documentet
DESCRIPTION
komponen dasarTRANSCRIPT
Buku Panduan Keterampilan Medik Blok Trauma dan Kegawatdaruratan
TIM MEDIS GAWATDARURAT(EMERGENCY MEDICAL TEAM)
Fakultas Kedokteran UII [ 1 ]
Buku Panduan Keterampilan Medik Blok Trauma dan Kegawatdaruratan
Pendahuluan
Seorang dokter dituntut sanggup bekerja sama dalam tim, tak terkecuali ketika menangani kasus kegawatdaruratan, baik di dalam rumah sakit (in-hospital) maupun di lapangan (out-hospital). Modul pelatihan ini disusun sebagai upaya untuk memperkenalkan mahasiswa kedokteran sedini mungkin dalam menghadapi kasus kegawatdaruratan sebagai tim medis.
Dalam sebuah tim, terdiri dari seorang ketua dan beberapa anggota sesuai dengan tugasnya masing-masing.Ketua tim bertugas untuk :
1. Mengenali kasus kegawatan dan melakukan initial assessment2. Menentukan tindakan selanjutnya, mengkoordinir dan memerintahkan anggota
tim medis sesuai tugasnya.Anggota tim bertugas untuk :
1. Melakukan tugasnya sebagaimana diperintahkan oleh ketua tim.Dalam modul pelatihan ini, setiap tim terdiri dari 2 orang. Tim bertugas melakukan
penilaian terhadap status kegawatan korban, kemudian melakukan bantuan hidup dasar dilanjutkan pemasangan advance device berupa ET.
Kasus :Anda dan teman anda adalah petugas medis yang sedang jaga di UGD. Tiba-tiba datang seorang laki-laki, diantar keluarganya dalam keadaan tidak sadar sekitar 5 menit yang lalu. Segera lakukan penilaian terhadap korban!
[ 2 ] Fakultas Kedokteran UII
Buku Panduan Keterampilan Medik Blok Trauma dan Kegawatdaruratan
Fakultas Kedokteran UII [ 3 ]
Cek Keamanan diri, lingkungan dan korban Tidak aman
Tunggu sampai aman
danmampu menolong
Aman
Perkenalkan diri
Respon Korban Ada ResponTidak ada respon
Minta bantuan tim medis
Perbaikan airway
Head tilt chin lift
Hilangkan sumbatan / FBAO
Secondary assessment
Periksa apa perlu bantuan
Cek breathing (L,L,F) 5-10 dtk
Normal Abnormal
Hubungi 118 jika diperlukan
= KETUA TIM
= ANGGOTA TIM
Teraba
Tidak teraba
Prosedur
Secondary Assesment
Recovery Position
Cek denyut nadi 5-10 detik
Re-assess secara periodik
Berikan nafas bantuan 2x
Lakukan RJP 30:2. Perintahkan anggota untuk memulai kompresi. Ketua tim menyiapkan ET
Berikan 1 nafas tiap 5-6 detik. Cek nadi tiap 2 menit
Siapkan ET 30x kompresi dimulai
Perintahkan berhenti kompresi. Berikan 2x nafas bantuan
Perintahkan lanjutkan RJP. Pasang ET
Lanjutkan 30x kompresi
Gagal dalam 30x hitungan kompresi
Pemasangan berhasil. Perintahkan lanjutkan kompresi dada dengan ritme 100x/ menit. Berikan nafas 8-10x permenit tanpa memperhatikan ratio kompresi dada
Lanjutkan kompresi dada dengan ritme 100x/menit tanpa memperhatikan ratio nafas bantuan
STOP kompresi dada
Buku Panduan Keterampilan Medik Blok Trauma dan Kegawatdaruratan
No Step 0 1 2 3Ketua1 (R) Memeriksa respon korban (Shake and Shout)2 (S)hout for help (Meminta bantuan)3 (A) Membuka jalan napas dengan head tilt chin lift 4 Menghilangkan sumbatan di mulut dengan metode finger swab,
mengetahui syarat-syarat sumbatan yang bisa dikeluarkan.5 (B) Memeriksa pernapasan setelah jalan napas dibuka (Look, listen
and feel 10 detik) Apabila tidak ditemukan nafas normal maka lanjut ke sekuel berikutnya yaitu (C)
6 Melakukan bantuan pernapasan dengan ambu-bag dan mask sebanyak 2 kali dengan tetap menjaga jalan nafas terbuka
7 (C)irculation. Cek denyut nadi carotis maksimal 10 detik. 8 Perintahkan anggota tim untuk memulai RJP (kompresi dada).9 Persiapkan pemasangan ET. Cek alat dan fungsinya (laringoskop,
pipa ET, ambu-bag, spuit untuk mengunci, stetoskop) serta menentukan ukuran ET sesuai dengan penderita (keadaan darurat, pilih ukuran 7,5)
10 Perintahkan anggota tim untuk stop kompresi dada (setelah 30x). Ventilasi (ambu-bag) 2x. Peintahkan memulai kompresi dada.
11. Posisikan pasien dalam sniffing position12. Posisikan tangan. Tangan kiri memegang gagang laringoskop dan
memasukkan bilah laringoskop melalui celah bibir sebelah kanan dengan lembut hingga mencapai valecula
13. Visualisasikan laring. Angkat laringoskop ke atas dan ke depan dengan kemiringan 30-40 derajat sejajar dengan aksis pergelangan tangan dan visualisasikan laring/ plica vocalis (jangan menggunakan gigi sebagai titik tumpu).
14. Memasukkan ET ke dalam laring, masukkan pipa sampai angka 22 pada gigi pasien. Waktu memasukkan setara dengan sekali menahan nafas/ 30x kompresi dada. Lepaskan laringoskop dari bibir.
15. Kunci balon pipa ET dengan spuit 5-10 cc, cek apakah sudah mengembang/ belum.
16. Hubungkan pipa ET dengan ambu-bag. Lakukan ventilasi untuk pengecekan posisi ET.
17. Memastikan ET terpasang tepat pada tempatnya Lihat pengembangan dada tiap kali melakukan ventilasi
(simetris/ tidak) Lakukan pengecekan ke lambung serta paru-paru kanan
dan kiri (simetris/ tidak, bila tidak, masuk salah satu dari paru) Bila masuk ke lambung, deflasi balon segera, lepas ET.
Ventilasi kembali dengan ambu-bag, kemudian reintubasi. Bila masuk salah satu bagian paru, deflasi balon dan tarik
sedikit ET. Kembangkan balon, cek ulang suara nafas di paru-paru.
18. Bila berhasil, lakukan ventilasi dengan ritme 8-10x/ menit. Bila gagal, lepas ET dan lakukan ventilasi dengan ambu-bag. Kembali ke. Ceklis no.10
[ 4 ] Fakultas Kedokteran UII
Buku Panduan Keterampilan Medik Blok Trauma dan Kegawatdaruratan
Fakultas Kedokteran UII [ 5 ]