etika bisnis konstruksi di indonesia

23
Etika Bisnis Konstruksi di Indonesia Oleh:I Made Kusuma Wiranata, Kadek Dwiana Putra, I Putu Gede Cahyadi Putra Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

Upload: wiranata-dede

Post on 17-Dec-2015

1.032 views

Category:

Documents


173 download

DESCRIPTION

Etika Profesi

TRANSCRIPT

Etika Bisnis Konstruksi di Indonesia

Etika Bisnis Konstruksi di IndonesiaOleh:I Made Kusuma Wiranata, Kadek Dwiana Putra, I Putu Gede Cahyadi PutraJurusan Teknik SipilFakultas TeknikUniversitas Warmadewa

PENDAHULUANLatar BelakangSelama ini banyak sekali berbagai macam penyimpangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh profesional konstruksi sehingga banyak merugikan konsumen atau owner. Mulai dari kolusi, penipuan serta mutu produk konstruksi yang tidak memenuhi standar. Sebagian besar konsumen merasa tidak puas dengan hasil kinerja para profesional konstruksi. Hal ini mendorong beberapa orang dan organisasi konstruksi di indonesia khususnya untuk melakukan survey. Sehingga dari hasil survey tersebut di buat beberapa peraturan/kode etik untuk mengurangi keluhan ketidak puasan konsumen atau owner tersebut terhadap hasil produk konstruksi. Peluang bisnis konstruksi di Indonesia pada saat ini sangat besar karena mengingat Indonesia merupakan Negara yang berkembang sehingga pembangunannya sangat pesat, baik di sektor ekonomi maupun infrastrukturnya. Konstruksi merupakan salah satu industri yang hasil produksinya digunakan oleh banyak orang. Dimana industri konstruksi sangat berhubungan dengan kepuasan dan keselamatan banyak orang.Rumusan MasalahDari latar belakang di atas kami membuat rumusuan maslah sebagai berikut :1. Apakah yang dimaksud etika dalam dunia konstruksi?2. Apakah yang dimaksud dengan bisnis konstruksi?3. Bagimanakah peluang bisnis konstruksi di Indonesia?4. Bagaimanakah peran etika dalam dunia bisnis konstruksi di Indonesia?Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:1. Untuk memahami tentang etika dalam dunia konstruksi,2. Untuk mengetahui tentang bisnis konstruksi,3. Untuk mengetahui potensi bisnis konstruksi di Indonesia,4. Untuk mengathui peran etika dalam bisnis konstruksi di IndonesiaManfaat PenulisanAdapun manfaat penulisan makalah ini yaitu:1. Mahasiswa dapat memahami tentang etika dalam dunia konstruksi,2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang bisnis konstruksi,3. Mahasiswa dapat potensi bisnis konstruksi di Indonesia,4. Mahasiswa dapat peran etika dalam bisnis konstruksi di Indonesia

PEMBAHASANPengertian EtikaEtika, berasal dari bahasa Yunani, etos, yang memiliki arti adat, suatu kebiasaan, suatu sikap atau cara berpikir seseorang. Kata Etika ini dipelopori seorang Aristhotheles pada tahun 384-322SM. Ia memakai kata Etika sebagai salah satu cara untuk menunjuk sebuah filsafat moral. Etika digunakan manusia untuk menentukan bagaimana suatu perilaku manusia dalam menjalani hidup. Apakah etika berbeda dengan etiket? Ya. Etiket berasal dari bahasa Perancis, etiquette, yang memiliki arti suatu undangan. Yang memiliki maksud suatu kumpulan cara hidup yang baik. (Annissa, 2013)Lalu bagaimana dengan Moral? Moral yang berasal dari bahasa latin , mores, yang memiliki arti sila atau pengaturan hidup. Moral ini memuat suatu pandangan-pandangan tentang nilai dan norma yang ada di sekelompok masyarakat. Moral berasal dari ajaran agama, adat istiadat atau suatu paham ideologi. Pentingnya moralitas di masyarakat memberikan manusia aturan/petunjuk bagaimana manusia bertindak dan menghindari sesuatu yang buruk. (Annissa, 2013)

1. Teori EtikaEtika pun memiliki suatu tujuan, dikatakan sebagai suatu tindakan yang dinilai baik jika tujuan yang dicapainya dengan hasil yang baik. Ada 2 aliran etika, yaitu Egoisme dan Utilitarianisme. (Annissa, 2013) Egoisme sendiri dipandang sebagai tindakan seseorang yang bertujuan untuk mengejar kepentingan dan memajukan dirinya sendiri. Lalu Utilitarianisme, dikatakan sebagai suatu tindakan seseorang yang didasarkan pada tujuan dan akibat dari tindakan itu sendiri bagi kalangan masyarakat disekitarnya.

Pengertian Bisnis KonstruksiPengertian "konstruksi" adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana yang meliputi pembangunan gedung (building construction), pembangunan prasarana sipil (Civil Engineer), dan instalasi mekanikal dan elektrikal. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai suatu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda yang dirangkai menjadi satu unit bangunan, itulah sebabnya ada bidang/sub bidang yang dikenal sebagai klasifikasi. (Kurniawan, 2011)Pada umumnya kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana (team Leader) dan kemudian dilaksanakan oleh kontraktor konstruksi yang manajer proyek/kepala proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan pelaksanaan dilapangan dilakukan oleh mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Transfer perintah tersebut dilakukan oleh Pelaksana Lapangan. Dalam pelaksanaan bangunan ini, juga diawasi oleh konsultan pengawas (Supervision Engineer).Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang diperlukan, rancang bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat pelaksanaan konstruksi. Sebuah jadual perencanaan yang baik, akan menentukan suksesnya sebuah bangunan yang terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan, ketersediaan material, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen tender, dan lain sebagainya.Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, "Jasa Konstruksi" adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. "Pekerjaan Konstruksi" adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.Dari pengertian dalam UUJK tersebut maka dalam masyarakat terbentuklah "USAHA JASA KONSTRUKSI", yaitu usaha tentang "jasa" aatau services di bidang perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi yang semuanya disebut "PENYEDIA JASA" yang dulu lebih dikenal dengan bowher atau owner".Disisi lain muncul istilah "PENGGUNA JASA" yaitu yang memberikan pekerjaan yang bisa berbentuk orang perseorangan, badan usaha maupun instansi pemerintah.Sehingga pengertian utuhnya dari Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan atau pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat pemakai/pemanfaat bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta kelestarian lingkungan hidup.Bentuk fisik disini adalah bangunan konstruksi yang melekat dengan tanah seperti gedung, rumah, jalan, dermaga, bendungan, bendung dan lain sebagainya dan tidak suatu bangunan konstruksi yang berpindah-pindah ataupun tergantung di udara seperti konstruksi mobil, konstruksi kapal, konstruksi pesawat terbang dan lain-lain. Sedangkan dalam UUJK disebut juga bahwa bentuk fisik lain ialah dokumen lelang, spesifikasi teknis dan dokumen lain yang digunakan untuk membangun konstruksi tersebut.

Ada 3 (tiga) katagori kegiatan yang tercakup dalam jenis usaha jasa konstruksi menurut UU No. 18 Tahun 1999, yaitu : perencana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa perencanaaan dalam konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi, ini umumnya disebut Konsultan Perencana. pelaksana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi, yang umumnya disebut Kontraktor Konstruksi. pengawasan konstruksi yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa pengawasan baik sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir konstruksi, ini biasa disebut Konsultan Pengawas.

Dengan definisi diatas, maka istilah yang selama ini di kenal yaitu KONSULTAN dan KONTRAKTOR sesungguhnya menjadi "tiga kategori" sebagaimana diuraikan diatas.Bentuk usaha dari kegiatan konstruksi ini adalah Perseorangan dan Badan Usaha. Bentuk usaha Perseorangan hanya untuk pekerjaan beresiko kecil, berteknologi sederhana dan berbiaya kecil. Sedangkan bentuk usaha ber-Badan Usaha adalah untuk pekerjaan beresiko besar, berteknologi tinggi dan berbiaya besar.

Perusahaan jasa konstruksi yang diperbolehkan berusaha adalah : Perusahaan Badan Usaha Nasional berbadan hukum yang dibagi dalam : a. Perusahaan Nasional berbadan hukum seperti Perseroan terbatas (PT), b. Perusahaan bukan berbadan hukum seperti CV, Fa, Pb, Koperasi, dsb. Badan Usaha asing yang dipersamakanPeluang Bisnis Konstruksi di IndonesiaSektor konstruksi harus menjadi salah satu sektor prioritas pemerintah mendatang demi mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri, sejalan dengan Masterplan Percepatan Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), khususnya dalam peningkatan konektivitas antar pulau dan koridor ekonomi, serta menyambut ASEAN Economic Community (AEC) yang akan diterapkan Indonesia pada tahun 2015 mendatang.Peluang pengembangan konstruksi Indonesia, diantaranya tercermin pada target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat dengan signifikan, yakni sekitar 6% per tahun yang memerlukan dukungan infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, Konstruksi Indonesia 2014 dirancang untuk mengkonsolidasikan industri konstruksi nasional agar dapat berkontribusi secara maksimal dalam menguasai pasar konstruksi ASEAN dalam kerangka MEA 2015, yang secara tidak langsung akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.Sekretaris Jenderal Kementerian PU-Agoes Widjanarko saat membuka secara resmi acara Launching Konstruksi Indonesia 2014 pada tanggal 12 Juni 2014 lalu mengatakan, dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang berarti liberalisasi perdagangan di lingkup ASEAN, diharapkan pelaku sektor konstruksi Indonesia dapat menyikapinya secara proporsional. Tidak perlu khawatir secara berlebihan, namun juga jangan acuh tak acuh. Alasannya, karena liberalisasi perdagangan bukan berarti perdagangan bebas sebebas-bebasnya. Namun, pada hakekatnya adalah pengaturan perdagangan bersama melalui perundingan yang setara dan bertahap untuk menciptakan persaingan yang sehat dan efisien dengan memperhatikan kepentingan negara masing-masing.Oleh karena itu, pembentukan Pasar Tunggal ASEAN sebagai elemen Masyarakat Ekonomi ASEAN bukan hanya ditujukan untuk menciptakan persaingan head to head diantara sesama anggota ASEAN, namun justru untuk mengintegrasikan dan saling melengkapi kapasitas pelaku usaha di antara negara-negara tersebut, dalam rangka meningkatkan daya saing bersama untuk menghadapi negara-negara non-ASEAN dalam era globalisasi yang lebih luas.Yang harus dilakukan pelaku konstruksi di Indonesia, adalah dengan mempersiapkan diri melalui berbagai upaya seperti pelatihan sumber daya manusia konstruksi, sertifikasi, harmonisasi regulasi, penguatan struktur usaha, dan lain sebagainya. Tentunya pemerintah tidak mungkin melakukannya sendiri, untuk itu kerjasama yang sinergis dengan seluruh pemangku kepentingan jasa dan industri konstruksi nasional sangat dibutuhkan, ungkap Agoes Widjanarko.Pasar Tunggal ASEAN, tambah Agoes Widjanarko, hendaknya juga jangan dipandang sebagai ancaman masuknya pelaku usaha dari negara anggota ASEAN lainnya ke Indonesia. Namun, harus dapat dimanfaatkan sebagai peluang bagi pelaku usaha Indonesia untuk memperluas penetrasi pasar ke negara-negara ASEAN tersebut. Apalagi dengan potensi jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 240 juta jiwa dengan pasar konstruksi sebesar lebih kurang Rp 450 triliun per tahun, sementara jumlah penduduk ASEAN sekitar 600 juta jiwa dengan pasar konstruksi sebesar lebih kurang Rp 1.800 triliun per tahun. Artinya, peluang pasar pelaku usaha Indonesia di pasar tunggal ASEAN akan menjadi lebih luas.Sejauh ini, beberapa Badan Usaha Jasa Konstruksi Nasional telah memiliki pengalaman dan berhasil melaksanakan pekerjaan konstruksi di berbagai negara ASEAN, seperti di Brunei Darrussalam, Filipina, Malaysia dan saat ini di Myanmar. Baru-baru ini, Kementerian PU juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Construction Industry Development Board (CIDB) Malaysia, dalam rangka kerjasama penyelenggaraan pelatihan konstruksi bagi tenaga kerja konstruksi Indonesia yang sedang atau yang akan bekerja di Malaysia agar kompetensi pekerja tersebut mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih tinggi. Kementerian PU juga mendorong dan memfasilitasi tenaga ahli rekayasa dan arsitektur Indonesia untuk mendapatkan kesetaraan pengakuan kompetensi sebagai Insinyur dan Arsitek ASEAN melalui Mutual Recognition Arrangement (MRA).Dengan berbekal pengalaman melaksanakan pekerjaan konstruksi di berbagai negara di Timur Tengah, Afrika, Timor Leste dan negara ASEAN lainnya, saya yakin pelaku konstruksi Indonesia akan mampu memenangkan persaingan dengan pelaku konstruksi dari negara ASEAN lainnya, tegas Agoes Widjanarko, sembari mengungkapkan, juga dipandang perlu untuk segera mewujudkan Indonesia Incorporated yang dapat menjamin kesatuan langkah dan sumber daya konstruksi Indonesia di pasar global.Beberapa langkah yang sedang dilaksanakan Pemerintah untuk mendorong dan memfasilitasi perluasan akses pasar konstruksi ke negara-negara anggota ASEAN, antara lain melalui pengurangan hambatan akses pasar di negara tujuan, promosi kemampuan pelaku konstruksi nasional, diplomasi bisnis, fasilitasi akses permodalan dan penjaminan, perjanjian penghindaran pajak ganda, informasi dan pemetaan pasar dan lingkungan usaha di negara tujuan (market intellegence), serta pengembangan kapasitas badan usaha dan SDM konstruksi.Sebelumnya, hal senada juga disampaikan Wakil Menteri Pekerjaan Umum-Hermanto Dardak, bahwa Pasar Tunggal ASEAN bukan berarti pasar bebas yang sebebas-bebasnya. Untuk melakukan usaha jasa konstruksi di Indonesia, Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) harus bekerjasama dengan BUJKN (Nasional) kualifikasi Besar dalam bentuk Joint Operation (JO) atau Joint Venture (JV) dengan Foreign Equity Partisipation (penyertaan modal asing), yang saat ini dibatasi maksimal sebesar 55% untuk kontraktor dan 51% untuk konsultan. Batasan tersebut akan menjadi 70% setelah terbentuknya AEC pada akhir tahun 2015. Dengan demikian, jelas bahwa masuk atau tidaknya BUJKA (ASEAN) ke Indonesia tergantung pada kesiapan atau daya saing BUJKN. Saat ini terdaftar 16 BUJK ASEAN yang telah membentuk Representative Office (Kantor Perwakilan) di Indonesia, tutur Wamen PU.Berdasarkan data yang teregristrasi di LPJKN, BUJKN kualifikasi Besar yang akan menjadi pesaing atau mitra BUJK ASEAN saat ini berjumlah lebih kurang 1.300 badan usaha. Untuk tenaga kerja jasa konstruksi asing, juga masih dibatasi hanya untuk level direktur, manager dan expert, serta harus memenuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan dan keimigrasian.Pergerakan tenaga kerja (Movement of Natural Person/MNP), secara umum juga dibatasi pada tiga status, yaitu: business visitor, intra-corporate (dalam satu perusahaan) dan contrcted person (tenaga kerja yang dipekerjakan oleh BUJKA yang telah mendapat kontrak kerja). Artinya, tidak dimungkinkan adanya tenaga kerja ASEAN yang mencari pekerjaan secara individual (job seeker) di Indonesia. Diyakini, tenaga kerja konstruksi Indonesia memiliki daya saing komparatif yang relatif tinggi di lingkungan ASEAN, ujar Wamen PU. (Techno Konstruksi, 2014)Etika Berbisnis di Bidang Konstruksi di Indonesia1. Pengertian Etika Bisnis KonstruksiEtika bisnis konstruksi termasuk dalam etika bidang khusus/terapan. Karena berkaitan dengan bidang profesi dunia di bisnis konstruksi. Etika bisnis ini adalah salah satu studi yang memiliki sangkut paut permasalahan dan suatu keputusan moral yang dihadapi oleh suatu individu/organisasi perusahaan yang terlibat di dalam bisnis/industri konstruksi. Dalam etika bisnis konstruksi lebih banyak mempelajari tentang teori-teori etika, karena teori yang satu ini memiliki alasan-alasan yang berkaitan dengan kepercayaan dan tindakan. (Annissa, 2013) 2. Tujuan Etika Bisnis KonstruksiTujuan tersebut meliputi 2 aspek, antara lain Perkembangan moral dan Otonomi moral. a. Perkembangan MoralMenurut Kohlberg (1927-1928), ada 6 tahapan dalam perkembangan nilai moral. Setiap tahapan mencerminkan tingkatan moral seseorang. Setiap tahapan meliputi dua tahap. (Annissa, 2013)1. Tingkat PrakonvensionalPada tahapan ini manusia mengakui adanya aturan budaya/Culture dan ungkapan budaya, baik buruk, benar serta salah. Penilaian ini berdasarkan faktor lahiriah saja. Untuk tahapan ini adanya orientasi hukuman dan kepatuhan serta orientasi relativis-instrumental.2. Tingkat KonvensionalUntuk tahapan ini, manusia hanya memiliki harapan kepada keluarga, suatu kelompok atau bahkan untuk negaranya, yang merupakan pandangan bahwa ini sebagai sesuatu hal yang berharga bagi dirinya. Ada 2 tahapan ini yaitu orientasi kesepakatan antarpribadi serta orientasi hukum dan ketertiban.3. Tingkat PascakonvensionalPada tingkatan ini terdapat suatu usaha yang jelas untuk merumuskan suatu niai-nilai serta prinnsip yang muncul. Pada tahap tingkatan ini terbebas dari otoritas kelompok. Terdapat dua tingkatan tahap, antara lain Orientasi kontrak sosial legalistis dan Orientasi prinsip etika universal.b. Otonomi moralOtonomi ini sebenarnya memiliki arti manusia menaati kewajibannya karena sesuatu hal yang bernilai dan menjadi bagian dari tanggung jawab manusia itu sendiri. Hanya manusia yang berotonomi moral yang tentu taat dan patuh pada hukum. Kaitannya dengan etika bisnis konstruksi ini ialah untuk memperkuat kesadaran para pelaku bisnis konstruksi di Indonesia, ini adalah upaya untuk meningkatkan otonomi moral pelaku bisnis tersebut.Peningkatan otonomi moral dapat diperoleh dengan cara melatih dan menyempurnakan kemampuan/kreativitas para pelaku bisnis tersebut.Menurut Martin dan Schinzinger (1994), disebutkan bahwa ada beberapa keterampilan yang memiliki hubungan dengan kemampuan/kreativitas, antara lain : Memiliki kemahiran dalam mengenali suatu permasalahan serta isu-isu moral di dalam bisnis konstruksi Memiliki keterampilan memahami, menjelaskan secara kritis dan mengkaji argumen yang berlawanan dari isu-isu moral Memiliki kemampuan dalam membentuk sudut pandangan yang konsisten serta komprehensif Memiliki keadaan yang imajinatif tentang berbagai respon alternatif terhadap isu-isu dan pemecahan kreatif atas kesulitan yang dihadapi Memiliki kepekaan terhadap kesulitan yang terjadi Peningkatan ketepatan dalam penggunaan bahasa etika yang lazim Meningkatnya penghargaan baik terhadap kemungkinan dalam pemecahan konflik moral serta perlunya toleransi perbedaan di kalangan orang-orang

4. Pentingnya integrasi antara profesional dengan keyakinanPendapat mengenai Etika Bisnis Konstruksi Bisnis Konstruksi adalah Suatu persaingan Bisnis Konstruksi itu Asosial Bisnis Konstruksi campur moral akan tersingkir Bisnis Konstruksi mencari keuntungan belaka Bisnis Konstruksi hanya berkonsentrasi pada pekerjaan Bisnis Konstruksi itu memakan biaya Bisnis Konstruksi harus disertai kekuatan Bisnis Konstruksi memerlukan keterampilan khusus Bisnis Konstruksi itu tidak memiliki nurani Dari berbagai macam pendapat diatas, bisnis konstruksi dan etika adalah 2 hal yang tidak dapat disatukan. Karena pertimbangan dari moral dan etika tidaklah menguntungkan, maka etika dan bisnis konstruksi harus dipisahkan.

5. Prinsip Etika Bisnis KonstruksiPrinsip ini bertujuan supaya para pelaku bisnis konstruksi yang menjalani bisnis ini sadar akan dimensi etisnya kegiatan bisnis ini, serta supaya belajar bagaimana mempertimbangkan secara etis dan ekonomis, dan mampu memasukkan pertimbangan etis dalam kebijaksanaan perusahaan konstruksi tersebut.Lima Prinsip Etika Bisnis Konstruksi antara lain : Prinsip Sikap Baik Prinsip Otonomi Prinsip Kejujuran Prinsip Keadilan Prinsip Hormat terhadap diri sendiri

PENUTUPSimpulanKritik dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

Annissa, R. D. (2013, 04 06). PENTINGNYA MENGETAHUI ETIKA BISNIS KONSTRUKSI . Retrieved 10 22, 2014, from Understanding Architecture or be as a Architect ?: http://ratiharch-ratih.blogspot.com/2013/04/pentingnya-mengetahui-etika-bisnis.htmlKurniawan, T. (2011, 01 05). APA ITU USAHA JASA KONSTRUKSI...? Retrieved 10 22, 2014, from Catatan Mas_Trianto: http://triantomedia.blogspot.com/2011/01/apa-itu-usaha-jasa-konstruksi.htmlTechno Konstruksi. (2014, 06 26). Peluncuran Konstruksi 2014. Retrieved 10 22, 2014, from Techno Konstruksi: http://www.technokonstruksi.com/techno-event/48-peluncuran-konstruksi-indonesia-2014