evaluasi bab 1
TRANSCRIPT
Pengertian Asesment
Asesment dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal
pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting
pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk
memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Variabel-variabel penting yang
dimaksud meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa
dalam pembelajaran yang diperoleh guru dengan berbagai metode dan prosedur
baik formal maupun informal. Penilaian/asesment juga dapat diartikan suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan berbagai informasi
secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar
yang telah dicapai.
Tujuan Asesment
1. Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar
2. Memonitor kemajuan siswa
3. Menentukan jenjang kemampuan siswa
4. Menentukan efektivitas pembelajaran
5. Mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran
6. Mengevaluasi kinerja guru kelas
7. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru
Prinsip-prinsip Asesment
1. Proses yang transparan
2. Memiliki validitas
3. Dapat dipercaya
4. Fleksibel
5. Berkeadilan
6. Praktis
7. Sahih dan handal
8. Adil
9. Terbuka
10. Berkesinambungan/berkelanjutan
11. Bermakna
Pengertian Evaluasi
Evaluasi berasal dari kata “to evalute” yang berarti “menilai”. Istilah nilai
pada mulanya dipopulerkan oleh Plato merupakan Filosuf yang pertama kali
dikemukakannya. Selanjutnya kata nilai menjadi populer, bahkan menjadi
istilah yang dikemukakan dalam dunia ekonomi. Apabila menilai diaplikasikan
dalam dunia pendidikan, maka makna sesungguhnya adalah memberikan
muatan dalam nilai antologi dan epistimologi pendidikan serta mengarahkan
prosesnya agar tetap mengacu pada nilai.
Tujuan Evaluasi
1. Untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi taraf perkembangan dan
kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan.
2. Mengetahui prestasi hasil belajar guna menetapkan keputusan apakah bahan
pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.
3. Mengetahui efektivitas cara belajar dan mengajar apakah yang telah
dilakukan pendidik benar-benar tepat atau tidak, terutama berkenaan dengan
sikap pendidik maupun sikap peserta didik.
4. Mengetahui kelembagaan, ketersediaan, sarana dan prasarana, dan
efektivitas media yang digunakan guna menetapkan keputusan yang tepat
dan mewujudkan persaingan sehat dalam rangka berpacu dalam prestasi.
5. Mengetahui sejauh mana muatan kurikulum telah dipenuhi dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
6. Mengetahui alokasi pembiayaan yang dibutuhkan dalam berbagai kebutuhan
pendidikan baik secara fisik maupun psikis.
Prinsip-prinsip Evaluasi
1. Mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
2. Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan
yang tercakup dalam pengajaran.
3. Mencakup jenis-jenis pertanyaan/soal yang paling sesuai untuk mengukur
hasil belajar yang diinginkan.
4. Direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan yang akan
digunakan secara khusus.
5. Dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan
secara hati-hati.
6. Dipakai untuk memperbaiki hasil belajar.
Pengertian Penilaian
Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode
yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok
peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang
menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu
pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik
seseorang atau sesuatu. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh
karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik
saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas,
dan administrasi sekolah. Penilaian bersifat kuantitatif.
Tujuan Penilaian
1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan
kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.
2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta
didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Misalnya, peserta
didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh.
3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai
kompetensi.
4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan
program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar
yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang
perlu remidiasi atau pengayaan.
6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi
yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang
pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai.
Prinsip-prinsip Penilaian
1. Sahih (valid): yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. Obyektif: yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil: yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama,
bahasa, suku bangsa, dan jender.
4. Terpadu: yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka: yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan: yakni penilaian mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7. Sistematis: yaki penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah yang baku.
8. Menggunakan acuan kriteria: yakni penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel: yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Manfaat Penilaian
1. Sebagai umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan
kekurangannya.
2. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosa kesulitan belajar yang dialami
siswa.
3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
4. Sebagai informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas
pendidikan.
Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut
aturan tertentu. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada
klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan
menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes.
Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif
hasinya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa
predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang,
sangat kurang), disertai penjelasan prestasi peserta didik.
Pengertian Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau tugas atau seperangkat
tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang sifat atau atribut
pendidikan atau psikologi yang setiap butir pernyataan atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Prinsip Tes
1. Kerahasiaan hasil tes.
Setiap pendidik dan pengajar wajib melindungi kerahasiaan hasil tes, baik
secara hasil individual maupun secara kelompok.
2. Keamanan tes.
Tes merupakan alat pengukuran yang hanya dapat digunakan secara
profesional.
3. Interpretasi hasil tes.
Hal yang paling mengandung kemungkinan penyalahgunaan tes adalah
penginterpretasian hasil tes secara salah.
4. Penggunaan tes.
Tes hasil belajar haruslah digunakan secara patut. Bila tes hasil belajar
tertentu merupakan tes baku, maka tes tersebut harus digunakan di bawah
ketentuan yang berlaku bagi pelaksanaan tes baku tersebut harus digunakan
dibawah ketentuan yang berlaku bagi pelaksanaan tes baku tersebut.
Fungsi Tes
1. Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau
tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.
2. Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok,
tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.
Pengertian Non Tes
Sedangkan non tes adalah pertanyaan maupun pernyataan yang tidak
memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen non tes biasa berbentuk
kuesioner atau inventori. Kuesioner sejumlah pertanyaan atau pernyataan
sedangkan peserta didik diminta untuk menjawab atau memberikan
pendapatnya terhadap pernyataan yang diajukan. Inventori merupakan
instrument yang berisi tentang laporan diri dari keadaan peserta didik, misalnya
potensi peserta didik.
Hubungan Pengukuran, Tes, Penilaian, dan Evaluasi
Sebenarnya proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian merupakan
suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan
secara berurutan dan berjenjang yaitu dimulai dari proses pengukuran
kemudian penilaian dan terakhir evaluasi. Sedangkan proses pengujian
merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan
penilaian.
Pengertian Penilaian Acuan Norma
PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar mahasiswa terhadap
hasil dalam kelompoknya. Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai
pendekatan “apa adanya” dalam arti, bahwa patokan pembanding semat-mata
diambil dari kenyataan-kenyataan yang diperoleh pada saat
pengukuran/penilaian itu berlangsung, yaitu hasil belajar mahasiswa yang
diukur itu beserta pengolahannya, penilaian ataupun patokan yang terletak
diluar hasil–hasil pengukuran kelompok manusia.
Ciri-Ciri Penilaian Acuan Norma
1. Penilaian acuan norma digunakan untuk menentukan status setiap peserta
didik terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, acuan norma
digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam
komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
2. Penilaian acuan norma menggunakan kriteria yang bersifat relatif. Artinya,
selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan pada waktu
tersebut.
3. Nilai hasil dari penilaian acuan norma tidak mencerminkan tingkat
kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan,
tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam
komunitasnya (kelompoknya).
4. Penilaian acuan norma memiliki kecenderungan untuk menggunakan
rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari
yang sangat istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
5. Penilaian acuan norma memberikan skor yang menggambarkan penguasaan
kelompok.
Tujuan Penilaian Acuan Norma
Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan komprehensif
dan meliputi suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Tes acuan norma
dimaksudkan untuk mengetahui status peserta tes dalam hubungannya dengan
performan kelompok peserta lain yang telah mengikuti tes.
Pengertian Penilaian Acuan Patokan
PAP pada dasarnya berarti penilaian yang membandingkan hasil belajar
mahasiswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengertian ini menunjukkan bahwa sebelum usaha penilaian terlebih dahulu
harus ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-
angka hasil pengukuran agar hasil itu mempunyai arti tertentu.
Tujuan Penilaian Acuan Patokan
Tujuan penggunaan tes acuan patokan berfokus pada kelompok perilaku siswa
yang khusus. Dimaksudkan untuk mendapat gambaran yang jelas tentang
performan peserta tes dengan tanpa memperhatikan bagaimana performan
tersebut dibandingkan dengan performan yang lain. Dengan kata lain tes acuan
kriteria digunakan untuk menyeleksi (secara pasti) status individual berkenaan
dengan (mengenai) domain perilaku yang ditetapkan/dirumuskan dengan baik.
Persamaan Acuan Norma dan Acuan Patokan
1. Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan
evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan
tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus.
2. Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai
subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur
mempresentasikan populasi siswa yang hendak menjadi target akhir
pengambilan keputusan.
3. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua
pengukuran sama-sama memerlukan item-item yang disusun dalam satu tes
dengan menggunakan aturan dasar penulisan instrumen.
4. Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan
diukur.
5. Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes
karangan, tes penampilan atau keterampilan.
6. Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
Perbedaan Acuan Norma dan Acuan Patokan
1. Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus
dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan
biasanya mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan
banyak butir tes untuk setiap perilaku.
2. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi
tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan
menekankan penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak
dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.
3. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai
tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah
dan terlalu sulit. Penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang
relevan dengan perilaku yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat
kesulitannya.
4. Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan
patokan digunakan terutama untuk penguasaan.
Daftar Pustaka
- Anonim. 2011. http://www.peutuah.com/pengertian-evaluasi-pengukuran-
tes-dan-penilaian/ diakses pada tanggal 8 September 2011.
- Anonim. 2011. http://dosyin.blogspot.com/p/assesment.html diakses pada
tanggal 8 September 2011.
- Anonim. 2011. http://pendidikan.anekanews.com/2010/04/pengertian-
hubungan-perbedaan-dan-etika.html diakses pada tanggal 8 September
2011.
- Anonim. 2011.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3615/1/farmasi-fathur.pdf
diakses pada tanggal 8 September 2011.
- Anonim. 2011. http://blogwirabuana.wordpress.com/2011/03/16/pnilaian-
acuan-norma-pan-dan-penilaian-acuan-patokan-pap/ diakses pada tanggal 8
September 2011.