evaluasi kinerja sistem rangka pemikul …konteks.id/p/04-100.pdf · evaluasi kinerja sistem rangka...
TRANSCRIPT
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4)
Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 37
EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BIASA (SRPMB) BAJA
YANG DIDESAIN BERDASARKAN SNI 03-1729-2002
UNTUK DAERAH BERESIKO GEMPA TINGGI DI INDONESIA
Ima Muljati
1
1Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra,
Jl.Siwalankerto 121-131 Surabaya
Email: [email protected]
ABSTRAK
Sistem Rangka Baja Pemikul Momen Biasa (SRPMB) adalah sistem struktur yang direncanakan
memiliki deformasi inelastis dan tingkat daktilitas yang relatif kecil dibandingkan sistem struktur
baja lainnya. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kinerja SRPMB baja yang didesain
berdasarkan SNI 03-1729-2002 untuk wilayah yang beresiko gempa rendah di Indonesia, berada
pada level structural stability. Meskipun struktur masih memenuhi persyaratan drift maksimum
yang ditentukan, namun beberapa komponen struktural telah mengalami kerusakan yang signifikan.
Studi ini bertujuan meneliti kinerja SRPMB baja untuk daerah di Indonesia yang beresiko gempa
tinggi. Ada tiga bangunan perkantoran dengan denah simetris yang diperiksa, yaitu bangunan 4-, 8-,
dan 12-lantai. Semua bangunan didesain sesuai SNI 03-1729-2002 dengan memperhatikan
persyaratan-persyaratan bangunan tahan gempa menurut SNI 03-1726-2002. Dengan mengacu pada
performance based design, kinerja struktur diperiksa menggunakan analisis statis pushover nonlinier
dan analisis dinamis time history nonlinier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SRPMB baja yang
didesain berdasarkan SNI 03-1729-2002 dalam penelitian ini, memiliki kinerja yang kurang baik
bila ditinjau dari parameter drift. Walaupun demikian, nilai damage index bangunan masih
memenuhi persyaratan. Bangunan juga memiliki daktilitas sesuai yang direncanakan.
Kata kunci: Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB), analisis statis pushover nonlinier,
analisis dinamis time history nonlinier, performance based design
1. PENDAHULUAN
Sistem struktural pada bangunan gedung pada umumnya dibuat untuk memikul beban-beban gravitasi. Selain itu
bangunan juga harus mampu menahan gaya lateral yang ditimbulkan oleh angin atau gempa. Semakin tinggi
bangunan, semakin besar pula pengaruh beban lateral tersebut. Untuk bangunan yang terbuat dari struktur baja
dengan ketinggian sedang (medium rise building), ada tiga jenis sistem penahan beban lateral yang lazim
dipergunakan, yaitu: sistem rangka bresing, sistem rangka penahan momen (frame structure), dan sistem ganda
(kombinasi sistem rangka ruang dan dinding geser).
Di antara ketiga sistem penahan beban lateral tersebut, Sistem Rangka Penahan Momen (SRPM) adalah yang paling
sederhana dan paling banyak digunakan di Indonesia. Pada sistem ini, beban gravitasi dan beban lateral dipikul oleh
sistem rangka ruang (yang terbentuk dari balok dan kolom) melalui mekanisme lentur. Menurut SNI 03-1729-2002,
ada empat macam SRPM, yaitu: Sistem Rangka Penahan Momen Khusus (SRPMK), Sistem Rangka Penahan
Momen Terbatas (SRPMT), Sistem Rangka Penahan Momen Biasa (SRPMB), dan Sistem Rangka Batang Pemikul
Momen Khusus (SRBPMK). Klasifikasi tersebut berdasarkan tingkat daktilitas yang diperlukan oleh masing-masing
sistem dalam memikul beban lateral. SRPMB adalah sistem yang direncanakan untuk memiliki daktilitas yang
paling rendah (sekitar 2.7) di antara SRPM yang lain. Ketika terjadi gempa rencana, SRPMB diharapkan mengalami
deformasi inelastis secara terbatas pada komponen struktur dan sambungan-sambungannya.
Menurut penelitian Muljati dan Santoso (2008), SRPMB di zona 2 wilayah kegempaan Indonesia (SNI 03-1726-
2002) memiliki kinerja pada level structural stability limit state (SEAOC, 2001). Komponen struktural telah
mengalami kerusakan yang signifikan, tetapi masih memenuhi persyaratan simpangan antar lantai. Melanjutkan
penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja SRPMB di wilayah 6 peta gempa Indonesia yang
direncanakan sesuai SNI 03-1729-2002.
2. STRUKTUR YANG DITINJAU
Sebagai studi kasus, dipilihlah tiga bangunan perkantoran berdenah simetris dengan jarak portal 6 meter, masing-
masing 4-, 8- dan 12-lantai untuk mewakili medium rise building (Gambar 1). Tinggi lantai pertama diambil 4.00
Ima Muljati
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 38
meter sedangkan tinggi lantai-lantai di atasnya diambil 3.50 meter (Gambar 2). Orientasi penampang kolom
diletakkan seragam dengan sumbu kuat penampang sejajar dengan sumbu-y agar dapat dievaluasi secara spesifik
terhadap sumbu-x saja. Kekakuan struktur dalam arah-y diasumsikan lebih besar dibanding arah-x dengan cara
memberikan bresing pada portal A dan F, di antara as-3 dan -4, dari lantai pertama hingga atap. Dengan demikian
respon ragam yang pertama berupa translasi dalam arah-x. Struktur diasumsikan berdiri di atas tanah lunak di
wilayah 6 peta gempa Indonesia.
Gambar 1. Denah bangunan yang ditinjau
Gambar 2. Potongan struktur bangunan 4-, 8- dan 12-lantai
3. DESAIN
Portal 1 sampai dengan 6 direncanakan sebagai Struktur Rangka Penahan Momen Biasa (SRPMB) sesuai SNI 03-
1729-2002. Untuk efisiensi dimensi balok dan kolom maka persyaratan pembatasan waktu getar alami fundamental
yang ditentukan dalam pasal 5.6 SNI 03-1726-2002 tidak diperhatikan. Beban mati diambil berat sendiri struktur
sedangkan beban hidup diambil untuk gedung perkantoran sesuai Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung
(1983). Beban gempa diambil sesuai respon spektrum untuk wilayah 6 peta gempa Indonesia menurut SNI 03-1726-
2002 yang diekivalenkan menjadi beban statis ekivalen.
Struktur dimodelkan secara 3D menggunakan program ETABS v9.0.7 (Wilson, 1995). Kombinasi pembebanan
yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
5 @ 6.00
A B C D E F
1
2
3
4
5
6
5 @
6.0
0
x
y
5 @ 6.00
A B C D E FA B C D E F
1
2
3
4
5
6
5 @
6.0
0
x
y
± 0.00
+ 4.00
+ 7.50
+ 11.00
+ 14.50
+ 18.00
+ 21.50
+ 25.00
+ 28.50
+ 32.00
+ 35.50
+ 39.00
+ 42.50
± 0.00
+ 4.00
+ 7.50
+ 11.00
+ 14.50
+ 18.00
+ 21.50
+ 25.00
+ 28.50
+ 32.00
+ 35.50
+ 39.00
+ 42.50
Evaluasi Kinerja Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) Baja Yang Didesain Berdasarkan SNI 03-1729-2002
Untuk Daerah Beresiko Gempa Tinggi Di Indonesia
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 39
1
2
3
4
1.4
1.2 1.6
1.2 0.5
0.9
U D
U D L
U D L E
U D E
=
= +
= + ±
= ±
(1)
dimana D adalah beban mati, L adalah beban hidup, dan E adalah beban gempa. Komponen-komponen struktur
direncanakan sesuai desain kapasitas (load and resistance factor design) dimana pengaruh aksi terfaktor (Ru) tidak
boleh melebihi kapasitas penampang yang diperoleh dengan mengalikan kuat nominal komponen (Rn) dengan faktor
reduksi (φ) sesuai persamaan:
u nR Rφ≤ (2)
Kecukupan kapasitas komponen balok diperiksa terhadap persamaan interaksi lentur dan geser sesuai pasal 8.9.3
SNI 03-1729-2002:
0.625 1.375u u
n n
M V
M Vφ φ+ ≤ (3)
dimana Mu dan Vu adalah momen dan gaya lintang ultimit, Mn dan Vn adalah momen dan gaya lintang nominal
penampang dan φ adalah faktor reduksi. Selanjutnya, komponen kolom diperiksa terhadap persamaan interaksi
lentur dan gaya aksial sesuai pasal 7.4.3.3 SNI 03-1729-2002:
Untuk Nu/(φNn) < 0.2: 1.002
uyu ux
n b nx b ny
MN M
N M Mφ φ φ+ + ≤ (4a)
Untuk Nu/(φNn) ≥ 0.2: 8
1.009
uyu ux
n b nx b ny
MN M
N M Mφ φ φ
+ + ≤
(4b)
dimana Nu dan Nn adalah gaya aksial terfaktor dan kuat nominal penampang terhadap gaya aksial, Mux dan Muy
adalah momen lentur terfaktor terhadap sumbu-x dan -y, Mnx dan Mny adalah kuat nominal lentur penampang
terhadap sumbu-x dan -y, sedangkan φb adalah faktor reduksi kuat lentur diambil 0.90.
Hasil desain komponen balok dan kolom beserta nilai interaksinya dapat dilihat pada Tabel 1.
4. ANALISIS
Kinerja struktur pada level gempa tertentu ditentukan melalui analisis statis pushover nonlinier menggunakan
program ETABS v9.0.7 dan analisis dinamis time history nonlinier menggunakan program RUAUMOKO 3D (Carr,
2001) dengan beban gempa berperiode ulang 100-, 500- dan 1000-tahun untuk merepresentasikan gempa kecil,
sedang dan besar. Parameter yang dipergunakan adalah simpangan antar lantai (displacement), rasio simpangan
antar lantai (drift), lokasi sendi plastis (untuk menentukan mekanisme keruntuhan) dan indeks kerusakan (damage
index). Hubungan momen-kurvatur pada lokasi-lokasi yang direncanakan mengalami sendi plastis dibuat dengan
bantuan program XTRACT v3.0.5 (Chadwell, 2002).
Hasil analisis pushover nonlinier merupakan respon maksimum struktur, sedangkan hasil analisis time history
nonlinier merupakan respon maksimum struktur selama response history yang ditinjau. Displacement dan drift
untuk ketiga bangunan ditunjukkan secara grafis pada Gambar 3. Notasi PO dan TH yang diikuti angka 100, 500,
dan 1000 menunjukkan analisis pushover dan time history untuk gempa 100-, 500-, dan 1000-tahun.
Jika ditinjau dari parameter displacement dan drift, dapat dilihat bahwa untuk gempa 100-tahun kedua analisis
memberikan hasil yang relatif sama. Sedangkan untuk gempa 500- dan 1000-tahun, kedua analisis memberikan
kecenderungan yang berbeda. Pushover cenderung memberikan hasil displacement yang lebih besar dibandingkan
time history. Akan tetapi jika ditinjau dari parameter drift, pushover cenderung memberikan hasil yang lebih kecil
dibandingkan time history terutama pada lantai-lantai atas. Besarnya nilai drift pada lantai-lantai atas disebabkan
oleh pemilihan dimensi kolom yang relatif kecil dibandingkan kolom di bawahnya.
Ima Muljati
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 40
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
La
nta
i
Displacement (m)
8-Lantai
PO-100
TH-100
PO-500
TH-500
PO-1000
TH-1000 0
1
2
3
4
5
6
7
8
0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00%
La
nta
i
Drift (%)
8-Lantai
PO-100
TH-100
PO-500
TH-500
PO-1000
TH-1000
0123456789
101112
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
La
nta
i
Displacement (m)
12-Lantai
PO-100
TH-100
PO-500
TH-500
PO-1000
TH-1000 0123456789
101112
0.00% 1.00% 2.00% 3.00% 4.00%
La
nta
i
Drift (%)
12-Lantai
PO-100
TH-100
PO-500
TH-500
PO-1000
TH-1000
0
1
2
3
4
0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00% 2.50%
La
nta
i
Drift (%)
4-Lantai
PO-100
TH-100
PO-500
TH-500
PO-1000
TH-1000
0
1
2
3
4
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
La
nta
i
Displacement (m)
4-Lantai
PO-100
TH-100
PO-500
TH-500
PO-1000
TH-1000
Tabel 1. Dimensi balok dan kolom beserta nilai interaksi maksimum
Eksterior Interior Eksterior Interior Sudut
1 0.96 400.400.15.15 0.94
2 0.941 300.300.12.12 0.94
3 400.200.8.13 500.200.11.19 0.856 350.350.13.13 350.350.10.16 250.250.11.11 0.90
4 350.175.6.9 1.185 200.200.12.12 0.75
1 0.958 0.93
2 1.064 400.400.18.18 0.84
3 1.091 400.400.14.22 0.90
4 1.029 400.400.16.16 0.78
5 1.107 350.350.16.16 0.80
6 0.994 300.300.9.14 0.85
7 1.137 300.300.12.12 0.87
8 350.175.6.9 350.175.7.11 400.200.7.11 0.982 200.200.8.12 0.84
1 0.858 400.400.18.28 0.95
2 0.997 0.96
3 1.082 0.84
4 1.088 0.93
5 1.14 0.89
6 1.121 400.400.15.15 0.93
7 500.200.11.19 1.097 350.350.12.19 0.98
8 500.200.10.16 1.071 350.350.10.16 0.91
9 1.038 350.350.13.13 0.84
10 0.91 300.300.11.17 0.71
11 1.056 250.250.9.14 0.84
12 350.175.6.9 0.955 200.200.12.12 0.70250.250.11.11
Kolom Interaksi
Maksimum
400.400.13.21
400.400.18.18
350.350.19.19
350.350.12.19
300.300.10.15
400.400.30.50
400.400.20.35
400.400.21.21
400.400.18.28
400.400.16.24
400.400.21.21
400.400.18.18
350.350.16.16
350.350.15.15
250.250.11.11
400.400.21.21
350.350.19.19
300.300.9.14
400.400.20.35
400.400.18.28
350.175.7.11 400.200.7.11
300.150.5,5.812-lantai
600.200.11.17 600.200.12.20
600.200.11.17 600.200.11.17
500.200.10.16 600.200.10.15
450.200.9.14
450.200.8.12 500.200.9.14
Interaksi
Maksimum
8-lantai300.150.5,5.8
350.175.7.11
500.300.11.15
500.200.11.19
500.200.9.14
400.200.7.11
300.150.5,5.8450.200.8.13 500.300.11.15
4-lantai
BangunanLantai
ke-Balok Anak
Balok Induk
Gambar 3. Displacement dan drift
Evaluasi Kinerja Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) Baja Yang Didesain Berdasarkan SNI 03-1729-2002
Untuk Daerah Beresiko Gempa Tinggi Di Indonesia
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 41
Selain displacement dan drift, analisis pushover dan time history juga dapat memberikan informasi mengenai
damage index (DI) di setiap lokasi yang direncanakan mengalami sendi plastis. Parameter damage index ini
didefinisikan sebagai rasio daktilitas maksimum yang terjadi, µm dengan daktilitas ultimit, µu yang dapat dinyatakan
dalam persamaan:
1
1
m
u
DIµ
µ
−=
− (5)
Analisis pushover tidak dapat memberikan nilai DI secara eksak seperti halnya time history, melainkan berupa
kisaran nilai. Menurut FEMA 350 (2000), leleh pertama terjadi jika nilai DI kurang dari 0.1. Sedangkan untuk
kondisi batas immediate occupancy, life safety, dan structural stability berturut-turut memiliki nilai DI maksimum
sebesar 0.33, 0.50, dan 1.00. Lokasi sendi plastis yang dihasilkan oleh pushover dan time history untuk bangunan 4-,
8-, dan 12-lantai berturut-turut dapat dilihat pada Gambar 4 – 6.
PO-100
PO-500
PO-1000
TH-100
TH-500
TH-1000
Gambar 4. Lokasi sendi plastis pada bangunan 4-lantai
PO-100
PO-500
PO-1000
TH-100
TH-500
TH-1000
Gambar 5. Lokasi sendi plastis pada bangunan 8-lantai
Ima Muljati
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 42
PO-100
PO-500
PO-1000
TH-100
TH-500
TH-1000
Gambar 6. Lokasi sendi plastis pada bangunan 12-lantai
Dari kedua analisis terlihat bahwa time history berhasil mendeteksi sendi plastis yang lebih banyak dibandingkan
pushover. Hal ini realistis mengingat time history dihasilkan dari beban dinamis yang memungkinkan bangunan
mengalami pelelehan berulang pada satu lokasi tertentu. Pelelehan yang berulang menyebabkan bangunan
mengalami disipasi energi yang semakin besar pula. Sendi plastis juga terjadi pada kolom-kolom lantai atas. Hal ini
sesuai dengan displacement dan drift yang telah ditunjukkan pada Gambar 3 di atas.
5. EVALUASI KINERJA BANGUNAN
Kinerja bangunan dinilai memenuhi persyaratan apabila parameter drift dan damage index memenuhi batasan yang
ditentukan dalam perencanaan berbasis kinerja (performance based design). Dalam penelitian ini batasan drift
ditentukan sesuai VISION 2000 (SEAOC, 1995), sedangkan batasan damage index ditentukan sesuai rekomendasi
FEMA 350 (2000). Matrik kinerja struktur berdasarkan drift dan damage index ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3.
Berdasarkan parameter drift, semua bangunan cenderung mengalami drift yang lebih besar daripada yang
diharapkan (area abu-abu pada Tabel 2 dan 3), baik untuk gempa kecil, sedang, maupun besar. Bahkan untuk level
gempa rencana (periode ulang 500-tahun), analisis time history mendeteksi adanya drift yang sangat besar melebihi
2.50% pada bangunan 8- dan 12-lantai. Walaupun demikian, damage index semua bangunan masih relatif kecil
(Tabel 4), yaitu pada level immediate occupancy limit state.
Analisis pushover menunjukkan bahwa daktilitas struktur yang terjadi masih lebih kecil daripada yang
direncanakan, yaitu sebesar 2.7. Ini menunjukkan bahwa bangunan masih dapat mempertahankan kekuatan dan
stabilitasnya dengan cukup baik.
Evaluasi Kinerja Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) Baja Yang Didesain Berdasarkan SNI 03-1729-2002
Untuk Daerah Beresiko Gempa Tinggi Di Indonesia
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 43
Tabel 2. Matrik kinerja struktur berdasarkan parameter drift (%)
Immediate
Occupancy Life Safety Structural Stability Unacceptable
Periode
Ulang
Gempa
Bangunan
PO TH PO TH PO TH PO TH
4-lantai 0.95 1.03
8-lantai 0.91 1.32 100-
tahun 12-lantai 0.90 1.31
4-lantai 1.60 1.98
8-lantai 1.73 2.93 500-
tahun 12-lantai 1.84 2.69
4-lantai 2.10 2.25
8-lantai 2.29 3.40 1000-
tahun 12-lantai 2.56 3.23
Drift maksimum (%) < 0.50 0.50 – 1.50 1.50 – 2.50 > 2.50
Tabel 3. Matrik kinerja struktur berdasarkan parameter damage index
Immediate
Occupancy Life Safety Structural Stability Unacceptable
Periode
Ulang
Gempa
Bangunan
PO TH PO TH PO TH PO TH
4-lantai * 0.01
8-lantai * 0.02 100-
tahun 12-lantai * 0.02
4-lantai * 0.03
8-lantai * 0.05 500-
tahun 12-lantai * 0.05
4-lantai * 0.04
8-lantai * 0.07 1000-
tahun 12-lantai * 0.06
Damage index
maksimum 0.10 – 0.33 0.33 – 0.50 0.50 – 1.00 > 1.00
6. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SRPMB baja yang didesain berdasarkan SNI 03-1729-2002 dalam penelitian
ini memiliki kinerja yang kurang baik bila ditinjau dari parameter drift. Walaupun demikian, nilai damage index
bangunan masih memenuhi persyaratan dan bangunan memiliki daktilitas yang cukup sesuai dengan yang
direncanakan.
7. UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini dapat terlaksana dengan baik berkat kerjasama beberapa pihak. Untuk itu penulis berterima kasih
kepada Saudara Dedy Pramono, Saudara Stephen, dan Bapak Hasan Santoso.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-
2002, Departemen Pekerjaan Umum. Bandung.
Muljati, I dan Santoso, H. (2008). Performance of Ordinary Moment-Resisting Frames in Low Seismic Area
Designed Based on Indonesian Steel Building Code SNI 03-1729-2002. International Conference on
Earthquake Engineering and Disaster Mitigation 2008, Jakarta, Indonesia.
Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-
1726-2002, Departemen Pekerjaan Umum. Bandung.
Structural Engineers Association of California. (1995). Vision 2000 Progress Report. California.
Departemen Pekerjaan Umum. (1983). Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Departemen
Pekerjaan Umum Bandung. .
Ima Muljati
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 44
Wilson, E.L. (1995). Three Dimensional Dynamic Analysis of Structures with Emphasis on Earthquake
Engineering. Computer and Structures, Inc. Berkeley. California.
Chadwell, C. dan Imbsen and Associates. (2002). Program XTRACT v3.0.5.
Carr, Athol J. (2001). RUAUMOKO, Inelastic dynamic analysis, 3-dimensional version. New Zealand: University
of Canterbury.
SAC Joint Venture (2000). FEMA-350, Recommended seismic design criteria for new steel moment-frame
buildings. California: Federal Emergency Management Agency.