evaluasi pilpres 2014 untuk masa depan pemilu berkualitas

28
AWASLU B Badan Pengawas Pemilihan Umum BULETIN EDISI 12, DESEMBER 2014 Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas Bawaslu Sampaikan Hasil Pengawasan Pemilu 2014 Srikandi Pengawas dan Penegak Hukum Pemilu Pimpinan Bawaslu, Endang Wihdatiningtyas Bawaslu Pastikan Tidak Ada Kecurangan dalam Rekrutmen Panwaslu

Upload: truongtruc

Post on 27-Dec-2016

224 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

AWASLUB Badan Pengawas Pemilihan Umum

BULETIN EDISI 12, DESEMBER 2014

Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

Bawaslu Sampaikan Hasil Pengawasan Pemilu 2014

Srikandi Pengawas dan Penegak Hukum Pemilu

Pimpinan Bawaslu, Endang Wihdatiningtyas

Bawaslu Pastikan Tidak Ada Kecurangan dalam Rekrutmen Panwaslu

Page 2: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

Daftar isi:

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

2

Buletin BAWASLU ini diterbitkan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum, sebagai wahana informasi kepada khalayak serta ajang komunikasi keluarga besar pengawas Pemilu di seluruh tanah air. Terbit satu bulan sekali.

Dari Redaksi ................................................................................................... 2Laporan UtamaEvaluasi Pilpres 2014 untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas ... 3SorotanEvaluasi Secara Makro Kinerja Lembaga Pengawas Pemilu ................................................................................................................. 6Pilkada Serentak Paling Mungkin 16 Desember 2015 ........... 7Seleksi Panwaslu: Diharapkan Lahir Pengawas MIliki Integritas .......................................................................................................... 9Dukungan Birokrasi dan Aspek SDM Jadi Problem Panwas Kabupaten/Kota ......................................................................................... 10InvestigasiKetua KPU Halmahera Tengah Disanksi Lantaran Gunakan Fasilitas Perusahaan Asing .................................................................. 11Bawaslu TerkiniBawaslu Sampaikan Hasil Pengawasan Pemilu 2014 ..................... 12Profil Endang WihdatiningtyasSrikandi Pengawas dan Penegak Hukum Pemilu ......................... 14

Divisi UpdateDivisi Organisasi dan SDMBawaslu Pastikan Tidak Ada Kecurangan dalam Rekrutmen Panwaslu ......................................................................................................... 16Divisi Hukum dan Penindakan PelanggaranBawaslu Siap Tangani Sengketa Pemilu ..................................... 17Divisi PengawasanPenggunaan Dana Kampanye Perlu Dievaluasi .............................. 19Divisi Hukum dan Penindakan PelanggaranPokjanas GRSPP: Kejahatan Pemilu Makin Berani ............... 18Sudut PandangHamdan Zoelva: Pemilu Bukan Sekedar Hidup dan Mati .... 20Ekspose Daerah ............................................................................................ 22Sambut Pilkada 2015, Bawaslu Jabar Siapkan Panwaslu di Lima Kabupaten/Kota ...................................................................... 21Anekdot ............................................................................................................ 25Galeri ................................................................................................................ 25Bawaslu Award 2014 ................................................................................ 26

Salam Awas

Evaluasi pileg dan pilpres untuk perbaikan tata kelola pemilu

Menutup tahun 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah menyeleng-garakan pemilu legislatif dan pemilu presiden dengan lan-car. Indonesia telah memiliki anggota dewan dan presiden serta wakil presiden untuk lima tahun ke depan.

Tentu saja, di balik kesuksesan pelaksanaan pilpres 2014 terdapat banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi KPU dan Bawaslu. Kedua lembaga ini bekerja di bawah pantauan jutaan pasang mata masyarakat. Berbagai celah, kesalahan, kealpaan menjadi catatan, masukan, dan kritik dari berbagai elemen masyarakat dan pemangku kepent-ingan.

Karena itu, evaluasi menjadi hal yang mutlak bagi KPU dan Bawaslu. Lantaran, catatan pelaksanaan pileg dan pil-pres 2014 akan menjadi warisan panjang bagi kehidupan berdemokrasi bangsa ke depan. Catatan dan evaluasi dari KPU dan Bawaslu juga telah ditasbihkan dalam Undang-Undang. Sekaligus, akan menjadi perbaikan bagi pelaksa-naan pemilu pada masa akan datang.

Bawaslu menggarisbawahi tiga aspek penting yang menjadi catatan evaluasi Pemilu Presiden 2014. Yakni as-

pek pemilih, penyelenggara dan peserta pemilu, serta pen-egakan hukum pemilu.

Ketiga aspek tersebut se-cara garis besar menjadi tiga poin utama yang dinilai Ba-waslu harus diperbaiki. Untuk meningkatkan perbaikan tata kelola demokrasi ke depan.

Pemilih harus dipastikan bisa menggunakan hak dan kewajibannya secara bertang-gung jawab tanpa intimidasi. Penyelenggara harus dipasti-kan melakukan tugasnya den-gan penuh integritas. Peserta pemilu juga perlu dikawal dan diawasi dalam menggunakan haknya sesuai dengan aturan perundang-undangan. Dan yang paling utama, perlu dilakukan penguatan penegakan hukum pemilu. Se-hingga pemilu berkualitas tidak lagi hanya ada dalam jar-gon dan paparan wacana.

BAD

AN P

ENGAWAS PEMILIHAN UMU

M

B A W A S L U - R

I

RE

P

U B L I K I N D O N E SI A

Penerbit: Bawaslu RI Pengarah: Dr. Muhammad, S.IP., MSi, Nasrullah, SH., Endang Wihdatiningtyas, SH., Daniel Zuchron, Ir. Nelson Simanjuntak ; Penanggung jawab: Gunawan Suswantoro, SH, M.Si Redaktur: Jajang Abdullah, S.Pd, M.Si, Tagor Fredy, SH, M.Si, Drs. Hengky Pramono, M.Si, Ferdinand ET Sirait, SH, MH, Pakerti Luhur, Ak, Nurmalawati Pulubuhu, S.IP, Raja Monang Silalahi, S.Sos, Hilton Tampubolon, SE, Redaktur Bahasa: Saparuddin, Ken Norton Pembuat Artikel: Falcao Silaban, Christina Kartikawati, Muhammad Zain, Ali Imron, Hendru, Irwan; Design Grafis dan Layout: Christina Kartikawati, Muhammad Zain, Muhtar Sekretariat: Tim Sekretariat Bawaslu

Alamat Redaksi: Jalan MH. Thamrin No. 14 Jakarta Pusat, 10350. Telp./Fax: (021) 3905889, 3907911. I www.bawaslu.go.id

AWASLUB Badan Pengawas Pemilihan Umum

BULETIN EDISI 12, DESEMBER 2014

Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

Bawaslu Sampaikan Hasil Pengawasan Pemilu 2014

Srikandi Pengawas dan Penegak Hukum Pemilu

Pimpinan Bawaslu, Endang Wihdatiningtyas

Bawaslu Pastikan Tidak Ada Kecurangan dalam Rekrutmen Panwaslu

Page 3: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

3

Evaluasi Pilpres 2014Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

Tahun 2014 segera berakhir. Banyak catatan ditoreh sepan-jang tahun ini bagi perjalanan demokrasi bangsa Indonesia. Tahun 2014 digelar perhelatan pemilihan umum presiden. Se-hingga Oktober lalu, Indonesia resmi memiliki presiden dan wakil presiden baru. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presi-den Jusuf Kalla. Sejarah baru tersebut lahir dan dibidani oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyeleng-gara pemilu. Didampingi dan diawasi oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Serta di-pastikan beretika oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Tentu saja, di balik kesuksesan pelak-sanaan pilpres 2014 terdapat banyak ham-batan dan tantangan yang dihadapi KPU dan Bawaslu. Kedua lembaga ini bekerja di bawah pantauan jutaan pasang mata masyarakat. Berbagai celah, kesalahan, kealpaan menjadi catatan, masukan, dan kritik dari berbagai elemen masyarakat dan pemangku kepentingan.

Karena itu, evaluasi menjadi hal yang mutlak bagi KPU dan Bawaslu. Lanta-ran, catatan pelaksanaan pileg dan pilpres 2014 akan menjadi warisan panjang bagi kehidupan berdemokrasi bangsa ke de-pan. Catatan dan evaluasi dari KPU dan Bawaslu juga telah ditasbihkan dalam Undang-Undang. Sekaligus, akan men-jadi perbaikan bagi pelaksanaan pemilu pada masa akan datang.

Catatan Dari KPUKetua Komisi Pemilihan Umum

(KPU) Husni Kamil Manik mengharap-kan semua komisioner KPU provinsi

mempunyai catatan masalah dalam lapo-ran evaluasi penyelenggaran pemilu Ta-hun 2014. Ia menerangkan catatan yang dimaksud bukanlah catatan kelembagaan, namun berupa catatan laporan mengenai apa saja masalah yang terjadi dan pernah dihadapi selama penyelenggaraan Pemilu 2014.

“Saya berharap dalam rapat pimpi-nan untuk evaluasi dan pelaporan peny-elenggaraan Pemilu Tahun 2014, semua (komisioner KPU) mempunyai catatan yang bukan dari catatan kelembagaan tetapi dilakukan secara pribadi atas pen-gamatannya,” ujar Husni.

Husni mengatakan dalam catatan tersebut akan banyak pembelajaran yang nantinya digunakan sebagai pengalaman saat penyelenggaraan pemilu selanjutnya. Menurutnya, selama ini masalah yang muncul dalam penyelenggaraan pemilu kerap sulit ditemukan proses penyelesai-annya.

“Dalam catatan tersebut kita banyak

Page 4: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

4

Sambungan: Evaluasi ....

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

pembelajaraan yang harus dituliskan. Pasalnya, banyak masalah yang muncul dan dianggap bukan sebagai pengalaman karena tidak ada catatan tersebut,” tegas dia.

Ia pun mencontohkan pada perma-salahan tertukarnya surat suara. Masalah tersebut terus bergulir sejak 2004 dan 2009, namun dipandang biasa saja karena tidak ada catatan kejadiannya.

“Misalnya masalah surat suara, 2004 dan 2009 itu selalu muncul sampai seka-rang. Meski kasus tersebut terus menu-run, tapi selalu tidak ada pembelajaran yang ditulis atau dilaporkan secara detail sehingga hal tersebut enggan diatasi se-cara benar-benar menyeluruh,” pungkas Husni.

Empat Aspek Evaluasi Kinerja KPUPerhimpunan untuk Pemilu dan De-

mokrasi (Perludem) menemukan 4 aspek yang menjadi evaluasi kinerja KPU dan perlu diperbaiki. Pertama, perlunya per-baikan atas kerangka hukum yang jelas, tidak tumpang tindih dan tidak multitafsir. Hal ini yang menyebabkan banyaknya ad-uan dan sengketa pemilu pasca-pilpres.

“Regulasi penyelenggaraan pemilu (undang-undang) yang multitafsir dan menyesatkan yang menimbulkan ahli-ahli tafsir baru,” kata Direktur Eksekutif Per-ludem, Titi Anggraini.

Titi menyebut kekurangan itu sebagai akibat Undang-Undang Pemilu sebagai landasan pembuatan Peraturan KPU yang kurang matang dan perlu diperbaiki. Ia menambahkan, undang-undang yang ti-dak baik dibuat oleh anggota parlemen berasal dari partai politik, namun polemik pemilu juga berasal dari partai peserta pe-milu.

Kedua, Titi melanjutkan wacana pen-gunaan teknologi tidak bisa digunakan tergesa-gesa. Perlu studi kelayakan (diu-jicoba, diaudit dan diuji publik) dan di-harapkan pemanfaatan teknologi untuk e-voting yang menjadi solusi bukan me-nimbulkan masalah baru.

“Teknologi yang disiapkan dengan matang akan menjadi penggunaan yang berkesinambungan dan awet menjadi in-strumen positif KPU,” ujar Titi.

Hal ini disampaikannya merujuk pada sidang etik DKPP atas pelanggaran pe-milu. Sidang etik merupakan tindak lanjut pelaporan kepada Bawaslu atas pelang-garan pemilu oleh penyelenggara Pemilu (dari tingkat TPS hingga tingkat Pusat).

Terakhir, Titi berharap evaluasi ini ti-dak hanya menjadi rujukan untuk penye-lenggara Pemilu selanjutnya. Ia berharap evaluasi ini bisa menjadi input bagi pem-bentukan ataupun perbaikan perundangan Pemilu.

Catatan Dari BawasluKetua Bawaslu Muhammad mengga-

ris bawahi tiga aspek penting yang men-jadi catatan evaluasi Pemilu Presiden 2014.

Poin pertama yang menjadi sorotan Muhammad berasal dari aspek pemilih. Ia menganggap ajang pemilu 2014 masih belum bisa menyuguhkan kebebasan bagi pemilih Indonesia.

“Pemilu baru bisa dikatakan demokra-tis ketika masyarakat bebas dari tekanan untuk datang ke TPS,” kata Muhammad.

Muhammad menekankan Pemilu se-harusnya menjadi pesta demokrasi se-hingga warga negara memilih dengan merdeka tanpa intimidasi. “Di Indonesia suasana yang harusnya enjoy belum bisa dirasakan. Yang ada malah menjadi mo-mok,” kata Muhammad.

Muhammad mengatakan pengaruh birokrasi di daerah masih sangat kuat. Tidak jarang elite-elite lokal memberikan tekanan kepada pemilih. “Contoh paling konkritnya di Papua,” kata Muhammad. “Kasus di sana jadi bahan sengketa yang paling banyak diperdebatkan di MK.”

Aspek kedua yang menjadi catatan evaluasi Bawaslu adalah penyeleng-gara dan peserta Pemilu. Muhammad mengatakan, Bawaslu memiliki banyak catatan terkait dua elemen tersebut.

Bawaslu memberikan apresiai ke-pada KPU yang telah memberi terobo-san pada Pemilu kali ini karena berhasil mengerucutkan peserta menjadi 12 partai. Namun ia juga menekankan masih ban-yaknya kekurangan dari pihak penyeleng-gara. “Terbukti ada ratusan aduan dari

peserta mengenai pelanggaran, khusus-nya kode etik, yang dilakukan KPU,” kata Muhammad.

Terkait peserta Pemilu, Muhammad menyoroti sejumlah pelanggaran dari par-tai politik terutama mengenai pelanggaran pidana dan politik uang. “Kebiasaan bu-ruk itu tampaknya masih belum bisa lepas dari konstelasi pemilu kali ini,” paparnya.

Aspek terakhir, dan paling penting menurut Muhammad, adalah soal hukum. Ia memandang pranata hukum Pemilu saat ini belum bisa mewujudkan cita-cita politik yang demokratis.

“DPR setengah hati memberikan kewenangan kepada Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu,” kata Muham-mad. Ia mengaku telah menyampaikan keluhannya tersebut ke Komisi II DPR tentang UU 15/2011 yang hanya mem-beri Bawaslu kewenangan sebatas reko-mendasi dalam menanggapi pelanggaran pidana.

Muhammad mengaku terdapat banyak rekomendasi terkait pelanggaran pidana dimentahkan oleh pihak penyidik di ke-polisian. Mereka beralasan, kata Muham-mad, semua hal yang berkaitan dengan pasal-pasal pidana bukan lagi ranahnya Bawaslu, melainkan kewenangan penyi-dik.

“Kami tidak bisa berbuat banyak. Sep-erti dilepas kepala, tapi ekornya tetap di-pegang,” kata Muhammad.

Muhammad berharap, nantinya semua laporan berkait pelanggaran administrasi, pidana, dan etik bisa dituntaskan oleh Panwaslu. Sebab jika masih saja men-gandalkan penyidik kepolisian, semua rekomendasi laporan pelanggaran dengan sendirinya aka terhenti.

“Masyarakat jadinya tidak tahu bahwa ada banyak rekomendasi pelanggaran pidana yang menggantung di kepolisian,” kata Muhammad.

Evaluasi di Semua LiniKetua DKPP Jimly Asshidiqie menga-

presiasi kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Ba-waslu). Namun dia tetap memberi masu-kan agar penyelenggaraan pemilu men-

Page 5: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

5

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

datang lebih baik.“Sampai saat ini, saya mengapresi-

asi KPU dan Bawaslu yang sudah mau mengikuti rekomendasi DKPP agar ke-duanya jangan lempar tanggung jawab ke atas, dan bila ada keberatan-keberatan masalah segera diselesaikan sesuai tem-patnya,” kata Jimly.

Namun, masalah yang ditemukan pada lapangan ternyata tidak dalam jum-lah sedikit. Menurutnya, hal tersebut dise-babkan oleh sistem suara terbanyak yang ternyata merepotkan. Dalam perjalanan-nya menuju KPU pusat, suara tersebut tidak diawasi dengan pengamanan yang mumpuni sehingga kecurangan kerap terjadi. Adapun sistem rekapitulasi yang berjenjang dan terlalu birokratis, mem-perlambat lamanya distribusi suara se-hingga makin memperbesar kemungki-nan kecurangan.

Solusinya, KPU ke depannya dim-inta harus menyelesaikan masalah secara maksimal dalam tiap tingkatan jenjang. Apalagi sekarang KPU diberikan kelelua-saan untuk mengoreksi kebijakan di tiap bawah tingkatannya. Dengan demikian KPU bersikap lebih terbuka untuk meny-elesaikan konflik tanpa harus membawa ke MK.

Dia berpendapat pemilu kali ini berja-lan lebih baik karena metode yang dilaku-kan KPU.“Positifnya, demo berkurang. Kalau 2009 dulu kan banyak, berarti kekecewaan caleg dan peserta terhadap penyelenggaran pemilu yang ditampung di dalam rapat pleno, penyelesaiannya lebih beradab. Lebih terbuka berarti cara kerja KPU lebih bagus,” katanya.

Namun dia tidak memungkiri bahwa sistem suara terbanyak yang digunakan dalam pemilu kali ini juga membuat repot KPU itu. Dia berharap, KPU dan Bawaslu dapat menyelesaikan semua masalah dan mengevaluasi jajarannya agar pilpres mendatang lebih baik dari sekarang.

“Saya berharap KPU dan Bawaslu melakukan evaluasi mulai dari jajaran di bawahnya. Mulai dari kecamatan hingga TPS. Jangan hanya mengandalkan orang berpengalaman saja, padahal yang ber-pengalaman belum tentu baik. Maka, ha-rus dibimtek dengan benar,” ujar dia.

Demokrasi Milik Semua Bangsa, Bu-kan Golongan

Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, yang juga dikenal seb-agai seorang tokoh dan ilmuwan, Ahmad Syafii Maarif memiliki empat catatan terkait pelaksanaan pilpres. Catatan per-tama, praktik kampanye gelap yang sarat fitnah jangan diulang lagi pada pemilu-pemilu yang akan datang, sebab telah mencemarkan sistem demokrasi yang dengan susah payah kita bangun. Di la-pangan, pengaruh kampanye gelap dan fitnah ini dahsyat sekali. Karena diper-caya, para pemilih jadi fanatik, sehingga akal sehat tidak lagi berfungsi. Cara-cara

semacam ini harus dihentikan sekali dan untuk selama-lamanya.

Catatan kedua, persaingan antara pe-rusahaan TV, khususnya antara TV One dan Metro TV sampai batas-batas tertentu sudah tidak sehat. Penonton yang tidak kritikal bisa kehilangan nalar dalam me-nentukan pilihan. Dari sisi pendidikan politik, persaingan serupa ini dapat mela-hirkan fanatisme berlebihan, sesuatu yang

berbahaya bagi perjalanan demokrasi In-donesia yang belum stabil dan masih se-dang mencari bentuk yang pas.

Catatan ketiga, maraknya praktik poli-tik uang yang masif, entah pihak mana yang terlibat, telah menghina martabat kemanusiaan para pemilih yang mung-kin sebagian memang masih tergoda oleh guyuran uang itu. Ini penyakit kronis yang sukar sekali dihalau dalam kultur politik negeri ini, termasuk di kawasan pedesaan dalam proses pemilihan kepala desa yang sebagian rakyatnya masih belum berdaya secara ekonomi.

Adapun pengeluaran untuk ongkos kampanye, seperti untuk bikin spanduk, baliho, cetak gambar, dan yang sejenis itu tentu tidak termasuk dalam kategori politik uang itu. Tetapi, praktik beli suara yang dapat memandulkan nalar seorang pemilih adalah perbuatan keji yang meru-sak bangunan moral manusia.

Politik uang yang liar dalam jum-lah besar ini untuk meraih sebuah posisi politik jelas akan menghalangi anak-anak bangsa yang masih idealis, tetapi miskin untuk tampil sebagai wakil rakyat. Sekali uang dijadikan raja, maka tingkat perada-ban politik suatu bangsa tidak akan per-nah naik.

“Percayalah, posisi politik sebagai ha-sil dari beli suara adalah ibarat “sarang di atas dahan yang rapuh”, untuk meminjam Iqbal, “yang tidak akan tahan lama”,” un-gkapnya.

Catatan keempat, adanya slogan “siap kalah dan siap menang” jangan dibiarkan mengapung sebagai slogan mati, tetapi harus diikuti secara kesatria dalam si-kap dan perbuatan. Oleh sebab itu, KPU, dibantu oleh polisi dan TNI, yang diberi otoritas tertinggi oleh negara haruslah selalu menjaga dan mengawasi secara ketat agar proses pilpres ini benar-benar berlangsung secara jujur, lurus, tanpa ke-curangan apa pun.

Dan di ujungnya, siapa pun yang ter-pilih dalam proses pilpres yang bermarta-bat itu bukan lagi presiden/wakil presiden partai/golongan, tetapi sepenuhnya men-jadi milik Indonesia, tanpa kecuali.

“Demokrasi kita harus bergerak ke arah tujuan mulia,” kata Ahmad. (IS)

”Sampai saat ini, saya

mengapresiasi KPU dan Bawaslu yang sudah mau mengikuti reko-mendasi DKPP agar

keduanya jangan lempar tanggung jawab ke atas, dan bila ada keberatan-

keberatan masalah segera diselesaikan sesuai tempatnya

”Ketua DKPP

Jimly Asshiddiqie

Page 6: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

6

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Ketua Bawaslu RI, Muhammad, Pimpinan Bawaslu RI, Endang Wihdatiningtyas, Sekjen Ba-waslu RI, Gunawan Suswantoro.

Untuk lebih meningkatkan ki-nerja lembaga Pengawas Pemilu dan sekaligus persiapan pengawasan pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak pada Tahun 2015 mendatang, Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu RI) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Evaluasi Kinerja Kelembagaan Pengawas Pemilu Bagi Bawaslu Provinsi Tahun 2014 di Medan, Jumat malam (19/12).

“Tujuan kegiatan ini adalah untuk lebih menumbuhkan kepercayaan pub-lik terhadap lembaga Pengawas Pemilu serta menumbuhkan sinergisitas struktur organisasi Pengawas Pemilu” Demikian Kepala Biro Administrasi Bawaslu RI, D. Adhi Santoso menyampaikan dalam Laporan Panitia pada kegiatan yang di-laksanakan di Gedung Pertemuan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan Sumatera Utara, ini.

Dalam kesempatan yang sama, Pimpi-nan Bawaslu RI sekaligus Koordina-tor Divisi SDM dan Organisasi, Endang Wihdatiningtyas mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan potret lembaga secara makro, dimana akan dievaluasi secara menyeluruh terkait SDM, Struk-tur, Program Kerja dan Anggaran serta Regulasi untuk merumuskan rekomen-dasi perbaikan lembaga Pengawas Pemilu ke depannya. “Evaluasi kinerja lembaga Pengawas Pemilu yang menaungi sejum-lah 271.510 orang staf sekretariat dan komisioner. Tidak bisa dilakukan secara parsial, namun harus dilaksanakan secara menyeluruh. Evaluasi terkait manajemen

pengorganisasian untuk kemudian diru-muskan langkah-langkah perbaikan ke depan. Utamanya dalam rangka persia-pan menghadapi pelaksanaan Pemilukada serentak Tahun 2015 mendatang,” lanjut perempuan berhijab tersebut.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Bawaslu RI, Muhammad menyampaikan bahwa pasca penyelenggaraan penga-wasan Pemilu 2014, kelembagaan Pen-gawas Pemilu akan dievaluasi secara me-nyeluruh. Lebih jauh lagi, output utama kegiatan ini adalah bagaimana semua Komisioner Bawaslu Provinsi dan ter-masuk para Kepala Sekretariatnya dapat mengetahui fungsi pengawasan secara makro, tidak hanya terbatas pada divisi yang menjadi koordinasinya. “Sehingga secara khusus, saya meminta Sekjen Ba-waslu RI, juga hadir sebagai narasumber, karena hal ini juga inheren dengan para Kasek Provinsi,” ucap pria bergelar Pro-fessor itu.

Sebagai informasi, panitia mengun-dang Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ba-waslu RI, Gunawan Suswantoro sebagai narasumber untuk memaparkan hasil

audit organisasi, sekaligus pemaparan Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Bawaslu RI dan Kesekretariat Bawaslu Provinsi Tahun 2015-2019 serta Rencana Pembangunan Jangka Menen-gah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 terkait Pengembangan Pengawasan Pe-milu Partisipatif.

“Sebagai Pengawas Pemilu, kita juga harus membuka hati terhadap kritik-kriti-kan masyarakat tentang masih lemahnya fungsi pengawasan Pemilu yang dimiliki oleh Bawaslu, makanya kritikan ini harus kita coba evaluasi, demi kinerja yang lebih baik dimasa yang akan datang,” kata Muhammad menutup sambutannya. Keg-iatan yang direncanakan hingga Minggu (21/12) ini, mengundang Komisioner dan Kasek Bawaslu Provinsi se-Indonesia un-tuk mendapatkan feedback terkait SDM, Struktur, Program Kerja dan Anggaran serta Regulasi di jajaran Kesekretariatan Bawaslu Provinsi se-Indonesia.

[MZ]

Evaluasi Secara Makro Kinerja Lembaga Pengawas Pemilu

Page 7: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

7

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Komisi Pemilihan Umum memperhi-tungkan pemilu kepala daerah serentak pal-ing mungkin dilakukan pada 16 Desember 2015. Pelaksanaan Pilkada serentak pada pertengahan Desember itu memperhitungkan kemungkinan konsekuensi hukum dan la-manya proses pengadaan logistik. “Setelah kami hitung lagi dengan teliti, yang paling cepat dan memungkinkan itu pemungutan suara pilkada secara serentak di 16 Desem-ber 2015, itu untuk putaran pertamanya,” kata Hadar, di Jakarta Kamis (11/12). Ha-dar menjelaskan pada tahap proses pencalo-nan kepala daerah saja, sangat mungkin ada gugatan-gugatan hukum kepada keputusan KPU. Putusan KPU bisa digugat dan hal itu membutuhkan waktu.

“Bisa saja nanti keputusan KPU terkait pencalonan itu digugat ke PTUN (Pengadi-lan Tata Usaha Negara), dan kami tidak bo-leh mengabaikan itu. Misalnya nanti PTUN memenangkan perkara gugatan tersebut kan kami tidak jalan terus prosesnya,” jelas Ha-dar. Selain itu KPU juga memperhitungkan

waktu proses produksi dan distribusi logistik ke pilkada hingga ke daerah kabupaten-kota.

Hadar menyebutkan dalam draf Per-aturan KPU terkait Tahapan dan Jadwal Pilkada serentak ditentukan masa produksi dan distribusi logistik selama 18 hari, dan itu di luar tahapan lelang. “Belum lagi kami harus mempertimbangkan daerah-daerah yang tidak dapat memproduksi sendiri logis-tik pilkadanya, misalnya daerah di wilayah timur Indonesia harus memproduksi logistik di Pulau Jawa, itu harus diperhitungkan lama distribusinya,” tambahnya.

Komisioner KPU lainnya Ida Budhiati menyatakan proses pencalonan sangat mng-kin menjadi mekanisme yang disengketakan oleh para kandidat atau peserta. Padahal sengketa tahap pencalonan di pengadilan tata usaha negara (TUN) memiliki mekanisme prosedur yang cukup lama. Bahkan bisa ber-langsung dua bulan lebih. Belum lagi ran-cangan mekanisme penyelesaiannya belum dirancang sederhana. “Sengketa TUN itu memerlukan waktu 64 hari, dua bulan lebih.

Dan yang bisa disengketakan terkait TUN itu adalah semua hasil keputusan yang dikeluar-kan KPU,” jelas Ida. Hal yang paling me-mungkinkan untuk disengketakan oleh calon peserta pilkada, tambahnya, adalah menge-nai keputusan hasil pencalonan, mengingat proses pencalonan kepala daerah cukup pan-jang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Peng-ganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014, penyaringan dari bakal calon menjadi calon kepala daerah harus melalui proses uji publik, dan menurut Ida, hasil tersebut yang akan rentan disengketakan oleh pihak terkait. “Misalnya, SK peneta-pan calon kepala daerah yang sudah disahkan KPU diajukan sebagai sengketa TUN dan ternyata dinyatakan oleh pengadilan bahwa ada calon yang tidak memenuhi syarat. Itu yang harus diperhatikan karena kalau KPU tetap melanjutkan tahapannya dengan calon kepala daerah yang menurut PTUN tidak memenuhi syarat itu, maka akan ada pihak yang dirugikan,” ujarnya. [VD/RS]

Pilkada Serentak Paling Mungkin 16 Desember 2015

Dunia Internasional Apresiasi Kualitas Penyelenggaraan Pemilu di IndonesiaPemilihan Umum Anggota Legislatif dan

Pemilihan umum Presiden dan Wakil Pres-iden tahun 2014 telah berlalu. Fakta yang ter-jadi yaitu terbelahnya pandangan dari unsur Masyarakat, Pengamat, Media dan Peserta Pemilu itu sendiri terkait hasil Pemilu tahun 2014. Pandangan yang pertama mengatakan “ Selamat “ bahwa pemilu tahun 2014 meru-pakan pemilu yang paling baik, demokratis dan transparan dibandingkan pemilu pemilu sebelumnya.

Saat pertemuan KPU seluruh dunia, Pemi-lu tahun 2014 di Indonesia mendapatkan apre-siasi yang sangat luar biasa dari seluruh Komi-si Pemilihan Umum di berbagai belahan dunia. Ada pengakuan secara jujur dari Ketua KPU Amerika Serikat bahwa Indonesia bisa dija-dikan contoh dalam penyelenggaraan Pemilu. Indonesia bisa mengelola Pemilu kurang lebih 190 juta pemilih dengan suku, tantangan geo-grafis, namun Indonesia bisa menyelesaikan pemilu tahun 2014 dengan baik tanpa sebuah konflik yang ekstrim.

Hal ini dikatakan Ketua Bawaslu, Muham-mad saat menjadi narasumber Rapat Koordi-nasi Nasional KPU RI, KPU/KIP Provinsi dan KPU/KIP Kabupaten/Kota di Jakarta, Rabu (17/12). Menurut Muhammad, dunia internasi-

onal mengakui KPU di Indonesia kali ini men-jadi penyelenggara Pemilu yang paling baik dibanding KPU yang ada, dan itu berarti bu-kan 7 orang terhormat yang ada di pusat yang berhak menyandang penghargaan itu. “Peng-hargaan patut diberikan kepada kawan-kawan ditingkat Kabupaten/Kota, Panitia adhoc dan panitia KPPS, mereka yang sejatinya didengar oleh dunia internasional” tambah Muhammad.

Selain itu Muhammad menyampaikan be-berapa pengantar salah satunya terkait hasil Pemilu tahun 2014 yang secara umum diang-gap mengalami kemajuan di berbagai aspek dibandingkan Pemilu sebelumnya. Seperti kesiapan kerangka hukum yang lebih awal ter-bentuk, kesiapan penye-lenggara pemilu yang lebih baik, terutama karena undang-undang penyelenggara Pemilu yang telah ditetapkan 3 tahun sebelum Pemilu. Kinerja penyelenggara Pemilu yang transparan dan menjamin ak-sesibilitas publik serta semakin meningkatnya kesadaran politik, hukum peserta Pemilu dan masyarakat. Untuk Pemilu ke depan, Bawaslu menghimbau kepada KPU untuk membuka semua proses tahapan Pemilu secara transpar-an. Sehingga Jika ada sedikit saja yang ber-fikir negatif kepada KPU maka yang pertama menjadi tamengnya adalah Bawaslu RI. Selain

itu, bilamana ada data atau fakta yang meng-counnter yang bisa di dapat KPU maka, Ba-waslu bisa melakukan verifikasi atau melihat data-data itu. “Ini kan permainan yang harus dilihat sebagai sebuah pendidikan politik, ti-dak semuanya kami harus ikuti dengan apa yang ditetapkan oleh KPU” tandas Muham-mad. Ia juga menyatakan bahwa ada saatnya Bawaslu mesti mengeluarkan rekomendasi ke-pada KPU, misalnya ada TPS yang harusnya selesai di desa tapi faktanya ada pelanggaran yang tidak bisa dibiarkan. Bila KPU dapat melihat pelanggaran itu, maka bisa di kroscek oleh Bawaslu.

Walaupun idealnya harus selesai secara berjenjang. Bawaslu berharap ke depannya dalam mengawal pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota, hirarki ini harus dihidupkan se-cara cerdas dan fokus. “Jangan sampai prob-lem di tingkat bawah naik ke Jakarta, kalau ada problem di tingkat bawah ya selesaikan di bawah jangan sampai dibawa ke pusat” kata Muhammad Karena faktanya ada beberapa persoalan yang harus diselesaikan oleh KPU RI yang semestinya diselesaikan di tingkat bawah. “Jadi ke depan harus diperbaiki, kalau ada problem di TPS ya selesaikan di TPS” te-gasnya. [IR/AI]

Page 8: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

8

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Medsos Kaburkan Partisipasi PilpresTingkat partisipasi pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014 tercatat sebagai yang terendah sepanjang sejarah. Keriuhan di media sosial (medsos) dinilai membantu menyelubungi angkatersebut.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) melansir, partisipasi pemilih pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 pada angka 69,58 persen. Jumlah itu menurun dua persen dibanding Pilpres 2009 yang partisipasinya tercatat 72 persen. Pilpres 2014 adalah pertama kalinya tingkat par-tisipasi pada pemilu nasional mencapai angka di bawah 70 persen.

Direktur Eksekutif Perkumpulan Un-tuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengiyakan, menjelang pilpres intensitas pembicaraan dan animo masyarakat di media sosial seperti Face-book, Twitter, dan forum-forum daring terbilang tinggi. Hal itu karena pengguna media sosial bisa mengakses media massa dan tidak memiliki keterbatasan infor-masi. “Sehingga, ada kesan bahwa eufo-ria dan animo masyarakat atas pilpres ini naik dan menguat secara luar biasa,” kata Titi, Rabu (19/11).

Menurutnya, hal itu berarti pemilih yang aktif di media sosial hanya sebagian kecil dari pemilih di Indonesia. Sebagian besar warga negara yang memenuhi syarat sebagai pemilih merupakan mereka yang berada di luar komunitas online tersebut.

“Kenyataannya, ada komunitas of-fline yang tidak tersentuh teknologi dan ternyata mewakili sebagian besa pemilih Indonesia. Mereka berada di daerah rural, pedalaman, perdesaan,” ujarnya. Hiruk pikuk di media sosial, menurut Titi, tidak

bisa dianggap mewakili fenomena selu-ruh pemilih di Indonesia.

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga Ramlan Surbakti mengatakan, perlu penelitian lebih jauh soal fenomena partisipasi pada Pilpres 2014 yang lebih rendah dari partisipasi Pemilu Legislatif (pileg) 2014. “Yang paling tepat, harus dilakukan penelitian, biasanya justru pil-pres lebih tinggi. Tapi, ini bisa dimengerti karena saat pileg yang menyapa pemilih lebih banyak,” kata Ramlan, kemarin.

Menurutnya, partisipasi pileg tinggi karena pemilih digarap langsung ribuan calon anggota legislatif di setiap tingkatan mulai dari caleg DPRD Kabupaten/Kota, caleg DPRD Provinsi, dan caleg DPR pusat. Sebanyak 12 partai politik peserta pemilu juga berlomba-lomba mengarah-kan konstituennya untuk menggunakan hak pilih pada 9 April.

Ramlan menilai, pada Pilpres 2014 muncul fenomena kelompok masyarakat yang sebelumnya tidak peduli dengan politik atau memilih golput turut berpar-tisipasi. Misalnya, seniman-seniman yang

selama ini cenderung kritis dan antipoli-tik justru menjadi sangat aktif.

Namun, gelombang meningkatnya kesadaran politik itu, menurut Ramlan, memang lebih banyak terjadi di kalangan masyarakat perkotaan. Pusat kegiatan politik dan kampanye lebih banyak ter-jadi di kota. “Di pedesaan, kadang TV masih jarang, transportasi sukar. Kalau capres kampanye, paling kan ke ibu kota kabupaten,” ungkap Ramlan.

Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nasrullah mengatakan, menu-runnya partisipasi pemilih pada pemilu presiden 2014 tidak terlepas dari persoa-lan administratif saat pemungutan suara. “Salah satu penyebabnya (partisipasi tu-run) bisa jadi karena penyelenggara mem-perketat DPKTb (daftar pemilih khusus tambahan). Padahal, sebenarnya animo masyarakat tinggi,” kata Nasrullah.

Ia mengungkapkan, Bawaslu men-catat, cukup banyak pemilih yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya meski memenuhi syarat, tapi tidak terdaftar dalam DPT atau pindah domisili. [IS/FZ]

Page 9: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

9

Proses seleksi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Provinsi Sulawesi secara serentak terus dilakukan di sejum-lah daerah. Ketua Tim Seleksi (Timsel) Provinsi Sulawesi Selatan Prof. Dr Anwar Borahima mengharapkan proses seleksi Panwaslu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan diharapkan melahirkan pengawas yang memiliki integritas. “Semua peny-elenggara pemilu harus punya integritas, saya kira pintar juga penting tetapi bukan yang utama, yang terpenting adalah punya integritas,” Ujar pada saat seusai proses tes tertulis seleksi Panwaslu Kabupaten yang dilaksanakan di Gedung Aula Kantor Bu-pati Kabupaten Maros, Sabtu (20/12).

Tidak hanya itu, Guru Besar bagian Hukum Universitas Hasanuddin terserbut mengharapkan kepada calon Panwaslu yang mengikuti proses seleksi Panwaslu di Provinsi Sulawesi dilaksanakan secara serentak di Kabupaten di Provinsi Sulawesi diharapkan mempunyai nilai-nilai keju-juraan dalam melakukan tes tertulis .

Menurutnya nilai kejujuran adalah modal awal dari keberhasilan penyeleng-gara khususnya jajaran penggawas dalam mengawal demokrasi ke depan. “Seorang pengawas harus mempunyai kejujuran, apabila ada salah satu calon Panwas sudah tidak memegang teguh nilai tersebut ,akan diragukan pula integritasnya sebagai pe-nyelenggara dan sebagai wasit,” ujarnya. Di sisi lain, Anwar menambahkan menan-gapi kinerja yang sudah dilakukan oleh ja-jaran Panwaslu pasca pemilihan Legislatif dan Presiden lalu, Khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan, ia memberi apresiasi ke-

pada pengawas yang sudah bekerja secara maksimal dalam melakukan pengawasan. Namun demikian, ada beberapa hal terma-suk kendala yang memang menjadi per-masalahan dalam penindakan pelanggaran yaitu salah satunya permasalahan regu-lasi yang belum fokus dalam penindakan pelanggaran pemilu. “Permasalahannya ada pada regulasi. Regulasi tersebut yang membuat tidak berkutiknya jajaran penga-was ketika melakukan menindak adanya satu pelanggaran. Oleh karena itu tidak ada definisi yang mengatur secara rigit ter-kait pelanggaran pemilu,” ujarnya Anwar juga mencontohkan beberapa pelanggaran pemilu yang ditangani belum bisa menjerat peserta pemilu. “Seperti contoh kampanye di luar jadwal, maka yang dimaksud di luar jadwal yang mana? karena kampanye send-iri tidak jelas definisinya meskipun didalam definisi kampanye tersebut dijelaskan harus ada visi, misi, program kerja dan itu harus kumulatif, apabila itu tidak kumulatif kan ti-dak bisa menjerat,” ungkapnya. Sementara itu Anwar berharap, pembentukan Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang melibatkan kepolisian dan kejaksaan, bukan lagi menjadi hambatan di dalam melakukan penanganan tindak pidana pe-milu ke depan. Menurutnya, pelibatan tiga institusi seharusnya menjadi solusi dalam menangani tindak pidana pemilu ke depan. “Gakkumdu dibentuk untuk memperkuat pengawasan bukan malah sebaliknya, me-lemahkan pengawasan,” harapnya. Sebagai informasi, Bawaslu Provinsi Sulawesi Se-latan mulai Senin (17/11) sampai dengan (21/12) membuka pendaftaran anggota Pa-

nitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) pilkada di sepuluh kabupaten. Proses seleksi ini dilakukan oleh 10 anggota tim seleksi yang dibentuk Bawaslu di dua Zona. Zona per-tama mencakup Kabupaten Palopo, Bulu-kumba, Maros,dan Parepare. Tim seleksi adalah Prof. Dr. Anwar Borahima, A. Sy-amsu Alam, Firdaus Muhammad, Abd. Azis, dan Tuty Suciaty. Adapun zona dua mencakup Kabupaten Luwu Timur, Luwu Utara, Tana Toraja, Barru, dan Soppeng. Penyeleksinya adalah Maruf Hafidz, Nu-rul Ilmi Idrus, Muchlis Madani, Fadly Andi Natsif, dan Rosniaty Azis. Ketua Bawaslu Sulawesi Selatan Laode Arumahi mengatakan, anggota Panwaslu yang akan direkrut sebanyak 30 orang dari sepuluh kabupaten atau setiap kabupaten ada tiga pengawas pemilu yang akan dipilih. Ada-pun pada proses pembuatan soal test seleksi panwaslu Kabupaten dibuat langsung oleh Bawaslu RI, kemudian soal yang dibuat oleh Bawaslu RI dikirim langsung oleh tim ke Kabupaten setempat yang akan melaku-kan tes tertulis calon Panwaslu Kabupaten. Kemudian, pada prosesnya berkas atau soal yang masih tersegel diberikan kepada tim seleksi sekaligus mengawasi pelaksa-naan tes. Peserta wajib menyerahkan kartu identitas penduduk (KTP) sebelum mengi-kuti tes tertulis. Hingga proses tes tertulis selesai dalam waktu 2 (dua) jam lamanya, dilakukan pula proses pemusnahan berkas dilakukan cara merobek dan membakar semua berkas soal yang digunakan tes tertulis tersebut. Diketahui peserta yang mengikuti test Kabupaten Maros diikuti se-jumlah 59 peserta. [HW/FS]

Seleksi Panwaslu

Diharapkan Lahir Pengawas Miliki Integritas

Page 10: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

10

Menjelang pemilihan Gubernur, Bu-pati dan Walikota pada tahun 2015, Ba-waslu mengantisipasi Peraturan Pemer-intah Pengganti Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (Perppu Pilkada) jika DPR menolak Perppu. Tetapi bila perppu jadi disahkan oleh DPR, maka dilakukan melalui sistem voting. Namun yang dilakukan sekarang pada tingkatan DPR adalah proses lobi, yaitu pendeka-tan musyawarah mufakat, karena adanya MoU.

Oleh sebab itu Bawaslu menghendaki melalui musyawarah mufakat Perppu itu diterima. Pimpinan Bawaslu, Nasrul-lah mengatakan pada prinsipnya apakah Perppu dalam posisi diterima atau ditolak. “Kalau ditolak posisinya deadlock, tetapi seandainya diterima maka ada dua bentuk, diterima secara utuh, konsekuensinya sep-erti itu Perppunya. Atau diterima secara bersyarat, yang kemungkinan besar ada beberapa perubahan di dalam Perppu,” ujar Nasrullah saat menyampaikan sambutan-nya dalam acara Analisis dan Evaluasi ter-hadap Pelaksanaan Pengawasan Partisipasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di gedung LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Provinsi Babel, Rabu (17/12).

Hadir dalam Rakor Analisis dan Eval-uasi Pengawasan Partisipatif Bawaslu Provinsi Babel, antara lain, Ketua Ba-

waslu Provinsi Babel Zul Terry Apsupi, komisioner Bawaslu Babel Bagong Su-santo dan Sugesti serta seluruh Panwaslu dan sekretariat 7 Kabupaten/Kota. Selan-jutnya Nasrullah menjelaskan bahwa jika Perppu diterima tetapi bersyarat, maka ke-wenangan yang diberikan kepada Bawaslu Provinsi dan Panwas Kabupaten/Kota dalam menyelesaikan sengketa Pemilu sesuai dengan tingkatan masing-masing. “Jadi kalau Pemilihan Bupati/Walikota, maka Panwas Kabupaten/Kota yang punya kewenangan dalam menyelesaikan sengke-ta pemilihan, jadi tidak ada lagi kewenan-gan yang diberikan pada lembaga-lembaga lain kecuali Panwas Kabupaten/Kota,” terang Nasrullah.

Koordinator Divisi Sosialisasi, Humas dan Antar lembaga ini mengatakan bahwa problem Panwas Kabupaten/Kota adalah dukungan birokrasi, serta aspek sumber daya manusia baik dari sisi integritas, kompetensi, netralitas, dan profesionalitas yang menjadi hambatan. “Tetapi anehnya kenapa pemerintah memberi kewenangan itu. Jadi terasa sedap tetapi belum tentu sedap. Bukan Bawaslu RI tidak percaya kepada Panwas Kabupaten/Kota, tetapi ada hal yang belum siap,” ujarnya.

Nasrullah mencontohkan bila Pan-was yang belum siap itu diberi kewenan-gan menyelesaikan sengketa mungkin ada orang-orang yang berkeinginan agar Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota itu dikembalikan saja kepada DPRD, karena terbukti penyelenggara Pemilu (Panwas Kab/Kota-red) yang menjadi penyebab terjadinya suasana yang inkondusif, sua-sana yang justru menimbulkan konflik. Oleh karena itu dia berharap agar persoa-lan tersebut dapat diselesaikan dengan bi-jak. Dalam kesempatan itu diadakan pula diskusi dengan menghadirkan beberapa narasumber. Dalam rakor tersebut juga dilakukan pemberian penghargaan pen-gawasan partisipatif Pemilu 2014 kepada perwakilan pemerintah daerah, kepolisian, kejaksaan, perguruan tinggi, tokoh agama, LSM, dan pers. [CK/AI]

Dukungan Birokrasi dan Aspek SDMJadi Problem Panwas Kabupaten/Kota

Pimpinan Bawaslu, Nasrullah dan Panwaslu kabupaten Kota seluruh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah bera-khir masa tugasnya.

KARTIKA

Page 11: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

11

GOOGLE.COM

Niat baik tidak selalu berbuntut baik, terlebih jika dilaku-kan dengan melanggar aturan. Hal itulah yang terjadi pada Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Halmahera Tengah Haerudin Amir. Dewan Kehormatan Penyeleng-gara Pemilu (DKPP) menjatuhkan sanksi peringatan keras kepada Haerudin karena menggunakan fasilitas peru-sahaan asing saat menyelenggarakan Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 lalu.

Perkara atas Haerudin diadukan ke DKPP oleh Ketua Pani-tia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Halmahera Tengah Julfi Jamil dan Anggota Bawaslu Provinsi Maluku Utara Muksin Amrin. Keduanya mengadukan Haerudin karena menggunakan fasilitas milik perusahaan Weda Bay Nikel (WBN) berupa he-likopter. Alat transportasi itu digunakan untuk menjemput Form C1 di daerah Lelilief untuk dibawa ke daerah Patani Utara.

Haerudin Amir ternyata dalam perannya sebagai pimpinan KPU Halmahera Tengah adalah koordinator wilayah untuk daerah Kecamatan Weda Utara dan Weda Tengah. Sedangkan wilayah Patani Utara dikoordinatori oleh Sofyan Abd Gafur. Artinya, Haerudin telah mengambil Form C1 di daerah yang se-benarnya bukan merupakan wilayah koordinasinya.

Apalagi, kemudian terungka bahwa dalam melakukan tinda-kannya itu, Haerudin tidak mengantongi keputusan rapat pleno.

Haerudin tidak pernah menggelar rapat pleno untuk meminjam fasilitas helikopter itu.

Lagipula, berdasarkan klarifikasi anggota KPU Halma-hera Tengah Sri Dewi Nurlaela, Sofyan Abd. Gafur, Sunarwan Mochtar, danVera M Kolondam, sebenarnya untuk menjemput Formulir C1 tidak harus menggunakan helikopter karena bisa juga ditempuh dengan menggunakan transportasi darat yaitu mobil dan transportasi laut, yaitu kapal (speed boat).

Tindakan Haerudin itu, kata menurut pengadu telah mem-buat resah Maluku Utara terutama pemerhati pemilu. Apalagi, kasus itu ramai diberitakan media massa sehingga menyebabkan kewibawaan dan kehormatan KPU Halmahera Tengah terced-erai.

Haerudin membenarkan bahwa dirinya menggunakan he-likopter milik WBN. “Namun hal ini saya lakukan dengan per-timbangan untuk mempercepat laporan scan C1 online secara nasional, kondisi alam yang tidak bersahabat, kondisi Patani Utara rawan kecurangan,” kata Haerudin dalam sidang DKPP.

Dia juga mengklaim telah melaporkan rencana penjemputan formulir C1 dengan helikopter kepada anggota KPU Halmahera Tengah lainnya.

Di sisi lain, Majelis DKPP menilai, tindakan Haerudin tidak sepenuhnya dapat dibenarkan etika. Haerudin seharusnya sejak jauh hari berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk men-jemput form C1. Karema itu, DKPP menjatuhkan sanksi kepada Haerduin.

“Memutuskan, menjatuhkan sanksi berupa peringatan keras kepada teradu atas nama Haerudin Amir selaku Ketua merang-kap Anggota KPU Kabupaten Halmahera Tengah,” kata Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie saat membacakan putusan, Rabu (12/11/2014). [dey]

Ketua KPU Halmahera Tengah

Disanksi Lantaran Gunakan Fasilitas Perusahaan Asing

Sidang kode etik KPU Halmahera Tengah.

Page 12: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

12

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyampaikan hasil Pengawasannya kepa-da publik, di Jakarta, Rabu (10/12). Dalam paparan-nya, Bawaslu menyampai-kannya dalam rangka ingin mendapat masukkan dari masyarakat untuk perbai-kan pengawasan pemili-han Gubernur, Bupati, dan Walikota pada 2015 men-datang.

“Masyarakat terpolar menjadi dua dalam melihat hasil pemilu. Ada yg menilai, penyelenggara pemilu sudah sesuai hara-pan. Tetapi ada juga yg menilai penga-wasan belum sebagaimana yang diharap-kan. Kami harapkan masukan kepada Bawaslu untuk perbaikan Pengawasan Pemilu ke depan,” tutur Ketua Bawaslu, Muhammad.

Dalam presentasinya, Bawaslu menjelaskan bahwa pengawasan day by day sudah dilaksanakan oleh Bawaslu, mulai dari Pemilu Legislatif hingga Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Mulai dari tahapan pencalonan hingga tahapan terakhir yakni pelantikkan. “Dari pencalonan kami sudah upayakan untuk berbuat maksimal dan memastikan agar calon yang memenuhi syarat agar jangan sampai tidak lolos. Begitupun juga pe-milih. Bahkan, pada tahapan pemutakhi-ran data pemilih, Bawaslu memberikan tiga kali rekomendasi penundaan, untuk benar-benar mendapatkan kualitas daftar pemilih yang baik,” tutur Koordinator Divisi Pengawasan, Daniel Zuchron.

Dalam hal sengketa Pemilu, Bawaslu juga telah menyelesaikkan seluruh sen-gketa pemilu yang masuk ke Bawaslu. Sengketa yang terjadi antara peserta pemilu dan sengketa yang terjadi antara peserta pemilu dengan penyelenggara pemilu. Begitu juga dengan penanganan pelanggaran. Bawaslu sudah menin-daklanjuti seluruh laporan dan temuan pelanggara kepada instansi terkait. Meskipun ada yang tidak ditindaklanjuti, hal tersebut dikarenakan syarat formil yang tidak lengkap.

Namun, Bawaslu memberikan sedikit perhatian kepada Sentra Gakkumdu di tingkat pusat. Menurut Nelson, Sentra Gakkumdu belum maksimal dalam menindaklanjuti tindak pidana Pemilu. Beberapa rekomendasi Bawaslu, bahkan tidak ada yang ditindaklanjuti oleh Ke-polisian dengan berbagai alasan. Kes-

epahaman tersebut, masih akan menjadi pekerjaan rumah bagi Bawaslu, Kepoli-sian, dan Kejaksaan. Salah satu strategi pengawasan yang dianggap berhasil adalah Gerakan Sejuta Relawan Penga-was Pemilu. Gerakan moral masyarakat ini, mampu melibatkan masyarakat dalam jumlah banyak dan kesadaran aktif untuk melaksanakan pengawasan pemilu. “Melibatkan masyarakat adalah mema-nusiakan rakyat itu sendiri.

Melibatkan masyarakat, maka mereka dapat mengawal pilihannya itu sendiri. Dalam hal ini, Bawaslu wajib melibatkan hak-hak ini. Oleh karena itu kami mem-buat awaslupadu (pengawasan partisipa-tif),” kata Koordinator Divisi Sosialisasi, Humas, dan Hubungan Antar Lembaga, Nasrullah. Selain melibatkan masyarakat sipil, Bawaslu juga melibatkan beberapa lembaga negara yang memiliki perhatian dalam pengawasan. Misalnya, dalam mengawasi dana kampanye, Bawaslu membentuk gugus tugas dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuan-gan (PPATK).

Selain itu, dalam mengawasi pe-nyiaran, Bawaslu membentuk gugus tugas bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Komisi Informasi Pusat (KIP). [FS]

Bawaslu Sampaikan Hasil Pengawasan Pemilu 2014

Page 13: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

13

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Peran Pengawas Pemilu sudah mulai dirasakan dalam rangka Pengawasan pelaksanaanPemilu 2014 silam. Kiprahnya, ditunggu pada Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota pada 2015 mendatang. Namun, apakah perlu ada perbaikan terhadap lembaga pengawas pemilu ke depan?

Sejumlah tokoh mengatakan, Ba-waslu yang selama ini dibangun hanya setengah hati harus dibangun secara kuat dan menyeluruh. Selama ini, ada skema dan wacana yang membuat Bawaslu hanya aksesoris Pemilu semata, dan ini harus diluruskan.

“Bawaslu dalam Sentra Gakkumdu hanya menjadi tameng dalam penegakan hukum pemilu. Ini yang akhirnya mem-

buat banyak kasus kadaluarsa. Bawaslu harus diberikan kewenangan yang lebih total dan menyeluruh,” kata mantan Ang-gota KPU Ramlan Surbakti. Menurutnya, Bawaslu perlu diberikan transformasi kewenangan pada Pemilu berikutnya. Sedangkan wacana Pemilu tanpa Penga-wasan Pemilu, itu hal yang tidak mung-kin, karena masih banyak yang harus dibenahi.

Ia menambahkan, Bawaslu atau lem-baga baru juga dimungkinkan untuk dibuat menjadi sebuah badan yang ber-tugas mengawasi partai, khususnya dana dan anggaran yang dikelola oleh partai politik. Acapkali, dana kampanye parpol tidak sesuai dengan apa yang dilaporkan, dan praktis transparansinya tidak terjadi.

Hal senada disampaikan oleh Guru Besar Sosiologi Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tomagola yang menyebut-kan bahwa, otot-otot Pengawas Pemilu adalah Bawaslu Provinsi. Oleh karena itu, Bawaslu Provinsi yang harus harus mendapatkan penguatan yang lebih serius dibandingkan Bawaslu Pusat. “Penguatan Bawaslu harus dikosentrasikan di dae-

rah bukan di Pusat. Institutional building dimulai dari daerah,” tutur Thamrin. Se-lanjutnya, tambah Thamrin, wacana Ba-waslu ditiadakan tidak perlu dihiraukan lagi, karena sebenarnya Pemilu di Indo-nesia sangat diperlukan Pengawasan yang terinstitusionalisasi dengan baik.

Namun ia mengingatkan, agar Ba-waslu tidak hanya bekerja saat Pemilu, tetapi jauh sebelum itu. “Satu kelemahan Bawaslu ikut ketularan penyakit parpol. Hanya sibuk pada saat pemilu. Fokus Ba-waslu juga pada persiapan dan sosialisasi dan edukasi politik. Ini pembangunan Ba-waslu sebagai lembaga yang utuh untuk pengawasan pemilu,” pungkasnya.

Menambahkan hal itu, Tokoh Agama Romo Benny Susetyo mengatakan bahwa ke depan Bawaslu harus memiliki pro-gram khusus pendidikan kepada masyara-kat untuk menjadi pemilih yang cerdas. Menurutnya, jika pemilih sudah cerdas maka otomatis menjadi kekuatan kontrol sosial yang kuat. “Kelompok-kelompok agama juga harus jadi prioritas, dan akan efektif jika diajak bekerjasama,” tambah Benny. [FS/AI]

Sejumlah Tokoh Dukung Penguatan Pengawas Pemilu

Page 14: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

14

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER

ENDANG WIHDATININGTYAS

Srikandi Pengawas danPenegak Hukum Pemilu

Biodata

Nama : Endang Wihdatiningtyas, SH

Tempat Tanggal Lahir: Bantul, 8 Juni 1968

Pengalaman Kerja: - Pengacara / Advokat- Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia DIY - Anggota Bawaslu 2012-2017

Endang Wihdatiningtyas adalah satu-satunya perempuan di antara lima Pimpinan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) periode 2012-2017. Saat ini, Endang adalah Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bawaslu. Sebelumnya, perempuan itu memegang Divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran di lembaga pengawas Pemilu itu.

Pengalaman Endang mengawasi pe-milu dimulai sejak Pemilu 2009. Saat itu, ia menjadi Panitia Penga-

was Pemilu (Panwaslu) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebelum menjadi anggota Bawaslu, dia menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia DIY periode 2011-2014 dan pengacara di Lembaga Konsultasi Ban-tuan Hukum untuk Wanita dan Keluarga DIY.

Semasa kuliahnya, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yog-yakarta itu aktif di Jamaah Shalahudin, sebuah unit kegiatan kerohanian Islam di UGM. Semasa SMA, dia aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Menurut

sumber merdeka.com, Endang tidak me-miliki catatan khusus. Saya tidak punya catatan khusus tentang Endang, tapi dia juga seorang advokat, ujanya.

Endang menekankan pelibatan ma-syarakat dalam pengawasan pemilu. Kare-na itu, Bawaslu membentuk masyarakat mengenali pelanggaran, mempersiap-kan untuk bisa melaporkan pelanggaran. Menurut dia, pelibatan masyarakat dalam pengawasan pemilu terkendala pengeta-huan publik mengenai definisi dan kriteria pelanggaran pemilu.

“Sangat mungkin yang dilaporkan sebagai pelanggaran, ternyata bukan pelanggaran. Atau masuk dalam pelanggaran tapi tak masuk pidana atau pelanggaran pemilu. Semuanya ada perbedaan maksud dan penanganan,” kata Endang.

Endang juga mendorong masyarakat memantau kerja pengawas pemilu. Ma-syarakat bisa mengingatkan ke pengawas pemilu jika bekerja dengan semena-mena.

Baginya, perhatian masyarakat pada pemilu dan pengawasannya merupakan sumbangan besar bagi demokrasi yang luar biasa. [dey]

Page 15: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

15

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Pimpinan Badan Pengawas Pemilu RI Nasrullah berharap agar peran lembaga ini dalam penegakan pidana pemilu diperkuat. Hal ini dimaksudkan agar Bawaslu di satu sisi bisa bermetamorfosis menjadi lembaga peradilan pemilu yang sifatnya permanen.

“Jadi, separuh bagian Bawaslu itu dibentuklah wilayah penegakan hukum. Nanti Bawaslu di dalamnya ada penyi-diknya, ada juga penuntutnya, sama persis model KPK,” kata Nasrullah di sela-sela diskusi Sosialisasi Hasil Pengawasan dan Penanganan Pelanggaran Pemilu 2014 dan Persiapan Pilgub, Pilbup, dan Pilwa-ko 2015 di Gedung Auditorium Adhiyana Wisma Antara Jakarta, Rabu (10/12).

Dengan mengembangkan pola sep-erti KPK, maka kejahatan pemilu dapat diatasi dengan cepat. Sebab, kata Nas-rulllah, potensi orang dalam perebutan kekuasaan dikemudian hari cenderung koruptif. Karena itu, perlu dicegah sejak dini dengan memasukan kejahatan pemilu sebagai kejahatan extraordinary. “Jadi, bukan lagi Gakkumdu. Tapi nanti disuplai dari dua institusi ini (kejaksaan dan polri) dia hibahkan orang-orangnya kepada Ba-waslu secara permanen. Mestinya begitu. Peradilan pemilu itu kan ada wilayah etik, wilayah administrasi, dan wilayah pidana sebagai lex specialis. Pidana ini yang di-tangani Bawaslu,” ujarnya.

Sementara pada sisi pengawasan, Nasrullah mengatakan pada akhirnya

kewenangan itu akan diberikan kepada masyarakat. Dengan begitu, fungsi pen-gawasan Bawaslu tidak dihapus. Meski

begitu, pengawasan pemilu tidak diserahkan secara langsung ke masyarakat. Sebab, pemerintah tengah berupaya pada pemben-tukan karekter masyarakat yang sadar tentang hak-haknya agar dikemudian hari mampu melindu-gi haknya sendiri. “Maka, ini ada penghubung yang digerakkan oleh separuh badan Bawaslu tadi. Nah, ini diisi oleh orang-rang yang pa-ham dan berpartisipasi tentang kepemiluan. Misalnya, kawan-kawan pegiat pemilu itu bisa ber-peran di situ,” kata Nasrullah. Ke-hadiran dan peran negara sebagai fasilitator sangat dibutuhkan.

Karenanya, negara tidak boleh melepaskan diri begitu saja sebe-lum terbentuk karakter masyara-kat yang sadar akan hak-haknya. “Jadi, sepanjang kalau dia (ma-syarakat) sudah terbentuk baru ada perampingan peran Bawaslu,” ujarnya. [HN/RS]

Bawaslu Harap Penegakan Pidana Pemilu DiperkuatHukum dan Penindakan Pelanggaran

Page 16: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

16

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Divisi Oganisasi dan Sumber Daya Manusia

Pimpinan Bawaslu Endang Wihdatiningtyas mengawasi tes tertulis seleksi Panwaslu Kabupaten/Kota Provinsi Lampung. Dalam supervisinya itu, ia ingin memastikan tidak ada kecurangan dalam bentuk apapun dalam tes tersebut. “Setelah tes, soal-soal lang-sung kami musnahkan agar tidak terjadi kecurangan”

“Bagi 5 orang yang tidak hadir dan tidak mengambil nomor tes, mereka din-yatakan gugur. Jika ada peserta yang in-gin melaksanakan tes susulan sudah tidak bisa karena soal tes dan lembar jawaban,” ujar Endang Widyaningtyas saat ditemui di lokasi pada pelaksanaan tes tertulis yang dilaksanakan di gedung Pasca Sar-jana Universitas Lampung, Senin (1/12).

Ia mengatakan, terkait soal tes tertulis berjumlah 100 soal yang meliputi tentang lembaga organisasi, kepemiluan dan pen-getahuan umum keseluruhan soal tersebut merupakan soal dibuat oleh Bawslu RI. Oleh karena itu ia yakin tidak ada kebo-coran isi soal yang dibuat dalam pelaksa-naan tes seleksi Panwaslu Kabupaten dan kota di Provinsi Lampung. “Saya lang-sung menyeleksi soal tes tertulis tersebut, yang mana soal yang disajikan untuk lam-pung, dan provinsi lain. Sedangkan, satu orang staf melakukan penggandaan soal,” terang dia.

Endang menjelaskan, terhadap soal yang dibuat untuk menyeleksi pemilihan calon Panwaslu sudah dilakukan koreksi yang lebih rigit di internal Bawaslu RI. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi yang

nantinya menjadi persoalan dalam peny-eleksian calon Panwaslu Kobupaten/ Kota Provinsi Lampung “Semua soal tidak ada yang dibedakan dan saya langsung yang menanganinya. Setelah ini, soal tes lang-sung dimusnakan. Selanjutnya saya baru menyerahkan kunci jawaban, agar dapat dikoreksi dan mengumukan hasilnya” urai Endang.

Sebagai informasi, Lampung meru-pakan provinsi yang kedua melaksanakan tes tertulis. Yang pertama melaksanakan tes tertulis adalah Provinsi Banten. Se-lanjutnya, tambah dia setelah ini baru provinsi lain yang melakasnakan tes ter-tulis. Soal yang disajikan berbeda-beda di setiap provinsi. Jadi tidak mungkin ada kebocoran soal atau kecurangan soal.

Sementara itu, Ketua Timsel Panwaslu Kab/Kota Ari Darmastuti menekankan, Tim Seleksi yang terlibat dalam melaku-kan seleksi, tidak ada intervensi di dalam pembuatan soal tes tertulis. “Kami baru menerima soal saat berlangsungnya tes yang diserahkan oleh Pimpinan Bawaslu RI dan disaksikan oleh seluruh peserta tes tertulis. Jadi panitia tidak tahu seperti apa soal tes tersebut,” jelas Ari yang juga

Dosen FISIP Unila tersebut. Kemudian, tambah Ari, untuk tujuh

kabupaten/kota yang mengikuti seleksi tes tertulis sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam penyeleksian. Menurutya peraturan jumlah peserta yang mendaftar sudah mencapai 9 orang, dan apabila tidak mencapai 9 orang maka akan diberikan tambahan waktu. Adapun peser-ta yang tidak hadir dan tidak mengambil no tes dinyatakan gugur. “Memang di Kabupaten Waykanan hanya tujuh orang yang mengiuti tes tertulis, tidak menca-pai 9 orang peserta, tetapi yang mendaftar 9 orang. Ada satu orang tidak mengam-bil nomor tes dan satu orang lagi tidak hadir saat pelaksanaan tes. Kami tidak bisa memaksakan mereka untuk hadir dan mengambil nomor tes walaupun peser-tanya tidak mencapai 9 orang. Menurut peraturan jumlah peserta dihitung sesuai dengan jumlah yang mendaftar bukan jumlah yang mengikuti tes,” tegas Ari. Sebagai informasi, hasil tes tertulis akan diumumkan pada hari Rabu (03/12/2014) oleh Tim Seleksi melalui media masa dan melalui web Bawaslu Lampung. [Humas Bawaslu Lampung]

Bawaslu Pastikan Tidak Ada Kecurangandalam Rekrutmen Panwaslu

Pimpinan Bawaslu, Endang Wihdatiningtyas

Page 17: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

17

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Divisi Pengawasan

Badan Pengawas Pemilu (Bawas-lu) RI merasa sudah waktunya pengawasan pemilu diserahkan kepada masyarakat sipil. Dengan demikian, Bawaslu RI lebih fokus dalam menangani sengketa hasil pemilihan umum (pemilu) dan penegakan hukum pemilu.

“Ke depan, Bawaslu cukup konsen-trasi pada penegakan hukum dan peny-elesaian sengketa saja. Jadi, sebaiknya satu lembaga yang menangani problem penegakan hukum pemilu itu. Saya kira Bawaslu siap untuk itu,” kata Ketua Bawaslu RI Muhammad di Jakarta, Rabu (26/11).

Muhammad menilai, pasca reformasi terlalu banyak lembaga yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam pen-egakan hukum pemilu. Selain Bawaslu, lembaga lain yang turut menangani sen-gketa pemilu selama ini antara lain Mah-kamah Agung (MA) termasuk Pengadi-lan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), selanjutnya Mahkamah Konstitusi (MK), hingga Dewan Kehor-matan Penyelenggara Pemilu (DKPP) terkait kode etik penyelenggara pemilu.

Menurut Muhammad, banyaknya lembaga yang menangani sengketa pemilu pada akhirnya tidak efektif bagi kepastian hukum pemilu. “Karena kita lihat pengalaman pemilu, terlalu banyak lembaga yang mengelola atau menangani pelanggaran pemilu. Akhirnya, kepu-tusan bahkan bisa saja tumpang tindih sehingga tidak efektif dari segi aspek kepastian hukum,” ujarnya.

Guna memindahkan kewenangan itu, kata Muhammad, harus ada revisi atas UU Pemilu sebagaimana telah diusulkan

Bawaslu kepada Komisi II DPR RI. Dia berharap, DPR dapat menerima usulan tersebut.

Untuk menjadikan Bawaslu sebagai lembaga penegak hukum pemilu, tentu membutuhkan waktu yang panjang. Di sisi lain, KPU selaku penyelenggara harus dipastikan benar-benar mandiri, masyarakat sipil sebagai pengawas harus kuat dan mandiri, hingga pergu-ruan tinggi yang bebas dari kepentingan politik.

Komisioner KPU RI Juri Andrianto juga menekankan hal serupa. Menurut

dia, banyaknya lembaga yang berwenang menegakkan peradilan pemilu pada akhirnya melahirkan penegakan hukum yang beragam.

“Selama ini lembaga penegakan hukum pemilu terlalu banyak. Semua lembaga penegak hukum pemilu seperti Mahkamah Agung, Mahkamah Kon-stitusi, PTUN, Bawaslu, bahkan DKPP perlu diintegrasikan dalam satu lembaga saja,” kata Juri.

Sebelumnya, Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumam-pouw mengatakan pentingnya lembaga penegak hukum pemilu berada dalam satu wadah. Karena itu, wacana pem-bentukan pengadilan khusus (ad hoc) yang menangani sengketa hasil pemilu menjadi pilihan tepat.

“Selama ini kan hampir tidak ada kejelasan dan kepastian dimana titik akhirnya sebuah persoalan pemilu itu berakhir secara hukum,” ujar Jeirry.

Menurut Jeirry, untuk mengadakan pengadilan ad hoc pemilu tidak perlu diadakan bangunan baru yang hanya menghabiskan banyak anggaran. “Nggak perlu. Bawaslu yang ada sekarang saja yang diberdayakan dengan meningkatkan kewenangannya sampai pada tingkat penyelesaian sengketa pemilu. Jadi, tidak perlu lagi ada lembaga lain yang menan-gani sengketa pemilu,” katanya. [HN/RS]

Bawaslu Siap Tangani Sengketa Pemilu

Ketua Bawaslu, Muhammad

”Kedepan, Bawaslu cukup

konsentrasi pada penegakan hukum dan penyelesaian

sengketa saja. Jadi, sebaiknya satu lembaga yang menangani

problem penegakan hukum pemilu itu. Saya kira Bawaslu

siap untuk itu

”Ketua BawasluMuhammad

Page 18: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

18

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Divisi Sosialisasi, Humas dan Antar Lembaga

Badan Pengawas Pemilu meng-gelar evaluasi Pengawasan Pemilu Tahun 2014 dan Per-siapan Pengawasan Pemili-han Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2015. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka membangun Ko-munikasi dan Informasi antara Bawaslu, Pemantau Pemilu dan Media Massa pasca dilakukan Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden dan Wakil Presiden 2014 lalu.

“Terbangunnya sarana komunikasi an-tara pemantau pemilu dan media massa merupakan corong antara masyarakat seb-agai proses politik dalam berdemokrasi,” ujar Pimpinan Bawaslu Nasrullah pada saat pembukaan diskusi Evaluasi Pen-gawasan Pemilu 2014 di Jakarta, Sabtu (29/11).

Dalam evaluasi tersebut, Pimpinan Bawaslu Nasrullah menjelaskan, beberapa hasil kerja yang sudah dilakukan oleh Ba-waslu dan jajaranya di dalam melakukan pengawasan khusunya pemilu legislatif dan Presiden dan Wakil Presiden 2014. Ia mengatakan, Bawaslu mengutamakan strategi pengawasan dengan metode par-tisipasi yang dilakukan Bawaslu dalam melakukan pengawasan dengan melibat-kan masyarakat. “Pengawasan partisipa-tif lebih diutamakan dalam proses pen-gawasan yang dilakukan oleh Bawaslu, sebab pemilu bertujuan agar mensejahte-rakan rakyat, oleh karena itu perinsip dasarnya pemilu adalah hajatan untuk rakyat,” ujarnya.

Senada yang dikatakan oleh Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jojo Rohi, adanya pengawasan

Pemilu yang melibatkan partisipatif dari masyarakat adalah cara ampuh sebagai metode pengawasan. Kendati demikian, ia mengakui pengawasan yang di bangun oleh Bawaslu tersebut masih banyak mem-punyai kekurangan salah satunya adalah belum adanya koordinasi antara pengawas partisipatif dan pengawas pemilu di lapan-gan yang mempunyai kewenangan lebih.

“Bawaslu belum bisa mengkompi-lasi antara pengawas partisipatif dengan pengawas pemilu di lapangan,” ujarnya Sementara itu, terkait keberadaan tiga in-stitusi sentra penegakan hukum terpadu (Gakumdu) yang melibatkan pihak Ke-polisian dan Kejaksaan yang menangani pindak pidana dalam pelanggaran pemilu Nasrullah menilai perlu adanya evaluasi secara menyeluruh. Dari evaluasi peny-elenggaraan Pemilu 2014 yang dilaku-kan Bawaslu, masih adanya perbedaan pandangan hukum yang berbeda antara penyelesaian pelanggaran pemilu terkait dengan pidana pemilu. “Di sisi lain yang tergabung di dalam Sentra Gakkumdu ma-sih belum ada paradigma yang sama dalam pelangaran pidana pemilu. Bawaslu, Ke-polisian dan Kejaksaaan dalam Sentra

Gakkumdu masih terbebani adanya ego sektoral yang menjadi hambatan,” ujarnya.

Nasrullah mencontohkan beberapa permasalahan di dalam menangani tindak pidana pemilu didalam Sentra Gakkumdu, salah satunya terkait pelanggaran kam-panye di luar jadwal. Tak satu pun yang dapat ditindak terkait pemasangan iklan di media massa, karena masing-masing pihak memiliki cara pandang dari segi paradig-ma hukum. “Gakkumdu masih adanya ter-kendala dalam proses penindakan hukum. Terutama iklan kampanye yang dilakukan oleh perserta pemilu,”ujarnya.

Sementara itu Pimpinan Bawaslu Nel-son Simanjuntak mendorong adanya eval-uasi yang menyeluruh terhadap pelibatan tiga institusi dalam Sentra Gakkumdu. Sebab bila dilihat dari permasalahannya, Sentra Gakkumdu tidak dapat berperan maksimal karena di masing masing insti-tusi bersifat kolektif kolegial. “Permasala-han yang sering terjadi yaitu terkait regu-lasi,” ujarnya. Sebagai informasi dalam evaluasi ini, Bawaslu menghadirkan nara-sumber dari kalangan internal Bawaslu, juga melibatkan pemantau pemilu serta kalangan media massa. [HW/FS]

Bawaslu Bangun Komunikasi dan Informasi dalam Evaluasi Pengawasan Pemilu 2014

Pimpinan Bawaslu, Nasrullah dan Nelson Simanjuntak, Pimpinan Bawaslu Provin-si Sulut, Johny Suak, dan narasumber dari KIPP, Jojo Rohi hadir pada diskusi eval-uasi Pengawasan Pemilu 2014 di Jakarta.

Page 19: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

19

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Divisi Pengawasan

Koordinator Divisi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan, mengatakan perlu adanya evaluasi terhadap penggu-naan dana kampanye ten-tang belanja iklan dan spot iklan selama masa kampa-nye pilpres 2014. Pasalnya belum ada sanksi tegas terhadap calon kandidat (peserta pemilu) yang telah melanggar.

“Khususnya spot iklan di televisi, tidak ada sanksi tegas untuk calon kandidat. Karena gagasan awalnya tidak berorientasi kepada calon, untuk itu penggunaan dana kampa-nye tentang belanja iklan dan spot iklan masa kampanye pilpres harus dievaluasi,” ujar Dahlan pada saat melaporkan hasil kajian ICW terkait belanja iklan dan spot iklan di Gedung Bawaslu, Rabu (3/12).

Dahlan mengatakan ICW telah melaku-kan kajian monitoring penggunaan dana kampanye pilpres 2014 terhadap belanja iklan kampanye dan spot iklan. Hasilnya, kecenderungan setiap pasangan calon pres-iden dan calon wakil presiden adalah me-langgar batas spot iklan, padahal batasan tersebut sudah ditetapkan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 16 di tahun 2014 tentang kampanye Pemili-han Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014.

“Sudah ada aturan yang jelas dilakukan oleh KPU terhadap aturan tentang belanja iklan dan spot iklan selama kampanye pil-pres 2014. Selama ini aturan tersebut hanya mengatur tentang medianya saja bukan peserta pemilunya,” ujarnya Dahlan me-nambahkan, terkait dana kampanye untuk belanja iklan dan spot iklan perlu adanya regulasi yang mengatur tentang pembatasan atas semua jenis di media. Menurutnya hal ini dilakukan karena apabila ada indikasi pelanggaran dana kampanye maka dapat

diklasifikasikan pada ranah hukum peninda-kan di masing-masing pihak terutama peny-elenggara yang berwenang. “Sanksi tentang iklan kampanye harus diatur yang menjadi kewenangan KPU (khusus bagi peserta pe-milu) sedangkan untuk media menjadi ke-wenangan KPI,” ujarnya.

Sementara itu, Pimpinan Bawaslu Dan-iel Zuchron mengakui mengalami kesulitan menindak tegas terhadap dana iklan kampa-nye para calon kandidat peserta pemilu ter-kait adanya indikasi pelanggaran terhadap belanja iklan dan spot iklan. “Hal ini dise-babkan karena belum adanya regulasi yang mengatur tentang belanja iklan dan spot iklan kampanye secara lebih mendalam, terlebih untuk penindakan tersebut mempu-nyai ambang batas waktu kadalurasa dalam prosesnya,” ujarnya.

Daniel mengungkapkan, kesulitan pada proses penindakan karena dalam Peraturan KPU disebut bahwa yang dapat dikenai sanksi apabila melakukan pelanggaran pada ranah administrasi pemilu maupun pidana pemilu hanyalah pasangan calon atau pelak-sana kampanye. Padahal jelas dikatakan tidak ada klausul yang menyatakan bahwa obyek hukumnnya adalah “setiap orang”. Selain itu, keberadaan simpatisan dan re-lawan ini apabila tidak diatur dalam regu-lasi akan berdampak pula pada penggunaan dana kampanye yang digunakan oleh mer-eka. Kewajiban mereka untuk melaporkan

dana kampanye akan menjadi gugur, apa-bila tidak ada aturan yang jelas.

Sebelumnya terkait pelanggaran iklan kampanye mempunyai peranan keberadaan Gugus Tugas yang dibentuk oleh Bawaslu yang melibatkan KPU, KPI dan KIP meru-pakan fokus pengawasan iklan kampanye di lembaga penyiaran dan media massa di dalam melakukan pengawasan pemilu. Dan-iel menyatakan dengan adanya pelibatan Gugus Tugas dalam pengawasan pemilu mempunyai peran dan fungsi pada ranah masing masing institusi dalam pengawasan untuk iklan kampanye. “Peran Gugus tugas menjadi penting karena ada pelibatan keem-pat institsi dalam penindakan pelanggaran terkait iklan kampanye,” pungkasnya Seb-agai informasi, ICW telah melakukan kajian terkait penggunaan belanja dana kampanye Pilpres 2014. Tujuannya adalah untuk men-getahui sampai sejauh mana pasangan kan-didat transparan dalam melaporkan belanja iklan kampanye. Selain itu, untuk melihat kesesuaian antara penerima dan pengguna dana kampanye selama proses pemilu ber-langsung, pemantauan yang dilakukan ICW terhadap spot iklan kampanye dilakukan un-tuk melihat apakah pasangan kandidat telah mematuhi Keputusan Komisi Penyiaran Indonesia (PKPI) Nomor 04 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan terkait per-lindungan kepentingan publik, Siaran Jur-nalistik, dan Iklan. [HW/FS]

Penggunaan Dana Kampanye Perlu Dievaluasi

Pimpinan Bawaslu RI Divisi Pengawasan, Daniel Zuchron dan Koordinator Divisi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan.

Page 20: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

20

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Ketua Mahkamah Konstitusi Ham-dan Zoelva menyatakan bahwa pemilihan umum bukan merupakan persoalan hidup dan mati melainkan sebuah proses de-mokrasi. Hal itu dikemukakan Ketua MK Hamdan Zoelva, saat hadir di acara halal-bihalal keluarga Bima se-Pulau Lombok di Mataram, medio Agustus 2014.

Ia menyatakan, tidak banyak negara di belahan dunia ini, bisa membentuk dan membangun sebuah demokrasi yang baik, seperti yang kini terjadi di Indonesia.

Salah satu contohnya, di negara-neg-ara timur tengah saat ini terus mencoba melaksanakan demokrasi, tetapi hingga saat ini belum juga bisa terealisasi, bah-kan cenderung diambang perpecahan.

“Negara kita terbesar ke empat di du-nia, dengan suku bangsa dan etnik yang berbeda tetapi kita bisa mampu melewati itu, Thailand saja gagal,” katanya.

Karena itu, pria kelahiran Bima, Nusa

Tenggara Barat ini mengutarakan, pemilu bukan urusan hidup dan mati, melainkan sebuah proses dari perjalanan lima tahun.

“Kalau dia tidak bagus, ya jangan di-pilih, karena demokrasi sama sekali tidak mengatur pemimpin itu harus ini, tidak dikontrol rakyat, dan prosesnya tidak per-lu dengan berdarah-darah,” ujarnya.

Sebab, bagaimanapun membangun sebuah demokrasi itu tidak mudah, na-mun harus bisa seiring berjalan dengan kecerdasan rakyat, karena dengan kecer-dasan itu, maka dengan sendirinya akan terbangun kesadaran.

“Soal Pemilu itu bagaimana kita membangun kepercayaan, karena de-ngan kepercayaan itulah masyarakat akan menerima hasil pemilu,” ucapnya.

Namun, kalau pun pada akhirnya pe-milu itu diprotes, sudah ada institusi yak-ni pengadilan, sebab inilah proses paling akhir.

“Di negara demokrasi mana pun di dunia ini, jika ada sengketa akan dituntas-kan di peradilan, di Indonesia pun seperti itu, ada pada MK dan jika sudah diputus-kan itulah finalnya,” kata Hamdan. (IS)

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva

Pemilu Bukan Sekedar Hidup dan Mati

Gelaran pemilihan umum (pemilu) dinilai merupakan konflik yang dilem-bagakan sehingga memerlukan pengelo-laan konflik yang sistematis. Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Surwandono menilai, perlu dirancang infrastruktur untuk menganti-sipasi konflik tersebut.

“Pengelolaan konflik itu diperlukan karena pemangku kepentingan yang ter-libat dalam pemilihan umum (pemilu) saat ini belum mampu mencegah konflik secara sistematis,” kata Surwandono di Yogyakarta, Sabtu (14/8).

Di sela-sela peresmian Pusat Studi Damai dan Humaniora Universitas Mu-hammadiyah Yogyakarta (UMY), ia mengatakan bahwa permasalahan daftar pemilih tetap (DPT) sering menjadi akar berbagai konflik pada pemilu.

“Belum lagi kepolisian yang terkesan hanya berorientasi pada penanganan ke-kerasan dalam proses pemilu karena sela-

ma ini mereka melakukan berbagai simu-lasi hanya sebatas penanganan kekerasan dalam unjuk rasa,” ujarnya. Oleh karena itu, ia mengungkapkan, diperlukan infra-struktur untuk mengelola potensi konflik.

Menurutnya, selama ini belum ada manajemen pengelolaan konflik yang dapat mencegah akar konflik pemilu agar tidak meluas. “Ketika bicara soal pemi-lu, kita sedang mengelola konflik yang dilembagakan, tetapi belum disediakan infrastruktur pengelolaan konflik yang memadai dan sistematis. Jangan sampai hanya deklarasi damai tanpa membangun pencegahan akar konflik,” kata Surwan-dono.

Selain itu, ia mengungkapkan, deklar-asi damai yang diucapkan para perwakilan elite peserta pemilu hanya pernyataan se-mata yang tidak bersifat mencegah. Pada-hal, diperlukan juga pendidikan budaya damai pada level simpatisan menengah. Tim suskes juga seakan hanya didoktrin

untuk mendapatkan suara yang banyak tanpa memperhatikan cara-cara yang dapat mengganggu perdamaian.

Menurutnya, Bawaslu dan KPU ti-dak mempunyai cara menjamin pemilu damai. Tidak adanya infrastruktur untuk membangun pemilu damai menjadi ma-salah.

“Undang-Undang (UU) Pemilu harus benar-benar memiliki awareness tentang pemilu damai yang harus disusun secara detail. Selain itu, lembaga eksekutif, yu-dikatif, dan legislatif penting untuk mem-bentuk lembaga elektif yang mengurus pemilu dalam sistem politik Indonesia,” ujarnya.

Dengan memasukkan Bawaslu dan KPU ke dalamnya, menurut Surwandono, lembaga tersebut harus memiliki tata ke-lola yang baik untuk mencegah akar kon-flik yang dapat terjadi.

(IS)

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Surwandono

Konflik Pemilu Perlu Dikelola

Page 21: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

21

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

FOTO-FOTO: GOOGLE.COM

Ketua Dewan Kehormatan Penye-lenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshid-diqie kembali mengingatkan penyeleng-gara pemilu agar tetap independen. Tak hanya sikap, tetapi penampilan luar (looks) juga harus telihat independen.

“Penyelenggara Pemilu tidak boleh berpihak. We must independent. And look independent,” ujar Jimly, Novem-ber 2014.

Dia menegaskan, independensi atau netralitas tidak hanya di mulut tapi juga secara tindakan. Termasuk independen secara moral dan sosial juga diperlukan bagi mereka penyelenggara pemilu.

Penyelenggara Pemilu, menurutnya memiliki tugas besar yaitu menyeleng-garakan pemilu secara jujur dan adil. Netralitas tidak semua tertulis dalam peraturan kode etik, namun bisa dira-sakan misalnya memberikan perlakukan yang sama kepada peserta pemilu.

“Ketua KPU mancing bareng dengan salah satu peserta Pemilu, yang diobrol-kan dalam mancing itu hanya membicar-kan soal lele. Tapi bagi peserta Pemilu yang lain, bisa menimbulkan kecurigaan. Untuk itu, kalau mau mancing ajak juga

peserta Pemilu yang lain. Ajak pula Panwas,” ujarnya.

Selain netralitas, Guru Besar Fakultas Hukum UI ini menegaskan kembali pentingnya integritas penye-lenggara pemilu. Demokrasi tanpa integ-ritas, ditegaskannya tidak berarti apa-apa dan hanya pada tingkatan prosedural semata.

“Sekarang ini yang dibutuhkan adalah demokrasi substansial. Untuk menghasilkan demokrasi yang sub-stansial, maka harus digelar Pemilu yang berintegritas. Guna menghasilkan Pemilu yang berintegritas maka penye-lenggara Pemilunya pun harus memiliki integritas,” ujarnya.

Ketiga, adalah profesionalisme dan keempat, transparan. Penyelenggara Pemilu itu yang harus dilayani dua. Per-tama adalah voter atau pemilih. Kedua, peserta Pemilu.

“Kita itu pelayan mereka. kita harus melayani secara profesional dan transparan kepada mereka. Jangan hanya transparan kepada wartawan atau LSM sementara kepada peserta Pemilu atau kepada masyarakat tidak transparan,”

ungkap Jimly.Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi

(MK) itu juga mengusulkan agar etika pemilu dimasukkan dalam Sistem Integ-ritas Nasional (SIN) yang kini tengah disusun oleh Komisi Pemberantasan Ko-rupsi (KPK). Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk mewujudkan pemilu 2014 yang memiliki integritas.

“Etika penyelenggara pemilu ini masuk dalam SIN yang oleh pemerintah diberikan kepada KPK untuk mengambil prakarsa membangun Sistem Integritas Nasional,” jelasnya. (IS)

Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshidiqie

Tak Cukup Netral, Perlu Integritas dan Profesionalitas

Koordinator Komite Pemilih Indone-sia (Tepi) Jeirry Sumampow menyatakan sudah saatnya Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) harus diperkuat kewenan-gannya untuk dapat mengeksekusi atau menjatuhkan sanksi dalam pelanggaran pemilihan umum. Selama ini peran dan kewenangan Bawaslu hanya bersifat rekomendasi ke pihak-pihak terkait bila ditemukan pelanggaran pemilu sehingga dinilai belum efektif.

“Kita harus perkuat lembaga ini dan didudukkan di posisi yang semes-tinya. Tidak boleh setengah-setengah kewenangannya,” kata Jeirry di Jakarta, Kamis (11/12).

Dia mencontohkan dalam hal mem-proses tindak pidana pemilu, kewenan-gan lebih besar dimiliki kepolisian. Lalu pada dugaan pelanggaran kampanye di media massa, Komisi Penyiaran Indone-

sia (KPI) lah yang lebih berperan. Se-mentara untuk menjatuhkan sanksi admi-nistratif, KPU lah yang berwenang. “Jadi semua hasil pengawasan Bawaslu sifat-nya hanya rekomendatif dan diserahkan ke lembaga lain,” ujarnya

Praktis, kata Jeirry, Bawaslu berperan

hanya dalam sengketa pemilu saja. Dia berpendapat kewenangan Bawaslu harus sampai ke penindakan dan eksekusi. “Ke-wenangannya kurang untuk eksekusi. jadi beri Bawaslu kewenangan untuk eksekusi kewenangan pelanggaran,” tuturnya.

Memang untuk dugaan pelanggaran, Bawaslu bisa menangani sebuah kasus dari awal. Tetapi, menurut Jeirry pada ti-tik tertentu Bawaslu berhenti.”Proses si-sanya dilanjutkan oleh lembaga lain, baru bisa final,” paparnya.

Masalahnya lanjut Jeirry lembaga lain seringkali mempunyai persepektif yang berbeda. Sehingga kasus yang su-dah ditangani oleh Bawaslu sering dimu-lai lagi tahapannya dari awal sampai pada proses eksekusi. “Jadi orang berpikir, un-tuk apa ke sini (Bawaslu) kalau dari awal diulang lagi oleh lembaga lain,” ujarnya. [dey]

Jeirry Sumampow : Beri Bawaslu Kewenangan Kuat

Page 22: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

22

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Pimpinan Bawaslu, Nelson Simanjuntak

Rekruitmen Paniitia Pengawas Pemilu kabupaten/kota tahun 2014 dipastikan lebih memprioritaskan integritas calon anggota panwas dibandingkan penge-tahuan tentang pemilu. Alasannya, saat ini banyak orang berpengetahuan tinggi namun memiliki integritas rendah. “Ka-lau soal pengetahuan masih bisa dibantu dan itu sebentar meningkatkannya, tapi kalau sudah integritas yang rusak, tidak mungkin diubah dalam waktu sebentar,” kata Nelson dalam sambutan ujian tertulis calon anggota Panwas Pemilu Kabupaten/kota di Provinsi Bali bertempat di Badan Diklat Provinsi Bali, Selasa (9/12).

Karenanya, calon peserta anggota panwas Pemilu diminta berkompetisi se-cara sehat. Nelson menjamin, Bawaslu tidak memprioritaskan anggota panwas Pemilu periode sebelumnya untuk dipilih kembali. Proses rekruitmen anggota pan-was termasuk tes wawancara di serahkan kepada tim seleksi lokal yang sudah di-pilih. Tidak ada campur tangan Bawaslu provinsi apalagi Bawaslu RI. Sebab hal ini erat kaitannya dengan kearifan lokal, masyarakat lokal sendiri yang menentu-

kan demokrasinya, mau bagus atau tidak bagus. Kondisi ini antara lain dapat dili-hat dari tim seleksi dan anggota panwaslu yang terpilih. “Mantan panwas jangan berfikir bahwa kami akan mendahulukan karena kedekatan atau apa. Yang kami minta adalah kualitas pribadi orang per-orang. Yang belum pernah di panwas dan KPU jangan pernah berkecil hati karena kami tidak memprioritaskan. Sesuatu yang baik harus diawali dengan cara-cara yang baik,” papar Nelson.

Seleksi tertulis anggota Panwas di Provinsi Bali di ikuti 49 peserta dari 58 peserta yang mendaftar administrasi. Calon anggota panwas akan menjadi pan-was pemilu di 4 kabupaten dan 1 kota yakni Badung, Tabanan, Bangli, Karan-gasem dan Denpasar. Tim seleksi lokal yang berjumlah 5 orang dan sebagian berasal dari akademisi, akan menjaring sampai 12 besar guna mengikuti seleksi wawancara tanggal 19-23 Desember 2014 pasca pengumuman tes tertulis tanggal 11 Desember ini. Rekruitmen panwas pemi-lu kabupaten/kota se Indonesia mengacu pada Perpu nomor 1 tahun 2014. Kend-

ati paripurna DPR RI pada bulan Januari atau Febuari 2015 masih mungkin meno-lak perpu dan pemilihan kepala daerah dilakukan DPRD, Bawaslu RI tetap harus melaksanakan proses rekruitmen panwas mengingat sudah dimulainya tahapan Pemilukada di sejumlah provinsi, kabu-paten/kota tahun 2015. Meski optimis, namun pelantikan anggota panwas yang lolos seleksi kemungkinan dilakukan setelah di dapat kepastian pemilukada di selenggarakan secara langsung.

“Jadi sekaligus info untuk kita semua, seandainya DPR memutuskan (pemilu-kada) kembali ke DPRD, tidak jadi di-lantik,” ujar Nelson. Pasca ujian tertulis, seluruh soal yang digunakan di bakar di tempat disaksikan Pimpinan Bawaslu Nelson Simanjuntak, Ketua Bawaslu Provinsi Bali I Ketut Rudia, Tim Seleksi panwas dan beberapa peserta. Sebelum pelaksanaan tes tertulis, dilakukan peny-erahan soal bersegel dari Pimpinan Ba-waslu Nelson kepada tim seleksi di ha-dapan peserta. Bawaslu memastikan soal tidak sama antara satu provinsi dengan provinsi lainnya [RS]

Integritas Lebih Penting dari Pengetahuan

Pimpinan Bawaslu, Nelson Simanjuntak berjabat tangan dengan Tim Seleksi Calon Panwaslu Provinsi Bali

Page 23: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

23

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah siap memfasilitasi Badan Pengawas Pemilu dan Pani-tia Pengawas Pemilu untuk pelaksanaan pemilihan bu-pati secara serentak tahun 2015. Bawaslu Provinsi Jawa Tengah melakukan Audiensi di Kabupaten Purworejo.

Dipimpin Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Abhan beserta Anggota Te-guh Purnomo dan Juhanah menemui Bu-pati Purworejo Mahzun Zain bertempat di ruang Dinas Bupati. Poin penting yang dibicarakan terkait dengan penyeleng-garaan Pemilihan Bupati/Walikota Tahun 2015 di wilayah Provinsi Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Purworejo.

Abhan mengatakan, keterlibatan pem-da untuk memfasilitasi dan mensukseskan Penyelenggaraan Pemilu di Kabupaten Purworejo sangat penting. Pilbup Pur-worejo merupakan bagian dari 16 Kabu-paten/Kota yang akan menyelenggarakan Pemilihan Bupati pada tahun 2015 men-datang.

Persiapan Penyelenggaraan Pilbup Purworejo Tahun 2015 mendatang di antaranya adalah Pembentukan Panitia Pengawas, dukungan Anggaran, serta koordinasi dengan pihak-pihak yang ter-kait dalam lingkup wilayah Kabupaten tersebut.

“Pemilihan Bupati Purworejo 2015 akan diselenggarakan pada kisaran Okto-ber-November 2015, berkaitan dengan itu, Panitia Pengawas akan dibentuk dan saat ini Bawaslu Provinsi Jawa Tengah sedang melakukan tahapan seleksi Panwas untuk Kabupaten Purworejo”, kata Anggota Ba-waslu Provinsi Jawa Tengah merangkap Divisi Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia, Juhannah.

Koordinator Divisi Pengawasan Ba-

waslu Provinsi Jawa Tengah, Teguh Purn-omo menambahkan bahwa pembentukan Panwas di Purworejo bertujuan untuk melakukan pengawasan terhadap peny-elenggaraan Pemilihan Bupati Purworejo, peran Pemerintah Daerah adalah terkait fasilitasi dan tetap menjaga netralitasnya.

“Salah satu yang perlu dilakukan adalah Sosialisasi kepada stakeholders khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Purworejo lebih baik melaku-kan upaya Preventif daripada upaya Represif”, ujarnya.

Bupati Purworejo Mahsun Zain, men-gatakan pihaknya siap mendukung penuh Penyelenggaraan Pemilihan Bupati Tahun 2015, Selasa(2/12). “Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo siap sedia berikan dukungan baik dari segi anggaran mau-pun kesekretariatan Panwas Pemilihan Bupati untuk Kabupaten Purworejo ten-tunya dengan perencanaan yang rasional dan matang Insya Allah akan dibiayai” ujarnya.

Menurut dia, pemerintah Kabupaten Purworejo yang telah berpengalaman karena turut andil dalam suksesnya Peny-elenggaraan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden & Wakil Presiden Tahun 2014 lalu. Sehingga, tanpa ragu mereka akan membantu Penyelenggaraan Pemilihan Bupati Tahun 2015 mendatang.

Selain di Purworejo, audiensi juga di-lakukan Bawaslu Jateng dengan Bupati Wonosobo, Kholiq Arif. Kepala Sekre-tariat Bawaslu Jateng, Kartini Tjandra Lestari, SH, MM menambahkan bahwa anggota Panwas akan dibantu oleh jajaran sekretariat yang berasal dari PNS Pemda setempat, untuk itu diperlukan bantuan dan dukungan oleh Bupati Wonosobo agar berlangsung dengan lancar.

Merespon kedatangan Bawaslu Jateng, Bupati Kholiq mengatakan, pemda Kabu-paten Wonosobo akan mendukung Peny-elenggaraan Pemilihan Bupati Wonosobo tahun 2015.

“Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo akan siap sedia berikan du-kungan kepada Panitia Pengawas untuk Kabupaten Wonosobo” kata dia.

Pihaknya siap memberikan dukungan

fasilitas, anggaran, sumber daya manusia sebagaimana telah dilakukan pada pelak-sanaan pileg dan pilpres 2014 kemarin.

Dukungan yang sama juga disampai-kan Bupati Purbalingga melalui Sekretar-is Daerah, Imam Subijakto saat menerima audiensi Bawaslu Jateng. Pemilihan Bu-pati Purbalingga dilakukan karna sudah berakhirnya masa jabatan Bupati di tahun 2015, Hal ini sesuai dengan daftar AMJ Bupati/Walikota di Provinsi Jawa Tengah 2015.

Untuk dapat melakukan pengawasan dengan baik, maka harus dibentuklah Panwas Kabupaten Purbalingga yang akan bertugas di 2015 mendatang. Pem-bentukan Panwas yang beranggotakan 3 (tiga) orang di Kabupaten Purbalingga su-dah mulai dilakukan dan memasuki taha-pan seleksi calon anggota Panwas. Selain anggota 3 (tiga) orang, Panwas juga diisi oleh jajaran Sekretariat yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dalam hal ini adalah kewenangan Pemkab Pur-balingga, serta anggaran yang disesuaikan dengan APBD untuk menunjang kinerja Panwas.

Berdasarkan SK Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Nomor : 75 - KEP TAHUN 2014 tentang Penetapan Tim Seleksi Calon Anggota Panitia Pengawas Pemili-han Bupati dan Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. Atas kewenangan yang diberikan oleh Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penye-lenggara Pemilihan Umum dan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum No-mor 10 Tahun 2012 tentang Pembentu-kan, Pemberhentian, dan Penggantian Antar Waktu Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Panitia Pengawas Pe-milihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Pengawas Pemilihan Umum Lapangan, dan Pengawas Pemilihan Umum Luar Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2014. Maka Ba-waslu Jateng akan membentuk Panwas Penyelenggaraan Pemilihan Bupati/Wa-likota sebagaimana langkah awal dalam tahap persiapan. (IS)

Pemda di Jateng Siap Fasilitasi Panwas Pemilihan Bupati Tahun 2015

Page 24: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

24

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Jawa Barat me-nyatakan siap mengawal Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) 2015, yang akan diselenggarakan serentak di 5 kota/kabupaten. Yakni di Kabupaten Bandung, Ka-bupaten Indramayu, Kabu-paten Karawang, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Depok.

Tahapan persiapan awal, Bawaslu melakukan pembukaan pendaftaran calon anggota Panwaslu untuk lima kabupaten. antara lain Kabupaten Indramayu, Kabu-paten Karawang, kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Sukabumi.

Pendaftaran dikirim langsung atau melalui pos ke alamat Tim Seleksi : Jl. Turangga No. 25, Bandung, mulai tanggal 03 Desember 2014 pada jam kerja pukul 08.00-16.00 WIB dan paling lambat 09 Desember 2014 pada pukul 16.00 WIB.

Ketua Bawaslu Jabar Harminus Koto, mengatakan, Bawaslu Jabar sudah sangat

siap mengawal Pilkada serentak tersebut. Pikada serentak dinilai akan meningkat-kan efisiensi dan efektifitas pemilihan kepala daerah.

“Pilkada serempak di 5 kota/kabu-paten di Jawa Barat itu punya sisi positif, yaitu lebih efisien dalam masalah biaya,” kata Harminus.

Saat ini, menurutnya Bawaslu Jabar sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan DPRD yang terli-bat dalam Pilkada serempak tahun 2015. “Koordinasi ini sangat diperlukan untuk mendukung kesiapan mereka dalam menggelar pesta demokrasi lima tahunan didaerahnya,” ujar dia.

Selanjutnya, Bawaslu Jawa Barat juga akan mengagendakan pertemuan dengan Bupati dan Walikota, perihal ke-siapan biaya menggelar Pilkada yang di ambil dari dana APBD 2015. Selain itu, Bawaslu juga akan melakukan sosialisasi pengawasan pemilihan kepala daerah dengan tinjauan Perppu Nomor 1 Tahun 2014.

“Kami melakukan sosialisai, karena kita ini pelaksana undang-undang, yang sekarang ini Perppu setara dengan un-dang-undang. Untuk itu, kita melakukan persiapan untuk terkait dengan pemilihan kepala daerah itu,”ungkapnya.

Harminus menjelaskan, kesiapan di lima kabupaten/kota tersebut masih menunggu jadwal yang akan di tetapkan secara definitif oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan pada masa pemilihan saat ini hanya diberi waktu enam bulan.

“Kami kan tidak bisa menunggu persiapan ini, kita bisa melakukan persiapan-persiapan terkait dengan parti-sipasi dari masyarakat. Nah, nanti setelah Perppu ditetapkan, jadwal sudah ada, peraturan KPU sudah ada, kita sudah berjalan,”jelas Herminus.

Harminus mengaku tidak mengalami kendala dalam sosialisasi sejauh ini, dan dalam waktu dekat akan melakukan road show di lima kabupaten/kota, diawali dengan sosialisasi, kemudian melaku-kan diskusi dengan pihak pemerintahan

daerah.Menurutnya, sosialisasi ini dilakukan

dalam rangka mendorong tingkat partisi-pasi masyarakat dan kerjasama bersama LSM, diikutsertakan juga mahasiswa, sehingga informasi dan pemahamannya sama dan yang dikehendaki terhadap undang-undang yang ada sama dengan apa yang disampaikan kepada masyara-kat.

Sosialisasi perdana telah dilakukan Bawaslu Jabar di Kabupaten Karawang, Rabu (3/12) lalu. “Untuk menyukseskan pilkada, partisipasi masyarakat Karawa-ng sangat dibutuhkan dalam mengawal jalannya pesta demokrasi lima tahunan tersebut, khususnya mengawasi dan men-gantisipasi terjadinya kecurangan dalam Pilkada,” kata Herminus.

Oleh sebab itu, tambahnya, harus ada sinergitas antara Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), Panitia Penga-was Pemilu (Panwaslu) dan masyarakat Kabupaten Karawang, untuk sama-sama mensukseskan pemilihan Bupati tahun depan.

“Banyak perbaikan dan penyempur-naan dilakukan oleh pemerintah men-genai proses Pilkada yang dituangkan dalam Perppu nomor 1 tahun 2014. Tapi semua itu akan sia-sia jika masyarakat ti-dak berperan aktif dalam proses Pilkada, baik dalam hal penggunaan hak suara maupun pengawasan,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Karawa-ng Cellica Nurrachadiana mengatakan, terlepas apa pun mekanismenya dalam Pilkada tahun 2015 mendatang, pihaknya hanya berharap agar pelaksanaannya bisa berjalan dengan aman dan lancar. Sehingga, kondusifitas Karawang tetap terjaga dan melahirkan pemerintahan yang bisa mensejahterkan masyarakat Karawang ke depannya.

“Memang sempat menjadi perdebatan di masyarakat, tapi mungkin keputusan-nya menjadi pemilihan langsung sesuai harapan rakyat. Tapi yang terpenting pelaksanaannya aman, lancar dan tertib,” kata Cellica. (IS)

Sambut Pilkada 2015, Bawaslu Jabar Siapkan Panwaslu di Lima Kabupaten

Page 25: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

Cerimor (Cerita Humor)Cara Menjadi PolitikusPada suatu hari, ada orang menanya Per-dana Menteri Inggeris: “Apa syarat-syarat-nya untuk menjadi seorang politikus.?”

Perdana Menteri menjawab: “Politikus harus bisa meramalkan hari besok, bulan depan, tahun yang akan datang, dan beberapa hal ikhwal yang mungkin akan terjadi kelak.”

Orang itu menanya lebih lanjut: “Kalau sampai waktunya, hal yang diramalkan tersebut tidak juga terwujud, bagaima-na? Apa yang harus kita perbuat?”

Perdana Menteri berkata: “Nah, saat itu sudah sewajarnya kita perlu mencari dan membuat suatu alasan yang rasional.”

Sumber: http://www.ketawa.com

Merampok PolitisiPada suatu malam, seorang perampok mengenakan topeng melompat ke jalan menodong pria berpakaian rapi dengan pistol di tulang rusuknya.

“Berikan uang Anda,” katanya.

Marah, pria itu menjawab, “Kamu tidak bisa melakukan ini! Saya seorang ang-gota DPR!”

“Kalau begitu,” jawab perampok, “berikan uang SAYA!”Sent by: e-ketawa posted on 01 Decem-ber 2012

Permintaan Sebelum Dihukum MatiSipir bertanya kepada seorang penjahat yang segera akan dieksekusi mati,

“Pagi ini kamu ingin makan apa?”

“O, aku baru saja teringat, aku paling suka makan buah persik.” kata penjahat itu.

“Kamu kan tahu, sekarang adalah musim

dingin, mana ada buah persik?” kata polisi.

“Itu tidak menjadi masalah Pak, aku bisa menunggu kok.”

Sumber: http://www.ketawa.com

Rumah Murah Istimewa

Budi sedang sibuk mencari rumah. Bosan dia walau ia PNS, tapi ia berprofesi juga sebagai “kontraktor”. Suka pindah-pindah kontrakan maksudnya. Karena bosan, ia sedang mencari rumah yang mengil dan sesuai dengan kebutuhannya. Ia tertarik kepada iklan penjualan rumah di surat kabar dan berminat untuk membelinya.

Budi: “Pak, rumah ini berapa harganya?”Penjual:”Murah saja koq bang.” katanya sambil menyebut harga.Budi berpikir, wah ini murah sekali. “Apa istimewanya rumah ini pak?”Penjual: “Dari dalam rumah ini, tanpa ke-luar pun sudah tahu arah angin bertiup”

Budi heran, dan bertanya balik: “Bagaima-na caranya?”

Penjual: “Kalau Bapak mencium bau sate, berarti angin berasal dari Barat. Kalau bau durian, dari timur. Kalau bau roti, berarti angin bertiup dari utara.”

Budi:”Ooooo... Lalu kalau mau angin ber-tidup dari selatan, apa tandanya??”

Penjual: “Bau sampah!!!”

Budi: “Pantas, rumah dekat tempat sam-pah. Makanya murah..”

Sumber: http://www.ketawa.com

Sahabat Lebih Penting Dibandingkan Dengan Uang

A: “Menurut pendapatmu, uang dengan sahabat mana yang lebih penting?”

B: “Sudah tentu sahabat donk.”

A: “Mengapa?”

B: “Karena aku selalu bisa mendapatkan pinjaman uang dari sahabat.”

Menyuruh Tetangga Pindah RumahMelanjutkan cerita sebelumnya, Budi sudah membeli rumah yang diinginkan, walau harus menahan bau sampah. Akhirnya, dua bulan kemudian sampah sudah dibersihkan dan Budi merasa nya-man. Namun lama kelamaan, dia tidak tahan dengan segala macam bau ma-sakan yang ada. Dia merencanakan hidup tenang tanpa terganggu bau apapun. Diapun memanggil ketiga tetangganya dan menyuruh mereka untuk pindah.

Budi: “Bapak-bapak, saya mohon kesedi-aannya untuk pindah, sebab bau dari toko bapak-bapak sudah sangat meng-ganggu!”Pemilik toko: “Baiklah Pak Budi. Tapi kami tidak memiliki biaya untuk pindah.”Budi: “Ini, masing-masing 5 juta rupiah. Besok harus sudah pindah!!”Pemilik toko: “Baik Pak...”

Keesokan harinya... Budi marah, karena masih ada saja bau yang mengganggu-nya.

Budi: “Bagaimana ini. Sayakan sudah suruh pindah kalian. kenapa masih ada disini???”Pemilik toko: “Iya pak, kami sudah pin-dah.”Budi: “Mana... Koq masih bau? Pindah ke mana??!!!”Pemilik toko: “Iya pak. kami sudah pindah. Penjual durian, pindah ke toko sate. Penjual sate pindah ke toko roti dan Penjual roti pindah ke toko durian....”Budi: “PANTASSSS...”

Sumber: http://www.ketawa.com

25

BULETIN BAWASLU, EDISI 03, MARET 2014 BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014 Anekdot

Page 26: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

26

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Bawaslu Award 2014Sebagai bentuk penghargaan atas peran nyata masyarakat dalam

mendukung pewujudan Pemilu yang demokratis, Bawaslu meny-elenggarakan Penganugerahan Bawaslu Award 2014. Penghargaan tersebut diberikan berdasarkan hasil pemeringkatan melalui kue-sioner yang dibagikan kepada Komisioner dan Tim Asistensi di 33 Bawaslu Provinsi seluruh Indonesia. Indikator yang dipakai dalam penilaian antara lain, kompetensi, objektivitas, netralitas, serta in-tegritas. Dasar penilaian dapat berupa hasil karya dan kerja yang telah dilakukan, serta inovasi dalam memberikan sumbangan pe-mikiran, masukan, dan kritik dalam perbaikan-perbaikan Pemilu. Malam penganugerahan Bawaslu Award yang diikuti oleh ratusan anggota Bawaslu dari seluruh daerah di Indonesia dan berbagai lembaga pengawas pemilu itu diadakan di Ruang Auditorium, Ge-dung TVRI, Senayan, Jakarta, Jumat (12/12/2014). Hadir dalam acara Komisioner Bawaslu, Ketua KPU RI, Ketua MPR RI, para pegiat Pemilu, pengamat politik dan Pemilu, tokoh politik dan lain-lain.

Secara khusus, Bawaslu memberikan penghargaan kepada perorangan dalam tiga kategori yakni pegiat pemilu, pengamat politik, dan pengamat hukum yang telah memberikan kontribusi untuk Pemilu 2014. Selain itu Bawaslu juga memberikan penghar-gaan kepada sejumlah pihak atas partisipasinya dalam mengawal terselenggaranya Pemilu tahun 2014. Antara lain media cetak dan elektronik, organisasi pegiat Pemilu dan lembaga negara. Pener-ima Bawaslu Award 2014 antara lain: Bawaslu Provinsi terbaik kategori penanganan pelanggaran diraih Bawaslu Provinsi Jawa Tengah, kategori dalam penyelesaian sengketa Pemilu diraih Ba-waslu Provinsi Sumatera Barat, kategori teknis pengawasan diraih Bawaslu Provinsi Jawa Timur, kategori pengawasan partisipatif di-raih Bawaslu Provinsi DIY, kategori dalam membangun hubungan antar lembaga diraih Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara, kategori terbaik dalam administrasi dan laporan keuangan diraih Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan, kategori terbaik dalam menjalin har-monisasi komisioner dan kesekretariatan diraih Bawaslu Provinsi Maluku Utara. Untuk kategori Pengawas Pemilu Luar Negeri ter-baik diraih PPLN Taiwan, Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota terbaik diraih Panwaslu Kabupaten Kutai Timur. Kategori Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan terbaik diberikan kepada Panwascam Gambir DKI Jakarta dan petugas Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) diberikan kepada desa Hilinamozaua Kabupaten Nias Selatan.

Sedangkan pegiat politik dan Pemilu terbaik diberikan kepada Jerry Sumampouw, Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi). Pengamat politik terbaik diberikan kepada Peneliti Senior LIPI, Siti Zuhro dan pengamat hukum terbaik diberikan kepada Refly Harun, ahli hukum tata negara. Tokoh masyarakat terbaik dalam menjaga netralitas Pemilu diberikan kepada Sri Sultan Hameng-kubuwono X, tokoh demokrasi dalam mengawal Pemilu 2014 di-berikan kepada mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan tokoh Pemilu 2014 diberikan kepada mantan komisioner KPU, Ramlan Surbakti. Ketua Bawaslu RI, Muhammad dalam sambu-tannya secara khusus menyampaikan hormat dan apresiasi yang

Kategori terbaik dalam menjalin harmonisasi komisioner dan kesekretariatan diraih Bawaslu Provinsi Maluku Utara

Kategori Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan terbaik diberikan kepada Panwascam Gambir DKI Jakarta

Ketua Bawaslu Muhammad didampingi Ketua KPU, Husni Kamil Manik memberikan penghargaan kepada Ketua MPR

paling tinggi kepada teman-teman pengawas Pemilu di seluruh Indo-nesia. Ia merasa sesungguhnya ada yang lebih pantas mendapatkan penghargaan Bawaslu award ini. Mereka adalah panwascam dan PPL yang ada di gunung, laut dan daratan yang sudah mengorbankan jiwa ra-ganya untuk pengabdian bersama Bawaslu. “Sesungguhnya Bawaslu Award ini untuk kalian semua wahai teman-teman PPL..” tegasnya. Penu-lis: Ahmad Ali Imron [Foto : Hendru Wijaya, Muhtar, Wisnu Broto.]

Page 27: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

27

BULETIN BAWASLU, EDISI 12, DESEMBER 2014

Kategori terbaik dalam adminis-trasi dan laporan keuangan diraih Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan

Petugas Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) diberikan kepada desa Hilinamo-zaua Kabupaten Nias Selatan

Bawaslu Provinsi terbaik kategori penanganan pelanggaran diraih Bawaslu Provinsi Jawa Tengah

Kategori dalam membangun hubungan antar lembaga diraih Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara

Panitia Pengawas Pemilu Kabupat-en/Kota terbaik diraih Panwaslu

Kabupaten Kutai Timur

Kategori teknis pengawasan diraih Ba-waslu Provinsi Jawa Timur.

Pegiat politik dan Pemilu terbaik diberikan kepada Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jerry Sumampouw. Pengamat politik terbaik diberikan kepada Peneliti Senior LIPI, Siti Zuhro dan pengamat hukum terbaik diberikan kepada ahli hukum tata negara,Refly Harun.

Kategori dalam penyelesaian sengketa Pemilu diraih Bawaslu Provinsi Sumatera Barat.

Page 28: Evaluasi Pilpres 2014 Untuk Masa Depan Pemilu Berkualitas

28

BAD

AN

PENGAWAS

PEMILIHAN

UMU

M

B

A

W

A

S

L

U

-

R

IR

EP

U B L I K

I N D O N E SI A

Pimpinan Bawaslu Nelson Simanjuntak, Ketua Bawaslu Provinsi Bali I Ketut Rudia, Tim Seleksi Panwaslu di Provinsi Bali menyaksikan pemba-karan soal-soal ujian tertulis bagi calon Panwaslu Kabupaten/Kota yang telah digunakan.

BAMBANG

Bawaslu RI menggelar Training of Trainer (ToT) bagi Bawaslu Provinsi di Bogor, 4-6 Desember 2014. Pada ToT tahap I ini, Bawaslu Provinsi Jambi, Bengkulu dan Kalimantan Selatan menjadi perserta terbaik.

MUHTAR

HUMAS

HUMAS

Pimpinan BawasluDaniel Zuchron, Komsioner DKPP, Nur Hidayat Sardini, Komisioner DKPP, Anna Erliana, Pimpinan Bawaslu, Endang Wihdatiningtyas, Ketua KPU Husni Kamil Manik Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie, Ketua Bawaslu Muhammad, Komisioner DKPP, Saut H Sirait, Komisioner DKPP Valina Singka Subekti, Komisioner KPU, Ida Budhiati berfoto bersama seusai acara DKPP Outlook 2015, Refleki dan Proyeksi, 18 Desember 2014.

Pimpinan Bawaslu Nasrullah memantau langsung pelaksanaan tes tertulis calon anggota Panwaslu Kabupaten/Kota di Provinsi DIY di gedung Diklat Pekerjaan Umum, Senin (8/12).

BULETIN BAWASLU, EDISI 12 , DESEMBER 2014

M. ZAIN

Ketua Bawaslu RI Muhammad, menyerahkan soal-soal tes tertulis calon Pengawas Pemilu Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, Rabu (3/12) kepada Tim Seleksi.

FALCAO