evaluasi kebijakan penanganan dampak pertambangan timah...
TRANSCRIPT
132
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa pernyataan yaitu
sebagai berikut :
1. Pada umumnya masyarakat di daerah penelitian sangat mengetahui tentang
kerusakan lingkungan akibat penambangan timah serta adanya kewajiban
untuk melakukan reklamasi. Namun biaya yang cukup besar serta
kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan kewajiban rehabilitasi
lahan menjadi penyebab mengapa kebijakan reklamasi belum efektif.
Selain itu pemerintah daerah juga belum melakukan pendampingan secara
langsung di lapangan untuk melakukan reklamasi/rehabilitasi lahan.
2. Terjadinya kasus tumpang tindih lahan antara wilayah pertambangan dan
wilayah peruntukan lahan lainnya (perkebunan sawit dan hutan lindung)
masih terjadi di daerah penelitian. Penetapan Wilayah Pertambangan
Rakyat (WPR) sebagai solusi terhadap permasalahan tersebut belum bisa
dikatakan efektif. Salah satu penyebab utamanya karena dokumen Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belitung Timur masih dalam
tahap untuk disahkan. Sehingga belum ada acuan resmi peruntukan lahan
di Kabupaten Belitung Timur.
3. Kegiatan pelatihan “Good Mining Practise” yang dilakukan oleh
pemerintah daerah Kabupaten Belitung Timur belum diikuti oleh tindak
lanjut dari masyarakat. Masyarakat belum menerapkan prinsip-prinsip
yang ada pada materi pelatihan tersebut, salah satunya adalah kewajiban
untuk melakukan rehabilitasi lahan pasca-tambang. Pemerintah daerah
juga tidak melakukan pengawasan dan pelindungan di lapangan kepada
masyarakat. Sehingga kegiatan ini juga belum bisa dikatakan efektif.
4. Pendidikan, pendapatan dan pengetahuan terhadap kegiatan penambangan
menjadi faktor yang berpengaruh terhadap sikap masyarakat untuk
menindaklanjuti kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah daerah
EVALUASI KEBIJAKAN PENANGANAN DAMPAK PERTAMBANGAN TIMAHRAKYAT DI KECAMATAN DAMAR, KABUPATEN BELITUNG TIMURROSITAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
133
sebagai solusi terhadap dampak akibat pertambangan timah rakyat di
Kabupaten Belitung Timur.
5. Berdasarkan evaluasi penilaian implemetasi kebijakan, dapat disimpulkan
bahwa kebijakan reklamasi, Good Mining Practice dan penetapan WPR
belum efektif dalam menangani dampak pertambangan timah rakyat di
Kecamatan Damar, Kabupaten Bangka Belitung, Hal ini mengindikasikan
bahwa efektivitas, responsivitas dan ketepatan dalam implementasi
kebijakan belum mengakomodir solusi bagi permasalahan yang timbul
pada kegiatan pertambangan.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan baik dari data sekunder
maupun dari pengamatan lapangan dan pengumpulan data primer serta berbagai
pustaka, diperoleh informasi yang sangat berguna sebagai bahan masukan yang
dapat digunakan sebagai bahan penilaian terhadap proses penerapan kebijakan-
kebijakan yang dilakukan oleh pemeintah daerah Kabupaten Belitung terkait
upaya penanganan dampak dari adanya kegiatan penambangan timah rakyat.
Timah yang merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui,
jika dilakukan pengambilan biji timah secara terus menerus, nantinya kandungan
biji timah di dalam perut bumi akan sangat cepat habis. Sementara itu masyarakat
maupun pihak pemerintah belum memikirkan apa yang akan menjadi pengganti
jika sumberdaya alam tersebut habis. Oleh karena itu, diperlukanlah suatu
peraturan yang tegas terhadap eksploitasi biji timah secara besar-besaran. Perlu
ditanamkan kesadaran kepada masyarakat terutama kepada para penambang akan
pentingnya pembangunan yang berkelanjutan untuk daerah yang memiliki potensi
sumberdaya alam guna kelangsungan hidup generasi berikutnya. Jika hal ini
ditanamkan kepada masyarakat tentunya tidak akan terjadi eksploitasu besar-
besarn dalam pemanfaatan biji timah meskipun akan mendapatkan keuntungan
yang besar pula.
Kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah
hendaknya diikuti oleh adanya tindakan tegas oleh aparatur keamanan di ranah
EVALUASI KEBIJAKAN PENANGANAN DAMPAK PERTAMBANGAN TIMAHRAKYAT DI KECAMATAN DAMAR, KABUPATEN BELITUNG TIMURROSITAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
134
pertambangan rakyat di Kabupaten Belitung Timur. Adanya tindakan tegas di
lapangan menjadi pengikat bagi masyarakat, khususnya masyarakat penambang,
untuk tidak melakukan kegiatan penambangan secara ilegal (tidak memiliki izin
dan dilakukan di wilayah yang tidak diperbolehkan pemerintah daerah).
Selain itu pemerintah daerah juga akan lebih baik jika melakukan
pengawasan dan pendampingan di lapangan terkait kewajiban melakukan
rehabilitasi lahan pada lahan pertambangan yang sudah selesai dikerjakan. Latar
pendidikan masyarakat menjadi faktor mengapa pemerintah harus lebih telaten
dalam menanamkan kesadaran serta bimbingan kepada masyarakat agar
kebijakan-kebijakan tersebut dapat dijalankan oleh masyarakat dengan efektif.
Reklamasi lahan bekas tambang tidak harus menjadi tanggung jawab pemerintah
saja, melainkan juga harus menjadi tanggung jawab masyarakat terutama pihak
yang terlibat langsung dengan kegiatan penambangan. Pihak pengusaha
hendaknya ikut mendukung pelaksanaan pengembangan wilayah baik berupa
sumbangan pemikiran maupun teknis operasional di lapangan.
Akhirnya untuk semua jenis kebijakan-kebijakan yang telah ada perlu
diterapkan secara konsisten. Kekonsistenan menjadi tonggak sebuah tujuan dapat
tercapai meskipun proses yang ada berjalan sedikit lambat. Proses untuk mencapai
tujuan yang berjalan lambat disebabkan karena kegiatan penambangan timah telah
berlangsung sangat lama, sehingga kerusakan yang ditimbulkan pun bukan lagi
kerusakan kecil. Perlu adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait, tidak hanya
dari pemerintah daerah saja. Pemerintah daerah telah memfasilitasi dengan
dibuatnya kebijakan-kebijakan yang ada, dan hal ini perlu didukung penuh oleh
pihak-pihak lainnya.
EVALUASI KEBIJAKAN PENANGANAN DAMPAK PERTAMBANGAN TIMAHRAKYAT DI KECAMATAN DAMAR, KABUPATEN BELITUNG TIMURROSITAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/