evaluasi 1 tahun menteri kelautan dan perikanan

Click here to load reader

Upload: suhana-nana

Post on 25-Jun-2015

177 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Setahun Menteri Kelautan dan Perikanan Pro Asing dan Pro Eksploitasi SDI bukan Pro Rakyat dan Kelestarian Sumberdaya IkanOleh :

Suhana(Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim)HP : 081310859708; Blog : http://suhana-ocean.blogspot.com, Email : [email protected]

Disampaikan dalam Press Con. Setahun Kinerja Menteri Kelautan dan Perikanan Selasa, 5 Oktober 2010 di Kantor KIARA Jl. Lengkeng J-5 Perum Kalibata Indah Jakarta Selatan

Perkembangan Kebijakan Eksploitasi Sumberdaya IkanDicanangkan tahun 2001 oleh Departemen Eksploitasi Laut dan Perikanan Peningkatan ekspor perikanan tahun 2003 sebesar 10 milyar dollar AS (2,64 milyar dollar AS dari perikanan tangkap dan 6,78 milyar dollar AS dari budidaya); Komoditas unggulan : udang, rumput laut, kakap putih, kerapu, mutiara; Gerakan ini dilaksanakan melalui pengembangan perikanan laut, budidaya laut, budidaya tambak, pelatihan pembudidaya dan nelayan hingga pembinaan perikanan daerah pantai.

Protekan 2003

Gerbang Mina Bahari

Dicanangkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri di Teluk Tomini pada 11 Oktober 2003; Target produksi perikanan 9,5 juta ton dan nilai devisa ekspor naik menjadi 10 miliar dolar AS pada tahun 2006;

Revitalisasi Kelautan dan Perikanan

Dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 11 Juni 2005 di Jatiluhur Jawa Barat; Target produksi perikanan 9 juta ton

Revolusi Biru

Target pada tahun 2015 menjadi produsen ikan terbesar di dunia melalui minapolitan; Peningkatan usaha budidaya hingga 353 persen

Perkembangan Produksi Ikan Nasional

Keterangan : Produksi ikan budiadaya tidak termasuk budidaya rumput laut Sumber : FAO (2009)

Investasi Perikanan Dikuasai Asing Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2010 menunjukan bahwa total investasi di sektor perikanan pada triwulan I tahun 2010 mencapai 1,3 US $ juta atau setara dengan Rp. 11,96 milyar-- asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Rp. 9.200/ dollar AS. Jumlah ini menurun 48,42 persen jika dibandingkan triwulan I tahun 2009 yang mencapai Rp. 24,7 milyar. Data BKPM (2010) menunjukan bahwa total investasi sektor perikanan triwulan I tahun 2010 tersebut seratus persen merupakan investasi asing (PMA). Sementara itu pada triwulan I tahun 2009 investasi sektor perikanan seratus persen bersumber dari dalam negeri (PMDN).

Pasar Dalam Negeri dikuasai Produk Impor

Triwulan I Tahun 2009 Impor Nilai (US $) Berat (Kg) 35,089,582 42,806,497 Ekspor 410,632,199 143,378,450

Triwulan I Tahun 2010 Impor 43,665,605 47,351,762 Ekspor 425,706,133 163,196,054

Pertumbuhan Impor 19.64 9.60 Ekspor 3.54 12.14

Neraca Pertumbuhan

(16.10) 2.54

Sumber : Dianalisis dari Data Badan Pusat Statistik (BPS 2009 & 2010)

Perkembangan Izin Usaha Perikanan Tangkap Tahun 2000-2010Total Izin Usaha Perikanan Tangkap Tahun 2010 diatas 30 GT (Per September 2010) Total Perusahaan 2.741 Total Kapal 5.436 Total Izin Kapal Tahun 2007 diatas 30 GT

Total Perusahaan 33

Total Kapal 4000-an

Sumber Data : BPS dan KKP (2010)

Permen KP No 5 Tahun 2008 tentang Izin Usaha Perikanan Tangkap (Pasal 51)(1) Perusahaan swasta nasional yang memiliki kapal penangkap ikan pengadaan dari luar negeri wajib mengolah pada UPI di dalam negeri yang dimiliki atau melakukan kemitraan dengan UPI di dalam negeri. (2) Perusahaan swasta nasional yang memiliki kapal penangkap ikan yang dibuat di galangan kapal dalam negeri dengan jumlah tonase kapal keseluruhan sekurang-kurangnya 2.000 (dua ribu) GT diwajibkan mengolah pada UPI di dalam negeri yang dimiliki atau melakukan kemitraan dengan UPI di dalam negeri.

Perizinan Kapal Ikan Pro AsingJumlah UPI Yang Dapat Total Izin Usaha Perikanan Asumsi Ukuran Kapal dibentuk Sesuai Kepmen No Tangkap Tahun 2010 diatas 30 GT 5 Tahun 2008 30 GT 200 GT (Per September 2010) 30 GT 200 GT Jumlah Tonase Total Perusahaan Total Kapal 2,741 5,436 163,080 1,087,200 82 544

Dengan asumsi ukuran kapal 30 GT maka jumlah tonase kapal keseluruhan yang telah mendapat izin adalah 163.080 GT dan 200 GT adalah 1.087.200 GT Rata-Rata Per Perusahaan 2 izin Kapal dengan total tonase antara 60 GT sampai 400 GT untuk menghindari kewajiban mendirikan UPI sesuai Permen KP No 5 Tahun 2008 tentang Izin Usaha Perikanan Tangkap

Industri pengolahan nasional terpuruk Sumberdaya Ikan di perairan nasional dikuras dan hasil tangkapannya didaratkan langsung di negara asal investor Paradigma indonesia sebagai penyedia bahan baku bagi negara lain tidak mengalami perubahan

Dampak peningkatan izin usaha perikanan tangkap1. 2. Sebagian penambahan adalah kapal bendera asing yang beralih Indonesia dengan dalih membangun industri pengolahan, tenyata tidak dan semua ikan didaratkan di negara lain, industri pengolahan dalam negeri tetap terpuruk. Kebijakan yang bertentangan dengan prinsip kelestarian, hampir semua WPP sudah overfishing dan fully exploited, tetapi ternyata izin tambah terus. Apa dasar perhitungannya?, kenyataan menunjukan produkstivitas tangkapan makin turun, nelayan menangkap makin jauh dan makin terdesak oleh kapal eks asing dan kapal asing illegal. Kapal ex asing yang diberi izin hampir semuanya menempatkan ABK asing dalam jumlah besar dan memegang peran Nakhoda, Fishing master dll. Hal ini bertentangan dengan UU no 45 tahun 2009 yang mewajibkan semua kapal bendera Indonesia tidak perduli eks asing harus diawaki ABK Indonesia, dan juga bertentangan dengan instruksi Presiden bahwa kapal ikan wajib diawaki oleh ABK indonesia dalam rangka projob dan penyerapan tenaga kerja sebagaimana strategi pembangunan yang digembar gemborkan selama ini.

3.

Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK 2010) terkait Izin Perikanan Tangkap1) Sembilan Hasil Riset Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) senilai Rp2.702.780.000,00 tidak dimanfaatkan oleh Ditjen Perikanan Tangkap dalam menentukan alokasi perijinan usaha perikanan; 2) Penerbitan Izin Kapal Perikanan oleh Ditjen Perikanan Tangkap, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Kota Bitung, Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan dan Provinsi Maluku serta Kota Ambon masih mengandung kelemahan mengakibatkan pemanfaatan sumber daya perikanan tangkap kurang terkendali; 3) Penerapan Peraturan penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) pada kapal perikanan oleh Ditjen Perikanan Tangkap belum dimplementasikan secara optimal mengakibatkan berkurangnya kesempatan kerja tenaga kerja Indonesia pada kapal perikanan yang mempekerjakan TKA melebihi ketentuan ; 4) Pengenaan Tarif Pungutan Hasil Perikanan (PHP) untuk 183 buah kapal perikanan lebih tinggi dari yang seharusnya sebesar Rp477.249.280,00 mengakibatkan tambahan beban biaya bagi pengusaha perikanan skala kecil ; 5) Prosedur Teknis Perizinan Usaha Perikanan pada beberapa Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota belum mengacu kepada ketentuan yang berlaku dan Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Retribusi Ijin Usaha Perikanan belum tergali; 6) Tempat Pelelangan Ikan pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon dan hasil rehabilitasi Unit Pelaksana Motorisasi Bertahap (UPMB) Waai Maluku Tengah senilai Rp923.432.000,00 belum dapat dimanfaatkan.

Kebijakan Men-KP1) Tidak commit terhadap upaya pemberantasan Illegal fishing, terbukti niatnya untuk mengalihkan atau mengurangi pengawasan. 2) Tidak ada upaya mengendalikan penangkapan dengan mengurangi kapasitas penangkapan justru meningkatkan produksi dan menambah armada, jika dibiarkan dalam lima tahun stok ikan akan habis dan usaha penangkapan collapse. 3) Pemberian alokasi izin penangkapan tidak punya dasar, sampai saat ini tidak ada angka acuan JTB (jumlah tangkapan yg diperbolehkan) sebagaimana yang diwajibkan dalam UU no 31 tahun 2004 pasal 7.

SEKILAS TENTANG PUSAT KAJIAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERADABAN MARITIM (PK2PM)MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan PK2PM didirikan adalah mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya kelautan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat sehingga tercipta suatu masyarakat yang berperadaban maritim yang menujung tinggi nilai-nilai kejujuran, keberanian, keterbukaan, pluralisme dan egalitarian VISI LAUT UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN MASA DEPAN PERADABAN BANGSA MISI Menempatkan sumberdaya kelautan sebagai arus utama (mainstream) pembangunan nasional untuk mengentaskan kemiskinan, dan pengangguran Meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM kelautan Meningkatkan kualitas dan distribusi informasi pembangunan kelautan Menciptakan sinergitas, soliditas dan keberlanjutan pembangunan kelautan Meningkatkan kualitas hidup dan keberdayaan masyarakat pesisir Mewujudkan peradaban maritim dengan merevitalisasi nilai-nilai budaya kemaritiman dalam pembangunan nasional AKTIVITAS Penelitian dan kajian ilmiah tentang pembangunan kelautan dan peradaban maritim Pengembangan Training-training advokasi, pengembangan masyarakat, dan metode penelitian ilmiah Penerbitan dan Publikasi ilmiah (Jurnal dan Buku), Dialog/Diskusi, Seminar, dan Lokakarya serta kerjasama dengan media massa koran dan elektronik Pengembangan informasi dan dokumentasi tentang pembangunan kelautan dan kebudayaan maritim Melakukan Advokasi kebijakan pembangunan kelautan Kerjasama nasional dan internasional dalam kajian pembangunan kelautan dan peradaban maritim

Alamat Elektronik : http://pk2pm.wordpress.com