evaluasi bab 1

14
Pengertian Asesment Asesment dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Variabel- variabel penting yang dimaksud meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa dalam pembelajaran yang diperoleh guru dengan berbagai metode dan prosedur baik formal maupun informal. Penilaian/asesment juga dapat diartikan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai. Tujuan Asesment 1. Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar 2. Memonitor kemajuan siswa 3. Menentukan jenjang kemampuan siswa 4. Menentukan efektivitas pembelajaran 5. Mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran 6. Mengevaluasi kinerja guru kelas 7. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru Prinsip-prinsip Asesment

Upload: agus-rahmat

Post on 06-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Bab 1

Pengertian Asesment

Asesment dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal

pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting

pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru untuk

memperbaiki proses dan hasil belajar siswa. Variabel-variabel penting yang

dimaksud meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa

dalam pembelajaran yang diperoleh guru dengan berbagai metode dan prosedur

baik formal maupun informal. Penilaian/asesment juga dapat diartikan suatu

kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan berbagai informasi

secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar

yang telah dicapai.

Tujuan Asesment

1. Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar

2. Memonitor kemajuan siswa

3. Menentukan jenjang kemampuan siswa

4. Menentukan efektivitas pembelajaran

5. Mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran

6. Mengevaluasi kinerja guru kelas

7. Mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru

Prinsip-prinsip Asesment

1. Proses yang transparan

2. Memiliki validitas

3. Dapat dipercaya

4. Fleksibel

5. Berkeadilan

6. Praktis

7. Sahih dan handal

8. Adil

9. Terbuka

10. Berkesinambungan/berkelanjutan

11. Bermakna

Page 2: Evaluasi Bab 1

Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata “to evalute” yang berarti “menilai”. Istilah nilai

pada mulanya dipopulerkan oleh Plato merupakan Filosuf yang pertama kali

dikemukakannya. Selanjutnya kata nilai menjadi populer, bahkan menjadi

istilah yang dikemukakan dalam dunia ekonomi. Apabila menilai diaplikasikan

dalam dunia pendidikan, maka makna sesungguhnya adalah memberikan

muatan dalam nilai antologi dan epistimologi pendidikan serta mengarahkan

prosesnya agar tetap mengacu pada nilai.

Tujuan Evaluasi

1. Untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi taraf perkembangan dan

kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan.

2. Mengetahui prestasi hasil belajar guna menetapkan keputusan apakah bahan

pelajaran perlu diulang atau dapat dilanjutkan.

3. Mengetahui efektivitas cara belajar dan mengajar apakah yang telah

dilakukan pendidik benar-benar tepat atau tidak, terutama berkenaan dengan

sikap pendidik maupun sikap peserta didik.

4. Mengetahui kelembagaan, ketersediaan, sarana dan prasarana, dan

efektivitas media yang digunakan guna menetapkan keputusan yang tepat

dan mewujudkan persaingan sehat dalam rangka berpacu dalam prestasi.

5. Mengetahui sejauh mana muatan kurikulum telah dipenuhi dalam proses

kegiatan belajar mengajar.

6. Mengetahui alokasi pembiayaan yang dibutuhkan dalam berbagai kebutuhan

pendidikan baik secara fisik maupun psikis.

Prinsip-prinsip Evaluasi

1. Mengukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

2. Mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan

yang tercakup dalam pengajaran.

3. Mencakup jenis-jenis pertanyaan/soal yang paling sesuai untuk mengukur

hasil belajar yang diinginkan.

Page 3: Evaluasi Bab 1

4. Direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan yang akan

digunakan secara khusus.

5. Dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan

secara hati-hati.

6. Dipakai untuk memperbaiki hasil belajar.

Pengertian Penilaian

Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode

yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok

peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang

menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu

pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik

seseorang atau sesuatu. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh

karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik

saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas,

dan administrasi sekolah. Penilaian bersifat kuantitatif.

Tujuan Penilaian

1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan

kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain.

2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta

didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Misalnya, peserta

didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh.

3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai

kompetensi.

4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar

peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya,

membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan

program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.

5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar

yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa

dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang

perlu remidiasi atau pengayaan.

Page 4: Evaluasi Bab 1

6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi

yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang

pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai.

Prinsip-prinsip Penilaian

1. Sahih (valid): yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur.

2. Obyektif: yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,

tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

3. Adil: yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik

dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama,

bahasa, suku bangsa, dan jender.

4. Terpadu: yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari

kegiatan pembelajaran.

5. Terbuka: yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan: yakni penilaian mencakup semua

aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk

memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

7. Sistematis: yaki penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah yang baku.

8. Menggunakan acuan kriteria: yakni penilaian didasarkan pada ukuran

pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9. Akuntabel: yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Manfaat Penilaian

1. Sebagai umpan balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan

kekurangannya.

2. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosa kesulitan belajar yang dialami

siswa.

3. Sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

4. Sebagai informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas

pendidikan.

Page 5: Evaluasi Bab 1

Pengertian Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut

aturan tertentu. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada

klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan

menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes.

Pengukuran pendidikan bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif

hasinya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa

predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang,

sangat kurang), disertai penjelasan prestasi peserta didik.

Pengertian Tes

Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau tugas atau seperangkat

tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang sifat atau atribut

pendidikan atau psikologi yang setiap butir pernyataan atau tugas tersebut

mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Prinsip Tes

1. Kerahasiaan hasil tes.

Setiap pendidik dan pengajar wajib melindungi kerahasiaan hasil tes, baik

secara hasil individual maupun secara kelompok.

2. Keamanan tes.

Tes merupakan alat pengukuran yang hanya dapat digunakan secara

profesional.

3. Interpretasi hasil tes.

Hal yang paling mengandung kemungkinan penyalahgunaan tes adalah

penginterpretasian hasil tes secara salah.

4. Penggunaan tes.

Tes hasil belajar haruslah digunakan secara patut. Bila tes hasil belajar

tertentu merupakan tes baku, maka tes tersebut harus digunakan di bawah

ketentuan yang berlaku bagi pelaksanaan tes baku tersebut harus digunakan

dibawah ketentuan yang berlaku bagi pelaksanaan tes baku tersebut.

Fungsi Tes

1. Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau

tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu.

Page 6: Evaluasi Bab 1

2. Untuk menentukan kedudukan atau perangkat siswa dalam kelompok,

tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran tertentu.

Pengertian Non Tes

Sedangkan non tes adalah pertanyaan maupun pernyataan yang tidak

memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen non tes biasa berbentuk

kuesioner atau inventori. Kuesioner sejumlah pertanyaan atau pernyataan

sedangkan peserta didik diminta untuk menjawab atau memberikan

pendapatnya terhadap pernyataan yang diajukan. Inventori merupakan

instrument yang berisi tentang laporan diri dari keadaan peserta didik, misalnya

potensi peserta didik.

Hubungan Pengukuran, Tes, Penilaian, dan Evaluasi

Sebenarnya proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian merupakan

suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan

secara berurutan dan berjenjang yaitu dimulai dari proses pengukuran

kemudian penilaian dan terakhir evaluasi. Sedangkan proses pengujian

merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan

penilaian.

Pengertian Penilaian Acuan Norma

PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar mahasiswa terhadap

hasil dalam kelompoknya. Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai

pendekatan “apa adanya” dalam arti, bahwa patokan pembanding semat-mata

diambil dari kenyataan-kenyataan yang diperoleh pada saat

pengukuran/penilaian itu berlangsung, yaitu hasil belajar mahasiswa yang

diukur itu beserta pengolahannya, penilaian ataupun patokan yang terletak

diluar hasil–hasil pengukuran kelompok manusia.

Ciri-Ciri Penilaian Acuan Norma

1. Penilaian acuan norma digunakan untuk menentukan status setiap peserta

didik terhadap kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, acuan norma

digunakan apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam

komunitasnya seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.

Page 7: Evaluasi Bab 1

2. Penilaian acuan norma menggunakan kriteria yang bersifat relatif. Artinya,

selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan pada waktu

tersebut.

3. Nilai hasil dari penilaian acuan norma tidak mencerminkan tingkat

kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan,

tetapi hanya menunjuk kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam

komunitasnya (kelompoknya).

4. Penilaian acuan norma memiliki kecenderungan untuk menggunakan

rentangan tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari

yang sangat istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.

5. Penilaian acuan norma memberikan skor yang menggambarkan penguasaan

kelompok.

Tujuan Penilaian Acuan Norma

Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan komprehensif

dan meliputi suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Tes acuan norma

dimaksudkan untuk mengetahui status peserta tes dalam hubungannya dengan

performan kelompok peserta lain yang telah mengikuti tes.

Pengertian Penilaian Acuan Patokan

PAP pada dasarnya berarti penilaian yang membandingkan hasil belajar

mahasiswa terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengertian ini menunjukkan bahwa sebelum usaha penilaian terlebih dahulu

harus ditetapkan patokan yang akan dipakai untuk membandingkan angka-

angka hasil pengukuran agar hasil itu mempunyai arti tertentu.

Tujuan Penilaian Acuan Patokan

Tujuan penggunaan tes acuan patokan berfokus pada kelompok perilaku siswa

yang khusus. Dimaksudkan untuk mendapat gambaran yang jelas tentang

performan peserta tes dengan tanpa memperhatikan bagaimana performan

tersebut dibandingkan dengan performan yang lain. Dengan kata lain tes acuan

kriteria digunakan untuk menyeleksi (secara pasti) status individual berkenaan

dengan (mengenai) domain perilaku yang ditetapkan/dirumuskan dengan baik.

Persamaan Acuan Norma dan Acuan Patokan

Page 8: Evaluasi Bab 1

1. Penilaian acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan

evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan

tersebut termasuk tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus.

2. Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai

subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur

mempresentasikan populasi siswa yang hendak menjadi target akhir

pengambilan keputusan.

3. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua

pengukuran sama-sama memerlukan item-item yang disusun dalam satu tes

dengan menggunakan aturan dasar penulisan instrumen.

4. Keduanya mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan

diukur.

5. Keduanya menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes

karangan, tes penampilan atau keterampilan.

6. Keduanya dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.

Perbedaan Acuan Norma dan Acuan Patokan

1. Penilaian acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus

dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan

biasanya mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan

banyak butir tes untuk setiap perilaku.

2. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi

tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan

menekankan penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak

dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.

3. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai

tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah

dan terlalu sulit. Penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang

relevan dengan perilaku yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat

kesulitannya.

4. Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan

patokan digunakan terutama untuk penguasaan.

Page 9: Evaluasi Bab 1

Daftar Pustaka

- Anonim. 2011. http://www.peutuah.com/pengertian-evaluasi-pengukuran-

tes-dan-penilaian/ diakses pada tanggal 8 September 2011.

- Anonim. 2011. http://dosyin.blogspot.com/p/assesment.html diakses pada

tanggal 8 September 2011.

- Anonim. 2011. http://pendidikan.anekanews.com/2010/04/pengertian-

hubungan-perbedaan-dan-etika.html diakses pada tanggal 8 September

2011.

- Anonim. 2011.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3615/1/farmasi-fathur.pdf

diakses pada tanggal 8 September 2011.

- Anonim. 2011. http://blogwirabuana.wordpress.com/2011/03/16/pnilaian-

acuan-norma-pan-dan-penilaian-acuan-patokan-pap/ diakses pada tanggal 8

September 2011.