evaluasi penggunaan lahan di kota kediri tahun...

12
EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN 2003 2013 Oleh: *Anggita S. E. P Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] Pembimbing: (1) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si (2) Satti Wagistina, S.P, M.Si ABSTRAK: Kota Kediri merupakan kota yang ditetapkan menjadi daerah otonomi yang mengatur daerah pemerintahannya sendiri dan terpisah dengan daerah Kabupaten Kediri sejak tahun 1999 berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam merespon berbagai isu dan tantangan pembangunan yang aktual dalam era otonomi daerah, maka keberadaan visi penyelenggaraan penataan ruang (pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang) menjadi sangat penting. Hal tersebut diperlukan guna menekan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan lahan agar tetap konsisten sesuai dengan rencana penggunaan lahan dalam RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota) yang telah disusun. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kondisi penggunaan lahan di Kota Kediri berdasarkan RDTRK Kediri Tahun 2003-2013 dan kondisi penggunaan lahan di lapangan (eksisting), (2) mengevaluasi konsistensi (tingkat kesesuaian) penggunaan lahan di Kota Kediri berdasarkan RDTRK tahun 2003-2013 dan peta eksisting tahun 2009, dan (3) mengetahui faktor- faktor penyebab terjadinya ketidaksesuaian penggunaan lahan di Kota Kediri. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis SIG (Sistem Informasi Geografi) yang dilakukan dengan tumpang susun (overlay) peta. Tumpang susun (overlay) dilakukan terhadap peta rencana penggunaan lahan dalam RDTRK Kediri Tahun 2003-2013 dengan peta eksisting tahun 2009 sehingga dapat diketahui konsistensi penggunaan lahan yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan atau ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan persentase 56,3 % dari luas keseluruhan Kota Kediri. Tingkat penyimpangan yang tinggi ini menunjukkan bahwa belum terdapat kesesuaian atau konsistensi (tingkat kesesuaian) penggunaan lahan kawasan perkotaan di Kota Kediri apabila didasarkan pada RDTRK tahun 2003-2013 dan eksisting tahun 2009. Kata kunci: Penataan Ruang, RDTRK, Penggunaan Lahan, Kota *Anggita S. E. P: Mahasiswa Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.

Upload: letuong

Post on 03-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI

TAHUN 2003 – 2013

Oleh:

*Anggita S. E. P

Universitas Negeri Malang

E-mail: [email protected]

Pembimbing: (1) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si

(2) Satti Wagistina, S.P, M.Si

ABSTRAK: Kota Kediri merupakan kota yang ditetapkan menjadi daerah otonomi yang mengatur

daerah pemerintahannya sendiri dan terpisah dengan daerah Kabupaten Kediri sejak tahun 1999

berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam merespon berbagai isu dan tantangan pembangunan yang aktual dalam era otonomi daerah,

maka keberadaan visi penyelenggaraan penataan ruang (pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan

pengawasan penataan ruang) menjadi sangat penting. Hal tersebut diperlukan guna menekan

adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan lahan agar tetap konsisten sesuai dengan rencana

penggunaan lahan dalam RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota) yang telah disusun.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kondisi penggunaan lahan di Kota Kediri

berdasarkan RDTRK Kediri Tahun 2003-2013 dan kondisi penggunaan lahan di lapangan

(eksisting), (2) mengevaluasi konsistensi (tingkat kesesuaian) penggunaan lahan di Kota Kediri

berdasarkan RDTRK tahun 2003-2013 dan peta eksisting tahun 2009, dan (3) mengetahui faktor-

faktor penyebab terjadinya ketidaksesuaian penggunaan lahan di Kota Kediri. Penelitian ini

menggunakan metode survei dengan analisis SIG (Sistem Informasi Geografi) yang dilakukan

dengan tumpang susun (overlay) peta. Tumpang susun (overlay) dilakukan terhadap peta rencana

penggunaan lahan dalam RDTRK Kediri Tahun 2003-2013 dengan peta eksisting tahun 2009

sehingga dapat diketahui konsistensi penggunaan lahan yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat penyimpangan atau ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan persentase 56,3 %

dari luas keseluruhan Kota Kediri. Tingkat penyimpangan yang tinggi ini menunjukkan bahwa

belum terdapat kesesuaian atau konsistensi (tingkat kesesuaian) penggunaan lahan kawasan

perkotaan di Kota Kediri apabila didasarkan pada RDTRK tahun 2003-2013 dan eksisting tahun

2009.

Kata kunci: Penataan Ruang, RDTRK, Penggunaan Lahan, Kota

*Anggita S. E. P: Mahasiswa Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang.

Page 2: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan wilayah kota tidak hanya disebabkan karena pertumbuhan

penduduk. Faktor utama yang menyebabkan pembangunan wilayah kota adalah

adanya kebijakan pemerintah pusat tentang berlakunya otonomi daerah yang

tentunya menuntut adanya pertumbuhan dan pembangunan wilayah kota di daerah

otonom baru. Seperti halnya Kota Kediri, sesuai dengan ketentuan Undang-

Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, wilayah Kota Kediri

menjadi daerah otonomi dan terpisah dari wilayah kabupaten yang lebih dulu ada.

Seiring dengan adanya perkembangan, Undang-Undang Nomor 22 tahun

1999 dinilai sudah tidak efektif lagi, sehingga diganti dan disempurnakan dengan

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

Daerah, yang kemudian menjadi dasar hukum pelaksanaannya dimana otonomi

memberikan kebebasan pada pemerintahan kabupaten atau pemerintahan kota

untuk mengatur wilayahnya sendiri.

Otonomi mendorong daerah untuk memberdayakan sumber daya baik fisik

ataupun non fisik yang ada di wilayahnya. Pemberdayaan sumberdaya fisik

bertujuan untuk kelangsungan dan kemajuan daerahnya sendiri, sehingga

Pemerintah Daerah melakukan pembangunan ruang kota karena seiring dengan

perkembangannya, Kota Kediri sebagai daerah otonom dituntut untuk

meningkatkan kelengkapan fasilitas dan utilitas kota dengan tujuan peningkatan

kesejahteraan masyarakat Kota Kediri. Pembangunan inilah yang kemudian

menyebabkan adanya ketidaksesuaian antara penggunaan lahan sesuai rencana

dengan keadaan di lapangan (eksisting).

Berdasarkan data pada RDTRK, dapat diketahui bahwa penggunaan atau

pemanfaatan lahan di Kota Kediri yang diperuntukkan bagi sawah/ tegalan adalah

seluas 2.244,64 Ha (35,40%). Penggunaan lahan untuk perumahan 922,50 Ha

(14,55%), perdagangan dan jasa 63,69 Ha (2,35%), dan industri dan pergudangan

341,00 Ha (5,38%) dengan jumlah keseluruhan 1327,19 Ha (22,28%), padahal

pada data penggunaan lahan eksisting tahun 2009, lahan yang digunakan untuk

sawah/tegalan menjadi 3724,61 Ha (58,74%), perumahan 1642,06 Ha (25,89%),

perdagangan dan jasa 148,95 Ha (148,95%), dan industri dan pergudangan seluas

176,59 Ha (2,79%). Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan penggunaan lahan

di Kota Kediri, sehingga perlu dilakukan tindakan evaluasi penggunaan lahan di

Kota Kediri terutama pada tahun 2003-2013.

B. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kondisi penggunaan

lahan di Kota Kediri berdasarkan RDTRK Kediri Tahun 2003-2013 dan kondisi

penggunaan lahan di lapangan (eksisting), (2) mengevaluasi konsistensi (tingkat

kesesuaian) penggunaan lahan di Kota Kediri berdasarkan RDTRK tahun 2003-

Page 3: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

2013 dan peta eksisting tahun 2009, dan (3) mengetahui faktor-faktor penyebab

terjadinya ketidaksesuaian penggunaan lahan di Kota Kediri.

C. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Bagi peneliti

2. Bagi masyarakat

3. Bagi pemerintah daerah

D. KAJIAN PUSTAKA

1. Penataan Ruang

2. Rencana Detail Tata Ruang Kota

3. Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kediri

4. Evaluasi Rencana Detail Tata Ruang Kota

5. Kondisi Kualitas Tata Ruang Kota

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi RDTRK

7. Kawasan Kota

8. Penggunaan Lahan

9. Analisis Spasial

E. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis SIG (Sistem

Informasi Geografi) yang dilakukan dengan tumpang susun (overlay) peta.

Tumpang susun (overlay) dilakukan terhadap peta rencana penggunaan lahan

dalam RDTRK Kediri Tahun 2003-2013 dengan peta eksisting tahun 2009

sehingga dapat diketahui konsistensi penggunaan lahan yang terjadi.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan pada RDTRK dan

eksisting berbeda. Perbedaan penggunaan lahan di Kota Kediri terletak pada

keberadaan RTH non hijau pada penggunaan lahan eksisting 2009 dan tidak ada

pada rencana penggunaan lahan dalam RDTRK/ RTRW tahun 2003-2013.

Terdapat penyimpangan atau ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan

luasan 3569,9 Ha atau persentase 56,3% dari luas keseluruhan Kota Kediri.

Tingkat penyimpangan yang tinggi ini menunjukkan bahwa belum terdapat

kesesuaian atau konsistensi (tingkat kesesuaian) penggunaan lahan kawasan

perkotaan di Kota Kediri apabila didasarkan pada RDTRK tahun 2003-2013 dan

eksisting tahun 2009. Oleh sebab itu, diperlukan adanya revisi rencana tata ruang

karena adanya ketidaksesuaian yang membentuk struktur dan pemanfaatan ruang

yang berbeda dengan yang sebelumnya direncanakan dalam RDTRK.

Khususnya di Kota Kediri, perubahan penggunaan lahan yang terjadi

adalah bertambahnya lahan permukiman dan sawah atau tegalan serta

berkurangnya kawasan konservasi. Peningkatan luas daerah pertanian terutama

Page 4: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

penggunaan untuk sawah/ tegalan merupakan hal yang jarang terjadi pada

kawasan kota, tetapi hal ini justru terjadi pada Kota Kediri. Undang-undang

otonomi baru yang memisahkan daerah pemerintahan Kota Kediri dengan

Kabupaten Kediri menyebabkan Kota Kediri harus dapat mengembangkan

daerahnya sendiri. Kabupaten Kediri merupakan daerah yang menempatkan sektor

pertanian sebagai sektor unggulan karena wilayahnya yang dominan dengan

kawasan pertanian. Berlatar belakang riwayat tersebut, Kota Kediri bermaksud

mengembangkan sendiri kawasan pertaniannya yang semula mengandalkan

Kabupaten Kediri.

Berdasarkan survei lapangan dan digitasi peta serta hasil penelitian yang

dilakukan, diperoleh hasil bahwa terjadinya ketidaksesuaian penggunaan lahan di

Kota Kediri khususnya pada BWK B memiliki pola persebaran teratur. Hal ini

dapat dibuktikan dengan adanya alih fungsi lahan permukiman menjadi daerah

perdagangan dan jasa yang memiliki pola linier di sepanjang jalan Dhoho pada

Kecamatan Kota, Kota Kediri. Pengelompokan atau aglomerasi kawasan

perdagangan dan jasa tersebut dapat terjadi salah satunya karena faktor lokasi

strategis. Lokasi strategis yang merupakan daerah aglomerasi perdagangan dan

jasa berada di pusat kota tepatnya terdapat di Jalan Dhoho, Kecamatan Kota, Kota

Kediri pada BWK (Bagian Wilayah Kota) B.

Terjadinya aglomerasi (pengelompokan atau pemusatan fasilitas pada

daerah tengah) perdagangan dan jasa dapat menyebabkan persebaran kawasan

perdagangan dan jasa tidak merata. Ketika kawasan perdagangan dan jasa tidak

merata, maka perkembangan tiap BWK akan berbeda satu dengan yang lain

sehingga kemudian menimbulkan disparitas pembangunan. Disparitas

pembangunan yang dimaksud adalah kesenjangan antara daerah yang telah

dilakukan pembangunan (kawasan perdagangan dan jasa) dengan daerah yang

belum. Kesenjangan dapat terjadi pada BWK A dan C yang bukan merupakan

daerah pusat perdagangan dan jasa seperti pada BWK B. Hal itu menyebabkan

kesulitan pemenuhan kebutuhan masyarakat di BWK A dan C karena faktor

keterjangkauan. Secara umum, perkembangan daerah dan ekonomi masing-

masing BWK akan berbeda. Upaya mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan

cara pembangunan kawasan perdagangan dan jasa pada BWK yang belum

mengembangkannya. Pada BWK A sudah mulai dikembangkan pada daerah

sepanjang Kelurahan Bandar Kidul, Bandar Lor, Sukorame, Ngampel, dan

Mrican, yang berpola linier, sedangkan pada BWK C hanya terdapat sebagian

kecil di Kelurahan Pesantren.

Adanya ketidaksesuaian disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya

adalah sebagai berikut:

a. Menurut Pemerintah Daerah

1) Kurang optimalnya koordinasi antar dinas terkait penataan ruang maupun

antara pemerintah dengan masyarakat terkait penggunaan lahan di Kota

Kediri.

Page 5: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

2) Kepentingan pihak ketiga/ swasta (investor/developer) atau pengguna

lahan yang bertentangan dengan peruntukan lahan.

3) Penegakan hukum yang kurang tegas dan konsisten serta lemahnya

pengawasan terhadap penyelenggaraan RDTRK Kediri.

4) Kurangnya sosialisasi, informasi, dan pengetahuan terkait penggunaan

lahan dari pemerintah kepada masyarakat.

5) Tidak adanya konsistensi dalam pelaksanaan RTRW dan RDTRK.

b. Menurut tokoh masyarakat

1) Tidak adanya sosialisasi dari pemerintah baik mengenai rencana tata ruang

maupun IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dan pentingnya pemahaman dan

pengetahuan tentang hal tersebut. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya

masyarakat yang belum mempunyai IMB terutama di daerah pedesaan

seperti Kelurahan Ngronggo, Rejomulyo, Blabak, Manisrenggo, dan lain-

lain. Adapun masyarakat yang mengetahui mengenai IMB tetapi tidak

memilikinya karena biaya pemrosesannya yang mahal dari pemerintah.

2) Kurang adanya inisiatif dan tindakan tegas dari pemerintah mengenai

ketidaksesuaian penggunaan lahan. Adanya pembangunan mall besar

seperti Ramayana Mall (Sudirman Square) yang belum memiliki IMB

sebelum dan saat melakukan pembangunan. Hal itu yang kemudian

menimbulkan konflik sosial (protes) oleh mahasiswa peduli lingkungan

terhadap pihak developer.

3) Tidak ada koordinasi antara pemerintah dan masyarakat mengenai rencana

tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi di dalamnya,

bahkan masyarakat merasa asing dengan adanya rencana tata ruang.

Banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang tata ruang di kotanya

sendiri (terutama masyarakat pedesaan) apalagi mengenai perencanaan,

pemanfaatan, dan pengendaliannya. Kurangnya pengetahuan tersebut

menyebabkan masyarakat berlaku seenaknya.

G. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perbedaan penggunaan lahan di Kota Kediri terletak pada keberadaan

RTH non hijau pada penggunaan lahan eksisting 2009 dan tidak ada pada

rencana penggunaan lahan dalam RDTRK/ RTRW tahun 2003-2013.

Pergeseran penggunaan lahan untuk sawah/tegalan terjadi pada tahun 2010

dengan peningkatan luas dari tahun 2009.

2. Penggunaan lahan kawasan perkotaan di Kota Kediri berdasarkan RDTRK

tahun 2003-2013 dan 2009 belum konsisten. Terdapat penyimpangan atau

ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan luasan 3569,9 Ha atau

persentase 56,3% dari luas keseluruhan Kota Kediri.

Page 6: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

3. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian penggunaan

lahan di Kota Kediri di antaranya adalah (a) kurang optimalnya koordinasi

antar dinas terkait penataan ruang maupun antara pemerintah dengan

masyarakat terkait penggunaan lahan di Kota Kediri; (b) kepentingan

pihak ketiga/ swasta (investor/developer) atau pengguna lahan yang

bertentangan dengan peruntukan lahan; (c) penegakan hukum yang kurang

tegas dan konsisten serta lemahnya pengawasan terhadap penyelenggaraan

RDTRK Kediri, (d) kurangnya sosialisasi, informasi, dan pengetahuan

terkait penggunaan lahan dari pemerintah kepada masyarakat; (e) tidak

adanya konsistensi dalam pelaksanaan RDTRK Kediri.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan analisis yang telah diuraikan di atas dapat

diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Adanya koordinasi terutama antara Bappeda dengan Dinas Tata Ruang dan

BPN untuk membahas lebih intensif mengenai analisis dan pertimbangan

dalam penggunaan lahan serta mempertahankan konsistensi penggunaan

lahan agar tidak menimbulkan dampak sosial dan lingkungan.

2. Dilakukan revisi secepatnya terhadap ketidaksesuaian yang terjadi pada

rencana penggunaan lahan dengan melibatkan seluruh bagian BKPRD

(Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah) yang dapat menjadi filter dan

pertimbangan dalam menyusun perencanaan tata ruang sebelum

disosialisasikan kepada masyarakat.

3. Perlu penanganan lebih intensif terhadap faktor-faktor yang berperan

dalam menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian penggunaan lahan di Kota

Kediri di antaranya (a) diberlakukan sanksi/ denda bagi penggunaan yang

tidak sesuai dengan rencana penggunaan lahan yang telah disusun, (b)

penegakan sistem hukum dengan tegas dan konsisten serta pengawasan

terhadap penyelenggaraan RDTRK Kediri (perombakan sistem menjadi

lebih ketat oleh pemerintah), (c) meningkatkan sosialisasi mengenai

rencana tata ruang atau penggunaan lahan (penyuluhan/ publikasi) dan

IMB (penertiban jalur IMB sesuai prosedur) kepada masyarakat disertai

analisis mengenai dampak lingkungan akibat ketidaksesuaian penggunaan

lahan, (d) adanya konsistensi terhadap pelaksanaan RTRW/ RDTRK

didasari dari kesadaran dari pemerintah, masyarakat dan pihak swasta.

H. DAFTAR RUJUKAN

Alemina, Eva, et. al. 2011. Penyimpangan Penggunaan Lahan di DAS Krueng

Aceh Berdasarkan Zona Agroekologi. Jurnal diakses tanggal 15

Februari 2012. Banda Aceh: Tsunami and Disaster Mitigation Research

Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala.

Badan Pusat Statistik Kota Kediri. 2003. Kota Kediri Dalam Angka Tahun

2003. Kediri: Badan Pusat Statistik Kota Kediri.

Page 7: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

Badan Pusat Statistik Kota Kediri. 2008. Kota Kediri Dalam Angka Tahun

2008. Kediri: Badan Pusat Statistik Kota Kediri.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri. 2008. Kota Kediri Dalam Angka

Tahun 2008. Kediri: Badan Pusat Statistik Kota Kediri.

Badan Pusat Statistik Kota Kediri. 2009. Kota Kediri Dalam Angka Tahun

2009. Kediri: Badan Pusat Statistik Kota Kediri.

Badan Pusat Statistik Kota Kediri. 2010. Kota Kediri Dalam Angka Tahun

2010. Kediri: Badan Pusat Statistik Kota Kediri.

Bappeda Kota Kediri. 2002. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kediri 2003-

2013. Kediri: Pemkot Kediri.

Bappeda Kota Kediri. 2002. Rencana Detail Tata Ruang Kota Kediri 2003-

2013. Kediri: Pemkot Kediri.

Bappeda Kota Kediri. 2010. Album Peta Kota Kediri 2010 (Penyusunan dan

Pengumpulan Data/ Informasi Kebutuhan Penyusunan Dokumen

Perencanaan). Kediri: Pemkot Kediri.

Badruddin, Syamsiah. “Teori dan Indikator Pembangunan”. (Online),

(http://profsyamsiah.wordpress.com/2009/03/19/pengertian-

pembangunan/, diakses tanggal 13 Desember 2012).

Branch C. Melville. 1995. Perencanaan Kota Komprehensif: Pengantar dan

Penjelasan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Budiharjo, Eko. 1996. Tata Ruang Perkotaan. Bandung: PT. Alumni.

Dakhlan. “Letak Geologis I Letak Geomorfologis I Letak Geografis I Letak

Maritim”. (Online), (http://iptekdakhlan.blogspot.com/2009/07/letak-

geologis-i-letak-geomorfologis-i.html, diakses tanggal 25 Februari

2012).

Daldjoeni, N. 1999. Geografi Kota dan Desa. Bandung: PT. Alumni.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri. 2010. Data

Kependudukan Kota Kediri Tahun 2010. Kediri: Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Kediri.

Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kota Kediri. 2010. Data Curah Hujan Kota

Kediri Tahun 2001-2010. Kediri: Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

Kota Kediri.

Dinas Penataan Ruang (website). “Pengertian Tata Ruang Kota”. (Online),

(http://www.penataanruang-sumut.net/referensi/pengertian-tata-ruang-

kota, diakses tanggal 13 Desember 2011).

Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum. 2008.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/2008 Tentang

Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan.

Kediri: Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Kediri.

Direktorat Jendral PHKA Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999.

“Undang-Undang Republik Indonesia No.41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan”. (Online), (http://www.ditjenphka.go.id/kawasan/kk.php,

diakses tanggal 29 Juli 2012).

DPR RI (website). “Masalah Perkotaan Disebabkan Inkonsistensi Pemerintah

Dalam Rencana Tata Ruang”. (Online),

(http://dpd.go.id/2010/07/masalah-perkotaan-disebabkan-inkonsistensi-

pemerintah-dalam-rencana-tata-ruang, diakses tanggal 13 Desember

2011).

Page 8: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

DPR RI (website). “Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1992

Tentang Perumahan dan Permukiman”. (Online).

(www.penataanruang.net/taru/hukum/UU_4_1992.pdf, diakses tanggal

29 Juli 2012).

DPR RI (website). “Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan”. (Online). (www.budpar.go.id/.../4636_1364-

UUTentangKepariwisataannet1.pdf, diakses tanggal 29 Juli 2012).

Hidayati. 2000. Penataan Ruang dan Perkembangan Paradigma

Pembangunan. Jakarta.

Ibrahim, S. 1998. Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang Terpadu. Jakarta:

Dir. Bipram, Dirjen Bangde, Depdagri.

Kantor Kecamatan Kota, Kota Kediri. 2010. Monografi Kecamatan Kota,

Kota Kediri. Kediri: Kantor Kecamatan Kota, Kota Kediri

Kantor Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. 2010. Monografi Kecamatan

Mojoroto, Kota Kediri. Kediri: Kantor Kecamatan Mojoroto, Kota

Kediri

Kantor Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. 2010. Monografi Kecamatan

Pesantren, Kota Kediri. Kediri: Kantor Kecamatan Pesantren, Kota

Kediri

Karmisa, I, et Al. 1990. Administrasi Lingkungan (Tata Ruang). Jakarta:

Kantor Menteri Negara.

Masyhari, Nanang. “Berita Jatim: Unibraw Kediri Pilih di Barat Sungai”.

(Online),

(http://www.beritajatim.com/detailnews.php/11/Pendidikan_&_Kesehat

an/2011-11-

12/117565/Unibraw_Kediri_Pilih_di_Barat_Sungai_Brantas, diakses

tanggal 10 Januari 2012).

Menteri Pekerjaan Umum. “Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang

Kawasan Perkotaan”. (Online).

(www.penataanruang.net/taru/nspm/11/bab5.pdf, diakses tanggal 2

Maret 2012).

Pemerintah Kota Kediri. 2010. Sosialisasi Undang-Undang RI No.26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang. Kediri: Dinas Tata Ruang, Kebersihan,

dan Pertamanan Kota Kediri.

Pamudji, S. 1985. Pembinaan Perkotaan di Indonesia. Jakarta: PT. Bina

Aksara.

Pannekoek, A.J. 1949. Garis-garis Besar Geomorfologi Pulau Jawa.

Terjemahan oleh Budio Basri. 1989. Jakarta: FMIPA-UI.

Rico, Handiman. “Kebijakan Nasional dalam Perencanaan tata Ruang”.

(Online), (http://www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/kebijakan-

nasional-dalam-perencanaan-tata-ruang, diakses tanggal 1 Januari 2012).

Ryadi, Slamet. 1984. Tata Kota. Surabaya: PT. Bina Indra Karya.

Salim, Emil. 1999. Kota Berkelanjutan. Bandung: PT. Alumni.

Salim, Emil. 1990. Kualitas Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Kantor Menteri

Negara.

Santoso, Djoko. “Metode Penentuan Kemampuan Lahan untuk Alokasi

Pemanfaatan Ruang”. (Online),

Page 9: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

(http://www.scribd.com/doc/54585932/11/Evaluasi-Kesesuaian-

Penggunaan-Lahan, diakses tanggal 15 Februari 2012).

Sumarmi. 2007. Geografi Pengembangan Wilayah. Malang: UM Press.

Taufik, M, et. Al. 2009. Evaluasi Perencanaan Tata Guna Lahan Wilayah

Perkotaan (Studi Kasus Kec.Lowokwaru, Kota Malang). Jurnal diakses

tanggal 15 Februari 2012. Surabaya: Program Studi Teknik Geomatika

FTSP ITS.

Page 10: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

Gambar 1 Peta Rencana Penggunaan Lahan di Kota Kediri Tahun 2003-2013

Page 11: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

Gambar 2 Peta Penggunaan Lahan (Eksisting) Kota Kediri Tahun 2009

Page 12: EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA KEDIRI TAHUN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel5BCEC5AE712AB33EA7390... · tata ruang sehingga masyarakat tidak dapat berpartisipasi

Gambar 3 Peta Analisis Kesesuaian Penggunaan Lahan di Kota Kediri