evaluasi ergonomi untuk mengurangi …

14
EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI MUSKULOSKELETAL DISORDERS MENGGUNAKAN METODE NOVEL ERGONOMIC POSTURAL ASSESSMENT ( NERPA) DAN WORK ERGONOMIC RISK ASSESSMENT (WERA) (Studi Kasus: UKM Cipta Mandiri, Sidowayah, Polanharjo, Klaten) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh: Bryan Rizki Irwanto D 600 150 029 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

i

EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI MUSKULOSKELETAL

DISORDERS MENGGUNAKAN METODE NOVEL ERGONOMIC POSTURAL

ASSESSMENT ( NERPA) DAN WORK ERGONOMIC RISK ASSESSMENT

(WERA)

(Studi Kasus: UKM Cipta Mandiri, Sidowayah, Polanharjo, Klaten)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh:

Bryan Rizki Irwanto

D 600 150 029

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

i

HALAMAN PERSETUJUAN

EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI MUSKULOSKELETAL

DISORDERS MENGGUNAKAN METODE NOVEL ERGONOMIC POSTURAL

ASSESSMENT ( NERPA) DAN WORK ERGONOMIC RISK ASSESSMENT

(WERA)

(Studi Kasus: UKM Cipta Mandiri, Sidowayah, Polanharjo, Klaten)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

Bryan Rizki Irwanto

D 600 150 029

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Indah Pratiwi S.T., M.T.

Page 3: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

ii

NIK. 705

HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI MUSKULOSKELETAL

DISORDERS MENGGUNAKAN METODE NOVEL ERGONOMIC POSTURAL

ASSESSMENT ( NERPA) DAN WORK ERGONOMIC RISK ASSESSMENT

(WERA)

(Studi Kasus: UKM Cipta Mandiri, Sidowayah, Polanharjo, Klaten)

OLEH

Bryan Rizki Irwanto

D 600 015 029

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dr. Indah Pratiwi, S.T., M.T. (.............................)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Ir. Ratnanto Fitriadi, S.T., M.T. (............................)

(Anggota 1 Dewan Penguji)

3. Ir. Much. Djunaedi, S.T., M.T (............................)

(Anggota 2 Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D

NIK. 682

Page 4: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali

secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di

atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, .................... 2019

Penulis

BRYAN RIZKI IRWANTO

D 600 150 029

Page 5: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

1

EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI MUSKULOSKELETAL

DISORDERS MENGGUNAKAN METODE NOVEL ERGONOMIC POSTURAL

ASSESSMENT ( NERPA) DAN WORK ERGONOMIC RISK ASSESSMENT

(WERA)

(Studi Kasus: UKM Cipta Mandiri, Sidowayah, Polanharjo, Klaten)

Abstrak

Cidera pada otot merupakan salah satu kecelakaan kerja yang sering dialami pekerja

karena postur tubuh yang salah ketika melakukan pekerjaan. UKM Cipta Mandiri

merupakan usaha kecil menengah yang memproduki barecore. Proses pembuatan

barecore pada UKM Cipta Mandiri masih menggunakan metode manual sehingga

banyak menimbulkan postur kerja yang tidak alami dan menyebabkan pekerja

mengalami keluhan muskoloskeletal disorder. Penelitian ini menggunakan metode

Work Ergonomic Risk Assessment (WERA) dan Novel Ergonomic Postural

Assessment (NERPA) untuk mengetahui seberapa besar risiko yang ditimbulkan oleh

postur pada aktivitas yang dilakukan pekerja. Hasil perhitungan menggunakan kedua

metode menunjukan bahwa dari 9 stasiun kerja yang diteliti terpadat 12 aktivitas

kerja, mendapatkan skor medium pada metode WERA, sedangkan terdapat 3 aktivitas

yang mendapatkan skor 7, 1 aktivitas dengan skor 6, 2 aktivitas dengan skor 5, 3

aktivitas dengan skor 4, 3 aktivitas dengan skor 3 pada metode NERPA. Usulan yang

dapat diberikan adalah pengadaan alat bantu berupa wadah benda kerja dan

pengubahan aktivitas kerja pada stasiun kerja terkait.

Kata Kunci: Ergonomi, MSDs, WERA, NERPA, K3

Abstract

Musculoskeletal injury is one of the work accidents that are often experienced by

workers because of the wrong posture when doing work. Cipta Mandiri is a small

business that produces barecore. The process of making barecore in Cipta Mandiri

still uses human power so that it creates a lot of unnatural work postures and causes

workers to have a health complaint about musculoskeletal disorder.This study uses

the Work Ergonomic Risk Assessment (WERA) and Novel Ergonomic Postural

Assessment (NERPA) methods to determine how much risk is posed by the posture of

the activities carried out by workers. The results of calculations using the two

methods show that of the 9 work stations studied were 12 work activities, obtained a

medium score on the WERA method, while there were 3 activities that got a score of

7, 1 activity with a score of 6, 2 activities with a score of 5, 3 activities with scores 4,

3 activities with a score of 3 on the NERPA method. The proposal that can be given is

the procurement of tools in the form of workpiece containers and changing work

activities at the related work stations.

Keywords : Ergonomic, MSDs, WERA, NERPA, OHS

Page 6: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

2

1. PENDAHULUAN

Barecore adalah sebuah produk olahan berbahan dasar kayu yang mempunyai

banyak kegunaan. Barecore banyak diproduksi di Jawa Tengah khususnya daerah

Temanggung. Barecore biasanya terbuat dari kayu lunak sepert sengon dan albasia

(Joyce, 1970), Indonesia sendiri mengusai 90% pasar barecore, kayu sengon

Indonesia diakui kualitasnya oleh dunia. Negara dengan permintaan barecore

tertinggi adalah China dan Taiwan, dalam satu bulan Indonesia dapat mengekspor

4.000 sampai dengan 5.000 kontainer perbulan.

UKM Cipta Mandiri adalah industri manufaktur rumahan yang memproduksi

barecore sebagai produk utama, UKM Cipta Mandiri bertempat di Sidowayah,

Polanharjo, Klaten. Proses pembuatan barecore dimulai dengan pengovenan kayu

sampai kandungan airnya berkurang kemudian pemotongan sesuai ukuran, Setelah

pemotongan dilanjutkan proses penghalusan dan pencacahan menjadi lembaran-

lembaran kayu, lembaran kayu inilah yang nantinya akan melalui proses

pengeleman dan pada akhirnya melalui proses pengepressan. Proses yang

dilakukan pada saat produksi barecore pad UKM Cipta Mandiri sebagian besar

masih menggunakan tenaga manusia, hal ini menyebabkan beberapa aktivitas yang

dilakukan pekerja menimbulkan postur yang tidak alami. Dampak dari postur yang

tidak alami apabila dilakukan terus menerus akan menyebabkan musculoskeletal

disorders (Tarwaka, 2004).

Berdasarkan pemaparan di atas, fokus dari penelitian ini adalah menganalisis

beban kerja yang dialami oleh pekerja dalam upaya mengurangi risiko MSDs

dengan menggunakan metode Novel Ergonomic Postural Assessment (NERPA)

dan Work Ergonomic Risk Assessment (WERA) sebagai acuan untuk menentukan

skor risiko kecelakaan kerja yang dialami pekerja.

2. METODE

Penelitan dilakukan dengan meneliti 9 stasiun kerja yang terdiri dari 12

aktivitas utama, yaitu stasiun kerja cutting 1, Surface Planner, Gangrip,

Pemilahan, Conveyor, Cutting 2, Finger Joint, Pengeleman dan Pengepressan.

Tahap-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

Page 7: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

3

2.1 Identifikasi Masalah

Hal pertama yang dilakukan sebelum penelitian dimulai adalah melakukan

identifikasi masalah, identifikasi masalah dilakukan dengan cara mengamati

secara langsung proses pembuatan barecore pada UKM Cipta Mandiri, tujuan

dilakukan pengamatan langsung adalah mengetahui secara langsung kondisi

lapangan dan untuk pembuatan rumusan masalah serta tujuan penelitan. Studi

literatur juga digunakan untuk memperkuat dasar pada penelitian.

2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan me-dokumentasikan aktivitas

terekstrim pada saat pekerja melakukan pekerjaanya. Pengamatan

menggunakan stopwatch juga dilakukan kemudian wawancara singkat dengan

pekerja dilakukan untuk mengetahui apakah ada keluhan selama bekerja.

2.3 Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan dua metode yaitu WERA dan NERPA, dalam

metode WERA terdapat 6 risiko faktor fisik antara lain postur, pengulangan,

kekuatan, getaran, kontak stress dan durasi kerja (Rahman dkk., 2011). Metode

NERPA memiliki 5 variabel utama yaitu bahu, pergelangan, punggung, leher

dan kaki (Lite dkk., 2013) . Berikut adalah langkah-langkah dalam mengolah

data menggunakan WERA dan NERPA

2.3.1 Metode WERA

Pada metode WERA hal pertama yang harus dilakukan adalah

menentukan 9 faktor fisik, kemudian dilanjutkan dengan penentuan

skoring sistem yang sudah tertera pada WERA sheet, kemudian

dilakukan penjumlahan dari seluruh skor yang didapatkan kemudian

penentuan action level berdasarkan hasik skor terakhir.

Page 8: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

4

Gambar 1 WERA Sheet (Rahman dkk., 2011)

2.3.2 Metode NERPA

Metode NERPA skoring dibagi menjadi dua grub yang masing masing

grub memilik tabel sendiri, grub A memiliki tabel A dan grub B memiliki

tabel B. dan final skor akan dilihat dari titik temu hasil dari tabel A dan B

di tabel C. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetukan

postur kerja yang dilakukan pekerja dan kemudian memberikan skor, lalu

skor ditentukan dengan mencari titik temu yang sudah tersedia dimasing-

masing tabel, setelah mendapatkan skor tabel kemudian diakumulasi

dengan skor beban kerja dan skor otot. Hasil dari kedua tabel

dialokasikan untuk mengisi tabel C dan mendapatkan skor akhir yang

menunjukan risiko level dari aktivitas pekerja.

Gambar 2 NERPA Sheet (Lite dkk., 2013)

Page 9: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Metode Wera

Perhitungan menggunakan metode WERA menunjukan hasil bahwa seluruh

stasiun kerja yang berada pada proses produksi dapat dihitung menggunakan

metode WERA berjumlah 9 stasiun kerja dengan 12 aktivitas. Hasil dari

perhitungan metode WERA tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Penilaian Metode WERA

Stasiun Kerja Aktivitas 1a. 2a. 3a. 4a. 5 6 7 8 9 Total Level

1b. 2b. 3b. 4b. 9 3a. 2.a 2a. 6

Cutting 1 Mengambil

kayu

4 3 5 3 5 4 3 5 4 36 Medium

Memotong

Kayu

4 5 3 3 4 3 6 4 4 36 Medium

Surface

Planner

Mengambil

Kayu

4 4 5 3 5 4 3 5 4 37 Medium

Memasukan

Kayu

4 3 3 3 5 3 4 4 4 33 Medium

Gangrip Mengambil

Kayu

4 3 2 2 4 2 3 5 4 29 Medium

Memasukan

Kayu

5 3 2 2 4 2 5 5 4 32 Medium

Pemilahan Memilah

Kayu

4 4 5 2 4 4 3 5 4 35 Medium

Conveyor Menyusun

Kayu

4 4 4 3 4 4 3 5 4 35 Medium

Cutting 2 Memotong

kayu

4 3 4 4 4 3 4 5 4 35 Medium

Fingerjoint Memotong

pola

4 3 4 3 5 3 4 5 4 35 Medium

Pengeleman Menngelem

papan

5 3 4 4 5 3 3 3 4 34 Medium

Pengepressan Menyusun

kayu

5 4 5 3 4 4 3 5 4 37 Medium

Tabel 1 menunjukan bahwa seluruh aktivitas pada proses produksi berada

dalam action level medium dengan skor terendah 29 dan skor tertinggi adalah

37.

3.2 Metode NERPA

Seluruh aktivitas pada proses produksi dapat diteliti menggunakan metode

NERPA, terdapat 12 aktivitas yang diteliti. Hasil dari perhitungan

menggunakan metode NERPA tersaji pada Tabel 2.

Page 10: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

6

Tabel 2 Hasil Penilaian Metode NERPA

Lengan

atas

Lengan

Bawah

Pergel

angan

tangan

Wrist

Twist

Tabel

A

point

otot

point

beban

Kolo

m CLeher

Pung

gungKaki

Tabel

B

point

otot

point

beban

Baris

C

Nilai

Tabel

C

Mengambil

kayu3 1 2 2 4 1 0 5 2 4 2 5 1 0 6 7

Memotong

Kayu3 1 2 2 4 1 0 5 2 1 1 2 1 0 3 4

Mengambil

Kayu3 1 2 2 4 1 0 5 4 3 1 5 1 0 6 7

Memasukan

Kayu3 1 1 1 3 1 0 4 1 1 1 1 1 0 2 3

Mengambil

Kayu1 3 2 2 3 0 0 3 1 1 1 1 0 0 1 3

Memasukan

Kayu1 2 1 1 2 1 0 3 2 1 1 2 1 0 3 3

PemilahanMemindah

kayu4 1 1 2 4 1 0 5 1 3 1 3 1 0 4 5

ConveyorMenyusun

Kayu4 1 3 1 4 1 0 5 2 2 1 2 1 0 3 4

Cutting 2Memotong

kayu4 1 3 1 4 0 0 4 3 1 1 3 0 0 4 4

FingerjointMemotong

pola4 1 3 2 5 0 0 5 3 2 2 4 0 0 4 5

PengelemanMengelem

papan 3 2 1 2 4 1 0 5 3 2 2 4 1 0 5 6

Penge-

pressan

Menyusun

kayu4 2 1 2 4 1 0 5 2 4 1 5 1 6 0 7

Penilaian

Surface

Planner

Gangrip

Cutting 1

Stasiun

KerjaAktivitas

Tabel 2 menunjukan bahwa terhadap 12 aktivitas terdapat 3 aktivitas dengan

skor 7, 1 aktivitas dengan skor 6, 2 aktivitas dengan skor 5, 3 aktivitas dengan

skor 4, 3 aktivitas dengan skor 3. Stasiun kerja yang memiliki skor 7 perlu

dilakukan usulan untuk perbaikan stasiun kerja.

3.3 Evaluasi Ergonomi

Seluruh stasiun kerja telah dihitung menggunakan metode WERA dan NERPA d

untuk memperoleh skor akhir yang bertujuan mengetahui tingkat resiko ergonomi

dari keseluruhan aktivitas kerja pada proses pembuatan barecore. Rekapitulasi

penilaian tingkat resiko ergonomic dari masing-masing metode tersaji pada Tabel 3.

Page 11: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

7

Tabel 3. Rekaptulasi Penilaian Tingkat Resiko Ergonomi

No Stasiun kerja

WERA NERPA

Skor Level Skor Level

1 Cutting 1 A 36 Medium 7 High

Cutting 1 B 36 Medium 4 Low

2 Surface Planner A 37 Medium 7 High

Surface Planner B 33 Medium 3 Low

3 Gangrip A 29 Medium 3 Low

Gangrip B 32 Medium 3 Low

4 Pemilahan 35 Medium 5 Medium

5 Conveyor 35 Medium 4 Low

6 Cutting 2 35 Medium 4 Low

7 Fingerjoint 35 Medium 5 Medium

8 Pengeleman 34 Medium 6 Medium

9 Pengepressan 37 Medium 7 High

3.4 Usulan Perbaikan

Usulan perbaikan dilakukan terhadap stasiun kerja yang aktivitasnya

memiliki skor tertinggi pada metode WERA atau NERPA. Stasiun dengan

skor tertinggi tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3 Skor Aktivitas Tertinggi WERA atau NERPA

No Aktivitas WERA NERPA

Skor Skor

1 Mengambil Kayu Cutting 1 36 7

2

Mengambil Kayu Surface

Planner 37 7

3

Menyusun Kayu

Pengepressan 37 7

3.4.1 Aktivitas Mengambil Kayu Cutting 1

Aktivitas mengambil kayu pada stasiun kerja Cutting 1 dilakukan

dengan posisi membungkuk yang mengharuskan pekerja mengambil benda

kerja di lantai, tidak adanya tempat untuk menaruh benda kerja

menyebabkan pekerja membungkuk untuk mengambil benda kerja,

sehingga diperlukan usulan berupa membuat tempat untuk wadah benda

kerja. Penentuan dimensi dari wadah benda kerja berdasarkan dimensi

benda kerja yaitu dengan tinggi 130 cm dan berdiameter 4 cm, atas dasar

Page 12: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

8

tersebut dibentuk wadah benda kerja dengan dimensi panjang 135 cm,

lebar 125 cm dan tinggi 100 cm serta kedalaman 40 cm. Dengan adanya

wadah benda kerja postur janggal membungkuk bisa dihindari. Desain

wadah benda kerja dapat ditunjukan pada Gambar 3.

Gambar 3. Rekomendasi Usulan Stasiun Kerja Cutting 1

3.4.2 Aktivitas Mengambil Kayu Surface Planner

Aktivitas mengambil kayu pada stasiun kerja surface planner

dilakukan dengan duduk dan membungkuk untuk mengambil benda kerja di

lantai. Gerakan yang dilakukan adalah membungkuk dan menjangkau untuk

mengambil benda kerja, hal ini menyebabkan postur tak lazim. Desain ulang

stasiun kerja diperlukan dengan memberikan wadah untuk benda kerja

sehingga pekerja tidak perlu membungkuk untuk mengambil benda kerja.

Dasar dari desain wadah adalah dimensi dari kursi tempat pekerja duduk

yaitu tinggi 32 cm, lebar 37 cm dan panjang 42 cm dan dimensi dari benda

kerja yaitu 37 cm dan diameter 4 cm. Maka dari itu dimensi wadah usulan

adalah tinggi 40 cm, sisi 49 cm dan kedalaman 20 cm. Dengan adanya

wadah benda kerja postul janggal membungkuk dapat dihindari. Desain

wadah benda kerja dapat ditunjukan pada Gambar 4.

Page 13: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

9

Gambar 4. Rekomendasi Usulan Stasiun Kerja Surface Planner

3.4.3 Aktivitas Menyusun Kayu Stasiun Kerja Pengepressan

Aktivitas menyusun kayu pada stasiun pengepressan dilakukan dengan

berdiri sedangkan punggung membungkuk untuk menjangkau seluruh

bagian dari benda kerja yang ingin disusun dari satu sisi, hal tersebut

menyebabkan pekerja melakukan postur yang tidak lazim atau dapat

dikatakan ekstrim. Usulan yang dapat diberikan oleh peneliti adalah

mengubah pola kerja dari pekerjaan yang hanya dilakukan pada satu sisi,

dilakukan dari dua sisi. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi usaha

pekerja dalam menjangkau benda kerja paling ujung sehingga postur yang

tidak lazim dapat dihindari.

Setelah dilakukan perbaikan terhadap stasiun kerja yang memiliki skor tertinggi

terjadi penurunan skor pada stasiun kerja terkait. Perbedaan skor pada stasiun kerja

terkait tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Skor Sebelum dan Sesudah Perbaikan

No Aktivitas

Metode

WERA NERPA

Skor

Awal

Skor

Sesudah

Perbaikan

Skor

Awal

Skor

Sesudah

Perbaikan

1 Mengambil Kayu Cutting 1 36 32 7 3

2

Mengambil Kayu Surface

Planner 37 29 7 3

3 Menyusun Kayu Pengepressan 37 35 7 5

Perbedaan skor yang terdapat pada Tabel 4. menunjukan bahwa perbaikan yang

dilakukan berdampak pada skoring yang dihitung menggunakan kedua metode, hal

Page 14: EVALUASI ERGONOMI UNTUK MENGURANGI …

10

ini diharapkan dapat mengurangi risiko MSDs yang bisa terjadi kapan saja kepada

pekerja.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dipaparkan pada

penelitian di UKM Cipta Mandiri maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terjadinya risiko MSDs dikarenakan pekerja tidak memperhatikan postur yang

mereka lakukan selama melakukan aktivitas kerja.

2. Sarana prasarana di UKM Cipta Mandiri terkesan belum mencukupi dalam

standar Keselamatan kerja (Salvendy, 2012)

3. Perbaikan stasiun kerja dilakukan pada aktivitas dengan skor tertinggi yaitu

aktivitas mengambil kayu stasiun kerja Cutting 1, aktivitas mengambil kayu

stasiun kerja Surface Planner dan aktivitas menyusun kayu stasiun kerja

Pengepressan.

4. Rekomendasi yang dilakukan yang bertujuan mengurangi skor WERA dan

NERPA adalah penambahan wadah benda kerja untuk stasiun kerja Cutting 1

dan Surface Planner, sedangkan untuk stasiun kerja Pengepressan dilakukan

perbaikan postur kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Joyce, E. 1970. The Technique of Furniture Making. London:B.T. Batsford Limited.

Rahman, M.N.A., M.R.A. Rani, dan J.M. Rohani. 2011. ‘WERA: An Observational

Tool Develop to Assess The Physical Risk Factor Associated with

WRMDs’. Journal of Human Ergology. 40: 19-36.

Salvendy, G. 2012. Handbook of Human Factors and Ergonomics: Fourth Edition.

Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Lite, S.A., M Garcia, R. Domingo, dan M.A. Sebastian. 2013. ‘Novel Ergonomic

Postural Assessment Method (NERPA) Using Product-Process Computer

Aided Engineering for Ergonomic Workplace Design’. Spain: Plos One,

Vol. 8, No. 8.

Tarwaka., S.HA. Bakri, dan L. Sudiajeng. 2004. Kesehatan Keselamatan Kerjadan

Produktivitas. Surakarta: UNIBA Press.