“evaluasi penerapan k3 proyek upgrading...

Download “EVALUASI PENERAPAN K3 PROYEK UPGRADING …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-18387-Presentation-pdf.pdf · adalah melakukan evaluasi K3 untuk melakukan analisa terhadap

If you can't read please download the document

Upload: phungdung

Post on 06-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • EVALUASI PENERAPAN K3 PROYEK UPGRADING TANGKI

    TIMBUN 61 DENGAN PENDEKATAN FAULT TREE ANALYSIS (STUDI KASUS : INSTALASI SURABAYA GROUP UNIT PEMASARAN V PERTAMINA SURABAYA)

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    DOSEN PEMBIMBING

    Dr. Ir. SRI GUNANI PARTIWI, M. T

    KO PEMBIMBING

    ARIEF RAHMAN, ST, MSc.

    OLEH:

    MUCHAMAD KHARISMA

    2506.100.026

  • PENDAHULUAN

    TINJAUAN PUSTAKA

    METODOLOGI PENELITIAN

    PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    ANALISA DATA

    KESIMPULAN DAN SARAN

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • LATAR BELAKANG

    Dalam pembangunan proyek

    upgrading tangki timbun 61

    terdapat risiko yang besar

    PER.05/MEN/1996, Bab III

    Pasal 3 dan 4

    Pertamina merupakan salah satu

    perusahaan yang memiliki tingkat

    resiko kerugian akibat efek

    kecelakaan yang besar

    Evaluasi penerapan

    K3, dengan

    pendekatan FTA

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Berpotensi kebakaran

  • PERUMUSAN MASALAH

    Permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan dalam penelitian ini

    adalah melakukan evaluasi K3 untuk melakukan analisa terhadap tingkat

    kekerapan dan keparahan kecelakaan kerja dan menentukan faktor

    penyebab kecelakaan sehingga didapatkan rekomendasi perbaikan yang

    harus dilakukan.

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • TUJUAN PENELITIAN

    Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dan risiko dengan WorkBreakdown Structure (WBS) dan Risk Breakdown Structure (RBS).

    Membangun model Fault Tree Analysis (FTA) untukmengidentifikasi akar penyebab kecelakaan.

    Menghitung tingkat kekerapan dan keparahan kecelakaan kerjaserta nilai (t) selamat.

    Memberikan rekomendasi perbaikan sistem LK3 di perusahaanberdasarkan evaluasi yang di peroleh.

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • RUANG LINGKUP PENELITIAN

    BATASAN :

    1. Ruang lingkup penelitian hanya pada aktivitas diluar kantor (penerimaan,

    penimbunan, dan pendistribusian).

    2. Pembahasan yang dilakukan adalah mengenai bahaya-bahaya yang

    terjadi yang disebabkan oleh manajemen, pekerja, peralatan dan

    lingkungan kerja.

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • MANFAAT PENELITIAN

    Dapat mengetahui ancaman bahaya yang ada di ISG Perak UPms V Surabaya,

    dan Sebagai bahan masukan bagi perusahaan di ISG Perak UPms V Surabaya

    dalam usaha mencapai dan meningkatkan produktivitas kerja.

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • Pengertian dan tujuan K3

    Progam dan Unsur-unsur yang mendukung progam K3

    Statistik Kecelakaan Kerja

    WBS, RBS,FTA

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • Keselamatan (safety) pencegahan terjadinya kecelakaan untuk menghindari cedera

    bagi orang (manusia) atau kerusakan terhadap fasilitas kerja(mesin, peralatan, dll), atau

    tempat/lingkungan kerja.

    Kecelakaan (accident) terjadi bila suatu kejadian yang tidak direncanakan muncul,

    baik yang berakibat cedera (ringan maupun berat) atau kerusakan maupun tidak.

    Kesehatan (health) pencegahan penyakit, sakit atau ketidak-nyamanan yang parah

    sehubungan dengan pekerjaan yang dapat mengganggu kondisi fisik dan mental pekerja

    ataupun anggota masyarakat.

    Tujuan Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja

    Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien

    Menjamin proses produksi berjalan lancar

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • Macam Kecelakaan Kerja

    Berdasarkan korban

    Kecelakaan dengan korban manusia Kecelakaan ringan ,Kecelakaan sedang , dan Kecelakaan berat.

    Kecelakaan tanpa korban manusiaberdasarkan besar kecilnya kerugian material, kekacauan organisasi kerja maupun

    dampak-dampak yang diakibatkannya.

    Berdasarkan selang waktu akibat :

    Kecelakaan langsung kecelakaan yang terjadi berakibat langsung/terdeteksi

    Kecelakaan tak langsung. Kecelakaan yang terdeteksi setelah selang waktu dari kejadian

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • Klasifikasi Kecelakaan Kerja

    1.Klasifikasi menurut jenis kecelakaan kerja

    Terjatuh, tertimpa benda jatuh, terkena benda-benda, terkena benda jatuh,

    pengaruh suhu tinggi, terkena arus listrik dan lain-lain.

    2. Klasifikasi menurut penyebab

    Mesin, alat angkut dan alat angkat (handling), peralatan lain

    bahan-bahan zat dan radiasi, lingkungan kerja, dan penyebab lain.

    3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan

    Patah tulang/fraktur, dislokasi, regang otot/urat, luka bakar, keracunan mendadak

    Akibat cuaca dan lain-lain.

    4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh

    Kepala, leher, badan, anggota atas, anggota bawah, banyak tempat, kelainan

    umum.

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • Sifat Pentingnya

    Moral

    Perusahaan dalam melaksanakan pencegahan atas dasar rasa kemanusiaan.

    Hukum

    Setiap tenaga kerja berhak untuk mendapatkan perlindungan keselamatan dalam

    melaksanakan pekerjaan untuk mendapatkan kesejahteraan hidup dan meningkatkan

    produktivitas.

    Ekonomi

    Sifat penting perusahaan dalam mengadakan kesehatan dan keselamatan kerja.

    Unsur Keselamatan Kerja

    a. Perencanaan

    b. Ketata-rumah-tanggaan yang baik dan teratur

    c. Pakaian kerja

    d. Peralatan perlindungan diri (APD)

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • Dukungan Manajemen Puncak

    Pengangkatan seksi keselamatan

    Rekayasa suatu pabrik dan operasi yang aman

    Pendidikan karyawan agar bertindak secara aman

    Analisis kecelakaan

    Pelaksanaan peraturan

    Unsur-unsur yang mendukung program

    keselamatan kerja.

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • Kecelakaan

    Manusia

    Peralatan

    Lingkungan

    Tata cara kerja

    Sebab-sebab kecelakaan dan Pencegahan kecelakaan kerja

    Pendidikan dan

    Pelatihan

    Peraturan Perundangan

    Standarisasi dan

    PengawasanRiset medis

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • 1. Tingkat Kekerapan/Frequency Rate (FR)

    2. Tingkat Keparahan/Severity Rate (SR)

    3. Safe-T-Score (STS)

    STS = + 2.00 sd 2.00 (tdk signifikan)

    STS > + 2.00 (keadaan memburuk)

    STS < - 2.00 (keadaan membaik)

    Tingkat keparahan (SR) dihitung berdasarkan jumlah hari hilang

    Akibat kecelakaan.

    Standard ILO : kematian 6.000 hari; lumpuh total 6.000 hari; lumpuh

    sebagian (tangan hilang 4.500 hari, jempol putus 600 hari, satu

    matabuta 1.800 hari).

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • WBS adalah suatu metode pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan

    hierarkis. WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses

    pekerjaan menjadi lebih detail.

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    http://bestmanufacturing.blogspot.com/2009/04/pondasi-4-working-place-management.html

  • Fault Tree Analysis adalah suatu analisis pohon kesalahan secara sederhana dapat

    diuraikan sebagai suatu teknik analitis

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Gambar 5.1 contoh kasua FTASimbol-simbol FTA

  • Kurniadi Heru Prabowo (2005) pengukuran tingkat kinerja implementasi progam lingkungan,

    kesehatan, dan keselamatan kerja (LK3) dan perangkingan hazard dengan pendekatan risk

    assessment ( studi kasus : Instalasi Surabaya Group Unit Pemasaran V Pertamina Surabaya)

    R. Handa Bagus Putra (2009) EVALUASI IMPLEMENTASI PENGUKURAN K-3 PADA AREA KERJA

    BOILER #20 (Studi Kasus di Proyek Pembangunan PLTU X, Jawa Tengah)

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • 1

    Tahap Identifikasi

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Observasi kelapangan secara langsung untuk mengetahui kondisi nyata objek

    penelitian dan mengidentifikasi permasalahan

    Melakukan literatur riview atas teori atau konsep yang mendasari metode

    penelitian yang digunakan

    Studi Lapangan Studi Literatur

    Observasi awal

    Upgrading tangki timbun 61

    Penentuan objek penelitian

  • 1

    2

    Pengumpulan Data

    Analisis Kuantitatif

    1. Jumlah karyawan 2. Jumlah jam kerja karyawan

    3. Jumlah kecelakaan kerjaAnalisis Kualitatif

    1. Jenis -jenis kecelakaan kerja2. Faktor- faktor penyebab

    kecelakaan kerja

    Melakukan breakdown proyek (WBS)

    Hasil dari WBS diidentifikasi resiko kecelakaan kerja

    risk breakdown structure (RBS)

    Tahap Pengumpulan Data

    Tahap Pengolahan Data

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • 2

    Tahap Pengolahan Data

    Tahap Analisa dan

    Interpretasi Data

    Tahap Kesimpulan dan Saran

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Kesimpulan dan Saran

    Melakukan evaluasi Proyek

    Membuat matriks resiko. frekuensi dan nilai yang terbesar

    dalam kecelakaan

    Dari hasil matrik penilaian resiko yang mempunyai bobot terbesar

    Di analisa dengan (FTA)

    Analisis Data

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    TANGGAL JENIS KECELAKAAN LUKA PADA5/11/2010 Tertimpa benda kaki8/11/2010 Terbentur kepala10/11/2010 Tergelincir kaki13/11/2010 Tertusuk kaki15/11/2010 Tertusuk tangan19/11/2010 Terjatuh tangan, kaki24/11/2010 Terbentur kepala26/11/2010 Terpukul tangan6/12/2010 Tergelincir kaki8/12/2010 Terkena percikan las tangan9/12/2010 Sesak nafas dada13/12/2010 Tertimpa balok kayu kaki16/12/2010 Tertusuk besi tangan25/12/2010 Tergelincir kaki,tangan28/12/2010 Terkena percikan las kaki

    7/1/2011 Terkena percikan las kaki14/1/2011 Tergelincir kaki16/1/2011 Jatuh dari ketinggian kaki, tangan18/1/2011 Tersentuh aliran listrik tangan20/1/2011 Sesak nafas dada23/1/2011 Terpukul tangan27/1/2011 Sesak nafas dada28/1/2011 Tertimpa benda kaki, tangan8/2/2011 Terkena percikan las tangan

    12/2/2011 Tersentuh aliran listrik tangan18/2/2011 Terjatuh tangan,kaki3/3/2011 Jatuh dari ketinggian tangan,kaki5/3/2011 Tertimpa benda kepala

    19/3/2011 Tergelincir kaki,tanganSuber : LK3 ISG

    Data kecelakaan kerja

    November 2010 - Maret 2011

    Sumber LK3

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    PT. Putera Domas Perkasa sebagai kontraktor membagi klasifikasi

    kecelakaan sebagai berikut:

    Jenis kecelakaan :

    C1 = Terbentur

    C2 = Tertimpa benda

    C3 = Jatuh dari ketinggian

    C4 = Tergelincir

    C5 = Penghisapan/penyerapan

    C6 = Terkena percikan laz

    C7 = Tertusuk

    C8 = Terpukul

    C9 = Tersentuh aliran listrik

    KK = Kaki

    KP = Kepala

    BD = Badan

    TG = Tangan

    Luka pada bagian :

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    JENIS KECELAKAAN LUKA PADA TANGGAL KEHILANGAN HARI KERJABIAYA

    KONSEKUENSI (Rp)JUMLAH BIAYA

    KONSEKUENSI (Rp) FREKUENSI

    KK 10/11/2010 50,000Rp KK 6/12/2010 50,000Rp KK,TG 25/12/2010 1 150,000Rp KK 14/1/2011 50,000Rp KK,TG 19/3/2011 200,000Rp KK,TG 19/11/2010 2 200,000Rp KK,TG 16/1/2011 100,000Rp KK 18/2/2011 60,000Rp KK,TG 3/3/2011 1 85,000Rp TG 8/12/2010 20,000Rp KK 28/12/2010 20,000Rp KK 7/1/2011 30,000Rp TG 8/2/2011 20,000Rp KK 5/11/2010 50,000Rp KK 13/12/2010 30,000Rp KK,TG 28/1/2011 1 150,000Rp KP 5/3/2011 1 100,000Rp KK 13/11/2010 20,000Rp TG 15/11/2010 30,000Rp TG 16/12/2010 30,000Rp DD 9/12/2010 30,000Rp DD 20/1/2011 30,000Rp DD 27/1/2011 30,000Rp KP 8/11/2010 50,000Rp KP 24/11/2010 40,000Rp TG 26/11/2010 1 250,000Rp TG 23/1/2011 50,000Rp TG 18/1/2011 30,000Rp TG 12/2/2011 50,000Rp

    80,000Rp

    90,000Rp

    90,000Rp

    300,000Rp

    80,000Rp

    Tertimpa Benda (C2) 4

    Tergelincir (C4) 5

    Terjatuh (C3) 4

    4Terkena Percikan Laz (C6)

    500,000Rp

    445,000Rp

    90,000Rp

    330,000Rp

    Tertusuk (C7)

    Sesak (C5)

    Terbentur (C1)

    Terpukul (C8)

    Tersentuh Aliran Listrik (C9)

    3

    3

    2

    2

    2

    Tabel Klasifikasi Kecelakaan Kerja

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    No Jenis Kecelakaan Keterangan FrekuensiKehilangan Hari Kerja Total Biaya

    1 Tergelincir Terpeleset karena licin 5 1 500,000Rp 2 Terjatuh Jatuh pada ketinggian tertentu 4 3 445,000Rp 3 Terkena percikan laz Terpecik api/bunga api dari pengelasan 4 90,000Rp

    4 Tertimpa benda Terjatuhnya benda yang mengenai anggota badan yang mengakibatkan luka 4 2 330,000Rp

    5 Tertusuk Masuknya benda tajam /keras kedalam tubuh sehingga menimbulkan kesakitan 3 80,000Rp

    6 Sesak Pernapasan yang sulit akibat menghirup debu/asap 3 90,000Rp

    7 TerbenturPada umumnya menunjukkan kontak atau persinggungan dengan benda tajam/keras 2

    90,000Rp

    8 Terpukul Pada umumnya karena terkena benda jatuh, melayang, bergerak, dan lainnya 2 1 300,000Rp

    9 Tersentuh aliran listrik Tersengat listrik/tersetrum 2 80,000Rp

    Total 29 7 2,005,000Rp

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Bulan Jumlah Tenaga Kerja (orang)

    Jumlah Hari Kerja

    Jam Kerja/Hari

    Jumlah Kecelakaan

    Kehilangan Hari Kerja

    Jam Hilang Total Jumlah Jam kerja

    November 35 30 8 8 3 24 8400Desember 35 31 8 7 1 8 8680Januari 35 31 8 8 1 8 8680Februari 30 28 8 3 0 0 6720Maret 30 31 8 3 2 16 7440

    Data Jam Kerja dan Jam Hilang

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Hasil Pengukuran Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Bulan Jumlah Jam Hilang (Jam)

    Jumlah Jam Kerja (Jam)

    SNovember 24 8400 2857.1Desember 8 8680 921.7Januari 8 8680 921.7Februari 0 6720 0Maret 16 7440 2150.5

    Hasil Pengukuran Tingkat Severity

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Bulan Jumlah Jam Kerja (Jam) F1 F2

    November 8400 0 952.4Desember 8680 952.4 806.5Januari 8680 806.5 921.7Februari 6720 921.7 446.4Maret 7440 446.4 403.2

    855.3 952.4

    952.4/8400

    Data-data Pengukuran STS

    Bulan STSDesember -433.39Januari 377.96Februari -1458.41Maret -167.62

    Hasil Pengukuran Nilai T selamat (STS)

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M41 Upgrading Tangki Timbun 61 2/11/2010 27/3/20111.1 Persiapan Bahan dan Alat2 1.1.1 pembuatan tempat alat2 3/11/2010 7/11/20101.1.2 timbunan sirtu 3/11/2010 17/11/20101.1.3 pembuatan selang air 4/11/2010 13/11/20101.2 Pembongkaran Siring/Beton

    1.2.1 pembuatan pintu masuk ke tangki 4/11/2010 11/11/20101.2.2 membongkar siring 5/11/2010 21/11/20101.2.3 menggali 16 titik 20/11/2010 2/12/20101.2.4 pengusungan sirtu 29/11/2010 22/12/20101.2.5 pembongkaran plat bawah 5/12/2010 27/1/20111.3 Menaikkan Tangki

    1.3.1 mendongkrak tangki 25/12/2010 2/1/20111.3.2 pengisian pasir 3/1/2010 10/1/20111.3.3 perataan 10/1/2011 15/1/20111.3.4 pembuatan siring 15/1/2011 28/1/20111.4 Pengelasan

    1.4.1 pengelasan plat bawah/atas 5/12/2010 16/1/20111.4.2 pengelasan dinding 6/11/2010 3/3/20111.4.3 pengelasan pipa2 18/12/2010 7/2/20111.5 Finishing

    1.5.1 pengecatan 4/3/2011 18/3/20111.5.2 pengujian kebocoran plat 16/3/2011 20/3/20111.5.3 pengujian tangki 21/3/2011 27/3/2011

    Jan 2011 Feb 2011 Mar 2011Work Breakdown StructureNo Tgl Mulai

    Nov 2010 Des 2010Tgl Penyelesaian

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    1 Upgrading Tangki Timbun 61

    1.1 Persiapan Bahan dan Alat2

    1.1.1 pembuatan tempat alat2 Pinggir/luar tangkiTerjatuh, tertimpa benda, tertusuk, terkena percikan laz

    1.1.2 timbunan sirtu Pinggir/luar tangki Terbentur, tergelincir1.1.3 pembuatan selang air Pinggir/luar tangki Terpukul, tertusuk, terkena percikan laz1.2 Pembongkaran Siring/Beton

    1.2.1 pembuatan pintu masuk ke tangki Pinggir/luar tangkiTerbentur, terkena percikan laz, terpukul, tersentuh aliran listrik

    1.2.2 membongkar siring Pinggir/luar tangki Terpukul, tergelincir, terjatuh1.2.3 menggali 16 titik Pinggir/luar tangki Terbentur, terpukul, tertusuk1.2.4 pengusungan sirtu Pinggir/luar tangki Terjatuh, tergelincir

    1.2.5 pembongkaran plat bawah Dalam tangkiTerbentur, tergelincir, tersentuh aliran listrik, terkena percikan laz, menghisap debu, tertimpa benda

    1.3 Menaikkan Tangki

    1.3.1 mendongkrak tangki Pinggir/luar tangki Terbentur, tertimpa benda1.3.2 pengisian pasir Pinggir/luar dan dalam tangki Tergelincir, terjatuh1.3.3 perataan Pinggir/luar dan dalam tangki Tergelincir, terjatuh

    1.3.4 pembuatan siring Pinggir/luar tangki Tergelincir, tertimpa benda, terpukul, tertusuk1.4 Pengelasan

    1.4.1 pengelasan plat bawah/atas Pinggir/luar dan dalam tangki Terjatuh, tersentuh aliran listrik, terkena percikan laz, menghisap debu

    1.4.2 pengelasan dinding Pinggir/luar dan dalam tangkiTerjatuh, tersentuh aliran listrik, terkena percikan laz, menghisap debu

    1.4.3 pengelasan pipa2 Pinggir/luar dan dalam tangki Terjatuh, tersentuh aliran listrik, terkena percikan laz, menghisap debu1.5 Finishing

    1.5.1 pengecatan Pinggir/luar tangki Terjatuh, tertimpa benda1.5.2 pengujian kebocoran plat Dalam tangki Terjatuh, tergelincir1.5.3 pengujian tangki Pinggir/luar dan dalam tangki Terjatuh, tergelincir

    No Work Breakdown Structure Area/Lokasi Pekerjaan Potensi Kecelakaan

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    1 Upgrading Tangki Timbun 61

    1.1 Persiapan Bahan dan Alat2

    1.1.1 pembuatan tempat alat2Terjatuh, tertimpa benda, tertusuk, terkena percikan laz 0.8 A III 2

    1.1.2 timbunan sirtu Terbentur, tergelincir 0.2 C IV 51.1.3 pembuatan selang air Terpukul, tertusuk, terkena percikan laz 0.4 B IV 41.2 Pembongkaran Siring/Beton

    1.2.1 pembuatan pintu masuk ke tangkiTerbentur, terkena percikan laz, terpukul, tersentuh aliran listrik 0.4 B IV 4

    1.2.2 membongkar siring Terpukul, tergelincir, terjatuh 0.6 B III 31.2.3 menggali 16 titik Terbentur, terpukul, tertusuk 0.2 C IV 51.2.4 pengusungan sirtu Terjatuh, tergelincir 0.6 B III 3

    1.2.5 pembongkaran plat bawahTerbentur, tergelincir, tersentuh aliran listrik, terkena percikan laz, menghisap debu, tertimpa benda 0.8 A III 2

    1.3 Menaikkan Tangki

    1.3.1 mendongkrak tangki Terbentur, tertimpa benda 0.2 C IV 51.3.2 pengisian pasir Tergelincir, terjatuh 0.6 B III 31.3.3 perataan Tergelincir, terjatuh 0.6 B III 3

    1.3.4 pembuatan siring Tergelincir, tertimpa benda, terpukul, tertusuk 0.6 B III 31.4 Pengelasan

    1.4.1 pengelasan plat bawah/atas Terjatuh, tersentuh aliran listrik, terkena percikan laz, menghisap debu 0.6 B III 3

    1.4.2 pengelasan dindingTerjatuh, tersentuh aliran listrik, terkena percikan laz, menghisap debu 0.6 B III 3

    1.4.3 pengelasan pipa2 Terjatuh, tersentuh aliran listrik, terkena percikan laz, menghisap debu 0.4 B IV 41.5 Finishing

    1.5.1 pengecatan Terjatuh, tertimpa benda 0.6 B III 31.5.2 pengujian kebocoran plat Terjatuh, tergelincir 0.6 B III 31.5.3 pengujian tangki Terjatuh, tergelincir 0.6 B III 3

    No Kegiatan Identifikasi Bahaya RACMishap ProbabilityMishap Severity

    Peluang Kecelakaan

    Dari tabel identifikasi hazard di

    atas perlu di perhatikan aktivitas yang

    rawan kecelakaan oleh pihak

    kontraktor untuk di jadikan pedoman

    pembangunan proyek yang sama

    dikemudian hari yaitu yang mempunyai

    nilai RAC 2,3, dan 4.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Jumlah Biaya Kecelakaan

    (2)

    Skala Tingkat Konsekuensi

    (3)

    Jumlah Kecelakaan

    (4)

    Skala Tingkat Kemungkinan (5)

    1 Tergelincir 500,000Rp 4 5 5 202 Terjatuh 445,000Rp 4 4 5 203 Terkena Percikan Laz 90,000Rp 2 4 5 104 Tertimpa Benda 330,000Rp 3 4 5 155 Tertusuk 80,000Rp 2 3 5 106 Sesak 90,000Rp 2 3 5 107 Terbentur 90,000Rp 1 2 5 58 Terpukul 300,000Rp 3 2 5 159 Tersentuh Aliran Listrik 80,000Rp 1 2 5 5

    Consequences Frequences

    Top Event (1) Tingkat Resiko

    (6) = 3x5

    No

    Analisa Tingkat Resiko

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Setelah nilai dari tingkat resiko didapatkan, maka langkah selanjutnya

    adalah penentuan skala dari tingkat resiko dan juga tingkat prioritas

    penanganan. Hasil skala tingkat resiko ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    No Top Event (1)Tingkat Resiko

    (T) (2x3)Skala Tingkat

    Resiko (4)Prioritas Penanganan

    (5)1 Tergelincir 20 E Sangat mendesak2 Terjatuh 20 E Sangat mendesak3 Terkena Percikan Laz 10 T Mendesak4 Tertimpa Benda 15 E Sangat mendesak5 Tertusuk 10 T Mendesak6 Sesak 10 T Mendesak7 Terbentur 5 M Tidak mendesak8 Terpukul 15 E Sangat mendesak9 Tersentuh Aliran Listrik 5 M Tidak mendesak

    Analisa Skala Tingkat Resiko dan Prioritas Penanganan

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Dari hasil analisa di atas, penentuan top event yang akan dianalisa

    dalam fault tree adalah top event yang mempunyai prioritas

    penanganan yang sangat mendesak (T 15 ). Top event tersebut

    adalah:

    1. Tergelincir

    2. Terjatuh

    3. Tertimpa benda

    4. Terpukul

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Dari top event diatas maka langkah selanjutnya adalah mencari

    kemungkinan penyebab-penyebab yang dapat timbul akibat adanya top event

    tersebut. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan tersebut terdiri dari

    intermediate event dan basic event.

    intermediate event adalah suatu kondisi yang masih memungkinkan untuk

    ditelusuri lagi penyebab lainya.

    Basic event adalah kondisi penyebab kecelakaan yang paling bawah atau

    dasar yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk diidentifikasi lagi

    dikarenakan tidak memungkinkan ditelusuri lagi penyebab lainnya atau

    karena kurangnya informasi yang dibutuhkan.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Faktor Pekerja

    Faktor Manajemen

    Faktor Peralatan

    Top Event

    Faktor Lingkungan

    Intermediate event dari masing-masing kecelakaan untuk tahap pertama

    pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Top Event : Tergelincir dan Terjatuh

    Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya top event antara lain:

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Gambar Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Top Event Tergelincir dan Terjatuh

    Sumber : Hasil wawancara dengan manajer LK3

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Gambar Model Fault Tree Terjatuh

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Gambar Model Fault Tree Tergelincir

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Gambar Model Fault Tree Tertimpa Benda

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Gambar Model Fault Tree Terpukul

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Analisa Frequency Rate

    Dari tabel 4.4 di ketahui bahwa nilai frekuensi tertinggi adalah

    pada bulan November yaitu 952.4 per 1,000,000 jam kerja. Nilai ini

    menunjukkan bahwa pada periode ini untuk setiap satu juta jam kerjanya

    terdapat 952 kali jumlah kecelakaan. Pada kondisi di lapangan terdapat 8

    kali kecelakaan yang terjadi di bulan November dengan jumlah pekerja 35

    orang atau jumlah jam kerja 8400 jam.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Analisa Severity Rate

    Dari hasil perhitungan severity rate terhadap data kecelakaan

    kerja selama lima bulan terakhir didapatkan nilai Tingkat severity rate /

    keparahan kecelakaan kerja tertinggi terjadi pada bulan November

    sebesar 2857.1 hal ini terjadi pada kecelakaan kerja sebanyak 8 kali dan

    terjadi kehilangan hari kerja sebanyak 3 hari

    Severity rate pada bulan Desember 2010 sampai bulan Maret 2011

    mengalami penurunan severity sampai nilai 0 pada bulan Februari. Ini

    berarti pada bulan Februari terjadi kecelakaan yang tidak menimbulkan

    kehilangan hari kerja atau kecelakaan terjadi sebanyak 3 kali tetapi tidak

    mengakibat kan jam/hari hilang.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Analisa Safe T Score (STS)

    Nilai t selamat di ukur pada bulan Desember yaitu pengurangan

    frekuensi kecelakaan pada bulan November di kurangi frekuensi

    kecelakaan bulan Desember yang menghasilkan nilai -433.39. pada

    bulan Januari nilai t selamat di dapatkan + 377.96, ini dapat di artikan

    pada bulan Januari tingkat frekuensi kecelakaan kerja pada masa kini

    mengalami penurunan terhadap prestasi masa lalu/keadaan pada bulan

    Januari memburuk dari pada bulan Desember.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Analisa Work Breakdown Structure (WBS)

    Dari hasil WBS proyek upgrading tangki timbun 61 terdapat 5 sub

    pekerjaan (persiapan bahan dan alat2, pembongkaran siring/beton,

    menaikkan tangki, pengelasan dan finishing) dengan tiap sub mempunyai

    level-level pekerjaan dan waktu yang berbeda. Waktu pekerjaan yang

    paling lama yaitu pada sub pekerjaan 1.4 proses pengelasan dilaksanakan

    pada minggu kedua bulan November dan berakhir pada minggu pertama

    bulan Maret.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Analisa Risk Breakdown Structure (RBS)

    Risk breakdown ini di buat untuk mengantisipasi kecelakaan yang akan terjadi

    pada proyek yang sama di kemudian hari atau untuk meminimalisasi kecelakaan

    yang akan terjadi bila proyek yang sama dikerjakan. Pekerjaan yang mempunyai

    resiko kecelakaan yang besar pada proyek upgrading tangki timbun 61 yaitu

    pekerjaan/aktivitas pada pembuatan tempat alat, pembongkaran siring,

    pengusungan sirtu, pembongkaran plat bawah, pengisian pasir, perataan pasir,

    pembuatan siring, pengelasan plat bawah/atas, pengelasan dinding, pengecatan,

    dan finishing.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Analisa Top Event

    Pada tahap ini diawali dengan identifikasi kecelakaan kerja

    berdasarkan data kecelakaan yang diperoleh selama masa bekerja (5

    bulan) nilai top event ini di dapat dari nilai tingkat resiko yang mempunyai

    bobot terbesar yaitu dari hasil perkalian antara skala tingkat konsekuensi

    dengan skala tingkat frekuensi. Dari hasil perhitungan terdapat 4 nilai

    tingkat resiko yang terbesar untuk di analisa fault tree analysis yaitu

    kecelakaan tergelincir, terjatuh, tertimpa benda dan terpukul yang

    mempunyai nilai tingkat resiko 15 dan prioritas penanganan yang

    mendesak.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Analisa Fault Tree Analysis (FTA)

    Analisa fault tree digunakan untuk menggambarkan hubungan sebab-sebab

    kecelakaan. Grafik top event dan faktor penyebab-penyebab kecelakaan sudah

    didapatkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan penggambaran FTA.

    Penggambaran konstruksi FTA dimulai dari top event kemudian intermediate

    event sampai dengan basic event sesuai dengan hasil yang diperoleh

    sebelumnya. Penggambaran juga menentukan gerbang logika (Logic Gate)

    adalah suatu model logika yang digambarkan dalam bentuk simbol (and gate/or

    gate) yang menghubungkan kejadian pada konstribusi pertama dan juga

    konstribusi kedua.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Upaya Perbaikan Sistem Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

    Di Perusahaan Berdasarkan Analisis Yang Di Peroleh

    Usaha-usaha perbaikan yang dilakukan adalah :

    1. Manusia/pekerja

    A.Bagi pekerja hendaknya benar-benar mempersiapkan diri baik secara fisik

    maupun mental dalam melakukan pekerjaan. Perusahaan juga tentunya

    dapat meningkatkan motivasi pekerjanya.

    B.Setiap pekerja wajib menggunakan perlindungan diri dan merawat alat

    perlindungan diri yang telah diterima.

    C.Pendidikan bagi karyawan mendapat perhatian penuh dari perusahaan

    D.Pembentukan seksi kesehatan dan keselamatan kerja

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    E. Perbaikan-perbaikan di bidang pengupahan dan jaminan sosial, serta

    jaminan kelangsungan kerja, dapat menumbuhkan motivasi kerja dan

    meningkatkan kemampuan fisik karyawan

    F. Pelaksanaan peraturan

    2. Mesin, Peralatan, dan Perlengkapan Kerja.

    A. Setiap kerusakan dan kehilangan alat perlindungan diri harus di

    laporkan kepada seksi kesehatan dan keselamatan kerja guna

    perbaikan atau penggantian dengan alat perlindungan diri yang baru.

    B. Menambah alat perlindungan diri

    C. Mengatur peralatan dan perlengkapan yang bersih dan rapi serta aman bagi

    karyawan bekerja.

    D. Pemasangan tanda-tanda peringatan

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    E. Setiap karyawan di wajibkan menggunakan pakaian kerja yang

    telah diberikan oleh perusahaan dalam setiap aktivitas kerja.

    3. Lingkungan kerja

    A. Setelah proses produksi selesai, sebaiknya tempat kerja selalu dalam

    keadaan bersihB.Sistem ventilasi yang cukup di dalam tangki timbun

    C.penerangan menggunakan penerangan langsung (direct lighting)

    dari lampu listrik jenis TL

    4. Tata cara kerja

    Adanya pelaksanaan program keselamatan kerja, Program keselamatan

    kerja menekankan pada penguatan positif pada training

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Kesimpulan

    Proyek upgrading tangki timbun 61 masih di bilang tingkat kecelakaanyang tinggi dilihat dari tingkat frekuensi kecelakaan, tingkat keparahan

    dan nilai t selamat proyek

    Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dan resiko dilakukan WBS,terdapat lima sub aktivitas dan waktu awal dan akhir dalam mengerjakan

    setiap aktivitas pekerjaaan dari kelima sub aktivitas mempunyai aktivitas

    yang penting yaitu persiapan bahan dan alat-alat, pembongkaran siring,

    menaikkan tangki, pengelasan dan finising

    Dalam pelaksanaan pembangunan proyek upgrading tangki timbun 61terdapat 29 kali kecelakaan yang terjadi selama kurun waktu 5 bulan

    pelaksanaan pembangunan. Setelah dikelompokkan terdapat 9 jenis

    accident yang dapat dipakai sebagai top event.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Saran

    Perlu adanya pengawasan dan pengarahan yang ketat dari perusahaantentang pemakaian alat perlindungan diri pada waktu mengoperasikan

    mesin atau sewaktu bekerja. Mengingat faktor pekerja masih sebagai

    penyebab kecelakaan kerja, sehingga kecelakaan kerja dapat dihindari

    sedini mungkin

    Perlu adanya pembahasan mengenai adanya penanganan kecelakaan agarkecelakaan tersebut dapat di tekan seminimal mungkin dan dapat diterapkan

    kondisi yang zerro accident.

    Mengadakan safety talk dan training pada setiap 3 bulan sekali untukdiberikan pengarahan dan kegunaan alat perlindungan diri yang mereka

    pakai setiap hari.

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    Hasil dari pendekatan risk assessment agar di jadikan panduan (history)untuk proyek yang sama di masa yang akan datang agar kecelakaan kerja

    dapat di minimalisir.

    Hasil analisis fault tree dapat digunakan sebagai pedoman untukmenentukan penyebab kecelakaan kerja sehingga dapat mencegah

    kecelakaan terulang kembali dalam usaha menurunkan jumlah kecelakaan

    yang terjadi pada proyek upgrading tangki timbu 61.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Santosa, B. (2003). Manajemen Proyek. Guna Widya, Surabaya.Wignjosoebroto, S. (2003). Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Jakarta : Gunawidya.Silalahi, Bennet MA, DR & Silalahi, Rumondang B. MPH, (1985). ManajemenKeselamatan dan Kesehatan

    Kerja, PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Razzif Ekka.(2009). Identifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan Fault Tree Analysis Pada Proyek

    Pembangunan The Adhiwangsa Surabaya. Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil. Surabaya : InstitutTeknologi Sepuluh Nopember.

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan danKesehatan Kerja.

    Undang-Undang No 1 Tahun 1970 : Tentang Keselamatan KerjaEdhi Sulistyoko.(2008). Analisis Penerapan Progam Keselamatan Kerja Dalam Usaha Meningkatkan Produktivitas

    Kerja Dengan Pendekatan Fault Tree Analysis.(Studi Kasus:CV. Permata 7,Wonogiri). Tugas Akhir S1Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah. Surakarta

    Sumamur, P. K. (1987). Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Cetakan pertama. CV. Haji Mas Ahung.Jakarta.

    Panduan K3LL.(2008). Manajemen Keselamatan Kerja. Revisi ke 3 Pemasaran dan Niaga Pertamina.Direktorat Pembekalan dan pemasaran dalam negeri (1993). Buku Panduan Keselamatan Kerja dan Lindungan

    Lingkungan, PertaminaKurniadi, H. (2005). Pengukuran Tingkat Kinerja Implementasi Progam Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan

    Kerja (LK3) dan Perangkingan Hazard Dengan Pendekatan Risk Assessment. Laporan Tugas Akhir JurusanTeknik Industri. Institute Tekonologi Sepulu November.

    JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

  • JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI