etika-profesi-akuntansi

22
ETIKA PROFESI AKUNTANSI PENDAHULUAN Kemajuan ekonomi suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang cukup tajam di dalam dunia bisnis. Hampir semua usaha bisnis betujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar- besarnya (profit-making) agar dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis dan memperluas jaringan usahanya. Namun terkadang untuk mencapai tujuan itu segala upaya dan tindakan dilakukan. Walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika dari bisnis itu sendiri. Bisnis dapat menjadi sebuah profesi etis apabila ditunjang dengan menerapkan prinsip-prinsip etis untuk berbisnis. Prinsip- prinsip etis dalam berbisnis adalah merupakan suatu hukum yang mengatur kegiatan bisnis semua pihak secara fair dan baik disertai dengan sebuah sistem pemerintahan yang adil dan efektif dalam menegakkan aturan bisnis tersebut. Dalam prinsip ini terdapat tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Berdasarkan pernyataan di atas, maka kode etik profesi perlu diterapkan dalam setiap jenis profesi. Kode etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu. Dalam prinsip akuntansi, etika akuntan harus lebih dijaga daripada kepentingan perusahaan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia 1

Upload: fx-hadisumarta-n

Post on 03-Aug-2015

421 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Etika-Profesi-Akuntansi

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

PENDAHULUAN

Kemajuan ekonomi suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong

munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang cukup tajam di dalam

dunia bisnis. Hampir semua usaha bisnis betujuan untuk memperoleh keuntungan yang

sebesar-besarnya (profit-making) agar dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis dan

memperluas jaringan usahanya. Namun terkadang untuk mencapai tujuan itu segala upaya

dan tindakan dilakukan. Walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakan-tindakan yang

mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika dari bisnis itu sendiri.

Bisnis dapat menjadi sebuah profesi etis apabila ditunjang dengan menerapkan

prinsip-prinsip etis untuk berbisnis. Prinsip-prinsip etis dalam berbisnis adalah merupakan

suatu hukum yang mengatur kegiatan bisnis semua pihak secara fair dan baik disertai dengan

sebuah sistem pemerintahan yang adil dan efektif dalam menegakkan aturan bisnis tersebut.

Dalam prinsip ini terdapat tata cara ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang

memperhatikan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka kode etik profesi perlu diterapkan dalam setiap

jenis profesi. Kode etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus

diterapkan oleh setiap individu. Dalam prinsip akuntansi, etika akuntan harus lebih dijaga

daripada kepentingan perusahaan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi

akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para

pelaku bisnis, dengan berdasarkan kepentingan banyak pihak yang terlibat dengan

perusahaan. Dan bukan didasarkan pada beberapa pihak tertentu saja. Karena itu, bagi

akuntan, prinsip akuntansi adalah aturan tertinggi yang harus diikuti. Kode etik dalam

akuntansi pun menjadi barang wajib yang harus mengikat profesi akuntan.

PEMBAHASAN

IFAC CODE OF ETHICS

Kode etik yang disusun oleh SPAP adalah kode etik International Federations of

Accountants (IFAC) yang diterjemahkan, jadi kode etik ini bukan merupakan hal yang baru

kemudian disesuaikan dengan IFAC, tetapi mengadopsi dari sumber IFAC. Jadi tidak ada

perbedaaan yang signifikan antara kode etik SAP dan IFAC.

1

Page 2: Etika-Profesi-Akuntansi

Adopsi etika oleh Dewan SPAP tentu sejalan dengan misi para akuntan Indonesia untuk

tidak jago kandang. Apalagi misi Federasi Akuntan Internasional seperti yang disebut

konstitusi adalah melakukan pengembangan perbaikan secara global profesi akuntan dengan

standar harmonis sehingga memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi secara konsisten

untuk kepentingan publik.

Seorang anggota IFAC dan KAP tidak boleh menetapkan standar yang kurang tepat

dibandingkan dengan aturan dalam kode etik ini. Akuntan profesional harus memahami

perbedaaan aturan dan pedoman beberapa daerah juridiksi, kecuali dilarang oleh hukum atau

perundang-undangan.

KODE ETIK IAI

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas

menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi

profesional. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia adalah aturan perilaku, etika akuntan dalam

memenuhi tanggung jawab profesionalnya.

Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia meliputi delapan prinsip:

Tanggung jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota

harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua

kegiatan yang dilakukannya.

Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan

kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas

profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab

kepada publik.

Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan

profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan

merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang

diambilnya.

Objektivitas

2

Page 3: Etika-Profesi-Akuntansi

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah

suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,

kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan

pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk

memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa

profesional dan teknik yang paling mutakhir.

Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama

melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi

tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau

hukum untuk mengungkapkannya.

Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik

dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis

dan standar profesional yang relevan.

KODE ETIK IAPI

Insitut Akuntan Publik Indonesia adalah organisasi profesi akuntan publik di Indonesia.

IAPI berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan

standar professional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan program pendidikan

berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia.

Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah

tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik. Oleh karena itu,

tanggung jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau

pemberi kerja.

KODE ETIK IAMI

3

Page 4: Etika-Profesi-Akuntansi

IMA (Institute of Management Accountants) mengeluarkan suatu pernyataan yang

menguraikan tentang standar perilakuk etis akuntan manajemen. Standar tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Kompetensi

Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:

a. Menjaga tingkat kompetensi profesional yang diperlukan dengan terus menerus

mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.

b. Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hukum, peraturan, dan standar

teknis yang berlaku

c. Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah melakukan

analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat dipercaya

2. Kerahasiaan

Akuntan manajemen bertanggun jawab untuk:

a. Menahan diri untuk tidak mengungkapkan tanpa ijin informasi rahasia berkenaan

dengan tugas-tugasnya, kecuali diharuskan secara hukum

b. Memberitahu bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang berkenaan

dengan tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasiaan

tersebut

c. Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang berkaitan dengan tugas-

tugasnya untuk tujuan tidak etis dan sah baik secara pribadi maupun melalui pihak

ketiga.

3. Integritas

Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:

a. Menghindari konflik kepentingan aktual atau terlihat nyata dan mengingatkan semua

pihak terhadap potensi konflik

b. Menahan diri dari keterlibatan berbagai aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan

terhadap kemampuan mereka untuk melakukan tugasnya secara etis

c. Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat mempengaruhi

mereka dalam bertugas

d. Menahan diri untuk tidak melakukian penggerogotan terhadap legitimasi organisasi

dan tujuan-tujuan etis, baik secara pasif maupun aktif

e. Mengenali dan mengkomunikasikan berbagai batasan profesional atau kendala

4

Page 5: Etika-Profesi-Akuntansi

lainnya yang akan menghalangi munculnya penilaian yang bertanggung jawab atau

kinerja sukses dari suatu aktivitas

f. Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian atau opini

professional Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang merugikan profesi

4. Objektivitas

Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:

a. Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif

b. Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat diharapkan mempengaruhi

pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan rekomendasi yang

dikeluarkan

5. Resolusi konfik etika

Ketika menghadapi isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus mengiuti

kebijakan yang ditetapkan organisasidalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak

menyelesaikan konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan

berikut ini:

Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika masalah itu melibatkan

atasannya. Dalam kasus ini, masalah tersebut harus dilaporkan secepatnya kepada jenjang

yang lebih tinggi berikutnya.

Jika resolusi akhir yang memuaskan tidak dapat dicapai pada saat masalah

diungkapkan, sampaikan masalah tersebut manajemen jenjang yang lebih tinggi.

Jika atasan langsung merupakan kepala eksekutif pelaksana (CEO), atau setingkat

wewenang untuk mengatasi mungkin berada di tangan suatu kelompok seperti komite

audit, komite eksekutif, dewan direksi, dewan perwalian, atau pemilik. Berhubungan

dengan jenjang di atas atasan langsung sebaiknya dilakukan dengan sepengetahuan

atasan.

Menjelaskan konsep-konsep yang relevan melalui diskusi rahasia dengan seorang

penasihat yang objektif untuk mencapai pemahanan terhadap tindakan yang mungkin

dilakukan

Jika konflik ektika masih ada setelah dilakukan tinjauan terhadapa semua jenjang,

akuntan manajemen mungkin tidak mempunyai jalan lain kecuali mengundurkan diri

dari organisasi dan memberikan memo yang informatif kepada perwakilan organisasi

yang ditunjuk.. Kecuali jika diperintah secara hukum, mengkomunikasikan masalah

tersebut kepada berbagai otoritas atau individu yang tidak ada hubungan dengan 5

Page 6: Etika-Profesi-Akuntansi

organisasi bukanlah pertimbangan yang tepat.

KODE ETIK IAI KASP

Untuk akuntansi sector publik, aturan etika ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-KASP). Aturan etika IAI-KASP memuat enam

prinsip dasar perilaku etis auditor dan empat panduan umum lainnya berkenaan dengan

perilaku etis tersebut. Ketujuh prinsip dasar tersebut adalah: integritas, obyektivitas,

kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan, ketepatan bertindak, dan standar teknis dan

profesional. Empat panduan umum mengatur hal-hal yang terkait dengan good governance,

pertentangan kepentingan, fasilitas dan hadiah, serta penerapan aturan etika bagi anggota

profesi yang bekerja di luar negeri.

SARBOX

Sarbanes – Oxley Act, biasa disebut SOX, SOA atau Sarbox, bertujuan untuk

mengembalikan kepercayaan investor pasca skandal akuntansi dan kebangkrutan perusahaan-

perusahaan besar di Amerika.

Beberapa ringkasan poin penting di SOX:

1. SOX mendasari dibentuknya PCAOB (Public Company Accounting Oversights Board

PCAOB bertugas menetapkan standar audit bagi auditor eksternal perusahaan publik

yang terdaftar di SEC. Standar audit tersebut meliputi standar etika dan independensi,

supervisi, rekrutmen dan pengembangan audit staff, dan penerimaan klien baru atau

berkelanjutan (client acceptance and continuation.

PCAOB juga melakukan fungsi pengawasan apakah akuntan publik sudah mematuhi

standar audit. Fungsi pengawasan itu termasuk melakukan investigasi, menjatuhkan

sanksi pencabutan izin akuntan publik, dll.

2. Tanggung jawab perusahaan

Chief Excecutive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) perusahaan harus

membuat pernyataan bahwa laporan keuangan yang dibuat adalah benar. Apabila

ternyata tidak benar, CEO dan CFO dapat dikenakan denda sampai 5 juta dolar dan

hukuman penjara sampai 10 tahun (SOX Section 302). SOX juga mewajibkan

perusahaan untuk mempunyai komite audit independen yang bertugas melakukan

seleksi, menentukan kompensasi, dan mengawasi auditor eksternal (SOX Section

301). Terkait dengan laporan keuangan, perusahaan harus menyajikan (disclose)

6

Page 7: Etika-Profesi-Akuntansi

semua transaksi off-balance sheet yang bersifat material. Perusahaan juga harus

menyajikan dengan cepat setiap perubahan yang bersifat material dalam kondisi

keuangannya (SOX Section 409). SOX mengatur mengenai perlindungan whistle

blower dengan mengenakan sanksi kriminal atas perusahaan yang menghukum

whistle blower dengan cara apapun. Definisi atau pengertian Whistle blower adalah

orang yang melaporkan terjadinya fraud, korupsi, mis-manajemen, dll. dalam

perusahaan. Apabila ada seseorang yang dengan sengaja menghancurkan, mengubah,

atau menyembunyikan dokumen apapun untuk mencegahnya digunakan dalam

pengadilan, dapat dikenai sanksi kriminal (SOX Section 1102). Perusahaan juga harus

mempunyai kode etik untuk mendorong top management berlaku jujur, menyajikan

laporan keuangan secara akurat dan tepat waktu, dan mematuhi peraturan yang ada.

3. Tanggung jawab auditor eksternal

Auditor eksternal harus memberikan informasi pada komite audit mengenai kebijakan

akuntansi yang diterapkan oleh manajemen perusahaan (SOX Section 204). Partner

auditor eksternal yang memimpin pelaksanaan audit dan melakukan review audit

harus berganti setiap 5 tahun sekali (SOX Section 203). SOX melarang auditor

eksternal memberikan jasa non-audit tertentu untuk klien auditnya, misalnya jasa

akuntansi, desain/implementasi sistem informasi keuangan, penilaian (appraisal),

internal audit outsourcing, investment banking, broker, dsb (SOX Section 201).

Dalam SOX, auditor diharuskan memeriksa sistem internal control perusahaan dan

mengevaluasi apakah sistem tersebut dapat mendukung informasi laporan keuangan

yang reliable. Auditor kemudian mengeluarkan opini mengenai sistem internal control

tersebut (SOX Section 404). Eksternal auditor harus independen dari manajemen

perusahaan yang diaudit, baik secara kelihatannya (appearance) ataupun pada

kenyataannya (fact). Karena itu, dalam SOX diatur bahwa CEO, CFO, dan Chief

Accounting Officer suatu perusahaan tidak boleh pernah bekerja sebagai auditor

eksternal perusahaan itu sampai sudah lewat satu tahun sebelumnya. SOX juga

melarang perusahaan untuk merekrut karyawan dari eksternal auditornya (SOX

Section 206).

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008

Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik, Departemen Keuangan

(DepKeu) mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun

2008 yang mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP

7

Page 8: Etika-Profesi-Akuntansi

(Standar Profesi Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi

profesi berdasarkan standar Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada

International Auditing Standart.

Laporan keuangan mempunyai fungsi yang sangat vital, sehingga harus disajikan

dengan penuh tanggung jawab. Untuk itu, Departemen Keuangan menyusun rancangan

Undang-undang tentang Akuntan Publik dan RUU Laporan Keuangan. RUU tentang

Akuntan Publik didasari pertimbangan untuk profesionalisme dan integritas profesi akuntan

publik. RUU Akuntan Publik terdiri atas 16 Bab dan 60 Pasal , dengan pokok-pokok

mencakup lingkungan jasa akuntan publik, perijinan akuntan publik, sanksi administratif, dan

ketentuan pidana.

UU Akuntan Publik (UU No. 5 Tahun 2011)

Undang Undang Akuntan Publik diketuk oleh DPR RI pada tangggal 5 April 2011

dan disahkan presiden tanggal 3 Mei 2011. Undang-undang tentang Akuntan Publik antara

lain mengatur tentang regulator profesi, asosiasi profesi, perizinan, hak dan kewajiban,

tanggung jawab, sanksi, dan lain-lain. Saat ini di Indonesia belum ada Undang-undang yang

khusus mengatur mengenai Akuntan Publik. UU terakhir mengenai akuntan adalah UU No.

34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar Akuntan.

Adapun latar belakang munculnya UU ini adalah:

Melindungi kepentingan publik;

Mendukung perekonomian yang sehat, efisien dan transparan;

Memelihara integritas profesi Akuntan Publik;

Melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai dengan standar dan kode etik

profesi.

Memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi publik, regulator dan profesi

Akuntan Publik;

Menegaskan keberadaan jasa Akuntan Publik yang telah diakui dalam beberapa

peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu:

1) UU No. 34 th. 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan, pasal 4;

2) UU No. 11 th. 1992 tentang Dana Pensiun, pasal 52 (1);

3) UU No. 1 th. 1995 tentang Perseroan Terbatas, pasal 59 (1);

4) UU No 8 th. 1995 tentang Pasar Modal, pasal 64 (1) dan pasal 66;

8

Page 9: Etika-Profesi-Akuntansi

5) UU No. 10 th. 1998 tentang Perbankan, pasal 31A;

6) UU No. 23 th. 1999 tentang BI, penjelasan pasal 30 (1);

Mengatur profesi Akuntan Publik dengan peraturan perundang-undangan setingkat

Undang-undang merupakan praktek lazim di negara lain.

Adanya tuntutan masyarakat terhadap integritas dan profesionalisme Akuntan Publik;

Adanya perkembangan lingkungan sosial, seperti teknologi dan liberalisasi

perdagangan jasa, yang mempengaruhi profesi Akuntan Publik.

Akuntan Publik (AP) merupakan profesi yang lahir dan besar dari tuntutan publik

akan adanya mekanisme komunikasi independen antara entitas ekonomi dengan para

stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

profesional AP erupakan hak exclusive AP dan hasil pekerjaan AP digunakan oleh publik

(pengguna laporan keuangan) sebagai salah satu bahan dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Pengguna hasil pekerjaan AP tidak hanya klien yang memberikan penugasan,

namun juga publik (investor/pemegang saham, kreditor, pemerintah, masyarakat dll). Oleh

karena jasa profesional AP berpengaruh secara luas terhadap publik maka jasa dan profesi AP

perlu diatur dalam suatu Undang-undang.

Tidak dapat dipungkiri begitu penting peran akuntan publik dalam memberikan

informasi yang tepat mengenai laporan keuangan suatu perusahaan. Tentu kita semua

mengingat bagaimana kasus Enron yang terjadi di AS, terlihat bagaimana sebuah opini yang

dikeluarkan oleh akuntan publik ternyata mempunyai dampak yang besar terhadap jalannya

perekonomian. Kebangkrutan Enron tersebut menyebabkan dibubarkannya KAP Arthur

Andersen, yang berdiri sejak tahun 1913, sehingga karyawannya sebanyak 85.000 kehilangan

pekerjaan. Kesalahan yang ditimpakan kepada Arthur Andersen, KAP yang mengaudit

Laporan Keuangan Enron karna memberikan Opini Wajar, tidak menemukan atau bahkan

dengan sengaja menutupi kecurangan penipuan akuntansi yang dilakukan Enron.

Berbicara masalah jasa Audit tentu berbicara masalah kepercayaan , bukan sebuah

rahasia bahwa data keuangan merupakan rahasia dapur bagi setiap perusahaan, jelas klien

menghawatirkan jika laporan mereka “dilihat” oleh lawannya.Oleh karena itu setiap

perusahaan besar tentu akan mencari jasa audit dari kantor akuntan terkenal untuk mencari

jasa audit terbaik, celakanya ini menjadi sebuah malapetaka bagi dunia akuntan publik di

Indonesia , ini disebabkan oleh serbuan KAP asing yang lebih berpengalaman sehingga

perusahaan besar lebih memilih KAP asing disbanding KAP local. Sebagai sebuah informasi

monopoli jasa audit sebagai berikut:

9

Page 10: Etika-Profesi-Akuntansi

17.817 proyek audit selama ini dikerjakan hanya oleh empat kantor akuntan publik

besar di Indonesia. Monopoli pekerjaan audit ini akan segera diakhiri dengan dibahasnya

Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik di DPR. Keempat perusahaan akuntan publik itu

adalah Ernst & Young, Price Waterhouse Coupers, Kantor Akuntan Publik Siddharta &

Widjaja (KPMG), dan D Lloyd. Dengan disahkannya RUU tersebut menjadi undang-undang

diharapkan pekerjaan audit terbagi secara proporsional kepada 407 kantor akuntan publik.

”Kondisi Indonesia menyedihkan. Di Malaysia, ada 6.000 akuntan publik. Ketika mereka

menyelenggarakan pertemuan internasional, dari Nigeria datang 600 akuntan publik.

Indonesia baru sekitar 600 akuntan publik. Kalau 16.000 audit jatuh hanya pada empat

perusahaan, sulit bagi kita berkembang,” kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo di

Jakarta, Jumat (10/12). (dikutip dari harian Kompas, 13 Desember 2010)

Sekretaris Umum IAPI Tarkosunaryo pada tahun 2010 menyatakan bahwa “jumlah

akuntan publik di Indonesia hanya sejumlah 920 orang yang tergabung di 501 Kantor

Akuntan Publik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 64 persen telah berusia di atas 51 tahun dan

hanya 11 persen berusia kurang dari 40 tahun,”. Selain itu dari jumlah tersebut, sebanyak 55

persen berdomisili di Wilayah Jabodetabek dan sisanya menyebar di seluruh

Indonesia. Apabila dibandingkan dengan negara tetangga di kawasan ASEAN, jumlah

akuntan publik di Indonesia yang berpenduduk 230 juta jiwa relatif sedikit. Singapura dengan

jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa mempunyai Akuntan Publik sekitar 15 ribu orang,

Philipina dengan jumlah penduduk 88 juta jiwa mempunyai Akuntan Publik sebanyak 15 ribu

orang, Thailand dengan jumlah penduduk 66 juta jiwa mempunyai Akuntan Publik sebanyak

6.000 orang, Malaysia dengan jumlah penduduk 25 juta jiwa mempunyai Akuntan Publik

sebanyak 2.500 orang, Vietnam dengan jumlah penduduk 85 juta jiwa mempunyai akuntan

publik 1.500 orang.

Munculnya undang undang ini sebagai solusi dari permasalahan diatas, bagaimana

kemudian potensi pasar audit dapat terbagi rata dan dapat menumbuhkan KAP baru di

Indonesia. Sayangnya Undang undang ini juga mendapat kritikan keras dari kalangan

akademisi terkait pemberian gelar CPA yang ternyata dapat diberikan kepada siapa saja yang

lulus di ujian sertifikasi tapa memandang dia lulusan jurusan apapun. Mungkin pemerintah

berfikir bahwa mahasiswa jurusan akuntansi tidak begitu berminat dengan profesi ini

sehingga mengeluarkan kebijakan ini, mungkin ini bias menjadi bahan renungan kita sebagai

mahasiswa jurusan akuntansi

10

Page 11: Etika-Profesi-Akuntansi

Pasal-pasal yang ada di UU No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik yang berkaitan

dengan kode etik profesi sebagai berikut :

Pasal 28

(1) Dalam memberikan jasa asurans sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Akuntan

Publik dan KAP wajib menjaga independensi serta bebas dari benturan kepentingan.

(2) Benturan kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain, apabila:

a. Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi mempunyai kepentingan keuangan atau

memiliki kendali yang signifikan pada klien atau memperoleh manfaat ekonomis dari

klien;

b. Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi memiliki hubungan kekeluargaan dengan

pimpinan, direksi, pengurus, atau orang yang menduduki posisi kunci di bidang

keuangan dan/atau akuntansi pada klien; dan/atau

c. Akuntan Publik memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)

dan jasa lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dalam periode yang

sama atau untuk tahun buku yang sama.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai benturan kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) diatur dalam Peraturan Menteri setelah berkonsultasi dengan Komite Profesi Akuntan

Publik.

Menurut kami pasal ini berkaitan dengan kode etik karena :

Ayat pertama membahas tentang independensi dan benturan kepentingan yang tertera

pada prinsip-prinsip kode etik profesi seorang akuntan publik yaitu bahwa setiap praktisi

akuntan publik wajib menjaga ketegasan, kejujuran serta independensi dalam menjalin

hubungan professional serta hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya dan juga

tidak boleh membiarkan subjektivitas dan benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak

layak dari pihak-pihak lain dapat mempengaruhi pertimbangan professional atau

pertimbangan bisnisnya.

Ayat kedua membahas tentang maksud dari benturan kepentingan karena hal ini

berkaitan dengan kepatuhan terhadap prinsip dasar etika profesi yang dapat terancam oleh

berbagai situasi, seperti adanya ancaman kepentingan pribadi sebagai akibat dari kepentingan

keuangan (suatu penyertaan dalam saham atau efek ekuitas lainnya, atau suatu pemerolehan

hutang, pinjaman, atau instrument hutang lainnya, dari suatu entitas, termasuk hak dan

kewajiban untuk mendapatkan penyertaan atau pemerolehan tersebut serta hasil yang terkait

secara langsung dengannya), maupun kepentingan lainnya dari praktisi maupun anggota

11

Page 12: Etika-Profesi-Akuntansi

keluarga langsung (suami atau istri atau orang yang menjadi tanggungan), atau anggota

keluarga dekat (orang tua, anak, saudara kandung yang bukan merupakan anggota keluarga

langsung) dari praktisi akuntan publik. adanya ancaman kedekatan yang terjadi ketika praktisi

akuntan publik terlalu bersimpati terhadap kepentingan pihak laik sebagai akibat dari

kedekatan hubungannya. Serta adanya ancaman intimidasi dari pihak lain yang menghalangi

praktisi akuntan publik untuk bersikap objektif. Dan terkait dengan pemberian jasa seorang

praktisi akuntan publik harus menjelaskan jika ada keterbatasan jasa profesional yang

diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya untuk

menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang terkait dengan jasa

profesional yang diberikan.

Pasal 29

1. Akuntan Publik dan/atau Pihak Terasosiasi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang

diperolehnya dari klien.

2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan apabila digunakan untuk

kepentingan pengawasan oleh Menteri.

3. Menteri wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya dari Akuntan Publik

dan/atau Pihak Terasosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Menurut kami pasal 29 berkaitan dengan kode etik adalah ayat 1 dimana sudah

seharusnya setiap praktisi akuntan publik itu wajib untuk menjaga kerahasiaan segala

informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan professional dan hubungan bisnisnya,

serta tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan

klien atau pemberi kerja dan informasi rahasia juga tidak boleh digunakan oleh praktisi

akuntan publik untuk mendapatkan kepentingan pribadinya atau pihak ketiga. Setiap praktisi

harus menjaga prinsip kerahasiaan dalam lingkungan sosialnya dan harus waspada terhadap

kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja, terutama dalam situasi yang melibatkan

hubungan jangka panjang dengan rekan bisnis maupun anggota keluarga langsung atau

anggota keluarga dekatnya.

Pasal 30

(1) Akuntan Publik dilarang:

a. memiliki atau menjadi Rekan pada lebih dari 1 (satu) KAP;

b. merangkap sebagai:

1. pejabat negara;

12

Page 13: Etika-Profesi-Akuntansi

2. pimpinan atau pegawai pada lembaga pemerintahan, lembaga negara, atau

lembaga lainnya yang dibentuk dengan peraturan perundang-undangan; atau

3. jabatan lain yang mengakibatkan benturan kepentingan;

c. memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), untuk jenis jasa

pada periode yang sama yang telah dilaksanakan oleh Akuntan Publik lain, kecuali

untuk melaksanakan ketentuan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya;

d. memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (3) dalam

masa pembekuan izin;

e. memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (3)

melalui KAP yang sedang dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin;

f. memberikan jasa selain jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat

(3) melalui KAP;

g. melakukan tindakan yang mengakibatkan kertas kerja dan/atau dokumen lain yang

berkaitan dengan pemberian jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) tidak

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya;

h. menerima imbalan jasa bersyarat;

i. menerima atau memberikan komisi; atau

j. melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan

data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan.

(2) Larangan merangkap jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

dikecualikan bagi Akuntan Publik yang merangkap sebagai pimpinan atau pegawai

pada lembaga pendidikan bidang akuntansi dan lembaga yang dibentuk dengan

undang-undang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk kepentingan

profesi di bidang akuntansi.

Menurut kami point dari pasal 30 yang berkaitan dengan kode etik profesi adalah ayat

1 point h dan I yaitu menerima imbalan jasa bersyarat dan menerima atau memberikan komisi

karena hal ini dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika

profesi seperti adanya ancaman kepentingan pribadi terhadap objektivitas, independensi,

kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional seorang praktisi akuntan

publik yang dapat terjadi ketika menerima imbalan atau komisi atau bentuk remunerasi

lainnya yang dinilai dapat mempengaruhi keputusan untuk memperoleh informasi atau juga

bisa terjadi ancaman intimidasi yang dapat terjadi sehubungan dengan kemungkinan

dipublikasikannya penerimaan hadiah tersebut..

13

Page 14: Etika-Profesi-Akuntansi

Pasal 31

(1) KAP dilarang:

a. melakukan kerja sama dengan KAPA atau OAA yang telah melakukan kerja sama

dengan KAP lain;

b. mencantumkan nama KAPA atau OAA yang status terdaftar KAPA atau OAA

tersebut pada Menteri dibekukan atau dibatalkan;

c. memiliki Rekan non-Akuntan Publik yang tidak terdaftar pada Menteri;

d. membuka kantor dalam bentuk lain, kecuali bentuk kantor cabang;

e. membuat iklan yang menyesatkan.

Akuntan Publik dan/atau KAP dilarang mempekerjakan atau menggunakan jasa Pihak

Terasosiasi yang tercantum pada daftar orang tercela dalam pemberian jasa sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (3).

Menurut kami point dari pasal 31 yang berkaitan dengan kode etik adalah ayat 1 point

e, karena setiap praktisi akuntan publik tidak boleh mendiskreditkan profesinya dengan

memasarkan jasa profesionalnya dalam bentuk iklan atau bentuk pemasaran lainnya seperti

membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa professional yang dapat diberikan,

kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang diperoleh karena hal ini dapat menyebabkan

terjadinya ancaman kepentingan pribadi terhadap kepatuhan professional yang dapat terjadi

ketika jasa profesional, hasil pekerjaan yang ditawarkan oleh seorang akuntan publik tidak

sesuai dengan prinsip profesional.

Pasal 55

Akuntan Publik yang:

a. melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data

yang berkaitan dengan jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30

ayat (1) huruf j; atau

b. dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan data

atau catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan

jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sehingga tidak

dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak yang

berwenang dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana

denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

14

Page 15: Etika-Profesi-Akuntansi

Menurut kami pasal 55 ini termasuk dalam kode etik profesi karena kami menilai

pasal ini tidak menghargai integritas profesi akuntan yang seharusnya mengedepankan

prinsip etika dasar akuntan publik yang harus bekerja dengan jujur dan adil dalam hubungan

profesionalnya karena telah menyalahgunakan informasi atau data yang diberikan oleh klien

demei kepentingan pribadi.

DAFTAR PUSTAKA

IFAC Code of Ethics

Kode Etik IAI

Kode Etik IAPI

Kode Etik IAMI

Kode Etik IAI KASP

Kode Etik Profesi dalam asosiasi akuntansi lainnya

Sarbox

PMK No. 17/2008 dan peraturan pemerintahan Indonesia lainnya yang relevan.

Undang-undang no 5 tahu 2011 tetang Akuntan Publik

15