pilpres prbowo & jokowi

93

Upload: rumpin-rzspi

Post on 28-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Setiap lima tahun, kita akan “diganggu” berbagai kampanye: Pilpres, Pilkada Gubernur, Pilkada Walikota, Pemilu Legislatif (pusat, Provinsi, dan kota). Ini bisnis besar dan makan biaya besar. Kegunaan bagi sang calon jelas: agar dikenal dan bisa dipilih. Tapi kegunaan bagi masyarakat mungkin rendah.Tujuan kita: mendapat pemimpin terbaik. Tapi mana bisa memperoleh pemimpin yang baik dalam waktu satu bulan kampanye. Pemimpin harus dikembangkan dari bawah. Makan waktu bertahun-tahun, kalau tidak berpuluh tahun.Dan, daripada calon menghabiskan dana milyaran, lebih baik ia menghabiskan waktu mengembangkan diri dan belajar memikul tanggungjawab dari skala kecil menuju skala besar.Masyarakat harus me-reward pemimpin seperti ini dengan mencoblos mereka. Jadi masyarakat harus memilih calon-calon yang terbukti bisa memimpin, melayani dan menyuarakan hati masyarakat. Jangan asal pilih.

TRANSCRIPT

Page 1: PILPRES PRBOWO & JOKOWI
Page 2: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

2 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

KATA PENGANTAR

Tanpa terasa Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019

akan segera dilaksanakan dalam bulan Juli 2014, sekitar 1-bulan lagi.

Sebagai sebuah Negara demokrasi, maka Rakyat Indonesia akan segera

diminta untuk menetapkan pilihan pasangan Presiden -Wakil Presiden

perode tersebut diatas, melalui sebuah Pemilihan Umum (Pemilu) yang

bebas dan rahasia, dan dilakukan secara langsung, tanpa perwakilan.

Terlepas dari hal tersebut diatas, maka sesuai amanat Undang-Undang,

Pemilu 2009 tetap harus dilaksanakan dengan menampilkan muka-muka

baru, selain dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden .

Masyarakat telah mengenal dan mengetahui kebijakan, pemikiran, strategi

dan langkah-langkah kedua pasangan Presiden /Wakil Presiden , oleh karena

itu buku ini hanya akan membahas para calon pasangan baru Presiden

/Wakil Presiden yang baru, agar masyarakat tidak salah pilih, sebab tidak

mengenal mereka.

Presiden kita ini dikhususkan untuk menginformasikan berbagai pandangan,

pemikiran, strategi dan langkah-langkah bilamana mereka ditunjuk sebagai

Pimpinan Nasional, selain apa saja yang mereka lakukan selama ini,

kontribusi mereka bagi kemjuan bangsa dan negara Indonesia.

Dilarang menghina, memfitnah atau merendahkan harkat dan martabat para

calon Pimpinan Nasional tersebut, sebab bilamana tidak terbukti, dapat

menyebabkan tuntutan hukum.

Kudus 31 Mei 2014

Penulis

Ahmad kadafi

Page 3: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

3 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

Daftar Isi 3

BAB I PEMILU 5

A. Mengapa Ada Pemilu 5

B. Plus-Minus “ Pengantin” Pemilu Presiden 2014 7

a. Plus-Minus Capres 8

b. Koalisi Parpol 10

C. Pilpres 2014: Pilih Yang Mampu Lindungi Bangsa dan

Tumpah Darah 11

BAB II MENGGALANG DUKUNGAN 14

A. Perang Lewat Wacana 14

B. Perang Lewat Lembaga Survai 15

a. Motode Raraban 15

b. Kemiskinan 17

c. Kemiskinan Statistik 17

d. Belajar Dari Pengalaman 17

C. Keris Jokowi Vs Meriam Prabawo 18

a. Saling Serang 18

b. Capres berebut mendinifisikan Indonesia Ke Depan 19

D. Dukungan Luar Negeri 20

a. Apakah Peran Asing Di pemilu dan pilpres Indonesia 20

b. Seberapa Besar Peran Uwak Sam dalam Pilpres 2014 24

c. 2014,. Perang Ideologi Atau Perang Intelejen 24

d. Perang Intelejen Dalam Pilpres 30

e. Intelijen Asing Prediksi Jokowi-JK Akan Menang 33

f. Mewaspadai Pemenang Pilpres 2014, Hasil Produk

Perang Asimetris 34

g. Ada Restu Grand Design Untuk Presiden RI 37

E. Pilpres 2014, dalam tarian Isu Sara 39

a. Buruk kah apabila benar Pilpres 2014 diwarnai isu SARA? 40

b. Kenapa Bisa Demikian? 43

Page 4: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

4 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

c. Pilih Mana 47

F. Rahasia: mengapa Jokowi Dipaksakan Nyapres Pada 2014??? 48

a. Karakter Harimau 48

b. Oh ya, apa rahasia di balik pencapresan Jokowi ini?

Masih ada rahasia lain yang lebih “menggiurkan”? 49

c. Lucunya Kambing 50

d. Tokoh - Tokoh Utama Di Balik Kemenangan Jokowi

Untuk Preview 52

e. Kuda Hitam 54

G. Akhirnya, Demokrta mendukung Prabaowo-Hatta 58

a. Keputusan Rapimnas Demokrat Dianulir Sendiri 59

b. Sandiwara Politik SBY 60

c. SBY Ingin Rujuk dengan Megawati 61

d. Capres Paling Berbahaya 62

e. Idealisme Berumur 10 Hari 63

H. Antara Jokowi dan Prabowo 63

1. Personal 64

2. Kepemimpinan 64

3. Visi 65

4. Track Record 65

5. Resistensi 65

BAB III KAMPANYE 67

A. Manfaat Social Media untuk Kampanye Politik 67

B. Kampanye Penentu Kemenangan Apa itu? 69

a. Filter Informasi yang Datang 70

b. Libatkan Orang Berpengaruh Pada Masyarakat 70

b. Kampanye Hitam Penentu Kemenangan kandidat 78

C. Pilpres 2014, Ujung Tombak Intervensi Asing? 80

BAB IV MEWASPADAI KECURANGAN HASIL SUARA 89

Page 5: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

5 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

BAB I

PEMILU

A. Mengapa Ada Pemilu

MENGAPA kita perlu Pemilihan Umum (Pemilu)? Meski tampak sederhana,

tetapi pertanyaan tersebut sepertinya menjadi pertanyaan umum, terlebih

menjelang pelaksanaan pesta demokrasi tersebut. Banyak warga

masyarakat yang belum tahu untuk apa Pemilu tersebut? Untuk apa

pemerintah repot-repot menyelenggarakan perhelatan akbar yang menelan

banyak tenaga, waktu, dan dana. Apa manfaatnya untuk rakyat?

Secara normatif Pemilu itu diadakan untuk Indonesia lima tahun sekali

adalah karena amanat Undang-Undang Dasar 1945. Selain Pemilu diadakan

untuk memilih wakil-wakil rakyat, seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),

Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD); juga digunakan untuk memilih secara langsung Presiden dan Wakil

Presiden (Wapres).

Tujuan dari pemilihan wakil-wakil rakyat dan juga Presiden maupun Wapres

adalah untuk menunjukkan bahwa Indonesia menganut paham kedaulatan.

Artinya, kedaulatan negara berada di tangan rakyat. Karena itu, rakyatlah

yang menentukan wakil mereka. Juga para calon pemimpinnya secara

langsung, sekaligus sebagai perwujudan demokratisasi di Indonesia.

Dengan adanya pemilihan secara langsung, kita berharap akan terpilih

wakil-wakil rakyat yang dapat dipertanggungjawabkan, secara kualitas

maupun kuantitas. Untuk menjamin terselenggaranya Pemilu yang bersih,

jujur, adil, dan bebas dari berbagai macam bentuk campur tangan

(intervensi); maka dibentuklah lembaga-lembaga, di antaranya Komisi

Pemilihan Umum (KPU).

Keberadaan KPU adalah berdasarkan Undang Undang (UU) No 22 tahun

2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu). Dalam UU

tersebut, dinyatakan KPU memiliki tugas menyelenggarakan Pemilu untuk

Page 6: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

6 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Selain bertanggungjawab menyelenggarakan pemilihan para wakil rakyat,

KPU memiliki tugas menyelenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan

Wakil Presiden secara langsung. Juga penyelenggaraan Pemilihan Kepala

Daerah (Pilkada), yang pelaksanaannya diserahkan kepada Komisi Pemilihan

Umum Daerah (KPUD).

Lebih legitimate

APA sebenarnya manfaat Pemilu untuk rakyat? Manfaat yang paling nyata

dan dapat kita rasakan secara langsung adalah terpilihnya para wakil rakyat,

Presiden , dan Wapres yang lebih legitimate. Karena mereka dipilih secara

langsung oleh rakyat dan sebelum memilih tentu konstituen telah

mempertimbangkan, melakukan penilaian, pertimbangan, dan sebagainya

terhadap para kandidat tersebut.

Tidak hanya itu, untuk menjamin Pemilu berkualitas, maka dibentuklah

lembaga pengawasan yang disebut Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di

tingkat Pusat. Sedangkan untuk provinsi, kota/kabupaten, pengawasan

diserahkan kepada Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Provinsi,

Kota/Kabupaten. Lembaga ini tidak hanya berhenti di tingkat

kota/kabupaten, tetapi juga sampai ke kecamatan dan desa.

Bahkan UU memungkinkan semua warga masyarakat untuk melakukan

pemantauan jalannya pesta demokrasi. Agar memudahkan kita dalam

melakukan pemantauan atau pengamatan, ada beberapa pedoman dasar

yang perlu kita ketahui.

Berdasarkan aturan di Bab II Pasal 2 UU No 22 tahun 2007 mengenai Asas

Penyelenggaraan Pemilu, disebutkan Penyelenggara Pemilu berpedoman

kepada asas, mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib penyelenggara

Pemilu, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas,

akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas.

Page 7: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

7 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Untuk mewujudkan asas tersebut, maka KPU sesuai dengan bunyi Bab III

Pasal 3 ayat (3) UU No 22 tahun 2007, KPU harus bebas dari segala macam

pengaruh atau pun berbagai macam bentuk intervensi. Dengan begitu

semua pihak, tidak akan dapat menghalang-halangi kinerja KPU.

Agar kinerja KPU lebih berdaya guna, maka kedudukan KPU (Pusat) harus

berada di Ibukota negara (dalam hal ini Jakarta). Untuk KPU Provinsi tempat

kedudukan di Ibukota provinsi. Demikian halnya untuk KPU Kota/Kabupaten

berkedudukan di Ibukota kota/kabupaten bersangkutan.

KPU (Pusat) beranggotakan tujuh orang, dengan susunan kepengurusan,

satu orang ketua merangkap anggota dan enam orang anggota. KPU

Provinsi, Kota/Kabupaten beranggotakan lima orang dengan susunan

kepengurusan, satu orang ketua merangkap anggota dan empat anggota.

Mereka bertugas selama lima tahun sejak disumpah.

B. Plus-minus “Pengantin” Pemilu Presiden 2014

DISKURSUS nama kandidat Presiden dan Wakil Presiden yang akan berlaga

dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 nanti terjawab sudah. Hanya ada dua

pasangan pengantin pemilu Presiden yang akan diuji kelayakannya

(elektabilitas) oleh jutaan pemilih rakyat Indonesia.

Batas pendaftaran Capres dan Cawapres (18 s/d 20 Mei) ke Komisi

Pemilihan umum (KPU) hingga diterima dan selanjutnya akan diverifikasi.

Tersebutlah nama pasangan pengantin Pilpres; Jokowi-JK dan Prabowo-

Hatta.

Sebelum dua pasangan pengantin itu berlaga dalam kontestasi Pemilu

Presiden nanti. Tentu pekerjaan yang paling sering dilakukan oleh para

pengamat, akademisi, praktisi, bahkan masyarakat yang awam politik pun,

pasti selalu “berandai-andai” menerka siapa sesungguhnya calon terkuat?

Apakah ada di tangan Jokowi-JK ataukah ada di tangan Prabowo-Hatta?

Pasti sulit mengukurnya, walau kadang bisa dimatematikan elektabilitas

mereka, namun hasilnya kadang tidak tepat sasaran.

Dari pada tidak ada “pedoman awal” untuk mengukur elektabiltas kedua

pasangan penganti pemilu tersebut. Maka jalan untuk mencoba “netral”

adalah dengan mengetahui plus minus mereka.

Page 8: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

8 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

a. Plus-minus Capres

Dalam kalkulasi “matematika politik” hukum yang berlaku adalah siapa yang

paling banyak nilai plusnya, otomatis peluang untuk menjadi pemenang

pasti besar. Dan siapa paling banyak nilai minusnya, kemungkinan besar

akan kalah dalam pertarungan. Di luar itu “hukum” tersebut masih ada

faktor lain yang membantahnya. Faktor paling signifikan, yakni adanya

“rekayasa” pemilu dalam ruang-ruang demokrasi yang kasat mata. Berbagai

kecurangan pemilu seperti black campaign, negative campaign, jual beli

suara hingga money politic sudah menjadi bukti dalam pemilihan anggota

legislatif (Pileg) kemarin. Disaat banyaknya calon anggota legislatif

berintegritas dan kredibel, namun kalah oleh calon-calon lainnya yang

bermain “curang” dalam bertarung. Semoga dalam Pilpres nanti, kecurangan

tersebut tidak terjadi, kalau belum dapat dihilangkan setidaknya dapat

diminimalisir oleh para penyelenggara dan peserta pemilu.

Di atas kertas, terutama dari sisi elektabilitas, pengantin Jokowi-JK telah

diketahui bersama nilai plusnya jauh di atas Prabowo-Hatta. Bahkan dari

dua Capres tersebut (Jokowi dan Prabowo). Saat Jokowi belum saja di

dorong oleh PDIP sebagai Capres, elektabiltasnya kian hari kian menguat.

Nama Prabowo di urutan atas memang pernah “bertahta” sebagai calon

yang tertinggi elektabilitasnya, tetapi seiring berhasillnya Jokowi dalam

pertarungan Pilgub DKI Jakarta, publik kemudian melirik Jokowi agar

dijadikan sebagai Capres 2014, dan Megawati sebagai ketua umum PDIP

pada akhirnya memberi “mandat” ke Jokowi sebagai Capres tunggal PDIP.

Tingkat kedipilihan Jokowi dan Prabowo dapat diamati berdasarkan Survei

Indikator Politik Indonesia (20-26 April 2014) yang dimotori oleh

Burhanuddin Muhtadi. Dari segi pemimpin paling jujur, amanah, dapat

dipercaya Jokowi meraup angka (84%), disusul Prabowo Subianto (68%).

Aspek bersih dari korupsi, Jokowi juga unggul dengan 73%, sementara

Prabowo (60%). Dalam aspek kemampuan memimpin pemerintahan, Jokowi

tetap unggul meski tipis (81%) di atas Prabowo (80%). Dari aspek empati

atau perhatian terhadap rakyat lagi-lagi dominasi dan keunggulan Jokowi

(91%) sulit digeser oleh Prabowo (71%). Kepemimpinan Prabowo hanya

unggul dalam aspek ketegasan, yakni 86%, mengalahkan Jokowi (74%),

serta unggul dalam hal pengalaman internasional, yakni 73%, disusul Jokowi

(57%).

Page 9: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

9 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Berdasarkan alat ukur Indikator Politik Indonesia di atas. Bukan berarti

Jokowi yang sudah didampingi JK saat ini berada di atas angin. Karena

Jokowi bukan tanpa “cacat” masih menyimpan sejumlah kekurangan

terutama pada aspek ketegasan yang kalah dari Prabowo.

Aspek ketegasan yang seirama dengan “gaya komunikasi politik” terutama

dari dua kandidat dan masing-masing pasangannya. Tanpa alat ukur survei

harus diakui baik Prabowo maupun Hatta Rajasa jelas dalam kemampuan

untuk bertahan berbicara di depan media (dan publik), terutama; jelas dan

mudahnya dimengeri isi pembicaraan mereka (visi dan misinya) Jokowi dan

JK (Jusuf Kalla) tidak dapat disejajarkan dengan Prabowo dan Hatta Rajasa.

Di layar kaca misalnya ketika Jokowi dan JK diwawancara sebagai

narasumber media, kemampuan bertahan bicara mereka, durasinya amat

pendek. Bahkan kalau menjawab sejumlah pertanyaan wartawan,

jawabannya tidak panjang-panjang, (maaf) dan kadang jawaban yang

diberikan tidak jelas.

Masih banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur plus-minus

kedua pasangan pengantin itu. Namun ruang untuk mengungkapnya dalam

buku ini yang terbatas. Maka satu lagi, minimal bisa menakar kelebihan dan

kekurangan mereka. Yaitu pada rekam jejak masa lalunya. Prabowo

Subianto sudah sangat kental dengan keterlibatannya dalam isu penculikan

aktivis HAM (1998), meski isu yang menohok menantu mantan Presiden

Soeharto era orde baru itu tidak pernah “terbukti” dalam ruang sidang

pengadilan, hanya data dari hasil penyelidikan Komnas HAM yang pernah

mengungkap keterlibatannya. Tetapi yang namanya “isu” dalam politik

tidak dapat dinafikan, setelah dikemas dalam memori kolektif publik juga

sulit menghilangkaannya. Pada saat yang sama Jokowi-pun tidak bisa

dilepaskan dari rekam jejak masa lalunya. Selain dianggap melanggar

sumpah jabatan, belum selesai memimpin DKI Jakarta lagi-lagi ikut pula

dalam Pilpres 2014, juga dihantam kasak-kusuk korupsi dalam pengadaan

bus Trans-Jakarta.

Dua isu (dalam kategori minus) yang melibatkan Jokowi dan Prabowo

Subianto tersebut, sulit untuk mengatakan bahwa kasus korupsi dan

pelanggaran HAM yang melibatkan masing-masing namanya. Dapat

mengganjal mereka hingga tidak dipilih oleh ceruk pasar pemilih. Hanya

pemilih sendiri yang bisa menetukannya, kalau rekam jejak masa lalunya,

secara mutatis mutandis turut berpengaruh dalam memlih Capres nanti.

Page 10: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

10 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

b. Koalisi Parpol

Terakhir, faktor partai pengusung dari dua pasangan pengantin pemilu itu.

Sulit pula dilepaskan dari peluang mereka untuk terpilih. Dari segi

probabilitas kerja mesin koalisi ataupun dukungan politik di parlemen, dua

poros Prabowo-Hatta Rajasa mengungguli poros Jokowi-JK. Koalisi PDIP-

NasDem-PKB-Hanura menghasilkan 39,97% perolehan suara dan 207

dukungan kursi di parlemen, sedangkan koalisi Gerindra-Golkar-PAN-PKS-

PPP menghasilkan 47,47% suara dan 292 dukungan kursi di parlemen.

Keunggulan Prabowo-Hatta dari segi koalisi partai bisa saja menjadi “kartu

truf” untuk mengalahkan Jokowi-JK. Tapi itupun kalau mesin partai berjalan

dari semua partai pengusung Prabowo-Hatta.

Pertanyaannya, kira-kira berjalankah nanti mesin dari semua koalisi partai

pengusung Prabowo-Hatta? Jawabannya; sulit akan terjadi hal itu. Oleh

karena “sulitnya” semua partai politik mendisiplinkan kader dan semua

konstituennya untuk memilih Capres yang mereka usung. Ini disebabkan

karena lemahnya party id, yang saat ini beregeser menjadi figur id.

Disamping terjadinya gejala “the split ticket voting” (tidak linearnya pilihan

partai dengan konstituen), pun rata-rata pemilih tidak lagi melihat siapa

partai pengusungnya, namun lebih “terkesima” pada figur yang hadir di

hadapan mereka.

Kini, sembari menanti Hari “H” Pilpres nanti, semuanya kembali pada

“penetrasi” partai pengusung, simpatisan, dan terlebih kepada pasangan

pengantinnya. Siapa sesungguhnya yang akan mendapat restu dari rakyat

indonesia dari dua pasangan pengantin pemilu itu? Mari kita tunggu

Page 11: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

11 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Jokowi-JK

Didukung 4 parpol (PDIP, PKB, NasDem, Hanura)

JK pernah jadi wapres bersama SBY (2004-2009)

Jokowi berpengalaman menjadi pemimpin daerah (walikota Solo dan

Gubernur DKI)

Kekayaan Jokowi tahun 2012: Rp 27,2 miliar dan US$ 9.876.

Kekayaan JK tahun 2009: Rp 314,5 miliar dan US$ 25.718

Prabowo-Hatta

Didukung koalisi besar 6 parpol (Gerindra, PPP, PBB, Partai Golkar,

PKS, PAN).

Hatta berpengalaman jadi menteri di pemerintahan.

Prabowo berlatar belakang militer.

Kekayaan Prabowo tahun 2009: Rp 1,6 T dan US$ 7.572.916.

Kekayaan Hatta tahun 2012: Rp 16,9 miliar dan US$ 56.936.

C. Pilpres 2014: Pilih Yang Mampu Lindungi Bangsa dan Tumpah

Darah

Dunia politik nasional mulai sedikit memanas setelah Sugeng Saryadi

Syndicate (SSS) merilis hasil surveinya yang menempatkan Prabowo

Subianto dalam daftar calon Presiden (capres) 2014 urutan teratas

(okezone.com, 27/10). Bagi Partai Gerindra, memposisikan Prabowo

Subianto di urutan pertama untuk capres 2014 tentu sebuah keuntungan

politis yang diyakini bakal mendongkrak perolehan suaranya di Pemilu yang

akan datang.

Hiruk pikuk menyongsong Pemilu 2014 maupun Pilpres 2014 sudah mulai

terasa. Begitu banyak tokoh-tokoh nasional yang melakukan manuver politik

melalui kata dan fakta, meski menurut mereka bukan untuk tujuan Pilpres

2014. Ujung-ujungnya, mereka masuk dalam tokoh yang terjaring oleh

lembaga survei sebagai capres 2014.

Sejumlah lembaga survei ikut ambil bagian dengan menambah sejumlah

“amunisi” daftar capres 2014. Hasil survei itu dijadikan justifikasi oleh partai

politik untuk menetapkan ketuanya atau tokohnya sebagai orang yang

diusung dalam Pilpres 2014. Namun, belum ada yang dapat memastikan,

Page 12: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

12 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

siapa nantinya yang memenangkan “suara rakyat” untuk duduk di kursi RI-

1. Semuanya masih dalam batas menjagokan, belum memastikan.

Kursi RI-1 atau tepatnya Presiden RI merupakan sebuah jabatan politik

tertinggi yang diimpikan oleh banyak orang, baik politisi, akademisi, jurnalis,

birokrasi, bahkan wong cilik sekalipun. Padahal, kursi RI-1 adalah amanah

terberat yang harus diemban oleh seseorang yang nantinya terpilih, bukan

sekedar menikmati fasilitas dan kemegahannya.

Amanah apa saja yang harus dijalankan oleh mereka yang nantinya terpilih

sebagai RI-1? Membacanya sangat mudah, tetapi sulit

mengimplementasikannya. Ingatkah kita terhadap alinea keempat

Pembukaan UUD 1945? Itulah amanah yang harus dijalankan seorang

pemimpin (dilevel apapun) di Indonesia.

Disana tertulis tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia: melindungi

segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia; memajukan

kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Sayangnya, amanah itu harus dihadapkan kepada sejumlah isu yang akhir-

akhir ini hangat dibicarakan orang. Isu itu antara lain terkait dengan nasib

TKI/TKW yang disiksa dan terancam hukuman mati di luar negeri. Mereka

yang digelar sebagai pahlawan “devisa” itu harus bekerja di luar negeri

tanpa perlindungan maksimal.

Demikian pula kita yang tinggal didalam negeri harus melindungi diri sendiri

dari ancaman lingkungan sekitar, termasuk melindungi diri dan keluarga dari

makanan yang mengandung zat berbahaya (zat pewarna, formalin, boraks,

narkoba dll). Sejatinya, sebagai rakyat pembayar pajak, negara

berkewajiban melindungi rakyatnya sampai “selembar rambutpun” kalau

bisa tidak rontok.

Ditambah lagi dengan isu perbatasan antara Indonesia vs Malaysia, isu

pelintas batas, dan isu lemahnya pengawasan perairan kita. Semua isu ini

memberi kesan kepada seluruh rakyat bahwa bangsa dan tumpah darah

Indonesia belum maksimal mendapat perlindungan. Penulis yakin, seluruh

rakyat Indonesia menyadari bahwa keterbatasan biaya, personil

Page 13: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

13 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

dibandingkan luas wilayah dan jumlah penduduk yang begitu besar, tentu

belum sepenuhnya dapat dijangkau.

Terlepas dari berbagai isu dan argumentasi di atas, sebagai seorang rakyat

yang memiliki 1 suara dalam Pemilu mendatang, tentu akan berpikir jauh,

kepada siapa amanah itu akan diberikan? Barangkali sudah sangat banyak

nama-nama yang bermunculan untuk capres 2014, baik dari kalangan

politisi, birokrasi maupun akademisi. Namun, apakah nama-nama itu

mampu nantinya melindungi bangsa dan tumpah darah Indonesia?

Tentu saja kemampuan seseorang dapat dilihat dari track record, komitmen

dan langkah strategis yang pernah dilakukannya selama bertugas di tempat

sebelumnya. Oleh karena itu, media massa wajib mempublikasikan capaian

kinerja masing-masing capres tersebut supaya seluruh rakyat tidak salah

pilih nantinya. Mengapa? Disatu sisi rakyat membutuhkan pemimpin yang

mampu melindungi mereka, tetapi disisi lain rakyat juga sangat mudah

diiming-imingi. Mereka saling kecele, lalu menyesal kemudian.

Bila rakyat sudah terlindungi, kesejahteraan maupun mencerdaskan

kehidupan bangsa akan mengikut dengan sendirinya. Oleh karenanya, 2014

merupakan momentum untuk memilih pemimpin yang memiliki kapasitas

dan kapabilitas untuk: melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah

darah Indonesia. Siapakah mereka, hanya orang-orang yang cerdas yang

bisa memberikan jawabannya.

Page 14: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

14 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

BAB II

MENGGALANG DUKUNGAN

A. Perang Lewat Wacana

Pertarungan jelang Pemilihan Presiden di antara poros Jokowi-Jusuf Kalla

dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa makin panas.

Tidak hanya saling 'serang' melempar wacana dan isu, tapi kedua kubu

juga terus bergerilya menggalang dukungan dari berbagai kalangan untuk

mendulang kemenangan.

Sejak kedua pasangan dideklarasikan sebagai duet capres-cawapres yang

akan bertarung di pilpres, masing-masing pihak bergerilya menggalang tim

pemenangan dan dukungan. Pada tahap pertama, penggalangan koalisi

telah selesai. Baik Jokowi maupun Prabowo berhasil membangun koalisi.

Namun gerilya menggalang dukungan tidak berhenti di partai politik. Kedua

kubu langsung giat mendekati berbagai tokoh, komunitas, organisasi hingga

artis. Dukungan beragam kalangan itu diyakini akan mampu mendongkrak

perolehan suara bagi masing-masing kandidat.

Terhitung sejak deklarasi dilakukan, Jokowi-JK yang didukung PDIP,

NasDem, PKB, Hanura, dan PKPI tak berhenti mendekati kalangan

cendekiawan, purnawirawan TNI-Polri, tokoh agama, akademisi, hingga

artis. Langkah yang sama juga dilakukan Prabowo-Hatta yang didukung

Gerindra, PAN, PKS, PPP, Golkar, dan PBB.

Tak dipungkiri, pertarungan kedua capres-cawapres akan berlangsung seru.

Masing-masing memiliki peta dan sumber kekuatan yang tidak bisa

diremehkan. Meski dalam sejumlah survei sebelumnya Jokowi selalu

menempati posisi terpopuler, bukan tidak mungkin hasil pilpres berbicara

lain. Agak sulit melihat kubu mana yang diperkirakan akan memenangkan

pertarungan. Karena dalam gerbong mereka terdiri dari 'bintang-bintang'

terkenal yang memiliki potensi kekuatan masing-masing.

Kedua kubu telah merampungkan formasi susunan tim pemenangan masing-

masing. Dengan komposisi susunan pemenangan yang terdiri dari beragam

Page 15: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

15 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

kalangan, dipastikan pertarungan kompetisi Jokowi-JK dengan Prabowo-

Hatta akan menarik. Pertarungan Jokowi-JK versus Prabowo-Hatta menjadi

ibarat 'perang bintang'.

B. Perang Lewat Lembaga Survai

Kini Indonesia telah menorehkan prestasi yang menggembirakan dalam

konstelasi demokasi tanah air. Hal ini dikarenakan para politisi kita

semakin sadar dan berjiwa ksatria dalam menyikapi hasil Pemilu Legislatif.

Tentunya sesuai judul tulisan, saya tidak akan membahas berkepanjangan

tentang hal itu, namun lebih fokus bagaimana menimbang kekuatan dua

kubu capres yang sudah pasti maju dalam kompetisi nasional yang

bernama Pilpres 2014.

a. Metode Raraban

Dari semua metode dalam menganalisi kekuatan politik Pilpres, maka

metode raraban (tidak direkomendasikan dalam ilmu statistik) adalah yang

paling mudah dan paling praktis. Tidak perlu membayar konsultan politik

ataupun lembaga survey dan hal ini dapat mengurangi biaya politik

masing-masing kubu. adapun langkah-langkah dalam Metode Raraban

adalah :

Mengumpulkan hasil quick count (hitung cepat) beberapa lembaga survey

yang ada misalkan saja hasil survey LSI atau lembaga survey apa saja

yang hasilnya bisa dipertanggung jawabkan dan merepresentasikan

perolehan suara masing-masing partai. Namun akan lebih valid lagi jika

data dimaksud merupakan hasil rekapitulasi KPU. Berikut adalah data

hasil Pemilu Legislatif yang dikutip dari kompas.com

Berikut hasil perolehan suara setiap partai.

1. Partai Nasdem 8.402.812 (6,72 persen)

2. Partai Kebangkitan Bangsa 11.298.957 (9,04 persen)

3. Partai Keadilan Sejahtera 8.480.204 (6,79 persen)

4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 23.681.471 (18,95 persen)

5. Partai Golkar 18.432.312 (14,75 persen)

6. Partai Gerindra 14.760.371 (11,81 persen)

7. Partai Demokrat 12.728.913 (10,19 persen)

Page 16: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

16 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

8. Partai Amanat Nasional 9.481.621 (7,59 persen)

9. Partai Persatuan Pembangunan 8.157.488 (6,53 persen)

10. Partai Hanura 6.579.498 (5,26 persen)

14. Partai Bulan Bintang 1.825.750 (1,46 persen)*

15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 1.143.094 (0,91 persen)*

* PBB dan PKPI tidak lolos ke DPR karena perolehan suara kurang dari 3,50

persen. kemudian mengelompokan koalisi partai secara dan menjumlahkan

prosentase perolehan suara dari koalisi pendukung masing-masing capres.

Prabowo - Hatta Rajasa

Gerindra = 11,81 %

Golkar = 14, 75%

PPP = 6,53 %

PKS = 6,79 %

PBB = 1,46 %

Jumlah keseluruhan adalah 41,34 % artinya untuk memperoleh

kemenangan maka Capres Prabowo - Hatta masih membutuhkan sekitar

8,66% + 1 orang. Jika PD dengan perolehan suara 10,19% menyatakan

mendukung pasangan Prabowo - Hatta maka akan memenangi Pilpres

2014.

Jokowi - JK

PDIP = 18,95 %

Nasdem = 6,72 %

PKB = 9,04 %

Hanura = 5, 26 %

PKPI = 0, 91 %

Jumlah keseluruhan adalah 39,89 %. Artinya untuk memperoleh

kemenangan maka capres Jokowi - JK masih harus mengantongi suara

10,02 % + 1 orang. Jika PD dengan perolehan suara 10,19% menyatakan

mendukung pasangan Jokowi - JK maka akan memenangi Pilpres 2014.

Page 17: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

17 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Mudah bukan dalam meprediksi kekuatan dua kubu capres 2014 dengan

metode raraban . Semuanya adalah hitungan di atas kertas, sayangnya

manusia adalah makhluk dinamis dan selalu berfikir sehingga tidak jarang

lebih mengikuti fikiran daripada nurani, menjatuhkan pilihan yang tidak

sesuai nurani.

b. Kemiskinan

Kemiskinan adalah musuh demokrasi, semakin sedikit jumlah rakyat

msikin maka demokrasi akan semakin baik. Kemiskinan sering mengajak

masyarakat penderita untuk berfikir pragmatis daripada rasional. Hal inilah

yang menyebabkan berbagai analisis politik sering mengalami distorsi atau

melenceng jauh dari analisis pakar-pakar politik terutama yang hobby

nampil di TV. Di Indonesia dalam memprediksi kemenangan salah satu

kubu, maka yang utama adalah harus berani mengkaitkan dengan

perilaku orang miskin di Indonesia. Pengamat ataupun analis hendaknya

bisa melihat apa yang menjadi harapan orang miskin di Indonesia. Dengan

demikian yang berpeluang memenangi Pilpres 2014 adalah pasangan

yang bisa memberikan harapan pada orang-orang miskin di Indonesia.

c. Kemiskinan Statistik

Kemiskinan di Indonesia (kompas.com) menurut proyeksi terakhir

mengarah 10,54-10,75 % . Pada kisaran prosentase kemiskinan tersebut,

orang miskin di Indonesia bisa menjadi faktor penentu kemenangan dari

masing-masing kubu. Sejauhmana kedua kubu akan mengangkat isu

yang terkait dengan orang-orang miskin. Semakin bertambah keyakinan

bahwa orang miskin adalah faktor penentu kemenangan jika para

pengamat ataupun analis politik juga meragukan kevalidan data proyeksi

kemiskinan tersebut atau adanya praduga bahwa kemiskinan secara real di

Indonesia lebih dari angka statistik.

d. Belajar dari pengalaman

Tim sukses biasanya lebih mengandalkan isu pada tataran elite, yang

terlupakan dari tim sukses adalah kecerdasan dari orang miskin dalam

menyaring berbagai informasi karena media TV yang sudah bukan

Page 18: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

18 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

menjadi barang mewah lagi (artinya orang miskin di Indonesia senang

menonton TV). Satu contoh adalah ketika Pilpres 2009 lalu. Bagaimana

gencarnya salah satu kandidat mengkritisi masalah BLT dengan harapan

menggugah orang miskin agar berpihak kepadanya, namun justru

sebaliknya yang terjadi adalah antipati kalangan miskin terhadap kandidat

tersebut hingga pada akhirnya jeblog (kalah) dalam perolehan suara

melawan incumben.

Sehubungan panas sudah mendera karena rakyat jelata dalam menulis di

ruangan atap asbes , sehingga untuk pencerahan tentang metode raraban

ini cukup sekian dulu, semoga bermanfaat bagi saya pribadi yaitu

menghilangkan dahaga mengangkat derajat rakyat jelata.

C. `Keris` Jokowi Vs `Meriam` Prabowo

a. Saling serang.

Juga mengeksploitasi titik kelemahan satu sama lain. Atmosfer jelang Pemilu

2014 bak perang seru antara ‘banteng moncong putih’ dan ‘burung garuda

sayap kuning’. Kedua kubu tak mau kalah.

Perseteruan 2 bakal capres, Joko Widodo dari PDIP dan Prabowo Subianto

dari Partai Gerindra semakin panas sejak ‘dimentalkannya’ perjanjian Batu

Tulis yang telah disepakati kedua parpol pada Pilpres 2009 lalu. Ketua

Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memilih mengangkat kadernya yang

karib disapa Jokowi untuk menjadi bakal capres daripada menyepakati

perjanjian untuk mendukung pencapresan Prabowo.

Dalam perjanjian di Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat itu, PDIP-Gerindra sepakat

untuk menggilir posisi capres. Mega sebagai capres pada Pilpres 2009 dan

seharusnya Prabowo pada pilpres tahun ini.

Kini, baik Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dan Jokowi sudah tak malu-

malu lagi menabuh genderang perang. Namun masing-masing memiliki gaya

perang berbeda. Gaya perang Jokowi lebih cenderung dengan gaya 'keris'.

Karena Jokowi lebih tenang dan tidak terlalu frontal.

"Gaya keris Jawa itu tidak main-main, kena goresannya dikit saja bisa

berujung maut. Serangannya kadang tak terduga, diam-diam," kata

pengamat politik Andar Nubowo kepada Liputan6.com, Kamis (3/4/2014).

Page 19: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

19 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Sementara, serangan ala Prabowo lebih mirip gaya 'meriam'. "Serangan

meriam, meski dentuman dan daya rusaknya mengerikan, masih bisa

diantisipasi oleh lawan."

b. Capres Berebut Mendefinisikan Indonesia ke Depan

Jika benar deklarasi koalisi antara Partai Amanat Nasional (PAN) dan

Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dilakukan pekan depan, maka duet

Prabowo-Hatta sudah bisa dipastikan. Duet Prabowo-Hatta ini diprediksi

akan jadi lawan berat kubu Jokowi.

Ketua DPP PAN Tjatur Sapto Edy memastikan, partainya akan berkoalisi

dengan Partai Gerindra pada pemilu Presiden . Menurut Tjatur, deklarasi

PAN-Gerindra bakal dilakukan 14 Mei 2014, pekan depan.

Yang menarik, PAN tidak mendasarkan koalisi dengan mengedepankan

power sharing bagi-bagi kursi. Dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai

Presiden , bagi PAN justru menginginkan ''responsibility sharing'' dalam

rangka membentuk pemerintahan efektif, bersih dan berwibawa, yang

mampu melindungi segenap bangsa.

“Berbagai kalangan menilai, inilah koalisi ideologi kebangsaan dan

kerakyatan yang bersumber dari nilai-nilai nasionalisme dan keagamaan

serta kebudayaan. Kubu Jokowi kini dibayangi kubu Prabowo-Hatta,” kata

pengamat politik Nehemia Lawalata, tokoh Persatuan Alumni GMNI

mengomentari terwujudkan koalisi Gerindra-PAN tersebut.

Koalisi ini akan mendapat dukungan kalangan Nahdliyin (NU) melalui

jaringan keluarga besar Gus Dur, pesantren NU dan sayap-sayap santri

Muhammadiyah di Tanah Air. Bagaimanapun, sikap dan pilihan keluarga

besar NU dan Muhammadiyah untuk mendukung Prabowo secara kultural,

jauh lebih substansial ketimbang koalisi kepartaian semata yang bersifat

struktural. Sebab basis sosial NU dan Muhammadiyah, akan menjadi sinergi

ketika bersatu dengan basis nasionalis Gerindra dalam suatu gerak maju

Koalisi Kerakyatan Prabowo-Hatta.

Partai Gerindra sendiri kembali melemparkan wacana duet Prabowo Subianto

dan Hatta Rajasa sebagai pasangan bakal calon Presiden dan wakil Presiden

pada Pemilihan Presiden 2014. Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra

Page 20: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

20 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Martin Hutabarat mengatakan, partainya menilai, Prabowo-Hatta merupakan

kombinasi ideal dengan latar belakang militer dan sipil.

Dengan demikian, klop sudah kesepakatan Gerindra-PAN untuk mengusung

Prabowo-Hatta, berhadapan dengan kubu Jokowi PDIP. Pada titik klimaks

laga pilpres nanti, perang gagasan, visi-misi dan agenda masa depan antara

kedua kubu itu yakni Kubu Jokowi vs Kubu Prabowo, diharapkan bakal

menyajikan kompetisi yang bermutu. Bukan lagi kampanye hitam, namun

seyogianya kampanye konstruktif yang mampu mencerdaskan rakyat

dengan pilihan-pilihan rasional.

Sebagian masyarakat menilai kubu Jokowi akan menjadikan kubu

Prabowo-Hatta sebagai lawan bebuyutan. Sehingga kompetisi ini

diprediksi bakal tidak cukup kalau hanya diwarnai perang wacana dan

pencitraan serta perang logistik. Sebab yang paling substansial adalah

perang gagasan, visi-misi ke depan: bagaimana membangun daulat

ekonomi, politik dan berkarakter/berkepribadian dalam kebudayaan.

Adapun tentang serangan pihak ketiga yang ingin mengacaukan situasi,

semestinya kedua kubu itu saling waspada dan tak perlu menangkis

berbagai tudingan dengan ‘’serangan balasan’’ yang serupa.

Justru lebih mulia dan dahsyat, kalau kontestasi nanti kubu Jokowi dan

Prabowo-Hatta mengedepankan gagasan, visi-misi dan agenda masing-

masing. Kedua kubu itu jelas berebut mendefinisikan ''Indonesia masa

depan'' ala mereka.

Bagaimanapun, Pilpres mendatang harus lebih mencerdaskan dan

mencerahkan kita guna memperbaiki kekurangan-kekurangan pemerintah

sekarang, yang sudah diakui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Itulah harapan rakyat kita yang sedang belajar berdemokrasi dengan segala

kelemahannya.

D. Dukungan Luar negeri

a. Apakah Peran Asing Di Pemilu Dan Pilpres Indonesia ?

Negara adidaya, seperti Amerika Serikat (AS) maupun China diperkirakan

akan ikut bermain dalam pemilu maupun pemilihan Presiden RI

mendatang. Jangankan pemilu atau pun pemilihan Presiden , untuk pilkada

Page 21: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

21 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

saja mereka punya kepentingan. Pasalnya Amerika Serikat maupun China

memiliki kepentingan di Indonesia yang dianggap strategis.

Adanya campur tangan asing dalam Pemilu maupun PilPres telah disinyalir

baik itu oleh para pengamat, baik pengamat ekonomi maupun pengamat

intelijen. Amien Rais pernah mengatakan bahwa ada enam syarat utama

untuk memenangkan Pilpres, enam syarat tersebut yaitu uang, massa,

dukungan militer, dukungan media massa, restu Amerika Serikat (AS), serta

restu Illahi. Amin Rais tak segan – segan menyebut restu Amerika Serikat

(AS) di sana.

Sebenarnya masyarakat Indonesia juga tidak bodoh – bodoh amat,

masyarakat kita sudah mengetahui indikasi ini. Hal ini terlihat dalam polling

yang dilakukan tempointeractif.com pada Juli 2004, mayoritas (55.54% )

sepakat bahwa ada campur tangan asing dalam pemilihan Presiden .

Bukan hanya campur tangan dalam masalah pemikiran/opini saja, tetapi

juga campur tangan dalam aliran dana. Mereka menurunkan tim dengan

dukungan dana yang tidak terbatas. Aliran dana dari AS tersebut kadang

melalui mata rantai perusahaan yang kemudian masuk ke salah satu

pasangan tertentu. Selain itu ada juga aliran dana untuk lembaga – lembaga

yang terkait pemilu seperti KPU, Panwas, LSM Pemantau dan sebagainya.

Kenyataan yang ada di dunia saat ini, kita bisa lihat dan rasakan campur

tangan Amerika dan Barat pada urusan dalam negeri orang lain, pun pasti

tidak terkecuali di Indonesia. AS telah banyak mempengaruhi naik -

turunnya berbagai rezim penguasa di berbagai belahan dunia, khususnya

Dunia Islam. CIA berperan dalam suksesi kepemimpinan nasional di

beberapa negara di dunia. Telah banyak fakta-fakta yang diungkap bahwa di

Dunia Islam, AS berperan besar dalam memunculkan kepemimpinan di Arab

Saudi, Mesir, Yordania, Kuwait, Aljazair, dan lain – lain, termasuk yang

paling terakhir adalah rezim Afganistan dan Irak.

Amerika Serikat sangat menginginkan Presiden terpilih dipegang oleh orang

yang bisa dikendalikan, yakni yang paling lemah di antara para calon

Presiden (Capres) yang ada saat ini. Sebagian kelompok tentara dan

mantan tentara memiliki hubungan yang baik dengan Amerika.

Ikut campurnya Amerika ini karena mereka berkepentingan untuk

mengendalikan kekuatan Asia, yaitu Tiongkok (China). Indonesia memiliki

Page 22: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

22 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

posisi yang menguntungkan bagi Amerika, terutama geo politik dan geo

startegisnya. Indonesia sendiri saat ini belum bisa melepaskan pengaruh

Amerika tersebut, apalagi Amerika posisinya sebagai negara adidaya.

Celakanya lagi Indonesia sudah masuk ke wilayah pengaruh Amerika.

Secara geopolitik seperti telah diungkapkan di atas, posisi Indonesia sangat

strategis di kawasan Asia Pasifik dan Selat Malaka. Secara ekonomi,

Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan sumberdaya alam dan

mineral, baik di darat maupun di laut. Kekayaan alam Indonesia yang sangat

luar biasa ini jelas sangat menggoda negara-negara imperialis seperti AS

untuk menguasainya, langsung ataupun tidak langsung. Di samping itu,

dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, Indonesia adalah pasar

potensial bagi produk-produk negara-negara industri seperti AS. Secara

ideologi-politik, mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim.

Sebagaimana dipahami, ideologi Islam sudah lama dipandang sebagai

ancaman paling potensial oleh Barat setelah runtuhnya ideologi komunis.

Karena itu, Barat sangat tidak menginginkan jika ideologi Islam bangkit di

Indonesia yang penduduknya mayoritas Muslim, sebagaimana hal itu juga

tidak dikehendaki oleh AS terjadi di belahan Dunia Islam yang lain.

Keterlibatan negara asing dalam proses pemilu di Indonesia semakin terlihat

dengan banyaknya intelijen asing yang masuk ke RI. Diperkirakan jumlah

intelijen tersebut semakin meningkat ketika mendekati pemilu.

Kerja AS sangat profesional, untuk menjalankan misinya di Indonesia,

menurut AC Manulang (mantan Direktur Bakin) CIA bisa menyusupkan 60

ribu intelijennya di Indonesia sejak sebelum pemilu legislative berlangsung.

Mereka adalah warga Indonesia yang telah mendapatkan pendidikan

intelijen di luar negeri. Karena itu, keberadaannya sulit dikenali. Mantan

KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu pernah berkata bahwa ada sekitar 60

ribu intelijen asing di Indonesia. Lain halnya dengan pengamat intelijen

Juanda yang memperkirakan jumlah intelijen asing yang ada di Indonesia

saat ini lebih banyak dari angka yang disebut mantan KSAD itu, jumlahnya

mencapai 200 ribu lebih. Mereka sangat berkepentingan dalam pemilu di

Indonesia. Karena kepemimpinan nasional di Indonesia akan mempengaruhi

gaya politik, di mana gaya tersebut mempengaruhi hubungan internasional.

Dukungan CIA itu tidak harus diketahui oleh calon pasangan Presiden

maupun wakil Presiden yang didukungnya, CIA tidak perlu komunikasi

langsung dengan orang yang didukungnya. Siapapun yang dinilai mampu

Page 23: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

23 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

memahami apa yang diinginkan AS dalam menjalankan misinya, pasti

didukung. Kerja mereka sangat rapi dan sangat rahasia.

Namanya agen, ada agen langsung ada agen tidak langsung, ada agen tidur

ada agent of influenz ada agent of penetration dan sebagainya dengan

segala kriteria itu. Dan mereka itu masuk di lembaga-lembaga pendidikan,

di partai-partai politik, LSM-LSM, wartawan, kemudian juga diangkatan

bersenjata dan lain sebagainya.

Mereka bekerja jauh – jauh hari sebelum pelaksanaan pemilu, mereka selalu

mengamati perkembangan berita perkembangan pemilu, jika ada yang

sesuai mereka bersuara mendukungnya jika ada yang tidak sesuai mereka

mencounternya. Banyak kalangan juga mengkaitkan keterlibatan lembaga-

lembaga seperti Carter Centre (milik mantan Presiden AS Jimmy Carter)

dan NDI/ National Democratic Institute (milik Partai Demokrat AS) dalam

mempengaruhi hasil Pemilu.

Namun intel asing tersebut, tidak hanya orang bule saja, tetapi juga banyak

yang inlander (pribumi). Mayoritas adalah intel dari negara adidaya, selain

itu negara sekeliling atau negara tetangga juga memiliki intel di Indonesia

yang jumlahnya cukup banyak. Karena mereka pada posisi dalam kontek

hubungan internasional terancam dan mengancam. Kemudian, ada lagi

negara-negara yang hidup matinya, ekonominya tergantung pada Indonesia,

misalnya Jepang dan China, karena Indonesia merupakan wilayah

perempatan yang sangat strategis. Presiden terpilih yang didukung CIA

tersebut, nantinya akan dikendalikan oleh AS. Dan jika sesudah terpilih

mengkhianati AS, mereka tak segan-segan “melenyapkannya” bahkan

menghancurkan negaranya. Lihat Osama bin Laden atau Saddam Hussein.

Sebelum berkuasa, mereka kan didukung Amerika. Saat melawan Rusia,

Afghanistan mendapat suplai senjata dari Amerika. Perusahaan Osama kerja

sama dengan Amerika. Karier politik Saddam hingga dia terpilih jadi

Presiden , juga karena dukungan Amerika.

Oleh karena itu ke depannya bersikap hati-hatilah dalam pemilu mendatang

yang merupakan keharusan bagi setiap pemilih (warga negara). Rakyat

harus bersatu mendukungnya, dengan persatuan dan kesatuan rakyat maka

kita akan mampu membendung misi asing di Indonesia. Sebab, jika tidak,

Indonesia akan menjadi bagian dari hegemoni Amerika yang nyata-nyata

ingin mencengkram bumi pertiwi dalam genggamannya. Sudah saatnya

Page 24: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

24 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Indonesia bangkit merdeka dalam arti sebenarnya, merdeka dari dikte

negara – negara Barat, merdeka dalam segala lini kehidupan ideologi,

politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.

b. Seberapa Besar Peran Uwak Sam dalam Pilpres 2014?

Menjelang Pileg & Pilpres tahun depan, sikon politik sudah membara? Tapi

membara dalam konteks apa? Penulis kok lebih sreg, melihat, peserta

parpol, capres & cawapres, saat ini, secara hakikat, membara dalam

kebingungan…ehe..ehe..ehe..

Para kontestan sedulur kita ini, secara garis besar terbagi dalam dua

kelompok.

Kelompok pertama, adalah kelompok mayoritas tunggal yaitu, akar rumput

yang haus posisi di DPR & DPRD. Jujur – jujur saja deh, niatnya jelas yaitu

posisi politik untuk jaminan hidup 5 tahun kedepan yang terdiri dari gaji plus

fasilitas, dan…bisnis sampingan dong. “ Trade Off ” dari Eksekutif dan fee

dari pengusaha dalam berbagai aspek kepentingan.

Kehidupan pelaku politik dijaman digital ini sudah berubah 180 derajat.

Banyak hal penting yang tidak dimanfaatkan lagi. Contohnya dapur

dirumah.

Kalau dulu, kita kerja agar dapur mengasap, sekarang tidak lagi. Kenapa?

Sang wakil rakyat, setelah rutin membeli safari, setelan jas, sepatu &

pakaian di “ branded boutique “ Plaza Indonesia, langsung makan minum

di hotel bintang lima. Sedangkan sang nyonya, rutin tawaf di berbagai mall

dan salon kecantikan kulit. Anaknya, otomatis mirip-mirip lah dengan sang

ortu, jadi jarang di dirumah.

Lalu dapur untuk siapa? Untuk pembantu ? Enggak juga deh! Pembantu dan

sang “ baby sister “ …………selalu salah mengucapkan kata “ baby sitter “

karena minimnya ilmu, ehe..ehe..ehe.. ya pesen “ home delivery “…duit

toh sudah disiapkan.

Perilaku OKB (Orang Kaya Baru) macam ini, bukan aneh lagi. Media dan

fakta sehari-hari sudah mengungkap secara sangat transparan.

Kelompok kedua, hanya terdiri dari segelintir politikus papan atas, yang

memang sudah tajir, mengaku tajir dan pengin sekali tajir. Saat ini, mereka

Page 25: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

25 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

dalam kondisi bingung, belum pasti dan berusaha mati-matian mencari

cantolan atau dukungan asing. Dukungan asing dari mana? Ya inilah yang

membuat mereka bingung. Bisa dari beberapa sumber seperti USA, Uni

Eropa, Jepang, Rusia, Cina, Australia & Arab Saudi. Tapi secara konsensus,

mereka setuju, peran Uwak Sam yang paling dominan.

Diantara segelintir elit papan atas ini, banyak yang sudah sadar tentang

betapa strategisnya peran USA. Banyak contoh mengenai ini. Sejak tak lagi

menjabat Presiden , Bu Mega ibaratnya anti menjejakan kaki di istana.

Tetapi waktu Obama hadir, beliau datang tuh. Demikian pula, Ical dan

beberapa kandidat capres / cawapres lain seringkali berkunjung ke Amerika.

Yang miris, seringkali kawan-kawan kita ini, kurang paham sandi politik. Di

USA, sandi politik seringkali meniru istilah-istilah pasukan khusus, seperti

yang dipakai Navy Seal, Delta Force atau Ranger. Ada dua istilah, yaitu “

Prep “ yaitu masa persiapan dan “ Execute “ yaitu maju dan sikat habis.

Masa persiapan tidak identik dengan lampu hijau untuk maju, karena

rencana bisa berubah setiap detik, tergantung sikon berjalan.

Ada beberapa capres / cawapres yang merasa sangat yakin karena diminta

bersiap diri, setelah mendengar kata: “ well if you really serious to run,

you need to prepare your self “, padahal sang uwak hanya sekedar

melakukan tata krama politik…alhasil setelah kembali ke tanah

air………………sang capres / cawapres langsung mengadakan syukuran

…ehe..ehe…ehe…

Di USA, meskipun policy kebjakan luar ditentukan oleh Kemlu, dibawah “

Secretary of State “ yaitu John Kerry, tetapi realita di lapangan, CIA bermain

agresif, dan seringkali mengabaikan Kemlu. Contoh kasus terbaru adalah

saat pesawat tanpa awak CIA menghajar tokoh Taliban, padahal Pakistan

sedang proses berunding (yang disetujui Kemlu Amerika) dengan Taliban.

Kebijakan politik luar negeri USA 100% ditentukan Kemlu AS, tetapi harus

di-ingat, operator dan infrastruktur intelijen dilapangan (sebagai pemasok

informasi dan pelaku aksi) 100% dibawah kendali CIA. Jadi harap maklum,

bila Direktur CIA seringkali lebih ditakuti ketimbang John Kerry.

Jadi sah-sah asaja andai satu peleton capres / cawapres begitu yakin ingin

maju karena merasa sudah mendengar kata “ prep “ dari jaringan Kemlu

Amerika, tetapi kata “ execute “ biasanya baru akan dikeluarkan beberapa

Page 26: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

26 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

bulan menjelang Pilpres 2014, ya mestinya berasal dari rekomendasi CIA.

Yang repot kalau Kemlu AS nekad dengan kandidat lain, CIA punya seribu

cara buat menjatuhkan. Apalagi peleton capres / cawapres kita ini, memiliki

berbagai kerawanan, dan CIA paham sekali tentang ini (biasanya sih data

& infonya sudah ditangan mereka). Kita tunggu saja yuk…faktanya akan

sangat menarik.

c. 2014, Perang Ideologi Atau Perang Intelejen

Para pejudi politik yang berani gambling untuk pertaruhanya kadang

lupa mempertimbangkan harapan dan mimpi rakyat, ternyata para

pejudi tersebut masih belum sepakat bahwa pemilihan Presiden berikutnya

adalah melalui pemilihan umum 2014 sesuai amanat konstitusi,masih ada

yang mewacakan pemilu dipercepat dengan jalan menurunkan pemerintahan

yang sah sebelum 2014 baik melalui rental Kudeta atau nyanyian

Revolusi.

Tulisan kecil ini tanpa bermaskud merendahkan wacana di luar pemilihan

umum yang terus di kumandangkan, tapi mencoba melihat Harapan besar

mulusanya jalan Demokrasi konstitusional perubahan kepemimpinan

nasional melalui jalan pemilihan umum artinya pemilu 2014, tentu saja

dasarnya Indonesia harus di selamatkan dari huru hara politik seandainya

tidak tepat melangkah.

Pasca Reformasi 98 atau istilahnya masa transisi Bangsa ini masih sepakat

walaupun tidak tertulis bahwa pemilihan kepemimpinan nasional yang

dilakukan melalui jalan Demokratis, sehingga proses transisi politik berjalan

mulus,tidak terbukti secuilpun bahwa Bangsa ini akan larut dalam pusaran

konflik seperti yang diramalkan para anslis dunia yang memang akan di

untungkan dari runtuhnya NKRI.

Satu kali pemilihan kepala negara melalui anggota DPR RI yang terdiri dari

macam-macam partai setelah sekian lama di tentukan oleh ratusan

‘penentu’ dari tiga partai, lalu ini yang sangat menentukan sebuah negara

besar, baik dalam jumlah Rakyatnya,besar dengan keberagamanya,juga

negara muslim terbesar di dunia,melakukan pemilihan pemimpinya secara

langsung dan berhasil,sebuah mahakarya anak bangsa atas karunia Allah

SWT yang terus di tulis dengan tinta emas dalam peradaban dunia, Proses

transisi itu berhasil di lalui dengan gemilang.

Page 27: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

27 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Kembali ketulisan awal bisa di katakan bahwa pemilihan umum 2014 yang di

agendakan sesuai konstitusional adalah pintu utama berakhirnya transisi

politik nasional, di 2014 ini juga akan berlangsung ‘liga’ Demokrasi terbesar

akan berlangung, dan tentu saja suasaana kebathinanya akan sangat

berbeda dengan 2009 walaupun sama-sama di bawah landasan pemilihan

umum secara langsung.

Apa yang membedakan? Intinya di pemilu 2014 mendatang masyarakat

semakin matang dalan politik, pendidikan politik yang selama ini

berlangsung menjadikanya matang sehingga harapan Indpnesia kedepan

sudah terbentuk, yang kedua Demokrasi memberikan peluang besar pada

Ideologi apapun untuk berkiprah dalam perhelatan tersebut, ideologi yang

selama ini tiarap karena psikologis sejarah akan menunjukan taringnya

secara jantan baik Islam, Kapitalis, Komunis,termasuk sosialis dll dalam arti

para ideolog berhasil melakukan konsolidasi, ketiga pergantian era, era SBY

akan memasuki massa istirahat diganti oleh era baru, maka tidaklah heran

kalau buka-bungan pertarungan 2014 sudah tumbuh dan mekar sejak hari

ini,termasuk isui-isu penggulingan kekuasaan adalah bunga-bungan 2014.

Naiknya Sri Moelyani ke peta politik nasional belakangan ini dengan

kendaraan politik sendiri walaupun pada saatnya nanti bisa ‘merental’

partai yang sudah ada semakin meramaikan bursa pemilu 2014 apalagi

pencalonan Presiden Sri moelyani di dukung oleh partai dengan tokoh-tokoh

senior yang berhaluan sosialis seperti Goenawan Muhamad, Rahman tolleng,

Arbi sanit dll membawa pesan tegas bahwa perang terhadap penganut

Neoliberalism akan terbuka.

Kemunculan Sri tentu saja akan mengkonsolidasi diri para penganut paham

tersebut di partai manapun mereka berada,baik di PKS, Golkar,PDIP,

Demokrat dll,artinya bahwa Sri Bukan saja membawa agenda kepentingan

besar kaum pemodal asing seperti yang dituduhkan pihak-pihak lawan

politiknya tapi juga yang lebih utama Sri menjadi wadah bersatunya kaum

sosialis dalam peta politik nasional yang selama ini berserakan.

Di sisi lain, kelompok yang berhaluan Neoliberalism tidak kalah solidnya,

kelompok yang selama ini membawa kepentingan pasar terbuka juga

semakin kuat,berbagai amandemen yang menjadikan Indonesia pasar bebas

adalah bukti begitu kuatnya kelompok ini menguasai jagat politik, kelompok

ini juga ada dimana –mana tapi mungkin tidak kemana-mana.

Page 28: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

28 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Kelompok yang ketiga adalah penganut ideologi islam / syariat, kelompok ini

juga berhasil melakukan konsolidasi dengan agenda yang sama menjadikan

Indonesia negara Islam (merubah Ideologi Negara Pancasila), sebuah

wacana yang tidak pernah berakhir dan berlindung di balik Demokratisasi

dengan rapih,dan kelompok ini sama seperti Ideologi yang lain menyebar di

berbagi Partai tapi lebih subur di Ormas dan kemasyarakan lainya. Dan Yang

juga jangan di pungkiri memiliki kekutan adalah kelompok Komunis dan

Islam moderat,kelompok ini tetap semarak dalam tidurnya, dan berjalan-

jalan di antara partai-partai yang semakin terbuka.

2014 adalah pertarungan yang sarat dengan benturan Ideologi,konsep

membawa Indonesia lebih baik akan di dasarkan pada Ideologi tersebut

bukan lagi kehendak pasar atau rakyat,tapi rakyat diajak bernostalgia

dengan biusan ideologi, kondisi tersebut juga berbarengan dengan

menurunya keyakinan perubahan bangsa melalui jalur politik,dalam arti

kepercayaan rakyat terhadap parpol yang turun drastis selama ini akibat

prilaku elite akan terobati oleh biusan tersebut.

Perang Ideologi tersebut akan sangat terasa karena memang dunia juga

sedang mengalami hal yang sama, perang Dagang yang berlatar belakang

Ideologi, AS , CINA , Uni Eropa dan Islam bertarung pengaruh di

segala lini,di lembaga Dunia seperti Word Bank , IMF , Vatikan ,

kursi AS 1, PBB dll, semua bermuara pada perang tersebut, dan tentu saja

mereka juga akan ikut memainkan perang tersebut sesuai dengan

kepentingnya,baik kepentingan kelompoknya atau kepentingan nasionalnya

dan kita bisa merasakanya bagaimana konflik-konflik antar bangsa saat ini

di belahan dunia sangat di tentukan oleh pertarungan kepentingan negara-

negara besar tersebut dengan ideologinya.

Lalu apa hubunganya dengan Inteljen,apa kaitanya dengan Perang Inteljen,

ini bisa dimaknai sebagai perang peran dan kelompok yang selama ini

berjalan di dunai ini,baik militer,polisi maupun sipil.Proses Demokratisasi

yang luar biasa ini memang membuka kran selebar-lebarnya terhadap partai

untuk menampung siapapun berkiprah termasuk para purnawirawan untuk

berkiprah.

Kita juga bisa merasakan kehadiran para purnawirawan tersebut begitu luar

biasa sehingga hampir semua partai yang dimaskuinya membawa nuansa

‘gerakan tertutupnya’. Kalau dulu hanya Golkar sebagai wadah purnakarya

Page 29: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

29 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

maka saat ini tidak ada satupun partai yang tidak menampung para petinggi

yang pernah berkiprah dalam kelompok strategis tersebut, PDIP, Golkar,

Demokrat, PKS , Hanura dan Gerindra ,PPP , PKB semuanya hadir dan sah

sesuai UU.

Perang inteljen tersebut bisa di pahami dalam konteks rival dan persaingan

politik yang tentu saja akan berbicara kekuasaan dan uang walaupun

dalihnya berbagai ragam baik NKRI,Indonesia lebih baik,dsb rival tersebut

selama ini tertera pada Jenderal merah, Jenderal ijo, Jenderal Orde Baru,

jenderal Orde Reformasi, jenderal sakit hati,walaupun bisa saja itu Cuma

kecamata yang rabun.

Namun demikian diera ini sesuai dengan konstitusi siapapun dan kelompok

manapun berhak untuk ikut mewarnai jagat politik,tranisisi telah banyak

melahirkan tokoh politik nasional yang pada awalnya justru ditelan jaman

karena pandangan politiknya keluar mainstream dan kepatutan.

Jadi pada 2014 bukan saja pertarungan ideologi, tapi juga pertarungan

inteljen yang tumbuh dan subur di berbagai partai,sebuah pertarungan yang

tentunya sangat menarik,karena ini bukan saja pelajaran berharga bagi

rakyat tapi juga pilar penting supaya bisa melokalisir pertarungan tetap

dalam koridor NKRI,walapun seperti pohon bambu tidak semua bambu sama

lurusnya.

Catatan Akhir

Perang Ideologi yang sesunguhnya harus di maknai sebagai Perang antara

Pancasila dan perongrongnya, harus di pahami sebagai perang antara NKRI

yang tetap utuh dengan yang mengharapkanya Runtuh. NKRI dan Pancasila

adalah harga mati sesuai dengan kesepakatan nasional,artinya Ideologi

apapun silahkan bertarung di Republik Ini tentunya untuk membawa

Indonesia lebih baik,tapi kalau yang lahir adalah Ideologi yang membawa

pesan perpecahan,perubahan Ideologi negara maka tentu saja harus di

anggap musuh bersama,karena ideologi tersebut adalah penumpang gelap

Reformasi, Inteljen yang bertarung dan mewarnai berbagai Ideologi

konstestan pada pemilu 2014 semoga tetap pada peran politik

kebangsaanya,tidak hanyut pada sejarah masa lalu yang

tergelincir,sedangkan berbicara donatur asing yang sudah geer melihaat

Indonesia diambang perpecahan dan melihatnya sebagai keuntungan yang

Page 30: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

30 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

di depan mata sehingga mau menjadikan Indonesia sebagai medan konflik

dan pertarunganya biarlah itu tumbuh dalam angan-anganya.kini yang perlu

segeral dilakukan adalah konsolidasi nasional dalam rangka melawan

berbagai ancaman desintegrasi nasional yang mulai ada riaknya, konsolidasi

nasional sebagai wujud ‘jiwa negarawan’ para politisi kita, sekaligus

memberikan ketauladanan pada rakyat untuk selalu waspada,tetap bersatu,

tidak mudah di pecah belah,dan terus berkarya dan mandiri sehingga

agenda besar perubahan kepemimpinan nasional sesuai amanat Rakyat

yang tertuang dalam konstitusi yaitu melalui pemilu 2014.

d. Perang Intelijen Dalam Pilpres

Pada saat kampanye pilpres berjalan, banyak pendapat yang mengatakan

akan terjadi perang intelijen dalam kegiatan pemilihan pemilu Presiden dan

wakil Presiden . Beberapa pendapat bahkan menyampaikan kekhawatiran

keterlibatan badan-badan intelijen didalam negeri seperti Badan Intelijen

Negara (BIN) dan badan intelijen TNI. Mungkin masyarakat terinspirasi

dengan pernah diadilinya mantan Deputi BIN Muchdi PR yang menjadi

tersangka terlibat dalam kasus terbunuhnya tokoh Kontras Munir. Walaupun

kemudian Muchdi akhirnya divonis bebas. Yang lebih menggetarkan lagi kata

beberapa pengamat, ada Intelijen asing yang turun tangan ke Indonesia,

konon berusaha menarik BIN dan TNI untuk mendukung pasangan tertentu.

Setelah mencermati dan memerhatikan beberapa informasi yang

berkembang, penulis mencoba memberikan sedikit pandangan tentang

masalah tersebut.

Pemilihan umum Presiden -wakil Presiden adalah sebuah kegiatan

terpenting di Indonesia setelah pemilihan umum legislatif. Keduanya adalah

bagian dari penerapan sistem demokrasi yang dianut negara kita. Setelah

pileg yang entah kok tidak diributkan tentang keterlibatan intelijen, kini

dalam pilpres justru intelijen disebut-sebut lebih ramai terlibat. Banyak

yang kemudian demikian menyederhanakan keterlibatan intelijen baik

sebagai organisasi maupun personal. Sangat disayangkan sebenarnya

menyebut intelijen demikian ringannya. Oleh karena itu mari kita melihat

ada apa sebenarnya dibalik intelijen itu sendiri.

Intelijen bisa dilihat sebagai sebuah organisasi, sebuah kegiatan dan ilmu

pengetahuan. Apabila dilihat dari fungsinya maka intelijen melakukan

kegiatan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan. Baik sebagai

Page 31: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

31 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

organisasi, kegiatan maupun fungsinya maka semuanya itu harus dimulai

dengan recruitment, seleksi, pendidikan dan penugasan. Dari sederet

panjang tuntutan mutlak yang ada pada tiap calon rekrut ialah integritas

pribadi, loyalitas dan kemampuan profesional. Integritas pribadi

merefleksikan sosok seorang yang jujur, dapat dihandalkan, satu kata

dengan perbuatan, memiliki keberanian moral, adil dan bijaksana.

Loyalitas, atau kesetiaan, mengandung keteguhan akan komitmen

seseorang kepada misi yang diembannya, kepada etika profesinya, kepada

organisasinya, dan terutama kepada bangsa dan negaranya, diatas segala-

galanya tanpa pamrih. Sosok dan lembaga intelijen tidak boleh

menyimpangkan kesetiaannya kepada kelompok atau golongan, atau

kepentingan-kepentingan sempit di luar kepentingan nasional. Memang

dalam “pakem” intelijen, kesetiaan intelijen hanyalah kepada “user”

atau pengguna, disebut sebagai single client. Dalam kedudukan BIN,

organisasi akan setia penuh kepada Presiden sebagai user, bukan kepada

pribadi.

Untuk mendapatkan personil yang tangguh dan profesional, anggota

intelijen harus melalui pendidikan. Pendidikan intelijen tidak semudah yang

kita bayangkan, dimulai dengan beberapa tes berupa tingkat kecerdasan,

loyalitas, integritas, daya tahan dan beberapa tes kejiwaaan lainnya.

Personil intelijen harus melalui pendidikan dasar, pendidikan kejuruan,

spesialisasi, sandi dan beberapa keahlian khusus yang memang dibutuhkan

organisasinya sesuai dengan rentang penugasan. Tanpa melalui pendidikan

jenjang dan variasi tour of duty maka seorang intelijen jelas tidak akan

memiliki “sense of intelligence.” Dia bisa berbicara intelijen, tetapi tidak

memahami makna intelijen itu sendiri. Seorang intelijen harus jelas

loyalitasnya, bisa dibayangkan apa yang bisa diperbuat oleh seseorang

yang menguasai ilmu insurgency, teror, sabotase, riot, perang urat

syaraf, propaganda dan banyak lainnya. Karier personil berangkat

sebagai agent action, handler, middle analyst hingga senior analyst, dengan

kemampuan dan keahlian tertingginya maka seseorang baru akan menjadi

master spy.

Pengalaman keterlibatan badan-badan intelijen di masa silam dalam konflik-

konflik yang bernuansa kepentingan kelompok dan politik aliran dari sejak

awal sejarah republik cukup menjadi pelajaran yang telah menjadikan

badan-badan intelijen kita tidak terlepas dari trauma masa lalu. Sosok

Page 32: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

32 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

intelijen kerap cenderung memperlihatkan subjektifitas politik aliran,

primordialisme yang kental, sehingga tidak dapat menghindari diri dari

perlibatan dengan kegiatan politicking dalam politik praktis.

Bagaimana masa kini?. Dengan adanya reformasi dan penerapan demokrasi

yang mengedepankan kebebasan dan hak asasi manusia, kegiatan intelijen

juga akan dikontrol oleh publik. Memang masih memungkinkan adanya

loyalitas pribadi kepada seseorang capres, tetapi sulit bagi sebuah organisasi

yang demikian besar dan kompleks untuk menjadi gerbong dalam

pemenangan pilpres. Seperti diuraikan diatas, organisasi intelijen mayoritas

diawaki oleh personil terdidik yang loyalitasnya kepada negara tidak

diragukan. Dalam pilpres kini yang memiliki organisasi intelijen hanyalah

SBY dalam kedudukan resminya sebagai Presiden Republik Indonesia, bagi

kedua capres lainnya baik Mega-Prabowo maupun JK-Wiranto jelas tidak

memilikinya.

Jadi mungkin kurang tepat apabila disebutkan terjadi perang intelijen dalam

pilpres. Penggunaan ilmu intelijen seperti pembentukan opini, negative

campaign, black campaign memang nampak telah digunakan. Tetapi dinilai

bukan sebagai sebuah hasil dari operasi intelijen lingkup besar yang

terencana dengan matang. Contoh operasi intelijen yang sukses adalah

serangan teroris Bom dari Bali hingga ke Jakarta beberapa tahun lalu, yang

demikian sulit dibongkar. Hingga kini sulit dibuktikan siapa “the principle

agent” dibelakangnya, kita hanya tahu DR Azhahari dan Noordin M Top

hanyalah handler kelas bawah. Demikian juga AS sebagai negara adi daya-

pun juga mengalami korban dalam serangan teroris berkemampuan

intelijen 911 yang meruntuhkan menara kembar WTC. Pembunuhan

Presiden JF Keneddy adalah sebuah operasi clandestine dari konspirasi

intelijen yang hingga kini juga tidak jelas.

Dengan demikian, kecil kemungkinan dimainkannya badan-badan intelijen

yang ada seperti BIN dan Bais TNI untuk mendukung salah satu pasangan

capres. Memainkan organisasi dan personil intelijen jelas akan membawa

resiko tersendiri di era keterbukaan ini. Lagipula mantan “benggolan-

benggolan” tersebut juga tersebar ditiga kubu. Intelijen berkemampuan

merusak dan menghancurkan dengan halus dan sistematis tanpa disadari

apabila digunakan. Bisa dimainkan dengan ritme dan gaya halus, tetapi bisa

juga dengan gaya keras. Hal ini penulis kira sangat difahami oleh beliau-

beliau itu. Kemungkinan adanya monitoring dan upaya mempengaruhi dari

Page 33: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

33 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

intelijen asing sangat memungkinkan terjadi. Ini yang perlu diwaspadai agar

agen dan elit politik kita tidak terbina dan membocorkan rahasia negara.

Semuanya upaya infiltrasi intelijen asing jelas terkait dengan kepentingan

nasional negaranya masing-masing. Pada dasarnya kegiatan sebuah Kantor

perwakilan selain mewakili sebuah negara adalah juga melakukan kegiatan

Pulbaket.

Yang penting kini bagi para calon Presiden dan wakil Presiden sebaiknya

lebih hati-hati dengan masukan yang nampaknya baik tetapi kemudian

justru menimbulkan polemik yang merugikan citranya. Ada kok ilmunya,

awalnya baik-baik tapi justru mengarahkan seseorang agar tercebur

kedalam lubang got. Waspada saja pak, mendatang utamakan pengamanan

pribadi, informasi dan kegiatan agar terhindar dari unsur pendadakan.

e. Intelijen Asing Prediksi Jokowi-JK Akan Menang

Ternyata tidak cuma lembaga survei yang memprediksikan Joko Widodo

(Jokowi) ) akan menang telak pada Pilpres 2014 kalau disandingkan dengan

Jusuf Kalla (JK).

Intelijen asing pun ternyata sudah memprediksi bahwa PDI-P akan meraih

keuntungan luar biasa di pemilu legislatif dan pilpres kalau mengusung

Jokowi-JK.

“Suara PDI-P pada pemilu legislatif akan terdongkrak hingga 24 persen

kalau mencalonkan Jokowi-JK,” kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bakti dalam diskusi empat pilar

di Senayan, Jakarta, Senin (2/9).

Diskusi yang mengangkat tema “Geliat Capres Menjelang Pemilu 2014”

menghadirkan pembicara lain yakni bersama Wakil Ketua MPR RI, Hajriyanto

Y Thohari dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon.

Menurut Ikrar, kedua figur tersebut sama-sama mendapat respons positif

dan tinggi dalam banyak survei dibandingkan capres yang lain.

Karena itu, PDI-P jangan sampai mengambil tindakan bodoh dan salah

strategi dalam Pilpres 2014 nanti.

“Meski politik itu cair, tapi Jokowi-JK sebagai pasangan yang bisa

memenangkan Pilpres 2014. Itu terbukti dalam banyak survei. Bahkan

Page 34: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

34 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

intelijen asing sudah memprediksi Jokowi-JK akan menang. PDI-P pun akan

terdongkrak suaranya pada pemilu legislatif menjadi 24 persen,” kata Ikrar.

Ikrar lebih jauh mengatakan, mengusung Jokowi-JK adalah keputusan yang

sangat tepat dan PDI-P akan mengulang kembali fenomena Pemilu 1999

lalu, dimana semua massa merindukan figur Megawati Soekarnoputri.

Tetapi kalau PDI-P ngotot mencapreskan Megawati Soekarnoputri, maka

yang akan terjadi adalah kekalahan untuk kesekian kalinya.

“Resistensi terhadap Megawati masih tinggi jika tetap dipaksakan maju

capres,” katanya.

f. Mewaspadai pemenang Pilpres 2014, hasil produk perang

asimetris

Makin pentingnya posisi Indonesia tidak bisa dipungkiri, meskipun kerap

muncul sikap nyinyir yang muncul dari dalam negeri sendiri. Akan tetapi jika

mengacu pada persepsi internasional terhadap Indonesia saat ini, kita patut

berbangga karena Indonesia semakin dianggap penting. Kunjungan dari

berbagai delegasi pemerintahan, bahkan kepala pemerintahan tidak henti-

hentinya berdatangan ke negeri ini menawarkan berbagai kerjasama dalam

berbagai bidang, baik ekonomi, pendidikan, dan pertahanan.

Bahkan Australia negara yang sangat tidak menginginkan, munculnya

Indonesia sebagai kekuatan militer. Memilih ikut membantu dengan

menghibahkan hercules. Amerika Serikat, yang pernah mengkebiri kekuatan

militer Indonesia bertahun-tahun, datang dengan penawaran yang sangat

sulit ditolak pemerintah Indonesia, dalam membangun pertahanan.

Pada 2014 SBY mengakhiri 2 periode pemerintahannya, yang sesuai

konstitusi tidak dimungkinkan siapapun menjabat lebih dari 2 periode.

Pemerintahan SBY memang belum sempurna, dan tidak mampu

mensejahterakan semua lapisan masyarakat. Akan tetapi pencapaian

gemilang dibidang pertahanan, meningkatnya jumlah kaum menengah, dan

gemuknya cadangan devisa, mampu menegakan kepala republik ini untuk

disejajarkan dan masuk ke dalam 20 negara dengan perekonomian terbesar

didunia.

Tidak dipungkiri, pengegakan hukum dan kasus korupsi masih belum

memenuhi rasa keadilan masyarakat. Meskipun banyak koruptor yang diadili

Page 35: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

35 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

dan ditahan, akan tetapi tetap tidak mampu merubah hakikat koruptor itu

sendiri. Sampai detik ini, para koruptor seolah tidak mempunyai beban

muncul dimedia, seolah tiada malu telah merampas uang rakyat, untuk

kesenangan pribadinya. Diperlukan Presiden yang revolusioner, untuk

merubah karakter korup dari para pejabat dan para wakil rakyat di

Indonesia. Sehingga benar-benar menekan populasi dari penghianat bangsa

yang bernama koruptor ini.

Pada tahun 2014, bangsa Indonesia akan memilih sosok baru yang akan

dipercaya memimpin republik ini. Disamping sosok yang bersih dan mampu

membersihkan republik ini, tentunya sangat diharapkan sosok yang cerdas

agar dapat mengimbangi permainan licik konspirasi. Dalam pilpres 2014,

sudah pasti banyak intelijen asing yang bermain, mereka memang tidak

memiliki hak pilih akan tetapi mereka bisa menggiring pemilih untuk memilih

sosok yang menurut mereka, akan mengakomodir keuntungan buat mereka

dan melemahkan posisi Indonesia.

Hendaknya memilih Presiden , bukan didasarkan pada tren popularitas saja,

akan tetapi juga dipelajari rekam jejak dan kemampuannya. Praktek perang

asimetris sangat mungkin telah dilancarkan intelijen asing, agar rakyat

Indonesia memilih Presiden yang mereka inginkan. Menggiring opini,

membentuk persepsi, lalu terus menerus gencar mempopulerkan seseorang

yang menurut mereka akan gampang untuk dibodohi atau seorang Presiden

lemah, sehingga mudah ditekan untuk menyerahkan kedaulatan wilayah-

wilayah tertentu, atau melakukan kebijakan-kebijakan konyol lainnya ketika

menjadi Presiden . Praktek perang asimetris dalam Pilpres 2014, dapat pula

melakukan hal sebaliknya yaitu dengan gencar melemahkan sosok yang

seharusnya dibutuhkan untuk kemajuan bangsa, malah harus terkapar dan

popularitasnya tenggelam. Ingatlah intelijen asing dapat mempengaruhi

media dan sosial media, tidak hanya media internasional akan tetapi juga

media nasional.

"Dalam ekonomi dikenal asimetri informasi yang terjadi jika salah satu pihak

dalam transaksi memiliki informasi lebih baik atau banyak dibandingkan

pihak lain. Dibanding pembeli, penjual lazim memiliki informasi lebih banyak

atas produk meski kondisi sebaliknya mungkin terjadi. Kondisi ini pertama

kali dijelaskan oleh Kenneth J. Arrow dalam buku 1963 berjudul "Uncertainty

and the Welfare Economics of Medical Care" di jurnal American Economic

Review. George Akerlof kemudian menggunakan istilah informasi asimetris

Page 36: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

36 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

dalam The Market for Lemons - Pasar Barang Kacangan (1970). Yang

menyebutkan nilai rata-rata komoditi dalam pasar asimetris cenderung

turun, bahkan untuk barang berkualitas bagus. Penjual yang tidak berniat

baik bisa menipu pembeli dengan mengesankan seolah barang yang

dijualnya bagus. Sehingga banyak pembeli yang menghindari penipuan, lalu

menolak bertransaksi atau enggan mengeluarkan uang besar. Akibatnya,

penjual yang benar-benar menjual barang bagus tidak laku karena hanya

dinilai murah oleh pembeli, Alhasil pasar akan dipenuhi barang bermutu

buruk

Konsep asimetri informasi ini kemudian berkembang dan dimanfaatkan di

ranah militer. Sehingga strategi perang kemudian berevolusi dari yang

semula konvensional menjadi non-konvensional (asimetris). Seperti perang

Psy War dengan menebar isu yang bersifat mengganggu stabilitas negara

sasaran. Strategi ini murah meriah karena perang Asimetris tidak

menggunakan banyak alutsista. Cukup melempar isu provokatif maka

stabilitas negara sasaran akan goyah. Tapi ini bukan berarti kekuatan

perang konvensional berupa Alutsista canggih tidak akan dipergunakan lagi.

Justru untuk mengantisipasi kegagalan strategi Asimetris, kekuatan

konvensional mesin perang modern tetap disiagakan guna alat eksekusi

berikut. Inilah yang dimaksud dengan Hard Power dimana sebuah Negara

yang memiliki militer kuat cenderung menggunakan kekuatan militer

sebagai penekan untuk mendukung diplomasinya agar sasaran tunduk dan

patuh

Jadi cukup dengan strategi Asimetris saja yang berbiaya murah dan

sederhana AS sudah mampu menggoncangkan pemerintah indonesia lewat

isu, informasi, kebebasan, budaya, ekonomi, narkoba, korupsi dan lain

sebagainya…

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsoedin bahwa dunia strategi dan

pertahanan sedang memasuki babak baru, perang asimetris. ”Kita harus

menanggalkan cara berpikir perang konvensional. Banyak hal yang terjadi

tanpa disadari adalah dampak perang asimetri. Media digunakan sedemikian

rupa mengumbar sensasi. Perang asimetri itu bukan menghadapkan senjata

dengan senjata atau tentara melawan tentara,” ujarnya.

Wamenhan mengingatkan, negara yang secara ekonomi dan kesenjataan

lemah adalah sasaran utama perang asimetris. Sebagai contoh, media

Page 37: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

37 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

internet atau media massa tanpa sadar dipakai untuk memengaruhi cara

berpikir atau melemahkan bangsa. Pemberitaan dua media Australia

mengenai kebijakan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan situasi

politik di indonesia beberapa waktu lalu juga termasuk upaya pemerintah

Australia melancarkan strategi Asimetris dengan tujuan menggoyah

stabilitas pemerintah indonesia lewat jaringan informasi.

Apa sih yang susah dilakukan di era teknologi dan informasi sekarang ini

yang segala sesuatunya dapat dengan mudah dan murah di akses lewat

media jaringan seperti Youtube, Tweeter, Facebook, Media Cetak maupun

Elektronik. Tapi yang membuat saya heran, ternyata bangsa lain tidak perlu

dengan susah payah untuk melemahkan Indonesia, cukup lewat tangan

rakyatnya sendiri yang sudah berhasil di otak-atik mereka sudah berhasil

mengacak-acak stabilitas Negara Indonesia dengan sendirinya…"

g. Ada Restu Grand Design untuk Presiden RI

Pada Pilpres 2004 Anda aktif menggerakan Presiden tial Candidate Watcher

(PCW) untuk mengadvokasi masyarakat. Mengapa upaya positif itu tidak

dilakukan kembali pada Pilpres 2009?

Saya apatis dan patah arang melihat kualitas pemilu yang semakin

menurun. Tidak saja dari kapasitas lembaga penyelenggara pemilu yang

tidak berkualitas, tetapi juga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap para

calon. Angka golput juga naik cukup signifikan.

Tujuan pendirian PCW adalah untuk advokasi. Jika capres 2004 dan capres

2009 tidak berubah, berarti tidak ada yang perlu diadvokasi. Percuma

memberikan advokasi. Masyarakat sudah tahu kinerja, kapasitas dan

kapabilitas masing-masing capres. Ujung-ujungnya tetap saja politik uang.

Terkait dunia intelijen, mungkinkah Presiden RI terpilih bisa melepaskan diri

dari ketergantungan dengan pihak asing?

Selalu ada intervensi grand design terhadap Presiden RI terpilih. Tanpa

persetujuan dari grand design seseorang tidak akan mungkin menjadi

Presiden di Indonesia. Semua itu terjadi kerena memang kondisi

perpolitikan di Indonesia masih bergantung kepada pihak asing. Pengaruh

asing sudah masuk ke dalam berbagai kekuatan di Indonesia.

Page 38: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

38 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Grand design tidak saja dari AS tetapi lintas negara. Di dalamnya ada Yahudi

dan Uni Eropa. Dunia ini dipegang oleh grand designer, yang tidak saja dari

AS. Grand designer itulah yang akan melihat peluang calon Presiden . Jadi

bukan hanya pada persoalan kekuatan politik atau uang, tetapi juga melihat

akseptabilitas di masyarakat.

Jika memang intervensi asing dilihat sebagai operasi intelijen, sejauhmana

upaya konterintelijen dilakukan badan intelijen negara?

Siapa yang akan berupaya melakukan konter jika semua berkepentingan

terhadap kekuasaan. Kondisi Indonesia yang tidak bisa lepas dari pengaruh

grand design memunculkan pesimisme. Semakin hari kekuatan asing itu

semakin mencengkeram. Hasil dari intervensi itu ditunjukkan oleh para elit

yang menjadi sangat hedonis, konsumtif, dan tidak mau memikirkan

Indonesia pada 25 tahun mendatang.

Bagaimana peran Badan Intelijen Negara dalam menghadapi operasi

intelijen asing?

BIN sendiri terlihat masih bingung menempatkan diri. BIN seharusnya

menjadi badan intelijen negara yang mengkoordinir semua komunitas

intelijen di Indonesia. Bagaimana bisa dikatakan BIN sebagai koordinator

jika undang-undang yang mengaturnya belum ada. Akibatnya, BAIS, BIN,

Baintelkam, dan lembaga intel negara lainnya, jalan sendiri-sendiri. Kasus

keterlibatan Antasari Azhar dalam pembunuhan Nasrudin Zulkarnain,

menjadi bukti bahwa intel kejaksaan bersaing dengan kepolisian. Bahkan

publik melihatnya sebagai permainan balas dendam.

BIN memang melayani Presiden , tetapi bukan melayani Presiden secara

pribadi. BIN harus melayani kepentingan publik. Undang Undang Intelijen

masih terpending karena memang masih ada perbedaan pandangan di

masyarakat tentang intelijen.

Anda melihat ada upaya pelemahan sistematis dalam organisasi intelijen di

Indonesia?

Memang terjadi seperti itu. Ada suatu gerakan yang berusaha melemahkan

Indonesia dari segala lini, tidak saja di legislatif tetapi juga eksekutif. Di

dalam BIN sendiri disebut-sebut terdiri dari beberapa kubu. Ada faksi sipil

Page 39: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

39 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

dan faksi militer. Selain itu ada orang-orang lama di BIN yang masih

dipegang oleh penguasa lama.

Kondisi itu bisa saja mempengaruhi produk BIN sebagai badan intelijen.

Karena memang pengaruh pimpinan tidak bisa menjangkau semua personal,

sehingga terjadi faksi-faksi. Akibatnya, informasi yang disampaikan

termanipulasi sehingga laporan yang ada tidak akurat.

Sebagai lembaga strategis yang berkonsentrasi dalam dunia intelijen,

sejauhmana peran lembaga Kajian Stratejik Intelijen UI untuk memberikan

satu solusi terkait persoalan bangsa, utamanya masalah intervensi asing?

Dari sisi dana, Kajian Stratejik UI tidak terlalu kuat. Yang dilakukan hanya

sebatas menyadarkan semua pihak untuk bersama-sama membahas

persoalan bangsa dalam satu wacana. Yang paling mudah adalah

menyelenggarakan diskusi atau focus group. Karena untuk melakukan

penilitian dana yang dibutuhkan cukup besar.

Di dalam Kajian Stratejik UI sendiri sejatinya telah terjadi perang intelijen.

Kami selalu berupaya membendung upaya pihak-pihak yang membawa

pesan grand design dalam konsep-konsep perkuliahan intelijen. Sedapat

mungkin hal itu ditahan. Memang, kadang-kadang upaya itu tidak mudah

dilakukan karena orang-orang itu cukup ahli dan berpengalaman. Konter

intelijen yang dilakukan dengan mengajukan konsep pembanding yang

berbeda dengan skenario Barat.

Produk Undang Undang Intelijen bisa menjadi solusi menghadapi intervensi

asing?

Undang Undang Intelijen sendiri belum tuntas karena ada perbedaan

pendapat terkait pasal-pasal yang condong bersifat Barat. Ada usulan agar

harus ada keterbukaan di dalam intelijen. Mereka menuntut intelijen yang

lebih terbuka dan transparan. Pertanyaannya, bagaimana mungkin intelijen

harus dibuka semua.

Di sisi lain, AS sendiri pasca “11 September” menciptakan kembali intelijen

yang lebih tertutup dengan alat-alat yang lebih canggih untuk memata-

matai warga negaranya sendiri. Sementara di Indonesia diminta untuk

dibuka-buka. Tujuannya cukup jelas yakni untuk melemahkan Indonesia.

Salah satunya dengan mengatakan transparansi untuk segala-galanya.

Page 40: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

40 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Pembatasan intelijen yang kontra kepada HAM itu mungkin benar, tetapi

membuka semua itu tidak bisa.

E. Pilpres 2014, Dalam Tarian Isu SARA

Saya melihat, ajang pilpres 2014 akan didominasi oleh pertarungan isu yang

berbau dengan SARA. Bukan Jawa versus Non Jawa seperti yang orang duga

sebelumnya, tetapi Islam versus Kristen, Pribumi versus Tionghoa dan

Nasional versus Asing. Sinyal dan indikasinya telah terlihat dalam arus

ombak wacana politik yang bergulir.

a. Buruk kah apabila benar Pilpres 2014 diwarnai isu SARA?

Tidak juga. Negara penegak Demokrasi sekelas Amerika Serikat pun

seringkali menggunakan isu SARA dalam menjatuhkan lawannya. Ada

kalanya SARA digunakan secara terang-terangan, ada kalanya secara

tersirat.

Alam itu terus berubah, semula ia tegak lalu runtuh, berganti dalam wajah

baru yang tegak lalu runtuh lagi. Seperti tertuang dalam Al-Baqarah ayat 28

mengapa kamu kafir kepada Allah, Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah

menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya

kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (002. Al

Baqarah:28)

Senada, konsep Reinkarnasi juga memiliki keidentikan mekanisme dengan

Al-Baqarah ayat 28. Didukung juga oleh hukum fisika yang mengatakan,

energi tidak pernah hilang dan terus menerus berubah bentuk. Lalu hukum

evolusi menyebut bahwa setiap organisme berevolusi terus menerus untuk

membentuk komposisi yang lebih tinggi.

Sebagaimana juga hukum dialektika mengatakan tesis akan dihadapkan

pada antitesis lalu pertarungan keduanya menghasilkan sistesis. Dalam

teorema Nietzsche, konsep ini juga berlaku.

Page 41: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

41 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Untuk menjadi Manusia Unggul (Ubermensch), seseorang harus mengejar

Kehendak untuk Berkuasa (Der Will Zur Macht), yaitu dengan Membalikkan

Semua Nilai (Umwertung Aller Werten) karena alam itu berada Di Luar Nilai

Baik dan Buruk (Beyond Good and Evil). Demikian saripati dari 4 buku

Nietzsche yang saya tulis di atas dalam tanda kurung.

Apa yang saya coba sampaikan disini adalah tidak ada yang ajeg kecuali

memenangkan apa yang diperjuangkan. Kata siapa sistem Demokrasi-

Kapital-Humanisme-Sekuler yang dianut masyarakat modern adalah yang

terbaik?

Dahulu orang menggunakan sistem barter lalu berganti dengan uang.

Apakah tak ada peluang kita mengganti sistem uang? Sekarang kita

memakai sistem demokrasi, apa tidak mungkin suatu hari akan berganti ke

sistem lain?

Oleh karenanya, cara masing-masing kelompok berjuang untuk

memenangkan apa yang diperjuangkannya adalah sah. Selama tujuan dari

semua itu adalah untuk kebaikan. Kebaikan milik siapa? Tentunya bagi

kelompok yang berjuang itu. Bagi saya, kebaikan bersama adalah sebuah

konsep yang tidak jelas batas ruangnya. Harus ditentukan terlebih dahulu,

kebaikan bagi siapa, suku, kelompok, agama, bangsa, dunia dan

sebagainya. Jika itu belum disepakati, maka penggunaan istilah kebaikan

bersama itu juga akan termasuk kebaikan bagi musuh.

Apakah etis Musa menghina tuhan Mesir lalu menggalang hijrah para

pekerjanya (budak) ke tanah Kanaan? Apa karena batasan SARA lalu Musa

harus kompromi?

Apakah etis Ibrahim menghina tuhan Babilon lalu menggalang hijrah ke

tanah Kanaan? Apa karena batasan SARA lalu Ibrahim harus kompromi?

Apakah etis Isa atau Yesus mengobrak-abrik perdagangan Riba bani Israil di

Kuil Sulaiman (Bait Allah)? Apa karena batasan SARA lalu Isa atau Yesus

harus kompromi?

Apakah etis Muhammad menghancurkan sesembahan berhala orang Arab di

Ka’bah karena memperjuangkan ajarannya? Apa karena batasan SARA lalu

Muhammad harus kompromi?

Page 42: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

42 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Apakah etis bangsa Nusantara mengusir Belanda dan Inggris juga kroni-

kroninya pada masa kemerdekaan? Apa karena batasan SARA lalu bangsa

Nusantara harus urungkan kemerdekaan?

Mengutip Leo Tolstoy, semua adil dalam cinta dan perang (All Fair in Love

and War).

Bagi saya, demokrasi dan anak cucunya meliputi batasan SARA tidak lain

upaya sang pemenang menjaga Status Quo. Sang Pemenang tidak ingin ada

kompetisi di bawahnya yang memungkinkan menggantikan dirinya. Batasan

demokrasi, SARA dan sebagainya adalah agar kita tidak bisa memenangkan

kursi panas itu. Sang Pemenang, kaum Bani Israil itu tak ingin digantikan.

Siapapun yang menang dalam kompetisi demokrasi, tak akan menggantikan

mereka, Bani Israil sang Pemenang.

Saya tanya pada anda, Revolusi mana yang tidak mengusung isu SARA?

Perlu dicatat, SARA bukan sekedar kesukuan dan keagamaan, tetapi juga

rasial dan golongan. Saya tanya lagi, perjuangan mana yang tidak

mengandung unsur SARA dalam prosesnya?

Batasan SARA diciptakan oleh Bani Israil agar tak ada pembedaan ekstrem

yang bisa memicu revolusi. Batasan SARA diciptakan oleh Bani Israil agar

tak ada lagi peluang berjuang di luar koridor normal. Batasan SARA

diciptakan oleh Bani Israil agar sistem yang sudah tegak ini tak dapat

diruntuhkan.

Oleh karenanya, saya katakan kembali disini bahwa jangan tabu-kan SARA

apabila ia digunakan untuk tujuan yang baik.

Sesungguhnya, maksud dari tulisan ini bukanlah untuk mengajak

masyarakat ber-SARA ria. Apa yang saya maksud disini adalah apabila kita

melihat seketika marak pertarungan isu SARA, tak perlu kaget. Apalagi

menganggap itu tabu atau haram, karena memang perjuangan mana pun

akan berbau SARA.

Dan apabila melihat seketika wacana Pilpres 2014 akan dipenuhi isu SARA,

memang realitanya demikian.

Page 43: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

43 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

b. Kenapa Bisa Demikian?

Karena dalam Pilpres kali ini, terjadi polarisasi kelompok-kelompok yang

saling beroposisi dalam peta dukungan capres.

Secara Parpol, Golkar didukung oleh Demokrat dan Hanura. Gerindra

didukung oleh PAN, PKS, PPP. PDIP didukung Nasdem dan PKB.

Semula, PPP mendukung PDIP, namun mendadak balik arah kembali ke

Prabowo (Gerindra). Djan Faridz, kawan akrab Prabowo melakukan manuver

mengagetkan. Informan saya dalam PDIP menceritakan kalau Djan Faridz

menaruh buku setebal 3 jari berisi daftar dosa Jusuf Kalla ke meja pribadi

Megawati. Keributan terjadi antara Megawati, Djan Faridz dan Jusuf Kalla

yang berujung pada kemungkinan Jusuf Kalla batal jadi cawapres Jokowi.

Perseteruan Djan Faridz dengan Jusuf Kalla memang sudah terjadi sejak

Pilkada DKI. Djan Faridz yang semula hendak maju sebagai Gubernur DKI

dihadang oleh Jusuf Kalla. Jusuf Kalla menyewa konsultan untuk

menghancurkan Djan Faridz dari dalam sehingga gagal maju Gubernur DKI.

Djan Faridz pun mendukung Jokowi – Ahok di Pilkada DKI karena

pertemanannya dengan Prabowo. Rumah timses Jokowi – Ahok di Jalan

Borobudur Nomor 22 dipinjamkan oleh Djan Faridz kepada Gerindra

(Prabowo).

Dukungan Surya Dharma Ali kepada Prabowo yang sempat menggoyang PPP

juga karena kedekatan Djan Faridz dengan Prabowo. Sayangnya, mendadak

muncul penolakan dari 26 DPW PPP terhadap dukungan PPP ke Prabowo.

Penggerak penolakan 26 DPW PPP ini adalah Jusuf Kalla dengan

memanfaatkan jabatannya sebagai Ketua Dewan Mesjid Indonesia.

Buntut dari perpecahan PPP itu adalah dukungan kepada Jokowi dengan

mengajukan Jusuf Kalla sebagai cawapres Jokowi. Nama Jusuf Kalla masuk

ke PDIP melalui Nasdem, PPP, PKB dan Polri. Dengan manuver Djan Faridz

membeberkan dosa Jusuf Kalla ke Megawati, PPP kini hengkang dari PDIP

dan mendukung Prabowo.

Dari sisi Prabowo, kini telah mendapat dukungan dari 3 parpol berideologi

Islam yakni PAN, PKS dan PPP. Ketiga parpol Islam ini juga sudah

menggandeng 2 kelompok Habib besar yakni Majelis Rasulullah dan Nurul

Mustofa ke Prabowo. Arahnya kini pada pembentukan koalisi Islam

Page 44: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

44 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

mendukung Prabowo. Hanya tersisa PKB dan PBB dari parpol ideologi Islam

yang belum bergabung ke Prabowo.

PKB masih mempertimbangkan untuk pindah haluan dukungan dari PDIP ke

Prabowo. Perlu diingat, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) adalah politikus

berpandangan bisnis. Artinya, haluan Cak Imin dan PKB akan sangat

bergantung pada siapa yang berpeluang menang dan mendapat dukungan

paling banyak.

Rekan saya di PKB mengatakan, pertimbangan Cak Imin adalah pada

kepastian Rhoma Irama menjadi salah satu Juru Kampanye Prabowo.

Diceraikannya Rhoma Irama oleh PKB pasca Pileg 9 April 2014 membuat

pedangdut gaek itu berpikir masuk ke Prabowo. Alasan Rhoma Irama

sederhana, suara PKB bisa mencapai 9% dipicu oleh Rhoma Irama Effect.

Apabila Rhoma Irama pindah haluan dukung Prabowo, maka PKB bisa

kehilangan sebagian suara. Ini jadi pertimbangan mendalam dari Cak Imin

saat ini.

Pertimbangan lainnya dari Cak Imin adalah terjadinya perjanjian Ical –

Prabowo atau yang disebut Koalisi Helikopter. Informan saya di Golkar

mengatakan Koalisi Helikopter bukanlah untuk memajukan duet Prabowo –

Ical atau Ical – Prabowo. Koalisi Helikopter adalah perjanjian politik untuk

putaran kedua. Apabila Ical kalah di putaran pertama, maka suara gerbong

Golkar akan mendukung gerbong Prabowo di putaran kedua. Sebaliknya,

apabila Prabowo kalah di putaran pertama, suara gerbong Gerindra akan

mendukung Ical di putaran kedua.

Adanya Koalisi Helikopter (Gerindra dan Golkar) ini yang menjadi

pertimbangan Cak Imin dan PKB. Dalam hitungan Cak Imin, adanya Koalisi

Helikopter untuk putaran kedua akan memperbesar peluang Prabowo

menang. Cak Imin kini tengah menghitung faktor Koalisi Helikopter dalam

memutuskan akan pindah haluan ke Prabowo atau tidak.

Dari pemetaan sementara, terlepas dari PKB pindah haluan atau tidak,

Prabowo didukung oleh kelompok Islam. Kemudian dengan adanya Koalisi

Helikopter, ada kemungkinan barisan TNI di belakang Golkar, Demokrat dan

Hanura mendukung Prabowo. Dapat dikatakan, Prabowo juga mendapat

dukungan TNI yang cukup kuat. Sederhananya, pada kelompok Prabowo ada

dukungan kuat dari kelompok Islam dan TNI.

Page 45: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

45 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Pada sisi Jokowi, sementara mendapat dukungan dari PDIP, Nasdem dan

PKB serta Polri. Tak hanya itu, dukungan kepada Jokowi juga datang dari

para Naga (etnis Tionghoa) dipimpin James Riady (Lippo Group). Selain

memimpin barisan para Naga, James Riady juga disebut-sebut sebagai

tokoh Kristen aliran Presbyterian di Indonesia. Jadi, James Riady memimpin

dua kelompok Kristen Presbyterian dan para Naga (etnis Tionghoa).

Selain itu, dukungan dari kelompok Katolik kepada Jokowi juga cukup kuat.

Basis utama massa PDIP berada di Jawa Tengah yang juga menjadi basis

utama kelompok Katolik di Indonesia. Majunya Jokowi ke Pilkada DKI juga

mengangkat FX Rudyatmo (Katolik) sebagai Walikota Solo. Naiknya FX

Rudyatmo sebagai Walikota Solo, menambah kedekatan hubungan antara

Jokowi, PDIP dan tokoh-tokoh Katolik Indonesia. Tak heran Megawati

(seperti diakui dalam tweetnya), mendapat tawaran jadi Sekjen PBB dari

Dubes Vatikan untuk RI. Lantas dukungan kuat dari Kompas Group yang

juga berada pada barisan kelompok Katolik Indonesia kepada Jokowi.

Tak hanya itu, AS dan Eropa melalui komisi Trilateral dan Hillary Clinton juga

memberikan dukungan kuat kepada Jokowi. Pertemuan Jokowi dengan 7

dubes asing di rumah Jacob Soetoyo juga upaya pendekatan Komisi

Trilateral kepada Jokowi. Hillary Clinton yang juga teman lama James Riady

di AS, membangun kedekatan hubungan dengan Jokowi dalam agenda

pemberantasan terorisme Solo. Dapat dikatakan memang Jokowi mendapat

dukungan kuat dari pihak asing.

Sederhananya, basis kelompok pendukung Jokowi adalah Kristen

Presbyterian, Katolik, Etnis Tionghoa, Asing dan Polri.

Saya ulang disini, Prabowo mendapat dukungan kuat dari mayoritas parpol

Islam dan TNI. Sebaliknya, Jokowi didukung oleh mayoritas Kristen, Katolik,

Etnis Tionghoa, Asing dan Polri.

Jarang sekali terjadi polarisasi kelompok yang saling beroposisi pada ajang

Pileg dan Pilpres. Biasanya, polarisasi kekuatan yang saling beroposisi

terjadi saat Pilkada. Makanya, sering kita lihat isu SARA berkeliaran pada

tingkat Pilkada, tapi tidak pada tingkat nasional. Namun kali ini, pihak-pihak

yang saling beroposisi menunjukkan keberpihakan dalam polarisasi ekstrem.

Dari segi agama : Islam (Prabowo) versus Kristen dan Katolik (Jokowi).

Page 46: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

46 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Dari segi sosial : Pribumi (Prabowo) versus etnis Tionghoa (Jokowi).

Dari segi hankam : TNI (Prabowo) versus Polri (Jokowi).

Berdasarkan polarisasi peta kelompok pendukung ekstrem seperti ini dapat

dipastikan, isu SARA akan bermain. Sebut saja : Islam versus Kristen dan

Katolik, Pribumi versus Tionghoa, TNI versus Polri, Nasional versus Asing,

dan sebagainya.

Tiba-tiba saya teringat ketika Pilkada DKI 2012. Teman saya seorang etnis

Tionghoa dari wilayah Jakarta Barat cerita, seluruh keluarganya

menganjurkan coblos Jokowi – Ahok. Apa alasannya? Tak lain karena ada

faktor Ahok. Dan data pemilih wilayah Jakarta Barat menunjukkan dominan

memilih Jokowi – Ahok.

Lalu teman saya dari area pemukim Betawi menceritakan bagaimana

seluruh keluarga dan kerabat anjurkan coblos Fauzi Bowo. Alasannya tak

lain karena faktor kesamaan agama (Islam). Kerabat saya yang tinggal di

kota Solo juga menceritakan ketika pemilihan Walikota Solo tokoh Katolik

Solo anjurkan coblos Jokowi – FX Rudyatmo. Alasannya tentu saja faktor

kesamaan agama (Katolik).

Memang demikianlah fakta yang terjadi di masyarakat. Ketika Pilkada DKI,

timses Jokowi – Ahok dari kelompok Tionghoa menyerukan coblos Jokowi –

Ahok karena kesamaan etnis. Lalu timses Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli

menyerukan agar etnis betawi mencoblos mereka. Kemudian juga timses

Jokowi – FX Rudyatmo dari kelompok Katolik serukan agar penganut Katolik

coblos mereka.

Semuanya tak lain bagian dari strategi dan taktik pemenangan atas apa

yang diperjuangkan. Apakah ada yang salah ketika Tokoh Betawi serukan

coblos Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli karena kesamaan etnis? Apakah salah

Tokoh Tionghoa serukan coblos Jokowi – Ahok karena kesamaan etnis?

Apakah salah Tokoh Katolik serukan coblos Jokowi – FX Rudyatmo karena

kesamaan agama?

Tidak juga. SARA pada realitanya adalah praktik wajar di kalangan

masyarakat luas. Namun anehnya ditabukan oleh sebagian kecil kelompok.

Atas dasar apa?

Page 47: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

47 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Buat saya, berpihak pada A karena kesamaan etnis, agama, suku, golongan

dan pemikiran tertentu adalah hak.

Begitu pula menyerukan keberpihakan pada etnis, agama, suku, golongan

dan pemikiran tertentu, juga hak.

Tak luput, menyerukan penolakan pada etnis, agama, suku, golongan dan

pemikiran tertentu juga sebuah hak.

Kesimpulannya, berpartisipasi dalam perang SARA di ajang Pilpres 2014

adalah hak. Sebagaimana juga menolak partisipasi dalam perang SARA di

ajang Pilpres 2014 juga hak.

Jadi, jangan heran, merasa aneh atau menabukan wacana SARA yang saya

prediksi akan kian kencang di ajang Pilpres 2014 ini. Faktanya, memang

terjadi polarisasi kelompok yang saling beroposisi dalam peta dukungan

capres 2014, khususnya Jokowi versus Prabowo.

Apabila anda memihak Jokowi karena faktor kesamaan agama (Kristen dan

Katolik) atau etnis (Tionghoa), itu adalah hak.

Apabila anda memihak Prabowo karena faktor kesamaan agama (Islam)

atau kesamaan anggota TNI, itu juga hak.

c. Pilih mana?

Prabowo mendapat dukungan kuat dari mayoritas parpol Islam dan

TNI?

Jokowi didukung oleh mayoritas Kristen, Katolik, Etnis Tionghoa, Asing

dan Polri?

Pilih mana?

Islam (Prabowo) versus Kristen dan Katolik (Jokowi).

Pribumi (Prabowo) versus etnis Tionghoa (Jokowi).

TNI (Prabowo) versus Polri (Jokowi).

Page 48: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

48 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

F. Rahasia: Mengapa Jokowi Dipaksakan Nyapres pada 2014 ???

Sebenarnya, mencalonkan Jokowi sebagai Capres untuk 2014 ini sangatlah

RISKAN dan mengandung bahaya politik besar. Bahaya bukan hanya buat

sosok Jokowi, tapi juga untuk kepentingan warga Jakarta, kepentingan

rakyat Indonesia, dan dunia politik itu sendiri.

Secara itung-itungan politik, mencapreskan Jokowi bagi PDIP adalah

bunuh diri. Mengapa demikian? Karena PDIP akan pecah kongsi dengan

Prabowo-Gerindra. Itu sudah otomatis. Kemudian, PDIP akan dimusuhi oleh

warga DKI Jakarta yang merasa dikhianati oleh Jokowi. Warga Jakarta yang

semula dukung Jokowi (Anti Foke) otomatis akan menjadi lawan PDIP.

Padahal dalam tradisi politik di Indonesia, kemenangan di Jakarta sangat

menentukan, karena ini adalah daerah khusus ibukota.

a. Karakter Harimau

Sangat mungkin, dengan mencapreskan Jokowi, justru suara PDIP akan

mengalami kemerosotan hebat. Mengapa? Karena partai ini dianggap ingin

menang sendiri. Saat Jokowi lagi laku-lakunya di media, karena dukungan

sponsor Mafia China yang intensif untuk membentuk pencitraan; PDIP

mengakuisisi Jokowi. Sebaliknya, di mata semua partai yang punya kandidat

capres masing-masing, mereka merasa marah dengan naiknya Jokowi

melalui dukungan palsu media. Mereka pasti tidak rela kursi RI-1 jatuh ke

tangan capres selain dari kubu mereka sendiri. Nah, di sini PDIP bisa

dikeroyok oleh semua kekuatan politik.

Di sisi lain, pencapresan Jokowi tidak didukung oleh prestasi, kinerja, dan

capaian positif. Di Solo masih meninggalkan seabreg masalah dan kasus

hukum. Di Jakarta, apalagi. Jokowi nyaris baru blusukan kesana

kemari, sambil tidak jelas apa hasilnya. Dalam pertarungan pilpres

nanti, pasti rakyat akan melihat hasil kerja, bukan citraan. Bayangkan, kalau

nanti Jokowi kampanye Pilpres, dia akan membuat janji-janji apalagi, wong

janji-janjinya saat Pilkada DKI tidak ada yang direalisasikan dengan beres?

Nanti dia akan jadi kandidat Presiden yang paling banyak dicaci. “Halah

ngibul, gombal, banyak omong. Janji segunung, hasil nol besar.”

Singkat kata, mencalonkan Jokowi sebagai Capres PDIP adalah blunder

besar yang telah merusak reputasi partai itu selama 10 tahun terakhir. PDIP

yang telah dikesankan oleh rakyat, bukan atas dasar surve dan pooling

Page 49: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

49 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

abal-abal ya, sebagai partai oposisi yang konsisten, sekarang harus ketar-

ketir menyelamatkan mukanya. Dan pasti, pencapresan Jokowi itu akan

membelah kekuatan PDIP menjadi dua, barisan pro dan kontra. Itu pasti.

Meskipun PDIP berusaha mati-matian menyembunyikannya.

Mengapa Megawati tega menikam partainya sendiri demi memuluskan jalan

bagi Jokowi untuk nyapres pada 2014?

Kemungkinan itu terjadi karena SANGAT KUATNYA tekanan dari Mafia

China ke kubu Megawati. Ada kabar menyebutkan, sebelum pengumuman

pencapresan dilakukan, sekitar 75 pengusaha besar China, datang ke

Lenteng Agung untuk menekan Mbak Mega. Katanya, mereka sedia siapkan

dana 2 triliun untuk pemenangan Jokowi.

Tapi tekanan ini bisa jadi lebih besar dari itu. Ia menyangkut hajat bisnis

keluarga Megawati sendiri dan keselamatan posisi politiknya. Kami

menduga, jaringan mafia pengusaha China itu menekan Mbak Mega minimal

dalam dua poin:

a) Mereka akan melibas binis CPO/produksi minyak sawit yang selama ini

deras menafkahi keluarga Megawati, sejak era Mega menjadi Presiden

RI 2001-2004 lalu

b) Mereka mengancam akan buka-bukaan soal data korupsi/pelanggaran

hukum yang dilakukan oleh Mega dan keluarga. Dengan tekanan

begitu, tentu sangat sulit bagi Mega dan kawan-kawan untuk

mendiamkan ajuan mafia China.

b. Oh ya, apa rahasia di balik pencapresan Jokowi ini? Masih ada

rahasia lain yang lebih “menggiurkan”?

Sebenarnya, para mafia China juga tahu bahwa pencalonan Jokowi sangat

berisiko. Risiko terbesar adalah mengundang amarah politik/sosial Umat

Islam yang telah dikalahkan dalam Pilkada Jakarta sehingga terpilih Ahok

sebagai wakil gubernur. Pencapresan Jokowi jelas akan menaikkan Ahok

sebagai Gubernur DKI. Dan kita tahu sendiri, dalam kepemimpinannya Ahok

lebih seperti orang stress daripada seorang Wakil Gubernur. Omongan dia

lebih mirip ucapan preman Cilitan atau Kampung Rambutan, daripada

seorang pejabat birokrasi.

Page 50: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

50 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Bagi kalangan mafia China, lebih suka damai-damai saja, ekonomi lancar,

kehidupan normal, daripada situasi konflik sosial membara dimana-mana.

Loyalitas mereka ke uang. Mereka cuma butuh “tempat aman dan

waktu tenang” untuk cari uang. Kalau ada semboyan “dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat”; di mata mafia China semboyan itu diubah jadi:

“Dari duit, oleh duit, dan untuk duit.” Ini benar-benar nyata. Duit telah

menjadi ILAH yang diibadahi dan diberikan loyalitas sempurna.

Mereka dengan sangat terpaksa memilih Jokowi karena mereka SANGAT

KETAKUTAN kepada sosok Prabowo Subianto yang dalam Pilpres 2014 ini

diperkirakan akan merajai arena. Konon, tak ada satu pun sosok lain,

setelah SBY, yang bisa menandingi Prabowo. Para mafia China sangat takut

dengan ide kemandirian, kedaulatan, kerakyatan yang diusung oleh

Prabowo. Bagi mereka, membiayai kemenangan Jokowi meskipun

harus mengeluarkan uang 10 triliun rupiah, tidak masalah. Asalkan

jangan Prabowo yang menang.

Mereka tak peduli Jokowi tak punya prestasi, tak becus ngatur Jakarta,

khianat pada kepercayaan rakyat, melanggar janji-janji, dan seterusnya.

Mereka tak peduli semua itu. “Persetan dengan prestasi Jokowi!” Begitu

kira-kira omongan mereka. Mereka semata-mata hanya TIDAK INGIN

MELIHAT NEGARA INDONESIA DIPIMPIN OLEH PRABOWO. Sekalipun

sebenarnya yang membawa Jokowi ke Jakarta adalah Prabowo sendiri. Maka

itu uang miliaran-triliunan siap dihambur-hamburkan, untuk mengangkat

pamor Jokowi dan hancurkan pamor Prabowo.

Mengapa mereka begitu phobia dengan Prabowo? Mengapa mereka tidak

bisa menerima Prabowo, padahal tokoh itu sudah melakukan “operasi plastik

politik” sangat ekstrem seperti para selebritis Korea?

Prabowo sudah melakukan segala-galanya untuk mengubah citra dirinya.

Dari pro rakyat, jadi pro kapitalis. Dari anti China, jadi shohiban sama China.

Dari dekat ke Islam, jadi membuat marah Umat Islam. Dari konsep

kemandirian, jadi konsep “pasar bebas”. Dari kesan militeristik jadi

pejuang demokrasi sejati. Dan seterusnya. Kalau ada yang belum berganti

dari sosok Prabowo paling dua hal: agama dan jenis kelamin.

Page 51: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

51 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

c. Lucunya Kambing

Nah, mengapa kaum mafia China masih belum percaya juga dengan semua

“operasi plastik” Prabowo Subianto itu?

Ya alasannya kembali ke filosofi dasar hidup mereka. Kaum mafia China kan

terkenal dengan slogan: “Dari duit, oleh duit, untuk duit.” Dalam konteks

ini, mereka jadi sangat paranoid terhadap perubahan sistem pemerintahan

yang akan berdampak pada perubahan income dan kekayaan mereka.

Di mata mafia China berlaku prinsip semacam ini: “Jangan pernah

menunggu harimau akan berubah menjadi kambing. Lebih baik

kamu perlakukan semua hewan sebagai harimau.” Ini adalah tingkat

kewaspadaan tertinggi dalam penjagaan aset-aset kekayaan. Mereka tak

mau ambil risiko dengan menerima kemungkinan perubahan ideologi atau

pemikiran seseorang.

Hal yang sama juga berlaku bagi PKS. Meskipun Anis Matta sudah

mendatangkan grup penyanyi gereja dari NTT untuk manggung di tengah

perhelatan massa mereka di Senayan. Tetap saja, semua itu tak akan

mengubah pendirian mafia China terhadap PKS. Sama sekali tak akan

mengubah apapun. Dasarnya ya filosofi tadi: “Jangan pernah menunggu

harimau akan berubah menjadi kambing…“

Filosofi dasar kaum mafia China ini susah berubah, dengan cara apapun,

karena ia merupakan kunci eksistensi mereka di perantauan. Hal itu sudah

berlaku dalam lintasan sejarah selama ribuan tahun. Ini sudah clear dan

sulit berubah. Ia sudah inheren dengan kebudayaan oriental. Kalau berubah,

justru eksistensi jadi taruhan. Meminjam kata Nabi SAW: “Pena-pena

sudah diangkat, lembaran-lembaran sudah ditutup.”

Tak mungkin “operasi kamuflase politik” akan mengelabui mereka. Jangan

meremehkan sejarah mereka, ribuan tahun. Maka itu harusnya kalau

berpolitik yang LURUS-LURUS saja. Satu muka, satu pendirian, satu

integritas. Jangan suka mencla-mencle!

Page 52: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

52 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

d. Tokoh - Tokoh Utama Di Balik Kemenangan Jokowi Untuk

Preview

MUNGKIN tidak banyak yang tahu siapa tokoh dibalik kemenengan

Jokowidodo (Jokowi) dan Ahok dalam perebutan kursi DKI I, sehingga

mampu menjungkalkan pesaing terberatnya yang didukung partai besar dan

partai-partai Islam yakni Foke -Nara.

Dalam catatan penulis, ada tiga tokoh utama yang membuat kesuksesan

Jokowi - Ahok yakni:

1. Ibu Megawati Soekarno Putri

Ibu Megawati Soekarno putri Mantan Presiden RI

merupakan orang pertama yang menjadi tokoh utama dibalik

kesuksesan oleh Jokowi, dimana ibu Megawatilah yang

meminta kepada Jokowi untuk datang ke Jakarta dan

bersaing untuk memperebutkan DKI I.

Keputusan ibu Megawati pada saat itu, menjadi blunder

bahkan jadi bahan pembicaraan bagi para kader-kader PDI Perjuangan

terutama para kader-kader PDIP yang sudah lama mengincar kursi DKI I.

Sementara Jokowi ini bukan orang Jakarta, bahkan tidak pernah beraktifitas

di Jakarta. Lantas kenapa malah Ibu Megawati ini, memilih Jokowi yang

merupakan basis PDIP di Kota Solo dan orang Jakarta tak banyak mengenal

Jokowi. Tidak hanya itu, suami dari Megawati, Taufik Kemas juga

menyayangkan keputusan dari Megawati untuk memasangkan Jokowi yang

dianggap masih banyak kader PDIP yang ada di Jakarta lebih layak

dibanding Jokowi.

Sehingga ibu Megawati, sempat ragu untuk memasangkan Jokowi yang

kemudian akhirnya timbul tokoh utama lainnya Jusuf Kalla yang

memberikan support agar Megawati tetap konsisten memasangkan Jokowi.

Hingga akhirnya semua kader PDI Perjuangan bersatu padu untuk

memenangkan Jokowi pada Pilgub DKI ini.

Page 53: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

53 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

2. Jusuf Kalla

Keraguan yang dialami oleh Megawati Seokarno Putri untuk

memasangkan Jokowi pada Pilkada DKI ini, membuat Jusuf

Kalla memiliki peran atas majunya Jokowi menuju DKI I ini.

Sebab atas permintaan kader PDIP bahkan suami dari

Megawati sendiri membuat Megawati sempat ragu akan

memasangkan Jokowi, namun dari support JK lah akhirnya

Jokowi dipasangkan untuk Pilgub DKI hasilnya pada putaran pertama

bahkan putaran kedua Jokowi tetap unggul dan bisa memenangkan Pilgub

DKI ini.

Peran JK sangat besar dalam kemenangan Jokowi, tidak hanya strategi yang

diberikan oleh JK kepada Jokowi, bantuan dana, bantuan massa bahkan

bantuan timses juga diberikan JK terhadap Jokowi agar bisa memenangkan

perebutan DKI I. Hasilnya, tidak ragukan lagi JOKOWI mampu menjadi yang

terbaik dan itu sudah diprediksi oleh JK yang memang berkeyakinan bahwa

gaya kepemimpinan Jokowi mampu merubah Jakarta yang merupakan

miniatur kecil untuk Indonesia ini.

3. Prabowo Subiyanto

Nama Prabowo Subiyanto, sempat tampil dibeberapa tayangan media

elektronik yang mengajak kepada seluruh masyarakat Jakarta untuk

memilih Jokowi. Prabowo juga merupakan salah satu pilar

dibalik kemenangan Jokowi, dengan memakai partai

Gerindra yang kemudian dipasangkan dengan Ahok juga

hasil keputusan dari Prabowo yang mengganggap pasangan

yang pantas bagi Jokowi adalah Ahok. Prabowo banyak

memberikan masukan dan stretegi kepada Jokowi -Ahok, tidak hanya

strategi dia juga menginstruksikan agar semua kader Gerindra satu suara

untuk menyukseskan Jokowi -Ahok, bahkan Prabowo juga dengan senang

hati memberikan bantuan berupa dana untuk kemenangan Jokowi. Hasilnya,

kemenangan rakyat, kemenangan Jokowi dapat mengalahkan kemenangan

dari partai-partai besar dan hampir seluruh partai yang mengusung Foke -

Nara.

Tiga tokoh utama ini merupakan salah satu faktor kesuksesan dari Jokowi -

Ahok, sehingga Jakarta Baru bisa dipegang oleh Jokowi -Ahok. Semoga saja,

Page 54: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

54 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

visi dan misi yang diusung oleh Jokowi - Ahok bisa tercapai dan menjadi

sejarah bagi Indonesia Jakarta berhasil dibawah kepemimpinan Jokowi –

Ahok.

e. Kuda Hitam

MAJALAH TEMPO edisi Maret ini menampilkan cover dua kali berturut-turut

tentang Jokowi. Di penerbitan pertamanya 10 Maret 2014, TEMPO

mengungkap kelemahan Jokowi dalam menangani proyek-proyek bis Trans

Jakarta. Jokowi dianggap TEMPO gagal mengendalikan orang-orangnya

bermain-main dalam proyek impor bis dari China ini.

Orang mungkin menduga TEMPO telah berubah. Yang dulu mendukung

Jokowi sekarang mengkritisinya. Ternyata tidak. TEMPO tetap mendukung

Jokowi. Karena itu dalam edisi berikutnya 17 Maret 2014, TEMPO berbalik

mengungkap tentang kehebatan Jokowi. TEMPO pun mengungkap tentang

alasan Megawati atau PDIP di balik pencalonan Jokowi. Bahkan puji-puji ke

keluarga Soekarno pun diungkap. Karena Megawati tidak mencalonkan

anaknya Prananda atau Puan Maharani. TEMPO seolah menutup diri bahwa

keluarga Soekarno saat ini sudah tidak laku ‘dijual’ sebagaimana keluarga

mantan Presiden Soeharto.

Selain ramai di majalah –Majalah Info Bank edisi Maret ini juga mengelu-

elukan Jokowi- pencalonan Jokowi juga ramai di media sosial. Beberapa

kalangan mendukung Jokowi dengan alasan profesionalisme semata.

Kalangan yang menolak Jokowi sebagai capres cukup banyak. Terutama

kalangan tokoh Islam dan aktivis-aktivis Islam. Keluhan mereka terutama

dua kali Jokowi menjadi pejabat di Solo dan Jakarta, meninggalkan

pemimpin non Islam.

Hal ini nampaknya juga dirasakan tokoh Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Hidayat Nur Wahid. Hidayat yang dulu ikut kampanye menyukseskan

sebagai Wali Kota di Solo sepertinya “bertaubat”. Ketika pemilihan gubernur

di Jakarta, Hidayat tidak lagi menggadang-gadang Jokowi.

Jokowi, lelaki kelahiran Surakarta 21 Juni 1961 ini, memang fenomena.

Sikapnya yang luwes, merakyat dan rendah hati membuat banyak orang

kepincut padanya. Jokowi pun pintar dalam menangani masalah ekonomi di

wilayah yang dipimpinnya. Kekurangan Jokowi adalah keteguhan sikap dan

pemahaman Islamnya yang masih minim.

Page 55: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

55 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Kekhawatiran lain terhadap Jokowi mudah dikendalikan. Karena itu

majalah TEMPO pun mengungkapkan kekhawatiran akan dominannya

Megawati bila Jokowi menjadi Presiden . Ketundukannya pada Mega sangat

terlihat selama ini. Seolah-olah apapun yang dikatakan Mega, Jokowi

menurutinya. Beda dengan Tri Rismahariri, Kota Surabaya yang berani

kadang-kadang ‘mbalelo’ pada Mega atau PDIP.

Calon Presiden kedua yang mengemuka adalah Prabowo Subianto. Mantan

Danjen Kopassus ini menurut sejumlah survey lembaga politik, nomor dua

setelah Jokowi.

Dan bila PDIP tidak mencalonkan Jokowi, bukan mustahil Prabowo yang

menduduki peringkat teratas. Karena itu Prabowo tidak bisa

menyembunyikan kemarahannya dengan pencalonan Jokowi oleh PDI-

P.Prabowo sempat menyindir dengan mengatakan pemimpin harus bisa

dipercaya, memegang janji dan seterusnya. Ini adalah kritikan Prabowo

kepada Jokowi, karena Jokowi pernah berjanji di rumah Megawati akan

menjabat gubernur Jakarta selama lima tahun.

Prabowo yang diusung Gerindra memang punya sedikit keunggulan dengan

Jokowi. Berlatar belakang militer, lelaki kelahiran Jakarta 17 Oktober 1951

ini dinilai mempunyai sikap agak tegas dan kemungkinan tidak mudah

dikendalikan.

Tim ekonomi Prabowo pun cukup kuat. Prabowo pernah dikabarkan

mempunyai sejarah yang bagus dengan kalangan Islam di masa awal

reformasi. Saat itu Prabowo sangat dekat dengan tokoh-tokoh Dewan

Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) bahkan Muhammadiyah. Namun

belakangan, Prabowo mulai berubah.

Bila dulu semasa Danjen Kompassus ia berani menyerukan kata Allahu

Akbar di depan anak buahnya. Kini ia mulai berfikiran liberal sebagaimana

Jokowi. Sebagaimana Golkar dan PDIP, Gerindra pun banyak mengusung

calon-calon non Islam sebagai anggota DPR. Bahkan Basuki Tjah Purnama

(Ahok) yang setuju dengan kolom agama dalam KTP dihapuskan dan

pengadaan lokalisasi pelacuran yang menaikkan menjadi Wakil Gubernur

adalah Prabowo atau Gerindra.

Page 56: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

56 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Umat Islam masih punya calon. Ada nama Yusril Ihza Mahendra, Hidayat

Nur Wahid (HNW), Suryadharma Ali atau mungkin “kuda hitam” Didin

Hafidhuddin.

Yusril tokoh PBB ini, mempunyai latar belakang intelektual Islam yang baik.

Kelebihan Yusril juga pada keberaniannya mengungkapkan kebenaran. Sang

professor ini juga berpengalaman sebagai menteri di tiga Presiden . Ide-

idenya pun seringkali brilyan dan mendapat banyak pujian. Ia adalah salah

satu tokoh yang mengegolkan berlakunya syariat Islam di Aceh. Bahkan ia

mengaku dirinyalah yang membuat draft rancangan pemberlakuan syariat

Islam di Aceh Nanggroe Darussalam (NAD).

Kelemahan lelaki kelahiran Belitung 5 Februari 1956 ini adalah egonya.

Yusril kurang luwes dalam bergaul, kurang rendah hati dan sering

emosional. Beberapa tahun lalu, istrinya menjadi sorotan. Suaminya tokoh

partai Islam tapi tidak mengenakan jilbab. Tapi sebagai calon alternative

dari kalangan Islam, Yusril pasti lebih baik dari Prabowo atau (mungkin)

Jokowi.

Selain Yusril, Hidayat Nur Wahid juga banyak mendapat perhatian kalangan

umat Islam. Sikapnya yang rendah hati dan luwes dalam pergaulan

menjadikan dirinya dicalonkan sebagai salah satu calon Presiden PKS. Latar

belakang Islamnya yang kuat juga mendapat perhatian. Yang disayangkan

banyak aktivis Islam, Hidayat masih kurang berani menampilkan syariat

Islam bila berhadapan dengan khalayak umum.

Seperti jawaban Hidayat yang dinilai tidak taktis ketika ia berjanji tidak akan

menerapkan syariat Islam bila menjadi gubernur di Jakarta. Laki-laki

kelahiran Klaten 8 April 1960 ini kini mencalonkan diri sebagai anggota DPR

daerah pemilihan Jakarta.

Suryadharma Ali mestinya juga bisa menjadi pilihan umat. Pengalaman

Suryadharma menjadi menteri dan Ketua Umum PPP dapat dijadikan

pertimbangan untuk dicalonkan menjadi Presiden . Tapi karena PPP mungkin

tidak percaya diri dengan perolehan suaranya di DPR nanti, PPP tidak berani

mencalonkan dirinya menjadi Presiden . Sang Menteri Agama ini

menunjukkan keberaniannya dengan mengeluarkan kebijakan pembatasan

dakwah Ahmadiyah, meskipun wakil-wakil dari negara-negara besar

Page 57: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

57 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

menentangnya. Laki-laki kelahiran Jakarta 15 September 1956 ini cukup

bagus menejerialnya.

Bagaimana dengan Bang Haji Rhoma Irama yang dicalonkan PKB?

Nampaknya namanya hanya sebagai calon ‘jadi-jadian’. Karena PKB tidak

serius mencalonkan Rhoma. Bahkan di kalangan mereka sendiri sebagian

mencalonkan Mahfudz MD dan Jusuf Kalla. Selain itu Rhoma juga tidak

mempunyai pengalaman dalam memimpin.

Calon “kuda hitam” yang digadang-gadang kalangan aktivis Islam adalah

Prof Dr Didin Hafidhuddin. Sikapnya yang rendah hati, luwes dalam bergaul

dan mempunyai kepribadian kuat ini bisa menjadi alternatif.

Ketua Baznas ini juga mempunyai latar belakang intelektual Islam yang

kuat. Tahun 1999 ia pernah dicalonkan PKS untuk menjadi kandidat

Presiden . Ia dengan rekan-rekannya kini berhasil menggulirkan pentingnya

mengembangkan ekonomi Islam di negeri ini. Ia juga mempunyai agenda

hebat untuk “Islamisasi Pendidikan”.

Sayang karena kesibukannya di dunia pendidikan, laki-laki kelahiran Bogor

21 Oktober 1951 ini tidak lagi menjadi lirikan Parpol Islam untuk menjadi

calon Presiden . Padahal di antara capres yang ada, ia mungkin yang

terbaik. Ia berhasil membina anak-anaknya sehingga saat ini menjadi

intelektual-intelektual muda ekonomi Islam. Ia pun berhasil

mengembangkan Baznas sebagai organisasi yang disegani dalam

pengembangan zakat nasional. Dan bersama koleganya kini ia juga cukup

berhasil memelopori Islamisasi pendidikan di kampus.

Memang tidak mudah membawa “kuda hitam” ini ke area perpolitikan

nasional. Karena partai-partai Islam masih kuat egonya. Mereka jarang

sekali melirik calon-calon di luar partainya, untuk kepentingan umat yang

lebih besar. Kecuali kepepet!

Dan bila demikian lagi-lagi kita hanya akan memiliki pemimpin yang

‘minimalis Islamnya’. Mengingatkan kita pada perkataan ahli sejarah George

Santayana : “Mereka yang gagal mengambil pelajaran dari sejarah

dipastikan akan mengulangi sejarah itu.”

Rahasianya terletak pada 09 April 2014. Pada saat itu rakyat dipastikan

akan mendatangi bilik suara dan memberikan pilihannya pada caleg dengan

Page 58: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

58 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

seperangkat konsekuensi kepada partai yang nantinya akan mengusung

calon Presiden . PDI Perjuangan saat ini memiliki sosok yang sedang dieluk-

elukan dan digadang-gadang menggantikan SBY sebagai pemimpin negara.

Sosok itu memiliki pribadi yang sangat sederhana dan tanpa sempat

diperhitungkan sebagai magnet yang kuat, dengannya popularitas menjadi

semakin melejit terlebih kepada partai yang membesarkannya.

Maka kesia-siaanlah jika PDI Perjuangan tidak memanfaatkan momen ini,

apalagi jika langsung mendukung Prabowo sebagai Calon Presiden , bisa jadi

rakyat akan antipati kepada PDI Perjuangan dan berdampak pada

signifikansi penurunan suara PDI Perjuangan sementara itu menjadi salah

satu modal penting dalam Pilpres. PDI Perjuangan harus mahir melihat

situasi, yang dengannyalah ia menjual Jokowi dan rakyat diharapkan

membelinya dengan memilih PDI Perjuangan pada Pileg ini.

Sementara Prabowo dengan momen kampanye dalam kurun waktu tiga

minggu menggunakan “Batu Tulis” sebagai materi kampanye yang ia juga

harapkan akan semakin meningkatkan popularitas partainya dan juga

dirinya sebagai sosok yang terzalimi oleh Sisa Kekuasaan Orde Baru, Mantan

Presiden Habibie, Kasus Penculikan Aktivis 1998, Golkar, dan juga oleh

Megawati sendiri.

Dalam politik semuanya bisa saja terjadi, dan kehati-hatian akan lidah yang

tak bertulang sepatutnya senantiasa dipelihata. Cerita boleh saja berubah

nantinya manakala PDI Perjuangan mampu memberikan alasan yang dapat

diterima oleh rakyat mengapa tiba-tiba beralih tidak jadi melanjutkan

pencalonan Jokowi di Pilpres 2014.

F. Akhirnya, Demokrat Mendukung Prabowo-Hatta?

Sampai di penghujung masa jabatannya sebagai Presiden RI, Soesilo

Bambang Yudhoyono (SBY) masih saja menunjukkan sikapnya yang selalu

penuh dengan keragu-raguan, lamban dalam bertindak, plin-plan, dan tidak

konsisten antara ucapan dan tindakan.

Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, sikap SBY itu kelihatan lagi setelah

hasil Pileg (9 April 2014) tidak memungkinkan Demokrat mengajukan

capres-nya sendiri, sama dengan parpol-parpol lainnya, termasuk PDIP

sebagai pemenang Pileg. Bedanya, sampai dengan terbentuknya poros

koalisi PDIP dan Partai Gerindra, diikuti dengan parpol-parpol lain sudah

Page 59: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

59 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

menentukan arah koalisinya masing-masing, SBY dengan Demokrat-nya

belum juga bisa mengambil keputusan itu. SBY pun bimbang dan ragu

dalam kesendiriannya.

Ketidak tegasannya dan kebimbangannya itu pula yang telah membawa

“korban” untuk kesebelas peserta konvensi calon Presiden Partai

Demokrat, yang mubazir setelah berlangsung selama lebih dari delapan

bulan dengan biaya besar, berakhir tanpa membawa hasil apa-apa selain

pengumuman tentang pemenangnya. Kasihan tokoh-tokoh besar yang

berkualitas tinggi di sana, seperti Dahlan Iskan dan Anies Baswedan,

diperlakukan seperti peserta ajang kompetisi “Indonesian Idol” saja.

a. Keputusan Rapimnas Demokrat Dianulir Sendiri

Tiba-tiba pada Rabu, 28 Mei 2014, melalui Wakil Sektretaris Jenderal-nya,

Andi Nurpati, Partai Demokrat mengumumkan, SBY sebagai Ketua Umum

Partai Demokrat akan mengadakan rapat konsolidasi akhir untuk

menentukan arah dukungan Demokrat akan diberikan kepada pasangan

capres yang mana, pada Minggu (1/6/2014). Pada hari tersebut, SBY akan

mengundang seluruh pengurus DPP dan DPD Partai Demokrat di kediaman

SBY di Cikeas, Bogor.

“Di situ akan diputuskan akan diarahkan ke capres mana 10 persen suara

Demokrat ini,” kata Andi di kantor KPU Pusat Jakarta (Kompas.com).

Untuk keperluan tersebut SBY mengharapkan kedatangan masing-masing

pasangan untuk memaparkan visi dan misinya di hadapannya bersama

dengan segenap DPP dan DPD Partai Demokrat. Setelah visi dan misi itu

disampaikan barulah SBY/Demokrat akan memutuskan mereka berpihak

kepada siapa.

Inilah puncak dari ketidakkonsistennya SBY dalam memimpin partainya,

sekaligus ke-ge-er-an-nya ternyata masih benar-benar luar biasa.

Dalam Pileg kali ini bisa dikatakan Partai Demokrat adalah parpol

“pecundang” dibandingkan dengan parpol lainnya, meskipun masih

menduduki urutan keempat dengan perolehan suara 10,19 persen.

Dibandingkan dengan hasil Pileg 2009, Demokrat keluar sebagai pemenang

dengan 20,85 persen, tetapi kini merosot sampai separohnya.

Page 60: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

60 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Sudah “ditinggal” dalam kesendiriannya oleh parpol-parpol lain, tetapi, kok,

sekarang masih merasa diri paling penting dan paling dibutuhkan, sampai-

sampai pakai “mengundang” kedua pasangan capres-cawapres untuk

menyampaikan “presentasi” mereka di hadapan SBY/Demokrat, sebagai

prasyarat mendapat dukungan dari mereka.

Padahal, baru sepuluh hari berlalu, tepatnya pada Minggu, 18 Mei 2014,

seusai Rapimnas Partai Demokrat, dengan sangat jelas SBY sendiri yang

mengatakan bahwa berkenan pemilihan Presiden tahun 2014 ini, Partai

Demokrat memutuskan tidak akan berpihak atau bergabung dengan kubu

capres-cawapres mana pun, baik itu kubu Jokowi, maupun Prabowo

Subianto.

SBY dalam pernyataannya yang dibaca itu mengatakan, meski memilih

netral, kader dan simpatisan Demokrat dipersilakan untuk memberikan

suara kepada calon Presiden yang memiliki platform yang segaris dengan

Demokrat

Kata SBY, “Rapimnas berpendapat, lebih mulia dan terhormat bagi partai

untuk mandiri dan tidak meminta-minta untuk sebuah kekuasaan… Partai

Demokrat akan fokus membenahi internal partai lima tahun mendatang

secara serius dan berkelanjutan. … Hal ini untuk menuju partai yang

modern, profesional, dan berdedikasi terhadap rakyat” (Kompas.com).

Ternyata, baru sepuluh hari kemudian SBY sudah berubah pikiran. Dia akan

memutuskan sebaliknya dari apa yang dia sendiri umumkan mengenai hasil

keputusan Rapimnas Demokrat tersebut di atas. Jadi, ternyata, keputusan

Rapimnas itu tidak ada harganya. SBY, sebagai Ketua Umum Partai

Demokrat tidak menghargai keputusan Partainya sendiri. Keputusan

Rapimnas Demokrat pun dianulir sendiri.

Katanya, tidak akan berpihak kepada pasangan capres-cawapres mana pun

juga, katanya lebih mulia dan terhormat jika mandiri, katanya akan fokus

membenahi internal partai demi mendedikasikan diri kepada rakyat.

Ternyata, semua itu hanya retorika murahan belaka.

b. Sandiwara Politik SBY

Saya curiga rapat konsolidasi akhir Partai Demokrat itu dengan agenda

mendengar “presentasi” pasangan capres-cawapres tentang visi dan misi

Page 61: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

61 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

mereka itu, sebenarnya hanyalah sebuah sandiwara politik semata. Sebab

sebenarnya SBY sudah memutuskan akan membawa Demokrat bergabung

dengan kubu Prabowo-Hatta

Hal ini bisa dilihat dengan begitu cepatnya respon Prabowo-Hatta terhadap

“undangan” SBY untuk menghadiri rapat konsolidasi akhir dengan agenda

tersebut di atas. Prabowo-Hatta sudah memastikan hadir. Jadi,

kemungkinan besar mereka sudah dihubungi oleh pihak Demokrat untuk

keperluan tersebut. Sebaliknya dengan kubu Jokowi-JK, yang sampai saat ini

menyatakan belum dihubungi oleh Demokrat. Mereka hanya tahu dari

media. Diundang, atau pun tidak, kubu Jokowi-JK / PDIP telah memutuskan

untuk tidak bakal hadir di acara Demokrat tersebut, karena tidak melihat

adanya urgensinya, apalagi bukankah SBY sendiri telah menyatakan hasil

keputusan Rapimnas Demokrat adalah bersikap netral, tidak bakal berpihak

kepada pasangan capres-cawapres manapun juga? Kok, sekarang berubah

180 derajat?

Ketidakhadiran Jokowi-JK nanti, akan semakin memperkuat keputusan SBY

untuk mendukung Prabowo-Hatta. Jika ini sampai benar terjadi, maka, akan

semakin gemuk koalisi poros Gerindra itu, semakin banyak para politikus

oportunis dan pragmatis berkumpul di sana. Semakin banyak dan

semakin beraneka ragam pula kepentingan-kepentingan politik di sana, yang

berpotensi besar melahirkan konflik internal.

SBY dan Demokrat adalah penganut sejati sistem ekonomi liberal, itu pula

sistem ekonomi yang dijalankan di dalam 10 tahun pemerintahannya.

Sedangkan Prabowo dan Gerindra sudah jelas dalam manifesto politiknya

menyatakan dirinya sebagai penganut ekonomi kerakyatan. Bahkan,

di manifestonya itu pula Gerindra mengecam sistem ekonomi liberal yang

dianut pemerintah sekarang ini (SBY). Dapatkah air dan minyak bertemu

dalam satu belanga?

c. SBY Ingin Rujuk dengan Megawati

Bisa jadi, agenda rapat konsolidasi akhir di hari Minggu, 1 Juni 2014 itu juga

sebenarnya merupakan reaksi akhir SBY setelah berkali-kali berusaha

mendekati Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, untuk keperluan

rekonsiliasi di antara mereka, tetapi tidak kunjung disambut Megawati.

Page 62: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

62 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Upaya SBY rujuk dengan Megawati itu terakhir kali dinyatakan oleh SBY

melalui akun YouTube resmi miliknya, yang diunggah pada 25 April 2014.

Pada kesempatan itu, SBY mengatakan bahwa sejak lama dirinya ingin

berkomunikasi dengan Megawati Soekarnoputri, sebagai Ketua Umum PDIP.

Dia berharap, komunikasi dengan Megawati itu bisa terjadi seperti halnya

komunikasinya dengan tokoh-tokoh partai politik lain.

“Saya ini ingin berkomunikasi dengan siapa pun, termasuk dengan Ibu

Megawati, sepanjang komunikasi itu berlangsung dengan baik, berangkat

dari niat yang baik pula, dan semuanya tentu untuk kepentingan bangsa dan

negara. Terlebih ketika kita sedang memikirkan siapa pemimpin bangsa

yang akan datang. Komunikasi seperti itu diperlukan,” kata SBY.

Tetapi, ditunggu-tunggu, tidak ada respon dari Megawati. Rupanya,

Megawati sulit untuk memaafkan SBY atas perselisihan mereka dahulu.

Atau, mungkin karena Mega melihat adanya ketidaktulusan SBY dalam

ajakan rujukannya itu.

d. “Capres Paling Berbahaya”

Kemudian di tayangan YouTube-nya yang kini diberi nama “Suara

Demokrat,” diunggah pada 7 Mei 2014, lewat sebuah wawancara, SBY

membuat pernyataannya bahwa dia hanya akan mendukung calon Presiden

yang bisa memberikan perubahan dan janji-janji yang tidak muluk. Menurut

dia, visi misi dan juga janji politik sangat penting dalam mempertimbangkan

pilihan terhadap calon Presiden . Dia melihat, saat ini janji-janji calon

Presiden ada yang sangat berbahaya.

Visi dan misi calon Presiden yang disebut sangat berbahaya itu adalah

keinginannya untuk melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahan asing,

dan tekadnya untuk mengembalikan UUD 1945 kembali seperti sebelum

diamandemenkan.

“Saya tidak akan mendukung, capres mana pun, kubu mana pun yang janji-

janjinya justru membahayakan bangsa kita. Itu maksud saya concern pada

platform dan janji kampanye,” tegas SBY di tayangan YouTube-nya itu..

Meskipun, tidak menyebutkan nama, semua orang tahu bahwa yang

dimaksud SBY adalah capres Prabowo Subianto. Sebab hanya Prabowo

yang pernah mengeluarkan dua pernyataan itu.

Page 63: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

63 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Tetapi, kini ternyata, SBY malah mengundang “capres yang sangat

berbahaya” itu untuk diuji visi dan misinya, dengan kemungkinan untuk

mendukungnya. Kelihatannya, uji visi dan misinya itu hanyalah formalitas

belaka.

Maka, patut diduga bahwa pernyataan SBY tentang “capres berbahaya” itu

juga sebenarnya hanyalah bagian dari sandiwara politiknya.

SBY sengaja membuat pernyataan tentang Prabowo sebagai capres

berbahaya itu, dengan harapan akan mampu membuat Megawati tertarik

melakukan rekonsiliasi dengannya demi memperoleh dukungan dari

Demokrat. Untuk dirinya sendiri, Demokrat, mengharapkan mendapat

keuntungan dari PDIP jika Jokowi menang dalam Pilpres nanti. Tetapi

perhitungan dan harapan itu lagi-lagi gagal. Megawati tetap tidak

meresponnya. SBY masih menunggu, …. tetapi tidak juga ada respon.

e. Idealisme Berumur 10 Hari

Sebenarnya, SBY memang tidak begitu senang dengan Prabowo Subianto.

Oleh karena itu, meskipun gagal mengambil hati Megawati, dalam Rapimnas

Demokrat pada 18 Mei itu, diputuskan Demokrat bersikap netral, tidak

berpihak kepada capres mana pun, demi mendedikasikan diri kepada rakyat

banyak. Tetapi, karena dasarnya tidak punya pendirian tetap dan mungkin

ingin tetap merasa nikmatnya kue kekuasan, setelah “kesepian” dalam

kesendiriannya karena semua parpol sudah bergabung dengan dua poros

koalisi itu, SBY tidak tahan lagi. Idealismenya itu hanya bisa bertahan 10

hari. Maka, kemungkinan besar SBY akan membawa Demokrat bergabung

dengan poros Prabowo-Hatta, yang akan diputuskan pada Minggu, 1 Juni

2014 itu. Apalagi, bukankah besannya sendiri menjadi cawapres?

H. Antara Jokowi dan Prabowo

Banyaknya ulasan mengenai kans kedua kandidat capres-cawapres RI 2014

menggelitik kita untuk turut menimbang bobot keduanya. Meski dalam

berbagai polling sebelumnya Jokowi merupakan kandidat paling unggul,

tetapi majunya Prabowo menjadikan persaingan terasa kian berimbang.

Berbagai manuver dan strategi keduanya bahkan sering dipandang sebagai

penentu siapakah capres-cawapres RI yang akan dipilih rakyat.

Bagaimanapun pilpres bukan persoalan siapa yang paling mampu memimpin

Page 64: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

64 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

negara, tetapi siapa yang paling mampu mempengaruhi pilihan rakyat

dengan berbagai cara.

Terlepas dari strategi politik mana yang lebih berhasil, masing-masing

capres memiliki keunggulan dan kelemahan potensi elektabilitas , dalam arti

daya tarik maupun daya pelemah pilihan masyarakat. Singkat kata, di negeri

ini berlaku adagium, “disukai lebih baik dibanding kemampuan”. Di antara

potensi dimaksud adalah:

1. Personal

Dari segi postur, Prabowo mungkin lebih menarik dibanding Jokowi.

Penampilan fisiknya yang tegap dengan suara tegas khas pemimpin militer

selama ini menjadi daya tarik yang tak dapat diabaikan. Prabowo memiliki

keuntungan fisik layaknya SBY dalam dua pilpres sebelumnya. Masyarakat

pedesaan umumnya lebih menyukai sosok pemimpin yang penampilannya

meyakinkan.

Meski dari segi postur tidak segagah prabowo, Jokowi memiliki keunggulan

dari segi integritas sosial dan moralnya. Kesan sebagai pribadi yang bersih

dan berintegritas begitu lekat pada mantan wali kota Solo dan gubernur DKI

ini. Hingga saat ini masih sangat sedikit pemimpin negeri ini yang mampu

menunjukkan integritas dengan tingkat keterpercayaan seperti Jokowi.

2. Kepemimpinan

Jokowi dikenal sebagai sosok merakyat yang tidak lazim dijumpai dalam

tradisi kepemimpinan politik di negeri ini. Jokowi telah menunjukkan sebuah

gaya kepemimpinan yang tidak elitis dengan kebiasaannya turun langsung di

tengah masyarakat (blusukan) dan melakukan berbagai gebrakan. Jokowi

dikenal tegas dalam mengambil tindakan, tanpa mempedulikan dampak

politis bagi dirinya.

Prabowo tidak memiliki catatan kinerja seperti itu, mengingat dia tidak

pernah berperan langsung di arena politik dan pemerintahan. Pengalaman

Prabowo memimpin militerlah yang mampu memberi keyakinan bahwa dia

mampu memimpin dengan baik. Kesan tegas yang ditampilkan dalam iklan-

iklan politik di televisi memberi pengaruh signifikan dalam membentuk

pandangan publik, terutama rakyat bahwa mengenai kesan

kepemimpinannya.

Page 65: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

65 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

3. Visi

Berdasarkan kiprah politiknya selama ini, Jokowi memperlihatkan visi

kepemimpinan yang jelas dan konkrit mengenai bagaimana melakukan

perubahan sosial. Pola pikir Jokowi sepertinya dekat dengan pemikiran

sosialisme kritis yang melakukan perubahan secara langsung dan dialektis,

sehingga mampu melakukan perubahan konkrit seperti yang dilakukannya di

Solo dan Jakarta.

Prabowo lebih mengesankan visi kepemimpinan kharismatik yang sarat

jargon retorik, seperti ungkapan populernya yang bermimpi membangun

macan Asia mengaum kembali. Sekalipun tindakan konkrit untuk

mewujudkannya tak begitu jelas akan seperti apa, tetapi ungkapan-

ungkapan retorik seperti itu masih mampu menjadi daya tarik bagi

masyarakat bawah.

4. Track Record

Rekam jejak Jokowi boleh dibilang relatif belum ada cela hingga saat ini.

Kalaupun muncul ungkapan-ungkapan ketidakpuasan, lebih banyak

bertendensi politis dibanding faktual. Bahkan rekam jejak itulah yang

membawa Jokowi sampai pada pencapaiannya saat ini. Sekalipun demikian,

bukan berarti Jokowi serta merta disukai semua orang, sebab tak sedikit

orang yang “tersakiti” oleh kebijakan Jokowi.

Praabowo memang memiliki rekam jejak yang tak lebih baik, mulai dari

keluarga yang tidak harmonis dan kasus HAM di masa lalu. Meski demikian,

karakter masyarakat Indonesia yang sangat pemaaf menjadikan rekam jejak

tersebut tak akan berpengaruh signifikan. Bahkan saat ini tidak sedikit

mereka yang pernah menjadi “korban” Prabowo justeru menjadi pendukung

setianya.

5. Resistensi

Resistensi Prabowo yang menonjol terletak pada beberapa isu dan kasus di

masa lalu, yang sebenarnya sudah dilupakan oleh mayoritas masyarakat.

Hanya sebagian kecil kaum pergerakan yang mengeksploitasi kasus-kasus

tersebut, tetapi sepertinya tak berdampak signifikan bagi pemilih di tingkat

bawah. Bagi masyarakat kebanyakan, kasus-kasus tersebut sepertinya tak

lebih penting dibanding sosok sang calon pemimpin.

Page 66: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

66 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Resistensi terhadap Jokowi lebih nyata, terutama dari segi pola

kepemimpinan PDIP dan sebagian kaum Islamis. Gaya elitis dan tidak

simpatik Megawati dan Puan Maharani dipandang menyebabkan kurang

antusiasnya masyarakat untuk memilik Jokowi, meski sebenarnya kebijakan

dan kepemimpinan Jokowi selama ini tak tampak terpengaruh atau

intervensi keduanya. Tantangan terberat justeru dari sebagian kaum Islamis

yang berpendangan stereo type, yang suka mengeksploitasi isu SARA.

Page 67: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

67 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

BAB III

KAMPANYE

Setiap lima tahun, kita akan “diganggu” berbagai kampanye: Pilpres, Pilkada

Gubernur, Pilkada Walikota, Pemilu Legislatif (pusat, Provinsi, dan kota). Ini

bisnis besar dan makan biaya besar. Kegunaan bagi sang calon jelas: agar

dikenal dan bisa dipilih. Tapi kegunaan bagi masyarakat mungkin rendah.

Tujuan kita: mendapat pemimpin terbaik. Tapi mana bisa memperoleh

pemimpin yang baik dalam waktu satu bulan kampanye. Pemimpin harus

dikembangkan dari bawah. Makan waktu bertahun-tahun, kalau tidak

berpuluh tahun.

Dan, daripada calon menghabiskan dana milyaran, lebih baik ia

menghabiskan waktu mengembangkan diri dan belajar memikul

tanggungjawab dari skala kecil menuju skala besar.

Masyarakat harus me-reward pemimpin seperti ini dengan mencoblos

mereka. Jadi masyarakat harus memilih calon-calon yang terbukti bisa

memimpin, melayani dan menyuarakan hati masyarakat. Jangan asal pilih.

A. Manfaat Social Media untuk Kampanye Politik

Judul tulisan diatas memang saya tujukan kepada seluruh para caleg di

seluruh Indonesia, bahwa Social media, TV, Radio, Koran adalah suatu alat,

hal yang paling penting untuk memenangkan suatu kampanye adalah jelas

sebuah karakter. kita lihat beberapa bulan terakhir ini pemilihan-pemilihan

di di Indonesia pemenangnya karena sebuah karakter yang kuat, mulai dari

Pilkada jakarta, Pilkada Jawa tengah dan Pilwakot Bandung. semua

pemenang disana kuat dalam membangun karakter mereka. meskipun hal

itu semua didukung juga oleh team marketing yang mengintegrasi antara

media online dan konvensional.

Dulu di pilpres 2009 memang digital marketing belum se populer sekarang,

tetapi di tahun 2013 ini Social media di Indonesia tumbuh sangat pesat, ada

55 juta pengguna internet, ada 51 juta pengguna facebook, ada 29 juta

pengguna twitter, ada 5 juta blogger, ada 1 milliar view di video youtube.

Page 68: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

68 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

nah kerumunan di online ini apakah sebuah peluang? jelas ini adalah

peluang, banyak pemilih di Indonesia yang berkerumun disini. hanya

bagaimana kita memanfaatkan orang-orang ini membantu anda untuk

menjadi corong yang positif.

Ada 5 hal di digital Marketing yang bisa dimanfaatkan untuk para Caleg

2014 nanti antara lain sbb:

1) Social Media sebagai alat untuk menyampaikan pesan di media online.

Social media jelas membuat kita tidak terbatas ruang dan waktu, kita

bisa berkomunikasi dengan siapapun dibelahan dunia, dan karena

social media bersifat horisontal conversation maka orang-orang yang

ada di online akan membantu anda untuk menyampaikan pesan para

caleg kepada pemilih

2) Media untuk membangun personal branding. Dengan adanya Social

Media dan Blog kita dapat membangun diri kita sesuai dengan apa

yang kita mau, dengan social media kita dapat memperkenalkan diri

kita seperti kita yang sebenarnya. kita bisa menulis tentang visi dan

misi kita, kita dapat menampilkan skill kita tanpa ada batasan-

batasan.

3) Media untuk membangun Network dan Conversation. Dengan tidak

ada batasan-batasan dalam internet, jelas kita dapat berinteraksi,

berdiskusi dan membangun network dengan siapa aja yang dapat

membantu kita untuk memenangkan kampanye kita.

4) Mempercepat Penyebaran informasi tentang anda. Dengan tidak

adanya batasan-batasan dan sifat social media yang horisontal

informasi tentang kita akan mudah tersebar di penjuru dunia,

sehingga kita akan terbantu dengan penyebaran-penyebaran informasi

yang positif tentang kita.

5) Social Media adalah Global Word of mouth. Sekali lagi dengan sifat

social media yang tanpa batasan dan bersifat horisontal jelas sekali

bahwa word of mount akan mudah terjadi di tools ini

Sebenarnya banyak manfaat yang kita dapat dari social media, dan social

media menjadi elemen penting untuk kampanye tetapi hal ini harus

digabungkan dengan beberapa kampanye konvensional karena mengingat

Page 69: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

69 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

pemerataan internet di Indonesia yang masih kurang. jadi kita harus dapat

mengintegrasikan antara kampanye yang dilakukan di offline dan di online.

B. Kampanye Penentu Kemenangan Apa itu?

Tahun 2014 bisa dikatakan sebagai tahun yang spesial bagi Indonesia,

bersebab akan dilaksanakannya Pemilu Presiden untuk menentukan

Presiden serta wakil Presiden Indonesia untuk periode lima tahun ke

depan. Seiring kian dekatnya hari H - 9 Juli mendatang - suasana yang

bersifat kampanye dari berbagai pihak yang mendukung kandidatnya pun

kental terasakan.

Diprediksikan kita memiliki dua opsi, yaitu menjatuhkan pilihan kepada

capres dan cawapres; Jokowi-Kalla, atau Prabowo-Hatta. Dukungan kepada

para capres dan cawapres kita pun tidak sekadar berasal dari sejumlah

parpol, tetapi juga masyarakat yang cukup antusias, dibanding dengan

pilpres di masa lalu.

Terlepas dari kegiatan kampanye serta pemberian dukungan yang dilakukan

secara sehat - baik oleh parpol atau masyarakat - ada pula kampanye

maupun dukungan yang dilakukan secara tidak sehat, atau disebut

kampanye hitam (black campaign). Bisa itu melalui mulut ke mulut, opini

dari tokoh yang dianggap populer di masyarakat, dan juga media sosial atau

apa pun itu yang dapat dengan mudahnya disebar melalui jaringan internet

yang dewasa ini cukup akrab digunakan oleh masyarakat kita.

Jadi, apabila pada pilpres masa lalu iklan kampanye cenderung hanya

muncul lewat baliho, iklan televisi atau media cetak, kini kampanye atau apa

saja yang bersifat memberi dukungan kepada kandidat tertentu, mulai

dihadirkan dengan cara yang baru. Terlebih dengan kecanggihan teknologi

software yang berkembang pesat, seorang pendukung cenderung

memanipulasi suatu foto, kemudian menyebarluaskannya dengan tujuan

pencemaran nama baik, fitnah, atau adu domba dengan mengaitkan suatu

nama, atau lembaga. Terkadang, hal itu bahkan sangat kelewatan hingga

berujung penghinaan.

Page 70: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

70 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

a. Filter Informasi yang Datang

Dalam pilpres, memilih siapa sebagai Presiden dan wakil Presiden adalah

hak setiap individu, yang tanpa harus terikat pada pemaksaan, hasutan,

atau bahkan sistem pertukaran persyaratan - kendatipun praktik demikian

masih selalu ada. Namun, bukan berarti kita harus menutup diri untuk

hanya tetap yakin kepada pilihan sendiri yang belum tentu baik.

Masyarakat diharapkan menjadi pemilih yang cerdas, kritis, dan paham akan

perkembangan politik. Jangan hanya melihat dari kulit luar, atau mendengar

apa yang belum tentu benar, lantas terbawa oleh arus begitu saja.

Seyogianya masyarakat juga perlu mencari informasi, memprediksi segala

kemungkinan di masa mendatang, mempelajari karakteristik dari para

kandidat, visi dan misi yang ditawarkan, serta menganalisis latar dari hal-hal

yang berkaitan dengan para kandidat.

Setiap informasi hendaknya difilter, apakah itu benar-benar informasi yang

berdasarkan realita, atau sekadar opini yang bersifat provokatif. Opini

provokatif itu sendiri tak jarang tersebar dengan mudah melalui media. Ada

yang dijabarkan dengan sempurna sehingga terlihat seolah sangat logis,

bahkan ada yang sama sekali tidak logis, lantaran si provokator adalah

seorang pabrik figur yang kerap disoroti media pencari bahan berita.

Ironisnya, terkadang opini itu juga dihubungkan dengan suatu metode

ramalan, di mana disertai pula sejumlah sugesti yang menakuti-nakuti

masyarakat, semisal berdasarkan ramalan negara kita perlu dipimpin si A

agar lebih baik, atau tidak boleh dipimpin oleh si B yang membawa

kehancuran. Padahal, kita tidak membutuhkan dukun untuk menyukseskan

pilpres. Katakanlah, Indonesia bukanlah sebuah negara yang memilih

Presiden berdasarkan ramalan.

b. Libatkan Orang Berpengaruh Pada Masyarakat

1. Penjaga Pintu Masuk

Setiap Kali Ada Kegiatan “Penjaga Pintu Masuk” (Kalau Ada Kegiatan Di

Desa Selalu Kulonuwun Atau Minta Dukungan Dari Yang Bersangkutan),

Page 71: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

71 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Apapun Yang Kita Lakukan Yang Menyangkut Orang Banyak, Pastinya

Memerlukan Izin Dari Beberapa Pihak, Agar Apa Yang Kita Lakukan Dapat

Berjalan Dengan Baik. Salah Satu Yang Harus Dilakukan, Yaitu Dengan

Membuat Surat Izin Kegiatan, Yang Ditujukan Kepada Pihak Yang

Bersangkutan Dengan Kegiatan Yang Akan Kita Lakukan. Kegiatan Yang

Menyangkut Orang Banyak, Pastinya Perlu Izin Beberapa Pihak Yang

Berkaitan Dengan Tempat Kegiatan Dilaksakan, Orang-Orang Sekitar Yang

Mungkin Akan Terganggu Ketenangannya Karena Kegiatan Kita. Dan

Tentunya Izin Dari Yang Akan Terlibat Langsung Dengan Kegiatan Yang Akan

Kita Lakukan.

Salah Satu Hal Penting Untuk Mendukung Suatu Kegiatan Adalah Keamanan.

Jika Kegiatan Kita Ingin Berjalan Lancar Hendaknya Memberitahu Dan

Meminta Izin Dengan Aparat Keamanan Terdekat. Untuk Menjaga Hal-Hal

Yang Tidak Diinginkan.

2. “Pengasuh Masyarakat’” (Tokoh Yang Suka Diminta Nasihat)

Tokoh Masyarakat Sebagai Media Untuk Meredam Suasana Maupun Untuk

Menyebar Informasi Serta Untuk Mengajak Kaumnya Yang Simpati Untuk

Memilih Kandidat Pencalonan Tertentu.

Tokoh Masyarakat Merupakan Orang Yang Memiliki Pengaruh Dan Dihormati

Oleh Masyarakat Karena Kekayaan Pengetahuannya Maupun Kesuksesannya

Dalam Menjalani Kehidupan. Ia Menjadi Contoh Atau Teladan Bagi Orang

Lain Karena Pola Pikir Yang Dibangun Melalui Pengetahuan Yang Dimiliki

Sehingga Dipandang Sebagai Seseorang Yang Pandai Dan Bijaksana Juga

Menjadi Panutan Bagi Banyak Orang.

Dengan Kekayaan Intelektual Dan Keberhasilan Yang Dimiliki

Seorang Tokoh Masyarakat, Ia Memiliki Peran Penting Dalam

Pembangunan Nasional Indonesia. Perannya Dalam Pembangunan Tentu

Disesuaikan Dengan Keahliannya. Seorang Tokoh Masyarakat Yang Berfokus

Pada Pendidikan, Perannya Akan Optimal Bagi Dunia Pendidikan, Tapi

Biasanya Ia Berperan Juga Dalam Memberikan Masukan Atau Membantu

Mengambil Putusan Di Tengah Lingkungan Masyarakatnya.

Page 72: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

72 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Sebagai Sosok Yang Dianggap Memiliki Kekayaan Intelektual, Kesuksesan,

Dan Kebijaksanaan, Tokoh Masyarakat Menjadi Seseorang Yang Selalu

Ditunggu Peranan Dan Pertimbangan Kebijaksanaannya Terhadap

Suatu Permasalahan Yang Terjadi Di Masyarakat. Misalnya Mengenai

Fenomena Sosial Munculnya Premanisme Dan Kekerasan Yang Akhir-Akhir

Ini Sering Terjadi.

Mengenai Fenomena Sosial Ini, Tentu Seorang Tokoh Masyarakat Akan

Dimintai Pendapat Sekaligus Peranannya Dalam Mengatasi Permasalahan

Yang Terjadi. Dengan Demikian, Peran Seorang Tokoh Masyarakat Penting

Bagi Pelaksanaan Pembangunan Nasional Di Indonesia. Melalui Pola Pikir

Dan Kebijaksanaannya, Ia Akan Menjadi Panutan Banyak Orang Sehingga

Berpengaruh Dalam Menyebarkan Pemikiran Baik Dalam Masyarakat.

Terkait Dengan Pembangunan Nasional, Beberapa Bidang Yang Perlu

Dikedepankan Adalah Bidang Pendidikan Dan Sosial Budaya Di Samping

Bidang Hukum Dan Ekonomi. Bidang Pendidikan Menjadi Wadah Negara

Dalam Membangun Intelektualitas Masyarakat. Melalui Pendidikan,

Masyarakat Diajarkan Untuk Tidak Hanya Pandai Dalam Pengetahuan

Umum, Tapi Ditanamkan Nilai-Nilai Agama Dan Moral Sebagai Bekal

Mengaplikasikan Pengetahuan Yang Dimiliki.

Sementara, Bidang Sosial Dan Budaya Menjadi Bidang Yang Mewadahi

Pembangunan Karakter Masyarakat Melalui Kehidupan Sosial Dan

Kebudayaan Yang Dibangun Dengan Baik. Bagi Kedua Bidang Ini,

Masyarakat Indonesia Memiliki Tokoh Yang Perannya Selalu Dinanti Dalam

Pelaksanaan Pembangunan Indonesia.

3. “Tukang Gosip” (Tokoh Yang Suka Bicara Atau Banyak Bergaul),

Tukang Gossip Dimanfaat Untuk Sebagai Penyebar Informasi , Mengetahui

Informasi Lain Sampai Dimana Informasi Di Itu Serap Oleh Masyarakat Serta

Mendeteksi Isu-Isu Itu Berkembang.

Gosip Adalah Sebuah Istilah Modern Dari Menggunjing Atau Dalam Bahasa

Jawanya "Ngerasani." Gosip Cenderung Sekali Terdapat Pada Diri Seorang

Wanita, Bukan Wanita Namanya Jika Tidak Memiliki Keahlian Dalam

Page 73: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

73 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Bergosip, Jika Tidak Memiliki Keahlian Bicara Dan Jika Tidak Memiliki

Kecepatan Dalam Bicara. Disinilah Kita Perlu Bongkar Selebar-

Lebarnya, Mengapa Wanita Suka Bergosip?.

Sebenarnya Lelaki Pun Juga Bergosip, Namun Perbedaannya Adalah Dalam

Tingkat Keseriusan Dan Keabsahan Gosip Itu Sendiri. Cieee.. Perbedaan

Yang Sangat Mendasar Dari Gosip Pria Dan Wanita Adalah, Pria Bergosip

Didasarkan Atas Keinginan Untuk Bercanda Atau Dalam Bahasa Jawanya

"Guyon" Sedangkan Wanita Bergosipnya Adalah Karena Membongkar Tuntas

Kesalahan Orang Lain Atau Lebih-Lebih Yang Ia Benci Dan Tidak Disukai. :)

Ilmu Kegosipan Wanita Inilah Yang Tanpa Diajari Baik Disekolah Maupun

Dalam Perguruan Tinggi, Namun Itu Adalah Memang Salah Satu Fitrahnya

Yang Baik Namun Disalah Gunakan. Sebagai Contoh, Ketika Sudah

Berkumpul Dengan Sesama Wanitanya, Ngobrol Hal Lain Nanti Ujung-

Ujungnya Pasti Memakan Korban, Padahal Sebenarnya Ia Juga Di Gosipi

Oleh Orang Lain, Jadi Semakin Tinggi Ilmu Kegosipan Maka Akan Semakin

Hilang Rasa Persaudaraan.

a) Wanita Suka Berbicara

Jangan Sampai Mengajak Debat Wanita, Wanita Itu Pada Dasarnya Suka

Sekali Dengan Bicara, Walaupun Sebenarnya Wanita Itu Terlihat Malu-

Malu Kucing, Namun Sebenarnya Sekali Berkata, Dua Tiga Pulau

Terlampaui. Ehehehe. Oleh Sebab Itu, Ini Adalah Faktor Penyebab Adanya

Gosip. Terjadi Karena Ketiadaan Rasa Capek Dalam Berbicara, Justru Akan

Semakin Semangat.

b) Hoby

What? Hoby? Iya Benar Sekali, Bergosip Adalah Salah Satu Dari Hob

Wanita. Tidak Akan Mungkin Wanita Yang Tidak Berhoby Gosip Akan

Menggosip, Justru Banyak Sekali Yang Menjadikan Bergosip Ini Sebagai

Bagian Dari Hobinya. Bahkan Gosip Pun Di Anggap Sebuah Sharing Antara

Satu Wanita Dengan Wanita Yang Lain. "Eh, Jeng . Si Anu Lho Gini, Si Itu

Lho Gini, Tau Gak Jeng, Kemarin Itu Bla Bla Bla..."

c) Sulit Menahan Perasaan

Page 74: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

74 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Ada Pepatah Buatan Saya Sendiri Mengatakan Sekuat-Kuatnya Rasa

Dipendam Oleh Wanita, Rasa Itu Akan Semakin Muncul Ke Permukaan.

Jadi, Jika Wanita Membenci Sesuatu, Tidak Suka Dengan Si A Atau Pun Si

B, Sekuat-Kuatnya Tidak Membocorkan Aib Si A Dan Si B, Maka Akan

Terbongkar Dengan Ucapannya. Inilah Yang Disebuat Jika Wanita Itu

Sulit Sekali Untuk Bersikap Menahan Diri.

d) Bergosip Mengurangi Stress

Gosip Membantu Untuk Mengurangi Tingkat Stress Wanita Karena Bagi

Wanita Berbicara Dengan Orang Lain Adalah Sesuatu Yang Fun Layaknya

Seperti Pria Yang Suka Bermain Games.

e) Bergosip Merupakan Cara Mereka Untuk Mencari Teman

Gosip Membuat Wanita Mudah Akrab Dengan Temannya. Ketika Mereka

Tidak Memiliki Topik Untuk Dibicarakan, Maka Pilihan Mereka Akan Jatuh

Pada Gosip. Pembicaraan Mengenai Orang Lain Tidak Akan Pernah Habis

Sehingga Gosip Akan Membantu Pembicaraan Untuk Terus Mengalir.

f) Bergosip Merupakan Guilty Pleasure

Wanita Tahu Bahwa Membicarakan Keburukan Orang Lain Merupakan Hal

Yang Tidak Benar. Namun Mereka Tetap Melakukannya Karena Bergosip

Memiliki Sensasi Yang Disebut Perasaan Bersalah Yang Menyenangkan

(Guilty Pleasure). Seperti Kita Makan Fast Food Saat Kita Tahu Bahwa

Kita Sedang Diet.

g) Dengan Bergosip Wanita Ingin Membuat Sebuah Ikatan

Ketika Wanita Menceritakan Suatu Rahasia, Maka Ia Percaya Terhadap

Orang Itu Dan Berharap Temannya Itu Tidak Menceritakannya Pada

Orang Lain. Ia Baru Saja Membuat Ikatan Yang Berlandaskan Atas Rasa

Percaya.

h) Bergosip Untuk Mencurahkan Perasaannya

Dengan Bergosip, Wanita Mencurahkan Segala Sesuatunya Kepada

Temannya. Jika Wanita Sedang Iri, Marah, Bingung Maka Ia Sering

Mencurahkan Perasaan Kepada Temannya Lewat Gosip.

i) Bergosip Membuat Wanita Merasa Lebih Superior

Page 75: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

75 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Wanita Yang Bergosip Dengan Membicarakan Keburukan Orang Lain

Adalah Wanita Yang Ingin Merasa Lebih Superior Dan Lebih Hebat

Daripada Orang Yang Dijadikan Bahan Gosip Itu.

j) Bergosip Untuk Mencari Kebenaran

Ketika Wanita Bingung Atau Curiga Terhadap Seseorang, Maka Ia Akan

Bercerita Terhadap Teman-Temannya Untuk Menanyakan Pendapat

Mereka. “Aku Merasa Pacarku Sedang Dekat Dengan Wanita Lain,

Apakah Ia Selingkuh?"

k) Wanita Berbicara Lebih Banyak Daripada Pria

Menurut Penelitian, Wanita 3x Lebih Banyak Berbicara Daripada Pria.

Maka, Mereka Juga Akan Bergosip Lebih Banyak Daripada Pria.

Bahwa Bergosip Juga Terlahir Dari Sebuah Kebiasaan, Dan Sebuah Pengaruh

Dari Wanita Lainnya. Walaupun Enggan Bergosip, Jika Ada Wanita Lain Yang

Ahli Gosip, Maka Akan Terpengaruh Pula.

Dan Ingat, Gosip Itu Sungguh Tidak Baik, Apalagi Jika Gosipnya Itu

Menceritakan Kejelekan Rumah Tangganya, Menceritakan Kejelekan

Suaminya, Dan Menceritakan Aib Keluarganya Dihadapan Publik.

Memang Manusia Itu Sangat Senang Sekali Jika Mengetahui Kesalahan

Orang Lain Dan Bahkan Diolok-Olok. Ingat Pula, Lidah Itu Lebih Tajam Dari

Pedang, Lidah Bisa Membunuh Perasaan Sang Pengucapnya, Oleh Karena

Itu, Hendaknya Lidah Dijaga Dengan Baik, Dengan Membiasakan Mengucap

Yang Baik-Baik, Sehingga Dengan Kebiasaan Itu Akan Terlahir Sebuah

Karakter Atau Sifat Baik.)

4. Warga Aktif (Tokoh Yang Banyak Memikirkan Persoalan Di

Desanya Dan Aktivis Berbagai Kegiatan)

Warga Aktif Bisa Diajak Kerja Dalam Pembangunan Dan Energik Dalam

Aktivitas, Dimanfaat Sebagai Tenaga Kerja Di Lapangan Dalam Berbagai Hal

Yang Potitif Demi Kemakmuran Desanya. Serta Selama Ini Masyarakat Lebih

Percaya Pada Warga Aktif Yang Kedudukan Sosialnya Lebih Tinggi, Baik Dari

Page 76: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

76 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Segi Kepangkatan Birokrasi, Pendidikan, Status Sosial, Bahkan Jenis

Kelamin.

Mereka Masih Setia Dengan Pemahaman Yang Selama Ini Terpatri Di Benak,

Yaitu Jika Rakyat Adalah Golongan Sub-Ordinat Yang Hanya Menerima

Dampak Pembangunan. Agar Masyarakat Mau Terlibat Secara Total Dalam

Pembangunan, Perlu Kiranya Ada Kesetaraan Dalam Hubungan Sosial.

Komunikasi Merupakan Bagian Tak Terpisahkan Dari Pendekatan Partisipatif.

Jika Pembangunan Memiliki Relevansi Dengan Masyarakat Yang Paling

Membutuhkan Maka Komunikasi Harus Dapat Dimulai Untuk Menguraikan

Masalah Yang Ada. Bagi Sebagian Besar, Mereka Belum Mampu Melakukan

Komunikasi Antar Partisipan Karena Kurangnya Partisipasi Sejati, Mengingat

Dalam Strategi Pembangunan Hal Tersebut Seolah-Olah Dibentuk Bertujuan

Memperbaiki Permasalahan. Alternatif Strategi Komunikasi Bottom-Up Pun

Ternyata Klise Belaka, Kurang Dalam Substansi.

5. Penggerak (Tokoh Yang Mampu Menggalang Dukungan

Masyarakat)

Hal Yang Perlu Diperhatikan Untuk Menggalang Dukungan Masyarakat Agar

Bersedia Dan Turut Mendukung Program/Kandidat Adalah Isu Yang Akan

Digunakan. Oleh Sebab Itu Pemilihan Isu Yang Tepat Akan Berpengaruh

Terhadap Perhatian Dan Dukungan Mereka Terhadap Sekolah. Sekolah Perlu

Memiliki Kepekaan Yang Tajam Dalam Menangkap Isu Yang Ada

Dimasyarakat Untuk Diangkat Menjadi Isu Pendidikan Dalam Rangka

Menggalang Dukungan Masyarakat Terhadap Pendidikan Di Sekolah. Isu

Yang Menarik Untuk Dipakai Sebagai Upaya Menggalang Dukungan Harus

Memenuhi Beberapa Persyaratan Sebagai Berikut:

1. Isu Memang Benar-Benar Penting Dan Berarti Bagi Masyarakat. Isu

Sebaiknya Dalam Lingkup Yang Terbatas Lebih Dahulu Serta Isu

Tersebut Memiliki Kekhasan.

2. Isu Mencerminkan Adanya Tujuan Perubahan Yang Lebih Besar Dalam

Jangka Panjang.

3. Isu Memiliki Landasan Untuk Membangun Kerjasama Lebih Lanjut

Dimasa Depan,

Page 77: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

77 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

4. Mengajak Beberapa Tokoh Masyarakat Untuk Merumuskan Isu Penting

Yang Perlu Diangkap Sebagai Dasar Untuk Membangun Kerjasama

Dan Dukungan.

Agar Dukungan Masyarakats Terhadap Lembaga Pendidikan (Sekolah)

Benar-Benar Memiliki Meaning Fullness, Maka Kerjasama Dengan Kelompok

Pendukung Tersebut Harus Benar-Benar Efektif. Ada Beberapa Ciri-Ciri

Kerjasama Dalam Suatu Kelompok Dengan Para Pendukung Yang Efektif,

Yaitu:

1. Terfokus Pada Tujuan Atau Sasaran Yang Disepakati.

2. Tegas Dalam Menetapkan Jenis Isu Yang Akan Digarap/Ditanggulangi

Serta Diantisipasi Bersama.

3. Ada Pembagian Peran Dan Tugas Yang Jelas Diantara Semua

Partisipan

4. Jaga Dinamika Dalam Setiap Proses Kerjasama, Karena Itu Kelenturan

(Fleksibilitas) Harus Benar-Benar Dijaga.

5. Adanya Mekanisme Komunikasi Yang Baik Dan Lancar, Dan Jelas,

Sehingga Semua Tahu Harus Menghubungi Siapa Tentang Apa Dan

Pada Saat Kapan Serta Dimana.

6. Dibentuk Untuk Jangka Waktu Tertentu Yang Jelas

7. Tokoh Antagonis (Tokoh Yang Sering Punya Sikap Negatif Atau

Menentang), Dan Sebagainya.

Sehubungan Dengan Hal Tersebut, Maka Ada Beberapa Saran Yang Perlu

Mendapatkan Perhatian Dan Pertimbangan Untuk Menjaga Tingkat

Efektivitas Kerjasama Tersebut Di Atas:

1. Hindari Membentuk Struktur Organisasi Formal, Kecuali Memang

Benar-Benar Dibutuhkan. Meskipun Demikian Suasana Non Formal

Dalam Struktur Formal Harus Tetap Dijaga Dan Terpelihara.

2. Delegasikan Tanggung Jawab Dan Peran Seluas Mungkin, Kecuali Pada

Hal-Hal Yang Memang Sangat Strategis Dan Hanya Boleh Diketahui

Oleh Orang-Orang Tertentu.

3. Setiap Produk Keputusan Hendaknya Hasil Keputusan Bersama, Bukan

Hasil Pemikiran Seseorang. Berdayakan Semua Orang Yang Memiliki

Kompetensi Untuk Mengambil Keputusan. Dengan Demikian Semua

Orang Akan Memahami Secara Mendasar Kebijakan Atau Keputusan

Yang Akan Diambil.

Page 78: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

78 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

4. Pahami Berbagai Kendala, Kekurangan Atau Keterbatasan Yang

Dimiliki Semua Pihak. Dengan Kata Lain Lakukan SWOT Analisis

Terhadap Kelompok Pendukung Dan Pihak Lembaga Pendidikan.

5. Ambil Prakarsa Dan Inisiatif Untuk Selalu Menghidupkan Saluran

Komunikasi Dengan Semua Pihak. Kegagalan Pelaksanaan Kegiatan

Bukan Disebabkan Ketidak Mampuan Kepemimpinan, Tetapi Sebagai

Akibat Buntunya Komunikasi Dengan Semua Orang.

6. ’Tokoh Antagonis’ (Tokoh Yang Sering Punya Sikap Negatif

Atau Menentang), Dan Sebagainya

Tokoh Ini Di Difungsikan Sebagai Penentang Di Masyarakat/Program

Maupun Kandidat Lain.

c. Kampanye Hitam Penentu Kemenangan kandidat

Baru kali ini dalam sejarah Republik Indonesia kampanye hitam akan

menjadi penentu kemenangan capres: Jokowi atau Prabowo. Kampanye

hitam tampaknya sudah tidak bisa dihentikan dan tak akan dihentikan.

Kampanye hitam yang dinilai kotor, tak beradab, menciderai demokrasi,

ternyata justru menjadi penentu kemenangan. Kini, isu-isu kampanye hitam

justru menjadi warna dominan kampanye. Diyakini, kampanye hitam kini

menjadi strategi nyata kedua capres. Artinya publik sudah tak bisa

menempatkan pasanngan mana penyebar kampanye hitam dan peng-

counter balasan. Pertanyaaanya, akankah kampanye hitam ini benar-benar

menjadi penentu kemenangan Jokowi dan Prabowo serta apakah dampak

kampanye hitam bagi demokrasi dan bangsa?

Kampanye hitam tampaknya sudah menjadi trend kampanye saat ini yang

disadari keberadaannya sebagai kebutuhan oleh kedua kubu pasangan

capres.

Timses Prabowo menganggap kampanye hitam efektif - dengan awalan

kampanye boneka - yang kini diikuti oleh Prabowo dan bahkan Mahfud MD

yang terkontaminasi kampanye yang dibangun oleh tim cyber war sejak 4

tahun lalu yang dipimpin oleh Fadli Zon dan Noudhy Valdryno.

Timses dan relawan Jokowi pun menempatkan diri sebagai yang ‘didzolimi'

oleh kubu Prabowo. Harapannya adalah agar rakyat merasa masyghul dan

Page 79: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

79 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

kasihan terhadap yang didzolimi. Melihat gelagat adanya kecondongan itu,

maka serangan balik berikutnya adalah upaya meng-counter berita dan isu

kampanye negatif.

Teknik kampanye hitam yang tengah berlangsung rupanya mengalami

kesalahan strategi dasar. Kampanye hitam hanya akan efektif jika (1)

kampanye hitam dilakukan terus-menerus dan konsisten oleh pihak yang

samar - tidak jelas sumbernya atau abu-abu, (2) tidak ada upaya meng-

counter berita dan materi kampanye hitam dari pihak yang diisukan sebagai

hitam, (3) sebagian masyarakat kurang rasional, (4) pihak yang dianggap

penyebar kampanye hitam harus benar-benar steril dari kemungkinan

serangan balik yang menyudutkan, (5) dukungan media mainstream.

Dari semua syarat efektifnya kampanye hitam ternyata hanya faktor ketiga

yakni masyarakat yang kurang rasional dan faktor kelima dukungan media

mainstream yang menjadi pertimbangan dasar teori kampanye hitam bisa

dilakukan. Masyarakat dianggap cenderung tak rasional dalam berpikir - ini

yang dijadikan alasan dasar dilakukannya kampanye hitam oleh satu kubu

inisiator kampanye hitam pasangan capres yakni kubu Prabowo.

Sementara media massa mainstream termasuk televisi telah terbelah

dengan jelas TVOne dan MNC Group mendukung pasangan Prahara,

Prabowo-Hatta, MetroTV mendukung JoJu, Jokowi-Jusuf Kalla. Publik sudah

dengan mudah berpikir bahwa obyektivitas stasiun televisi tidak lagi dapat

dipertanggungjawabkan.

Stasiun televisi TVOne dan puluhan stasiun televisi MNC Group condong

menjadi corong bagi Prabowo-Hatta. Sedangkan MetroTV menjadi corong

bagi Jokowi-Prabowo. Kondisi terpecahnya media massa secara terpolarisasi

seperti ini juga menimbulkan apatisme bagi masyarakat yang mulai cerdas:

berita TVOne dan MNC tak akan berimbang dan membela Prabowo-Hatta,

sementara berita MetroTV dianggap memihak Jokowi-JK. Jadi justru

masyarakat skeptis dan tak acuh dengan berita di televisi. Ini sungguh

merugikan karena media massa justru tak menjadi alat untuk pembelajaran

demokrasi bagi rakyat.

Dalam perkembangan berukutnya, tampaknya timses masing-masing

tampaknya tidak fokus dalam menerapkan ‘aksi dan reaksi' kampanye

hitam. Hal ini terbukti tersebarnya materi kampanye hitam yang terlalu

Page 80: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

80 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

banyak. Fokus masyarakat terpecah. Isu-isu hanya menjadi berita sekedar

lewat saja dan tak ubahnya berita biasa. Padahal, kampanye hitam akan

efektif jika dilakukan secara konsisten dan diulang-ulang dengan fokus

materi terbatas. Terlalu banyak materi kampanye hitam justru akan men-

downgraded efektivitas kampanye hitam.

Faktor ketidakcerdasan penerapan strategi kampanye hitam berikutnya

adalah kedua kubu melakukan counter attack alias serangan balik. Dengan

adanya serangan balik atas isu tertentu, maka netralitas isu menjadi

mentah. Isu-isu dan materi kampanye yang dianggap efektif menjadi

kehilangan makna dan hanya menghasilkan kebingungan di masyarakat.

Yang awalnya memercayai kemudian meragukan isi isu-isu kampanye hitam.

Kesalahan strategi berikutnya adalah penyebar isu kampanye hitam memiliki

catatan hitam dan sepenuhnya tak suci. Ini tentu menjadi dasar serangan

balik yang empuk untuk mementahkan materi kampanye hitam.

Dengan demikian, maka efektivitas dan manfaat kampanye hitam bagi

keberhasilan pemenangan kampanye pilpres 2014 akan sangat perlu

dipertanyakan. Dalam sejarah pemilihan umum, di mana pun, bahkan

menurut teori komunikasi massa, kampanye hitam yang tidak memenuhi

lima faktor efektivitas kampanye hitam justru akan kontra-produktif. Pada

akhirnya, kesalahan pemakaian kampanye hitam hanya akan

mengembalikan pada ‘hati nurani' dan ‘catatan nyata' dan ‘rekam jejak'

sebelumnya yang terkait dengan Jokowi-Prabowo sebelum kampanye hitam

tersebarkan. Kampanye hitam masif dan terlalu banyak justru hanya

merusak fokus kampanye yang sebenarnya dan tak akan efektif. Rakyat

menjadi apatis terhadap semua berita kampanye hitam - hanya menjadi

hiburan asal lewat saja.

C. Pilpres 2014, Ujung Tombak Intervensi Asing?

Di tengah proses perhitungan akhir hasil pileg 9 April masih tersisa banyak

persoalan. Mulai dari kecurangan di seputar penyelenggaraan seperti politik

uang, penggelembungan suara hingga dengan minimnya partisipasi pemilih

alias golput. Namun wajah ada dan tidak adanya persoalan itu akan sangat

ditentukan oleh seberapa jauh opini media terbentuk. Dan sebagaimana

Page 81: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

81 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

diketahui bersama bahwa opini masyarakat terbentuk karena peran besar

media mainstream.

Media mainstream yang mempengaruhi pola pikir dan pola perasaan

masyarakat di atas kepentingan politik tertentu. Harus diakui bahwa

sebagian besar media mainstream ikut terlibat memainkan peranan penting

dalam conflict of interest antar berbagai kekuatan politik kontestan pemilu.

Yakni conflict of interest di atas kerangka arahan para pemilik modal media

serta para kapitalis yang membayarnya. Media mainstream bergerak

membuat rekayasa politik secara massif untuk kepentingan politik tertentu.

Sehingga sulit mengurai mana yang fakta dan mana yang interpretasi.

Sebaliknya, di sisi lain media-media Islam bergerak mempertahankan diri

agar survive. Tidak terjebak ke dalam kampanye kepentingan politik

tertentu. Hanya bergerak menawarkan Islam sebagai solusi sistem alternatif

atas problem kompleks yang mendera negeri ini. Atau mengungkap serta

membongkar makar musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya yang hendak

menghancurkan Islam beserta umatnya.

Salah satu contoh rekayasa opini media yang menonjol saat ini adalah

tentang kontestasi capres cawapres menjelang pilpres Juli mendatang. Di

antara pemberitaan yang porsinya paling banyak adalah tentang Jokowi.

Yang paling baru soal Jokowi adalah info diumumkannya siapa calon

pendamping Jokowi sebagai cawapres.

Sebagian media mainstream bahkan menyebutnya seperti Idol. Berkembang

berbagai wacana tentang kualifikasi cawapres Jokowi. Termasuk sudah

muncul beberapa nama. Mulai dari militer hingga sipil. Jawa dan luar Jawa.

Mulai dari birokrat hingga ekonom. Dengan peta perolehan suara yang

berimbang dan merata segala kemungkinan bisa saja terjadi.

Wacana koalisipun bergulir di antara parpol untuk mengusung capres

cawapresnya. Karena memang tidak ada satupun parpol yang bisa

mengusung capres cawapresnya sendirian. PDI-P adalah parpol yang

memperoleh suara paling banyak. Sementara ini PDI-P menjadi poros

kekuatan politik utama. Begitu yakinnya sebagai poros kekuatan politik

utama, Jokowi bahkan sampai berani mengatakan bahwa kabinet yang

Page 82: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

82 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

dibangunnya nanti bukanlah kabinet koalisi. Sesuatu yang akan berpotensi

benturan dengan kekuatan parlemen. Kecuali melakukan sesuatu

sebagaimana yang dilakukan oleh Ahok di DKI Jakarta yang diback up oleh

massa melalui jejaring sosial media.

Dengan kata lain menghadapkan kekuatan parlemen dengan masyarakat

melalui media sosial. Statement Jokowi seolah menjawab kejenuhan

psikologi masyarakat yang sudah apatis dengan politik bagi-bagi kekuasaan.

Meski sebenarnya jejak rekam Jokowi sendiri menyisakan banyak persoalan.

Tetapi yang menarik menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana media

mainstream melakukan rekayasa politik sosok Jokowi sehingga menjadi

sosok yang banyak mendapatkan perhatian media? Tidak ada suatu

rekayasa masif dan sistematis opini media pun yang tidak ada

kompensasinya? Apalagi tidak ada maksud terselubung yang lebih besar

sekadar apa yang dilihat di permukaan? Tulisan ini sengaja mencoba

memberikan porsi khusus pada Jokowi di antara capres-capres yang lain

seperti Prabowo dll berdasarkan pertimbangan melihat peta kontelasi opini

media.

Manuver media mainstream menjelang pilpres Juli mendatang membranding

Jokowi di tengah berbagai peristiwa politik di antaranya : konflik internal PPP

di tengah dukungannya terhadap Prabowo, sewotnya PKB melalui ketumnya

Muhaimin yang tidak diajak Jokowi membahas cawapresnya termasuk

ancaman loyalis Rhoma agar menarik dukungannya terhadap PKB,

statement Fahri Hamzah dari PKS yang menyebut Jokowi tidak paham

kabinet koalisi, SBY yang merasa dilecehkan karena diusung menjadi

cawapres, dan berbagai parpol lain yang tengah mengkalkulasi kemungkinan

koalisi.

Sikap dan perilaku politik yang dipertontonkan para elit parpol seolah

memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa tawar menawar

kekuasaan adalah sesuatu yang lumrah. Melenakan masyarakat tentang

begitu pentingnya urgensi kepemimpinan nasional di negeri ini. Dengan

menafikkan kenyataan kebobrokan sistemik akibat penerapan berbagai

kebijakan-kebijakan selama ini dalam bentuk undang-undang produk

legislatif bersama penguasa. Yakni beragam kebijakan ibarat mata uang

Page 83: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

83 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

dengan dua sisi. Sisi yang pertama merugikan, menikam dan

menyengsarakan rakyat. Sisi yang lain berpihak pada kepentingan asing.

Selama kurun waktu pemilu yang terjadi di negeri ini menunjukkan bahwa

pergantian rezim kabinet dan parlemen belum cukup menuntaskan berbagai

persoalan yang mendera. Bahkan eskalasi persoalan yang dihadapi negeri ini

semakin menunjukkan tensi sedemikian sistemik dan komprehensif. Persis

seperti yang disampaikan oleh Prabowo dalam pidato kampanyenya. Tetapi

anehnya justru masih banyak kalangan pengambil kebijakan berpikir utopis.

Yang menganggap bahwa ini adalah sebuah keniscayaan proses

pendewasaan sistem demokrasi. Seperti terhipnotis oleh paham

menyesatkan yang namanya demokrasi.

Tanpa upaya kritik sistemik dan mendasar. Dengan selalu mengulang-ulang

statement demokrasi paling cocok dan harga mati. Sesuai dengan

keberagaman dan pluralitas. Bahkan berani melupakan jadi dirinya sebagai

seorang muslim yang mayoritas di negeri ini. Menempatkan islam dalam

bingkai yang disesuaikan dengan demokrasi menggunakan klaim bahwa

hukum islam berubah atas perubahan jaman dan tempat. Melihat demokrasi

dari sisi kesesuaiannya dengan islam dengan mencoba menutupi hal

mendasar perbedaan demokrasi dengan islam.

MEMBOHONGI dirinya sendiri sebagai seorang muslim yang berkeyakinan

bahwa yang berwenang membuat undang-undang hanyalah Musyarri’ –Allah

Azza Wa Jalla- semata. Dan tidak berani mengatakan bahwa demokrasi

adalah sistem thogut karena takut terancam kepentingan, eksistensi

kekuasaan dan jabatannya. Meski kadang-kadang juga diakui

kebobrokannya seperti statement Mahfudz MD : “Malaikat sekalipun jika

masuk pada sistem ini akan menjadi Iblis”.

Dan secara faktual demokrasi adalah sistem yang menjadi payung bagi para

elit penguasa dan elit politik dari berbagai kalangan untuk mengamankan

kepentingan politiknya. Sebuah kepentingan politik hasil elaborasi –

sindikasi antara penguasa dan pengusaha. Baik pengusaha lokal nasional

maupun pengusaha internasional. Dalam konteks pertarungan politik

kekinian, kita bisa melihat begitu kuat tercium aroma intervensi asing dalam

proses suksesi kepemimpinan pilpres mendatang.

Page 84: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

84 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Ada masa-masa dimana penguasa dan calon penguasa di negeri ini

bermesraan dengan media mainstream seperti SBY pada menjelang

berkuasa dan awal-awal kekuasaan. Dan pasca reformasi dengan kran

keterbukaan pers begitu terbuka lebar, media memiliki peran strategis untuk

mempengaruhi pusat-pusat kekuasaan sekaligus menentukan pergantian

kekuasaan. Di masa-masa akhir kekuasaan SBY, media begitu efektif

mereduksi kekuatan SBY bersama partai Demokratnya.

Terbukti pileg kemarin perolehan suaranya turun secara drastis. Jika SBY

tidak tumbang secara tragis pada masa akhir jabatannya itu sudah lumayan

dan barangkali karena kondisi bargaining of powernya berimbang. Di antara

elit politik dan elit penguasa saat ini sama-sama memegang kartu turf

masing-masing. Kondisi ini yang menyulitkan satu sama lain untuk saling

menjatuhkan. Selain hal ini menunjukkan SBY sebagai kekuatan politik yang

relatif stabil dari goncangan.

Meski harus dibayar dengan jatuhnya orang-orang yang ada di bawahnya.

Dan sebagaimana sudah menjadi rahasia umum, semua orang tahu bahwa

SBY memiliki guru yang sama dengan Obama. Guru yang memberikan bekal

bagaimana SBY membangun dan mendisain politik pencitraannya.

Kedekatan RI dengan AS melalui SBY meski sedikit dicederai oleh

terbongkarnya kasus penyadapan Australia tidak bisa dipungkiri sangat jelas

terlihat dari garis kebijakannya selama ini. Yang paling menonjol adalah

kebijakan “war on terrorism” yang sangat pro AS.

Berbeda dengan SBY, bagaimana sosok Jokowi sebenarnya di tengah gencar

dan masifnya media memberitakannya menjelang pilpres mendatang.

Benarkah keberpihakan media terhadap Jokowi merepresentasikan

keberpihakan rakyat. Atau keberpihakan rakyat terhadap Jokowi secara

efektif sedang dan akan dibentuk secara sistemik oleh media-media

mainstream. Semuanya ini menjadi jalan yang akan menentukan sukses

atau tidaknya Jokowi menjadi RI 1.

Di tengah dinamika perlawanan rivalitas politiknya seperti dari Gerindra

melalui wakil ketuanya Fadli Zon dengan senjata serangan puisi politiknya.

Dan rivalitas politik dalam konteks politik demokrasi sesungguhnya adalah

rivalitas dalam kerangka bargaining of power (tawar menawar kekuasaan).

Page 85: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

85 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Dimana para aktor politik dan aktor penguasa harus memiliki minimal 3

keahlian. Ahli hukum, ahli ekonomi, dan ahli politik.

Ahli hukum diperlukan sebagai modal kemampuan untuk memahami produk

perundang-undangan agar bisa menghindar atau bahkan menggunakannya

sebagai alat legitimasi kekuasaaan. Ahli ekonomi diperlukan sebagai modal

kemampuan untuk mengelabuhi masyarakat dengan angka-angka ekonomi

sekaligus sebagai alat untuk mengeruk kepentingan ekonomi.

Ahli politik diperlukan untuk modal tawar menawar kekuasaan. Dan ketiga

keahlian itu harus ditopang oleh keahlian membangun media mainstream.

Kepemimpinan Jokowi ke depan nampaknya akan dibangun di atas pilar-

pilar keahlian di atas. Karena pilar-pilar di atas sesungguhnya akan

melanggengkan dan menjadi jembatan yang sangat efektif bagi jalannya

penjajahan asing ke depan.

Dengan kata lain, Jokowi hanyalah menjadi sub sistem di antara kerangka

sistem penjajahan asing yang semakin menggurita di negeri ini. Apa

indikatornya ?. Secara kasat mata perilaku politik Jokowi menyisakan

pertanyaan besar. Diantaranya apresiasi terhadap pencapresan Jokowi oleh

pemerintah Israel. Kunjungan beberapa dubes asing kepada Jokowi. Dan

semua perilaku-perilaku Jokowi yang terkesan tidak lepas sedetikpun

dengan publikasi media.

Apa yang dilakukan oleh Jokowi mungkin sebagian orang berpendapat

sebagai keniscayaan dari kesederhanaan dan kebersahajaan perilaku politik

yang dibangunnya selama ini. Tetapi siapa sangka ternyata Jokowi

berdasarkan analisis intelijen tertentu sebagaimana diungkap oleh VOA

Islam diback up oleh konspirasi James Riady cs bersama dengan jaringan

Yahudi internasional di bawah pimpinan Stangreeberg dan Arkansas

Connection, termasuk juga oleh mayoritas konglomerat tionghoa Indonesia,

jaringan etnis China dunia/internasional, segelintir tokoh dan konglomerat

pribumi serta dari berbagai kalangan /lembaga / insititusi non muslim,

gereja, mayoritas komunitas tionghoa Indonesia dan seterusnya. Benar –

benar sebuah konspirasi tingkat tinggi yang dibentuk dan dijalankan dalam

rangka mensukseskan Jokowi sebagai Presiden di Indonesia.

Page 86: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

86 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Rekayasa pencitraan Jokowi dilakukan berbagai cara melibatkan ratusan

media nasional dan lokal. Baik media cetak dan media online. Detik online

misalnya, memuat berita tentang Jokowi bisa sampai 50 kali atau 50 judul

per hari dan selalu ditayangkan setiap saat. Hampir tidak ada satupun

aktifitas Jokowi yang terlewatkan.

Selain media, Jokowi juga disokong oleh sejumlah pengamat dan akademisi

kampus yang disewa oleh sutradara di balik pencitraan Jokowi untuk

memberikan pendapat, penilaian dan kesan baik tentang Jokowi. Informasi

ini diterima dari banyak staf pengajar FISIP UI Depok yang dibayar untuk

mendukung pencitraan Jokowi. Dan berikutnya juga diperkuat oleh ratusan

orang baik tenaga honor maupun karyawan organik yang dipekerjakan di

perusahaan – perusahaan Lippo Grup dan perusahaan para konglomerat

tionghoa yang menjadi pendukung pencitraan Jokowi, dikerahkan untuk

membentuk citra palsu Jokowi melalui sosial media (socmed).

Ribuan akun di berbagai socmed (twitter, facebook, dll) dikerahkan untuk

mendongkrak popularitas dan kesan positif tentang sosok Jokowi. Mereka

juga bertugas melindungi Jokowi dari segala bentuk kritik, termasuk

pengungkapan kebenaran tentang siapa sebenarnya Jokowi.

Pencitraan Jokowi yang luar biasa, menghabiskan sumber daya uang, waktu

dan tenaga yang sangat besar itu, juga berhasil menutupi fakta – fakta yang

sebenarnya tentang karakter, kinerja dan track record Jokowi. Masyarakat

tidak lagi berfikir logis dan tidak skeptis dalam menilai sosok Jokowi. Begitu

banyak catatan buruk tentang Jokowi yang diabaikan atau terlindas oleh

tsunami informasi dan opini yang dijejalkan konspirasi tingkat tinggi ini.

Fakta bahwa Jokowi sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) atau penilaian

kinerja Kemendagri yang membuktikan prestasi Jokowi biasa – biasa saja,

malah lebih buruk dibanding kinerja rata – rata kepala daerah se –

Indonesia, tidak menjadi perhatian rakyat. Fakta bahwa Jokowi patut diduga

terlibat korupsi pelepasan aset pemda Solo (Hotel Maliyawan), korupsi dana

KONI Solo sebesar Rp. 5 miliar, korupsi hibah dana rehabilitasi pasar dari

Pemda Jawa Tengah Rp. 1 miliar, korupsi dana bantuan siswa miskin Solo,

korupsi proyek pengadaan videotron Manahan Solo, korupsi renovasi THR

Sriwedari Solo, dan lain – lain, diabaikan begitu saja oleh rakyat Indonesia.

Page 87: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

87 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Belum lagi dugaan korupsi Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta pada

Program KJS dan KJP, KKN pada penunjukan pemenang dan pelaksana

proyek MRT/Monorail Jakarta, korupsi pengadaan sumur resapan dan lain –

lain.

Jika benar Jokowi yang menjadi RI 1 maka sesungguhnya Pilpres 2014 Juli

mendatang akan menjadi ujung tombak penjajahan asing. Atau selain

Jokowi yang menjadi RI 1, itu semua pada hakekatnya merupakan

manifestasi dari bargaining of power yang tidak bisa dipisahkan dengan

investasi politik yang telah dikeluarkan oleh kepentingan asing. Kepentingan

asing yang senantiasa mencengkeram dan mengerat-erat negeri ini melalui

rezim penguasa yang dilahirkan dari setiap pesta demokrasi –pemilu.

Karena sesungguhnya pilihan sistem politik demokrasi yang sarat dengan

nuansa tawar menawar kekuasaan menjadi jalan mudah bagi dominasi dan

imperialisasi asing (kafir muharibban fi’lan) di negeri ini. Ingatlah Firman

Allah Subhanahu Wa Taalla :

(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi

pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu

kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah Kami (turut berperang)

beserta kamu ?" dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan

(kemenangan) mereka berkata: "Bukankah Kami turut

memenangkanmu[363], dan membela kamu dari orang-orang mukmin?"

Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah

sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk

memusnahkan orang-orang yang beriman. (004. An Nisaa':141)

[363] Yaitu dengan jalan membukakan rahasia-rahasia orang mukmin dan menyampaikan

hal ihwal mereka kepada orang-orang kafir atau kalau mereka berperang di pihak orang

mukmin mereka berperang dengan tidak sepenuh hati.

Page 88: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

88 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Jalan yang paling mudah dan penting untuk menguasai kaum Muslim adalah

kepemimpinan dalam urusan negara dan pemerintahan.

Page 89: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

89 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

BAB IV

MEWASPADAI KECURANGAN HASIL SUARA

Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) meminta Komisi Pemilihan

Umum (KPU) memastikan seluruh warga negara Indonesia yang memiliki

hak memilih tercatat dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu Presiden

(Pilpres) 2014. Dengan begitu, modus manipulasi suara pada pemilu

legislatif lalu tidak terulang.

"DPT sebagai instrumen elementer dalam pemilu harus benar-benar akurat.

Jangan seperti kemarin perbaikan DPT tidak ada habisnya. Akhirnya mentok

dilempar ke Daftar Pemilih Khusus (DPK)," ujar Wakil Sekretaris Jenderal

KIPP Indonesia Girindra Sandino, di Jakarta, Jumat (30/5/2014).

Ia mengatakan, DPK menjadi modus penggelembungan suara dengan

manipulasi daftar hadir saat pendaftaran DPK. Menurutnya, pemilih fiktif

sangat mungkin muncul pada pilpres berdasarkan hasil pemantauan

pihaknya pada pileg 9 April 2014 lalu.

Saat itu, katanya, ditemukan kasus di beberapa tempat pemungutan suara

(TPS) yang bisa mengakomodir 1.000 pemilih hanya dalam kurun waktu

satu jam.

Berdasarkan jadwal Pilpres 2014, pengumuman daftar pemilih sementara

(DPS) hasil pemutakhiran dilakukan hingga 19 Mei 2014. Kemudian pada

20-26 Mei 2014 merupakan kesempatan masyarakat untuk memberikan

masukan.

Jadwal perbaikan DPS hasil pemutakhiran dilakukan mulai 27 Mei hingga 2

Juni 2014, sedangkan penetapan DPT Pilpres dilakukan pada 7 sampai 9 Juni

2014.

Page 90: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

90 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

DAFTAR PUSTAKA

Abe, Alexander. 2001, Perencanaan Daerah Memperkuat Prakarsa

Rakyat Dalam Otonomi Daerah, Yogyakarta : Lappera Pustaka Utama

Achmady, et al. 1994. Kebijakan Publik danPembangunan, Fakultas

Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Afdjani, Hadiono. 2003. Komunikasi Politik dalam Era Keterbukaan,

Suara Merdeka

Arifin, Bustanul dan Didik J. Rachbini. 2001. Ekonomi Politik dan

Kebijakan Publik, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Astrid, Susanto. 1993, Pengantar Studi Komunikasi Politik, Bandung :

Orbit Shakti

Atmaja, Yoga IBK. 2010. Komunikasi Masyarakat: Panduan Dasar untuk

Organisasi Masyarakat Sipil. INSIST Press & Kawanusa, Yogyakarta.

Babbie,R. 1979, The Practice of Social Research, Belmot Wadworth

Bagong Suyanto. 1994, Perangkap Kemiskinan, Surabaya : Airlangga

University Press,.

Berger. L, Peter. 1976.Pyramids of SacrificePolitical Ethics Social

Change, New York: Ancor Books, p. XII , 60,

Bharracharyya,J., 1972, Administrative Organization. IIAS, Brosse,

Boyers, W. 1985. Rural Development Program(Success and Legitimate)

In South Korea, Korea Selatan

Bromley, Daniel.1989, Economic Interest and Institutions, New York;

Brasil Blackwell.

Brooks. 2006. Organisational Behavior; Individuals, Groups and

Organisation. Pearson Education Limited, London.

Bryant, Coralie and Louise White G. Terj. 1989, Manajemen

Pembangunan, Jakarta, LP3ES.

Budiardjo, Miriam. 1982. Partisipasi dan Partai Politik, Bunga Rampai,

Jakarta: Gramedia Pustak Utama

Budiardjo, Miriam. 1985. Demokrasi di Indonesia (Kumpulan Karangan),

Jakarta Gramedia

Bungin, Burhan. 2001.Metodologi Penelitian Sosial, Format-format

Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya : Airlangga University Press,

Page 91: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

91 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Capra, Fritjof, 1982.The Turning Point, Science Society and The Rising

Culture., New York : Bantam Book

Chambers, Robert. 1997, Rural Development Putting The Last First.

Chitnis, Ketan S. 2005. Communication for Empowerment and

Participatory Development: A Social Model of Health in Jamkhed, India.

Dissertation. The College of Communication of Ohio University, Ohio.

Clymer Rodee, Carlton .dkk. 1983, Introduction to Political Science. Mc.

GrawHill. Inc,

Cohen, J.M. dan Uphoff, N.T.1997, Rural Development Participation, RD

CCIS, Cornell University Press Dahl, Robert. Modern Political Analysis, New

York Englewood Cliffs. PrenticeHall.

Copublished in The US with John Wiley & on, Inc, New York, p. 112.

Direktur Jenderal Pembangunan Desa 1996. Perencanaan Partisipatif

Pembangunan Masyarakat Desa , Jakarta, Penebar Swadaya

Djarwanto. 1984. Statistik Non Parametrik, Yogyakarta, BPFE,

Friedman, John.. 1992. Empowerment: The Politik

Gany, A Radi. 2001.Demokratisasi Masyarakat Nagari Dinamika Politik

dan Kelembagaan Politik Nagari. Jurnal Pengembangan Partisipasi

Masyarakat Vol. 9 No. 22 Juni

Gudykunts, William & Bella Moody. 2002. Participatory Approaches to

Communication for Development. Handbook of International and

Intercultural Communication. Second Edition. Sage Publications, New Delhi.

Harun, Rochajat & Elvirano Ardianto. 2011. Komunikasi Pembangunan

dan Perubahan Sosial: Perspektif Domunan, Kaji Ulang, dan Teori

Kritis. Rajawali Pers, Jakarta.

Helgesen, Sally. 2008. New Sources of Power; we need a new model of

leadership, Leadership Exellence. ABI/INFORM GLOBAL, Volume 25, No. 5.

Hellriegel, Slocum, Woodman. 2004. Organizational Behavior, 10th

Edition. South- Western Thompson Learning, USA.

Hughes, R. L., Ginnet, R. C., dan Curphy, G. J. 2009. Leadership:

Enhanc- ing the Lessons of Experience, 6th Edition. McGraw-Hill

International Edition, Singapore.

Ife, Jim & Frank Tesoriero. 2008. Community Development: Alternatif

Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Terjemahan. Pustaka Pelajar,

Yogyakarta.

Kipnis, D., and S. M. Schmidt. 1982. Profiles of Organizational

Strategies. Form M. San Diego, CA: University Associates.

Page 92: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

92 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l

Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Melkote, Srinivas R. & H. Leslie Steeves. 2001. Communication for

Development in The Third World. Second Edition. Sage Publications, New

Delhi.

Moody, Bella. 1991. Designing Message for Development

Communication: An Audience Participation-Based Approach. Sage

Publications, New Delhi.

Mubiyarto. 1984. Pembangunan Pedesaan. P3PK UGM, Yogyakarta.

Mubyarto (penyunting). , 1998.Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

(Laporan Kaji Tindak Lanjut Program IDT), Yogyakarta, Aditive Media

Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat

MempersiapkanMasyarakat Tinggal Landas, Jakarta, Rineka Cipta,

Nimmo, Dan. 1993. Polical Communication and Public Opinion in

America , Goodyear Publishing Co,

Nye. Jr, Joseph S. 2008. Soft Power: mix it with Hard Power. Leadership

Exellence, Volume 25, No. 4

Rich, Richard C, 1995. Citizen Participation Empowerment: The Case Of

Local Environmental Hazard, American Journal Of Community Psychology,

Vol. 23. No. 5 Blacksburg, Virginia,

Robbins, S.P. 1986.Organizational Behavior 3 th, ed. Englewood Cliffs,

N.J. Prentice Hall,

Sartono, Kartodirdjo. 1987. Transformasi Struktural di pedesaan.

Beberapa Pokok Permasalahan dalam Buku Prospek Pedesaaan, Yogyakarta

: P3PK-UGM,

Soehardjo, Mutawali dan Soekandar Priyomo. 1987.Pembangunan

Nagari Terpadu, Bandung, Tarsito, Tjokroamidjojo, Bintoro.

1981,Perencanaan Pembangunan, Jakarta, Gunung Agung, Cet4,

Terj. Zulkifly Hamid. Pengantar Ilmu Politik, Jakarta, Raja Grafindo

Persada, 2002.

Tjokrowinoto, Moeljarto. 1996.Pembangunan Dilema dan Tantangan.

Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Warsito, Tulus. 2000, Pembangunan Politik Refleksi Kritis Atas Krisis.

Bigraf Publishing

Page 93: PILPRES PRBOWO & JOKOWI

93 | H a l Y a y R u m p i n W a n a b a k t i M a n u n g g a l