evaluasi pelaksanaan program relokasi permukiman kumuh ... · permukiman kumuh di kota surakarta...

154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH (Studi Kasus : Program Relokasi Permukiman Di Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Perencanaan Wilayah Dan Kota Oleh : ZAINI MUSTHOFA I0606046 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: truongdang

Post on 05-Jul-2019

253 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TUGAS AKHIR

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH

(Studi Kasus : Program Relokasi Permukiman Di Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta)

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Perencanaan Wilayah Dan Kota

Oleh : ZAINI MUSTHOFA

I0606046

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Page 2: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’lamin, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahNya sehingga

Laporan Tugas Akhir dengan judul “EVALUASI PROGRAM RELOKASI

PERMUKIMAN (Studi Kasus : Program Relokasi Permukiman Di Kelurahan

Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta)” bisa terselesaikan. Laporan Tugas

Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh

gelar kesarjanaan sesuai dengan kurikulum pendidikan Program Studi Perencanaan

Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Berkaitan dengan telah diselesaikannya penyusunan tugas akhir ini maka

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak dan ibu yang selalu berdoa dan mendukung dalam penyelesaian tugas

akhir ini.

2. Ibu Ir. Hardiyati, MT selaku ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ir. Galing Yudana, MT selaku ketua Program Studi Perencanaan Wilayah

dan Kota Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret dan

selaku pembimbing Laporan Tugas Akhir yang selalu membimbing dan

mengarahkan sehingga tugas akhir ini selesai

4. Ibu Ir. Winny Astuti, MSc PhD selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran sehingga Laporan

Tugas Akhir ini dapat terselesaikan

5. Kakakku Muh. Shodiq yang terus memberikan dukungan dan semangat bagi

penulis.

Page 3: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

6. Ferry Agriyanto, Fatmawati Nurul Handayani K.W, Dwinta Nori Fitria dan

Vellisa Andreva R, terima kasih untuk kebersamaanya dikala sedih maupun

bahagia.

7. Teman-teman PWK UNS 2006 dan adik-adik angkatan. Terima Kasih untuk

semua dukungannya.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah ikut

membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih sangat

jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun selalu penulis

harapkan dari berbagai pihak. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat

dalam menambah pengetahuan. Amiiin…..

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 4: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PENGESAHAN

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH

(Studi Kasus : Program Relokasi Permukiman Di Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta)

Oleh :

ZAINI MUSTHOFA I0606046

Menyetujui,

Surakarta, Januari 2011

Pembimbing Tugas Akhir Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ir. Winny Astuti, M.Sc, PhD Ir. GalingYudana, MT NIP. 19640711 199103 2 001 NIP. 19620129 198703 1 002

Mengesahkan, Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Program Sutdi

Perencanaan Wilayah Dan Kota

Ir. Hardiyati, MT Ir. GalingYudana, MT NIP. 19561209 198601 2 001 NIP. 19620129 198703 1 002

Pembantu Dekan 1

Ir. Nugroho Djarwanti, MT NIP 1956112 198403 2 007

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 5: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

MOTTO

” Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara mu

dan orang-orang yang di beri ilmu pengatahuan beberapa derajat ”

( Al Mujadillah )

” Ilmu itu telanjang, pekaiannya adalah takwa, perhiasannya adalah malu,

dan buahnya adalah ilmu ”

“Ilmu di pelajari untuk diketahui, kemudian amalkanlah

Tetapi bukan untuk menyengsarakan orang lain

Namun untuk kesejahteraan seluruh umat manusia

Maka mulailah dengan niat yang suci dan mohonlah restu”

Page 6: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii MOTTO ................................................................................................................... iii ABSTRAK ............................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ............................................................................................ v DAFTAR ISI ........................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii DAFTAR PETA ....................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1 Rumusan Permasalahan ........................................................................................... 4 Tujuan dan Sasaran … ............................................................................................. 4

1. Tujuan ......................................................................................................... 4 2. Sasaran ........................................................................................................ 4

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 5 1. Ruang Lingkup Wilayah ............................................................................. 5 2. Ruang Lingkup Studi .................................................................................. 5

B. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6 C. Kerangka Pemikiran ........................................................................................... 7 D. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9 A. Teori Perumahan dan Permukiman .................................................................... 9

1. Pengertian Perumahan dan Permukiman .................................................... 9 2. Preferensi Terhadap Rumah dan Penilaian Lokasi Hunian ........................ 10 3. Faktor-faktor Dalam Pemilihan Lokasi Permukiman ................................. 12

B. Permukiman Kumuh dan Kebijakan Penataannya ............................................. 13 1. Pengertian Permukiman Kumuh ................................................................. 13 2. Kebijakan Penataan Permukiman Kumuh .................................................. 15

C. Relokasi Permukiman ........................................................................................ 15 1. Pengertian Relokasi Permukiman ............................................................... 15 2. Prosedur Pelaksanaan Relokasi Permukiman ............................................. 16 3. Faktor yang Dipertimbangkan Dalam Pelaksanaan Relokasi

Permukiman ................................................................................................ 17 4. Dampak Relokasi Permukiman .................................................................. 19

D. Konsep Evaluasi ................................................................................................. 22 1. Pengertian Evaluasi .................................................................................... 22

Page 7: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

2. Pendekatan Evaluasi ................................................................................... 23 3. Manfaat Evaluasi ........................................................................................ 24 4. Jenis Dan Pelaksanaan Evaluasi ................................................................. 25 5. Kriteria Evaluasi ......................................................................................... 28

E. Fokus Evaluasi Program Relokasi Permukiman ................................................ 29 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 32 A. Jenis Penelitian ................................................................................................... 32 B. Pendekatan Penelitian ........................................................................................ 32 C. Metode Pengumpulan Data dan Kebutuhan Data .............................................. 33

1. Pengumpulan Data Primer .......................................................................... 33 2. Pengumpulan Data Sekunder ..................................................................... 36

D. Validasi Data ...................................................................................................... 39 E. Metode Analisis Data ......................................................................................... 39

1. Metode Analisis Data Dalam Penelitian ..................................................... 39 2. Penjabaran Metode Analisis Pada Aspek Evaluasi Dalam Penelitian ........ 40

a. Analisis Penilaian Efektifitas Program Relokasi .................................. 40 b. Analisis Penilaian Efisiensi Program Relokasi .................................... 42 c. Analisis Penilaian Dampak Relokasi .................................................... 43 d. Analisis Penilaian Responsifitas Program Relokasi ............................. 45

F. Sintesa Penelitian ............................................................................................... 47 G. Variabel dan Indikator Penelitian ...................................................................... 47 BAB IV GAMBARAN UMUM PROGRAM RELOKASI DI KOTA SURAKARTA ........................................................................................................ 49 A. Gambaran Umum Kota Surakarta ...................................................................... 49

1. Wilayah Administrasi Kota Surakarta ........................................................ 49 2. Kondisi Topografis Kota Surakarta ............................................................ 51 3. Kebijakan Penataan Permukiman Kumuh Di Kota Surakarata .................. 51

B. Gambaran Umum Program Relokasi Di Kota Surakarta ................................... 53 1. Latar Belakang Program Relokasi Di Kota Surakarta ................................ 53 2. Tujuan Dan Sasaran Program Relokasi ...................................................... 55 3. Kepanitiaan Pelaksana Program Relokasi di Kota Surakarta ..................... 55 4. Petunjuk Pelaksanaan Program Relokasi Di Kota Surakarta ..................... 57

BAB V GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI DI KELURAHAN PUCANGSAWIT KE KELURAHAN MOJOSONGO ........... 60 A. Kondisi Permukiman Di Kelurahan Pucangsawit Sebelum Direlokasi

(Kelompok Sasaran) ........................................................................................... 60 1. Lokasi Permukiman Sebelum Direlokasi ................................................... 60 2. Kondisi Fisik Permukiman Sebelum Direlokasi ........................................ 64 3. Kondisi Ekonomi Masyarakat .................................................................... 68 4. Kondisi Sosial Masyarakat ......................................................................... 68

Page 8: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

B. Pelaksanaan Program Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit Ke Kelurahan Mojosongo Kota Surakarta ................................................................................ 69 1. Peran Panitia Pelaksana Program Relokasi ................................................ 69 2. Proses Pelaksanaan Program Relokasi di Kelurahan Pucangsawit ............ 71

C. Kondisi Permukiman Paska Relokasi di Kelurahan Mojosongo (Kelompok Sasaran) .............................................................................................................. 75 1. Lokasi Permukiman Relokasi ..................................................................... 75 2. Kondisi Fisik Perumahan dan Prasarana Permukiman .............................. 79 3. Kondisi Ekonomi Masyarakat .................................................................... 81

BAB VI EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN DI KELURAHAN PUCANGSAWIT .................................... 82 A. Evaluasi Efektifitas Program Relokasi .............................................................. 82 B. Evaluasi Terhadap Efisiensi Program Relokasi ................................................. 83

1. Penilaian Kinerja Panitia Pelaksana Program Relokasi ............................. 84 a. Panitia Relokasi Tingkat Kota ............................................................... 84 b. Pokja Relokasi Tingkat Kelurahan ........................................................ 86 c. Pokja Relokasi Tingkat Kelompok (Subpokja) ..................................... 87 d. Sintesa Penilaian .................................................................................... 88

2. Penilaian Proses dan Mekanisme Pelaksanaan Program Relokasi ............. 89 3. Sintesa Efisiensi Program Relokasi ............................................................ 93

C. Dampak dan Manfaat Program Relokasi Terhdap Kondisi Fisik Lingkungan Permukiman, Sosial dan Ekonomi Masyarakat ................................................. 94 1. Dampak Terhadap Kondisi Fisik Lingkungan Permukiman ...................... 95

a. Kelayakan Rumah .................................................................................. 95 b. Prasarana Lingkungan Permukiman ...................................................... 102 c. Aksesibilitas ........................................................................................... 107 d. Sintesa Dampak Terhadap Kondisi Fisik ............................................... 109

2. Dampak Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat ..................................... 111 a. Pendapatan ............................................................................................. 111 b. Peluang Memperoleh Sumber Penghasilan............................................ 117 c. Sintesa Dampak Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat .................... 120

3. Dampak Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat .......................................... 122 a. Interaksi Dengan tetangga ...................................................................... 123 b. Interaksi dengan Lingkungan Luar ........................................................ 125 c. Kehadiran Dalam Pertemuan Warga ...................................................... 126 d. Sintesa Dampak Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat ......................... 127

4. Rangkuman Dampak Relokasi ................................................................... 127 D. Evaluasi Terhadap Responsifitas Pelaksanaan Program Relokasi ..................... 128

1. Tingkat Kepuasan Terhadap Hasil Program Relokasi ................................ 128 2. Tingkat Kepuasan Terhadap Kinerja Panitia Pelaksana Program

Relokasi ...................................................................................................... 131

Page 9: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

3. Tingkat Kepuasan Terhadap Proses dan Mekanisme Pelaksanaan Program Relokasi ....................................................................................... 134

4. Sintesa Tingkat Kepuasan Terhadap Pelaksanaan Program Relokasi ........ 136 E. Sintesa Evaluasi Pelaksanaan Program Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit ... 137

BAB VII PENUTUP .............................................................................................. 140 A. Kesimpulan ....................................................................................................... 140 B. Rekomendasi ..................................................................................................... 143

a. Rekomendasi Perbaikan Pelaksanaan Program relokasi ............................ 143 b. Rekomendasi Penelitian Lanjutan .............................................................. 144

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 145 LAMPIRAN ............................................................................................................. 147

Page 10: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH

(Studi Kasus : Program Relokasi Permukiman Di Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta)

Permukiman kumuh merupakan salah satu permasalahan perumahan dan permukiman yang ada di Kota Surakarta. Sebagai upaya untuk mengatasi permaslahan tersebut maka pemerintah Kota Surakarta merelokasi permukiman kumuh yang berada pada lahan illegal bantaran sungai termasuk di permukiman kumuh bantaran di Kelurahan Pucangsawit yang sudah terbentuk secara organis dalam waktu yang lama.

Program relokasi permukiman diharapkan dapat memiliki dampak baik atau perubahan yang lebih baik dari kondisi sebelum direlokasi. Kondisi yang lebih baik tersebut meliputi kondisi fisik permukiman sosial maupun ekonomi masayarakat, sehingga dapat tercipta lingkungan permukiman baru yang berkelanjutan. Namun Kondisi masyarakat setelah menempati lokasi relokasi belum diketahui dengan jelas, sehingga perlu dilakukan studi evaluasi.

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan program relokasi permukiman di Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pelaksanaan relokasi dan juga untuk mengetahui dampak relokasi dengan menilai perubahan yang terjadi yang meliputi aspek fisik, sosial, dan ekonomi.

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode diskriptif dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Sampel yang digunakana yaitu masyarakat yang direlokasi.

Hasil penelitian menunjukan relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit sudah sangat berhasil dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Relokasi juga berhasi dalam memberikan perubahan fisik permukiman yang lebih baik, Pada aspek ekonomi relokasi menimbulkan dampak yang buruk terhadap kondisi ekonomi masyarakat dan tidak berhasil dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Pada aspek sosial relokasi dinilai berhasil dalam mempertahankan kondisi sosial dan cenderung mengalami peningkatan. Masyarakat juga telah menilai sangat puas terhadap program relokasi

Kata Kunci : Evaluasi, Keberhasilan, Pelaksanaan Program Relokasi,

Kelurahan Pucangsawit

Page 11: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan di jelaskan mengenai latar belakang yang mendasari

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat

serta ruang lingkup penelitian tentang evaluasi terhadap pelaksanaan program

relokasi permukiman kumuh di Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Kota

Surakarta

A. Latar Belakang

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan

lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang

berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan

tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU No.4

tahun 1992). Perumahan dan permukiman merupakan satu kesatuan yang

memberikan gambaran mengenai suatu ruang kegiatan berkehidupan dan

penghidupan dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal. Selain sebagai

tempat untuk bermukim, perumahan dan permukiman juga berfungsi sebagai

tempat berlangsungnya proses pembentukan kualitas hidup manusia, karena di

dalamnya terdapat pembelajaran nilai-nilai kehidupan sehingga pembangunan

perumahan dan permukiman berkaitan dengan peningkatan kelayakan dan

kesejahteraan kehidupan masyarakat. Hal ini juga telah diamanatkan dalam

UUD 45 pasal 28 yang mendudukkan rumah sebagai hak setiap orang untuk

dapat meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya.

Perkembangan perumahan dan permukiman di Indonesia khususnya di

perkotaan tidak terlepas dari adanya pertumbuhan penduduk dan

perkembangan kegiatan di kota. Pertumbuhan penduduk diperkotaan

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor pertumbuhan alami dan urbanisasi

(Djoko Sujarto:2002). Pesatnya perkembangan penduduk tersebut tidak selalu

Page 12: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota, sehingga berakibat pada

munculnya perumahan dan permukiman kumuh.

Seperti yang terjadi pada kota-kota besar di Indonesia pada umumnya,

Kota Surakarta sebagai kota besar dengan perkembangannya yang sangat

pesat juga tidak terlepas dari permasalahan perumahan dan permukiman

kumuh. Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh

masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan yang

layak. Ketidakmampuan masyarakat miskin dalam mengakses permukiman

layak tersebut, menjadikan mereka memilih untuk bermukim pada lingkungan

permukiman yang kumuh dengan sarana dan prasarana dasar kurang memadai,

bahkan menempati lahan yang bukan menjadi haknya/illegal seperti yang

dapat terlihat pada tanah kosong area PJKA, tanah negara yang terlantarkan,

dan lahan bantaran sungai.

Sungai Bengawan Solo dan beberapa anak sungai yang melintasi Kota

Surakarta dapat menjadi potensi menjadi fungsi drainase utama Kota

Surakarta. Namun, dengan semakin berkembangnya kota telah menyebabkan

fungsi sungai telah mengalami perubahan yaitu munculnya permukiman-

permukiman kumuh pada bantaran sungai. Kondisi ini lambat laun akan

menganggu fungsi sungai sebagai area resapan.

Bencana banjir Sungai Bengawan Solo akhir tahun 2007 yang

menenggelamkan permukiman bantaran Sungai Bengwan Solo menjadi

bencana banjir yang sangat besar di Kota Surakarta. Kejadian tersebut

mendapat tanggapan dari Pemerintah Kota Surakarta dengan mengeluarkan

kebijaksanaan melalui SK Walikota Nomor: 362.05/25/1/2008 tentang

Pembentukan Tim Dan Kelompok Kerja Penanganan Pasca Bencana Banjir

Kota Surakarta. Dalam surat keputusan tersebut salah satu upaya penanaganan

yang dilakukan yaitu dengan relokasi permukiman bantaran sungai. Program

relokasi permukiman tersebut dilakukan sebagai solusi permanen bagi warga

permukiman bantaran yang sering mengalami kebanjiran untuk dipindahkan

pada lokasi permukiman yang lebih aman dan layak. Program relokasi ini juga

dilakukan sebagai upaya untuk melakukan penataan lingkungan permukiman

Page 13: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kumuh di Kota Surakarta khususnya pada permukiman yang berada pada

lahan yang bukan diperuntukkan untuk permukiman.

Relokasi atau resettlement merupakan salah satu alternatif untuk

memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tinggal di permukiman

kumuh, status lahannya tidak legal (illegal) atau bermukin di lingkungan yang

rawan bencana untuk menata kembali dan melanjutkan kehidupannya di

tempat yang baru (Yudhohusodo). Program relokasi di Kota Surakarta telah

dilakukan sejak tahun 2008 dengan target memindahkan 1571 rumah. Lokasi

yang mendapat program relokasi merupakan daerah bantaran Sungai

Bengawan Solo dan anak Sungai Begawan Solo yang tersebar di 6 kelurahan

yaitu Kel. Pucangsawit, Kel. Sewu, Kel. Semanggi, Kel Sangkrah, Kel.

Joyosuran, Kel Jebres. Program relokasi di Kota Surakarta dilakukan dengan

memberi bantuan hibah kepada masyarakat yang akan direlokasi sebesar Rp.

22,3 juta yang pelaksanaanya di atur dalam petunjuk teknis program relokasi

Kota Surakarta.

Salah satu kelurahan yang melaksanakan program relokasi di Kota

Surakarta yaitu permukiman bantaran sungai di Kelurahan Pucangsawit

Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Kelurahan Pucangsawit merupakan

kelurahan yang pertama dalam melaksanakan program relokasi ini. Sebelum

direlokasi, permukiman bantaran sungai di Kelurahan Pucangsawit telah

terbentuk secara organis dan dalam waktu yang cukup lama. Keberadaan serta

kondisi komunitas yang telah lama melangsungkan kehidupannya pada

permukiman bantaran menjadikan pelaksanaan program relokasi tidak mudah

untuk dilakukan, namun demikian program relokasi tetap dilaksanakan.

Program reloksi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit telah

dilaksanakan pada tahun 2008 dan berhasil memindahkan warga permukiman

bantaran ke permukiman baru di Kelurahan Mojosongo. Selama hampir 2

tahun menempati permukiman baru, namun kondisi masyarakat yang direloksi

masih belum diketahui dengan jelas. Perlu diketahui bahwa keberhasilan

program relokasi permukiman tidak hanya sebatas memindahkan permukiman

ke lokasi permukiman yang baru, akan tetapi program relokasi permukiman

Page 14: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

diharapkan dapat memiliki dampak baik atau perubahan yang lebih baik dari

kondisi sebelum direlokasi. Kondisi yang lebih baik tersebut meliputi kondisi

fisik permukiman sosial maupun ekonomi masayarakat, sehingga dapat

tercipta lingkungan permukiman baru yang berkelanjutan (De Wet ;2002).

Untuk mengetahui dan menilai keberhasilan dari pelaksanaan program

relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit maka dapat dilakukan

melalui studi evaluasi. Dalam studi evaluasi sangat bermanfaat untuk

mengetahui bagaimana keberhasilan dari pelaksanaan dan hasil dari program

relokasi, sehingga hasil dari evaluasi dapat menjadi masukan untuk perbaikan

program di masa yang akan datang (William Dunn : 1994).

Bertolak dari permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang bagaimana tingkat keberhasilan pelaksanaan

program relokasi permukiman kumuh di Kelurahaan Pucangsawit Kota

Surakarta yang dapat dilihat melalui penelitian Evaluasi (Evaluasi Reaserch)

B. Rumusan Permasalahan

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah: “Sejauhmana

Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Program Relokasi Permukiman yang

dilakukan di Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta”

C. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk Melakukan Penilaian

Terhadap Pelaksanaan Program Relokasi Permukiman di Kelurahan

Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta.

2. Sasaran

Sasaran yang akan di capai dalam penelitian ini adalah :

1) Menilai pencapaian tujuan program relokasi di Kelurahan

Pucangsawit (Efektifitas Program)

2) Menilai kinerja pihak pelaksana Program Relokasi di Kelurahan

Pucangsawit

Page 15: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3) Menilai proses pelaksanaan relokasi permukiman di Kelurahan

Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta

4) Menganalisis dan mengkaji dampak relokasi permukiman di

Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta terhadap

aspek fisik, sosial, dan ekonomi masyarakat yang direlokasi

5) Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap program relokasi

permukiman di Kelurahan Pucangsawit

6) Menilai Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Program Relokasi Di

Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta

D. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian evaluasi terhadap

pelaksanaan program relokasi ini adalah di Kelurahan Pucangsawit

Kecamatan Jebres sebagai tempat asal dan Kelurahan Mojosongo sebagai

lokasi yang dijadikan sebagai tempat tujuan relokasi.

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup studi merupakan hal-hal yang menjadi pokok kajian

studi. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi (evaluative Reaserch).

Studi evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan studi

evaluasi terhadap pelaksanaan program yang sudah dilaksanakan (ex-post

evaluation) untuk mengetahui keberhasilan program relokasi.

Oleh karena itu dalam penelitian ini dibatasi untuk mengevaluasi

pelaksanaan program relokasi dengan memfokuskan pada aspek sebagai

berikut :

1) Efektifitas : Mengetahuai pencapaian hasil apakah sudah sesuai

dengan tujuan yang telah direncanakan dalam

program

2) Efisiensi : Mengetahui usaha yang dilakukan dalam

mencapai hasil yang diharapkan

Page 16: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3) Kecukupan : Mengetahui apakah dampak dan manfaat dari

program

4) Responsivitas : Mengetahui seberapa besar kepuasan masyarakat

terhadap program

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan ini adalah :

1) Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan terhadap

konsep dalam menangani masalah permukiman kumuh khususnya untuk

permukiman liar/squater

2) Bagi Pemerintah, sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kota Surakarta

untuk memperbaiki program relokasi, sehingga mampu menghasilkan

kebijakan yang optimal, efektif, efisien sesuai dengan tujuan pemerintah

dan aspirasi masyarakat yang direlokasi permukimannya khususnya

masyarakat miskin permukiman kumuh.

3) Bagi masyarakat, memberikan gambaran yang jelas bagi berbagai pihak

mengenai program relokasi di Kelurahan Pucangsawit yang dilakukaan

oleh pemerintah Kota Surakarta dalam hal menangani masalah

permukiman kumuh pada lahan ilegal

Page 17: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

F. Kerangka Pemikiran

Pelaksanaan Program Relokasi Permukiman di kelurahan

Pucangsawit

Kondisi Asal Pelaksanaan Relokasi Kondisi baru

Fisik Sosial Ekonomi Proses Pelaksana Fisik Sosial Ekonomi

Analisis dan Evaluasi Program Relokasi Permukiman

Efektifitas Program

Dampak/ Manfaat Program

Responsifitas

Efisiensi Program

Keberhasilan Program Relokasi Permukiman Kumuh

Kesimpulan dan Rekomendasi

Relokasi Permukiman

Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta

KONDISI KOTA SOLO v Perkembangan Kota yang Pesat v Sarana dan prasarana dasar kurang memadai v Kondisi social ekonomi masyarakat kurang

mendukung v Keterbatasan lahan

Permukiman Kumuh

Kajian Teori · Teori perumahan dan

permukiman · Relokasi permukiman · Konsep evaluasi

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Bencana Banjir

Page 18: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

G. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran,

batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Tinjauan Pustaka

Berisi teori-teori perumahan dan permukiman, kebijakan perumahan dan

permukiman, relokasi permukiman serta teori tentang evaluasi kebijakan.

BAB III Metedologi Penelitian

Berisi tentang pendekatan penelitian, metodologi Penelitian dan Indikator-

indikator yang digunakan dalam melakukan penelitian

BAB IV Gambaran Umum Program Relokasi Di Kota Surakarta

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum wilayah Kota

Surakarta dan gambaran program relokasi di Kota Surakarta, latar belakang

program relokasi dan petunjuk pelaksanaan program relokasi yang dilakukan

oleh pemerintah Kota Surakarta

BAB V Gambaran Pelaksanaan Program Relokasi Di Kelurahan

Pucangsawit Kota Surakarta

Pada bab ini akan dijabarkan mengenai kondisi permukiman kumuh di

Kelurahan Pucangsawit sebelum direlokasi, proses pelaksanaan relokasi di

Kelurahaan Pucangsawit serta peran penitia pelaksana program dalam

pelaksanaan program relokasi di Kelurahan Pucangsawit

BAB VI Evaluasi Program Relokasi Permukiman di Kelurahan

Pucangsawit Kota Surakarta

Berisi tentang analisis data untuk menjawab tujuan penelitian dengan

menggunakan metode analisis evaluatif secara deskriptif kuantitatif dan

kualitatif dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditentukan.

BAB VII Kesimpulan dan Rekomendasi

Berisi tentang rumusan hasil penelitian serta usulan, saran terkait

perbaikan pemecahan terhadap masalah.

Page 19: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan beberapa kajian teoritis mengenai perumahan

dan permukiman, program relokasi dalam upaya penanganan permukiman kumuh

serta konsep evaluasi sebagai pendekatan yang digunakan dalam melakukan

penelitian.

A. Teori Perumahan dan Permukiman

1. Pengertian Perumahan dan Permukiman

Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan

prasarana dan sarana lingkungan. Perumahan juga di definisikan sebagai

kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau

hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan

dasar fisik lingkungan misalnya penyediaan air minum, pembuangan

sampah, listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan

pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya dan sarana lingkungan yaitu

fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta

pengembangan kehidupan ekonomi, social, dan budaya, seperti fasilitas

taman bermain, olah raga, pendidikan, pertokoan, sarana perhubungan,

keamanan, serta fasilitas umum lainnya.

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan

lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan,yang

berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan

tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU

No 4 Tahun 1992). Soedarsono memberikan beberapa konsep permukiman

sebagai berikut :

Page 20: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1) Permukiman adalah suatu kawasan perumahan lengkap dengan

sarana umum dan fasilitas sosial yang mengandung keterpaduan,

kepentingan dan kesadaran serta pemanfaatan sebagai lingkungan

kehidupan.

2) Permukiman memberikan ruang gerak, sumber tenaga dan

pelayanan bagi peningkatan mutu kehidupan suatu kecerdasan

warga penghuni, yang berfungsi sebagai ajang kegiatan sosial,

budaya dan ekonomi.

3) Permukiman adalah penataan kawasan yang dibuat oleh manusia

untuk kepentingannya, yang merupakan hasil kegiatan manusia,

dengan tujuan untuk bertahan hidup sebagai manusia agar hidup

lebih mudah dan lebih baik, memberi rasa aman dan bahagia, dan

mengandung kesempatan untuk pembangunan manusia seutuhnya.

Perumahan dan permukiman merupakan satu kesatuan yang

memberikan gambaran mengenai suatu ruang kegiatan berkehidupan dan

penghidupan dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal. Selain sebagai

tempat untuk bermukim, perumahan dan permukiman juga berfungsi

sebagai tempat berlangsungnya proses pembentukan kualitas hidup

manusia, karena di dalamnya terdapat pembelajaran nilai-nilai kehidupan.

Sehingga pembangunan perumahan dan permukiman berkaitan dengan

peningkatan kelayakan dan kesejahteraan kehidupan masyarakat.

2. Preferensi Terhdap Rumah dan Penilaian Lokasi Hunian

Rumah mengemban fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat

kebutuhan dan kemampuan masing-masing individu. Turner (1976)

mengidentifikasikn 3 fungsi utama yang terkandung dalam sebuah rumah

tempat bermukim, yaitu :

1) Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity), yang

diwujudkan pada kualitas hunian (the quality of shalter provide by

housing). kebutuhan akan tempat tinggal dimaksudkan agar

penghuni dapat memiliki tempat berlindung.

Page 21: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) Rumah sebagai penunjang kesempatan (opportunity) keluarga

untuk berkembang dalam kehidupan social, budaya dan ekonomi

atau fungsi pengemban keluarga. Fungsi ini diwujudkan dalam

lokasi tempat tinggal. Kebutuhan berupa akses ini diterjemahkan

dalam pemenuhan kebutuhan social dan kemudahan ke tempat

kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.

3) Rumah sebagai penunjang rasa aman dalam arti terjaminnya

keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah.

Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati

serta jaminan berupa kepemilikan rumah dan lahan.

Menurut Turner prioritas dari ketiga fungsi tersebut berbeda-beda

sesuai dengan kondisi/penghasilan masyarakat. Bagi masyarakat

berpenghasilan sangat rendah, factor opportunity merupakan sifat yang

sangat penting dan factor identity belum terpikirkan. yang utama adalah

memperoleh kerja guna mendapatkan security pada tahap selanjutnya.

Disamping memperhatikan fungsi rumah, penentuan preferensi

tempat tinggal sebagai dasar pembuatan keputusan juga harus

memperhitungkan nilai rumah yang ada disesuaikan dengan kebutuhan

individu, lokasi dan akses kepada masyarakat dan tempat-tempat lain,

biaya sewa dan kemudahan untuk dipindahkan, serta privacy dan

kenyamanan (Turner, 1976)

Beberapa pendapat lain yang berkaitan dengan penilaian lokasi

hunian telah di kemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah :

a) Eko Budiharjo (1992) : Dalam menjalankan kehidupannya

masyarakat membutuhkan berbagai fasilitas yang dapat memenuhi

kebutuhannya. Pusat kota merupakan pusat pelayanan dengan

fasilitas yang lebih lengkap, sehingga dalam memilih lokasi

permukiman timbul persaingan mendapatkan lokasi di bagian

pusat kota.

Page 22: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b) Rees dalam Yeaters (1980) berpendapat bahwa terdapat empat

elemen yang mempengaruhi keputusan orang atau sebuah

keluarga dalam menentukan lokasi tempat tinggal, yaitu :

(1) Posisi keluarga dalam lingkup sosial, yang mencakup status

sosial ekonomi (pendidikan, penghasilan, pekerjaan)

(2) Lingkup perumahan yang mencakup nilai dan kualitas rumah

(3) Lingkup komunitas

(4) Lingkup fisik atau lokasi rumah

3. Faktor-Faktor Dalam Pemilihan Lokasi Permukiman

Dalam pembangunan perumahan dan permukiman ada beberapa

fungsi-fungsi yang dibutuhkan sebagai lingkungan tempat tinggal, fungsi

tersebut meliputi antara lain:

a) Memenuhi tempat bernaung/berlindung

b) Memenuhi fungsi keamanan ; aspek lokasi terhadap akses

keamanan

c) Memenuhi fungsi membina keluarga ; aspek prasarana dan sarana

d) Memenuhi fungsi aksesibilitas; aspek aksesibilitas

e) Memenuhi fungsi efisiensi; aspek ekonomis

f) Memenuhi fungsi simbolik ;aspek nilai lingkungan

Menurut Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta karya

dalam pedoman perencanaan permukiman di sebutkan bahwa lokasi

permukiman yang layak adalah sebagai berikut :

a) Tidak terganggu oleh polusi

b) Tersedia air bersih

c) Mempunyai aksesibilitas yang baik

d) Mudah dan aman dalam mencapai tempat kerja

e) Tidak berada dibawah permukaan air setempat

f) Mempunyai kemiringan rata-rata

Dalam menyediakan perumahan dan permukiman untuk masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR), ada beberapa aspek yang harus

diperhatikan, aspek tersebut yaitu (Turner,1976) :

Page 23: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

a) Lokasi yang tidak terlalu jauh dari tempat yang dapat memberikan

pekerjaan

b) Memiliki status kepemilikan lahan dan rumah

c) Bentuk dan kualitas bangunan rumah yang memenuhi standar

d) Harga Rumah yang dapat terjangkau oleh pendapatan.

Mengenai kualitas perumahan, dari aspek fisik pengertian rumah

layak menurut SK menteri PU No.20/kpts/1986 tentang Pedoman Teknik

Rumah Sederhana Tidak Bersusun dijelaskan bahwa persyaratan rumah

sederhana yang layak antara lain adalah luas lantai maksimal 36 m²,

tersedia listrik, air bersih, lantai rumah diberi perkerasan untuk

memudahkan pembersihan dan mengurangi kelembaban, bahan penutup

dinding minimal anyaman bambu yang dipasang setinggi 90 cm dari muka

lantai, rangka atap dari kuda-kuda dan gorden kayu, kaso dan reng boleh

dari bamboo, penutup atap dari asbes gelombang, seng gelombang atau

genteng sederhana, luas kapling minimal 54 m².

B. Permukiman Kumuh dan Kebijakan Penataanya

1. Pengertian Permukiman Kumuh

Lingkungan permukiman kumuh merupakan permasalahan

permukiman yang sangat kompleks karena pada lingkungan permukiman

kumuh ini tidak hanya kondisi fisik lingkungan yang buruk akan tetapi

juga menyangkut permasalahan kondisi ekonomi dan social masyarakat

yang tinggal pada permukiman tersebut. Selain itu permasalahan

permukiman kumuh juga menyangkut pada kemiskinan dan kesenjangan

serta ketidak disiplinan social maupun yang menyangkut kemampuan

lembaga-lembaga pemerintahan Kota/Kabupaten dalam pengaturan,

pengorganisasian spasial maupun sumberdaya yang dimiliki kota sesuai

hakekat fungsi kota. Diperkotaan termasuk perkotaan di Indonesia,

permukiman kumuh menjadi permasalahan permukiman kota yang sangat

kompleks. Menurut World Bank (1999) lingkungan permukiman kumuh

digambarkan sebagai bagian yang terabaikan dari lingkungan perkotaan

dimana kondisi kehidupan dan penghidupan masyarakatnya sangat

Page 24: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

memprihatinkan, yang diantaranya ditunjukkan dengan kondisi lingkungan

hunian yang tidak layak huni, tingkat kepadatan penduduk yang tinggi,

sarana dan prasarana lingkungan yang tidak memenuhi syarat, tidak

tersedianya fasilitas pendidikan, kesehatan maupun sarana dan prasarana

sosial budaya kemasyarakatan yang memadai. Menurut Muhadjir Darwin

permukiman kumuh diartikan sebagai permukiman yang padat dan tidak

teratur serta tidak memiliki sarana prasarana yang memenuhi syarat yang

layak untuk tempat tinggal baik fisik, kesehatan maupun social.

Permukiman kumuh/slum terjadi karena ketidakmampuan penduduk

pada kawasan permukiman untuk merubah lingkungannya kearah yang

lebih baik sehingga terjadi penurunan kualitas. Permukiman kumuh dapat

dikategorikan sebagai berikut :

a) Squater Settelment adalah permukiman kumuh yang berada pada

lahan yang illegal atau liar.

b) Slum Area adalah permukiman kumuh yang berada pada lahan

legal dengan kualitas lingkungan fisik sarana dan prasarana yang

rendah dan cenderung menurun.

Permukiman kumuh dapat di lihat berdasarkan ciri sebagai berikut :

1) Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai.

2) Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaa ruang-

ruangnya mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau

miskin.

3) Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam

pengunaan ruang-ruang yang ada di pemukiman kumuh sehingga

mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan

ekonomi penghuninya.

4) Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang

hidup secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang

jelas, yaitu terwujud sebagai:

a) Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena

itu dapat digolongkan sebagai hunian liar.

Page 25: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b) Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah RT

atau sebuah RW.

c) Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT

atau RW atau bahkan terwujud sebagai sebuah kelurahan, dan

bukan hunian liar.

5) Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak

homogen. Warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat

pendapatan yang beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam

masyarakat pemukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial

berdasarkan atas kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda

tersebut.

6) Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang

bekerja di sektor informal atau mempunyai mata pencaharian

tambahan di sektor informal.

2. Kebijakan Penataan Permukiman Kumuh

Dalam upaya untuk mengatasi permsalahan perumahan dan

permukiman kumuh dapat dilakukan dengan dua cara (Khomarudin, 1992,

yaitu :

1) Mengembangkan daerah permukiman baru, yaitu dengan membangun

rumah-rumah sesuai dengan kebutuhan penduduk. Upaya ini dapat

dilakukan dengan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) termasuk

relokasi.

2) Memperbaiki lingkungan permukiman yang sudah ada sehingga

memenuhi persyaratan untuk kehidupan yang layak.

C. Relokasi Permukiman

1. Pengertian Relokasi Permukiman

Secara harafiah menurut kamus besar bahasa Indonesia (1996)

relokasi diartikan sebagai pemindahan tempat atau pemindahan dari suatui

lokasi ke lokasi lain. Jika dikaitkan dalam konteks perumahan dan

permukiman relokasi dapat diartikan pemindahan suatu lokasi

permukiman kelokasi permukiman yang baru.

Page 26: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Menurut Hudohusodo relokasi dilakukan terhadap permukiman lokasi

permukiman yang tidak diperuntukkan bagi perumahan atau lokasi

permukiman yang rawan terhadap bencana atau bahkan yang terkena

bencana. Relokasi atau resettlement merupakan salah satu alternatif untuk

memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tinggal di permukiman

kumuh, status lahannya tidak legal (illegal) atau bermukin di lingkungan

yang rawan bencana untuk menata kembali dan melanjutkan kehidupannya

di tempat yang baru.

2. Prosedur Pelaksanaan Relokasi

Program relokasi atau resettlement merupakan program yang

dilaksanakan dengan perencanaan yang sangat cermat. Bank Dunia (1999)

merekomendasikan bahwa sebelum memutuskan rencana relokasi perlu

mempersiapkan kerangka rencana atau kerangka kebijakan permukiamn

kembali secara matang. Program relokasi dikembangkan atas dasar

partisipatif, sehingga keputusan pemukiman kembali dibuat sendiri oleh

masyarakat.

Ridho (2001) mengemukakan bahwa prosedur yang dapat ditempuh

dalam pelaksanaan relokasi yaitu :

1) Pendekatan yang interaktif kepada masyarakat yang terkena relokasi

dalam rangka menginformasikan rencana program relokasi tersebut

2) Pembentukan forum diskusi warga sebagai wadah untuk menggali

respon, aspirasi warga dan peran serta masrakat dalam proyek

peremajaan. Kegiatan forum diskusi ini dilakukan mulai dari

perencanaan hingga terlaksanakannya program.

3) Penyusunan rencana penempatan lokasi rumah tempat tinggal baru

dengan memperhatikan aspirasi warga

4) Setelah pemindahan warga ke lokasi baru, perlu diadakan bimbingan

dan pembinaan kepada warga agar dapat menyesuaikan dengan

lingkungan permukiman yang baru.

Page 27: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Dalam Pelaksanaan Relokasi

Permukiman

Dalam pelaksanaan relokasi ada beberapa hal yang harus

diperhatikan, yaitu :

1) Perlunya koordinasi sejak tahap perencanaan, pelaksanaan,

sampai dengan evaluasi

Masalah relokasi adalah masalah yang kompleks karena

menyangkut tiga hal, yakni kebutuhan dasar manusia akan tanah dan

tempat tinggal, ketersediaan tanah/areal untuk relokasi, dan jaminan

untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Bagi masyarakat yang

dipindahkan, kesempatan untuk berperan serta dalam program

relokasi semenjak tahap awal dan keyakinan yang kuat bahwa

program akan berjalan baik dan berhasil sesuai dengan harapan dapat

diperoleh bila masyarakat yakin bahwa program ini dikoordinasikan

dengan baik, disertai dengan akses informasi bagi masyarakat.

2) Pemilihan Areal Relokasi

Lokasi dan kualitas tempat relokasi baru adalah faktor penting

dalam perencanaan relokasi, karena sangat menentukan kemudahan

menuju ke lahan usaha, jaringan sosial, pekerjaan, bidang usaha,

kredit dan peluang pasar. Setiap lokasi mempunyai keterbatasan dan

peluang masing-masing. Memilih lokasi yang sama baik dengan

kawasan yang dahulu (tempatnya yang lama) dari segi karakteristik

lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi akan lebih memungkinkan

relokasi dan pemulihan pendapatan berhasil.

Idealnya, tempat relokasi baru sebaiknya secara geografis dekat

dengan tempat lama / asli untuk mempertahankan jaringan sosial dan

ikatan masyarakat yang sudah baik. Dalam proyek pembangunan

perkotaan, yang sering mengakibatkan relokasi dalam jumlah besar,

dampak tersebut dapat dikurangi dengan merelokasikan ke berbagai

kawasan yang kecil dan dekat. Dalam kasus tersebut, pemilihan

Page 28: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

tempat dan rencana relokasi harus berdasarkan, dan diputuskan

melalui musyawarah dengan masyarakat.

3) Hak masyarakat yang akan dipindahkan

Kepada masyarakat, disampaikan informasi tentang calon lokasi

dan diberi kesempatan untuk meninjau lokasi yang sudah dibangun

sebelum secara resmi diserahkan. Hal ini diperlukan agar masyarakat

dapat menentukan pilihannya secara bebas.

4) Kelengkapan fisik lokasi pemukiman kembali

Jika pilihan sudah ditetapkan, lokasi pemukiman kembali harus

dilengkapi dengan:

a) Akses jalan yang layak;

b) Saluran drainase;

c) Penyediaan air bersih;

d) Sambungan listrik;

e) Fasilitas umum, antara lain fasilitas pendidikan, tempat usaha,

tempat ibadah, pasar, lapangan olahraga, fasilitas kesehatan;

f) Kemudahan transportasi.

5) Bentuk rumah dan bangunan lain yang relevan

Masalah relokasi berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan

sosial budaya, di samping masalah pemulihan kondisi psikologis.

Oleh karena itu, berkaitan dengan bentuk rumah dan bangunan lain

yang relevan agar dikonsultasikan dengan masyarakat yang akan

dipindahkan agar sesuai dengan keinginan penghuni.

6) Status hak atas tanah

Terhadap tanah dan bangunan yang telah diserahterimakan

kepada masyarakat, diberikan kepastian dan perlindungan hukum

berupa hak milik. Walaupun secara resmi masyarakat sudah

menempati areal relokasi, pemantauan dan evaluasi tetap harus

dilaksanakan untuk mengetahui masih adanya kekurangan di dalam

pelaksanaannya sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang

diperlukan.

Page 29: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

7) Dukungan terhadap pemulihan tingkat kehidupan masyarakat

Relokasi memerlukan dukungan faktor nonfisik di samping

ketersediaan dan kelengkapan sarana fisik. Secara ekonomis untuk

melanjutkan atau memulai kehidupan baru, diperlukan berbagai

kemudahan atau bantuan, antara lain:

a) Bantuan kredit untuk memulai atau melanjutkan kembali usaha

b) Pelatihan keterampilan yang dibutuhkan untuk menunjang usaha

atau pekerjaan baru

c) Pembukaan lapangan kerja baru

d) Bantuan untuk pindah dan fasilitas transportasi.

4. Dampak Relokasi Permukiman

Dampak sosial adalah perubahan dalam kondisi kehidupan orang-

orang yang terjadi bersama dengan suatu kebijakan yang baru, program

atau proyek. Problem inti dari relokasi adalah kehilangan masyarakat atas

mata pencaharian serta penurunan kemampuan potensial mereka akibat

dari pemindahan tersebut. Ketika suatu komunitas terpaksa untuk pindah

maka system produksi yang sudah ada menjadi berkurang. Banyak

pekerjaan, lahan yang bernilai, serta asset pendapatan yang hilang.

Kelompok kekerabatan serta jaringan sosial informal yang tercerai berai.

Resiko yang paling sering dihadapi oleh penduduk bantaran sungai yang

permukimannya harus dipindahkan adalah kehilangan lahan, kehilangan

pekerjaan, kehilangan hunian, kehilangan terhadap akses produksi dan

disartikulasi komunikasi.

Asian Development Bank (ADB) mengemukakan beberapa dampak

negaitif yang mungkin dapat timbul oleh program relokasi yang tidak

direncanakan secara matang dalam pembangunan perkotaan yaitu :

1) Terganggunya struktur dan sistem masyarakat, hubungan sosial dan

pelayanan social pda lingkungan permukiman yang sudah terbentuk.

2) Hilangnya sumber-sumber produktif, pendapatan dan mata

pencaharian.

Page 30: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3) Kultur budaya dan kegotongroyongan yang sudah ada di masyarakat

dapat menurun.

4) Kehilangan sumber kehidupan dan pendapatan dapat mendorong

timbulnya eksploitasi ekosistem, kesulitan hidup, ketegangan social

dan kemiskinan.

Senada dengan hal tersebut World Bank melihat dampak negatif yang

mungkin timbul bagi penduduk yang dipindahkan adalah :

1) Kehidupan penduduk dapat terkena akibat atau dampak yang

mengakibatkan penderitaan. Banyak mata pencaharian dan kekayaan

hilang. mata rantai antara produsen dan konsumen seringkali terputus.

2) Jaringan sosial informal yang merupakan bagian dari system

pemeliharaan kehidupan sehari-hari menjadi rusak

3) Organisasi setempat dan perkumpulan formal dan informal lenyap

karena berubahnya anggota mereka. Masyarakat dan otoritas

tradisional dapat kehilangan pemimpin mereka.

4) Efek kumulatif adalah rusaknya sistem social dan ekonomi setempat.

Menurut De Wet (2002), hasil yang diharapkan dari proses relokasi

adalah agar kondisi masayarakat yang direlokasi menjadi lebih baik dari

kondisi sebelum terjadi relokasi. Kondisi yang lebih baik tersebut

sebaiknya bertahan lama dari waktu ke waktu agar pada lokasi

permukiman yang baru dapat tumbuh menjadi permukiman yang nyaman.

kondisi yang lebih baik tersebut meliputi: tingkat pendapatan,

keberagaman sumber pendapatan, status dan jaminan di lokasi yang baru,

akses terhadap pelayanan infrastruktur dasar.

Ada 5 kategori nilai-nilai yang di inginkan oleh masyarakat yang

dipindahkan (migran) menurut De jong (1987) adalah :

§ Kemakmuran (Wealth) yang berisikan banyak factor yang berkaitan

dengan raihan ekonom individu. factor-faktor tersebut terdapat dalam

berbagai bentuk, antara lain upah yang tinggi, pendapatan yang baik,

biaya hidup yang rendah, pajak yang ringan, stabilitas pekerjaan,

ketersediaan lapangan kerja.

Page 31: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

§ Kenyamanan (Comfort), dapat dilihat sebagai tujuan untuk mencapai

kondisi hidup maupun pekerjaan yang lebih nyaman, termasuk di

dalamnya adalah perumahan yang lebih baik, lingkungan tempat

tinggal yang menyenangkan, pekerjaan yang lebih baik, keadaan yang

lebih sehat.

§ Stimulasi, berkaitan dengan kegiatan yang menyenangkan, seperti

hiburan dan rekreasi sebagai bentuk kegiatan yang yang dapat

mengurangi kejenuhan dan memperoleh pengalaman-pengalaman

baru

§ Afiliasi, mengacu pada nilai seseorang dalam berinteraksi dengan

orang lain. Dalam hubungannya dengan migrasi maupun sebagai hasil

dari migrasi tersebut. Berafiliasi dengan pihak lain dapat pula menjadi

factor yang menfasilitasi pencapaian tujuan personal dalam migrasi.

§ Moralitas, terkait dengan nilai serta system keyakinan yang

menentukan cara hidup yang baik maupun buruk, seperti norma

agama. Nilai moral dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku

seseorang maupun masyarakat, tergantung tingkat komitmen dari

individu.

Relokasi bukan hanya suatu proses pemindahan orang-orang dari

suatu lokasi, akan tetapi juga memindahkan perilaku dan identitas-

identitas dari orang-orang tersebut. Menurut Finsterbusch (1981),

individu-individu atau masyarakat merasakan dampak sosial dari suatu

kebijakan dalam 5 kategori, yaitu :

1) Secara ekonomi, sebagai pekerja yang kehilangan atau mendaptkan

penghasilan maupun pekerjaan.

2) Secara lingkungan, sebagai penduduk yang habitatnya di ubah atau

disita

3) Secara transportasi, sebagai pengendara atau penikmat jasa

transportasi yang kehilangan aksesibilitas

4) Secara sosial, sebagai kerabat, teman anggota, yang pola sosialnya

berubah

Page 32: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

5) Secara psikologi, sebagai individu yang mengalami stress, ketakutan,

perampasan dll

Kebanyakan lokasi untuk relokasi berada di pingiran kota (Urban

fringe), sehingga kemampuan mencari pekerjaan seringkali menurun saat

orang hidup pada daerah yang terisolir. Mereka yang direlokasi seringkali

menghadapi masalah terkait dengan pencairan serta perjalanan yang

ditempuh menuju ke tempat kerja mereka. Beberapa dari mereka akhirnya

keluar dari lokasi relokasi untuk kembali ke daerah pusat kota yang dekat

dengan tempat kerja mereka.

Meskipun warga yang direlokasi diberikan tawaran berupa lahan dan

perumahan di lokasi yang telah ditentukan, sebagaian besar dari mereka

menghadapi masalah yang lebih besar.Lapangan pekerjaan dan aktifitas

income hampir tidak ada. fasilitas air bersih yang rendah, fasilitas listrik

yang terbatas. Transportasi yang ada dilokasi tersebut jarang dan dengan

ongkos yang sukar untuk mereka sanggupi.

D. Konsep Evaluasi

1. Pengertian Evaluasi

Menurut istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk

mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan

hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Selain itu, evaluasi dilakukan untuk mengetahui nilai yang telah dicapai

oleh suatu kebijakan atau program dan memberikan sumbangan terhadap

apa yang harus dilakukan. Evaluasi juga dilaklukan untuk mengetahui

seberapa besar usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan seberapa

besar hasil yang telah di dapatkan.

Menurut William N. Dunn, istilah evaluasi dapat disamakan dengan

penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating), dan penilaian

(assesment). Evalusi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan program. Evaluasi Program

juga dapat diartikan dengan pengumpulan informasi secara sistematis

mengenai karakteristik dan dampak dari program untuk membuat

Page 33: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

keputusan mengenai program, keefektifan pelaksanaan program dan

keberlanjutan program (Patton, 2001).

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa pada dasarnya

evaluasi program dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu

program. Jawaban tersebut merupakan dasar untuk mengambil keputusan

mengenai keberlanjutan program apakah diteruskan, dihentikan atau

diperbaiki. Sehingga dalam evaluasi tidak hanya menjawab apa yang

terjadi, mengapa dan bagaimana akan tetapi juga menghadirkan jawaban

tentang apa yang sebaiknya dilakukan.

Secara umum alasan dilaksanakannya evaluasi program yaitu :

§ Pemenuhan ketentuan dan peraturan pelaksanaannya.

§ Mengukur efektivitas dan efesiensi program.

§ Mengukur pengaruh, efek sampingan program.

§ Akuntabilitas pelaksanaan program.

§ Alat mengontrol pelaksanaan program.

2. Pendekatan Evaluasi

Dalam pelaksanaan evaluasi, menurut Dunn (1994) terdapat tiga

pendekatan, yang dapat dibedakan berdasarkan karakteristik nilai

sistemnya, yaitu :

1) Evaluasi semu (Pseudo Evaluation) adalah suatu pendekatan evaluasi

yang bersandarkan pada informasi/data yang bersifat self-efident

(dapat terbukti sendiri) dan tidak controversial, juga tidak dikaitkan

secara spesifik dengan system nilai seseorang/sekelomok orang, dan

tanpa berusaha mengetahui manfaat nilai tersebut terhadap suatu

kelompok atau individu.

2) Evaluasi Formal (formal evaluation) adalah suatu pendekatan evaluasi

yang menggunakan metode-metode diskriptif untuk menghasilkan

informasi-informasi yang valid dan reliable tentang hasil-hasil dari

suatu kebijakan yang telah di umumkan secara formal oleh pembuat

kebijakan/program

Page 34: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3) Decision Theoretic Evaluation (DTE) adalah suatu pendekatan

evaluasi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang dapat

dipercaya dan valid mengenai hasil kebijakan/program yang secara

eksplisit dinilai oleh beberapa macam pelaku kebijakan.

Evaluasi yang digunakan dalam studi ini adalah evaluasi dalam

tingkatan program, dengan menggunakan pendekatan evaluasi formal dan

dilakukan setelah program selesai dilaksanakan dalam kurun waktu

tertentu. Penggunaan pendekatan evaluasi formal dilakukan dengan asumsi

penilaian evaluasi didasarkan bahwa tujuan dan pelaksanaan diumumkan

secara formal sebagai ukuran yang tepat untuk menilai program.

3. Manfaat Evaluasi

Dalam keperluan jangka panjang dan untuk keperluan keberlanjutan

(sustainable) suatu program, evaluasi sangat diperlukan. Karena dengan

evaluasi maka kebijakan-kebijakan dalam program kedepan akan lebih

baik dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Berikut adalah beberapa

manfaat perlunya evalusi :

1) Untuk mengetahui tingkat evektivitas suatu kebijakan, yakni seberapa

jauh kebijakan mencapai tujuannya

2) Mengetahui keberhasilan dari suatu kebijakan atau program.

3) Memahami aspek akuntabilitas public. Dengan melakukan penilaian

kinerja kebijakan, maka dapat dipahami sebagai bentuk

pertanggungjawaban pemerintah kepada public sebagai pemilik dana

dan mengambil manfaat dari kebijakan dan program pemerintah

4) Menunjukkan kepada stakeholders manfaat suatu kebijakan. Dengan

evaluasi maka maka dapat diketahui secara pasti manfaat dari sebuah

kebijakan dan program

5) Untuk memberikan masukan bagi pengambilan kebijakan yang akan

datang agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. dari hasil evaluasi

diharapkan dapat ditetapkan kebijakan yang lebih baik.

Page 35: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4. Jenis dan Pelaksanaan Evaluasi

Secara umum pelaksanaan evalusi dibagi atas tiga jenis yaitu :

1) Evaluasi pada tahap perencanaan (ex-ante evaluation)

Dalam tahap perencanaan evaluasi digunakan dalam rangka untuk

mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai

alternative dan kemungkinan terhadap cara mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Hal yang dipertimbangkan dalam kaitan ini

adalah bahwa metode-metode yang ditempuh dalam pemilihan

prioritas tidak selalu sama untuk setiap keadaan, melainkan berbeda

menurut hakikat dari peramasalahan itu sendiri.

2) Evaluasi pada tahap pelaksanaan (on-going evaluation)

Pada tahap ini, evaluasi di pandang sebagai suatu kegiatan untuk

melakukan analisis untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan

di bandingkan dengan rencana. Evaluasi melihat sejauhmana program

masih dapat mencapai tujuannya, apakah tujuan tersebut sudah

berubah.

3) Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan (ex-post evaluation)

pada tahap pasca pelaksanaan pengertian evaluasi disini hampir sama

dengan pada tahap pelaksanaan, perbedaanya adalah pada tahap ini

yang dinilai dan dianalisis bukan lagi tingkat kemajuan pelaksanaan

disbanding dengan rencana, akan tetapi yaitu hasil pelaksanaan

disbanding dengan rencana. Pada tahapan ini evaluasi diarahkan untuk

melihat apakah pencapaian program mampu mengatasi permasalahan

yang ingin dipecahkan. Evalauai ini juga digunakan untuk menilai

efisiensi dan efektifitas ataupun manfaat dari suatu program.

Page 36: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 2.1 Pelaksanaan Evaluasi

Tahap perencanaan (ex-ante evaluation)

Tahap pelaksanaan (0n-going evaluation)

Pasca pelaksanaan (ex-post evaluation)

· Dilakukan sebelum ditetapkannya rencana pembangunan

· Untuk memilih dan menentukan skala prioritas dari berbagai alternative dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya

· Dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan

· Untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya

· Dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir

· Untuk melihat apakah pencapaian (keluaran/hasil) program mampu mengatasi permsalahan yang ingin dipecahkan

· Untuk menilai efisiensi (keluaran dan hasil dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dan dampak terhadap sasaran), ataupun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu program

Sumber :Wiliiam Dunn (1994)

Dari ketiga jenis pelaksanaan evaluasi tersebut, evaluasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi dilakukan pada saat

program reloaksi yang telah selesai dilakukan (Ex-post Evaluation).

Dimana penelitian ini nantinya akan menilai tingkat keberhasilan dari

program relokasi permukiman yang dilaksanakan di Kelurahan

Pucangsawit Kota Surakarta. Evaluasi dilakukan untuk menilai efisiensi

(keluaran dan hasil dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dan dampak

terhadap sasaran), ataupun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari

suatu program

Didalam melakukan evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan (ex-post

evaluation) terdapat beberpa metode. Patton membedakan kedalam 5

metode yaitu :

Page 37: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

a) Before and after Comparisons

Metode ini adalah membandingkan kondisi sebelum sebuah

kebijakan atau program diimplementasikan dengan kondisi setelah

kebijakan atau program diimplementasikan untuk melihat apakah

kebijakan atau program tersebut memberikan perubahan atau tidak.

Perbedaaan kondisi sebelum dan sesudah diterapkannya kebijakan

atau program tersebut merupakan hasil dari diimplementasikannya

kebijakan atau program tersebut.

b) With-and-without comparisons

Membandingkan antara kelompok yang terkena kebijakan atau

program dengan yang tidak terkena kebijakan baik dalam kondisi

sebelum dan sesudah terkena program

c) Actual Versus planned performance Comparisons

Membandingkan antara target yang ingin dicapai pada periode

tertentu dengan target yang dapat tercapai pada periode yang telah

ditentukan. Perbandingan ini menghasilkan penjelasan perbedaan

yang dihasilkan dari target yang dicapai dengan yang seharusnya

baik yang disebutkan dalam program maupun non-program

d) Experimental (controlled) models

Membandingkan kondisi sebelum dan sesudah

diimplementasikannya kebijakan atau program antara kelompok

yang terkena kebijakan atau program dengan kelompok control

yang mempunyai karakteristik yang sama dengan kelompok yang

terkena kebijakan atau program yang dipilih secara acak

e) Quast experimental models

Digunakan untuk mengatasi hambatan yang ditemui apabila

menggunakan model eksperimental yang sulit diterapkan pada

kehidupan nyata. Pendekatan model Quasi-eksperimental

menggunakan kelompok control yang mempunyai karakteristik

yang sama tetapi tidak harus ekuivalen dengan kelompok yang

dikenai program dan disertai dengan pengukuran terhadap kondisi

Page 38: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

sebelum dan sesudah program dilaksanakan. Pendekatan ini

membandingkan individu yang terkena program dan yang tidak

terkena program tidak secara acak.

Metode evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Before and after Comparisons dimana dalam penelitian ini dilakukan

analisis perbandingan antara kondisi sebelum dilakukan program dengan

setelah dilaksanakan program untuk melihat perubahan pada kondisi fisik

dan sosial ekonomi masyarakat pasca relokasi permukiman yang sudah

dilaksanakan.

5. Kriteria Evaluasi

Untuk menilai keberhasilan suatu kebijakan/program maka perlu

dibutuhkan adanya indikator/kriteria. Didalam melakukan suatu evaluasi

terdapat beberapa kriteria yang dijadikan sebagai penilaian, kriteria

tersebut yaitu (Dunn, 1994) :

1) Efektifitas

Kriteria penilaian ini berkenaan dengan apakah suatu

program/kegiatan mencapai hasil/ tujuan yang diharapkan. Dengan

kata lain efektifitas merupakan penilaian apakah hasil yang dicapai

telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

2) Efisiensi

Penilaian kriteria ini selalu dikaitkan dengan jumlah usaha yang

dikeluarkan untuk menghasilkan tingkat efektifitas tertentu.

3) Kecukupan

Penilaian kriteria ini berdasarkan kepada seberapa jauh suatu

tingkat efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan, yang

menumbuhkan adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan

dampak dan manfaat dari program yang dilakukan.

4) Responsifitas

Responsifitas berhubungan dengan seberapa jauh suatu

kebijakan/program dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai

Page 39: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kelompok tertentu. Pengukuran ini dilakukan melalui survey target

group.

5) Ketepatan

Kriteria ketepatan ini berhubungan dengan rasionalitas substantive

untuk menilai apakah suatu kebijakan atau program tersebut

memberikan hasil yang bernilai atau bermanfaat.

Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Evaluasi

Sumber :Wiliiam Dunn (1994

E. Fokus Evaluasi Relokasi Permukiman

Berdasarkan tinjauan teori yang telah di uraikan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa dalam konteks perumahan dan permukiman program

relokasi merupakan program yang dilakukan dengan cara memindahkan lokasi

permukiman ke lokasi permukiman yang baru. Program relokasi ini dilakukan

karena lokasi permukiman tidak diperuntukkan bagi perumahan atau lokasi

permukiman yang rawan terhadap bencana atau bahkan yang terkena bencana.

Relokasi atau resettlement merupakan salah satu alternatif untuk memberikan

kesempatan kepada masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh, status

lahannya tidak legal (illegal) atau bermukin di lingkungan yang rawan

bencana untuk menata kembali dan melanjutkan kehidupannya di tempat yang

baru.

No Kriteria Pertanyaan Evaluasi

1 Efektifitas Apakah tujuan yang diinginkan tercapai ?

2 Efisiensi Berapa banyak usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan ?

3 Kecukupan Seberapa jauh hasil telah tercapai memberikan dampak dan manfaat?

4 Responsivitas Apakah hasil dari kebijakan/program dapat memuaskan mereka ?

5 Ketepatan Apakah hasil yang dicapai benar-benar bermanfaat dan tepat sasaran ?

Page 40: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Relokasi permukiman merupakan program yang dipandang sebagai

pilihan terakhir dalam upaya melakukan penataan permukiaman, hal ini terkait

dengan dampak yang sering ditimbulkan oleh program relokasi, yakni :

1) Perumahan, struktur dan system masyarakat, hubungan masyarakat dapat

terganggu

2) Sumber-sumber pendapatan termasuk pendapatan dan mata pencaharian

dapat hilang

3) Kultur budaya dan kegotongroyongan yang ada dalam masyarakat dapat

menurun

4) Pada lokasi permukiman yang baru, kemungkinan terjadi merosotnya

kesejahteraan masyarakat akibat penyesuaian terhadap mata pencaharian

mereka.

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mendapatkan informasi dan menarik

pelajaran dari pengalaman mengenai pengelolaan program, keluaran, manfaat,

dan dampak dari program program yang telah selesai dilaksanakan, sebagai

umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian program selanjutnya.

Dari uraian diatas maka fokus evaluasi dalam penelitian pelaksanaan

reloaksi permukiman ini adalah :

1) Evaluasi terhdap efektifitas dalam mencapai tujuan program relokasi

2) Evaluasi terhadap efisiensi program relokasi untuk menilai kinerja

pelaksana program dan proses pelaksanaan (implementasi) program

relokasi

3) Evaluasi terhadap damapak mprogram relokasi untuk mengetahui

perubahan kondisi permukiman pasca direlokasi yang meliputi kondisi

fisik sosial dan ekonomi masyarkat (dampak program).

4) Evaluasi terhadap responsifitas untuk mengetahui tingkat kepuasan

masyarakat (kelompok sasaran) terhadap program relokasi.

Hasil evaluasi dari ke empat point di atas dapat memberikan gambaran

apakah program relokasi permukiman tersebut cukup relevan untuk

dipertahankan di kalangan masyarakat yang terkena dampak relokasi

Page 41: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

(penerima program relokasi) terutama bagi komunitas masyarakat

berpengasilan rendah. Sehingga kepastian dan keberhasilan dari kelangsungan

suatu progtram tersebut menjadi tolok ukur keberhasilan dalam pencapaian

tujuannya.

Page 42: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan di jelaskan mengenai metode yang dilakukan dalam

penelitian. Metode penelitian ini terdiri dari jenis penelitian, pendekatan

penelitian, metode pengumpulan data, populasi dan sampling penelitian, metode

analisis serta indikator yang di gunakan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini.

Berikut adalah uraian dari masing-masing metode tersebut

A. Jenis Penelitian

Bertolak dari permsalahan dan tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian

ini termsauk dalam penelitian terapan, yaitu penelitian atau penyelidikan

terhadap suatu masalah dengan tujuan utntuk digunakan bagi keperluan

tertentu (Nazir, 1988). Dalam penelitian ini akan mengkaji dan mengevaluasi

pelaksanaan program relokasi yang dilaksanakan di Kelurahan Pucangsawit

Kota Surakarta, karena program relokasi yang telah selasai dilaksanakan ini

belum pernah dilakukan evaluasi secara komprehensif sehingga belum

diketahui keberhasilan dari program tersebut. Kajian dan evaluasi ini akan

bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai input dalam pelaksanaan program

yang sama dimasa yang akan datang maupun sebagai bentuk alternative

penanganan permukiman kumuh di Kota Surakarta

B. Pendekatan Penelitian

Dengan tipe penelitian tersebut diatas, maka pendekatan penelitian yang

sesuai untuk menentukan sumber data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan pendekatan penelitian evaluasi (Evaluative Research). Evaluasi

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah evaluasi sumatif. Menurut Scriven

(1997) evaluasi sumatif dilaksanakan pada saat akhir program untuk memberi

informasi tentang manfaat dan kegunaan program.

Page 43: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan evaluasi adalah

metode diskriptif dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Menurut Hadari Nawawi (1990: 64), metode diskrptif memusatkan perhatian

pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian

atau masalah yang bersifat aktual, kemudian menggunakan fakta-fakta tentang

masalah yang diteliti diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat. Pada

metode diskriptif peneliti menyajikan data-data penelitian dan menganalis

temuan-temuan yang ada serta memberikan tinjauan kritis.

Penelitian ini akan mengambarkan dan menjelaskan tentang proses

maupun hasil dari program relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit

Kota Surakarta berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, dan mencoba

untuk menilai keberhasilan program berdasarkan data yang diperoleh.

C. Metode Pengumpulan Data dan Kebutuhan Data

Metode Pengumpulan data adalah bagian instrument pengumpulan data

yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian (Burhan Bungin,

2005). Sedangkan menurut Ridwan (2008), metode pengumpulan data adalah

teknik atau cara yang di gunakan peneliti untuk mengumpulkan data.

Dalam melakukan penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan

dengan cara :

1. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan melalui survey primer dengan

observasi (pengamatan) maupun dengan menggunakan kuesioner dan

wawancara.

a. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhdap

unsure-unsur yang tampak dalam suatu gejala dalam objek penelitian,

Nawami (1991).

Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk melihat dari dekat

hasil yang dicapai dalam program relokasi di kelurahan pucangsawit.

Dalam penelitian ini pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui

kondisi permukiman baik fisik maupun kegiatan sosial ekonomi

Page 44: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

masyarakat pada permukiman yang mendapatkan bantuan program

relokasi.

b. Wawancara/interview

Wawanacara adalah suatu cara pangumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini

digunakan untuk mengetahui hal-hal dari narasumber secara lebih

mandalam (in depth interview) tentang pelaksanaan maupun hasil dari

program relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit Kota

Surakarta

Teknik wawancara dilakukan dengan wawancara semi tersetruktur.

Wawancara semi tersetruktur dilakukan dengan menggunakan daftar

wawancara sebagai panduan wawancara, namun pertanyaan yang ada

dapat berkembang sesuai dengan kondisi saat wawancara terjadi.

Penentuan responden wawancara dilakukan dengan metode Purposive

Sampling. Metode ini dilakukan karena peneliti menganggap bahwa

seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan

sesuai dengan tujuan penelitian. Responden dalam wawancara meliputi

pihak pelaksana program relokasi permukiman kumuh di Kelurahan

Pucangsawit Kecamatan Jebres Kota Surakarta

Tabel 3.1 Daftar Responden Wawancara

No Narasumber Peran 1 Bapermas KB dan PP Kota

Surakarta Pelaksana Program Relokasi Tingkat Kota

2 3

Kepala kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Ketua POKJA Program Relokasi kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres

Pelaksana Program Tingkat Kelurahan

4 Sub Pokja Program Relokasi Kelurahan Pucang Sawit

Pelaksana Program Tingkat Masyarakat/Kelompok (Pokja)

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2010

Page 45: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

c. Kuesioner/angket

Penyebaran kuesioner dilakukan kepada masyarakat penerima

program relokasi. Sedangkan kuesioner yang disebarkan ke warga

masyarakat menggunakan pertanyaan yang bersifat tertutup dan

terbuka, dengan pengambilan data yang dilakukan sekali namun

diajukan pertanyaan yang sama sebanyak dua kali yang

menggambarkan kondisi sebelum terkena program dan kondisi setelah

dilakukan program. Jawaban kuesioner telah tersedia dan responden

tinggal memilih beberapa alternative jawaban yang telah disediakan.

Pertanyaan terbuka untuk memperoleh penjelasan/alasan dari pilihan

jawaban.

Pengumpulan data melalui kuesioner ini dilakukan untuk

memperoleh data dari masyarakat yang direlokasi untuk mengetahui

persepsi masyarakat terhadap kondisi permukimannya sekarang setelah

direlokasi maupun kondisi permukimannya sebelum direlokasi untuk

yang meliputi kondisi fisik permukiman, sosial dan ekonomi

masyarakat. Kuosioner juga digunakan untuk menanyakan kepada

masyarakat terhadap kepuasan mereka akan program relokasi yang

dilakukan.

Penarikan sampel dalam questioner dilakukan dengan

menggunakan metode random sampling untuk mengetahui keberhasilan

program relokasi yang dilakukan di kelurahan Pucangsawit dengan

mengambil secara acak pada warga yang direlokasi sebagai objek untuk

melakukan penilaian. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, jumlah

populasi telah diperhitungkan lebih dulu. Jumlah populasi yang

digunakan adalah jumlah Kepala Keluarga (KK) penerima program

relokasi di Kelurahan Pucangsawit yang sudah menempati lokasi baru

dalam kurun waktu tertentu yaitu sebanyak 268.

Dengan demikian maka jumlah sampel yang akan di ambil dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 46: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

� = 棺{(棺.圭²) + 1} n = Jumlah sampel

N = Populasi masyarakat penerima program

d = Tingkat reabilitas (100% - d = tingkat kepercayaan)

Dengan tingkat kepercayaan 90 % maka d = 10 %

Dengan menggunakan rumus solvin tersebut maka sampel

responden yang akan di ambil adalah sebanyak 68 KK. Jumlah sampel

responden tersebut didistribusikan berdasarkan rasio penerima manfaat

relokasi di beberapa tempat lokasi relokasi

Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi Populasi Sample

Ngemplak sutan 112 25

Sabrang lor 18 7

Solo elok/Kedungtungkul 94 20

Debegan 36 13

Mipitan 8 3

Jumlah 268 68

Sumber :Hasil Analisis,2010

2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk melengkapi data

primer. Data sekunder di peroleh melalui studi literature melalui buku,

artikel, jurnal, maupun berbagai studi yang telah dilakukan sebelumnya.

Adapun data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah berupa

tepri tentang peremajaan permukiman kumuh dan berbagai kebijakan serta

peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan program relokasi dalam

kaitannya dengan peremajaan permukiman kumuh. Pengumpulan data

sekunder juga dilakukan untuk memperoleh dokumen pelaksanaan

program relokasi di kota Surakarta.

Page 47: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 3.3 Kebutuhan Data Penelitian

Tujuan Sasaran Data Sumber Data Teknik

Pengumpulan Data

Analisis Output

Gambaran Umum Kota Surakarta

Mengetahui Kondsi Kota Surakarta

- Kondisi wilyah Kota Surakarta

- Kebijakan tentang perumahan dan permukiman Kota Surakarta

- BPS - Bappedda

- Desk Study

-

Kondisi Wilayah Kota Surakarta dan Kebijakan Perumahan dan permukiman

Gambaran Umum Pelaksanaan Program Relokasi

Mengetahui Pelaksanaan Program Relokasi Di Kota Surakarta

- Petunjuk Pelaksanaan program relokasi

- Pelaksanaan relokasi di kelurahan pucangsawit

- Bapermas PP PA dan KB

- Kelurahan Pucangsawit

- Pokja

- Desk Study - Wawancara

Deskriptif Kualitatif Konten analisis

Pelaksanaan Program Relokasi di Kota Surakarta dan Pelaksanaanya di Kelurahan Pucangsawit

Menilai keberhasilan program relokasi permukiman

Menilai Efektifitas Program

- Hasil Program - Data-data lapangan

lokasi pelaksanaan program relokasi

- Pokja - Masyarakat

penerima program

- Wawancara - Observasi

Deskriptif Kualitatif

Efektifitas pencapaian Tujuan program

Page 48: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Menilai Efisiensi Program Relokasi

Kelembagaan/kepanitiaan pelaksana program - Peran dan fungsi masing

masing pihak/lembaga Pelaksanaan program - proses dan mekanisme

- Bapermas - Kelurahan - Pokja

- Wawancara

Deskriptif Kualitatif

Tingkat Efisiensi pelaksanaan program

Mengkaji dan menilai Dampak Program Relokasi

Fisik - Kondisi rumah - Kondisi sarana dan

prasarana lingkungan - Aksesibilitas Sosial - Interaksi masyarakat - Partisipasi masyarakat Ekonomi - Pendapatan - Peluang mendapatkan

sumber penghasilan

- Masyarakat penerima program (Masyarakat yang direlokasi)

- Kuesioner - Observasi

- Deskriptif Kuantitatif (Before After Comparisons)

Dampak Program

Menilai Kepuasan Terhadap Program Relokasi

- Persepsi masyarakat tentang program relokasi

- Masyarakat penerima program (Masyarakat yang direlokasi)

- Kuesioner

- Deskriptif Kuantitatif

Tingkat kepuasan terhadap program

Memberikan Kesimpulan dan Rekomendasi

Memberikan Kesimpulan dan Rekomendasi

Hasil Penilaian/evaluasi

Sintesis hasil evaluasi

Rekomendasi /perbaikan pelaksanaan program

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2010

Page 49: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

D. Validitas Data

Validitas data dimaksudkan untuk membuktikan bahwa data yang

diperoleh peneliti sesuai dengan kenyataan di lokasi penelitian dan untuk

membuktikan apakah penjelasan yang diberikan tentang deskripsi

permasalahan yang sebenarnya atau tidak. Ada empat macam jenis

trianggulasi yang bisa digunakan dalam sebuah penelitian kualitatif. Pertama,

trianggulasi sumber, digunakan untuk menggali data yang sama melalui

sumber-sumber yang berbeda. Kedua, trianggulasi metode, yaitu suatu metode

menggali data yang sama dengan menggunakan metode pengumpulan data

yang berbeda. Ketiga, trianggulasi peneliti, yaitu jenis reliabilitas yang

mengacu pada data yang didapat dari peneliti yang lain yang telah diuji

validitasnya. Keempat, trianggulasi teori, yaitu cara mencapai reliabilitas

dengan cara membandingkan perspektif teori yang berbeda untuk menjelaskan

data-data yang berbeda.

Penelitian evaluasi ini menggunakan bentuk trianggulasi sumber, yaitu

menggali data yang sama melalui sumber-sumber yang berbeda. Trianggulasi

sumber yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengumpulkan beberapa data dari berbagai sumber yang berbeda untuk

mendapatkan data yang sama. Hal itu dilakukan demi mendapatkan reliabilitas

data yang valid.

E. Metode Analisis Data

1. Metode Analisis Data Dalam Penelitian

Analisis data adalah suatu upaya untuk mengurai menjadi bagian-

bagian (Decomposition), sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu yang

diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa ditangkap secara lebih

terang maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkarannya

(Moelong,2001). Analisis data dalam penelitian ini merupakan analisis

evaluatif yang dilakukan dengan metode analiais kualitatif dan kuantitatif:

a. Analisis Diskriptif Kualitatif

Metode deskriptif kualitatif dilakukan untuk menghasilkkan data

diskriptif berupa kata-kata, tertulis, atau lisan dari orang-orang atau

Page 50: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

prilaku yang diamati (Moelong, 2001). Model analisis deskriftif ini

dilakukan untuk menganalisis data-data hasil wawancara dan juga

observasi lapangan yang selanjutnya di interpretasikan sesuai dengan

tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

b. Analisis Diskriptif Kuantitaif

Metode analisis Diskriptif kuantitaif digunakan untuk

menganalisis kuesioner. Melalui kuesioner tersebut akan diketahui

dampak dan manfaat program relokasi bagi warga penerima program

serta untuk melihat tingkat keberhasilan program dengan melihat

bagaimana respon masyarakat akan program tersebut.

Analisis diskriptif kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

metode pembobotan untuk menilai keberhasilan program relokasi yang

dilaksanakan di Kelurahan Pucangsawit berdasarkan indikator dan

tolak ukur yang telah ditentukan. Metode pembobotan digunakan

untuk memperoleh skala ordinal yang nantinya akan digunakan untuk

menilai keberhasilan program relokasi. Dalam melakukan metode

pembobotan digunakan teknik skala pengukuran linkert.

Penjabaran skala linkert dalam penelitian dimaksudkan untuk

mengukur keberhasilan pelaksanaan program relokasi. Penjabaran

skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

Sangat Berhasil = 5 ( 81 % -100 %) Berhasil = 4 (61 % - 80 % ) Cukup Berhasil = 3 (41 % - 60 % ) Kurang berhasil = 2 ( 21 % - 40% ) Tidak berhasil = 1 ( 0 % - 20 % )

2. Penjabaran Metode Analisis Pada Aspek Evaluasi

Berikut adalah penjelasan metode analisis pada setiap kriteria

penilaian Evaluasi.

a. Analisis Penilaian Efektifitas Program Relokasi

Penilaian terhadap efektifitas program dilakukan untuk

mengetahui keberhasilan program dalam mencapai tujuan yang telah di

Page 51: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

tetapkan dalam program. Tujuan dari program relokasi di Kota

Surakarta adalah untuk memindahkan rumah yang berada di bantaran

ke lokasi permukiman yang aman dan layak. Program relokasi dinilai

efektif apabila tujuan dari program tercapai yaitu terpindahkanya

permukiman yang berada di bantaran ke lokasi permuikiman yang

lebih aman.

Analisis dilakukan dengan diskriptif kualitatif untuk menjelaskan

ketercapaian dari program relokasi. Data yang digunakan untuk

melakukan analisis adalah data observasi lapangan dengan didukung

oleh data sekunder dan wawancara. Untuk mengetahui tingkat

keberhasilan pencapaian tujuan maka digunakan Skala Pengukuran

linkert sebagai berikut :

Sangat Berhasil = 5 ( 81 % -100 %) Berhasil = 4 (61 % - 80 % ) Cukup Berhasil = 3 (41 % - 60 % ) Kurang berhasil = 2 ( 21 % - 40% ) Tidak berhasil = 1 ( 0 % - 20 % )

Gambar 3.1

Skema Analisis Penilaian Efektifitas Pelaksanaan Program Relokasi

Tujuan dan Sasaran Program Relokasi Di Kota Surakarta

Pelaksanaan Program Relokasi di Kelurahan Pucangsawit

Ketercapaian Tujuan dan Sasaran Program

Sangat Berhasil = 5 (81%-100%) Berhasil = 4 (61%-80%) Cukup Berhasil = 3 (41%-60%) Kurang Berhasil= 2 (21%-40%) Tidak Berhasil = 1 ( 0%-20 %)

Page 52: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

b. Analisis Penilaian Efisiensi Program Relokasi

Penilaian terhadap kriteria efisiensi program dilakukan untuk melihat

usaha yang dilakukan dalam suatu program. Dalam program relokasi

usaha yang dilakukan dalam program meliputi peran dari pelaksan

program dan proses pelaksanaan. Dengan demikian maka penilaian

efisensi dalam penelitian ini dilakukan untuk menilai keberhasilan pada

peran pelaksana program dan proses pelaksanaan program relokasi.

1) Peran Pelaksana Program (Panitia Pelaksana Program)

Penilaian terhadap pelaku pelaksana program dilakukan dengan

cara membandingkan kesesuaian peran dan fungsi yang telah

ditetapkan dalam petunjuk pelaksanaan dengan pelaksanaannya di

Kelurahan Pucangsawit. Analisis dilakukan secara diskriptif kualitatif

untuk menilai tingkat kesesuaian peran pelaksana program yang ada

dalam petunjuk dengan peran pelaksanaan di Kelurahan Pucangsawit.

Hasil penilaian diukur dengan menggunakan skala linkert untuk

mengetahui tingkat keberhasilannya.

Gambar 3.2

Skema Analisis Penilaian Peran Pelaksana Program Relokasi

Peran Pelaksana Program Dalam Petunjuk Pelaksanaan Program Relokasi Di Kota Surakarta

Peran Pelaksana Program pada Pelaksanaan Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit

Tingkat Kesesuaian peran denagn pedoman/petunjuk pelaksanaan relokasi

Sangat Berhasil = 5 (81%-100%) Berhasil = 4 (61%-80%) Cukup Berhasil = 3 (41%-60%) Kurang Berhasil= 2 (21%-40%) Tidak Berhasil = 1 ( 0%-20 %)

Page 53: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2) Proses Pelaksanaan program

Penilaian terhadap proses relokasi di lakukan dengan cara

membandingkan pelaksanaan relokasi di kelurahan pucangsawit

dengan pedoman pelaksanaan program yang di buat oleh pemerintah

kota selaku inisiator program. Analisis dilakukan secara diskriptif

kualitatif untuk menilai tingkat kesesuaian pelaksanaan dengan

pedoman pelaksanaan dan juga kessuaian terhadap penerapan prinsip-

prinsip relokasi. Hasil penilaian selanjutnya diukur dengan

menggunakan skala linkert untuk mengetahui tingkat

keberhasilannya.

Gambar 3.3 Skema Analisis Penilaian Proses Pelaksanaan Program Relokasi

c. Analisis Penilaian Dampak Program Relokasi

Evaluasi terhadap dampak dilakukan untuk mengetahui perubahan

yang terjadi akibat dari dilaksanakannya suatu program. Penilaian suatu

dampak harus menggali seluruh cakupan, baik dari sisi negatif maupun

positif.

Dalam melakukan analisis terhadap dampak relokasi digunakan

metode Before After comparasion yaitu untuk mengetahui dampak reloksi

dengan membandingkan kondisi sebelum dilakukannya program dengan

Proses Pelaksanaan Program dalam Petunjuk Pelaksanaan Program Relokasi Di Kota Surakarta

Proses Pelaksanaan Program pada Pelaksanaan Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit

Tingkat Kesesuaian proses denagn pedoman/petunjuk pelaksanaan relokasi

Sangat Berhasil = 5 (81%-100%) Berhasil = 4 (61%-80%) Cukup Berhasil = 3 (41%-60%) Kurang Berhasil= 2 (21%-40%) Tidak Berhasil = 1 ( 0%-20 %)

Page 54: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kondisi setelah dilakukannya program relokasi untuk mengetahui

perubahan yang terjadi. Data yang diperoleh merupakan data dari hasil

kuesioner dari masyarakat yang direlokasi. Kuesioner dilakukan untuk

memperoleh kondisi masyarakat sebelum dan setelah program yang

meliputi kondisi fisik, ekonomi, dan sosial. Selain data hasil kuosioner,

data observasi lapangan juga dilakukan untuk mendukung proses analisis.

Hasil data selanjutnya dilakukan pengolahan dan diinterpretasikan

secara diskriptif kuantitatif. Analisis dilakukan dengan cara

membandingkan kondisi sebelum dengan sesudah relokasi. Selain

intepretasi data, dalam melakukan analisis ini juga digunakan analisis

statistik Paried-sample T test, yaitu analisis dengan melibatkan 2

pengukuran pada subyek yang sama sebelum dan sesudah relokasi.

Dalam melakukan analisis statstik dibantu dengan menggunakan SPSS

Versi 14. Indikator yang akan di ukur untuk mengetahui perubahan yang

terjadi setelah direlokasi meliputi :

§ Kondisi fisik lingkungan permukiman ; status kepemilikan lahan,

kondisi rumah, air bersih, sanitasi/MCK, listrik, aksesibilitas, jalan

§ Kondisi Ekonomi ; pendapatan, peluang kerja

§ Kondisi Sosial ; interaksi sosial, partisipasi sosial

Dengan analisis tersebut maka dapat diketahui tingkat signifikansi

perubahan yang terjadi setelah program relokasi yang dilakukan di

Kelurahan Pucangsawit.

Hasil Analisis selanjutnya dinilai keberhasilanya, jika terdapat

penurunan terhadap kondisi sebelum relokasi maka program

relokasi dinilai tidak berhasil karena tidak mampu memberikan

perubahan kearah yang lebih baik, akan tetapi jika terjadi peningkatan

maka program relokasi di nilai berhasil karena menimbulkan dampak

yang positif.

Page 55: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Gambar 3.4 Skema Analisis Dampak Relokasi

d. Analisis Penilaian Responsifitas Program Relokasi

Analisis responsifitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana

Responsifitas atau kepuasan masyarakt/penerima program terhadap

program relokasi di Kelurahan Pucangsawit. Data yang diperoleh

merupakan data hasil kuesioner dari masyarakat penerima program

relokasi di kelurahan pucangsawit dengan menanyakan persepsi

(kepuasan) mereka terhadap program relokasi yang dilakukan di

Kelurahan Pucangsawit. Hasil data kemudian diolah dan dilakukan

interpretasi secara diskriptif kuantitatif untuk diketahui bagaimana

kepuasan masyarakat terhadap program relokasi di Kelurahan

Pucangsawit.

Penilaian kepuasan terhadap program relokasi di Kelurahan

Pucangsawit meliputi persepsi masyarakat terhadap hasil program,

kinerja pelaksana program, dan proses pelaksanaan program

Page 56: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Gambar 3.5 Kerangka Analisis

Program Relokasi Permukiman di kelurahan Pucangsawit

Kondisi Asal Pelaksanaan Relokasi Kondisi baru/hasil program

Fisik Sosial Ekonomi Proses Kelembagaan Fisik Sosial Ekonomi

Efektifitas Program

Dampak/ Manfaat Program

Responsifitas

Efisiensi Program

Keberhasilan Program Relokasi Permukiman Kumuh

INPUT

ANALISI

OUTPUT

Analisis diskriptif Kuantitatif Analisis efektifitas pencapaian tujuan program

Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis efisiensi pelaksanaan program program

Analisis Diskriptif Kuantitatif (before after comparisons) Analisis dampak dan manfaat program

Analisis Diskriptif Kuantitatif Analisis Persepsi masyarakat terhadap program

Kesimpulan dan Rekomendasi Perbaikan

Program

Page 57: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

F. Sintesa Penelitian

Pada Sintesa data akan dijelaskan secara singkat berbagai temuan serta

kesimpulan dari pembahsan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah.

Sintesa dilakukan pada setiap aspek evaluasi untuk menilai tingkat

keberhasilan sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

G. Variabel dan Indikator Penelitian

Indikator merupakan karakteristik yang diamati secara langsung untuk

menggantikan karakteristik yang tidak dapat diamati secara langsung dan

digunakan sebagai definisi operasional dari variabel (Wiliiam Dunn, 1998).

Indikator digunakan untuk menilai keberhasilan dari suatu program atau

kegiatan.

Indikator dalam penelitian ini merupakan turunan atau penjabaran dari

kriteria dalam melakukan evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan studi

teori maupun dokumen publik tentang program relokasi permukiman kumuh

di Kota Surakarta. Berikut adalah kriteria evaluasi, variabel dan indikator yang

dijadikan dalam melakukan penelitian evaluasi program relokasi permukiman

di Kota Surakarta.

Page 58: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 3.4 Kriteria Evaluasi, Variabel, dan Indikator Penelitian

Kriteria Evaluasi Variabel Indikator Keberhasilan

Efektifitas

Tercapainya tujuan dan sasaran program

· Tercapainya tujuan dan sasaran program yaitu terpindahkannya permukiman bantaran ke lokasi yang lebih layak dan aman

Efisiensi

Peran pelaku pelaksana program

· Pelaku program menjalankan peran dan tugas sesuai dengan petunjuk pelaksanaan

Proses dan mekanisme · Proses dan mekanisme pelaksanaan dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan

Dampak

Fisik · Perubahan status kepemilikan lahan · Peningkatan kualitas rumah · Peningkatan kualitas prasarana lingkungan

permukiman yang layak - Air bersih - Sanitasi/MCK - Listrik - Jalan

· Kemudahan aksesibilitas

Ekonomi · Peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat

· Kemudahan masyarakat dalam mencari sumber penghasilan

Sosial · Peningkatan frekuensi interaksi warga · Peningkatan partisipasi sosial

Responsifitas

Kepuasan Terhadap Program

· Nilai kepuasan masyarakat terhadap hasil program relokasi

· Nilai kepuasan masyarakat kinerja pelaksana program relokasi

· Nilai kepuasan masyarakat terhadap proses pelaksanaan program relokasi

Sumber : Analisis Penulis, 2010

Page 59: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM PROGRAM RELOKASI DI KOTA SURAKARTA

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum wilayah Kota

Surakarta dan gambaran program relokasi di Kota Surakarta, dalam bab ini juga

dijelaskan mengenai latar belakang program relokasi dan petunjuk pelaksanaan

program relokasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Surakarta

A. Gambaran Umum Kota Surakarta

1. Wilayah Administrasi Kota Surakarta

Kota Surakarta yang sering disebut dengan Kota Solo merupakan

salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota

lainnya seperti Semarang maupun Jogyakarta. Secara astronomis Kota

Surakarta terletak antara 110° 46’ 49” dan 110° 51’ 30” Bujur Timur

dan antara 7° 31’43” dan 7° 35’38” Lintang Selatan.

Kondisi fisik topografinya relatif datar dengan ketinggian rata-rata

0-3 %, mengingat Kota Surakarta banyak dilalui oleh beberapa sungai

yang merupakan anak dari Sungai Bengawan Solo sebagai

konsekuensinya Kota Surakartasering terjadi genangan atau banjir

akibat meluapnya sungai-sungai tersebut terutama pada daerah

sepanjang alirannya.

Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan ”Kota SOLO”

merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 92 m dari

permukaan air laut dengan batas-batas administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali dan Karanganyar.

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo.

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo.

Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar dan Boyolali.

Page 60: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Page 61: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Kondisi Topografi Kota Surakarta

Wilayah Kota Surakarta berada pada cekungan diantara dua

gunung sehingga mempunyai topografi yang relatif datar antara 0-15

% dengan ketinggian tempat antara 80-130 dpl, rinciannya dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Ketinggian dan Kemiringan Tanah Tiap Kecamatan

di Kota Surakarta

No Kecamatan Ketinggian (M) DPL

Kelerengan (%)

1 laweyan 80-110 0-2

2 Serengan 80-100 0-2

3 Pasar Kliwon 80-100 0-2

4 Jebres 80-130 0-15

5 Banjarsari 80-120 0-5

Kota 80-130 0-15

Sumber : Surakarta Dalam Angka Tahun 2008

Dari data tersebut terlihat bahwa Kota Surakarta merupakan daerah

yang memiliki kemiringan lahan relatif datar. Kecamatan Jebres adalah

daerah dengan kemiringan lahan paling tinggi yaitu 0-15 %.

Kecamatan Jebres bagian utara termasuk kelurahan mojosongo

merupakan daerah yang berbukit-bukit dan dataran tinggi, sedangkan

untuk kecamatan jebres di bagian selatan merupakan daerah yang

rendah.

3. Kebijakan Pemerintah Kota Surakarta Atas Perumahan Dan Permukiman

Masalah perumahan dan permukiman di kota Surakarta merupakan

permasalahan yang menyangkut pada agenda dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakaat. Terbatasnya akses perumahan yang sehat

dan layak, redahnya mutu lingkungan pemukiman dan lemahnya

perlindungan untuk mendapatkan dan menghuni perumahan yang

layak dan sehat adalah masalah utama yang dihadapi masyarakat

Page 62: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

miskin di kota Surakarta. Mereka umumnya tinggal di wilayah slum

area, dengan tingkat kepadatan yang tinggi dan terbatasnya sarana

sanitasi lingkungan, serta ketersediaan air bersih. Hal ini juga akan

berpengaruh pada rendahnya tingkat kesehatan keluarganya.

Dalam kaitanya dengan penanganan permasalahan perumahan dan

permukiman maka pemerintah Kota Suarakarta mempunyai visi

“Semua Orang Menghuni Rumah Yang Layak Dalam Permukiman

Yang Sehat”. Dari visi tersebut Misi yang ingin di capai adalah sebagai

berikut :

1) Mewujudkan masyarakat yang mandiri melalui pembangunan

perumahan dan permukiman

2) Mendorong pertumbuhan wilayah dan keserasian antar wilayah

3) mewujudkan lingkungan permukiman perumahan yang sehat,

aman, teratur, rukun, produktif dan berkelanjutan

Untuk mewujudkan visi dan misi perumahan dan permukiman

tersebut ada beberapa kebijakan yang telah ditempuh oleh pemerintah

kota, antara lain :

1) Pembangunan rumah baru secara masal untuk masyarakat

berpenghasilan rendah.

2) Program peremajaan kota, khususnya pada kawasan kampung di

pusat kota (Urban Renuwal).

3) Penyediaan lahan dengan prasarana dasar.

4) Program perbaikan kampung.

5) Program tabungan perumahan bagi warga.

Dalam Tujuan Pembangunan Kota Surakarta telah ditegaskan

bahwa pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan pada :

1) Peningkatan dan pengembangan melalui usaha-usaha penyediaan

pembangunan perumahan, perbaikan perumahan agar memenuhi

syarat kesehatan, rasa aman, damai, tentram dan sejahtera bagi

masyarakat khususnya masyarakat berpenghasilan rendah

2) Pembangunan perumagan dan permukiman berdasarkan prinsip

swadaya gotong-royong

Page 63: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3) Penyuluhan tentang perbaikan perumahan dan permukiman

4) Penciptaan lingkungan permukiman yang layak, bersih, aman dan

aman.

5) pembangunan perumahan dan permukiman harus mampu

memperluas penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

6) Peningkatan sumber-sumber pembiayaan pembangunan perumahan

dan permukiman oleh pemerintah, usaha swasta, dan koperasi

masyarakat

Dalam memenuhi hak masyarakat miskin atas perumahan yang

layak dan sehat maka arah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah

kota Surakarta yaitu dengan (RPJM Kota Surakarta,2010) :

1) Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam penyediaan

perumahan.

2) Menyempurnakan berbagai peraturan perudangan yang dapat

menjamin perlindungan hak masyarakat miskin atas perumahan.

3) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam

pembangunan rumah yang layak dan sehat.

4) Meningkatkan keterjangkauan masyarakat miskin terhadap

perumahan yang layak dan sehat.

5) Meningkatkan ketersediaan rumah yang layak dan sehat bagi

masyarakat miskin dan golongan rentan.

B. Gambaran Umum Program Relokasi Di Kota Surakarta

1. Latar Belakang Program Relokasi Di Kota Surakarta

Program relokasi permukiman di Kota Surakarta dilatar

belakangi oleh luapan banjir sungai bengawan solo dan juga anak

sungai yang ada di Kota Surakarta. Luapan banjir sungai bengawan

solo terjadi hampir setiap tahun ketika musim penghujan dan

mengakibatkan permukiman penduduk yang berada di bantaran sungai

menjadi korban dan menangung kerugian akibat dari banjir tersebut.

Kasus banjir tahun 2007 yang menenggelamkan permukiman sekitar

sungai bengwan solo menjadi bencana banjir yang sangat besar di Kota

Surakarta. Kejadian tersebut mendapat tanggapan dari pemerintah

Page 64: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Kota Surakarta dengan mengeluarkan kebijaksanaan melalui SK

Walikota Nomor: 362.05/25/1/2008 tentang Pembentukan Tim Dan

Kelompok Kerja Penanganan Pasca Bencana Banjir Kota Surakarta.

Dalam Surat Keputusan tersebut salah satu upaya yang dilakukan

untuk mengatasi permaslahan tersebut yaitu dengan merelokasi

permukiman warga bantaran sungai. Kebijaksanaan untuk merelokasi

permukiman masyarakat yang berada di bantaran sungai dilakukan

sebagai solusi permanen kepada warga bantaran yang sering terkena

dampak langsung dari banjir untuk dipindahkan pada lokasi

permukiman yang lebih aman. Program relokasi ini juga dimaksudkan

untuk mengembalikan fungsi bantaran sungai sebagai lahan hijau

untuk area resapan.

Sasaran program relokasi yaitu rumah di daerah bantaran sungai

sebanyak 1571 rumah. Lokasi yang mendapat program relokasi

merupakan daerah bantaran Sungai Bengawan Solo dan anak sungai

Begawan solo yang tersebar di 6 kelurahan. Berikut adalah kelurhan

yang mendapatkan bantuan program relokasi di Kota Surakarta.

Tabel 4.2 Jumlah Rumah Yang Direlokasi di Kota Surakarta

No Kelurahan Jumlah

1 Pucangsawit 300 2 Sewu 363 3 Sangkrah 249 4 Semanggi 339 5 Joyosuran 57 6 Jebres 218

Total 1571

Sumber : Bapermas PP PA dan KB Kota Surakarta

Program relokasi di Kota Surakarta dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu :

a) Bangunan yang berada di atas tanah milik

b) Bangunan yang berada di atas tanah Negara yang

digolongkan sebagai bangunan illegal/liar

Page 65: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Sampai dengan penelitian ini dilakukan untuk kelompok 1 masih

dalam proses. Sedangkan untuk masyarakat yang menempati lahan

illegal di berikan dana bantuan program sebesar 22,3 juta untuk

membangun permukimannya kembali.

2. Tujuan Dan Sasaran Program Relokasi di Kota Surakarta

Tujuan program relokasi yang dilaksanakan di Kota Suarakarta

tidak secara tertulis dalam petunjuk pelaksanaan, sehingga untuk

mengetahui tujuan program relokasi penulis melakukan wawancara

dengan pihak pemerintah. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis

lakukan maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari program relokasi

di Kota Surakarta yaitu :

1) Memindahkan/merelokasi rumah-rumah tidak layak huni yang

berada di bantaran ke lokasi yang lebih aman dan layak.

2) Menata lahan banataran untuk Mengembalikan fungsi bantaran

sungai sebagai lahan hijau

Dengan demikian sasaran kelompok dari program ini adalah

masyarakat yang menempati lahan dibantaran sungai.

3. Kepanitiaan Pelaksana Program Relokasi di Kota Surakarta

Dalam program relokasi di kota Surakarta agar berjalan dengan

baik, maka ada beberapa pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya.

Masing-masing pihak tersebut memiliki tugas dan fungsi masing-

masing. Berikut adalah kelembagaan dalam pelaksanaan program

relokasi di Kota Surakarta

a. Tim Tingkat Kota

Kelompok kerja program relokasi pada tingkat kota memiliki

tugas dan fungsi

1) Mengkoordinir pelaksanaan pemberian bantuan program

relokasi kepada warga penerima

2) Melakukan verifikasi pengajuan permohonan bantuan program

relokasi

3) Menetapkan warga penerima program relokasi

Page 66: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4) Melaksanakan sosialisasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan

program relokasi

5) Melaksanakan pengadaan tanah dalam rangka untuk

merelokasi pemukiman.

6) Menyusun guidance dan site plan bangunan relokasi.

7) Menetapkan dan menyerahkan ganti rugi atas tanah yang

haknya akan dilepas atau diserahkan termasuk bangunan,

tanaman dan benda-benda lain yang berada di atas tanah.

Tim program relokasi pada tingkat kota terdiri dari beberapa

instansi dengan Bapermas PP PA dan KB sebagai leading

sektornya.

b. Kelompok Kerja Tingkat Kelurahan

Dalam Pelaksanaan program relokasi dibentuk Pokja Induk

sebagai kelompok kerja tingkat kelurahan yang dilegitimasi dengan

SK Walikota. Pokja induk di pilih berdasarkan musyawarah

bersam warga dengan kelurahan dan LMPK. Pokja induk memiliki

fungsi dan tugas sebagai berikut :

1) Menginventarisasi atau mendata warga yang berhak

mendapatkan bantuan program relokasi

2) Mengiringi proses relokasi

3) Membuat laporan pertanggungjawaban penyerahan bantuan

(SPJ) serta mendokumentasian semua kegiatan yang telah

dilaksanakan

c. Kelompok Kerja Tingkat Kelompok

Pada tingkat kelompok (penerima program) di bentuk Sub

Pokja. Sub Pokja ini dibentuk untuk mewakili dari masyarakat

yang menerima program. SubPokja memiliki tugas dan fungsi

untuk mendampingi masyarakat penerima program dalam proses

pembangunan rumah serta mengusulkan rencana kebutuhan

pembangunan kepada Kelompok Kerja.

Page 67: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 4.1 Mekanisme Kerja Panitia Peaksanaan Program Relokasi

Sumber : Petunjuk Pelaksanaan Program Relokasi Kota Surakarta

4. Petunjuk Pelaksanaan Program Relokasi Di Kota Surakarta Pelaksanaan relokasi merupakan salah satu program yang

dilaksanakan oleh pemerintah kota Surakarta dalam rangka untuk

memindahkan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah bantaran

Sungai Bengwan Solo dan anak sungai yang terkena bencana banjir

serta dalam rangka untuk menata daerah bantaran sungai. Dalam

melaksanakan program relokasi, pemerintah Kota Surakarta telah

menetapkan prosedur dalam pelaksanaanya. Berikut adalah prosedur

dalam pelaksanaan program relokasi di Kota Surakarta

a. Pengajuan Bantuan Program Relokasi

Sebelum mendapatkan dana bantuan program relokasi yang

diberikan oleh pemerintah kota, maka prosedur yang dilaksanakan

pertama kali yaitu pengusulan permohonan bantuan program

relokasi. Dalam pengusulan tersebut ada beberapa tahapan yang

dilakukan yaitu :

1) Rembug Warga

Dalam rembug warga yang dilakukan adalah musyawarah

antara calon penerima dana bantuan program relokasi dengan

Permukiman baru

Pengadaan lahan, pembangunan rumah

Masyarakat Penerima Bantuan Program Relokasi

Pokja Penerima Bantuan Relokasi/Sub Pokja

Pokja Relokasi Kelurahan/Pokja Induk

Tim Program Relokasi Tingkat Kota

Page 68: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Pokja yang difasilitasi oleh kelurahan. Materi yang

disampaikan dalam rembug warga tersebut yaitu menyepakati

susunan kelompok kerja di tingkat kelurahan dan menunjuk

sub Pokja serta mengidentifikasi kelengkapan data calon

penerima program

2) Pengajuan Proposal

Pengajuan proposal permohonan bantuan program

dilakukan secara kolektif oleh Pokja. Proposal tersebut terdiri

atas :

§ Daftar calaon penerima program

§ KTP dan KK calon warga penerima program

§ Daftar susunan Pokja Kelurahan

§ Surat perjanjian yang menyatakan untuk tidak

memindahtangankan kepada pihak lain minimal 5 tahun

3) Verifikasi Pengusulan/proposal

Verifikasi dilakukan untuk menetapkan warga yang akan

mendapatkan program bantuan dengan SK Walikota.

Persayaratan yang diverifikasi yaitu :

§ Status kependudukan calaon penerima program (WPH)

§ Penerima program adalah pemilik tanah dan bangunan

§ Kondisi rumah calaon penerima program

Setelah dilakukan verifikasi selanjutnya ditetapkan daftar

Warga Penerima program dengan keputusan Walikota

Surakarta

4) Pengajuan Bantuan Program

Setelah ditetapkannya daftar warga penerima program

melalui SK Walikota, Bapermas PP PA dan KB akan

mengajukan permohonan kepada Walikota melalui DPPKAD

untuk mencairkan dana bantuan program relokasi

b. Pencairan Dana Bantuan Program Relokasi

Untuk mencairkan dana bantuan program relokasi ada

beberpa proses yang dilakukan.

Page 69: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

1) Melakukan penelitian dan kelengkapan berkas proposal yang

diajukan oleh Pokja. Penelitian berkas tersebut meliputi :

Surat keterangan siap jual beli dari notaries dan site plan

lokasi yang dijadikan sebagai lokasi relokasi.

2) Melaksanakan proses perjanjian hibah daerah yang

ditandatangani oleh warga penerima program.

Setelah kedua proses tersebut terlaksana maka Pemerintah kota

melalui DPPKAD menyerahkan dana bantuan program relokasi

secara bertahap melalui rekening ketua Pokja

c. Penggunaan Dana Bantuan Program

Dana bantuan program relokasi yang diberikan pemerintah

kota kepada warga dalm pelaksanaannya harus digunakan sesuai

dengan apa yang telah ditetapkan. Penggunaan dana bantuan

program relokasi adalah sebagai berikut :

1) Pembelian Tanah = Rp. 12.000.000

2) Pembangunan Rumah = Rp. 8.500.000

3) fasilitas umum = Rp. 1.800.000

Bantuan yang diberikan tersebut termasuk pembayaran pajak yang

harus ditanggung oleh penerima program seperti biaya balik nama

d. Pelaksanaan Program

Pelaksanaan program relokasi dilakukan oleh masyarakat

sendiri sesuai hasil musyawarah rembug warga penerima program,

mulai dari pemilihan lokasi sampai dengan pembangunan rumah.

e. Pertanggungjawaban

Pertanggungjwaban dibuat setelah program relokasi selesai

dilakukan sebagai laporan atas program yang dilaksanakan.WPH

melalui Pokja membuat laporan pertanggungjawaban atas

penerimaan bantuan program. Laporan pertanggungjawaban

tersebut terdiri dari :

1) Rincian Penggunaan Bantuan

2) Foto kondisi rumah setelah relokasi

3) Sertifikat tanah atas nama WPH dari BPN

Page 70: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB V

GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI DI KELURAHAN

PUCANGSAWIT KE KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

Pada bab ini akan dijabarkan mengenai kondisi permukiman kumuh di

Kelurahan Pucangsawit sebelum direlokasi, proses pelaksanaan relokasi di

Kelurahaan Pucangsawit serta peran penitia pelaksana program dalam

pelaksanaan program relokasi di Kelurahan Pucangsawit. Selain itu juga di

jelaskan mengenai kondisi permukman yang dijadikan sebagai lokasi relokasi

sebagi hasil dari program relokasi yang dilakukan.

A. Kondisi Permukiman Kumuh Bantaran Di Kelurahan Pucangsawit

Sebelum di Relokasi

1. Lokasi Permukiman Kumuh Sebelum Direlokasi

Permukiman di bantaran Sungai Bengawan Solo Kelurahan

Pucangsawit mulai tumbuh sekitar tahun 1980-an dan berkembang

secara organis dari tahun ke tahunnya. Permukiman-permukiman

tersebut berdiri di tanah-tanah milik pemerintah yang letaknya

disekitar tanggul yang sebenarnya bukan diperuntukkan sebagai

permukiman. Secara umum kondisi di permukiman yang mendapatkan

bantuan program relokasi dapat dikatakan sebagai permukiman kumuh

yang menempati tanah illegal (squater area ). Lokasi permukiman

yang direlokasi berada pada RW 6, RW 8, RW 9 dan RW 13

Kelurahan Pucangsawit. Letak RW tersebut berada disekitar tanggul

dan permukiman mereka hanya berjarak kurang lebih hanya 5 meter

dari bibir sungai. Berikut adalah ilustrasi kondisi lokasi permukiman

yang direlokasi di Kelurahan Pucangsawit

Page 71: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Gambar 5.1 Ilustrasi Kondisi Lokasi Permukiman Yang Direlokasi di

Kelurahan Pucangsawit

Asal penduduk yang bermukim di bantaran sungai Kelurahan

Pucangsawit bermacam-macam, ada yang merupakan warga Kota

Surakarta asli, ada juga perantau yang berasal dari wilayah kabupaten

di sekitar Kota Surakarta seperti Kabupaten Wonogiri, Kabupaten

Sukoharjo, Kabupaten Boyolali, dsb. Warga yang tinggal di bantaran

sungai mayoritas merupakan penduduk dengan tingkat ekonomi lemah

Alasan penduduk bermukim di bataran sungai tersebut

beranekaragam. Beberapa keluarga ada yang dulunya memiliki rumah

magersari, ada pula yang sebelumnya kontrak rumah, bahkan ada pula

yang sebelumnya memiliki rumah legal/bersertifikat di wilayah

Kelurahan Pucangsawit juga. Namun dikarenakan masalah ekonomi,

mereka pindah membangun rumah di wilayah bantaran sungai. Melihat

ada tanah kosong dibalik tanggul, mereka membangun rumah dengan

seadanya di tanah tersebut. Pada awalnya hanya ada beberapa rumah

namun seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya kota

Rumah-rumahpun menjadi banyak dan menjadi lokasi permukiman

Page 72: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Kelurahan Pucangsawit dalam RUTRK tahun 1993-2013,

ditetapkan sebagai SWP I yang memiliki potensi penyediaan dalam

fungsi ruang kota sebagai wilayah pengembangan industri. Sejalan

berkembangnya industri di Kelurahan Pucangsawit, permukiman ikut

mengalami pertumbuhan tiap tahunnya. Industri besar menjaring

banyak tenaga kerja yang kebanyakan berasal dari permukiman di

sekitarnya. Industri menengah dan kecil pun banyak berkembang di

permukiman-permukiman penduduk. kondisi ini juga ikut mendorong

timbulnya permukiman di bantaran sungai.

Page 73: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Page 74: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

2. Kondisi Fisik Permukiman Kumuh Sebelum Direlokasi

a. Kondisi Rumah

Kondisi rumah yang ada merupakan rumah tidak layak

huni/kumuh dengan di tandai oleh kondisi bangunan rumah yang

buruk. Sebagian besar rumah penduduk memiliki ukuran rumah

yang relative sempit untuk ukuran rumah dengan dihuni oleh

rata-rata 6 anggota keluarga, sehingga pembagian ruang sulit

untuk dilakukan dan menjadi tidak teratur. bahan/material

bangunan rumah yang digunakan oleh sebagaian besar

masyarakat masih sangat sederhana dan non permanen yaitu

terbuat dari bambu, papan kayu dan ada juga yang menggunkan

dinding seng. Lantai rumah juga masih ada yang berupa lantai

tanah. Jarak atap bangunan dengan dasar/lantai bangunan terlalu

pendek sehingga penghawaan dan pencahayaan dari rumah

tersebut menjadi terganggu dan dapat menyebabkan gangguan

kesehatan pada penghuni.

Gambar 5.2 Kondisi Jalan Pada Permukiman Yang Direlokasi

Di Kelurahan Pucangsawit

Page 75: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

b. Kondisi Sarana dan Prasarana Lingkunagan Permukiman

1) Jaringan jalan

Jaringan jalan yang ada di permukiman ini merupakan

jalan-jalan gang rumah yang kurang terakses dangan

jaringan jalan yang lain/jalan buntu. Jalan tersebut sudah

diperkeras dengan menggunakan plaster/cor meskipun

demikian ada sebagian jalan yang masih berupa jalan tanah.

jalan yang ada sekarang sudah banyak dalam kondisi rusak

sehingga semakin memperparah kondisi lingkungan

permukiman. Pembangunan jaringan jalan yang ada di

lakukan oleh masyarakat secara swadaya

Gambar 5.3 Kondisi Jalan Pada Permukiman Yang Direlokasi

Di Kelurahan Pucangsawit

2) Sanitasi

Mayoritas masyarakat yang bertempat tinggal di

permukiman ini belum memiliki MCK pribadi. untuk

keperluan Mandi, dan buang air besar masyarakat

menggunakan MCK umum. MCK umum di bangun secara

swadaya oleh masyarakat.

Page 76: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Gambar 5.4 Kondisi MCK Umum Pada Permukiman Yang Direlokasi

Di Kelurahan Pucangsawit

3) Jaringan Listrik

Permukiman ini sudah dialiri oleh jaringan listrik yang

terpasang pada rumah-rumah yang ada. Jaringan listrik ini

sudah lama terpasang dan merupakan jaringan resmi dari

PLN sehingga warga dikenai pajak listrik pada tiap

bulannya. Adanya jaringan listrik ini juga di manfaatkan

warga secara swadaya membangun sarana penerangan jalan.

Lampu penerangan jalan ini sangat bermanfaat bagi warga

yang menghuni permukiman tersebut karena pada lokasi

lampu penerangan jalan ini menjadi tempat bagi warga

untuk melakukan interaksi dengan tetangga yang lain.

Gambar 5.5

Lampu Penerangan Jalan dan Listrik Pada Permukiman Yang Direlokasi Di Kelurahan Pucangsawit

Page 77: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

4) Pelayanan Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di

lingkungan permukiman ini memanfaatkan air tanah dengan

system pompa maupun dengan mengunakan sumur timba

yang terdapat pada rumah masing-masing.

Gambar 5.6 Sumur Timba Pada Permukiman Yang Direlokasi

Di Kelurahan Pucangsawit

5) Persampahan

Di permukiman bantaran ini tidak tersedia fasilitas

pembuangan sampah maupun sistem pengelolaan sampah.

Untuk membuang sampah warga biasanya membuat

gubangan tanah di belakang rumahnya sebagai tempat untuk

membuang namun ada juga warga yang membuang sampah

di sungai

Gambar 5.7 Persampahan Pada Permukiman Yang Direlokasi

Di Kelurahan Pucangsawit

Page 78: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

3. Kondisi Ekonomi Masyarakat

Kehidupan ekonomi penghuni permukiman kumuh bantaran

Sungai Bengawan Solo Kelurahan Pucangsawit ini tergolong pada

masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah. Sebagian besar

masyarakatya bekerja pada sektor informal yaitu, berjualan, sopir

becak, buruh srabutan, pencari batu, PKL dll. Dengan mata

pencaharian pada sector informal penghasilan merekapun dapat

dikatakan masih rendah.

4. Kondisi Sosial Masyarakat

Kehidupan sosial yang terjadi di permukiman ini sudah cukup

baik. interaksi sosial antar orang yang satu dengan yang lainnya

maupun antar tetangga dalam satu permukiman ini terjalin dengan

baik. Kepedulian diantara sesama juga diperlihatkan dalam tatanan

sosial di permukiman ini. Kebersamaan masyarakat ini juga terlihat

pada kepeduliannya terhadap lingkungan permukimanya. Mereka

secara swadaya mampu untuk mambangun sarana dan prasarana di

lingkungan permukimannya seperti pembangunan jaringan jalan,

pembuatan MCK umum, dan membuat tiang untuk lampu penerangan

jalan. Namun demikian di permukiman ini juga masih ada perlikau

masyarakat yang buruk yaitu mabuk-mabukan.

Di lingkungan permukiman ini juga sudah ada pertemuan antar

warga dengan menggunakan rumah ketua RT sebagai tempat mereka

melakukan pertemuan untuk membicarakan hal-hal yang terkait

dengan kondisi lingkungannya. Adanya pertemuan warga ini juga

memperlihatkan bahwa pranata sosial di lingkungan permukiman

berjalan dengan baik apalagi mereka merupakan masyarakat yang

homogen dalam arti mempunyai latar belakang sosial yang sama.

Page 79: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Kelembagaan yang sudah diikuti oleh warga diantaranya adalah:

1) Kegiatan PKK

2) Pertemuan warga tingkat RT tiap minggu ke 3, yakni

membicarakan masalah relokasi, masalah warga serta

pengumpulan sumbangan dan iuran.

3) Karang taruna RIMA, tingkat RT tiap minggu ke 1, yang

membicarakan agenda sinoman serta kegiatan pemuda-pemudi.

4) Pos ronda

5) Pertemuan bapak-bapak tingkat RT tiap tanggal 1, yang

membicarakan kebersihan lingkungan kampung dan agenda bersih-

besih lingkungan.

6) Kegiatan Posyandu tiap minggu pertama.

B. Pelaksanaan Program Relokasi di Kelurahan Pucangsawit

Kecamatan Jebres Kota Surakarta

1. Peran Panitia Pelaksana Program Relokasi Di Kelurahan

Pucangsawit

Relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit merupakan

kebijaksanaan yang dilakukan sebagai solusi terhadap permukiman

yang ada dibantran yang sering terkena banjir. Program relokai yang

dilakukan di Kelurahan Pucangsawit tidak dilakukan dengan cara

memindahkan warga pada suatu lokasi permukiman yang telah

disediakan oleh pemerintah, akan tetapi pelaksanaan relokasi

dilakukan oleh masyarakat sendiri sesuai dengan aspirasinya mulai

dari perencanaan, pengadaan lahan, sampai dengan pembangunan

rumah.

Dalam pelaksanan relokasi di Kelurahan Pucangsawit sampai

dengan terbangunnya permukiman yang baru melibatkan tiga pihak

pelaksana program tersebut. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan

relokasi dikelurahan pucangsawit yaitu tim relokasi tingkat kota,

Kelompok kerja relokasi (Pokja) tingkat kelurahan, dan sub pokja.

Page 80: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berikut adalah peran dari masing-masing pelaksna program relokasi

di kelurahan Pucangsawit1

a. Tim relokasi tingkat kota

Pada pelaksanaan relokasi di Kelurahan Pucangsawit tim

relokasi tingkat kota memiliki peran sebagai berikut :

· Melakukan pedataan pada warga yang akan direlokasi.

· Mengkoordinir pelaksanaan relokasi.

· Melakukan verifikasi terhadap data warga yang akan

direlokasi untuk ditetapkan melalui SK walikota sebagi warga

yang akan mendapat bantuan program relokasi

· Sosialisasi program relokasi kepada warga untuk

menginformasikan akan program relokasi. Dalam sosialisasi

tersebut juga dilakukan untuk mendengaran aspirasi dari

masyarakat yang akan direlokasi. Pada mulanya pemerintah

menawarkan lokasi relokasi berada dalam satu kawasaan yang

dibangunkan oleh pemerintah, namun warga memilih relokasi

dilakukan sendiri bersama dengan warga relokasi dikelurahan

pucangsawit.

· Memberikan konsultasi dan membuatkan site plan pada lokasi

relokasi untuk memastikan lokasi boleh dibangun untuk

permukiman.

· Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan relokasi.

Monitoring dilakukan dengan melibatkan pokja tingkat

kelurahan dan sub pokja secara bersma-sama. Monitoring dan

evaluasi dilakukan untuk melihat kemajuan pelaksanaan

relokasi dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

relokasi.

b. Kelompok Kerja (Pokja) Kelurahan

Dalam pelaksanaan relokasi di Kelurahan Pucangsawit peran

dari Pokja kelurahan yaitu :

1 Hasil wawancara pada masing-masing pelaksana program relokasi

Page 81: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

· Bersama dengan tim tingkat kota ikut melakukan pendataan

pada warga yang akan direlokasi

· Mendampingi dalam melakukan rembug/musyawarah bersama

dengan subpokja dan warga reloksi terkait dengan

pelaksanaan relokasi. Musyawarah/rembug dilakukan

beberapa kali untuk menjelaskan program relokasi yang

dilakukan oleh pemerintah kota surakarta dan mendengarkan

aspirasi dari waraga penerima program relokasi.

· Mencairkan dana bantuan relokasi dari pemerintah melalui

rekening bank.

· Melakukan proses jual beli akan lahan yang dijadikan sebagai

lokasi relokasi.

· Mengiringi dan menyalurkan dana bantuan relokasi

c. Sub Pokja

Sub pokja dibentuk untuk mewakili kelompok/warga yang

direlokasi. Dalam pelaksanaan relokasi dikelurahan pucangsawit

subpokja memiliki peran yaitu :

· Bersama dengan warga relokasi memilih lokasi yang akan

dijadikan sebagai lokasi relokasi

· Mendampingi warga dalam proses pembangunan rumah

namun hanya sebatas untuk mencairkan dana bantuan yang

diberikan dalam bentuk material kepada pokja tingkat

kelurahan

2. Proses Pelaksanaan Program Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit

1) Pendataan

Pendataan tahap pertama dilakukan untuk mendapatkan

data warga masyarakat yang terkena dampak dari banjir

Sungai Bengawan Solo. Pendataan ini dilaksanakan oleh Bid

Fispra BAPEDA Kota Surakarta, Camat dan Lurah, DKRPP

dan KB Kota Surakarta, Bag Pemerintahan dan OTDA Setda

Kota Surakarta. Setelah dilakukan pendataan tahapan

selanjutnya yaitu sosialisasi program.

Page 82: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

2) Sosialisasi

Sosialisasi program dilakukan oleh pemerintah Kota

Surakarta kepada masyarakat permukiman yang terkena

dampak sebagai pemberitahuan awal akan diadakanya

program relokasi di permukiman mereka. Tujuan dari

sosialisasi adalah untuk memberi pemahaman pada warga

akan penanganan bencana banjir melalui program relokasi,

sehingga warga yang berada di bantaran sungai mau direlokasi

ketempat lain yang lebih layak dengan bantuan dana dari

pemerintah kota.

3) Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja)

Pembentukan tim Pokja di maksudkan agar dalam

pelaksanaan program relokasi dilakukan secara partisipatif

oleh masyarakat. Kelompok Kerja (Pokja) tingkat kelurahan

dibentuk secara demokratis dan dipilih bersama-sama warga

melalui musyawarah (Rembug warga). Untuk tingkat RW/RT

dibuntuk sub Pokja sebagai panitia tingkat kelompok

penerima manfaat program.

Di Kelurahan Pucang Sawit sendiri terdiri dari satu Tim

Pokja dan empat tim Sub Pokja yang terbagi menjadi beberapa

bagian yaitu :

§ RT02 RW 06 Sub Pokja : Antonius Suprapto

§ RT 03 RW 06 Sub Pokja : Siswo Supadmo

§ RT 02 RW 08 Sub Pokja : Toni

§ RW 09 Sub Pokja : Triyono

Pokja Induk (Pokja Kelurahan) dilegitimasi dengan SK

Walikota sementara Sub-Pokja dengan SK Kepala DKRPPKB

(Bapermas).

4) Verifikasi Wajib Penerima Hibah

Pokja dan Sub Pokja bersama Tim Relokasi tingkat Kota

melakukan verifikasi data warga untuk ditetapkan dengan

surat keputusan Walikota sebagai penerima hibah

Page 83: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

(WPH)/penerima program. Sebagai sayarat pada warga yang

mendapatkan program bantuan warga harus mengumpulkan

data berupa :

§ KK dan KTP (penduduk kelurahan Pucangsawit)

§ Foto

§ Foto lingkungan

5) Pemilihan Lokasi/lahan untuk relokasi

Pada tahap ini masyarakat penerima program bersama

dengan pokja dan sub pokja melakukan musyawarah untuk

menentukan lokasi yang akan dijadikan sebagi lokasi

permukiman yang baru. Hasil musyawarah yaitu untuk

menyepakati tanah/lokasi mana yang sesuai sebagai tempat

relokasi.

Setelah mendapatkan kesepakatan akan lokasi yang akan

dijadikan sebagai lokasi permukiman yang baru, pokja

melaporkannya pada BPN untuk dilakukan verifikasi apakah

status tanah tersebut bermasalah atau tidak dan memastikan

status pemilik dan kepemilikannya jelas dan sah (tanah tidak

dalam sengketa).

6) Jual Beli Tanah

Setelah mendapatkan tanah yang sesuai dan memenuhi

syarat, Pokja bersama-sama Notaris melakukan jual beli tanah.

Pokja dan Sub Pokja mengurus, menyiapkan dan memastikan

bahwa tanah-tanah yang akan dibeli telah memiliki

kelengkapan surat-surat sehingga dapat dilakukan

penandatanganan akte jual beli/pelepasan dan atau perikatan

didepan Notaris/PPAT (Pejabat Pembuat Akte Tanah).

Surat-surat tersebut antara lain :

§ Bukti kepemilikan tanah

§ Bukti pembayaran lunas pajak bumi dan bangunan (PBB)

tahun berjalan

Page 84: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Pokja dan Sub Pokja menyampaikan berkas kelengkapan

akte jual beli ke Notaaris/PPAT untuk kesiapan

penandatanganan. setelah perssyaratan lengkap, maka Notaris

mengeluarkan surat keterangan siap penandatanganan.

7) Pembangunan Rumah

Untuk mendaptkan dana hibah dalam tahap pembangunan

rumah, Pokja atau Sub Pokja melakukan permohonan

pencairan dana ke Kantor Keuangan Daerah lewat DKRPPKB

dengan kelengkapan sebagai berikut :

§ Pokja atau Sub Pokja mengajukan proposal (diketahui

Lurah) ke Walikota Surakarta dan DKRPPKB.

§ Sudah memenuhi persyaratan sebelumnya.

§ Surat Kuasa dari WPH ke Ketua Pokja atau Sub Pokja

untuk menerima uang dan menandatangani Berita Acara

penerimaan uang dari Pemerintah Kota (Kantor Keuangan

Daerah Kota Surakarta)

Pembangunan rumah diserahkan seluruhnya kepada

warga, yakni tanah yang sudah dikapling oleh DTK, dibangun

sendiri oleh warga dengan uang dari bantuan pemerintah

sebesar 8,5 juta. Uang sebesar 8,5 juta tersebut sebelumnya

diserahkan kepada Pokja, yang bertanggung jawab untuk

mengatur pengeluaran atas uang yang digunakan untuk

pembangunan, yakni pembelian material dan pembayaran

uang untuk upah para pekerja yang membangun rumah

relokasi. Sehingga pembangunan perumahan masing-masing

warga sesuai dengan kehendak langsung dari pemilik kapling

tersebut.

Page 85: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 5.8 Proses dan Mekanisme Pelaksanaan Program Relokasi Dikelurahan

Pucangsawit Kota Surakarta

C. Kondisi Permukiman Setelah di Relokasi di Kelurahan Mojosongo

1. Lokasi Permukiman Relokasi

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat untuk permukiman baru

warga relokasi Kelurahan Pucangsawit merupakan lokasi yang dipilih

oleh masyarakat sendiri. Masyarakat secara musyawarah menentukan

lokasi yang akan dijadikan sebagai lokasi permukiman baru mereka.

Pendataan Awal masyarakat Korban Banjir

Sosialisasi Program Relokasi

Pembentukan Tim Pokja Dan Sub Pokja

Verifikasi Warga Penerima Program

Pemilihan Lokasi /lahan Relokasi

Pembangunan Rumah

Jual Beli Tanah/lahan Bersama Notaris

Verifikasi Status Tanah oleh BPN

Pmmbuatan Site Plan Oleh DTK

Sertivikat Tanah

Site Plan

Penghunian

rembug warga

Page 86: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Lokasi permukiman baru yang di tempati oleh warga relokasi dari

Kelurahan Pucangsawit yaitu di Kelurahan Mojosongo yang terbagi

kedalam beberapa tempat yaitu Ngemplak sutan 112 rumah, Solo

elok/Kedung tungkul 94 rumah, debegan 36 rumah, sabrang lor 18

rumah dan mipitan 8 rumah.

Kelurahan Mojosongo secara administrasi terletak pada wilayah

kecamatan jebres bagian utara. Wilayah ini memiliki luas 532,927 Ha

dengan terdiri dari 34 RW dan 172 RT. Wilayah Kelurahan

Mojosongo merupakan daerah dengan kondisi topografi yang berbukit

dengan ketinggian (+) 135 m diatas muka laut dan memiliki

kemiringan lahan 10% - 15%. Dalam perkembangann kota Surakarta,

Kelurahan Mojosongo termasuk wilayah dengan perkembangan yang

relatif lamban di bandingkan dengan wilayah Kota Surakarta bagian

selatan baik secara kualitas maupun kuantitas. Batas administrasi

Kelurahan Mojosongo adalah sebagai berikut :

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Jebres

- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Plesungan dan kab.

Karanganyar

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Jebres

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kel. Kadipiro dan Kel Nusukan.

Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) kota

Surakarta Kelurahan Mojosongo termasuk dalam BWK 6 (Kel.

Mojosongo, Kel. Nusukan, Kel Kadipiro) yang diarahkan sebagai

kegiatan permukiman. Di Kelurahan Mojosongo masih terdapat

banyak lahan kosong dan tegalan. Secara umum kecenderungan

perkembangan kawasan terbangun di kelurahan Mojosongo adalah

berkembang secara linier konsentris dengan membentuk pola linier di

sepanjang jaringan jalan utama. Hal tersebut mengakibatkan kurang

optimumnya pemanfaatan ruang kota dan fasilitas yang ada. Kawasan

yang paling cepat berkembang di Kelurahan Mojosongo adalah

kawasan-kawasan yang terhubungkan oleh jalan provinsi atau jalan

kota (Jalan katamso) menuju Kota Surakarta bagian Selatan.

Page 87: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Di Kelurahan Mojosongo kawasan yang dijadikan sebagai pusat

kegiatan yaitu berada di koridor jalan Brigjen Katamso. Pada koridor

jalan tersebut terdapat fasilitas pemerintahan (Kantor kelurahan),

fasilitas kesehatan (RS Dr. Oen), fasilitas perdagangan (Pasar

mojosongo, dan juga fasilitas perdagangan yang lain). Pada jalan

tersebut juga dilewati oleh jalur angkutan umum menuju ke pusat kota

surakarta. Namun demikian, lokasi yang dijadikan sebagai lokasi

relokasi berada jauh dari jalan utama tersebut, warga menganggap

bahwa lokasi relokasi jauh dari pusat kegiatan. Bagi warga yang tidak

memiliki kendaraan pribadi, untuk melakukan perjalanan dengan

menggunakan angkutan umum mereka harus berjalan kaki 500 m

dengan medan jalan yang naik turun menuju jalan yang dilalui oleh

angkutan umum. Sementara itu keberadaan angkutan yang melewati

jalan tersebut juga jarang sehingga harus menunggu dalam waktu yang

lama

Lokasi yang dijadikan sebagai lokasi relokasi merupakan daerah

yang yang tinggi. Lokasi ini memiliki ketinggian (+) 135 m diatas

muka laut dan memiliki kemiringan lahan 10% - 15%. Lokasi ini juga

jauh dari Daerah Aliran Sungai sehingga aman dari bencana banjir.

meskipun memiliki kemiringan lahan yang cukup curam namun lokasi

yang dijadikan sebagai relokasi tidak rawan terhadap longsor.

Page 88: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Page 89: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

2. Kondisi Fisik Perumahan dan Prasarana Permukiman

Jika dibandingkan dengan kondisi pada saat di permukiman

bantaran Kelurahan Pucangsawit, lokasi permukiman relokasi

memiliki kondisi fisik yang jauh lebih baik. Kondisi ini terlihat dari

kondisi rumah dan juga prasarana lingkungan yang ada. Seluruh rumah

yang dibangun dilokasi relokasi sudah memiliki status hak milik

dengan adanya bukti kepemilikan sertifikat hak milik. Kondisi

bangunan rumah yang terbangun juga sudah layak dengan struktur

bangunan permanen, dan tertata dengan rapi

Gambar 5.9 Kondisi Rumah di Lokasi Relokasi

Dalam pembangunan rumah masyarakat tidak hanya

menggunakan dana bantuan untuk pembangunan rumah sebesar 8.5

juta. Karena menurut mereka dana tersebut masih kurang mencukupi

untuk pembangunan rumah, sehingga mereka menggunakan uang

mereka sendiri untuk menambahkan biaya pembangunan rumah.

Selain kondisi bangunan rumah yang mengalami peningkatan

kualitasnya, pada lokasi relokasi juga sudah terbangun infrastruktur

yang memadahi seperti jaringan jalan, sarana air bersih, MCK.

Untuk sarana sanitasi/MCK pada lokasi permukiman yang baru

pada setiap bangunan rumah sudah dilengkapi oleh sarana MCK

pribadi. Kondisi ini memberikan kondisi yang sangat baik jika

Page 90: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

dibandingkan pada saat di lokasi permukiman lama. Dengan demikian

pada lokasi permukiman yang baru jauh dari kesan permukiman

kumuh.

Untuk keperluan kebutuhan terhadap air bersih pada lokasi

relokasi telah tersedia saluran air bersih dari PDAM.

Gambar 5.10 Sarana Air Bersih Pada Lokasi Relokasi

Jaringan jalan yang ada dilokasi relokasi juga sudah terlihat

bagus. jaringan jalan yang ada merupakan bantuan dari pemerintah

propinsi jawa tengah melalui DPU Cipta karya untuk membantu

program pengembangan kawasan permukiman. Jaringan jalan berupa

jalan paving dengan dilengkapi sistem drainase pda kanan dan kiri

jalan. Kondisi ini jauh berbeda dari lokasi permukimannya yang dulu

yang sudah rusak.

Gambar 5.11

Kondisi Jaringan Jalan Pada Lokasi Relokasi

Page 91: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Untuk Fasilitas pembuangan sampah, pada lokasi relokasi tidak

terdapat fasilitas pembuangan sampah (TPS), sehingga untuk

membuang sampah warga harus berjalan jauh menuju pada lokasi TPS.

3. Kondisi Ekonomi Masyarakat

Kondisi ekonomi masyarakat setelah direlokasi tidak mengalami

perubahan. Sebagian besar masyarakat masih memiliki mata

pencaharian pada waktu bermukim di bantaran. Namun demikian ada

sebagain masyarakat yang kehilangan pekerjaannya setelah direlokasi

namun tidak banyak. Mayoritas masyarakat bekerja pada sector

informal sehingga pendaptan yang mereka miliki juga tergolong masih

rendah.

Meskipun pekerjaan mereka tidak banyak mengalami perubahan

namun berdasarkan hasil wawancara terdapat perbedaan terhadap

pengeluaran mereka. Kondisi ini terjadi karena pada lokasi yang baru

jauh dari pusat kota dan tempat mereka bekerja sehingga mereka harus

mengeluarkan tambahan uang untuk biaya transportasi. Selain itu

mereka juga mengeluarkan uang PAM yang tidak mereka keluarkan

ketika bermukim di lokasi yang lama. Kondisi ini di rasakan oleh

sebagian masyarakat.

Page 92: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

BAB VI

EVALUASI PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH

DI KELURAHAN PUCANG SAWIT KECAMATAN JEBRES

KOTA SURAKARTA

Pada bab ini akan membahas mengenai analisis dan evaluasi terhadap

program relokasi yang dilakukan dengan melakukan pengecekan dan survey

untuk mendapatkan temuan hasil dilapangan yang selanjutnya diukur dengan

menggunakan kriteria dan indikator yang telah ditentukan. Dengan kriteria,

indikator dan tolak ukur tersebut kemudian dilakukan penilaian untuk mengetahui

tingkat keberhasilan program. Penilaian keberhasilan program diuraikan

berdasarkan kriteria evaluasi yaitu efektifitas program, efisiensi program, dampak

program, ketepatan program, serta responsifitas atau tingkat kepuasan terhadap

program relokasi yang dilaksanakan di Kelurahan Pucangsawit. Berbagai

penilaian terhadap kriteria evaluasi tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam sub-

bab yang ada pada pembahasan ini.

A. Analisis Penilaian Efektivitas Program

Efektivitas adalah kesesuaian antara output dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Efektivitas juga dimaknai penilaian untuk melihat capaian

hasil terhadap tujuan yang telah ditetapkan dalam program (William

Dunn). Analisis efektifitas program relokasi ini dilakukan untuk menilai

keberhasilan program relokasi dalam mencapai tujuan yang telah

direncanakan dalam program. Program dinilai efektif apabila tujuan yang

diinginkan dalam program dapat tercapai.

Tujuan dari program relokasi di Kota Surakarta yaitu untuk

memindahkan rumah tidak layak huni di bantaran sungai ke lokasi yang

Page 93: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

aman, dan layak1. Dengan demikian maka, indikator yang digunakan

untuk menilai efektifitas program relokasi adalah berpindahnya

permukiman di bantaran ke lokasi permukiman yang layak dan aman.

Program relokasi menjadi tidak efektif dalam mencapai tujuannya apabila

masih terdapat permukiman yang berada di bantaran.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan relokasi di Kelurahan Pucangsawit dan didukung dengan data

hasil observasi lapangan maka program relokasi yang dilaksanakan di

Kelurahan Pucangsawit telah sangat berhasil dalam mencapai tujuannya

karena prmukiman yang berada di bantaran sungai sudah terpindahkan ke

lokasi yang lebih aman. Observasi lapangan yang dilakukan oleh peniliti

juga memperlihatkan bahwa lokasi permukiman bantaran sungai di

Kelurahan Pucangsawit sudah dijadikan sebagai lahan hijau untuk

memfungsikan kembali lahan bantaran.

Dengan demikian berdasarkan hasil wawancara dan observasi

lapangan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa program

relokasi yang dilaksanakan di Kelurahan Pucangsawit telah sangat

berhasil dalam mencapai tujuan program karena telah memindahkan 100

% permukiman yang berada di bantaran sungai di Kelurahan Pucangsawit

ke lokasi permukiman yang lebih aman dan layak.

B. Analisis Penilaian Efisiensi Program Relokasi

Evaluasi terhadap efisiensi program dilakukan untuk melihat usaha

yang dilakukan dalam mencapai tujuan program. Bentuk usaha yang

dilakukan dalam program relokasi meliputi peran pelaku pelaksana

program dan proses pelaksanaan program. Dengan demikian maka

variabel yang digunakan untuk menilai efisiensi program relokasi adalah

kinerja panitia pelaksana program relokasi dan proses pelaksanaan relokasi

1 Hasil wawancara dengan kepala bidang pemberdayaan masyarakat, Bapermas PAPP dan KB kota Surakarta selaku Leading sector program relokasi

Page 94: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

1. Penilaian Kinerja Panitia Pelaksana Program Relokasi

Penilaian terhadap kinerja panitia pelaksana program sangat

penting dilakukan karena pada pelaksanaan program, koordinasi dan

komunikasi yang terjalin antar pelaku yang terlibat dalam program

menjadi salah satu factor dari keberhasilan pelaksanaan program.

Dalam pelaksanaan program relokasi di Kelurahan Pucangsawit

ada tiga kepanitiaan yang terlibat secara langsung dalam

pelaksanaannya. Kepanitiaan tersebut memiliki tugas dan fungsi yang

berbeda namun memiliki keterkaitan atau hubungan koordinasi antara

yang satu dengan yang lainnya. Penilaian tingakat keberhasilan panitia

pelaksana program relokasi dinilai berdasarkan kesesuaian antara

peran (tugas dan fungsi) yang ada dalam petunjuk pelaksanaan dengan

peran (tugas dan fungsi) dalam pelaksanaan di Kelurahan Pucangsawit.

untuk menilai tingkat keberhasilan dalam menjalankan tugas dan

fungsinya maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Â1p̜ȬℎãaphamǴm�ȬmgĖǴĖ1Ȭd馆a²Ȭ̜ãaphamǴm :100%

a. Panitia Relokasi Tingkat Kota

Seperti yang sudah dijelaskan pada pelaksanaan program

relokasi, bahwa tim/pokja tingkat kota memiliki peran untuk

mengkoordinasikan pelaksanaan pemberian bantuan relokasi kepda

penerima program. Berikut adalah analisis peran

lembaga/pelaksana program tingkat kota dalam pelaksanaan

relokasi di Kelurahan Pucangsawit.

Page 95: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 6.1 Peran Pelaksana Program Tingkat Kota (Pokja Kota) Dalam Pelaksanaan

Relokasi di Kelurahan Pucangsawit

No Peran Dalam Petunjuk Pelaksanaan Program

Pelaksanaan Di Kelurahan Pucangsawit

Kesesuaian Ket Sesuai Tidak

sesuai 1 Mengkoordinir

pelaksanaan pemberian bantuan program relokasi kepada warga penerima

Koordinasi pemerintah kota dalam pelaksanaan relokasi dikelurahan pucangsawit dilakukan melalui pokja

√ -

2 Melakukan verifikasi pengajuan permohonan bantuan program relokasi

Permohonan relokasi yang dibuat Pokja dilakukan verifikasi kelengkapan data-datanya yang meliputi, KTP foto rumah, daftar calan

√ -

3 Menetapkan warga penerima program relokasi

Warga penerima hibah program relokasi hasil pendataan dilapangan yang melibatkan Pokja, sub pokja dilakukan verifikasi dan ditetapkan sebagai warga penerima bantuan melalui SK Walikota

√ -

4 Melaksanakan sosialisasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program relokasi

Sosialisasi dilakukan langsung oleh walikota surakarta untuk menjelaskan ke warga akan program relokasi. Sosialisasi terus dilakukan dengan melibatkan Pokja dan Subpokja untuk memahamkan warga serta untuk mendengarkan aspirasi warga yang direlokasi. Monitoring dan evaluasi juga dilakukan untuk memantau perkembangan serta mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan relokasi.

√ -

Tingkat Kesesuaian 100% 0 % Sumber : Analisis Penulis, 2010

Dari tabel peran Tim Relokasi Tingkat Kota di atas dapat

terlihat bahwa panitian relokasi tingkat kota telah menjalankan

Page 96: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

perannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan program relokasi.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kinerja panitia

pelaksana program relokasi telah sangat sesuai dalam

menjalankan tugas dan perannya dalam pelaksanaan program

relokasi di Kelurahan Pucangsawit Kota Surakarta

b. Pokja Relokasi Tingkat Kelurahan

Seperti yang sudah dijelaskan pada pelaksanaan program

relokasi, bahwa tim/pokja tingkat kelurahan memiliki peran

mengiringi/mendampingi proses relokasi. Berikut adalah analisis

peran pokja tingkat kelurahan dalam pelaksanaan relokasi di

kelurahan pucangsawit

Tabel 6.2 Peran Pelaksana Program Tingkat Kelurahan (Pokja Kelurahan) Dalam

Pelaksanaan Relokasi di Kelurahan Pucangsawit

No

Peran Dalam Petunjuk

Pelaksaanaan Program

Pelaksanaan Di Kelurahan

Pucangsawit

Kesesuaian Ket Sesuai Tidak

sesuai

1 Menginventarisasi atau mendata warga yang berhak mendapatkan bantuan program relokasi

Inventarisasi warga yang akan direlokasi tidak hanya dilakukan oleh pokja tetapi juga melibatkan subpokja, RT, RW dan Kelurahan

√ -

2 Membuat proposal pencairan dana bantuan program relokasi kepada pemerintah kota

Proposal pencairan dana dibuat setelah siap dalam jual beli tanah.

√ -

3 Mengiringi proses relokasi

Mengiringi pada penggunaan dana program

√ -

4 Membuat laporan pertanggungjawaban penyerahan bantuan (SPJ) bersama dengan warga serta

Laporan pertanggungjawaban dibuat, namun tidak melibatkan warga penerima.

- √ Laporan pertanggungjawaban tidak diketahui oleh warga

Page 97: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

mendokumentasian semua kegiatan yang telah dilaksanakan

Tingat kesesuaian 75 % 25 % Sumber : Analisis Penulis, 2010

Dari tabel peran pokja/panitia program relokasi tingkat

kelurahan di atas dapat terlihat bahwa panitian relokasi kelurahan

telah menjalankan 75 % perannya sesuai dengan petunjuk

pelaksanaan program relokasi. Dengan demikian maka dapat

disimpulkan bahwa kinerja panitia pelaksana program relokasi

tingkat kelurahan telah berhasil dalam menjalankan tugas dan

perannya dalam pelaksanaan program relokasi di Kelurahan

Pucangsawit Kota Surakarta

c. Sub Pokja/Pokja Relokasi Tingkat Kelompok

Seperti yang sudah dijelaskan pada pelaksanaan program

relokasi, bahwa Sub pokja/pelaksana tingkat kelompok memiliki

peran mendampingi masyarakat penerima program dalam proses

pembangunan rumah serta mengusulkan rencana kebutuhan

pembangunan kepada Kelompok Kerja. Berikut adalah analisis

peran Sub pokja dalam pelaksanaan relokasi di Kelurahan

Pucangsawit

Tabel 6.3 Peran Pelaksana Program Tingkat Kelompok (Sub Pokja) Dalam

Pelaksanaan Relokasi di Kelurahan Pucangsawit

No Peran Dalam Petunjuk Pelaksanaan Program

Pelaksanaan Di Kelurahan Pucangsawit

Kesesuaian Sesuai Tidak

sesuai 1 Mendampingi warga

dalam pelaksanaan relokasi

Pendampingan dilakukan untuk mengawasi proses pembangunan rumah dan mencairkan dana pembangunan sesuai dengan kebutuhan warga.

Tingkat Kesesuaian 100% 0 % Sumber : Analisis Penulis, 2010

Page 98: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

d. Sintesa Penilaian

Dari masing-masing penilaian peran pelaksana program dalam

relokasi di Kleurahan Pucangsawit tersebut, dapat disimpulkan

sintesa penilaian kinerja pelaksana program sebagai berikut :

Tabel 6.4 Sintesa Kinerja Panitia Pelaksanaan Program Relokasi

Pembahsaan Hasil Analisis Tingkat

Keberhasilan Penilaian

Penilaian kinerja panitia Pelaksana Program Tingkat kota dalam menjalankan peran dan fungsinya

Panitia relokasi tingkat kota sudah menjalankan perannya sesuai dengan petunjuk yang ada, dengan tingkat kesesuaian 100%

Sangat berhasil

5

Penilaian kinerja panitia Pelaksana Program Tingkat Kelurahan(Pokja) dalam menjalankan peran dan fungsinya

Pokja tingkat kelurahan sudah menjalankan perannya sesuai dengan petunjuk yang ada, dengan tingkat kesesuaian 75 %

Berhasil 4

Penilaian kinerja panitia Pelaksana Program Tingkat Kelompok (Subpokja) dalam menjalankan peran dan fungsinya

Pokja tingkat kota sudah menjalankan perannya sesuai dengan petunjuk yang ada, dengan tingkat kesesuaian 100%

Sangat berhasil

5

Jumlah Penilaian 14

Sumber : Analisis Penulis, 2010

Dari hasil penilaian diatas maka perhitungan sintesanya adalah

sebagai berikut :

Â1p̜Ȭℎ官Ǵmd̜ȬdȬmÂ1p̜ȬℎãaphamǴm"5(md̜ȬdpȬ诡Ėdp1p²a̜Ȭ诡1诡1%²dmg诡Ȭ²诡Ǵ瑰Ǵ%ℎȬĖd̜Ȭm) :100%1415:100% = 93%

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disumpulkan bahwa

kinerja panitia pelaksana program relokasi di Kelurahan Pucangsawit

sangat berhasil dalam menjalankan peran dan fungsinya sesuai

dengan petunjuk pelaksanaan program relokasi.

Page 99: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2. Penilaian Proses Dan Mekanisme Pelaksanaan Program Relokasi

Dalam proses pelaksanaanya, program relokasi yang dilakukan di

Kelurahan Pucangsawit mengacu pada petunjuk pelaksanaan program

relokasi. Efisiensi proses pelaksanaan program relokasi dinilai dari

kesesuaian proses pelaksanaan dikeluahan pucangsawit dengan

petunjuk pelaksanaan program relokasi

Page 100: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 6.5 Kesesuaian Proses Pelaksanaan Program Relokasi di Kelurahan Pucangsawit dengan Petunjuk Pelaksanaan

Proses Petunjuk Pelaksanaan Pelaksanaan dikelutahan Pucangsawit

Kesesuaian Keterangan

Sesuai Tidak Sesuai

Pengusulan Permohonan bantuan hibah

Rembug Warga

Identifikasi kelengkapan data calan penerima, pembentukan dan penyepakatan Pokja dan Sub Pokja

Rembug warga dilakukan oleh calon penerima bantuan program, lurah Pucangsawit, LPMK. Terbentuk Pokja dan 4 sub pokja dan menetapkan calon penerima program

√ - -

Pengajuan Proposal

Pengajuan Proposal dilakukan oleh pokja. Isi Proposal ; daftar calon penerima program, KTP dan KK calon penerima program, Susunan Pokja, perjanjian

Pokja mengajukan proposal pemberian bantuan

√ -

Page 101: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Verifikasi Proposal dari pokja dilakukan verifikasi oleh tim/pokja tingkat kota terhadap calon penerima untuk disahkan menjadi daftar penerima program dengan SK walikota

Proposal yang diajukan oleh pokja diverifikasi oleh tim tingkat kota. Ditetapkan 268 penerima program

√ -

Pengajuan bantuan hibah

Pengajuan dilakukan setelah WPH bersama pokja mendapatkan lokasi yang akan dijadikan lokasi relokasi.

Pokja Mengajukan dana bantuan setelah mendapatkan lokasi berdasarkan kesepakatan warga

√ -

Pencairan bantuan hibah Program Relokasi

Penelitian berkas pengusulan.

Meneliti kelengkapan berkas : surat keterangan jual beli dari notaris, site plan/pembagian kavling

Berkas sesuai dengan kelengkapan

√ -

Pencairan hibah

Pencairan hibah dengan transfer melalui rekning ketua Pokja di bank

Dilakukan Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan

√ -

Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan dilakukan sesuai hasil kesepakatan rembug warga

Dilakukan Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan

√ -

Page 102: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban dilakukan setelah program relokasi selesai. Warga penerima bantuan bersama pokja membuat SPJ atas penerimaan bantuan yang diberikan pemerintah.

SPJ hanya di buat oleh Pokja tanpa melibatkan penerima program.

- √

Persentase (%) kesesuaian pelaksanaan program relokasi di kelurahan pucangsawit dengan pedoman pelaksanaan program

蜜密匠ĸ88% = 密蜜,觅%

Sumber : Analisis Penulis, 2010

Page 103: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Berdasarkan hasil analisis tersebut di ketahui bahwa, proses

pelaksanaan relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit sudah

sangat sesuai dilakukan sesuai denga pedoman/petunjuk pelaksanaan

dengan nilai tingkat kesesuaian sebesar 87.5 %. Dengan demikian

maka dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan program relokasi

yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit sudah sangat berhasil

sesuai dengan petunjuk pelaksanaan program relokasi.

3. Sintesa Efisiensi Program Relokasi

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program relokasi yang

dilakukan di kelurahan Pucangsawit terhadap kriteria efisiensi

program, dilakukan penilaian kembali terhadap hasil pembahsaan

indikator efisiensi yaitu Penggunaan dana program, proses pelaksanaan

program dan peran lembaga/pelaku dalam pelaksanaan program

relokasi di Kelurahan Pucangsawit. Masing-masing hasil analisis

dilakukan penilaian sesuai dengan skala pengukuran tingkat

keberhasilan. Sehingga akan didapatkan kesimpulan tingkat

keberhasilan program terhadap kriteria efisiensi program. Berikut

adalah tabel sintesa pinilaian terhadap kriteria efisiensi program

relokasi yang dilakukan di kelurahan Pucangsawit.

Tabel 6.6 Sintesa Pinilaian Terhadap Efisiensi Program Relokasi

di Kelurahan Pucangsawit.

Indikator Efisiensi Program

Hasil analisis Tingkat Keberhasilan

Penilaian

Panitia Pelaksana program berperan sesuai dengan ketntuan

Panitia Pelaksana program telah berperan sesuai dengan petunjuk, dengan nilai kesesuaian 93 %

Sangat berhasil

5

Proses pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan petunjuk pelksanaan

Proses Pelaksanaan Program telah sesuai dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan,dengan nilai kesesuaian sebesar 87,5 %

Sangat berhasil

5

Total 10

Page 104: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi

program relokai yang dilakukan di kelurahan pucangsawit adalah

sebagai berikut Â1p̜Ȭℎ官Ǵmd̜ȬdȬmÂ1p̜ȬℎãaphamǴm"5(md̜ȬdpȬ诡Ėdp1p²a̜Ȭ诡1诡1%²dmg诡Ȭ²诡Ǵ瑰Ǵ%ℎȬĖd̜Ȭm) :100%1010:100% = 100%

Dari hasil perhitungan tersebut maka efisiensi program relokasi

adalah sebesar 90 % yang berarti usaha yang dilakukan dalam

pelaksanaan relokasi sudah sangat efisien/sangat berhasil.

C. Dampak Relokasi Permukiman Terhdap Kondisi Fisik Lingkungan

Permukiman, Sosial dan Ekonomi Masyarakat (Kelompok Sasaran)

Evaluasi terhadap dampak dilakukan untuk mengetahui perubahan

yang terjadi akibat dari dilaksanakannya suatu program. Penilaian suatu

dampak harus menggali seluruh cakupan, baik dari sisi negatif maupun

positif. Dampak dapat terjadi baik dalam kurun waktu yang bersamaan

maupun setelah beberapa waktu berselang. Dalam pembahasan ini kajian

akan dilakukan untuk mengetahui dampak program relokasi terhadap

kondisi fisik lingkungan permukiman, ekonomi, dan sosial masyarakat

yang direlokasi.

Dalam melakukan analisis terhadap dampak relokasi yang dilakukan

di Kelurahan Pucangsawit digunakan metode Before After comparasion

yaitu untuk mengetahui dampak reloksi dengan membandingkan kondisi

sebelum dilakukannya program dengan kondisi setelah dilakukannya

program relokasi. Data yang diperoleh merupakan data dari hasil

kuesioner dari masyarakat yang direloksi di Kelurahan Pucangsawit.

Kuesioner dilakukan untuk memperoleh kondisi sebelum dan setelah

program yang meliputi kondisi fisik, ekonomi, dan sosial. Selain data

Page 105: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

hasil kuosioner, data observasi lapangan dan wawancara juga dilakukan

untuk mendukung proses analisis

Hasil data selanjutnya dilakukan pengolahan dan diinterpretasikan

secara diskriptif kuantitatif. Selain intepretasi data, dalam melakukan

analisis ini juga digunakan analisis statistik Paried-sample T test, yaitu

analisis dengan melibatkan 2 pengukuran pada subyek yang sama sebelum

dan sesudah relokasi. Dalam melakukan analisis statstik dibantu dengan

menggunakan SPSS Versi 14. Subjek yang diukur yaitu kondisi fisik

(kelayakan rumah, kualitas lingkungan permukiman, aksesibilitas), kondisi

ekonomi (pendapatan & pengeluaran, kemudahan mendapatkan

pekerjaan), Kondisi Sosial (relasi sosial). Dengan analisis tersebut maka

dapat diketahui tingkat Signifikansi dampak yang terjadi setelah program

relokasi yang dilakukan di kelurahan pucangsawit.

1. Dampak Relokasi Terhadap Kondisi Fisik Lingkungan

Permukiman

Permukiman dalam arti luas meliputi rumah dengan segala

fasilitas pendukungnya yang bersama membentuk suatu lingkungan

permukiman. Fasilitas permukiman mencakup sarana dan prasarana

yaitu meliputi ketersediaan pelayanan air bersih, sanitasi aksesibilitas

dan sebagainya yang kesemuanya sangat penting bagi kehidupan

masyarakat dalam permukiman tersebut.

Indikator yang digunakan untuk melihat dampak fisik lingkungan

permukiman yaitu kelayakan rumah, kualitas fisik lingkungan

permukiman (air bersih, MCK, listrik, sampah) dan aksesibilitas.

Berikut uraian mengenai dampak fisik lingkungan permukiman

program relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit.

a. Kelayakan Rumah

1) Status Kepemilikan Lahan dan Rumah

Dari hasil survey yang dilakukan, pada waktu bertempat

tinggal di permukiman bantaran sungai Kelurahan

Pucangsawit tidak ada responden yang memiliki sertifikat atas

Page 106: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

kepemilikan lahan dan bangunan yang mereka jadikan sebagai

tempat tinggal (0%). Semua responden menyatakan lahan

yang mereka tempati adalah lahan illegal (100%). Lahan yang

mereka tempati merupakan lahan milik pemerintah karena

berada di bantaran sungai. Mereka juga menyatakan bahwa

telah lama menempati lahan di bantaran tersebut, meski sadar

bahwa lahannya bukan milikkya. Namun karena keterbatasan

ekonomi dan melihat adanya lahan kosong, mereka

memanfaatkan sebagai lahan untuk permukiman.

Setelah program relokasi masyarakat yang tinggal

dibantaran dipindahkan pada lokasi permukiman baru yaitu di

Kelurahan Mojosongo. Pada lokasi tersebut semua responden

menyatakan telah memiliki status lahan dan rumah berupa

Sertifikat Hak Milik (100%) dan legal sebagai lokasi

permukiman dan tidak ada responden yang memiliki lahan dan

rumah tanpa Sertifikat Hak Milik (0%).

Gambar 6.1 Status Kepemilikan Lahan Sebelum dan Setelah Program

Relokasi Sumber : Pengolahan data Kuosioner, 2010

0

50

100

Hak milik Sewa ilegalSebelum 0 0 68

sesudah 68 0 0

jum

lah

Status Kepemilikan Lahan

Page 107: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada saat

responden tinggal di permukiman bantaran sungai di

kelurahan pucangsawit lahan yang mereka tempati tidak

memiliki status hukum. Dengan adanya program relokasi

status kepemilikan lahan warga mengalami peningkatan dari

yang semula tidak memiliki kepastian hukum akan tempat

tinggal mereka menjadi permukiman yang legal dengan status

sertifikat Hak milik. Dengan adanya sertifikat kepemilikan

lahan tersebut maka masyarakat mearsa lebih tenang dalam

memperbaiki kondisi rumahnya untuk menjadi lebih baik

tanpa adanya rasa takut dan tidak akan menimbulkan

permsalahan dikemudian hari.

Jaminan kepemilikan akan lahan menjadi sangat relevan

dan sagat tepat dalam program relokasi yang dilakukan,

karena pada lokasi permukiman yang lama adalah

permukiman yang kumuh dengan tidak memiliki legalitas

kepemilikan lahan (liar). Masyarakat yang tinggal di lokasi

permukiman kumuh liar cenderung memiliki kekawatiran

akan terjadinya penggusuran. Status kepemilikan atas lahan

yang terjamin secara langsung juga dapat diartikan bahwa

masa depan penghuni dan keluarganya menjadi terjamin,

sehingga mereka hidup lebih tenang tanpa harus kawatir jika

terjadi penggusuran.

Di lokasi relokasi seluruh lahan yang mereka tinggali

memiliki status hak milik. kawasan relokasi di kelurahan

mojosongo merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk

pengembangan permukiman dalam RUTRK Kota Surakarta.

Dengan kondisi tersebut lokasi relokasi secara fungsional telah

mengemban fungsi rumah sebagai penunjang rasa aman

(security). Seperti dikemukakan oleh turner, maka program

relokasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta

Page 108: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

dengan di Kelurahan Pucangsawit yang memberikan jaminan

terhadap status kepemilikan lahanya dinilai sangat baik,

karena dalam menyediakan perumauah dan permukiman

khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah seperti

pada masyarakat yang direlokasi salah satu aspek yang

diperhatikan yaitu adanya kepemilikan lahan dan rumah yang

jelas.

2) Kondisi Rumah

Kondisi rumah pada saat tinggal dipermukiman bantaran

sungai di Kelurahan Pucangsawit berdasarkan observasi yang

pernah dilakukan oleh peneliti sebelum direlokasi dapat

dikatakan dalam kondisi yang kurang baik, kondisi ini

ditandai oleh struktur dinding bangunan rumah yang sebagian

besar masih terbuat dari bambo “Gedeg”, papan, seng, lantai

bangunan yang masih tanah, jarak atap bangunan dengan

lantai dasar yang terlalu pendek sehingga penghawaan dan

pencahayaan menjadi terganggu dan dapat menimbulkan

ganggua kesehatan bagi penghuninya.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kualitas rumah

sebelum direlokasi diketahui bahwa ada sebanyak 44,12 %

responden menyatakan bahwa kondisi rumah yang mereka

huni sebelum direlokasi dalam kondisi kurang baik dan

29,41% yang menyatakan cukup baik, sedangkan yang

menyatakan rumah mereka sudah dalam kondisi baik hanya

sebesar 26,47 %.

Setelah direlokasi ke lokasi permukiman baru di

Kelurahan Mojosongo kondisi kualitas rumah saat ini sudah

mengalami perubahan yang lebih baik. Kondisi ini dapat

dilihat dari struktur dinding bangunan rumah yang sudah

permanen dengan menggunakan dinding tembok, lantai

bangunan yang sudah baik dan pola rumah yang tertata dengan

Page 109: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

baik. Bila dilihat dari aspek teknis formal secara umum

kondisi fisik bangunan rumah pada lokasi relokasi saat ini

sudah sesuai dengan SK Menteri PU No.20/Kpts/1986 tentang

pedoman Teknik Rumah Sederhana Tidak Bersusun. Kondisi

bangunan rumah relative lebih baik dari kondisi rumah di

lokasi lama. Kondisi ini juga dapat dilihat dari penilaian

masyarakat terhadap kondisi rumahnya yaitu 76,47 %

responden menyatakan kondisi rumahnya saat ini sudah baik,

responden yan menyatakan kondisi rumahnya saat ini sudah

cukup baik ada sebanyak 20,59 %, sedangkan yang

menyatakan kurang baik hanya ada sebanyak 2,94 %

responden.

Berikut adalah penilaian masyarakat yang direlokasi

terhadap kondisi rumahnya sebelum dan sesudah direlokasi.

Tabel 6.7 Penilaian Responden Terhadap Kondisi Rumah Sebelum

dan Setelah Direlokasi No Kondisi

Rumah Jumlah Persentase Keterangan

Sebelum Setelah Sebelum Setelah 1 Sangat Baik 0 0 0.00 0.00 Tetap 2 Baik 18 52 26.47 76.47 Naik 50 % 3 Cukup Baik 20 14 29.41 20.59 Turun 8,82 % 4 Kurang Baik 30 2 44.12 2.94 Turun 41,17 % 5 Buruk 0 0 0.00 0.00 Tetap Jumlah 68 68 100.00 100.00

Sumber : Pengolahan Data Kuosioner, 2010

Page 110: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Gambar 6.2 Kondisi Rumah Sebelum dan Setelah Program Relokasi

Sumber : Pengolahan Data Kuosioner, 2010

Berdasarkan hasil analisis penilaian terhadap kondisi rumah

diatas dapat diketahui bahwa untuk kondisi rumah yang baik

mengalami peningkatan 50 % setelah direlokasi, sebaliknya

untuk kondisi rumah kurang baik mengalami penurunan

sebesar 41 % setelah direlokasi.

Berdasarkan analisis dengan menggunakan perhitungan

statistik yang dibantu dengan SPSS Versi 14 didapatkan hasil

sebagai berikut :

Sign Test Frequencies

N

Kondisi Rumah Setelah – Kondisi Rumah Sebelum

Negative Differences(a)

1

Positive Differences(b)

38

Ties(c) 29 Total 68

a Kondisi Rumah Setelah < Kondisi Rumah Sebelum b Kondisi Rumah Setelah > Kondisi Rumah Sebelum c Kondisi Rumah Setelah = Kondisi Rumah Sebelum

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.0080.00

sangatbaik

baik cukupbaik

kurangbaik

buruk

Kondisi Rumah Sebelum dan Setelah Relokasi

sebelum

setelah

Page 111: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviatio

n

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Kondisi

Rumah Sebelum – Kondisi Rumah Setelah

-.91176 .97330 .11803 -1.14735 -.67617 -7.725 67 .000

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel

yang mengalami perubahan ada sebanyak 39 responden,

dengan 1 responden ( 1,47 %) mengalami penurunan pada

kondisi rumah setelah direlokasi, 38 responden ( 55,88 %)

mengalami peningkatan pada kualitas rumahnya, sedangkan

29 responden ( 42,64 %) tidak mengalami perubahan/tetap.

Dari hasil pengujian juga didapat nilai t Hitung = -7.725,

dengan demikian maka nilai t hitumg (7,725) > dari t tabel

(1.29) artinya bahwa ada peningkatan yang Signifikan

terhadap kondisi rumah setelah direlokasi. (Hipotesis yang

digunakan yaitu Ho : Peningkatan kondisi rumah sebelum dan

sesudah relokasi tidak Signifikan ; HI : Peningkatan kondisi

rumah sebelum dan setelah relokasi Signifikan)

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa program

relokasi yang dilakukan Kelurahan Pucangsawit memberikan

dampak yang lebih baik pada kondisi rumah dibandingkan

dengan sebelum direlokasi, sehingga program relokasi dapat

dikatakan telah berhasil dalam meningkatkan kualitas rumah.

Adanya peningkatan kondisi rumah setelah direlokasi

dikarenakan dalam program relokasi ini masyarakat diberi

kepastian hukum dalam kepemilikan lahan dan rumah berupa

Page 112: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

yaitu sertifikat hak milik. Dengan adanya legalitas tersebut

maka masyarakat lebih merasa tenang dan tidak ragu untuk

memperbaiki kondisi rumahnya. Selain itu adanya dukungan

pinjaman dari UN-Habitat juga dimanfaatkan masyarakat

untuk memperbaiki rumahnya, sehingga kondisi rumah

sekarng mengalami peningkatan yang lebih baik.

b. Prasarana Lingkungan Permukiman

Secara fisik Kondisi permukiman tidak hanya dilihat dari

kualitas kondisi hunian rumahnya saja, akan tetapi juga melihat

kualitas prasarana lingkungan permukiman yang dapat dilihat dari

prasarana air bersih, sanitasi dan MCK, prasarana jaringan listrik,

persampahan dan kondisi prasarana jaringan jalan.

1) Kondisi Prasrana Jaringan Air Bersih

Dalam kaitanya dengan pelayanan air bersih, sebelum

dilakukan relokasi (ketika bertempat tinggal di bantaran)

untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat

menggunakan sumber air dari sumur dan tidak ada yang

menggunakan jaringan pipa air bersih dari PDAM/PAM,

karena dipermukiman ini tidak dilayani jaringan pipa.

Meskipun menggunakan sumber dari sumur tanah responden

mengaku kualitas airnya baik dan memadai untuk keperluan

sehari hari.

Hasil wawancara diperoleh pada awal lokasi

permukiman yang dijadikan sebagai tempat relokasi memiliki

kesulitan dalam penyediaan air bersih, lokasi permukiman

yang baru memiliki kedalaman muka air tanah yang tinggi

sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar untuk

membuat sumur. Adanya kesulitan akan air bersih pada awal-

awal penghunian menyebabkan warga engan dan banyak yang

kembali ke lokasi lama. Namun demikian kondisi itu

mendapat respon dari pemerintah untuk dibangunkan jaringan

Page 113: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

pipa air bersih dari PDAM. Kondisi saat ini pada permukiman

baru yang sekarang, pelayanan air bersih dilayani oleh

jaringan air bersih dari PDAM/PAM. Meskipun jaringan pipa

air bersih yang disediakan oleh PAM tidak terpasang pada

setiap hunian akan tetapi dilakukan secara kolektif atau

“share”. Namun demikian diakui oleh masyarakat air bersih

dirasakan sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kondisi prasarana

air bersih sebelum direlokasi dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 6.8 Penilaian Responden Terhadap Ketersediaan Air bersih

Sebelum dan Setelah Direlokasi

No Ketersediaan air

bersih Sebelum Relokasi Setelah Relokasi Ket

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase 1 Sangat tersdia 0 0.0 0 0.00 2 Tersedia 34 50.0 49 72.06 3 Cukup 34 50.0 19 27.94 4 Kurang tersedia 0 0.0 0 0.00 5 Tidak tersedia 0 0.0 0 0.00 Jumlah 68 100 68 100

Sumber : Pengolahan Data Kuosioner, 2010

Berdasarkan hasil analisis penilaian terhadap kondisi

ketersediaan air bersih diatas didapatkan bahwa tanggapan

dari responden terkait dengan air bersih relative tidak banyak

mengalami perubahan. Baik kondisi sebelum dan sesudah

direlokasi ketersediaan air bersih sudah dirasakan tersedia,

sehingga relokasi yang dilaksanakan di Kelurahan

Pucangsawit di nilai berhasil, karena tidak menimbulkan

perubahan kepada kondisi yang buruk terhadap ketersediaan

air bersih

2) Kondisi Sanitasi dan MCK Perumahan

Ketersediaan fasilitas sanitasi/MCK sebelum adanya

program relokasi sebanyak 80 % responden menyatakan untuk

Page 114: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

keperluan MCK, mereka menggunakan MCK umum, dan 20

% responden sudah memiliki MCK pribadi. MCK umum yang

digunakan dalam kondisi yang buruk dan tidak terawat.

Setelah program relokasi seluruh responden sudah memiliki

fasilitas MCK probadi (100%) dan tidak ada pembangunan

MCK umum di lokasi permukiman sekarang telah tersedia

prasarana MCK pribadi.

Dengan adanya fasilitas MCK pada setiap rumah dinilai

sangat bermanfaat oleh masyarakat. Semua responden

menyatakan bahwa kondisi MCK saat ini berubah menjadi

lebih baik. Dengan demikian terlihat bahwa terjadi peingkatan

terhadap ketersediaan MCK setelah adanya program relokasi

dan memberikan dampak yang baik pada masyarakat yang

direlokasi.

3) Kondisi Prasarana Jaringan Listrik

Mengenai ketersediaan listrik, baik dilokasi permukiman

lama dan lokasi permukiman baru keduanya sudah tersedaia

jaringan listrik, namun adanya jaringan listrik yang ada belum

semuanya dapat diakses oleh rumah tangga yang ada. Sebelum

direlokasi sebanyak 50 % responden sudah terpasang listrik di

rumahnya dan 50 % menyatakan belum terpasang mereka

mengistilahkan dengan “gantol”.

Setelah program relokasi, di permukiman baru sebanyak

75 % responden menyatakan rumahnya sudah terpasang listrik

dan 25 % responden belum terpasng listrik. Jika diperhatikan,

terjadi peningkatan jumlah rumah yang terpasang listrik yang

tidak Signifikan yaitu sebesar 25 % di lokasi permukiman

baru setelah program relokasi. Kondisi ini dikarenakan utnuk

melakukan pemasangan jaringan listrik kerumahnya harus

membayar biaya pemasangan baru meskipun dilokasi yang

lama telah terpasang, tidak ada kompensasi/keringanan dari

Page 115: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

pihak PLN untuk melakukan pemasangan listrik maupun

pemindahan bagi warga yang telah melakukan pemasangan

dilokasi yang lama. Ini dikarenakan lokasi lama dan lokasi

baru merupakan wilayah kerja PLN yang berbeda sehingga

harus melakukan biaya pemasangan baru.

4) Kondisi Prsarana Jaringan Jalan

Terhadap kondisi jaringan jalan lingkungan permukiman,

pada lokasi permukiman lama sebanyak 20,59 % (20

responden) menyatakan kondisi jalannya cukup baik, 67,5 %

(46 responden) menyatakan kondisi buruk, dan 11,76 % ( 8

responden) menyatakan sangat buruk.

Setelah berada pada lokasi permukiman baru mayoritas

responden menyatakan bahwa kondisi jalan di lingkungan

permukiman baru sudah sangat baik. pengamatan langsung

yang dilakukan oleh peneliti juga terlihat kondisi jalan di

permukiman sudah baik dengan konstruksi jalan

menggunakan paving. Pembangunan jaringan jalan di lokasi

permukiman baru merupakan bantuan dari Cipta Karya DPU

Provinsi Jawa Tengah sebagai program pengembangan

kawasan permukiman. Dengan adanya kondisi jalan yang baik

maka dapat meningkatkan kualitas permukiman dan jauh dari

pandangan kumuh. kondisi tersebut juga terlihat pada

penilaian masyarakat sebagai berikut:

Page 116: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Tabel 6.9 Penilaian Responden Terhadap Kondisi Jaringan Jalan

Sebelum dan setelah Direlokasi

No Kondisi Jaringan

Jalan

Sebelum Relokasi Setelah Relokasi Ket

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

1 Sangat baik 0 0 32 47.06 2 Baik 0 0 21 30.88 3 Cukup baik 14 20.59 10 14.71 4 Buruk 46 67.65 5 7.35 5 Sangat Buruk 8 11.76 0 0 Jumlah 68 100 68 100

Sumber : Pengolahan data Kuosioner, 2010

Berdasarkan analisis dengan menggunakan perhitungan

statistik uji tanda yang dibantu dengan SPSS Versi 14

didapatkan hasil sebagai berikut :

Sign Test Frequencies

N jalansetelah - jalansebelum

Negative Differences(a)

0

Positive Differences(b)

55

Ties(c) 13 Total 68

a jalansetelah < jalansebelum b jalansetelah > jalansebelum c jalansetelah = jalansebelum

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviati

on

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Pair 1 jalansebelu

m - jalansetelah

-1.33824 .78437 .09512 -1.52809 -1.14838

-14.069 67 .000

Page 117: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel

yang mengalami perubahan ada sebanyak 55 responden.

Dengan 55 responden ( 80,88 %) mengalami peningkatan,

sedangkan 13 responden ( 19.11 %) tidak mengalami

perubahan/tetap. Dari hasil pengujian juga didapat nilai t

Hitung = -14.069, dengan demikian maka nilai t hitumg

(14.069) > dari t tabel (1.29) artinya bahwa ada peningkatan

yang Signifikan terhadap kondisi jalan setelah direlokasi.

(Hipotesis yang digunakan yaitu Ho : Peningkatan kondisi

jalan sebelum dan sesudah relokasi tidak Signifikan ; HI :

Peningkatan kondisi jalan sebelum dan setelah relokasi

Signifikan)

c. Aksesibilitas

Aksesibilitas berkaitan dengan hubungan antara beberapa

lokasi sebagai asal dan tujuan pergerakan untuk memenuhi

kebutuhan seseorang yang dikaitkan dengan tingkat kemudahan

dalam mencapainya, baik dalam parameter jarak, waktu, biaya dan

kenyamanan. Pertimbangan terhadap aksesibilitas bagi suatu

kawasan permukiman merupakan salah satu prasyarat yang cukup

mendasar bagi suatu perencanaan dan pengembangan

permukiman di perkotaan. Kaitanya dalam penelitian ini

aksesibilitas yang dimaksud adalah hubungan antara lokasi

permukiman yang mereka huni (lokasi permukiman) dengan

tempat-tempat lain yang menjadi tujuan penghuninya sesuai

dengan kepentingannya.

Mengenai aksesibilitas atau kemudahan dalam menjangkau

berbagai fasilitas untuk aktifitas dan juga mencapai lokasi

pekerjaan berdasarkan survey menyatakan bahwa sebanyak

89,70% responden lokasi permukiman lama memiliki aksesibilitas

mudah dan 10,29 % responden menyatakn aksesibilitas cukup

mudah. Kemudahan akan aksesibilitas pada lokasi permukiman

Page 118: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

lama sebelum program relokasi dikarenakan lokasi tersebut dekat

dengan berbagai fasilitas dan lokasinya yang dekat dengan pusat

kota. Selain itu di permukiman lama memiliki jarak yang dekat

dengan jalan utama dan mudah untuk mendapatkan angkutan

umum.

Sedangkan pada lokasi permukiman yang baru setelah

program relokasi 79,41 % responden menyatakan lokasi

permukiman memiliki kesulitan untuk menjangkau lokasi fasilitas

yang mereka butuhkan dan lokasi mereka bekerja, 10,29 %

menjawab mudah dan 10,29 % menjawab cukup mudah. Pada

lokasi permukiman baru memiliki aksesibilitas yang sulit. Untuk

mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi dalam melakukan

perjalanan keluar mereka harus berjalan kaki dengan jalan yang

naik turun untuk menuju jalan yang dilaului oleh angkutan umum.

Angkutan umum yang ada juga jarang ditemukan lokasi

permukiman baru. Lokasi permukiman yang baru juga jauh dari

lokasi mereka dimana bekerja dibandingkan dengan lokasi

permukiman yang lama. Berikut adalah penilaian responden

terhadap aksesibilitas lokasi permukiman sebelum dan setelah

relokasi.

Tabel 6.10 Penilaian Responden Terhadap Aksesibilitas Sebelum dan

Stelah Di Relokasi

Aksesibilitas Sebelum Sesudah Keterangan

Jumlah Persentase (%)

Jumlah Persentase (%)

Sangat mudah 0 0 0 0 Tetap Mudah 61 89,70 7 10,29 Turun 79,41 Cukup mudah 7 10,29 7 10,29 Tetap Sulit 0 0 54 79,41 Naik 79,41 Sangat sulit 0 0 0 0 Tetap

Total 68 100 68 100 Sumber :Pengolahan Data Kuosioner, 2010

Page 119: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Berdasarkan hasil penilaian masayarakat diatas terlihat bahwa

terjadi mayoritas masyarakat menilai bahwa lokasi permukiman

yang sekarang relative kesulitan dalam mencapai ke pusat kota

dan lokasi mereka bekerja. Kalaupun dapat dicapai masyarakat

harus mengeluarkan pengeuaran dan pengorbanan yang lebih

besar.

Berdasarkan perhitungan statistik paired sample T test (dengan

menggunakan taraf kepercayaan 95 %) terhadap aksesibilitas

diketahui bahwa nilai t hitung 14.948. Dengan demikian maka

nilai t hitung (14.948) > t tabel (1.29), yang berarti bahwa terjadi

penurunan terhadap aksesibilitas yang Signifikan setelah relokasi.

(Hipotesis yang digunakan yaitu Ho : penurunan aksesibilitas

sebelum dan sesudah relokasi tidak Signifikan ; HI : penurunan

aksesibilitas sebelum dan setelah relokasi Signifikan)

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa relokasi

permukiman memberikan dampak yang buruk terhadap

aksesibilitas.

d. Sintesis Dampak Relokasi Terhadap Kondisi Fisik

Lingkungan Permukiman

Dari hasil analisis dan pembahasan terhadap kondisi fisik

lingkungan di atas maka dapat dilakukan sintesa sebagai berikut:

Page 120: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Tabel 6.11 Sintesa Penilaian Dampak Program Relokasi Terhadap Kondisi Fisik

Di Kelurahan Pucangsawit

Indikator keberhasilan

Pembahasaan Hasil Analisis Kesimpulan

Berhasil Tidak Berhasil

Kelayakan rumah

Penilaian terhadap Status kepemilikan lahan

Masyarakat memiliki bukti kepemilikan atas tanah yang mereka huni di lokasi relokasi. Dengan adanya bukti kepemilikan tersebut masyarakat menjadi lebih aman secara legalitas

Berhasil

Meningkatnya kualitas rumah

Penilaian terhadap perubahan kondisi rumah

Kondisi rumah mengalami peningkatan yang Signifikan setelah direlokasi. kondisi rumah yang sebelumnya kurang layak dan kumuh sudah berubah menjadi layak dan lebih tertata

Berhasil

Meningkatnya pelayanan prasarana dasar permukiman

Penilaian terhadap Air bersih

Pemenuhan air bersih di nilai sudah memadai untuk kebutuhan sehari-hari

Berhasil

Penilaian perubahan kondisi sanitasi/MCK

Terjadi peningkatan yang sangat Signifikan dalam ketersediaan MCK setelah relokasi. Kondisi sanitasi/MCK saat ini dinilai sudah sangat memadai karena sudah tersedia pada setiap rumah

Berhasil

Penilaian perubahan pelayanan jaringan listrik

Jaringan listrik sudah memadai dalam melayani kebutuhan dilokasi permukiman saat ini.

Berhasil

Penilaian perubahan kondisi jaringan jalan

Kondisi jalan mengalami peningkatan setelah direlokasi. Kondisi jalan menjadi lebih baik

Berhasil

Adanya kemudahan aksesibilitas

Penilaian aksesibilitas

Terjadi penurunan yang Signifikan terhadap aksesibiltas setelah program. Aksesibilitas pada lokasi permukiman yang sekarang dinilai sulit

Tidak berhasil

Sumber : Hasil Analisis penulis, 2010

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa relokasi yang

dilakukan di Kelurahan Pucangsawit telah memberikan dampak

Page 121: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

yang baik terhadap peningkatan kondisi fisik permukiman.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa relokasi yang di lakukan

di Kelurahan Pucangsawit berhasil dalam meningkatkan kualitas

kondisi fisik permukiman dari kondisi yang semula kumuh

menjadi permukiman yang baik dan layak.

Namun demikian beberapa permasalahan yang muncul

terkait dengan kondisi fisik lingkungan permukiman yang

dirasakan sangat penting bagi masyarakat yaitu lokasi yang

sekarang kurang aksesibel sehingga kondisi ini dirasakan sangat

berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat karena mereka harus

mengeluarkan uang lebih banyak untuk menjangkau ke pusat kota

maupun lokasi dimana mereka bekerja.

2. Dampak Dampak Relokasi Terhadap Kondisi Ekonomi

Masyarakat

Perubahan pada kondisi perekonomian rumah tangga adalah

salah satu indikator penting dalam menjelaskan perubahan taraf hidup

masyarakat yang direloksi. Dalam Program reloksi, ADB telah

mengungkapkan bahwa salah satu dampak reloksi adalah hilangnya

sumber-sumber produktif, pendapatan dan mata pencaharian. Namun

demikian sebagai salah satu program maka relokasi di harapkan

mampu untuk memberikan manfaat terhadap perekonomian

masyarakat pada lokasi baru.

Indikator yang digunakan untuk melihat dampak ekonomi yang

ditimbulkan dari program relokasi di Kelurahan Pucangsawit yaitu

perubahan tingkat pendapatan dan peluang dalam memperoleh sumber

penghasilan. Berikut akan diuraikan mengenai perubahan yang terjadi

pada kondisi perekonomian berdasarkan indikator tersebut.

a. Tingkat Pendapatan

Pendapatan merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginaan rumah tangga keluarga. Kehidupan ekonomi

masyarakat yang direlokasi tergolong pada masyarakat dengan

Page 122: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

tingkat ekonomi yang rendah. Sebagian besar masyarakatya

bekerja pada sektor informal yaitu, berjualan, sopir becak, buruh

srabutan, PKL. Pekerjaan masyarakat yang direlokasi mayoritas

bekerja sebagai buruh dan berjualan. Berikut adalah data

pekerjaan warga masyarakat yang direlokasi:

Tabel 6.12 Pekerjaan Penduduk Permukiman di Kelurahan Pucangsawit

Pekerjaan Sebelum Setelah Berjualan 19 19 Buruh 36 36 Guru 1 1 Penjahit 2 0 Supir becak 4 4 Bengkel 2 2 Pemulung 4 4 Tidak bekerja 0 2 jumlah 68 68

Sumber :Pengolahan Data Kuosioner, 2010

Gambar 6.3 Pekerjaan Penduduk Permukiman di Kelurahan Pucangsawit

Sumber :Pengolahan Data Kuosioner, 2010

05

10152025303540

Pekerjaan Masyarakat

Sebelum

Setelah

Page 123: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Dari Data diatas terlihat bahwa pekerjaan mereka sebelum

direlokasi tidak banyak mengalami perubahan. Dari data hasil

kuesioner diatas juga diperoleh bahwa pada saat tinggal di

permukiman lama tidak ada yang tidak bekerja, namun setelah

direlokasi ada sebanyak 2 responden yang kehilangan

pekerjaannya

Untuk tingkat pendapatan, dari hasil survey menunjukkan

bahwa sebelum direlokasi ada sebanyak 7 responden (10,29%)

memiliki pendapatan kurang dari 400.000 per bulan (sangat

rendah), responden yang memiliki pendapatan antara 400 000 –

674.300 (rendah) ada sebanyak 33 (48,53 %). Untuk yang

memiliki pendapatan antara 674.300-1.348.600 (Sedang)

sebanyak 25 (36.76 %).

Setelah direlokasi ada sebanyak 10 responden (14,71%)

memiliki pendapatan kurang dari 400.000 per bulan (sangat

rendah), responden yang memiliki pendapatan antara 400 000 –

674.300 (rendah) ada sebanyak 43 (63,24 %), untuk yang

memiliki pendapatan antara 674.300-1.348.600 (Sedang)

sebanyak 14 (20,59 %), sedangkan yang memiliki pendapatan

yang tinggi hanya ada 1 (1,47 %)

Tabel 6.13 Tingkat Pendapatan Sebelum dan Setelah Program

Tingkat Pendapatan Sebelum Sesudah

Keterangan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

> 2.022.900 (Sangat tinggi) 0 0.00 0 0.00 Tetap

1.348.600-2.022.900 (Tinggi) 3 4.41 1 1.47 Turun 2,94%

674.300-1.348.600 (Sedang) 25 36.76 14 20.59 Turun 16,17 %

400.000-674.300 (Rendah) 33 48.53 43 63.24 Naik 14,71 %

< 400.000 (Sangat Rendah) 7 10.29 10 14.71 Naik 4,42 %

Jumlah 68 100.00 68 100.00

Sumber : Pengolahan Data Kuesioner, 2010

Page 124: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Gambar 6.4 Tingkat Pendapatan Sebelum dan Setelah Program Sumber :Pengolahan data Kuesioner, 2010

Dari hasil analisis jawaban responden, seperti yang terlihat

pada tabel dan gambar diatas diketahui bahwa untuk responden

yang berpenghasilan tinggi mengalami penurunan setelah program

relokasi dari 4,41 % menjadi 1.47 % atau turun 2,94 %.

Sedangkan yang berpenghasilan rendah dan sangat rendah

mengalami peningkatan setelah program relokasi. Jika dikaitkan

dengan kebutuhan hidup layak (KHL) Kota Surakarta yaitu

sebesar 674.300, maka saat ini ada sebesar 77,95.7 % masyarakat

yang masih memiliki penghasilan dibawah standar hidup layak.

Dengan demikian maka dapat dikatakan relokasi permukiman

yang dilakukan di kelurahan pucangsawit menjadikan penurunan

pada tingkat pendapatan masyarakat.

Berdasarkan analisis dengan menggunakan perhitungan

statistik uji tanda yang dibantu dengan SPSS Versi 14 didapatkan

hasil sebagai berikut :

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.00

Pendapatan Sebelum dan Setelah Direlokasi

Sebelum

setelah

Page 125: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Sign Test Frequencies

N

pendapatansetelah - pendapatansebelum

Negative Differences(a) 15

Positive Differences(b) 0

Ties(c) 53 Total 68

a pendapatansetelah < pendapatansebelum b pendapatansetelah > pendapatansebelum c pendapatansetelah = pendapatansebelum

Sumber : Analisis SPSS

Paired Samples Test

Paired Differences

t

df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper pendapatansebelum -

pendapatansetelah .2500

0 .50000 .06063 .12897 .37103 4.12

3 67 .000

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel yang

mengalami perubahan ada sebanyak 15 responden, dengan 15

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

Meningkat Tetap Menurun

0.00

77.94

22.06

Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan

Page 126: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

responden ( 22,05 %) mengalami penurunan pada pendapatan

setelah direlokasi, 53 responden ( 77,94 %) pendapatan mereka

tidak mengalami perubahan, tidak ada responden yang

menyatakan pendapatannya mengalami peningkatan setelah

direlokasi. Dari hasil pengujian juga didapat nilai t Hitung = 4,123

(>1,29) artinya bahwa ada penurunan yang Signifikan terhadap

tingkat pendapatan setelah direlokasi. (Hipotesis yang digunakan

yaitu Ho : Penurunan Pendapatan sebelum dan sesudah relokasi

tidak Signifikan ; HI : penurunan pendapatan sebelum dan setelah

relokasi Signifikan).

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa program

relokasi yang dilakukan Kelurahan Pucangsawit belum mampu

memberikan dampak yang positif terhadap tingkat pendapatan

masyarakat, sehingga program relokasi dapat dikatakan tidak

berhasil dalam meningkatkan pendapatan.

Adanya penurunan terhadap tingkat pendapatan dikarenakn

hilangnya sumber penghasilan mereka. Pada saat bertempat di

lokasi permukiman lama, mereka memiliki pekerjaan sebagai

berjualan diwarung, beternak, penjahit dan pemulung, namun

pada waktu menempati pada lokasi permukiman yang baru

mereka tidak bisa menjalankan usahanya tersebut. Sekalipun ada

yang melanjutkan usaha dirumahnya mereka mengaku

pendapatanya berkurang karena berkurangnya pembeli, sehingga

mereka harus merintis kembali usahnya karena kehilangan

pelangan..

Berdasarkan fenomena tersebut di atas memberikan gambaran

bahwa apabila program penataan permukiman kumuh termasuk

program relokasi hanya menyentuh aspek fisik saja sedangkan

aspek ekonomi tidak dibina maka tidak ada pengaruh yang

Signifikan bahkan berdampak buruk terhadap kondisi

ekonomi/tingkat pendapatan mereka.

Page 127: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

b. Kemudahan Memperoleh Peluang Sumber Penghasilan

Kondisi pasca relokasi hingga penelitian ini dilakukan belum

mampu memberikan perbaikan serta perluasan ketersediaan

lapangan pekerjaan bagi penduduk di pemukiman relokasi. Hal ini

terlihat dengan meningkatnya jumlah responden yang merasakan

kesulitan mendapatkan peluang pekerjaan pasca relokasi serta

menurunnya kemudahan akses memperoleh pekerjaan pada lokasi

permukiman yang baru.

Berikut adalah tabel penilaian masyarakat terhadap peluang

dalam memperoleh sumber penghasilan sebelum dan setelah

direlokasi

Tabel 6.14 Penilaian Responden Terhadap Kemudahaan Memperoleh

Peluang Sumber Penghasilan Sebelum Dan Setelah Relokasi

No Kemudahan Memperoleh Peluang Sumber Penghasilan

Sebelum Relokasi Setelah Relokasi Keterangan

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

1 Sangat mudah 0 0.00 0 0.00 Tetap

2 Mudah 28 41.18 7 10.29 Turun 30.89%

3 Cukup mudah/sedang 31 45.59 20 29.41 Turun 16,18 %

4 Sulit 9 13.24 33 48.53 Naik 35,29 %

5 Sangat Sulit 0 0.00 8 11.76 Naik 11.76 %

Jumlah 68 100.00 68 100.00

Sumber :Pengolahan data Kuesioner, 2010

Page 128: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Gambar 6.5 Kemudahan Memperoleh Sumber Penghasilan

Sebelum dan Setelah Program Sumber : Pengolahan Data Kuesioner, 2010

Berdasarkan hasil analisis jawaban responden diatas maka

dapat diketahui bahwa pada lokasi permukiman baru sulit untuk

megembangan usaha sebagai sumber penghasilan. Pada saat

tinggal di permukiman di kelurhan Pucangsawit ada sebanyak

41,18 % responden menyatakan mudah untuk mencari usaha

sampingan dalam mendapatkan sumber penghasilan, 45,59 %

responden menyatakan sedang/cukup mudah dan 13,24 %

menyatakan sulit. Mereka yang menyatakan pada lokasi lama di

Kelurahan Pucangsawit mudah untuk mendapatkan sumber

pendapatan beralasan bahwa pada lokasi lama lebih ramai dan

dekat dengan pusat kota sehingga mudah untuk membuka suatu

usaha. Mereka juga bisa memanfaatkan lokasi yang dekat dengan

indstri sebagai peluang bagi mereka dalam menncari sumber

penghasilan. Selain itu lokasinya yang dekat dengan bantaran

sungai juga dimanfaatkan bagi mereka untuk beternak.

Kondisi ini tidak dirasakan pada lokasi permukiman yang

baru sehingga 48,53 % responden menyatakan bahwa pada saat

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

Sangatmudah

mudah cukupmudah

sulit sangatsulit

Kemudahan Memperoleh Peluang Sumber Penghasilan Sebelum dan

Setelah Relokasi

Sebelum

Setelah

Page 129: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

tinggal di permukiman baru mereka sulit untuk mendapatkan

sumber penghasilan lainnya. Jawaban tersebut mengindikasikan

bahwa lokasi yang dijadikan sebagai lokasi relokasi kurang

memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan sampingan

masyarakat.

Jika dibandingkan dengan lokasi permukiman yang lama,

lokasi yang sekarang kurang memiliki peluang untuk memperoleh

sumber pendapatan. Hal ini dikarenakan pada lokasi yang lama

terletak dekat dengan lokasi industri yang banyak terdapat

aktivitas warga, sehingga kondisi seperti ini dimanfaatkan

masyarakat untuk berjualan. Namun pada permukiman yang

sekarang lokasinya jauh dari pusat kota dan dinilai sepi sehingga

kurang berpeluang jika membuka usaha untuk mendapatkan

sumber penghasilan.

Berdasarkan analisis dengan menggunakan perhitungan

statistik uji tanda yang dibantu dengan SPSS Versi 14 didapatkan

hasil sebagai berikut :

Sign Test Frequencies

N

pekerjaansetelah - pekerjaansebelum

Negative Differences(a)

36

Positive Differences(b) 1

Ties(c) 31 Total 68

a pekerjaansetelah < pekerjaansebelum b pekerjaansetelah > pekerjaansebelum c pekerjaansetelah = pekerjaansebelum

Page 130: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std. Deviatio

n

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Pair 1

pekerjaansebelum - pekerjaansetelah

.88235

.97014 .11765 .64753 1.11718 7.500 67 .000

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel yang

mengalami perubahan ada sebanyak 37 responden, dengan 36

responden mengalami penurunan, 1 responden mengalami

kenaikan, 31 responden tidak mengalami perubahan. Dari hasil

pengujian juga didapat nilai t Hitung = 7,500 (>1,29) artinya

bahwa ada penurunan yang Signifikan terhadap kemudahan dalam

memperoleh sumber penghasilan setelah direlokasi. (Hipotesis

yang digunakan yaitu Ho : Penurunan peluang memperoleh

sumber penghasilan sebelum dan sesudah relokasi tidak

Signifikan ; HI : Penurunan peluang memperoleh sumber

penghasilan sebelum dan setelah relokasi Signifikan)

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa program

relokasi yang dilakukan Kelurahan Pucangsawit memberikan

dampak yang negatif terhadap ketersediaan/peluang memperoleh

sumber penghasilan yang ditandai meningkatkan level kesulitan

dalam ketersediaan lapangan pekerjaan setelah direlokasi.

c. Sintesis Dampak Relokasi Terhdap Kondisi Ekonomi

Masyarakat

Dari kedua indikator yang digunakan dalam menilai dampak

relokasi terhdap kondisi ekonomi tersebut maka dapat diketahui

sintesanya sebagai berikut.

Page 131: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Tabel 6.15 Sintesa Dampak Relokasi Terhadap Kondisi Ekonomi

Masyarakat

Indikator Keberhasilan

ekonomi

Pembahasaan

Hasil Analisis

Kesimpulan

Berhasil Tidak Berhasil

Tingkat Pendapatan

Penilaian perubahan tingkat pendapatan

Terjadi penurunan tingkat pendapatan yang signifikan setelah direlokasi. Program relokasi yang dilakukan Kelurahan Pucangsawit belum mampu memberikan dampak yang positif terhadap tingkat pendapatan masyarakat, sehingga program relokasi dapat dikatakan tidak berhasil dalam meningkatkan pendapatan.

- Tidak

berhasil

Kemudahan Dalam Mencari Sumber Penghasilan

Penilaian perubahan kemudahan dalam memperoleh peluang sumber penghasilan

Terjadi penurunan yang Signifikan terhadap kemudahan dalam memperoleh sumber penghasilan setelah direlokasi. Program relokasi yang dilakukan Kelurahan Pucangsawit memberikan dampak yang negatif terhadap ketersediaan/peluang memperoleh sumber penghasilan yang ditandai meningkatkan level kesulitan dalam ketersediaan lapangan pekerjaan setelah direlokasi.

- Tidak

Berhasil

Sumber :Analisis Penulis,2010

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa relokasi yang

dilakukan di Kelurahan Pucangsawit belum mampu memberikan

perubahan ekonomi masyarakat kea rah yang lebih baik. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa relokasi yang di lakukan di

Kelurahan Pucangsawit tidak berhasil dalam meningkatkan

kondisi ekonomi masyarakat setelah direlokasi.

Page 132: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Belum tumbuhnya masyarakat dalam meningkatkan kondisi

ekonominya setelah program relokasi, disebabkan oleh belum

terbentuknya stabilitas sistem dan jaringan kerja masyarakat pada

lokasi permukiman baru yang mereka tempati sekarang.

Pendeknya jangka waktu pelaksanaan penelitian ini dengan waktu

selesainya program relokasi mungkin menjadi faktor yang

menyebabkan perubahan ekonomi kurang terlihat perubahannya.

Namun demikian, kesimpulan awal terhadap dampak ekonomi

masyarakat setelah program relokasi ini dapat memberi masukan

atau perhatian bagi pemerintah kota untuk segera dicarikan

solusinya sehingga lokasi permukiman baru mereka dapat terus

tumbuh dengan baik dan tidak mengalami degradasi yang

menimbulkan kekumuhan seperti kondisi permukiman

sebelumnya.

3. Dampak Relokasi Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai perubahan

yang terjadi pada kondisi sosial sebagai dampak adanya program

reloksi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit. Kehidupan di suatu

lingkungan permukiman tidak hanya berkaitan dengan fisik

lingkungan dan pemenuhan kebutuhan terhadap tutunan ekonomi

mereka, akan tetapi juga menyangkut terhadap kondisi sosial untuk

menunjang kehidupan mereka di suatu lingkungan.

Kondisi sosial yang dijadikan sebagai indikator untuk mngetahui

dampak sosial dengan adanya relokasi adalah tingkat interaksi sosial

masyarakat. Interaksi sosial merupakan salah satu aspek penting dalam

kehidupan sosial masyarakat. Oleh karena interaksi merupakan syarat

utama terjadinya aktivitas sosial, seperti dalam kehidupan sosial,

ekonomi, politik dan budaya. Apabila interaksi sosial tidak berjalan

dengan baik, maka memungkinkan terjadinya disintegrasi dalam

kehidupan masyarakat pada akhirnya menghambat proses sosial itu

Page 133: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

sendiri. Dengan terjadinya interaksi yang baik maka aspek integrasi

memungkinkan akan tercapai.

Dengan demikian maka indikator kondisi sosial yang akan dinilai

adalah interaksi masyarakat dengan lingkungan luar permukiman,

interaksi dengan tetangga, kehadiran dalam mengikuti kegiatan gotong

royong, dan kegiatan dalam mengikuti pertemuan rutin warga. Berikut

adalah pembahsan mengenai masing-masing indikator

a. Interaksi Dengan Tetangga

Nilai-nilai kemasyarakatan yang sudah terbentuk pada lokasi

permukiman yang lama relative tidak mengalami perubahan, atau

dengan kata lain sosial masyarakat di lokasi permukiman yang

lama masih dibawa pada lokasi permukiman yang baru. Seperti

contohnya pada saat peneliti melakukan wawancara didapatkan

bahwa kegiatan/aktivitas masyarakat yang biasa mereka lakukan

di lokasi yang lama masih dilakukannya di lokasi yang baru

sekarang seperti arisan, pertemuan rutin bapak-bapak, kerja bakti

dan lain-lain.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada umumnya

warga yang direlokasi sudah saling kenal antara satu dengan yang

lain, karena mereka merupakan warga yang sama-sama direlokasi

dari permukiman yang sama. Pada waktu dipindahkan ke kawasan

relokasi, pembagian kapling rumah dilakukan melalui

pengundian, sehingga ketika mereka menempati rumah dilokasi

relokasi kedudukan rumah mereka terpencar dari orang-orang

yang pernah menjadi tetangga pada saat di lokasi permukiman

lama. Namun demikian, karena mereka berada pada lokasi

permukiman yang sama interaksi dengan tetangga masih sangat

baik dilakukan. tingkat interaksi dengan tetangga sebelum dan

setelah relokasi dapat dilihat seperti gambar berikut :

Page 134: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Gambar 6.6 Frekuensi Interaksi Dengan Tetangga Sebelum dan Sesudah

Relokasi Sumber : olah data kuesioner, 2010

Dari data tersebut diketahui bahwa interaksi dengan tetangga

kondisi sebelum dan sesudah relokasi tidak mengalami perubahan

yang signifikan. Baik kondisi sebelum dan sesudah relokasi

frekuensi interaksi dengan tetangga masih sangat tinggi. Kondisi

ini dapat dilihat dari sebanyak 97 % responden yang menyatakan

masih selalu dan sering berinteraksi dengan tetangganya setelah

direlokasi. Masih eratnya hubungan antar tetangga tersebut

dikarenakan relokasi dilakukan sesuai dengan keinginan warga

secara bersama untuk menempati lokasi permukiman yang baru.

Hingga sekarang kondisi interaksi sesama keluarga masih

terpelihara dengan baik. Dengan demikian program relokasi yang

dilalukan di Kelurahan Pucangsawit tidak menyebabkan

perubahan yang buruk terhadap hubungan bertetanggaan.

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.00

selalu sering kadang-kadang

jarang tidakpernah

sebelum 58.82 36.76 4.41 0.00 0.00

sesudah 63.24 33.82 2.94 0.00 0.00

pers

enta

se

frekuensi interaksi dengan tetangga

Page 135: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

b. Interaksi Dengan Lingkungan Luar

Berdasarkan survey yang dilakukan diperoleh bahwa relokasi

berdampak pada menurunnya frekuensi interaksi dengan

lingkungan permukiman sekitar. Sebelum direlokasi ada sebanyak

63,24% (43 Responden) menyatakan sering berinteraksi dengan

lingkungan permukiman luar, dan hanya 11 % (8 responden) yang

menyatakan jarang berinteraksi dengan lingkungan luar. Namun

setelah relokasi interaksi dengan lingkungan permukiman luar

menurun yaitu 48 % menyatakan jarang berinteraksi dengan

lingkungan luar. Hasil ini dapat dipahami karena pemindahan

penduduk dilokasi ini baru berjalan dua tahun. Maka mereka perlu

adaptasi dan penyesuaian diri lingkungan, baik penyesuaian diri

dengan lingkungan alam maupun penyesuaian dengan lingkungan

masyarakat sekitar. Interaksi dengan lingkungan luar sebelum dan

sesudah program dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6.7

Frekuensi interaksi dengan lingkungan luar sebelum dan sesudah relokasi

Sumber : Olah Data Kuesioner, 2010

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.00

selalu sering kadang-kadang

jarang tidakpernah

sebelum 0.00 63.24 25.00 11.76 0.00

sesudah 0.00 11.76 17.65 48.53 22.06

pers

enta

se

frekuensi interaksi dengan lingkungan luar

Page 136: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

c. Kehadiran Dalam Kegiatan Warga

Dalam wawancara yang penulis lakukan, bentuk kegiatan

yang dilakukan oleh masyarakat selama masih bermukim di

permukiman lama adalah arisan, pertemuan bapak-bapa,

membantu tetangga yang punya hajat, kerja bakti kebersihan

lingkungan. Pada saat tinggal di lokasi relokasi kegiatan ini tetap

masih dijalankan oleh oleh warga. Berdasarkan survey yang

dilakukan, frekuensi dalam mengikuti pertemuan warga tersebut

masih sangat tinggi dan terlihat adanya peningkatan. Adanya

peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa warga memiliki

keinginan untuk terlibat dalam membicarakan masalah

lingkungannya agar menjadi lebih baik. Frekuensi kehadiran

dalam pertemuan warga sebelum dan setelah relokasi dapat dilihat

pada gambar berikut

Gambar 6.8

Frekuensi Dalam Pertemuan Warga Sebelum dan Sesudah Relokasi

Sumber : olah data kuesioner, 2010

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.0070.00

selalu sering kadang-kadang

jarang tidakpernah

sebelum 57.35 23.53 7.35 11.76 0.00

sesudah 67.65 19.12 8.82 4.41 0.00

pers

enta

se

frekuensi hadir dalam pertemuan warga

Page 137: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

d. Sintesis Dampak Relokasi Terhadap Kondisi Sosial

Masyarakat

Berdasarkan hasil analisis penilaian terhadap kondisi sosial

diatas maka dapat dilakukan sintesa sebagai berikut :

Tabel 6.16 Penilaian Dampak Reloksi Terhadap Kondisi Sosial Masyarakat

Indikator Keberhasilan

Pembahasan Hasil Analisis Kesimpulan Berhasil Tidak

Berhasil Meningkatkan interaksi dan kegiatan masyarakat

Penilaian perubahan tingkat interaksi dengan lingkungan luar

Terjadi penurunan tingakt interaksi dengan warga lingkungan luar permukiman. setelah relokasi warga menjadi jarang berinteraksi dengan lingkunagn luar

Tidak berhasil

Penilaian perubahan tingkat interaksi dengan tetangaa

Interaksi dengan tetangga masih dilakukan dengan baik dengan tingkat interaksi yang tinggi yaitu 97 % dan mengalami peningkatan dari kondisi sebelum relokasi

Berhasil

Penilaian Tingakat kehadiran dalam pertemuan warga

Kegiatan pertemuan warga masih dilakukan dengan frekuensi kehadiran warga yang tinggi yaitu 86 % dan meningkat dari kondisi sebelum relokasi

Berhasil

Sumber : Analisis Penulis, 2010

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa relokasi yang

dilakukan di Kelurahan Pucangsawit tidak memberikan dampak

yang buruk terhadap kondisi sosial masyarakat, sehingga terhadap

kondisi sosial program relokasi yang dilakukan di kelurahan

pucangsawit dinilai berhasil.

4. Rangkuman Dampak Program Relokasi

Berdasarkan pembahasan diatas diketahui bahwa program

relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit memberikan

dampak baik dampak positif maupun negatif. Terhadap kondisi fisik

relokasi memberikan perubahan yang positif terhadap kondisi

Page 138: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

permukiman yang sekarang. Terhadap dampak sosial, relokasi yang

dilakukan di Kelurahan Pucangsawit berhasil dalam mempertahankan

tatanan sosial yang sudah terbentuk. Sedangkan terhadap ekonomi

masyarakat program relokasi memberikan dampak yang buruk karena

hilangnya sumber penghasilan mereka yang berdampak pada

menurunnya pendapatan masyarakat.

D. Responsivitas/Kepuasan Masyarakat Terhadap Program Relokasi

Analisis responsifitas dilakukan untuk mengetahui bagaimana

kepuasan terhadap program relokasi di Kelurahan Pucangsawit. Analisis

ini dilakukan utnuk mengetahui persepsai/respon masyarakat yang

direlokasi terhadap program relokasi yang dilakukan di Kelurahn

Pucangsawit Kota Surakarta. Data yang diperoleh merupakan data hasil

kuesioner dari masyarakat penerima program relokasi di kelurahan

pucangsawit dengan menanyakan persepsi (kepuasan) mereka terhadap

program relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit. Hasil data

kemudian di olah dan dilakukan interpretasi secara diskriptif kuantitatif

untuk di ketahui bagaimana kepuasan masyarakat terhadap program

relokasi di kelurahan pucangsawit.

Penilaian kepuasan terhadap program relokasi di Kelurahan

Pucangsawit meliputi persepsi masyarakat terhadap hasil program, proses

pelaksanaan program, dana program dan kinerja pelaksana program.

Berikut akan diuraiakan mengenai persepsi/kepuasan masyarakat terhadap

program relokasi di Kelurahan Pucangsawit.

1. Kepuasan Terhadap Hasil Program Relokasi

Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui respon atau tingkat

kepuasan masyarakat penerima program relokasi terhadap hasil dari

program relokasi. Berikut adalah penilaian masyarakat terhadap hasil

relokasi yang di lakukukan di Kelurahan Pucangsawit

Page 139: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Tabel 6.17 Kepuasan Masyarakat Terhadap Hasil Program Relokasi

Respon Masyarakat Terhadap Hasil Program

Persentase penilaian

Total Sangat puas (%)

Puas (%)

Cukup puas (%)

Kurang puas (%)

Tidak puas (%)

Tanggapan terhadap lokasi relokasi 17.65 48.53 22.06 11.76 0.00 100.00

Ketersediaan sarana dan prasarana pada lokasi relokasi

33.82 27.94 30.88 7.35 0.00 100.00

Relokasi memberikan dampak pada peningkatan pendapatan

0.00 0.00 4.41 67.65 27.94 100.00

Persentase rata-rata penilaian hasil program

17.16 25.49 19.12 28.92 9.31 100.00

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuosioner, 2010

Gambar 6.9 Prosentase Kepuasan Masyarakat Terhadap Hasil Relokasi

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuosioner, 2010

01020304050607080

Lokasi relokasi telahsesuai dengan

keinginan masyarakat

Ketersediaan saranadan prasarana pada

lokasi relokasi

Relokasi memberikandampak padapeningkatanpendapatan

Kepuasan Masayarakat Terhadap Hasil Relokasi

sangat puas

puas

cukup puas

kurang puas

tidak puas

Page 140: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Dari Data di atas maka dapat disimpulkan :

1) Lokasi relokasi dinilai puas oleh masyarakat (48,53%). Persepsi

ini timbul karena pada lokasi yang baru mereka tidak mengalami

kebanjiran lagi dan kondisinya lebih baik dengan memiliki status

kepemilikan lahan yang resmi. Mereka yang menilai kurang puas

karena pada lokasi yang sekarang dinilai kurang strategis, sepi dan

jauh dari aktivitas

2) Masyarakat menilai sangat puas terhadap ketersediaan prasarana

permukiman pada lokasi relokasi. Persepsi ini muncul karena pada

lokasi permukiman yang baru sudah tersedia prasarana yang cukup

baik dan memadai seperti kondisi jalan yang baik, adanya MCK,

adanya jaringan listrik.

3) Relokasi memberikan dampak pada peningkatan pendapatan,

dinilai kurang puas oleh masyarakat. Persepsi ini dirasakan oleh

sebagian besar masyarakat yang direlokasi. Kenyataannya memang

dilokasi yang baru relative sepi yang kurang berpeluang jika

membuka usaha. Selain itu masyarakat mengeluarkan biaya yang

lebih untuk transportasi, pembayaran PAM dll, sehingga

menambah keterpurukan kondisi ekonomi masyarakat.

Berdasarkan hasil data diatas maka dapat dilakukan sintesa

penilaian sebagai berikut :

Tabel 6.18 Sintesa Penilaian Kepuasan Terhadap Hasil Program

Kepuasan Masyarakat Terhadap hasil

Program Tingkat

kepuasan Bobot

Lokasi relokasi telah sesuai dengan keinginan

Puas 4

Ketersediaan sarana dan prasarana pada lokasi relokasi

Sangat Puas 5

Relokasi memberikan dampak pada peningkatan pendapatan

Kurang Puas 2

Jumlah penilaian 11

Sumber : Analisis Penulis, 2010

Page 141: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan

masyarakat terhadap hasil program relokasi di Kelurahan

Pucangsawit adalah sebagai berikut

Â1p̜Ȭℎ官Ǵmd̜ȬdȬmÂ1p̜ȬℎãaphamǴm"5(md̜ȬdpȬ诡Ėdp1p²a̜Ȭ诡1诡1%²dmg诡Ȭ²诡Ǵh1ȬĖȬm) :100% 1115:100% = 73,3% Dari hasil perhitungan tersebut maka kepuasan masyarakat

terhadap hasil pelaksanaan program relokasi adalah sebesar 73,3

% yang berarti bahwa masyarakat menyatakan puas.

Hasil dari program ini memberikan manfaat bagi mereka yaitu

mereka merasa aman karena tidak mengalami kebanjiran lagi.

Selain itu kepuasan akan hasil program relokasi ini muncul karena

mereka sekarang memiliki status kepemilikan lahan yang legal

(bersertifikat) sehingga mereka merasa tenang dalam dalam

menghuni dan juga tidak was-was jika akan memperbaiki

rumahnya.

2. Kepuasan Terhadap Kinerja Pelaksana Program Relokasi

Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui respon atau tingkat

kepuasan masyarakat penerima program relokasi terhadap hasil dari

program relokasi. Berikut adalah penilaian masyarakat terhadap hasil

relokasi yang di lakukukan di Kelurahan Pucangsawit

Page 142: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

Tabel 6.19 Penilaian Masyarakat Terhadap Kinerja Pelaksana Program

program relokasi

Respon masyarakat Teerhadap Kinerja Pelaksana

Program Relokasi

Persentase Penilaian

Total Sangat puas (%)

Puas (%)

Cukup puas (%)

Kurang puas (%)

Tidak puas (%)

Pelaksana program tanggap terhadap permasalahan yang di hadapi masyarakat

30.88 19.12 47.06 2.94 0.00 100.00

Kemudahan yang diberikan panitia pelaksana program dalam pencairan dana

57.35 29.41 13.24 0.00 0.00 100.00

Persentase rata-rata penilaian Kinerja Panitia Pelaksana program

44.115 24.265 30.15 1.47 0 100

Sumber :Pengolahan Data Kuesioner, 2010

Gambar 6.10

Prosentase Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Panitia Pelaksana Program Relokasi

Sumber :Pengolahan Data Kuesioner, 2010

0

10

20

30

40

50

60

70

Pelaksana program tanggapterhadap permasalahan yang di

hadapi masyarakat

Kemudahan yang diberikanpanitia pelaksana program dalam

pencairan dana

Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Panitia PelaksanaProgram Relokasi

sangat puas

puas

cukup puas

kurang puas

tidak puas

Page 143: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Dari Data diatas dapat disimpulkan :

1) Pelaksana program tanggap terhadap permasalahan yang di hadapi

masyarakat ; Cukup puas dengan persentase 47,06 %

2) Kemudahan yang diberikan panitia pelaksana program dalam

pencairan dana ; Sangat Puas dengan persentase 57,35%

Berdasarkan hasil data diatas maka dapat dilakukan sintesa

penilaian sebagai berikut

Tabel 6.20 Sintesa Penilaian Kepuasan Terhadap Kinerja Panitia Pelaksana

Program Program

Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja Panitia Pelaksana Program

Program

Tingkat kepuasan

Bobot

Pelaksana program tanggap terhadap permasalahan yang di hadapi masyarakat

Cukup Puas 3

Kemudahan yang diberikan panitia pelaksana program dalam pencairan dana

Sangat Puas 5

Jumlah penilaian 8

Sumber : Analisis Penulis, 2010

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan

masyarakat terhadap kinerja panitia pelaksana program relokasi di

Kelurahan Pucangsawit adalah sebagai berikut Â1p̜Ȭℎ官Ǵmd̜ȬdȬmÂ1p̜ȬℎãaphamǴm"5(md̜ȬdpȬ诡Ėdp1p²a̜Ȭ诡1诡1%²dmg诡Ȭ²诡Ǵh1ȬĖȬm) :100% 810:100% = 80% Dari hasil perhitungan tersebut maka kepuasan masyarakat

terhadap kinerja panitia pelaksana program relokasi adalah

sebesar 80 % yang berarti bahwa masyarakat menyatakan puas.

Page 144: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

3. Kepuasan Terhadap Proses atau Mekanisme Pelaksanaan

Relokasi

Penilaian masyarakat terkait dengan proses pelaksanaan program

relokasi yang di lakukan di kelurahan pucangsawit meliputi sosialisai

program dan juga keterlibatan masyarakat dalam proses pelaksanaan

program. Berikut adalah hasil penilaian masyarakat terhadap proses

pelaksanaan program relokasi.

Tabel 6.21 Penilaian Masyarakat Terhadap Proses Pelaksanaan program relokasi

di Kelurahan Pucangsawit

Respon masyarakat

Persentase penilaian

Total Sangat puas (%)

Puas (%)

Cukup puas (%)

Kurang puas (%)

Tidak puas (%)

Sosialisasi program di ketahui dan diterima oleh masyarakat

67.64 17.64 14.7 0 0 100

Pelibatan masyarakat dalam proses pelaksanaan

64.71 17.65 7.35 10.29 0 100

Persentase rata-rata penilaian proses pelaksanaan program

66.17 17.64 11.02 5.45 0 200

Sumber :Pengolahan Data Kuesioner, 2010

Page 145: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Gambar 6.11 Prosentase Kepuasan Masyarakat Terhadap Proses

Pelaksanaan Relokasi Relokasi Sumber :Pengolahan Data Kuesioner, 2010

Dari Data di atas dapat disimpulkan :

1) Sosialisasi program di ketahui dan diterima oleh

masyarakat ; Sangat puas dengan persentase 67,64 %

2) Pelibatan masyarakat dalam proses pelaksanaan ; Sangat

puas dengan persentase 64,71 %

Berdasarkan hasil data diatas maka dapat dilakukan sintesa

penilaian sebagai berikut :

Tabel 6.22 Sintesa Penilaian Kepuasan Terhadap Proses Pelaksanaan

Program Relokasi

Kepuasan Masyarakat Terhadap Proses Pelaksanaan Program Relokasi

Tingkat kepuasan

Bobot

Sosialisasi program di ketahui dan diterima oleh masyarakat

Sangat Puas 5

Pelibatan masyarakat dalam proses pelaksanaan

Sangat Puas 5

Jumlah penilaian 10

Sumber : Analisis Penulis, 2010

01020304050607080

Sosialisasi program di ketahuidan diterima oleh

masyarakat

Pelibatan masyarakat dalamproses pelaksanaan

Kepuasan Masyarakat Terhadap Proses Pelaksanaan Relokasi

sangat puas

puas

cukup puas

kurang puas

tidak puas

Page 146: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan

masyarakat terhadap proses pelaksanaan program relokasi di

Kelurahan Pucangsawit adalah sebagai berikut

Â1p̜Ȭℎ官Ǵmd̜ȬdȬmÂ1p̜ȬℎãaphamǴm"5(md̜ȬdpȬ诡Ėdp1p²a̜Ȭ诡1诡1%²dmg诡Ȭ²诡Ǵh1ȬĖȬm) :100% 10010 :100% = 100%

Dari hasil perhitungan tersebut maka kepuasan masyarakat

terhadap proses pelaksanaan program relokasi adalah sebesar 100

% yang berarti bahwa masyarakat menyatakan Sangat puas.

4. Sintesa Penilaian Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap

Pelaksanaan Program Relokasi

Berdasarkan pada hasil penilaian tingkat kepuasan masyarakat

terhadap pelaksanaan program relokasi di atas, maka sintesa penilaian

dapat diketahui pada tabel berikut :

Tabel 6.23 Sintesa Penilaian Tingkan Kepuasan Masyarakat (Kelompok

Sasaran) Terhadap Pelaksanaan Program Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit

Responsifitas Masyarakat

Terhadap program Hasil analisis Penilaian Bobot

Kepuasan masyarakat terhadap hasil program

Masyarakat puas pada hasil relokasi

Berhasil 4

Kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelaksana program

Masyarakat puas pada kinerja pelaksana program

Berhasil 4

Kepuasan masyarakat terhadap proses pelaksanaan program

Masyarakat sangat puas pada proses pelaksanaan program

Sangat berhasil

5

Total 13

Sumber : Analisis penulis, 2010

Page 147: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa responsifitas

masyarakat terhadap program relokai yang dilakukan di kelurahan

pucangsawit adalah sebagai berikut Â1p̜Ȭℎ官Ǵmd̜ȬdȬmÂ1p̜ȬℎãaphamǴm"5(md̜ȬdpȬ诡Ėdp1p²a̜Ȭ诡1诡1%²dmg诡Ȭ²诡Ǵh1ȬĖȬm) :100% 1315:100% = 86.6% Dari hasil perhitungan tersebut maka kepuasan masyarakat terhadap

pelaksanaan program relokasi adalah sebesar 86.6 % yang berarti bahwa

masyarakat menyatakan sangat puas terhadap program relokai ini berarti

menunjukkan bahwa program relokasi telah sangat berhasil dalam

memberikan nilai kepuasan terhadap masyarakat penerima program

relokasi.

E. Sintesa Keberhasilan Pelaksanaan Program Relokasi di Kelurahan

Pucangsawit Kota Surakarta

Dari hasil penilaian terhadap kriteria evaluasi yang telah dilakukan

diatas maka dilakukan sintesis untuk memperoleh, tingkat keberhasilan

program relokasi di Kelurahan Pucangsawit. Berikut adalah sintesa dari

hasil pembahasan diatas ;

a. Efektifitas Program Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit

Program relokasi yang dilaksanakan di Kelurahan Pucangsawit dinilai

Sangat Efektif, karena tujuan dari program relokasi sudah tercapai

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam program yaitu

memindahkan permukiman yang ada di bantaran ke lokasi yang lebih

aman dan layak

b. Efisiensi Program Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit

Panitia pelaksana program relokasi telah menjalankan tugas dan

fungsinya dengan baik sesuai dengan petunjuk pelaksanaannya dengan

kesesuaian sebesar 93 % dan dinilai sangat berhasil.

Page 148: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Proses Pelaksanaan relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit

telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dengan tingkat

kesesuaian sebesar 87,5 % sehingga proses pelaksanaan program

relokasi dinilai sangat berhasil

Dengan Demikian maka pelaksanaan program relokasi di Kelurahan

pucangsawit di nilai sudah sangat efisien, karena semua usaha yang

dilakukan dalam pelaksanaan program relokasi yang meliputi peran

dan fungasi pelaksanaan program dan proses pelaksanaan program

dilakukan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan program relokasi.

c. Dampak Relokasi Di Kelurahan Pucangsawit

· Dampak Terhadap Perubahan Kondisi Fisik Permukiman

Program relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit secara

umum dapat memberikan perubahan yang positif dan dinilai

berhasil dalam memperbaiki kondisi fisik lingkungan yang lebih

baik dari kondisi permukiman yang kumuh.

· Dampak Terhadap Perubahan Kondisi Ekonomi Masyarakat

Program relokasi yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit belum

mampu memberikan dampak atau perubahan dalam memperbaiki

kondisi ekonomi masyarakat yang direlokasi, sehingga program

relokasi dinilai tidak berhasil dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat yang direlokasi

· Dampak Terhadap Perubahan Kondisi Sosial Masyarakat

Program relokasi yang dilakukan di kelurahan pucangsawit

memberikan dampak yang positif, karena tidak menimbulkan

tercabutnya relasi sosial yang sudah terbentuk, sehingga program

relokasi dinilai berhasil dalam mempertahankan dan meningkatkan

kondisi sosial

Page 149: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

d. Responsifitas/kepuasan terhadap program Relokasi Di Kelurahan

Pucangsawit

Kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan program relokasi adalah

sebesar 86.6 % yang berarti bahwa masyarakat menyatakan sangat

puas terhadap program relokai ini berarti menunjukkan bahwa

program relokasi telah sangat berhasil dalam memberikan nilai

kepuasan terhadap masyarakat penerima program relokasi

Page 150: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan evaluai terhadap

program relokasi yang dilaksanakan di Kelurahan Pucangsawit, dengan

menggunakan kriteria evaluasi yang dikemukakan oleh William Dunn,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Program relokasi dinilai sudah sangat berhasil dalam mencapai

tujuan program yang telah ditetapkan yaitu memindahkan

permukiman kumuh bantaran dan menjadikan lahan bantaran

menjadi lahan hijau. Dengan demikian maka program relokasi dinilai

Sangat Efektif

2. Panitia pelaksana program relokasi telah menjalankan tugas dan

fungsinya dengan baik sesuai dengan petunjuk pelaksanaannya

dengan kesesuaian sebesar 93 % dan dinilai sangat berhasil.

Kesesuaian tidak mencapai 100 % dikarenakan pada panitia

kelurahan (Pokja Kelurahan) tidak melibatkan masyarakat dalam

menyusun pelaporan pertanggungjawaban atas semua proses yang

dilaksanakan dalam program relokasi.

3. Proses Pelaksanaan relokasi yang dilakukan di Kelurahan

Pucangsawit telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan

dengan tingkat kesesuaian sebesar 87,5 % sehingga proses

pelaksanaan program relokasi dinilai sangat berhasil tingkat

keberhasilan yang tidak 100 % karena dalam proses pelaksanaan

pada tahap pelaporan tidak melibatkan masyarakat. Dalam proses

pelaksanaan juga telah mempertimbangkan prinsip-prinsip relokasi

sehingga dengan proses dan mekanisme tersebut pelaksanaan

relokasi berjalan lancar tanpa adanya konflik.

Page 151: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

4. Dari aspek fisik, program relokasi yang dilakukan di Kelurahan

Pucangsawit secara umum dapat memberikan perubahan yang positif

dan dinilai berhasil dalam memperbaiki kondisi fisik lingkungan

yang lebih baik dari kondisi permukiman yang kumuh. Kondisi ini

dapat terlihat dari hasil penelitian berikut :

§ Status kepemilikan lahan meningkat menjadi 100% masyarakat

yang direlokasi mempunyai status kepemilikan lahan berupa

Sertifikat hak milik

§ Kondisi rumah mengalami peningkatan kualitasnya

dibandingkan dengan kondisi sebelum direlokasi yaitu

meningkat 50 %. Setelah direlokasi 76,47 % kondisi rumah

dalam kondisi yang baik.

§ Kondisi prasarana lingkungan permukiman seperti air bersih,

sanitasi, jalan, listrik mengalami peningkatan yang signifikan

setelah direlokasi.

§ Untuk aksesibilitas pada lokasi permukiman yang sekarang

dinilai sulit dan mengalami penurunan yang signifikan di

bandingkan pada lokasi permukiman lama. Setelah direlokasi

79,41 % menyatakan lokasi kurang aksesibel.

5. Dari aspek ekonomi, program relokasi yang dilakukan di Kelurahan

Pucangsawit belum mampu memberikan dampak atau perubahan

dalam memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat yang direlokasi,

sehingga program relokasi dinilai tidak berhasil dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat yang direlokasi. Kondisi ini

dapat terlihat dari hasil penelitian berikut:

§ Pendapatan masyarakat yang direlokasi belum mengalami

perubahan ke arah yang lebih baik, namun pendapatan

mengalami penurunan yang signifikan setelah direlokasi.

§ Pada lokasi permukiman yang sekarang juga dinilai kurang

memberikan peluang dalam memperoleh sumber penghasilan

sehingga dinilai sulit oleh 48,53 % masyarakat yang direlokasi

Page 152: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

6. Dari aspek sosial, program relokasi yang dilakukan di kelurahan

pucangsawit memberikan dampak yang positif, karena tidak

menimbulkan tercabutnya relasi sosial yang sudah terbentuk,

sehingga program relokasi dinilai berhasil dalam mempertahankan

dan meningkatkan kondisi sosial

7. Program relokasi yang dilakukan di kelurahan pucangsawit

mendapat respon kepuasan dari warga penerima program karena

adanya manfaat bagi mereka. Secara Keseluruhan masyarakat

merespon sangat puas terhadap pelaksanaan relokasi.

Respon masyarakat terhadap program relokasi adalah sebagai

berikut:

§ Pada hasil program, masyarakat memberikan respon puas

dengan prosentase 73,3 %. Repon masyarakat terhadap hasil

program yang belum di nilai sangat puas di karenakan pada

lokasi yang baru masih belum mampu dalam memberikan

perubahan terhadap peningkatan ekonomi, selain itu kondisi

aksesibilitas yang sulit juga menyulitkan masyarakat sehingga

terhadap hasil program di nilai puas

§ Pada kinerja panitia pelaksana program, masyarakat

memberikan respon puas dengan prosesntase 80 %. Repon

masyarakat terhadap kinerja pelaksana program yang belum di

nilai sangat puas di karenakan dalam pelaksanaannya panitia

masih kurang tanggap dalam merespon permasalahan

masyarakat, selain itu masyarakat juga menganggap panitia

pelaksana program kurang transparan dalam penggunaan dana

program.

§ Pada proses dan mekanisme yan dilakukan dalam pelaksanaan

program, masyarakat memberikan respon sangat puas dengan

prosentase 100 %. Proses dan mekanisme pelaksanaan

program sudah dinilai sangat puas oleh masyarakat karena

dalam proses tersebut sudah melibatkan masyarakat, sehingga

Page 153: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

masyarakat telah kembali memiliki hunian dalam permukiman

yang baru dan tidak terjadi konflik.

B. Rekomendasi

a. Rekomendasi Perbaikan Pelaksanaan Program Relokasi

Dari kesimpulan diatas, maka ada beberapa rekomendasi yang

penulis berikan sebagai masukan dalam perbaikan program relokasi

yang dilakukan di Kelurahan Pucangsawit sebagaimana yang

dibawah ini:

1. Dalam pelaksanaan program relokasi maka seharusnya pihak

yang terlibat (panitia pelaksana program) harus tanggap terhadap

permaslahan yang dihadapi masyarakat yang direlokasi.

2. Seluruh proses pelaksanaan relokasi harus memperhatikan

aspirasi masyarakat yang direlokasi dan melibatkan masyarakat

dari persiapan sampai dengan mekanisme pelaporan

pertanggungjawaban.

3. Perencanaan lokasi tujuan dari program relokasi sebaiknya

dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan cermat. Karena

hasil penelitian ini menunjukkan lokasi permukiman kurang

aksesibel. Sehingga perlu adanya Master Plan/RP4D

pembangunan perumahan di Kota Surakarta.

4. Pelaksanaan program relokasi sebaiknya tidak hanya berhenti

pada pembangunan kembali hunian yang direlokasi, akan tetapi

perlu adanya pembinaan warga pasca relokasi.

5. Perlu adanya program-program pelatihan keterampilan atau

pembinaan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memperoleh penghasilan tambahan, sehingga lokasi permukiman

yang mereka tempati sekarang bisa tumbuh menjadi permukiman

yang layak.

Page 154: EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM RELOKASI PERMUKIMAN KUMUH ... · Permukiman kumuh di Kota Surakarta biasanya dihuni oleh masyarakat miskin yang tidak mampu dalam mengakses perumahan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

b. Rekomendasi Penelitian Lanjutan

Dari Penelitian yang telah dilakukan, peneliti merasa perlu adanya

studi lanjut terkait dengan evaluasi pelaksanaan program relokasi.

Berikut adalah rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjut :

1. Pendalaman terhadap efektifitas program relokasi

2. Pendalaman terhadap efisiensi program yang tidak hanya menilai

kesesuaian dengan petunjuk pelaksanaan yang ada akan tetapi

lebih menekankan pada peran dan fungsi pelaksana program

secara lebih mendalam termasuk permasalahan-permasalahan

yang dihadapi dalam pelaksanaan program relokasi

3. Perlu adanya kajian untuk megetahui factor-faktor yang

menentukan keberhasilan ataupun penghambat dalam

pelaksanaan program relokasi.