evaluasi gerakan sayang ibu ( kajian terhadap · pdf filekasus kematian ibu maternal ... tabel...

140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Banjarsari Surakarta) Disusun oleh : Nama : Tiyas Nur Haryani NIM : D0107099 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: hoangtu

Post on 20-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU

( Kajian Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam

Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Banjarsari Surakarta)

Disusun oleh :

Nama : Tiyas Nur Haryani

NIM : D0107099

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti N., M.Si

NIP. 196108251986012001

Page 3: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Page 4: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Á Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah)

dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang

yang sabar (Q.S Al-Baqarah: 153)

Á Yakin, Usaha, Sampai (Himpunan Mahasiswa Islam)

Á Ini soal kuat tidaknya menghadapi tantangan dan tekanan (Ariyati

Kartika)

Á At least, aku sudah berusaha (Rut Dian Sandra)

Á Jika yang lain bisa, aku pun harus bisa (Penulis)

Á Nothing to lose ( M. Fadly Mubarok)

Á Manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menuntukan (Penulis)

Page 5: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya tugas akhir jenjang Strata 1 ini saya persembahkan untuk:

à Masa depanku

à Ibu, Ayah dan Adikku tercinta atas doa dan semua dukungannya

yang selalu mengiringi setiap langkahku dan tujuanku

à Segenap keluarga besar Samsu Harso Wiyono dan Suyatmin, atas

dukungan yang selama ini telah diberikan

à Almamaterku di Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UNS

Page 6: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Puji syukur atas segala nikmat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Evaluasi Gerakan Sayang Ibu (Kajian Terhadap Pemenuhan

Kebutuhan Gender dalam Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Banjarsari

Surakarta). Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi S1 di Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Jurusan

Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas

Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak,

maka pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima

kasih dan penghargaan khusus kepada:

1. Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti N., M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi selama penyusunan

skripsi ini;

2. Rina Herlina Haryani, S.Sos, M.Si, selaku pembimbing akademik yang

turut memberikan bimbingan, arahan dan motivasi selama proses belajar

dan penyusunan skripsi ini;

3. Rino A. Nugroho, S.Sos, M. TI yang telah memberikan dukungan moril,

bimbingan dalam skripsi ini, dan banyak pengalaman kepada penulis

selama proses belajar di Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP

UNS;

4. Staf Kesmas Kecamatan Banjarsari dan seluruh Kader Gerakan Sayang

Ibu (GSI) serta masyarakat sasaran GSI di wilayah Kecamatan Banjarsari

yang berkenan memberikan informasi kepada penulis;

5. Ibu, Bapak, Adikku yang selalu mencurahkan kasih sayang, semangat,

dukungan dan doa kepada penulis;

Page 7: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

6. Keluarga besar mahasiswa Ilmu Administrasi Negara khususnya angkatan

2007 terimakasih untuk kebersamaan dan berbagi ilmunya dari awal

sampai akhir penyelesaian skripsi ini;

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang turut

memberikan dukungan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan pada diri penulis.

Oleh karena itu, saran dan kritik membangun penulis harapkan demi perbaikan ke

depannya. Sebagai kata penutup, penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang menggunakan hasil penelitian ini.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 8: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………...………………………………………………...... i

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………………...... ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….………………………………………………...... iii

MOTTO ……………………………...………………………………………………...... iv

PERSEMBAHAN …………………...………………………………………………...... v

KATA PENGANTAR ……………….………………………………………………...... vi

DAFTAR ISI ………………………...………………………………………………...... viii

DAFTAR GAMBAR ………………..………………………………………………...... x

DAFTAR TABEL …………………...………………………………………………...... xi

ABSTRAK …………………………..………………………………………………...... xiii

ABSTRACT …………………………………………………………………………...... xiv

BAB I PENDAHULUAN …………...………………………………………………...... 1

A. Latar Belakang ……..………………………………………………..............

1

B. Rumusan Masalah ….………………………………………………..............

6

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….................

6

D. Manfaat Penelitian ………………….……………………………..............

7

E. Tinjauan Pustaka …………………………………………………..............

7

1. Konsep Kesehatan Reproduksi Perempuan ……………………..........

7

2. Kebijakan-Kebijakan Strategis Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

9

3. Faktor Elemen Dasar Keselamatan Ibu ………………………………

14

4. Evaluasi Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam Gerakan Sayang Ibu

(GSI) ………………………………………………………………….

21

5. Relevansi Penelitian ………..……………………………………...…

30

6. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ………….…….……..

34

7. Kerangka Berfikir ………………………..……………...……………

35

F. Metode Penelitian ……………...…………………………………………..

37

1. Jenis Penelitian ……………………………..………………………..

37

2. Lokasi Penelitian ……………………………………………………...

38

Page 9: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

3. Jenis dan Sumber Data …………………………………………...…...

39

4. Desain Penelitian …………………………………...………………..

40

5. Teknik Penarikan Sampel …………...………………………………..

41

6. Teknik Pengumpulan Data …..……………………………………......

42

7. Aspek yang Dianalisis ………………………………………………..

43

8. Validitas Data ………………….………………………………...…...

45

9. Teknik Analisis Data ………………………….………………...…...

46

BAB II DESKRIPSI LOKASI ………………………………………………………….. 50

A. Situasi Umum ……………………………………………………….……..

51

1. Kondisi Geografis …………………………………….................…...

51

2. Kondisi Demografis ……………………………………….................

51

B. Situasi Khusus …………………………………………………………….

55

1. Kasus Kematian Ibu Maternal di Kecamatan Banjarsari ……………

55

2. Potensi Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan dan Pertolongan Persalinan

di Kecamatan Banjarsari ……………………………….……………..

56

3. Pendataan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas …………..………...……...

59

4. Deskripsi Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Banjarsari ……………

60

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBAHASAN …………...……… 63

A. Elemen Dasar Keselamatan Ibu ……………………………………….....

64

1. Faktor Primer Keselamatan Ibu …………………………………........

65

2. Faktor Sekunder Keselamatan Ibu …………………………................

84

B. Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan

Banjarsari Surakarta ………………………………….…………...............

99

BAB IV PENUTUP ……...……………………………………………………………... 120

A. Kesimpulan ……………………………………...………………………...

120

B. Saran …………………………………………..……………………..........

124

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kematian Maternal di Kota Surakarta……………………………...…...... 3

Gambar 1.2 Faktor- Faktor Sebab Kematian Ibu Maternal ……………………...…..... 17

Gambar 1.3 Kerangka Berfikir ………………………………………………...……… 36

Gambar 1.4 Aspek yang Dianalisis ………………………………………………...…. 44

Gambar 1.5 Model Analisis Interaktif ………………………………………………… 48

Gambar 2.1 Susunan Satgas Gerakan Sayang Ibu Tingkat Kecamatan ……….…….... 61

Gambar 3.1 Time Line Waktu Rujukan Kasus 104 ( Kel. Kadipiro) …………………. 95

Gambar 3.2 Time Line Waktu Rujukan Kasus 103 ( Kel. Kadipiro) …………………. 95

Gambar 3.3 Time Line Waktu Rujukan Kasus 106 ( Kel. Kadipiro) …………………. 96

Gambar 3.4 Time Line Waktu Rujukan Kasus 102 ( Kel. Gilingan) …………………. 96

Gambar 3.5 Kategori Pemetaan Ibu Hamil (Bumil) …………………………………... 104

Gambar 3.6 Struktur Pencatatan dan Pelacakan ………………………………………. 105

Page 11: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Kebutuhan Praktis dan Strategis Gender …………………… 29

Tabel 1.2 Matrik Relevansi Penelitian Gerakan Sayang Ibu ……………..…...…..... 33

Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil Analisis …………………………… 48

Tabel 1.4 Matrik Teknik Analisis Berdasarkan Aspek yang Dianalisis ……………. 49

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 ………………………………………

52

Tabel 2.2 Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat

Pendidikan di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 ……………………….

53

Tabel 2.3 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf Menurut

Jenis Kelamin di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 …………………….

54

Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Kecamatan Banjarsari Umur 10 Tahun ke Atas

Menurut Mata Pencaharian Tahun 2009 …………………………………

55

Tabel 2.5 Jumlah Kematian Ibu Maternal di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 …. 56

Tabel 2.6 Sarana dan Prasarana Kesehatan Kecamatan Banjarsari ………………… 57

Tabel 2.7 Jumlah dan Presentase Ibu Hamil Resiko Tinggi Dirujuk Menurut

Puskesmas di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 ………………...……...

58

Tabel 2.8 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kecamatan

Banjarsari Menurut Puskesmas Tahun 2009 ……………………………..

59

Tabel 2.9 Jumlah Ibu Hamil Bersalin dan Nifas di Kecamatan Banjarsari Per

Februari 2011 ……………………………………………………………..

60

Tabel 2.10 Pembentukan Satgas GSI Masing-Masing Kelurahan di Kecamatan

Banjarsari Surakarta ……………………………………………………...

62

Tabel 3.1 Identifikasi Kasus Ibu Meninggal di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 .. 64

Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan dan Persalinan Buruk di

Kecamatan Banjarsari …………………………………………………….

69

Tabel 3.3 Identitas Ibu Meninggal di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 …………. 72

Tabel 3.4 ANC yang dilakukan Bumil di Kecamatan Banjarsari …………………... 75

Page 12: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Tabel 3.5 Penyebab Kematian, Tempat Kematian Ibu dan Penolong Persalinan

Kematian Ibu Maternal di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 …………..

76

Tabel 3.6 Tingkat Pendidikan Ibu Bersalin Meninggal Menurut Puskesmas di

Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 ……………………………………

80

Tabel 3.7 Matrik Hasil Penelitian Faktor Primer Elemen Dasar Keselamatan Ibu … 97

Tabel 3.8 Matrik Hasil Penelitian Faktor Sekunder Elemen Dasar Keselamatan Ibu 98

Tabel 3.9 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Gender Kebijakan GSI di Kecamatan

Banjarsari …………………………………………………………………

101

Tabel 3.10 Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Gender Kebijakan GSI di Kelurahan

Keprabon …………………………………………………………………

102

Tabel 3.11 Besaran Dana Sosial Bersalin (Dasolin) …………………………………. 106

Tabel 3.12 Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam GSI oleh Petugas Antara Teori

dan Praktek ……………………………………………………………….

108

Tabel 3.13 Karakteristik Responden ………………………………………………… 109

Tabel 3.14 Kecenderungan Intensitas Pemeriksaan ANC, Pilihan Tempat Persalinan

dan Pemenuhan Gizi ……………………………………………………...

111

Tabel 3.15 Kecenderungan Pola Pengambilan Keputusan dalam Keluarga ………… 112

Tabel 3.16 Kecenderungan Pola Relasi Gender Perawatan Kesehatan Kehamilan

dalam Keluarga …………………………………………………………...

113

Tabel 3.17 Kecenderungan Perencanaan Kehamilan oleh Keluarga ………………… 115

Tabel 3.18 Kecenderungan Persiapan Kehamilan dan Persalinan dalam Keluarga …. 116

Tabel 3.19 Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam Keluarga ………………………… 118

Page 13: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRAK Tiyas Nur Haryani. D0107099. Evaluasi Gerakan Sayang Ibu (Kajian Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Banjarsari Surakarta). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Permasalahan kematian ibu maternal pada dasarnya tidak mencakup ranah medis saja, faktor non medis turut memberikan pengaruh sebab terjadinya kematian ibu. Indonesia telah mengupayakan berbagai hal untuk menurunkan AKI. Salah satunya melalui Gerakan Sayang Ibu (GSI). Kota Surakarta tahun 2009, terjadi peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) secara tajam, hal tersebut tidak luput adanya perbaikan sistem Audit Maternal Prenatal (AMP) di Kota Surakarta, sehingga diusahakan seluruh kasus kematian ibu data dilacak dan dicatat. Tujuan penelitian yaitu melihat sebab kematian ibu dilihat dari elemen dasar keselamatan ibu dan analisis kebutuhan gender praktis dan strategis dalam GSI di Kecamatan Banjarsari Surakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dukungan data kualitatif dan kuantitatif. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive area, Kota Surakarta diambil karena pada tahun 2009 terjadi peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 153,82 per 100.000 kelahiran hidup dari sebelumnya 49,1 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Kecamatan Banjarsari diambil karena dipandang memiliki AKI yang tinggi dibanding empat kecamatan yang lain. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui focus group discussion, wawancara mendalam, dokumentasi dan observasi. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dan untuk penelitian survei dalam penelitian ini menggunakan 30 responden, untuk memetakan kecenderungan pemenuhan kebutuhan gender. Validitas data menggunakan triangulasi data dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama. Teknik analisis gender dalam penelitian ini menggunakan model Moser.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab kematian ibu maternal lebih disebabkan dari faktor primer yaitu berasal dari individu bersangkutan dan keluarga. Secara umum faktor sekunder, masyarakat dan pengelolaan program GSI dalam level kecamatan telah cukup membantu dalam upaya penurunan AKI, meskipun hasil lapangan membuktikan empati petugas yang juga terkait masalah kepekaan gender dalam kesehatan reproduksi ternyata jauh dari harapan. Pelaksanaan GSI baik di lingkup keluarga dan pengelolaan program memberikan pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis gender dengan dominasi pada kebutuhan praktis gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan strategis gender untuk ibu hamil, ibu bersalin dan nifas masih jauh dari yang diharapkan.

Kata kunci: Analisis Moser, Gerakan Sayang Ibu, Kematian Maternal, Kebutuhan Gender, Keselamatan Ibu.

Page 14: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRACT

Tiyas Nur Haryani. D0107099. Evaluation of Gerakan Sayang Ibu (Study of Gender Needs in Gerakan Sayang Ibu at Banjarsari Surakarta). Faculty of Social and Political Sciences Sebelas Maret University. 2011.

Maternal mortality problem is basically not only the medical problem,

non-medical factors also give influence as causes of maternal mortality. Indonesia has sought many ways to reduce the maternal mortality rate. One was through the Gerakan Sayang Ibu (GSI). Surakarta in 2009, an increase in Maternal Mortality Rate (MMR) is sharp, it does not escape the system repair Audit Maternal Prenatal (AMP) in Surakarta, so cultivated all maternal mortality cases are tracked and recorded data.The research aims at describing the causes of mother's death seen from the basic elements of safe motherhood and analysis of practical and strategic gender needs in the GSI in Banjarsari Surakarta.

This research is a descriptive study with qualitative and quantitative data support. Site selection done in purposive way, Surakarta was taken because in 2009 there was increase in Maternal Mortality Rate (MMR) to 153.82 per 100,000 live births from 49.1 per 100,000 live births while the District Banjarsari taken because it has a high maternal mortality rate from four other districts. Technic of data collection are focused group discussions, depth interviews, documentation and observation. Determination of informants was done by using purposive sampling and to survey research in this study using 30 respondents to the trend mapping gender needs. The validity of the data using triangulation of data which the researcher used multiple data sources to collect the same data. The basis of analysis used is the Gender Analysis Framework followed with gender analysis of Moser Model.

The results of the research shows that the causes of maternal deaths are more than a primary factor that is derived from the individual and the family. In general secondary factors, community and program management of GSI in district level has been quite helpful in an effort to decrease maternal mortality rate, although field results prove that the officer empathy are also associated issues of gender sensitivity in reproductive health was far from expectations. Implementation of the GSI in the family and the management scope program provides practical and strategic gender needs with dominant practical gender needs. The results shows that the strategic gender needs for pregnant women, maternity and postpartum are still far from expected. Keywords: Gerakan Sayang Ibu, Gender Needs, Maternal Mortality, Moser Model, Safe Motherhood.

Page 15: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan menjadi bagian pembangunan nasional dan

keduanya mempunyai landasan yang sama. Prioritas utama pelayanan dasar

kesehatan adalah ibu dan anak dengan pembahasan utama kesehatan perempuan

melalui perawatan kesehatan primer. Secara historis, kesehatan perempuan

menjadi masalah penting karena bersifat khas, kompleks dan pendekatannya harus

dilakukan secara komprehensif (dalam Luhulima, 2007:259). Perawatan kesehatan

primer menitikberatkan kehamilan dan persalinan yang aman. Kesehatan ibu yang

berkualitas sangat menentukan pembentukan sumber daya manusia yang

berkualitas. Dalam konteks pembangunan, Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan

indikator penting status kesehatan suatu negara. Tukiran, et al. ( 2007: 247)

menyebutkan bahwa angka kematian ibu dan bayi yang tinggi akan menunjukkan

rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Selain itu, tidak dipungkiri bahwa

mortalitas dan morbilitas wanita hamil dan bersalin merupakan masalah terbesar

yang dialami negara-negara berkembang (dalam www.medical-journal.co.cc).

Kenyataan menunjukkan walaupun telah banyak ketentuan peraturan

perundang-undangan dan kebijakan global maupun nasional, namun di Indonesia

masih banyak persoalan reproduksi yang menghantui perempuan, antara lain: AKI

melahirkan yang masih tinggi, akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

reproduksi, pendidikan seks yang memadai, dll (Jurnal Perempuan No 53 Tahun

2007 : 4-5).

Page 16: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

2

Dibanding dengan negara-negara maju AKI di Indonesia tergolong sangat

tinggi, di negara-negara maju AKI berkisar pada angka 10 per 100.000 kelahiran

hidup (Tukiran et al, 2007: 247-248). Melalui SK Menkes Nomor 1202 tahun

2003 tentang Indonesia Sehat Tahun 2010, pemerintah mengharuskan upaya

menurunkan AKI sampai tahun 2010 sebesar 150 per 100.000 kelahiran hidup

(dalam Luhulima, 2007: 268). Berdasarkan Laporan Pembangunan Manusia tahun

2000, AKI di Malaysia jauh di bawah Indonesia yaitu 41 per 100.000 kelahiran

hidup, AKI Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup, AKI Thailand 44 per

100.000 kelahiran hidup, AKI Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, AKI

Vietnam 160 per 100.00 kelahiran hidup, sedangkan AKI di Indonesia tahun 2000

masih berkisar di angka 307 per 100.000 kelahiran hidup (diolah dari

www.majalah-farmacia.com). Hal tersebut mencerminkan bahwa di Indonesia,

perempuan belum cukup terlindungi dari kemungkinan mengalami gangguan

kesehatan reproduksi dalam persalinan (Darwin, 2001: 16).

Kasus di Kota Surakarta, AKI terdapat indikasi peningkatan secara tajam

meskipun Gerakan Sayang Ibu (GSI) telah terimplementasikan. GSI dirumuskan

menjadi gerakan yang dilaksanakan membantu program pemerintah untuk

peningkatan kualitas hidup perempuan melalui kegiatan yang berdampak terhadap

penurunan AKI karena hamil, melahirkan dan nifas (dalam

www.prokeadilan.wordpress.com). Mengutip www.askep-askeb.cz.cc bahwa

gerakan semacam GSI setelah kurang lebih 4 tahun berjalan, gerakan tersebut kian

melemah. Terkait peningkatan AKI di Kota Surakarta dari sebelumnya 49,1 per

100.000 kelahiran hidup menjadi 153,81 per 100.000 kelahiran hidup di tahun

Page 17: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

3

2009 tidak luput dari adanya keberhasilan evaluasi sistem pelacakan kematian ibu

dibanding tahun-tahun sebelumnya. Audit Maternal Prenatal (AMP) sangat

diperlukan untuk memperlihatkan data sebenarnya tentang kematian ibu dan bayi.

Menurut Rachman (dalam Jurnal Perempuan 53 2007: 46) AMP belum mampu

memonitor penghitungan AKI, terlebih lagi sejak kebijakan desentralisasi

diimplementasikan. Catatan AKI di Kota Surakarta sebelum tahun 2009 dinilai

sebagai data yang tidak akurat, yang berarti AKI sebenarnya bisa lebih tinggi dari

angka yang ada sekarang. Hasil kajian Hartini menyebutkan bahwa para bidan

enggan untuk mengisi dan melaporkan (dalam Jurnal Perempuan 53 2007: 46).

Hal tersebut dapat menjadi persoalan yang sama terkait peningkatan AKI di Kota

Surakarta yang melonjak tajam di tahun 2009. Tren angka Kematian Ibu Maternal

di Kota Surakarta dapat dilihat dalam gambar 1.1 berikut:

Gambar 1.1

Kematian Ibu Maternal di Kota Surakarta

Tahun 2003-2009

Sumber: Diolah dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2009

Page 18: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

4

Banyak faktor yang menyebabkan kematian pada ibu hamil, melahirkan

dan nifas. Pada umumnya, faktor-faktor penyebab masih tingginya (AKI)

disebabkan karena banyak masalah sosial yang terkait dengan kesejahteraan

perempuan bermuara pada kultur patriaki. Isu gender pada kelompok ibu dan

janin yaitu adanya beban ganda ibu hamil, sehingga ibu hamil tidak

memperhatikan kondisi kesehatan dan janinnya serta tingginya angka anemia ibu

hamil (dalam www.irckesehatan.net). Secara tidak langsung posisi sosial

perempuan yang masih mengalami subordinasi di masyarakat, memberikan

sumbangan dalam kasus tingginya AKI. Mosse (1996: 253) menuturkan bahwa:

Di banyak masyarakat dunia sudah lazim bagi perempuan dan anak perempuan makan setelah laki-laki dan anak laki-laki, sekalipun perempuan sedang hamil dan menyusui. Mereka kekurangan makan, yang menjurus kepada anemia dan kekurangan gizi. Sakit kronis seringkali dianggap sebagai “bagian yang alami” karena menjadi perempuan, keguguran disebabkan oleh kekurangan makan, kerja keras dan kehamilan yang berulang-ulang dilihat sebagai bagian normal dari keperempuanan. Masalah-masalah tadi tidak akan terpecahkan dengan baik jika akar

permasalahnnya, yaitu ketidakadilan dan ketimpangan gender di masyarakat tidak

diatasi. Kesehatan reproduksi menjadi masalah serius bagi perempuan selain

rawan terhadap penyakit, kondisi sosial serta adanya perlakuan kurang adil pada

perempuan. Kurangnya kesadaran tentang masalah kesehatan reproduksi

berpengaruh terhadap tingginya AKI. Tingginya AKI di Indonesia lebih banyak

disebabkan oleh faktor gangguan kehamilan. Hal ini berkaitan rendahnya

kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan (Mosse, 1996:

253). Selain kultur, hak reproduksi perempuan juga sangat berkaitan erat dengan

masalah kemiskinan yang ikut berdampak pada persoalan medis. Faktor tersebut

Page 19: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

5

sangat berpengaruh pada melorotnya kualitas hidup dan kesehatan reproduksi

perempuan. Ketidakmampuan perempuan untuk membeli alat kontrasepsi yang

berkualitas dan membayar pemeriksaan berakibat kondisi abnormal dalam

kandungannya tidak terdeteksi, lalu terabaikannya hak-hak reproduksi perempuan

hingga angka kematian ibu melahirkan tinggi ( Jurnal Perempuan No 53 Tahun

2007: 5). Menurut Darwin (2001: 16), angka kematian maternal mencerminkan

rendahnya kualitas perawatan kehamilan dan pertolongan persalinan.

Hasil-hasil kajian tersebut telah menyebutkan bahwa penyebab kematian

ibu tidak hanya karena sisi medis saja, tetapi juga terkait dengan relasi gender.

Dimana dalam konteks budaya patriaki, gender seringkali menghambat

perempuan untuk mengakses dan memanfaat fasilitas-fasilitas kesehatan yang

memadai. Perlu diperhitungan aspek pemenuhan kebutuhan yang berbeda antara

perempuan dan laki-laki, dalam konteks perspektif gender dikenal dengan

pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis gender. Meskipun kedua jenis

kebutuhan tersebut harus dipenuhi secara bersamaan, namun kenyataannya masih

banyak ditemui kegiatan pembangunan yang berorientasi pada kebutuhan praktis

saja. Menyadari bahwa selama ini persoalan AKI hanya dipandang sebagai

persoalan medis semata, maka penelitian ini akan meneliti Gerakan Sayang Ibu

dari sudut pemenuhan kebutuhan gender. Sejak tahun 2007 hingga tahun 2009,

AKI di Surakarta dilihat dari persebaran tiap kecamatan yang ada, terdapat

indikasi bahwa Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan yang mengalami

peningkatan AKI, sehingga hal tersebut menjadi menarik untuk diteliti.

Page 20: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

6

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa Angka Kematian Ibu di Kecamatan Banjarsari mengalami

peningkatan di tahun 2009?

2. Bagaimana pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis gender dalam

Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Banjarsari?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Operasional

a. Mengevaluasi sebab peningkatan Angka Kematian Ibu di Kecamatan

Banjarsari Surakarta dilihat dari elemen dasar keselamatan ibu.

b. Menganalisis pemenuhan kebutuhan gender dalam Gerakan Sayang

Ibu.

2. Tujuan Fungsional

Secara fungsional hasil penelitian dapat digunakan untuk :

a. Bahan masukan reformulasi kebijakan penurunan Angka Kematian Ibu

berprespektif gender di Kota Surakarta.

b. Bahan pertimbangan bagi lembaga eksekutif, lembaga legislatif, dan

semua pihak yang memperjuangkan pembangunan kesehatan

reproduksi perempuan.

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi persyaratan guna meraih gelar kesarjanaan di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 21: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Menambah wawasan mengenai masalah pemenuhan kebutuhan gender

dalam Gerakan Sayang Ibu (GSI) di Kota Surakarta.

2. Bahan masukan dan bantuan pemikiran kepada pihak-pihak yang berperan

dalam mendukung proses implementasi GSI.

E. TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan reproduksi memiliki keterkaitan dengan isu gender dan

kesehatan reproduksi perempuan, karena mereka memiliki kebutuhan pelayanan

kesehatan reproduksi yang khusus sehubungan dengan kodratnya sebagai

perempuan. Dalam tinjauan pusataka yang digunakan untuk membangun kerangka

berfikir, peneliti menggunakan teori-teori sebagai berikut:

1. Konsep Kesehatan Reproduksi Perempuan

Konsep tentang kesehatan reproduksi pada awalnya sebatas pada dampak

kontrasepsi, semakin lama meluas pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

fungsi dan proses reproduksi manusia. Menurut Manuaba (1998: 7), reproduksi

secara sederhana diartikan kemampuan untuk membuat kembali, dalam kaitannya

kesehatan reproduksi diartikan sebagai kemampuan seorang wanita untuk

memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburannya (fertilitas), dapat

menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapatkan bayi tanpa

resiko apapun dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal.

Chapter VII dari Plan of Action hasil ICPD (dalam Jurnal Perempuan No

53 Tahun 2007 : 9-10) menyebutkan definisi dari kesehatan reproduksi yaitu,

Page 22: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

8

Reproductive health is a state of complete physical, mental and social well-being

in all matters relating to the reproductive system and to its function and proses.

Secara implisit hak-hak perempuan dan laki-laki dalam kesehatan reproduksi yang

termuat dalam hasil ICPD Kairo antara lain:

Men and women to be informed and to have access to safe, effective, affordable and acceptable menthods of family planning of their choice, as well as other methods of their choice for regulation of fertility, which are not against the law, and the right of access to health-care services that will enable women to go safely through pregnancy and childbirth (dalam Jurnal Perempuan No 53 Tahun 2007 : 9-10).

Menurut Scortiano (dalam Dharmastuti, 2003: 12) kesehatan reproduksi

mencakup beberapa unsur utama yaitu:

(1) perilaku reproduksi yang bertanggungjawab selama usia subur, (2) akses pada pelayanan keluarga berencana (KB) yang aman, (3) perawatan kesehatan ibu secara efektif dan aman, (4) pengendalian secara efektif terhadap infeksi sistem reproduksi, (5) pencegahan dan penanganan infertilitas (kemandulan), (6) penghapusan aborsi yang tidak aman, (7) pencegahan dan pengobatan penyakit yang membahayakan pada organ reproduksi, dan (8) perawatan sebelum dan selama kehamilan, melahirkan dan sesudah melahirkan.

Selain itu, WHO mendefinisikan kesehatan reproduksi sebagai keadaan

sehat dan sejahtera secara fisik, mental dan sosial bukan karena ketiadaan

penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang berkaitan dengan fungsi, sistem

dan proses-prosesnya (dalam Luhulima, 2007: 259).

Dalam pengertian kesehatan reproduksi tersebut, ada hal yang

diperhatikan. Pertama, pengertian sehat bukan semata-mata sebagai pengertian

kedokteran (klinis) tetapi juga sebagai pengertian sosial (masyarakat). Kedua,

kesehatan reproduksi bukan menjadi masalah seseorang saja tetapi juga menjadi

kepedulian keluarga dan masyarakat, seorang wanita mempunyai hak untuk

Page 23: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

9

memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga memungkinkan

mereka menjalani kehamilan dan persalinan dengan baik. Terdapat pula hak untuk

mengakses pelayanan kesehatan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang

aman dan perawatan kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan, melahirkan

dan sesudah melahirkan.

2 Kebijakan-Kebijakan Strategis Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

Dalam penurunan AKI, kebijakan publik merupakan suatu keputusan

yang diambil demi kepentingan publik. Seperti pendapat Dye, kebijakan publik

adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan,

pendapat lain dari konsep tersebut sangat luas karena kebijakan publik mencakup

sesuatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah di samping yang dilakukan oleh

pemerintah ketika pemerintah menghadapi suatu masalah publik (dalam

Subarsono, 2005: 2), dan menurut Surbakti, kebijakan publik adalah kebijakan

yang menyangkut masyarakat umum (dalam Ekowati, 2009: 1). Berdasarkan

banyaknya definisi mengenai kebijakan, Tangkilisan (2003: 120) mengemukakan

bahwa kebanyakan definisi meliputi gagasan:

Pertama, tindakan bertujuan yang diarahkan terhadap masalah atau tujuan. Kedua, tindakan yang diambil oleh dinas-dinas pemerintah, atau kolektivitas yang bisa didefinisikan sebagai dinas pemerintah. Ketiga, aturan yang merincikan siapa harus melakukan apa, kapan, mengapa dan bagaimana. Keempat, perangkat yang memberikan insentif dan motivasi agar individu lakukan perilaku pilihan kebijakan. Dan kelima, toeri sebab-akibat yang menghubungkan tindakan dinas untuk perilaku target yang perilau target atasi.

Dalam sebuah perspektif empiris, kebijakan mewujudkan dirinya dalam

Undang-Undang, petunjuk dan program sebagaimana juga di dalam rutinitas dan

praktek organisasi publik. Friedrich menjelaskan kebijakan adalah suatu tindakan

Page 24: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

10

yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau

pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-

hambatan tertentu seraya memberi peluang-peluang untuk mencapai tujuan, atau

mewujudkan sasaran yang diinginkan (dalam Wahab, 1990: 3). Terkait upaya

penurunan AKI, kebijakan publik termanifestasikan dalam wujud kebijakan

kesehatan reproduksi perempuan, dimana dalam penurunan mortalitas utamanya

diarahkan menurunkan kematian bayi, anak dan ibu melalui upaya pencegahan

dan pelayanan kesehatan primer. Menurut Mosse (1996: 254), pendekatan

pembangunan terhadap kesehatan perempuan mengambil jalan perawatan

kesehatan primer dengan fokus terhadap kesehatan ibu dan anak, penyuluhan gizi

dan informasi serta pendidikan tentang masalah-masalah kesehatan. Perjuangan

kaum perempuan agar masalah kesehatan reproduksi mendapat perhatian khusus,

mencapai puncaknya dalam kesepakatan ICPD tahun 1994 di Kairo. Program

Aksi ICPD 1994 mencakup tujuan-tujuan yang berkaitan dengan pendidikan,

khususnya untuk anak perempuan, serta penurunan tingkat kematian bayi, anak,

dan ibu (dalam Kementerian Pemberdayaan Perempuan, 2005).

Perhatian terbesar pada kebutuhan kesehatan reproduksi perempuan

adalah bagaimana mencegah penyebab utama kesakitan dan kematian maternal

(Rachmawati, 2004: 55). United Nation menyebutkan bahwa ICPD Kairo telah

mencanangkan program Safe Motherhood sebagai strategi untuk menurunkan

tingkat kesakitan dan kematian maternal (Rachmawati, 2004: 55). Terdapat pula

tujuan nomor lima MDGs, meningkatkan kesehatan ibu dengan target pencapaian

Page 25: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

11

MDG pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga

diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut (Bappenas, 2010).

Upaya penurunan AKI di Indonesia salah satunya melalui Gerakan

Sayang Ibu (GSI) yang dilaksanakan oleh masyarakat, bekerjasama dengan

pemerintah untuk meningkatkan perbaikan kualitas hidup perempuan (sebagai

sumber daya manusia) melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak

terhadap upaya penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas

serta kematian bayi (Iskandar, 1998).

Menurut Shiffman, kegiatan dalam safe motherhood antara lain sebagai

berikut:

“Primary activities included local government mobilization, the recording of pregnant women through women’s organizations so that they could be given assistance as delivery approached, and the designation of certain hospitals for safe motherhood services. Messages were developed to promote a more active role for husbands in pregnancy issues and to encourage couples to plan early in pregnancy in the case of complications at delivery.” (dalam Social Science & Medicine, 56(6): 1197-1207).

Terdapat 3 (tiga) unsur pokok yang sangat penting dari pengertian GSI,

yaitu:

a. GSI merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bersama dengan

pemerintah.

Pelaksanaan GSI melibatkan masyarakat secara aktif, tidak hanya sebagai

sasaran, tetapi juga sebagai pelaku. GSI harus dapat meningkatkan

kemampuan keluarga dalam merawat ibu hamil, deteksi awal dan komplikasi

kehamilan dan memutuskan kemana harus merujuk serta mencari dan memilih

pertolongan. GSI harus dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

Page 26: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

12

mengembangkan kerjasama untuk membantu transportasi ke tempat rujukan

(fasilitas kesehatan memadai), membantu dana yang diperlukan dan

mengembangkan bentuk – bentuk kepedulian sosial dalam masyarakat

(Tabulin, dasolin, Ambulan Desa, Donor Darah Desa, Pondok Sayang Ibu).

Bagi Pemerintah, GSI harus dapat meningkatkan peran pemerintah dalam

menyusun kebijakan, strategi dan upaya dalam percepatan penurunan AKI.

b. GSI mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan

sebagai sumber daya manusia.

Perempuan yang selama ini mendapatkan perlakuan yang tidak adil dan

diskriminatif dalam berbagai bidang, termasuk bidang kesehatan reproduksi

hingga menyebabkan kematian ibu yang tinggi karena hamil, melahirkan dan

nifas. Gerakan Sayang Ibu melakukan pendekatan pemberdayaan masyarakat,

terutama pada laki-laki agar memberikan hak-hak reproduksi kepada

perempuan serta membantu memberikan perawatan kepada ibu-ibu hamil,

melahirkan dan nifas.

c. GSI bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu karena

hamil, melahirkan, nifas dan bayi.

Dalam pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu, kecamatan merupakan lini

terdepan untuk mensinergikan antara pendekatan lintas sektor dan masyarakat

dengan dengan pendekatan sosial budaya secara komprehensif utamanya dalam

mempercepat penurunan AKI. Sebagai salah satu komponen dalam Gerakan

Sayang Ibu yaitu terdapat Kecamatan Sayang Ibu. Pedoman Umum Revitalisasi

Page 27: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

13

Gerakan Sayang Ibu (GSI) Kabupaten Malang (2009) menyebutkan indikator GSI

antara lain:

a. Ibu Hamil: Memeriksaan kehamilan minimal 4 kali; mengetahui dan

mengenali kelainan kehamilan, dan tahu cara pencegahan dan

penanggulangannya; melakukan persalinan di tempat/fasilitas kesehatan yang

memadai, serta ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih; mengetahui kebutuhan

gizi yang diperlukan; menyiapkan biaya persalinan; mengusahakan agar tiap

kehamilan merupakan kehamilan yang direncanakan, dengan melaksanakan

KB dan perencanaan keluarga; mampu mengambil keputusan; memahami

kesetaraan keadilan gender; mampu mencegah kekerasan dalam rumah tangga.

b. Keluarga: Suami istri, merencanakan jumlah anak, waktu akan mulai

mengandung, sesuai dengan kemampuan; semua kehamilan merupakan

kehamilan yang diinginkan; suami dan keluarga lain memberikan perhatian

lebih kepada istri/ibu hamil dan selalu SIAGA (Siap, Antar, Jaga), tidak

memberi tugas yang berat kepada ibu hamil; memperhatikan makanan ibu

hamil; mengenali kelainan kehamilan sedini mungkin dan segera

membawanya ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai; mempersiapkan

biaya persalinan dan perlengkapan bayi; memeriksa ibu hamil di sarana

pelayanan kesehatan yang memadai (min 4 kali ); merencanakan tempat yang

aman, dan bersih, serta ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan

mempersiapkan segala kemungkinan yang dapat timbul selama kehamilan

dan persalinan (mempersiapkan donor darah, kendaraan/ambulans desa. dsb);

Page 28: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

14

mempratekkan kesetaraan keadilan gender; tidak ada kekerasan dalam rumah

tangga.

c. Masyarakat dan Organisasi Kemasyarakatan : bekerjasama dengan pemerintah

setempat, termasuk semua instansi terkait, sarana pelayanan swasta dan

organisasi lain; melatih kader untuk kegiatan GSI; mengorganisasi Tabungan

Ibu Hamil (Tabulin) dan dana Sosial Bersalin (Dasolin); mengorganisasi

donor darah; menyelenggarakan Pondok Sayang Ibu; bila ada dana berlebih,

melengkapi sarana Pelayanan kesehatan.

d. Petugas Kesehatan/Sarana Pelayanan Kesehatan: bekerjasama dengan

masyarakat; memanfaatkan data dari masyarakat untuk mempersiapkan segala

kemungkinan yang terjadi pada ibu hamil; meningkatkan keterampilan,

pengetahuan dan profesional; melengkapi sarana dan prasarana di fasilitas

pelayanan kesehatan.

3. Faktor-Elemen Dasar Keselamatan Ibu

Sebagai upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) penting untuk

memahami sebab-sebab kematian ibu. Hasil Assessment Safe Motherhood di

Indonesia, yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI menyebutkan faktor-

faktor yang berpengaruh pada kematian ibu antara lain:

(1)derajat kesehatan dan kesiapannya untuk hamil, ANC yang diperoleh, pertolongan persalinan dan perawatan setelah persalinan, (2) rendahnya kualitas pelayanan ANC dan dukun bayi belum sepenuhnya mampu melaksanakan deteksi dini resiko tinggi kehamilan, dan (3) belum semua RS Kabupaten sebagai tempat rujukan mempunyai staf dan peralatan yang cukup untuk melakukan pelayanan obsteri darurat komprehensif serta lemahnya sistem rujukan (dalam Rachmawati, 2004: 27).

Page 29: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

15

Menurut Naqiyah (2005: 2), rendahnya otonomi perempuan terhadap

tubuhnya tampak pada besarnya jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia,

yang disebabkan antara lain: kurangnya akses kesehatan bagi perempuan,

kurangnya informasi, aborsi tidak aman, pendarahan, pendidikan rendah,

kurangnya kesadaran hak reproduksi dan 50 persen ibu hamil terkena anemia dan

kurang gizi.

Selain itu Graham, et al (dalam Jurnal Tropical Medicine and

International Health, 2008, Vol 13), menyebutkan: more cases of maternal death

than of Caesarean section provides clear evidence of unmet need for emergency

care. Faktor lain yang mengukutinya ditambahkan oleh Graham sebagai berikut:

In Burkina Faso, financial barriers are a major deterrent to uptake of delivery care and coincide with distance obstacles, emphasizing the need to consider geographical targeting of, for example, transport interventions or incentives to health workers for remote postings (dalam Jurnal Tropical Medicine and International Health, 2008, Vol 13).

Hartini mengajukan kerangka berfikir bahwa kematian ibu maternal

dapat dihindari dengan syarat:

Komponen advokasi berupa: persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terampil, sistem rujukan yang memadai, pelayanan kegawatdaruratan obstetrik yang bermutu dan persiapan persalinan dan kesiagaan komplikasi, baik dalam keluarga maupun oleh masyarakat (dalam Jurnal Melati Kohati PBHMI Vol 9, Desember 2009).

Terdapat pula McCarthy dan Maine serta Tinker dan Koblinsky (dalam

Rachmawati, 2004: 28) mengajukan kerangka berpikir:

Kematian maternal disebabkan oleh faktor-faktor yang saling berkaitan antara penyebab langsung (proximate), penyebab antara (intermediete) dan penyebab tidak langsung (distant). Faktor-faktor penyebab itu

Page 30: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

16

tidak hanya faktor kesehatan pribadi, tetapi juga melibatkan aspek lingkungan sosial, budaya, ekonomi dan sistem negara.

Faktor penyebab langsung kematian ibu merupakan faktor penyebab yang

paling dekat dengan kondisi kesehatan maternal, penyebab langsung ini

selanjutnya dipengaruhi oleh penyebab antara, meliputi akses terhadap pelayanan

kesehatan, perilaku kesehatan dan reproduksi suami istri dan komunitas di

sekelilingnya, status kesehatan dan gizi ibu hamil, manajemen kehamilan dan pola

pertolongan persalinan, selain itu penyebab antara akan diikuti oleh penyebab

tidak langsung (dalam Rachmawati, 2004: 28 – 30).

Rachmawati (2004) mengkaji masalah kualitas pelayanan

kegawatdaruratan obstretrik di RSUD Kelas C menyusun kerangka berfikir yang

terdiri dari faktor penyebab langsung, penyebab antara dan penyebab tidak

langsung tertera dalam gambar 1.2. Rachmawati menggunakan konsep kesehatan

perempuan, hak reproduksi dan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas

sebagai alat analisis.

Page 31: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

17

Gambar 1.2 Faktor-Faktor Sebab yang Berpengaruh Pada

Kematian Ibu Maternal

Sumber : Rachmawati, 2004: 62

Emilia menemukan faktor lain penyebab kematian ibu hamil/melahirkan

di Indonesia yaitu faktor lingkungan keluarga yang erat kaitannya dengan proses

pengambilan keputusan perawatan kehamilan dan pemilihan pertolongan

persalinan (dalam Darwin, 2001: 18). Menurut Wilopo (dalam Tukiran et al,

2010: 200), pencegahan kehamilan dengan resiko tinggi serta perawatan

kehamilan, kelahiran dan perawatan pasca melahirkan akan menyelamatkan

perempuan dari kematian maternal. Selain itu, menurut Darwin (2005: 168) AKI

tetap tinggi jika hak perempuan untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup

Penyebab Tidak Langsung

Penyebab antara (Keluarga, lingkungan

dan pelayanan)

Penyebab langsung (individu)

Kebutuhan

Resiko

Perilaku Sosial

Pengelolaan Program Pelayanan Masyarakat

Pendidikan, Tata nilai, Kondisi Ekonomi, Kondisi Geografis

Kecukupan makanan, air bersih, dll

Perdarahan,infeksi, eklampsia, partus lama, aborsi.

1. Akses: ketersediaan pelayanan (sarana, tenaga, dana , metode)

2. Pemanfaatan terhadap layanan

3. Kualitas Pelayanan

1. Kesadaran peran kodrati wanita

2. Kesadaran peran gender laki-laki/perempuan

Page 32: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

18

tidak diperhatikan. Bermula dari sehat tidaknya ibu hamil, bersalin dan nifas

dapat menentukan hidup atau matinya seorang ibu hamil, bersalin dan nifas.

Untuk menilai kesehatan ibu maternal demi menjawab masalah tingginya

kematian ibu, peneliti akan menggunakan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Penyebab primer (individu dan keluarga). Penyebab primer dalam

penelitian ini merupakan penyebab terdekat kematian maternal

yang berasal dari individu ibu dan keluarganya. Variabelnya

penulis klasifikasikan sebagai berikut:

(1) Status kesehatan ibu (mengadopsi dari Rachmawati, Darwin,

Graham, Nagiyah dan Assessment Safe Motherhood,

Departemen Kesehatan RI). Termasuk dalam status kesehatan

ibu penulis mengklasifikasikan terdiri dari kecukupan gizi,

riwayat komplikasi obstetri, dan riwayat penyakit. Kecukupan

gizi berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Badan Pusat

Statistik, 2010) dilihat dari besar kalori dan protein yang

dikonsumsi. Gizi seimbang yang terdiri atas kalori, protein,

lemak, vitamin dan mineral mampu meningkatkan kesehatan

ibu hamil secara umum (Genio. 2010: 5). Variabel lain yaitu

riwayat komplikasi obstretrik dan riwayat penyakit, menurut

Rachmawati (2004: 167) kehamilan sebelumnya atau penyakit

yang pernah diderita penting untuk menentukan kondisi

kehamilan saat itu.

Page 33: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

19

(2) Status reproduksi (diadopsi dari Assessment Safe Motherhood

Departemen Kesehatan RI) yaitu derajat kesehatan dan

kesiapannya untuk hamil di dalamnya terdapat unsur usia ibu

hamil, jumlah kelahiran dan jarak antara kehamilan. Usia di

bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko

untuk hamil dan melahirkan (dalam Depkes RI, 1994). Jarak

antar kehamilan yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) dapat

meningkatkan risiko untuk terjadinya kematian maternal

(dalam Depkes RI, 1994).

(3) Perilaku sehat (diadopsi dari Wilopo dan Assessment Safe

Motherhood Departemen Kesehatan RI dan Hartini) dengan

variabel pemeriksaan ANC dan penolong persalinan aman.

Menurut Fibriana (2007: 51) pelayanan antenatal, untuk

mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan

persalinan yang aman, memastikan bahwa semua penolong

persalinan memiliki pengetahuan, ketrampilan dan alat untuk

memberikan pertolongan yang aman.

(4) Status perempuan dalam keluarga (diadopsi dari Emilia dan

Naqiyah). Status ini berkaitan dengan pendidikan perempuan,

pekerjaan perempuan, dan keberdayaan perempuan dalam

proses pengambilan keputusan.

Page 34: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

20

(5) Status keluarga dalam masyarakat (diadopsi dari McCharty dan

Graham) yang meliputi aspek lingkungan sosial, budaya,

ekonomi, dan intervensi transportasi.

b. Penyebab sekunder (lingkungan dan pelayanan Kecamatan Sayang

Ibu dalam GSI). Penyebab sekunder dalam penelitian ini

merupakan penyebab kematian maternal yang berasal dari luar

individu ibu dan keluarganya. Variabelnya penulis klasifikasikan

sebagai berikut:

(1) Akses pelayanan kesehatan (diadopsi dari Assessment Safe

Motherhood Departemen Kesehatan RI dan Naqiyah).

(2) Kesiagaan dalam masyarakat (diadopsi dari Hartni dan

Rachmawati). Kesiagaan masyarakat mencakup kepedulian

kepala desa, Badan Perwakilan Desa sangat diperlukan dalam

upaya penurunan AKI (Kementerian Pemberdayaan Perempuan

RI, 2004)

(3) Hubungan interpersonal petugas (diadopsi dari Rachmawati).

Menurut Leslie dan Gupta interaksi antara klien dan penyedia

pelayanan merupakan faktor penting yang menjelaskan

pemanfaatan pelayanan medis oleh wanita (dalam Rachmawati,

2004: 110). Hubungan antara pasien dan penyedia yang sangat

buruk mempengaruhi rendahnya pemanfaatan fasilitas

kesehatan oleh perempuan (Rachmawati, 2004: 110).

Page 35: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

21

(4) Manfaat Terhadap Layanan (diadopsi dari Rachmawati). Hal

ini akan dibatasi pada manfaat layanan yang terdapat dalam

Gerakan Sayang Ibu di level Kecamatan.

(5) Sistem rujukan (diadopsi dari Hartini). Campur tangan dari

aparat pemerintahan sangat diperlukan untuk menekan AKI.

Peran Kepala Desa sangat penting dalam hal ini, untuk

membujuk keluarga ibu hamil agar dirujuk ke fasilitas

kesehatan (Kementerian Pemberdayaan Perempuan, 2004).

4. Evaluasi Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam Gerakan Sayang Ibu

Evaluasi kebijakan merupakan salah satu rantai dari proses kebijakan

publik yang menilai konsep, perancangan implementasi, dan pelaksanaan program

atau kebijakan. Ada beberapa definisi mengenai evaluasi kebijakan. Sebagaimana

dikutip oleh Nurhaeni ( 2009: 77), ada beberapa ahli yang memberikan definisi

mengenai evaluasi kebijakan antara lain: Pertama, Jones (1984) mendefinisikan

evaluasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menilai manfaat suatu kebijakan.

Kedua, Bryant dan White (1987) menyebutkan bahwa evaluasi kebijakan pada

dasarnya harus bisa menjelaskan seberapa jauh kebijakan dan implementasinya

telah dapat mendekati tujuan. Dan ketiga, Lester dan Stewart (2000), evaluasi

kebijakan ditujukan untuk melihat sebab-sebab kegagalan suatu kebijakan atau

untuk mengetahui apakah kebijakan yang telah dijalankan meraih dampak yang

diinginkan.

Penelitian ini ditujukan untuk melihat sebab kematian ibu dilihat dari

elemen dasar keselamatan ibu dan pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis

Page 36: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

22

gender dalam GSI dimana sudah terdapat indikasi bahwa AKI justru mengalami

peningkatan tajam pada tahun 2009, padahal tujuan daripada GSI adalah

menurunkan Angka Kematian Ibu. Parson (2005: 548) menyebutkan bahwa riset

evaluasi membahas dua dimensi yaitu: bagaimana sebuah kebijakan bisa diukur

berdasarkan tujuan yang ditetapkan dan dampak aktual dari kebijakan. Menurut

Schriven, Fritz dan Morris ( dalam Nugroho, 2008: 144), ada dua jenis penelitian

evaluasi, pertama evaluasi formatif yang dimaksudkan sebagai pengumpulan data

pada waktu kebijakan masih berlangsung dan kedua, evaluasi sumatif yang

dilakukan ketika kebijakan selesai dijalankan. Data yang dihasilkan untuk

membentuk dan memodifikasi kebijakan. Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk

menentukan sejauh mana suatu program mempunyai nilai kemanfaatan, terutama

jika dibandingkan dengan pelaksanaan kebijakan lainnya. Dalam penelitian ini,

peneliti melaksanakan evaluasi formatif karena kebijakan GSI secara umum sudah

dimulai sejak tahun 1996 dan masih terus berlangsung hingga saat ini.

a. Konsep Gender

Dari kondisi saat ini, dapat diamati masih terjadi ketidakjelasan dan

kesalahpahaman tentang pengertian gender kaitannya dengan usaha emansipasi

kaum perempuan (Nugroho, 2008: 1). Menurut Fakih ( 2008: 7), untuk memahami

konsep gender harus dibedakan kata gender dengan kata seks(jenis kelamin).

Berdasarkan Inpres No 9 tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Nasional disebutkan bahwa gender merupakan konsep yang

mengacu pada peran-peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang

terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat.

Page 37: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

23

Menurut Nugroho (2008: ix) gender adalah pembedaan peran perempuan dan laki-

laki dimana yang membentuk adalah konstruksi sosial dan kebudayaan, bukan

karena konstruksi yang dibawa sejak lahir. Jika jenis kelamin adalah sesuatu yang

dibawa sejak lahir, maka gender adalah sesuatu yang dibentuk karena pemahaman

yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Mosse (1996: 2-3)

menambahkan bahwa secara mendasar gender berbeda dari jenis kelamin biologis,

gender adalah seperangkat peran yang menyampaikan kepada orang lain bahwa

kita adalah feminism atau maskulin. Sedangkan jenis kelamin didefinisikan Fakih

(2008: 8) sebagai pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara

biologis dan bersifat permanen.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli seperti Stoler, Oakley, Fakih, Lips,

Williams, Seed dan Mwau, Nugroho (2008: 8) menyimpulkan bahwa:

Pengertian gender adalah suatu konstruksi atau bentuk sosial yang sebenarnya bukan bawaan lahir sehingga dapat dibentuk atau diubah tergantung dari tempat, waktu/zaman, suku/ras/bangsa, budaya, status sosial, pemahaman agama, negara, ideologi, politik, hukum dan ekonomi. Oleh karenanya gender bukanlah kodrat Tuhan melainkan buatan manusia yang dapat dipertukarkan dan memiliki sifat relatif. Hal tersebut bisa terdapat pada laki-laki maupun pada perempuan.

Mengenai jenis kelamin Nugroho (2008:8) menambahkan bahwa

jenis kelamin (seks) merupakan kodrat Tuhan (ciptaan Tuhan) yang berlaku

dimana saja dan sepanjang masa yang tidak dapat berubah dan dipertukarkan

antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Gender dapat menentukan akses kita terhadap pendidikan, kerja,

alat-alat dan sumber daya yang diperlukan untuk industri dan ketrampilan.

Gender bisa menentukan kesehatan, harapan hidup, dan kebebesan gerak kita,

Page 38: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

24

serta akan menentukan seksualitas, hubungan dan kemampuan kita untuk

membuat keputusan dan bertindak secara autonom (Mosse, 1996: 5).

Dalam kondisi saat ini perbedaan peran yang dilakukan masyarakat

melalui sosialisasi peran gender ternyata menghasilkan ketidakadilan gender atau

diskriminasi gender. Perbedaan gender sesungguhnya bukanlah merupakan

permasalahan sepanjang tidak menimbulkan atau melahirkan ketidakadilan gender

(Fakih, 2008: 12). Ketidakadilan ini menurut Fakih (2008: 12-22)

termanifestasikan sebagai bentuk marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi,

subordinasi atau anggapan tidak penting dalam keputusan politik, pembentukan

stereotip atau pelabelan negatif, kekerasan (violence), beban kerja ganda serta

sosialisasi nilai peran gender.

b. Analisis Gender

Menurut Naqiyah (2005: 26) analisis gender digunakan sebagai analisis

sosial untuk mengkritisi relasi perempuan dan laki-laki secara kuantitatif maupun

kualitatif dalam segala aspek kehidupan manusia. Selain itu analisis gender

merupakan sistem analisis terhadap ketidakadilan yang ditimbulkan oleh

perbedaan gender. Analisis gender dilakukan sebagai langkah awal dalam rangka

penyusunan kebijakan program dan kegiatan yang responsif gender. Dengan

analisis gender diharapkan kesenjangan gender dapat diidentifikasikan dan

dianalisis sehingga dapat ditemukan langkah-langkah pemecahan masalahnya

secara tepat. Analisis gender sangat penting, khususnya bagi para pengambil

keputusan dan perencana di setiap sektor karena dengan analisis gender

Page 39: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

25

diharapkan masalah gender dapat diatasi atau dipersempit sehingga program yang

berwawasan gender dapat diwujudkan.

Ada beberapa teknik analisis gender yang dapat dipergunakan, yaitu teknik

analisis Harvard, Moser, Longwe, Munro, Capasities and Vulnerabilities Analysis

(CVA), Matrik Analisis Gender, Analysis Longframe, Konsep Seaga dan teknik

Participatory Rural Apprasial (PRA) berdimensi Gender serta Gender Analysis

Pathway (GAP) dan POP (dalam Handayani, 2002: 159). Terdapat beberapa

analisis gender yang sering digunakan dalam perencanaan pembangunan responsif

gender yaitu Moser, Harvard dan GAP. Dalam hal ini tidak semuanya akan

dijelaskan secara terperinci, kecuali untuk model Moser yang digunakan dalam

penelitian ini.

Kerangka Moser dikembangkan oleh Caroline Moser. Kerangka analisis

Moser berusaha memasukkan agenda pemberdayaan ke dalam arus utama

(mainstream) proses perencanaan dengan menyusun perencanaan gender sebagai

jenis perencanaan yang tersendiri, dimana sasarannya adalah pembebasan

(emancipation) perempuan dari subordinasinya dan mencapai persamaan,

keadilan dan pemberdayaan bagi perempuan. Teknik analisis Moser adalah teknik

analisis yang membantu perencana atau peneliti dalam menilai, mengevaluasi,

merumuskan usulan dalam tingkat kebijaksanaan program dan proyek yang lebih

peka gender, dengan menggunakan pendekatan terhadap persoalan perempuan,

identifikasi terhadap peranan majemuk perempuan (reproduksi, produksi, sosial-

kemasyarakatan), serta identifikasi kebutuhan gender praktis-strategis

(Handayani, 2002: 165).

Page 40: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

26

Salah satu asumsi kunci yang mendasari analisis gender dan pembangunan

adalah laki-laki dan perempuan karena mereka memiliki peran dan kekuasaan

gender yang berbeda, juga kepentingan gender yang berbeda. Dalam fokus

penelitian ini yang ingin mengkaji pemenuhan kebutuhan gender, dari sisi

kebutuhan praktis Antrobus menekankan bahwa kebutuhan praktis perempuan

berjalan keliru, bukan karena kebutuhan ini tidak penting, tetapi karena dalam

memenuhinya ada keengganan untuk mengakui bahwa hasil-hasil praktis ini

mudah dibalik jika perempuan tidak memiliki kekuatan untuk melindunginya

ketika sumber daya mulai langka ( Mosse, 1996: 214-215).

Pembedaan antara kebutuhan gender “praktis” dan perubahan jangka

panjang, atau perubahan “strategis” analisis gender dan pembangunan (GAD)

menyarankan cara-cara mengatasi tidak hanya permasalahan sekarang ini, tetapi

sebab-sebab yang mendasarinya. Istilah kebutuhan gender “praktis” dan

“strategis” dikemukakan pertama kali oleh Maxine Molyneux pada tahun 1985.

Dibedakan antara kebutuhan yang dihasilkan perempuan dalam melakukan peran-

peran sosial khusus dan kepentingannya sebagai kelompok sosial dengan akses

yang tidak sama terhadap sumber daya (ekonomi, sosial dan politik). Pembedaan

ini memperoleh dukungan luas dalam literatur GAD. Mosse menyarankan bahwa

memenuhi kebutuhan praktis gender perempuan bisa digunakan untuk

mempertahankan dan bahkan memperkuat pembagian kerja berdasarkan jenis

kelamin, karena memungkinkan perempuan melakukan peran gender

tradisionalnya yang tidak berhasil secara lebih efektif menolak asumsi tentang

apakah yang menjadi tugas perempuan (Mosse, 1996: 216). Definisi kepentingan

Page 41: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

27

dan kebutuhan gender strategis berkaitan dengan perubahan jangka panjang,

merupakan intisari masalah gender dan pembangunan.

Penilaian Kebutuhan Gender, kebutuhan tersebut dibedakan ke dalam

kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender. Adapun penjelasannya

adalah sebagai berikut :

1) Kebutuhan praktis gender adalah pemenuhan kebutuhan individu

jangka pendek yang bertujuan mengubah kehidupan melalui

kebutuhan pasar. Tetapi pemenuhan kebutuhan praktis tidak akan

merubah posisi perempuan yang subordinat. Contohnya adalah

peningkatan ketrampilan tenaga kerja wanita dalam melakukan

pekerjaannya. Menurut Moser (1993: 40) kebutuhan praktis gender

adalah, practical gender needs are the needs women identify in their

socially accepted roles in society. Practical gender needs are a

response to immediate perceived necessity, identified within a specific

context. Selain itu menurut Moser (1993: 40) kebutuhan praktis

gender bersifat:

Practical gender needs do not challenge the gender divisions of labour or women’s subordinate position in society, although rising out of them. They are practical in nature and often are concerned with inadequacies in living conditions such as water provision, and health care.

2) Kebutuhan strategis gender adalah pemenuhan kebutuhan jangka

panjang, mengacu pada peran ideal perempuan, merubah hubungan

gender, dan memerlukan strategi tertentu dalam proses pemenuhan.

Contoh-contoh kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

Page 42: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

28

strategis perempuan, semisal : perubahan-perubahan dalam pembagian

kerja gender, perbaikan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan,

perlindungan hukum dan jaminan kesejahteraan tenaga kerja wanita

(Handayani, 1996: 166). Selain itu kebutuhan strategis gender, menurut

Molyneux (dalam Moser, 1993: 39) telah mengidentifikasi mencakup

semua atau beberapa hal sebagai berikut:

The abolition of the sexual division of labour, the alleviation of the burden of domestic labour and childcare; the removal of institutionalized forms of discrimination; the establishment of political equality; freedom of choice over childbearing; and the adoption of adequate measures against male violence and control over women. Kebutuhan strategis gender lebih mengarah pada relasi gender pada

keterlibatan laki-laki. Menurut Nurlaili (dalam Jurnal Melati Kohati

PBHMI, Vol 9 Desember 2009), dalam kondisi yang setara perempuan

dan laki-laki seharusnya memiliki tanggungjawab yang sama antara lain

dalam: pembagian beban kehamilan, peran aktif keluarga, pengambilan

keputusan, perencanaan keluarga, dukungan suami terhadap ibu hamil,

perawatan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pembagian beban ganda

rumah tangga. Dalam prakteknya, banyak kasus suami kurang

memberikan perhatiannya dalam menjaga dan merawat kehamilan istri

(Darwin, 2001: 3).

Page 43: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

29

Tabel 1.1

Identifikasi Kebutuhan Praktis dan Strategis Gender

No Posisi Kebutuhan Praktis Gender Kebutuhan Strategis Gender

(1) (2) (3) (4)

1. Ibu hamil dan keluarga

1. Memeriksaan kehamilan minimal 4 kali

2. Mengetahui dan mengenali kelainan kehamilan,

3. Melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai,

4. Mengetahui kebutuhan gizi; 5. Menyiapkan biaya

persalinan; 6. Perempuan mampu

mengambil keputusan ; 7. Mampu mencegah kekerasan

dalam rumah tangga. 8. Suami dan keluarga lain

memberikan perhatian lebih kepada istri/ibu hamil dan selalu SIAGA (Siap, Antar, Jaga)

9. Tidak memberi tugas yang berat kepada ibu hamil

10. Mempersiapkan donor darah, kendaraan/ambulans desa

1. Mengusahakan agar tiap kehamilan merupakan kehamilan yang direncanakan,

2. Memahami kesetaraan keadilan gender;

3. Masyarakat, Organisasi Kemasyarakatan, dan Petugas Kesehatan

1. Bekerjasama dengan pemerintah setempat, termasuk semua instansi terkait,

2. Mengorganisasi Dana Sosial Bersalin (Dasolin);

3. Mengorganisasi donor darah; 4. Menyelenggarakan Pondok

Sayang Ibu; 5. Bekerja sama dengan

masyarakat dalam pendataan

1. Bila ada dana berlebih, melengkapi sarana Pelayanan kesehatan;

2. Meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan profesional;

3. Melatih kader untuk kegiatan

Sumber: Diolah dari Pedoman Umum Gerakan Sayang Ibu Kabupaten Malang

2009

Page 44: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

30

Analisis Moser memiliki keterbatasan dalam memperhitungkan

kebutuhan strategis laki-laki, kerangka ini tidak membahas ketidakadilan lain

yang mendasarinya seperti ras, kelas sosial, dan tidak semua perempuan memiliki

peran ganda / tri peran. Dalam beberapa hal, isu kunci bagi perempuan bukanlah

masalah penyeimbang peran mereka, tetapi fakta bahwa peran sangat dibatasi.

Dalam kasus tertentu, perempuan tidak mempunyai peran komunitas karena

mereka berada dalam pingitan dan tidak berbaur dengan komunitas dan dalam

kasus lainnya mereka dikeluarkan dari kerja produktif. (Overholt & Austin, 1991).

6. Relevansi Penelitian

Penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan kebijakan penurunan AKI

dan GSI sudah pernah dilakukan oleh berbagai pihak. Penelitian Iswarno (2009)

memberikan gambaran mengenai komitmen politik pemerintah daerah terhadap

program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kabupaten Kepahiang. Hasil

penelitian menunjukkan meskipun seluruh stakeholder setuju dan mendukung

adanya program tersebut, namun komitmen politik pemerintah daerah terhadap

program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih rendah, ini terbukti dengan

minimnya alokasi anggaran program KIA, keterlibatan stakeholder lokal dalam

proses perencanaan dan penganggaran program masih kurang serta koordinasi

antara dinas kesehatan dengan stakeholder kunci dalam perencanaan dan

penganggaran tidak berjalan dengan baik, sehingga sering terjadi perbedaan

pemahaman tentang program. Permasalahan ini lebih banyak disebabkan karena

kualitas perencanaan program yang kurang baik disamping peran dan keterlibatan

stakeholder dalam proses perencanaan masih kurang.

Page 45: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

31

Penelitian Listyarini (2003) berjudul “Kebijakan Percepatan Penurunan

Angka Kematian Ibu (PP-AKI): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi

Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) di Kabupaten Wonogiri”, dilakukan melalui

analisis secara bertingkat, yakni terhadap kabupaten, kecamatan, dan desa yang

dilakukan dengan melihat 3 aspek yaitu pelaksanaan program dan faktor-faktor

yang mempengaruhi pelaksanaan program. Hasil penelitiannya menyebutkan

bahwa secara umum pelaksanaan GSI di Kabupaten Wonogiri belum berjalan

dengan baik. Beberapa hal sebagai penyebabnya adalah pertama, struktur dan

unsur pelaksana sangat kompleks sehingga sulit untuk mengadakan koordinasi.

Kedua, proses perekrutan pejabat pelaksana lebih berdasarkan pada jabatan

struktural daripada komitmen calon anggota terhadap program. Hal ini

menyebabkan ketidakjelasan pembagian tugas dan tanggung jawab, serta

minimnya kepatuhan anggota pelaksana terhadap pencapaian tujuan program.

Tiap-tiap unsur pelaksana lebih mengutamakan kepentingan dan tugas masing-

masing, sehingga wujud nyata kegiatan yang seharusnya dilaksanakan di

masyarakat hanya sebatas slogan. Faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam

pelaksanaan program ini adalah sikap negatif dari pelaksana program yang dapat

dilihat dari rendahnya tingkat pengetahuan tentang program dan kurangnya

pemahaman dan orientasi gender. Hal ini juga didukung dengan intensitas

komunikasi yang rendah sehingga koordinasi sulit dilakukan dan kurangnya

partisipasi masyarakat.

Dharmastuti (2003) melakukan penelitian terhadap GSI dengan metode

kuantitatif. Fokus penelitian pada efektivitas Tabulin dalam GSI dalam

Page 46: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

32

meningkatkan kelengkapan pelayanan antenatal, dan faktor-faktor lain terhadap

kelengkapan pelayanan antenatal sebagai upaya membantu menurunkan AKI di

Kabupaten Pati. Hasil penelitian yaitu, model Tabulin terbukti memberikan

pengaruh positif terhadap penggunaan pelayanan antenatal ibu hamil, antara lain

dengan cara mengurangi hambatan biaya pelayanan. Disarankan agar Tabulin

terus dikembangkan dan cakupannya diperluas kepada kecamatan-kecamatan lain.

Selain penelitian di atas, penelitian tentang Gerakan Sayang Ibu atau

kebijakan penurunan AKI juga pernah dilakukan oleh Budianto (2006) di

Kabupaten Bantul, dalam penelitiannya tersebut menggunakan variabel komitmen

politis, koordinasi dan partisipasi sebagai variable yang mempengaruhi

keberhasilan GSI.

Relevansi penelitian sebagaimana disebut dalam tabel 1.2 sangat

bermanfaat dalam menjelaskan variable-variabel yang berpengaruh terhadap GSI,

namun penelitian-penelitian tersebut belum secara khusus menyoroti masalah

pemenuhan kebutuhan gender pada Gerakan Sayang Ibu. Maka penelitian tentang

evaluasi Gerakan Sayang Ibu dengan kajian pada pemenuhan kebutuhan gender di

Kecamatan Sayang Ibu Banjarsari Surakarta menjadi sesuatu yang baru dan

menarik untuk diteliti.

Page 47: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

33

Tabel 1.2

Matrik Relevansi Penelitian Gerakan Sayang Ibu

No Nama Peneliti – Judul Kajian

Variabel Hasil Penelitian

(1) (2) (3) (4)

1. Iswarno – Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Kabupaten Kepahiang.

1. Komitmen politik 2. Koordinasi 3. Perencanaan

1. Komitmen politik pemerintah daerah terhadap program KIA dalam alokasi anggaran masih rendah

2. Keterlibatan stakeholders lokal dalam proses perencanaan dan penganggaran program masih kurang, kualitas perencanaan kegiatan masih rendah.

3. Koordinasi tidak berjalan dengan baik

2. Listyarini - Kebijakan Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (PP-AKI): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program Gerakan Sayang Ibu (GSI) di Kabupaten Wonogiri.

1. Struktur dan unsur pelaksana

2. Kepatuhan anggota pelaksana

3. Komunikasi 4. Sumber daya 5. Partisipasi

masyarakat

1. Struktur dan unsur pelaksana sangat kompleks sehingga kesulitan dalam koordinasi.

2. Proses perekrutan anggota berdasarkan jabatan struktural, sehingga muncul ketidakjelasan pembagian tugas dan tanggungjawab.

3. Keterbatasan sumber daya dan rendahnya partisipasi masyarakat

3. Budianto – Evaluasi Program Gerakan Sayang Ibu di Kabupaten Bantul

1. Komitmen politik

2. Koordinasi 3. Partisipasi

1. Komitmen politis pemerintah setempat yang masih rendah

2. Koordinasi yang belum optimal 3. Partisipasi masyarakat yang

masih rendah

4. Dharmastuti - Pengaruh Program Tabulin dalam GSI terhadap Kelengkapan Pelayanan Antenatal di Kabupaten Pati

Perbandingan kelengkapan Antenatal Care antara ibu hamil peserta Tabulin dan bukan peserta Tabulin

Model Tabulin terbukti memberikan pengaruh positif terhadap penggunaan pelayanan Antenatal Care ibu hamil, antara lain dengan cara mengurangi hambatan biaya pelayanan.

Page 48: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

34

7. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

a. Definisi konseptual

Berdasarkan kajian teori di atas, guna memahami penelitian ini diuraikan

definisi konsep sebagai berikut:

(1) Gerakan Sayang Ibu yaitu suatu gerakan yang dilaksanakan oleh

masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk peningkatan

perbaikan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang

mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu

karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian

bayi.

(2) Kebutuhan gender kebutuhan gender dapat berupa strategis atau

praktis setiap makhluk diturunkan dengan cara yang berbeda dan

masing-masing implikasi yang berbeda.

b. Definisi operasional

(1) Sebab penentu kesehatan ibu maternal memiliki indikator:

- Faktor penyebab primer, merupakan faktor yang berasal dari

individu yang bersangkutan dan keluarga yang mendampingi.

- Faktor penyebab sekunder yang terdiri dari lingkungan

masyarakat dan pengeloaan program.

(2) Penilaian kebutuhan gender dapat dilihat dengan menggunakan alat

analisis gender yang memakai indikator kebutuhan praktis gender

dan kebutuhan strategis gender.

Page 49: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

35

- Kebutuhan praktis gender adalah kebutuhan yang bersifat jangka

pendek dan lebih mudah dipenuhi.

- Kebutuhan strategis gender adalah kebutuhan yang bersifat jangka

panjang, merubah hubungan gender dan memerlukan strategi

dalam proses pemenuhan.

8. Kerangka Berpikir

Masih tingginyaAKI karena hamil, melahirkan dan nifas saat ini belum

menunjukkan penurunan yang signifikan dari upaya yang telah dilakukan selama

ini. Percepatan penurunan AKI tersebut merupakan tanggungjawab kita bersama.

Untuk mendorong dan meningkatkan kepedulian serta tanggungjawab semua

institusi serta masyrakat dalam upaya penurunan AKI digalakkan GSI. GSI

diharapkan mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak untuk

meningkatkan mutu sumber daya manusia. Namun demikian, bila dilihat dari AKI

karena hamil, bersalin dan nifas di Indonesia masih tinggi, bahkan di Kota

Surakarta sendiri mengalami peningkatan AKI secara tajam di tahun 2009

menjadi 153,82 per 100.000 kelahiran hidup dari sebelumnya 49,1 per 100.000

kelahiran hidup.

Analisis faktor yang berpengaruh terhadap tingginya AKI di Indonesia

dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu pendidikan dan pengetahuan, sosial

budaya, sosial ekonomi, geografis dan lingkungan, aksesbilitas ibu pada fasilitas

kesehatan serta kebijakan makro dalam kualitas pelayanan kesehatan. Kematian

ibu dipengaruhi pula oleh penyebab langsung dan tidak langsung. Pada kejadian

sebelum terjadinya kematian ibu tersebut, maka sebelumnya dapat kita lihat

Page 50: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

36

kesehatan dari ibu hamil, bersalin dan nifas dengan indikator-indikator primer dan

sekunder. Indikator faktor primer dinilai dari individu ibu hamil dan keluarga ibu

hamil dalam menjaga kesehatan reproduksi. Selanjutnya, faktor sekunder dinilai

dari pengelolaan program dan masyarakat sekitar dalam keikutsertaannya menjaga

kesehatan reproduksi perempuan.

Dalam GSI peneliti mencoba untuk mengindentifikasi pemenuhan

kebutuhan praktis dan strategis gender, dimana hal-hal tersebut mampu dalam

mendukung penurunan AKI melalui GSI.

Kerangka berfikir dalam penulisan ini secara sederhana dapat dilihat pada

bagan 1.2 berikut ini:

Gambar 1.3

Kerangka Berfikir

Elemen Dasar Keselamatan Ibu: 1. Penyebab primer 2. Penyebab sekunder

Meningkatnya Angka Kematian Ibu

Gerakan Sayang Ibu

Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam GSI:

1. Kebutuhan Praktis Gender 2. Kebutuhan Strategis Gender 3. Kebutuhan Praktis dan Strategis

Gender Dominan Kebutuhan Praktis Gender

4. Kebutuhan Praktis dan Strategis Gender Dominan Kebutuhan Strategis

Penurunan Angka Kematian Ibu

Page 51: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

37

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, menurut Faisal (2005 :

18) penelitian deskriptif dimaksudkan sebagai upaya ekplorasi dan klarifikasi

mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial. Untuk melaksanakan

penelitian deskriptif, sudah tentu harus memilih tipe-tipe pendekatan penelitian

yang digunakan. Dalam hubungan ini, ada tiga tipe umum pendekatan penelitian

yang lazimnya digunakan dalam penelitian sosial. Tipe pendekatan pertama ialah

penelitian studi kasus, kedua adalah survei dan yang terakhir adalah eksperimen.

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

kuesioner/angket sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1995:

3).

Penelitian deskriptif ini ditempuh dengan memusatkan diri pada

pemecahan masalah yang ada. Mula-mula data dikumpulkan, disusun, dijelaskan

dan dianalisis. Oleh karena itu penelitian ini sering disebut metode analitik. Selain

itu, penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan konsep dan

menghimpun data, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis (Singarimbun,

1995: 4-5).

Dalam penelitian ini peneliti berusaha menganalisis sebab-sebab

peningkatan AKI di Kecamatan Banjarsari Surakarta dilihat dari elemen dasar

keselamatan ibu dan akan melakukan pengukuran secara cermat terhadap

pemenuhan kebutuhan gender dalam GSI dengan pengumpulan data kualitatif

Page 52: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

38

didukung dengan data kuantitatif. Permasalahan tersebut diambil, dengan alasan

karena keamtian ibu dan kebijakan perspektif gender merupakan masalah publik

yang turut menjadi ranah dari Ilmu Administrasi Negara. Data kualitatif diperoleh

melalui wawancara dan digunakan untuk memberikan informasi mengenai faktor

sebab AKI melihat dari elemen dasar keselamatan ibu dan data kuantitatif untuk

melihat kecenderungan pemenuhan kebutuhan gender pada ibu hamil, bersalin

dan nifas. Penelitian ini tidak terlepas dari penelaahan pustaka, terutama dalam

penyusunan kerangka dasar dan landasan teori. Hasil penelitian ini lebih

menekankan faktor sebab kematian ibu dan gambaran mengenai pemenuhan

kebutuhan gender dalam GSI di Kecamatan Banjarsari.

2. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive area yaitu pemilihan

secara sengaja dengan maksud menemukan sebuah daerah yang relevan dengan

tujuan penelitian. Kota Surakarta dipilih karena Surakarta mengalami kenaikan

yang sangat tajam sebesar 300% terkait kasus AKI di tahun 2009 di wilayah Jawa

Tengah (www.harianjoglosemar.com). Sedangkan Kecamatan Banjarsari dipilih

karena peneliti melihat bahwa dari empat kecamatan lainnya di Kota Surakarta

AKI di wilayah Kecamatan Banjarsari selalu yang tertinggi dibanding empat

kecamatan lainnya, selain itu Kecamatan Banjarsari memiliki wilayah terluas di

Kota Surakarta dengan jumlah penduduk yang padat sehingga dipandang oleh

peneliti mampu mewakili kondisi Kota Surakarta.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu kelompok sasaran dari

Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan saksi kunci kematian maternal dengan

Page 53: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

39

pertimbangan bahwa kelompok sasaran tersebut mampu menyebutkan kebutuhan

gender mereka secara lebih tepat serta mereka dipandang oleh peneliti mampu

mendeskripsikan sebab-sebab terjadinya kematian ibu maternal di lingkungan

mereka.

3. Jenis dan Sumber Data

Penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan

data yang valid. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data kualitatif didukung data kuantitatif. Data yang diperlukan dalam penelitian

ini adalah data yang relevan dan menunjang maksud dan tujuan dari penelitian,

yang terdiri atas :

a. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari para informan melalui

wawancara dengan pihak yang kompeten, atau dikenal sebagai data yang

dikumpulkan langsung dari sumber data. Data primer dikumpulkan melalui focus

group discussion, wawancara mendalam serta observasi. Penggunaan data primer

akan memberikan sebuah sudut pandang yang lebih baik dalam sumber data

dibanding data sekunder. Selain itu penggunaan data primer akan menghasilkan

sebuah pandangan yang jelas dan menyeluruh terhadap data penelitian evaluatif

ini, selain itu juga mampu menjadi jiwa dari semua penelitian kualitatif.

Informan menjadi sumber data yang penting dalam penelitian ini. Karena

penelitian ini merupakan penelitian evaluasi GSI dengan kajian terhadap

pemenuhan kebutuhan gender di Kecamatan Sayang Ibu Banjarsari Surakarta,

maka keberadaan informan diharapkan mampu memberikan penjelasan yang lebih

Page 54: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

40

lengkap dan mendalam terhadap kebijakan yang akan dievaluasi. Menurut

Spradlye (2006: 39) informan merupakan pembicara asli yang berbicara dalam

bahasanya sendiri. Informan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini antara

lain:

1) Ibu hamil, bersalin dan nifas di wilayah administrasi Kecamatan

Banjarsari Surakarta.

2) Petugas Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Banjarsari Surakarta.

3) Saksi kunci kejadian kematian maternal di Kecamatan Banjarsari

Tahun 2009.

b. Data sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi sumber data yang

secara tidak langsung memberi keterangan maupun data yang ikut mendukung

data primer. Data sekunder diprioritaskan tahun 2010, namun jika kondisi data

tahun 2010 tidak didapatkan maka akan diambil data H-1. Data sekunder dalam

sumber data sekunder pada penelitian ini antara lain berupa notulensi-notulensi

terkait kebijakan GSI, register data kehamilan, Audit Maternal Prenatal (AMC),

Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2009, data Potret Kecamatan Banjarsari

Tahun 2010, Surat Keputusan Pembentukan Satgas GSI Kelurahan dan

Kecamatan, dan artikel serta informasi dari berbagai media baik elektronik

maupun cetak.

4. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi kebijakan. Wibawa (1994:

95) penelitian evaluasi merupakan metode untuk memperoleh umpan balik bagi

Page 55: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

41

suatu program, agar para pelaksana dapat meningkatkan efektivitasnya. Evaluasi

sebagai penelitian berarti akan berfungsi untuk menjelaskan fenomena. Evaluasi

bersifat diskriptif dan analitis sekaligus. Disatu pihak, evaluator berusaha

menggambarkan apa yang telah terjadi menjelaskan mengapa hal itu terjadi.

Terdapat empat jenis evaluasi yaitu single program after only, single program

before after, comparative after only dan comparative before after (Wibawa,

1994:73-74). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil desain Single Program

After Only, evaluator langsung membuat penilaian terhadap program setelah

meneliti setiap variabel yang dijadikan variable program. Pengambilan pilihan

desain evaluasi Single Program After Only, dikarenakan kondisi yang tersedia di

lapangan paling memungkinkan untuk dilakukan evaluasi dengan desain studi

tersebut, yaitu kondisi setelah diimplementasikannya GSI di Kecamatan

Banjarsari Surakarta.

5. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode purposive sampling dimana peneliti cenderung memilih informan yang

dianggap tahu mengenai permasalahan, dapat dipercaya menjadi sumber data

yang mantap, dan mengetahui masalah secara mendalam (Sutopo, 2002:56).

Pementaan kebutuhan gender dalam GSI diperoleh melalui pemetaan kepada 30

responden. Menurut Surakhman (1994: 100) untuk penyelidikan seperti survei,

sampel manusia hendaknya di atas 30 unit. Sejumlah 30 kasus dipandang sebagai

jumlah minimum bagi studi-studi yang menggunakan analisis statistik (Slamet,

2006: 53).

Page 56: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

42

Pemilihan metode ini menggunakan informan yang mengerti benar

mengenai permasalahan yang akan diteliti, data yang diberikan akan benar-benar

teruji validitasnya dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dalam penelitian ini

pihak yang menjadi informan yang didapat dari teknik purposive sampling adalah

saksi kunci kasus kematian maternal tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari,

keluarga ibu hamil dan bersalin, ibu hamil, melahirkan dan nifas, serta petugas

GSI di wilayah Kecamatan Banjarsari Surakarta. Namun demikian, penelitian ini

tidak membatasi jumlah informan yang akan diwawancarai. Peneliti akan

membatasi jumlah informan ketika peneliti merasa data yang diperoleh telah

cukup dan peneliti mencapai titik jenuh ketika didapatkan jawaban sama dari

beberapa informan.

6. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dan lengkap, maka dalam

penelitian ini cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah :

a. Wawancara mendalam (in-depth interview)

Teknik wawancara mendalam atau in-depth interview untuk menggali

informasi dari informan tentang sebab kematian maternal dan pemenuhan

kebutuhan gender dalam Gerakan Sayang Ibu (GSI). Sifat wawancara ini

yang lentur dan terbuka memungkinkan untuk menggali data yang

semaikin dalam dengan suasana yang santai, sehingga informan merasa

nyaman (Bungin, 2001: 108). Jenis ini tidak terstruktur ketat, tidak dalam

suasana formal, dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama.

Pertanyaan yang diajukan bisa semakin terfokus sehingga informasi yang

Page 57: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

43

bisa dikumpulkan semakin rinci dan mendalam. Teknik wawancara ini

akan dilakukan pada semua informan.

b. Focus Group Discuscion (FGD)

Penelitian ini melakukan FGD pada ibu hamil yang merupkan sasaran dari

Gerakan Sayang Ibu (GSI) di Kelurahan Gilingan. FGD dilakukan dengan

tujuan mendaptkan informasi dan wadah sharing bagi ibu-ibu hamil terkait

masalah-masalah yang mereka alami selama masa kehamilan.

c. Pengamatan (Observation)

Observasi merupakan pengamatan secara intensif terhadap objek

penelitian. Dalam hal ini difokuskan pada program GSI di Kecamatan

Banjarsari.

d. Dokumentasi (Documentation)

Dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan mencari,

mengumpulkan, dan mempelajari dokumen yang relevan dengan

penelitian berupa arsip, laporan, peraturan, dan literatur lainnya. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi notulensi-notulensi

terkait kebijakan GSI, register data kehamilan, Audit Maternal Prenatal

(AMP) dan artikel serta informasi dari berbagai media baik elektronik

maupun cetak.

7. Aspek yang Dianalisis

Aspek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah kebutuhan gender

yang ada dalam GSI. Kebutuhan strategis adalah kebutuhan-kebutuhan jangka

panjang yang diarahkan untuk memperbaiki relasi gender yang tidak seimbang

Page 58: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

44

antara laki-laki dan perempuan, sedangkan kebutuhan praktis adalah kebutuhan

jangka pendek yang diarahkan untuk memperbaiki kondisi perempuan.

Gambar 1.4

Aspek yang Dianalisis

Kebutuhan Gender Kebutuhan strategis gender

Kebutuhan praktis gender

· Kecukupan makanan · Kecukupan air bersih · Kecukupan gizi

keluarga · Pengambilan

keputusan kesehatan reproduksi

· Dukungan pelayanan antenatal

· Ketersediaan transportasi

· Kecukupan dana

· Tanggungjawab yang sama (beban kehamilan)

· Perencanaan keluarga

· Pemahaman gejala & tanda komplikasi

· Kesadaran hak kesehatan reproduksi

· Komitmen petugas · Hubungan

interpersonal petugas · Pembagian kerja

gender

Kebutuhan strategis dan praktis gender dominan kebutuhan praktis gender

Pemenuhan Kebutuhan Strategis dan Praktis Gender

Kebutuhan strategis dan praktis gender dominan kebutuhan praktis gender

Page 59: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

45

8. Validitas Data

Data merupakan salah satu hal pokok dalam penelitian. Ketepatan data

tidak hanya tergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik

pengumpulannya, tetapi juga dibutuhkan pengembangan validitas data. Validitas

merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil

penelitian. Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan

dikumpulkan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah teknik triangulasi. Menurut Moleong (2005:330) triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Menurut Sutopo (2002:78) teknik triangulasi terdiri dari triangulasi data

(sumber), triangulasi metode, triangulasi peneliti, serta triangulasi teori. Dalam

penelitian ini hanya akan menggunakan triangulasi data (sumber) yaitu

mengumpulkan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda yaitu dari

Satgas GSI Kecamatan/Kelurahan di Banjarsari Surakarta, kelompok sasaran dan

petugas kesehatan di lingkungan Kecamatan Banjarsari. Dengan demikian apa

yang diperoleh dari sumber data yang satu bisa diuji kebenarannya bila

dibandingkan dengan data yang sejenis yang dikumpulkan dari sumber yang

berbeda. Trianggulasi sumber yang dipakai dalam penelitian ini memanfaatkan

jenis sumber data yang berbeda untuk menggali data sejenis (Sutopo, 2002: 79).

Cara triangulasi sumber yang berbeda dapat dilakukan dengan menggali informasi

dari satu narasumber tertentu, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan

dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksud

Page 60: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

46

(Sutopo, 2002: 79). Hal ini dilakukan demi mendapatkan reliabilitas data yang

valid.

9. Teknik Analisis Data

Salah satu analisis gender yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini

adalah analisis gender dengan model Moser. Analisis data yang digunakan adalah

analisis data deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

khusus yang bersifat menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan

yang diteliti yang dilakukan di lapangan pada waktu pengumpulan data. Menurut

Sutopo (2002: 107) dalam penelitian kualitatif teknik analisis yang biasa

digunakan bersifat interaktif. Penggunaan sifat interaktif dalam penelitian

kualitatif mengharuskan pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan analisis

dan refleksi terhadap data-data penelitian yang berhasil dikumpulkan. Sifat

interaktif dalam penelitian kualitatif memungkinkan adanya semacam interaksi

yaitu berusaha dibandingkan dan diinteraksi dengan unit-unit dan data-data

lainnya demi tercapainya beragam tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah

penelitian.

Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

interaktif dari Miles dan Huberman dengan tiga komponen yaitu:

a. Reduksi data

Merupakan proses seleksi/pemfokusan dan abstraksi data kasar yang

dilaksanakan selama berlangsungnya proses penelitian. Reduksi diawali

dengan pembatasan terhadap permasalahan penelitian. Pada tahapan ini

peneliti membatasi pada evaluasi GSI di Kecamatan Banjarsari Surakarta

Page 61: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

47

dilihat dari sebab-sebab kematian maternal dan pemenuhan kebutuhan

gender dalam GSI. Pembatasan masalah penelitian ini ditujukan untuk

memudahkan dalam melakukan pengumpulan data di lapangan.

Selanjutnya, data dari lapangan yang berupa hasil focus group discussion,

wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi direduksi dan dipilih

yang menonjol.

b. Sajian data

Merupakan rangkaian informasi yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam hal ini

penyajian data meliputi berbagai jenis tabel dan gambar.

c. Penarikan kesimpulan

Kegiatan selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Mulai dari

pengumpulan data, pendefinisian suatu konsep, mencatat keteraturan

pola-pola, penjelasan, alur sebab-akibat dan proporsi. Kemudian menjadi

keterangan yang lebih rinci sebagai kesimpulan. Penarikan kesimpulan

hanyalah sebagai suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-

kesimpulan yang ada dapat diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Ketiga komponen di atas akan berinteraksi dengan proses pengumpulan

data sebagai proses siklus. Dalam penelitian ini, peneliti tetap berada dalam

lingkungan interaksi tersebut sampai pengumpulan data bergerak ke reduksi data,

penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada skema model analisa berikut :

Page 62: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

48

Gambar 1.5

Model Analisa Interaktif

Sumber: Sutopo, 2002: 96

Adapun langkah-langkah analisis yang dilakukan dan output yang

dihasilkan dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1.3

Langkah-Langkah dan Output Hasil Analisis

No Langkah Analisis Output

(1) (2) (3)

1. Mengindentifikasi penyebab kematian maternal pada kasus di Kecamatan Banjarsari Surakarta

Sebab-sebab kematian maternal

2. Melakukan analisis terhadap kebutuhan gender

Pengklasifikasian kebutuhan praktis dan strategis gender sebagaimana tertuang pada gambar 1.4

3. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan

Kesimpulan

Sedangkan matriks teknis analisis yang digunakan pada penelitian ini

berdasarkan aspek yang dianalisis dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut ini:

Pengumpulan data

Reduksi data Penyajian

Penarikan

Page 63: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

49

Tabel 1.4

Matriks Teknik Analisis Berdasarkan Aspek yang Dianalisis

No Aspek yang Dianalisis

Fokus Kajian

Indikator Unit Analisis

Sumber data dan Teknik Pengumpulan

Data

Teknik Analisis

Data

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Peningkatan Angka Kematian Ibu

Sebab Tingginya Angka Kematian Ibu

· Penyebab Primer: berhubungan dengan individu dan keluarga.

· Penyebab sekunder : berhubungan dengan keluarga dan pengelolaan pelayanan GSI

Individu

Sumber Data: Data primer: secara purposive sampling yaitu; Satgas GSI tingkat Kecamatan/Kelurahan, ibu hamil, bersalin dan nifas Teknik: focus group discusion, wawancara mendalam dan observasi Sumber Data: Data sekunder: Notulen GSI, dokumentasi dan buku-buku yang berkaitan dengan Gerakan Sayang Ibu, Audit Maternal Prenatal (AMP), dan register kehamilan puskesmas Teknik: dokumentasi

Analisis deskriptif kualitatif dengan teknik analisis interaktif

2. Kebutuhan gender

Pemenuhan kebutuhan gender

· Kebutuhan praktis gender ibu hamil, melahirkan dan nifas

· Kebutuhan strategis gender ibu hamil, melahirkan dan nifas.

Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik analisis interaktif dan teknis analisis gender model Moser

Page 64: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

50

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

Dalam rangka mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) peningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan masyarakat melalui program Gerakan Sayang Ibu

(GSI) menjadi salah satu upaya untuk mengatasinya. Program GSI mempunyai

tujuan utama untuk menurunkan angka kematian ibu saat hamil, melahirkan dan

nifas. Sasaran GSI ditujukan pada masyarakat umum dari ibu hamil, ibu bersalin

dan nifas, keluarga yang bersangkutan hingga pengorganisasian masyarakat

sekitar untuk berperilaku sayang ibu .

Dalam penelitian ini ingin mengevaluasi elemen dasar keselamatan ibu

dan pemenuhan kebutuhan gender pada ibu hamil, bersalin dan nifas melalui GSI

yang difokuskan di Kecamatan Banjarsari Surakarta sebagai Kecamatan Sayang

Ibu. Digunakan data kualitatif yang diperoleh dari hasil interview dan pemetaan

kebutuhan gender sesuai identifikasi dalam tabel 1.1 untuk menjawab rumusan

masalah. Namun demikian, sangatlah perlu terlebih dahulu memaparkan deskripsi

lokasi penelitian yang disusun berdasarkan informasi dan data Dinas Kesehatan

Kota Surakarta Tahun 2009 dan Potret Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta

Tahun 2010.

Page 65: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

51

A. Situasi Umum

1. Kondisi Geografis

Secara administratif Kecamatan Banjarsari merupakan salah satu bagian

dari kelima wilayah kecamatan yang ada di Kota Surakarta. Kecamatan Banjarsari

yang memiliki luas 14,81 km² (33%) dari luas wilayah Kota Surakarta secara

keseluruhan. Letak geografis Kecamatan Banjarsari yaitu antara 110º BT - 11º BT

dan 7,6º LS dan 8º LS, dengan ketinggian 80 – 130 meter di atas permukaan laut.

Sebagaian besar penggunaan tanah di Kecamatan Banjarsari adalah untuk

pemukiman dan wilayah Kecamatan Banjarsari terbagi atas 13 kelurahan antara

lain: Kadipiro, Nusukan, Gilingan, Setabelan, Kestalan, Keprabon, Timuran,

Ketelan, Punggawan, Mangkubumen, Manahan, Sumber, dan Banyuanyar. Tiga

belas kelurahan tersebut mencakup 169 RW dan 851 RT. Kecamatan Banjarsari

memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

Sebelah selatan : Kecamatan Laweyan dan Kecamatan Serengan

Sebelah barat : Kabupaten Karanganyar

Sebelah timur : Kecamatan Jebres dan Kecamatan Pasar Kliwon

2. Kondisi Demografis

Kepadatan penduduk di Kecamatan Banjarsari cukup tinggi, dengan rata-

rata 11.057,33 jiwa/km². Berdasarkan data Dinas Keseahatan Kota Surakarta

tahun 2009, jumlah penduduk Kecamatan Banjarsari sebanyak 163.759 orang,

terdiri dari laki-laki sebanyak 77.120 orang (47,1%) dan perempuan sebanyak

86.639 orang (52,9%), dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 42.286 kepala

Page 66: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

52

keluarga. Komposisi tersebut dapat diketahui jumlah penduduk perempuan lebih

banyak dibanding penduduk laki-laki. Rasio beban tanggungan keluarga di

wilayah Banjarsari sebesar 39,13% dan rasio jenis kelamin sebesar 89,01%.

Jumlah penduduk Kecamatan Banjarsari yang didasarkan pada kelompok umur

dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009

No Kelompok Umur Laki-laki % Perempuan % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. <1 1.536

2 824

1 2.360

1

2. 1 – 4 4.202

5 4.908

5 9.110

6

3. 5 – 14 11.896

15 11.815

14 23.711

14

4. 15 – 44 40.529 53 43.410

50 83.939

51

5. 45 – 64 14.882

19 18.877

22 33.759

21

6. >= 65 4.075

5 6.805 8 10.880 7

Total 77.120 100 86.639 100

163.759 100

Sumber: Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2009

Sesuai tabel 2.1 golongan usia penduduk yang paling banyak berada

kelompok usia umur 15 - 44 tahun sebanyak 83.939 jiwa. Apabila digolongkan

lagi menjadi penduduk usia produktif dan non produktif, maka penduduk usia

produktif jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan penduduk usia non produktif.

Page 67: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

53

Disisi lain untuk mengetahui sejauh mana penduduk Kecamatan

Banjarsari mengeyam pendidikan dalam tabel 2.2 berikut ini berisi data tingkat

pendidikan penduduk usia 10 tahun ke atas Kecamatan Banjarsari Tahun 2009.

Tabel 2.2

Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan

di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009

No Pendidikan Terakhir

Laki - Laki % Perempuan % Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Perguruan Tinggi 9.404 15 7.791 10 17.195 12

2. Akademi/Diploma 3.358 5 4.433 6 7.791 6

3. SLTA/MA 21.001 32 21.315 28 42.316 30

4. SLTP/MTs 13.344 21 14.240 19 27.584 20

5. SD 11.239 17 15.583 21 26.822 19

6. Belum Tamat SD 5.732 9 8.239 11 13.971 10

7. Tidak Sekolah 582 1 3.269 4 3.851 3

Total 64.660 100 74.870 100 139.530 100 Sumber: Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2009

Tabel 2.2 memperlihatkan penduduk Kecamatan Banjarsari yang

berpendidikan sampai dengan SD sebesar 44.644 jiwa (32%). Jumlah ini lebih

kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berpendidikan SLTP ke

atas yaitu sebesar 94.886 jiwa (68%). Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan

penduduk Kecamatan Banjarsari pada tahun 2009 relatif tinggi. Angka 32% dapat

diasumsikan mereka kalangan berprofesi rendah dan berpenghasilan rendah.

Penghasilan rendah mengakibatkan kemampuan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan primer rendah. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang melek

huruf dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini:

Page 68: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

54

Tabel 2.3

Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf

Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009

No Jenis Kelamin Persentase Melek Huruf

Jumlah Penduduk % Melek Huruf % (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Laki-laki 64.660 100 64.078 99,1

2. Perempuan 74.870 100 71.601 95,6

Total 139.530 100 135.679 97,2

Sumber: Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2009

Penduduk perempuan Kecamatan Banjarsari sesuai data tahun 2009 jelas

terlihat bahwa perempuan yang melek huruf masih mengalami disparitas (-)3,5.

Terdapat korelasi positif dengan kondisi tingkat pendidikan penduduk perempuan

Kecamatan Banjarsari sampai dengan tamatan SD lebih besar dibanding penduduk

laki-laki yaitu 27.091 berbanding 17.553 jiwa.

Penduduk Kecamatan Banjarsari memiliki beraneka ragam mata

pencaharian yang disesuaikan dengan keadaan geografis yang ada. Kondisi

ekonomi pada dasarnya mampu mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan

dalam keluarga serta akan mempengaruhi derajat kesehatan keluarga. Data

mengenai mata pencaharian penduduk Kecamatan Banjarsari menggunakan data

tahun 2010 sehingga terdapat kenaikan jumlah penduduk dibanding data tabel

2.1yang disajikan di depan. Lebih lanjut mengenai mata pencaharian penduduk

Kecamatan Banjarsari disajikan pada tabel 2.4 berikut:

Page 69: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

55

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk Kecamatan Banjarsari Umur 10 Tahun ke Atas

Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010

Sumber: Monografi Data Dinamis Kecamatan Banjarasari Desember 2010 B. Situasi Khusus

1. Kasus Kematian Ibu Maternal di Kecamatan Banjarsari

Jumlah kematian ibu maternal merupakan jumlah keseluruhan dari

kematian ibu karena hamil, kematian ibu karena bersalin, dan kematian ibu karena

nifas. Hasil rekapitulasi jumlah kematian ibu maternal di Kecamatan Banjarasri

Kota Surakarta Tahun 2007 - 2009 terus mengalami peningkatan, yaitu 1 kasus

pada tahun 2007, 2 kasus di tahun 2008 dan 6 kasus pada tahun 2009. Fokus

penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Banjarsari, karena kejadian

kematian ibu maternal mengalami peningkatan tiap tahun berjalan. Selama tahun

No Mata Pencaharian Jumlah % (1) (2) (3) (4)

1. Petani sendiri 345 0,21

2. Buruh tani 2.721 1,66

3. Nelayan 1 0

4. Pengusaha 3.705 2,26

5. Buruh Industri 20.706 12,65

6. Buruh bangunan 23.570 14,4

7. Pedagang 10.534 6,44

8. Pengangkutan 6.073 3,71

9. PNS / ABRI 8.090 4,94

10 Pensiunan 7.801 4,77

11. Lain-lain 36.991 22,6

Total 163.661 100

Page 70: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

56

2009, berdasarkan laporan Puskesmas di Kecamatan Banjarsari telah ditemukan

perincian kematian ibu seluruhnya terjadi karena persalinan. Berikut rincian

kematian ibu maternal di wilayah Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 dalam tabel

2.5:

Tabel 2.5

Jumlah Kematian Ibu Maternal di Kecamatan Banjarsari Menurut Puskesmas

Tahun 2009

No Puskesmas

Jumlah Kematian Ibu

Kematian Ibu Hamil

Kematian Ibu Bersalin

Kematian Ibu Nifas

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Gilingan 0 1 0

2. Banyuanyar 0 1 0

3. Gambirsari 0 3 0

Total 0 6 0 Sumber: Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2009 2. Potensi Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan dan Pertolongan

Persalinan di Kecamatan Banjarsari

Sarana dan prasarana kesehatan yang menjadi potensi pelayanan

pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan di Kecamatan Banjarsari

meliputi Rumah Sakit Swasta, puskesmas dan posyandu. Adapun jumlahnya

masing-masing dapat kita lihat terperinci pada tabel 2.6 berikut:

Page 71: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

57

Tabel 2.6

Sarana dan Prasarana Kesehatan Kecamatan Banjarsari

Sumber: Potret Kecamatan Banjarasari Tahun 2010

Masih minimnya sarana dan prasaran kesehatan di Kecamatan Banjarsari

secara langsung dapat berkorelasi positif terhadap tingkat kesehatan masyarakat

yang masih rendah. Namun demikian, dari jumlah total Rukun Warga (RW) di

Kecamatan Banjarsari sebanyak 169 telah memiliki posyandu sebanyak 157,

dirasa dapat membantu meningkatkan tingkat kesehatan di lingkungan Banjarsari.

Lebih dalam lagi jika melihat jumlah ibu hamil resiko tinggi (bumil

resti) yang dirujuk menurut persebaran tiap puskesmas induk di wilayah

Kecamatan Banjarsari dapat dilihat pada tabel 2.7. Ibu hamil resiko tinggi yang

dirujuk menurut notulensi Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Banjarsari Surakarta

adalah mereka yang mengalami persalinan gawat darurat, antara lain kriterianya:

perdarahan, eklampasia, pre eklamsi berat, rupture uteri imminen, emboli air

ketuban, sepsis, fetal distress, dan kehamilan ektopik tergangggu.

No Sarana / Prasarana Jumlah

(1) (2) (3)

1. Rumah Sakit Swasta 1

2. Puskesmas Induk 6

3. Puskesmas Pembantu 6

3. RSUD Ibu dan Anak 1

4. Posyandu 157

Page 72: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

58

Tabel 2.7

Jumlah dan Presentase Ibu Hamil Resiko Tinggi Dirujuk Menurut Puskesmas

di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009

Sumber: Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2009 Selain itu, jika melihat secara lebih mendalam lagi terkait cakupan jaminan

pemeliharaan kesehatan masyarakat Banjarsari disajikan dalam tabel 2.8 berikut.

Total penduduk masyarakat non miskin di Kecamatan Banjarsari lebih dari 50%

yaitu sebesar 60,9% masyarakatnya memiliki akses jaminan pemeliharaan

kesehatan masyarakat dari total 132.540 penduduk non masyarakat miskin di

Banjarsari. Kasus kematian maternal pada umumnya terjadi pada penduduk

ekonomi menengah ke bawah, sehingga secara lebih mendalam penulis perlu

menampilkan data jaminan pemeliharaan kesehatan berikut:

No Puskesmas Jumlah Ibu Hamil Resti

Bumil Resti Dirujuk

Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Nusukan 48 1 2,1

2. Manahan 48 3 6,25

3. Gilingan 120 14 11,7

4. Banyuanyar 82 4 4,8

5. Setabelan 17 5 29,4

6. Gambirsari 16 4 25

Total 331 31 10,27

Page 73: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

59

Tabel 2.8

Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kecamatan Banjarsari

Menurut Puskesmas Tahun 2009

No Puskesmas Jumlah Penduduk Non Maskin

Askes PKMS Jumlah %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Nusukan 24.657 7.031 12.026 19.057 77,3

2. Manahan 17.453 6.240 4.516 10.756 61,7

3. Gilingan 20.084 2.524 8.313 10.837 53,9

4. Banyuanyar 20.450 3.068 8.664 11.732 57,3

5. Setabelan 10.789 3.667 3.339 7.016 65

6. Gambirsari 39.107 261 21.163 21424 54,8

Total 132.540 22.801 58.021 80.882 60,9 Sumber: Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2009 Ket: Maskin: Masyarakat Miskin Askes: Asuransi Kesehatan PKMS: Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta

3. Pendataan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas

Kegiatan ini harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti sehingga

didapat jumlah sasaran GSI di setiap wilayah kerja Puskesmas. Pendataan,

pemetaan ibu hamil, bersalin dan nifas melibatkan koordinasi dari Dinas

Kesehatan, puskesmas, Kader Sehat posyandu,Kader GSI, bumil, bulin dan bufas

sebagai kelompok sasaran. Adapun data terakhir ibu hamil, bersalin dan nifas di

Kecamatan Banjarsari Februari 2011 terlihat dalam tabel 2.9 berikut:

Page 74: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

60

Tabel 2.9

Jumlah Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas di Kecamatan Banjarsari

Per Februari 2011

Sumber: Dinas Kesehatan Surakarta Maret 2011

4. Deskripsi Gerakan Sayang Ibu di Kecamatan Banjarsari

Dalam rangka pembangunan Sumber Daya Manusia sejak dini sebagai

prioritas pemenuhan hak-hak dasar manusia yaitu kesempatan untuk hidup sehat

sejahtera, berumur panjang, memberikan pendidikan dan pertumbuhan mental

yang sehat. Salah satu upaya untuk menanamkan kasih sayang dalam keluarga

yaitu dengan cara pembinaan sejak ibu hamil sampai melahirkan sebagai upaya

penurunan AKI. Adanya SK Walikota Surakarta No 060.05/02/1/2004 tanggal 12

Januari 2004 tentang Kelompok Kerja Tetap GSI mendorong dibentuknya

Pengurus Satgas GSI Kecamatan Banjarsari, dengan susunan sebagaimana dalam

gambar 2.1 berikut:

No Puskesmas Ibu Hamil Ibu Bersalin Ibu Nifas (1) (2) (3) (4) (5)

1. Nusukan 194 35 35

2. Manahan 182 41 41

3. Gilingan 227 54 54

4. Banyuanyar 228 54 54

5. Setabelan 78 15 15

6. Gambirsari 278 65 65

Total 1.187 264 264

Page 75: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

61

Gambar 2.1

Susunan Pengurus Satgas Gerakan Sayang Ibu Tingkat Kecamatan

Sumber: Data diolah dari Keputusan Camat Banjarsari Kota Surakarta Tentang

Satgas GSI Kecamatan Banjarsari

Kesiapan dari 13 kelurahan di Banjarsari memiliki waktu pembentukan

Satgas yang berbeda-beda. Tahun pembentukan Satgas GSI di lingkup kelurahan

dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut:

Penanggungjawab

Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris Bendahara

Seksi Pendanaan

Seksi Rujukan

Seksi Transportasi

Seksi Donor Darah

Seksi Pendataan

Seksi Humas

Page 76: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

62

Tabel 2.10

Pembentukan Satgas GSI di Masing-Masing Kelurahan

di Kecamatan Banjarsari Surakarta

\

Sumber: Data Sekunder

Data tersebut memperlihatkan bahwa, dari 13 kelurahan di Kecamatan

Banjarsari hanya 3 kelurahan yang membentuk Satgas GSI pada tahun 2005,

sedangkan 10 kelurahan yang laian serentak di tahun 2004 sesudah keluarnya SK

Walikota pada 12 Januari 2004.

No Kelurahan Tahun (1) (2) (3)

1. Banyuanyar 2004

2. Manahan 2004

3. Punggawan 2004

4. Sumber 2004

5. Kestalan 2004

6. Kadipiro 2004

7. Mangkubumen 2004

8. Gilingan 2004

9. Nusukan 2004

10. Setabelan 2004

11. Keprabon 2005

12. Timuran 2005

13. Ketelan 2005

Page 77: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

63

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBAHASAN

A. Elemen Dasar Keselamatan Ibu

Secara bahasa keselamatan ibu mempunyai konotasi yang terkait langsung

dengan aspek kesehatan. Hal tersebut mampu memberikan pengaruh dalam

menekan Angka Kematian Ibu (AKI). Perempuan hamil memiliki risiko untuk

mengalami komplikasi, sedangkan perempuan yang tidak sedang hamil tidak

memiliki risiko tersebut. Terjadinya kematian ibu biasanya terkait dengan

kurangnya akses pada pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama

pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat

mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas

kesehatan, terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Semua

perempuan hamil tidak mengalami resiko yang sama. Beberapa perempuan lebih

beresiko dibandingkan dengan perempuan lain. Diseluruh dunia berbagai faktor

perilaku dan biologis dapat memperbesar resiko seorang perempuan untuk

mengalami komplikasi yang mengancam kehidupan.

Tujuan upaya keselamatan ibu adalah mengurangi kematian dan

kesakitan ibu, pengalaman secara global menunjukkan bahwa kematian ibu dapat

dicegah. Semua upaya keselamatan ibu menuntut hubungan yang erat antar

berbagai sistem pelayanan kesehatan. Berdasarkan rekapitulasi data yang

diperoleh jumlah kematian ibu maternal di Kecamatan Banjarsari sebanyak 6

Page 78: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

64

kasus dengan persebaran 3 kasus di wilayah Kelurahan Kadipiro, 1 kasus di

wilayah Kelurahan Sumber, 1 kasus dari Kelurahan Gilingan dan 1 kasus di

Kelurahan Manahan.

Tabel 3.1

Identifikasi Kasus Ibu Meninggal di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009

Sumber: Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2009 dan Data Primer

Temuan di Kecamatan Banjarsari dimana kematian maternal terjadi

100% pada masa persalinan, nyatanya juga ditemui dari hasil penelitian di lokasi

Kabupaten Cilacap kematian maternal sebagian besar terjadi saat persalinan,

dimana 32 kasus (61,5%) meninggal saat bersalin, diikuti dengan kematian pada

masa nifas yaitu 14 kasus (26,9%) dan kematian saat hamil sebesar 6 kasus 11,5%

(Fibriana, 2007:82)

Lebih jelasnya, sub pembahasan berikutnya penulis mengulas faktor

primer (individu dan keluarga) dan faktor sekunder (masyarakat dan pengelolaan

program Kecamatan Sayang Ibu) elemen keselamatan dan kesejahteraan ibu.

No Puskesmas

Jumlah Kematian Ibu Wilayah Kasus

Kematian Kematian Ibu Hamil

Kematian Ibu Bersalin

Kematian Ibu Nifas

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Nusukan 0 0 0 -

2. Manahan 0 1 0 Kel. Manahan

3. Gilingan 0 1 0 Kel. Gilingan

4. Banyuanyar 0 1 0 Kel. Sumber

5. Setabelan 0 0 0 -

6. Gambirsari 0 3 0 Kel. Kadipiro

Total 0 6 0

Page 79: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

65

a. Faktor Primer Keselamatan Ibu

Berdasarkan dari teori yang telah penulis bangun di Bab 1 sebelumnya,

faktor primer merupakan faktor yang berasal dari individu dan keluarganya.

Faktor primer meliputi status kesehatan ibu yang pertama akan menjelaskan

mengenai status gizi dan riwayat komplikasi obstretrik. Kedua, yaitu derajat

kesiapan untuk hamil yang mencakup masalah usia ibu hamil, jarak kehamilan

dan jumlah kelahiran, ketiga, perilaku sehat yang terdiri dari masalah penolong

persalinan dan pemeriksaan kehamilan. Keempat yaitu status perempuan dalam

keluarga dan kelima adalah status keluarga dalam masyarakat. Berikut

pembahasan masing-masing variabel:

1) Status Kesehatan Ibu

Berdasarkan data dari hasil otopsi verbal dan hasil wawancara terhadap

informan pada kasus kematian maternal, diperoleh informasi mengenai penyebab

kematian maternal di Kecamatan Banjarsari tahun 2009 disebabkan karena

komplikasi obstretrik.

Hasil wawancara dan dokumentasi informasi lapangan sebagian besar

ibu meninggal memiliki riwayat kehamilan yang buruk. Salah satunya kasus 101

ibu meninggal di Kelurahan Manahan, diceritakan oleh Informan 301(Petugas

Kesehatan) berikut:

“Pada kasus kematian ibu tahun 2009 di catatan Puskesmas Manahan dulu itu, kondisi ibu sebenarnya nggak memiliki riwayat penyakit sejak trimester III kehamilan keduanya dari hasil rekam medis juga nggak ada keluhan. Namun, pada kelahiran anak pertama memang sudah memiliki riwayat persalinan dengan operasi caesar dan hal tersebut terulang lagi di kelahiran keduanya.”.1

1 Wawancara pada tanggal 20 April 2011 di Puskesmas Manahan

Page 80: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

66

Hal senada juga diungkapkan Informan 201 (keluarga). Disampaikannya

kehamilan kedua (alm) istrinya pada saat pemeriksaan kesehatan kehamilan selalu

dinyatakan sehat dan normal. Namun, pengalaman kelahiran anak pertama

memang dilakukan secara caesar. “Sebulan sekali istri saya periksa, normal-

normal saja dan sehat. Kehamilan kedua sebulan sebelum melahirkan jalan

kelahiran tertutup placenta jadi disarankan untuk operasi caesar.”2

Begitu pula dialami oleh ibu meninggal di wilayah Kadipiro, rekapitulasi

AMC menyebutkan bahwa kelahiran pertama dilakukan secara caesar dan

kemudian kelahiran yang ketiga mengalami komplikasi dan harus dilakukan

operasi. Hal tersebut senada diungkapkan Informan 303(Petugas Kesehatan)

berikut ini:

“Riwayat kehamilan sebelumnya dari pasien 103 (Ny. L), pernah dilakukan persalinan caesar karena bayinya lintang, waktu itu persalinan pertama dilakukan di Rumah Sakit. Pada persalinan keduanya dilakukan di bidan dengan pesalinan spontan. Kesehatan Ny. L sendiri sehat Mbak, nggak ada riwayat penyakit menular dan menahun selama dia ANC.”3 Penelitian yang peneliti lakukan membuktikan dari 6 kasus yang ada, 2

diantaranya ternyata mempunyai riwayat resiko persalinan yang buruk pada

persalinan berikutnya terjadi kematian maternal karena diikuti oleh faktor yang

lain.

Hal lain juga terjadi pada bumil Informan 107 warga lingkungan

Gilingan. Kehamilan pertama yang dialaminya dilakukan pemeriksaan rutin ke

bidan delima, namun karena terjadi kegawatdaruratan maka persalinan pertama

2 Wawancara pada tanggal 7 Mei 2011 di Kediaman Informan 3 Wawancara pada tanggal 30 April 2011 di Puskesmas Gambirsari

Page 81: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

67

dirujuk untuk dilakukan operasi caesar di Rumah Sakit Swasta. Saat ditemui usia

kehamilannya sudah menginjak usia 9 bulan. Disampaikannya bahwa kehamilan

keduanya kali ini dia sering mengalami mimisan, yang menurut informasi petugas

kesehatan yang ia peroleh hal tersebut dapat menjadi faktor resiko. Dalam Forum

Group Discusion kelas hamil yang diselenggrakan di Kelurahan Gilingan keluhan

bumil tersebut langsung dijawab oleh Bidan Puskesmas yang hadir seperti ini:

“Gejala sering mimisan sejak awal kehamilan meski tidak ada gejala demam dan

pusing dapat menjadi indikasi infeksi pada kehamilan Bu.S ”4

Hal berbeda diutarakan oleh informan 109 bulin di Kelurahan

Banyuanyar, dia menceritakan bahwa pada persalinannya yang ketiga belum lama

ini, terjadi pendarahan pasca persalinan tetapi kedua persalinan dan kehamilan

sebelumnya tidak pernah terjadi resiko dan kegawatdaruratan. Berikut

penuturannya: “Kemarin itu leres (betul) Mbak, kalo persalinan saya terjadi

pendarahan, tapi kedua persalinan saya sebelumnya y normal-normal saja, y

ndilalah (kebetulan) yang kemarin terjadi pendarahan”.5

Pernyataan Informan 109 diperkuat oleh informan 409 (tetangga): “Iy,

kelahiran kemarin anak ke-3 memang pendarahan, tapi kelahiran sebelumnya

normal-normal semua”.6

Hasil penelitian ini, nyatanya sama dengan hasil penelitian yang

dilakukan Rachmawati (2004: 165), dari 18 subyek yang diteliti 8 diantaranya

4 Diskusi Forum Group Discuscion Kelas Hamil pada tanggal 15 April 2011 di Kediaman Kader

Posyandu Rw 17 Kelurahan Gilingan. 5 Wawancara pada tanggal 9 Mei 2011 di Kediaman Informan 6 Wawancara pada tanggal 9 Mei 2011 di Kediaman Informan 109

Page 82: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

68

ternyata mempunyai riwayat kehamilan buruk dan berulang kembali pada

kehamilan berikutnya.

Terdapat pula kematian maternal yang disebabkan kondisi kesehatan ibu

yang menurun saat persalinan disebabakan karena gagal ginjal dan penyakit

menahun. Hal tersebut terjadi pada kasus 104, dimana kematian ibu pasca

persalinan terjadi karena gagal ginjal. Diungkapkan oleh Informan 304 mengenai

kasus 104 sebagai berikut:

“Kasus itu karena ibu mengalami gagal ginjal Mbak setelah persalinan, dan diikuti dengan eklampasia persalinan yaitu tensi yang tinggi mencapai 200%gr. Hal tersebut menjadikan ibu nggak dapat tertolong, tapi memang dari awal kehamilan sudah terdeteksi kehamilan resti, y mau gimana lagi”.7 Perhatian terhadap kehamilan sebelumnya atau penyakit yang pernah

diderita menjadi sangat penting untuk menentukan kondisi kehamilan ibu. Faktor

yang berasal dari ibu seperti kelainan genetik, komplikasi obstetrik, sakit obstetrik

(placenta previa), terbukti dalam penelitian ini. Ibu bersalin yang mengalami

kematian maternal mengalami riwayat persalinan yang buruk beberapa

diantaranya adalah eklampasia dan placenta previa. Penelitian Rachmawati

(2004: 168), juga membuktikan hal yang sama. Para informan dalam

penelitiannya delapan diantaranya mempunyai riwayat obstretik buruk, seperti

abortus, eklampasia, placenta previa, dll.

Subyek penelitian mengalami riwayat kehamilan dan persalinan yang

buruk dan kembali terulang pada persalinan atau kehamilan berikutnya yang

berhasil peneliti temui di lapangan,disajikan dalam tabel 3.2 profil riwayat

7 Wawancara pada 29 April 2011 di Puskesmas Banyuanyar

Page 83: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

69

kehamilan dan persalinan yang buruk di Kecamatan Banjarsari Surakarta berikut

ini:

Tabel 3.2

Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan dan Persalinan Buruk

Di Kecamatan Banjarsari Surakarta

Sumber: Data Primer

Ket : * No Kode dengan kasus kematian maternal

Persalinan buruk dalam penelitian ini yaitu persalinan dengan

kegawatdaruratan seperti; pendarahan, eklamsi (kejang), pre eklamsi berat (darah

tinggi, kaki bengkak dan protein tinggi dalam kencing), rupture uteri imminen

(rahim akan pecah), emboli air ketuban (air ketuban masuk peredaran darah ibu),

dan sepsis (infeksi).

Kasus 101 memiliki riwayat kehamilan yang tercatat dalam AMP yaitu,

pada trimester pertama mengalami mual dan pusing, trimester kedua keluhan yang

dialami adalah terlalu sering buang air kecil, sedangkan pada trimester ketiga

justru sudah tidak terdapat keluhan kehamilan. Selama kehamilan keduanya kasus

No No Kode Kasus Riwayat Persalinan

Sebelumnya Riwayat

Kehamilan/Persalinan (1) (2) (3) (4) (5)

1. 101* Kematian maternal Caesar Komplikasi Persalinan

2. 103* Kematian maternal Normal Komplikasi Kehamilan dan Persalinan

2. 104* Kematian maternal Penyakit menahun Komplikasi Persalinan

3. 107 Kehamilan dgn faktor resiko Caesar Komplikasi Kehamilan

4. 108 Kehamilan resiko tinggi 3 kali keguguran Kehamilan sehat

5. 109 Pendarahan Normal Komplikasi persalinan

Page 84: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

70

101 tidak mengalami komplikasi kehamilan, komplikasi terjadi saat persalinan

yaitu adanya placenta previa totalis. Pada saat datang ke Rumah Sakit untuk

pertolongan persalinan, ibu hamil datang dengan kondisi Hb 9,9gr%, dengan

diagnose placenta previa totalis tersebut maka ibu dianjurkan untuk operasi

caesar. Namun, setelah selesai caesar ibu bersalin kasus 101 mengalami

perdarahan dan harus dilakukan operasi histerektomi atau pengakatan kandungan.

Dalam keadaan yang demikian, faktor kekurangan darah akibat perdarahan turut

menjadi sebab kematian ibu yang memiliki riwayat caesar.

Cerita lain yang terjadi pada kasus 103 warga Kadipiro Banjarsari,

dalam catatan AMC tertulis bahwa memiliki riwayat caesar 16 tahun sebelumnya

dan berulang kembali pada persalinan ketiganya tersebut. Dalam persalinannya

tersebut ibu kasus 103 telah mengalami 3 kali rujukan, dan saat tiba di RSDM

Surakarta sudah dalam kondisi kecapaian, setelah sebelumnya ditangani di

Puskesmas Banyuanyar dan RSD Surakart, karena persalinannya tidak maju maka

dilakukan bedah caesar untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Lima jam

setelah dilakukannya operasi, keluarga mengeluhkan bahwa ibu kasus 103

mengalami kejang, setelah dilakukan prosedur tetap dalam penanganan pasien,

nyawa ibu tetap tidak bisa tertolong.

Sisi lain, faktor status gizi turut mempengaruhi status kesehatan ibu

hamil. Banyak beberapa saksi kasus kematian ibu menuturkan bahwa kecukupan

gizi dan makanan telah terpenuhi. Namun, yang menjadi pertanyaan yaitu tingkat

pemenuhan makanan dan gizi yang diberikan pada ibu hamil. Hemat peneliti,

kecukupan kebutuhan gizi dan makanan ibu hamil diwakili oleh pernyataan

Page 85: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

71

Informan 201 (Suami pasien) berikut ini: “Semua kebutuhan makan, gizi dan

nutrisi (alm)istri saya itu terpenuhi semua Mbak, kehamilannya y juga sehat,

Y…mungkin takdir ini Mbak”.8

Wawancara dengan tokoh masyarakat (informan 401) di lingkungan

kasus 10, menyebutkan bahwa pemenuhan gizi di rumah keluarga hanya sebatas

pihak keluarga yang mengetahui. Berikut penuturannya: “Saya kurang tahu

seperti apa gizi yang dipenuhi. Susu hamil dan makanan seperti hari-hari

biasa”.9

Pengalaman berbeda diakui oleh informan 109, pada saat kehamilannya

yang terakhir pemenuhan gizi dalam keluarga demi menjaga kesehatan ibu hamil

dan janinnya pun seolah tidak diprioritaskan.

“Kalo masalah pemenuhan gizi dan nutrisi, dulu pas hamil yang saya makan ya kayak biasanya Mbak. Nggak ada yang lebih, tapi waktu hamil saya malah terlalu banyak minum manis. Ada yang bilang itu sebab pendarahan saya”.10 Pernyataan informan 409 membenarkan hal tersebut: “Bu.S ini dulu sering

minum manis Mbak, itu kali ya penyebab pendarahannya. Soal gizi di rumah

masih kayak hidangan sehari-harinya begitu Mbak.”11

Adapula ibu-ibu hamil, dimana mereka tidak memahami kadar gizi yang

terkandung dalam makanan tertentu. Mereka mengabaikan untuk

mengkonsumsinya, meskipun makanan tersebut sangat dibutuhkan pada masa

kehamilan mereka. Ibu Karjo Kader Posyandu RW 17 Kelurahan Gilingan,

sempat bercerita bahwa beliau tidak pernah mengetahui manfaat dari pisang raja.

8 Wawancara pada tanggal 7 Mei 2011 di Rumah Informan 9 Wawancara pada tanggal 7 Mei 2011 di Kediaman Informan 10 Wawancara pada tanggal 9 Mei 2011 di Kediaman Informan 11 Wawancara pada tanggal 9 Mei 2011 di Kediaman Informan 109

Page 86: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

72

Semasa kehamilannya yang keenam, terjadi anemia dan dokter yang menangani

beliau menganjurkan untuk mengkonsumsi pisang raja. Dalam observasi peneliti

saat Forum Group Discusion (FGD) di Kelurahan Gilingan, ternyata pengetahuan

tersebut juga tidak dipahami oleh para ibu-ibu hamil yang lain. Ibu-ibu hamil yang

mengikuti FGD baru menyadari manfaat pisang raja bagi kesehatan ibu hamil,

setelah ada sharing informasi dari pihak yang berpengalaman.

Masalah pemenuhan kebutuhan seperti gizi dan nutrisi lengkap bagi bumil

sangat penting untuk dikuasi ibu hamil, karena pada dasarnya keselamatan dirinya

dan bayi yang dikandungnya sangat ditentukan dari kesehatan ibu yang

bersangkutan.

2) Derajat Kesiapan untuk Hamil

Faktor-faktor status reproduksi terkait usia ibu hamil, jumlah kelahiran,

dan jarak antara kehamilan. Sebagai gambaran awal, berikut ini data identitas ibu

bersalian meninggal yang terjadi di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 dalam

tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Identitas Ibu Bersalin Meninggal di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009

Sumber: Data Primer

No No Kode Kasus Rentang Usia Jumlah Kelahiran Jarak Antar Kehamilan (th)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. 101 <35 2 2

2. 102 >35 2 9

3. 103 >35 4 2

4. 104 >35 3 2

5. 106 <35 2 9

Page 87: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

73

Kelima kasus dari enam kasus kehamilan terjadi pada rentang usia yang

tergolong resti yaitu lebih dari 35 tahun. Klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa

usia ibu yang meninggal paling besar pada rentang usia lebih dari 35 tahun. Usia

di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun merupakan usia berisiko untuk hamil dan

melahirkan. Dalam penelitian Agan, et al yang dipublikasikan dalam International

Journal of Women’s Health (2010:2 249–254) menyebutkan bahwa hasil

penelitian menunjukkan sebagian besar perempuan 65,3 persen yang ditelitinya,

yang meninggal berada di sangat aktif kelompok usia reproduksi (20-34 tahun).

Jumlah kelahiran paling banyak adalah 4 kali kelahiran terjadi pada satu kasus

103, semakin banyak jumlah kelahiran yang dialami oleh seorang ibu mampu

menjadi faktor tinggi risikonya untuk mengalami komplikasi sedangkan untuk

kasus lainnya rata-rata mengalami 2 kali riwayat kelahiran. Hal yang paling buruk

adalah kaitannya dengan penganturan jarak kehamilan. Kasus 102 mengalami

jarak kehamilan paling lebar, yaitu 9 tahun. Informasi terkait hal tersebut

diungkapkan oleh Informan 402 sebagai berikut: “Usia anak pertamanya waktu

kehamilan kedua Ibu. D pas itu 9 tahun Mbak. Faktor jarak yang lama seperti ini

khan menjadi faktor resiko dari persalinan Ibu. D itu, padahal usianya juga

sudah di atas 35”.12

Pengalaman tersebut dibenarkan oleh informan 302 yang menerangkan

hasil pelacakan AMC kepada peneliti sebagai berikut: “Usia dari pasien sudah 36

12 Wawancara pada tanggal 10 Mei 2011 di Kediaman Informan

Page 88: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

74

tahun dan jarak kehamilan yang lama membuat kondisi ibu terlalu capek untuk

melahirkan meski sudah dipacu”.13

Hasil penelitian menyebutkan bahwa usia mempengaruhi keselamatan

ibu. Selain faktor yang bermakna perawakan, status gizi, dan kesehatan

perempuan, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penyebab kematian maternal

faktor yang paling mudah dikenal dan faktor universal terpenting adalah umur dan

jumlah kehamilan sebelumnya.

3) Perilaku Sehat

Perilaku sehat antara lain meliputi pemeriksaan kehamilan dan variabel

penolong persalinan. Kasus kematian ibu maternal di Kecamatan Banjarsari tahun

2009, terdapat dua kasus ibu meninggal hanya mengakses ANC kurang dari

empat kali. Kasus tersebut terjadi di wilayah Kadipiro, kasus 104 hanya dua kali

mengakses ANC yang dilakukannya di Puskesmas, dan kasus 105 telah

melakukan pemeriksaan ANC sebanyak tiga kali di Bidan Praktek Swasta (BPS).

Sedangkan lima kasus lain sudah mengakses ANC lebih dari empat kali, rata-rata

mereka telah melakukan pemeriksaan 7 – 9 kali. Kepedulian ibu terhadap

kehamilannya rata-rata sudah cukup bagus dilihat dari intensitas kunjungan ANC.

Bahkan pada mereka yang akhirnya mengalami kematian maternal. Tabel 3.4

berikut menyajikan karakteristik pilihan ANC yang dilakukan bumil.

13 Wawancara pada tanggal 25 April 2011 di Puskesmas Gilingan

Page 89: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

75

Tabel 3.4

ANC yang Dilakukan Bumil di Kecamatan Banjarsari Surakarta

Sumber: Data Primer Ket: BPS : Bidan Praktek Swasta

Terkait dengan pilihan tempat persalinan, kasus yang diteliti pada

kematian maternal tahun 2009 di Kecamatan Banjarsari, para korban pada

umumnya telah menyadari pentingnya tempat persalinan yang aman dan nyaman,

mereka telah berupaya menuju tempat persalinan di rumah sakit. Namun, masih

terdapat 2 kasus kematian maternal yang melakukan persalinan di Bidan Praktek

Sasta (BPS) meski pada akhirnya mereka juga dirujuk ke rumah sakit untuk

keselamatan mereka. Hasil penelitian menunjukkan penyebab kematian ibu

bersalin, dan tempat kejadian dapat dilihat dalam tabel 3.5 berikut:

No No Kode Informan Frekuensi ANC Tempat ANC (1) (2) (3) (4)

1. 101* 9 kali Rumah Sakit

2. 102* 8 kali BPS

3. 103* >10 kali BPS dan Puskesmas

4. 104* 2 kali Puskesmas

5. 105* 3 kali BPS

6. 106* >4 kali BPS

7. 108 10 kali Puskesmas

8. 109 >4 kali Puskesmas

9. 110 7 kali Puskesmas

Page 90: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

76

Tabel 3.5

Penyebab Kematian, Tempat Kematian Ibu, dan Penolong Persalinan Kematian

Ibu Maternal di Kecamatan Banjarsari Surakarta Tahun 2009

No No Kode -

Tempat Tinggal Pasien

Diagnosa Tempat Pertama

Persalinan

Penolong Pertama

Tempat Kejadian

Meninggal (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 101 - Kel. Manahan

Pendarahan RS DKT Dokter RS RS DKT

2. 102 - Kel. Gilingan Pendarahan BPS Bidan RSDM

3. 103 - Kel. Sumber

Gagal Ginjal

Rumah Sakit Dokter RS Rumah Sakit

4. 104 - Kel. Kadipiro Infeksi

RSD Surakarta Dokter RS RSDM

5. 105 - Kel. Kadipiro Pendarahan RS

Mojosongo Dokter RS RS DKT

6. 106 - Kel. Kadipiro Pendarahan BPS Bidan

RS Brayat Minulyo

Sumber : Data Primer Ket: BPS : Bidan Praktek Swasta RSDM : Rumah Sakit Daerah Moewardi RS DKT : Rumah Sakit Slamet Riyadi Surakarta

Kematian terbanyak memang terjadi di Rumah Sakit, dalam hal ini

berarti ibu bersalin meninggal sudah diupayakan mendapatkan pertolongan.

Faktor-faktor kematian maternal tersebut antara lain dapat berupa keterlambatan

dari pihak pasien dan keluarga yang membawanya ke tempat persalinan.

Pada tataran keluarga hal ini, sangat perlu diperhatikan. Bumil yang

mengalami kematian maternal pada riwayat kehamilan mereka, sebagian besar

tidak mengalami komplikasi. Namun, pada saat persalinan justru timbul

komplikasi yang mengancam nyawa mereka. Hal seperti itu, terjadi pada kasus

101 (kematian maternal di Kelurahan Manahan). Diungkapkan oleh Bidan

Puskesmas yang melacak AMP pasien, beliau menuturkan bahwa kehamilan dari

Page 91: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

77

pasien yang bersangkutan terjadi secara normal dan sehat, tapi pada saat

persalinan terjadi komplikasi yaitu placenta previa totalis. Hal senada juga

dituturkan oleh informan 201 (suami bumil) berikut ini:“Menjelang persalinan

jalan untuk persalinan ketutup placenta. Itu diketahui dokter yang memeriksa

sebulan sebelum persalinan Mbak”.14

Kehamilan yang terjadi tanpa komplikasi belum tentu nantinya tidak

terdapat komplikasi pada saat persalinan. Tindakan dan pengambilan keputusan

yang cepat penting dalam penangaanan hal satu ini.

Kondisi lain, terjadi pada para informan yang masih dalam kondisi

mengandung. Permasalahan kecil/sepele biasanya dilupakan oleh ibu yang

bersangkutan dalam menjaga kesehatan kehamilannya dan keselamatan

persalinannya kelak. Hal yang dialami oleh Informan 108, bumil dari Kelurahan

Gilingan, beliau mengungkapkan bahwa saat pemeriksaan Hb kedua yaitu

10,2gr%, tapi pada kondisi demikian beliau tidak paham mengenai resiko anemia

yang tengah terjadi dalam masa kehamilannya, berikut penuturan beliau:

“Pada saat cek kedua Hb, Hb saya 10,2%gr, saat ini tu saya mudah kecapekan Bu. Kalo mau tidur memang susah, karena janin bergerak terus, jadi saya tidak segera tidur. Tidur biasanya baru pukul setengah sepuluh malam, padahal jam empat pagi saya sudah harus bangun mengerjakan pekerjaan rumah ke pasar juga lah”.15

Sharing dari ibu hamil tersebut, kemudian langsung dijawab oleh Bidan

Puskesmas yang pada saat Forum Group Discuscion hadir di tempat. Dari hasil

diskusi, hal yang terjadi pada kasus informan 108 merupakan tanda-tanda anemia

14 Wawancara pada 7 Mei 2011 di Kediaman Informan 15 Disampaikan dalam Forum Grup Discussion (FGD) Kelas Hamil di Kelurahan Gilingan pada

tanggal 29 Maret 2011 di Rumah Kader Posyandu Rw 17

Page 92: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

78

pada ibu hamil. Faktor rendahnya Hb dapat menjadi pemicu terjadinya anemia

dan pendarahan saat persalinan. Pengetahuan-pengetahuan perilaku sehat,

nyatanya belum dikuasi oleh para ibu hamil sehingga rendahnya Hb tidak segera

mereka upayakan untuk ditanggulangi.

Bumil yang tidak melek informasi terhadap status kesehatan

kehamilannya dapat memunculkan resiko pada saat persalinannya. Pengalaman

informan menunjukkan bahwa tidak semua ibu hamil sadar akan pentingnya

kesehatan reproduksi mereka dan kesiagaan komplikasi. Persoalannya adalah

mereka terkadang melupakan hal-hal sepele. Seperti yang terjadi pula pada Bumil

Informan 110 di Kelurahan Kadipiro:

“Hb saya terakhir periksa rendah sih Mbak, Hb saya 10%gr, dulu pas periksa di Puskesmas dikasih vitamin penambah zat besi itu, tapi nggak saya minum, saya nggak suka bau obatnya yang amis itu. Cuma karena baunya itu kok Mbak alasan saya jadi nggak mau minum vitamin itu”.16

Beberapa hasil wawancara dan observasi lapangan memberikan fakta

cakupan pemeriksaan kehamilan yang rutin tidak menjamin bumil paham

mengenai kondisi kehamilan sehat yang komprehensif. Pemeriksaan kehamilan

pada dasarnya untuk mendeteksi dini masalah kesehatan kandungan dan

komplikasi, tetapi hal tersebut tidak ditemui di lapangan. Pada kasus kematian

maternal di Banjarsari, rata-rata bumil telah memilih tempat persalinan di tenaga

kesehatan berkualitas bahwa di Rumah Sakit. Namun, faktor non-medis menjadi

masalah dalam pertolongan persalinan. Lebih jelas dibahas pada indikator

selanjutnya.

16 Wawancara pada tanggal 13 April 2011 Pukul 11.00 di Puskesmas Gambirsari

Page 93: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

79

4) Status Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat

Faktor yang berkaitan dengan status perempuan antara lain tingkat

pendidikan dan keberdayaan perempuan (woman empowerment) yang

memungkinkan perempuan lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri

dalam memutuskan hal terbaik bagi dirinya, termasuk kesehatan atau

kehamilannya. Semua variabel tersebut dapat menjadi faktor yang berpengaruh

dalam mencegah kematian ibu.

Tingkat pendidikan ibu kematian maternal seluruhnya telah menempuh

jenjang sekolah menengah mampu memberikan gambaran terkait tingkat

pengetahuan mereka, namun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan

keselamatan kehamilan nampaknya tidak berbanding lurus dengan jenjang

pendidikan terakhir yang ditempuh. Pemberdayaan perempuan merupakan salah

satu kata kunci dari keberhasilan upaya penyelamatan ibu melahirkan dan hamil

dari kematian maternal. Salah satu indikator dari pemberdayaan perempuan

adalah tingkat pendidikan yang antara lain digambarkan dengan tingkat melek

huruf. Data yang diperoleh telah menyebutkan bahwa seluruh kasus dan informan

sudah tamat wajib belajar 9 tahun, sehingga asumsinya mereka telah melek huruf.

Tabel 3.6 berikut ini menyajikan tingkat pendidikan para ibu kematian

maternal di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009 berdasarkan wilayah puskesmas:

Page 94: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

80

Tabel 3.6

Tingkat Pendidikan Ibu Bersalin Meninggal Menurut Puskesmas

di Kecamatan Banjarsari Tahun 2009

Sumber: Data Primer

Keberdayaan perempuan (woman empowerment) secara teoritis

implikasinya muncul peran aktif perempuan dalam menentukan sikap dan lebih

mandiri dalam memutuskan hal terbaik bagi dirinya, termasuk kesehatan atau

kehamilannya. Hasil penelitian menunjukkan beberapa informan tidak ada

kesiapan kehamilan. Pengalaman tersebut diakui oleh salah seorang informan

informan 109, mengaku bahwa pada saat kehamilannya yang terakhir tersebut

merupakan kehamilan yang tidak dia rencanakan. “Memang ini sebelumnya

bukan kehamilan terencana Mbak, y sama mau nggak mau harus siap.”17

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi keselamatan ibu melahirkan

yaitu, tingkat pengambilan keputusan. Meskipun perempuan memiliki

keperdayaan dalam memilih keputusan yang diambil hal tersebut ternyata belum

cukup menentukan kesealamatan ibu bersalin. Pada kasus 101, dimana

17 Wawancara pada tanggal 9 Mei 2011 di Kediaman Informan

No Lokasi Puskesmas Jumlah Kematian

Identitas Pendidikan Ibu Meninggal

SD SLTP SLTA (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Manahan 1 - - 1

2. Gilingan 1 - - 1

3. Banyuanyar 1 - - 1

4. Gambirsari 3 - - 3

Total 6 0 0 6

Page 95: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

81

pengambilan keputusan tempat persalinan dipilih oleh pihak istri ternyata belum

tentu dengan kebutuhan persalinannya.

“Istri sendiri yang memilih kelahiran di RS DKT Mbak, kalau saya waktu itu sebenarnya lebih memilih ke tempat lain saja yang lebih lengkap peralatannya karena khan sudah tahu kondisi persalinan harus operasi waktu itu. Pilihan istri maunya disana, y saya nuruti saja Mbak.”18 Ditegaskan oleh dr. Krisnandar Fredyanto: …“Perempuan dalam mengambil keputusan pada dasarnya masih diperlukan dukungan dari keluarga. Pengalaman yang saya temui,ibu minta bersalin di bidan, padahal kondisinya harus bersalin di rumah sakit. Jadi, keluarga harus memberi motivasi untuk keselamatan ibu itu sendiri.”19

Pilihan dari pihak ibu yang sedang hamil dan akan bersalin memang

diperlukan untuk mengetahui apa keinginan mereka, namun motivasi dari anggota

kelurarga yang lain dalam melihat kebutuhan ibu diperlukan sebagai upaya

keselamatan ibu.

5) Status Keluarga dalam Masyarakat

Jika variabel sebelumnya lebih menekankan pada diri perempuan

sebagai individu, maka variabel berikut ini merupakan variabel keluarga

perempuan tersebut. Variabel tersebut antara lain penghasilan keluarga, tingkat

pendidikan dan status pekerjaan anggota keluarga, juga dapat berpengaruh

Kondisi di lapangan membuktikan bahwa kasus kematian maternal,

terjadi pada lingkungan keluarga tidak mampu. Secara umum kondisi ekonomi

keluarga yang bersangkutan, 5 kasus berasal dari kelurga miskin (gakin) bahkan

untuk kasus di Kelurahan Manahan dan Kelurahan Gilingan terjadi pada keluarga

18 Wawancara pada tanggal 7 Mei 2011 di Kediaman Informan 19 Wawancara pada tanggal 29 Maret 2011 di Puskesmas Banyuanyar.

Page 96: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

82

pemegang kartu PKMS sedangkan 1 kasus sisanya berasal dari keluarga

berpendapatan menengah ke atas.

Status penghasilan dan posisi pekerjaan keluarga ibu hamil akan mampu

mempengaruhi persiapan persalinan. Kesiagaan komplikasi persalinan ternyata

luput dari perhatian bumil dan keluarganya. Persiapan persalinan mulai dari biaya

persalinan, saran transportasi menuju tempat persalinan, pilihan tempat persalinan,

dan persiapan donor darah seharusnya menjadi perhatian serius bagi keluarga

bumil di awal terdeteksinya kehamilan. Hal tersebut, tampaknya belum mampu

sepenuhnya disadari oleh masyarakat kita. Hal tragis terjadi pada kasus 102 yang

diceritakan oleh tokoh masyarakat tempat ibu meninggal tinggal. Berikut ini

penuturan beliau:

“Dulu itu, waktu Bu. D (kasus 102) melahirkan memang pertama kalinya dibawa dulu ke bidan, tapi disana nggak bisa ditangani bidan soalnya bayinya terlalu besar, lalu Bu. D dirujuk ke RSDM. Y kasihannya, waktu disana diabani (diminta) uang operasi, keluarga waktu itu belum ada uang. Suaminya pas kelahirannya itu lari-lari dulu Mbak cari pinjaman uang untuk pembayaran operasi istrinya itu. Y, mungkin terlalu lama yang harus nyari pinjaman uang jadi belum ada keputusan kapan operasi dari keluarga Bu. D. Y, mungkin sudah nasibnya y Mbak, akhirnya harus meninggal.”20 Hal senada diakui oleh Informan 502: “Ekonomi memang menengah ke

bawah Mbak. Rujukan ke RSDM itu karena bidan mempertimbangan faktor

ekonomi dan pasien punya PKMS.”21

Pada kasus kematian ibu maternal yang terjadi di keluarga miskin, faktor

pembiayaan persalinan menjadi kendala dalam mengambil keputusan. Padahal

keputusan yang cepat sangat dibutuhkan untuk menolong ibu bersalin yang sudah

20 Wawancara pada tanggal 10 Mei 2011 di Kediaman Informan 21 Wawancara pada tanggal 10 Mei 2011 di Kediaman Informan

Page 97: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

83

dalam kondisi kritis. Hasil penelitian dari Agan et al (International Journal of

Women’s Health 2010:2 249–254) memperkuat hasil temuan dalam penelitian ini,

hasil penelitian di Negeria menyebutkan bahwa 13,4 % penyebab keterlambatan

dalam keselamatan ibu adalah ketidakmampuan untuk membayar rumah sakit.

Dijelaskan oleh salah seorang petugas kesehatan, rata-rata dari beberapa

kasus dalam kegawatdaruratan obstetrik ibu bersalin, pihak keluarga yang

memiliki akses PKMS beberapa diantara mereka datang ke Puskesmas untuk

meminta rujukan. Pada waktu yang bersamaan istri/ibu bersalin posisinya sudah di

rujuk ke Rumah Sakit dan dalam kondisi kritis. Tujuan dari permohonan rujukan

dengan akses PKMS lebih dikarenakan untuk mencari keringanan biaya. Berikut

penuturan dr. Krisnandar Fredyanto: “Beberapa kasus kegawatdaruratan obsterik

itu para keluarga pasien tiba-tiba datang ke Puskesmas. Padahal, istrinya sudah

dirujuk di rumah sakit. Tujuan mereka untuk masalah pembiayaan Mbak.”22

Kasus 101 juga mengalami hambatan pilihan tempat persalinan lebih

disebabkan karena alasan pembiayaan. Pemilihan tempat pemeriksaan kehamilan

dan persalinan di rumah sakit yang dituju, dilakukan pihak perempuan karena

adanya akses jaminan pembiayaan kesehatan dari tempatnya bekerja. Oleh karena

itu, suami terlihat tidak terlalu memotivasi istri untuk melakukan persalinan di

tempat yang lebih berkualitas pelayanannya. Hal tersebut dituturkan oleh tetangga

korban, Informan 401 (tokoh masyarakat) berikut ini: “Dulu itu, mereka datang

22 Wawancara pada tanggal 29 April 2011 di Puskesmas Banyuanyar

Page 98: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

84

bersalin di tempat persalinan pilihannya karena dapat jaminan sosial dari pabrik

dia bekerja Mbak jadi dapat keringanan biaya.”23

Hal yang sama tragisnya, juga menimpa kasus 101, berbeda dengan

kasus 102 yang terhambat karena masalah biaya, kasus 101 harus merenggang

nyawa karena terlambat mencari donor darah yang juga membutuhkan dana dan

proses untuk mendapatkannya. Diceritakan oleh Informan 201 berikut:

“Istri saya waktu itu, sudah bersahil operasi caesar. Anak saya Alhamdulillah lahir sehat pada waktu itu. Setelah operasi, sayangnya istri saya terus mengalami pendarahan hebat gitu butuh donor darah. Rumah sakit cuma ada 1 kantong saja Mbak, saya harus nyari lagi 4 kantong. Saya datang sampai PMI, akhirnya dapat 4 kantong dan memang harus membayar kalau di PMI, tapi ternyata setelah persalinan istri saya harus diangkat kandungannya karena tidak segera kempes (mengecil). Setelah operasi butuh lagi donor darah, saya ke PMI lagi, y waktu itu masih proses belum sempet dapat kantong darah saya sudah dapat kabar istri saya meninggal”.24 Temuan tersebut sama seperti hasil penelitian dari Agan et al

(International Journal of Women’s Health 2010:2 249–254) menyebutkan

sekitar 30,4% dari kematian yang disebabkan oleh kekurangan atau darah tidak

memadai untuk transfusi. Buruknya persiapan persalinan yang demikian menjadi

faktor penghambat dalam upaya penyelamatan ibu melahirkan. Dari sesi

persaiapan transportasi seluruh informan mengaku tidak terdapat kendala yang

berarti.

b. Faktor sekunder Elemen Keselamatan Ibu

Setelah selesai membahas faktor primer dalam keselamatan ibu.

Selanjutnya, pembahasan masuk pada faktor sekunder yaitu berasal dari

23 Wawancara pada tanggal 7 Mei 2011 di Kediaman Informan 24 Wawancara pada tanggal 7 Mei 2011 di Kediaman Informan

Page 99: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

85

masyarakat dan pengelolaan program. Pengelolaan program banyak penulis batasi

terkait Kecamatan Sayang Ibu di Banjarsari Surakarta. Berikut pembahasan tiap

variablenya.

1) Akses terhadap pelayanan kesehatan

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara tempat pelayanan yang

lokasinya tidak strategis/sulit dicapai oleh para ibu menyebabkan berkurangnya

akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan. Walaupun ketersediaan pelayanan

kesehatan sudah memadai, namun penggunaannya tergantung dari aksesibilitas

masyarakat terhadap informasi.

Masalah ketersediaan fasilitas kesehatan di wilayah administrasi

Kecamatan Banjarsari pada dasarnya sudah terpenuhi. Bidan Praktek Swasta

(BPS) yang juga warga berdomisili di Kecamatan Banjarsari, banyak yang

membuka pelayanan di rumah. Adapula bidan Delima yang membantu warga

miskin untuk melakukan persalinan gratis di tempat ia membuka praktek. Hal-hal

tersebut sudah sangat membatu masyarakat untuk mendapatkan persalinan dalam

waktu yang cepat. Diungkapakan oleh Bidan Elis Djoko yang membuka

Persalinan Gratis di tempat praktek rumahan sebagai berikut:

“Kalau di Banjarsari ini, sudah banyak Bidan yang membuka Persalinan Gratis di tempat prakteknya Mbak. Salah satunya saya. Jampersal kayak gini, hasil kerjasama Dinas Kesehatan dan Bidan Delima. Jadi, Cuma Bidan Delima saja yang boleh membuka Jampersal.”25 Ditambahkan oleh Bidan Nai’mul Faizah yang sepakat dengan

pernyataan Bidan Elis Djoko bahwa: “Adanya Bidan Delima yang dekat dengan

25 Wawancara pada tanggal 14 Mei 2011 di Kediaman Bidan Elis Djoko

Page 100: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

86

lingkungan masyarakat seperti Bidan Elis, hal tersebut terkait pula dengan GSI

sangat membantu masyarakat dalam menekan AKI.”26

Lebih lanjut dikatakannya:

“Adanya layanan Jampersal dan layanan rawat inap di Puskesmas salah satunya di Puskesmas Banyuanyar, dapat dikatakan sudah cukup membantu. Dengan adanya Jampersal, berarti ibu bisa bersalin di tenaga kesehatan. Jadi, lebih aman bagi keselamatan ibu bersalin.”27

Masalah ketersediaan tenaga kesehatan yang jumlahnya memadai

sepertinya masih menjadi hambatan beberapa rumah sakit dalam keselamatan

bumil ataupun bulin. Diakui oleh dua informan yang berbeda, bahwa dokter yang

menangani tidak bisa segera datang karena masih melaksanakan tugas lain

meskipun kondisi pasien yang mengalami kasus kematian maternal harus segera

dilakukan tindakan operasi. Dari laporan AMP kasus 105 diketahui bahwa pasien

seharusnya segera dilakukan pengangkatan rahim karena terus terjadi pendarahan

pasca persalinannya. Namun di rumah sakit tempat pertolongan persalinan, dokter

yang bersangkutan melakukan operasi juga tengah menangani pasien yang lain.

Pengalaman sama juga terjadi pada kasus 101, wawancara dengan Informan 201

menyebutkan:

“Istri saya pas kelahiran khan harus caesar Mbak, itu sebelumnya sudah ditentukan dokter hari dan jam operasi. Kemudian mendadak operasi caesar harus diundur, soalnya kata rumah sakit dokter lagi operasi pasien di tempat. Y sudah, akhirnya saya tunggu.”28

Kondisi keterlambatan penanganan terbukti dalam penelitian ini sebagai

penyebab tidak tertolongnya bulin. Terkait masalah keterjangkauan, karena

26 Wawancara pada tanggal 18 Juni 2011 di Puskesmas Banyuanyar 27 Wawancara pada tanggal 18 Juni 2011 di Puskesmas Banyuanyar 28 Wawancara pada tanggal 7 Mei 2011 di Kediaman Informan

Page 101: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

87

ketersediaan tenaga kesehatan tidak mampu membantu keselamatan ibu maka

langkah yang diambil oleh rumah sakit yang bersangkutan adalah merujuk pasien

ke rumah sakit lain. Kasus yang dialami oleh kasus 105 jarak antara tempat

pertolongan persalinan dengan rumah sakit rujukan terbilang sangat jauh, data

AMC menunjukkan bahwa jarak antar rumah sakit rujukan mencapai 15 km.

Kondisi pasien yang sudah melemah dan kontraksi uterus yang makin lembek

tentu saja akan semakin memperkecil peluang pasien kasus 105 untuk selamat.

Wilayah Kelurahan Kadipiro Banjarsari memang terlalu jauh dengan wilayah

perkotaan Kota Surakarta. Informan 110 bumil warga Kadipiro mengakui adanya

kendala jarak untuk mengakses Puskesmas Induk di wilayahnya. “Disini ini

puskesmas jauh dan tempatnya ndlesep Mbak, jadi warga sedikit juga yang

datang kesini. Kalau saya terpaksa datang ke sini karena rujukan kartu PKMS.”29

Menurut Bidan Nai’mul Fai’zah: “Adanya fasilitas rujukan sebetulnya

membantu mencegah kematian maternal karena beresiko. Akses yang ada dapat

membantu mendapatkan pelayanan yang tinggi supaya ibu selamat.”30

Diungkapkan oleh dr. Krisnandar Fredyanto dan Bidan Nai’mul Fai’zah

bahwa beberapa warga Banjarsari di lokasi perbatasan Kota Surakarta, enggan

memilih tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan di wilayah

Banjarsari dikarenakan masalah jarak dan biaya transportasi. Berikut keterangan

dari dr. Krisnandar Fredyanto yang langsung dibetulkan oleh Bidan Nai’mul

Fai’zah:

29 Wawancara pada tanggal 29 April 2011 di Puskesmas Gambirsari 30 Wawancara pada tanggal 18 Juni 2011 di Puskesmas Banyuanyar

Page 102: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

88

“Adapula Mbak warga di daerah perbatasan antara Kota Surakarta dengan wilayah Karanganyar. Mereka nggak mengakses pelayanan kesehatan disini, tapi mereka memilih tempat yang lebih dekat dengan rumah mereka. Kalau ada apa-apa dengan kehamilan dan persalinan mereka, kami petugas kesehatan disini hanya menerima laporan akhirnya saja. Jadi, tidak bisa banyak membantu, karena kami tidak tahu kondisi mereka.31

Dalam penelitian ini, pengelolaan program GSI terkait keterjangkauan

dan ketersediaan akses pelayanan ternyata belum mampu untuk ikut berpartisipasi

nyata dalam penurunan AKI.

2) Kesiagaan dalam Masyarakat

Fokus pelayanan di tingkat masyarakat terkait upaya pencegahan. Pada

tingkat ini, strategi untuk meningkatkan kesadaran sebab-sebab kematian ibu dan

kebutuhan pelayanan yang cepat serta memadai sangat penting. Masyarakat yang

peduli mampu saling mengingatkan jika terdapat indikasi kehamilan resti, namun

jika dalam masyarakat tersebut sudah memiliki sikap yang saling tertutup, rasanya

sulit menciptakan kegotong-royongan dalam mewujudkan keselamatan ibu demi

terwujudnya penurunan AKI.

Deteksi dini komplikasi juga penting, karena banyak komplikasi obstetrik

yang tidak dapat ditangani di tingkat masyarakat. Masyarakat yang dapat berperan

aktif dalam hal ini meliputi anggota keluarga, kader dan tenaga kesehatan

masyarakat.

Seperti yang diungkapkan Ibu Suharti yang merupakan kader SKD di

lingkungan Banyuanyar: “Dari kami kader-kader Kelurahan pun mboten kirang-

31 Wawancara pada tanggal 29 April 2011 di Puskesmas Banyuanyar

Page 103: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

89

kirang len ngusahake (tidak kekurangan usaha) mengingatkan, tapi dia tidak

bermasyarakat jadinya susah juga dibantu.”32

Upaya organisasi masyarakat dalam memberikan akses informasi bagi ibu

hamil dan keluarga yang bersangkutan pada dasarnya telah diupayakan dari para

Kader di Kecamatan Banjarsari. Lingkungan yang tertutup menjadikan para ibu

yang mengalami kematian maternal kurang memanfaatkannya. Hal lain yang

ungkapkan oleh Informan 111 yang bertempat tinggal di wilayah Kelurahan

Manahan mengaku bahwa lingkungan masyarakat perkotaan seperti di lingkungan

tempat dia tinggal, masalah kehamilan dan persalinan adalah tanggungjawab dari

masing-masing ibu mengandung beserta keluarganya, sehingga akses informasi

dari kader masyarakat tidak pernah dia terima.

Terkait dengan GSI keaktifan dari para kader dalam menciptakan

kesiagaan komplikasi kehamilan dan persalinan perlu digalakkan di masyarakat.

Hal ini diungkapkan oleh Ibu Sutoyo Kader GSI Kel. Banyuanyar dan Ibu Angger

Kader GSI Kel. Mangkubumen, keduanya menyatakan bahwa para kader harus

aktif dalam memantau ibu hamil terutama mereka yang resti dan berasal dari

keluarga miskin, setelah pemantauan dilakukan upaya pemberian informasi terkait

pemeriksaan kehamilan, pemenuhan gizi, dan peka gender pada bumil perlu

diinformasikan pada bumil yang bersangkutan. Berikut ungkapan dari Ibu

Angger:

“Disini kami terus memantau kondisi ibu hamil, kemudian kader harus aktif mengingatkan mereka soal pemeriksaan kehamilan minimal, gizi dan sekaligus kami berikan biskuit hamil. Ajuran suami agar peka gender dan

32 Wawancara pada tanggal 25 April 2011 di Kediaman Informan

Page 104: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

90

lebih perhatian pada kehamilan istri juga kami infornasikan pada warga yang hamil Mbak.”33

Terkait masalah transportasi untuk pertolongan persalinan yang

merupakan salah satu wujud kesiagaan masyarakat, nyatanya masih ditemui hal

tragis yang terjadi pada ibu bersalin (bulin) di Mangkubumen. Kasus ini terjadi

sebelum tahun 2009, seperti yang dikisahkan oleh Ibu Angger kader GSI

Kelurahan Mangkubumen sebagai berikut:

“Dulu itu disini pernah ada kematian ibu Mbak, tapi tidak di tahun 2009-nya, sebelum tahun 2009 itu kasusnya, meninggalnya memang di Rumah Sakit Mbak, tapi waktu di rumah itu dia sudah mengejan dan sampai melahirkan bayinya di rumah cuma dibantu warga sini, y saya juga ikut membantu melahirkan waktu itu Mbak. Dulu itu kasusnya karena mobil Ambulan datang terlambat, lama banget Mbak datangnya, padahal cuma dari Rumah Sakit Brayat Minulyo situ Mbak, deket khan lokasinya dari sini. Kemudian ibu itu setelah melahirkan ambulannya datang, namun meninggal saat sudah sampai di Rumah Sakit. Mungkin kondisi tubuhhnya yang nggak mampu bertahan.”34 Hasil observasi dan wawancara menunjukkan lingkungan masyarakat

perkotaan, kehamilan dan persalinan yang aman tampaknya menjadi beban bagi

satu individu yang tengah mengalaminya. Tingkat kesiagaan masyarakat mulai

turun melihat hasil penelitian ini. GSI belum menjadi gerakan yang berasal dari

dan untuk masyarakat di setiap kelurahan sehingga tidak semua kelurahan

ditemukan posko-posko siaga bantu ibu hamil.

3) Hubungan Interpersonal Petugas

Hubungan interpersonal petugas dirasa dapat membantu kesiagaan di

masyarakat dalam ikut serta menjaga keselamatan ibu. Penjelasan Kader GSI

33 Wawancara pada tanggal 28 Maret 2011 di rumah Ibu Angger (Kader GSI Kelurahan

Mangkubumen) 34 Wawancara pada tanggal 28 Maret 2011 di rumah Ibu Angger (Kader GSI Kelurahan

Mangkubumen)

Page 105: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

91

tentang pelayanan GSI di lingkungan Banjarsari termasuk hubungan kader dengan

kelompok sasaran GSI (Bumil, Bulin dan Bufas) sangat beragam. Tidak semua

kader mampu membangun hubungan interpersonal yang aktif, karena beberapa

diantara kelompok sasaran bahkan tidak paham mengenai adanya GSI yang

sampai saat ini masih terus digalakkan sebagai upaya penurunan Angka Kematian

Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Ketidakpuasan yang dikeluhkan para informan tampaknya menyangkut

hubungan petugas dan kelompok sasaran dalam mensosialisasikan GSI. Sebagai

contoh Bumil di Kelurahan Gilingan mengaku tidak mengetahui adanya GSI di

lingkungannya:“Saya ndak tahu kalo ada GSI, nggak pernah tahu ada kader yang

datang ke rumah saya soal gerakan ibu ini Mbak. Kalo saya y biasanya saya juga

g pernah ikut PKK di tempat saya mungkin itu juga sebabnya”35

Hasil wawancara dengan kader GSI, mereka mengakui bahwa untuk

pemetaan dan pendataan sasaran GSI terutama terkait dengan dana sosial yang

akan diberikan, hal tersebut harus kader yang melakukan pendataan. Para bumil

dan bulin tidak dibiasakan untuk melapor kepada Kader GSI di Rt/Rw ataupun

kelurahan. Hal ini menyebabkan, beberapa kasus kematian maternal bahkan tidak

diketahui oleh para kader GSI karena mereka tidak melakukan pendataan secara

komprehensif dan keluarga korban tidak memberikan laporan pada para kader.

Kondisi tersebut diakui oleh Informan 304 sebagai berikut:

“Ini itu yang tahu malah Puskesmas Mbak, kalau ada kematian ibu. Kami yang melacak kematiannya ke bidan dan rumah sakit. Kalo kader malah nggak tahu, alasan mereka karena ibu meninggal itu warga baru di

35 Wawancara pada tanggal 16 Maret 2011 di Puskesmas

Page 106: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

92

kelurahan ini. Belum ada interaksi antara kader dan keluarga ibu meninggal tadi.”36

Hal senada juga diakui oleh informan 402 (tetanggaa) lingkungan tempat

tinggal kasus 102, sebagai berikut:

“Nggak ada kader GSI ataupun Posyandu sini yang memperhatikan Bu. D semasa hamil, bersalin dan pasca kematian itu Mbak. Selain Bu. D juga tergolong susah berkumpul dengan lingkungan sini, kader-kader sini juga sempat vakum pas dulu ada kejadian itu.”37

Hal senada diungkapkan oleh Ibu Angger Kader GSI Kel. Mangkubumen:

…”Kalau si ibu hamil itu tertutup kami para kader nggak bisa memantau deteksi

dini mereka Mbak, jadi laporan kesehatan kehamilannya tidak pernah kami

terima.”38

Para kader GSI dalam penelitian ini, belum mampu untuk memaximalkan

hubungan interpersonal dengan para kelompok sasaran. Lingkungan yang tertutup

menjadi alasan kelalaian para kader untuk ikut menyelamatkan ibu dari kematian

maternal.

4) Pemanfaatan Terhadap Pelayanan

Aspek pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat dalam batasan pelayanan

Kecamatan Sayang Ibu di penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa

pelayanan hanya dapat dimanfaatkan oleh mereka pihak tertentu sesuai pemetaan

kader. Dituturkan oleh Ibu Angger kader GSI Mangkubumen berikut ini: “Kalau

masalah pendataan dan pemberian bantuan GSI, kader yang merekomendasikan

36 Wawancara pada tanggal 30 April 2011 di Puskesmas Gambirsari 37 Wawancara pada tanggal 10 Mei 2011 di Kediaman Informan 38 Wawancara pada tanggal 28 Maret 2011 di Kediaman Informan

Page 107: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

93

Bu, jadi bumil memang tidak pernah datang ke kader meminta bantuan pada

kader.”39

Diakui oleh informan 201 berikut: “Saya dulu y tidak memanfaatkan

layanan apa-apa di kampung sini. Nggak ada layanan GSI yang sudah Mbak

sebutkan tadi yang saya terima.”40

Hal lain terkait dengan adanya Jampersal, ibu hamil dari Kelurahan

Banyuanyar menuturkan bahwa dirinya tidak bisa ikut memanfaatkan layanan

Jampersal. Layanan Jampersal hanya dibatasi pada pengguna Keluarga Berencana

(KB), jadi terbatas hingga kelahiran yang kedua saja.

Bumil maupun bulin yang cenderung tertutup pada lingkungan masyarakat

sulit untuk ikut serta memanfaatkan pelayanan kesehatan di level GSI tingkat

Kecamatan. Sikap yang tertutup menjadikan mereka tidak terdata dalam pemetaan

dan pendataan bumil, pada akhirnya pelayanan tambahan nutrisi untuk bumil,

pendataan kebutuhan donor darah dan ambulan desa tidak mampu mereka turut

nikmati. Keadaan yang demikian akan memperburuk resiko jika bumil yang

bersangkutan berasal dari gakin.

5) Sistem Rujukan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem rujukan yang berjalan pada

saat kejadian berlangsung terkesan lambat. Dari 6 kasus kematian maternal tahun

2009 4 diantaranya harus mengalami rujukan, bahkan 2 kasus yaitu kasus 106 dan

kasus 104 melewati rujukan lebih dari 2 kali.

39 Wawancara pada tanggal 25 April 2011 di Kediaman Informan 40 Wawancara pada tanggal 7 Mei 2011 di keddiaman Informan

Page 108: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

94

Masalah rujukan, biasanya terkendala pada pihak keluarga pasien. Mereka

kurang cepat member jawaban ketika bulin harus segera dirujuk ke tempat

pertolongan yang lebih memadai penangannnya. Diungkapkan oleh dr. Krisnandar

Ferdyanto :

“Biasanya rujukan itu keluar lama karena keluarga Mbak. Pasien harus dirujuk, tapi suami minta waktu untuk berunding dengan anggota keluarga yang lain dulu. Jadi lama proses rujukan pasien, lalu muncul faktor keterlambatan dalam penyelamatan ibu atau istrinya tadi.”41 Pada kasus 102 di Kelurahan Gilingan ditemukan keterlambatan terkait

masalah rujukan. Diceritakan oleh Ibu Asri tetangga ibu meninggal: …”Terlalu

lama di bidan Mbak, jadi waktu dibawa ke Moewardi sudah lemah

kondisinya.”42. Hal tersebut dibenarkan oleh informan 302 (petugas kesehatan):

“Hasil pelacakan saya sudah digunakan prosedur tetap ketika pasien sudah tiba

di rumah sakit. Rujukan dari BPS terlalu lama, meski sudah terjadi ketuban pecah

dini di tempat bidan.43

Berikut ini timeline sistem rujukan pertolongan bumil maupun bulin kasus

di Kecamatan Banjarsari tahun 2009 yang berhasil dilacak.

41 Wawancara pada tanggal 29 April 2011 di Puskesmas Banyuanyar. 42 Wawancara pada tanggal 10 Mei 2011 di Kediaman Informan 43 Wawancara pada tanggal 25 April 2011 di Puskesmas Gilingan

Page 109: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

95

Gambar 3.1

Time Line Waktu Rujukan Kasus 104 (Kel. Kadipiro)

Pusk

esm

as

Gam

birs

ari

Pusk

esm

as

Bany

uany

ar

24/11/09 24/11/09 25/11/09 pagi

25/11/09 15.00

RSDM

RSD

SU

RAKA

RTA

Rumah sakit Swasta/RSDM

RSD Surakarta

BPS

Puskesmas

Sumber: Data Primer

Gambar 3.2

Time Line Sistem Rujukan Kasus 102 (Kel. Kadipiro)

Rumah sakit Swasta/RSDM

RSD Surakarta

BPS

Puskesmas

1 - 9 - 09 18.30

2 - 9 - 09 11.10

RS. M

OJO

SON

GO

RS. S

LAM

ET R

IYAD

I

Sumber: Data Primer

Page 110: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

96

Gambar 3.3

Time Line Sistem Rujukan Kasus 106 Kel. Kadipiro

Rumah sakit Swasta/RSDM

RSD Surakarta

BPS

Puskesmas

4 - 6 - 09 13.30

4 - 6 - 09 22.15

4 - 6 - 09 23.30

RS. B

RAYA

T M

INU

LYO

RS. P

KU M

UHA

MM

AD

IYA

H

BID

AN

PRA

KTEK

Sumber: Data Primer

Gambar 3.4

Time Line Sistem Rujukan Kasus 102 Kel. Gilingan

Rumah sakit Swasta/RSDM

RSD Surakarta

BPS

Puskesmas

RSD

M

BID

AN P

RAKT

EK S

WAS

TA

Sumber: Data Primer

Page 111: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

97

Tabel 3.7

Matriks Hasil Penelitian Faktor Primer Elemen Dasar

Keselamatan dan Kesejahteraan Ibu

No Variabel Keterangan (1) (2) (3)

1. Status kesehatan ibu

Riwayat komplikasi pada kehamilan ataupun persalinan sebelumnya mampu mempengaruhi keselamatn ibu. Kondisi penyakit menahun maupun infeksi juga mampu menjadi penyebab kasus kematian ibu. Pemenuhan gizi untuk ibu hamil pada dasarnya telah dilakukan pada setiap keluarga. Namun, kadar gizi dalam makanan yang dibutuhkan bumil belum sepenuhnya dikuasai oleh masing-masing individu yang bersangkutan.

2. Status reproduksi

Hampir semua bulin yang mengalami kematian maternal merupakan usia berisiko untuk melahirkan. Jarak antar kehamilan rata-rata berkisar 2 tahun, dan untuk jumlah kelahiran yang pernah dialamai oleh rata-rata hanya 2 kali kelahiran.

3. Perilaku Sehat Perilaku sehat bumil pada dasarnya sudah cukup baik, pemeriksakan kehamilan rata-rata telah dilakukan lebih dari 4 kali. Pemilihan tempat pemeriksaan dan pertolongan persalinan sudah diupayakan di tempat dengan fasilitas yang memadai. Namun, hal tersebut tidak diikuti kesadaran akan pentingnya kesehatan kehamilan yang di mulai dari hal-hal kecil, seperti mengikuti anjuran tenaga kesehatan yang menangani bumil bersangkutan.

4. Status perempuan dalam keluarga

Tingkat pendidikan perempuan belum tentu berpengaruh pada pengetahuan pada kesehatan kehamilan. Perempuan belum sepenuhnya mampu mengambil keputusan terkait kesehatan reproduksi mereka. Tingkat pengetahuan yang dimiliki perempuan tentang kesehatan kehamilan akan mempengaruhi keputusan yang diambil dengan kesesuaian kebutuhan yang sebenarnya.

5. Status keluarga dalam masyarakat

Status ekonomi keluarga yang terdiri dari penghasilan, pendidikan dan pekerjaan keluarga sangat mempengaruhi keselamatan ibu. Keluarga yang memiliki status rendah cenderung tidak mampu menghadapi keadaan yang menuntut kecepatan dalam pengambilan keputusan untuk menyelamatkan nyawa ibu saat terjadi komplikasi persalinan.

Sumber: Data Primer

Page 112: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

98

Tabel 3.8

Matriks Hasil Penelitian Faktor Sekunder Elemen Dasar

Keselamatan dan Kesejahteraan Ibu

No Variabel Hasil Penelitian (1) (2) (3)

1. Akses terhadap pelayanan kesehatan

Terkait ketersediaan pelayanan, sudah banyak pelayanan persalinan yang coba dipenuhi di lingkup Kecamatan Banjarsari. Namun, pada sisi ketersediaan jumlah tenaga kesehatan di wilayah perbatasan Banjarsari masih mengalami keterbatasan sehingga menghambat upaya penyelamatan pasien gawat darurat. Masalah keterjangkauan juga menjadi hambatan bagi masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan. Hal ini terutama terkait dengan masalah jarak.

2. Kesiagaan dalam masyarakat

Kesiagaan dalam masyarakat hanya sebatas dibangun pada tataran kader GSI. Perhatian masyarakat kurang begitu terwujud karena beberapa alasan. Salah satunya adalah lingkungan modern masyarakat perkotaan.

3. Hubungan interpersonal petugas

Tidak semua kader mampu membangun hubungan interpersonal yang aktif. Hanya beberapa wilayah di Kecamatan Banjarsari yang memiliki kader yang aktif dan terus memantau bumil, bulin di wilayah masing-masing.

4. Pemanfataan terhadap pelayanan

Tidak semua bumil, bulin dan bufas dapat memanfaatkan pelayanan dari GSI. Pelayanan yang diperoleh bagi kelompok sasaran tergantung dari keaktifan kader untuk melakukan pemantauan. Jika bumil dan bulin tidak terpantau oleh kader maka pelayanan kesehatan dalam tataran GSI di level Kecamatan tidak dapat dimanfaatkan oleh bumil dan bulin tersebut.

5. Sistem rujukan Kasus kematian maternal di wilayah Kecamatan Banjarsari, 5 diantaranya mengalami rujukan. Bahkan, terdapat 2 kasus yang melewati rujukan lebih dari 2 kali proses. Keterlambatan dalam rujukan yang dilakukan disinyalir memperburuk penyelamatan ibu bersalin.

Sumber: Data Primer

Page 113: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

99

2. Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam Gerakan Sayang Ibu di

Kecamatan Banjarsari Surakarta

Gerakan Sayang Ibu (GSI) di Kota Surakarta telah mengembangkan pilar

Desa Siaga di masing-masing kelurahannya. GSI merupakan suatu kegiatan yang

lebih bersifat gotong royong, kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat yang

berkesinambungan. Sebagai gerakan nasional GSI membutuhkan partisipasi

semua pihak, instans pemerintah maupun masyarakat dan utamanya semua

keluarga di Indonesia. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan dr.

Siti Wahyuningsih, M.Kes berikut:

“GSI di beberapa kelurahan di Kota Surakarta menjadi tergantung pada stimulan pemerintah kota dan berhenti karena ada program-program kesehatan dan kemasyarakatan yang lain. Padahal GSI merupakan bentuk tanggungjawab masyarakat, meskipun kesehatan sendiri merupakan tanggungjawab pemerintah, swasta dan masyarakat. Oleh karena itu GSI perlu terus ditumbuhkan dengan pembinaan dari DKK Surakarta”.44 Dalam konteks penelitian ini, kualitas pemenuhan kebutuhan gender akan

dikategorikan dalam empat klasifikasi yaitu, pemenuhan kebutuhan praktis

gender, pemenuhan kebutuhan strategis gender, pemenuhan kebutuhan praktis dan

strategis gender dominan kebutuhan praktis gender dan pemenuhan kebutuhan

praktis dan strategis dominan kebutuhan strategis gender. GSI sudah merupakan

kebijakan responsif gender dengan kategori affirmative action. Kebijakan

dikatakan affirmative action jika menetapkan secara tegas sasaran kebijakan untuk

perempuan saja (Nurhaeni, 2009:16).

44 Disampaikan dalam Forum Obrolan Masyarakat di Rumah Aspirasi pada tanggal 25 Januari

2011 jam 20.00 – 21.30

Page 114: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

100

Dalam GSI kecamatan hanya menjadi semacam forum dalam koordinasi,

dan seluruh pelaksanaan ada di wilayah GSI kelurahan. Uraian lebih lanjut

pelaksanaan dan identifikasi pemenuhan kebutuhan gender dalam GSI akan

penelitin bahas sebagai berikut:

Di Kecamatan Banjarsari, kepedulian perangkat kecamatan dan kelurahan

pada pentingnya keselamatan ibu dari kematian maternal dimulai sejak tahun

2004. Yang menarik perhatian adalah hampir seluruh kelurahan di Kecamatan

Banjarsari memiliki peran aktif yang sama dalam upaya menurunkan AKI.

Sebelas dari tiga belas kelurahan yaitu Kelurahan Nusukan,

Mangkubumen, Setabelan, Gilingan, Manahan, Banyuanyar, Kestalan, Sumber,

Kadipiro, Ketelan dan Punggawan memiliki kreasi kegiatan GSI yang sama. pada

dua belas kelurahan tersebut, pengelolaan GSi di dominasi dengan pemenuhan

kebutuhan praktis dan dari isi kebijakan dapat diidentifikasi satu kegiatan yang

mengacu pada pemenuhan kebutuhan strategis gender. Lebih jelasnya,

rekapitulasi kebijakan GSI di masing-masing kelurahan beserta analisis gendernya

dapat dilihat dalam tabel 3.9 berikut:

Page 115: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

101

Tabel 3.9

Rekapitulasi Ananlisis Kebutuhan Gender Kebijakan GSI di Kecamatan

Banjarsari

Kelurahan Isi Kebijakan Aspek Pemenuhan

Keterangan

(1) (2) (3) (4)

Kadipiro, Nusukan, Gilingan, Setabelan, Kestalan, Ketelan, Punggawan, Mangkubumen, Manahan, Sumber dan Banyuanyar

Pendataan ibu hamil dan pengkajian permasalahan ibu hamil

Pemenuhan kebutuhan praktis gender

Intervensi yang ditujukan untuk mengatasi kesiagaan komplikasi merupakan intervensi jangka pendek

Penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat

Pemenuhan kebutuhan strategis gender

Intervensi yang ditujukan lebih mengarah pada intervensi jangka panjang yang mampu mengubah pola relasi gender

Pemberian bantuan non-medis (dana social bersalin, ambulan desa, donor darah)

Pemenuhan kebutuhan praktis gender

Intervensi yang ditujukan untuk mengatasi kesiagaan komplikasi merupakan intervensi jangka pendek

Menggali sumber dana sosial bersalin

Pemenuhan kebutuhan praktis gender

Intervensi yang ditujukan untuk mengatasi kesiagaan komplikasi merupakan intervensi jangka pendek

Sumber: Data Sekunder

Kegiatan GSI di Kelurahan Timuran sama dengan kegiatan GSI di sebelas

kelurahan di atas, hanya saja ditambahkan dengan upaya peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan bagi bumil dari polindes hingga rumah sakit rujukan. Hal

Page 116: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

102

tersebut, jika dianalisis maka kegiatan mencoba memenuhi kebutuhan strategis

gender. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi bumil membutuhkan

strategi yang panjang, karena kesehatan perempuan perlu memperhatikan suara-

suara perempuan demi mencapai keselamatan dan kesejahteraan ibu. Kelurahan

Keprabon memiliki kreasi kegiatan yang paling berbeda dari sebelas kelurahan

yang telah disebutkan di atas. Kegiatan GSI di Kelurahan Keprabon antara lain

dalam tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10

Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Gender Kebijakan GSI

di Kelurahan Keprabon Banjarsari Surakarta

Isi Kebijakan Aspek Kebutuhan Gender Keterangan (1) (2) (3)

Pendataan ibu hamil Pemenuhan kebutuhan praktis gender

Intervensi jangka pendek yang ditujukan untuk mengatasi kesiagaan komplikasi

Pengorganisasian dasolin, ambulan desa donor darah, kemitraan dukun bayi dengan bidan.

Pemenuhan kebutuhan praktis gender

Intervensi jangka pendek yang ditujukan untuk mengatasi kesiagaan komplikasi.

Pengorganisasian Suami Siaga

Pemenuhan kebutuhan strategis gender

Intervensi yang ditujukan lebih mengarah pada intervensi jangka panjang yang mampu mengubah pola relasi gender.

Pemantauan bumil Pemenuhan kebutuhan praktis gender

Intervensi jangka pendek yang ditujukan untuk mengatasi kesiagaan komplikasi.

Bantuan rujukan untuk bumil (jika diperlukan)

Pemenuhan kebutuhan praktis gender

Intervensi jangka pendek yang ditujukan untuk mengatasi kesiagaan komplikasi.

Penyuluhan dan penyebaran informasi pada masyarakat

Pemenuhan kebutuhan strategis gender

Intervensi yang ditujukan lebih mengarah pada intervensi jangka panjang yang mampu mengubah pola relasi gender

Membentuk Pondok Sayang Ibu (jika diperlukan)

Pemenuhan kebutuhan praktis gender

Intervensi jangka pendek yang ditujukan untuk mengatasi kesiagaan komplikasi.

Sumber: Data Sekunder

Page 117: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

103

Dalam pelaksanaan GSI di lapangan kegiatan yang dilakukan dominan

pada pendataan ibu hamil, melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada

masyarakat dalam forum pertemuan secara teratur yang bertujuan meningkatkan

pengetahuan dan pemahaman masyarakat, dan membantu aspek-aspek non medis

anggota masyarakat yang mengalami kesulitan dalam persalinannya seperti

menggalang dana bersalin, menggalang sumbangan donor darah, menyediakan

ambulan desa. Hal ini dibetulkan oleh Ibu Siti Rokhaya, Staf Kesmas Kecamatan

Banjarsari pada saat dilakukan wawancara di Kantor Kecamatan Banjasari.

Pengelolaan GSI oleh para satgas GSI berdasarkan aturan formalitas yang

ada, menunjukkan bahwa GSI pada tingkat perangkat kelurahan memenuhi

kebutuhan gender dengan pemenuhan kebutuhan praktis gender.

Kegiatan GSI di tingkat kelurahan Kecamatan Banjarsari sebagaimana

disebutkan di atas, secara mendalam dijelaskan penulis sebagai berikut:

1) Pendataan dan Pemetaan

Pelaksanaan di lapangan kegiatan GSI di kelurahan dominan dalam

kegiatan pertama, pendataan dan pemetaan ibu hamil. Dalam pengerjaannya,

pendataan ibu hamil dilakukan dalam kegiatan posyandu atau pihak puskesmas

langsung yang melakukan pendataan terhadap ibu hamil yang melakukan

kunjungan pemeriksaan kehamilan di puskesmas. Tujuan dari pendataan ini yaitu

untuk memantau ibu hamil dan persebaran lokasinya sehingga kemungkinan

resiko tinggi dan kegatdaruratan dapat diminimalisir sedini mungkin. Pembuatan

peta ibu hamil dibagi menjadi tiga kategori, dapat dilihat dalam bagan berikut:

Page 118: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

104

Gambar 3.5 Kategori Pemetaan Ibu Hamil (Bumil)

Sumber: Data Primer

Berdasarkan hasil evaluasi pada tahun 2008 sistem pencatatan dan

pelaporan belum optimal, sehingga pada tahun 2009 mulai dibentuk adanya:

Pertama, sistem jejaring antara Dinas Kesehatan dengan seluruh Rumah Sakit dan

Rumah Bersalin di Kota Surakarta dalam pelaporan kejadian kematian ibu.

Kedua, sistem survailance dalam pelacakan kematian. Ketiga, mitra Informasi di

setiap kelurahan (Profil Kesehatan Kota Surakarta, 2010: 26-27).

Selama penelitian dilakukan peta bumil ditemui di ruang kerja bidan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas dan bidan praktek swasta (BPS) untuk

memudahkan pemantauan yang selanjutnya koordinasi terus berlangsung antara

petugas kesehatan dan Satgas GSI Kelurahan. Proses pendataan dilakukan melalui

mitra informasi. Dalam Gambar berikut dapat kita lihat struktur sistem pencatatan

dan pelacakan kasus kematian maternal:

Kategori pemetaan bumil

Bumil sehat

Bumil dengan faktor resiko

Bumil resiko tinggi (Resti)

Page 119: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

105

Gambar 3.6

Struktur Pencatatan dan Pelacakan

Sumber : Data Primer Ket : Alur pelacakan Alur pelaporan 2) Bantuan Non-Medis (Ambulan Desa, Dana Sosial Bersalin, Donor Darah)

Masalah mendasar yang dihadapi oleh ibu hamil dan keluarganya adalah

tidak cukupnya dana biaya persalinan. Dana Tabungan Bersalin tersebut

dikumpulkan oleh masing-masing kelurahan dengan besar Rp 3.000,00 per Rukun

Tetangga. Sedangkan untuk distribusinya, setiap kelurahan memiliki mekanisme

pengorganisasian dana sesuai dengan kondisi masing-masing wilayah, karena

tidak semua kelurahan di Kecamatan Banjarsari memiliki jumlah Rukun Tetangga

yang sama.

Rumah Sakit

Kader GSI di Masyarakat

Bidan Praktek Swasta

UPTD Dinas Kesehatan Kota (Puskesmas)

Dinas Kesehatan Kota Surakarta

Page 120: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

106

Tabel 3.11

Besaran Dana Sosial Bersalin (Dasolin)

No Besaran Dana Pemanfaatan (1) (2) (3)

1. Rp 100.000 – Rp 250.000 Persalinan normal pada keluarga miskin

2. Rp 300.000 – Rp 1.000.000 Persalinan dengan komplikasi atau kegawatdaruratan

Sumber: Data Primer

Sayangnya, pengorganisasian dana bersalin diberikan setelah bulin

melahirkan, sedangkan upaya pemberian selama pemantauan pada bumil resti atau

bumil dengan faktor resiko serta bumil gakin belum dilakukan dalam pelaksanaan

GSI. Hal tersebut diungkapkan oleh Ibu Sutoyo, kader GSI sebagai berikut:

“Dana dasolin nanti biasanya kita menjenguk bareng-bareng sekaliyan

memberikan dana bersalin bagi bulin risti dan dari gakin”.45

Selain Kader GSI dari Banyuanyar, Ibu Angger Kader GSI dari Kelurahan

Mangkubumen juga mengungkapkan hal yang sama: “Kalau untuk dana GSI

untuk ibu bersalin, kita dapat dana dari DPK atau blockgrant itu sebesar 5 juta,

nah untuk dana bersalin yang swadaya kita kumpulkan per RT 3.000 rupiah.”46

Diamini oleh kedua kader GSI tersebut, bahwa pemberian dasolin harus

diawali dengan pelacakan informasi dari kader yang lain, tanpa informasi yang

mengawali dasolin tidak dapat diberikan. Diperlukan keaktifan kader GSI untuk

mengoptimalkan setiap fokus kegiatannya terutama dasolin.

45 Wawancara pada tanggal 25 april 2011 di Kediamaan Ibu Sutoyo, Banyuanyar 46 Wawancara pada tanggal 28 April 2011 pukul 10.00 – 11.00 di rumah Ibu Angger,

Mangkubumen Kecamatan Banjarsari.

Page 121: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

107

1.2 Penyuluhan Kesehatan

Selain kedua kegiatan di atas, kegiatan GSI yang lainnya adalah

penyuluhan terkait intensitas pemerikasakan kehamilan paling sedikit empat kali

pada masa kehamilan. Bagi ibu hamil muda dapat diberikan tambahan gizi, untuk

ibu hamil anemia masih bisa diberikan vitamin zat besi, supaya ibunya sehat, bayi

lahir sehat, normal. Ibu Rosalina Abdul Faqih, kader GSI Kelurahan Punggawan

menuturkan sebagai berikut: “Dalam forum PKK kita harus terus memberikan

sosialisasi terutama tentang GSI, Desa Siaga. Kita juga membantu dalam

penyuluhan perencanaan keluarga dengan program KB.”47

Hal senada diungkapkan oleh Ibu Sutoyo: “Dalam forum PKK setiap

bulan itu, selalu dilaporkan data ibu hamil, ada tidak bumil resti, dan selalu

diingatkan untuk aktif memeriksakan kehamilan.”48

Penyuluhan yang dilakukan oleh para kader GSI, dilakukan pula dengan

kunjungan rumah. Segala upaya tersebut, diharapkan mampu mendorong

kesadaran kesehatan reproduksi bumil dan mamapu menekan AKI secara jangka

panjang. Dingkapkan Ibu Angger sebagai berikut: “Kalau bisa kadernya itu harus

selalu aktif mendatangi door to door pada rumah ibu hamil risti dan aktif untuk

mengingatkan.”49

Kegiatan masyarakat berupaya untuk menjalin kerjasama erat dalam

menjaga kesehatan lingkungan. Namun, sayangnya dalam GSI sendiri tidak

mengagendakan kegiatan penyuluhan dalam bentuk sebuah forum khusus. Diakui

oleh Ibu Heni Bidan Puskesmas Gilingan bahwa forum khusus untuk mewadahi 47 Wawancara pada tanggal 5 Mei 2011 di Kediaman Informan 48 Wawancara pada tanggal 25 April 2011 di Kediaman Informan 49 Wawancara pada tanggal 28 April 2011 di Kediaman Informan

Page 122: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

108

GSI belum pernah ada. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Bidan Na’imul

Faizah: “Ada kegiatan Kelompok Pendukung Ibu (KPI), tapi itu bukan wadah

dari GSI hanya pendukung untuk kesuksesan GSI.”50

Tabel 3.12

Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam GSI Oleh Petugas

Antara Teori dan Praktek

Jenis Pemenuhan Kebutuhan Teori Praktek

(1) (2) (3)

Pemenuhan Kebutuhan Praktis Gender

Mengorganisasikan dasolin

Dasoilin menjadi kegiatan dominan di seluruh kelurahan di Kecamatan Banjarsari terkait pelaksanaan GSI

Mengorganisasikan Donor Darah

Pelaksanaan di lapangan hanya sebatas pendataan calon donor darah untuk bulin.

Mengorganisasikan Ambulan Desa

Amanat ambulan desa hanya berhenti pada tataran formalitas yaitu SK pembentukan Satgas GSI Kelurahan.

Pendataan Ibu hamil, bersalin dan nifas

Kegiatan pendataan bumil, bulin dan bufas telah berjalan cukup baik. Telah terbentuk kerjasama dengan masyarakat dan petugas kesehatan.

Menyelenggarakan Pondok Sayang Ibu

Pondok Sayang Ibu hanya berhenti pada tataran formalitas.

Pemenuhan Kebutuhan Strategis Gender

Pelatihan kader Terdapat pelatihan yang dilakukan di bawah Dinas Kesehatan Kota Surakarta dalam waktu berkala 2 -3 bulan sekali.

Peningkatan ketrampilan, pengetahuan dan profesionalisme

Para tenaga kesehatan mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta maupun melalui organisasi lain.

Penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat

Dalam GSI penyuluhan dan pembinaan hanya dilakukan dalam forum Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), sehingga menjadi kurang optimal

Pengoranisasian Suami Siaga

Praktek lapangan sangat sulit untuk terimplementasikan oleh kader.

Sumber: Data Primer

50 Wawancara pada tanggal 29 April 2011 di Puskesmas Banyuanyar

Page 123: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

109

Dalam tataran keluarga nyatanya ditemukan tanggungjawab dalam

menjaga keselamatan ibu. Masyarakat kita selama ini cenderung memiliki

pemahaman bahwa laki-laki akan menjadi orang yang menentukan bagi

perempuan. Wawancara dengan Bidan Na’imul Faizah menyatakan, bahwa tidak

setiap orang merupakan kader Gerakan Sayang Ibu, tapi tanggungjawab perilaku

dan sikap yang mencerminkan sayang ibu harus tertanam dalam tiap keluarga dan

ibu yang tengah mengalami proses kehamilan dan persalinan itu sendiri untuk

menjaga keselamatan ibu.

Dalam penelitian ini, responden yang diambil sebanyak 30 responden

sesuai landasan yang telah ditulis pada Metodologi Penelitian Bab I. Berikut

adalah gambaran karakteristik responden:

Tabel 3.13

Karakteristik Responden (30 Responden)

No Hal Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

1. Usia a. <20 tahun 0 0 b. 20 – 35 tahun 27 90 c. > 35 tahun 3 10

2. Pendidikan a. Tamat SD 2 6,7 b. Tamat SLTP 8 26,7 c. Tamat SLTA 13 43,3 d. Perguruan Tinggi 7 23,3

3. Status pekerjaan a. Ibu rumah tangga 18 60 b. Ibu pekerja 12 40

4. Jarak Pertolongan Persalinan a. < 1 km 7 23,4 b. 2 – 5 km 19 63,3 d. > 6 km 4 13,3

Sumber: Data primer

Page 124: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

110

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa melihat usia responden yang

berhasil ditemui, paling besar pada usia produktif yaitu usia 20 – 35 tahun dengan

persentase sebesar 90 %. Kemudian, terkait pendidikan yang telah ditamatkan

responden. Masih banyak responden yang hanya menamatkan hingga 9 tahun

belajar yaitu sebesar 26,7%. Hal ini tentunya mampu mempengaruhi

kecenderungan kesehatan reproduksi nantinya. Sedangkan jumlah tertinggi yaitu

43,3% responden telah menamatkan hingga jenjang SLTA. Dalam penelitian ini,

responden yang berhasil banyak ditemui adalah para ibu rumah tangga yaitu 18

orang (60%). Kemudian terkait jarak lokasi temapt tinggal para responden dengan

temapt pertolongan persalinan paling banyak berada dengan jarak 2 – 5 km yaitu

terdapat 19 orang (63,3%), sedangkan untuk responden yang memiliki jarak yang

relatif jauh dari tempat pertolongan persalinan dengan lebih dari 6 km sebanyak 4

orang (13,3%).

Dalam masalah penghormatan pada sosok ibu, terkadang justru dapat

merugikan perempuan terutama terkait masalah kesehatan reproduksinya. Salah

satunya, dalam persoalan gizi keluarga. Makanan dalam keluarga biasanya

diutamakan untuk suami dan anak-anak daripada ibu. Dalam penelitian ini, masih

ditemui fenomena dimana pemenuhan gizi perempuan khususunya bagi bumil

masih diabaikan oleh sejumlah keluarga. Paling banyak responden memiliki

kecenderungan memenuhi kebutuhan gizi 4 sehat 5 sempurna ditandai dengan 20

responden (66,7%) menjawab pemenuhan gizi 4 sehat 5 sempurna selama masa

kehamilan mereka. Hanya 10% dari responden yang mengabaikan pemenuhan

Page 125: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

111

gizi selama kehamilan. Namun, hal tersebut tentunya menjadi kendala demi

mewujudkan keselamatan ibu. Tabel 3.14 menunjukkan hal tersebut.

Tabel 3.14

Kecenderungan Intensitas Pemeriksaan ANC, Pilihan tempat Persalinan, dan

Pemenuhan Gizi (30 Responden)

No Hal Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

1. Intensitas pemeriksaan ANC

a. > 10 kali 13 43,3

b. 5 – 9 kali 15 50

c. < 4 kali 2 6,7

2. Pilihan tempat persalinan

a. Rumah 0 0

b. Dukun bayi 0 0

c. Bidan delima 4 13,3

d. Bidan biasa 3 10

e. Rumah sakit 23 76,7

3. Pemenuhan gizi

a. Menu biasa (4 sehat) 3 10

b. Menu 4 sehat 5 sempurna 20 66,7

c. 4 sehat 5 sempurna dan vitamin 7 23,3 Sumber: Data Primer

Hasil penelitian ini menunkukkan bahwa dari diri masing-masing bumil

menyadari akan pentingnya penanganan yang cepat dan tepat terhadap kehamilan

dan persalinannya kelak. Intensitas jumlah pemeriksaan kehamilan telah

dilakukan setiap bulannya ditunjukkan dengan banyaknya frekuensi pemeriksaan

lebih dari 10 kali. Selain itu, tingginya pilihan pertolongan persalinan juga telah

direncanakan dan/atau dilakukan di rumah sakit sebanyak 76,7%, menunjukkan

Page 126: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

112

tingginya kesadaran bumil, bulin dan bufas serta keluarga terkait pemenuhan

kecepatan dan ketepatan persalinan.

Masalah lainnya adalah kasus pengambilan keputusan dalam keluarga

yang masih bergantung pada pihak kepala keluarga (dalam hal ini laki-laki).

Banyak perempuan hamil dan bersalin yang bermasalah tidak dapat mengambil

keputusan sendiri untuk menangani persoalannya karena menunggu keputusan

suaminya. Hasil penelitian, pengambilan keputusan demi mencapai kehamilan

yang sehat dan persalinan yang aman tidak hanya bergantung pada suami.

Beberapa responden mengaku bahwa pengambilan keputusan masih bergantung

pada pihak orang tua, yaitu sebayak 4 orang (13,3%). Namun, pengambilan

keputusan dari pihak suami masih menjadi dominan dalam penelitian ini ditandai

dengan sebanyak 50% keputusan kesehatan kehamilannya diambil oleh pihak

suami. Persoalan tersebut merupakan gambaran nyata bahwa peran gender tidak

seimbang sangat mempengaruhi lahirnya problem lain yang lebih berat

penyelesaiannya.

Tabel 3.15

Kecenderungan Pola Pengambilan Keputusan dalam Keluarga

No Pihak Pengambil Keputusan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

1. Diri sendiri 11 36,7

2. Suami 15 50

3. Lain-lain 4 13,3

Total 30 100 Sumber: Data Primer

Page 127: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

113

Dalam keluarga yang harmonis yang berhasil ditemui di lapangan

menunjukkan bahwa suami bersedia untuk memberikan dukungan dalam masa

kehamilan istri. Hal tersebut ditandai sebanyak 73,3% responden pemeriksaan

kehamilannya diantar oleh suami. Hal ini berbanding lurus dengan temuan di atas,

meskipun pengambilan keputusan masih didominasi oleh pihak suami, tetapi

suami juga memberikan dukungan untuk persoalan pemeriksaan kehamilan istri.

Tabel 3.16

Kecenderungan Pola Relasi Gender Perawatan Kesehatan Kehamilan

pada Level Keluarga (30 Responden)

No Hal Jumlah % (1) (2) (3) (4)

1. Pengantar pemeriksaan ANC

a. Diri sendiri 5 16,7

b. Suami 22 73,3

c. Lain-lain 3 10

2. Pola waktu makan

f. Terlebih dahulu 28 93,3

g. Setelah anggota keluarga lain 2 6,7 Sumber: Data Primer

Jawaban lain-lain dalam hasil pemetaan kecenderungan pengantar

pemeriksaan ANC antara lain para ibu hamil yang menjawab hal tersebut diantar

oleh orang tuanya. Hal tersebut setelah dilakukan indept interview disebabkan

oleh kurang harmonisnya keluarga. Menghentikan kekerasan dalam rumah tangga

dapat menjadi upaya membangun keluarga yang sehat. Sehingga ketika menjalani

peran reproduksinya para perempuan dapat menjalani dengan sehat dan

melahirkan generasi yang sehat pula. Dalam penelitian ini, kasus KDRT terutama

pada masa kehamilan ditemui dalam 2 keluarga yang berbeda. Kasus KDRT

Page 128: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

114

terjadi hanya sebatas pada kekerasan psikologi terhadap perempuan. Sikap yang

tak mampu saling menjaga emosi menjadi pemicu kekerasan. Diungkapkan oleh

Orang Tua dari pasangan suami istri Sugeng Ariyanto dan Riri Andrean sebagai

berikut: “Biasanya anak saya ini memang suka marah-marah sama suaminya.

Suaminya juga suka marah-marah Mbak. Untuk mengatasinya, saya yang

nenggahi.”51 Hal tersebut terbukti dari hasil observasi yang memperlihatkan

pengantar pemeriksaan ANC adalah orang tua dari ibu hamil bersangkutan.

Persoalan pemenuhan makanan bagi ibu hamil sudah optimal dalam level

keluarga, hal tersebut terlihat dari dominannya pola makan ibu hamil yang makan

lebih awal dari suami dan anggota keluarga lainnya. Namun, adapula ibu hamil

yang makan setelah suami dan anggota keluarga yang lain. Diakui oleh Ibu

Septiana Pertiwi bahwa hal tersebut dikarenakan rumah tangganya masih tinggal

bersama mertua. Hal serupa dengan alasan berbeda diakui oleh Ibu Kristina:

“kalau sarapan saya memang paling akhir, nunggu suami dan anak makan dulu.

Setelah mereka berangkat baru giliran saya yang ambil makan.”52

Tanggungjawab yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam

meningkatkan kualitas kesehatan reproduksinya, langkah awal yang dapat

dilakukan adalah merencanakan keluarga. Pembatasan kelahiran dan membuat

jarak kelahiran, baik untuk menjaga kesehatan ibu. Mengingat setiap kehamilan

membawa resiko kesehatan yang potensial bagi ibu, walaupun ibu tersebut terlihat

sehat dan beresiko kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan

kehamilan telah banyak ditemui dalam keluarga. Namun, kecenderungan angka

51 Wawancara pada tanggal 13 April 2011 saat ditemui di Puskesmas Gambirsari 52 Wawancara pada tanggal 19 Mei 2011 di Kediaman Ibu Kristina

Page 129: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

115

untuk kehamilan tidak terencana juga tergolong besar yaitu mencapai 33,3% dari

jumlah responden. Berikut hasil pemetaan kecenderungan perencanaan kehamilan

oleh keluarga dapat dilihat pada tabel 3.17:

Tabel 3.17

Kecenderungan Perencanaan Kehamilan oleh Keluarga

No Perencanaan Kehamilan Jumlah %

(1) (2) (3) (4)

1. Kehamilan terencana 20 66,7

2. Kehamilan tidak terencana 10 33,3

Total 30 100

Sumber: Data Primer

Persoalan lain adalah proses kehamilan yang dilalui oleh perempuan.

Dalam kondisi yang setara perempuan dan laki-laki seharusnya memiliki

tanggungjawab yang sama. Keterlibatan suami dalam kesehatan ibu dan

kehamilan serta persalinan dibutuhkan, karena kehamilan bukan beban milik

perempuan semata. Membantu meningkatkan dan mempertahankan kesehatan

bumil, suami dapat mendukung istri agar mendapatkan pelayanan antenatal yang

baik. Menyediakan biaya, transportasi, dan motivasi untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan oleh seorang suami. Dengan demikian,

sorang suami ikut mewujudkan status perempuan yang setara pada masa

kehamilan sekalipun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tataran keluarga, suami dan

anggota keluarga yang lain(orang tua) turut memberikan peran aktif dalam

kehamilan dan persalinan perempuan. Dukungan suami dalam menyiapkan biaya,

donor darah dan transportasi nyatanya memiliki modus tertinggi dari hasil

Page 130: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

116

pemetaan. Hal perlu diwaspadai dalam mewujudkan upaya keselamatan ibu demi

menekan AKI yaitu pada tataran persiapan teknis mereka. Banyak dari ibu hamil

dan keluarga yang hanya siap terkait biaya persalinan tanpa diikuti dengan

persiapan donor darah dan transportasi. Hal tersebut terlihat dari kecenderungan

responden yang telah menyiapkan biaya persalinan sebanyak 93,3% diikuti

73,3% responden telah menyiapkan transportasi menuju tempat persalinan tetapi

untuk responden yang telah menyiapkan donor darah hanya sebanyak 30 %.

Masalah kebutuhan donor darah ternyata dalam hasil penelitian ini menunjukkan

kecenderungan responden masih banyak yang mengabaikannya. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 3.18 berikut:

Tabel 3.18

Kecenderungan Persiapan Kehamilan dan Persalinan dalam Keluarga

(30 Responden)

No Hal Persiapan Pihak yang Menyiapkan

Sudah siap Belum siap Diri Sendiri Suami Lain-lain

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Biaya 28 (93,3%)

2 (6,7%)

2 (7,1%)

25 (89,3%)

1 (3,6%)

2. Donor darah 9 (30%)

21 (70%)

0 (0%)

6 (66,7%)

3 (33,3%)

3. Transportasi 22 (73,3%)

8 (26,7%)

1 (4,6%)

16 (72,7%)

5 (22,7%)

Sumber: Data Primer

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada kenyataannya pemenuhan

kebutuhan strategis gender bumil, bulin dan bufas masih sangat kurang dan

terbatas. Pada umumnya bantuan dan pelayanan untuk bumil, bulin dan bufas,

Page 131: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

117

masih sebatas pada pemenuhan kebutuhan praktis ibu saja, dimana pelayanan

yang diberikan dalam GSI di tingkat kecamatan diprioritaskan untuk membantu

aspek teknis operasional dari persalinan ibu. Hal tersebut dapat dilihat pada

bantuan yang diberikan hanya pada aspek finansial, saran transportasi, cakupan

pemeriksaan kehamilan dan gizi ibu hamil.

Sedangkan pemenuhan kebutuhan gender strategis yang berkaitan dengan

pemilihan hak-hak kesehatan reproduksi perempuan secara tidak langsung

beberapa kasus telah memenuhinya di dalam keluarga masing-masing. Pemberian

jaminan keselamatan persalinan dan kehamilan dari GSI memang belum cukup

menjamin sepenuhnya terhadap hak-hak kesehatan reproduksi perempuan. Hanya

beberapa keluarga yang sadar akan perencanaan kehamilan. Dalam hal ini masih

banyak para istri yang tidak bisa menentukan kehamilan sesuai dengan

keinginannya, dan hal ini bisa terjadi karena kontrol penuh suami atas istri yang

pada akhirnya bisa menimbulkan ketidakadilan yang menimpa pihak perempuan

(beban kehamilan).

Page 132: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

118

Tabel 3.19

Pemenuhan Kebutuhan Gender dalam GSI Level Keluarga

Antara Teori dan Praktek

No Jenis Kebutuhan Teori Temuan Lapangan (1) (2) (3) (4)

1. Kebutuhan Praktis Gender

Memeriksaan kehamilan minimal 4 kali

Kecenderungan dari 30 responden telah melakukan pemeriksaan kehamilan 6 – 10 kali dengan bukti sebesar 50% menjawab kecenderungan tersebut. Menunjukkan bahwa mereka peduli dengan perkembangan kesehatan kehamilannya.

Melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai,

Kecenderungan 76,7% responden telah memilih tempat pertolongan persalinan di rumah sakit. Hal tersebut, menunjukkan bahwa kecenderungan kelompok sampel mencari penolong dan fasilitas kesehatan yang memadai.

Mengetahui kebutuhan gizi;

Persoalan pemenuhan gizi dalam keluarga hasil pemetaan menunjukkan bahwa istri/ibu hamil telah didahulukan. Terbukti dengan kecenderungan responden sebesar 93,3% mereka makan terlebih dahulu dari anggota keluarga yang lain. Terkait pemenuhan gizi 66,7% responden cenderung memenuhi makanan 4 sehat 5 sempurna dan sebesar 23,3% responden menambah 4 sehat 5 sempurna dengan vitamin ataupun suplemen.

Suami dan keluarga lain memberikan perhatian lebih kepada istri/ibu hamil dan selalu SIAGA (Siap, Antar, Jaga)

Kesiagaan suami dalam tanggungjawab kehamilan seorang perempuan hasil penelitian menunjukkan persentase yang tinggi. Kesiagaan suami dalam mengantar pemeriksaan kehamilan sebesar 73,3%, kesiagaan suami dalam menyiapkan biaya persalinan sebesar 89,9%, persiapan donor darah sebesar 66,7% dan dalam persiapan transportasi sebesar 73,3%.

Page 133: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

119

Mempersiapkan donor darah, biaya persalinan dan kendaraan/ambulans desa

Para ibu hamil dan keluarga ternyata cenderung mempersiapkan biaya persalinan tanpa diikuti perhatian yang tinggi dalam mempersiapkan donor darah dan transportasi menuju tempat persalinan. Terbukti 93,3% responden telah mempersiapkan biaya persalinan, diikiuti 73,3% responden telah menyiapkan transportasinya. Namun untuk persiapan donor darah hanya 30% respinden yang telah mempersiapkannya

2. Kebutahan Strategis Gender

Mengusahakan agar tiap kehamilan merupakan kehamilan yang direncanakan

66,7% responden menjawab bahwa kehamilannya merupakan kehamilan terencana.

Memahami kesetaraan keadilan gender;

Keadilan dan kesetaraan gender telah terimplementasi dalam keluarga yang harmonis di penelitian ini

Perempuan mampu mengambil keputusan ;

Kecenderungan dari kelompok sampel yang diambil keputusan masih di tangan suami dilihat dari 50% responden menjawab demikian. Hanya 36,7% responden mampu mengambil keputusan dalam perawatan kesehatan kehamilannya.

Mampu mencegah kekerasan dalam rumah tangga.

Hasil penelitian ini menemukan 2 kasus kekerasan psikologis terhadap perempuan hamil dari 30 responden yang diambil di Kecamatan Banjarsari.

Sumber: Data Primer

Page 134: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

120

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan,

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kecamatan Banjarsari cenderung masih tinggi

karena adanya elemen dasar keselamatan ibu yang belum mampu terpenuhi antara

lain:

1. Faktor Primer Elemen Dasar Keselamatan Ibu

Faktor keselamatan pada bumil, bulin dan bufas dari penelitian ini

didapatkan jawaban bahwa hal tersebut lebih tergantung pada faktor primer.

Faktor primer yang mencakup status kesehatan, status reproduksi, perilaku

sehat, status perempuan dalam keluarga dan status keluarga dalam masyarakat

sangat memberi pengaruh dominan dalam upaya penurunan AKI.

Komplikasi pada kehamilan ataupun persalinan sebelumnya dan

kondisi penyakit menahun maupun infeksi nyatanya menjadi sebab beberapa

kasus kematian ibu di lingkup Kecamatan Banjarsari Surakarta. Pengetahuan

pada kadar gizi dalam makanan yang dibutuhkan bumil perlu dikuasai oleh

masing-masing individu yang bersangkutan untuk mencegah faktor resiko pada

ibu hamil.

Kasus kematian maternal di Kecamatan Banjarsari tahun 2009

menunjukkan hampir semua ibu bersalin berusia 35 tahun ke atas yang

merupakan usia berisiko untuk melahirkan. Jarak antar kehamilan rata-rata

Page 135: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

121

berkisar 2 tahun. Temuan tersebut, jelas membuktikan bahwa bulin yang

mengalami kematian maternal di wilayah Banjarsari Surakarta masing-masing

merupakan kehamilan resiko tinggi.

Perilaku sehat bumil yang pada akhirnya mengalami kematian

maternal sudah cukup baik. Mereka telah rajin memeriksakan kehamilan rata-

rata lebih dari 4 kali, meskipun 2 kasus bulin meninggal hanya memeriksakan

kurang dari 4 kali. Pemilihan tempat pemeriksaan dan pertolongan persalinan

sudah diupayakan di tempat dengan fasilitas yang memadai. Namun, hal

tersebut tidak diikuti kesadaran akan pentingnya kesehatan kehamilan yang di

mulai dari hal-hal kecil, seperti mengikuti anjuran tenaga kesehatan yang

menangani bumil bersangkutan selama kehamilannya.

Perempuan belum sepenuhnya mampu mengambil keputusan terkait

kesehatan reproduksi mereka. Tingkat pengetahuan yang dimiliki perempuan

tentang kesehatan kehamilan akan mempengaruhi keputusan yang diambil

terkait kesesuaian kebutuhan persalinan yang sebenarnya. Selain itu, status

ekonomi keluarga yang terdiri dari penghasilan, pendidikan dan pekerjaan

keluarga sangat mempengaruhi keselamatan ibu. Keluarga yang memiliki

status ekonomi rendah dalam penelitian ini cenderung tidak mampu

menghadapi keadaan yang relatif dituntut kecepatan saat pengambilan

keputusan untuk menyelamatkan nyawa ibu dengan komplikasi persalinan.

2. Faktor sekunder Elemen Dasar Keselamatan dan Kesejahteraan Ibu

Faktor sekunder dirasa telah terdapat upaya cukup optimal dalam

menekan AKI. Hal tersebut terlihat dari penjelasan beberapa variabel. Akses

Page 136: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

122

terhadap pelayanan kesehatan telah diupayakan oleh semua stakeholders.

Namun, ketersediaan jumlah tenaga kesehatan di wilayah perbatasan

Kecamatan Banjarsari masih mengalami keterbatasan sehingga menghambat

upaya penyelamatan pasien kegawatdaruratan obstetri. Masalah

keterjangkauan terutama terkait dengan masalah jarak menjadi penghambat

masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan.

Kesiagaan dalam masyarakat untuk menyelamatkan ibu hamil, ibu

bersalin dan ibu nifas dari ancaman kematian hanya sebatas dibangun pada

tataran kader GSI. Namun, yang menjadi garis bawah bahwa tidak semua

kader mampu membangun hubungan interpersonal yang aktif. Pelayanan yang

diperoleh bagi kelompok sasaran tergantung dari keaktifan kader untuk

melakukan pemantauan. Jika bumil dan bulin tidak terpantau oleh kader maka

pelayanan kesehatan dalam tataran GSI tidak dapat dimanfaatkan oleh bumil

dan bulin tersebut. Dalam segi sistem rujukan, keterlambatan dalam rujukan

yang dilakukan disinyalir memperburuk penyelamatan ibu bersalin.

3. Pemenuhan Kebutuhan Gender

Terdapat kesamaan dominasi pemenuhan kebutuhan gender baik

secara formalitas peraturan dalam ranah kerja Satgas GSI maupun dalam

tataran keluarga. Pemenuhan kebutuhan praktis gender yang diselenggarakan

dalam Kecamatan Sayang Ibu di Banjarsari Surakarta secara keseluruhan telah

berjalan dengan baik. Berikut ini penjelasannya lingkup pengelolaan

pemenuhan kebutuhan gender oleh Satgas GSI dan pada lingkup keluarga

sudah memperlihatkan:

Page 137: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

123

1) Dalam tataran pelaksanaan melalui Satgas GSI Kelurahan tidak

terpenuhinya kebutuhan strategis gender disebabkan kegiatan yang

menjadi dominan, seperti adanya dasolin, pencatatan dan pelacakan,

pemyuluhan intensitas pemeriksaan kehamilan. Namun, pelaksanaan

ambulan desa dan donor darah oleh petugas GSI hanya berhenti pada

tataran formalitas kebijakan melalui SK Pembentukan Satgas GSI

tingkat kelurahan.

Kegiatan dominan dalam GSI melalui Satgas Kelurahan pada

umumnya lebih menekankan intervensi jangka pendek yang ditujukan

untuk mengatasi komplikasi obstetri. Hal tersebut berdampak pada

kualitas dan kuantitas pengetahuan kesehatan reproduksi yang dimiliki

bumil, bulin dan bufas sehingga bisa menimbulkan permasalahan lain

ketika bumil, bulin dan bufas tersebut mengalami kelainan kehamilan

maupun pasca persalinan. Dalam pelaksanaan GSI melalui Satgas GSI

aspek kebutuhan gendernya adalah pemenuhan kebutuhan praktis

gender.

2) Pada lingkup paling kecil di masyarakat, yaitu keluarga kebutuhan

strategis gender terdapat dalam hasil penelitian ini antara lain masalah

perencanaan kehamilan dimana 66,7% responden telah melakukan

perencanaan kehamilan dan angka kekerasan dalam rumah tangga

yang hanya ditemui dalam 2 keluarga dari 30 sampel yang diambil.

Secara tidak langsung keperdayaan perempuan telah tumbuh dalam

lingkungan keluarga sebagai upaya penyelamatan bumil, bulin dan

Page 138: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

124

bufas dari ancaman kematian maternal. Namun, pemenuhan kebutuhan

gender masih dominan pada pemenuhan kebutuhan praktis. Aspek

pemenuhan kebutuhan gender dalam keluarga yaitu, telah terdapat

pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis gender dominan

pemenuhan kebutuhan pratis gender.

Terdapat hubungan antara faktor kesealamatan ibu dengan pemenuhan

kebutuhan gender. Karena masih dominannya pemenuhan kebutuhan praktis yang

bertujuan untuk menangani komplikasi saat terjadi persalinan, maka faktor-faktor

yang bersala dari keluarga seperti kesetaraan gender, tingkat pengetahuan yang

sama antara suami istri terkait masalah kesehatan reproduksi masih jauh dari yang

diharapkan untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI). Selain itu, peningkatan

Aki secara tajam pada tahun 2009 di Kota Surakarta, juga disebabkan karena

adanya perkembangan dalam system pencatatan dan pelacakan kematian Ibu.

B. Saran

Hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa rekomendasi

yang peneliti ajukan agar GSI dapat berkontribusi lebih baik lagi agar upaya

penurunan AKI dan sebagai bahan masukan serta pertimbangan bagi stakeholders.

Beberapa rekomendasi yang diajukan tersebut antara lain:

1. Target utama GSI di tingkat keluarga adalah pemberdayaan suami agar

lebih perhatian terhadap istri. Oleh karena itu, persepsi mengenai

kesetaraan gender perlu diberikan melalui lembaga formal maupun non

formal. Sehingga, posisi perempuan tidak selalu tersubordinasi terhadap

laki-laki. Hal ini akan membantu perempuan dalam pengambilan

Page 139: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

125

keputusan untuk kesehatan reproduksinya, membantu kepercayaan diri

perempuan selama masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan.

Selain itu juga mampu menghindari tindakan kekerasan oleh pasangan

suami isrti dalam rumah tangga.

2. Pendidikan kesehatan reproduksi perlu diberikan untuk laki-laki untuk

mewujudkan kesetaraan gender. Jika selama ini informasi terkait Gerakan

Sayang Ibu hanya diberikan dalam forum PKK maka, hal tersebut perlu

dirubah menjadi suatu forum GSI tersendiri yang memberikan arahan pada

laki-laki dan perempuan mengingat pentingnya keselamatan ibu hamil,

bersalin dan nifas untuk menekan AKI.

3. Kegiatan GSI tidak hanya bersifat anjuran (advokasi) semata, tetapi perlu

dikembangkan hingga bersifat holistik. GSI diharapkan mampu

menyentuh dan ikut menyelesaikan persoalan mendasar di tingkat keluarga

yaitu ekonomi, melalui peningkatan ekonomi keluarga.

4. Satgas GSI perlu lebih meningkatkan kinerja dan empati dari petugas pada

khususnya dan/atau masyarakat luas pada umunya. Hal ini terutama dalam

hal pemberian dasolin yang kurang cepat dan perlu melewati mata rantai

birokrasi yang panjang. Jaminan kesehatan PKMS yang diberikan

pemerintah ternyata belum cukup membantu bagi keluarga miskin (gakin)

saat terjadi komplikasi persalinan.

5. GSI perlu direvitalisasi kembali dan dilanjutkan pada beberapa wilayah

kelurahan di Kecamatan Banjarsari, karena kurang keaktifan dari para

Page 140: EVALUASI GERAKAN SAYANG IBU ( Kajian Terhadap · PDF fileKasus Kematian Ibu Maternal ... Tabel 1.3 Langkah-Langkah dan Output Hasil ... Tabel 3.2 Profil Subyek dengan Riwayat Kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

126

kader. Pengembangan dan peningkatan kualitas dan kinerja perlu untuk

memaximalkan GSI di lapangan.

6. Perlu diberikan sistem reward bagi para Satgas GSI yang merupakan mitra

informasi pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota. Sehingga, para

Satgas mampu lebih berperan aktif di masyarakat lingkungannya. Perlu

dibangun jaringan kerja (networking) yang komunikatif dengan seluruh

lintas sektoral dalam upaya menurunkan AKI.

7. Berdasarkan temuan di lapangan Dinas Kesehatan kurang mengetahui

informasi dan kondisi terkait pelaksanaan GSI pada level paling bawah

yaitu level kelurahan. UPTD Dinas Kesehatan di Kecamatan yaitu

Puskesmas beberapa diantaranya juga kurang begitu terjalin komunikasi

antar kedua stakeholders GSI tersebut. Pengumpulan beragam informasi

dari level bawah perlu kembali dibangun untuk meningkatkan kinerja GSI,

karena pada dasarnya GSI merupakan kegiatan antara pemerintah, swasta

dan masyarakat untuk menurunkan AKI.

8. Pencatatan Audit Maternal Prenatal (AMP) perlu dilakukan secara tertib

administrasi setiap kali terdapat kasus kematian, sehingga tidak terdapat

lost case terkait Angka Kematian Ibu (AKI).