bisnis & etika konstruksi

40
BISNIS DAN ETIKA ETIKA PROFESI Etika Profesi

Upload: mercyofsaviour

Post on 29-Dec-2015

265 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ETIKA

TRANSCRIPT

Page 1: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

BISNIS DAN ETIKA

ETIKA PROFESI

Etika Profesi

Page 2: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

I. MITOS BISNIS AMORAL

Beberapa ungkapan sering kita dengar yang menggambarkan bahwa bisnis dan

etika adalah dua hal yang terpisah. Argumen yang mencoba menjelaskan

keterpisahan itu :

• Bisnis adalah bentuk persaingan, seperti halnya permainan judi, yang lebih

mengutamakan kepentingan pribadi dan berusaha untuk menang. Untuk

menang dalam persaingan yang ketat maka cenderung menghalalkan segala

cara.

• Aturan yang dipakai dalam permainan penuh persaingan berbeda dengan

aturan yang ada. Baik tidaknya bisnis dinilai bukan berdasarkan pantas

tidaknya berdasarkan aturan moral melainkan berdasarkan aturan dan

kebiasaan yang dipraktekkan dalam dunia bisnis.

• Orang bisnis yang masih mau mematuhi aturan moral berada dalam posisi

yang tidak menguntungkan

Etika Profesi

Page 3: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

APAKAH HAL TERSEBUT BENAR?

Bisnis amoral sesungguhnya tidak sepenuhnya benar! Alasannya :

• Bisnis tidak sama seratus persen dengan judi. Yang dipertaruhkan dalam bisnis

lebih dari sekedar uang tetapi juga mempertaruhkan nama baik, harga diri

sendiri, keluarga, karyawan, serta umat manusia pada umumnya.

• Bisnis adalah bagian yang penting dari masyarakat. Bisnis dilakukan diantara

manusia satu dengan manusia lainnya. Ini berarti bahwa norma atau nilai yang

dianggap baik dan berlaku dalam kehidupan manusia pada umumnya, mau

tidak mau berlaku pula dalam bisnis.

Etika Profesi

Page 4: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

• Harus dibedakan antara legalitas dengan moralitas. Dalam praktek sesuatu

yang legal belum tentu baik secara moral/etis karena bisa saja aturan

hukumnya tidak baik, dan tidak adil. Karena itu sesuatu kegiatan yang

diterima secara legal tidak dengan sendirinya bisa diterima secara etis.

• Etika harus dibedakan dari ilmu emperis. Dalam ilmu emperis, suatu fakta

yang berulang terus dan terjadi dimana-mana menjadi alasan yang sah untuk

menarik teori atau hukum ilmiah yang berlau universal. Etika tidak demikian

karna etika tidak didasarkan pada kenyataan faktual yang berulang.

• Masih banyak orang atau kelompok masyarakat yang menghendaki agar

bisnis dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma norma moral

Etika Profesi

Page 5: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

II. PRINSIP ETIKA BISNIS

Prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari kehidupan

manusia. Terdapat prinsip umum dan juga terdapat pengaruh spesifik yaitu nilai

yang berlaku di masyarakat.

1.PRINSIP OTONOMI

• Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan

dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggap

baik untuk dilakukan.

• Agar menjadi otonom, maka setiap orang harus mempunyai kebebasan yang

bertanggungjawab.

• Hanya orang yang bebas yang dapat bertindak secara etis.

• Terdapat dua bentuk tanggung jawab yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri

(tanggung jawab terhadap suara hati pribadi) dan tanggungjawab moral yang

tertuju kepada semua pihak yang terkait (memperoleh ketenangan batin)

Etika Profesi

Page 6: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

Kaidah Tata Laku 1.201Dalam berkarya, arsitek wajib menampilkan kepakaran dan kecakapannya secara taat asas.

Standar Etika 1.3Standar KeunggulanArsitek selalu berupaya secara terus menerus untuk meningkatkan mutu karyanya, antara lain melalui pendidikan, penelitian, pengembangan, dan penerapan arsitektur.

Standar Etika 1.6Arsitektur, Seni dan Industri KonstruksiArsitek bersikap terbuka dan sadar untuk memadukan arsitektur dengan seni-seni terkait dan selalu berusaha menumbuh-kembangkan ilmu dan pengetahuan dalam memajukan proses dan produk industri konstruksi.

Kaidah Tata Laku 3.103Arsitek harus selalu meningkatkan kecakapan dan kepakarannya dengan mengikuti program pengembangan profesi lanjutan yang diselenggarakan atau telah disetujui IAI.

Page 7: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

2.PRINSIP KEJUJURAN

Bisnis dapat bertahan dan berhasil jika menerapkan prinsip kejujuran, karena :

• Kejujuran relevan dengan perjanjian dan kontrak. Pada waktu kontrak

dibuat masing-masing mempunyai sikap bahwa masing-masing orang jujur dan

akan memenuhi isi perjanjian kontrak tersebut. Kejujuran akan menentukan

kelangsungan relasi antara pihak-pihak yang melakukan perjanjian.

• Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan

harga yang sebanding. Kepercayaan konsumen adalah hal yang pokok, sekali

konsumen ditipu, maka mereka akan beralih keproduk lain.

• Kejujuran relevan dalam hubungan intern perusahaan. Hubungan pimpinan

dengan karyawan tidak dapat dilakukan dengan saling tipu-menipu.

Kepercayaan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis.

Etika Profesi

Standar Etika 3.3Kejujuran dan KebenaranArsitek wajib berlaku jujur dan menyampaikan kegiatan profesionalnya serta senantiasa memperbaharui setiap informasi tentang penugasan yang sedang dikerjakan kepada pengguna jasa.

Page 8: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

Kaidah Tata Laku 1.403Arsitek berkewajiban memberitahukan dan memberikan saran–saran kepada Pengurus IAI Daerah/Cabang untuk diteruskan kepada yang berwenang, apabila mengetahui ada rencana perombakan, peremajaan, pembongkaran bangunan dan atau kawasan yang perlu dilestarikan di daerahnya.

Kaidah Dasar 2Kewajiban Terhadap MasyarakatPara arsitek memiliki kewajiban kemasyarakatan untuk mendalami semangat dan inti hukum–hukum serta peraturan terkait, dan bersikap mendahulukan kepentingan masyarakat umum.

Kaidah Tata Laku 2.102Arsitek tidak akan menyampaikan maupun mempromosikan dirinya atau jasa profesionalnya secara menyesatkan, tidak benar, atau menipu. Arsitek tidak dibenarkan untuk memasang iklan atau sarana promosi yang menyanjung atau memuji diri sendiri, apalagi yang bersifat menyesatkan dan mengambil bagian dari kegiatan publikasi dengan imbal jasa, yang mempromosikan/merekomendasikan bahan–bahan bangunan atau perlengkapan/peralatan bangunan.

Kaidah Tata Laku 2.103Arsitek tidak dibenarkan terlibat dalam pekerjaan yang bersifat penipuan atau yang merugikan kepentingan pihak lain.

Page 9: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

3.PRINSIP KEADILAN

• Setiap orang, harus diperlakukan sesuai dengan haknya.

• Keadilan menuntut bahwa tidak ada orang yang dirugikan hak dan

kepentingannya.

• Standar Etika 1.5Nilai Hak Asasi ManusiaArsitek wajib

menjunjung tinggi hak–hak asasi manusia dalam setiap upaya

menegakkan profesinya.

• Kaidah Tata Laku 1.501Dalam menjalankan kegiatan

profesionalnya, arsitek bersikap tidak membeda-bedakan

seseorang/golongan atas dasar penilaian ras/suku, agama,

kebangsaan, cacat, atau orientasi gender.

Etika Profesi

Page 10: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

4.PRINSIP SALING MENGUNTUNGKAN (Mutual benefit principle)

• Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sehingga menguntungkan

semua pihak

• Dalam persaingan bisnis yang kompetitif sebainya menghasilkan win-win

solution

Kaidah Dasar 3Kewajiban Kepada Pengguna JasaArsitek selalu menunaikan penugasan dari pengguna jasa dengan seluruh kecakapan dan kepakaran yang dimilikinya dan secara profesional menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap.

Page 11: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

Kaidah Tata Laku 3.104Dengan tetap menjaga kemandirian berpikir dan kebebasan bersikap, arsitek mempunyai kewajiban membaktikan seluruh kecakapan dan kepakarannya dengan penuh ketekunan dan kehati-hatian, mengikuti “Baku Minimum Penyajian” (Minimum Standard of Performance) yang direkomendasikan/dipujikan IAI, dan berdasarkan ikatan hubungan kerja yang jelas meliputi antara lain:- Lingkup Penugasan- Pembagian wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiban- Batas-batas wewenang dan tanggung jawab, hak dan kewajiban- Perhitungan Imbalan Jasa- Tata cara penyelesaian penugasan.

Kaidah Tata Laku 3.105Arsitek tidak dibenarkan untuk mengubah atau mengganti lingkup ataupun target/program kerja suatu penugasan tanpa persetujuan pengguna jasa.

Kaidah Tata Laku 3.106Arsitek akan menerima imbalan jasa maupun bentuk imbalan lainnya hanya yang sesuai dengan kesepakatan yang tertera dalam perjanjian hubungan kerja atau penugasan, dan tidak dibenarkan menerima ataupun meminta kepada pihak lain dalam bentuk apapun.

Page 12: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

5.INTEGRITAS MORAL

• Prinsip ini berasal dari internal pelaku bisnis atau perusahaan agar tetap

menjaga nama baiknya (harus tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya)

Etika Profesi

Kaidah Tata Laku 2.101Dalam menjalankan kegiatan profesinya, arsitek mematuhi hukum serta tunduk pada kode etik dan kaidah tata laku profesi, yang berlaku di Indonesia dan di negara tempat mereka bekerja. Arsitek tidak dibenarkan bertindak ceroboh dan mencemarkan integritas dan kepentingan profesi.

Kaidah Tata Laku 3.102Arsitek hanya akan menerima penunjukan akan suatu pekerjaan, jika ia mempunyai kualifikasi dan meyakini memiliki cukup kecakapan serta kepakaran, sumber pendanaan dan sumber daya ketrampilan teknis yang mendukung pelaksanaan setiap bagian kewajiban dari penugasan.

Page 13: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

Standar Etika 3.2KerahasiaanArsitek wajib mengemban kepercayaan yang telah diberikan oleh pengguna jasa kepada dirinya.

Kaidah Tata Laku 3.201Arsitek akan menjaga kerahasiaan, kepentingan pengguna jasa, dan tidak dibenarkan memberitahukan informasi rahasia, kecuali seijin pengguna jasa atau yang telah memperoleh kewenangan hukum, misalnya didasarkan atas keputusan pengadilan.

Page 14: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

PRINSIP NO HARM

• Menurut adam smith, dari kelima prinsip diatas maka Prinsip Keadilan

Komutatif (no harm) merupakan prinsip yang paling penting.

• Dalam prinsip no harm sudah terkandung empat prinsip lainnya.

• Prinsip no harm merupakan perwujudan dari kaidah emas yang berbunyi

“Perlakukan orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan, dan jangan

lakukan pada orang lain apa yang anda sendiri tidak ingin dilakukan pada

anda”

• Prinsip ini tidak hanya menjadi himbauan moral melainkan juga diterapkan

dalam hukum tertulis sehingga menjadi pagangan yang kongkrit – lebih

pasti – karena terdapat sangsi dan hukuman yang tegas.

Page 15: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

PENDEKATAN ‘STAKEHOLDER’

• Pendekatan stakeholder merupakan pendekatan yang mencoba

mengintegrasikan kepentingan bisnis bagi orang yang berkepentingan dengan

tuntutan etika

• Dasar pemikiran adalah bahwa semua pihak yang mempunyai kepentingan

dalam kegiatan bisnis mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan, maka

hak dan kepentingan mereka harus diperhatikan dan dijamin.

• Muara dari pendekatan stakeholder ini sebenarnya adalah pada prinsip ‘no

harm’

• memperhatikan kepentingan kedua kelompok stakeholder secara baik.

Etika Profesi

Page 16: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

• Pada umumnya ada dua kelompok stakeholder :

– Kelompok Primer, terdiri dari :

Pemilik modal, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur, dan

pesaing atau rekanan

– Kelompok Sekunder, terdiri dari :

Pemerintah, lokal maupun asing, kelompok sosial, media massa,

masyarakat setempat.

• Perusahaan yang ingin berhasil dan bertahan dalam bisnisnya harus dapat

memperhatikan kepentingan kedua kelompok stakeholder secara baik.

• Pendekatan stakeholder, kelihatannya bukan pendekatan etis, tetapi

kenyataannya adalah pendekatan etis. Perhatian kepada semua pihak yang

terkena oleh tindakan kita adalah satu tuntutan etika yang paling dasar.

Etika Profesi

Page 17: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

ETOS BISNIS

• Yang dimaksud dengan etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral

yang menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam sebuah perusahaan dari

satu generasi ke generasi yang lain.

• Intinya adalah pembudayaan atau pengahyatan akan nilai, norma atau prinsip

moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari perusahaan yang

sekaligus juga membedakannya dari perusahaan lain.

• Wujudnya bisa dalam bentuk pengutamaan mutu, pelayanan, disiplin,

kejujuran, tanggungjawab, perlakuan yang fair tanpa diskriminasi dsb.

Etika Profesi

Page 18: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

LIMA PRINSIP PERILAKU ETIS

Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale mengungkapkan lima prinsip

perilaku etis untuk meningkatkan keuntungan, produktivitas dan keberhasilan

jangka panjang :

Lima Prinsip Kekuatan Etis Untuk Tiap-Tiap Orang

• Maksud :

– Saya melihat diri saya sebagai seorang yang kuat secara etis.

– Saya membiarkan hati nurani saya menjadi penuntun saya

– Tidak peduli apapun yang terjadi, saya selalu nyaman dengan diri saya

sendiri

Etika Profesi

Page 19: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

• Kebanggan :

– Saya merasa percaya diri dengan diri saya sendiri

– Saya tidak memerlukan penerimaan dari orang lain agar saya merasa

bahwa saya penting

– Rasa harga diri yang seimbang menjaga agar keakuan dan hasrat saya

untuk diterima orang lain tidak mempengaruhi keputusan saya.

• Kesabaran :

– Saya percaya bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan berjalan dengan

baik

– Segala sesuatu tidak perlu terjadi saat ini juga, saya puas dengan keadaan

diri saya sekarang.

Etika Profesi

Page 20: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

• Ketetapan Hati :

– Saya bertahan pada maksud-maksud saya.

– Sebagaimana yang dikatakan oleh Wiston Churchill, “Jangan!, Jangan!,

Jangan!, Jangan Pernah Menyerah! “

• Sudut Pandang :

– Saya memerlukan waktu teduh untuk memasuki hari yang baru dengan cara

merenung.

– Hal ini membantu saya agar tetap terpusat dan memungkinkan saya untuk

mendengarkan hati kecil saya dan melihat segala sesuatu lebih jernih.

Etika Profesi

Page 21: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

Lima Prinsip Kekuatan Etis Organisasi

• Maksud :

– Misi organisasi kita berasal dari atasan/ pendahulu

– Organisasi kita dibimbing oleh nilai-nilai, harapan dan visi yang membantu

kita untuk menentukan apa yang dimaksud dengan perilaku yang dapat

diterima dan perilaku yang tidak dapat diterima.

• Kebanggan :

– Kita merasa bangga dengan diri sendiri dan organisasi kita

– Kita tahu bahwa dalam keadaan ini, kita dapat menolak godaan-godaan

untuk berperilaku secara tidak etis

Etika Profesi

Page 22: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

• Kesabaran :

– Kita percaya bahwa dengan berpegangan pada nilai-nilai etis kita, akan

membawa kita menuju keberhasilan dalam jangka panjang

– Ini melibatkan usaha mempertimbangkan keseimbangan antara perolehan

hasil dan perhatian bagaimana cara kita mencapai hasil-hasil ini.

• Ketetapan Hati :

– Kita mempunyai komitmen untuk hidup berdasarkan prinsip-prinsip etis,

kita terikat pada komitmen kita.

– Kita memastikan bahwa tindakan-tindakan kita konsisten dengan maksud

kita.

• Sudut Pandang :

– Para pimpinan dan karyawan kita memerlukan waktu untuk beristirahat

sejenak dan berpikir dalam-dalam, memeriksa dimana kita berada, menilai

kemana kita akan melangkah dan menentukan bagaimana cara kita

mencapainya.

Etika Profesi

Page 23: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

I. PAHAM TRADISIONAL MENGENAI KEADILAN

1. KEADILAN LEGAL

• Keadilan yang bersifat vertikal.

• Keadilan legal menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat

dengan negara.

• Intinya, semua orang atau kelompok masyarakat diperlakukan sama oleh negara

dihadapan dan berdasarkan hukum yang berlaku.

• Dasar Moralnya :

Pertama, semua orang adalah manusia yang mempunyai harkat dan martabat yang

sama

Kedua, Tidak ada orang yang diperlakukan istimewa oleh Hukum dan negara

Ketiga, Negara dalam hal ini, tidak boleh mengeluarkan hukum yang secara

khusus untuk kepentingan suatu kelompok tertentu.

Keempat, Prinsip diatas, berarti bahwa semua warga tanpa perbedaan apapun harus

tunduk dan taat kepada hukum yang berlaku karena hukum tersebut melindungi hak dan

kepentingan semua warga.

• Secara khusus dalam bisnis, negara diharapkan bersikap netral dalam

memperlakukan semua pelaku bisnis Etika Profesi

Page 24: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

2. KEADILAN KOMUTATIF

• Keadilan yang bersifat horisontal.

• Keadilan ini menuntut agar dalam interaksi antar warga yang satu dengan yang lainnya

tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.

• Dasar Moralnya : keseimbangan dan kesetaraan antara semua pihak dalam interaksi

sosial apapun.

• Jika terjadi ketidak seimbangan, misalnya dalam bisnis, terjadi pelanggaran, maka

negara dituntut untuk turun tangan memulihkan keseimbangan, keadilan dengan

memberikan sangsi hukuman yang setimpal.

• Dalam bisnis, keadaan relasi dan traksaksi yang dianggap adil adalah yang pada

akhirnya melahirkan win-win solution.

3. KEADILAN DISTRIBUTIF

• Disebut Keadilan Ekonomi

• Distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara.

• Hal ini menyangkut pembagian kekayaan ekonomi atau hasil-hasil pembangunan (apakah

yang menjadi dasar pembagian yang adil?)

Etika Profesi

Page 25: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

• Distribusi ekonomi didasarkan pada prestasi dan peran masing-masing orang dalam

mengejar tujuan bersama seluruh warga negara.

• Maka pada akhirnya imbalan ekonomi yang didapat setiap orang tidak sama, dan itupun

dibenarkan dan diterima sebagai hal yang adil dan etis.

• Hal ini terjadi dengan catatan bahwa dalam pemberian, penentuan tugas, wewenang

dan tanggung jawab masing-masing orang, diberikan atas dasar kriteria yang

obyektif tidak diskriminatif.

• Terdapat berbagai pelanggaran yang bersifat diskriminatif, misalnya penentuan tugas

dan wewenang lebih didasarkan pada faktor-faktor diskriminatif seperti etnis,

agama, jender, ikatan keluarga dan faktor irasional lainnya.

II. TEORI KEADILAN ADAM SMITH

Menurut Adam Smith, keadilan sesungguhnya hanyalah keadilan komutatif. Keadilan yang

mengungkapkan Kesetaraan, Keseimbangan dan Keharmonisan hubungan satu orang

dengan lainnya.

Etika Profesi

Page 26: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

1. PRINSIP NO HARM

• Prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak dan kepentingan

orang lain, sebagaimana ia sendiri tidak mau agar hak dan kepentingannya dirugikan

oleh siapapun.

• Prinsip ini adalah rumusan lain dari kaidah Emas.

2. PRINSIP NON-INTERVENTION

• Prinsip tidak ikut campur tangan.

• Setiap manusia mempunyai hak atas kebebasan yang diperolehnya, dan tak

seorangpun termasuk pemerintah boleh merampasnya tanpa alasan yang sah.

3. PRINSIP KEADILAN TUKAR

• Prinsip Keadilan Tukar atau Pertukaran dagang yang fair, terutama terwujud dan

terungkap dalam mekanisme harga dalam pasar.

• Terdapat dua macam harga dalam pasar :

a. Harga Alamiah

harga yang mencerminkan biaya produksi berupa upah buruh, keuntungan

pemilik modal, dan sewa (tanah, gedung dsb) Etika Profesi

Page 27: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

b. Harga Pasar/aktual

Harga yang aktual ditawarkan dan dibayar dalam transaksi dagang didalam

pasar.

• Kalau suatu barang dijual dan dibeli pada tingkat alamiah, berarti barang tersebut dijual

atau dibeli pada tingkat harga yang adil. Produsen dan konsumen sama-sama untung

• Harga pasar diatas harga alamiah berarti konsumen dirugikan sedangkan prudusen

diuntungkan, demikian sebaliknya.

III. TEORI KEADILAN DISTRIBUSI JHON RAWLS

• Kebebasan merupakan salah satu hak asasi yang paling penting dari manusia, maka

Rawls menempatkannya sebagai prinsip pertama keadilan yang disebut “PRINSIP

KEBEBASAN BERSAMA”

• Prinsipnya berbunyi : “Setiap orang harus mempunyai hak yang sama atas sistem

kebebasan dasar yang sama yang paling luas sesuai dengan sistem kebebasan serupa

bagi semua”.

Etika Profesi

Page 28: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

• Menurut rawls sistem sosial harus diatur sehingga pada akhirnya, berdasarkan peluang

dan kebebasan yang sama bagi semua, sistem sosial itu bekerja sedemikan rupa untuk

menguntungkan kelompok yang paling kurang beruntung.

• Rawls mengajukan prinsip yang disebut PRINSIP PERBEDAAN (DIFFERENCE

PRINCIPLE)

• Sasaran pokonya adalah perubahan struktur sosial sedemikian rupa agar lebih

menguntungkan kelompok yang kurang beruntung

• Atas perinsip ini, pemerintah diizinkan untuk mengambil langkah dan kebijaksanan

tertentu, untuk membantu kehidupan kelompok yang kurang beruntung.

• Prinsip ini mendapat kritikan karena :

a. Prinsip ini akan membenarkan ketidak adilan. Pemerintah dibenarkan melanggar

dan merampas hak pihak tertentu untuk diberikan pada pihak yang lain.

b. Lebih tidak adil lagi karena kekayaan kelompok tertentu diambil pemerintah untuk

diberikan kepada kelompok yang tidak beruntung karena kesalahannya sendiri

(malas, penggangguran dsb)

Etika Profesi

Page 29: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

III. HAK PEKERJA

• Penghargaan dan jaminan terhadap hak pekerja merupakan salah satu penerapan dari

prinsip keadilan dalam bisnis

• Keadlian menuntut agar semua pekerja diperlakukan sesuai dengan haknya masing-

masing.

• Pengakuan, penghargaan dan jaminan atas hak pekerja sangat ikut menentukan baik

etisnya praktek bisnis.

• Macam-macam hak pekerja

a. Hak atas pekerjaan

b. Hak atas upah yang adil

c. Hak untuk berserikat dan berkumpul

d. Hak atas perlindungan keamanan dan kesehatan

e. Hak untuk diproses hukum secara sah

f. Hak untuk diperlakukan secara sama

g. Hak atas rahasia pribadi

h. Hak atas kebebasan suara hati

Etika Profesi

Page 30: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

IV. WHISTLE BLOWING

• Adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa pekerja untuk

membocorkan kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan atau atasan kepada pihak

lain.

• Whistle blowing tidak sama dengan membocorkan rahasia perusahaan

• Rahasia perusahaan adalah sesuatu yang konfidensial dan memang harus

dirahasiakan dan pada umumnya tidak mempunyai efek yang merugikan apapun bagi

pihak manapun.

• Whistle blowing umumnya menyangkut kecurangan yang merugikan baik

perusahaan sendiri maupun pihak lain.

contoh : karyawan yang melaporkan tindakan bagian gudang yang menukar bahan

bangunan dengan kualitas yang lebih rendah

• Whistle blowing dibedakan menjadi dua macam :

1. Whistle blowing Internal

Terjadi ketika seorang atau sekelompok orang melaporkan kecurangan kepala bagiannya

kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi.

Motivasi utama dari whistle blowing tersebut adalah motivasi moral : demi mencegah

kerugian perusahaan Etika Profesi

Page 31: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

2. Whistle blowing Eksternal

Menyangkut kasus dimana seseorang pekerja mengetahui kecurangan yang dilakukan

perusahaannya lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu

akan merugikan masyarakat

Motivasi utama dari whistle blowing tersebut adalah motivasi moral : mencegah kerugian

masyarakat atau konsumen karena semua konsumen adalah manusia dengan

dirinya.

• Pertanyaan untuk kedua macam Whistle blowing adalah apakah dengan demikian

karyawan dapat diartikan tidak loyal pada pimpinan atau perusahaannya?

• Loyalitas atau kesetiaan moral hanya dibenarkan kalau tertuju pada nilai moral tertentu.

• Loyalitas bukan ditujukan pada lembaga, otoritas, kedudukan, melainkan pada moral

tertentu: keadilan, kebenaran, ketulusan, kejujuran, hak dan semacamnya.

Etika Profesi

Page 32: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

Kaidah Tata Laku 2.105Apabila dalam proses pengerjaan proyeknya, arsitek mengetahui bahwa keputusan yang diambil oleh pengguna jasa melanggar atau bertentangan dengan hukum serta kaidah yang berlaku, dan mengancam keselamatan masyarakat umum, maka arsitek wajib:• Mengingatkan dan menyarankan pengguna jasa agar mempertimbangkan kembali keputusannya.• Menolak pelaksanaan keputusan tersebut•Melaporkan perkara ini kepada pihak berwewenang yang berfungsi sebagai pengawas bangunan atau petugas lain yang terkait untuk meninjau kembali, terkecuali arsitek penerima tugas dapat memberikan jalan keluar pemecahan lain.

Page 33: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

V. PELELANGAN

• Salah satu permasalahan dalam usaha jasa konstruksi adalah berkaitan

dengan proses pelelangan.

• Sudah menjadi rahasia umum, banyak praktek pelelangan yang diatur

• Hal lain adalah adanya surat sakti.

Kaidah Tata Laku 2.104Arsitek tidak dibenarkan menawarkan/menjanjikan dan atau memberikan uang atau pemberian lain kepada seseorang atau pihak-pihak tertentu yang bertujuan memperoleh proyek yang diminati.

Page 34: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

VI. KEGAGALAN KONSTRUKSI

• SIAPAKAH YANG BERTANGGUNG JAWAB ?

• Pada proyek pemerintah, pihak birokrasi selalu ikut serta didalam pengawasan produk

jasa konstruksi, mulai dari proses perencanaan sampai proses penyerahan produk jasa

konstruksi.

• Pasal 43 UU No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, menyatakan bahwa bila yang

melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi, yang melakukan pengawasan

pelaksanaan pekerjaan konstruksi, bila menyebabkan kegagalan bangunan dapat

dikenai sangsi pidana penjara atau denda uang.

• Jika hukumnya adil, maka para pejabat birokrasi yang ikut dalam pengawasan harulah

dikenai sangsi pidana atau denda.

VII. DILEMA MORAL

• Dilema moral terjadi bila dua atau lebih kewajiaban, hak, atau cita-cita moral berkonflik

dan tidak dapat dipenuhi.

• Pada saat kita dihadapkan pada pilihan yang sulit dan dilematis, maka akan

membingungkan bagi kita.

Etika Profesi

Page 35: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

Peran pemerintah

• Dalam semangat pasar bebas, yang berdasarkan pada prinsip keadlian no harm dan

prinsip non intervention, pemerintah dibatasi perannya pada tingkat minimal

• Pemerintah dibatasi pada :

1. Melindungi masyarakat dari kekerasan dan invasi dari masyarakat lainnya.

2. Melindungi, sebisa mungkin, setiap anggota masyarakat dari ketidakadilan atau

penindasan dari anggota lainnya, atau tugas menjamin pelaksanaan keadlian

secara ketat.

3. Membangun dan mengelola pekerjaan-pekerjaan umum dan lembaga-lembaga

umum tertentu yang tidak dapat dikelola swasta, karena tidak menguntungkan

tetapi sangat berguna bagi masyarakat.

Etika Profesi

Page 36: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

ETIKA BISNIS dalam bidang KONSTRUKSI DI INDONESIA

Apakah etika bisnis dapat diterapkan dalam bidang konstruksi di Indonesia ?

Apakah aspek aspek yang dituntut bertentangan dengan aspek budaya yang ada di

masyarakat ?

• Pada dasarnya etika mempertanyakan norma-norma kelakuan manusia pada umumnya,

sehingga seharusnya juga berlaku bagi semua umat manusia tanpa kecuali kelompok

manusia Indonesia

• Etika merupakan bagian dari budaya masyarakat yang bersangkutan, yang akan

menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat itu maka etika bisnis konstruksi

mencerminkan juga kekhususan budaya, peradaban, nilai-nilai, ciri keagamaan dan

pandangan masyarakatnya,

Etika Profesi

Page 37: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

KENDALA

Menurut Franz Magnis Suseno, kendala yang ada dalam pelaksanaan etos kerja yang

berlandaskan pada tuntutan etika bisnis dalam bidang konstruksi adalah

1. LINGKUNGAN BUDAYA

• Adanya anggapan bahwa mencari untung adalah tak pantas (saru), walaupun

sebenarnya bukan pencarian untung itu sendiri, melainkan caranya, bentuknya dan

konteksnya. Paham tradisional ini mempersulit penarikan garis jelas antara usaha

bisnis konstruksi yang wajar dan tidak wajar.

Etika Profesi

Page 38: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

• Adanya Prinsip Kekeluargaan

Wawasan manusia modern harus mengatasi keterbatasan pada keluarga, kelompok,

bangsa atau agamanya sendiri. Manusia modern harus mampu menghormati hak-hak

serta memperhatikan kepentingan setiap orang sebagai manusia.

• Adanya tekanan berlebihan pada lingkungan sosial dan ketidakmampuan untuk

meminati struktur struktur obyektif material. Kepuasan bekerja berakar dalam

lingkungan sosial dan tidak ditentukan oleh kepuasan yang timbul bila seseorang dapat

menguasai tugas dalam dunia material. Orang dapat berbincang bincang berjam jam

lamanya, tetapi tidak dapat bekerja secara terkonsentrasi di meja tulis.

2. LINGKUNGAN SOSIAL POLITIK

• Suasana sosial dan politik sangat menetukan maju dan sehatnya usaha bisnis

konstruksi.

• Ketidak adilan sosial dan politik menyebabkan persaingan yang tidak sehat sehingga

akibatnya industri bisnis konstruksi akan berkembang tidak sehat

• Profesionalisme menuntut antar lain penciptaan daya saing yang bersumber dari

kemampuan manajemen dan sumber daya manusianya dan bukan bersumber dari

suatu dukungan kekuasaan politik.Etika Profesi

Page 39: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

• Praktek bisnis konstruksi tidak etis karena peluang yang diciptakan oleh kondisi

lingkungan itu sendiri akan merupakan suatu ancaman yang serius terhadap

ketahanan bisnis konstruksi tersebut.

• Dunia bisnis konstruksi sangat memerlukan suatu aturan permainan yang jelas, termasuk

kepastian hukum. Segala aspek ketidak pastian merupakan resiko yang harus

diperhitungkan.

• Pada kenyataannya sebenarnya banyak pelaku bisnis konstruksi yang mendambakan

suatu suasana yang jelas, yang menuruti etika bisnis konstruksi yang sehat.

Etika Profesi

Page 40: BISNIS & ETIKA KONSTRUKSI

SITUASI BERBAGAI NEGARA

• SINGAPURA

Lingkungan hijua asri berdampingan sengan gedung, jalan, jembatan. Produk pebisnis

konstruksi tertata rapi.

Singapura dikenal sebagai “the most regulated country in world”. Kualitas lingkungan

binaan yang tercipta dan dibentuk oleh aturan aturan yang ketat.

• KANADA, AMERIKA, EROPA

Lingkungan terbentuk lebih karena kesadaran untuk berperilaku, penghargaan pada

sebuah karya, apalagi yang bersifat inovativ dihargai sangat tinggi.

Orang yang melanggar etika akan merasa malu dan sangat bersalah

• INDONESIA

Manakah yang harus dipilih ?

Menumbuhkan kesadaran atau memberlakukan regulasi yang ketat?

Ataukah menerapkan kombinasi keduanya?

Etika Profesi