etika dan nilai

26
MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI “Etika Profesi dan Regulasi Sendiri” O L E H KELOMPOK 9 FITRIANINGSIH MARDYA A31112118 NUR FITRIANI A31112253 RIANA ANGGRAENY A31112306 i

Upload: nur-fitriani

Post on 02-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Makalah Seminar Akuntansi

TRANSCRIPT

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI

“Etika Profesi dan Regulasi Sendiri”

O L E H

KELOMPOK 9

FITRIANINGSIH MARDYA A31112118

NUR FITRIANI A31112253

RIANA ANGGRAENY A31112306

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2015

KATA PENGANTAR

i

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang masih

senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, tak lupa pula kami kirimkan

shalawat dan salam yang semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari cahaya kegelapan menuju

cahaya yang terang-benderang. Dan dengan rahmat-Nya pulalah hingga penulis

dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa tugas dalam makalah ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sangat diharapkan

kritik dan saran dari para pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya

bisa memperbaiki kekurangan tersebut.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Makassar, 15 September 2015

Penulis

                                                                                                    

DAFTAR ISI

ii

Kata Pengantar................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................1

C. Tujuan Penulisan.................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi................................................................................2

B. Karakteristik Profesi............................................................................2

C. Pengertian Profesi Akuntan.................................................................3

D. Jenis-jenis Profesi Akuntan.................................................................4

E. Etika Profesi Akuntan.........................................................................5

F. Prinsip Etika Akuntan.........................................................................6

G. Kode Etik Profesi Akuntan .................................................................8

H. Regulasi dalam Rangka Penegakan Etika Kantor Akuntan Publik.....10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................13

Daftar Pustaka...............................................................................................14

iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam prinsip akuntansi, etika akuntan harus lebih dijaga daripada

kepentingan perusahaan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena

fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan

bisnis oleh para pelaku bisnis. Informasi yang dihasilkan digunakan oleh

banyak stakeholder yang terlibat dalam perusahaan dan bukan didasarkan pada

beberapa pihak tertentu. Karena itu, bagi akuntan prinsip akuntansi adalah

aturan tertinggi yang harus diikuti. Kode etik dalam akuntansi pun menjadi

barang wajib yang harus mengikat profesi akuntan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian profesi?

2. Bagaimana karakteristik profesi?

3. Apakah profesi akuntan itu?

4. Apa jenis-jenis profesi akuntan?

5. Bagaimana etika profesi akuntan?

6. Bagaimana prinsip etika akuntan?

7. Bagaimana kode etik profesi akuntansi?

8. Bagaimana regulasi dalam rangka penegakan etika kantor akuntan publik?

C. Manfaat Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian profesi.

2. Untuk mengetahui karakteristik profesi.

3. Untuk mengetahui profesi akuntan.

4. Untuk mengetahui jenis-jenis profesi akuntan.

5. Untuk mengetahui etika profesi akuntan.

6. Untuk mengetahui prinsip etika akuntan.

7. Untuk mengetahui kode etik profesi akuntansi.

8. Untuk mengetahui regulasi dalam rangka penegakan etika kantor akuntan

publik.

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi

Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian

atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan

dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak

semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut

keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan

atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarangan

orang. Akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan

pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu.

B. Karakteristik Profesi

Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari

pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik

yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam

setiap profesi. Bebarapa karakteristik profesi, yaitu:

1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis : Profesional

diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki

keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan

dalam praktik.

2. Asosiasi profesional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi

oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para

anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan

khusus untuk menjadi anggotanya.

3. Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan

pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.

4. Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya

ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama

pengetahuan teoretis.

5. Pelatihan institutional : Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk

mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan

2

pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.

Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga

dipersyaratkan.

6. Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi

sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

7. Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan

pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

8. Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para

anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar

aturan.

9. Mengatur diri : Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya

sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka

yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi

paling tinggi.

10. Layanan publik dan altruisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja

profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik,

seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

11. Status dan imbalan yang tinggi : Profesi yang paling sukses akan meraih

status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya.

Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang

mereka berikan bagi masyarakat.

C. Pengertian Profesi Akuntan

Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan

keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik,

akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang,

akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti

sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan

sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi,

pajak dan konsultan manajemen.

Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi

seperti organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya

dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat

3

sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil

kerjanya. Adapun ciri profesi adalah sebagai berikut:

1.  Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman

dalam melaksanakan keprofesiannya.

2. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku

anggotanya dalam profesi itu.

3.  Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh

masyarakat/pemerintah.

4.  Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya

sebagai kepercayaan masyarakat.

Persyaratan ini semua harus dimiliki oleh profesi Akuntan sehingga

berhak disebut sebagai salah satu profesi. Perkembangan profesi akuntansi

sejalan dengan jenis jasa akuntansi yang diperlukan oleh masyarakat yang

makin lama semakin bertambah kompleksnya.

D. Jenis-jenis Profesi Akuntan

Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Akuntan Publik (Public Accountants)

Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah

akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran

tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor

akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang

bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai

seorang akuntan publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus

memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan publik dapat

melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa

konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.

2. Akuntan Intern (Internal Accountant)

Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan

atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau

akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf

4

biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan.

Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan

keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada

pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan

dan pemeriksaan intern.

3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-

lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).

4. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan

akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar,

dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.

E. Etika Profesi Akuntan

Etika profesi akuntansi merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku

perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran

manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan

terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Dalam etika profesi,

sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya

dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap

orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan

aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang

biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap

profesi. Menurut Chua dkk (1994) menyatakan bahwa etika profesional juga

berkaitan dengan perilaku moral yang lebih terbatas pada kekhasan pola etika

yang diharapkan untuk profesi tertentu.

Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus

memiliki kode etik yang merupakan seperangkat moral-moral dan mengatur

tentang etika professional (Agnes, 1996). Pihak-pihak yang berkepentingan

dalam etika profesi adalah akuntan publik, penyedia informasi akuntansi dan

5

mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002). Di dalam kode etik

terdapat muatan-muatan etika yang pada dasarnya untuk melindungi

kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran

pokok dalam dua kode etik ini yaitu Pertama, kode etik bermaksud melindungi

masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara disengaja

maupun tidak disengaja oleh kaum profesional. Kedua, kode etik bertujuan

melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang

tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).

Adapun faktor – faktor yang menyebabkan pelanggaran etika, yaitu:

1. Kebutuhan individu

2. Tidak ada pedoman

3. Perilaku dan kebiasaan individu yang terakumulasi dan tak dikoreksi

4. Lingkungan yang tidak etis

5. Perilaku dari komunitas

F. Prinsip Etika Akuntan

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang

mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika

disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan

Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota

Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi

yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah

memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan

lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan

untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah

sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab Profesi

Ketika melaksanakan tanggungjawabnya sebagai seorang profesional,

setiap anggota harus mempergunakan pertimbangan moral dan juga

profesional didalam semua aktivitas/kegiatan yang dilakukan..

6

2. Kepentingan Publik

Setiap anggota harus senantiasa bertindak dalam krangka memberikan

pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan yang diberikan publik,

serta menunjukkan komitmennya sebagai profesional.

3. Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya

pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi

kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota

dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan

seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang.

Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan

pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan

perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau

peniadaan prinsip.

4. Objektivitas

Tiap individu anggota berkeharusan untuk menjaga tingkat

keobyektivitasnya dan terbebas dari benturan-benturan kepentingan dalam

menjalankan tugas kewajiban profesionalnya.

5. Kompetensi dan Sifat Kehati-hatian Profesional

Tiap anggota harus menjalankann jasa profesional dengan kehati-hatian,

kompetensi dan ketekunan serta memiliki kewajiban memepertahankan

keterampilan profesional pada tingkatan yang dibutuhkan guna memastikan

bahwa klien mendapatkan manfaat dari jasa profesional yang diberikan

dengan kompeten berdasar pada perkembangan praktek, legislasi serta

teknik yang mutahir.

6. Kerahasiaan

Anggota harus menghormati kerahasiaan informasi selama

melaksanakan jasa profesional dan juga tak boleh menggunakan ataupun

mengungkapkan informasi tersebut jika tanpa persetujuan terlebih dahulu

kecuali memiliki hak ataupun kewajiban sebagai profesional atau juga

hukum untuk mengungkapkan informasinya.

7. Perilaku Profesional

7

Tiap anggota wajib untuk berperilaku konsisten dengan reputasi yang

baik dan menjauhi kegiatan/tindakan yang bisa mendiskreditkan profesi.

8. Standar Teknis

Anggota harus menjalankan jasa profesional sesuai standar tehknis dan

standard proesional yang berhubungan/relevan. tiap tiap anggota memiliki

kewajiban melaksanakan penugasan dari klien selama penugasan tersebut

tidak berseberangan dengan prinsip integritas dan prinsip objektivitas.

G.Kode Etik Profesi Akuntansi

Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur

hubungan antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya

dan antara profesi dengan masyarakat. Kode etik akuntan Indonesia

dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang

berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada instansi

pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Lembaga yang menaungi

profesi akuntan di Indonesia adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Secara garis besar kode etik dan perilaku professional, yaitu:

1. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia

Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban

untuk melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua

budaya. Sebuah tujuan utama profesional komputasi adalah untuk

meminimalkan konsekuensi negatif dari sistem komputasi, termasuk

ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan.

2. Hindari menyakiti orang lain

Konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak diinginkan,

kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan

yang tidak diinginkan.

3. Bersikap jujur dan dapat dipercaya

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa

kepercayaan suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.

4. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi

8

Nilai – nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip –

prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.

5. Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten

Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat – syarat

perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.

6.  Memberikan kredit yang pantas untuk property intelektual

Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari

kekayaan intelektual.

7. Menghormati privasi orang lain

Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan

pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi

sebelumnya dalam sejarah peradaban.

8.   Kepercayaan

Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali

salah satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan

atau, secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan

dengan pelaksanaan tugas seseorang.

Dalam dunia lembaga akuntansi, ada yang namanya kode etik profesi

akuntansi, seorang akuntan profesional harus memiliki Etika Profesi

Akuntansi. di Indonesia, kode etik ini di gawangi oleh organisasi profesi

akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ).

Adapun tujuan dari kode etik profesi akuntan ini diantaranya, yaitu:

1. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

3. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi

6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

8. Menentukan baku standar

9

H.Regulasi Dalam Rangka Penegakan Etika Kantor Akuntan Publik

Setiap orang yang melakukan tindakan yang tidak etis maka perlu adanya

penanganan terhadap tindakan tidak etis tersebut. Tetapi jika pelanggaran

serupa banyak dilakukan oleh anggota masyarakat atau anggota profesi maka

hal tersebut perlu dipertanyakan apakah aturan-aturan yang berlaku masih perlu

tetap dipertahankan atau dipertimbangkan untuk dikembangkan dan

disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan.

Secara umum kode etik berlaku untuk profesi akuntan secara

keselurahan kalau melihat kode etik akuntan Indonesia isinya sebagian besar

menyangkut profesi akuntan publik. Padahal IAI mempunyai kompartemen

akuntan pendidik, kompartemen akuntan manajemen disamping kompartemen

akuntan publik. Perlu dipikir kode etik yang menyangkut akuntan manajemen,

akuntan pendidik, akuntan negara (BPKP, BPK, pajak).

Kasus yang sering terjadi dan menjadi berita biasannya yang

menyangkut akuntan publik. Kasus tersebut bagi masyarakat sering diangap

sebagai pelanggaran kode etik, padahal seringkali kasus tersebut

sebenarnya merupakan pelanggaran standar audit atau pelanggaran terhadap

SAK. Terlepas dari hal tersebut diatas untuk dapat melakukan

penegakan terhadap kode etik ada beberapa hal yang harus dilakukan dan

sepertinya masih sejalan dengan salah satu kebijakan umum pengurus IAI

periode 1990 s/d 1994, yaitu :

1. Penyempurnaan kode etik yang ada penerbitan interprestasi atas kode etik

yang ada baik sebagai tanggapan atas kasus pengaduan maupun keluhan dari

rekan akuntan atau masyarakat umum. Hal ini sudah dilakukan mulai dari

seminar pemutakhiran kode etik IAI, hotel Daichi 15 juni 1994 di Jakarta

dan kongres ke-7 di Bandung dan masih terus dansedang dilakukan oleh

pengurus komite kode etik saat ini.

2. Proses peradilan baik oleh badan pengawas profesi maupun

dewan pertimbangan profesi dan tindak lanjutnya (peringatan

tertulis, pemberhentian sementara dan pemberhentian sebagai anggota IAI).

3. Harus ada suatu bagian dalam IAI yang mengambil inisiatif

untuk mengajukan pengaduan baik kepada badan pengawasan profesi

10

atas pelanggaran kode etik meskipun tidak ada pengaduan dari pihak

lain tetapi menjadi perhatian dari masyarakat luas.

Di Indonesia, melalui PPAJP – Dep. Keu., pemerintah

melaksanakan regulasi yang bertujuan melakukan pembinaan dan pengawasan

terkait dengan penegakkan etika terhadap kantor akuntan publik. Hal ini

dilakukan sejalan dengan regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi

terhadap anggotanya. Perlu diketahui bahwa telah terjadi perubahan

insitusional dalam asosiasi profesi AP. Saat ini, asosiasi AP berada di bawah

naungan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sebelumnya asosiasi AP

merupakan bagian dari Institut Akuntan Indonesia (IAI), yaitu

Kompartemen Akuntan Publik.

Perkembangan terakhir dunia internasional menunjukkan bahwa

kewenangan pengaturan akuntan publik mulai ditarik ke pihak pemerintah,

dimulai dengan Amerika Serikat yang membentuk Public Company

Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB merupakan lembaga semi

pemerintah yang dibentuk berdasarkan Sarbanes Oxley Act 2002. Hal ini

terkait dengan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap

lemahnya regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi, terutama sejak

terjadinya kasus Enron dan Wordcom yang menyebabkan bangkrutnya Arthur

Andersen sebagai salah satu the Big-5, yaitu kantor akuntan publik besar

tingkat dunia. Sebelumnya, kewenangan asosiasi profesi sangat besar, antara

lain:

1. pembuatan standar akuntansi dan standar audit;

2. pemeriksaan terhadap kertas kerja audit; dan

3. pemberian sanksi.

Dengan kewenangan asosiasi yang demikian luas, diperkirakan bahwa

asosiasi profesi dapat bertindak kurang independen jika terkait dengan

kepentingan anggotanya. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, pemerintah

Indonesia melalui Rancangan Undang-Undang tentang Akuntan Publik (Draft

RUU AP, Depkeu, 2006) menarik kewenangan pengawasan dan pembinaan ke

tangan Menteri Keuangan, disamping tetap melimpahkan beberapa

kewenangan kepada asosiasi profesi.

11

Dalam RUU AP tersebut, regulasi terhadap akuntan publik diperketat

disertai dengan usulan penerapan sanksi disiplin berat dan denda administratif

yang besar, terutama dalam hal pelanggaran penerapan Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP). Di samping itu ditambahkan pula sanksi

pidana kepada akuntan publik palsu (atau orang yang mengaku sebagai akuntan

publik) dan kepada akuntan publik yang melanggar penerapan SPAP.

Seluruh regulasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan, meningkatkan kepercayaan publik serta melindungi

kepentingan publik melalui peningkatan independensi auditor dan kualitas

audit.

12

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian

atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan

dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak

semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut

keahlian para pamangkunya. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang

membedakannya dari pekerjaan lainnya.

Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan

keahlian di bidang akuntansi, Jenis-jenis akuntan terbagi atas akuntan publik,

akuntan intern, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik. Akuntan memiliki

prinsip dan kode etik dalam menjalani profesinya sebagai seorang akuntan.

13

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suparto. (2010). Sosialisai Profesi Akuntan Publik dalam Seminar

Sosialisai Profesi Akuntan Publik dan Perkembangan Standar Akuntansi Terkini.

Yogyakarta: PPAJP Kemenkeu.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2010). “IAPI Menolak Materi RUU

Akuntan Publik”. Jakarta: Press Release.

https://tugasmap.wordpress.com/2013/09/20/pengaruh-regulasi-undang-undang-

akuntan-publik-terhadap-profesi-akuntan-publik-di-indonesia/ (Diakses pada

tanggal 13 september 2015)

http://hestiavriani.blogspot.co.id/2015/01/tugas-3-jasa-akuntan-publik.html

(Diakses pada tanggal 13 september 2015)

http://m-fahli.blogspot.co.id/2014/11/kode-etik-profesi-akuntansi.html (Diakses

pada tanggal 13 september 2015)

https://cahayababel.wordpress.com/2011/10/10/profesi-akuntansi/ (Diakses pada

tanggal 14 september 2015)

http://tipsmotivasihidup.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-regulasi-sendiri-

setelah.html (Diakses pada tanggal 14 september 2015)

http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/01/etika-profesi-akuntansi-kode-etik.html

(Diakses pada tanggal 14 september 2015)

https://shuumalik.wordpress.com/2013/01/28/pengertian-etika-profesi-akuntansi/

(Diakses pada tanggal 15 september 2015)

http://xsaelicia.blogspot.co.id/2012/11/etika-dalam-kantor-akuntan-publik.html

(Diakses pada tanggal 15 september 2015)

14