

Sampah Terpadu (TPST)

menjadikan lingkungan

Rukun Warga (RW) 06

bersih.

2 Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Tidak adanya pembakaran

sampah di Vila Pamulang

Mas RW 06, Terciptanya

kualitas air bersih dan

adanya penanaman pohon

di taman warga.

3 Merubah Paradigma Masyarakat Adanya pembuatan

kompos padat dan cair

(komposter) di Vila

Pamulang Mas RW 06

Bambu Apus Pamulang –

Tangerang Selatan.

Page 73: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini menyimpulkan:

1. Pelaksanaan program pembuatan kompos daur ulang sampah berjalan sangat

baik dimana partisipasi masyarakat dalam memilah sampah. Sehingga Tempat

Pembuangan Sampah Terpadu Vila Pamulang Mas RW 06 Kelurahan Bambu

Apus telah memberikan pengaruh yang baik terhadap partisipasi warga sebagi

wujud tanggung jawab terhadap lingkungannya sendiri.

2. Efektifitas pengelolaan sampah dalam program 3R dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan program 3R berjalan secara baik, dan optimal. Dengan adanya

pengelolaan sampah 3R terjadi perbaikan atau peningkatan dalam

pengelolaan sampah, pengelolaannya semakin baik dibanding sebelum

dilakukan program 3R, hal ini dikarenakan sampah telah dipilah oleh

masyarakat untuk didaur ulang menjadi barang yang berguna yaitu kompos

sehingga penumpukan sampah di RW 06 Kelurahan Bambu Apus dapat

berkurang.

3. Tempat Pembuangan Sampah Terpadu telah membangun kepercayaan,

potensi dan pasrtisipasi warga Vila Pamulang Mas dalam kegiatan

Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah dengan manfaat-manfaat yang

dirasakan oleh warga.

Page 74: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

64

4. Pencapaian tujuan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu berhasil

mengurangi penumpukkan sampah, meningkatkan kesehatan masyarakat dan

merubah paradigma masyarakat tentang sampah dengan baik.

B. Saran

1. Perlu adanya perhatian serius dari pemerintahan setempat untuk

mengembangkan lebih lanjut kegiatan Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah ini

sebagai salah satu solusi dalam penanganan masalah sampah di Tangerang Selatan.

2. Agar Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah lebih bagus lagi dalam kegiatan

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu terus melakukan sosialisasi kepada warga

mengenai penggolongan dan pemanfaatan sampah.

Demikian kesimpulan dan saran yang bisa peneliti sampaikan dalam skripsi ini.

Semoga hasil penelitian kegiatan Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah ini

menjadi bahan msukan bagi banyak khalayak luas dalam penanganan lingkungan dan

bahan renungan juga evaluasi bagi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu dalam

menjalankan kegiatan melalui Pembuatan Kompos Daur Ulang Sampah di perumahan

Vila Pamulang Mas 06 Kelurahan Bambu Apus.

Page 75: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

65

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumber Dari Bacaan Buku

Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Penegmbangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran dan

Pendekatan Praktis. Jakarta: FEUI press.

Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Yogyakarta: Bina

Aksara, 1998.

Ayub, Penata. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik.

Jakarta: Agro Media Pustaka, 2010.

B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2006.

Bahar, Yul H. Teknologi Penangan dan Pemanfaatan Sampah, (Jakarta:

PT Waca Utama Pramesti, 1986.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Hidayati, Nurul. Metodelogi Penelitian Dakwah Dengan Pendekatan

Kualitatif. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. Metode Penelitian Sosial.

Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003.

J Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000.

Juli Slamet, Sunmirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Jogjakarta: Ar – Ruzz Media, 2012.

Page 76: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

66

Machendrawaty Nanih dan Ahmad Safei Agus. Pengembangan

Masyarakat Islam Dari Ideologi, Strategi Sampai Tradisi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.

Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan,

Malang: IKIP Universitas Negreri Malang, 2011.

Nurwaddah Nasution, Bunga. Skripsi:Pemberdayaan Masyarakat: Studi

Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang

Indah Rw 09 dan 13 Tangerang Selatan.

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian

Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat,

Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan

Pekerjaan Sosial. Bandung: PT. Refika Adiatma, 2005.

Suyatno, I Gede. Program Pengabdian Pada Masyarakat Bentuk, Jenis

dan Sifatnya Dalam Metodelogi PPM.Lampung: Universitas

Lampung, 1986.

Yuliarti Nurheti & Isroi. KOMPOS Cara Mudah, Murah,dan Cepat

Menghasilkan Kompos. Yogyakarta: ANDI OFFSET 2009.

Yusuf Taybnafis, Farida. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

2. Sumber Dari Skripsi

Nur Oktaviani Fany “Evaluasi Program Baitulmaal Wa Tanwil Ar-Ridho

Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kelurahan

Pisangan Kecamatan Ciputat Timur.” Skripsi S1 fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010.

Page 77: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

67

Suryati. “Evaluasi Program Unit Usaha Bisnis Barbeku (Barang Bekas

Berkualitas) di Yayasan Imdad Mustadhafin (Yasmin) Cirendeu.”

Skripsi S1 fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

3. Sumber Dari Internet

Http://pupukkompos-1990.blogspot.com/2011/12/pengertian-kompos-dan-

proses.html di akses tanggal 11 November, 2014 pukul. 11. 30

WIB.

Https://www.facebook.com/ForumHijauIndonesia/posts/26000863075690

8. Diakses tanggal 6November, 2014 Pukul. 20.18 WIB

Page 78: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

DAFTAR PERTANYAAN

1. Apakah tujuan program TPST di bangun?

2. Apa saja tujuan program yang sudah tercapai?

3. Bagaimana cara melihat indikator dari tujuan program?

4. Siapa sajakah yang ikut serta dalam pembuatan kompos daur ulang

sampah?

5. Kenapa didalam pembuatan kompos daur ulang sampah ini menggunakan

3R (reduce, resuce, recycly)?

6. Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam program pembuatan

kompos daur ulang sampah?

7. Kapankah evaluasi program di laksanakan?

8. Kenapa evaluasi penting dan harus dilakukan dalam pembuatan kompos

daur ulang sampah?

9. Apakah tahapan evaluasi program pembuatan kompos sudah berjalan

dengan benar?

10. Metode apa yang digunakan dalam menjalankan 3R untuk program

pembuatan kompos daur ulang sampah?

11. Apa dampak program pembuatan kompos daur ulang sampah di tinjau dari

segi sosial dan ekonomi di masyarakat?

12. Sejak kapankah di mulainya program 3R?

13. Siapakah yang diuntungkan dalam program 3r ini?

14. Sejak kapan pembuatan kompos daur ulang sampah ini dilaksanakan?

15. Apakah program pembuatan kompos ini penting?

16. Bagaimana pola perubahana masyarakat sebelum dan sesudah adanya

program 3R?

17. Kenapa di dalam pembuatan kompos daur ulang ini menggunakan mesin?

18. Bagaiamana keterlibatan dinas kebersihan kota tangerang selatan dalam

program 3r?

Page 79: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

HASIL WAWANCARA

Nama : Tarmidzi

Umur : 63 Tahun

Tanggal : 12 Agustus 2015

Jabatan : Wakil Ketua TPST

1. Apa tujuan program TPST di bangun?

Jawaban : tujuannya untuk menguranginya penumpukan sampah di TPA

(Tempat Pembuangan Akhir), untuk meningkatakan kesehatan

masyarakat dan merubah paradigma masyarakat tentang sampah.

2. Tujuan program apa saja yang telah tercapai?

Jawaban : Alhamdulillah mas, untuk sejauh ini tujuan program yang sudah

tercapai meskipun belum begitu maksimal, yaitu menguranginya

penumpukan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), untuk

meningkatakan kesehatan masyarakat dan merubah paradigma

masyarakat tentang sampah.

3. Bagaimana cara melihat indikator dari tujuan program?

Jawaban : Alhamdulillah mas, untuk saat ini yang sudah tercapai mungkin

hampir semua nya yaahh. Dari 3 tujuan itu kita yang saya katakana

memiliki indikator, seperti:

a. Mengurangi penumpukan sampah indikatornya.

Berkurangnya penumpukan sampah, adanya tong sampah

organik anorganik dan lingkungan menjadi bersih. Nah

sebelum tahun 1998 penumpukan sampah begitu

menghawatirkn menumpuk di pinggir jalan namun sejak

adanya TPS (Tempat Pembuangan Sampah) sekarang jalanan

kelihatan rapih dan bersih karena perubahan pola pikir

masyarakat sehingga tidak adanya yang membuang sampah ke

jalanan dan begitu juga mengurangi penumpukan sampah di

TPA (Tempat Pembuangan Akhir). TPST menaroh dua tong

Page 80: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

sampah yaitu tong sampah organik dan anorganik dimana tong

sampah ini di letakkan didelapan RT (Rukun Tetangga) jadi

total tong sampah organik anorganik terdapat enam belas tong

sampah, yang bertujuan masyarakat tidak membuang sampah

sembarang dan untuk mengajarkan masyarakat membedakan

sampah organik dan organik.

b. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

Tidak adanya pembakaran Sampah, terciptanya kualitas air

bersih dan adanya penanaman pohon di taman warga

c. Merubah Paradigma Tentang Sampah

Adanya kompos padat dan adanya kompos cair (Komposter).

Dimana sampah dijadikan barang yang bernilai sehingga

menambah penghasilan.

4. Siapa sajakah yang ikut serta dalam pembuatan kompos daur ulang

sampah?

Jawaban : Alhamdulillah sekali mas, sekarang semakin banyak orang yang

tau mengenali TPST, yang awalnya cuek sekarang ikut berpartisipasi

dalam pembuatan kompos daur ulang sampah, setidaknya mereka

berpartisipasi memilah sampah sebelum dibuang ke TPST.”

“dalam kurun waktu 5 tahun kita penuh perjuangan yang tidak mudah

mas, pembuatan kompos daur ualng sampah mungkin awalnya tidak

menarik untuk di perbincangkan karena belum mengetahui dampak

negatif dari adanya sampah dan manfaat sampah yang dihasilkan dari

sampah, dalam pembuatan kompos padat harus memiliki lahan kosong.

Dengan adanya lahan kosong jadi kita bisa memanfaatkan lahan untuk

pembuatan kompos padat, dulu kami membuat kompos padat bareng

dengan warga setempat. Namun sejak tahun 2014 akhir sesetelah lahan

semakin menyempit kita pun mulai kebingungan mas, mencoba

dengan mesin incinator (mesin penguraian) mesin yang mempercepat

pembuatan kompos, yang tadinya tiga bulan sekali menjadi kompos

Page 81: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

sekarang per bulan dapat mencapai 200 kantong kompos padat dan

semakin sedikit pembuangan sampah ke TPA bahkan tidak ada

sampah yang terbuang ke TPA Kalau untuk pembuatan kompos padat

kita kelola di TPST sendiri setalah adanya mesin incinalator (mesin

pembakaran) namun sebelum ada mesin kita masih mengunakan lahan

yang kosong dan partisifasi masyarakat RW 06. untuk pembuatan

kompos cair itu masyarakat karena kompos cair tidak memerlukan

lahan luas.

5. Kenapa didalam pembuatan kompos daur ulang sampah ini menggunakan

3R (reduce, resuce, recycly)?

Jawaban : Karena menurut Bapa pribadi 3R ini merupakan langkah nyata

upaya pengendalian dan pencemaran lingkungan, dimana kita dapat

mencegah penumpukan sampah, bisa menggunakan kembali sampah

yang tidak terpakai dan mendaur ulang sampah. karena sampah juga

bisa bermanfaat untuk kita.

6. Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam program pembuatan

kompos daur ulang sampah?

Jawaban: Mungkin SDM dan materil kali yaa soalnya kita masih banyak

sekali perubahan-perubahan setiap tahunnya.

7. Kapankah evaluasi program di laksanakan?

Jawaban: Kalau untuk evaluasi tertulis itu kita setiap setahun sekali namun

kita sering diskusi mengenai kekurangan atau keluhan setiap sebulan

sekali.

8. Kenapa evaluasi penting dan harus dilakukan dalam pembuatan kompos

daur ulang sampah?

Jawaban: Sangatlah penting mas evaluasi itu, karena TPST ini memiliki

tujuan dan melihat apakah tujuannya sudah tercapai apa belum. Jadi

dengan adanya evaluasi kita bisa merubah lebih baik lagi dan Dan

yang paling terpenting dari hasil program evaluasi dalam kasus ini

adalah kegiatan TPST bukanlah hasil materi yang diingikan,

Page 82: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

melainkan proses belajar masyarakat dengan tujuan perubahan sikap

dan masyarakat terhadap lingkungan sendiri.

9. Apakah tahapan evaluasi program pembuatan kompos sudah berjalan

dengan benar?

Jawaban: Tahapan evaluasi ini sudah benar karena kita mengevaluasi

TPST ini diakhir, kita melaksanakan evaluasi hanya setahun sekali

10. Metode apa yang digunakan dalam menjalankan 3R program pembuatan

kompos daur ulang sampah di TPST?

Jawaban: Permasalahan mengenai sampah mungkin merupakan hal yang

membutuhkan perhatian yang khusus, karena menjadi persoalan

nasioanal. Kegagalan dalam pengelolaan sampah berlimbas pada

menurunnya kualitas kehidupan warga masyarakat. Tahapan

pengelolaan karyawan mengambil sampah ke rumah warga lalu

sampah organik dan anorganik di pilah kembali di TPST, selanjutkan

dihancurkan memakai mesin incinalator saat ini kita hanya memasukan

sampah organik ke dalam mesin incinalator dengan mesin berjalan

otomatis keluarlah hasil pembakaran dan pencacahan di dalam mesin

tersebut, jadi tidak perlu proses lama berminggu-minggu bahkan

berbulan-bulan

11. Apa dampak program pembuatan kompos daur ulang sampah di tinjau dari

segi sosial dan ekonomi di masyarakat?

Jawaban: Dilihat dari segi sosialnya kita dapat merubah pola pikir mereka

tentang sampah dan dengan adanya partisifasi masyarakat sendiri

lingkungan di Vila Pamulang Mas ini menjadi lebih bersih. Kalau di

lihat dari segi ekonominya mungkin masyarakat bisa memanfaatkan

sampah anorganik dengan dijual juga kan bisaa terkadang sampah

Page 83: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

anorganik mereka buang ke TPST selain itu kita bisa menjual hasil

dari tanaman yang kita tanam di depan raumah dari hasil pupuk cair

maupun padat.

12. Sejak kapankah di mulainya program 3R?

Jawaban: Dulu sejak tahun 1998 di TPST ini awalnya tempat pembuangan

sampah tpi belum terpadu, pembangunan TPST ini dimulai sejak tahun

2010 sejak pemerintah mengeluarkan undang-undang pengelolaan

sampah tahun 2008.

13. Siapakah yang diuntungkan dalam program 3R ini?

Jawab: Sebenarnya masalah siapa yang di untungkan ya kita semua

masyarakat Vila Pamulang Mas, selain lignkungan kita bersih terus

memiliki kesadaran tentang dampak negative dan posititif dari sampah

14. Sejak kapan pembuatan kompos daur ulang sampah ini dilaksanakan?

Jawaban: pembuatan kompos ini berjalan bareng dengan pembanguan

TPST yaitu sejak tahun 2010.

15. apakah program pembuatan kompos ini penting?

Jawaban: Penting sekali mas, soalnya tahun ketahun penduduk tangsel

umumnya semakin meningkat dan yang pasti terjadi penyempitan

lahan. Dengan pembuatan kompos ini masyarakat bisa menanam

pohon di rumah dengan kompos buatan sendiri.

16. Bagaimana pola perubahana masyarakat sebelum dan sesudah adanya

program 3r?

Jawaban: Tentu saja perubahan itu pasti ada, yang tadinya masyarakat

membuang sampah sembarang sekarang Alhamdulillah tidak ada mas.

Selain itu merasakan sejuk nya udara di perumahan dan tidak bau

sampah di pingiran jalan.

17. Kenapa di dalam pembuatan kompos daur ulang ini menggunakan mesin?

Jawaban: Karena kita mencontoh ke Negara maju seperti singapor

mungkin disana itu tidak ada tumpukan samapah seperti di kita, semua

sampah mereka bakar dengan mesin agar tumpukan sampah tersebut

Page 84: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

cepat di daur ulang jadi semakin hari sampah tidak semakin banyak

menumpuk

18. Bagaiamana keterlibatan dinas kebersihan kota tangerang selatan dalam

program 3r?

Jawaban: Allhamdulillah untuk saat ini pemerintah daerah sangat

menyuport namun dari segi pemberian alat-alat dalam pengelola

sampah (hangar, kantor, pgar, motor gerobag dan mesin pencacah)

namun Permasalahan sampah bukanlah tanggungjawabnya milik

pemerintah kota semata, tapi milik kita bersama. Contohnya warga

perumahan Vila Pamulang Mas RW (Rukun Tetangga) 06, sejak

tahun 1998 kebelakang dimana warga belum sadar akan dampak

negatif membuang sampah sembarangan sehingga menimbulkan

penumpukan sampah. Namun sejak tahun 1998 ke depan sampai saat

ini, masyarakat di lingkungan Vila Pamulang Mas ini mulai sadar akan

dampak negatif dari pembuangan sampah sembarangan sehingga

mengakibatkan penumupukan sampah dan bau tidak enak.

Page 85: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Nama : Ibu Eka

Umur : 54 Tahun

Tanggal : 2 Oktober 2015

Jabatan : BendaharaTPST

1. Apakah tujuan program TPST di bangun?

Jawaban: tujuan program di TPST ini ada 3 mas. Pertama, untuk

mengurangi penumpukan sampah di perumahan Vila Pamulang Mas.

Kedua, meningkatkan kesehatan masyarakat. Ketiga, menguba

paradigma masyarakat tentang sampah.

2. Apasaja tujuan program yang sudah tercapai?

Jawaban: dalam tujuan program ini mungkin hampir semua nya sudahtercapai mas. Soalnya masih ada dalam proses mas seperti menanampohon dipekarangan rumah 25% warga RW 06 masyarakatberpartisifasi namun baru 30 rumah warga yang menanam pohonsedangkan jumlah penduduk 400 Kepala Keluarga , ada juga yangsudah lama tercapai sampai sampai saat ini masih di jalani. DanAlhamdulillah mas, Meskipun dari 400 Kepala Keluarga namunkomposter ini hanya dibuat 8 komposter dan diletakkan 1 (satu)komposter di setiap RT (Rukun Tetangga) masing-masing dikarenakanlahan rumah mereka yang sempit, jadi setidaknya setiap RT memilikikomposter. Untuk pengambilan kompos tersebut bisa dilakukan satubulan dua kali dan yang mengambil kompos hanya warga yang sukamembuang sampah kedalam tabung komposter tersebut.

3. Bagaimana cara melihat indikator dari tujuan program?

Jawaban: untuk melihat indikator keberhasilan dari tujuan program

contohnya ini mas pembuatan kompos padat dan cair, trus tidak

adanya penumpukan sampah lagi di perumahan vila pamulang mas,

dulu waktu belum menjadi tpst mas air cepet berubah warna kaya

berminyaak jadi saya sering banget yang namanya bersihin kamar

mandi.

4. Siapa sajakah yang ikut serta dalam pembuatan kompos daur ulang

sampah?

Page 86: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Jawaban: warga sini RW 06 mas dulu kita memanfaatkan pekarangan

kosong yang ada disini tapi sekarang mah tidak lagi mas, pembuatan

kompos padat sekarang di TPST nya langsung terkecuali pembuatan

kompos cair kita bisa mengelola di rumah kita sendiri karena tidak

perlu lahan yang luas cukup di tong sampah gede kita olahnya. Bahkan

kita keterbatasan anggaran kita hanya menaruh tong sampah gede di

setiap RT masing-masing mas. Ada juga yang membuatnya di rumah

pribadinya.

5. Kenapa didalam pembuatan kompos daur ulang sampah ini menggunakan

3R (reduce, resuce, recycly)?

Jawaban: iya mas, mungkin kenapa harus 3R karena kita belajar memilah

sampah organik dan anorganik. Selain itu sampah anorganik kita

kumpulkan untuk uang tambahan gaji karyawan selain itu sampah

organik kita olah menjadi kompos padat. Yang nantinya kita jual dapat

menghasilkan uang lagi. Sehinga tidak ada sampah yang tersisa

nantinya di buang ke TPA.

6. Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam program pembuatan

kompos daur ulang sampah?

Jawaban: mungkin materiil kali yaa, pendanaan untuk beli ini itu masih

suka bingung mas, sepertii pembuatan tong sampah aja harus pake

uang sendiri mas.

7. Kapankah evaluasi program di laksanakan?

Jawaban: evaluasi dilakukan setahun sekali mas kalau disini, cuma setiap

sebulan sekali kita suka diskusi tentang TPST.

8. Kenapa evaluasi penting dan harus dilakukan dalam pembuatan kompos

daur ulang sampah?

Jawaban: sangat penting sekali ma situ mah karena itu merupakn penilaian

terhadap apa yang kita lakukan apa kita ada perubahan atau tidak atau

mungkin berhasil apa tidaknya bisa ketahui dari evaluasi.

Page 87: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

9. Apakah tahapan evaluasi program pembuatan kompos sudah berjalan

dengan benar?

Jawaban: kalau untuk tahunan mungkin berjalan dengan baik mas, soalnya

setiap tahun ada agendanya evaluasi program tpst tpi kalau untuk

bulanan kita free mas bisa kapaan saja.

10. Metode apa yang digunakan dalam menjalankan 3R untuk program

pembuatan kompos daur ulang sampah?

Jawaban: sebenarnya metodenya simple, metode lama seperti penumpukan

bergaris untuk membuat kompos itu sudah tidak mungkin karena tidak

adanya lahan kosong dan proses nya lama. Namun untuk saat ini

proses pembuatan tidak ribet dan cepat lagii, kita memilah sampah dari

rumah warga vila pamulang mas dan sekitarnya setelah itu pemilihan

sampah organik anorganik trus sampah organik kita masukan kedalam

mesin incinalator yaitu mesin pembakar yang tidak mengeluarkan asap

berbahaya dan mesin itu pun sudah ada suratnya loh mas,,udah

dimasukin ke mesin secara otomatis berjalan sendiri dan keluar seperti

pengilingan padi hasil sampah organik itu di cacah tidak begtitu

lembut habis itu di tumpukan dan siaap dimasukn ke dalam karung

kecil siap untuk di pasarkan.

11. Apa dampak program pembuatan kompos daur ulang sampah di tinjau dari

segi sosial dan ekonomi di masyarakat?

Jawab: dari segi sosial adanya perubahan kepribadian yang biasanya

membuang sampah dipinggiran jalan sekarang tidak lagi, terus dengan

adanya penanaman pohon kita semakin peduli lingkungan karena

penanaman pohon ditaman warga ini merupakan salah satu cara untuk

mendapatkan udara sehat dan berkumpul-kumpul warga RW 06.

Sedangkan dari segi ekonomi utnuk warga sini mungkin menambah

pengahasilan bagi yang penganggurana dan bagi masyarakat vila

pamulang mas dapat menghemat dalam pembelian kompos dengan

harga murah.

Page 88: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

12. Sejak kapankah di mulainya program 3R?

Jawab: 3R ini dimulai sejalan dengan pembangunan tempat pembuangan

sampah terpadu tahun 2010 mas.

13. Siapakah yang diuntungkan dalam program 3r ini?

Jawab: yaa mas, kalau masalah siapa yang diuntungin ya vila pamulang

mas dan masyarakat sekitarny karena tidak adanya sampah menumpuk

di pingir jalan lgi shingga tidak dapat menghirup udara yang bau.

Karena kesehatan adalah harta yang tak ternilai harganya.

14. Sejak kapan pembuatan kompos daur ulang sampah ini dilaksanakan?

Jawaban: pembuatan kompos daur ulang sampah ini juga sama mas,

berbarengan dengan pembangun TPST sejak tahun 2010.

15. apakah program pembuatan kompos ini penting?

Jawaban: penting banget mas, dari pada kita membuang sampah ke tempat

pembuangan akhir ya mending kita manfaatkan sampah organik mas.

Kasihan seandainya kita buang ke TPA kita tau sendiri kota

berkembang semakin banyak pembangunan dan semakin menyempit

lahan kosong udah gtu di lihat dari dampak nya mas bagi warga yang

dekat dengan TPA bisa terjadi longsor sampah dan banjir karena

sampah menumpuk.

16. Bagaimana pola perubahana masyarakat sebelum dan sesudah adanya

program 3R?

Jawaban: sebelum adanya tpst perumahan vila pamulang mas ini terlihat

kumuh dan tidak nyaman dengan bau sampah. Sering sekali

masyarakat beranggapan “Penumpukan sampah merupakan

menumpuknya sampah-sampah yang dibuang atau dengan sendirinya

menumpuk dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang

belum memiliki nilai ekonominya.” Tapi alhamdulillah mas perubahan

pasti ada, namanya juga mengajak itu tidak mudah seperti membalikan

telapak tangan perlu perjuangan keras, seperti bersosialisasi tentang

Page 89: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

sampah dari manfaat sampai ke dampaknya. Namun untuk sejuah ini

sangat bersyukur banget mas pola pikir masyarakat tentang sampah

jauh lebih baik dengan partisifasi warga 06 ini sehingga sekarang ini

vila pamulang mas dan sekitarnya menjadi lebih bersih dan

mendapatkan udara yang segar tidak bau sampah.

17. Kenapa di dalam pembuatan kompos daur ulang ini menggunakan mesin?

Jawaban: iya mas ini juga mesinnya sudah layak uji dimana asapnya tidak

membuat pemcemaran di lingkungan sekitar, soalnya kebutuhan orang

setiap harinya berbeda mas jadi sampah tidak bisa di prediksi setiap

hari semakin banyak jika pembuatan kompos melalui system

penumpukan itu membuthkan waktu lama apalagi sampah setiap

harinya ada terus jadi alasanya kenapa pake mesin karena untuk

mempercepata pembuatan kompos saja dan sampah tidak menumpuk

setiap harinya di tpst.

18. Bagaiamana keterlibatan dinas kebersihan kota tangerang selatan dalam

program 3r?

Jawaban: keterlibatan pemerintahan daerah Alhamdulillah sangat

mendukung sekali sampai saat ini kebutuhan-kebutuhan tpst seperti

mesin incinalator, grobak motor, hangar, kantor, pagar keliling, dan

mesin pencacah.

Page 90: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Nama : Bapak Kusmardiono

Umur : 64 Tahun

Tanggal : 5 September 2015

Jabatan : Karyawan TPST

1. Apakah tujuan program TPST di bangun?

Jawaban: kalau saya ketahui ya mas yaitu untuk mengurangi tumpukan

sampah dan merubah pola pikir masyarakat tentang sampah.

2. Apasaja tujuan program yang sudah tercapai?

Jawaban: ya mungkin semuanya sudah mas

3. Bagaimana cara melihat indikator dari tujuan program?

Jawaban: mungkin tidak ada tumpakan sampah kali ya mas di pinggir

jalan truss sama warga perumahan vila pamulang mas ini membedakan

sampah organik sama anorganik tapi masih ada juga yang

mencampurkan sampahnya mas jadi saya di tpst harus memilah

sampah lagi.

4. Siapa sajakah yang ikut serta dalam pembuatan kompos daur ulang

sampah?

Jawaban: yang ikut serta kalau disini iya paling kita yang ada di tpst itu

untuk pembuatan kompos padat ya mas, tapi ada juga kompos yang

cair itu itu warga RW 06 mas tpi itu juga kita masih menarohnya di

setiap RT masing-masing mas.

5. Kenapa di dalam pembuatan kompos daur ulang sampah ini menggunakan

3R (reduce, resuce, recycly)?

Jawaban: karena kita belajar memilah sampah mas dimana sampah

organik dan anorganik mas dimana kita belajar sampah mana yang

bisa di daur ulang atau tidaknya.

6. Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam program pembuatan

kompos daur ulang sampah?

Jawaban: mungkin SDM nya yam as soalnya disini masih kurang

karyawan yang ngangkut sampah soalnya kita ngambil sampah itu

Page 91: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

semingu tiga kali mas kalau dikita ka nada 8 RT sedangkan karyawan

yang ngangkutin sampah Cuma 6 itu pun kalau semua masuk.

7. Kapankah evaluasi program di laksanakan?

Jawaban: evaluasi paling sebulan sekali mas situ klau orangnya ada.

8. Kenapa evaluasi penting dan harus dilakukan dalam pembuatan kompos

daur ulang sampah?

Jawaban: penting karena menentukan kualitas kompos mas.

9. Apakah tahapan evaluasi program pembuatan kompos sudah berjalan

dengan benar?

Jawaban: iya mas, soalnya kalau kita sebulan sekali diskusi apa aja

keluhannya dari TPST.

10. Metode apa yang digunakan dalam menjalankan 3R untuk program

pembuatan kompos daur ulang sampah?

Jawaban: Yang pertama pengambilan sampah yang sudah dipisah sampah

organik dan organik dari setiap rumah warga RW 06 dengan grobak

motor. Setelah pengambilan sampah di rumah warga kemudian tahap

jeuda pemilahan, kembali di TPST (Tempat Pembuangan Sampah

Terpadu) tahap pemilahan ini adalah tanggung jawab semua warga

RW 06, tahap ketiga mencacah dan pembakaran sampah organik

dengan mesin incinalator dan tahap ke empat di bungkus pake kantong

plastik”

11. Apa dampak program pembuatan kompos daur ulang sampah di tinjau

dari segi sosial dan ekonomi di masyarakat?

Jawaban: adanya kesadaraan masyarakat lingkungan jadi bersih, karna

saya Pada awalnya jujur saja saya juga cuek tidak mau tau mengenai

sampah di jalanan ini, namun setelah adanya TPST ini banyak banget

perubahan yang saya rasakan, ya meskipun saya bukan orang

Page 92: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

perumahan disini tapi dampaknya terasa banget mas. Saya hanya

petugas pengambil sampah disini jadi sampah anorganik itu seperti

plastik, botol, dll. Itu kami jual untuk uang tambahan lumayanlaahh.

12. Sejak kapankah di mulainya program 3R?

Jawaban: program 3R ini dimulai sejak tahun 2010

13. Siapakah yang diuntungkan dalam program 3r ini?

Jawaaban: yang diuntungkan di program ini adalah warga vila pamulang

mas dan masyarakat sekitar yang bisa menghirup udara tanpa bau sampah.

14. Sejak kapan pembuatan kompos daur ulang sampah ini dilaksanakan?

Jawaban: sejak tahun 2010 juga mas.

15. apakah program pembuatan kompos ini penting?

Jawaban: penting mas, setidaknya mengurangi penumpukan sampah yang

akan di buang ke TPA

16. Bagaimana pola perubahana masyarakat sebelum dan sesudah adanya

program 3R?

Jawaban: perubahannya mungkin menjadi bersih lebih indah saja di

lihatnya karena tidak membuang sampah sembarangan, dulu mah saya

ngambilin sampah dimana berserakan di pinggir jalan mas.

17. Kenapa di dalam pembuatan kompos daur ulang ini menggunakan mesin?

Jawaban: iya karena mempercepat dan mempermudah proses pembuatan

sampah

18. Bagaiamana keterlibatan dinas kebersihan kota tangerang selatan dalam

program 3r?

Jawaban: Alhamdulillah mas, sampai saat ini pemerintah membantu dari

segi barang-barang kebutuhan di tpst seperti motor grobag, mesin

incinalator, dll.

Page 93: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Nama : Bapak Rahmat

Umur : 39 Tahun

Tanggal : 5 September 2015

Jabatan : Operator Mesin

1. Apakah tujuan program TPST di bangun?

Jawaban: Untuk mengurangi tumpukan sampah, meningkatkan kesehatan

masyarakat dan merubah pola pikir masyarakat tentang sampah. Kurang

lebihnya begitu mas

2. Tujuan program apa saja yang telah tercapai?

Jawaban: Mungkin sudah semuanya tercapai mas, tapi kita itu sebenarnya

masih butuuh tong sampah orgnik dan anorganik mas di setiap rumah

warga RW 06 ini.

3. Bagaimana cara melihat indikator tujuan program sudah tercapai?

Jawaban: kalau masalah indikator mungkin mas langsung bisa tanyain saja

ke bapa Tarmizi soalnya saya baru mas disini.

4. Siapa sajakah yang ikut serta dalam pembuatan kompos daur ulang

sampah?

Jawaban: sejauh ini yang saya ketahui ya mas, pembuatan kompos

dilakukan di TPST dan di setiap RT mas.

5. Kenapa di dalam pembuatan kompos daur ulang sampah ini menggunakan

3R (reduce, resuce, recycly)?

Jawaban: Karena dalam penangulangan tentang sampah itu tidak mudah

mas, terkadang orang cuek tentang sampah namun disisi lain dengan

pembuatan kompos daur ulang sampah ini kita hanya memilah-milah

sampah organik dan anorganik.

6. Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam program pembuatan kompos

daur ulang sampah?

Jawaban: mungkin materil kali ya mas.

7. Kapankah evaluasi program di laksanakan?

Page 94: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Jawaban: Untuk evaluasi saya kurang tau mas tetapi kalau untuk diskusi

tentang tpst itu mungkin setiap bulan sekali.

8. Kenapa evaluasi penting dan harus dilakukan dalam pembuatan kompos

daur ulang sampah?

Jawaban: Menurut saya sangat penting, karena untuk mengetahui

keberlanjutan program tersebut.

9. Apakah tahapan evaluasi program pembuatan kompos sudah berjalan

dengan benar?

Jawaban: mungkin sudah mas tapi untuk evaluasi tahunan saya belum ikut.

10. Metode apa yang digunakan dalam menjalankan 3R untuk program

pembuatan kompos daur ulang sampah?

Jawaban: caranya hanya memilah sampah organik dan anorganik

11. Apa dampak program pembuatan kompos daur ulang sampah di tinjau

dari segi sosial dan ekonomi di masyarakat?

Jawaban: karena adanya kesadaran dan partisipasi masyarakat lingkungan

lebih bersih dan pola pikir mereka berubah mengenai sampah.

Kesadaran disini dimana masyarakat mengetahui dampak negatif dan

dampak positiftentang penumpukan sampah. Partisipasi yang dimaksud

disini masyarakat mengikuti memilah-milah sampah di organik dan

organik sebelum dibuang, tidak ada yang membuang sampah dijalanan

dan tidak ada yang membakar sampah karena pencemaran lingkungan.

Membakar sampah merupakan kegiatan yang mempunyai peranan

terjadinya pencemaran udara. Kalau dilihat dari segi ekonomi warga

perumahan vila pamulang mas ini mudah mencari kompos dengan harga

murah hasil dari olahan sendri dan hemat dalam pembelian kompos dan

penangulangan pengangguran seperti saya contohnya kemarin belum

kerja apa-apa Alhamdulillah sekararang bisa bekerja disini.

12. Sejak kapankah dimulainya program 3R?

Jawaban: dilihat dari sejarahnya sih sejak tahun 2010.

13. Siapakah yang diuntungkan dalam program 3r ini?

Page 95: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Jawaban: yang pasti masyarakat sekitar perumahan vila pamulang mas ini

mendapat udara yang sehat tidak bau sampah.

14. Sejak kapan pembuatan kompos daur ulang sampah ini dilaksanakan?

Jawaban: Sejak dibangunnya TPST mas tahun 2010.

15. Apakah program pembuatan kompos ini penting?

Jawaban: Penting mas, salah satunya mengurangi penumpukan sampah

selain itu menjadikan lingkungan bersih karena tidak adanya sampah

lagi dan dapat menyuburkan tanah.

16. Bagaimana pola perubahana masyarakat sebelum dan sesudah adanya

program 3r?

Jawaban: Lingkungan lebih bersih mas dan masyarakat sekitar tidak

membuang sampah sembarang.

17. Kenapa didalam pembuatan kompos daur ulang ini menggunakan mesin?

Jawaban: Sebenarnya kita hanya ingin mempercepat proses pembuatan

kompos.

18. Bagaiamana keterlibatan dinas kebersihan kota tangerang selatan dalam

program 3r?

Jawaban: keterlibat untuk saat ini sangat mendukung kegiatan TPST. Tapi

unutk saya pribadi mas, saya butuh bangeet yang namanya tong sampah

organik anorganik. Karena tong sampah organik dan anorganik

merupakan salah satu cara Tempat Pembuangan Sampah Terpadu untuk

membedakan mana sampah organik (sampah yang dapat di daur ulang)

dan sampah anorganik (sampah yang tidak dapat di daur ulang) di

lingkungan masyarakat RW 06. Kasihan untuk yang ngambilin sampah

kadang mereka harus memilah lagi di tpst mas.

Page 96: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Nama : Bapak Sujana

Umur : 28 Tahun

Tanggal : 7 September 2015

Jabatan : Warga Vila Pamulang Mas

1. Apakah tujuan program TPST dibangun?

Jawaban: tujuannya untuk mengurangi penumpukan sampah,

meningkatkan kesehatan masyarakat sekitar perumahan vila pamulang

mas dan merubah pola pikir masyarakat tentang sampah

2. Tujuan program apa saja yang sudah tercapai?

Jawaban: tujuannya di TPST ini yang saya ketahui dan saya rasakan ya

mas yaitu, untuk mengurangi penumpukan sampah dalam kurun waktu

empat tahun kurang lebih dimana lingkungan Vila Pamulang Mas

sangat kelihatan bersih mas, meningkatkan kesehatan masyarakat

sekitar perumahan Vila Pamulang Mas dan merubah prilaku

masyarakat tentang sampah mas dimana RW 06 bisa memilah sampah

organik dan anorganik.

3. Bagaimana cara melihat indikator tujuan program sudah tercapai?

Jawaban: yang pertama tidak adanya tumpukan sampah, lingkungan

mungkin lebih bersih, adanya tong sampah organik dan anorganik di

setiap taman RT tapi saran saya sih mas tong sampah itu harus ada

disetiap rumah karena saya biar tidak memilah lagi sampah tersbut di

TPST dan tidak adanya yang membakar sampah mas.

4. Siapa saja yang ikut serta dalam pembuatan kompos daur ulang sampah?

Jawaban: semua masyarakat perumahan vila pamulang mas.

5. Kenapa didalam pembuatan kompos daur ulang sampah ini menggunakan

3R (reduce, resuce, recycly)?

Jawaban: karena 3r ini langkah yang lebih tepat dalam mengatasi masalah

sampah.

6. Sumber daya apa saja yang dibutuhkan dalam program pembuatan

kompos daur ulang sampah?

Page 97: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Jawaban: SDM kali ya mas, soalnya mereka juga suka kecapeaan kalau

Cuma 6 mah sedangkan disini ada 8 RT.

7. Kapankah evaluasi program di laksanakan?

Jawaban: waduuh ma situ saya kurang tau

8. Kenapa evaluasi penting dan harus dilakukan dalam pembuatan kompos

daur ulang sampah?

Jawaban: Penting karena evaluasi merupakan penilaian terhadap

pembuatan kompos sejauh ini seberapa banyak sisa sampah hasil dari

pembuatan kompos daur ulang sampah.

9. Apakah tahapan evaluasi program pembuatan kompos sudah berjalan

dengan benar?

Jawaban: kayanya sudah mas.

10. Metode apa yang digunakan dalam menjalankan 3R untuk program

pembuatan kompos daur ulang sampah?

Jawaban: Simpel mas masalah cara pembuatan kompos dari sampah,

mereka mengambil sampah dari warga terus mereka pilih sampah

organik dan anorganik meskipun dirumah warga juga di pisahkan

namun mereka hanya ngecek ulang lagi takut ada yang mencampur

sampah organik dan anorganik,

11. Apa dampak program pembuatan kompos daur ulang sampah di tinjau dari

segi sosial dan ekonomi di masyarakat?

Jawaban: dilihat dari segi sosial mungkin lebih akrab saja kali ya warga di

perumahan vila pamulang mas ini, biasanya kalau di perumahan kan

orangnya cuek satu sama yang lain. Dari segi ekonomi khususnya bagi

para karyawan menambahkan penghasilan karena karena setiap hari

mereka bisa dapat uang 50rb (gaji) belum lagi sampah anorganik yang

tidak bisa di daur ulang itu mereka kumpulkan terus mereka bersihkan

lalu mereka jual itu buat penghasilan tambahan mereka mas.

12. Sejak kapankah dimulainya program 3R?

Jawaban: sejak tahun 2010 kalau tidak salah mas.

Page 98: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

13. Siapakah yang diuntungkan dalam program 3r ini?

Jawaban: semua masyarakat disekitar vila pamulang mas.

14. Sejak kapan pembuatan kompos daur ulang sampah ini dilaksanakan?

Jawaban: pembuatan kompos ini juga sejak tahun 2010 mas.

15. Apakah program pembuatan kompos ini penting?

Jawaban: penting mas, soalnya selain mengurangi penumpukan sampah

pembuatan kompos ini membersihkan lingkungan disini juga mas

apalagi kompos yang di jual kemasarakat sini cukup murah lagi mas.

16. Bagaimana pola perubahana masyarakat sebelum dan sesudah adanya

program 3r?

Jawaban: TPST mengajarkan masyarakat perumahan Vila Pamulang Mas

mengenai pemilahan sampah organik anorganik sehingga dapat

dimanfaatkan menjadi kompos dan tidak membuangnya lagi di pinggir

jalan, ke sungai-sungai dan dibakar. Di Lingkungan perumahan Vila

Pamulang Mas sekaligus mengajarkan masyarakat untuk mencintai

lingkungan belum adanya TPST ini jujur saja saya juga dulu mah masa

bodo tentang sampah ternyata menumpuknya sampah disini membuat

dampak yang negatif selain bau juga kalau musim huja suka becek

bahkan banjir mas, sekarang mah Alhamdulillah mas masyarakt

mungkin sadar tentang bahaya membuang sampah sembarangan.

17. Kenapa didalam pembuatan kompos daur ulang ini menggunakan mesin?

Jawaban: untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan kompos daur

ulang sampahnya mas.

18. Bagaiamana keterlibatan dinas kebersihan kota tangerang selatan dalam

program 3r?

Jawaban: alhadamdulillah mas sangat mendukung itu contohnya mesin

pembakaran, pencacah, motor grobak semua nya dari dinas kebersihan.

Page 99: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Contoh sampah anorganik yang tidak dapat di jadikan kompos.

Contoh mesin pencacah sampah organik

Page 100: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Contoh motor grobag pengambil sampah

Contoh mesin incinalator mesin penguraian dan pembakaran cepat dalam proses

pembuatan kompos

Page 101: EVALUASI PROGRAM PEMBUATAN KOMPOS DAUR ULANG …

Narasumber Ibu Eka Bendahara TPST