etiologi dan pato

Upload: lisma-dita-firanita

Post on 04-Nov-2015

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EtiologiFaktor risiko yang dapat menyebabkan hematuria diantaranya :1. Terlalu sering menggunakan obat analgesik 2. Usia 40 tahun; risiko meningkat dengan usia dan dua kali lebih tinggi pada pria 3. Paparan obat-obatan tertentu (phenacetin, siklofosfamid, terapi HIV) 4. Paparan radiasi panggul 5. Sejarah gross hematuria 6. Sejarah infeksi saluran kemih (ISK) atau iritasi membatalkan gejala 7. Pemaparan bahan kimia atau pewarna (misalnya benzena atau amina aromatik) 8. Merokok, masa lalu atau sekarang termasuk paparan asap tangan kedua 9. Penyakit urologi Sebelumnya (misalnya batu ginjal, tumor urologik)Pustaka : Guidelines and Protocols Advisory Committee, Microscopic Hematuria (Persistent) Effective Date: April 22, 2009Hematuria dapat disebabkan kelainan-kelainan yang berada didalam sistim urogenitalia atau kelainan yang berada diluar system urogenitalia. Kelainan yang berasal dari system urogenitalia antara lain adalah :1. Infeksi / inflamasi antara lain pyelonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistisis dan uretritis2. Tumor jinak atau tumor ganas yaitu tumor wilm, tumor grawitz, tumor pielum, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hyperplasia prostat jinak.3. Kelainan bawaan system urogenital, antara lain : kista ginjal dan ren mobilis.4. Trauma yang mencederai system urogenitalia.5. Batu saluran kemih InfeksiInfeksi merupakan salah satu penyebab hematuria yang paling sering. Infeksi bisa terjadi pada saluran kemih, kandung kemih, atau pada ginjal. Infeksi terjadi ketika bakteri bergerak naik ke uretra, yaitu saluran yang membawa urin dari kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh. Infeksi juga bisa menyebar atau berpindah ke kandung kemih, bahkan hingga ke ginjal. Biasanya keadaan ini akan menimbulkan rasa sakit dan keinginan untuk sering buang air kecil. Infeksi bisa menyebabkan hematuria makroskopik dan hematuria mikroskopik. BatuPenyebab lain darah dalam urin yang cukup umum adalah keberadaanbatu di ginjalatau kandung kemih. Batu ini merupakan kristal yang terbentuk dari mineral dalam urin. Kristal ini dapat berkembang di kandung kemih atau juga ginjal. Jika batu besar sudah terbentuk, maka akan menyebabkan penyumbatan yang mengakibatkan hematuria dan nyeri yang hebat. Pembesaran prostatPada pria setengah baya atau yang lebih tua, penyebab hematuria yang paling sering adalah pembesaran prostat. Prostat adalah kelenjar yang letaknya tepat di bawah kandung kemih dan di dekat uretra. Ketika prostat sudah membesar, seperti yang sering terjadi pada lansia, maka akan memberikan tekanan pada uretra. Keadaan ini akan menyebabkan gangguan buang air kemih dan dapat menyebabkan hematuria. Penyakit ginjalPenyebab hematuria yang kurang umum adalah penyakit ginjal. Ginjal yang sakit dan meradang dapat menyebabkan hematuria. Penyakit ini dapat muncul sendiri dari ginjal atau merupakan komplikasi dari penyakit lain sepertidiabetes. Pada anak-anak usia 6-10 tahun, gangguan ginjal poststreptococcal glomerulonephritis dapat menyebabkan hematuria. KankerKanker kandung kemih, ginjal, atau prostat dapat menyebabkan darah dalam urin. Sayangnya, gejala ini biasanya baru muncul setelah kanker berkembang lebih jauh. Pada saat kanker baru berkembang, mungkin tidak ada gejala yang menyertainya. Obat-obatanBeberapa obat-obatan tertentu dapat menyebabkan hematuria. Obat-obat tersebut antara lain klorokuin (obat malaria), nitrofurantoin, sefalosporin, kotrimoksazole, penisillin (antibiotik), phenazopyridine (anti nyeri untuk saluran kemih), rifampicin (obat TBC), obat NSAID, kaptropil (anti hipertensi), aspirin, pengencer darah seperti heparin dan warfarin, dan obat kanker yang disebut dengan siklofosfamid.

Penyakit Penyebab Hematuria Benign Familial Hematuria (BFH)Benign Familial Hematuria adalah adanya hematuria persisten familial yang timbul tanpa disertai proteinuria, progresi menjadi gagal ginjal ataupun hilangnya pendengaran. Banyak, meskipun tidak semua diantara mereka yang mempunyai thin glomerular basement membranes. Benign Familial Hematuria biasanya menunjukkan gejala mikrohematuria persisten, sering berupa mikrohematuria intermiten, dan jarang sekali sebagai hematuria gross episodik. Benign Familial Hematuria bisa terjadi secara autosomal resesif, autosomal dominan atau sporadik. Biasanya Benign Familial Hematuria terdeteksi pada saat pemeriksaan urin rutin. Thin Basement MembranesThin basement membrane (TBM) terjadi pada 5,2-9,2% populasi umum. Adanya defek pada kolagen tipe IV membuktikan bahwa pasien dengan BFH atau TBM adalah carrier dari mutasi sindrom Alport. Riwayat keluarga yang detail tentang gagal ginjal dan ketulian harus dicari. BFH mempunyai prognosis yang baik, namun harus di-follow up secara teratur dalam hal: proteinuria, hilangnya pendengaran atau gejala ekstra renal lainnya. GlomerulonefritisAcute Post-Infectious Glomerulonephritis (APIGN)Penderita dengan APIGN biasanya menunjukkan gejala hematuria gross dan sembab yang mendadak setelah mengalami faringitis atau impetigo sebelumnya. Untuk menegakkan diagnosis APIGN harus dicari adanya riwayat infeksi oleh kuman streptokokus sebelumnya (ASO titer yang tinggi atau uji Streptozyme yang positive dan/atau kultur tenggorok yang positif terhadap Streptococcus -hemoliticus) dan kadar komplemen C3 yang rendah. Proteinuria dan sel darah merah dalam urin dideteksi dengan uji dipstick. Pemeriksaan mikroskop urin penting pada penderita yang menunjukkan gejala-gejala proteinuria, hipertensi, atau sembab. Mikrohematuria dapat berlanjut sampai 2 tahun pada anak-anak dengan APIGN. Purpura Henoch-Schnlein (HSP) Nephritis and IgA NephropathyPasien dengan nefropati IgA menunjukkan gejala spesifik berupa hematuria gross berulang, atau hematuria mikroskopik. Hematuria dan/atau proteinuria umumnya sudah terdeteksi sebelum timbulnya purpura pada pasien dengan Purpura Henoch-Schnlein (HSP). Glomerulonefritis Progresif Cepat (GNPC)Pasien datang dengan gejala hematuria gross, tetapi kadang-kadang dengan hematuria mikroskopik. Biasanya terjadi perburukan fungsi ginjal yang berlangsung cepat. GNPC dapat idiopatik atau sekunder akibat nefropati IgA, granulomatosis Wegener, polyangiitis, sindrom Goodpasture, GNAPS, dan nefritis Purpura Henoch-Schnlein (HSP). Nefritis herediterSindrom Alport atau nefritis herediter adalah akibat mutasi pada gene encoding untuk alpha 5 strand of type IV collagen yang berakibat suatu abnormalitas pada membaran basal glomerulus. Sindrom Alport biasanya terjadi pada masa akan-anak dengan gejala hematuria gross atau mikroskopik. Episode hematuria biasanya timbul setelah infeksi saluran napas atas. Nefritis interstitialBerbagai penyebab nefritis interstitialis dapat dilihat pada tabel berikut. Gejala khas berupa lelah, malaise, dan nyeri pinggang. Jumlah kemih bisa meningkat, menurun atau normal. Urinalisis dapat menunjukkan hematuria, proteinuria ringan, piuria dengan torak leukosit den eosinofil. Nefritis interstitialis tidak pernah berupa isolated hematuria atau hematuria gross. InfeksiInfeksi saluran kemih paling sering menimbulkan hematuria gross, tetapi jarang menimbulkan isolated microhematuria. Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri menunjukkan gejala-gejala berupa demam, nyeri pinggang atau nyeri perut, dan gejala-gejala disuria, frequency, atau ngompol. Sistitis adenovirus menunjukkan gejala disuria dan hematuria gross. Kelainan hematologiPasien dengan sickle cell disease atau trait menunjukkan gejala hematuria gross tanpa nyeri. Hematuria biasanya berulang, dan biasanya berasal dari ginjal kiri. Kadang-kadang berupa mikrohematuria asimtomatik. Koagulopati dan trombositopenia jarang menimbulkan hematuria gross. Kelainan koagulopati perlu dicurigai apabila tidak ditemukan penyebab lain terjadinya hematuria gross asimtomatik, pasien dengan adanya riwayat perdarahan dalam keluarga dan riwayat adanya memar atau perdarahan ditempat lain. Nefrolithiasis/HiperkalsiuriaGejala nefrolitiasis bervariasi dengan kombinasi kolik ginjal, hematuria gross, mikrohematuria asimtomatik, atau ditemukan secara kebetulan pada waktu pencitraan. Kelainan struktural/massaHematuria gross dapat terjadi pada trauma minor pada pasien dengan kista ginjal atauhidronefrosis akibat obstruksi pada daerah ureteropelvic junction. Anomali vaskulerTrombosis vena renalis jarang menunjukkan gejala hematuria gross, tetapi trombosisvena renalis merupakan penyebab penting terjadinya hematuria pada masa neonatus. Malformasi arteriovenous saluran kemih dan hemangioma jarang menyebabkan hematuria gross episodik. Sangat sulit didiagnosis, walaupun dengan sitoskopi dan angiografi renal. Loin Pain-Hematuria SyndromeLoin Pain-Hematuria Syndrome adalah suatu episode nyeri pinggang berulang yang disertai hematuria dimana dalam pemeriksaan tidak menunjukkan kelainan patologi yang berarti dibandingkan keluhan dan gejalanya. Rasa nyeri dapat unilateral atau bilateral, dan hematuria dapat gross atau mikroskopik. Nyeri biasanya menjalar ke daerah perut atau ke daerah pangkal paha. Paling banyak dijumpai pada wanita muda berusia antara 20-40 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada anak-anak besar. Semua pemeriksaan laboratorium dan pencitraan normal. Gambaran patologi ginjal tidak spesifik, menujukkan kelainan ringan dari proliferasi mesangial sampai fibrosis interstitialis dan mikroaneurisma. Diagnosis loin pain-hematuria syndrome ditegakkan apabila tidak ditemukan kelainan lain, dan pasien tidak menunjukkan adanya infeksi, malignansi, nefrolitiasis, hiperkalsiuria, dan trauma. Demikian pula sistem genitourinarinya normal. Diagnosis banding termasuk uropati obstruktif, ISK, calculi, tumor, glomerulonefritis, trombosis vena renalis, hiperkalsiuria, dan medullary sponge kidney. Angiografi renal menunjukkan beragam kelainan, seperti beading, turtuosity, cortical infarcts, dan mikroaneurisma. Kelainan anatomik dimana vena renalis sinistra yang terjepit antara aorta dan arteri mesenterika superior biasanya menunjukkan gejala loin pain (nutcracker syndrome). Banyak pasien menunjukkan gejala psikologik atau psikopatologik, sehingga dalam pemeriksaan hendaklah dicari riwayat psikiatri secara detil, persepsi pasien tentang nyeri, dan lingkungan psikososial. Nyeri dapat hebat, sehingga menyebabkan ketergantungan terhadap analgesik. Terapi utama adalah simtomatik dengan terapi analgesik. Autotransplantasi atau denervasi ginjal pernah dilakukan dengan hasil yang bervariasi. Kelainan urologikStenosis meatal dapat merupakan penyebab hematuria gross maupun mikroskopik, terutama pada periode neonatus. Polip kandung kemih atau ulserasi jarang menyebabkan hematuria pada anak. UrethrorrhagiaAnak laki-laki yang mengalami bercak perdarahan pada celana dalamnya sering menimbulkan kekhawatiran yang sangat pada keluarga, biasanya adalah urethrorrhagi. Usia rata-rata biasanya pada sekitar umur 10 tahun. Gejala termasuk terminal hematuria pada 100% dan disuria pada 29.6% kasus. Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan normal pada semua pasien, kecuali hematuria mikroskopik sebanyak 57%. Cystourethroscopy menunjukkan inflamasi bulbar urethra tanpa striktur. Resolusi komplit terjadi pada separuh pasien pada 6 bulan, 71% pada 1 tahun, dan 91.7% seluruhnya. Rata-rata durasi gejala berlangsung selama 10 bulan (2 minggu sampai 38 bulan), tetapi kelainan dan menetap selama kurang lebih 2 tahun. Terapi cukup secara simtomatik. Evaluasi pencitraan rutin, laboratorium dan sistoskopi tidak diperlukan dalam evaluasi urethrorrhagia. Sistoskopi sebaiknya dihindari karena dapat menimbulkan striktur urethra. Latihan fisikLatihan fisik yang berat dapat menimbulkan hematuria gross. Mikrohematuria dapat juga timbul pada latihan fisik, sebaiknya dilakukan pemeriksaan urine 48 jam setelah pasien selesai melakukan latihan fisik. Mikrohematuria juga sering dialami wanita muda pada awal menstruasinya. Munchausen SyndromeJarang dijumpai, sulit dibuktikan sebagai penyebab hematuria. Asal hematuria mungkin berasal dari darah dari tusukan jarinya sendiri, atau orang tuanya mungkin berpura-pura mengeluh hematuria.

Pustaka: pedoman diagnosis dan terapi, SMF urologi laboratorium ilmu bedah, RSU Dr. Saiful Anwar/fakultas kedokteran universitas brawijaya malang, 2010

PatofisilogiPatofisiologi hematuria tergantung pada tempat anatomi pada traktus urinarius dimana kehilangan darah terjadi. Pemisahan konvensional telah dilakukan antara perdarahan glomerular dan ekstraglomerular, memisahkan penyakit nefrologi dan urologi.Darah yang berasal dari nefron diistilahkan hematuria glomerular nefronal. Sel darah merah dapat masuk ke ruang urinari dari glomerulus atau, jarang dari tubulus renalis. Gangguan barier filtrasi glomerulus dapat disebabkan abnormalitas turunan atau didapat pada struktur dan integritas dinding kapiler glomerulus. Sel darah merah ini dapat terjebak pada mukoprotein tamm-horsfall dan akan bermanifestasi sebagai silinder sel darah merah pada urin. Temuan silinder pada urin merupakan masalah signifikan pada tingkat glomerular. Meskipun demikian, pada penyakit nefron, silinder dapat tidak ditemukan dan hanya ditemukan sel darah merah terisolasi. Adanya proteinuria membantu menunjang perkiraan bahwa kehilangan darah berasal dari glomerulus.Hematuria tanpa proteinuria atau silinder diistilahkan sebagai hematuria terisolasi (isolated hematuria). Meskipun beberapa penyakit glomerular dapat mengakibatkan hematuria terisolasi, penemuan ini lebih konsisten pada perdarahan ekstraglomerular. Setiap yang mengganggu epitelium seperti iritasi, inflamasi, atau invasi, dapat mengakibatkan adanya sel darah normal pada urin. Gangguan lain termasuk keganasan, batu ginjal, trauma, infeksi, dan medikasi. Juga, penyebab kehilangan darah non glomerular, seperti tumor ginjal, kista ginjal, infark dan malformasi arteri-vena, dapat menyebabkan hilangnya darah masuk kedalam ruang urinari.

Pustaka

Hematuria blood in the urine AUA (American Urological Association)Hematuria blood in the urine NIDDK (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease)Hematuria, 2012, National Medical Student Curriculum, AUA Microscopic Hematuria (Persistent), 2009, Guideline and Protocols Pedoman diagnosis dan terapi, 2010, RSU Dr. Saiful Anwar Bernard M. Karnath, Gabriel Rodriguez, Roxana Narat, april 2007, evaluatin of hematuria, R e v i e w o f C l i n i c a l S i g n, K a r n a t h e t a l : E v a l u a t i o n o f H e m a t u r i a : p p . 2 0 2 6 , 6 2http://www.smallcrab.com/kesehatan/791-mengenal-hematuria-atau-darah-dalam-urinehttp://www.kerjanya.net/faq/5055-hematuria.htmlhttp://www.medkes.com/2014/08/hematuria-apa-penyebab-darah-dalam-urin.htmlhttp://hentapa.blogspot.com/https://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/06/hematuria_pada_karsinoma_buli_files_of_drsmed_fkur.pdfhttp://my-zona-kesehatan.blogspot.com/2012/10/hematuria-darah-dalam-urine.htmlhttp://www.merckmanuals.com/professional/genitourinary_disorders/symptoms_of_genitourinary_disorders/isolated_hematuria.html#v1049204