evaluasi penerapan sistem e-hajj dalam...

89
EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM PROSES PEMVISAAN PADA DIREKTORAT JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKomunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Shandy Saeful Rachman 1112053100035 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019/1440 H  

Upload: others

Post on 01-Feb-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM PROSES

PEMVISAAN PADA DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH KEMENTERIAN

AGAMA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKomunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Shandy Saeful Rachman

1112053100035

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/1440 H

 

Page 2: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

 

Page 3: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

 

Page 4: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

 

Page 5: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

i

ABSTRAK

Shandy Saeful Rachman, 1112053100035. “Evaluasi

Penerapan Sistem E-hajj dalam Proses Pemvisaan pada

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun 2019”

Sistem E-hajj adalah sistem elektronik yang berisi tentang

prosedur dan memantau setiap pergerakan jemaah haji dari

berbagai negara baik saat kedatangan maupun saat keberangkatan

jemaah haji, termasuk di dalamnya memantau pelayanan yang

diberikan kepada jemaah haji selama berada di Arab Saudi. Hal

ini dilakukan dengan melibatkan semua pihak berwenang yang

terkait dengan pelayanan haji, sehingga setiap pelayanan dan

pergerakan jemaah haji dilakukan melalui sistem elektronik yang

terintegrasi.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme

penerapan sistem E-hajj dalam penyelenggaraan ibadah haji pada

Direktorat Jenderal Penyelengaraan Haji dan Umrah (Ditjen

PHU) Kementerian Agama RI, dan hambatan apa saja yang

ditemukan dalam proses penerapan sistem ini.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan

datanya dengan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Dalam skripsi ini penulis memfokuskan pada evaluasi

penerapan sistem e-hajj dalam proses pemvisaan pada Subdit

Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler Direktorat Jenderal

Penyelengaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik

Indonesia .

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama RI telah melaksanakan tugas dan fungsinya

dengan baik sesuai dengan standar operasional yang berlaku dan

sesuai dengan rencana meskipun masih ada kendala yang selalu

timbul yakni masalah gangguan pada jaringan.

Kata Kunci: Evaluasi, Sistem, E-hajj.

 

Page 6: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

begitu banyak nikmat, diantaranya nikmat Iman, Islam, dan

kesehatan sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para

sahabatnya, serta para umatnya hingga akhir zaman nanti. Amiin.

Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Evaluasi Penerapan Sistem E-hajj

dalam Proses Pemvisaan pada Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama

Republik Indonesia Tahun 2019”, yang disusun untuk

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan, dan sampai

masa penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari keluarga, sahabat,

teman, maupun dari berbagai pihak lainnya yang telah banyak

berjasa dan mendukung bagi penulis. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Suparto,M.Ed.,P.hD Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatulah Jakarta dan para pembantu Dekan Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Drs.Sugiharto,MA selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah dan bapak Amirudin,M.Si. selaku Sekretaris

Jurusan Manajemen Dakwah.

3. Drs.Study Rizal LK,MA selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah membantu, mengarahkan, membina dan

meluangkan waktunya untuk penyelesaian penelitian ini.

 

Page 7: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

iii

Juga tak lupa kepada Drs.H. Hasanudin Ibnu Hibban,MA

selaku dosen pembimbing akademik.

4. Seluruh dosen, karyawan, serta Staff Tata Usaha Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kedua orang tua penulis, Agus Sutisna dan Imas

Ermawati. Pengorbanan serta kasih sayangmu tak dapat

penulis ungkapkan melalui kata-kata dalam skripsi ini.

6. Khairun Naim, Lc.,M.E.I selaku Kasi Pemvisaan, Hasan

Affandi, S.Si.,M.Sc Selaku Kasubdit Data dan Sisten

Informasi Haji dan Abdul Hafidz Malawat, S.pd sebagai

staf pelaksana yang telah meluangkan waktunya dengan

bersedia diwawancarai dan pencarian data.

7. Seluruh teman-teman kelas Manajemen Haji dan Umrah

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan moril. Teman-teman di UIN

Jakarta, kantor Ahsanta Tours and Travel, yang terus

memberikan semangat hingga sekarang.

8. Dan seluruh hal yang terkait dengan penulis khususnya

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga penelitian ini bermanfaat dan semoga Allah SWT

senantiasa meridhoi setiap langkah kita, Aamiin ya rabbal

aalamin

Penulis

Shandy Saeful Rachman

1112053100035

 

Page 8: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………….……………………...... i

KATA PENGANTAR ........................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN………………….……….............. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................ 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........ 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............... 7

D. Metodologi Penelitian ............................. 8

E. Tinjauan Pustaka ..................................... 13

F. Sistematika Penulisan .............................. 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Evaluasi............……………………........ 16

1. Pengertian Evaluasi........................... 16

2. Model Evaluasi ................................ 19

3. Tujuan Evaluasi ............................... 21

4. Manfaat Evaluasi ............................. 22

5. Proses Evaluasi................................. 23

B. Sistem....………………………………. 24

1. Pengertian Sistem………......……... 24

2. Unsur-unsur Sistem……......…….... 25

3. Karateristik Sistem………………... 25

 

Page 9: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

v

BAB III GAMBARAN UMUM DITJEN PHU

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK

INDONESIA

A. Lokasi Kementerian Agama RI................ 26

B. Sejarah Kementerian Agama RI ……..... 26

C. Visi Misi Kementrian Agama RI............. 33

D. Struktur Organisasi Kementrian Agama

RI............................................................. 36

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Sistem E-hajj ........................................... 37

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Sistem E-

hajj.......................................................... 38

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penerapan Sistem E-hajj dalam

Proses Pemvisaan ................................... 46

B. Analisis Evaluasi Penerapan Sistem E-hajj

dalam Proses Pemvisaan ........................ 57

C. Analisis Hambatan Penerapan Sistem E-hajj

dalam Proses Pemvisaan ........................ 61

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................. 63

B. Saran ....................................................... 65

DAFTAR PUSTA .……………………………................... 66

LAMPIRAN ……………………….…………………….... 69

 

Page 10: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

vi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian

2. Surat Bimbingan Skripsi

3. Surat Keterangan Penelitian

4. Hasil Wawancara

5. Struktur Organisasi Dirjen PHU Kemenag RI

6. Dokumentasi

 

Page 11: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan

oleh umat Islam yang mampu (istitha‟ah), yakni mampu

secara fisik artinya memiliki jiwa dan raga yang sehat,

mampu secara ilmu artinya menguasai dan memahami ilmu

tentang ibadah haji, mampu secara ekonomi artinya

memiliki materi atau biaya untuk berangkat ke tanah suci.

Hal ini ditegaskan secara jelas dalam firman Allah SWT

yang berbunyi:

تههه ا مبههه ا ا ت ب ا ت ههه م ايت هههىت ت تهههءا ت هههءاات ت ا ت ت خي اههه ت تهههي ب ا هههي اتي مت هههين تت فيهههءايت

ا تا مي تاغت ا ب افتإىب فت ت ت ءا ت ا ت بيل ا تيءاست عت ءا ستتطت ت ا بتييا تميءحج اءا عت

ا(٧٩)لا م ى:ا

Artinya: ”Di sana terdapat tanda-tanda yang

jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa

memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di

antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah

melaksanakan ibadah haji ke Baitullah,, yaitu bagi

orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan

ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji,

maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak

 

Page 12: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

2

memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (Q.S Ali

„Imran: 97)1

Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional

dan menjadi tanggungjawab pemerintah dibawah

koordinansi Menteri Agama, dalam teknis pelaksanaannya

diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah. Amanat yang diberikan Undang-undang

Nomor 13 Tahun 2008 menyebutkan “Pemerintah memiliki

kewajiban memberikan pembinaan, pelayanan dan

perlindungan”.2

Pemerintah sebagai regulator dan operator

penyelenggara ibadah haji bertanggung jawab

melaksanakan tugas pembinaan dan pelayanan dengan

sebaik-baiknya. Terkait dengan hak yang seharusnya

diterima Jemaah, antara lain: pembimbingan manasik haji

dan/atau materi lainnya, pelayanan akomodasi, pelayanan

konsumsi, pelayanan transportasi, dan pelayanan kesehatan

yang memadai, baik di tanah air, selama diperjalanan,

maupun di Arab Saudi. Pemerintah memberikan pelayanan

kepada jemaah haji sejak di Tanah Air, memobilitas jemaah

yang lebih dari 200.000 orang ke Arab Saudi. Selanjutnya

memberikan pelayanan di Arab Saudi sesuai kebijakan dan

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Alquran dan Terjemahnya,

(Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2007), h.97.

2 Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah, Desain Program (Jakarta: 2010), h.13.

 

Page 13: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

3

ketentuan peraturan perhajian (Taklimatul Hajj), besarnya

resiko ini memerlukan sistem yang terkoordinasi.3

Meningkatkan koordinasi dengan pihak Kedutaan

Arab Saudi di Indonesia dan Kementerian Hukum dan

HAM dalam melayani visa Jemaah haji agar mengacu pada

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 yang berbunyi:

“Setiap pendaftaran haji harus dilakukan melalui

Kementerian Agama sehingga tidak lagi ditemukan haji

non-kuota yang tidak jarang menimbulkan masalah dan

jemaahnya terlantar”. Seakan menjawab permasalahan

tersebut, pada tahun 2014 pemerintah Arab Saudi

mengeluarkan kebijakan berupa program berbasis

elektronik bernama E-hajj yang pada saat itu baru tahap

sosialisasi, sedangkan pelaksanaan secara menyeluruh

untuk semua negara baru diterapkan di musim haji tahun

2015.4 Sistem E-hajj merupakan sebuah sistem aplikasi

haji secara elektronik, yang menyediakan kolom-kolom

yang harus diisi penyelenggara haji. Kolom-kolom itu

diantaranya berisi pertanyaan tentang kelengkapan

persyaratan e-hajj, mulai dari nama jemaah, nomor paspor,

maskapai penerbangan, hotel di Mekah dan Madinah,

Transportasi, dan Katering.

3 Dr.H.Ali Rokhmad dan Dr.H.Abdul Choliq MT, Haji;

Transformasi Profetik Menuju Revolusi Mental (Jakarta Pusat: Media

Dakwah, 2015), Cet.1, h.125.

4 Elvan Dany Sutrisno, “Mengenal e-hajj yang Mulai

Diterapkan Intensif Tahun 2015”,

m.detik.com/news/berita/2999828/mengenal-e-hajj-yang-mulai-

diterapkan-intensif-tahun-2015. Diakses: 03-10-2016.

 

Page 14: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

4

Pada penerapan perdananya sistem tersebut pada

musim haji 2015 sempat mengalami kendala, yakni

keterlambatan pengurusan visa. Masalah keterlambatan

dikeluarkannya visa itu menyebabkan banyak calon haji

tidak dapat berangkat ke Tanah Suci tepat waktu. Hal itu

membuat sejumlah calon haji harus menunggu

keberangkatan berikutnya. Salah satu contoh dampak e-

hajj bagi Jemaah Indonesia diantaranya, terdapat 18 orang

dari 250 calon haji asal Magetan, Jawa Timur, kelompok

terbang (kloter) pertama tertunda keberangkatannya karena

kendala visa. Dari 18 calon haji tersebut, sebanyak 14

orang terpaksa bergabung berangkat dengan kloter dua,

sebanyak 1 orang bergabung dengan kloter tiga dan 3

orang terakhir bergabung dengan kloter empat.5

Setiap penyelenggaraan sebuah kegiatan, dibutuhkan

sebuah sistem evaluasi. Evaluasi adalah sebuah proses

penilaian6, dimana terjadinya sebuah efektifitas rencana

dalam sebuah program yang pada hasil akhirnya akan

dijadikan tolak ukur keberhasilan dan dijadikan rancangan

atau standarisasi untuk melakukan sebuah kegiatan yang

selanjutnya.

5 Redaksi Selasar, Haji-Bola Salju Sistem Haji Elektronik “E-

Hajj”. www.selasar.com/politik/haji-bola-salju-sistem-haji -elektronik-

ehajj. Diakses: 04-10-16.

6 Dan B Curtis; James J. Floyd; Jerry L. Winsor, Komunikasi Bisnis

dan Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), h. 414.

 

Page 15: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

5

Begitu juga dengan penyelenggaraan ibadah haji

sangat membutuhkan adanya kegiatan evaluasi untuk

mencari penyebab dari berbagai masalah yang timbul dan

mengatasi masalah tersebut, sekaligus merancang suatu

solusi agar pada saat penyelenggaraan ibadah haji

selanjutnya bisa berjalan dengan lebih baik lagi, sesuai

dengan yang tertera dalam undang-undang

penyelenggaraan ibadah haji yang dijadikan sebagai

standarisasi penyelenggaraan ibadah haji yang semestinya.

UU Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan

ibadah haji mengamanatkan perlunya penyempurnaan

sistem dan manajemen penyelenggaraan ibadah haji secara

terus menerus agar dapat berjalan aman, tertib, dan lancar

dengan menjunjung tinggi asas keadilan, profesionalitas

dan akuntabilitas. Dalam hal ini pelaksanaan sistem

aplikasi E-hajj harus sesuai dengan peraturan yang sudah

ditetapkan oleh pemerintah. Dengan demikian, sangat perlu

dilakukan evaluasi pada setiap penyelenggaraan ibadah

haji agar dapat menjadikan suatu bentuk pelayanan yang

maksimal dan memuaskan bagi para Jemaah haji.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan

tersebut, dalam upaya memperoleh data yang akurat dan

terbaru, maka penulis tertarik untuk meneliti, mengamati,

serta menganalisa lebih mendalam mengenai persoalan

diatas dalam sebuah penelitian skripsi dengan judul

“Evaluasi Penerapan Sistem E-hajj dalam Proses

 

Page 16: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

6

Pemvisaan pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik

Indonesia Tahun 2019.”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terlalu luas dan melebarnya

pembahasan, maka dalam penyusunan skripsi ini, penulis

membatasi masalah yang akan dibahas hanya kepada

evaluasi proses meliputi mekanisme penerapan sistem e-

hajj dan identifikasi hambatan dalam proses penerapan

sistem tersebut.”

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah,

maka perumusan masalah penelitian ini yaitu:

a. Bagaimana penerapan sistem E-hajj dalam proses

pemvisaan pada Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI

Tahun 2019?

b. Bagaimana evaluasi penerapan sistem E-hajj

dalam penyelenggaraan ibadah haji pada

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah Kemenag RI Tahun 2019?

c. Apa saja hambatan penerapan sistem e-hajj dalam

proses pemvisaan?

 

Page 17: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana proses penerapan

dan pengoperasian sistem E-hajj dalam

penyelenggaraan ibadah haji pada Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama Republik Indonesia

b. Untuk mengevaluasi penerapan sistem E-hajj

dalam penyelenggaraan ibadah haji pada

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia

c. Untuk mengetahui hambatan penerapan sistem e-

hajj dalam proses pemvisaan.

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat, antara lain:

a. Bagi penulis, memperluas dan menambah

wawasan serta pengetahuan mengenai sistem E-

hajj dalam penyelenggaraan ibadah haji pada

Direktorat Jenderal Penyelengaraan Haji dan

Umrah Kemenag RI.

b. Bagi instansi/perusahaan, hasil dari penelitian ini

diharapkan bisa memberikan masukan yang

bermanfaat dalam menentukan langkah

perusahaan selanjutnya kedepan dengan lebih baik

lagi.

 

Page 18: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

8

c. Bagi dunia pustaka, sebagai sumber referensi dan

kontribusi pemikiran dalam menunjang penelitian

berikutnya dan dapat memperkaya koleksi dalam

ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan.

D. Metodelogi penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penulisan yang penulis gunakan dalam penelitian

ini tidak bisa lepas dari penggunaan beberapa cara/metode

yang relevan dengan permasalahan penelitian ini. Penelitian

yang akan dilaksanakan merupakan penelitian jenis

kualitatif yang akan menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata, gambar, dan bukan perhitungan angka-angka

(Meleong, 2004 : 3)

metode dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy

Moleong menyatakan bahwa metode dengan menggunakan

pendekatan kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.7

Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang

atau human instrument yaitu penelitian itu sendiri. Untuk

dapat menjadi instrument, maka penelitian harus

mempunya bekal teori dan wawancara yang luas, sehingga

7 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2009), h. 4

 

Page 19: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

9

mampu bertannya, menganalisis, memotret, dan

mengkonstruksi situasi social yang di teliti menjadi lebih

jelas dan bermakna.8

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dalam penelitian ini adalah Kantor

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama RI.

b. Objek dalam penelitian ini adalah evaluasi

penerapan sistem e-hajj dalam proses pemvisaan

pada Ditjen PHU Kementerian Agama RI.

3. Sumber dan jenis Data

Secara garis besar sumber data dari dua macam yaitu

data Primer dan sumber data Sekunder.

a. Data primer adalah data yang di peroleh langsung

dari subjek penelitian mengunakan alat pengukur

atau alat pengambilan data langsung tempat

penelitian sebagai sumber informasi yang di cari

(Azwar, 2001: 9). Dalam penelitian sumber data di

peroleh dari hasil wawancara Kasubdit Data dan

Sistem Informasi Haji Terpadu berkaitan dengan

informasi dasar mengenai sistem e-hajj. Adapun

jenis data yang akan di ambil yaitu tentang

Evaluasi Penerapan Sistem E-Hajj Pada Direktorat

8 Sugiono, metode penelitian kualitatif, kuantitafi, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2017), h8.

 

Page 20: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

10

Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementrian Agama Republik Indonesia

b. Data Sekunder adalah data yang mendukung objek

penelitian yang mendukung data primer, dan yang

melengkapi data primer (prastowo, 2011: 31), data

sekunder berupa arsip, dokumentasi, profil

lembaga, jurnal, buku, majalah, artikel, dan semua

informasi yang berkaitan dengan strategi

pemasaran.

c. Teknik Pengumpulan Data

Untuk kepentingan penelitian ini, teknik

pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

1) Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan

data dari tanya jawab yang dikerjakan secara

sistematis dan berlandaskan tujuan penelitian.13

Metode ini dilakukan dengan cara meminta

informasi kepada responden (orang yang

diwawancara atau dimintai informasi) dari pihak

staf pelaksana berkaitan dengan hal teknis

dalam sistem e-hajj.

Untuk mendapatkan informasi terkait

penelitian ini, penulis mewawancarai:

a) Moh. Hasan Afandi, S.Si.,M.Sc sebagai

Kasubdit Data dan Sistem Informasi Haji

 

Page 21: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

11

Terpadu, berkaitan dengan informasi dasar

mengenai sistem e-hajj.

b) Khairun Naim, Lc.,M.E.I sebagai Kasi

Pemvisaan, berkaitan dengan informasi

sistem e-hajj sebagai bagian dari proses

pemvisaan dalam penyelenggaraan ibadah

haji.

c) Abdul Hafidz Malawat, S.pd sebagai staf

pelaksana, berkaitan dengan hal teknis dalam

sistem e-hajj.

2) Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data

yang diperoleh melalui dokumen seperti data-

data, arsip-arsip dan gambar-gambar ataupun

bentuk lainnya.9 Dokumentasi merupakan

bagian dimana peneliti meminta data kepada

lembaga yang diteliti yakni staf pelaksana

berkaitan dengan hal teknis dalam sistem e-hajj

sesuai dengan judul yang dibahas, yaitu

Evaluasi Penerapan Sistem E-Hajj pada

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah Kementrian Agama Republik Indonesia,

sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini

penulis memperoleh data dari buku; Buku

9 Husaini Usman dan Purnomo Akbar Setiady, Metodologi Penelitian

Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 57

 

Page 22: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

12

panduan penyelesaian paspor Jemaah Haji dan

Pemvisaan.

3) Teknik Analisis Data

Analisis Data Merupakan Proses

penyederhanaan Data kedalam bentuk yang

mudah di baca dan diinterpretasikan

(singarimbun, 1989: 199). Metode analisis

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

Deskriptif kualitatif yang bertujuan melukiskan

secara sistematis fakta dan karakteristik bidang-

bidang tertentu secara faktual dan cermat

dengan menggambarkan keadaan atau status

fenomena.

4) Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman

pada SK-Rektor-Nomor 207 tentang Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (skripsi, tesis dan

disertasi) yang diterbitkan oleh Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5) Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Kantor Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementrian Agama Republik Indonesia, Jl.

Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4 Jakarta

Pusat.

 

Page 23: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

13

Dalam penelitian ini penulis membatasi

waktu penelitian pada bulan Januari – Mei 2019.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari adanya bentuk penjiplakan atau

plagiat maka penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap

beberapa skripsi sebagai bahan perbandingan dalam

pembuatan skripsi. Selain itu penulis juga melakukan

tinjauan kepustakaan (Literature) yang berkaitan dengan

topik pembahsan. Adapun tinjauan pustaka dalam

penelitian ini adalah:

1. Mutmainnah, “Implementasi Sistem Informasi dan

Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pada

Kementrian Agama Republik Indonesia.” Program

Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, penelitian ini berisi tentang sistem

komputerisasi haji yang dilaksanakan pada Kementrian

Agama Republik Indonesia.10 Pada skripsi ini tidak

melibatkan pendapat dari jamaah yang berguna untuk

mengetahui kepuasan pelayanan karyawan terhadap

para jamaah.

2. Lukman Hidayat, “Evaluasi Penetapan Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) oleh Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag

10

Mutmainnah, Implementasi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji

Terpadu (SISKOHAT) pada Kementrian Agama Republik Indonesia, Program

Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

 

Page 24: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

14

RI dalam penyelenggaraan Ibadah Haji di Indonesia

Tahun 2012”, Konsentrasi Manajemen Haji dan

Umrah, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

F. Sistematika penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dalam proposal

skripsi ini, penulis menyusun sistematika penulisan

kedalam lima bab. Dimana setiap bab terdiri dari sub-sub

bab tersendiri. Agar pembaca dapat memahami uraian

selanjutnya maka penulis mensistematika pembahasan yang

akan ditulis kedalam bab-bab sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi

uraian mengenai Latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Rumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian,

Tinjauan Pustaka, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini

terdiri dari beberapa hal, meliputi;

Pengertian Evaluasi, Model Evaluasi,

Tujuan Evaluasi, Manfaat Evaluasi,

Pengertian Sistem, Unsur-unsur

Sistem, Karakteristik Sistem, dan

Pengertian E-Hajj

 

Page 25: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

15

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG

OBJEK PENELITIAN Bab ini

membahas tentang gambaran umum

Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kemenag RI.

BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini membahas tentang Penerapan

Sistem E-hajj pada Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama Republik Indonesia.

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas

tentang hasil penelitian yaitu, Evaluasi

Penerapan Sistem E-hajj pada Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama Republik Indonesia.

BAB VI : PENUTUP Dalam bab ini penulis akan

membahas mengenai kesimpulan dan

saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

Page 26: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Menurut Bahasa, kata evaluasi berasal dari Bahasa

Inggris yang memiliki dasar kata “value” yang berarti

“nilai”.11

Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

kata evaluasi diartikan dengan “penilaian”.12

Ada banyak

tokoh yang mendefinisikan arti dari evaluasi, oleh sebab itu

penulis akan memaparkan beberapa pendapat terkait

dengan arti evaluasi.

Menurut Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan

penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah

ditentukan telah tercapai, apakah pelaksanaan program

sesuai dengan rencana dan atau dampak apa yang terjadi

setelah program ditentukan.13

Menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi adalah kegiatan

yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu

program. Dengan demikian, penelitian evaluasi dilakukan

untuk mengetahui tingkat efektivitas pelaksanaan program

dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan

11

John M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris – Indonesia,

(Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Indonesia, 2005), Cet.XXVI. h.625

12

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet.I. h.702

13

H.D. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Luar Sekolah dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Bandung: Falah Production, 2000),

h.283.

 

Page 27: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

17

keterlaksanaan program tersebut.14

Sedangkan Zaini

Muchtarom dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar

Manajemen Dakwah menjelaskan bahwa, evaluasi adalah

sebagai suatu fungsi dari manajemen yang berusaha

mempertanyakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari

suatu rencana, sekalipun mengukur subyektifitas hasil-hasil

pelaksanaan itu dengan ukuran yang dapat diterima pihak

yang mendukung suatu perencanaan.15

Menurut M. Chabib Thaha, evaluasi merupakan

kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek

dengan menggunakan suatu instrument dan hasilnya

dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh

kesimpulan.16

Kemudian stufflebeam juga membedakan Proactive

Evauation untuk melayani pemegang keputusan, dan

Retroactive Evaluation untuk keperluan

pertanggungjawaban. Evaluasi dapat mempunyai dua

fungsi, yakni fungsi formatif, yaitu evaluasi yang dipakai

untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang

berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya). Fungsi

sumatif, yaitu evaluasi yang dipakai untuk

pertanggungjawaban, keterangan, seleksi, atau lanjutan.

Jadi evaluasi hendaknya membantu pengembangan,

14 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT

Bina Aksara, 1998), Cet. Ke-1. h.8

15

Zaini Muchtarom, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta:

Al-Amin Press dan IKFA, 1996), h.5

16

M. Chabib Thaha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

Garafindo Persada, 1996), h.1

 

Page 28: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

18

implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan suatu

program, pertanggungjawaban, seleksi motivasi,

menambah pengetahuan dan dukungan dari mereka yang

terlibat.17

Evaluasi adalah bagian integral dari proses manajemen,

evaluasi dilakukan karena ingin mengetahui bahwa apa

yang telah dilakukan sudah berjalan sesuai rencana.

Apakah semua masukan kegiatan yang dilakukan memberi

hasil dan dampak seperti yang diharapkan. Dalam lingkup

organisasi dan administrasi, evaluasi atau penilaian dapat

diartikan sebagai sebuah proses pengukuran dan

pembandingan hasil-hasil pekerjaan yang telah dicapai

dengan hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakekat dari

penilaian adalah:

a. Penilaian ditujukan kepada satu fase tertentu

dalam satu proses setelah fase itu seluruhnya

selesai dikerjakan. Berbeda dengan pengawasan

yang ditujukan kepada fase yang masih dalam

proses pelaksanaan.

b. Penilaian bersifat korektif terhadap fase yang telah

selesai dikerjakan. Korektifitas yang menjadi sifat

penilaian itu sangat berguna bukan untuk fase

yang telah selesai, akan tetapi untuk fase

17 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen

Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,

2008), h.4

 

Page 29: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

19

berikutnya. Artinya melalui penilaian harus

ditemukan kelemahan-kelemahan sistem yang

digunakan dalam fase yang baru saja selesai, juga

harus ditemukan penyimpangan-penyimpangan

dan/atau penyelewengan-penyelewengan yang

telah terjadi, tetapi lebih penting lagi harus

ditemukan sebab-sebab mengapa kelemahan-

kelemahan itu timbul dan mengapa sebab-sebab

mengapa penyimpangan-penyimpangan itu

terjadi.18

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa evaluasi

merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mengukur tingkat

keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan serta mengambil

kesimpulan dengan melihat keberhasilan dan kekurangan

tersebut untuk dijadikan acuan dalam kegiatan yang akan

dilakukan selanjutnya.

2. Model Evaluasi

Ada berbagai macam model evaluasi, model-model

tersebut merupakan alternatif yang dipilih evaluator sesuai

dengan masalah dan tujuan evaluasi, salah satunya yaitu

model Evaluasi Goal Oriented Evaluation. Model Goal

Oriented Evaluation merupakan model yang paling awal

muncul, yang menjadi objek pengamatan model ini adalah

tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum

18 Ahmad Fadli HS, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Manhalun

Nasyi-in Press, 2008), Cet. IV, h. 32-3

 

Page 30: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

20

program dimulai, evaluasi dilakukan secara

berkesinambungan, terus menerus, mengontrol sejauh mana

tujuan tersebut terlaksana didalam proses pelaksanaan

program.

Dalam hal ini penulis menggunakan model evaluasi

yang dikemukakan oleh Isbandi Rukminto yang mengutip

pendapat Feuriskin, guna mengawasi suatu program secara

lebih seksama yaitu: evaluasi input, evaluasi proses, dan

evaluasi hasil. Dengan pengertian sebagai berikut:

a. Evaluasi Input

Evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur

yang masuk dalam pelaksanaan suatu program.

Setidaknya ada tiga variable utama yang terkait

dengan evaluasi input ini, yaitu; Klien (peserta

program), Staf, dan program.

b. Evaluasi Proses

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai

bagaimana proses kegiatan yang dilaksanakan

telah sesuai dengan rencana yang dirumuskan.

Evaluasi proses memfokuskan diri pada

penilaian dinamika internal dan pengoperasian

program, serta berupaya menganalisa dan menilai

secara keseluruhan proses berdasarkan kriteria

yang relevan seperti; standar praktik terbaik,

kebijakan lembaga, dan tujuan proses.

c. Evaluasi Hasil

 

Page 31: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

21

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa

jauh tujuan-tujuan yang sudah direncanakan telah

tercapai.19

3. Tujuan Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan

sesuai dengan objek evaluasinya. Tujuan evaluasi menurut

wirawan20

adalah:

a. Mengukur pengaruh program terhadap

masyarakat. Program dirancang dan dilaksanakan

sebagai layanan atau intervensi sosial (social

intervention) untuk menyelesaikan masalah dan

keadaan yang dihadapi masyarakat.

b. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai

dengan rencana. Setiap program direncanakan

dengan teliti dan pelaksanaannya harus sesuai

dengan rencana tersebut. Akan tetapi, pada

pelaksanaannya suatu program pun dapat

melenceng.

c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai

dengan standar. Setiap program dirancang dan

dilaksanakan berdasarkan standar tertentu.

19 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan,

Masyarakat dan Intervensi Komunitas, (Jakarta: FEUI, 2001), h.128 20

Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi,

(Jakarta: PT.Raja rafindo Persada, 2011), h.24

 

Page 32: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

22

d. Evaluasi dapat mengidentifikasi dan menemukan

mana dimensi program yang berjalan dan mana

yang tidak berjalan.

e. Mengambil keputusan mengenai program. Salah

satu tujuan evaluasi yakni untuk mengambil

keputusan.

4. Manfaat Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting untuk

dilakukan, dalam hal ini Feurstein menyatakan sepuluh

alasan mengapa suatu evaluasi perlu dilakukan.21

a. Pencapaian, guna melihat apa yang sudah dicapai.

b. Mengukur kemajuan, melihat kemajuan dikaitkan

dengan objektif program.

c. Meningkatkan pemantauan, agar tercapai

manajemen yang lebih baik.

d. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan, agar

dapat memperkuat program itu sendiri.

e. Melihat usaha apakah sudah dilakukan secara

efektif, guna melihat perbedaan apa yang telah

terjadi setelah diterapkan suatu program.

f. Biaya dan manfaat, melihat apakah biaya yang

dikeluarkan cukup masuk akal.

21 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program dan Instrumen

Evaluasi untuk Program Pendidikan dan Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,

2008), h.4

 

Page 33: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

23

g. Mengumpulkan informasi, guna merencanakan

dan mengolah kegiatan program secara lebih baik.

h. Berbagi pengalaman, guna melindungi pihak lain

terjebak dalam kesalahan yang sama, atau untuk

mengajak seseorang untuk ikut melaksanakan

metode yang serupa bila metode yang dijalankan

telah berhasil dengan baik.

i. Meningkatkan keefektifan, agar dapat memberikan

dampak yang lebih baik.

5. Proses Evaluasi

Dalam melakukan kegiatan evaluasi, secara umum

meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan apa yang akan di evaluasi;

Pimpinan lembaga dan pelaksanaan menentukan secara

spesifik proses penerapan dan hasil yang akan di

monitor dan di evaluasi. Proses dan hasil

pengukuran harus bersifat obektif.

b. Mengembangkan standar kerangka dan batasan;

Standar yang dikembangkan harus bersifat strategis

dan objektif, serta mengandung sebuah jarak

batasan yang logis, yang menerima segala bentuk

kekurangan dan kesalahan. Standar tersebut bukan

hanya digunakan untuk mengukur hasil akhir,

 

Page 34: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

24

tetapi juga untuk saat pelaksanaan monitoring

berlangsung;22

c. Merancang desain (metode);

d. Menyusun instrumen dan rencana pelaksanaan;

e. Melakukan pengamatan, pengukuran, dan analisis;

f. Membuat kesimpulan dan pelaporan.

Keenam langkah evaluasi di atas dapat dipadatkan

menjadi 2 langkah terpenting, yaitu menetapkan fokus hal

yang akan di evaluasi dan merancang metode

pelaksanaannya.

B. Sistem

1. Pengertian Sistem

Menurut McLeod mendevinisikan arti sistem adalah

sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang

sama untuk mencapai suatu tujuan.23

Menurut H Thiery,

“sistem adalah suatu keseluruhan elemen-elemen yang

sangat mempengaruhi, teratur menurut rencana tertentu

guna mencapai tujuan24

Menurut Tata sutabri, sistem yang abstrak adalah

susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi

yang saling tergantung. Sedangkan sistem yang bersifat

22 Hunger and Wheelen, Essential of Strategic Management, (Tampa,

Florida, Addison Wesley Longman Inc., 1997), h. 161. 23

Onong Unchyana Efendi, Human Relation and Public Relation,

(Bandung: PT.Manda Maju, 1997) 24

Kahri Nasjar dan Winardi, teori system dan pendekatan system

dalam bidang manajemen, ( Pt Manda Maju, 1997), cet ke-1, h.63

 

Page 35: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

25

fisis adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk

mencapai suatu tujuan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan

bahwa sistem adalah komponen – komponen yang saling

berkaitan dan mempengaruhi antara elemen satu dengan

laiannya untuk mencapai tujuan.

2. Unsur – Unsur sistem

Unsur – unsur sistem menurut Wahyudi Kumorotomo

dan subodo ada tiga bagian, diantaranya :

a. Masukan (input)

b. Proses (procces)

c. Keluaran (output)25

3. Karakteristik sistem

Sebuah Sistem memiliki karakteristik yang mencirikan

bahwa dikatakan suatu sistem. Adapun karakteristik yang

dimaksud :

a. Komponen sistem ( componens )

b. Batas sistem

c. Lingkungan luar sistem

d. Penghubung sistem/ Intervoce

e. Masukan / Input

f. Pengolah / Proses

g. Keluaran (output)

h. Sasaran (Obyektif) / Tujuan26

25 Wahyudi Kumorotomo dan subondo Agus M., Sistem Informasi

Manajemen,(UGM,Press )2001, ke-4, h.9 26

Tata Sutabri, Sistem Informasi Manajemen, (Yogyakarta: ANDI,

2005), Edisi 1

 

Page 36: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

26

BAB III

GAMBARAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL

PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH

KEMENTERIAN AGAMA RI

A. Lokasi Kementrian Agama Republik Indonesia

Kantor Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah Kementrian Agama Republik Indonesia, Jl.

Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4 Jakarta Pusat.

B. Sejarah Kementrian Agama Republik indoensia

1. Penyelenggaraan Haji Pasca-Kemerdekaan

Pada tahun 1948, Pemerintah Indonesia mengirimkan

misi haji untuk bertemu Raja Arab Saudi. Misi tersebut

mendapatkan sambutan hangat dari Raja Ibnu Saud. Misi

haji juga bertujuan menjelaskan kepada dunia Islam perihal

politik Indonesia yang tengah melarang umat Islam

Indonesia melaksanakan ibadah haji sekaligus meminta

dukungan terhadap perjuangan muslim menentang

kembalinya penjajahan.

Di samping itu, sejumlah usaha perbaikan manajemen

pelaksanaan ibadah haji juga dilakukan pemerintah. Antara

lain dengan membentuk satu badan khusus untuk urusan

haji yang disebut Penyelenggara Haji Indonesia (PHI). PHI

berada di setiap karesidenan, karena saat itu karesidenan

merupakan pemerintahan daerah yang mengatur, mengolah

dan menangani segala urusan administratif masyarakat

termasuk di dalamnya memudahkan semua urusan yang

 

Page 37: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

27

berhubungan dengan penyelenggaraan ibadah haji.27

Pada tanggal 21 Januari 1950, Badan

Kongres Muslimin Indonesia (BKMI) mendirikan sebuah

yayasan khusus menangani kegiatan penyelenggaraan haji,

yaitu Panitia Perbaikan Perjalanan Haji Indonesia (PPPHI)

yang di ketuai KH. M. Sudjak. Kedudukan PPPHI

diperkuat dengan dikeluarkannya Surat Kementerian

Agama Republik Indonesia Serikat (RIS) Nomor 3170

tanggal 6 Pebruari 1950, disusul dengan Surat Edaran

Menteri Agama RIS Nomor A.III/I/648 tanggal 9 Pebruari

1950 yang menunjuk PPPHI sebagai satu-satunya wadah

yang sah di samping pemerintah untuk mengurus dan

menyelenggarakan haji Indonesia. Sejak saat itulah

penyelenggaraan haji ditangani oleh pemerintah, dibantu

oleh instansi lain seperti Pamongpraja.28

Tahun itu

merupakan tahun pertama rombongan haji Indonesia yang

diikuti dan dipimpin oleh Majelis Pimpinan Haji bersama

dengan Rombongan Kesehatan Indonesia (RKI).

Dengan dibentuknya Kementerian Agama sebagai

salah satu unsur kabinet pemerintah setelah masa

kemerdekaan, maka seluruh beban penyelenggaraan ibadah

haji ditanggung pemerintah dan segala kebijakan tentang

pelaksanaan ibadah haji semakin terkendali. Dengan

27

Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta: FDK

Pres, 2008), h. 52 28

Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,

2008), h. 5

 

Page 38: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

28

semakin membaiknya tatanan kenegaraan Indonesia, pada

tahun 1964 pemerintah mengambil alih kewenangan

penyelenggaraan ibadah haji dengan membubarkan PPPHI

yang kemudian diserahkan kepada Direktorat Jenderal

Urusan Haji (DUHA).29

2. Penyelenggaraan Haji Masa Orde Baru

Tugas awal penguasa Orde Baru sebagai pucuk

pimpinan negara tahun 1966 adalah membenahi sistem

kenegaraan. Pembenahan sistem pemerintahan tersebut

berpengaruh terhadap penyelenggaraan ibadah haji.

Dibentuknya Departemen Agama (Depag), merubah

struktur dan tata kerja organisasi Menteri Urusan Haji dan

mengalihkan tugas penyelenggaraan ibadah haji dibawah

wewenang DUHA. Termasuk penetapan biaya, sistem

manajemen dan bentuk organisasi yang kemudian

ditetapkannya Keputusan DUHA Nomor 105 Tahun 1966.

Dalam perjalanan selanjutnya, pemerintah bertanggung

jawab secara penuh dalam penyelenggaraan ibadah haji

mulai dari penentuan biaya haji, pelaksanaan ibadah haji

serta hubungan antara dua negara yang mulai dilaksanakan

tahun 1970. Pada tahun tersebut, biaya perjalanan haji

ditetapkan oleh Presiden melalui Kepres Nomor 11 tahun

1970. Tahun-tahun berikutnya penyelenggaraan ibadah haji

29

Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, 2008), h. 5

 

Page 39: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

29

tidak banyak mengalami perubahan kebijakan dan

keputusan tentang biaya perjalanan haji ditetapkan melalui

Kepres.30

Pada saat itu, pemerintah masih memberi wewenang

kepada pihak swasta untuk mengelola penyelenggaraan

haji misalkan saja PT Arafat. Akan tetapi, karena

dihadapkan pada kesulitan-kesulitan finansial, perusahaan

swasta tersebut tidak bisa menjalankan fungsinya secara

optimal. Tahun 1976 perusahaan swasta tidak

diperkenankan beroperasi lagi.

Perkembangan selanjutnya yakni perubahan tata kerja

dan struktur organisasi penyelenggaraan ibadah haji yang

dilakukan oleh Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji

(BIUH) pada tahun 1976. Sebagai panitia pusat, Ditjen

BIUH melaksanakan koordinasi ke tiap-tiap daerah tingkat

I dan II di seluruh Indonesia. Dalam hal ini, sistem

koordinas dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan oleh

Ditjen BIUH.31

Dikeluarkan nya Kepres Nomor 53 Tahun

1981, seluruh pelaksanaan operasional perjalanan ibadah

haji dilaksanakan oleh Ditjen BIUH.

Pada tahun 1985, pemerintah kembali

mengikutsertakan pihak swasta dalam penyelenggaraan

ibadah haji, dimana pihak-pihak swasta tersebut

30

Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, 2008), h. 5 31

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari

Masa ke Masa, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, 2012), h. 76

 

Page 40: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

30

mempunyai kewajiban langsung kepada pemerintah. Dalam

perkembangan selanjutnya, lingkungan bisnis modern

mengubah orientasi pihak-pihak swasta tersebut dengan

menyeimbangkan antara orientasi pelayanan dan orientasi

keuntungan yang selanjutnya dikenal dengan istilah

Penyelenggara Ibadah Haji Plus (ONH Plus).

Pada tahun 1987 pemerintah mengeluarkan keputusan

tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Nomor 22

tahun 1987 yang selanjutnya disempurnakan dengan

mengeluarkan Peraturan Penyelenggaraan Ibadah Haji Dan

Umrah Nomor 245 tahun 1991 yang lebih menekankan

pada pemberian sanksi yang jelas kepada pihak swasta yang

tidak melaksanakan tugas sebagaimana ketentuan yang

berlaku.

Pembatasan jamaah haji yang lebih dikenal dengan

pembagian kuota haji diterapkan pada tahun 1996 dengan

dukungan Siskohat untuk mencegah terjadinya over quota

seperti yang terjadi pada tahun 1995 dan sempat

menimbulkan keresahan dan kegelisahan di masyarakat,

khususnya calon jamaah haji yang telah terdaftar pada

tahun tersebut namun tidak dapat berangkat. Mulai tahun

2005 penetapan porsi provinsi dilakukan sesuai dengan

ketentuan Organisasi Konferensi Islam (OKI) yaitu 1 orang

per mil dari jumlah penduduk yang beragama Islam dari

 

Page 41: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

31

masing-masing provinsi, kecuali untuk jamaah haji khusus

diberikan porsi tersendiri.32

3. Penyelenggaraan Haji Pasca Reformasi

Melalui Kepres Nomor 119 tahun 1998, pemerintah

menghapus monopoli angkutan haji dengan mengizinkan

kepada perusahaan penerbangan lain selain PT. Garuda

Indonesia untuk melaksanakan angkutan haji. Dibukanya

kesempatan tersebut disambut hangat oleh

sebuah perusahaan asing, Saudi Arabian Airlines

untuk ikut serta dalam angkutan haji dengan mengajukan

penawaran kepada pemerintah dan mendapat respon yang

positif.

Sejak era reformasi, setiap bentuk kebijakan harus

memenuhi aspek keterbukaan dan transparansi, jika tidak

akan menuai kritik dari masyarakat. Pemerintah dituntut

untuk terus menyempurnakan sistem penyelenggaraan

ibadah haji dengan lebih menekankan pada pelayanan,

pembinaan dan perlindungan kepada jamaah haji serta

mengarah pada sisterm yang lebih profesional.33

Oleh

karena itu, Pada tahun 1999 ditetapkan Undang-Undang

32

Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, 2008), h. 6

33 Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, 2008), h. 6

 

Page 42: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

32

Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji. Menurut tata hukum ketatanegaraan UU tersebut

memberikan legitimasi yang kuat bagi Departemen Agama

dalam menjalankan kewenangannya guna menyatukan

langkah dalam penyelenggaraan ibadah haji.34

Penyelenggaraan haji menjadi tanggung jawab Menteri

Agama yang dalam pelaksanaan sehari-hari, secara

struktural dan teknis fungsional dilaksanakan oleh Ditjen

Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji

(BIPH) yang ditetapkan berdasarkan Kepres Nomor 165

Tahun 2000. Dalam perkembangan terakhir berdasarkan

Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 63 tahun

2005, Ditjen BIPH

direstrukturisasi menjadi dua unit kerja eselon I, yaitu

Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) dan

Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Dengan

demikian mulai operasional haji tahun 2007 pelaksanaan

teknis penyelenggaraan ibadah haji dan pembinaan umrah

berada dibawah Ditjen PHU.35

34

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari

Masa ke Masa, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, 2012), h. 86

35 Zakaria Anshar, Profile Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, 2008), h. 6

 

Page 43: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

33

Pada tahun 2008 pemerintah menerbitkan Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji yang baru. Sebagai pengganti UU Nomor 17

Tahun 1999. Penyempurnaan kebijakan paling mendasar

pada UU yang baru antara lain adanya perubahan terhadap

salah satu unsur yaitu pengawasan dalam penyelenggaraan

ibadah haji. Di dalam Undang-Undang tersebut juga

dikatakan bahwa Menteri Agama sebagai koordinator dan

bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan ibadah haji.

Dalam pelaksanaan teknis sehari-hari, Menteri Agama

dibantu oleh Ditjen PHU, gubernur dibantu oleh kepala

Kanwil Kemenag Provinsi selaku kepala staf penyelenggara

haji di tingkat provinsi, bupati/walikota dibantu oleh kepala

Kantor Kemenag Kabupaten/Kota selaku kepala staf

penyelenggara haji di tingkat kabupaten/kota. Sementara

duta besar dibantu oleh Konjen RI selaku koordinator

harian dan konsul haji selaku kepala staf penyelenggara haji

di Arab Saudi.36

C. Visi Misi Kementrian Agama Republik Indoensia

Mengacu pada Keputusan Ditjen PHU Nomor: D/54

Tahun 2010 tentang Visi dan Misi Ditjen PHU, disebutkan

sebagai berikut:37

36

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Haji dari

Masa ke Masa, (Jakarta: Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan

Umrah, 2012), h. 180 37

Kementerian Agama Republik Indonesia, Ditjen Penyelenggaraan

Haji dan Umrah, Rencana Strategis Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

 

Page 44: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

34

1. Visi

Terwujudnya pembinaan, pelayanan dan perlindungan

kepada jamaah haji dan umrah berdasarkan asas keadilan,

transparan, akuntabel dengan prinsip nirlaba.

Penjabaran dari Visi Ditjen PHU tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pembinaan, diwujudkan dalam bentuk bimbingan,

penyuluhan dan penerangan kepada masyarakat

dan jamaah haji. Sedangkan pembinaan petugas

diarahkan pada profesionalisme dan dedikasinya.

b. Pelayanan, diwujudkan dalam bentuk pemberian

layanan administrasi dan dokumen, transportasi,

kesehatan, serta akomodasi dan konsumsi.

c. Perlindungan, diwujudkan dalam bentuk jaminan

keselamatan dan keamanan jamaah haji selama

menunaikan ibadah haji.

d. Asas keadilan, bahwa penyelenggaraan ibadah

haji harus berpegang pada kebenaran, tidak berat

sebelah dan tidak memihak, tidak sewenang-

wenang dalam penyelenggaraanya.

e. Transparan, bahwa segala sesuatu yang dilakukan

dalam proses penyelenggaraan haji dapat

diketahui oleh masyarakat dan jamaah haji.

f. Akuntabel dengan prinsip nirlaba, bahwa

penyelenggaraan ibadah haji dilakukan secara

Haji dan Umrah Tahun 2010-2014, (Jakarta: Ditjen Penyelenggaraan Haji

dan Umrah, 2010), h. 41-42

 

Page 45: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

35

terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara

etik dan hukum dengan prinsip tidak mencari

keuntungan.

2. Misi

a. Meningkatkan kualitas penyuluhan, bimbingan

dan pemahaman manasik haji.

b. Meningkatkan profesionalisme dan dedikasi

petugas haji.

c. Memberdayakan masyarakat dalam

penyelenggaraan ibadah haji melalui pembinaan

haji khusus, umrah dan kelompok bimbingan

ibadah.

d. Meningkatkan pelayanan pendaftaran, dokumen,

akomodasi, transportasi dan katering sesuai

standar pelayanan minimal penyelenggaraan haji.

e. Memberikan perlindungan kepada jamaah

sehingga diperoleh rasa aman, keadilan dan

kepastian melaksanakan ibadah haji.

f. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dana

haji serta pengembangan sistem informasi haji.

g. Meningkatkan kualitas dukungan manajemen dan

dukungan teknis lainnya dalam penyelenggaraan

ibadah haji dan umrah.

 

Page 46: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

36

D. Struktur Organisasi Kementrian Agama

Gambar1 Struktur Organisasi38

38

Ilham Sri Lubis, DKK Pedoman dan prosedur penyediaan layanan

akomodasi konsumsi, dan transportasi darat jamaah haji di arab Saudi.

Direktorat penyelenggaraan Haji Luar Negri, Kementrian agama RI ( Jakarta

Barat : 1439H/2018M)

 

Page 47: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

37

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Sistem E-hajj

Sistem E-hajj atau elektronik haji yaitu sistem

elektronik yang di buat oleh kementerian haji Arab Saudi

yang bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kualitas

pelayanan yang di berikan kepada Jemaah haji selama

berada di arab Saudi. Selain itu sistem ini juga dilakukan

untuk merealisasikan transparasi paket-paket pelayanan,

yaitu dengan mewajibkan seluruh stakeholder (pemangku

kepentingan) baik pemerintah maupun swasta/ Travel untuk

melakukan transaksi pelayanan melalui sistem elektronik

yang terintegrasi.

Dengan sistem E-hajj ini, penerbitan visa haji akan

tergantung kelengkapan paket pelayanan yang di terimanya

ketika di tanah air yang dengan ini memudahkan pengawas

untuk memonitor apakah paket pelayanan yang di berikan

sesuai, tercatat dalam sistem, sehingga meminimalisir

pelanggaran pihak-pihak tertentu dalam memberikan

pelayanan.

Dalam menindak lanjuti proses ini, kantor urusan haji

(KUH) mengurus beberapa garansi transportasi, garansi

utuk muassasah tawaffah. Selanjutnya data garansi di entry

ke dalam sistem E-hajj dan menunggu persetujuan

muassasah thawafah makkah, muassasah adilla madinah,

 

Page 48: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

38

maktab wukala al Muahhadah, perumahan Jemaah haji di

Makkah, perumahan jamaah haji di Madinah, transportasi

dengan naqabah, dan pelaksanaan ketring (Masyair,

makkah dan madinah).

Pembayaran kontrak-kontrak pelayanan tersebut

dilakukan secara E-payment setelah kementrian agama

menyusun paket pelayanan kepada jamaah haji terkait

akomodasi, konsumsi dan transportasi bahkan visa. Setelah

meng-entry data Jemaah haji dan menyusun seluruh paket

pelayanan yang diberikan kepada mereka, kementrian

agama mengirimkannya kepada kementrian haji arab Saudi

melalui sistem e-hajj. Kementrian haji akan menindak

lanjuti dengan mengirim data-data tersebut kepada

kementrian luar negri untuk kemudian dimintakan

penerbitan visannya.39

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Sistem E-hajj

Tentunya dalam penerpapan sistem elektronik ini ada

beberapa factor pendukung dan penghambat sebuah sistem

tersebut, ada juga kekurangan dan kelebihan dari sistem ini

karna seiring berkembangnya zaman maka teknologi pun

akan ikut berkembang sebab itu tetap saja sistem

mebutuhkan perkembangan dan pembaharuan, pada awal

awal tahun penerapan sistem E-Hajj ini Ada sejumlah

39

Abdul Djamil, Manajemen Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia,

(Direktorat jenderal pelayana haji dan umroh kemenag RI,2016), Cetakan

Pertama.

 

Page 49: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

39

jemaah haji yang tertunda keberangkatannya karena urusan

visa. Jadi, visa mereka masih tertahan di Kedubes Arab

Saudi. Menurut kemenag Lukman Saifuddin hal ini karena

adanya sistem e-Hajj yang diberlakukan serentak pada

tahun 2015. Kemenag Lukman menjelaskan bagaimana

sistem e-Hajj tersebut. Menurut dia dalam penjelasannya di

Kemenag, Senin (24/8/2015), di dalam sistem e-Hajj itu

data setiap jamaah haji itu terhimpun dalam data elektronik.

"Karenanya pengurusan visa berbeda dengan tahun yang

lalu perlu waktu yang lebih panjang entry data," terang

Lukman. "Apalagi Indonesia jumlahnya besar sekali tidak

kurang dari 155.200 orang," tambahnya lagi40

Ada juga Jamaah Kloter 68 JKS di tahun 2018

gelombang II yang kecewa lantaran keberangkatan dari

Makkah ke Madinah harus tertunda, yang sedianya

berangkat Jumat, (7/9/2018), harus tertunda hingga Sabtu,

(8/9) besok. "Kecewa sudah pasti karena sudah siap-siap ke

Madinah, ternyata ditunda besok (Sabtu) tanpa alasan yang

jelas," kata Hendri Pulungan, jamaah asal Kota Bogor, Jawa

Barat, Jumat (7/9/2018).

Rencananya, jamaah Kloter JKS 68 ini sebanyak 410

orang ini akan menempati hotel di Madinah, yakni

Concorde Taibah (366 jamaah) di sektor 2 dan Jiwar Tibah

(44 jamaah) di sektor 5. "Benar ada penundaan, karena

40

https://news.detik.com/berita/2999761/bagaimana-sistem-e-hajj-

untuk-visa-jemaah-haji-ini-penjelasan-singkatnya

 

Page 50: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

40

alasan nama hotel di Madinah belum masuk dalam sistem

E-Hajj. Kedua, ada benturan parkir di Manazi Al Hour 1

antara JKS 68 dan SOC 68. Jadi keberangkatan diundur

besok (Sabtu) pukul 06.00 waktu Arab Saudi," kata Kepala

Bidang Akomodasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji

(PPIH) Rudi Nuruddin Ambari.

Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Akomodasi PPIH

Daerah Kerja Madinah Fitsa Baharuddin membenarkan

penundaan JKS 68 ke Madinah. "Pemberangkatan ditunda

karena dalam kontrak E-Hajj tercatat check in di Madinah,

Sabtu (8/9)," kata Fitsa. 41

Staf Teknis Haji II Amin Handoyo Mufid didampingi

Staf Teknis Haji III Suryo Panilih menyambangi Kemenhaj

Arab Saudi di Mekkah hari ini (23/10) pukul 12.30 waktu

setempat. Kunjungan dimaksudkan selain ucapan terima

kasih atas pelayanannya dan juga menyampaikan beberapa

permasalahan yang terjadi pada tahun ini, diantaranya;

keterlambatan kontrak e-hajj sehingga meninggalkan

permasalahan pada akomodasi Jemaah haji Indonesia di

Madinah. Amin juga menyampaikan tentang pasal-pasal

dalam kontrak dalam e-hajj, dan posisi kontrak mabdai

(dengan kontrak yang ada di e-hajj.

Menanggapi hal tersebut, Konsultan e-Hajj

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Farid Mandar,

41

https://haji.okezone.com/read/2018/09/07/453/1947724/terkendala-

e-hajj-jamaah-gelombang-ii-makkah-kecewa-batal-ke-madinah. Diakses

tanggal 10 Juli 2019

 

Page 51: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

41

menjelaskan bahwa kontrak e-hajj merupakan kontrak

muwahhad untuk menjamin Jemaah haji dari seluruh dunia,

bukan hanya Indonesia. Farid juga menjelaskan aturan

dalam e-hajj dimaksudkan untuk memudahkan penyediaan

layanan agar terlaksana dengan baik dan terhindar dari

masalah, termasuk ketentuan e-hajj pada akhir

Sya‟ban. Terkait pasal-pasal dalam kontrak, Kementerian

Haji Arab Saudi menerima dengan baik usulan dari misi

haji termasuk misi haji Indoneisa.42

Berikut ada juga beberapa kelebihan dari adanya sistem

E-Hajj, Kepala Daerah Kerja Mekkah Arsyad Hidayat

menilai penerapan sistem e-hajj oleh Pemerintah Arab

Saudi dapat menurunkan jumlah calon haji non-kuota

karena memperketat penerbitan visa kepada calon haji. "E-

hajj sangat memperketat penerbitan visa karena

menyaratkan adanya kepastian kontrak akomodasi,

transportasi, dan katering selama di Saudi," kata Arsyad,

Selasa (23/8/2016) malam waktu Arab Saudi. 43

Staf Teknis Urusan Haji KJRI Jeddah A Dumyathi

Basori mengatakan ada beberapa hal yang masih

dikerjakan terutama karena masalah sistem. Beberapa yang

masih harus dikerjakan adalah mengenai persetujuan

pemilik hotel di Madinah dalam sistem e-hajj yang

terlambat.

42

http://kantorurusanhaji.com/tuh-sambangi-konsultan-e-hajj-

kemenhaj-arab-saudi/. Diakses tanggal 10 Juli 2019. 43

https://nasional.kompas.com/read/2016/08/24/15114081/sistem.e-

hajj.turunkan.jumlah.jemaah.haji.non-kuota. Diakses tanggal 10 Juli 2019.

 

Page 52: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

42

Pemilik hotel beralasan belum memberikan persetujuan

penyewaan dalam sistem e-hajj karena cuti panjang

Ramadhan dan Idul Fitri lalu. Namun KJRI Indonesia terus

mendesak mereka agar segera memberikan persetujuan

tersebut.44

Sebagaimana yang telah diinformasikan bahwa,

pengurusan visa jemaah haji harus dilengkapi dengan

dokumen-dokumen penting seluruh jemaah dalam satu

kelompok terbang (kloter). Jika dari dari satu kloter

terdapat satu orang jemaah yang belum melengkapi

dokumen haji maka visa tidak akan dikeluarkan oleh

otoritas Saudi. Namun pengecekan kelengkapan jemaah

tahun ini dipermudah dengan adanya sistem Electronic Hajj

(e-Hajj) sehingga untuk dapat mengetahui data jemaah,

dapat dilakukan dengan mudah.

Adapun beberapa narasumber yang menyebutkan

bahwa adanya e-hajj ini mempermudah Dalam pengaturan

keberangkatan dan kepulangan jamaah haji. Berdasarkan

keterangan Nizar, pengurusan visa untuk pemberangkatan

jamaah calon haji tahun ini tergolong lebih cepat dibanding

tahun lalu. Karena telah terbantu dengan sistem aplikasi

haji elektronik “e-Hajj” sehingga dengan demikian tidak

perlu memeriksa satu per satu data jamaah. "Dengan adanya

44

http://islamic-center.or.id/persiapan-akomodasi-haji-di-saudi-

hampir-selesai/. Diakses tanggal 10 Juli 2019.

 

Page 53: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

43

sistem "e-hajj" justru lebih cepat dibanding tahun lalu yang

masih dalam tahap penyesuaian sistem itu," kata Nizar.45

Kelebihan selanjutnya yakni dengan adanya sistem E-

Hajj saat ini Calon Jamaah Haji Indonesia Sudah Bisa

Cetak Visa Sendiri Satu lagi kemudahan yang diberikan

pemerintah kepada para calon jamaah haji (CJH). Mulai

tahun ini, para jamaah bisa memeriksa sendiri apakah visa

haji mereka sudah terbit atau belum.

Kepala Seksi Pemvisaaan Subdit Dokumen dan

Perlengkapan Haji Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad

Jauhari menerangkan, jamaah yang ingin mengetahui status

visanya bisa masuk ke website milik kementerian luar

negeri. Situs tersebut memiliki beberapa fitur terkait

pembuatan visa. ‟‟Pilih kolom nomor paspor, isi, lalu ketik

nama depan jamaah sesuai yang tertera dalam paspor,‟‟

terang Jauhari di Kantor Kemenag, Jakarta. Jika nomor

paspor dan nama depan benar, akan muncul beberapa

kolom yang harus diisi oleh jamaah haji. Setelah semua

kolom diisi, secara otomatis akan muncul visa yang siap di-

print.‟‟ Mau diprint 10 atau 50 lembar boleh, semuanya asli

dan resmi,‟‟ jelasnya.

fasilitas tersebut hanya bisa diakses oleh jamaah yang

proses pembuatan visanya sudah di-approve. Saat ini,

kemenag sedang mengebut penyelesaian visa. Menurut

45

https://www.gomuslim.co.id/read/news/2016/08/10/1123/penerapan

-e-hajj-bantu-percepat-pengurusan-visa-haji-tahun-ini.html. Diakses tanggal 10

Juli 2019.

 

Page 54: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

44

bapak Jauhari, dalam kondisi normal, Kemenag bisa

memproses 10 ribu sampai 15 ribu pengajuan visa perhari.

‟‟Tapi kan ada step by step, ada tahapan-tahapannya,‟‟

katanya. Apalagi, pengiriman berkas persyaratan visa dari

daerah tidak bisa dilakukan sekaligus. „‟Itu terkait dengan

jadwal pelunasan biaya haji, pembentukan kloter, dan

beberapa hal lain yang butuh waktu. Kalau berkas lengkap

dan dikirim ke kami, tentu penyelesaiannya akan kami

kebut,‟‟ bebernya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ada dua masalah penting

yang sering terjadi dalam pembuatan visa. Pertama, nama

jamaah yang tercantum di setoran awal tidak sama dengan

paspor. Untuk kasus seperti ini, kemenag provinsi atau

kota/kabupaten harus melakukan verifikasi ulang. Caranya

dengan memanggil jamaah yang bersangkutan bersama

sejumlah saksi. Tujuannya untuk memastikan bahwa nama

tersebut benar-benar orang yang sama. Jika proses

verifikasi beres, kemenag di daerah harus mengirim surat

keterangan ke kemenag pusat. Isinya tentang pernyataan

bahwa jamaah tersebut benar-benar sesuai dengan data

kemenag. Surat keterangan itulah yang akan menjadi dasar

untuk proses pembuatan visa selanjutnya. ‟‟Nanti nama

yang kami jadikan acuan adalah nama yang tercantum di

paspor,‟‟ jelasnya.

Problem kedua, lanjut Jauhari, jamaah yang memiliki

paspor terbitan lama. Biasanya, sistem scan dalam aplikasi

e-Hajj tidak bisa membaca kode-kode yang tercantum di

 

Page 55: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

45

paspor lama. Padahal, petugas kemenag di Jakarta tidak

memiliki fasilitas untuk melakukan input data secara

manual. Jika hal itu terjadi, petugas kemenag terpaksa

menghubungi operator aplikasi e-Hajj di Jeddah.‟‟Kami

akan meminta agar mereka membuka fasilitas input data

secara manual,‟‟ jelasnya.

 

Page 56: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

46

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penerapan Sistem E-hajj dalam Proses

Pemvisaan

Berdasarkan temuan di lapangan melalui wawancara,

observasi dan dokumentasi yang penulis dapatkan,

kemudian yang dijadikan bahan rujukan utama dalam

pemaparan dalam bab ini adalah dari buku panduan

penyelesaian paspor jemaah haji dan pemvisaan.

Sistem E-hajj adalah sistem elektronik yang berisi

tentang prosedur dan memantau setiap pergerakan jemaah

haji dari berbagai negara baik saat kedatangan maupun saat

keberangkatan jemaah haji, termasuk di dalamnya

memantau pelayanan yang diberikan kepada jemaah haji

selama berada di Arab Saudi. Hal ini dilakukan dengan

melibatkan semua pihak berwenang yang terkait dengan

pelayanan haji, sehingga setiap pelayanan dan pergerakan

jemaah haji dilakukan melalui sistem elektronik yang

terintegrasi.46

Proses persiapan penyelenggaraan ibadah haji sejak

tahun 2015 sampai musim haji tahun ini menjadikan sistem

e-hajj ini menjadi syarat dari serangkaian proses persiapan

yang harus dilakukan pemerintah agar calon jemaah haji

dapat memperoleh visa haji.

46 Dokumen tentang sistem e-hajj yang diperoleh dari Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

 

Page 57: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

47

Kontrak layanan yang diunggah ke e-hajj akan menjadi

bahan untuk proses pemaketan layanan dalam rangka

pemrosesan penerbitan visa. Sebagai contoh, agar pihak

Ditjen PHU dapat mengajukan request visa lewat sistem e-

hajj, maka jemaah A harus sudah ada nama hotel di

Makkah dan Madinah, transportasi antarkota dan pelayaan

masyair.

Agar proses pemaketan bisa segera dilaksanakan, misi

haji harus melakukan proses pengadaan layanan-layanan di

Saudi lebih awal. Penyusunan dan pembentukan kloter

harus dilakukan lebih awal, agar proses pada tiap tahapan

efektif, perlu sinergitas, komunikasi, koordinasi dari semua

pelaku kepentingan, baik di dalam negeri maupun dengan

pihak yang ada di Arab.

Proses yang dilakukan Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah terkait sistem e-hajj dan

pemvisaan banyak dilakukan di Subdit Dokumen dan

Perlengkapan Haji Reguler. Di mulai dari penerimaan

paspor calon jemaah haji dari Kanwil masing-masing

provinsi hingga akhirnya calon jemaah mendapatkan visa.

Pengiriman paspor jemaah haji reguler ke Kedutaan

Besar Arab Saudi (KBAS) dilakukan dengan sistem awal

bil awal, yaitu sesuai urutan pengiriman paspor dari

Provinsi dan dikelompokkan per koper berdasarkan urutan

keberangkatan kloter.

Sebelum paspor dikirim ke KBAS, Tim Penyelesaian

Paspor Jemaah Haji pada Subdit Dokumen dan

 

Page 58: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

48

Perlengkapan Haji melalui bagiannya masing-masing

melakukan tahapan pekerjaan sebagai berikut:

1. Bidang Sekretariat

a. Pengadministrasian

1) Menerima dan membukukan surat tugas, surat

perjalanan dinas dan surat pengantar

permoonan proses pemvisaan paspor Jemaah

haji dari petugas Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi dan petugas Pusat.

2) Menerima dan membukukan paspor Jemaah

haji regular disertai bukti setoran lunas BPIH

(lembar kelima), daftar nominatif dan

pramanifest kloter dari petugas Kantor

Wilayah Kementerian Agama Provinsi.

3) Menerima dan membukukan paspor Jemaah

haji khusus disertai bukti setoran lunas BPIH

(lembar kelima), daftar nominatif dari Subdit

Pendaftaran Haji dan print out grouping data

Jemaah haji khusus pada aplikasi request visa

haji (e-hajj).

4) Menerima dan membukukan paspor petugas

haji disertai surat pengantar permohonan

proses pemvisaan paspor, lembar tanda bukti

sebagai Petugas Haji dan daftar nominatif dari

Subdit Pembinaan Petugas Haji.

 

Page 59: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

49

5) Menerima bukti Approval Request Visa dari

PIHK sebelum pengiriman paspor ke

Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.

6) Membuat surat pengantar permohonan visa

haji yang ditujukan kepada Duta Besar Arab

Saudi.

7) Membukukan, mengembalikan dan menerima

kembali paspor yang bermasalah.

8) Membuat tanda terima dan menyerahkan

paspor yang telah selesai divisa.

9) Mengadministrasikan peminjaman paspor

sebelum divisa maupun setelah divisa.

10) Mengadministrasikan paspor batal ganti dan

batal visa.

11) Membuat laporan harian kepada Direktur

Pelayanan Haji Dalam Negeri.47

b. Penghitungan Paspor dan Penomoran Nominatif

Pusat

1) Menerima dan menghitung paspor yang

diserahkan petugas Kanwil Kementerian

Agama Provinsi dan petugas Pusat.

2) Menggabungkan paspor lama dan paspor baru

jika terpisah.

47 Subdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Direktorat Pelayanan Haji

Dalam Negeri, Buku Panduan Penyelesaian Paspor Jemaah Haji dan

Pemvisaan Tahun 1438/2017M

 

Page 60: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

50

3) Mencatat jumlah paspor yang telah dihitung.

4) Menempelkan nomor nominatif pusat pada

cover/sampul belakang paspor.

5) Mencatat dan membukukan nomor nominatif

pusat.

6) Menyerahkan paspor ke Bidang Pemaduan

Data.

7) Mencatat, membukukan dan melaporkan hasil

kerja harian kepada coordinator.

2. Bidang Pemaduan Data

a. Verifikasi Dokumen Data Jemaah Haji

1) Meneliti lembar bukti setoran lunas BPIH

yang dilampirkan pada paspor Jemaah haji

reguler disesuaikan dengan daftar nominative

provinsi.

2) Meneliti lembar bukti setoran lunas BPIH

yang dilampirkan pada paspor Jemaah haji

khusus disesuaikan dengan daftar nominative

dari Subdit Pendaftaran Haji.

3) Meneliti lembar tanda bukti sebagai petugas

haji yang dilampirkan pada pasporpetugas haji

disesuaikan dengan daftar nominatif dari

Subdit Pembinaan Petugas Haji.

4) Mengecek masa berlaku paspor dan jumlah

halaman paspor sebanyak 48 halaman.

 

Page 61: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

51

5) Mencocokan foto yang tertera pada halaman

ID paspor Jemaah haji dengan pasfoto yang

ditempel pada lembar bukti setoran lunas dan

setoran awal BPIH serta pada halaman depan

sampul/cover paspor.

6) Mencocokkan data yang tertera pada halaman

ID paspor Jemaah haji, khususnya nama yang

terdiri dari tiga kata, jenis kelamin dan

tempat/tanggal lahir dengan data yang tertera

pada lembar bukti setoran lunas dan setoran

awal BPIH.

7) Mencocokkan foto yang tertera pada halaman

ID paspor petugas haji dengan pasfoto yang

ditempel pada lembar tanda bukti sebagai

petugas haji dan pada halaman depan

sampul/cover paspor.

8) Mencocokkan data yang tertera pada halaman

ID paspor petugas haji, khususnya nama yang

terdiri dari tiga kata, jenis kelamin dan

tempat/tanggal lahir dengan data yang tertera

pada lembar tanda bukti sebagai petugas haji.

9) Melakukan scanning lembar bukti setoran

lunas BPIH dan lembar tanda bukti sebagai

petugas haji secara full page apabila foto dan

data telah cocok.

10) Melakukan scanning pasfoto pada halaman

depan sampul/cover paspor.

 

Page 62: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

52

b. Scanning Machine Readable Travel Documents

(MRTD)

1) Melakukan scanning Machine Readable Zone

(MRZ) pada halaman ID paspor dengan

MRTD.

2) Memastikan bahwa nomor paspor yang tertera

pada kanan atas halaman ID sudah sesuai

dengan nomor paspor yang tertera pada MRZ.

c. Input Nominatif

1) Menginput penomoran nominatif pusat ke

dalam sistem sesuai stiker nomor nominatif.

2) Mengurutkan paspor berdasarkan nomor

nominatif dari nomor nominatif terkecil

hingga terbesar.

3) Mencetak stiker barcode nominatif.

4) Menyerahkan stiker barcode nominatif ke

petugas Bidang Penempelan Stiker.

5) Mencatat dan melaporkan hasil pemaduan

data kepada koordinator.

3. Bidang Penempelan Stiker Barcode Nominatif dan

Penataan Kelengkapan Dokumen Paspor

a. Menerima stiker barcode nominatif dari Bidang

Pemaduan Data.

 

Page 63: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

53

b. Menccokkan foto, nama dan nomor paspor pada

stiker barcode nominatif dengan foto, nama dan

nomor paspor pada halaman ID paspor.

c. Menempel stiker barcode nominatif pada

cover/sampul belakang paspor sebelah kiri atas

apabila foto, nama dan nomor paspor telah cocok.

d. Menyusun kembali paspor yang telah ditempel

stiker barcode nominatif pada kopernya masing-

masing sesuai nomor koper.

e. Menghitung dan mengelompokkan lembar buktis

setoran lunas BPIH dan lembar bukti sebagai

petugas haji per provinsi/PIHK/petugas haji.

f. Menyusun berkas dalam lemari dengan memberi

catatan/daftar urutan per provinsi/haji

khusus/petugas haji.

g. Mencatat dan melaporkan hasilkerja harian kepada

koordinator.

4. Bidang Request Visa

a. Mengentri data dan mengupload foto Jemaah haji

reguler/petugas haji pada aplikasi request visa ke

halaman portal e-hajj melalui website Kementerian

Haji dan Umrah Arab Saudi untuk melakukan

request visa haji.

b. Melakukan grouping data Jemaah haji reguler

berdasarkan pramanifest kloter pada portal e-hajj.

 

Page 64: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

54

c. Melakukan grouping data petugas haji sesuai

urutan kedatangan paspor pada portal e-hajj.

d. Berkoordinasi dengan KUH Jeddah terkait

pengisian paket pelayanan Jemaah haji.

e. Memonitor status proses request visa apakah sudah

approved atau belum.

f. Memberitahukan Bidang Penghubung KBAS jika

status telah meningkat menjadi “sent to Mofa”

untuk paspor yang akan dikirim ke KBAS.

g. Mencetak manifest penyerahan paspor yang telah

divisa.

h. Mencatat dan melaporkan hasil kerja harian

kepada koordinator.

5. Bidang penghubung KBAS

a. Memonitor jumlah koper paspor yang telah selesai

diproses dan telah memiliki status “sent to Mofa”

untuk dikirimkan ke KBAS.

b. Melaporkan jumlah koper paspor yang siap

dikirim ke KBAS kepada Bidang Sekretariat untuk

dibuatkan surat pengantar pemvisaan.

c. Menghitung ulang jumlah paspor dalam koper

yang siap dikirim ke KBAS dan crosscheck isi

surat pengantar dengan umlah koper paspor dalam

kendaraan yang akan membawanya ke KBAS.

d. Mengantar dan menyerahkan paspor yang akan

divisa ke KBAS.

 

Page 65: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

55

e. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Tim

Pemvisaan yang berada di KBAS.

f. Membuat dan menghimpun tanda terima

penyerahan dan pengambilan paspor yang telah

divisa.

g. Memonitor proses pemberian visa di KBAS dan

mengatur agar pengerjaannya awal bil awal.

h. Mengantar dan menyerahkan paspor yang akan

dibatalkan visanya ke KBAS dilengkapi dengan

tanda terima.

i. Membantu Tim Pemvisaan dalam mencocokkan

data lembar visa dengan paspor dan melakukan

penghitungan ulang paspor yang telah divisa.

j. Menyerahkan paspor yang telah selesai divisa ke

Bidang Konfirmasi Visa.

k. Mencatat dan membukukan hasil kerja harian.

l. Koordinator melaporkan hasil pekerjaan ke Bidang

Sekretariat.

6. Bidang konfirmasi visa

a. Mencocokkan foto dan data yang tertera pada

lembar visa dengan foto dan data yang tertera pada

halaman ID paspor Jemaah/petugas haji.

b. Melakukan konfirmasi ke dalam aplikasi

penyelesaian paspor dengan menggunakan

barcode reader.

 

Page 66: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

56

c. Menyimpan nomor visa ke dalam server Subdit

Dokumen dan Perlengkapan Haji.

d. Melakukan download dan pencetakan visa haji

melalui link Kementerian Luar Negeri Arab Saudi:

(https://visa.mofa.gov.sa/VisaServices/SearchVisa.

e. Mencatat dan membukukan hasil kerja harian.

f. Kordinator melaporkan hasil konfirmasi visa ke

Bidang Sekretariat.

7. Pemvisaan pada KBAS

a. Melakukan koordinasi dengan staf KBAS untuk

mendahulukan pengerjaan pemvisaan sesuai

dengan urutan kedatangan paspor.

b. Melakukan scanning Machine Readable Zone

(MRZ) pada halaman ID paspor dengan Machine

Readable Travel Document (MRTD) dengan

instruksi staf KBAS.

c. Melakukan verifikasi dan validasi data

Jemaah/petugas haji pada aplikasi penerbitan visa

haji.

d. Melakukan konfirmasi visa apabla data yang

diverifikasi telah sesuai dan valid.

e. Mencetak dan memasukkan visa ke dalam paspor

sesuai dengan pemiliknya.

f. Mengecek kesesuaian foto dan data pada lembar

visa dengan foto dan data pada halaman ID paspor.

 

Page 67: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

57

g. Memilah dan menyusun paspor yang telah

mendapat visa per provinsi/PIHK/Petugas Haji.

h. Menghitung jumlah paspor setelah selesai proses

pemvisaan sesuai dengan jumlah pengiriman per

koper.

i. Melakukan pembatalan visa paspor

Jemaah/petugas haji yang batal berangkat.

j. Mengadministrasikan pembatalan visa paspor

Jemaah/petugas haji yang batal berangkat.

B. Analisis Evaluasi Penerapan Sistem E-Hajj dalam

Proses Pemvisaan

Berdasarkan penelitian dan pengamatan di Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian

Agama RI mengenai evaluasi penerapan sistem e-hajj.

Evaluasi yang digunakan menggunakan model evaluasi,

model evaluasinya ialah Input, output, dan proses. Dalam

hal ini penulis lebih menekankan pada evaluasi proses.

Dalam setiap kegiatan baik itu berskala besar maupun

berskala kecil ada beberapa aspek yang perlu untuk

dilakukan agar kegiatan itu terlaksana dengan hasil yang

memuaskan, tak terkecuali dalam proses penyelenggaraan

ibadah haji oleh pemerintah Indonesia, dalam hal ini

dipertanggungjawabkan oleh Direktorat Jenderal Haji dan

Umrah (Ditjen PHU) Kementerian Agama Republik

Indonesia (Kemenag RI).

 

Page 68: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

58

Beberapa aspek tersebut tak lain adalah dalam hal

terkait perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan

(controling) dan evaluasi dari keseluruhan proses

pelaksanaan kegiatan tersebut. Perencanaan adalah proses

penyusunan rencana strategis untuk sebuah kegiatan guna

mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian adalah proses

penyusunan struktur kerja sesuai dengan kemampuan setiap

pelaku kerja. Pelaksanaan adalah aplikasi dari peroses

perencanaan dan pengorganisasian sebagai langkah konkrit

mencapai tujuan bersama. Pengawasan adalah proses

pemantauan kerja dalam melaksanakan ketiga aspek

sebelumnya untuk menghasilkan sebuah rangkuman akhir

kegiatan untuk nantinya dapat di evaluasi bersama.

Secara umum, indikator dalam melakukan evaluasi

dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk

menunjukkan atau menggambarkan suatu keadaan dari hal

yang menjadi pokok perhatian. Indikator dapat menyangkut

sesuatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, dan proses

usaha peningkatan kualitas. Indikator dapat berupa angka,

atribut atau pendapat yang dapat menunjukkan suatu

keadaan.48

48 Edi suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan

Masyarakat. Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja

Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), Cet.1. h.126.

 

Page 69: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

59

Terkait dengan kriteria keberhasilan yang digunakan

suatu proses evaluasi, Feurstein dalam Isbandi Rukminto49

mengajukan beberapa indikator yang perlu

dipertimbangkan, diantaranya; indikator ketersediaan,

indikator keterjangkauan, indikator efisiensi, indikator

relevansi, indikator pemanfaatan, indikator cakupan,

indikator kualitas, indikator upaya, dan indikator dampak.

Dalam mengevaluasi kegiatan penerapan sistem e-hajj

dalam penyelenggaraan ibadah haji pada Ditjen PHU,

penulis menggunakan tiga indikator evaluasi yaitu indikator

ketersediaan, indikator relevansi, dan indikator kualitas.

Dalam aspek ini penulis akan memaparkan hasil temuan

penelitian dan menganalisis sesuai dengan teori diatas.

1. Indikator ketersediaan

Indikator ini menunjukkan apakah unsur yang

seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada.

Maka, pada aspek indikator ketersediaan ini penulis akan

membahas staf pegawai dan lamanya kegiatan. Selain itu

penulis juga akan membahas mengenai sarana dan

prasarana dalam menunjang kelancaran kegiatan.

a. Staf pegawai

Dalam proses penerapan sistem e-hajj pada subdit

dokumen dan perlengkapan haji terdapat staf pegawai

yang dibantu oleh tenaga honorer yang memang khusus

49 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan

Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Edisi Revisi 2012,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), Cet.1. h.186.

 

Page 70: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

60

ada dan dibutuhkan setiap tahunnya dalam

penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama.

Lamanya kegiatatan, dimulainya kegiatan yakni

dimulai pada bulan Januari ketika paspor mulai tiba

dari tiap-tiap provinsi sampai bulan September ketika

proses ibadah haji sudah selesai.

b. Sarana dan prasarana

Mengenai sarana dan prasarana yang disediakan

sudah sangat membantu dalam kelancarana setiap

proses kegiatan, diantaranya komputer, alat scan, dan

alat scan paspor yang bernama MRTD (Machine

Readable Travel Documents). Hanya saja untuk

prasarana ruang kerja kurang memadai dengan adanya

tambahan tenaga honorer yang banyak, belum lagi

ditambah ketika koper-koper paspor berdatangan dari

setiap Kanwil Provinsi.

Maka jika dilihat dari indikator ketersediaan,

sarana dan prasarana yang disediakan oleh Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah cukup

memenuhi. Karena prasarana dirasa kurang memadai

dilihat dari pegawai yang mengerjakan tugasnya diluar

ruangan yang sudah disediakan.

2. Indikator relevansi

Adapun yang akan di bahas dalam indikator ini adalah

mengenai teknologi yang digunakan apakah menunjang

proses pelaksanaan kegiatan.

 

Page 71: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

61

Teknologi yang digunakan pada Subdit Dokumen dan

Perlengkapan Haji Reguler diantaranya adanya dukungan

dari sistem pemerintahan yakni siskohat (sistem informasi

komputerisasi haji terpadu) dalam memudahkan pemaduan

data dari data calon jemaah ketika awal mendaftar haji

dengan data terbaru. Kemudian ada juga alat yang

dinamakan Machine Readable Travel Document (MRTD)

guna memudahkan untuk scanning pada halaman ID

paspor. Jika dilihat dari indikator relevansi maka sudah

memenuhi karena teknologi yang digunakan sudah sesuai

dengan kebutuhan.

3. Indikator Kualitas

Indikator ini menunjukkan standar kualitas dari kinerja

pelayanan. Dalam pelaksanaannya, para pegawai dan

tenaga honorer melakukan tugasnya sesuai standar aturan

yang sudah di tetapkan yang terdapat dalam buku panduan

penyelesaian paspor jemaah haji dan pemvisaan. Hingga

pada saat pemberangkatan gelombang haji yang pertama,

proses pemvisaan calon jemaah haji sudah berhasil

dilakukan dengan baik dan lancar.

C. Analisis Hambatan Penerapan Sistem E-Hajj dalam

Proses Pemvisaan

Dalam penyelenggaraan sebuah kegiatan ada saja hal

yang menjadi hambatan keberlangsungan kegiatan tersebut,

diantaranya;

 

Page 72: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

62

1. Koordinasi

Dalam penyelenggaraan ibadah haji, Kementerian

Agama dalam hal ini bagian subdit dokumen dalam

penyelesaian dokumen dan pemvisaan melakukan beberapa

koordinasi diantaranya; dengan Kanwil provinsi sebagai

pihak yang mengirimkan paspor jemaah untuk dilakukan

pemvisaan di kemenag pusat. Dalam tahap ini mereka dari

pihak provinsi mengirimkan paspor secara bertahap tidak

sekaligus, bahkan ada kalanya pihak pusat yang mendorong

mereka untuk segera mengirimkan dokumen. Jadi solusinya

adalah dengan membangun komunikasi yang baik, saling

mengingatkan untuk kelancaran proses.50

2. Jaringan

Dalam kelancaran sebuah sistem, jaringan merupakan

suatu hal yang sangat penting. Terjadinya gangguan

jaringan saat melakukan proses input data menjadi

hambatan yang sering dijumpai dengan waktu yang tidak

menentu kapan kembali normal. Kemenag pun tidak bisa

menyalahkan siapa-siapa akan hal ini. Tetapi selebihnya

proses kegiatan berjalan dengan lancar.

50 Wawancara dengan Khairun Naim,Lc.,M.E.I sebagai Kasi

Pemvisaan pada Subdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler Ditjen PHU

Kemenag RI. Tanggal 17-01-2019

 

Page 73: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

63

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai

evaluasi proses penerapan sistem e-hajj dalam

penyelenggaraan ibadah haji pada Ditjen PHU Kemenag RI

melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi maka

penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Dalam proses penerapan sistem e-hajj pada Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Kementerian Agama Republik Indonesia khususnya di

bagian Subdit Dokumen dan Perlengkapan Haji

Reguler berjalan dengan baik berkat kerja keras seluruh

pegawai terkait dan tenaga honorer. Tenaga honorer

yang sebelumnya telah mendapat pelatihan dapat

mengaplikasikan dengan baik pada tugasnya masing-

masing.

2. Hasil evaluasi berdasarkan indikator evaluasi yang

penulis gunakan dapat disimpulkan bahwa dalam

indikator ketersediaan terdapat staf pegawai beserta

tenaga honorer, serta sarana dan prasarana. Dari segi

tenaga honorer sangatlah dibutuhkan, melihat bahwa

kegiatan ini butuh banyak tenaga dalam pengerjaannya

karena melayani ratusan ribu calon jemaah. Mengenai

 

Page 74: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

64

sarana sudah baik hanya saja prasarana terkait ruang

kerja yang kurang mendukung. Dilihat dari segi

teknologi yang dapat mendukung kelancaran dalam

proses pemvisaan dirasa sudah cukup baik dengan

adanya dukungan dari Siskohat yang dimiliki

pemerintah terkait haji yang dapat menyediakan info

data jemaah yang akan berangkat, juga ada dukungan

dengan adanya Machine Readable Travel Documents

(MRTD) yang digunakan untuk membaca paspor

jemaah secara cepat dan data bisa langsung masuk ke

sistem.

3. Penerapan sistem e-hajj dalam proses pemvisaan pada

Subdit Dokumen Kementerian Agama menemui

kendala dalam pelaksanaannya, yaitu perihal masalah

jaringan yang terkadang terjadi down yang

mengakibatkan terhambatnya proses penginputan data

jemaah ke sistem. Kemudian juga koordinasi dengan

pihak terkait, dalam hal ini dengan pihak Kanwil dari

tiap-tiap daerah yang terkadang lama dalam

mengirimkan paspor jemaah ke Kemenag Pusat untuk

proses pemvisaan nantinya. Maka dari itu, ada usaha

dari pihak pusat menjalin komunikasi dengan Kanwil

dari masing-masing daerah untuk segera mengirimkan

paspor jemaah agar segera bisa diajukan untuk

mendapat visa haji.

 

Page 75: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

65

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian pada Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian

Agama RI, ada beberapa saran yang kiranya dapat

memberikan manfaat mengenai penerapan sistem e-hajj.

1. Tetap pertahankan kualitas kinerja, baik dari staf subdit

dokumen kemenag maupun pegawai honorer yang

memang dimaksudkan untuk membantu pengurusan

dokumen calon jemaah pada saat musim haji.

2. Diperlukan prasarana yang lebih baik lagi, seperti

ruangan pada sebagian bidang dirasa kurang memadai

karena ada sebagian yang mengerjakan pekerjaannya

diluar ruangan yang sudah disediakan.

 

Page 76: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

66

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. (2001), Pemberdayaan, Pengembangan,

Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: FEUI.

Anshar, Zakaria. (2008). Profile Direktorat Jenderal

Penyelengaraan Haji dan Umrah. Jakarta: Direktorat

Penyelengaraan Haji dan Umrah.

Chulsum, Umi dan Windy Novia. (2006). Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko. Cet. Ke-1.

Departemen Agama RI, (2003). Hikmah Ibadah Haji. Jakarta:

Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan

Penyelenggaraan Haji. Departemen Agama RI. (2012)

Fiqh Haji. Jakarta: Direktorat Jendral Penyelenggaraan

Haji.

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementrian

Agama RI.(2012). Haji dari Masa ke Masa. Jakarta:

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Djamil, abdul. (2016) manajemen penyelenggaraan ibadah haji

Indonesia. Direktorat jenderal pelayanan haji dan umroh

Kemenag RI. Cetakan Pertama.

Fadli, Ahmad HS. (2008). Organisasi dan Administrasi. Jakarta:

Manhalun Nasyi-in Press. Cet. IV.

Hunger and Wheelen. (1997). Essential of Strategic Management.

Tampa, Florida, Addison Wesley Longman Inc.

 

Page 77: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

67

Kementerian Agama Republik Indonesia, Ditjen Penyelenggaraan

Haji dan Umrah. (2010) Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2010-

2014, (Jakarta: Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Kementerian Agama RI Sekretariat Jenderal Biro Organisasi dan

Tata Laksana Tahun 2016, (2016). Peraturan Menteri

Agama Nomor42 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Agama Republik Indonesia.

Jakarta.

Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah. (2010). Desain Program. Jakarta.

Kumorotomo,Wahyudi dan subondo Agus M. (2011) Sistem

Informasi Manajemen. UGM Press.

Lubis, Sri Ilham, DKK. (2018). Pedoman dan prosedur

penyediaan layanan akomodasi konsumsi, dan

transportasi darat jamaah haji di arab Saudi. Direktorat

penyelenggaraan Haji Luar Negri, Kementrian agama RI.

Jakarta Barat.

Moleong, Lexy J. (2009) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Nurdin, Syafruddin dan M. Basyiruddin Usman. (2002). Guru

Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat

Press.

Solichin, Abdul Wahab. (2008). Pengantar Analisis Kebijakan

Publik. Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Sugiono. (2017) metode penelitian kualitatif, kuantitafi, dan

R&D, .Bandung: Alfabeta.

 

Page 78: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

68

Sutabri ,Tata. (2005). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta:

ANDI, Edisi 1.

Tayibnapis, Farida Yusuf. (2008). Evaluasi Program dan

Instrumen Evaluasi untuk Program Pendidikan dan

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Thaha, M. Chabib. (1996). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Raja Garafindo Persada.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. (2006). Metodologi

Social. Jakarta: Bumu Aksara.

 

Page 79: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian Skripsi

 

Page 80: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

70

2. Surat Bimbingan Skripsi

 

Page 81: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

71

3. Surat Keterangan Penelitian

 

Page 82: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

72

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Khairun Naim,Lc.,M.E.I

Jabatan : Kasi Pemvisaan pada Subdit Dokumen dan

Perlengkapan Haji Direktorat

Pelayanan Haji Dalam Negeri.

Waktu wawancara : tanggal 17 Januari 2019. Jam 10.00 - selesai

1. T : Apa yang dimaksud dengan sistem e-hajj?

J : sistem e-hajj merupakan sebuah portal haji yang dimiliki

oleh pemerintahan Arab Saudi.

2. T : Bagaimana proses awal tentang sistem e-hajj yang berkaitan

dengan proses persiapan penyelenggaraan ibadah haji?

J : proses yang paling banyak berkaitan dengan sistem e-hajj

memang ada di subdit dokumen dan perlengkapan haji reguler

dalam hal ini berkaitan dengan proses pemvisaan, karena

memang syarat untuk bisa request visa adalah selesai mengisi

semua kontrak-kontrak pelayanan pada sistem e-hajj.

3. T : Adakah hambatan dalam proses penyelesaian visa terkait

dengan penerapan sistem e-hajj ini?

J : 1. Koordinasi

2. Jaringan, yang paling sering dialami adalah sistem down.

Contohnya status dari portal kementerian haji untuk request

visa sudah terkirim, tapi di kementerian luar negeri Arab Saudi

statusnya belum diterima.

4. T : Dari serangkaian proses ini untuk sampai keluarnya visa haji

bisa selesai berapa lama

J : sekitar 2 hari, paling lama 3 hari.

 

Page 83: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

73

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Moh. Hasan Afandi, S.Si.,M.Sc

Jabatan : Kasubdit Data dan Sistem Informasi Haji

Terpadu Ditjen PHU Kemenag RI.

Waktu wawancara : Tanggal 30 Mei 2018. Jam 10.00 – selesai

1. T : Bagaimana awal mulanya muncul kebijakan sistem e-hajj?

J : Sistem ini mulai diberlakukan untuk seluruh negara yang

mengirimkan calon jemaah haji pada tahun 2015. Jadi kita

bicara sebelum dan sesudahnya, ada keinginan pemerintah

arab Saudi untuk tahu dan memastikan bahwa semua

Jemaah itu mendapatkan layanan. Itu tujuan utamanya.

Sebagai contoh Saya akan memberikan visa apabila orang

ini sudah/diyakini mendapatkan rumah di arab Saudi, ada

yg menanggung makannya, ada transportasinya. Dengan

kata lain, dari tujuan sistem ini adalah tidak adanya

Jemaah yg diterlantarkan. Jadi kalau saya minta visa ke

sebuah negara, pasti negara itu nggak ingin si pemohon ini

nantinya terlantar. Jadi mereka ingin memastikan bahwa

para Jemaah haji itu sudah diurus, pemondokannya,

kateringnya, maupun transportasinya. Ketika dulu sebelum

ada sistem e-hajj, tidak dapat dipastikan jemaah itu dapat

rumah dan katering dimana itu tidak dapat dipastikan,

maka dari itu dibangunlah sebuah sistem yang bernama

sistem e-hajj.

2. T : Adakah kaitannya sistem e-hajj ini dengan siskohat yang

dimiliki pemerintahan Indonesia?

J : kalau siskohat ini sebagai acuan dalam pemaduan data

paspor jemaah di subdit dokumen

3. T : Kapan mulai dan penutupan proses pemvisaan pada sistem

e-hajj?

 

Page 84: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

74

J : setelah selesai penyelenggaraan haji tahun sebelumnya sudah

mulai perencanaan untuk penyelenggaraan haji selanjutnya.

Untuk penginputan data ke sistem biasanya harus sudah selesai

tanggal 27 Dzulqa‟dah.

 

Page 85: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

75

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Abdul Hafidz Malawat,S.pd

Jabatan : Staf pelaksana pada Subdit Dokumen dan

Perlengkapan Haji Direktorat

Pelayanan Haji Dalam Negeri.

Waktu wawancara : tanggal 29 Mei 2019. Jam 11.00 - selesai

1. T : Siapa saja yang punya wewenang untuk mengakses data

terkait jemaah pada sistem e-hajj?

J : ada 2 cabang. Pertama, kementerian agama pusat. Kedua,

KUH (Kantor Urusan Agama) Jeddah, itu perwakilan kita yang

ada disana. .

Untuk kita, mempunyai tugas menerima pasport dan merequest

visa, kemudian di grouping pengelompokkan jemaah menjadi

kloter. Kalau untuk bagian pengisian layanan seperti

pemondokan di mekah dan madinah, lalu katering, itu yang

bertugas melakukan penginputan petugas KUH.

2. T : bagaimana proses pengurusan dokumen hingga terbit visa?

J : awalnya setelah semua proses di bagian dokumen ini selesai

lalu dilakukan pengkloteran jemaah bisa 400 atau lebih, berarti

ketemu bahwa rombongan ini akan ditempatkan dimana disana,

transportasi dan kateringnya dimana. Setelah di input oleh

KUH, nanti statusnya berubah. Nanti lihat di sistem disana ada

satus new, sending, sent, printed, cancel. Awalnya saat kita

request, kalau sudah dipaketin semua oleh KUH nanti statusnya

jadi sent, ketika status sudah sent maka artinya paspor siap

dikirimkan ke Kedutaan Arab Saudi untuk mendapat visa.

Setelah itu, kita bisa cek untuk status visa nya apabila sudah

berubah dari sent ke printed, maka artinya visa sudah bisa di

cetak. Barulah setelah semua selesai, paspor dikembalikan ke

provinsi asalnya.

 

Page 86: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

76

3. T : Di subdit dokumen ini ada bagian-bagian apa saja?

J : pertama, ada bidang sekretariat. Kedua, penomoran. Ketiga,

Verifikasi data. Lalu Request. Lalu Penomoran barcode. Lalu

penghubung. Lalu konfirmasi. Dari semua bidang ini ada

tugasnya masing-masing, bisa di lihat detailnya di buku

pedoman penyelesaian paspor dan pemvisaan.

4. T : Untuk masalah waktu dalam memulai proses di bagian

dokumen ini terjadwal atau tidak?

J : untuk kedatangan paspor tidak terjadwal. Ada komunikasi by

phone, nanti satu atau dua hari sebelumnya ada kabar misal dari

jawa timur akan mengirimkan paspor sekian ribu. Tapi dari

pihak kita juga selalu mengingatkan untuk segera mengirimkan

agar cepat bisa di proses.

 

Page 87: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

77

Struktur Organisasi

 

Page 88: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

78

Bersama H.Khairun Naim, Lc., M.E.I sebagai Kasi Pemvisaan

pada Subdirektorat Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler

Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri, Ditjen PHU Kemenag

RI.

Bersama H.Moh.Hasan Afandi, S.Si., M.Sc sebagai Kasubdit

Data dan Sistem Informasi Haji Terpadu, Direktorat Pengelolaan

Dana Haji dan Sistem Informasi Haji, Ditjen PHU Kemenag RI.

 

Page 89: EVALUASI PENERAPAN SISTEM E-HAJJ DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47741...Ibadah haji merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu

79

Bersama Abdul Hafidz Malawat, S.pd sebagai Staf Pelaksana

pada Subdirektorat Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler

Direktorat Pelayanan Haji Dalam Negeri, Ditjen PHU Kemenag

RI.