erkembangan ekonomi keuangan dan kerja sama internasional ...€¦ · ekonomi negara berkembang...

154
Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional Konflik Perdagangan Makin Menekan Perekonomian Global Edisi III 2019 Edisi III 2019

Upload: others

Post on 23-Aug-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonom

i Keuangan dan Kerja Sama Internasional

Kon�ik Perdagangan Makin Menekan Perekonomian Global

Edisi III 2019

Edisi III 2019

Page 2: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di
Page 3: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

i

PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGAN DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

EDISI III 2019

Perkembangan Ekonomi Global

Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

Artikel

Bank Indonesia

Departemen Internasional

Page 4: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2017

ii

Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama

Internasional ini bersumber dari berbagai publikasi dan pendapat pribadi para penulis

dan bukan merupakan pendapat dan kebijakan Bank Indonesia.

Pengutipan diizinkan dengan menyebut sumbernya.

Redaksi sangat mengharapkan komentar, saran, dan kritik demi perbaikan terbitan ini.

Redaksi juga mengundang sumbangan artikel, karangan,

laporan untuk dapat dimuat dalam terbitan ini.

Alamat Redaksi:

Divisi Penelitian dan Asesmen Internasional

Departemen Internasional

Bank Indonesia

Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 5

Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350

Telepon: (021) 2981-6925, 2981-8631, Faksimili: (021) 2311529

http://www.bi.go.id/id/publikasi/ekonomi-keuangan-kerjasama-internasional

Page 5: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

iii

KATA PENGANTAR

Bank Indonesia senantiasa mencermati dan mempertimbangkan dinamika perekonomian

dan pasar keuangan global dalam melaksanakan tugas dan kewenangan. Pemahaman

mengenai perkembangan ekonomi global dan fundamental ekonomi negara mitra strategis

dapat memberikan manfaat bagi institusi domestik dalam menyusun kebijakan, serta bagi

dunia akademik. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia secara berkala memublikasikan informasi dan

perkembangan ekonomi global dalam Buletin Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja

Sama Internasional (PEKKI). PEKKI Edisi III 2019 mengangkat tema “Konflik Perdagangan Makin

Menekan Perekonomian Global.”

Tema tersebut mencerminkan pertumbuhan ekonomi global pada TW2-19 makin

tertekan oleh konflik perdagangan AS dengan Tiongkok. Dinamika tersebut mengakibatkan

kinerja ekspor, investasi, dan konsumsi makin melemah, sehingga menyebabkan ekonomi

negara-negara di dunia tumbuh di bawah ekspektasi. Sejumlah risiko masih akan mewarnai

diantaranya tensi perdagangan AS dan Tiongkok yang berpotensi terus meningkat, berlanjutnya

ketidakpastian Brexit, potensi makin lemahnya ekonomi Tiongkok dan India, serta isu geopolitik

lainnya.

Upaya penguatan terus dilakukan melalui kerja sama internasional guna mendukung

pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan sistem keuangan yang lebih resilien. Dalam

hal ini, Indonesia berupaya untuk mendorong implementasi local currency settlement (LCS)

dan penguatan fasilitas jaring pengaman keuangan internasional (JPKI), serta berkomitmen

melakukan reformasi pada sektor keuangan.

Dinamika perekonomi global serta kerja sama internasional tersebut terangkum dalam

Buletin Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional (PEKKI). Pada PEKKI kali

ini, kami juga menyajikan beberapa ulasan khusus, antara lain ketegangan perdagangan antara

Jepang dengan Korea Selatan, serta pentingnya mengelola persepsi positif ekonomi Indonesia

melalui koordinasi intensif antar-otoritas. Besar harapan kami informasi yang disampaikan dapat

memberi manfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati langkah kita

dalam berkontribusi bagi perbaikan ekonomi Indonesia

Jakarta, September 2019

Departemen Internasional

Page 6: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2017

iv

Page 7: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

v

DAFTAR ISI

HalamanKata Pengantar .......................................................................................................

Daftar Isi ..................................................................................................................

Daftar Singkatan .....................................................................................................

RINGKASAN EKSEKUTIF ..........................................................................................

BAB I Perkembangan Ekonomi Global ..............................................................

A. Perkembangan Ekonomi Global ............................................................................

B. Respons Kebijakan dan Outlook ............................................................................

B.1 Respons Kebijakan ........................................................................................

B.2 Outlook Ekonomi Global ...............................................................................

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI BEBERAPA NEGARA DAN KAWASAN ......

2.1 Amerika Serikat ..................................................................................................

2.2 Kawasan Euro .....................................................................................................

Boks. Kebijakan Targeted Long-Term Refinancing Operations (TLTRO-III) ECB ......

2.3 Inggris ................................................................................................................

Boks. Potensi No-Deal Brexit Meningkat ............................................................

2.4 Jepang ................................................................................................................

2.5 Tiongkok ............................................................................................................

2.6 India ...................................................................................................................

2.7 ASEAN5 ..............................................................................................................

BAB III PASAR KEUANGAN DAN KOMODITAS GLOBAL .....................................

3.1 Pasar Saham .......................................................................................................

3.2 Pasar Obligasi .....................................................................................................

3.3 Pasar Valuta Asing ..............................................................................................

3.4 Pasar Komoditas .................................................................................................

iii

v

viii

1

5

7

12

12

13

17

17

26

34

39

47

48

56

68

75

87

87

92

96

101

Page 8: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2017

vi

BAB IV PERKEMBANGAN KERJA SAMA DAN LEMBAGA INTERNASIONAL ..............

4.1. Perkembangan Ekonomi Global .............................................................................

4.2. Kerja Sama Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Memperkuat Resiliensi

Keuangan ............................................................................................................

4.3. Kerja Sama dalam Merespons Fragmentasi pada Sektor Keuangan ............................

4.4. Kerja Sama dalam Merespons Perubahan Struktural di Sektor Keuangan Akibat

Inovasi Teknologi ..................................................................................................

BAB V ARTIKEL ..........................................................................................................

Artikel 1: Ketegangan Jepang-Korea Selatan dan Dampaknya Pada Perekonomian .......

Artikel 2: Sovereign Credit Rating di Tengah Perlambatan Ekonomi Global .........................

105

106

107

109

110

113

113

118

Page 9: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

vii

LAMPIRAN ................................................................................................................

Tabel 1 Produk Domestik Bruto ..................................................................................

Tabel 2 Tingkat Pengangguran ..................................................................................

Tabel 3 Inflasi IHK ......................................................................................................

Tabel 4 Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral ..............................................................

Tabel 5 Pertumbuhan Uang Beredar ..........................................................................

Tabel 6 Neraca Fiskal .................................................................................................

Tabel 7 Neraca Berjalan .............................................................................................

Tabel 8 Cadangan Devisa ..........................................................................................

Tabel 9 Nilai Tukar Dunia terhadap USD ....................................................................

Tabel 10 Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia .............................................

Tabel 11 Indeks Harga Saham ....................................................................................

Tabel 12 Utang Pemerintah ........................................................................................

Tabel 13 Tabel Harga Komoditas (SPOT) .....................................................................

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

Page 10: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2017

viii

DAFTAR SINGKATAN

ADB Asian Development Bank

AEs Advanced Economies

AMRO ASEAN+3 Macroeconomic Research Office

APP Asset Purchase Programme

AS Amerika Serikat

ASEAN Association of South East Asian Nations

ASEAN+3 Negara Brunei, Filipina, Malaysia, Singapura, Indonesia,

Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, Tiongkok, Korea

Selatan, Jepang

ASEAN-5 Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam

BI Bank Indonesia

BIS Bank for International Settlement

BNM Bank Negara Malaysia

BOJ Bank of Japan

BOT Bank of Thailand

BSP Bangko Sentral ng Pilipinas

CA Current Account

CF Consensus Forecast

CFA Capital and Financial Account

CMIM Chiang Mai Initiatives Multilateralisation

CNY Chinese Yuan

CPI Consumer Price Index

CPTPP Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific

Partnership

EAEU Eurasia Economic Union

EC European Commission

ECB European Central Bank

EMEs Emerging Market Economies

EPA Economic Partnership Agreement

ETF Exchange-Traded Fund

EU European Union

EUR Euro

Page 11: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

ix

FFR Federal Fund Rate

FOMC Federal Open Market Committee

FY Fiscal Year

G20 Negara Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina,

Australia, Brasil, Inggris, Tiongkok, India, Indonesia, Italia, Je-

pang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia,

Turki, Uni Eropa

GBP British Pound Sterling

GCC Gulf Cooperation Council

GDP Gross Domestic Product

GFCF Gross Fixed Capital Formation

GFSN Global Financial Safety Net

GWM Giro Wajib Minimum

IDR Rupiah Indonesia

I-EU CEPA Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partner-

ship Agreement

IHK Indeks Harga Konsumen

IHP Indeks Harga Produsen

IMF International Monetary Fund

INR Rupee India

ISM Institute of Supply Management

JGB Japanese Government Bond

JPY Japanese Yen

J-REITS Japan Real Estate Investment Trusts

MAS Monetary Authority of Singapore

MPC Monetary Policy Committee

NAIRU Non-Accelerating Inflation Rate of Unemployment

NPL Non-performing loan

PBC People’s Bank of China

PCE Personal Consumption Expenditure

PDB Pendapatan Domestik Bruto

PDB PPP Pendapatan Domestik Bruto Purchasing Power Parity

PMI Purchasing Managers’ Index

PPI Producer Price Index

Page 12: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi II 2017

x

ptp Point-to-point

qtq Quarter-to-quarter

RBI Reserve Bank of India

RUB Ruble Rusia

SAP Strategic Action Plan

SBV State Bank of Vietnam

SGD Singapore Dollar

TMLF Targeted Medium-term Lending Facility

TRY Lira Turki

TW Triwulan

UE Uni Eropa

USD US Dollar

VAT Value Added Tax

WEO World Economic Outlook

WTV World Trade Volume

yoy Year on year

Page 13: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

RINGKASAN EKSEKUTIF

1

Pertumbuhan ekonomi global pada TW2-19 makin tertekan oleh konflik perdagangan

AS dengan Tiongkok. Eskalasi konflik perdagangan yang terus berlanjut dan semakin meluas—

di tengah masih tingginya ketidakpastian negosiasi Brexit serta meningkatnya isu geopolitik—

telah meningkatkan ketidakpastian global. Ketidakpastian yang meningkat tajam menyebabkan

volume perdagangan dunia melambat signifikan seiring terganggunya rantai pasokan global.

Konflik perdagangan juga memicu AS mengalihkan permintaan produk impor dari Tiongkok

ke negara lain (trade diversion), dan demikian juga sebaliknya dengan Tiongkok. Selain itu,

beberapa perusahaan juga mulai memindahkan lokasi produksinya dari Tiongkok ke negara

lain. Fenomena ini memberikan keuntungan bagi beberapa negara, seperti Vietnam. Vietnam

memetik keuntungan dari trade diversion karena produk ekspor Vietnam memiliki kemiripan

yang tinggi dengan produk ekspor Tiongkok.

Ketidakpastian yang tinggi akibat konflik perdagangan dan perlambatan ekonomi global

juga berdampak pada makin melemahnya kinerja industri manufaktur, terutama di negara maju.

Kinerja sektor manufaktur global terus melambat dan memasuki level terendah sejak 2012.

Penurunan kinerja sektor manufaktur global dipicu oleh kontraksi new order dan new export

seiring melemahnya permintaan global dan meningkatnya ketidakpastian perdagangan dunia.

Perlambatan sektor manufaktur yang cukup dalam terutama terjadi di Kawasan Euro seiring

pemburukan sektor manufaktur Jerman. Sementara itu, kegiatan konsumsi global cenderung

melambat, meski di beberapa negara maju konsumsi masih cukup baik. Ketidakpastian yang

meningkat menyebabkan konsumen semakin pesimis dengan kondisi perekonomian. Hal ini

kemudian memicu rumah tangga untuk menunda konsumsi durable goods.

Dinamika tersebut mengakibatkan kinerja ekspor, investasi, dan konsumsi makin

melemah, sehingga menyebabkan ekonomi negara-negara di dunia tumbuh di bawah

ekspektasi. Pelemahan ekonomi di negara maju secara rata-rata lebih dalam dibandingkan

negara berkembang. Di negara maju, ekonomi AS yang semula diperkirakan terus membaik,

di luar dugaan pada triwulan ini justru melambat cukup signifikan menjadi 2,3% yoy (dari

2,7%). Ekonomi negara maju lainnya seperti Inggris dan Kawasan Euro juga tumbuh melambat.

Ekonomi Inggris tumbuh melambat menjadi 1,2% yoy (dari 1,8%). Ekonomi Kawasan Euro yang

pada periode sebelumnya tumbuh stabil terkonfirmasi bersifat temporer, dan pada periode ini

justru tumbuh melambat menjadi 1,1% yoy (dari 1,2%).

RINGKASAN EKSEKUTIF

Konflik Perdagangan Makin Menekan Perekonomian Global

Page 14: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

2

Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura.

Ekonomi India tumbuh jauh di bawah ekspektasi, yaitu sebesar 5% yoy (turun signifikan dari

5,8%). Level pertumbuhan ekonomi India pada triwulan ini merupakan yang terendah sejak

kuartal pertama 2013. Sementara itu, ekonomi Tiongkok tumbuh melambat menjadi 6,2%

yoy (dari 6,4%), antara lain dipicu oleh imbas negatif dari kenaikan tarif AS. Perlambatan

ekonomi Singapura dipicu oleh kinerja ekspor Singapura yang terkontraksi tajam, terutama

untuk produk-produk elektronik. Hal ini mengingat Singapura merupakan bagian dari supply

chain global untuk produk-produk yang berteknologi.

Tekanan inflasi di beberapa negara cenderung masih rendah di tengah pertumbuhan

ekonomi dunia yang terus melambat. Tekanan inflasi yang rendah terutama dialami oleh AS dan

Kawasan Euro. Tekanan inflasi melemah seiring tren penurunan harga energi, dan perusahaan

cenderung tidak menaikkan harga jual serta memilih mengurangi profit di tengah kenaikan tarif

impor di AS dan kenaikan upah di Kawasan Euro. Tekanan inflasi yang masih rendah juga terjadi

di Jepang dan India. Sementara itu, inflasi di beberapa negara tercatat meningkat, antara lain

di Inggris dan Tiongkok.

Ketidakpastian yang meningkat akibat perlambatan ekonomi global dan konflik

perdagangan mendorong aliran modal bergerak menuju aset safe haven. Di pasar saham,

indeks harga saham negara maju menguat, sementara indeks harga saham negara berkembang

sedikit melemah. Penguatan indeks harga saham negara maju terutama dialami oleh bursa AS

seiring sinyal dovish yang dikeluarkan oleh the Fed. Sementara itu, kinerja obligasi pemerintah

global membaik didorong oleh kebijakan akomodatif beberapa bank sentral negara utama.

Perkembangan ini menyebabkan penurunan yield obligasi pada sebagian besar negara maju

dan emerging.

Merespons tekanan inflasi yang cenderung rendah di tengah aktivitas ekonomi yang

makin melambat, bank sentral negara-negara utama menempuh kebijakan akomodatif. The

Fed menurunkan Fed Fund Rate sebesar 25 bps menjadi 2%-2,25%. Beberapa bank sentral

lainnya juga menerapkan kebijakan yang lebih akomodatif. ECB mengimplementasikan stimulus

Targeted Longer-Term Refinancing Operations (TLTRO) dan memberikan sinyal kebijakan

(forward guidance) yang lebih akomodatif. Bank sentral negara emerging juga menempuh

kebijakan yang longgar. Reserve Bank of India menurunkan suku bunga kebijakan untuk

merespons perlambatan pertumbuhan domestik di tengah tingkat inflasi yang masih di bawah

target. Di Tiongkok, perlambatan ekonomi di respons oleh People’s Bank of China (PBC) dengan

menerapkan kebijakan moneter akomodatif secara terbatas.

Kegiatan ekonomi global yang melemah pada triwulan ini memengaruhi proyeksi

pertumbuhan dunia pada 2019 dan 2020. IMF merevisi pertumbuhan ekonomi dunia pada

Page 15: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

RINGKASAN EKSEKUTIF

3

2019 menjadi sebesar 3,2% yoy1, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2018

sebesar 3,6% yoy. Pada 2020, ekonomi dunia diproyeksikan tumbuh membaik mencapai 3,5%

yoy. Perkiraan membaiknya ekonomi global 2020 didasarkan pada asumsi bahwa terdapat

perbaikan pada negara emerging yang mengalami tekanan dan meredanya ketegangan

perdagangan dunia.

Sejumlah risiko masih akan mewarnai perekonomian global dan diprakirakan makin

tereskalasi. Tensi perdagangan AS dan Tiongkok berpotensi terus meningkat, dan memerlukan

waktu yang cukup lama untuk menemukan solusi yang struktural. Risiko lainnya adalah

berlanjutnya ketidakpastian Brexit, potensi makin lemahnya ekonomi Tiongkok dan India,

serta isu geopolitik yang memanas di berbagai kawasan. Selain itu, terdapat pula risiko negara

emerging yang sedang mengalami tekanan belum akan pulih pada 2020 sehingga terdapat

potensi ekonomi pada 2020 akan melambat makin dalam.

Perlambatan ekonomi global yang berkelanjutan dan disertai peningkatan risiko

ketidakpastian menjadi fokus pembahasan di tataran multilateral dan regional. IMF menekankan

agar setiap negara tidak menggunakan tarif sebagai solusi kebijakan untuk mengatasi

isu perdagangan, dan agar menerapkan respons kebijakan yang sesuai untuk menopang

pertumbuhan. Berbagai fora juga merekomendasikan upaya mendorong pertumbuhan juga

perlu disertai dengan penguatan resiliensi sektor keuangan global. Dalam hal ini, Indonesia

berupaya untuk mendorong implementasi local currency settlement (LCS) dan penguatan

fasilitas jaring pengaman keuangan internasional (JPKI), serta berkomitmen melakukan

reformasi pada sektor keuangan. Selain itu, di tengah meningkatnya ketidakpastian eksternal,

Indonesia juga perlu menjaga peringkat sovereign credit rating Indonesia yang saat ini telah

berada 1 notch di atas peringkat investment grade terendah. Upaya tersebut dilakukan dengan

mengelola persepsi positif ekonomi Indonesia melalui koordinasi intensif antar-otoritas.

1 World Economic Outlook – IMF Juli 2019. Pada WEO April 2019, ekonomi dunia pada 2019 dan 2020 diprakirakan tumbuh masing-masing sebesar 3,3% dan 3,6%.

Page 16: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

4

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 17: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

5

dalam dibandingkan negara berkembang.

Di negara maju, ekonomi AS yang semula

diperkirakan terus membaik, di luar dugaan

justru melambat cukup signifikan menjadi

2,3% yoy pada TW2-19 (dari 2,7% pada

TW1-19). Ekonomi Inggris tumbuh melambat

menjadi 1,2% yoy (dari 1,8%). Ekonomi

Kawasan Euro yang sebelumnya tumbuh

stabil pada TW1-19, terkonfirmasi hanya

bersifat temporer dan makin melambat

menjadi 1,1% yoy (dari 1,2%).

Ekonomi negara berkembang juga

melemah terutama India, Tiongkok, dan

Singapura. Ekonomi India TW2-19 tumbuh

jauh di bawah ekspektasi sebesar 5% yoy,

turun signifikan dari 5,8%, dan merupakan

yang terendah sejak TW1-13. Pertumbuhan

ekonomi Tiongkok melambat menjadi 6,2%

yoy (dari 6,4%), antara lain dipengaruhi imbas

negatif dari kenaikan tarif AS. Perlambatan

ekonomi Singapura dipicu oleh kinerja ekspor

yang terkontraksi tajam, terutama ekspor

Pertumbuhan ekonomi global

pada TW2-19 makin tertekan oleh konflik

perdagangan AS dengan Tiongkok.

Pengenaan tambahan tarif impor oleh

kedua negara berdampak negatif pada

kinerja perdagangan global. Volume

perdagangan dunia melambat signifikan

seiring terganggunya rantai pasokan global.

Konflik perdagangan yang makin tereskalasi

–di tengah masih tingginya ketidakpastian

terkait negosiasi Brexit serta isu geopolitik–

menyebabkan ketidakpastian meningkat

tajam sehingga memengaruhi sentimen bisnis

dan konsumen. Dinamika ini menyebabkan

kegiatan investasi dan konsumsi makin

melemah. Kinerja ekspor, investasi, dan

konsumsi yang menurun mengakibatkan

ekonomi negara-negara di dunia tumbuh di

bawah ekspektasi.

Kinerja ekonomi sebagian besar

negara konvergen melemah. Perlambatan

ekonomi di negara maju secara rata-rata lebih

PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL

BAB

1

Page 18: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

6

kebijakan (forward guidance) yang lebih

akomodatif. Bank sentral negara berkembang

juga menempuh kebijakan yang longgar.

Reserve Bank of India menurunkan suku

bunga kebijakan, sedangkan People’s Bank of

China (PBC) menerapkan kebijakan moneter

akomodatif secara terbatas.

Pertumbuhan ekonomi dunia pada

2019 diprakirakan makin tertekan. IMF

merevisi pertumbuhan ekonomi dunia 2019

menjadi sebesar 3,2% yoy1, lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2018

sebesar 3,6% yoy. Pada 2020, ekonomi dunia

diproyeksikan tumbuh membaik mencapai

3,5% yoy, didasarkan pada asumsi bahwa

terdapat perbaikan pada negara berkembang

yang mengalami tekanan dan meredanya

ketegangan perdagangan dunia.

Sejumlah risiko masih akan mewarnai

perekonomian global dan diprakirakan

makin tereskalasi. Tensi perdagangan AS dan

Tiongkok berpotensi terus meningkat, dan

memerlukan waktu yang cukup lama untuk

menemukan solusi yang fundamental. Risiko

lainnya mencakup berlanjutnya ketidakpastian

Brexit, potensi makin lemahnya ekonomi

Tiongkok dan India, serta isu geopolitik

yang memanas di berbagai kawasan. Selain

itu, terdapat pula risiko negara berkembang

yang sedang mengalami tekanan belum akan

pulih pada 2020 sehingga terdapat potensi

ekonomi 2020 akan melambat makin dalam.

1 World Economic Outlook – IMF Juli 2019. Pada WEO April 2019, ekonomi dunia pada 2019 dan 2020 diprakirakan tumbuh masing-masing sebesar 3,3% dan 3,6%.

produk-produk elektronik karena merupakan

bagian dari supply chain global.

Tekanan inflasi di beberapa negara

cenderung masih rendah, antara lain di AS dan

Kawasan Euro. Inflasi melemah seiring tren

penurunan harga energi, disertai dinamika

perusahaan yang cenderung tidak menaikkan

harga jual dan memilih mengurangi profit

di tengah kenaikan tarif impor di AS dan

kenaikan upah di Kawasan Euro. Tekanan

inflasi yang masih rendah juga terjadi di

Jepang dan India. Sementara itu, inflasi di

beberapa negara tercatat meningkat, antara

lain di Inggris dan Tiongkok.

Harga komoditas –terutama harga

energi– cenderung melemah dipengaruhi

oleh perlambatan permintaan dunia. Harga

energi menurun seiring tren pelemahan harga

minyak akibat rendahnya permintaan global di

tengah peningkatan konflik perdagangan AS

dan Tiongkok. Harga batu bara juga menurun

signifikan dipengaruhi produksi batu bara

yang masih tinggi di tengah melemahnya

permintaan global.

Bank sentral negara-negara utama

menempuh kebijakan akomodatif. Langkah

kebijakan tersebut dilakukan untuk merespons

perlambatan ekonomi di tengah tekanan

inflasi yang cenderung masih rendah. The Fed

menurunkan Fed Fund Rate sebesar 25 bps

menjadi 2%-2,25%. Beberapa bank sentral

lainnya juga menerapkan kebijakan yang

lebih akomodatif. ECB mengimplementasikan

stimulus Targeted Longer-Term Refinancing

Operations (TLTRO) dan memberikan sinyal

Page 19: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

7

yang semula diperkirakan terus membaik, di

luar dugaan justru melambat cukup signifikan

menjadi 2,3% yoy pada TW2-19 (dari 2,7%

pada TW1-19). Fenomena ini memperlihatkan

bahwa perbaikan ekonomi AS pada periode

sebelumnya belum sustainable dan ditopang

oleh faktor temporer. Kinerja ekspor AS

terkontraksi akibat penurunan permintaan

eksternal terutama dari Tiongkok dan

beberapa mitra dagang utama AS. Investasi

AS juga turun tajam antara lain akibat dampak

negatif dari pelemahan sentimen pelaku usaha.

Ekonomi negara maju lainnya seperti Inggris

dan Kawasan Euro juga tumbuh melambat.

Pertumbuhan ekonomi Inggris melemah

menjadi 1,2% yoy (dari 1,8%), dipengaruhi

oleh penurunan permintaan eksternal

dan sejalan dengan berakhirnya aktivitas

akumulasi inventory dan stockpiling untuk

mengantisipasi Brexit. Ekonomi Kawasan Euro

yang sebelumnya tumbuh stabil pada TW1-

19, terkonfirmasi hanya bersifat temporer

dan makin melambat menjadi 1,1% yoy

pada TW2-19 (dari 1,2%). Kinerja ekspor dan

investasi melambat terdampak oleh pelemahan

sentimen akibat eskalasi tensi perdagangan

dunia dan berlanjutnya ketidakpastian Brexit.

Moderasi ekonomi Kawasan Euro terutama

disebabkan oleh ekonomi Jerman yang turun

signifikan menjadi 0,4% yoy (dari 0,9%).

Sementara itu, berbeda dengan negara maju

lainnya, ekonomi Jepang justru tumbuh sedikit

lebih baik sebesar 1,2% yoy (dari 1,1%).

Pelemahan ekspor Jepang akibat trade war

dapat terkompensasi oleh perbaikan domestic

demand.

A. Perkembangan Ekonomi Global

Kinerja Ekonomi Global

Meningkatnya konflik

perdagangan dunia makin menekan

pertumbuhan ekonomi global pada TW2-

19. Konflik perdagangan antara Amerika

Serikat dan Tiongkok meruncing setelah

kedua negara kembali saling menaikkan

tarif impor. Pengenaan tambahan tarif impor

tersebut berdampak negatif pada kinerja

perdagangan global. Volume perdagangan

dunia melemah signifikan dan bahkan tumbuh

negatif (kontraksi) dibandingkan periode

sebelumnya seiring terganggunya rantai

pasokan global. Konflik perdagangan yang

makin tereskalasi –di tengah masih tingginya

ketidakpastian terkait negosiasi Brexit serta

isu geopolitik– menyebabkan ketidakpastian

meningkat tajam sehingga memengaruhi

sentimen bisnis dan konsumen. Pelaku usaha

dan konsumen makin pesimis terhadap

prospek perekonomian sehingga cenderung

menahan investasi dan pembelian durable

goods. Dinamika itu menyebabkan kegiatan

investasi dan konsumsi makin melemah.

Kinerja ekspor, investasi, dan konsumsi yang

menurun mengakibatkan ekonomi sebagian

besar negara di dunia tumbuh di bawah

ekspektasi.

Kinerja ekonomi sebagian besar

negara, baik negara maju maupun

berkembang, konvergen melemah.

Pelemahan ekonomi di negara maju secara

rata-rata lebih dalam dibandingkan negara

berkembang. Di negara maju, ekonomi AS

Page 20: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

8

Sumber: Bloomberg

2,3

1,1 1,2

1,2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q22014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang, rhs

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Negara Maju

Sumber: Bloomberg

5,0

0,1

6,2

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q22014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Tiongkok India Singapura, rhs

0

1

2

3

4

5

0

0,5

1,5

2,5

3,5

4,5

Grafik 1.2 Pertumbuhan PDB

Negara Emerging

Kegiatan konsumsi global

cenderung melambat, meski di beberapa

negara maju masih cukup baik. Konsumsi

di Kawasan Euro masih lemah seiring

memburuknya persepsi konsumen terhadap

prospek ekonomi Kawasan Euro di tengah

ketidakpastian politik dan perlambatan

ekonomi dunia. Hal ini memicu rumah

tangga cenderung menahan diri melakukan

pengeluaran jangka panjang. Di Inggris,

konsumsi juga melambat sejalan dengan

berakhirnya kegiatan spending dalam rangka

Ekonomi negara berkembang juga

melambat, terutama India, Tiongkok,

dan Singapura. Ekonomi India TW2-19

tumbuh jauh di bawah ekspektasi sebesar

5% yoy, turun signifikan dari 5,8% pada

TW1-19, dan merupakan yang terendah

sejak TW1-13. Perlambatan ekonomi India

dipicu oleh melandainya domestic demand

di tengah permintaan ekspor yang melemah.

Kinerja investasi swasta –terutama sektor

manufaktur– dalam tren melambat seiring

sentimen bisnis yang makin termoderasi.

Sementara itu, ekonomi Tiongkok tumbuh

melambat menjadi 6,2% yoy (dari 6,4%),

dipicu oleh imbas negatif dari kenaikan tarif

AS. Eskalasi konflik perdagangan dengan AS

menyebabkan pertumbuhan ekspor Tiongkok

terkontraksi dan menurunkan investasi

swasta -terutama sektor manufaktur- akibat

gangguan pada supply chains perdagangan

Tiongkok. Konsumsi Tiongkok berada dalam

tren melemah dipicu oleh kondisi pasar

tenaga kerja yang belum membaik dan

utang rumah tangga yang terus meningkat.

Di ASEAN, kinerja ekonomi negara-negara

ASEAN secara umum melambat terdampak

oleh trade war. Perlambatan terbesar dialami

oleh Singapura yang hanya tumbuh 0,1% yoy

(dari 1,1%), disebabkan oleh kinerja ekspor

yang terkontraksi tajam, terutama akibat

melemahnya permintaan produk-produk yang

berteknologi. Hal ini terjadi karena Singapura

merupakan salah satu negara ASEAN yang

menjadi bagian dari supply chain global untuk

produk-produk yang berteknologi.

Page 21: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

9

Sumber: Bloomberg

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

-0,2

0,8

1,8

2,8

3,8

4,8

5,8

6,8

7,8

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Aug Okt

Des

Feb

Apr Jun

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang, rhs

Grafik 1.3 Penjualan Ritel Negara Maju

Sumber: Bloomberg

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

6,0

7,0

8,0

9,0

10,0

11,0

12,0A

pr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Aug Okt

Des

Feb

Apr Jun

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy Tiongkok India, rhs

Grafik 1.4 Penjualan Ritel Negara Emerging

Produksi industri global

menunjukkan tren melemah seiring

menurunnya permintaan global dan

domestik. Penurunan produksi industri

terjadi pada sebagian besar negara, baik di

negara maju maupun negara berkembang.

Perlambatan produksi industri akibat

pelemahan ekonomi global dan dampak

konflik perdagangan tidak hanya dialami

oleh AS dan Tiongkok, melainkan terbesar

dialami oleh Jepang dan Singapura. Rerata

produksi industri di Kawasan Euro dan

Inggris terkontraksi dipicu oleh meningkatnya

ketidakpastian Brexit dan belum pulihnya

mengantisipasi Brexit (front loading) dan

tertahannya aktivitas konsumsi terimbas oleh

ketidakpastian negosiasi Brexit. Konsumsi di

beberapa negara maju lainnya, seperti AS dan

Jepang, tumbuh membaik. Namun, secara

tren, konsumsi di kedua negara tersebut berada

pada level yang rendah. Hal ini dipicu antara

lain oleh konflik perdagangan dunia yang

mengakibatkan sentimen konsumen makin

dalam. Pelemahan konsumsi yang signifikan

dialami oleh beberapa negara emerging,

terutama India dan Tiongkok. Konsumsi

di kedua negara tersebut menunjukkan

tren yang lebih rendah, meski konsumsi di

Tiongkok pada triwulan ini menunjukkan

sedikit perbaikan. Kinerja konsumsi India

–yang merupakan tulang punggung

ekonomi India (kontribusi sekitar 55% dari

PDB)– melambat tajam dan hanya tumbuh

sebesar 3,1% yoy (dari 7,2%). Perlambatan

konsumsi ini dipicu antara lain oleh keketatan

likuiditas akibat krisis shadow banking –yang

menyebabkan Non-Performing Loans (NPL)

perbankan meningkat tajam– dan dampak

dari kebijakan demonetisasi. Sementara itu,

konsumsi Tiongkok tumbuh sedikit membaik

meskipun masih pada level yang rendah.

Selain disebabkan oleh faktor pasar tenaga

kerja yang masih lemah dan tingginya utang

rumah tangga, tren pelemahan konsumsi

Tiongkok juga disebabkan oleh faktor aging

population yang meningkat tajam.

Page 22: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

10

Pelemahan kinerja manufaktur Kawasan Euro

dikontribusi oleh pemburukan manufaktur

Jerman. Sementara itu, sektor manufaktur

AS juga melambat -meskipun masih di

atas threshold- dipicu oleh kekhawatiran

berlanjutnya konflik perdagangan dengan

Tiongkok. Sejalan dengan negara maju,

kinerja sektor manufaktur negara emerging

juga melambat, terutama di Tiongkok. Rerata

PMI Manufaktur di Tiongkok terus melemah

dan berada di bawah threshold, seiring export

orders yang mengalami kontraksi.

Sumber: Bloomberg

45,0

47,0

49,0

51,0

53,0

55,0

57,0

59,0

61,0

63,0

Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Aug Okt

Des

Feb

Apr Jun

2016 2017 2018 2019

Indeks AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.7 PMI Manufacturing Negara

Sumber: Bloomberg

45,0

47,0

49,0

51,0

53,0

55,0

57,0

Jun AguOkt Des Feb Apr Jun AguOkt Des Feb Apr Jun AugOkt Des Feb Apr Jun2016 2017 2018 2019

Indeks Tiongkok India

Grafik 1.8 PMI Manufacturing

Negara Emerging

produksi sektor otomotif –di tengah

permintaan eksternal yang melemah dan

meningkatnya konflik perdagangan.

Sumber: Bloomberg

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Aug Okt

Des

Feb

Apr Jun

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.5 Produksi Industri Negara Maju

Sumber: Bloomberg

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

7,5

8,0

8,5

9,0

Apr Jun

Agu Okt

Des Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des Feb

Apr Jun

Aug Okt

Des Feb

Apr Jun

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy Tiongkok India, rhs

Grafik 1.6 Produksi Industri Negara

Berkembang

Kinerja sektor manufaktur global

terus melambat dan memasuki level

terendah sejak 2012. Penurunan kinerja

sektor manufaktur global dipicu oleh kontraksi

new order dan new export seiring melemahnya

permintaan global dan meningkatnya

ketidakpastian perdagangan dunia.

Perlambatan sektor manufaktur yang cukup

dalam dialami oleh Inggris dan Kawasan Euro.

Page 23: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

11

lebih rendah dibandingkan TW1-19 seiring

pelemahan permintaan global akibat konflik

perdagangan AS dan Tiongkok. Penurunan

pasokan akibat kebijakan penurunan

produksi oleh OPEC bahkan tidak dapat

mengompenasi penurunan permintaan yang

makin dalam. Harga batu bara juga menurun

signifikan karena produksi batu bara masih

tinggi di tengah melemahnya permintaan

global. Penurunan permintaan batu bara juga

dipengaruhi concern terhadap lingkungan

yang memicu peralihan preferensi dari batu

bara ke sumber energi lainnya (gas).

Sumber: Bloomberg

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Aug Okt

Des

Feb

Apr Jun

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.10 Ekspor (Nominal) Negara Maju

Sumber: Bloomberg

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Aug Okt

Des

Feb

Apr Jun

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy Tiongkok India

Grafik 1.11 Ekspor (Nominal)

Negara Emerging

Konflik perdagangan AS dengan

Tiongkok makin menekan volume

perdagangan dunia. Rerata realisasi world

trade volume (WTV) pada TW2-19 mengalami

kontraksi sebesar -0,4% yoy (dari 0,5%).

Perdagangan dunia terkontraksi setelah AS

kembali menaikkan tarif impor menjadi 25%

terhadap USD200 miliar produk Tiongkok,

yang kemudian dibalas oleh Tiongkok

dengan menaikkan tarif menjadi 5%-

25% atas produk impor AS senilai USD60

miliar. Kenaikan tarif tersebut berdampak

negatif pada kinerja ekspor kedua negara.

Ekspor AS terkontraksi -1,5% (dari 1,7%),

sementara ekspor Tiongkok terkontraksi -1%

(dari 0,8%). Konflik perdagangan AS dan

Tiongkok juga menyebabkan ekspor Jepang

terkontraksi -5%. Hal ini mengingat Jepang

memiliki keterkaitan perdagangan yang

cukup signifikan dengan Tiongkok dan AS.

Sumber: Central Planning Bureau, World Trade Monitor, diolah

7,0

6,0

5,0

4,0

3,0

2,0

1,0

0,0

-1,0

% yoy WTV Imports

Q1 Q22014 2015 2016 2017 2018 2019

Q3 Q4 Q2 Q3 Q4 Q2 Q3 Q4 Q2 Q3 Q4 Q2 Q2Q3 Q4Q1 Q1 Q1 Q1 Q1

WTV Exports WTV

Grafik 1.9 Volume Perdagangan Dunia

Pelemahan permintaan global

menekan harga komoditas terutama

harga energi. Harga energi menurun seiring

tren harga minyak yang cenderung melemah.

Harga minyak pada akhir TW2-19 tercatat

Page 24: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

12

dan Tiongkok masih terakselerasi. Kenaikan

inflasi Inggris didorong oleh peningkatan

harga impor dan kenaikan upah tenaga kerja.

Sedangkan inflasi Tiongkok meningkat akibat

terganggunya pasokan makanan (shocks).

B Respons Kebijakan dan Outlook

B.1. Respons Kebijakan

Bank sentral negara-negara utama

menempuh kebijakan akomodatif.

Langkah kebijakan tersebut dilakukan untuk

merespons perlambatan ekonomi di tengah

tekanan inflasi yang cenderung masih rendah.

The Fed menurunkan Fed Fund Rate sebesar

25 bps menjadi 2%-2,25%. Penurunan suku

bunga kebijakan ini merupakan langkah

antisipatif the Fed dalam memitigasi potensi

dampak perlambatan ekonomi global dan

peningkatan konflik perdagangan terhadap

ekonomi AS. Beberapa bank sentral lainnya

juga menerapkan kebijakan yang lebih

akomodatif. ECB mengimplementasikan

stimulus Targeted Longer-Term Refinancing

Operations (TLTRO) dan memberikan sinyal

kebijakan (forward guidance) yang lebih

akomodatif. Bank of Japan mempertahankan

kebijakan akomodatif dan memberikan

sinyal akan melakukan pelonggaran untuk

merespons tekanan inflasi yang rendah.

Bank sentral negara emerging

juga menempuh kebijakan yang longgar.

Reserve Bank of India menurunkan suku bunga

kebijakan untuk merespons perlambatan

pertumbuhan domestik di tengah tingkat

Sumber: Bloomberg

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Aug Okt

Des

Feb

Apr Jun

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy AS Kawasan Euro Inggris Jepang

Grafik 1.12 Inflasi Headline Negara Maju

Sumber: Bloomberg

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Aug Okt

Des

Feb

Apr Jun

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Tiongkok India, rhs

Grafik 1.13 Inflasi Headline Negara Emerging

Tekanan inflasi negara-negara

utama dunia relatif bervariasi, dengan

kecenderungan melemah. Pelemahan

inflasi dialami oleh AS dan Kawasan Euro,

seiring tren penurunan harga energi.

Selain itu, tekanan inflasi tertahan karena

perusahaan cenderung tidak menaikkan

harga jual dan memilih mengurangi profit

di tengah kenaikan tarif impor di AS dan

kenaikan upah di Kawasan Euro. Tekanan

inflasi yang masih rendah juga terjadi di

Jepang dan India, meskipun sedikit meningkat

pada TW2-19. Sementara itu, inflasi Inggris

Page 25: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

13

momentum pertumbuhan serta untuk

menjaga stabilitas eksternal. Kebijakan

makroprudensial dipertahankan akomodatif

guna memacu penyaluran kredit perbankan

dan meningkatkan pembiayaan bagi

perekonomian. Bank Indonesia memberikan

sinyal akan meneruskan bauran kebijakan

akomodatif dan berkomitmen untuk terus

memperkuat koordinasi dengan Pemerintah

dan otoritas terkait.

B.2. Outlook Ekonomi Global

Sejalan dengan berbagai

indikator yang melemah, pertumbuhan

ekonomi global pada 2019 diprakirakan

makin tertekan. IMF merevisi pertumbuhan

ekonomi dunia 2019 menjadi 3,2% yoy2,

lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

ekonomi 2018 sebesar 3,6% yoy. Pada

2020, ekonomi dunia diproyeksikan oleh IMF

tumbuh membaik sebesar 3,5%, didasarkan

pada asumsi bahwa terdapat perbaikan pada

negara emerging yang mengalami tekanan

dan meredanya ketegangan perdagangan.

Pelemahan kinerja ekonomi

diprakirakan terjadi baik di negara maju

maupun berkembang. Pertumbuhan

ekonomi AS diprakirakan melambat pada

2019 menjadi sebesar 2,6% yoy (dari 2,9%

yoy pada 2018), dan makin melemah pada

2020 menjadi 1,9% yoy. Perlambatan tersebut

2 World Economic Outlook – IMF Juli 2019. Pada WEO April 2019, ekonomi dunia pada 2019 dan 2020 diprakirakan tumbuh masing-masing sebesar 3,3% dan 3,6%.

tengah tingkat inflasi yang masih di bawah

target. Di Tiongkok, perlambatan ekonomi di

respons oleh People’s Bank of China (PBC)

dengan menerapkan kebijakan moneter

akomodatif secara terbatas. Di ASEAN, bank

sentral beberapa negara juga menempuh

kebijakan moneter akomodatif guna

mendukung momentum pertumbuhan di

tengah tingkat inflasi yang terjaga.

Sumber: Bloomberg

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

Apr

Jun

Agu

Okt

Des

Feb

Apr

Jun

Agu

Okt

Des

Feb

Apr

Jun

Agu

Okt

Des

Feb

Apr

Jun

Aug

Okt

Des

Feb

Apr

Jun

Aug

2015 2015 2016 2017 2018 2019

% AS Kawasan Euro Inggris Jepang Canada

Grafik 1.14 Suku Bunga Kebijakan Negara Maju

Sumber: Bloomberg

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

6,5

7,0

7,5

8,0

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Agu Okt

Des

Feb

Apr Jun

Aug Okt

Des

Feb

Apr Jun

Aug

2015 2015 2016 2017 2018 2019

% % Tiongkok India Indonesia Brazil, rhs

Grafik 1.15 Suku Bunga Kebijakan

Negara Berkembang

Sementara itu, Bank Indonesia

pada Agustus 2019, menurunkan suku

bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi

5,5%. Kebijakan tersebut ditempuh sebagai

langkah pre-emptive untuk menopang

Page 26: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

14

merevisi pertumbuhan ekonomi India 2019

menjadi 7% yoy (dari proyeksi sebelumnya

7,3%), dan ekonomi 2020 menjadi 7,2%

yoy (dari sebelumnya 7,5%), sejalan dengan

pelemahan domestic demand yang lebih

dalam dari perkiraan.

Sejumlah risiko masih akan

mewarnai perekonomian global dan

diprakirakan makin tereskalasi. Tensi

perdagangan AS dan Tiongkok berpotensi

terus meningkat, dan memerlukan waktu

yang cukup lama untuk menemukan solusi

yang bersifat lebih fundamental. Risiko lainnya

mencakup berlanjutnya ketidakpastian Brexit,

potensi pelemahan Tiongkok dan India,

serta isu geopolitik yang makin memanas di

berbagai kawasan. Selain itu, terdapat pula

risiko kinerja negara emerging yang sedang

tertekan belum akan membaik pada 2020. Hal

ini berpotensi menyebabkan pertumbuhan

ekonomi negara emerging tersebut pada

2020 akan melambat makin dalam.

dipengaruhi oleh stimulus fiskal yang mereda,

domestic demand yang melemah, dan kinerja

eksternal yang menurun akibat konflik

perdagangan. Kawasan Euro diperkirakan

tumbuh melambat menjadi 1,3% yoy (lebih

rendah dibandingkan 1,3% pada 2018).

Ekonomi Kawasan Euro diproyeksikan

membaik pada 2020 mencapai 1,6% yoy,

dengan asumsi bahwa permintaan eksternal

akan meningkat dan terdapat perbaikan

kinerja pada sektor otomotif.

Kinerja ekonomi negara emerging

diprakirakan makin melemah, terutama

dipicu oleh pelemahan ekonomi Tiongkok

dan India. Ekonomi Tiongkok pada 2019

diprakirakan tumbuh 6,2% yoy, lebih rendah

dibandingkan 2018 sebesar 6,6%. Pada 2020,

ekonomi Tiongkok diproyeksikan kembali

melambat menjadi 6% yoy. Perlambatan

ekonomi Tiongkok dipengaruhi oleh dampak

negatif kenaikan tarif perdagangan dan

pelemahan permintaan eksternal, serta

perlambatan ekonomi domestik. IMF juga

Page 27: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

15

Realisasi

2018 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020Dunia 3,6 3,2 3,5 -0,1 -0,1 - - - -AEs 2,2 1,9 1,7 0,1 0,0 - - - -Dunia (PDB PPP) - - - - - - - - -Amerika Serikat 2,9 2,6 1,9 0,3 0,0 2,3 1,9 -0,2 0,0Kawasan Euro 1,8 1,3 1,6 0,0 0,1 1,1 1,2 0,0 0,0 Jerman 1,5 0,7 1,7 -0,1 0,3 0,6 1,2 -0,1 -0,2 Perancis 1,5 1,3 1,4 0,0 0,0 1,3 1,2 0,0 -0,1 Italia 0,9 0,1 0,8 0,0 -0,1 0,0 0,4 0,0 0,0 Spanyol 2,5 2,3 1,9 0,2 0,0 2,3 1,8 0,0 0,0Inggris 1,4 1,3 1,4 0,1 0,0 1,2 1,2 -0,1 -0,1Jepang 0,8 0,9 0,4 -0,1 -0,1 0,9 0,3 0,2 0,0EMEs 4,5 4,1 4,7 -0,3 -0,1 - - - -Brazil 1,1 0,8 2,4 -1,3 -0,1 0,9 2,1 0,0 -0,1Russia 2,3 1,2 1,9 -0,4 0,2 1,1 1,9 -0,3 0,0Tiongkok 6,6 6,2 6,0 -0,1 -0,1 6,2 6,0 0,0 0,0India* 7,1 7,0 7,2 -0,3 -0,3 6,8 7,0 -0,1 -0,1Indonesia 5,2 - - - - 5,0 5,1 0,0 0,0Malaysia 4,7 - - - - 4,4 4,4 0,0 0,0Filipina 6,2 - - - - 5,8 6,1 -0,1 0,0Singapura 3,2 - - - - 1,1 1,9 -0,7 -0,2Thailand 4,1 - - - - 3,1 3,2 -0,1 -0,1Vietnam 7,1 - - - - 6,6 6,4 0,0 0,0Sumber: IMF-WEO Juli 2019, Consensus Forecast Agustus 2019

IMF WEO Juli 2019

Perubahan dari WEO April 2019

Perubahan dari CF Juli 2019

Consensus Forecast Agustus 2019

% yoyTabel 1.1 Outlook Ekonomi Global

Page 28: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

16

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 29: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

17

harga energi, juga disebabkan oleh

keengganan pelaku usaha menaikkan harga

jual, dengan menyerap dampak kenaikan tarif

impor dan menurunkan keuntungan. Namun

demikian, rencana kenaikan tarif impor

lanjutan dengan menyasar produk yang lebih

luas –mayoritas barang konsumsi– berpotensi

meningkatkan tekanan inflasi ke depan.

Ketegangan perdagangan yang makin

tereskalasi, terutama dengan Tiongkok, telah

menahan investasi di sektor residensial dan

nonresidensial. Aktivitas produksi juga telah

menurun diikuti pelemahan kapasitas utilisasi

dan indeks bisnis manufaktur. Ekspor telah

tumbuh negatif akibat pelemahan permintaan

global terutama dari Tiongkok. Larangan

pemerintah Tiongkok bagi perusahaan BUMN

untuk mengimpor produk agrikultur dari AS,

sebagai langkah balasan terhadap keputusan

AS mengenakan tarif impor terhadap USD300

miliar produk Tiongkok, akan makin menekan

ekspor AS.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi

AS dan tekanan inflasi yang masih rendah

membuka peluang kebijakan moneter yang

2.1. Amerika Serikat

Ketegangan perdagangan yang makin

tereskalasi telah melemahkan performa

ekonomi AS. PDB AS TW2-19 tumbuh

melambat menjadi 2,3% yoy, setelah tumbuh

2,7% pada triwulan sebelumnya. Perlambatan

ini mengonfirmasi dugaan bahwa perbaikan

pertumbuhan ekonomi pada TW1-19 hanya

bersifat temporer, dan belum didukung

faktor fundamental. Penurunan kinerja

perdagangan dan investasi menjadi faktor

yang melemahkan ekonomi AS selama

TW2-19. Konsumsi yang pulih dari dampak

government shutdown pada awal 2019, serta

dorongan belanja pemerintah, tidak cukup

kuat untuk meningkatkan laju pertumbuhan

ekonomi.

Sektor tenaga kerja yang solid menjadi

pendorong perbaikan konsumsi. Namun

terdapat anomali. Tingkat pengangguran

yang rendah belum diikuti oleh kenaikan

inflasi sehingga inflasi masih di bawah target.

PCE core Juni 2019 tercatat sebesar 1,6% yoy,

di bawah target the Fed (2%). Inflasi yang

rendah, selain dipengaruhi oleh penurunan

Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

BAB

2

Page 30: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

18

Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi

negara Paman Sam pada TW2-19 melambat

menjadi 2,3% yoy, dari TW1-19 (2,7%).1 Rilis

pertumbuhan PDB TW2-19 yang lebih rendah

ini mengonfirmasi bahwa peningkatan

pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

hanya bersifat temporer. Pergerakan ekonomi

TW1-19 lebih dipengaruhi oleh komponen

persediaan dan net ekspor, sementara

konsumsi yang merupakan kontributor utama

pertumbuhan ekonomi tumbuh melambat.

Moderasi pertumbuhan ekonomi

AS pada TW2-19 dipengaruhi oleh

penurunan kinerja perdagangan dan

investasi. Pertumbuhan ekspor AS TW2-

19 menurun tajam hingga terkontraksi

-1,5% yoy (dari tumbuh 1,2% pada TW1-

18). Pertumbuhan impor juga tertahan pada

level 2,6% (sama dengan TW1-19). Fixed

investment juga melemah terutama pada

sektor nonresidensial. Pada saat yang sama,

sektor residensial masih dalam tren yang

lemah dan berada pada zona kontraktif

meski level pertumbuhannya sedikit membaik

dibandingkan TW1-19.2 Berbeda dengan

triwulan lalu, konsumsi tumbuh tipis 2,6% yoy

pada TW2-19 (dari 2,5%), dan pengeluaran

pemerintah meningkat menjadi 2,4% (dari

1,8%).

1 First estimates. PDB TW1-19 direvisi dari 3,2% yoy. Bureau of Economic Analysis juga merevisi pertumbuhan PDB sejak TW1-14 dengan pertimbangan ketersediaan dan revisi data.

2 Sektor nonresidensial TW2-19 tumbuh sebesar 2,7% yoy (dari 4,8% pada TW1-19), sementara residensial TW2-19 mengalami penyempitan kontraksi -2,8% (dari -3,4%).

lebih longgar. The Fed memutuskan untuk

menurunkan Fed Fund Rate sebesar 25

bps menjadi 2%-2,25% dan mempercepat

mengakhiri balance sheet reduction menjadi

Agustus 2019 (dari September 2019) pada

FOMC Juli 2019. Ruang kebijakan fiskal juga

menjadi lebih longgar pasca disetujuinya

peningkatan budget spending dan suspend

borrowing limit (debt ceiling) hingga Juli

2021.

Konflik perdagangan yang makin

tereskalasi diperkirakan melemahkan

pertumbuhan ekonomi AS. IMF, dalam World

Economic Outlook Juli 2019, memprediksi

ekonomi AS tumbuh 2,6% yoy (2019)

dan 1,9% (2020), lebih rendah dari 2,8%

(2018). Sementara itu, the Fed memprediksi

pertumbuhan ekonomi AS pada 2019

dan 2020, masing-masing sebesar 2,1%

dan 2,0%. Faktor yang dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi antara lain sektor

tenaga kerja yang solid dengan tingkat upah

yang membaik, serta kebijakan moneter dan

fiskal yang akomodatif. Sementara faktor

downside risks antara lain eskalasi konflik

perdagangan AS dengan Tiongkok dan negara

lain, kondisi politik dalam negeri yang kurang

kondusif yang mendorong pelaku usaha

menahan investasi, ketidakpastian kebijakan

Pemerintah AS, tingkat produktivitas yang

masih rendah, aging population, serta risiko

geopolitik dan imigrasi.

Ketegangan perdagangan

menghambat kinerja ekonomi Amerika

Page 31: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

19

yang rendah pasca terjadinya trade tensions.

Rerata retail sales s.d Juni 2019 tumbuh 3,1%

yoy, lebih rendah dibandingkan periode yang

sama tahun lalu yaitu 5,2%.

Konsumsi ditopang oleh perbaikan

sektor tenaga kerja sejalan dengan

penurunan pengangguran, yang diiringi

dengan pertumbuhan moderat tingkat

upah (sekitar 3% yoy).4 Sebagai upaya

meningkatkan upah, House of Representative

mengusulkan kenaikan Federal minimum

wage menjadi USD15 per-jam, dari

USD7,25 per-jam –perubahan pertama

sejak ditetapkan pada Juli 2009.5 Kenaikan

upah akan dilakukan secara bertahap

hingga Oktober 2025. Namun usulan ini

nampaknya akan mendapat tentangan dari

Senat yang mengkhawatirkan dampak pada

pengurangan penyerapan tenaga kerja dan

mengganti dengan mesin (otomasi).

Sumber: US Census Burea

0

1

2

3

4

5

6

7

-10

-5

0

5

10

15

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Penjualan Kendaraan, lhs Penjualan Ritel, lhs

Grafik 2.3 Aktivitas Konsumsi

4 Rerata upah per-jam TW2-19 tumbuh sebesar 3,1% (sedikit melambat dari 3,3% pada TW1-19).

5 House dikuasai oleh Partai Demokrat, sedangkan Senat dikuasai oleh Partai Republik.

Sumber: Bureau of Economic Analysis

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q22013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy

GDP

Konsumsi Swasta, lhs

Pengeluaran Pemerintah, rhs

Investasi, rhs

Ekspor, rhs

Impor, rhs

Grafik 2.1 Pertumbuhan PDB

Sumber: Bureau of Economic Analysis

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q22015 2016 2017 2018 2019

% yoy Non-Residential Residential

Grafik 2.2 Fixed Investment

Konsumsi AS membaik ditopang

sektor tenaga kerja yang solid dan

sentimen konsumsi yang membaik.

Penjualan ritel TW2-19 rerata tumbuh 3,4%

yoy, setelah menurun pada TW1-19 (2,8%)

terimbas government shutdown. Penjualan

kendaraan juga membaik (-0,5% dari

-1,5%) seiring meningkatnya kepercayaan

konsumen pasca rilis PDB TW1-19 yang

cukup kuat.3 Kendati bergerak membaik,

secara umum konsumsi AS masih dalam level

3 Keyakinan konsumen TW2-19 membaik menjadi 128,27 (dari 125,77), terutama keyakinan terhadap ekspektasi ke depan (naik ke 101,77 dari 97,17). Sumber: Conference Board.

Page 32: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

20

Sebagian besar pelaku bisnis menaruh concern

terhadap turbulensi hubungan dagang antara

AS-Tiongkok, terutama pasca keputusan

Presiden Trump untuk kembali menaikkan tarif

impor menjadi 25% (dari 10%) pada Mei 2019

terhadap USD200 miliar produk Tiongkok.6

Keputusan tersebut segera diretaliasi oleh

Tiongkok dengan menaikkan tarif terhadap

produk impor AS senilai USD60 miliar menjadi

5%-25% (dari sebelumnya 5%-10%).

Sumber: Federal Reserves

65

67

69

71

73

75

77

79

81

83

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

%% yoy Produksi Industri, lhs Utilisasi Kapasitas, rhs

Grafik 2.5 Aktivitas Produksi

Sumber: Institute of Supply Management

45

47

49

51

53

55

57

59

61

63

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 121 3 62015 2016 2017 2018 2019

Indeks ISM Manufacturing ISM Non-Manufacturing

Grafik 2.6 Keyakinan Bisnis

6 Kenaikan tarif berlaku pada 15 Juni 2019, untuk beberapa produk yaitu modem internet, router, dan perangkat transmisi, papan sirkuit printed, alarm pencuri dan kebakaran, lampu dll.

Sumber: US Census Bureau

0

1

2

3

4

5

6

62,2

62,4

62,6

62,8

63

63,2

63,4

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

%% Unemployment rate, rhsLabor force participation rates, lhs

Grafik 2.4 Tingkat Pengangguran

Trade tension antara AS dan

Tiongkok yang makin tereskalasi

menahan laju investasi AS. Indikator

industrial production (IP) telah tumbuh

melambat sejak pertengahan 2018, terimbas

oleh penurunan permintaan global dan

domestik. IP tumbuh sangat rendah dengan

rerata 1,4% yoy (turun drastis dari 2,9%

pada TW1-19), diikuti dengan penurunan

utilisasi kapasitas (78% dari 78,6%).

Pelemahan investasi terjadi pada sektor

nonresidensial (manufaktur, pertambangan,

utilities), dan residensial. Laju peningkatan

pendapatan rumah tangga yang lebih lambat

dibandingkan kenaikan harga properti

menjadi kendala pulihnya sektor residensial.

Pengusaha juga cenderung menunggu

kelanjutan dari negosiasi perdagangan AS-

Tiongkok sehingga menahan investasi.

Pelemahan investasi diikuti dengan

penurunan kepercayaan bisnis sejak

pengenaan tarif impor terhadap produk

Tiongkok. Laju ekspansi sektor manufaktur

(ISM Manufaktur) TW2-19 telah menurun

menjadi 52,2 (dari 55,4 pada TW1-19).

Page 33: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

21

menghentikan impor produk agrikultur dari

AS.

Kinerja perdagangan AS terhambat

oleh eskalasi konflik perdagangan

terutama dengan Tiongkok. Ekspor dan

impor tumbuh melambat sejak pertengahan

2018. Pertumbuhan ekspor TW2-19 bahkan

terkontraksi -1,5% yoy (melambat dari

1,7% pada TW1-19). Ekspor yang turun

diakibatkan oleh pelemahan permintaan

eksternal terutama dari Tiongkok, Meksiko,

dan Jepang, untuk produk barang konsumsi

dan barang modal. Penurunan impor kedelai

oleh Tiongkok –sebagai langkah retaliasi–

berdampak signifikan pada kinerja ekspor,

dan akan mengancam kesejahteraan petani.

Hal ini disebabkan Tiongkok merupakan

pasar ekspor utama produk kedelai AS.9

Sumber: Bloomberg

Jun2013

Other 10 M metric tonsBrazilUS

2014 2015 2016 2017 2018 20190

5

Grafik 2.7 Impor Kedelai Tiongkok

Kinerja impor relatif stabil pada

level yang rendah. Rerata pertumbuhan

impor stabil di level yang rendah (1,5%

9 Tiongkok mengimpor 31,75 juta ton kedelai dalam lima bulan pertama 2019, turun 12,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kebuntuan negosiasi antara

AS-Tiongkok kembali mendorong AS

menaikkan tarif impor terhadap produk

Tiongkok. AS akan mengenakan tarif 10%

pada produk impor Tiongkok senilai USD300

miliar.7 Di satu sisi, keputusan tersebut

dilatarbelakangi oleh keraguan AS atas

komitmen Tiongkok untuk meningkatkan

impor produk pertanian terutama kedelai.

Impor kedelai Tiongkok dari AS telah menurun

selama satu tahun terakhir. Tiongkok juga

dianggap tidak membatasi ekspor fentanyl

(sejenis pain killer) ke AS sebagaimana

keinginan pemerintahan Trump. Di sisi lain,

Tiongkok menilai AS belum melakukan

langkah konkret untuk memperlunak

pembatasan aktivitas bisnis Huawei

(perusahaan telekomunikasi Tiongkok).8

Sebelumnya, Presiden Trump telah menyatakan

memberikan penundaan pembatasan

transaksi bisnis dengan Huawei selama 90 hari

sejak Mei 2019, namun keputusan tersebut

belum terlaksana sepenuhnya. Keputusan AS

menaikkan tarif lanjutan direspons pemerintah

Tiongkok dengan meminta perusahaan BUMN

7 Semula kenaikan tarif akan berlaku pada 1 September 2019. Namun pada 13 Agustus 2019, AS membagi kenaikan tarif 10% terhadap USD300 miliar produk Tiongkok ke dalam dua fase, yaitu (i) USD112 miliar pada 1 September 2019; dan (ii) USD156 miliar pada 15 Desember 2019 (terutama consumer goods). AS memutuskan menunda sebagian kenaikan tarif hingga 15 Desember 2019. Pertimbangan: perkembangan positif negosiasi via telepon, tekanan perusahaan AS, dan concern ekonomi (ketersediaan pasokan menjelang Natal dan Tahun Baru).

8 Sebelumnya, Presiden Trump telah mengeluarkan larangan bagi perusahaan AS untuk berbisnis dengan Huawei, dan mensyaratkan izin pemerintah jika ingin bekerja sama dengan Huawei dengan pertimbangan keamanan nasional.

Page 34: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

22

Sumber: US Census Bureau

-50,0

-45,0

-40,0

-35,0

-30,0

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy USD BioTrade Balance, rhsExports to China, lhsImports from China, lhs

Grafik 2.9 Neraca Perdagangan AS-Tiongkok

Tekanan inflasi masih relatif rendah

meski terjadi kenaikan tarif impor. Indeks

harga konsumen menurun menjadi 1,6% yoy

pada Juni 2019, cukup tajam dibandingkan

1,9% (Maret 2019), meski CPI core naik tipis

ke 2,1% (dari 2,0%). Infasi PCE core yang

menjadi acuan the Fed juga masih jauh dari

target (2%) yaitu sebesar 1,6% yoy (naik

tipis dari 1,5%). Inflasi yang masih lemah

dipengaruhi oleh penurunan harga energi

–terutama minyak– di tengah penurunan

permintaan global. Perilaku perusahaan yang

menyerap dampak kenaikan harga dengan

mengorbankan margin keuntungan turut

memengaruhi rendahnya tingkat inflasi.

Sumber: Census Bureau, USTR, Morgan Stanley Research

Imports from China Subject to US Tariffs, USD bn, Cumulative

01st Round 2nd Round Final Round

100

200

300

400

500

600

39 (85%) 39 (16%) 48 (9%)

204(38%)

284(52%)

79(39%)4

(8%)

3(7%)

121(50%)46

544

244

Consumer goods & autos/partsCapital goods, except automotiveIndustrial supplies and materialFood, feeds, and beveragesOthers

Final Round: Tarif 10%

(USD300 miliar)

Grafik 2.10 Kenaikan Tarif

(Menurut Kelompok Barang)

yoy) selama dua kuartal pertama 2019.

Kinerja tersebut disebabkan oleh penurunan

permintaan domestik. Impor melemah tajam

terutama pada April 2019 yaitu hanya 0,2%,

terutama dari Tiongkok, Kanada, Jepang, dan

Meksiko. Kendati impor telah menurun, defisit

neraca perdagangan AS terus memburuk dan

berada pada kisaran -USD161,7 miliar selama

TW2-19, melebar dari -USD154,6 miliar

(TW1-19).

Transaksi perdagangan AS dengan

Tiongkok dalam tren menurun pasca

ketegangan perdagangan kedua negara

merebak. Pertumbuhan ekspor dan impor

masih terkontraksi meski mengalami sedikit

perbaikan pasca trade truce Desember

2018. Ekspor AS ke Tiongkok terindikasi

telah meningkat, disertai dengan impor

dari Tiongkok yang terus turun, sehingga

mendorong penyempitan neraca perdagangan

AS. Tiongkok terindikasi telah meningkatkan

permintaan impor produk AS sebagai bagian

dari komitmen negosiasi. Perkembangan

tersebut berdampak pada penyempitan defisit

neraca perdagangan AS dengan Tiongkok.

Sumber: US Census Bureau

-15

-10

-5

0

5

10

15

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoyMiliar USD

Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, lhs

Grafik 2.8 Neraca Perdagangan AS

Page 35: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

23

Sumber: Bureau of Labor Statisticcs

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy PCE Deflator PCE Core Target PCE core

Grafik 2.13 Inflasi Personal

Consumption Expenditure (PCE)

Tekanan inflasi yang masih rendah

membuka peluang kebijakan moneter

yang lebih longgar (akomodatif). The Fed

mempertahankan suku bunga Fed Fund Rate

(FFR) pada FOMC 18-19 Juni 2019 pada level

2%-2,5%, disertai keputusan menghentikan

balance sheet reduction pada September

2019. Memperhatikan ketidakpastian yang

meningkat dan inflasi yang berada di kisaran

rendah, the Fed menghapus frasa ‘patient’

untuk melakukan penyesuaian suku bunga,

yang dibaca pasar sebagai sinyal penurunan

suku bunga lebih lanjut. Sesuai dugaan pasar,

the Fed menurunkan FFR sebesar 25 bps

menjadi 2,0%-2,25% pada FOMC Juli 2019,

dan mengakhiri balance sheet reduction

lebih awal menjadi Agustus 2019. Keputusan

dilatarbelakangi kekhawatiran implikasi

pelemahan ekonomi global terhadap

perekonomian AS, inflasi yang muted dan

masih di bawah 2% yoy, serta business

investment yang dinilai soft.

Sumber: US Bureau of Economic Analysis

10,0

5,0

0,0

-5,0

-10,0

-15,0Q1

2015 2016 2017 2018 2019Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q1Q2 Q3 Q4

%yoy

Grafik 2.11 Profit Perusahaan

Ketegangan perdagangan yang

berlanjut berpotensi meningkatkan

tekanan inflasi. Rencana Presiden Trump

untuk mengenakan tarif impor sebesar 10%

terhadap produk Tiongkok senilai USD300

miliar mayoritas menyasar barang konsumsi,

berbeda dengan pengenaan tarif sebelumnya

(terutama barang modal). Kenaikan harga

barang konsumsi akan langsung dirasakan

dampaknya oleh masyarakat sehingga

meningkatkan tekanan inflasi dan menekan

daya beli.

Sumber: Bureau of Labor Statisticcs

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

-1

-1

0

1

1

2

2

3

3

4

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy CPI Core CPI CPI Food CPI Energy, rhs

Grafik 2.12 Inflasi

Page 36: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

24

pengeluaran pemerintah tersebut belum

diimbangi dengan penerimaan yang

meningkat lebih moderat sebesar 5,8%

yoy (dari 3,4% pada TW1-19). Peningkatan

penerimaan customs –sejalan dengan

kenaikan tarif impor–, terkompensasi oleh

pelemahan penerimaan pajak korporasi

akibat kebijakan tax cut Presiden Trump.

Sumber: Federal Reserves

0,25

2,50

2,25

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 672015 2016 2017 2018 2019

%

Grafik 2.14 Fed Fund Rate

Sumber: Congressional Budget Office

-5

-4,5

-4

-3,5

-3

-2,5

-2

-1,5

-1

-0,5

0

-400

-200

0

200

400

600

800

1000

1200

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% PDB

Miliar USD RevenueExpenditure

Govt Budget BalanceGovt Budget Balance to GDP (rhs)

Grafik 2.15 Anggaran Pemerintah

Pemerintah AS kembali memiliki

kelonggaran fiskal dan terhindar dari

krisis fiskal. White House dan kongres telah

mencapai kesepakatan untuk meningkatkan

federal spending sebesar USD320 miliar

Suku bunga FFR berpotensi kembali

diturunkan jika konflik perdagangan

terus tereskalasi dan meluas. Selain

dengan Tiongkok, AS menghadapi konflik

perdagangan dengan sejumlah negara.

Dengan Jepang, AS telah menetapkan tarif

impor steel dan aluminium, serta mengancam

menerapkan tarif tambahan bagi kendaraan

bermotor dan suku cadangnya. Dengan

India, AS telah mencabut fasilitas Generalized

System of Preferences (GSP) sebagai respons

dari kenaikan tarif ekspor baja India ke AS.10

Sebagai retaliasi, India mengenakan tarif

impor atas sekitar 30 produk AS seperti kacang

walnut, apel, produk stainless steel dan motor

Harley Davidson. Dengan Eropa, AS sedang

merencanakan mengenakan tarif otomotif.

Dengan Vietnam, AS telah mengenakan

tarif impor dari 400% atas produk baja yang

bersumber dari Korea Selatan dan Taiwan.

Hambatan tarif AS terhadap produk impor

negara lain berpotensi meningkatkan inflasi,

menekan konsumsi dan investasi, sehingga

menghambat perekonomian domestik.

Peranan anggaran pemerintah

dalam perekonomian AS masih cukup

besar dan berkontribusi positif terhadap

pertumbuhan PDB. Selama TW2-19,

pengeluaran pemerintah tumbuh sebesar

11,7% yoy, meningkat dari 1,3% pada

TW1-19. Pengeluaran tersebut terutama

untuk membiayai veteran benefit, medicare,

dan international affairs. Namun, kenaikan

10 GSP adalah kebijakan perdagangan AS yang memberi pemotongan bea masuk impor terhadap produk ekspor negara penerima untuk membantu perekonomian negara berkembang.

Page 37: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

25

Juni 2019, the Fed memprediksi pertumbuhan

ekonomi AS pada 2019 dan 2020 masing-

masing sebesar 2,1% dan 2,0%.

Kinerja ekonomi AS dibayangi

sejumlah risiko yang perlu mendapat

perhatian. Faktor risiko yang dapat

mendorong pertumbuhan (upside risks)

antara lain sektor tenaga kerja yang solid dan

perbaikan upah, peningkatan ruang stimulus

fiskal pasca persetujuan kenaikan budget

spending dan suspend borrowing limit, dan

kebijakan moneter yang cenderung easing.

Selain itu, juga terdapat faktor risiko yang

dapat menghambat pertumbuhan ekonomi

AS, antara lain eskalasi konflik perdagangan

AS dengan Tiongkok dan sejumlah negara

lain, kondisi politik dalam negeri yang

kurang kondusif mendorong pelaku usaha

menahan investasi, ketidakpastian kebijakan

Pemerintah AS menjelang tahun politik,

tingkat produktivitas yang masih rendah, aging

population, serta risiko geopolitik dan imigrasi.

dalam dua tahun mendatang (2020-2021)

di atas spending cap yang ditetapkan pada

2011. Pemerintah juga berhasil melakukan

suspend borrowing limit hingga Juli 2021.

Kedua keputusan tersebut menyebabkan

AS terhindar dari default dan pemangkasan

anggaran otomatis (budget sequestration).11

Pertumbuhan ekonomi AS

diprediksi melambat. Setelah tumbuh

2,9% yoy pada 2018, IMF (WEO Juli 2019)

memprakirakan ekonomi AS akan tumbuh

melambat menjadi 2,6% (2019) dan 1,9%

(2020). Estimasi pertumbuhan ekonomi

yang lebih lemah tersebut dipengaruhi oleh

permintaan domestik yang lebih lambat

dari prediksi, serta investasi dan ekspor yang

melambat terdampak kenaikan tarif impor.

Sejalan dengan itu, the Fed juga memperkirakan

pertumbuhan PDB 2019 dan 2020 akan lebih

rendah dari 2018. Dalam Economic Projections

11 Keputusan ini masih harus mendapat persetujuan chambers of commerce dan ditandatangani Presiden Trump.

Realisasi

2018 2019 2020 2021 Longer Run 2019 2018 2019 2020

PDB Riil (% yoy) 2,9 2,1 2,0 1,8 1,9 2,6 1,9 2,3 1,9Estimasi Sebelumnya 2,1 1,9 1,8 1,9 2,3 1,9 2,5 1,9Inflasi PCE (% yoy) 2,1 1,5 1,9 2,0 2,0 N/A N/A N/A N/AEstimasi Sebelumnya 1,8 2,0 2,0 2,0 2,0* 2,7 N/A N/AInflasi PCE Core (% yoy) 1,9 1,8 1,9 2,0 N/A N/A N/A 1,7 2,0Estimasi Sebelumnya 2,0 2,0 2,0 N/A N/A N/A 1,7 2,0Inflasi CPI (% yoy) 2,4 N/A N/A N/A N/A N/A N/A 1,8 2,1Estimasi Sebelumnya N/A N/A N/A N/A N/A N/A 1,9 2,1Tingkat Pengangguran (%) 3,9 3,6 3,7 3,8 4,2 N/A N/A 3,7 3,7Estimasi Sebelumnya 3,7 3,8 3,9 4,3 3,8 3,7 3,7 3,7Fed Fund Rate 2,5 2,4 2,1 2,4 2,5 N/A N/A N/A N/AEstimasi Sebelumnya 2,4 2,6 2,6 2,8 N/A N/A N/A N/ASumber: Federal Reserves, IMF

1. Data the Fed: estimasi sebelumnya adalah Maret 20192. Data WEO: estimasi sebelumnya adalah April 20193. Consensus Forecast: estimasi sebelumnya adalah Juli 2019*) Data inflasi IMF WEO April 2019 adalah Consumer Price Index

IndikatorThe Fed-FOMC Juni 2019 (Median)

Consensus Forecast Agustus 2019

IMFWEO Juli 2019

Tabel 2.1 Outlook Ekonomi AS

Page 38: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

26

Aktivitas ekonomi diprakirakan

tetap lemah hingga akhir 2019 di tengah

ketidakpastian domestik dan eksternal yang

tetap tinggi. Setelah tumbuh 1,9% pada

2018, ECB memprakirakan pertumbuhan

ekonomi 2019 melambat ke 1,2%. Proyeksi

ekonomi 2019 oleh European Commission

dan IMF juga sejalan dengan ECB, yakni

masing-masing melambat ke 1,2% dan 1,3%.

Imbangan risiko terhadap prospek

ekonomi berlanjut bias ke bawah, baik dari

domestik maupun eksternal. Peningkatan

trade tensions, ketidakpastian kebijakan dan

negosiasi Brexit berpotensi menekan kinerja

ekonomi secara berkepanjangan, melalui jalur

perdagangan maupun sentimen. Perlambatan

ekonomi Tiongkok yang lebih buruk dari

ekspektasi turut memengaruhi prospek

kinerja perdagangan. Di sisi domestik,

risiko utama antara lain ketidakpastian

perkembangan dinamika politik di negara

inti, serta hambatan pada sektor otomotif

yang berpotensi mengakibatkan pemburukan

kinerja manufaktur lebih dalam.

Pertumbuhan ekonomi Kawasan

Euro masih dalam tren melemah dan

kembali tumbuh melambat pada TW2-

19. Setelah tumbuh stabil -di luar ekspektasi-

pada TW1-19 sebesar 1,2% yoy, pertumbuhan

PDB TW2-19 melambat menjadi 1,1%

yoy –pertumbuhan terendah sejak krisis

utang Eropa 2013. Perkembangan aktivitas

ekonomi dan confidence selama TW2-19

mengindikasi bahwa positive growth surprise

2.2. Kawasan Euro

Konflik perdagangan yang

menyebabkan kenaikan tarif impor telah

menahan kinerja ekonomi Kawasan Euro.

Setelah tumbuh stabil pada TW1-19 sebesar

1,2% yoy, laju ekonomi Kawasan Euro

kembali melambat pada TW2-19 menjadi

1,1% yoy. Perlambatan ini mengonfirmasi

bahwa pertumbuhan pada triwulan awal

2019 bersifat temporer. Kinerja manufaktur

dan ekspor belum mengalami pemulihan,

dipengaruhi pemburukan sentimen akibat

eskalasi tensi perdagangan dan ketidakpastian

penyelesaian Brexit. Perlambatan ekonomi

dikontribusi oleh pelemahan signifikan

ekonomi Jerman (0,4% dari 0,9%), sementara

Spanyol tumbuh melambat (2,3% dari 2,4%),

Italia tetap (-0,1%), dan Prancis terakselerasi

(1,3% dari 1,2%).

Tekanan inflasi masih rendah

akibat perlambatan ekonomi global dan

penurunan harga minyak. Kenaikan biaya

upah belum tertransmisikan kepada laju

inflasi headline karena perusahaan lebih

memilih mengorbankan profit –dengan

tidak menaikkan harga jual- di tengah

lesunya permintaan. Persistensi pelemahan

ekonomi dan inflasi yang masih jauh dari

target, mendorong ECB mengubah arah

kebijakan menjadi lebih akomodatif, dengan

menerapkan stimulus Targeted Longer-

Term Refinancing Operations (TLTRO), serta

memberi indikasi kemungkinan suku bunga

lebih rendah, penerapan kembali stimulus

pembelian aset, dan perubahan forward

guidance lebih akomodatif.

Page 39: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

27

menurun akibat perlambatan ekspor imbas

dari rendahnya permintaan eksternal.

Advance purchases dari Inggris menjelang

original Brexit date pada TW1-19 turut

berdampak negatif terhadap kinerja ekspor

TW2-19. Perindustrian Jerman terdampak

paling signifikan dari pengetatan regulasi

di sektor otomotif, menyebabkan aktivitas

produksi makin terkontraksi.

Sumber: Bloomberg

2,5

2,2

1,7

1,2 1,2 1,1

-3

0

3

6

9

12

15

18

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q22014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy

GDP, lhs Household, rhsGovernment, rhs GFCF, rhsExports, rhs Imports, rhs

Grafik 2.16 Pertumbuhan PDB

Sumber: Bloomberg

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q22014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy Kawasan Euro Jerman Perancis Italia Spanyol

Grafik 2.17 Pertumbuhan PDB

Beberapa Negara Kawasan Euro

Perekonomian Spanyol –setelah di

luar ekspektasi tumbuh 2,4% yoy pada

TW1-19 seiring pemulihan net ekspor–

TW1-19 (mild weather yang mendorong

konstruksi; pemulihan penjualan kendaraan)

hanya bersifat temporer dan mulai mereda.

Peningkatan uncertainties karena eskalasi

tensi perdagangan dunia dan ketidakpastian

Brexit, menyebabkan sentimen ekonomi dan

konsumen makin pesimis, berdampak negatif

terhadap kinerja konsumsi dan investasi. Di

sektor eksternal, ketidakpastian global memicu

penurunan permintaan sehingga menekan

kinerja ekspor kawasan. Permintaan ekspor

yang lebih rendah kemudian memengaruhi

pelaku manufaktur menahan aktivitas produksi

dan investasi. Namun demikian, sektor jasa

terindikasi masih solid, mencerminkan resiliensi

konsumsi di tengah berbagai tekanan.

Konsumsi juga masih ditopang oleh kebijakan

moneter akomodatif ECB dan ekspansi

kebijakan fiskal negara anggota.

Perlambatan pertumbuhan

ekonomi dialami oleh Jerman dan

Spanyol, Italia stagnan, sedangkan Prancis

tumbuh terakselerasi. Pertumbuhan

ekonomi Jerman TW2-19 merosot menjadi

hanya 0,4% yoy (dari 0,9% pada TW1-19)

–terendah sejak 2013. Perlambatan Jerman

berkontribusi signifikan terhadap pelemahan

ekonomi kawasan, karena memiliki pangsa

ekonomi terbesar (28,0%) terhadap seluruh

kawasan.12 Kinerja industri Jerman berlanjut

12 Pengaruh pertumbuhan Jerman terhadap Kawasan Euro dapat terlihat dari perkembangan semester 1 2019. PDB Jerman TW1-19 terakselerasi 0,9% yoy (dari 0,6% pada TW4-18), sehingga mampu menopang pertumbuhan Kawasan Euro untuk tumbuh stabil pada TW1-19. Namun ekonomi Jerman yang kembali melambat –bahkan tajam– pada TW2-19 menyebabkan ekonomi Kawasan kembali terdeselerasi.

Page 40: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

28

Sedangkan kinerja perdagangan tetap masih

lemah sejalan dengan penurunan permintaan

global.

Perekonomian Kawasan Euro

tetap ditopang oleh konsumsi, meski

terindikasi masih lemah pada TW2-19.

Penjualan ritel –sebagai leading indicators

konsumsi– tumbuh melambat menjadi 1,9%

yoy (rerata) pada TW2-19, dari 2,3% pada

TW1-19. Kepercayaan konsumen yang kian

memburuk atas prospek ekonomi domestik

dan global, di tengah gejolak politik dan

eskalasi konflik perdagangan, memengaruhi

pola konsumsi selama TW2-19. Hal tersebut

tercermin dari turunnya angka penjualan ritel

Mei 201915, pasca hasil pemilu Spanyol yang

lebih buruk dari ekspektasi dan keputusan AS

menaikkan tarif barang impor dari Tiongkok.

Penjualan tekstil dan pakaian menurun paling

dalam diantara komponen lainnya –tumbuh

negatif pada April dan Mei 2019– karena

cuaca mild weather pada awal triwulan yang

menurunkan kebutuhan belanja konsumen.

Kepercayaan konsumen terhadap

prospek ekonomi dan konsumsi

menurun seiring peningkatan faktor

ketidakpastian. Setelah bergerak dalam tren

membaik selama TW1-19, indeks consumer

confidence kembali merosot lebih dalam

pada TW2-19 menjadi -7,0 (rerata), dari -6,9

(TW1-19). Ketidakpastian kebijakan di tengah

gejolak politik negara inti dan prospek global

yang makin gloomy akibat eskalasi tensi

15 Pertumbuhan penjualan ritel TW2-19: 2,1% yoy pada April, 1,0% pada Mei, dan 2,6% pada Juni 2019.

juga kembali melambat menjadi 2,3%

pada TW2-19. Investasi melambat tajam

akibat sentimen negatif terhadap kondisi

Spanyol di tengah peningkatan gejolak

politik.13 Belanja pemerintah juga melambat

karena ketidakpastian pemerintahan Spanyol

dan penolakan budget proposal oleh parlemen.

Perekonomian Italia tetap tumbuh

terkontraksi sebesar -0,1% yoy pada TW2-

19, tidak berubah dibandingkan TW1-

19. Sektor jasa masih tumbuh positif seiring

permintaan domestik yang relatif robust,

namun diimbangi kontraksi pada sektor

industri dan agrikultur akibat penurunan

permintaan ekspor, imbas dari moderasi

ekonomi global dan tensi perdagangan.

Aktivitas ekonomi juga tertahan oleh

pemburukan sentimen akibat gejolak politik

(perpecahan koalisi pemerintahan) yang

berdampak pada ketidakpastian kebijakan

pemerintah. Sementara itu, ekonomi Prancis

tumbuh terakselerasi 1,3% yoy pada TW2-

19, dari TW1-19 sebesar 1,2%. Kondisi

ketenagakerjaan yang masih solid dan

penerapan stimulus fiskal sejak aksi protes

akhir 2018, berhasil mendorong daya beli

masyarakat dan menopang konsumsi.14

13 Pada 13 Februari 2019, parlemen menolak usulan 2019 General State Budget yang diusulkan oleh pemerintah, sehingga memicu PM Pedro Sanchez menggelar snap election pada 28 April 2019 untuk memperoleh suara pendukung lebih banyak di parlemen. Pemilu kembali dimenangkan oleh PM Sanchez, namun tetap belum memperoleh mayoritas suara, sehingga pemerintahan tetap minority.

14 Konsumsi dan belanja pemerintah TW2-19 terakselerasi masing-masing menjadi 1,3% yoy dan 0,9% (dari 0,9% dan 0,7% pada TW1-19). Kontribusi konsumsi juga meningkat signifikan menjadi 0,7% terhadap PDB (dari 0,4%), sementara kontribusi pemerintah tetap 0,2%.

Page 41: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

29

Sumber: Bloomberg

8,5 8,2

8 7,9 7,7

7,5

2 2,2

2,5

2,3

2,4

1,6 1,6

1,41,3 1,3

1,1

0,1

0,6

1,1

1,6

2,1

2,6

7

8

9

10

11

12

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q22014 2015 2016 2017 2018 2019

% Unemployment Rate, lhs Labour Costs, rhsEmployment, rhs

% yoy

Grafik 2.19 Tingkat Pengangguran,

Penyerapan Tenaga Kerja, dan Upah

Pelemahan permintaan global

dan hambatan otomotif menyebabkan

aktivitas produksi makin terkontraksi.

Rerata produksi industri TW2-19 terkontraksi

sebesar -1,4% yoy, lebih dalam dibandingkan

TW1-19 sebesar -0,5%. Pelaku usaha

cenderung menahan produksi akibat

permintaan yang rendah, baik dari domestik

(karena pelemahan aktivitas ekonomi)

dan eksternal (imbas dari eskalasi tensi

perdagangan dunia). Selain permintaan,

proses produksi sektor otomotif juga

terhambat oleh pengetatan regulasi uji emisi

dan standar kandungan emisi CO2. Diantara

jenis barang produksi, capital goods melemah

paling signifikan, menandakan penurunan

minat aktivitas investasi oleh pelaku industri.

Disrupsi produksi otomotif Jerman

berkontribusi melemahkan aktivitas

industri kawasan. Hambatan tersebut

dipicu oleh kebijakan penyesuaian regulasi

uji emisi kendaraan (WLTP) pada September

perdagangan, telah mendorong peningkatan

pesimisme konsumen atas prospek keuangan,

ekonomi domestik, serta menahan minat

belanja (intentions to make major purchases).

Perbaikan tingkat pengangguran

dan upah belum mampu mendorong

pemulihan konsumsi. Tingkat

pengangguran melanjutkan tren penurunan

menjadi 7,5% pada Juni 2019, dari 7,7% pada

Maret 2019. Kinerja positif juga ditunjukkan

oleh akselerasi pertumbuhan upah 2,4% yoy

pada TW1-19 (dari TW4-18 sebesar 2,3%),

sebagai dampak kebijakan peningkatan

upah minimum pada beberapa negara

anggota mulai awal 2019. Kendati demikian,

terdapat indikasi bahwa perlambatan

global yang menekan aktivitas manufaktur

mulai berdampak pada penyerapan tenaga

kerja. Pelemahan permintaan eksternal

menyebabkan workloads perusahaan

menurun dan menahan minat perekrutan

tenaga kerja baru, sehingga employment

growth TW2-19 melambat ke 1,1% yoy, dari

1,3% pada TW1-19.

Sumber: Bloomberg

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Penjualan Ritel, lhs New Passenger Vehicle Sales, rhsCons. Confidence, rhs Retail trade confidence, rhs

Grafik 2.18 Indikator Konsumsi

Page 42: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

30

201816, dan pengetatan regulasi penurunan

target emisi CO2 kendaraan pada April

2019.17 Jerman –sebagai negara produsen

otomotif dan ekonomi terbesar di kawasan–

terdampak paling signifikan, tercermin dari

kontraksi produksi otomotif lebih dalam

-13,1% yoy pada TW2-19 (dari -11,1%

pada TW1-19). Selain itu, regulasi tersebut

turut mendorong peralihan minat investasi

produsen otomotif terhadap kendaraan

bertenaga listrik, sehingga berdampak

menahan produksi kendaraan konvensional.

Di saat bersamaan, perlambatan ekonomi

Tiongkok –salah satu mitra dagang terbesar

Jerman– turut menyebabkan penurunan

permintaan produk otomotif. Indikator

PMI Manufaktur Jerman telah berada di

bawah threshold sejak awal 2019; relatif

stabil pada TW2-19; namun kembali turun

pada Juli 2019 ke level terendah dalam 7

tahun, indikasi bahwa belum terdapat sinyal

pemulihan produksi otomotif yang signifikan

pada triwulan mendatang.

Aktivitas bisnis Kawasan Euro

masih lemah pada TW2-19, imbas

eskalasi perdagangan dunia terhadap

kinerja manufaktur. Purchasing Managers

Index (PMI) Komposit TW2-19 rerata tercatat

sebesar 51,8, sedikit lebih baik dari TW1-19

sebesar 51,5, ditopang oleh ekspansi pada

16 Worldwide Harmonised Light Vehicle Test Procedure (WLTP) merupakan standar baru pada uji coba emisi kendaraan yang di-klaim merefleksikan konsumsi bahan bakar dan emisi kendaraan secara lebih akurat.

17 Standar emisi CO2 diperketat dari regulasi saat ini sebesar 130 gram CO2/km menjadi 95 gram CO2/km (passenger car), dan 175 gram CO2/km menjadi 147 gram CO2/km (komersial), mulai diterapkan pada 2020.

Sumber: Bloomberg

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

Indeks

Produksi Industri (% yoy), lhsIndustrial Confidence (Indeks), lhsBusiness Clim. Indicator, rhs

Grafik 2.20 Indikator Investasi

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 72016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Car New Registrations Car Production

Sumber: Bloomberg, German Association of the Automotive Industry (VDA)

Grafik 2.21 Produksi dan Penjualan

Kendaraan Jerman

Sumber: Bloomberg

42

46

50

54

58

62

66

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

Indeks

Indeks Ifo Business Climate PMI Composite, rhsPMI Manufacturing, rhs

Grafik 2.22 Indikator Sentimen

Bisnis dan PMI Jerman

Page 43: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

31

Sumber: Bloomberg

100

102

104

106

108

110

112

114

116

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

IndeksIndeks

Industrial Confidence, lhsServices Confidence, lhsConsumer Confidence, lhsConstruction Confidence, lhsRetail Trade Confidence, lhsEconomic Sentiment Indicator, rhs

Grafik 2.24 Indikator Keyakinan Ekonomi

Kinerja sektor eksternal Kawasan

Euro masih lemah di tengah penurunan

permintaan global. Surplus neraca

perdagangan TW2-19 mencapai EUR58,5

miliar, lebih tinggi dibandingkan TW1-19

sebesar EUR43,6 miliar. Nominal ekspor

sempat meningkat pada paruh pertama TW2-

19 seiring meredanya konflik perdagangan

dunia, namun kembali tertekan pada akhir

triwulan pasca kenaikan tarif AS terhadap

impor Tiongkok. Ekspor Juni 2019 terkontraksi

tajam hingga -4,7% yoy, pertumbuhan

terendah dalam 3 tahun terakhir. Rerata

pertumbuhan ekspor TW2-19 juga lebih

rendah (2,6% yoy) dibandingkan TW1-19

(4,1%). Berdasarkan jenis produk, ekspor

barang manufaktur khususnya permesinan

dan alat transportasi terkontraksi paling

dalam –akibat disrupsi produksi otomotif

dan penurunan permintaan dari eksternal

terutama Tiongkok– sehingga berkontribusi

melemahkan rerata pertumbuhan ekspor

TW2-19. Impor turut melambat baik secara

nominal maupun pertumbuhan (rerata

2,5% dari 5,1%). Leading indicators PMI

sektor jasa (PMI Jasa meningkat ke 53,1 dari

52,4). Kinerja positif sektor jasa mencerminkan

konsumsi domestik yang masih solid di tengah

penurunan permintaan eksternal. Namun PMI

Manufaktur berlanjut memburuk di bawah

threshold sebesar 47,7 (dari TW1-19 sebesar

49,1), penurunan beruntun selama 6 triwulan

terakhir. Aktivitas perdagangan global

yang masih lesu menyebabkan penurunan

lebih lanjut pada new orders manufaktur

(termasuk export orders). Selain itu, terdapat

peningkatan kekhawatiran diantara pelaku

bisnis atas prospek ekonomi, isu geopolitik,

ketatnya tingkat kompetisi, dan terutama

perlambatan permintaan ekspor dan dampak

konflik perdagangan dunia di kawasan.

Pemburukan manufaktur dialami oleh Jerman

dan Spanyol, sementara kinerja jasa masih

solid di negara inti kecuali Italia.18

Sumber: Bloomberg

46

49

52

55

58

61

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

PMI CompositePMI ManufakturPMI Services

Indeks

Grafik 2.23 Indikator PMI

18 Jerman TW2-19: PMI Komposit (52,5 dari 52,1), Manufaktur (44,6 dari 47,1), Jasa (55,6 dari 54,6).Prancis TW2-19: PMI Komposit (51,3 dari 49,2), Manufaktur (50,8 dari 50,8), Jasa (51,6 dari 49,0).Italia TW2-19: PMI Komposit (49,8 dari 50,0), Manufaktur (49,1 dari 47,6), Jasa (50,3 dari 51,1).Spanyol TW2-19: PMI Komposit (52,4 dari dari 54,5), Manufaktur (50,2 dari 53,3), Jasa (53,2 dari 55,3).

Page 44: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

32

meningkat sejalan dengan pelebaran trade

surplus, diikuti oleh perbaikan surplus

pendapatan sekunder.

Sumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy % yoy

Inflasi, lhs Inflasi Inti, lhs Food, lhsServices, lhs Energy, rhs

Grafik 2.27 Inflasi Kawasan Euro

Sumber: Bloomberg

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy Kawasan Euro Jerman Perancis Italia Spanyol

Grafik 2.28 Inflasi Headline Negara Inti

ekanan inflasi masih rendah

seiring pelemahan ekonomi dan harga

minyak dunia. Inflasi headline melambat

menjadi 1,3% yoy (Juni 2019), dari 1,4%

(Maret 2019), lebih rendah dari target ECB

below but close to 2%. Penurunan harga

minyak berkontribusi menekan komponen

harga energi (1,7% dari 5,3%). Kenaikan

biaya upah mendorong harga jasa (1,6% dari

1,1%), sehingga core inflation tumbuh lebih

mengonfirmasi ekspor dan permintaan

barang masih lemah pada Juli 2019, menjadi

indikasi awal bahwa kinerja sektor eksternal

tetap tertekan pada TW3-19.

Sumber: BloombergSumber: Bloomberg

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

EUR Bn

% yoy

Trade Balance, rhs Exports, lhs Imports, lhs

Grafik 2.25 Neraca Perdagangan

Sumber: Bloomberg

-30

-10

10

30

50

70

90

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

Miliar EUR

Barang Jasa Primary IncomeSecondary Income Current Account

Grafik 2.26 Neraca Transaksi Berjalan

Surplus neraca transaksi berjalan

(current account) menyusut dikontribusi

oleh penurunan neraca pendapatan

primer dan jasa. Current account surplus

TW2-19 berada pada level EUR58,0 miliar,

lebih rendah dari TW1-19 sebesar EUR63,6

miliar. Penurunan neraca pendapatan primer

diantaranya disebabkan oleh pembayaran

bunga utang yang melebihi pendapatan

investasi. Sementara itu, neraca barang

Page 45: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

33

Jerman (1,6%, dari 1,3%) dan Prancis (1,2%,

dari 1,1%) masih meningkat. Sejalan dengan

harga konsumen, penurunan harga energi

juga menekan harga produsen. Producer Price

Index (PPI) hanya tumbuh sebesar 0,7% yoy

pada Juni 2019, jauh lebih rendah dari 2,9%

pada Maret 2019, disebabkan komponen

harga energi yang turun hingga terkontraksi

-0,1%, dari sebelumnya 7,7%.

Pertumbuhan kredit pada sektor

swasta relatif tetap robust, ditunjang

suku bunga pinjaman yang masih

rendah. Penyaluran kredit oleh lembaga

keuangan (Monetary Financial Institution/

MFI) pada TW2-19 rerata tumbuh 2,9% yoy,

lebih tinggi dari TW1-19 (2,6%). Kinerja

tersebut ditopang oleh akselerasi kredit

kepada non-financial counterparties (NFC),

rerata tumbuh 2,9% (dari 2,5%), sejalan

dengan pola siklus lagging pinjaman NFC

yang terimbas perlambatan aktivitas dan

permintaan agregat selama 2018. Sedangkan

pinjaman kepada rumah tangga (RT) tetap

tumbuh solid dan stabil sebesar 3,2% yoy.

Secara keseluruhan, suku bunga rendah

dan kecukupan suplai pinjaman perbankan

tetap menjadi penopang pertumbuhan

kredit. Namun demikian, terdapat indikasi

risiko pemburukan standar kredit perbankan

akibat peningkatan kekhawatiran terhadap

outlook ekonomi, sehingga perlu diwaspadai

dampaknya pada kenaikan kredit bermasalah

(Non-Performing Loan/NPL).

Merespons pelemahan aktivitas

ekonomi, ECB mensinyalir kebijakan

moneter yang lebih akomodatif untuk

tinggi (1,1% dari 0,8%). Namun perusahaan

terindikasi menyerap kenaikan biaya tersebut

dengan mengorbankan profit margins

dibandingkan menaikkan harga jual, untuk

menyiasati lesunya permintaan domestik

dan tingginya persaingan. Kondisi tersebut

berkontribusi menekan harga makanan

(1,6% dari 1,8%).

Sumber: Bloomberg

-15

-12

-9

-6

-3

0

3

6

9

12

15

18

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy% yoy

PPIDurable Cons. GoodsNondurable Consumer GoodsCapital GoodsIntermediate Goods, rhsEnergy, rhs

Grafik 2.29 Producer Price Index

Sumber: Bloomberg

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy

Loans Made by MFI, lhsLoans to Non-Financial Corporation, lhsLoans to Household, rhs

Grafik 2.30 Pertumbuhan Kredit Perbankan

Penurunan inflasi terjadi di Italia

dan Spanyol. Inflasi Spanyol melemah cukup

dalam menjadi 0,4% yoy (Juni 2019), dari

1,3% (Maret 2019), diikuti Italia menjadi 0,7%

(dari 1,0%). Sementara tekanan inflasi di

Page 46: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

34

untuk menjaga likuiditas dan kecukupan

akomodasi moneter hingga setelah ECB

memutuskan mulai menaikkan suku

bunga.20 ECB juga mengumumkan rincian

kebijakan Targeted Long-Term Refinancing

Operations (TLTRO-III), yang sebelumnya

diperkenalkan pada meeting Maret 2019.

Presiden ECB, Mario Draghi, menyiratkan

beberapa anggota Governing Council mulai

membuka opsi langkah akomodatif lebih

lanjut seperti penurunan suku bunga DF,

penerapan kembali asset purchase program

(APP), maupun perpanjangan forward

guidance. Market menyambut respons Draghi

tersebut, bahwa stance ECB telah beralih dari

sebelumnya hiking bias menjadi easing bias

(lebih akomodatif).

20 Reinvesting maturing debt merupakan instrumen kebijakan ECB yang me-reinvestasikan aset yang diperoleh dari program pembelian aset (APP) yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan, dengan mengalirkannya kembali ke pasar obligasi, yang ditujukan untuk menjaga tingkat borrowing cost dan likuiditas.

menstimulasi ekonomi. Pada Governing

Council Meeting 10 April dan 6 Juni 2019,

ECB masih mempertahankan suku bunga

rendah yaitu main refinancing operations

(MRO) pada 0,0%; marginal lending facility

(LF) rate pada 0,25%; dan deposit facility (DF)

rate pada -0,4%. Namun ECB melonggarkan

forward guidance suku bunga pada meeting

Juni 2019, bahwa suku bunga akan

dipertahankan pada level yang sama hingga

setelah paruh pertama 2020 dan sepanjang

tingkat inflasi terjangkar sesuai target ECB

below but close to 2%.19

ECB kembali menegaskan tetap

melanjutkan stimulus kebijakan. Stimulus

dilakukan dengan reinvesting maturing debt

19 Pernyataan ini berubah dari statement sebelumnya, yaitu mempertahankan suku bunga hingga akhir 2019, menandakan bahwa suku bunga akan dijaga di level rendah untuk jangka waktu yang lebih panjang.

Boks

Kebijakan Targeted Long-Term Refinancing Operations (TLTRO-III) ECB

Di tengah tren pelemahan ekonomi

di kawasan, ECB pada meeting Maret 2019

memutuskan untuk kembali menerapkan

stimulus moneter Targeted Long-Term

Refinancing Operations (TLTRO), yang

akan dimulai pada September 2019

dan berakhir pada Maret 2021, dengan

maturity 2 tahun. TLTRO ini merupakan

seri ketiga dari yang pernah diterapkan

ECB, yaitu seri pertama pada 5 Juni

2014 dan seri kedua (TLTRO-II) pada 10

Maret 2016. TLTRO-III diharapkan dapat

menjaga lending conditions perbankan

dan memastikan kelancaran transmisi

Page 47: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

35

kebijakan moneter ECB. Di bawah TLTRO-

III, perbankan (counterparties) berhak

memperoleh pinjaman hingga 30% dari

stok eligible loans per 28 Februari 2019.

Sebagaimana TLTRO sebelumnya, TLTRO-III

juga memberikan built-in incentives untuk

menjaga kondisi kredit tetap favorable.

Bentuk insentif dan rincian dari TLTRO

III disampaikan pada Governing Council

meeting Juni 2019, yaitu:

• Jumlah kredit yang dapat dipinjam

oleh counterparties dalam TLTRO-

III dikurangi dengan outstanding

pinjaman counterparties pada

program TLTRO sebelumnya. Selain

itu, jumlah yang dapat dipinjam

counterparties pada tiap tujuh

window operasi (tiap triwulan dari

September 2019 hingga Maret 2021)

akan dibatasi, maksimal 10% dari

stock of eligible loans per 28 Februari

2019. Operasi TLTRO-III tidak dapat

dilunasi sebelum jatuh tempo.

• Tingkat suku bunga TLTRO-III

ditetapkan 10 bps di atas rerata suku

bunga MRO (sekitar 0,1%).

• Bagi counterparties dengan

eligible net lending yang melebihi

benchmark net lending selama

periode antara akhir Maret 2019

dan Maret 2021, akan memperoleh

insentif keringanan suku bunga yang

lebih rendah, bahkan dapat serendah

deposit facility rate (-0,4%) plus 10

bps (sekitar -0,3%).

• Counterparties dapat menerima

maximum rate reduction jika

benchmark stock of eligible loans

melebihi 2,5% per 31 Maret 2021. Di

bawah batas ini, besaran penurunan

tingkat suku bunga akan diterapkan

secara linear, sesuai dengan seberapa

besar persentase counterparties

melebihi benchmark stock of eligible

loans.

• Bagi counterparties yang memiliki

positive eligible net lending dalam

periode 12 bulan hingga 31 Maret

2019, benchmark net lending

ditetapkan sebesar nol (0). Bagi

counterparties yang memiliki

negative eligible net lending dalam

periode 12 bulan hingga 31 Maret

2019, benchmark net lending

ditetapkan sama dengan eligible net

lending dalam periode tersebut. Suku

bunga yang diterapkan terhadap

tiap partisipan dalam operasi TLTRO

III akan dikomunikasikan kepada

partisipan pada September 2021.

Page 48: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

36

yang sesuai untuk menjamin pergerakan inflasi

mendekati targetnya secara berkelanjutan;

dan (iii) Governing Council telah menugaskan

Komite Eurosystem terkait untuk mengkaji

opsi kebijakan, termasuk upaya penguatan

forward guidance kebijakan suku bunga,

kebijakan yang bersifat mitigasi seperti sistem

tiering untuk reserve remuneration dan opsi

penerapan kembali asset purchase program

(APP).

Sumber: Bloomberg

0

20

40

60

80

100

-0,5

-0,25

0

0,25

0,5

0,75

1

1,25

1,5

Oct

-14

Dec

-14

Feb-

15A

pr-1

5Ju

n-15

Aug

-15

Oct

-15

Dec

-15

Feb-

16A

pr-1

6Ju

n-16

Aug

-16

Oct

-16

Dec

-16

Feb-

17A

pr-1

7Ju

n-17

Aug

-17

Oct

-17

Dec

-17

Feb-

18A

pr-1

8Ju

n-18

Aug

-18

Oct

-18

Dec

-18

Feb-

19A

pr-1

9Ju

n-19

EUR Bil.

%

Refinancing Rate (0,00%) Deposit Facility (-0,4%)Marginal Lending Facility (0,25%) Asset Purchase Target, rhs

Grafik 2.31 Suku Bunga ECB

Stance ECB terkonfirmasi menjadi

lebih akomodatif pada Governing Council

meeting 25 Juli 2019. Suku bunga MRO,

LF, dan DF masih dipertahankan, namun

ECB kembali melakukan penyesuaian

pada forward guidance suku bunga. Kini,

ECB menyatakan bahwa suku bunga akan

dipertahankan pada level yang sama atau

lebih rendah hingga setelah paruh pertama

2020. Governing Council ECB memberikan

beberapa pernyataan baru, yaitu: (i) “highly

accommodative stance of monetary policy”

dibutuhkan untuk beberapa waktu ke depan,

mengingat tingkat inflasi –baik yang terealisasi

maupun ekspektasi– persisten berada di bawah

target ECB; (ii) Jika outlook inflasi jangka

menengah terus berada di bawah target,

Governing Council akan melakukan tindakan

lebih lanjut, sejalan dengan komitmennya

untuk mensimetrikan target inflasi, diantaranya

dengan menyesuaikan instrumen kebijakan

SukuBunga

Reinvestasi

Pernyataantambahan

padameetingJuli 2019

TLTRO-III

ForwardGuidance

SukuBunga

MeetingJan-19

MRO : 0%LF : 0,25%DF : -0,4%

to remain attheir presentlevels at leastthrought the

summer of 2019

The Governing Council intends to continue reinvesting, in full, the principal payments from maturing securities purchased under the assetpurchase programme for an extended period of time past the date when it starts raising the key ECB interest rates, and in any case for as

long as necessary to maintain favourable liquidity conditions and an ample degree of monetary accommodation

The Governing Council underlined the need for a highly accommodative stance of monetary policy for a prolonged period of timeThe Governing Council is determined to act, in line with its commitment to symmetry in the inflation aim. (ECB) stands ready to adjust all of its instruments to ensure inflation moves towards its aim.Governing Council has tasked the relevant Eurosystem Committees with examining options, including ways to reinforce its forward guidance on policy rates, mitigating measures, such as the design of a tiered system for reserve remuneration, and options for the size and composition of potential new net asset purchases.

to remain attheir presentlevels at leastthrought theend of 2019

n/a

to remain at their presentlevels at least throught the

end of 2019

(TLTRO-III) will be launched,starting in Sep-19 and endingin Mar-21, with maturity of

two years. Further details willbe communicated in due

course,

Rate will be set at 10 bpsabove the MRO. For bankswhose eligible bet lendingexceeds a benchmark, the

rate will be lowes and can beas low as the DF plus 10 bps

to remain at their presentlevels at least throught the

first half of 2020

to remain at their present or lower levelsat least throught the first

half of 2020

n/a n/a

MRO : 0%LF : 0,25%DF : -0,4%

MRO : 0%LF : 0,25%DF : -0,4%

MRO : 0%LF : 0,25%DF : -0,4%

MRO : 0%LF : 0,25%DF : -0,4%

MeetingMar-19

MeetingApr-19

MeetingJun-19

MeetingJul-19

Sumber: ECB, diolah

Gambar 2.1 Timeline Hasil Governing Council Meeting ECB 2019

Page 49: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

37

85,1% PDB. Yunani, Italia, dan Portugal,

tetap menjadi tiga negara pengutang

terbesar dengan rasio utang terhadap PDB

masing-masing sebesar 181,9%, 134,0%,

dan 123,0% terhadap PDB.

Sumber: BloombergSumber: Bloomberg

-0,3 -0,3-0,5 -0,5

-1,1

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

45,5

46

46,5

47,5

47

48,5

49

49,5

50

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12014 2015 2016 2017 2018 2019

% GDP

Govt. Revenue, rhsGovt. Expenditure, rhsFiscal Balance, lhs

% GDP

Grafik 2.32 Rasio Defisit Fiskal Terhadap PDB

Sumber: Bloomberg

87,1 86,5

86,4

85,1

85,9

8,8

9

9,2

9,4

9,6

9,8

10

10,2

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12014 2015 2016 2017 2018 2019

EUR Tn% GDP

Govt Debt, rhs Debt to GDP, lhs

Grafik 2.33 Rasio Utang Publik Terhadap PDB

Pertumbuhan ekonomi Kawasan

Euro diprakirakan masih lemah di

tengah tingginya ketidakpastian kondisi

domestik dan perdagangan global.

Dalam rilis proyeksi ECB Juni 2019, ekonomi

diprediksi melemah hingga 1,2% yoy pada

2019, jauh lebih rendah dari capaian 2018

(1,9%), namun lebih baik dibandingkan

Di sisi fiskal, neraca keuangan

pemerintah mencatat penyempitan

agregat defisit pada TW1-19. Belanja

pemerintah tumbuh 2,8% yoy, lebih

rendah dibandingkan TW4-18 sebesar

4,0%, diantaranya disebabkan penurunan

pembayaran bunga utang pemerintah Jerman,

penurunan belanja Italia (di tengah negosiasi

fiskal dengan European Commission; perlu

menunjukkan path penyempitan defisit), dan

Spanyol (ketidakpastian pembahasan budget

di parlemen). Namun pengeluaran Prancis

meningkat seiring stimulus fiskal pasca

aksi protes sejak akhir 2018. Pada periode

yang sama di sisi penerimaan, pelonggaran

kebijakan fiskal di sejumlah negara seperti

penurunan pajak menyebabkan penerimaan

pemerintah melambat menjadi 1,7% yoy

(dari 3,1% pada TW4-18). Penurunan belanja

yang lebih besar dari penerimaan mendorong

penyempitan defisit fiskal TW1-19 menjadi

-0,5% terhadap PDB (seasonally adjusted),

dari -1,1% PDB pada TW4-18.

Defisit fiskal 2019 diprediksi akan

kembali melebar seiring arah kebijakan

fiskal yang lebih ekspansif untuk

mendorong ekonomi. ECB memprakirakan

pelebaran defisit fiskal menjadi -0,9% PDB

pada 2019 dan 2020 (dari -0,5% PDB pada

2018). Estimasi tersebut sejalan dengan

estimasi belanja pemerintah pada PDB yang

diprakirakan tumbuh lebih tinggi 1,4% yoy

pada 2019 dan 2020 (dari 1,1% pada 2018).

Di sisi utang, rasio utang pemerintah terhadap

PDB TW1-19 tercatat sedikit meningkat

menjadi 85,9% PDB, dari TW4-18 sebesar

Page 50: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

38

ke bawah (1,4% dari 1,5%), dipengaruhi

potensi harga minyak yang dapat turun lebih

signifikan dibanding asumsi ECB sebelumnya.

Selain itu, core inflation juga diperkirakan

belum kuat di tengah indikasi perkembangan

makroekonomi yang masih lemah.

Kinerja ekonomi Kawasan Euro

2019 akan dibayangi sejumlah risiko. ECB

meyakini berbagai downward pressures akan

membebani kinerja ekonomi hingga akhir

2019, antara lain (i) meredanya faktor temporer

pendorong pertumbuhan TW1-19 (kenaikan

permintaan impor dari Inggris menjelang

original Brexit date, peningkatan penjualan

kendaraan Jerman, perbaikan construction

karena mild weather); (ii) Pelemahan sentimen

dan penurunan permintaan eksternal imbas

dari ketidakpastian global yang lebih panjang

(Brexit dan konflik perdagangan); dan (iii)

Ketidakpastian kebijakan yang berkelanjutan

di Italia.

Imbangan risiko perekonomian

Kawasan Euro masih bias ke bawah,

memengaruhi sentimen yang dapat

membebani aktivitas ekonomi lebih

lanjut. Downside risks tetap mendominasi

terutama dari sisi eksternal, antara lain: (i)

eskalasi trade tensions dan ketidakpastian

kebijakan dapat memperpanjang current

downturn pada kinerja perdagangan dan

proyeksi ECB sebelumnya (Maret 2019)

sebesar 1,1%. Revisi ke atas tersebut

mempertimbangkan pertumbuhan TW1-19

yang lebih baik dari ekspektasi.

Ekonomi diprakirakan tumbuh

terakselerasi dalam jangka menengah,

namun dengan carry-over dorongan

ekonomi yang lebih lemah dibandingkan

estimasi sebelumnya. ECB merevisi ke

bawah outlook pertumbuhan ekonomi

2020 dan 2021 menjadi 1,4% yoy (dari

1,6% dan 1,5%). Sejalan dengan ECB,

European Commission juga memprakirakan

perlambatan ekonomi 2019 menjadi 1,2%

yoy (rilis Juli 2019), kemudian rebound

ke 1,4% pada 2020 (revisi ke bawah dari

1,5%). Sementara IMF pada rilis WEO Juli

2019 memprakirakan pertumbuhan ekonomi

sebesar 1,3% pada 2019 (tidak berubah

dari estimasi April 2019), dan outlook 2020

sebesar 1,6% (revisi ke atas dari 1,5%).

Pergerakan inflasi juga

diprediksi masih lemah pada 2019.

ECB memprakirakan inflasi 2019 tumbuh

1,3% yoy, lebih rendah dari capaian 2018

sebesar 1,8%. Namun outlook tersebut lebih

tinggi dari proyeksi Maret 2019 (1,2%),

mempertimbangkan perkembangan harga

minyak dunia yang lebih kuat dari ekspektasi.

Sementara proyeksi inflasi 2020 direvisi

% yoy

2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2018 2019 2020GDP (% yoy) 1,8 1,2 1,4 1,4 1,9 1,2 1,4 1,9 1,3 1,6Estimasi Sebelumnya 1,9 1,1 1,6 1,5 1,9 1,2 1,5 1,8 1,3 1,5HICP (% yoy) 1,8 1,3 1,4 1,6 1,8 1,3 1,3 - - -Estimasi Sebelumnya 1,7 1,2 1,5 1,6 1,8 1,4 1,4 1,8 1,3 1,6Ket. estimasi sebelumnya: ECB (Maret 2019), EC (Mei 2019), IMF (WEO April 2019)

EstimasiECB (Juni 2019) EC (Juli 2019) IMF (WEO Juli 2019)

Tabel 2.2 Estimasi Pertumbuhan PDB dan Inflasi

Page 51: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

39

berpotensi lebih ekspansif untuk mendorong

investasi dan ekonomi domestik, serta

kelanjutan perbaikan tenaga kerja seiring

rencana kenaikan upah pada 2019-2020

yang akan menopang permintaan domestik.

2.3. Inggris

Di tengah ketidakpastian penyelesaian

Brexit dan ketegangan perdagangan,

kinerja ekonomi Inggris kembali melambat.

Pertumbuhan PDB TW2-19 termoderasi

sebesar 1,2% yoy (preliminary data), menurun

dari TW1-19 (1,8%) dan juga lebih buruk dari

ekspektasi pasar (1,4%). Aktivitas stockpiling

yang dilakukan pada triwulan lalu untuk

mengantisipasi disrupsi pasokan pasca Brexit

telah berakhir pada TW2-19. Perlambatan

pertumbuhan PDB TW2-19 dipengaruhi oleh

penurunan kinerja konsumsi, investasi dan

aktivitas perdagangan. Upaya pemerintah

dengan meningkatkan belanja belum dapat

mengompensasi pelemahan ekonomi.

Tekanan inflasi meningkat dipengaruhi

kenaikan harga impor sebagai imbas dari

pelemahan poundsterling, serta kenaikan

upah tenaga kerja. Inflasi headline (IHK) pada

Juni 2019 sebesar 2,0% yoy, naik dibandingkan

Maret 2019 (1,9%), sehingga telah sesuai

target. Poundsterling terdepresiasi menyusul

manufaktur global dengan potensi spillover

negatif ke kawasan lain dan sektor jasa; (ii)

perubahan signifikan pada sentimen risiko

global dan pengetatan pasar keuangan

akibat kekhawatiran atas trade tensions;

(iii) ancaman tarif oleh AS terhadap industri

otomotif Eropa dan perusahaan aviation

Airbus; (iv) kerentanan sejumlah negara

berkembang terhadap sudden changes pada

sentimen global; (v) pelemahan ekonomi

Tiongkok yang lebih buruk dari ekspektasi;

dan (vi) intensifikasi tensi geopolitik di Timur

Tengah yang berpotensi mendorong kenaikan

harga minyak dunia.

Kawasan Euro juga perlu

mewaspadai downside risks dari

domestik, antara lain (i) ketidakpastian

perkembangan negosiasi kesepakatan Brexit

antara Inggris dan Uni Eropa; (ii) Ketidakpastian

kebijakan otoritas Kawasan Euro, di tengah

gejolak politik di negara anggota khususnya

Italia (isu budget dan ketidakpastian

pemerintahan Italia) dan Spanyol (rendahnya

dukungan terhadap pemerintah saat ini);

serta (iii) hambatan pada sektor otomotif,

pelemahan manufaktur dan sentimen bisnis

Kawasan Euro secara berkepanjangan. Di

sisi lain, masih terdapat beberapa faktor

yang dapat mendukung pemulihan ekonomi

(upside risks), yaitu kebijakan fiskal yang

2017 2018 2018 2019 2020 2018 2019 2020 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

Kawasan Euro 2,6 1,9 1,9 1,3 1,6 1,9 1,1 1,2 2,1 2,5 2,8 2,8 2,5 2,2 1,7 1,2 1,2 1,1 1,2 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3

Jerman 2,8 1,6 1,4 0,7 1,7 1,4 0,6 1,2 2,3 2,3 3,0 3,4 2,3 2,1 1,1 0,6 0,9 0,4 0,9 1,2 1,1 1,2 1,2 1,1

Prancis 2,4 1,7 1,7 1,3 1,4 1,7 1,3 1,2 1,4 2,4 2,8 3,0 2,4 1,9 1,5 1,1 1,2 1,3 1,4 1,3 1,3 1,4 1,3 1,3

Italia 1,8 0,7 0,9 0,1 0,8 0,9 0,0 0,4 1,6 1,8 1,8 1,7 1,4 1,0 0,5 0,0 -0,1 0,0 0,2 0,4 0,4 0,5 0,5 0,7

Spanyol 3,0 2,6 2,6 2,3 1,9 2,6 2,3 1,8 2,9 3,1 2,9 3,1 2,9 2,6 2,5 2,3 2,4 2,3 2,2 2,0 1,9 1,8 1,9 1,9Keterangan: cetak miring dan biru merupakan angka proyeksi Consensus Forecast Agustus 2019

NegaraRealisasi

IMF WEOJuli 2019

CFAgustus 2019

Realisasi/Proyeksi

2017 2018 2019 2020

Tabel 2.3 Realisasi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Page 52: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

40

Perekonomian Inggris kembali

tumbuh melambat pada TW2-19, di

tengah ketidakpastian penyelesaian

Brexit dan eskalasi konflik perdagangan.21

PDB TW2-19 termoderasi sebesar 1,2%

yoy (preliminary data), menurun dari TW1-

19 (1,8%) dan lebih buruk dari ekspektasi

pasar (1,4%).22 Kegiatan investasi dalam

rangka memupuk persediaan (stockpiling)

untuk mengantisipasi dampak Brexit, serta

penurunan permintaan global telah menahan

laju pertumbuhan ekonomi.23

Perekonomian Inggris tertahan

oleh perlambatan konsumsi, investasi

dan aktivitas perdagangan. Konsumsi

rumah tangga turun menjadi 1,8% yoy (dari

1,9% pada TW1-19) seiring berakhirnya

perilaku front loading konsumen serta

sentimen konsumen yang masih negatif

akaibat ketidakpastian Brexit. Gross Fixed

Capital Formation (GFCF) tumbuh melambat

0,5% yoy (dari 0,9% pada TW1-19), diikuti

oleh pelemahan ekspor (0,5% dari 3%)

dan impor (-0,8% dari 14,3%). Berakhirnya

aktivitas stockpiling yang marak dilakukan

pada TW1-19, serta pelemahan permintaan

global akibat ketegangan tensi perdagangan

telah menahan kegiatan investasi GFCF dan

21 Brexit (British Exit) adalah keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) yang didasarkan pada hasil referendum 23 Juni 2016. Inggris dijadwalkan akan keluar dari UE pada 31 Oktober 2019, setelah mengalami penundaan dari tanggal 29 Maret 2019, yaitu dua tahun sejak Perdana Menteri Theresa May menyampaikan Article 50 kepada UE.

22 Estimasi Concensus Forecast Agustus 2019.23 Upaya stockpiling merupakan langkah contingency

plan pelaku usaha dalam menghadapi Brexit dengan meningkatkan impor barang dari Uni Eropa.

pengumuman pengunduran diri PM Theresa

May. Pasar tenaga kerja relatif solid dengan

tingkat pengangguran yang terjaga dan upah

yang meningkat.

Bank of England (BoE) mem-

pertahankan tingkat suku bunga pada

level 0,75%. BoE juga memutuskan

mempertahankan jumlah kepemilikan surat

berharga pemerintah dan obligasi korporasi

dalam program pembelian aset masing-

masing sebesar GBP435 miliar dan GBP10

miliar. Di sisi fiskal, pemerintah membukukan

defisit anggaran seiring berakhirnya masa

setoran dan pelaporan pajak.

Prospek ekonomi Inggris diprediksi

masih lemah. BoE memprediksi ekonomi

Inggris 2019 akan tumbuh sebesar 1,3% yoy

(revisi ke bawah dari 1,5% pada estimasi Mei

2019), sehingga menurun dari 1,4% pada

2018. Revisi tersebut dilatarbelakangi oleh

pertumbuhan ekonomi global yang melemah

dan ketidakpastian penyelesaian Brexit. BoE

juga merevisi ke bawah outlook PDB 2020

menjadi 1,3% (dari 1,6%).

Sejumlah risiko membayangi kinerja

ekonomi Inggris ke depan. Dari sisi internal,

Inggris menghadapi risiko ketidakpastian

penyelesaian Brexit dan politik dalam

negeri. Sementara dari sisi eksternal, Inggris

menghadapi tantangan perlambatan

perekonomian global dan eskalasi ketegangan

perdagangan Tiongkok-AS, serta faktor

geopolitik.

Page 53: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

41

Sumber: Bloomberg

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-4,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q22013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy GDP, lhs Industry, rhs Services, rhsAgriculture, rhs Construction, rhs

Grafik 2.35 Pertumbuhan PDB sektoral

Sumber: ONS

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy%yoy

Retail SalesFood StoresDepartment Store Online Stores, rhsAutomotive fuel, rhs

Grafik 2.36 Penjualan Ritel

Aktivitas konsumsi secara umum

belum solid. Rerata penjualan ritel TW2-19

yang membaik ke 4,3% yoy, dari 4,1% pada

TW1-19, lebih ditopang oleh penjualan pada

April 2019 (5,2%) yang dipengaruhi faktor

base effect. Selain itu, penjualan ritel juga

didorong oleh perbaikan sektor tenaga kerja

dan cuaca yang lebih hangat –meningkatkan

minat masyarakat untuk bepergian dan

berbelanja.26’27 Peningkatan tipis penjualan

26 Penjualan ritel April 2018 terkontraksi -1,5% yoy.27 Penjualan makanan pada TW2-19 mengalami

kenaikan pertumbuhan menjadi 2,3% yoy (dari 1,3% pada TW1-19).

impor.24 Di tengah perlambatan tersebut,

pemerintah meningkatkan pengeluaran yang

tumbuh 2,7% (dari 1,6% pada TW1-19).

Sumber: Bloomberg

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q22013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy

GDP, lhs Household, rhsGovernment, rhs Gross Fixed Capital Form, rhsExports, rhs Imports, rhs

Grafik 2.34 Pertumbuhan PDB

Kinerja ekonomi Inggris terutama

ditopang oleh sektor jasa, diikuti

dengan sektor industri dan konstruksi.25

Dengan pangsa yang relatif besar (79,8%

PDB), sektor jasa memainkan peran penting

dalam pertumbuhan ekonomi Inggris. Sektor

jasa tumbuh melambat (1,6% yoy dari 2,1

pada TW1-19) karena kondisi ekonomi

domestik yang lesu dan perilaku masyarakat

menghindari risiko akibat ketidakpastian

Brexit. Permintaan untuk jasa profesional

seperti layanan keuangan juga melemah

seiring ketidakpastian politik di Inggris. Sektor

industri terkontraksi (-0,5% dari 0,3% pada

TW1-19) akibat pelemahan demand. Sektor

konstruksi juga melambat 1,4% yoy (dari

3,2% pada TW1-19), karena penurunan

permintaan, kekhawatiran prospek penjualan

properti, dan penundaan dimulainya proyek

baru.

24 Stockpiling antara lain dilakukan dengan mengimpor barang terutama dari Uni Eropa.

25 Sektor jasa memiliki pangsa 79,8% PDB, sektor konstruksi 5,5% PDB dan sektor industri 13,4% PDB.

Page 54: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

42

Sumber: Bloomberg

40

45

50

55

60

65

3 6 9 12 3 6 9 12 3 62017 2018 2019

Indeks

PMI Composite PMI ManufacturingPMI Services PMI Construction

Grafik 2.39 Purchasing Manager Index

Sumber: Bloomberg

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

-8

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy Miliar GBP Trade Balance, lhs Exports, rhs Imports, rhs

Grafik 2.40 Neraca Perdagangan

Aktivitas produksi terkontraksi

terdampak ketegangan perdagangan dan

ketidakpastian Brexit. Pelemahan terjadi

pada sektor manufaktur, pertambangan dan

konstruksi. Rerata produksi industri TW2-

19 terkontraksi ke level -0,5% yoy (dari

0,3% pada TW1-19). Output manufaktur

terkontraksi -0,9% (dari 0,9%), karena

perusahaan telah memajukan aktivitas pada

TW1-19 sebagai langkah antisipasi no-deal

Brexit, dan penurunan produksi mobil karena

summer shutdown untuk pemeliharaan.

Output produk pertambangan menurun 2%

(dari 5%), imbas pemeliharaan di sejumlah

terjadi pada department store 0,2%, dari

-1,0% pada TW1-19. Sebaliknya, penjualan

bahan bakar kendaraan melemah 5,4% yoy

(dari 7,9% pada TW1-19). Registrasi mobil

baru TW2-19 juga memburuk dan masih di

zona kontraksi -4,5% yoy (dari -1,2% pada

TW1-19) karena berakhirnya perilaku front

loading konsumen yang membeli kendaraan

baru di awal tahun untuk menghindari

pelemahan pound apabila terjadi no-deal

Brexit. Indeks kepercayaan konsumen masih

negatif yang menunjukkan kekhawatiran

ketidakpastian negosiasi Brexit (rerata indeks

-12, dari -13,3 pada TW1-19).

Sumber: ONS

-20

-15

-10

-5

0

5

10

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

INDEKS% yoy

New Car Registration (% yoy), rhsGfk Consumer Confidence Index, rhs

Grafik 2.37 Registrasi Mobil Baru dan

Tingkat Kepercayaan Konsumen

Sumber: Bloomberg

-7

-2

3

8

13

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy

Industrial ProductionManufacturing ProductionConstruction Output

Grafik 2.38 Produksi Industri

Page 55: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

43

(mobil). Seiring laju penurunan impor yang

lebih tajam dibandingkan ekspor, defisit

neraca perdagangan TW2-19 menyempit

menjadi -GBP4,3 miliar, dari defisit -GBP20,3

miliar pada TW1-19.

Tekanan inflasi meningkat

dipengaruhi kenaikan harga impor

karena pelemahan poundsterling dan

kenaikan upah tenaga kerja. Inflasi

headline (IHK) Juni 2019 sebesar 2,0% yoy,

naik dibandingkan Maret 2019 (1,9%).

Sterling terdepresiasi hingga GBP1,26 per

USD pada Mei 2019 (terendah sejak Mei

2017) menyusul pengumuman pengunduran

diri PM Theresa May. Biaya tenaga kerja telah

tumbuh lebih cepat dalam beberapa tahun

terakhir karena kenaikan upah. Sementara

inflasi inti Juni 2019 stagnan sebesar 1,8%

yoy, sama dengan pada Maret 2019.

Berlawanan dengan peningkatan IHK, inflasi

di tingkat produsen turun menjadi 1,7% yoy

(Juni 2019) dari sebelumnya 2,2% (Maret

2019) akibat penurunan harga komoditas

global, terutama petroleum.

Sumber: Bloomberg

-2

-1

0

1

2

3

4

-10

-5

0

5

10

15

20

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy

% yoy

Recreation & Culture, lhsRestaurants and Hotels, lhsTransport, lhsHousing & Household Services, lhsFood & Non-Alcoholic Beverage, lhsCPI, rhsCore CPI, rhs

Grafik 2.42 Inflasi IHK

ladang minyak dan gas pada TW2-19.

Output konstruksi juga menurun menjadi

1,4% (dari 2,9%), terutama pada pekerjaan

perbaikan dan pemeliharaan. Ketidakpastian

Brexit juga menyebabkan permintaan yang

lebih lemah karena kekhawatiran tentang

prospek penjualan properti serta penundaan

dimulainya proyek baru.

Sumber: BoE Inflation Report, Agustus 2019

2018 2019

Non-EU

EU

Import growth(percent)

Percentage points6

5

4

3

2

1

0

-1

-2

-3

-4

Grafik 2.41 Pertumbuhan Impor

Aktivitas perdagangan mengalami

perlambatan terimbas pelemahan

permintaan dunia. Rerata ekspor TW2-19

tumbuh 2,5% yoy (turun dari 5,7% pada

TW1-19), terutama bahan kimia serta mesin

dan alat transportasi. Rerata impor TW2-19

turun tajam menjadi 0,5% yoy (dari 14,9%

pada TW1-19), dan terendah dalam tiga

belas triwulan. Kinerja impor yang buruk

juga diakibatkan berakhirnya kegiatan

stockpiling barang impor terutama dari UE

pada TW1-19 (penumpukan persediaan)

untuk mengantisipasi hambatan pasokan

jika terjadi no-deal Brexit. Barang impor

yang turun terutama unspecified goods (non-

monetary gold), bahan kimia, produk obat

dan farmasi, serta mesin dan alat transportasi

Page 56: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

44

Sumber: Bloomberg

330

360

390

420

450

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

0,80

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

Miliar GBP % BoE Asset Purchase Target, rhsBoE Corp Bond Purchase Target

Bank Rate, lhs

Grafik 2.45 Kebijakan Moneter

BOE mempertahankan suku bunga

kebijakan sejalan dengan tekanan inflasi

yang masih sesuai target, di tengah

ketidakpastian prospek ekonomi akibat

Brexit. Pada pertemuan Monetary Policy

Committee (MPC) 2 Mei 2019, 20 Juni 2019

dan 1 Agustus 2019, BOE secara aklamasi

mempertahankan Bank Rate sebesar 0,75%

dan melanjutkan program pembelian aset

(Asset Purchase Program).28,29 BoE kembali

menekankan bahwa arah kebijakan ke depan

akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan

penyelesaian Brexit. Apabila ekonomi

berkembang sejalan dengan proyeksi MPC,

pengetatan kebijakan moneter secara

bertahap hingga batas tertentu dinilai tepat

untuk mengembalikan inflasi menuju target

sebesar 2%.

28 Suku bunga kembali dipertahankan pada MPC tanggal 1 Agustus 2019.

29 Program APP BoE terdiri dari: (i) mempertahankan stok pembelian obligasi korporasi nonkeuangan berperingkat kredit layak investasi (investment-grade) pada level GBP10 miliar; dan (ii) mempertahankan stok pembelian obligasi pemerintah sebesar GBP435 miliar.

Sumber: Bloomberg

-18,0

-12,0

-6,0

0,0

6,0

12,0

18,0

24,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy

PPI Output Prices, lhsPPI Output Core, lhsPPI Input Prices, rhs

Grafik 2.43 Inflasi PPI

Pasar tenaga kerja solid seiring

tingkat pengangguran yang terjaga

dan upah yang meningkat. Tingkat

pengangguran Juni 2019 sedikit naik sebesar

3,9%, dari 3,8% pada Maret 2019. Rerata

upah mingguan TW1-19 tumbuh stabil 3,7%

yoy –tertinggi sejak TW2-08– dari 3,2% pada

TW1-19). Sejalan dengan upah mingguan,

upah riil meningkat ke 1,9% yoy dari 1,5%.

Kenaikan upah terjadi pada staf National

Health Service (NHS). Selain itu National

Living Wage dan tingkat National Minimum

Wage juga meningkat, yang akan berdampak

pada pekerja dengan upah terendah di sektor

grosir, ritel, hotel dan restoran.

Sumber: Bloomberg

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy % Unemployment Rate, lhs Average Weekly Earnings, rhsReal Wage, rhs

Grafik 2.44 Tingkat Pengangguran dan Upah

Page 57: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

45

Sumber: ONS

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

-15,0

-12,0

-9,0

-6,0

-3,0

0,0

3,0

6,0

9,0

12,0

15,0

18,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoyMiliar GBP

Budget Balance Total Revenue, rhs Total Expenditure, rhs

Grafik 2.47 Keseimbangan Fiskal

Prospek ekonomi Inggris

diprediksi masih lemah. Pertumbuhan PDB

Inggris dipengaruhi pertumbuhan ekonomi

global yang melemah dan ketidakpastian

Brexit. Faktor-faktor tersebut diperkirakan

akan terus membebani pertumbuhan dalam

jangka pendek. BOE pada Inflation Report

Agustus 2019 memprediksi ekonomi Inggris

2019 akan tumbuh sebesar 1,3% yoy (revisi

ke bawah dari 1,5% pada estimasi Mei 2019),

menurun terbatas dari 1,4% pada 2018. BoE

juga merevisi ke bawah outlook PDB 2020

menjadi 1,3% (dari 1,6%). Revisi outlook

PDB 2020 tersebut dikarenakan perlambatan

perekonomian global, ketegangan

perdagangan Tiongkok-AS, faktor geopolitik,

serta risiko Brexit yang tereskalasi pasca

penundaan tanggal Brexit dan diangkatnya

PM Boris Johnson yang meningkatkan risiko

no-deal Brexit.

BoE menekankan bahwa ekonomi

Inggris ke depan akan dipengaruhi oleh

kelancaran proses Brexit terutama terkait

kesepakatan perdagangan pasca Brexit.

Berbeda dengan BoE, IMF cenderung lebih

Di sisi fiskal, pemerintah

membukukan defisit anggaran seiring

dengan berakhirnya masa setoran dan

pelaporan pajak di triwulan sebelumnya.

Anggaran pemerintah TW2-19 mengalami

defisit sebesar -GBP16,0 miliar, dari GBP15,8

miliar pada TW1-19. Kinerja tersebut dipengaruhi

oleh penurunan penerimaan pajak di tengah

peningkatan belanja modal dan belanja rutin.

Selain itu terdapat base effect dari triwulan

sebelumnya dimana Inggris mencatat surplus

anggaran pemerintah pada TW1 setiap tahun,

yang merupakan periode pelaporan pajak (paling

lambat 31 Januari setiap tahun).30 Pendapatan

pemerintah TW2-19 menurun menjadi 3,7%

yoy (GBP187,7 miliar) dari 6% (GBP219,4 miliar)

pada TW1-19 karena penurunan penerimaan

pajak. Sementara itu, belanja pemerintah

meningkat menjadi 5,5% (GBP207,3 miliar)

dari 3,2% yoy (GBP203,0 miliar). Seiring

perkembangan tersebut, utang pemerintah pada

Juni 2019 sebesar GBP1,8 milyar (83,1% GDP)

sama dengan posisi pada Maret 2019.

Sumber: ONS

76,0

78,0

80,0

82,0

84,0

86,0

88,0

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

1,6

1,8

2,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% GDP Miliar GBP Utang Pemerintah Net Debt (% GDP), rhs

Grafik 2.46 Utang Pemerintah

30 Periode TW1-19 adalah masa wajib setoran pajak dan melaporkan SPT sehingga anggaran mengalami surplus. SPT disampaikan paling lambat 31 Januari setiap tahun.

Page 58: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

46

optimis dan merevisi ke atas proyeksi PDB

Inggris 2019 menjadi 1,3% (dari estimasi lalu

1,4%), dan mempertahankan outlook PDB

2020 sebesar 1,4%.

Harga minyak dunia yang berlanjut

menurun menyebabkan tekanan inflasi

dalam jangka pendek diperkirakan

akan lebih rendah. BoE (pada Mei 2019)

memperkirakan inflasi 2019 sebesar 1,6%,

sama dengan proyeksi Mei 2019. Inflasi

kemudian diperkirakan meningkat ke

2,1% yoy pada 2020, naik dari proyeksi

Mei 2019 (2%). Peningkatan demand

domestik yang sejalan dengan kenaikan

upah, dan meredanya ketidakpastian Brexit,

melatarbelakangi prakiraan inflasi tersebut.

Sejumlah risiko domestik dan

eksternal membayangi ekonomi Inggris

ke depan. Dari sisi domestik, Inggris

menghadapi risiko ketidakpastian negosiasi

Brexit yang berkepanjangan, dan berlarutnya

polemik politik dalam memutuskan

kesepakatan Brexit. Risiko Brexit tereskalasi

pasca diangkatnya PM Boris Johnson pada

24 Juli 2019 yang meningkatkan risiko no-

deal Brexit. Sedangkan risiko dari eksternal

yang perlu dicermati adalah perlambatan

perekonomian global, ketegangan

perdagangan Tiongkok-AS, dan faktor

geopolitik.

Realisas

2018 2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020GDP (%yoy) 1,4 1,3 1,4 1,3 1,3 1,3 1,3 1,2 1,2

Estimasi Sebelumnya - 1,2 1,4 1,5 1,6 1,3 1,3 1,3 1,3

CPI (%yoy) 2,1 1,8 2,0 1,6 2,1 1,8 2,0 1,9 2,0

Estimasi Sebelumnya - 1,8 2,0 1,6 2,0 2,0 2,1 1,9 2,0Keterangan ReferensiEstimasi terkini: IMF-WEO Juli 2019, BoE Inflation Report Agustus 2019, EC Summer Forecast 2019, CF Agustus 2019Estimasi sebelumnya: IMF-WEO April 2019, BoE Inflation Report Mei 2019, EC Spring Forecast 2019, CF Juli 2019

EstimasiIMF BoE

European Commission (EC)

Consensus Forecast

i

Tabel 2.4 Estimasi Pertumbuhan dan Inflasi

Page 59: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

47

BoksPotensi No-Deal Brexit Meningkat

Boris Johnson terpilih menjadi

pemimpin Partai Konservatif dan

Perdana Menteri (PM) yang baru

menggantikan Theresa May yang

mengundurkan diri. Partai Konservatif

melaksanakan leadership contest pada Juni-

Juli 2019, dan mengangkat Boris Johnson

pada 24 Juli 2019 sebagai pemimpin Partai

Konservatif dan PM yang akan melanjutkan

proses negosiasi Brexit. Dengan

pengangkatan Boris Johnson sebagai PM,

kemungkinan terjadinya no-deal/hard Brexit

meningkat seiring pandangan PM Johnson

yang cenderung Pro-Brexit dan menjanjikan

Brexit Day pada 31 Oktober 2019 dengan

atau tanpa kesepakatan. PM Johnson

bahkan tidak menutup kemungkinan

untuk men-suspend parlemen Inggris jika

menentang no-deal Brexit. Keengganan Uni

Eropa untuk renegosiasi substansi utama

dari withdrawal agreement (termasuk

backstop Irlandia) turut menambah

kebuntuan negosiasi dengan PM Johnson

dan menambah potensi terjadinya no-deal

Brexit.

Pada 28 Agustus 2019, Ratu

Inggris menyetujui permintaan PM

Johnson untuk men-suspend parlemen

Inggris untuk periode 12 September-14

Oktober 2019. Selanjutnya pada 3

September 2019, anggota parlemen

oposisi dan rebel dari Partai Konservatif

memenangkan pemungutan suara

yang mengalahkan pemerintah untuk

mengajukan RUU menunda tanggal Brexit

dan mencegah no-deal Brexit (Benn’s

Bill). Akibat aksi tersebut, PM Johnson

mencabut hak 21 anggota parlemen rebel

dari Partai Konservatif, sehingga tidak

dapat menjadi kandidat Partai Konservatif

dalam pemilihan umum.

Setelah mengalami kekalahan,

pada 4 September 2019 PM Johnson

mengajukan pemilihan umum karena

tidak dapat menerima Benn’s Bill.

Namun usulan tersebut tidak memperoleh

dukungan yang cukup dari anggota

parlemen. Partai Buruh dan anggota

parlemen oposisi lainnya tidak akan

mendukung langkah tersebut apabila opsi

no-deal Brexit pada 31 Oktober 2019 masih

tetap terbuka.

Dengan keterbatasan waktu

menjelang Brexit Date 31 Oktober

2019, kemungkinan parlemen

untuk menggulingkan PM Johnson

atau menunda tanggal Brexit guna

mencegah no-deal menjadi semakin

kecil. Proses penyelesaian Brexit yang

berlarut-larut tetap dapat menimbulkan

ketidakpastian global, sehingga perlu

dicermati dengan seksama.

Page 60: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

48

0,6% dan 0,3% yoy. Daya beli masyarakat

yang masih tertahan, menyebabkan sebagian

produsen enggan menaikkan harga. Indeks

harga produsen Juni 2019 bahkan terdeflasi

(-0,1% yoy) –pertama kali dalam dua tahun.

Ekonomi Jepang diprakirakan

meningkat secara gradual hingga 2021

dengan level pertumbuhan yang lebih

rendah dibandingkan prediksi sebelumnya.

BOJ memprediksi ekonomi Jepang FY2019

tumbuh sebesar 0,7% yoy –stabil dengan

FY2018– dan meningkat menjadi 0,9%

(2020) dan 1,1% (2021). Angka perkiraan

tersebut telah mengalami revisi ke bawah

dari proyeksi April 2019. Sejalan dengan itu,

IMF (WEO Juli 2019) memprakirakan ekonomi

2019 dan 2020 masing-masing tumbuh 0,9%

dan 0,4%, juga direvisi ke bawah dari 1% dan

0,5% (WEO April 2019).

Faktor risiko yang dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi (upside risk) antara

lain, sentimen positif dari dunia usaha dan

masyarakat terhadap keberhasilan upaya

pemerintah dalam memitigasi dampak

kenaikan pajak konsumsi, reformasi di bidang

ketenagakerjaan, kependudukan dan inovasi

industri, serta dalam menjaga kesinambungan

fiskal. Sementara downside risks yang

harus dihadapi antara lain ketidakpastian

kebijakan makroekonomi AS, ketegangan

perdagangan, pelemahan ekonomi global,

dan risiko geopolitik.

Pelemahan ekonomi global

akibat konflik perdagangan yang

2.4. Jepang

Pelemahan ekonomi global akibat

eskalasi konflik perdagangan kian berdampak

pada perekonomian Jepang. Penurunan

permintaan global telah menekan ekspor

hingga terkontraksi. Tekanan eksternal

tersebut dapat dikompensasi oleh perbaikan

konsumsi, investasi dan belanja pemerintah,

sehingga ekonomi masih tumbuh membaik.

Pada TW2-19, pertumbuhan PDB Jepang

terakselerasi dan tumbuh 1,2% yoy (1st

preliminary), di atas ekspektasi (0,4%), dari

1% pada TW1-19.

Perbaikan konsumsi terutama

bersumber dari akselerasi belanja rumah

tangga dan penjualan kendaraan –

sebagai langkah frontloading menjelang

kenaikan pajak konsumsi pada Oktober

2019. Peningkatan investasi terutama

ditopang oleh investasi residensial swasta.

Belanja pemerintah meningkat untuk

kegiatan rekonstruksi pasca bencana dan

pembangunan infrastruktur pendukung

Olimpiade Tokyo 2020. Ketiga faktor tersebut

dapat mengompensasi kontraksi ekspor yang

telah terjadi sejak paruh kedua 2018 akibat

ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.

Tekanan inflasi masih jauh di bawah

target (2%), meskipun sedikit meningkat

pada TW2-19. Inflasi headline (IHK) Juni

2019 sebesar 0,7% yoy, naik tipis dari 0,5%

(Maret 2019) didorong inflasi harga makanan

dan rekreasi, seiring berlangsungnya liburan

panjang “Golden Week.” Core inflation dan

core core inflation masing-masing hanya

Page 61: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

49

temporer libur golden week, dan front

loading belanja untuk mengantisipasi rencana

kenaikan pajak konsumsi pada Oktober 2019.

Belanja rumah tangga TW2-19 rerata tumbuh

2,7% yoy, naik dari 1,9% (TW1-19), ditopang

perbaikan sektor ketenagakerjaan dan belanja

jasa seiring libur panjang golden week. 32

Penjualan kendaraan TW2-19 rebound ke

3,1% yoy, dari -0,2% pada TW1-19, didorong

aksi front loading menjelang kenaikan pajak

konsumen, dan terindikasi menurun kembali

pada Juni 2019. Selanjutnya pada TW2-19,

rerata pertumbuhan penjualan ritel relatif

stabil sebesar 0,7%, sama dengan TW1-19.

Peningkatan konsumsi juga masih dibayangi

oleh pertumbuhan upah yang tertahan dan

kepercayaan konsumen yang berada pada

titik terendah selama lebih dari empat tahun

terakhir.

Sumber: Bloomberg

-8,0

-4,0

0,0

4,0

8,0

12,0

16,0

20,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy

GDP, lhs Government Consumption, rhsExports, rhs Imports, rhsGFCF, rhs Household Consumption, rhs

Grafik 2.47 Pertumbuhan PDB (Kontribusi)

Kepercayaan konsumen dan

pertumbuhan upah masih lemah. Pada

32 Golden Week 2019 merupakan rangkaian dari 4 libur nasional Jepang yang berlangsung selama 10 hari dari tanggal 27 April hingga 6 Mei 2019 (terpanjang dalam sejarah).

makin tereskalasi juga berdampak

pada perekonomian Jepang. Kinerja

ekspor terkontraksi makin dalam, akibat

permintaan eksternal yang terus melemah

terutama dari Tiongkok, Amerika dan Eropa.

Namun, pemburukan tersebut masih dapat

dikompensasi oleh konsumsi, investasi dan

pengeluaran pemerintah, sehingga ekonomi

TW2-19 masih dapat tumbuh 1,2% yoy (1st

preliminary), meningkat dari 1,0% (TW1-19),

dan di atas ekspektasi (0,4%).31

Aktivitas konsumsi, investasi dan

belanja pemerintah mengompensasi

pemburukan kinerja eksternal. Pada

TW2-19 konsumsi rumah tangga tumbuh

menjadi 1% yoy, meningkat dari 0,6% pada

TW1-19. Kemudian, pertumbuhan investasi

naik menjadi 2% pada TW2-19 (dari 1,3%).

Belanja pemerintah TW2-19 juga tumbuh

meningkat menjadi 1,9% (dari 0,9%),

seiring kegiatan rekonstruksi pasca bencana

yang masih berlangsung dan pembangunan

infrastruktur pendukung Olimpiade.

Sementara pertumbuhan ekspor TW2-19

terkontraksi menjadi -2,9% yoy –terendah

dalam enam tahun terakhir–, dari -2,2%

(TW1-19), akibat ketegangan perdagangan

antara AS-Tiongkok. Pertumbuhan impor

TW2-19 juga masih terkontraksi sebesar

-0,4%, meski mengalami peningkatan dari

-1,3% (TW1-19).

Konsumsi rumah tangga yang

membaik terindikasi belum solid.

Peningkatan konsumsi dipengaruhi faktor

31 Perkiraan Consensus Forecast, Juli 2019.

Page 62: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

50

penyaluran bonus musim panas. Himbauan

pemerintah kepada pengusaha agar

menaikkan upah untuk mendorong konsumsi

guna mengantisipasi dampak kenaikan pajak

konsumsi Oktober 2019 belum mendapat

respons positif.

Sektor tenaga kerja membaik,

diiringi penurunan keketatan. Tingkat

pengangguran Juni 2019 turun ke 2,3%

(dari 2,5% pada Maret 2019). Indikator

keketatan tenaga kerja “jobs-to-applicant”

Juni 2019 juga turun menjadi 1,61 (dari

1,63 pada Maret 2019), terendah dalam 1

tahun terakhir.33 Kondisi tersebut terutama

dipengaruhi oleh penurunan jumlah pegawai

yang mengundurkan diri secara sukarela

menjadi 660.000 (Juni 2019), dari sebelumnya

sebesar 790.000 (Maret 2019). Perbaikan juga

didorong oleh peningkatan partisipasi tenaga

kerja wanita menjadi 30,7 juta orang (dari 30,4

juta pada Maret 2019), tertinggi dalam sejarah,

sejalan dengan program ‘Womenomics’.

Kinerja investasi terakselerasi,

terutama ditopang oleh investasi

residensial swasta. Investasi residensial

swasta TW2-19 rerata tumbuh 2,9% yoy, naik

dari 0,7% pada TW1-19.34 Sektor pariwisata

yang menjadi primadona telah mendorong

pembangunan penginapan dan sarana rekreasi

lainnya. Kenaikan aktivitas pembangunan

tersebut mendorong akselerasi pada sektor

33 Rasio jobs-to-applicants tersebut mengindikasikan bahwa terdapat 161 pelamar pada setiap 100 lowongan pekerjaan.

34 Melanjutkan tren kenaikan pasca terkontraksi pada periode TW4-17 s.d. TW4-18.

TW2-19, rerata kepercayaan konsumen

Jepang turun ke titik terendah sejak 2014,

menjadi 39,5 dari 41,3 (TW1-19). Seluruh

komponen dari indeks kepercayaan konsumen

menurun, terutama overall livelihood dan

willingness to buy durable goods. Penurunan

tersebut diakibatkan oleh pelemahan kinerja

industri manufaktur yang juga menyebabkan

pertumbuhan upah tertahan. Upah riil

tumbuh negatif -1,1% yoy (dari -1,2% pada

TW1-19), dan upah nominal sebesar -0,1%

(dari -0,7% pada TW1-19). Jika diperhatikan,

kontraksi upah menyempit ditopang oleh

Sumber: Bloomberg

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015

yoy%

2016 2017 2018 2019

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46Penj. RitelConsumer Confidence, rhs

Penjualan KendaraanBelanja RT

Grafik 2.48 Indikator Konsumsi

Sumber: Bloomberg

-3,75

-3,00

-2,25

-1,50

-0,75

0,00

0,75

1,50

2,25

3,00

3,75

0,0

100,0

200,0

300,0

400,0

500,0

600,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoyRibu JPY Base Pay Overtime Pay BonusNominal Wage, rhs Real Wage, rhs

Grafik 2.49 Upah

Page 63: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

51

makin dalam (-2,4%) dari -1,6% (TW1-

19), dipengaruhi permintaan internasional

yang lemah. Hasil survei Tankan (BOJ)

juga menunjukkan sentimen bisnis masih

cenderung pesimis. Pada TW2-19, sentimen

bisnis sektor manufaktur turun menjadi 3%

(dari 7% pada TW1-19), terendah dalam

10 triwulan akibat permintaan internasional

yang ditengarai akan kian melemah dampak

eskalasi tensi perdagangan.

Sumber: Bloomberg

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy IP, rhs IP-Shipment IP-Investment Goods IP-Inventory

Grafik 2.52 Produksi Industri dan PMI

Sumber: Bank of Japan, CEIC

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

18,0

20,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II2015 2016 2017 2018 2019

%

Bussiness Condition: All Industries

Business Condition: ManufacturingBusiness Condition: Non-Manufacturing

Grafik 2.53 Survei Kondisi Bisnis (Tankan BOJ)

Kinerja perdagangan melemah

terdampak konflik perdagangan yang

makin tereskalasi. Ekspor TW2-19

konstruksi, terutama pembangunan residensial

swasta (tumbuh 15,2%, dari 7,8% pada TW1-

19). Investasi publik juga membaik namun

masih dalam teritori kontraktif, tumbuh -0,2%

(TW2-19), dari -3% (TW1-19). Peningkatan

investasi publik terutama ditopang oleh

pembangunan fasilitas penunjang Olimpiade

2020 dan rekonstruksi fasilitas publik pasca

bencana alam 2018.

Sumber: Bloomberg

57

58

59

60

61

62

63

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4Unemployment Rate, rhs Jobs-to-Applicants Ratio, rhs LFPR

Grafik 2.50 Tingkat Pengangguran dan

Jobs-to-Applicants Ratio

Sumber: Bloomberg

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy PMI Jasa, rhs Sektor JasaAkomodasi dan Restoran Pembangunan Residensial

Grafik 2.51 Perkembangan

Sektor Jasa dan Konstruksi

Pertumbuhan investasi Jepang

juga terindikasi belum solid. Indeks

produksi industri TW2-19 terkontraksi

Page 64: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

52

19), dari JPY8,78 miliar (TW1-19). Koreksi

dipengaruhi penurunan investasi portofolio

dan direct investment akibat ketidakpastian

penyelesaian konflik perdagangan.

Sumber: Bloomberg

-30

-20

-10

0

10

20

30

-2.000

-1.500

-1.000

-500

0

500

1.000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoyMiliar JPY Trade Balance Ekspor, rhs Impor, rhs

Grafik 2.54 Neraca Perdagangan

Sumber: Bloomberg

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

JPY Triliun Goods & Services Primary IncomeSecondary Income Current Account

Grafik 2.55 Neraca Transaksi Berjalan

Inflasi masih jauh di bawah target

2% meski meningkat pada triwulan

laporan. Inflasi headline (IHK) Juni 2019

naik tipis menjadi 0,7% yoy, dari 0,5%

(Maret 2019), terutama ditopang oleh inflasi

harga makanan dan biaya rekreasi seiring

berlangsungnya liburan panjang “Golden

Week”. Namun demikian, core inflation

(diluar fresh food) pada Juni 2019 turun

terkontraksi makin dalam -5,6% yoy (dari -4%

pada TW1-19) akibat pelemahan permintaan

eksternal. Ekspor ke Tiongkok terkontraksi

-8,7% (dari -7,1% pada TW1-19), diikuti

penurunan ekspor ke AS dan Uni Eropa.

Penurunan ekspor terutama pada produk

makanan, kendaraan bermotor, serta teknologi

dan informatika –peralatan audiovisual,

baterai, dan komputer. Impor juga masih

terkontraksi (-0,03%), dari -0,2% yoy (TW1-

19), seiring pelemahan industri manufaktur

akibat konflik perdagangan dan penurunan

harga minyak. Di tengah pelemahan kinerja

ekspor, defisit neraca perdagangan pada TW2-

19 menyempit menjadi –JPY327 miliar dari –

JPY563,5 miliar pada TW1-19. Penyempitan

defisit terutama dikontribusi oleh kenaikan

surplus perdagangan pada Juni 2019, seiring

penurunan impor –karena penurunan

harga minyak internasional– yang dibarengi

kenaikan ekspor otomotif terutama dari AS,

mengantisipasi ancaman kenaikan tarif impor

otomotif.35

Pelemahan kinerja perdagangan

menurunkan surplus current account (CA).

Surplus CA TW2-19 menipis menjadi JPY4,51

miliar, dibandingkan TW1-19 (JPY5,95 miliar),

akibat neraca barang yang masih defisit.

Sementara, neraca jasa –terutama dari

return investasi di luar negeri- masih cukup

positif. Surplus Capital dan Financial Account

terkoreksi menjadi JPY5,66 miliar (TW2-

35 Pada Juni 2019, neraca perdagangan Jepang meningkat menjadi JPY589,6 miliar, meningkat tajam dari JPY53 miliar pada Mei 2019 dan –JPY970,2 miliar pada April 2019.

Page 65: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

53

BOJ kembali mempertahankan

stance kebijakan moneter akomodatif

dan membuka peluang pelonggaran

lebih lanjut, sebagai respons dari

target inflasi yang belum tercapai. Pada

Monetary Policy Meeting (MPM) 29-30 Juli

2019, BOJ menetapkan beberapa kebijakan,

yaitu: (a) melanjutkan kebijakan Qualitative

and Quantitative Easing yang dikombinasikan

dengan yield curve control (QQE with YCC);

(b) suku bunga jangka pendek dipertahankan

sebesar -0,1%; (c) melanjutkan pembelian

JGB dalam jumlah yang fleksibel sehingga

yield JGB tenor 10-year berada di kisaran

0%;37 (d) target kenaikan outstanding JGB

tetap dipertahankan JPY80 triliun per-tahun;38

(e) melanjutkan pembelian ETF dan J-REITS

sehingga outstanding pada neraca meningkat

masing-masing JPY6 triliun dan JPY90 miliar

per-tahun; (f) outstanding commercial paper

dan corporate bonds tetap dipertahankan

pada level JPY2,2 triliun dan JPY3,2 triliun.

BOJ membuka peluang untuk melonggarkan

kebijakan moneter lebih lanjut jika terdapat

potensi gangguan terhadap momentum

pencapaian target stabilisasi harga.39

37 Yield JGB tenor 10 tahun merepresentasikan suku bunga jangka panjang.

38 Share JGB dalam neraca BOJ pada Juni 2019 sebesar 82,5%, sama dengan posisi Maret 2019. Posisi total kepemilikan obligasi pemerintah oleh BOJ merupakan yang tertinggi dibanding bank sentral lain. Total pembelian JGB oleh BOJ selama TW2-19 sebesar JPY9,8 triliun, naik dari TW1-19 (JPY3,5 triliun).

39 “...the Bank will not hesitate to take additional easing measures if there is a greater possibility that the momentum toward achieving the price stability target will be lost.” (Monetary Policy Release BOJ, 30 Juli 2019).

menjadi 0,6% (dari 0,8% pada Maret 2019).

Sementara core core inflation (diluar dari fresh

food dan energi) stabil pada level 0,3% (sama

dengan Maret 2019). Daya beli masyarakat

yang masih tertahan, menyebabkan sebagian

produsen enggan menaikkan harga. Indeks

harga produsen (IHP) bahkan terdeflasi pada

Juni 2019 (-0,1% yoy) –pertama kali dalam

dua tahun- dari 1,3% yoy pada Maret 2019.36

Pelemahan harga minyak dunia dan batubara,

serta penguatan yen menyebabkan deflasi

harga bahan baku, intermediate goods, dan

final products.

Sumber: Bloomberg

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy CPI CPI excl. Fresh Food CPI excl. Food & Energy

target 2%

Grafik 2.56 Inflasi

Sumber: Bloomberg

-12,0

-10,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy PPI Input Price PPI Output Price PPI

Grafik 2.57 Indeks Harga Produsen

36 IHP mencerminkan harga barang yang ditransaksikan antarkorporasi.

Page 66: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

54

keuangan domestik.

Sumber: Bloomberg

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

0

100

200

300

400

500

600

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoyJPY triliun

JGBT-Bills CPCorporate Bonds

Pecuniary Stocks ETFsREITsBoJ Balance Sheet

Pertumbuhan B/S, rhs

Grafik 2.58 Balance Sheet BOJ

Seiring pergantian kekaisaran,

Cabinet Office merilis framework umum

kebijakan ekonomi dan reformasi

fiskal di Era Reiwa yang berfokus

pada pewujudan“Society 5.0”.43 Dalam

jangka pendek, prioritas utama kebijakan

pemerintah diarahkan pada upaya menjaga

momentum pertumbuhan ekonomi yang

akan diwujudkan antara lain melalui (i) alokasi

insentif pada FY 2019 untuk meredam koreksi

permintaan pasca kenaikan pajak Oktober

2019; (ii) mendorong konsumsi melalui

berbagai program insentif seperti reward

point ketika melakukan transaksi non-cash,

serta pemberian voucher dan bonus; (iii)

insentif pajak dan stimulus untuk pembelian

barang tahan lama seperti kendaraan dan

perumahan; 44 (iv) alokasi anggaran untuk

43 Era Reiwa akan secara resmi dimulai dengan pengangkatan Kaisar Naruhito pada 1 Mei 2019, sekaligus menandai berakhirnya Era Heisei yang dipimpin oleh Kaisar Akihito.

44 Dalam rangka mewujudkan “Society 5.0” dan menghadapi kenaikan pajak konsumsi pada Oktober

BOJ tetap berkomitmen mencapai

target inflasi 2%, meskipun proyeksi

inflasi kembali direvisi ke bawah. BOJ

memperkirakan inflasi FY2021 masih di

bawah target 2%, yang juga menegaskan

bahwa target inflasi belum dapat tercapai

hingga FY2021.40,41 BOJ mereiterasi forward

guidance, dengan sedikit revisi bahwa tingkat

suku bunga jangka pendek dan jangka

panjang yang rendah akan dipertahankan

dalam jangka waktu relatif panjang,

setidaknya sampai musim semi 2020.42

BOJ diperkirakan melakukan

penyesuaian kebijakan, seiring tekanan

ketidakpastian global yang makin

menguat dan kondisi pasar keuangan

domestik yang melemah. Dalam jangka

pendek, pergerakan yen akan mengikuti arah

negosiasi perdagangan AS–Tiongkok. Yen

akan terus menguat dan yield JGB menurun

akibat aksi flight to quality investor di tengah

ketidakpastian global. Penguatan mata uang

akan menahan inflasi, sementara penurunan

yield menekan kredibilitas kebijakan YCC

dan makin menekan profitabilitas industri

40 Pada rilis Outlook Report Juli 2019, proyeksi inflasi FY 2019 dan FY2020 masing-masing direvisi ke bawah menjadi 1% dan 1,3% (dari 1,1% dan 1,4% pada Outlook Report April 2019).

41 Proyeksi pada Outlook Report Januari 2019 tersebut merevisi proyeksi MPM 30-31 Oktober 2018 yang memperkirakan target inflasi dapat dicapai pada FY2020.

42 “The Bank intends to maintain the current extremely low levels of short- and long-term interest rates for an extended period of time, at least through around spring 2020, taking into account uncertainties regarding economic activity and prices including developments in overseas economies and the effects of the scheduled consumption tax hike” (Monetary Policy Release BOJ, 25 April 2019, 20 Juni 2019, dan 30 Juli 2019).

Page 67: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

55

0,9% (2020) dan 1,1% (2021). Angka

perkiraan tersebut telah mengalami revisi

ke bawah dari perkiraan April 2019, seiring

pelemahan kondisi ekonomi global yang

makin memengaruhi kinerja ekspor, produksi,

dan sentimen bisnis. Sejalan dengan itu, IMF

(WEO Juli 2019) memprakirakan ekonomi

2019 tumbuh sebesar 0,9% yoy (revisi dari

1% pada WEO April 2019), masih lebih tinggi

dari pertumbuhan 2018 (0,8%). Selanjutnya

pada 2020, IMF memproyeksikan ekonomi

Jepang tumbuh melambat menjadi 0,4%

(revisi dari 0,5%).

Kinerja ekonomi Jepang akan

dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor

risiko yang dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi (upside risk) antara lain, sentimen

positif dari dunia usaha dan masyarakat

terhadap keberhasilan upaya pemerintah

dalam (i) memitigasi risiko terkait dampak

kenaikan pajak konsumsi; (ii) melaksanakan

reformasi di bidang ketenagakerjaan,

kependudukan, dan inovasi industri; serta

(iii) menjaga kesinambungan fiskal. Pada saat

yang sama, Jepang juga dihadapkan pada

downside risk antara lain: (i) ketidakpastian

arah kebijakan makroekonomi AS dan

dampaknya terhadap pasar keuangan global;

(ii) kebijakan proteksionisme perdagangan;

(iii) pelemahan kinerja ekonomi global;

(iv) ketidakpastian negosiasi Brexit; (v)

pelemahan permintaan komponen elektronik

dan kelistrikan yang diakibatkan oleh global

adjustment pada industri teknologi informasi

yang berlangsung lebih lama dari ekspektasi;

serta (vi) risiko geopolitik.

rekonstruksi dan revitalisasi sejumlah wilayah

yang terdampak bencana pada 2018.

Dalam jangka panjang, pemerintah

fokus pada upaya membangun sistem

sebagai persiapan memasuki era

“Society 5.0”. Beberapa langkah yang akan

dilakukan antara lain (i) menyusun “Action

Plan of The Growth Strategy” dan strategi

untuk mendorong pertumbuhan potensial

melalui pemanfaatan teknologi, reformasi

sistem keamanan sosial, serta menambah

pasokan tenaga kerja di tingkat regional; (ii)

meningkatkan pembangunan SDM melalui

work-style reform; (iii) merevitalisasi daerah

melalui program desentralisasi, dukungan

kepada UMKM dan sektor industri (termasuk

pariwisata) di wilayah rural; (iv) meningkatkan

interkoneksi dengan ekonomi dan masyarakat

global; dan (v) inisiasi kebijakan spesifik dan

penting.

Ekonomi Jepang diprakirakan

meningkat secara gradual hingga

2021 dengan level pertumbuhan

yang lebih rendah dibandingkan

prediksi sebelumnya. Pada Juli 2019,

BOJ memprakirakan PDB Jepang FY2019

tumbuh sebesar 0,7% yoy –stabil dengan

FY2018– dan kemudian meningkat menjadi

2019, Pemerintah Jepang menyiapkan insentif khusus, antara lain bagi warganya yang memiliki rumah pintar (innovative housing) –yakni rumah yang dibangun dengan mempertimbangkan penghematan energi dan tahan gempa. Selain itu, Pemerintah juga menyiapkan sistem kesehatan baru yang berbasis ICT, antara lain dengan membangun sistem penyediaan perawatan medis yang efisien dengan standarisasi catatan kesehatan elektronik dan pengenalan pemeriksaan kualifikasi secara daring.

Page 68: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

56

dan prospek ketenagakerjaan yang masih

buruk. Konflik perdagangan yang berlarut-

larut dengan AS menyebabkan perusahaan

menunda rekrutmen, sehingga meningkatkan

angka pengangguran. Dampak negatif

konflik perdagangan makin dirasakan oleh

perusahaan swasta, tercermin dari tingkat

investasi yang terus menurun, produksi yang

melambat, dan margin keuntungan yang

menipis. Kinerja perdagangan juga kembali

memburuk akibat ketidakpastian konflik

perdagangan yang menyebabkan disrupsi

supply chain dan menekan permintaan

ekspor.

Tingkat inflasi headline kembali

meningkat akibat kendala suplai makanan

(kelangkaan daging babi akibat wabah flu dan

sayuran akibat cuaca buruk). People’s Bank of

China (PBC) menempuh kebijakan moneter

akomodatif secara terbatas untuk mencegah

pelemahan ekonomi lebih dalam dan tetap

mempertahankan suku bunga 7 Days Reverse

Repo Rate. Kebijakan tersebut diiringi dengan

kebijakan fiskal yang ekspansif melalui

pembangunan infrastruktur oleh pemerintah

daerah.

Aktivitas ekonomi Tiongkok berpotensi

melambat lebih dalam, seiring ketidakpastian

penyelesaian konflik perdagangan dengan

AS. IMF memprakirakan ekonomi Tiongkok

tumbuh sebesar 6,2% yoy (2019) dan 6,0%

(2020), melambat tajam dari 6,6% pada

2018. Sedangkan pemerintah menetapkan

target PDB sebesar 6,0%-6,5%. Sejumlah

risiko membayangi perekonomian Tiongkok

baik dari sisi internal maupun eksternal. Dari

Tabel 2.5 Realisasi dan Proyeksi

Pertumbuhan PDB dan Inflasi

InstitusiPDB (% yoy) Inflasi (% yoy)

2018 2019 2020 2018 2019 2020

BOJ(Juli 2019)

0,7 (FY18)

0,7 0,9

0,5 (FY18)

1,0 1,3

(FY19) (FY20) (FY19) (FY20)

BOJ (April 2019)

0,8 0,9 1,1 1,4

(FY19) (FY20) (FY19) (FY20)

CF (Agustus

2019)

0,8

0,7 0,3

0,3

0,6 0,8

CF (Juni 2019)

0,8 0,4 0,6 0,9

IMF WEO (Juli 2019)

0,9 0,4

1,1 1,5IMF WEO (April 2019)

1,0 0,5

Sumber: BOJ Outlook for Economic Activity and Prices April dan Juli 2019, KEKG KPw BI Tokyo Agustus 2019, IMF WEO April dan Juli 2019, Consensus Forecast Juni dan Agustus 2019.

2.5. Tiongkok

Ketegangan perdagangan dengan AS

memperlambat laju pertumbuhan ekonomi

Tiongkok. Setelah tumbuh stabil sebesar

6,4% yoy pada TW1-19, perekonomian

Tiongkok mengalami perlambatan menjadi

hanya 6,2% yoy dan di bawah prediksi

(6,3%). Pelemahan ekonomi dipengaruhi oleh

penurunan kinerja konsumsi dan net ekspor,

akibat pelemahan permintaan domestik dan

eskalasi konflik perdagangan dengan AS.

Sementara, kontribusi investasi membaik

didorong investasi BUMN. Ditinjau dari

sektoral, kinerja sektor sekunder melemah di

tengah perbaikan sektor tersier dan primer.

Konsumsi masyarakat tertekan oleh

beban utang rumah tangga (RT) yang tinggi

Page 69: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

57

(manufaktur dan konstruksi) melambat ke

5,6% yoy pada TW2-19 (dari 6,1% pada TW1-

19), terdampak eskalasi konflik perdagangan

AS-Tiongkok yang menyebabkan penurunan

ekspor. Sektor tersier (jasa) kembali menjadi

penopang ekonomi –tumbuh stabil di level

yang tinggi sebesar 7% yoy– ditopang oleh

industri jasa dan e-commerce. Hal ini sejalan

dengan rencana jangka panjang pemerintah

untuk bertransformasi dari manufacturing-

driven economy menjadi services-led economy.

Sementara sektor primer (pertanian) tumbuh

3,3% yoy, terakselerasi dari 2,7% pada TW1-

19. Meskipun sektor ini hanya memiliki share

6,1% PDB pada TW2-19 dan dalam tren yang

menurun dalam beberapa tahun terakhir,

agrikultur Tiongkok memproduksi pangan

bagi sekitar 20% penduduk dunia (di tengah

keterbatasan lahan subur yang tersedia,

dengan share hanya 10% dari tanah subur di

dunia).47

Sumber: Bloomberg

4,17 3,73

0,77 1,19

1,46 1,28

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q22015 2016 2017 2018 2019

% Konsumsi Investasi Net Ekspor PDB (% yoy)

Grafik 2.59 Kontribusi PDB

Menurut Pengeluaran

PDB TW2-19 masing-masing sebesar 6,1%, 41,1%, dan 52,8% terhadap PDB.

47 Sumber: Food and Agriculture Organization (FAO).

dalam negeri, terdapat risiko pengetatan real

estate financing untuk menghindari property

bubble, risiko default perusahaan dan

stimulus kebijakan yang kurang memadai.

Sementara risiko utama dari eksternal adalah

ketegangan hubungan perdagangan dengan

AS, diikuti oleh risiko hambatan bisnis pada

industri teknologi, serta risiko geopolitik.

Pada triwulan kedua 2019,

ekonomi Tiongkok tumbuh melambat

menjadi 6,2% yoy (dari 6,4% yoy pada

TW1-19), terendah dalam 27 tahun.

Pertumbuhan PDB tersebut sedikit di bawah

ekspektasi (6,3%), meski masih dalam

target pemerintah untuk 2019 (6%-6,5%).45

Berdasarkan kontribusinya, pelemahan

ekonomi disebabkan penurunan kinerja

konsumsi dan net ekspor –akibat permintaan

domestik yang masih lemah dan eskalasi

konflik perdagangan dengan AS. Kontribusi

konsumsi (pemerintah dan rumah tangga)

TW2-19 turun menjadi 3,7% (dari 4,2% pada

TW1-19). Kontribusi net ekspor juga turun

menjadi 1,3% (dari 1,5% pada TW1-19).

Namun sebaliknya kontribusi investasi (GCF)

naik menjadi 1,2% pada TW2-19 (dari 0,8%

pada TW1-19).

Secara sektoral, perlambatan

pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada

TW2-19 disebabkan penurunan kinerja

sektor sekunder, sementara sektor tersier

relatif stabil.46 Aktivitas sektor sekunder

45 Consensus Forecast Juli 2019.46 Share sektor primer, sekunder, dan tersier terhadap

Page 70: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

58

Sumber: IIF Global Debt Monitor

30

35

40

45

50

55

0

1

2

3

4

5

6

7

Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4Q12013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% PDB Triliun USD Nominal Utang RT Persentase Utang RT

Grafik 2.62 Utang Rumah Tangga

Pelemahan konsumsi turut

disebabkan oleh beban utang rumah

tangga (RT) yang tinggi dan prospek

ketenagakerjaan yang masih buruk. Utang

RT terus meningkat dan mencapai USD7,2

triliun pada TW1-19 (naik delapan kali lipat

sejak krisis 2007), atau setara dengan 54%

PDB (92% disposable income).49 Peningkatan

drastis disebabkan utang RT dijadikan stimulus

untuk menahan perlambatan ekonomi.

Kapasitas pembayaran utang RT makin

mengkhawatirkan, debt service to income

ratio melesat hingga 10,9%.50 Meskipun

belum menjadi risiko sistemik, level utang

RT telah mendekati batas aman, sehingga

konsumsi (yang dibiayai utang) tidak dapat

diandalkan sebagai pendorong pertumbuhan

ekonomi.

Konsumsi juga terhambat oleh

pasar tenaga kerja yang masih lemah.

Tingkat pengangguran di kawasan urban

49 Di atas rerata negara berkembang sebesar 40% PDB. Sumber: IIF Global Debt Monitor (Juli 2019)

50 Sebagai perbandingan, rasio ini di atas Jerman (6%), AS (7,9%) dan UK (9,3%).

Sumber: Bloomberg

2

3

4

5

6

7

8

9

Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q22013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy PDB Primer Sekunder Tersier

Grafik 2.60 Pertumbuhan PDB

Menurut Sektoral

Kinerja konsumsi terindikasi masih

lemah. Penjualan ritel (indikator utama

konsumsi barang) secara umum masih rendah,

meski naik tipis 8,4% yoy ytd (bergerak tipis

dari 8,3%). Namun pergerakan tersebut

disebabkan oleh lonjakan penjualan kendaraan

pada Juni 2019 yang bersifat temporer.

Mayoritas dealer kendaraan memberikan

diskon hingga 50% untuk menghabiskan

inventori kendaraan yang tidak memenuhi

ketentuan standar emisi baru.48

Sumber: Bloomberg

7

8

9

10

11

-20

-10

0

10

20

30

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy ytd % yoy Penjualan Kendaraan Penjualan Ritel, rhs

Grafik 2.61 Penjualan Ritel dan Kendaraan

48 Mayoritas provinsi mengharuskan kendaraan baru yang dijual setelah 1 Juli untuk memenuhi kriteria emisi yang lebih ketat (“China VI” standards).

Page 71: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

59

Dibandingkan dengan Jepang pada 1973-

1993, Tiongkok menghadapi aging problems

yang lebih parah, karena laju penuaan

Tiongkok lebih cepat dan pendapatan per

kapita calon lansia Tiongkok jauh di bawah

Jepang.52 Tiongkok terancam mengalami

stagnasi ekonomi berkepanjangan seperti

Jepang (”Japan Syndrome”).53 Perkembangan

tersebut mengindikasikan bahwa konsumsi

Tiongkok (dengan indikator penjualan ritel)

sedang memasuki fase perlambatan jangka

panjang dan sulit untuk tumbuh double digit

seperti beberapa tahun lalu.54

Di tengah perlambatan konsumsi,

kinerja investasi TW2-19 membaik

ditopang oleh stimulus pemerintah

kepada BUMN. Rerata investasi aset tetap

(Fixed Asset Investment/FAI) pemerintah naik

6,9% yoy ytd pada Juni (dari 6,7% pada

Maret). Pemerintah berusaha menahan

perlambatan pertumbuhan ekonomi dengan

memfokuskan stimulus fiskal pada sektor

infrastruktur dan konstruksi. Keputusan

untuk meningkatkan kuota penerbitan Local

Government Special Bond oleh pemerintah

daerah pada 2019, mulai tertransmisikan

52 Sumber: “Slowdown in the People’s Republic of China” (Asian Development Bank, 2018)

53 Japan Syndrome ditandai oleh tiga karakteristik berikut: pertumbuhan PDB melambat signifikan setelah tumbuh tinggi dalam waktu yang lama, lalu memasuki periode secular deflation, disertai asset bubble burst yang diikuti penurunan harga aset dalam jangka panjang (ADB, 2018).

54 Rerata pertumbuhan penjualan ritel tahunan mencapai 11,8% yoy pada 2012-17, lalu melambat menjadi 9% (2018). Consensus Forecast (Agustus 2019) memprediksi laju penjualan ritel akan melambat ke level 8,5% (2019) dan 8,2% (2020).

masih tinggi (5,1% pada Juni 2019)51.

Prospek tenaga kerja terindikasi memburuk

pada sektor manufaktur, akibat perlambatan

produksi (karena demand global melemah

dan tren proteksionisme), serta ketidakpastian

bisnis yang menahan rekrutmen (pengaruh

ketegangan perdagangan dengan AS).

Sumber: National Bureau of Statistics (NBS)

4,7

4,8

4,9

5

5,1

5,2

5,3

5,4

5,5

3 6 9 12 3 6 9 12 3 62017 2018 2019

% Surveyed Unemployment Rate in Urban Areas

Grafik 2.63 Tingkat Pengangguran

Sumber: Bloomberg

-4

0

4

8

12

16

20

24

28

32

36

40

-3

0

3

5

8

10

13

15

18

20

23

25

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy ytd % yoy ytd FAI Pemerintah SwastaPrimary, rhs Secondary, rhs Tertiary, rhs

Grafik 2.64 Fixed-Asset Investment (FAI)

Konsumsi Tiongkok tengah

memasuki fase perlambatan struktural

jangka panjang imbas dari struktur

demografi penduduk menua.

51 Tingkat pengangguran Maret 2019 sebesar 5,2%.

Page 72: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

60

Produksi industri juga melambat menjadi

6% yoy ytd pada Juni 2019 (dari 6,5%

pada Maret 2019).57 Perusahaan swasta

kecil-menengah terhambat oleh keketatan

likuiditas. Keberlanjutan konflik perdagangan

dengan AS telah menyebabkan sentimen

bisnis manufaktur terus memburuk, tercermin

dari rerata PMI manufaktur (versi pemerintah)

yang berada di zona kontraksi sebesar 49,6

pada TW2-19 (turun dari 49,7) –terutama

aspek export orders yang terkontraksi kian

dalam.58,59

Iklim bisnis yang tidak menentu

menyebabkan perusahaan cenderung

menunda investasi. Sebagian perusahaan

bahkan telah merelokasi basis produksi ke

negara ASEAN untuk menyiasati pengenaan

tarif impor oleh AS.60 Perusahaan manufaktur

juga menghadapi stagnasi harga pada

tingkat produsen yang mengurangi margin

keuntungan. Profit industri terkontraksi

-3,1% yoy pada Juni 2019 (dari 13,9% pada

Maret 2019), imbas harga produsen (PPI)

dan BUMN). Sumber: BIMB Securities Research.57 IP manufaktur melambat menjadi 6,4% yoy ytd (dari

7,2%). Sedangkan IP pertambangan meningkat 3,5% (dari 2,2%) dan kelistrikan naik 7,3% (dari 7,1%).

58 Aspek export orders telah berada dalam area kontraksi sejak Juni 2018.

59 Rerata PMI nonmanufaktur (jasa) pada TW2-19 menurun ke level 54,3 (dari 54,6 pada TW1-19). Kelima aspek indeks tercatat melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terutama aspek employment yang terkontraksi semakin dalam (48,4, dari 48,6). Aspek new orders turun cukup signifikan menjadi 50,9 (dari 51,4) –mengindikasikan demand bagi jasa lebih lemah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

60 Thailand, Malaysia, dan Vietnam menjadi destinasi favorit untuk relokasi produksi perusahaan Tiongkok, berdasarkan aspek similaritas ekspor, kualitas institusional, tingkat upah, dan ease of doing business. (Sumber: Rabobank)

pada peningkatan investasi oleh BUMN.55

Pemerintah juga mengubah regulasi

penggunaan dana hasil penerbitan bonds.

Jika sebelumnya dana tersebut hanya dapat

digunakan sebagai pinjaman dalam proyek

infrastruktur, kini dapat dinilai sebagai

penyertaan saham (maksimal 25%).

Kebijakan leveraging bagi Pemda

membuka peluang untuk mencari

sumber pembiayaan penyelesaian

proyek di daerah, meskipun terdapat

risiko peningkatan utang yang tidak sedikit.

Investasi pemerintah akan terakselerasi

dan menjadi source of growth pada

sisa paruh kedua 2019, seiring mulai

berjalannya berbagai proyek daerah dengan

menggunakan anggaran hasil penjualan

bond. Manfaat positif pembangunan proyek

pada pertumbuhan ekonomi akan ditentukan

oleh akses pembiayaan dan kecepatan Pemda

mengeksekusi proyek yang telah disetujui

oleh Pusat. Umumnya terdapat lag sekitar

satu tahun antara perubahan kebijakan fiskal

dan dampaknya pada investasi.

Perbaikan investasi BUMN belum

diikuti oleh sektor swasta. Investasi

swasta makin melambat, terdampak oleh

konflik perdagangan, pelemahan demand

global dan stagnasi harga. FAI sektor swasta

melambat menjadi 5,7% yoy ytd pada

Juni 2019 (dari 6,4% pada Maret 2019).56

55 Sekitar 70% hasil penjualan special bonds digunakan untuk pembelian tanah dan pengembangan kawasan kumuh. Hanya 10% yang digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur.

56 Sektor swasta memiliki share sekitar 60% dari total investasi tetap, sisanya oleh sektor publik (pemerintah

Page 73: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

61

Tiongkok yang memasuki teritorial AS setelah

15 Juni 2019, sehingga eksportir melakukan

frontloading dan menahan perlambatan

ekspor pada Mei 2019 (tumbuh 1,1%).61

Kinerja ekspor ke depan diprediksi terkontraksi

kian dalam terdampak kenaikan tarif AS sejak

setahun yang lalu dan rencana kenaikan tarif

atas seluruh produk impor dari Tiongkok.

Pemburukan kinerja ekspor juga terindikasi

dari komponen new orders dalam PMI

manufaktur yang berada dalam tren menurun

dan terkontraksi pada Juni 2019 (49,6 dari

51,6 pada Maret 2019). 62,63

Aktivitas impor selama TW1-19

kembali terkontraksi. Rerata pertumbuhan

impor terkontraksi -3,9% yoy (TW2-19), dari

-4,8% (TW1-19), akibat permintaan domestik

yang lemah di tengah perlambatan ekspor.

Kontraksi impor Juni 2019 terjadi secara

menyeluruh, pada impor ordinary trade (untuk

memenuhi kebutuhan domestik) maupun

impor processing dan assembling (untuk

kebutuhan ekspor). Kontraksi terutama

berasal dari negara eksportir barang elektronik

(Korea Selatan dan Jepang), akibat restriksi

perdagangan oleh AS terhadap Huawei dan

entitas terkait di Tiongkok.64 Kontraksi impor

61 Implementasi tarif 10% telah menurunkan ekspor kelompok USD200 miliar sebesar -44% dalam enam bulan.

62 AS pertama kali mengumumkan kenaikan tarif 25% atas USD34 miliar impor Tiongkok pada April 2018 dan di-retaliasi oleh Tiongkok dengan nilai serupa.

63 Pada 13 Agustus 2019, AS mengumumkan akan menaikkan tarif atas seluruh sisa impor dari Tiongkok dalam dua fase, yaitu USD112 miliar (per 1 September 2019) dan USD156 miliar (15 Desember 2019).

64 Pada 16 Mei, Kementerian Perdagangan AS memasukkan Huawei dan 70 afiliasinya ke dalam “Entity List”. Perusahaan non-AS yang termasuk dalam list tersebut, dilarang untuk membeli produk

yang stagnan (0%) pada Juni 2019 (dari

0,4% pada Maret 2019).

Sumber: Bloomberg

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy ytd Industrial Production Manufacturing, rhsMining & Quarriying Prod & Dist. of Electricity

Grafik 2.65 Industrial Production (IP)

Sumber: Bloomberg

47

48

49

50

51

52

53

54

55

-18

-12

-6

0

6

12

18

24

30

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

Indeks % yoy ytd Profit Industri PMI Manufaktur (ofisial), rhsPMI Manufaktur (Caixin), rhs

Grafik 2.66 Profit Industri dan PMI

Manufaktur

Konflik perdagangan dengan AS

menurunkan kinerja perdagangan. Rerata

pertumbuhan ekspor TW2-19 terkontraksi

-1,0% yoy, dari tumbuh 0,9% pada TW1-19.

Transaksi perdagangan pada TW2-19 diwarnai

oleh keputusan mengejutkan Presiden Trump

pada 10 Mei 2019 yang menaikkan tarif

menjadi 25% (dari 10%) terhadap produk

impor dari Tiongkok senilai USD200 miliar.

Kenaikan tarif berlaku bagi produk ekspor

Page 74: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

62

ini, tarif yang telah berlaku bagi impor AS

dari Tiongkok menyasar produk intermediate,

antara lain: kulit, produk pangan, batu,

semen, metal, kayu, dan kertas. Sementara

produk konsumsi/labor-intensive masih

dikecualikan, seperti tekstil, sepatu, dan

consumer electronics (HP, laptop, wearables).

Sumber: Bloomberg

-35

-18

0

18

35

53

70

-30

-15

0

15

30

45

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

Miliar USD % yoy Trade Balance, rhs Impor Ekspor

Grafik 2.67 Neraca Perdagangan

Sumber: Bloomberg

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

0

1

2

3

4

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy % yoy

CPI Core CPIClothing

Edu., Culture & EntertainmentFood, rhs Transportation & Com., rhs

Grafik 2.68 Inflasi CPI

Tiongkok berusaha mengurangi

dampak konflik perdagangan dengan AS

terhadap kinerja perdagangan. Tiongkok

berencana mempercepat negosiasi dagang

dengan EU, Jepang, dan ASEAN –untuk

mengurangi ketergantungan pada pasar

ke depan diperkirakan menipis, didorong tren

perbaikan investasi infrastruktur.65 Kontraksi

impor yang lebih dalam dibandingkan

ekspor mendorong pelebaran surplus neraca

perdagangan menjadi USD106,5 miliar pada

TW2-19 (dari USD75,9 miliar pada TW1-19).

Konflik perdagangan dengan AS

sejak 2018 mendisrupsi global supply

chain. Hingga TW2-19, AS telah menaikkan

tarif menjadi 25% bagi sekitar USD258 miliar

impor dari Tiongkok.66 Eskalasi tarif sejak April

201867 mendorong weighted average tariff

rate untuk impor dari Tiongkok naik menjadi

18,3% (dari 3,1% bagi most favorable

nations / MFN) dan berpotensi naik menjadi

27,8% bila terjadi worst case scenario (sisa

impor USD300 miliar dari Tiongkok dikenakan

tarif 25%).68 Retaliasi Tiongkok turut

menyebabkan weighted average tariff rate

untuk impor dari AS naik menjadi 13,8% (dari

7,5% bagi MFN) dan berpotensi naik menjadi

20,5% bila terjadi worst case scenario (sisa

impor dari AS dikenakan tarif 25%). Sejauh

dari perusahaan AS tanpa persetujuan Kemendag AS. Namun pada 21 Mei AS memberikan temporary exemption bagi Huawei dan beberapa afiliasi untuk menjual perangkat telekomunikasi konflik perdagangan operator AS dan meng-update Android –hingga 19 November.

65 Investasi memiliki import intensity tertinggi dibandingkan dengan komponen PDB lainnya (IMF Working Paper, Mei 2016).

66 Setara dengan 48% total impor AS dari Tiongkok, atau 10% dari total impor AS dari seluruh negara pada 2018.

67 Trump memulai konflik perdagangan global dengan menaikkan tarif impor baja dan aluminium sebesar 25% dan 10% bagi mayoritas negara (termasuk Tiongkok). Langkah ini di-retaliasi Tiongkok dengan menaikkan tarif 15-25% atas USD3 miliar impor AS, a.l. produk wine, babi, pipa baja dan recycled aluminium.

68 Sumber: Bank of China International (Juli 2019).

Page 75: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

63

Tekanan inflasi headline terus

meningkat akibat kendala suplai

makanan, walaupun masih di bawah

target 3%. Inflasi headline Juni 2019 naik

menjadi 2,7% yoy, dari 2,3% pada Maret

2019. Kenaikan inflasi dipicu oleh harga

kelompok makanan yang kembali melesat

hingga 8,3% yoy (tertinggi sejak Januari

2012), dari 4,1% pada Maret 2019.70

Kendala suplai menyebabkan lonjakan pada

harga sayuran (akibat musim dingin yang

menghambat penanaman) dan kelangkaan

daging babi (akibat wabah swine fever

sejak Agustus 2018).71 Konsumsi daging

babi per kapita Tiongkok mencapai 30,4 kg/

tahun (tertinggi kedua di dunia setelah EU).

Sementara impor babi dari AS terkendala tarif

impor sebesar 62%.

Harga babi tetap tinggi, sementara

harga nonpangan relatif stabil. Pemerintah

telah berusaha menahan laju harga babi

selama H1-19 dengan cara menghabiskan

stok daging babi beku, namun harga babi

diperkirakan makin melonjak pada H2-19

seiring menipisnya stok daging beku dan

penurunan produksi.72 Sementara itu, harga

nonpangan relatif stabil. Inflasi inti TW2-

70 Bloomberg mengestimasikan kelompok makanan memiliki share 19,9% pada keranjang inflasi Tiongkok dalam kurun waktu 2018-19. Share ini menurun jauh dibandingkan 30% pada 2015 (Tiongkok memodifikasi komposisi keranjang inflasi setiap lima tahun, terakhir pada 2016).

71 Daging babi memiliki share terbesar di kelompok inflasi makanan (sekitar 12,8%), atau setara dengan 2,5% keranjang inflasi headline selama 2018-19.

72 Pemerintah menyatakan populasi ternak babi turun -25,8% yoy pada Juni, sementara industri memperkirakan hampir separuh populasi ternak telah meninggal/dimusnahkan akibat wabah ini.

ekspor ke AS.69 Selain itu, Tiongkok berusaha

mempererat kerja sama bisnis dengan negara

Belt dan Road Initiative (BRI), terutama dengan

ASEAN. Nilai kontrak investasi dan konstruksi

Tiongkok di ASEAN mencapai USD11 miliar

pada H1-19, naik 96% ptp dibandingkan H2-

18. Indonesia menjadi negara tujuan investasi

BRI terbesar di kawasan (sebesar USD3,1

miliar), diikuti oleh Kamboja (USD2,5 miliar),

dan Singapura (USD1,9 miliar).

Sumber: Bloomberg

-0,8

-0,4

0,0

0,4

0,8

1,2

-8

-4

0

4

8

12

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy % yoy PPI Producer Goods Consumer Goods, rhs

Grafik 2.69 Inflasi PPI

Sumber: Bloomberg

10

11

12

13

14

15

16

17

18

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% RRR (Big Banks)

Grafik 2.70 RRR

69 Pertumbuhan ekspor Tiongkok ke tiga partner tersebut tumbuh positif pada H1-19, dibandingkan kontraksi ekspor ke AS.

Page 76: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

64

kebijakan (7-Days Reverse Repo Rate) pada

level 2,55%.75 PBC terus meningkatkan

likuiditas perbankan kecil-menengah. Pada 6

Mei 2019, PBC melakukan targeted easing

dengan menurunkan GWM bagi 1.000

bank berskala kecil-menengah (dengan aset

di bawah CNY10 miliar) menjadi 8%, dari

sebelumnya berkisar 10%-11,5%. Penurunan

bertahap telah dilakukan pada 15 Mei, 17 Juni

dan 15 Juli 2019.76 Selain melalui RRR cut, PBC

terus memberikan suntikan likuiditas melalui

fasilitas Medium-term Lending Facility (MLF).

Fasilitas tersebut diberikan bagi lembaga

keuangan yang memenuhi persyaratan

makroprudensial, untuk mendorong ekspansi

kredit dengan tetap mencegah akumulasi

risiko yang menyertai.

Pertumbuhan kredit dan likuiditas

cenderung memburuk. Likuiditas

perekonomian riil hanya sedikit melonggar

meskipun PBC telah mengurangi RRR secara

bertahap sejak Mei 2019. Rerata jumlah uang

beredar (M2) malah melambat menjadi 8,5%

pada TW2-19 (dari 8,6% pada TW1-19).

Sementara rerata pertumbuhan total kredit

turut melambat menjadi 13,3% yoy pada

TW2-19 (dari 13,5%). Lebih lanjut, share

pinjaman korporasi jangka panjang dari total

pinjaman baru terus melambat signifikan –

menandakan iklim investasi ke depan tetap

75 PBC terakhir kali menaikkan suku bunga operasi moneter 7DARIRR sebesar 5 bps pada 22 Maret 2018 sebagai respons terhadap kenaikan FFR.

76 Pada 4 Januari, PBC telah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) dengan total penurunan masing-masing sebesar 100 bps menjadi 13,5% (dari 14,5%) untuk perbankan besar, dan 11,5% (dari 12,5%) untuk perbankan kecil-menengah.

19 justru melandai ke level 1,6% yoy (dari

1,8%), menandakan domestic demand yang

belum pulih.73 Secara keseluruhan, inflasi

headline diprediksi terus meningkat dalam

jangka pendek akibat merebaknya swine flu

dan kesulitan produsen dalam melakukan

dekontaminasi –hingga makin mendekati

target inflasi pemerintah (3%).

Berbeda dengan peningkatan

tekanan harga konsumen, harga produsen

cenderung menurun. Indeks harga produsen

Juni 2019 stagnan (0% yoy, terendah sejak

Agustus 2016), dari 0,4% pada Maret 2019.

Harga bahan baku mentah mengalami deflasi,

menunjukkan demand domestik yang makin

lemah. Rendahnya harga produsen telah

mengurangi margin keuntungan (industrial

profits) dan mengurangi kemampuan

perusahaan membayar utang.74 Jika PPI

terus berkurang dan berbalik deflasi, maka

pada triwulan berikutnya level produksi akan

makin berkurang dan investasi tertahan –

berdampak pada perlambatan PDB. PPI

diperkirakan masih berada pada level yang

rendah, seiring penurunan harga komoditas

(terutama minyak).

Bank sentral mengindikasikan

siap melakukan easing demi mencegah

perlambatan akibat konflik perdagangan.

Selama TW2-19, People’s Bank of China

(PBC) masih mempertahankan suku bunga

73 Core CPI (excluding food and energy) memiliki share 77-78% dari inflasi headline (Sumber: Bloomberg Intelligence).

74 Utang perusahaan nonfinansial mencapai 155,6% PDB pada TW1-19, dari 151,6% pada TW4-18 (IIF Juli 2019).

Page 77: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

65

pemerintah TW2-19 menurun ke 7,9%

yoy, dari 15,4% pada Maret.79 Pemerintah

daerah melanjutkan berbagai proyek

infrastruktur baru, pasca mendapat

persetujuan dari National Development and

Reform Commission (NDRC) yang melakukan

frontloading persetujuan proyek pada awal

2019. Proyek pembangunan ini dibiayai oleh

penerbitan Local Government Special Bond,

yang kini dapat digunakan sebagai equity

79 Data TW1-19 hanya menggunakan data Maret 2019 sesuai ketersediaan data.

lesu dan perbankan cenderung enggan

menyalurkan kredit kepada perusahaan

kecil-menengah di tengah perlambatan

ekonomi. Kesulitan pembiayaan yang

dialami perusahaan menyebabkan metode

pembiayaan shadow banking kembali

meningkat. Indikator Monetary Conditions

Index (MCI) meningkat signifikan ke level 95,3

pada TW1-19 (dari 86,5 pada TW4-18).77

Terdapat ruang easing bagi PBC

untuk meningkatkan likuiditas perbankan

dan mendorong kredit perusahaan kecil-

menengah. Di tengah langkah penurunan

suku bunga oleh bank sentral negara maju

(the Fed dan ECB) dan berkembang (Indonesia

dan India), PBC enggan menuruti keinginan

pasar untuk memangkas suku bunga (1-year

benchmark rate). PBC mengalami dilema. Di

satu sisi, penurunan suku bunga pinjaman

akan membantu likuiditas perusahaan,

namun di sisi lain dapat meningkatkan kredit

hipotek dan memicu asset bubble. PBC

dinilai cukup berhati-hati dalam meluncurkan

stimulus moneter meskipun memiliki amunisi

moneter jauh lebih banyak dibandingkan

bank sentral lain.78

Dari sisi fiskal, Pemerintah

Tiongkok menempuh kebijakan fiskal

ekspansif untuk menahan perlambatan

ekonomi. Di satu sisi, rerata belanja

77 MCI merupakan alat bantu untuk mengukur tingkat kelonggaran/keketatan moneter. Penurunan MCI mengindikasikan pelonggaran kondisi moneter pada perekonomian riil.

78 Balance sheet PBC cukup “bersih”, karena tidak pernah melakukan pembelian aset skala besar seperti the Fed, BOJ, dan ECB.

Sumber: Bloomberg

70

75

80

85

90

95

100

105

110

-12

-8

-4

0

4

8

12

16

20

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

Indeks

% yoy

M2 Shadow BankingKredit Perbankan Monetary Cond. Indeks, rhs

Grafik 2.71 Likuiditas dan Kredit

Sumber: Bloomberg

-2

-1

0

1

2

3

4

5

-20

-10

0

10

20

30

40

50

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

Triliun RMB % yoy Keseimbangan Primer, rhs Penerimaan FiskalBelanja Fiskal

Grafik 2.72 Keseimbangan Fiskal

Page 78: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

66

Kinerja ekonomi Tiongkok

diperkirakan makin melambat pada H2-

19 akibat eskalasi konflik perdagangan

dengan AS. IMF dalam WEO Juli 2019

merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan

ekonomi Tiongkok menjadi 6,2% pada 2019

(dari 6,3%) dan 6,0% pada 2020 (dari 6,1%)

–keduanya di bawah pencapaian 6,6% pada

2018.84 Sedangkan pemerintah menetapkan

target pertumbuhan ekonomi 2019 pada

kisaran 6,0%–6,5% (dari target 6,5% pada

2018), dan target inflasi di bawah 3,0%.

Dukungan stimulus fiskal dan beragam

instrumen moneter akan digunakan untuk

mencapai target tersebut.

Ekonomi akan terdorong perbaikan

investasi pemerintah di tengah konsumsi

yang masih melambat. Konsumsi belum

menunjukkan tanda pemulihan, disertai

sentimen konsumen yang agak pesimis

akibat konflik perdagangan berkepanjangan.

Investasi diharapkan terdorong oleh realisasi

proyek pembangunan pemerintah, dengan

trade-off peningkatan kerentanan utang

Pemda. Investasi swasta diperkirakan

masih tertekan hingga terdapat titik terang

dari negosiasi perdagangan dengan AS.

Sementara negosiasi berlangsung lambat dan

eskalasi terus terjadi, perusahaan Tiongkok

bertahap memindahkan basis produksi ke

luar Tiongkok. Kinerja ekspor akan makin

menurun, pasca-aksi frontloading, sebagai

antisipasi kenaikan tarif bertahap terhadap

USD300 miliar ekspor ke AS (tarif mulai naik

84 Consensus Forecast edisi Juli mengonfirmasi proyeksi IMF di level tersebut.

financing hingga 25% dari nilai proyek.80

Pemda juga berencana mengendurkan

regulasi jual beli properti yang sangat ketat.

Pemerintah pusat dalam Pulitburo

Meeting (30 Juli 2019) menegaskan siap

untuk meluncurkan paket stimulus fiskal

yang lebih agresif. Namun target defisit

fiskal 2019 senilai 2,8% PDB telah mendekati

batas aman 3%, sehingga pasar menilai

ruang untuk melakukan stimulus fiskal akan

terbatas. Sementara penerimaan pemerintah

hanya tumbuh rata-rata 0,7% yoy pada TW2-

19, dari 4,0% pada Maret 2019.81 Penurunan

penerimaan fiskal disebabkan kebijakan

stimulus pengurangan pajak sejumlah

barang konsumsi dan mengurangi pajak

pendapatan.82,83 Pemerintah mengindikasikan

akan kembali mengurangi pajak kendaraan

dan meningkatkan kuota kendaraan baru

di beberapa kawasan, untuk mendongkrak

penjualan yang lesu. Kebijakan fiskal

ekspansif menyebabkan keseimbangan

primer pada TW2-19 kembali mencatatkan

defisit -CNY1,1 triliun.

80 Special local government bond issuance quota 2019 meningkat ke RMB2,15 triliun (dari realisasi penerbitan sebesar RMB1,35 triliun pada 2018). Kuota telah terpakai sebesar CNY1,63 triliun hingga April (dibandingkan CNY0,52 triliun pada April 2018). Langkah ini menunjukkan stance fiskal yang makin ekspansif.

81 Data TW1-19 hanya pada Maret karena keterbatasan data saat libur Imlek.

82 Pada Juli 2018, pemerintah menurunkan pajak impor produk apparel, kitchenware, dan fitness products menjadi rata-rata 7,1% (dari 15,9%) dan household appliances menjadi rata-rata 8% (dari 20,5%).

83 Sejak Oktober 2018, PTKP naik menjadi CNY5.000/bulan (dari CNY3.500/bulan). Sejak 2019, terdapat taxable expense deduction untuk pengeluaran pendidikan, bunga hipotek, sewa perumahan, dan perawatan bagi penyakit kritis.

Page 79: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

67

fiskal yang menurun, menyebabkan hampir

seluruh ruang fiskal telah terpakai.

Ekonomi Tiongkok ke depan

dibayangi sejumlah risiko, baik dari

domestik maupun eksternal. Risiko dari

dalam negeri yang mengemuka antara lain: 1)

pengetatan real estate financing yang semula

ditujukan untuk mencegah property bubble

seperti periode 2015-2016, berisiko menjalar

ke sektor lain sehingga menahan belanja

konsumen dan investasi perusahaan; 2)

risiko default perusahaan meningkat, karena

beban utang makin tinggi dan penerimaan

menurun akibat kesulitan pembiayaan dan

sentimen negatif dari konflik perdagangan; 3)

stimulus pada H1-19 belum cukup menahan

perlambatan ekonomi, sehingga dapat

mendorong Tiongkok kembali melonggarkan

kebijakan moneternya.

Risiko eksternal terbesar

bersumber dari eskalasi konflik

perdagangan yang berkepanjangan,

di tengah mengemukanya konflik

geopolitik. Selain berdampak pada investasi

yang tertunda dan sentimen konsumsi

yang memburuk, konflik perdagangan

pada 1 September dan 15 Desember 2019).

Kebijakan moneter pada H2-19

diharapkan mampu meredam sebagian

dampak konflik perdagangan. Sepanjang

H1-19, Tiongkok dinilai masih belum

meluncurkan stimulus moneter yang masif

untuk menahan perlambatan ekonomi.

Suntikan likuiditas melalui instrumen dan

operasi pasar sejauh ini kurang berhasil

menggerakkan kredit korporasi. Pemerintah

dinilai masih menolerir perlambatan

ekonomi di atas 6%. Namun, eskalasi

konflik perdagangan dengan AS akan makin

mendesak PBC untuk mengambil langkah

easing lanjutan (seperti mengurangi RRR,

menurunkan suku bunga, dan memberikan

fasilitas MLF) – mengingat yield spread

Tiongkok dengan AS telah melebar.85 Dari

sisi fiskal, Tiongkok memiliki ruang fiskal

terbatas pada awal 2019 karena stimulus

masif yang digelontorkan untuk menahan

perlambatan pada 2015-2016. Frontloading

fiscal expansion pada H1-19 dan pendapatan

85 Bloomberg memperkirakan PBC akan mengurangi RRR sebesar 150 bps dan melakukan satu kali interest rate cut pada sisa 2019.

Tabel 2.6 Outlook PDB dan Inflasi (2019-2020)

RealisasiTarget

Otoritas2018 2019 2019 2020 2019 2020

PDB (% yoy) 6,6 6,0-6,5 6,2 6,0 6,2 6,0Estimasi sebelumnya 6,3 6,1 6,3 6,0Inflasi (% yoy) 2,1 3,0 2,3 2,5 2,3 2,3Estimasi sebelumnya - - 2,3 2,3

Sumber estimasi terkini: IMF-WEO dan Consensus Forecast Juli 2019.Keterangan:

Sumber estimasi sebelumnya: IMF-WEO April 2019 dan Consensus Forecast Juni 2019.

CFIMF

Page 80: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

68

Gambaran pertumbuhan ekonomi

yang masih lemah juga terlihat dari inflasi yang

masih di bawah target (4+2% yoy). Reserve

Bank of India (RBI) telah menurunkan suku

bunga acuan cukup agresif dengan penurunan

terakhir sebesar 35 bps menjadi 5,40%

pada Agustus 2019, dan mempertahankan

stance akomodatif. Pemerintah juga

melakukan ekspansi fiskal serta berencana

menambah likuiditas pada Bank BUMN untuk

meningkatkan penyaluran kredit.

Ekonomi yang gloomy mendorong

RBI dan IMF merevisi ke bawah proyeksi

pertumbuhan ekonomi dan inflasi. RBI

merevisi ke bawah prospek ekonomi pada

FY19/20 menjadi hanya 6,9% (dari 7%). RBI

juga merevisi ke bawah prediksi ekonomi

pada semester I dan II FY2019/2020. Sejalan

dengan RBI, IMF juga merevisi ke bawah

proyeksi pertumbuhan ekonomi India 2019

dan 2020 pada WEO Jul-19 menjadi 7% dan

7,2% (dari estimasi sebelumnya 7,3% dan

7,5%).

Perekonomian India masih akan

menghadapi sejumlah faktor risiko. Faktor

yang dapat menekan ekonomi (downside

risks) antara lain penurunan permintaan

global, ketegangan hubungan dagang

dengan AS, risiko shadow banking, faktor

monsoon, dan geopolitik dengan Kashmir.

Sementara faktor yang dapat memperkuat

pertumbuhan ekonomi (upside risks) antara

lain kebijakan easing moneter dan fiskal yang

diharapkan dapat meningkatkan konsumsi

dan memperbaiki pertumbuhan ekonomi.

yang bermanifestasi menjadi pembatasan

penjualan terhadap perusahaan teknologi

Tiongkok, juga akan menahan ekspansi sektor

tersebut. Peningkatan konflik geopolitik

(terutama demonstrasi di Hong Kong dan

konflik teritorial di Laut Cina Selatan) dapat

menjadi distraksi bagi Tiongkok, yang tengah

berfokus untuk menyelesaikan konflik

perdagangan dengan AS sembari menahan

perlambatan ekonomi domestik.

2.6. India

Perekonomian India mengalami

tekanan akibat konflik perdagangan yang

telah mengakibatkan pelemahan ekonomi

dunia. Pada TW2-19, ekonomi India di luar

prediksi turun drastis menjadi hanya 5% yoy,

dari 5,8% pada TW1-19, dan merupakan level

terendah selama enam tahun terakhir. Kinerja

konsumsi dan perdagangan yang menurun

belum dapat diatasi oleh kebijakan moneter

dan fiskal pemerintah yang akomodatif.

Pelemahan konsumsi terjadi baik

pada masyarakat kota maupun desa, akibat

kendala likuiditas dan tingkat kepercayaan

yang menurun. Aktivitas produksi, meski

sedikit membaik, masih dalam tren menurun,

diikuti dengan kinerja perdagangan yang

melemah. Penghentian status beneficial

trade India pada Program US Preferential

Trade Program (PTP) sejak 5 Juni 2019 –yang

menghapuskan fasilitas GSP– dan retaliasi

India terhadap 28 produk AS telah menekan

ekspor dan impor India.

Page 81: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

69

NPL bank yang tinggi terutama berasal dari

Non Bank Financial Companies (NBFC) atau

shadow banking.86,87

Sumber: Bloomberg

5,85,0

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Q1Q2Q3Q3Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q22013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy% yoy PDB Konsumsi Swasta, rhsBelanja Pemerintah, rhsPMDB, rhs

Ekspor, rhsImpor, rhs

Grafik 2.73 PDB Berdasarkan Pengeluaran

Sumber: Bloomberg

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2Q3Q4Q1Q2

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Pertanian

MiningManufacturing

Electricity Construction HotelsReal Estate Public Administration

PDB, rhs

Grafik 2.74 Pertumbuhan PDB Sektoral

Perlambatan konsumsi juga

dipengaruhi oleh pengangguran

86 Salah satu NBFI besar, Infrastructure Leasing & financial Services (IL&FS) dengan rating atas, diambil alih pemerintah (Oktober 2018) setelah mengalami default pembayaran. Rating IL&FS berubah menjadi ‘default oleh SnP dan Crisil. RBI pada 7 Agustus 2019 mengeluarkan peraturan terkait regulasi perbankan dan arus kredit ke NBFI.

87 Peningkatan NPL sudah mulai terlihat pada Mar-17 hingga Mar-18 yang mencapai 11,5% namun berangsur mulai turun pada Mar-19 sebesar 9,3% dan pada Mar-20 diperkirakan mencapai 9%.

Kinerja ekonomi India pada

triwulan laporan melemah lebih dalam

dibandingkan prediksi. Pertumbuhan PDB

TW2-19 menurun signifikan menjadi hanya

5% yoy, dibandingkan TW1-19 yang masih

tumbuh 5,8%. Angka tersebut juga jauh dari

prediksi market (5,6%). Pelemahan ekonomi

global, pengetatan likuiditas pada sektor

keuangan, serta peningkatan tensi konflik

perdagangan global menekan konsumsi

dan transaksi perdagangan. Pertumbuhan

konsumsi swasata TW2-19 melambat menjadi

3,1% yoy (dari 7,2% pada TW1-19), konsumsi

pemerintah turun ke 8,8% (dari 13,1%), dan

ekspor tumbuh melambat (5,7% dari 10,6%).

Sementara investasi meningkat menjadi 4%

yoy (dari 3,6% pada TW1-19).

Konsumsi swasta melemah akibat

permintaan yang menurun dan likuiditas

yang ketat. Konsumsi (share 56,8%

terhadap PDB India) melambat signifikan,

ditunjukkan indikator penjualan kendaraan

bermotor yang terkontraksi hingga -18,1%

(TW2-19) dari -7,5%(TW1-19). Pelemahan

konsumsi tersebut sejalan dengan penurunan

permintaan di pedesaan dan perkotaan, di

tengah penyaluran kredit yang terbatas dan

masalah shadow banking yang meningkatkan

kredit macet bank. Kredit konsumsi tumbuh

melambat menjadi 11,5% dari 12,9%

(TW1-19) pada hampir semua jenis kredit

(kredit perorangan, kendaran bermotor, jasa,

pertanian) kecuali kredit perumahan yang

stabil 18,7%. Bahkan kebijakan easing RBI (3

kali, 75 bps) sejak awal 2019 belum efektif

meningkatkan konsumsi karena masalah

Page 82: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

70

Sumber: Centre for Monitoring Indian Economy

41

43

45

47

42

44

46

48

49

3

4

5

6

7

8

9

10

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% % Unemployment Rate Labour Participation Rate, rhs

Grafik 2.76 Ketenagakerjaan

Aktivitas produksi secara umum

masih lemah meski kinerja TW2-19 sedikit

membaik. Rerata produksi industri TW2-19

mencapai 3,63% yoy, naik dari 1,5% (TW1-

19), terutama didukung oleh produksi listrik

yang tumbuh 7,2% yoy (dari 1,5%), seiring

dengan tercapainya program elektrifikasi

untuk rumah tangga di seluruh India.89

Perbaikan juga terjadi pada sektor manufaktur

dengan skala yang lebih moderat yaitu

tumbuh 3,2% (TW2-19), dari 1,4% (TW1-

19). Kendati membaik, tren IP manufaktur

dalam dua bulan terakhir tumbuh sangat

rendah (1,2% yoy) dibandingkan rerata

selama 2018 (5,46%). Sektor manufaktur

menghadapi problem pelemahan permintaan

global dan domestik akibat persaingan

dengan barang impor seperti pada tekstil dan

pakaian, serta keterbatasan kredit dengan

term yang favourable.90 Upaya pemerintah

89 https://www.business-standard.com/article/economy-policy/india-s-power-production-to-grow-5-6-in-fy20-on-new-household-demand-119052801088_1.html

90 Industri tekstil berkontribusi 2% terhadap PDB, signifikan memengaruhi tingkat pengangguran. Tekstil India menghadapi persaingan masuknya impor dari Tiongkok, Bangladesh dan Indonesia.

yang resisten di level tinggi. Tingkat

pengangguran pada Juni 2019 meningkat

ke 7,9% yoy, dari 6,7% pada Mar-19. Tren

pengangguran sudah meningkat sejak Juli

2017 (3,4%). Peningkatan pengangguran

antara lain akibat penurunan rekrutmen

tenaga outsourcing yang merupakan salah

satu penyerap tenaga kerja mayoritas, dan

pengurangan tenaga kerja sektor konstruksi

yang terdampak pelemahan ekonomi. Untuk

mengatasi permasalahan pengangguran

yang cukup mengkhawatirkan tersebut, PM

Modi secara khusus membentuk Komite

Kabinet Ketenagakerjaan dan Pengembangan

Keahlian yang beranggotakan sepuluh

menteri. Tingkat kepercayaan konsumen juga

memburuk di tengah polemik trade tension.

Tingkat kepercayaan konsumen atas kondisi

saat ini menurun menjadi 95,7 dari 97,3 (TW1-

19) begitu juga tingkat kepercayaan satu

tahun ke depan yang turun menjadi 124,8 dari

133,4 (TW1-19) akibat performa ekonomi dan

tingkat pengangguran yang memburuk88.

Sumber: CEIC

-50

-25

0

25

50

75

100

-25

-13

0

13

25

38

50

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Motor Vehicle Sales Passenger Vehicle Two WheelersCommercial Veh., rhs Three Wheelers, rhs

Grafik 2.75 Penjualan Kendaraan

88 Sesuai hasil survey Consumer Confidence yang dilakukan oleh RBI Juli 2019.

Page 83: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

71

konflik perdagangan. Ekspor pada TW2-

19 terkontraksi -1,73% yoy, dari 5,73%

(TW1-19), serta impor masih tertahan di zona

kontraksi (-0,1% dari -1,32% pada TW1-

19). Perlambatan ekspor mengakibatkan

defisit neraca perdagangan melebar menjadi

USD45,97 miliar, dari USD35,21 miliar (TW1-

19).

Sumber: Bloomberg

-20

-18

-16

-14

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

Miliar USD % yoy Trade Balance, rhs Exports Imports

Grafik 2.79 Neraca Perdagangan

Sumber: Bloomberg

-25

-20

-15

-10

-5

0

-3,5

-3

-2,5

-2

-1,5

-1

-0,5

0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q12014 2015 2016 2017 2018 2019

Miliar USD % GDP CA/GDP, lhs Current Account Deficit, rhs

Grafik 2.80 Current Account (% PDB)

Ekspor dan Impor India juga

terkendala oleh peningkatan tensi

perdagangan dengan AS. Pencabutan

fasilitas Generalized System of Preference (GSP)

oleh AS (efektif 5 Juni 2019) telah menekan

dengan menaikkan beberapa tarif impor

diantaranya mobile phones, electronic

components, auto part, synthetics rubber

belum banyak membantu. Aktivitas bisnis ke

depan diprakirakan masih lemah, tercermin

dari penurunan PMI manufaktur, jasa dan

komposit91.

Sumber: Bloomberg

-9

-6

-3

0

3

6

9

12

15

18

21

24

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62015 2016 2017 2018 2019

% yoy % yoy IP Index,lhs IP Mining IP Manufacturing IP Electricity

Grafik 2.77 Produksi Industri

Sumber: Bloomberg

44

46

48

50

52

54

56

3 6 9 12 3 6 9 12 3 62017 2018 2019

Indeks PMI Komposit PMI Manufaktur PMI Jasa

Grafik 2.78 Purchasing Manager Index

Kinerja perdagangan TW2-19

tumbuh makin melemah sejalan dengan

perlambatan pertumbuhan ekonomi

global dan ketidakpastian penyelesaian

91 PMI manufaktur menurun (52,2 dari 53,6), jasa (50,3 dari 52,2), dan komposit (51,4 dari 53,4).

Page 84: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

72

penerimaan bersih jasa sebesar 5,8%

terutama dari jasa telekomunikasi, komputer

dan informasi, seiring makin berkembangnya

kualitas pelayanan jasa di bidang tersebut.94

Sumber: Bloomberg

5,15 5,40 5,65

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

10,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 82014 2015 2016 2017 2018 2019

% Reverse Repo Rate Repurchase Rate Marginal Standing Facility

Grafik 2.82 Suku Bunga Kebijakan

Sumber: Bloomberg

-160

-120

-80

-40

0

40

80

120

160

-2500

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoyMiliar INR Keseimbangan Fiskal, lhs Receipt Growth, rhsExpenditure Growth, rhs

Grafik 2.83 Keseimbangan Fiskal

Inflasi meningkat namun masih

jauh dari target. Inflasi IHK pada Juni 2019

mencapai 3,2% yoy, meningkat dari 2,9%

pada Maret 2019 dan masih di bawah target

(4%+2%). Peningkatan inflasi didorong oleh

94 Penerimaan transfer swasta yang merupakan indikator remitansi India turun ke USD17,9 miliar (0,9%), Net FDI stabil USD6,4 miliar, Net FPI naik menjadi USD9,4 miliar dari USD2,3 miliar (terutama akibat pembelian di pasar utang dan saham).

ekspor dan impor India. Sejak penghentian

GSP pada 5 Juni 2019, telah terjadi penurunan

ekspor sekitar 2% dari total ekspor India.

India melakukan retaliasi terhadap AS dengan

mengenakan tarif terhadap 28 produk AS

yang masuk ke India, sehingga harga produk

tersebut menjadi lebih mahal dan menekan

impor.92 Retaliasi tersebut merupakan respons

dari kenaikan tarif ekspor aluminium dan baja

dari India ke AS.93

Sumber: Bloomberg

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62014 2015 2016 2017 2018 2019

% yoy CPI Food & Beverages Tobacco & AlcoholFuel & Light Housing ClothingMisc.

Grafik 2.81 Inflasi

Defisit neraca transaksi berjalan

(current account defisit) menyempit

sejalan dengan peningkatan penerimaan

jasa. Defisit transaksi berjalan menyempit

pada TW1-19 mencapai USD4,6 miliar (0,7%

PDB), dibandingkan USD17,7 miliar (2,7%

dari PDB) terutama dikontribusi penerimaan

jasa. Penyempitan defisit didorong oleh

92 Tarif 29 produk dinaikkan rata-rata 50% mulai 16 Juni 2019, a.l. tarif impor walnut naik menjadi 120% (dari 30%), sementara kacang chickpea, bengal gram dan masur dal naik menjadi 70% (dari 30%), efektif sejak 16 Juni 2019. Produk AS yang dikenakan tarif adalah phosphoric acid, apples, almonds and walnuts.

93 Tarif impor baja naik 25% sedangkan aluminium naik 10%.

Page 85: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

73

RBI menyatakan sedang mengalkulasi

kemungkinan penurunan suku bunga lebih

lanjut. Probabilitas penurunan suku bunga

menguat pasca rilis PDB India yang di bawah

prediksi. Selain itu, RBI juga merilis kebijakan

untuk mendorong kredit Non Bank Financial

Companies (NBFC), yaitu:

a. Penurunan bobot risiko untuk kredit

konsumen kecuali kartu kredit dari 125

menjadi 10096;

b. Bobot risiko eksposur bank ke NBFC

diselaraskan dengan perusahaan lainnya.

c. Batas eksposur NBFI yang semula 15%,

disamakan dengan perusahaan lainnya

yaitu 20% dari Tier-I modal bank;

d. NBFC diizinkan memberikan pinjaman

investasi lebih tinggi ke sektor

pertanian, Small Medium Enterprise

dan perumahan.97 Kebijakan tersebut

ditujukan untuk meningkatkan

peran kredit bagi sektor prioritas

yang berkontribusi besar terhadap

pertumbuhan ekonomi khususnya

ekspor dan tenaga kerja.

Kebijakan fiskal Pemerintahan

Modi tetap akomodatif. Total defisit fiskal

selama TW2-19 melebar mencapai -INR4,3

96 Sesuai dengan Credit Risk Management, kredit konsumen termasuk pinjaman individu dan kartu kredit dikenakan bobot risiko 125% atau lebih jika digaransi oleh lembaga rating eksternal. Namun bobot kredit kredit konsumen diturunkan menjadi 100 kecuali kartu kredit.

97 Alokasi pinjaman ke sektor pertanian menjadi 10 lakh, SME menjadi 20 lakh, dan perumahan menjadi 20 lakh yang sebelum hanya sampai 10 lakh. Note: 1 lakh = 100.000 INR

kenaikan harga makanan dan minuman yang

mencapai 2,37% dari 0,6% (Maret-19),

didorong oleh faktor musiman terutama

sereal dan sayuran. Tekanan inflasi ke depan

diperkirakan juga belum akan naik signifikan

sejalan dengan curah hujan yang diprediksi

membaik.

RBI menurunkan suku bunga

kebijakan dan proyeksi GDP dengan

stance tetap akomodatif. Penurunan suku

bunga ditujukan untuk mencapai target inflasi

yang masih di bawah target (4% +/- 2%) dan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada

MPC 5-7 Agustus 2019, RBI menurunkan

suku bunga kebijakan 35bps menjadi 5,40%

dan mempertahankan stance akomodatif.95

Dengan penurunan ini, selama 2019, RBI telah

menurunkan suku bunga sebanyak 4 kali

(dengan total 110 bps). RBI juga menurunkan

proyeksi PDB 2019/2020 menjadi 6,9% dari

estimasi sebelumnya (7% pada MPC Juni-

19) setelah memperhatikan pelemahan

permintaan domestik dan eksternal.

Pelemahan ekonomi dan

inflasi yang masih di bawah target

membuka peluang bagi RBI untuk

kembali menurunkan suku bunga guna

menggerakkan perekonomian. Kebijakan

dovish dari the Fed dan bank sentral utama

global dapat meredam kekhawatiran

capital outflows jika RBI menurunkan

suku bunga. Secara eksplisit Gubernur

95 Kenaikan suku bunga sebesar 35 bps dilandasi asesmen ekonomi yang menunjukkan permintaan dan investasi memerlukan dorongan dari penurunan suku bunga di atas 25 bps, namun tidak lebih dari 50 bps.

Page 86: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

74

ekonomi 2019 menjadi 7% yoy (dari estimasi

sebelumnya 7,3%) dan pertumbuhan ekonomi

2020 menjadi 7,2% (dari 7,5%).98

Outlook inflasi diprakirakan masih

berada di bawah target jangka menengah

RBI sebesar 4%+2%. Inflasi diperkirakan

sekitar 3,5%-3,7% pada paruh kedua 2019,

yang merupakan revisi dari 3,4%-3,7%

(MPC Juni 2019). Selanjutnya, proyeksi inflasi

pada TW1-2021 sebesar 3,6%. Pelemahan

konsumsi berdampak pada inflasi inti yang

diprakirakan berada pada kisaran 3,9% pada

H2-2019, turun dari perkiraan sekitar 4,2%.

Proses pemulihan ekonomi

mengalami tantangan yang tidak ringan.

Perekonomian India dihadapkan pada

masalah pelemahan ekonomi global akibat

trade tension, yang mulai berdampak pada

perlambatan ekonomi domestik. Risiko lain

yang dapat menurunkan perekonomian

98 Prediksi IMF pada WEO Juli 2019 terhadap WEO April 2019.

miliar, dari surplus INR0,56 miliar (TW1-

19). Anggaran ekspansif didorong oleh

implementasi program pemerintah yang

telah ditetapkan. Ke depan, Pemerintah

India berencana merekapitalisasi Bank BUMN

sebesar INR700 miliar, dan menugaskan RBI

untuk meregulasi sektor keuangan nonbank.

Dalam menjaga kehati-hatian, pemerintah

merevisi target defisit fiskal FY19/20 menjadi

3,3% dari PDB pada rilis anggaran pemerintah

pada 5 Juli 2019, lebih rendah dibandingkan

target interim budget (3,4% dari PDB).

Di tengah ketidakpastian

konflik perdagangan global, outlook

pertumbuhan ekonomi India direvisi ke

bawah. RBI dan IMF menurunkan proyeksi

pertumbuhan ekonomi FY2019/2020 dan

FY2020/2021. RBI merevisi ke bawah prediksi

ekonomi semester I-2019/2020 menjadi

5,8%-6,6% yoy (dari 6,4%-6,7%) dan pada

semester II-2019/2020 menjadi 7,3%-7,5%

(dari 7,2%-7,5%). Sejalan dengan itu, IMF

juga merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan

Realisasi

FY 2018-19 FY 2019-20 FY 2020-21 2019 2020 2019 2020

PDB 7,46,9

H1: 5,8-6,6H2: 7,3-7,5

Q1: 7,4 7,0 7,2 6,8 7,0

Estimasi sebelumnya -7,0

H1: 6,4-6,7 H2: 7,2-7,5

- 7,3 7,5 6,9 7,1

Inflasi (CPI) 4,0Q1: 3,1

H2: 3,5-3,7Q1: 3,6 - - 3,7 4,2

Estimasi sebelumnya -H1: 3,0-3,1H2: 3,4-3,7

- 3,9 4,2 3,8 4,3

Sumber: Estimasi sebelumnya: Reserve Bank of India MPC Juni 2019, IMF-WEO April 2019, Consensus Forecast

RBIMPC Agustus 2019

IMFJuli 2019

Consensus ForecastAgustus 2019

Agustus 2019

Tabel 2.7 Proyeksi Pertumbuhan PDB dan Inflasi (%)

Page 87: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

75

Konsumsi yang tertahan dan

perlambatan ekonomi global menyebabkan

pelemahan aktivitas produksi ASEAN-5,

kecuali di Malaysia dan Vietnam. Aktivitas

produksi Singapura, Thailand dan Filipina

menurun akibat ketegangan perdagangan

yang mengganggu supply chain dan menahan

kinerja sektor manufaktur. Sementara

produksi di Malaysia membaik ditopang

sektor elektronik, dan di Vietnam tertolong

oleh relokasi beberapa pabrik Tiongkok ke

Vietnam.

Tekanan inflasi negara ASEAN-5

cenderung melemah, kecuali di Malaysia dan

Singapura. Tekanan inflasi Filipina, Vietnam,

Thailand menurun dipengaruhi pelemahan

harga komoditas makanan. Inflasi Malaysia

meningkat dipengaruhi low-base effect

penghapusan goods and services tax pada

Juni 2018, sementara inflasi Singapura relatif

stabil.

Otoritas moneter di Filipina, Malaysia,

dan Thailand menempuh kebijakan moneter

longgar untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi, di tengah tingkat inflasi yang

terjaga. Sementara, pada periode yang sama,

otoritas moneter Singapura mempertahankan

kebijakan moneter (slope apresiasi SGD

dipertahankan), sejalan dengan Vietnam yang

mempertahankan suku bunga.

Ketegangan perdagangan yang

tereskalasi dapat menahan pertumbuhan

ekonomi ASEAN-5 hingga di bawah level

pertumbuhan 2018. Kinerja ekonomi juga

dihadapkan pada sejumlah risiko antara

(downside risks) antara lain eskalasi risiko

shadow banking, ketegangan perdagangan

dengan AS, faktor monsoon, dan geopolitik

dengan Kashmir. Sementara faktor yang

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi

(upside risks) antara lain kebijakan easing

RBI dan Pemerintah untuk mendorong inflasi

yang masih di bawah target dan memperbaiki

konsumsi.

2.7. ASEAN-599

Perekonomian ASEAN-5 pada TW2-19

melemah terdampak perlambatan ekonomi

global dan tensi perdagangan, kecuali

Malaysia yang masih tumbuh meningkat.

Vietnam kembali mencatatkan pertumbuhan

ekonomi tertinggi sebesar 6,7% yoy pada

TW2-19, meski melambat dari 6,8% pada

TW1-19. Sejalan dengan itu, pelemahan

ekonomi terjadi pada Filipina (5,5%, dari

5,6% pada TW1-19), Thailand (2,3% dari

1,8%), dan Singapura (0,1% dari 1,1%).

Sebaliknya, ekonomi Malaysia terakselerasi

dan tumbuh 4,9%, dari 4,5% pada TW1-19.

Aktivitas konsumsi mayoritas

ASEAN-5 melemah, kecuali Thailand. Kinerja

konsumsi Malaysia, Singapura, Vietnam, dan

Filipina melambat dipengaruhi penurunan

upah, pelemahan sentimen konsumen,

dan faktor idiosinkratik lainnya. Perbaikan

konsumsi hanya terjadi di Thailand, dipicu

perkembangan e-commerce karena perbaikan

infrastruktur digital.

99 Negara ASEAN-5 pada publikasi PEKKI terdiri dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam.

Page 88: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

76

dari Tiongkok ke Vietnam akibat tensi

perdagangan antara Tiongkok dan Amerika.

Pertumbuhan ekonomi Filipina

TW2-19 juga melambat menjadi 5,5%

yoy (dari 5,6% pada TW1-19). Perlambatan

diakibatkan oleh kontraksi investasi, konsumsi

rumah tangga dan belanja pemerintah.

Gross Fixed Capital Formation (GFCF)

terkontraksi tajam -8,5% yoy (dari 8,0%)

karena penundaan persetujuan anggaran

nasional yang menimbulkan ketidakpastian

bagi investor. Selain itu juga dipengaruhi

oleh eskalasi konflik perdagangan antara

AS-Tiongkok, dan RUU reformasi pajak yang

menarget pajak penghasilan perusahaan.

Konsumsi swasta tumbuh melambat

(6,3% dari 5,3%) karena biaya pinjaman

yang meningkat. Belanja pemerintah

juga melambat (6,9% dari 7,4%) karena

penundaan persetujuan anggaran nasional

yang menghentikan proyek infrastruktur

pemerintah.101 Sebaliknya, sektor eksternal

terakselerasi 4,4% (dari -3,0% pada TW1-19)

akibat impor yang turun tajam terutama untuk

barang konsumsi, sejalan dengan penurunan

konsumsi swasta. Ekspor juga turun terutama

produk kimia dan komponen besi.

Ekonomi Thailand melemah tajam

terdampak pelemahan ekonomi global,

101 Penundaan anggaran nasional dikarenakan kebuntuan antara Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat atas amandemen mendadak dari versi final RUU anggaran nasional yang telah disetujui oleh komite konferensi bikameral. Pada April 2019, Presiden Rodrigo Duterte akhirnya menandatangani anggaran 2019, tetapi memveto appropriasi PHP95,3 miliar yang dianggap bukan bagian dari proyek prioritas Presiden.

lain konflik perdagangan global dan

ketidakpastian kebijakan yang dapat menahan

keputusan investasi dan produktivitas. Selain

itu, ekonomi ASEAN-5 juga dihadapkan pada

risiko pelemahan ekonomi Tiongkok, serta

faktor idiosinkratik di masing-masing negara.

Ketegangan perdagangan inter-

nasional telah menyebabkan pelemahan

pertumbuhan ekonomi ASEAN-5. Kinerja

ekonomi negara ASEAN-5 melemah kecuali

Malaysia. Vietnam masih menjadi top

performer dengan mencatatkan pertumbuhan

ekonomi tertinggi dibandingkan negara

ASEAN lainnya, meski melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya. Perlambatan ekonomi

juga terjadi pada Filipina, Thailand, dan

Singapura, sementara pertumbuhan ekonomi

Malaysia terakselerasi.

PDB Vietnam TW2-19 tumbuh

sebesar 6,7% yoy, dari 6,8% pada

TW1-19. Pelemahan terutama pada sektor

pertanian dan peternakan menjadi 2,2%

yoy (dari 2,9%) karena penyebaran wabah

African swine fever yang menurunkan

produksi daging babi.100 Sebaliknya, sektor

jasa membaik dengan tumbuh 6,7% yoy (dari

6,4%) terutama layanan berbasis teknologi

startup pada pembayaran elektronik,

transportasi, perdagangan elektronik dan

logistik. Sektor industri meningkat tipis (8,9%

yoy dari 8,8%), terutama pada subsektor

manufaktur karena relokasi beberapa pabrik

100 Vietnam tidak merilis data PDB berdasarkan pengeluaran.

Page 89: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

77

AS-Tiongkok yang meningkat. Sebaliknya,

belanja pemerintah naik tipis (3,1% yoy dari

3,0%) karena tambahan pengeluaran untuk

pertahanan, keamanan dan diplomasi.

Pertumbuhan ekonomi Malaysia

TW2-19 kembali pulih setelah sempat

melambat pada TW1-19. PDB Malaysia

tumbuh 4,9% yoy, dari 4,5% pada TW1-19,

akibat pemulihan investasi, konsumsi swasta

dan net ekspor. Investasi membaik meskipun

masih terkontraksi (-0,6 dari -3,5%) akibat

pemulihan beberapa proyek infrastruktur

utama. Konsumsi swasta juga meningkat tipis

(7,8% dari 7,6%) didukung oleh kenaikan

upah yang solid dan pertumbuhan kredit sektor

swasta yang kuat. Sektor eksternal tumbuh

positif terhadap PDB sebesar 2,2% dari 1,5%

seiring peningkatan ekspor elektronik dan

listrik. Kenaikan ekspor tersebut sangat kontras

dengan Singapura dan dapat mencerminkan

Malaysia mengambil pangsa pasar Singapura.

Sebaliknya, belanja pemerintah menurun

tajam (0,3% dari 6,3%) kemungkinan sebagai

hasil dari upaya konsolidasi pemerintah untuk

meningkatkan keuangan publik.

Sumber: Bloomberg, Tradingeconomics

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q22016 2017 2018 2019

% yoy Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Grafik 2.84 Pertumbuhan PDB

tensi perdagangan dan penurunan harga

minyak. PDB Thailand TW2-19 tumbuh

sebesar 2,3% yoy (turun dari 2,8% pada

TW2-19). Penurunan tersebut disebabkan

perlambatan konsumsi swasta (4,4% yoy

dari 4,9%) terdampak oleh penurunan

upah. Investasi juga turun ke 3,2% yoy (dari

4,2%) akibat sikap wait and see investor

terhadap hasil pemilu dan pemerintahan

baru. Belanja pemerintah menurun tajam

(1,1% yoy dari 3,4%) dipicu keterlambatan

pembentukan pemerintah baru karena

penundaan pemilu yang menyebabkan

keterlambatan pembangunan infrastruktur

dan rencana penganggaran fiskal pada 2020.

Net ekspor sedikit membaik (-3,4% dari

-6,0%) meski masih negatif akibat penurunan

permintaan global. Perbaikan net ekspor

tersebut terutama akibat penurunan impor

yang menunjukkan penurunan tajam dalam

kegiatan ekonomi.

Ekonomi Singapura melemah

tajam. Pertumbuhan ekonomi Singapura

TW2-19 sebesar 0,1% yoy, (menurun tajam

dari 1,1%) akibat pelemahan net ekspor,

konsumsi swasta dan investasi. Net ekspor

terkontraksi cukup dalam menjadi -6,0% dari

-0,8% karena tensi perdagangan antara AS-

Tiongkok dan melemahnya permintaan global

untuk teknologi dan momentum ekonomi yang

lebih lemah di negara mitra dagang utama.

Konsumsi swasta melemah tajam (3,4% yoy

dari 5,4% pada TW1-19) dipicu penurunan

upah. Investasi juga menurun (-0,2% yoy

dari -0,3%) seiring perlambatan permintaan

global dan ketegangan perdagangan antara

Page 90: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

78

Malaysia dan Filipina menurun, sementara

Thailand, Singapura dan Vietnam cenderung

stabil. Angka pengangguran Malaysia pada

Juni 2019 menurun 3,3% yoy dari 3,4%

pada Maret 2019 seiring dengan peningkatan

tingkat partisipasi tenaga kerja yang didorong

oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi pada

TW2-19. Tingkat pengangguran Filipina pada

Juni 2019 juga menurun ke 5,1% yoy dari

5,2% pada Maret 2019, karena pertumbuhan

yang kuat di sektor jasa selama periode

pemilu. Sementara itu, tingkat pengangguran

Thailand stabil pada level 0,9%, seiring

tingkat kelahiran yang rendah, tidak adanya

asuransi sosial bagi pengangguran dan

tingginya sektor informal. Unemployment

rate Singapura stabil pada 2,2% yang

menunjukkan bahwa meskipun perusahaan

membatasi perekrutan, perusahaan tidak

memberhentikan pekerja yang sudah ada.

Pengangguran Vietnam juga tetap sebesar

2,2%, sektor yang mencatat jumlah pekerja

tertinggi antara lain industri pengolahan,

manufaktur, dan transportasi.

Sumber: Bloomberg, Tradingeconomics

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

%% Malaysia Thailand Singapura Vietnam Filipina, rhs

Grafik 2.86 Tingkat Pengangguran

Secara umum kinerja konsumsi di

kawasan melemah, kecuali di Thailand.

Rerata penjualan ritel Malaysia pada TW2-19

menurun 7,5% yoy dari 8,6% pada TW1-

19, sejalan dengan penurunan upah. Rerata

penjualan ritel Filipina pada TW2-19 menurun

menjadi 1,2% dari 1,6% sejalan dengan

penurunan kepercayaan konsumen karena

ekspektasi harga dan biaya rumah tangga

yang lebih tinggi. Penjualan ritel Singapura

pada TW2-19 memburuk dan masih negatif,

yaitu -4,2% yoy dari -1,0% pada TW1-

19 terutama pada penjualan kendaraan

bermotor karena konsumen membatasi

pengeluaran mereka seiring dengan ekonomi

Singapura yang lebih lambat. Sementara,

rerata penjualan ritel Vietnam melambat

(11,6% dari 11,9%) dikarenakan penurunan

upah. Sebaliknya, rerata penjualan ritel

Thailand TW2-19 membaik (10,4% yoy dari

8,9%) dipicu perkembangan e-commerce

karena perbaikan infrastruktur digital.

Sumber: Bloomberg, Tradingeconomics

0

2

4

6

8

10

12

14

16

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Filipina, lhs Singapura, lhs Thailand, rhsVietnam, lhs Malaysia, rhs

Grafik 2.85 Penjualan Ritel

Aktivitas konsumsi yang tertahan

dipengaruhi oleh kinerja sektor tenaga

kerja ASEAN-5. Tingkat pengangguran di

Page 91: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

79

beberapa pabrik dari Tiongkok ke Vietnam

akibat tensi perdagangan antara Tiongkok

dan Amerika.

Sumber: CEIC

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Grafik 2.88 Ekspor

Sumber: CEIC

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Grafik 2.89 Impor

Pengaruh ketegangan perdagang-

an AS-Tiongkok makin menekan kinerja

perdagangan negara ASEAN-5. Rerata

pertumbuhan ekspor triwulanan Singapura

dan Thailand terkontraksi, sementara

Malaysia, Vietnam, dan Filipina masih

terakselerasi. Rerata ekspor Singapura TW2-

19 terkontraksi (ke -4,5% yoy, dari 0,1% pada

TW1-19) –seiring penurunan permintaan dari

Hong Kong, Tiongkok, UE, dan Malaysia, baik

untuk komoditas oil maupun non-oil. Ekspor

Sumber: Bloomberg, Tradingeconomics

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Filipina, lhs Singapura, lhs Vietnam, lhsMalaysia, rhs Thailand, rhs

Grafik 2.87 Produksi Industri

Aktivitas produksi pada TW2-19

melemah di beberapa negara ASEAN-5,

kecuali di Malaysia dan Vietnam. Aktivitas

produksi Filipina masih negatif (-10,4%

yoy dari -3,9%) karena sektor pengolahan

makanan yang kurang berkembang untuk

mendukung sektor pertanian sektor makanan.

Aktivitas produksi Singapura terkontraksi

pada TW2-19 (-3,4% yoy dari -0,1%) karena

perlambatan produksi pada sektor manufaktur

terutama barang elektronik dan mesin di

tengah perlambatan ekonomi global dan

ketidakpastian trade tension AS-Tiongkok.

Aktivitas produksi Thailand juga termoderasi

menjadi (-2,5% dari -1,1%) sejalan dengan

perlambatan ekspor khususnya sektor

manufaktur otomotif dengan utang rumah

tangga dan kenaikan suku bunga yang

menekan penjualan di tengah ketidakpastian

trade tension AS-Tiongkok. Aktivitas produksi

Malaysia terakselerasi (4,0% yoy dari 2,7%)

dipicu pertumbuhan produksi manufaktur

barang elektronik berteknologi tinggi.

Aktivitas produksi Vietnam juga meningkat

(9,6% yoy dari 9,1%) karena relokasi

Page 92: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

80

dunia. Penurunan ekspor terutama terjadi

pada produk elektronik, olahan agro,

petrokimia, petroleum, dan pertanian. Impor

Thailand pada TW2-19 terkontraksi makin

dalam (-3,6% yoy, dari -1,2% pada TW1-

19) –terutama impor produk kesehatan,

mesin dan peralatan, serta makanan hewani.

Surplus neraca perdagangan Thailand pada

TW2-19 turun menjadi USD1,94 miliar, dari

USD2,01 miliar pada TW1-19, sejalan dengan

ekspor Thailand yang terkontraksi lebih dalam

dari impor.

Kinerja ekspor Malaysia meng-

alami rebound. Rerata pertumbuhan

ekspor Malaysia TW2-19 naik (0,2% yoy dari

kontraksi -0,9% yoy pada TW1-19), seiring

peningkatan permintaan produk kelapa

sawit, petroleum, serta barang manufaktur ke

ke India, Belanda, Filipina, dan Turki. Rerata

pertumbuhan impor TW2-19 juga meningkat,

namun masih terkontraksi (-1,1% yoy dari

-2,9% pada TW1-19). Seiring perkembangan

tersebut, neraca perdagangan turun menjadi

USD30,1 miliar (dari USD37 miliar pada TW1-

19) –terutama akibat kontraksi ekspor Juni

2019 yang tajam (-3,1% yoy).

Ekspor Filipina juga rebound,

setelah terkontraksi selama dua triwulan.

Pada TW2-19 rerata pertumbuhan ekspor

Filipina meningkat menjadi 1,2% yoy (dari

-2,9% pada TW1-19). Peningkatan terutama

ditopang oleh kenaikan ekspor produk

pertanian dan permesinan ke AS, Tiongkok,

dan Kanada. Sementara, pertumbuhan

impor TW2-19 terkontraksi cukup dalam

menjadi -5,9% yoy dari 4,6% pada TW1-

non-oil terendah sejak TW1-16, terutama

dipengaruhi oleh pelemahan drastis ekspor

barang elektronik, akibat disrupsi rantai

pasokan komponen elektronik internasional

dan siklus bisnis industri teknologi yang

telah mencapai puncak.102 Ekspor elektronik

terkontraksi ke -26,6% yoy (TW2-19), turun

makin tajam dari -16,9% (TW1-19) –terendah

dalam lebih dari delapan tahun terakhir.103

Sementara, impor Singapura TW2-19

terkoreksi menjadi 0,7% yoy, dari 4,6% pada

TW1-19 –terutama bahan bakar mineral,

bahan kimia, serta mesin dan elektronik.

Sejalan dengan nilai ekspor yang terkoreksi

lebih dalam dibanding impor, surplus neraca

perdagangan Singapura TW2-19 turun

menjadi SGD9,4 miliar, dari SGD10,6 miliar

pada TW1-19.

Ekspor Thailand terkontraksi -2%

yoy pada TW2-19, dari 3,7% pada TW1-

19. Kontraksi terutama dipengaruhi oleh

eskalasi tensi perdagangan yang mendisrupsi

rantai pasokan, penurunan permintaan dari

Tiongkok, serta penurunan harga minyak

102 Siklus bisnis industri teknologi telah mencapai titik puncak (maturity) disebabkan oleh beberapa hal, antara lain (i) faktor struktural, seperti kejenuhan pasar smartphone global dan perpindahan data centres, (ii) mini-cycle akibat peluncuran berbagai model terbaru, dan (iii) perubahan siklus bisnis industri teknologi karena telah mencapai titik jenuh. (ECB Economic Bulletin, April 2019)

103 Pertumbuhan NODX (Non-Oil Domestic Exports) elektronik Singapura terkontraksi ke titik terendah dalam lebih dari satu dekade terakhir, menjadi -31,9% dari -31,6% pada Mei 2019. Pertumbuhan ekspor Integrated Circuit, Personal Computer, dan produk media disk pada Maret 2019 masing-masing terkontraksi menjadi -33%, -44,6%, dan -41,7%, berkontribusi terbesar terhadap penurunan NODX elektronik.

Page 93: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

81

diuntungkan oleh (i) kedekatan geografis

dengan Tiongkok, (ii) memiliki fasilitas

generalized system of preferences (GSP)

dari AS, dan (iii) memiliki bilateral Trade &

Investment Framework Agreement (TIFA)

dengan AS sejak 1994. Meski demikian,

Pemerintah Vietnam mengambil langkah

untuk mencegah transshipment dan juga

relabeling produk dari Tiongkok demi menjaga

hubungan dengan AS.106 Kebijakan yang telah

ditempuh antara lain (i) memperbaiki metode

identifikasi transshipment dan merancang

sanksi bagi perusahaan pelanggar oleh

Customs Department; dan (ii) pembentukan

steering committee oleh Kementerian Luar

Negeri Vietnam untuk merespons isu illegal

transshipment dan relabeling. Pemerintah

Vietnam telah mengidentifikasi puluhan

kasus fraudulent certificates of product origin

(relabeling menjadi “Made in Vietnam”).

Perkembangan inflasi negara

ASEAN-5 cenderung melemah, kecuali di

Malaysia dan Singapura. Tekanan inflasi

headline Filipina Juni 2019 melanjutkan tren

penurunan menjadi 2,7% yoy, dari 3,3%

(Maret 2019) –terendah sejak September

2017. Tekanan inflasi mereda seiring

penurunan harga beras, bahan bakar minyak,

dan penyesuaian tarif listrik. Selain itu,

langkah pengetatan kebijakan moneter oleh

otoritas Filipina mulai menunjukkan hasil,

sehingga inflasi kembali berada pada rentang

106 Mayoritas transshipment terjadi untuk jenis produk: tekstil, seafood, pertanian, keramik, madu, baja-aluminium, dan kayu.

19, dipengaruhi penurunan kebutuhan besi

dan baja, mesin industrial, dan suku cadang

kendaraan. Seiring dengan peningkatan

kinerja ekspor dan kontraksi impor, defisit

neraca perdagangan Filipina pada TW2-19

menyempit menjadi –USD9,2 miliar, dari –

USD9,8 miliar pada TW1-19.

Kinerja ekspor Vietnam tumbuh

tinggi dibarengi kenaikan impor. Ekspor

Vietnam TW2-19 tumbuh 9,2% yoy dari

4,3% (TW1-19) ditopang oleh permintaan

mobile phone dan komponennya, serta tekstil

dan garmen –seiring pengalihan perdagangan

akibat eskalasi tensi perdagangan AS-

Tiongkok dan implementasi CPTPP.104,105

Permintaan meningkat dari Tiongkok,

Taiwan, India, dan beberapa negara anggota

CPTPP seperti Jepang dan Meksiko. Rerata

pertumbuhan impor TW2-19 juga meningkat

menjadi 10,4% dari 7% (TW1-19). Surplus

neraca perdagangan Vietnam TW2-19

menipis menjadi USD89,2 juta, dari USD1,7

miliar pada TW1-19.

Akselerasi pertumbuhan ekspor

Vietnam antara lain dipengaruhi

pengalihan perdagangan dari Tiongkok.

Vietnam menjadi alternatif utama bagi

eksportir asal Tiongkok untuk menghindari

kenaikan tarif impor dari AS. Vietnam

104 CPTPP adalah kesepakatan perdagangan bebas antara Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam yang ditandatangani pada 8 Maret 2018 di Santiago, Chile dan efektif berlaku sejak 30 Desember 2018.

105 Komoditas mobile phone dan komponen mobile phone mendominasi ekspor Vietnam dengan pangsa sebesar 21% dari total ekspor.

Page 94: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

82

masyarakat– serta harga bahan bakar dan

gas. Sementara, inflasi inti justru meningkat

menjadi 2% (Juni 2019), dari 1,8% (Maret

2019).

Tekanan inflasi Thailand TW2-19

juga menurun, akibat pelemahan harga

minyak dunia yang memengaruhi biaya

transportasi. Pada Juni 2019, inflasi headline

Thailand turun menjadi 0,9% yoy, dari 1,2%

pada Maret 2019.108 Sejalan dengan hal

tersebut, inflasi inti juga turun menjadi 0,5%

pada Juni 2019, dari 0,6% pada Maret 2019.

Inflasi Malaysia meningkat,

berada pada kisaran target otoritas.109

Inflasi headline Malaysia meningkat menjadi

1,5% yoy (Juni 2019), dari 0,2% (Maret

2019). Kenaikan inflasi terutama disebabkan

oleh low-base effect penghapusan goods

and services tax pada Juni 2018. Hal tersebut

mendorong kenaikan inflasi pada hampir

seluruh kelompok keranjang inflasi Malaysia,

kecuali kelompok transportasi dan pakaian.

Sementara, inflasi inti naik menjadi 1,9% yoy

pada Juni 2019, dari 0,5% yoy pada Maret

2019.

Tekanan inflasi di Singapura

tertahan pada level yang sama dengan

triwulan sebelumnya. Inflasi headline

Singapura stabil pada level 0,6% yoy pada

Juni 2019, sama dengan posisi pada Maret

2019, seiring deflasi biaya private road,

barang retail, serta akomodasi. Pelemahan

108 Inflasi Thailand berada di bawah rentang target 2019 sebesar 2,5% ± 1,5%.

109 Target inflasi Malaysia pada 2019 adalah sebesar 1,5%-2,5%.

target 2019.107 Tekanan inflasi inti juga turun

menjadi 3,3% pada Juni 2019, dari 3,5%

pada Maret 2019.

Sumber: Bloomberg

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam

Grafik 2.90 Inflasi Headline

Sumber: Bloomberg

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

0,80

0,90

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 62016 2017 2018 2019

% yoy % yoy Malaysia Filipina Singapura Vietnam Thailand, rhs

Grafik 2.91 Inflasi Inti

Sejalan dengan Filipina, tekanan

inflasi juga menurun di Vietnam –

terendah dalam tiga tahun terakhir.

Inflasi headline Vietnam turun menjadi 2,2%

yoy (Juni 2019), dari 2,7% (Maret 2019),

terutama disebabkan oleh pelemahan harga

makanan –penyebaran wabah African swine

fever yang masih menimbulkan kekhawatiran

107 Target inflasi Filipina 2019 adalah sebesar 2%-5%.

Page 95: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

83

Otoritas moneter Filipina dan

Malaysia menempuh pelonggaran

kebijakan. Banko Sentral ng Pilipinas (BSP)

menurunkan suku bunga acuan masing-

masing sebesar 25 bps pada 9 Mei 2019 dan

8 Agustus 2019 menjadi 4,25%. Langkah

tersebut merupakan upaya untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi. Bank Negara Malaysia

(BNM) melonggarkan kebijakan moneter

dengan menurunkan suku bunga kebijakan

25 bps menjadi 3,0% pada Monetary Policy

Meeting 7 Mei 2019, pertama kali sejak 2016.

Penyesuaian suku bunga kebijakan juga

ditempuh untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi yang terdampak trade tension.

Bank of Thailand (BoT) juga

menurunkan suku bunga kebijakan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi. Suku

bunga kebijakan one day repurchase rate

diturunkan 25 bps menjadi 1,50% pada 7

Agustus 2019 untuk mengatasi pelemahan

ekonomi. BOT akan terus memantau

perkembangan kondisi ekonomi global dan

dampaknya kepada ekonomi Thailand. BOT

juga memandang bahwa permasalahan

struktural dan instabilitas politik di Thailand

akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi

dan daya saing Thailand.111

Otoritas moneter Singapura dan

Vietnam mempertahankan kebijakan

moneter. Monetary Authority of Singapore

(MAS) mempertahankan slope apresiasi SGD

NEER, yang telah dinaikkan pada 12 Oktober

111 Ketidakpastian politik menjelang dilantiknya pemerintahan baru pada 16 Juli 2019.

tersebut terdampak penurunan harga minyak

dunia dan berakhirnya puncak musim liburan.

Sedangkan, inflasi inti terus menurun menjadi

1,2% (Juni 2019), dari 1,4% (Maret 2019) –

karena penurunan tarif listrik akibat kebijakan

Open Electricity Market.110

Sumber: Otoritas, Tradingeconomics

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 72016 2017 2018 2019

% Malaysia Filipina Thailand Vietnam

Grafik 2.92 Suku Bunga Kebijakan

Sumber: Bloomberg dan MAS

119

121

123

125

127

129

Jan-

15M

ar-1

5M

ay-1

5Ju

l-15

Sep-

15N

ov-1

5Ja

n-16

Mar

-16

May

-16

Jul-1

6Se

p-16

Nov

-16

Jan-

17M

ar-1

7M

ay-1

7Ju

l-17

Sep-

17N

ov-1

7Ja

n-18

Mar

-18

May

-18

Jul-1

8Se

p-18

Nov

-18

Jan-

19M

ar-1

9M

ay-1

9Ju

l-19

Indeks

Pelonggaran Jan-2015:slope S$NEER

Pelonggaran Apr-2016:slope S$NEER diubah menjadi netral (0%)

Pengetatan Apr-2018: slope S$NEER ditingkatkan

Pelonggaran Okt -2015:slope S$NEER diubah menjadi 0,5% dari 1%

Pengetatan Okt-2018 :slope S$NEER kembali ditingkatkan

diubah menjadi 1% dari 2%

appreciation

depreciation

Grafik 2.93 Kebijakan Moneter Singapura

110 Singapura melakukan liberalisasi sektor kelistrikan melalui peluncuran Open Electricity Market (OEM) yang diluncurkan secara bertahap berdasarkan pembagian area tertentu pada April 2018, November 2018, Januari 2019, dan masih terus berlanjut. Peluncuran OEM diperkirakan dapat menurunkan biaya kelistrikan swasta hingga 20% - 30%.

Page 96: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

84

yang lebih lemah. Pemerintah Vietnam

menargetkan PDB 2019 akan tumbuh

di kisaran 6,6%-6,8%, sejalan dengan

prakiraan IMF sebesar 6,5%. Perlambatan

ekonomi Vietnam didorong oleh pengetatan

kredit, perlambatan konsumsi swasta dan

pelemahan permintaan eksternal.

Pemerintah Filipina menargetkan

PDB 2019 sebesar 6%-7% yoy, sementara

IMF memprakirakan akan mencapai

6,5%, lebih tinggi dari pencapaian 2018

sebesar 6,2%. Namun perkembangan

terakhir menunjukkan ekonomi Filipina

akan melambat pada 2019 dikarenakan

penundaan persetujuan anggaran nasional

2019 yang menahan implementasi program

dan proyek utama.

Pemerintah Singapura merevisi

ke bawah proyeksi PDB 2019 menjadi

1,5%-2,5% yoy dari 1,5%-3,5%, lebih

rendah dari 3,3% (2018). Sementara IMF

memprediksi ekonomi Singapura hanya akan

tumbuh 2,3%. Sektor manufaktur menjadi

hambatan utama pertumbuhan ekonomi

Singapura, dengan penurunan output pada

barang elektronik dan transportasi.

Bank of Thailand merevisi ke

bawah proyeksi PDB 2019 menjadi 3,3%

dari estimasi sebelumnya 3,8% yoy pada

2019, dan IMF memprakirakan sebesar

3,5%, lebih rendah dari realisasi PDB

2018 (4,2%). Revisi PDB dikarenakan ekspor

barang akan tumbuh melambat dari proyeksi

sebelumnya akibat perlambatan ekonomi

negara mitra dagang, yang dipengaruhi oleh

2018.112 Kinerja ekonomi Singapura yang

cenderung melambat, serta tekanan inflasi

yang mild dan terkendali melatarbelakangi

keputusan tersebut.113 Sejalan dengan

Singapura, Bank Sentral Vietnam juga

mempertahankan suku bunga kebijakan,

menyikapi berbagai indikator yang dipantau

oleh bank sentral masih sesuai ekspektasi.

Kinerja ekonomi ASEAN-5

diprakirakan kembali melambat.

Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh

penurunan permintaan global akibat

pelemahan ekonomi dunia, peningkatan

tensi perdagangan, serta isu geopolitik.

Otoritas Malaysia menargetkan pertumbuhan

PDB 2019 sebesar 4,9% yoy, sementara IMF

memprediksi ekonomi tumbuh 4,7%, lebih

rendah dari 4,8% pada 2018. Sektor eksternal

Malaysia diperkirakan lebih moderat seiring

dengan moderasi pertumbuhan global.

Aktivitas sektor swasta akan tetap menjadi

pendorong pertumbuhan Malaysia di tengah

berlanjutnya rasionalisasi di sektor publik.

Ekonomi Vietnam diprediksi

melambat dibandingkan dari 2018 (7,1%

yoy) karena momentum ekonomi global

112 MAS menggunakan target NEER (Nominal Effective Exchange Rate) sebagai sasaran operasional kebijakan moneter. Kenaikan slope apresiasi SGD NEER mencerminkan pengetatan kebijakan. Sebelumnya, MAS menaikkan slope laju apresiasi SGD NEER secara terbatas (slightly) pada MPC 12 Oktober 2018, namun lebar (width) dari policy band serta titik tengah policy band tetap dipertahankan.

113 Pada Monetary Policy Statement April 2019, MAS merevisi proyeksi inflasi inti menjadi 1%-2% dari sebelumnya 1,5%-2,5% –seiring dengan ekspektasi penurunan harga minyak internasional dan biaya listrik akibat kebijakan Open Electricity Market (OEM).

Page 97: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Beberapa Negara dan Kawasan

85

pelonggaran aturan impor beras.114 Meski

demikian, terdapat potensi risiko kenaikan

inflasi akibat kenaikan tarif listrik, penyesuaian

tarif transportasi, dan dampak gangguan

cuaca akibat El Nino.

Kinerja ekonomi ASEAN-5

dihadapkan pada sejumlah risiko. Risiko

utama yang dihadapi Malaysia adalah

peningkatan tensi perdagangan global dan

volatilitas pasar keuangan global. Filipina

menghadapi risiko keterlambatan persetujuan

anggaran 2019, ketidakpastian program

reformasi pajak, dan dampak dari El Nino

yang dapat meningkatkan inflasi. Sumber

risiko di Singapura berasal dari penurunan

demand elektronik global, efek perlambatan

dari deleveraging di Tiongkok dan konflik

perdagangan AS-Tiongkok melemahkan

sektor manufaktur, perdagangan, dan

investasi. Di Thailand, risiko berasal dari

perlambatan sektor eksternal akibat

perlambatan ekonomi negara mitra dagang

dan perdagangan global. Ekonomi Vietnam

masih dibayangi oleh permintaan eksternal

yang lemah, pergeseran pola perdagangan,

volatilitas keuangan global, dan reformasi

perbankan dan BUMN belum selesai.

114 Pada 14 Februari 2019, Presiden Duterte menyetujui the Rice Tariffication Law untuk mengamendemen the Agricultural Tariffication Act 1996. Peraturan baru tersebut ditujukan untuk meliberalisasi impor, ekspor, perdagangan beras, serta menghapus quantitative import restrictions.

meningkatnya ketegangan perdagangan

antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Inflasi ASEAN-5 diperkirakan

bergerak variatif pada 2019, sesuai

dengan kebijakan domestik di beberapa

negara dan dinamika harga energi global.

Inflasi Malaysia diperkirakan stabil pada

kisaran 0,7%-1,7% yoy, tidak berbeda jauh

dengan posisi akhir 2018. Potensi kenaikan

tekanan harga bersumber dari akselerasi

permintaan domestik seiring perbaikan upah,

kenaikan tarif listrik untuk industri, dan

terbatasnya pasokan bahan makanan yang

diimpor dari negara lain, seperti jagung.

Inflasi Singapura diprediksi naik

moderat, sementara Vietnam stabil.

Inflasi Singapura dipengaruhi oleh akselerasi

harga minyak internasional secara terbatas

(diperkirakan tidak akan lebih tinggi dibanding

rerata tahun sebelumnya). Kenaikan biaya

private road dapat sedikit meningkatkan

tekanan inflasi. Sementara itu, inflasi Vietnam

diperkirakan stabil, di bawah target 2019

(4%). Namun kenaikan harga makanan

terdampak El Nino, serta kenaikan tarif listrik

berpotensi menaikkan inflasi.

Inflasi Thailand dan Filipina

diperkirakan menurun. Pelemahan inflasi

Thailand sejalan dengan prospek pelemahan

ekonomi dan perkiraan perkembangan harga

minyak internasional. Sementara, pelemahan

inflasi Filipina dipengaruhi perlambatan

ekonomi global, pengetatan kebijakan

moneter, dan pasokan bahan makanan

yang mencukupi, terutama beras –seiring

Page 98: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

86

Realisasi Otoritas

2018 2019 2019 2023 2019 2020

Malaysia 4,8 4,9 4,6 4,8 4,4 4,4

Filipina 6,2 6,6 6,6 6,9 5,8 6,1

Singapura 3,3 1,5 - 3,5 2,5 2,6 1,1 1,9

Thailand 4,1 4,2 3,9 3,6 3,1 3,2

Vietnam 7,1 6,6 - 6,8 6,5 6,5 6,6 6,4

NegaraIMF-WEO Consensus Forecast

Sumber: Otoritas, IMF World Economic Outlook July 2019, Consensus Forecast Agustus 2019

Realisasi Target

2018 2019 2019 2020 2019 2020 2019 2020Malaysia 1 - 0,7-1,7 - 2 2,6 0,9 2,0Filipina 5,2 3,0 ± 1,0 2,9 3,2 3,8 3,3 2,8 3,1Singapura 0,4 0,5 - 1,5 1,1 1,5 1,3 1,4 0,8 1,2Thailand 1,1 2,5 ± 1,5 1,0 1,0 1 1,3 1,0 1,2Vietnam 3,5 4 - - 3,1 3,3 2,9 3,7

NegaraBank Sentral IMF-WEO (Apr-19) CF (Agt-19)

Sumber: Otoritas, IMF World Economic Outlook April 2019, Consensus Forecast Agustus 2019

Sumber: Otoritas, IMF World Economic Outlook April 2019, Consensus Forecast Agustus 2019

Tabel 2.8 Proyeksi PDB ASEAN-5 (% yoy)

Tabel 29 Proyeksi Inflasi ASEAN-5 (% yoy)

Page 99: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

87

Sumber: Bloomberg

850

900

950

1000

1050

1100

1150

1200

1250

1300

1350

1750

1850

1950

2050

2150

2250

2350

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr

-18

May

-18

Jun-

18

Jul-1

8

Aug

-18

Sep-

18

Oct

-18

Nov

-18

Dec

-18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr

-19

May

-19

Jun-

19

Indeks Indeks MSCI World MSCI Emerging Markets, rhs

TW2 -19

Grafik 3.1 Indeks Harga Saham Global

Sumber: Bloomberg

8

12

16

20

24

28

32

36

40

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr

-18

May

-18

Jun-

18

Jul-1

8

Aug

-18

Sep-

18

Oct

-18

Nov

-18

Dec

-18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr

-19

May

-19

Jun-

19

Indeks Volatility Index (VIX)

Higher volatility

TW2 -19

Grafik 3.2 Volatility Index (VIX)

3.1 Pasar Saham

Pasar saham global TW2-19

bergerak variatif dengan kecenderungan

tertahan oleh eskalasi konflik

perdagangan AS-Tiongkok. Pada TW2-

19, indeks harga saham negara maju (MSCI

World) melanjutkan penguatan dan ditutup

naik 3,35% ptp ke level 2.178, setelah naik

tajam 11,88% ptp pada TW1-19. Namun,

indeks harga saham negara berkembang

(MSCI Emerging Markets) melemah tipis

-0,31% ptp ke level 1.055, setelah menguat

9,56% ptp pada TW1-19. Berbeda dengan

pergerakan indeks yang konsisten menguat

sepanjang triwulan sebelumnya, laju

saham pada TW2-19 cukup volatil. Faktor

ketidakpastian masih menjadi penahan laju

indeks MSCI World (AEs) –meskipun efeknya

lebih moderat dibandingkan akhir 2018.

Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

BAB

3

Page 100: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

88

Meksiko, pasar saham AS kembali bergairah

setelah the Fed terkonfirmasi makin dovish.

Meskipun tidak menurunkan FFR pada

FOMC Juni 2019, pernyataan the Fed yang

menghilangkan kalimat “patient in making

policy adjustments” –makin meyakinkan

pasar akan rate cut pada FOMC selanjutnya

(Juli 2019).

Penguatan bursa saham AS lebih

moderat dibandingkan dengan triwulan

lalu. Indeks S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones

Industrial Average pada TW2-19 menguat

masing-masing sebesar 3,8% ptp (dari 13,1%

pada TW1-19), 3,6% (dari 16,5%), dan 2,6%

(dari 11,2%).5 Mayoritas saham menguat,

terutama sektor yang bersifat cyclical and

growth (finansial, material, dan IT). Sejalan

dengan itu, defensive stocks (sektor real

estate dan healthcare) menguat terbatas,

sementara sektor energi melemah (karena

harga minyak menurun). Kinerja saham AS

5 S&P 500 –benchmark stock index AS– memecahkan rekor all-time high, saat ditutup menguat di level 2.950 pada 21 Juni (tertinggi sejak 30 April).

Saham global mengawali TW2-

19 dengan melanjutkan penguatan pada

April 2019 didorong prospek tercapainya

kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok.1

Indeks saham kembali merosot tajam

pada Mei 2019 seiring peningkatan indeks

volatilitas, akibat kebuntuan negosiasi AS-

Tiongkok yang berakhir pada rencana

kenaikan tarif atas USD200 miliar impor

Tiongkok dari 10% menjadi 25%.2 Pada

Juni 2019, saham AEs berhasil rebound dan

menutup TW2-19 dengan positif –terbantu

dovish stance the Fed dan potensi trade truce

menjelang pertemuan Trump-Xi pada G20

summit (28-29 Juni 2019). Sementara saham

EMs rebound terbatas dan ditutup melemah

dibandingkan TW1-19, karena saham AS

makin menarik dan saham EMs dinilai terlalu

riskan di tengah eskalasi konflik dagang.3

Bursa AS kembali memimpin

penguatan di antara negara maju.4

Meski sempat tertekan oleh eskalasi

konflik perdagangan dengan Tiongkok dan

1 Pada April, Trump menyebut akan tercapai “epic trade deal” dan menyatakan Xi Jinping akan segera berkunjung ke AS untuk menandatangani perjanjian dagang.

2 Sebelum Trump mengumumkan kenaikan tarif pada 10 Mei melalui Twitter, investor telah price-in bahwa kesepakatan perdagangan sebagai done deal. Eskalasi tensi ini mengejutkan pasar dan menyebabkan sell-off pada pasar AEs dan EMEs –terlebih setelah Tiongkok me-retaliasi dengan mengenakan tarif pada impor dari AS senilai USD200 miliar. Pada 30 Mei 2019, pasar AEs kembali diguncang oleh konflik dagang AS-Meksiko.

3 MSCI EMs tercatat melemah dalam 4 dari 5 triwulan terakhir (hanya menguat pada TW1-19), berbanding terbalik dengan MSCI World yang menguat dalam 4 dari 5 triwulan terakhir (hanya menurun pada TW4-18.

4 Bursa saham AS memiliki 55% world market cap, negara maju lainnya 34%, dan negara berkembang 11%.

Sumber: Blackrock Investment Institute

Growth effect

Uncertainty effect

Actual equity performance

25%

15%

5%

-5%

-15%

-25%Jul 2016 Feb 2017

Estimated drivers of developed market equity performance, 2016-2019Nagging Uncertainty

Sep 2017 Apr 2018 Nov 2018 Jun 2019

Grafik 3.3 MSCI World Index

Tertahan oleh Uncertainty Effect

Page 101: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

89

Sejalan dengan karakteristik pasar

saham pada late cycle, rally saham AS

sepanjang 2019 didasari kepercayaan

investor bahwa the Fed akan terus

memangkas suku bunga untuk menahan

perlambatan ekonomi (mengasumsikan

inflasi tetap rendah). Efek negatif dari

irrational exuberance pernah terjadi saat pasar

AS mengalami panic selling pada Desember

2018, setelah the Fed mengindikasikan akan

melanjutkan pengetatan moneter.7

Indeks saham negara maju lain

menguat terbatas. Indeks Stoxx 50 (Eropa)

naik 3,6% ptp (dari 11,7% pada triwulan

sebelumnya), didukung oleh pernyataan ECB

yang akan meluncurkan berbagai stimulus

(mengindikasi kemungkinan melanjutkan

bond-buying program yang sempat terhenti

dan menurunkan deposit facility rate menjadi

makin negatif), jika pertumbuhan melambat

dan outlook inflasi menurun.8 Keputusan

untuk melanjutkan era ultra-loose monetary

policy, mendorong risk-on investor di Eropa –

sehingga growth stocks (terutama sektor IT)

melonjak 9% ptp.

Performa pasar saham UK kembali

tertinggal dibandingkan Eropa. Indeks

FTSE London menguat terbatas 2% ptp

(dari 8,2%), tertahan oleh peningkatan

instabilitas politik terkait Brexit. Meskipun

7 DJIA dan S&P 500 masing-masing anjlok -8,5% ptp dan -9% ptp pada Desember 2018, rekor performa bulanan terburuk sejak Desember 1931 (era Great Depression). https://cnb.cx/2GPQPkk https://fxn.ws/2V2lZIf

8 ECB mempertahankan suku bunga kebijakan pada level 0% pada meeting Juni 2019.

yang positif dalam dua triwulan berturut-

turut menyebabkan saham AS overvalued

sekitar 15% di atas rerata 10 tahunan. Hal

tersebut disebabkan oleh peningkatan harga

saham AS yang tidak didasari oleh kinerja

korporasi atau kondisi makroekonomi yang

positif, melainkan oleh “investor’s irrational

exuberance”.6

Sumber: Bloomberg

-4 -2 0 2 4 6 8

DJIAS&P 500Nasdaq

Stoxx 50FTSE

NikkeiHang Seng

KOSPIIHSG

SETKLCI

PCOMPSTI

SENSEXIBOV

%

Point to Point (ptp) Rata-rata (qoq avg.)

Grafik 3.4 Perubahan Indeks Saham

Dunia (TW2-19 vs TW1-19)

Sumber: Bloomberg

90

110

130

150

170

190

210

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr

-18

May

-…

Jun-

18

Jul-1

8

Aug

-18

Sep-

18

Oct

-18

Nov

-18

Dec

-18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr

-19

May

-…

Jun-

19

Indeks Jan-13 = 100

KOSPI IHSG SET KLCI

TW2 -19

Grafik 3.5 Indeks Saham Negara Maju

6 Frasa ini dipopulerkan Alan Greenspan, mantan Fed Chairman, untuk memperingatkan investor akan incoming dot-com bubble pada 2000. Greenspan menilai fenomena bull market pada penghujung 1990-an didorong oleh over-enthusiasm yang menyebabkan asset overvaluation, sehingga menimbulkan crash.

Page 102: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

90

19 (dari USD40 miliar pada TW1-19).10

Pelemahan saham EMs dipimpin oleh bursa

Asia, akibat tekanan konflik perdagangan.

Indeks Tiongkok-Shanghai (SHCOMP) turun

-3,62% ptp (dari 23,9%) – karena kenaikan

tarif ekspor ke AS menyebabkan sell-off masif

dari pasar saham Tiongkok.11 Serupa dengan

pasar Jepang, disrupsi supply chain (terutama

dampak Huawei ban terhadap ekspor produk

high tech Korea) menyebabkan KOSPI

terkoreksi -0,47% ptp (dari 4,9%).

Sumber: Bloomberg

90

110

130

150

170

190

210

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr

-18

May

-…

Jun-

18

Jul-1

8

Aug

-18

Sep-

18

Oct

-18

Nov

-18

Dec

-18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr

-19

May

-…

Jun-

19

Indeks Jan-13 = 100

KOSPI IHSG SET KLCI

TW2 -19

Grafik 3.6 Indeks Saham Negara Berkembang

Sumber: Bloomberg

850

900

950

1000

1050

1100

1150

5250

5500

5750

6000

6250

6500

6750

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr-1

8

May

-18

Jun-

18

Jul-1

8

Aug-

18

Sep-

18

Oct

-18

Nov-

18

Dec-

18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr-1

9

May

-19

Jun-

19

IndeksIndeks IHSG LQ45, rhs

TW2 -19

Grafik 3.7 Indeks Saham Indonesia

10 Sumber: IIF Capital Flows Tracker (Agustus 2019).11 China’s equity net outflow tercatat sebesar USD1,9

miliar pada TW2-19 (dari net inflow USD20,4 miliar pada TW1-19).

deadline Brexit ditunda menjadi 31 Oktober

2019, kegagalan pemerintah Inggris untuk

menyetujui withdrawal agreement memaksa

PM May mengundurkan diri per 7 Juni 2019.

Kemunculan Boris Johnson sebagai kandidat

kuat PM, memicu kekhawatiran investor akan

no-deal Brexit. BOE berupaya menenangkan

pasar, dengan menjanjikan stimulus jika

terjadi no-deal Brexit.

Indeks saham Jepang hanya

mencatatkan kenaikan tipis 0,3% ptp

(dari 6,0%). Bursa saham Jepang menjadi

pasar AEs yang paling terimbas eskalasi

konflik dagang global (karena ekonomi

Jepang tergantung pada perdagangan).9

Selain terdampak ketidakpastian konflik

dagang AS-Tiongkok, sanksi AS terhadap

Huawei menyebabkan disrupsi pada supply

chain perusahaan elektronik Jepang. Investor

global cenderung wait-and-see kelanjutan

negosiasi perdagangan AS-Jepang, yang

diprediksi baru berlanjut pada Agustus 2019

(menunggu hasil pemilihan Upper House

pada Juli 2019).

Kinerja mayoritas indeks saham

negara berkembang (EMs) cenderung

melemah, berbanding terbalik dengan

AEs. Ketidakpastian yang ditimbulkan konflik

dagang AS-Tiongkok dan dovish stance bank

sentral AEs menyebabkan aset EMs kurang

menarik di mata investor, terkonfirmasi

dari EM’s equity net inflow yang menurun

drastis menjadi USD9,2 miliar pada TW2-

9 Ekspor Jepang terkontraksi selama enam bulan berturut-turut hingga Mei 2019.

Page 103: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

91

Afrika Selatan). Selain itu, terdapat berbagai

faktor idiosinkratik lain yang mendorong

pertumbuhan saham EMs, antara lain, sinyal

keberhasilan reformasi fiskal oleh presiden

terpilih (Brazil); kemenangan inkumben yang

pro-pasar pada pemilu (India); inklusi dalam

indeks MSCI EMs (Argentina); ratifikasi NAFTA

dan resolusi positif konflik perdagangan

dengan AS (Meksiko); serta kemenangan

partai oposisi pada Pilkada Istanbul yang

menandakan political rebalancing (Turki).

Kinerja pasar saham diperkirakan

masih akan volatil dan berpotensi

mengalami koreksi dalam waktu dekat.

Pasar keuangan global terkonfirmasi makin

memasuki late cycle phase.12 Terdapat dua

12 Dengan karakteristik sebagai berikut: tipikal return saham yang terbatas dan inkonsisten, volatilitas dan risiko yang meningkat, serta cenderung sensitif terhadap sentimen negatif (terutama yang mengindikasikan resesi mendatang).

Sejalan dengan pelemahan

sejumlah bursa EMs Asia, Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah

-1,7% ptp ke level 6.359 pada TW2-19,

setelah naik 4,4% ptp pada TW1-19.

Pelemahan disebabkan peningkatan tekanan

eksternal, yaitu ketegangan perdagangan

AS-Tiongkok dan perlambatan pertumbuhan

global. Namun, pasar saham Indonesia tetap

atraktif bagi investor nonresiden, yang kembali

melakukan aksi net buy sebesar USD4 miliar

pada TW2-19 (dari USD845 juta pada TW1-

19). Investor menilai kondisi fundamental

makroekonomi domestik masih terjaga, yaitu

inflasi terkendali, cadangan devisa meningkat,

dan kebijakan moneter yang lebih longgar

akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, bursa saham EMEs (non-

Asia) tetap menguat, terbantu oleh sinyal

easing oleh bank sentral (berdampak pada

penguatan indeks saham Brasil, Rusia, dan

Grafik 3.8 Business Cycle Framework TW2-19 (indikator late cycle)

Page 104: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

92

perlambatan ekonomi, dan inflasi rendah),

sehingga menekan yield obligasi pemerintah

pada maturitas pendek hingga panjang.

Lonjakan volatilitas pasar saham pada Mei

2019 turut mendorong aksi risk-off ke

pasar obligasi, sehingga harga obligasi terus

meningkat (dan yield menurun). Penurunan

yield terjadi serempak pada mayoritas obligasi

negara maju maupun berkembang.

Sumber: Bloomberg

-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20

AS

Jerman

Perancis

Inggris

Jepang

Tiongkok

Korea

Indonesia

Malaysia

Singapura

Thailand

India

Brazil

bps Rata-rata (qoq avg.) Point to Point (ptp)

Grafik 3.9 Perubahan Yield Obligasi

10-Tahun (TW2-19 vs TW1-19)

Sumber: Federal Reserve, Thomson Reuters

3,5

3,0

2,5

2,0

1,5

1,0

0,5

0,00 5 10

6/30/19

3/31/19

12/31/18

15 20 25 30

Grafik 3.10 US Treasury Yield Curve

Yield obligasi AS kembali menurun

dan mengalami partial inversion yang

makin dalam. Yield UST 10-year (benchmark

faktor global yang diprediksi menghambat

laju saham dalam jangka pendek, yaitu: (1)

perlambatan ekonomi global lebih lanjut –

terutama ekonomi Eropa (AEs) dan ekonomi

Tiongkok (EMs); (2) isu geopolitik, antara

lain negosiasi perdagangan AS-Tiongkok

dan Brexit yang tidak kunjung mencapai

kesepakatan, dan (3) ketegangan AS dengan

Iran dan Korea Utara.

Pasar saham AS diperkirakan

masih terus melaju secara terbatas. Valuasi

saham telah terlalu tinggi, sehingga sangat

rawan terkoreksi jika arah kebijakan the Fed

berlawanan dengan ekspektasi pasar. Saham

AEs non-AS diperkirakan masih bergerak

sideways, karena ekonomi tumbuh di bawah

potensial dan potensi konflik perdagangan

jilid berikutnya antara AS-EU dan AS-Jepang.

Sementara saham EMs sangat bergantung

pada resolusi konflik perdagangan AS-

Tiongkok (berpotensi terjadi outflow jika

sentimen dagang berbalik negatif), meskipun

bank sentral mendapat ruang untuk easing

(mengikuti bank sentral AEs).

3.2 Pasar Obligasi

Obligasi pemerintah global

kembali mencatatkan kinerja positif

pada TW2-19. Hal tersebut didorong oleh

kebijakan moneter longgar sejumlah bank

sentral dan safe haven flight akibat eskalasi

konflik perdagangan AS-Tiongkok. Kebijakan

moneter the Fed, ECB, BOJ, dan bank sentral

utama lain terkonfirmasi makin dovish

(merespons eskalasi konflik perdagangan,

Page 105: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

93

juga mendorong kenaikan harga safe‑haven

government bonds sepanjang TW2-19.

Tabel 3.1 US Treasury Yields

Maturity Yield per 31 Mar 2019 (%)

Yield per 28 Jun 2019 (%)

3-Month 2,40 2,12

6-Month 2,44 2,09

1-Year 2,40 1,92

2-Year 2,27 1,75

5-Year 2,23 1,76

10-Year 2,41 2,00

20-Year 2,63 2,31

Sumber: US Department of the Treasury

Yield obligasi negara maju lain

juga menurun serempak, dipengaruhi

proyeksi ekonomi yang diprakirakan

melambat, dovish stance bank sentral,

dan isu politik. Pergerakan tersebut

tercermin pada:

• 10-year German bunds’ yield –indikator

pasar utang Kawasan Euro– menurun

26 bps menjadi -0,33% pada TW2-

19 (dari -0.07% pada TW1-19)17. Per

akhir Juni 2019, sekitar 80% obligasi

pemerintah Jerman merupakan negative

yield bonds.18 Penurunan yield didorong

dovish stance ECB, yang bersiap untuk

meluncurkan stimulus jika ekonomi terus

melambat hingga awal Juli dan menahan

suku bunga rendah hingga pertengahan

17 Pada TW1-19, Bund yield turun ke titik negatif untuk pertama kalinya sejak Oktober 2016. Penurunan lebih lanjut pada TW2-19 mendorong obligasi Jerman ke level terendah dalam sejarah.

18 Nilai negative yield Germany bonds mencapai USD1,5 triliun pada Juni, naik drastis dibandingkan Maret (USD1,3 triliun) dan Desember 2018 (USD0,97 triliun).

obligasi global) turun 40 bps menjadi 2,0%.13

UST 2-year turun tajam (-52 bps) menjadi

1,75% –terdalam sejak resesi TW4-18. Yield

curve melanjutkan tren inversi parsial, yaitu

yield tenor 3 bulan (2,12%) di atas yield

tenor 6 bulan hingga 10 tahun. Fenomena

inversi yield curve obligasi dipandang sebagai

indikator awal resesi, dengan time lag yang

bervariasi.14 Selain itu, yield spread UST 10-

year vs 3-month menyentuh level negatif (-12

bps) untuk pertama kalinya sejak 2007 (yang

mengawali resesi 2008). Sementara yield

spread UST 10-year vs 2-year sedikit melebar

menjadi 25 bps (dari 14 bps pada TW1-19).

Stance kebijakan the Fed yang

terkonfirmasi menjadi lebih dovish

mendorong kinerja obligasi benchmark

AS. Pernyataan Chairman the Fed

mengonfirmasi ekspektasi investor yang telah

price-in bahwa the Fed akan menurunkan

FFR pada FOMC selanjutnya –untuk menahan

perlambatan dan mengurangi dampak negatif

eskalasi konflik perdagangan.15,16 Selain

dovish stance the Fed, indikasi perlambatan

ekonomi global dan ketegangan perdagangan

13 Merupakan level terendah sejak Trump terpilih pada November 2016.

14 Tujuh resesi terakhir di AS selalu didahului oleh inversi yield curve 3 bulan dibandingkan 10 tahun, dengan time lag 4-21 bulan. Hanya terdapat dua kali peristiwa inversi yang tidak berujung pada resesi, yakni pada 1966 dan 1998. Sumber: Fidelity

15 Dalam menjelaskan arah suku bunga, the Fed mengubah kata “patient” menjadi “will act as appropriate to sustain the expansion”. Pernyataan ini turut mengonfirmasi arah kebijakan ECB yang dovish beberapa hari sebelumnya.

16 Pada akhir Juni, fed funds futures market menilai terdapat peluang 100% bagi penurunan FFR setidaknya 25 bps pada 2019. Sumber: CME FedWatch Tool

Page 106: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

94

Sumber: Blackrock Investment Institute

Sub-zeroDeveloped market government bond yield distribution, 2014-2019

100%Over 4%

3% to 4%

2% to 3%

1% to 2%

Zero to 2%

Negative

2014 2015 2016 2017 2018 2019

75%

50%

25%

0%

Grafik 3.12 Persebaran Obligasi

Pemerintah AEs (berdasarkan yield)

Obligasi negara EMs turut

mencatatkan kinerja cemerlang (yield

menurun) dan outperformed obligasi

AEs. Serupa dengan AEs, penguatan EMs

didorong oleh dovish stance bank sentral

EMs (merespons dovish stance the Fed) dan

risk aversion investor akibat eskalasi konflik

perdagangan AS-Tiongkok. Selain itu, obligasi

EMs diuntungkan oleh perilaku investor global

yang “search for yield” ke pasar EMs (karena

sebagian obligasi AEs memiliki negative yield)

dan penguatan local currency dibandingkan

USD (meningkatkan return bagi investor asing).

Sentimen dovish stance Bank

Sentral EMs mendorong net inflow

asing ke pasar obligasi berlanjut dan

menurunkan yield obligasi. Net inflow

pada TW2-19 mencapai USD70,4 miliar

(meski sedikit lebih rendah dari USD77,6

miliar pada TW1-19). Yield obligasi India

turun 47 bps menjadi 6,88% dan Afrika

Selatan turun 51 bps menjadi 8,1%, didorong

kemenangan kandidat pro-pasar dalam

Pemilu. Yield obligasi EMs di kawasan ASEAN

2020 (dari pernyataan sebelumnya

hingga akhir 2019). Konfirmasi dovish

stance ini mengantisipasi dampak

lanjutan dari konflik perdagangan, kinerja

manufaktur Jerman yang terus melambat,

dan ketidakpastian negosiasi Brexit.

• 10-year UK gilts’ yield turun 16,7 bps

menjadi 0,83%, seiring memuncaknya

ketidakpastian Brexit dan pengunduran

diri PM May.

• Imbal hasil obligasi Jepang menurun

-7,7 bps menjadi -0,16%, karena BOJ

mengindikasikan akan meningkatkan

stimulus moneter (pasar mengantisipasi

BOJ akan mengurangi benchmark rate

dari -0,1% menjadi makin negatif).

Konfirmasi perlambatan ekonomi global

telah meningkatkan safe haven asset

demand seperti obligasi Jepang menjadi

faktor pemicu penurunan yield.

Perlambatan ekonomi global dan

eskalasi konflik perdagangan AS-Tiongkok

telah mendorong yield obligasi AEs konsisten

menurun dalam tiga triwulan terakhir. Tren

ini menyebabkan nilai negative-yielding

investment-grade debt melonjak 24% ptp

menjadi USD12,9 triliun pada akhir Juni (dari

USD10,4 triliun pada akhir Maret) –tertinggi

dalam sejarah.19 Kini, sekitar 25% obligasi

pemerintah AEs dalam J.P. Morgan Global

Developed Bond Index memiliki negative-

yields.

19 49% dari total USD12,9 triliun tersebut merupakan obligasi Eropa (dipimpin Perancis dan Jerman), diikuti oleh obligasi Jepang sebesar 45%.

Page 107: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

95

Di dalam negeri, obligasi

pemerintah Indonesia melanjutkan

kinerja positif. Pada akhir TW2-19, yield SBN

10 tahun ditutup pada level 7,37% –turun 26

bps dari akhir TW1-19 (7,63%). Kinerja positif

SBN didukung oleh indikasi easing oleh Bank

Indonesia dan kembalinya stabilitas politik

pasca pengesahan hasil Pemilu oleh KPU pada

akhir Mei 2019 yang menjadi sentimen positif

bagi investor. Selain itu, bauran kebijakan

yang ditempuh untuk menjaga daya tarik

investor asing di pasar keuangan terbukti

cukup efektif mendorong minat beli investor

nonresiden –yang melakukan net beli USD1,5

miliar pada TW2-19 (dari USD5 miliar pada

TW1-19) sehingga pangsa kepemilikan asing

di pasar SBN pada akhir Juni 2019 kembali

meningkat menjadi 38,2% (dari 37,4% pada

akhir Maret).

Yield obligasi pemerintah global

diperkirakan akan terus menurun. Investor

akan mengalihkan investasi dari pasar saham

kepada obligasi pemerintah, dipengaruhi oleh

pertumbuhan global yang melambat, inflasi

relatif rendah, kebijakan moneter longgar,

dan ketidakpastian global yang meningkat

(konflik perdagangan AS-Tiongkok dan

Brexit). Investor akan mencermati inverted

yield curve AS, terutama yield spread tenor 10

tahun vs 2 tahun yang berpotensi menurun

ke level negatif (menyusul spread 10 tahun vs

3 bulan yang telah negatif). Seiring dengan

ekonomi global yang makin memasuki

fase late cycle, peningkatan volatilitas aset

berisiko tinggi (saham dan junk bonds) akan

mendorong aksi flight-to-quality menuju safe

turut menurun karena sinyal easing oleh bank

sentral, diantaranya yield Filipina turun 56 bps

menjadi 5,04%, Malaysia -12 bps (3,65%),

dan Thailand -31 bps (2,11%). Namun yield

Tiongkok berbalik naik 17 bps ke 3,33%.

Volatilitas negosiasi perdagangan sepanjang

TW2-19 seharusnya menekan yield Tiongkok.

Namun faktor penekan tersebut masih dapat

dikompensasi oleh pencapaian PDB TW1-

19 yang di atas perkiraan pasar dan easing

PBoC yang dipandang moderat dibandingkan

dengan bank sentral peers.

Sumber: Bloomberg

0

1

1,5

2

2,5

3

3,5

-0,4

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8%% AS

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr-1

8

May

-…

Jun-

18

Jul-1

8

Aug-

18

Sep-

18

Oct

-18

Nov-

18

Dec-

18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr-1

9

May

-…

Jun-

19

Inggris Jerman, rhs Jepang,rhs

TW2 -19

Grafik 3.13 10-Year Government Bond

Yield Negara Maju

Sumber: Bloomberg

3

4

5

6

7

8

9

2

2,5

3

3,5

4%%

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr-1

8

May

-…

Jun-

18

Jul-1

8

Aug-

18

Sep-

18

Oct

-18

Nov-

18

Dec-

18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr-1

9

May

-…

Jun-

19

TW2 -19

IndiaTiongkok, rhs

Indonesia BrasilThailand, rhs

Grafik 3.14 10-Year Government Bond

Yield Negara Berkembang

Page 108: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

96

menguat tipis rerata 0,96% qtq pada TW2-

19, setelah pada TW1-19 terdepresiasi.

Kinerja DXY tersebut ditopang oleh sentimen

positif perbaikan kondisi makroekonomi

AS (antara lain ekspektasi akselerasi PDB

TW1-19) dan perbaikan sentimen negosiasi

perdagangan AS-Tiongkok pada April 2019.

Apresiasi USD juga didorong oleh pelemahan

nilai tukar negara maju lainnya, seperti EUR

(karena perlambatan ekonomi) dan GBP

(karena ketidakpastian Brexit). Memasuki

Mei 2019, apresiasi USD cenderung tertahan

akibat (i) eskalasi tensi dagang AS-Tiongkok

(AS menaikkan tarif impor Tiongkok senilai

USD200 miliar dari 10% menjadi 25%);

(ii) peningkatan tensi geopolitik; dan (iii)

penguatan indikasi penurunan suku bunga

oleh the Fed. Nilai USD bahkan ditutup lebih

lemah pada level 96,13 (dari 97,28, atau

-1,19% ptp). Pelemahan tersebut disebabkan

oleh sinyal bahwa the Fed akan menurunkan

suku bunga lebih awal dari ekspektasi pasar

di tengah indikasi pelemahan ekonomi

TW2-19, peningkatan tensi politik dengan

Iran, dan ketidakpastian progres negosiasi

perdagangan dengan Tiongkok.

Nilai tukar negara maju lain

cenderung melemah pada TW2-19,

kecuali Yen Jepang (JPY) terimbas

perilaku investor yang memburu aset

safe-haven. Depresiasi Euro (EUR) masih

berlanjut, dengan rerata pelemahan sebesar

-1,08% qtq. Sentimen terhadap EUR masih

rendah, dipengaruhi oleh perekonomian

domestik yang persisten lemah, sejalan

dengan rilis data leading indicators yang

haven asset (obligasi pemerintah). Obligasi

EMs memiliki upside potential yang lebih

besar dibandingkan dengan AEs, karena

sejumlah obligasi AEs telah menyentuh yield

negatif.

3.3 Pasar Valuta Asing

Perkembangan nilai tukar

dunia TW2-19 masih dipengaruhi oleh

ketidakpastian perdagangan dunia yang

mendorong pelemahan prospek ekonomi

dan pelonggaran kebijakan moneter

dunia. Dolar AS (USD) menguat tipis

dipengaruhi ekspektasi perbaikan ekonomi

domestik dan perbaikan hubungan dengan

Tiongkok pada awal TW2-19. Namun USD

cenderung melemah hingga akhir TW2-19

akibat eskalasi tensi perdagangan dengan

Tiongkok dan indikasi pelonggaran stance

the Fed. Fenomena tersebut berdampak

pada perubahan sentimen risiko pelaku

pasar. Selama TW2-19, pasar sebagian besar

mengalami risk-off pada Mei 2019 karena

eskalasi trade tensions, kemudian kembali

risk-on pada Juni 2019 seiring meredanya

tensi dagang dan sinyal pelonggaran moneter

di negara maju. Kondisi tersebut mendorong

kinerja nilai tukar negara berkembang

menjadi lebih positif pada TW2-19, meskipun

cukup variatif karena dipengaruhi faktor

spesifik di tiap negara.

Kinerja USD menguat pada TW2-19

dengan tekanan apresiasi yang cenderung

tertahan akibat ketidakpastian kebijakan

perdagangan. Nilai tukar USD (indeks DXY),

Page 109: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

97

ptp (USD1,27/GBP; dari USD1,30/GBP).22

Sumber: Bloomberg

88

90

92

94

96

98

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr

-18

May

-18

Jun-

18

Jul-1

8

Aug

-18

Sep-

18

Oct

-18

Nov

-18

Dec

-18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr

-19

May

-19

Jun-

19

Indeks

DXY

TW2

Grafik 3.15 Indeks Nilai Tukar USD (DXY)

Sumber: Bloomberg

-4,00 -2,00 0,00 2,00 4,00 6,00

EURGBPJPYCHFAUDSGDCNYKRWINRIDR

MYRTHBPHPRUB

%

Rata-rata

Point to Point

Depresiasi Apresiasi

Grafik 3.16 Perubahan Nilai Tukar

TW2-19 vs TW1-19

Penguatan Yen Jepang (JPY)

berlanjut pada TW2-19 seiring masih

tingginya permintaan aset safe-haven.

JPY terapresiasi tipis dengan rerata sebesar

0,18% qtq. Tensi konflik perdagangan dunia

yang makin tereskalasi, peningkatan risiko

geopolitik (politik Eropa, Brexit, sanksi Iran,

konflik di Timur Tengah), serta pelemahan

prospek ekonomi global, mendorong

22 Boris Johnson pada akhirnya terpilih menjadi PM Inggris pada 24 Juli 2019.

terus menunjukkan pemburukan.20 Sentimen

tersebut juga dipengaruhi oleh kepercayaan

atas prospek ekonomi yang kian melemah,

risiko politik yang masih tinggi (diantaranya

isu fiskal Italia dan ketidakpastian

pembentukan pemerintahan Spanyol), serta

kebijakan moneter ECB yang makin easing

bias (sekaligus mengonfirmasi pelemahan

prospek ekonomi). 21 Pada akhir Juni 2019,

tekanan depresiatif diimbangi oleh ekspektasi

perbaikan negosiasi fiskal antara Italia dan

European Commission, sehingga EUR ditutup

lebih kuat 1,38% ptp menjadi USD1,14/EUR

(dari USD1,12/EUR pada TW1-19).

Poundsterling Inggris (GBP) masih

melanjutkan tren depresiasi seiring

ketidakpastian progres Brexit. Rerata nilai

GBP TW2-19 melemah sebesar -1,31% qtq,

disebabkan oleh proses persetujuan Brexit

yang berlarut-larut di parlemen dan menemui

jalan buntu. Hal tersebut menyebabkan

Perdana Menteri Theresa May mengundurkan

diri sebagai Pemimpin Partai Konservatif (pada

24 Mei 2019) dan sebagai Perdana Menteri

(pada 7 Juni 2019). Pengunduran PM May

disusul oleh kandidasi Boris Johnson –mantan

Foreign Secretary Inggris yang merupakan

pendukung Brexit– sebagai calon PM

selanjutnya. Kandidasi Boris makin menguat

pada akhir Juni 2019 sehingga menekan level

penutupan GBP jauh lebih rendah -2,60%

20 Antara lain data PDB TW1-19, penjualan ritel dan kendaraan, produksi industri, PMI, economic sentiment indicator (termasuk consumer confidence), dan perdagangan.

21 Terkonfirmasi oleh penurunan proyeksi ekonomi Kawasan Euro oleh IMF, ECB, dan European Commission.

Page 110: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

98

rendah dari TW1-19 sebesar USD39,3 miliar.23

Rupee India (INR), Ruble Rusia

(RUB), dan Baht Thailand (THB) menguat

pada TW2-19, baik secara rerata maupun

point-to-point. INR terapresiasi rerata

sebesar 1,29% qtq dan ditutup pada level

INR69,03/USD (dari INR69,16/USD pada TW1-

19; atau 0,60% ptp). Nilai INR cenderung

masih tertekan pada awal triwulan, imbas

dari kenaikan harga minyak akibat isu sanksi

Iran, yang menimbulkan kekhawatiran

pasar terhadap fiskal dan inflasi India

(mempertimbangkan impor minyak India

yang tinggi). Tekanan masih berlanjut hingga

Mei 2019 seiring eskalasi tensi AS-Tiongkok.

Namun tekanan tersebut ter-offset oleh

penurunan harga minyak pasca pertengahan

TW2-19 yang mendorong apresiasi INR,

serta diperkuat oleh optimisme pasar atas

kemenangan Modi dalam pemilu Mei 2019

dan ekspektasi trade truce AS-Tiongkok di

G20 Summit pada Juni 2019.

RUB turut mengalami penguatan

pada TW2-19 seiring ekspektasi kenaikan

harga minyak dan meredanya sentimen

geopolitik di Rusia. Nilai RUB terapresiasi

sebesar 2,18% qtq dan 3,88% ptp

(RUB63,22/USD, dari RUB65,76/USD pada

penutupan TW1-19). Kinerja RUB terbantu

oleh permintaan eksternal yang tetap tinggi

terhadap sovereign debt Rusia, ditunjang

oleh sinyal penurunan suku bunga the Fed

dan ECB, ekspektasi kenaikan harga minyak

23 Sumber: The Institute of International Finance (IIF) Monthly Emerging Market Portfolio Flows Database.

permintaan pasar terhadap aset safe-haven

(seperti JPY) tetap tinggi. Menjelang akhir

TW2-19, sinyal penurunan suku bunga oleh

the Fed yang lebih awal dari ekspektasi,

disertai ketegangan hubungan AS-Iran,

telah mendorong nilai point-to-point JPY

terapresiasi signifikan 2,75% ptp (JPY107,85/

USD; dari JPY110,86/USD).

Nilai tukar negara berkembang

cenderung variatif, dipengaruhi oleh

berbagai faktor spesifik negara. Meski

beragam, pergerakan nilai tukar sebagian

besar negara berkembang tetap dipengaruhi

oleh perkembangan isu konflik perdagangan

AS-Tiongkok dan perubahan kebijakan

moneter dunia. Hal tersebut tercermin dari

pergerakan arus modal portofolio ke negara

berkembang selama TW2-19. Tensi konflik

perdagangan yang masih rendah pada April

2019 mendorong keberlanjutan inflows ke

negara berkembang sebesar USD33,5 miliar.

Namun inflows menurun drastis pada Mei

2019 menjadi hanya USD1,8 miliar, dipicu

oleh keputusan AS menaikkan tarif impor dari

Tiongkok senilai USD200 miliar (dari 10%

menjadi 25%) sehingga menyebabkan risk-

off sentiment dan memicu pembalikan arus

modal ke aset safe-haven. Pada Juni 2019,

sentimen investor kembali pulih dengan

kenaikan inflows menjadi USD40,8 miliar,

seiring ekspektasi negosiasi AS-Tiongkok

di G20 Summit, dan sinyal the Fed untuk

menurunkan suku bunga lebih awal dari

ekspektasi. Secara keseluruhan, inflows pada

TW2-19 rerata sebesar USD25,4 miliar, lebih

Page 111: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

99

domestik yang sedang melambat. Penetapan

kenaikan tarif impor oleh AS terhadap

produk impor Tiongkok menyebabkan CNY

terdepresiasi dalam, bahkan mendorong bank

sentral Tiongkok (PBOC) melakukan intervensi

pada akhir Mei 2019 agar CNY tidak jatuh

melebihi level psikologis CNY7,00/USD.

TRY kembali melemah signifikan

pada TW2-19 terimbas kerentanan

ekonomi Turki dan ketidakpastian

kebijakan. TRY terdepresiasi rerata -8,63%

qtq dan ditutup -3,90% ptp (TRY5,79/

USD; dari TRY5,57/USD dari akhir TW1-

19). Pergerakan tersebut disebabkan oleh

sentimen negatif pasar terhadap inflasi Turki

yang masih tinggi, kebijakan otoritas yang

tidak lazim, concern atas independensi bank

sentral (CBRT di luar ekspektasi menahan

kenaikan suku bunga di tengah tingginya

inflasi), serta pergerakan cadangan devisa

yang cukup signifikan namun tidak dapat

dijelaskan (pasar meyakini digunakan untuk

intervensi mencegah TRY depresiasi lebih

dalam). Pasar juga mengkhawatirkan kondisi

politik Turki, setelah pada 7 Mei 2019

pemerintah memutuskan mengulang pemilu

di Istanbul. Pada Maret 2019 lalu, partai

yang dipimpin oleh Presiden Erdogan kalah

dan menuntut dilakukannya pemilu ulang

di Istanbul. Keputusan pemerintah yang

mengabulkan tuntutan pemilu ulang memicu

concern atas kredibilitas pemerintah.

Nilai tukar IDR sedikit melemah,

rerata -0,79% qtq, dipengaruhi dampak

ketidakpastian global dan pola musiman

peningkatan permintaan valas. Setelah

dunia, perbaikan kinerja current account

surplus Rusia, serta meredanya isu sanksi

oleh AS dan Uni Eropa atas konflik militer

Rusia dengan Ukraina. RUB makin menguat

pada akhir TW2-19 seiring kesepakatan Rusia

dengan Tiongkok dan Venezuela untuk mulai

menggunakan RUB (menggantikan USD)

dalam transaksi perdagangan bilateral.

Kinerja THB pada TW2-19 tetap

kuat ditopang oleh fundamental

ekonomi domestik yang masih solid.

Secara rerata, THB hanya mencatatkan

apresiasi tipis sebesar 0,09% qtq, karena

sempat tertahan pada April 2019 akibat

sentimen negatif atas political gridlock pasca

pemilu akhir Maret 2019. THB kembali pulih

mulai Mei 2019 seiring meredanya isu politik,

disertai sentimen investor yang makin positif

atas tingginya current account surplus dan

ample reserves Thailand di tengah tekanan

global dan eskalasi perdagangan dunia. THB

menguat cukup signifikan pada Juni 2019,

ditutup pada level THB30,68/USD (dari

THB31,73/USD; atau 3,42% ptp), didorong

oleh sinyal easing the Fed, Thailand tidak

masuk dalam watchlist currency manipulator

AS, dan keengganan Bank of Thailand untuk

mengadopsi easing stance.

Nilai tukar Yuan Tiongkok (CNY),

Lira Turki (TRY), dan Rupiah (IDR) melemah

pada TW2-19 karena faktor idiosyncratic.

CNY secara rerata melemah -1,04% qtq

dan ditutup -2,25% ptp (CNY6,87/USD;

dari CNY6,71/USD), dipengaruhi oleh

ketidakpastian konflik kebijakan perdagangan

dengan AS, disertai perkembangan ekonomi

Page 112: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

100

sempat menguat pada April 2019 (karena

perbaikan kinerja sektor eksternal), IDR

mulai melemah pada Mei 2019 akibat

sentimen eskalasi tensi perdagangan dunia

yang menekan kinerja mata uang negara

berkembang. Pola musiman peningkatan

permintaan valas untuk kebutuhan

pembayaran dividen nonresiden juga turut

memengaruhi pelemahan IDR. Pada Juni

2019, IDR kembali terapresiasi dan ditutup

lebih kuat 0,90% ptp (IDR14.126/USD; dari

IDR14.243/USD), didorong oleh imbal hasil

investasi portofolio pada aset keuangan

domestik yang menarik. Faktor lain yang turut

berkontribusi adalah persepsi positif terhadap

prospek ekonomi Indonesia yang makin baik,

antara lain peningkatan peringkat kredit oleh

Standard and Poor’s, serta berkurangnya

ketidakpastian pasar keuangan global sejalan

prakiraan kebijakan moneter global yang

lebih longgar.24 Bank Indonesia memandang

nilai tukar Rupiah ke depan akan bergerak

stabil sesuai dengan mekanisme pasar yang

tetap terjaga. Untuk mendukung efektivitas

kebijakan nilai tukar dan memperkuat

pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus

mengakselerasi pendalaman pasar keuangan,

baik di pasar uang maupun valas.

Ke depan, pergerakan pasar valas

berpotensi mengarah pada penguatan

nilai tukar negara berkembang dan

aset safe-haven. Konflik perdagangan

AS-Tiongkok yang tereskalasi memicu

ketidakpastian global yang makin tinggi.

24 Referensi dari publikasi Bank Indonesia - Tinjauan Kebijakan Moneter Edisi Juli 2019.

Sumber: BloombergSumber: Bloomberg

70

75

80

85

90

75

77

79

81

83

85

87

89

91

93

95

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr

-18

May

-18

Jun-

18

Jul-1

8

Aug

-18

Sep-

18

Oct

-18

Nov

-18

Dec

-18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr

-19

May

-19

Jun-

19

Indeks Jan 2013=100 Indeks

Jan 2013=100

TW2

EUR, lhs GBP, lhs JPY, rhs

Apresiasi

Grafik 3.17 Nilai Tukar Negara Maju

Sumber: Bloomberg

88

90

92

94

96

98

100

62

67

72

77

82

87

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr

-18

May

-18

Jun-

18

Jul-1

8

Aug

-18

Sep-

18

Oct

-18

Nov

-18

Dec

-18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr

-19

May

-19

Jun-

19

Indeks Jan 2013=100

Indeks Jan 2013=100

INR, lhs IDR, lhsCNY, rhs THB, rhs

Apresiasi

TW2

Grafik 3.18 Nilai Tukar Negara Berkembang

Sumber: Bloomberg

3,5

4

4,5

5

5,5

6

6,5

7

55

57

59

61

63

65

67

69

71

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr-1

8

May

-18

Jun-

18

Jul-1

8

Aug-

18

Sep-

18

Oct

-18

Nov-

18

Dec-

18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr-1

9

May

-19

Jun-

19

USD/TRY USD/RUB RUB TRY

Depresiasi TW2

Grafik 3.19 Nilai Tukar Ruble Rusia dan

Lira Turki

Page 113: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

101

pertanian dan perkebunan terutama dipicu

oleh gangguan cuaca yang menghambat

produksi di AS (gandum, kedelai, jagung),

India (minyak sawit), Brazil (kopi), dan Ghana

(kakao).

Harga energi TW2-19 menurun

didorong pelemahan permintaan imbas

perlambatan ekonomi global. Harga

minyak bergerak dalam tren menurun hingga

akhir triwulan, meski secara rerata masih

menguat 8,5% qtq (Brent) dan 9,5% qtq

(WTI). Harga yang sempat membaik pada

April 2019 segera berbalik melemah pada Mei

dan Juni 2019. Kenaikan harga minyak pada

April 2019 diakibatkan penurunan suplai

yang cukup signifikan, imbas konflik yang

terjadi di Venezuela dan Libya, gangguan

ekspor minyak Rusia, serta berakhirnya

waivers sanksi Iran oleh AS.25 Pada Mei

2019, harga minyak mulai berbalik turun

dipengaruhi oleh perbaikan produksi dan

peningkatan inventories minyak AS, eskalasi

konflik perdagangan antara AS-Tiongkok

(kenaikan tarif impor Tiongkok oleh AS) dan

risiko geopolitik (serangan teror terhadap

kapal tanker Arab Saudi). Penurunan harga

berlangsung hingga pertengahan Juni 2019,

dan kembali menguat pada akhir Juni 2019.

Dinamika pergerakan harga tersebut didorong

oleh supply concern akibat pemburukan

hubungan AS-Iran, ekspektasi trade truce

25 Presiden Trump pada April 2019 memutuskan untuk tidak memperpanjang waivers atas sanksi Iran yang sebelumnya diberikan kepada sejumlah negara mitra dagang Iran (Tiongkok, India, Korea Selatan, Turki, Italia, Jepang, Yunani, dan Taiwan). Pemberhentian waivers tersebut mulai berlaku pada 2 Mei 2019.

Sejalan dengan itu, prospek perekonomian

global makin menunjukkan pelemahan

terutama di negara-negara maju, dengan

penurunan yield obligasi pemerintah yang

makin dalam (maturitas jangka pendek

hingga panjang). The Fed dan ECB mensinyalir

kesiapan untuk lebih melonggarkan

kebijakan moneter guna mengantisipasi

pelemahan ekonomi lebih lanjut. Di tengah

kondisi tersebut, imbal hasil obligasi di

negara berkembang cenderung masih lebih

tinggi sehingga berpotensi mendorong aliran

modal masuk dan mengapresiasi nilai tukar.

Pelaku pasar juga berpotensi tetap menjaga

profil risiko melalui investasi pada aset safe-

haven termasuk emas di tengah peningkatan

ketidakpastian dunia.

3.4 Pasar Komoditas

Pergerakan harga komoditas

dunia bervariasi, dipengaruhi eskalasi

ketegangan perdagangan dan hambatan

suplai. Harga energi dan logam melemah

terdampak konflik perdagangan yang

menurunkan permintaan -terutama

komoditas minyak dan batu bara-, di

tengah tingkat produksi yang masih tinggi.

Penurunan harga minyak juga diakibatkan

oleh sentimen negatif konflik geopolitik di

Timur Tengah. Perlambatan global -terutama

Tiongkok yang disertai perbaikan supply-

turut melemahkan harga logam. Berbeda

dengan energi dan logam, harga komoditas

agrikultural meningkat seiring terjadinya

kendala produksi. Kenaikan harga produk

Page 114: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

102

penurunan permintaan akibat pelemahan

ekonomi global. Isu lingkungan hidup yang

mendorong peralihan penggunaan sumber

daya listrik dari batu bara menjadi gas juga

menjadi faktor yang melemahkan harga batu

bara.

Sumber: World Bank

70

75

80

85

90

95

100

Jan-18 Apr-18 Jul-18 Okt-18 Jan-19 Apr-19

US$, 2010=100

Energi

Agrikultur

Logam

TW2

Ket.: Data per Juni 2019

Grafik 3.20 Indeks Harga Komoditas

Sumber: Bloomberg

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

Jan-

18

Feb-

18

Mar

-18

Apr-1

8

May

-18

Jun-

18

Jul-1

8

Aug-

18

Sep-

18

Oct

-18

Nov-

18

Dec-

18

Jan-

19

Feb-

19

Mar

-19

Apr-1

9

May

-19

Jun-

19

USD/barrel

TW2

WTI Brent

Grafik 3.21 Harga Minyak

Pergerakan harga komoditas non-

energi cenderung bervariasi. Harga logam

menurun akibat pelemahan permintaan

global, sementara harga agrikultural masih

solid karena kendala pasokan. Harga timbal

TW2-19 terkoreksi paling tajam dengan

rerata -7,6% qtq dan ditutup lebih rendah

AS-Tiongkok di pertemuan G20 Summit,

serta keputusan OPEC dan Rusia untuk

memperpanjang production cut. Pada akhir

TW2-19, harga minyak ditutup lebih rendah

dibandingkan TW1-19 yaitu Brent pada level

USD64,43 per barel (dari USD67,51 per barel;

atau -4,6% ptp) dan WTI pada USD58,47 per

barel (dari USD60,14 per barel; atau -2,8%

ptp).

Harga minyak diperkirakan

menguat hingga akhir 2019 meskipun

tetap lebih rendah dibandingkan dengan

2018. Kesepakatan OPEC pada Juli 2019

untuk memangkas produksi sebanyak 1,2 juta

barel per-hari hingga Maret 2020 diprakirakan

akan menaikkan harga. Namun tekanan

kenaikan harga tersebut berpotensi ter-offset

oleh sentimen negatif prospek ekonomi global

yang makin pesimis, serta produksi shale oil

AS yang lebih tinggi dari ekspektasi. Risiko

terhadap prospek harga minyak disebabkan

beberapa faktor ketidakpastian: (i) kepatuhan

negara OPEC dan non-OPEC terhadap

kesepakatan pemangkasan produksi; (ii)

perkembangan konflik perdagangan global;

(iii) eskalasi isu geopolitik (seperti konflik

Libya dan Venezuela, serta sanksi Iran dan

Rusia); (iv) kebijakan environmental, serta (v)

pertumbuhan AS dan Tiongkok yang lebih

rendah dari ekspektasi.

Bebeda dengan minyak, harga

batu bara mengalami penurunan yang

cukup signifikan. Rerata harga batu bara

turun sebesar -16,9% qtq dan ditutup

lebih rendah -23,6% ptp. Produksi batu

bara cenderung masih tinggi, di tengah

Page 115: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

103

kondisi global juga menekan harga timah

sehingga turun rerata sebesar -1,2% qtq,

namun harga penutupan lebih kuat 9,1% ptp

yang disebabkan oleh peningkatan supply

concern (antara lain isu pengetatan regulasi

ekspor timah dari Indonesia).

Aksi flight to quality meningkatkan

harga emas. Berbeda dengan logam lainnya,

harga emas tetap solid pada TW2-19 dengan

penguatan tercatat sebesar 0,4% qtq

(rerata) dan 9,1% ptp. Permintaan atas emas

sebagai aset safe-haven terus meningkat di

tengah eskalasi konflik perdagangan dunia,

pelemahan prospek ekonomi global, dan

peningkatan tensi geopolitik. Peningkatan

permintaan emas juga berasal dari bank

sentral negara berkembang, antara lain Rusia,

Tiongkok, Kazakhstan, dan India.

Harga komoditas pertanian

dan perkebunan bergerak variatif

dipengaruhi faktor cuaca, dengan

kecenderungan menguat pada akhir

triwulan. Harga kedelai dan gandum pada

TW2-19 ditutup menguat masing-masing

sebesar 0,4% ptp dan 11,9% ptp, seiring

kendala produksi akibat extreme wet weather

di AS, serta perbaikan ekspektasi demand

dari Tiongkok terhadap kedelai pasca hasil

trade talks AS-Tiongkok pada G20 Summit

Juni 2019 yang positif.26 Rerata harga minyak

sawit (CPO) juga menurun sebesar -1,4% qtq,

26 Namun secara rerata, harga kedelai dan gandum termoderasi masing-masing sebesar -5,4% qtq dan -4,5% qtq, disebabkan penurunan permintaan akibat perlambatan global di tengah inventory dan produksi yang masih tinggi terutama di AS.

sebesar -4,2% ptp. Penurunan tersebut

diakibatkan oleh kekhawatiran prospek

permintaan akibat pelemahan ekonomi

dunia, penurunan penjualan kendaraan yang

dapat berdampak pada permintaan baterai

kendaraan, serta penurunan permintaan

Tiongkok imbas dari kebijakan pembatasan

penggunaan timbal. Harga aluminium TW2-

19 melemah -3,3% qtq dan -5,9% ptp,

dipengaruhi perbaikan sentimen atas prospek

supply seiring pencabutan sanksi embargo

oleh AS terhadap produsen Rusia (Rusal) dan

Brazil (Alunorte), serta pencabutan tarif impor

aluminium dari Meksiko, Kanada, dan Jepang

oleh AS. Permintaan atas aluminium juga

melambat karena penurunan penjualan mobil

khususnya di Tiongkok.

Peningkatan tensi perdagangan

dunia yang melemahkan perekonomian

global telah menekan permintaan logam

nikel, zinc, tembaga, dan timah. Harga

nikel TW2-19 melemah -1,1% qtq (rerata)

dan -2,3% ptp, akibat penurunan permintaan

terutama dari produsen alloymakers, di

tengah pertumbuhan positif produksi dari

Indonesia, Australia, Filipina, dan Rusia. Harga

zinc turun sebesar -1,1% qtq (rerata) dan

-14,6% ptp, karena penurunan permintaan

yang disertai peningkatan inventories dan

ekspektasi perbaikan produksi smelter di

Tiongkok. Harga tembaga terkoreksi sebesar

-1,2% qtq (rerata) dan -7,6% ptp yang

diakibatkan oleh: (i) concern ketidakpastian

global, (ii) perbaikan produksi di Tiongkok,

dan (iii) sentimen negatif atas aksi mogok

pekerja di tambang utama Chili. Pemburukan

Page 116: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

104

sebesar 4,1% qtq dan 6,8% ptp, didorong

oleh: (i) sentimen virus outbreak di Ghana

yang mengancam produksi; (ii) keengganan

Ghana menurunkan harga produsen28; serta

(iii) ancaman penghentian produksi di Pantai

Gading dan Ghana di tengah ketidakpastian

implementasi floor price kakao.

Sumber: Bloomberg

-30,0 -20,0 -10,0 0,0 10,0 20,0

Oil Price - BrentOil Price - WTI

CoalGold

AlumuniumCopper

ZincNickel

LeadTin

CornWheat

SoybeanRice

Palm OilCoffeeCocoa

%

Rata-rata

Point to Point

Grafik 3.22 Perubahan Harga Komoditas

TW2-19 vs TW1-19

Tabel 3.2 Perubahan Harga

Komoditas TW2-19

Sumber: Bloomberg

TW2-19 TW1-19 TW2-19 TW1-19Batu Bara USD/metric ton 80 96 71 93Emas USD/ounce 1.309 1.304 1.410 1292Alumunium USD/ton 1.820 1.883 1.800 1912Tembaga USD/ton 6.139 6.215 5.993 6483Zinc USD/ton 2.650 2.680 2.495 2923Nikel USD/ton 12.309 12.441 12.690 12984Timbal USD/ton 1.892 2.048 1.932 2017Timah USD/ton 19.650 20.928 18.825 21400Jagung USD/bushel 411 399 432 385Gandum USD/bushel 486 509 527 471Kedelai USD/bushel 896 947 923 919Beras USD/kuintal 11 11 12 11Kelapa Sawit MYR/ton 1.978 2.007 1.873 1869Kopi USD/pound 98 108 109 100Kakao USD/ton 2.403 2.309 2.425 2271

Komoditas Satuan Rata-Rata Harga Last Price

28 Pada April 2019, IMF merekomendasikan Ghana untuk menurunkan producer prices yang dibayarkan kepada petani kakao, di tengah potensi penurunan harga komoditas dunia, sehingga dapat menekan beban fiskal Pemerintah Ghana.

disebabkan faktor cuaca yang mendukung

peningkatan produksi dari Malaysia dan

Indonesia, serta permintaan yang melemah

dari India (imbas penerapan tarif impor CPO)

dan Eropa (implementasi larangan impor CPO

untuk biofuel mulai Mei 2019). Harga CPO

ditutup sedikit lebih kuat sebesar 0,2% ptp

karena pengaruh cuaca yang menghambat

produksi di India. Faktor cuaca buruk juga

menyebabkan kendala panen (planting

delay) pada jagung sehingga mendorong

harga jagung menguat 3,2% qtq (rerata)

dan 12,2% ptp. Harga beras cenderung

masih rendah hingga pertengahan Mei

2019 karena hasil panen yang baik. Namun

perbaikan permintaan dari India dan dampak

positif apresiasi nilai Baht Thailand27 memicu

kenaikan harga sebesar 4,1% qtq dan 5,4%

ptp.

Pergerakan harga komoditas

perkebunan beragam disebabkan isu

spesifik di negara produsen utama. Harga

kopi tetap rendah pada TW2-19 dengan

rerata penurunan harga yang cukup tajam

sebesar -9,0% qtq, dipengaruhi surplus

produksi dari Brazil dan imbas depresiasi

Real Brazil. Namun cold weather yang

menimpa Brazil dan sentimen positif atas

pertemuan antara Brazil-Kolombia pada

akhir Juni 2019 dalam rangka mengatasi

persistensi pelemahan harga kopi, telah

mendorong harga penutupan menguat 9,7%

ptp. Sementara itu, harga kakao menguat

27 Thailand merupakan negara produsen beras terbesar kedua di dunia, sehingga apresiasi THB berpotensi mendorong kenaikan harga beras.

Page 117: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

105

Pertumbuhan ekonomi global yang cenderung melambat dan disertai risiko

ketidakpastian menjadi fokus pembahasan pada fora multilateral dan regional. Berbagai fora

kerja sama memberikan perhatian khusus pada peningkatan tensi perdagangan AS-Tiongkok

yang telah berdampak negatif bagi ekonomi global, serta memengaruhi keyakinan dunia usaha

dan investor. Secara khusus, IMF menekankan agar setiap negara tidak menggunakan tarif

untuk mengatasi isu neraca perdagangan bilateral atau untuk menekan reformasi negara lain.

Masing-masing negara dihimbau untuk terus menyuarakan pesan positif kepada pasar dan

menerapkan respons kebijakan yang diperlukan untuk menjaga pertumbuhan.

Forum kerja sama internasional berupaya mendorong pertumbuhan dan menjaga

resiliensi sektor keuangan. Forum kerja sama berupaya mencapai level pertumbuhan ekonomi

yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif. Selain itu, untuk memperkuat resiliensi sistem

keuangan di tataran ASEAN, telah ditandatangani kesepakatan protokol ASEAN Framework

Agreement on Services (AFAS) yang bertujuan mendorong liberalisasi perdagangan jasa,

termasuk jasa keuangan. Dalam konteks ini, Indonesia juga terus berupaya untuk mendorong

implementasi LCS dan penguatan fasilitas JPKI.

Dalam merespons fragmentasi pada sektor keuangan, Indonesia berkomitmen

melaksanakan reformasi. Indonesia juga meminta FSB dan Standard Setting Bodies untuk

memerhatikan tantangan dan kondisi suatu negara dalam mengimplementasikan agenda

reformasi keuangan. BI akan terus memantau dampak dari fragmentasi pada area OTC

derivative, serta bersama Kementerian Keuangan dan OJK membentuk task force pendalaman

pasar keuangan.

Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

BAB

4

Page 118: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

106

Fora ASEAN dan EMEAP secara aktif melakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas

anggota, guna merespons perubahan struktural pada sektor keuangan akibat inovasi teknologi.

Bank of Thailand -Chairman ASEAN- menyelenggarakan ASEAN Financial Regulators’ Program

on Cyber Resilience dan Bangkok Fintech Fair 2019 untuk memberi pemahaman terkait risiko dan

tren cyber threat yang dihadapi sektor keuangan. Sementara, fora kerja sama APEC menyusun

Roadmap Ekosistem Data Layanan Keuangan dan Financial Inclusion Capacity Building Package.

4.1. Perkembangan Ekonomi Global

Pertumbuhan ekonomi global

yang cenderung melambat dengan

disertai risiko ketidakpastian menjadi

salah satu fokus pembahasan pada fora

multilateral dan regional. IMF memberikan

perhatian khusus pada peningkatan tensi

perdagangan AS-Tiongkok karena dinilai

telah berdampak negatif bagi ekonomi global

serta memengaruhi keyakinan dunia usaha

dan investor. Bila ketegangan terus berlanjut

tanpa solusi, akan berdampak negatif pada

perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

IMF menekankan pentingnya kebijakan

multilateral dan kebijakan domestik untuk

menghadapi risiko tersebut, termasuk

mengakhiri tensi perdagangan dan teknologi,

serta menyelesaikan ketidakpastian perjanjian

perdagangan dengan cepat.

IMF menekankan agar setiap

negara tidak menggunakan tarif untuk

mengatasi isu neraca perdagangan

bilateral atau untuk menekan reformasi

negara lain. Masing-masing negara dihimbau

untuk terus menyuarakan pesan positif

kepada pasar, dan mempersiapkan respons

kebijakan yang diperlukan untuk menjaga

pertumbuhan. Dalam hal ini, jika pertumbuhan

masih di bawah output potensial dan tingkat

inflasi masih terkendali, kebijakan moneter

dapat lebih akomodatif baik di negara maju

maupun negara berkembang. Kebijakan

fiskal perlu menyeimbangkan multiple

objectives yakni mendorong permintaan jika

diperlukan, meningkatkan pertumbuhan

potensial melalui belanja yang difokuskan

pada reformasi struktural, dan memastikan

keuangan negara yang berkelanjutan dalam

jangka menengah. IMF juga menekankan

pentingnya meningkatkan resiliensi,

inklusivitas, dan mengatasi permasalahan

struktural yang menghambat pertumbuhan

output potensial.

Forum BIS menaruh perhatian

pada downside risks pertumbuhan

ekonomi global yang berasal dari

ketidakpastian kebijakan ekonomi

terutama kebijakan perdagangan.1

Dengan terjadinya kondisi tersebut, telah

terjadi perubahan yang signifikan pada reaksi

pasar, posisi kebijakan moneter, dan proyeksi

pertumbuhan ekonomi global. Proyeksi

perekonomian global untuk 2019 dan 2020

direvisi ke bawah, terutama sejak akhir 2018

1 BIS Bimonthly Meeting Juni 2019 mengangkat topik “What can policy do when the boom ends?“

Page 119: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

107

mewaspadai potensi risiko perdagangan

dan keuangan. Indonesia juga memandang

penting koordinasi kebijakan di tengah

perlambatan ekonomi global, untuk menjaga

stabilitas dan tetap mendorong pertumbuhan.

Langkah koordinasi yang diterapkan

Indonesia telah menuai keberhasilan,

terefleksi dari pertumbuhan yang tetap kuat

di tengah ketidakpastian dan perlambatan

perekonomian global.

4.2. Kerja Sama untuk Meningkatkan

Pertumbuhan dan Memperkuat Resiliensi

Keuangan

Forum kerja sama internasional

bertujuan untuk mencapai level

pertumbuhan ekonomi yang kuat,

berkelanjutan, berimbang dan inklusif.

Guna mencapai tujuan tersebut, setiap

negara berkomitmen memperkuat kerja sama

internasional. Penguatan kerja sama antara

lain dilakukan untuk memantau faktor risiko

yang dapat memengaruhi pertumbuhan

ekonomi global, mengatasi excessive

imbalances, mendorong pembangunan

infrastruktur, dan mengatasi/mengantisipasi

aging population.

Pertumbuhan ekonomi global

belakangan ini makin banyak diwarnai

oleh excessive imbalance yang makin

terkonsentrasi di negara maju. Excessive

imbalances tersebut berpotensi menimbulkan

risiko bagi perekonomian suatu negara dan

berdampak negatif bagi perekonomian

global, seperti pembalikan arah aliran modal

dan diperkirakan baru akan meningkat secara

gradual pada akhir 2019 dengan asumsi

meredanya tensi perdagangan. Pandangan

yang sama mengenai kondisi ekonomi global

juga disampaikan oleh IMF dan AMRO pada

pertemuan ASEAN Finance Ministers’ and

Central Bank Governors’ Meeting (AFMGM).2

Sejalan dengan pembahasan pada

fora BIS dan ASEAN, fora Executives

Meeting of East Asia Pacific Central Banks

(EMEAP) juga membahas mengenai

risiko ketidakpastian kebijakan ekonomi

global yang dapat memengaruhi pasar

keuangan di kawasan. Optimisme di

pasar keuangan saat ini cenderung bersifat

temporer di tengah data ekonomi kawasan

yang belum menunjukkan perbaikan dan

pertumbuhan ekonomi dunia yang masih

tertahan. Selain itu, ketegangan perdagangan

antara AS–Tiongkok yang kembali memanas

dapat memengaruhi outlook kawasan EMEAP,

sehingga memunculkan kekhawatiran

ketidakseimbangan pasar keuangan dan

meningkatkan kerentanan harga aset

terhadap risiko “snapbacks.”

Indonesia merespons peningkatan

tensi perdagangan global dengan

meningkatkan resiliensi dan menjaga

momentum pertumbuhan ekonomi.

Langkah tersebut ditempuh dengan

memelihara permintaan domestik,

meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

dan memperbaiki iklim investasi, dengan

2 Pertemuan dilaksanakan pada di Chiang Rai, Thailand pada 2-5 April 2019.

Page 120: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

108

pembangunan infrastruktur; 2) meningkatkan

efisiensi biaya; 3) memerhatikan lingkungan

dalam pembangunan infrastruktur; 4)

meningkatkan resiliensi terhadap risiko

bencana alam dan risiko lainnya; 5)

memastikan dimensi sosial dari pembangunan

infrastruktur; dan 6) meningkatkan tata

kelola. Negara G20 juga memandang bahwa

penyediaan quality infrastructure tersebut

sejalan dengan tujuan dari pembentukan

Roadmap to Infrastructure as an Asset Class.

Ke depan, negara anggota G20 sepakat untuk

melanjutkan upaya pengembangan roadmap

tersebut, termasuk pengembangan indikator-

indikator yang terkait dengan QII.

Kerja sama global mencatat bahwa

perubahan demografi, termasuk aging

population memunculkan tantangan

dan peluang bagi seluruh negara. Negara

anggota G20 perlu menyiapkan aturan yang

meliputi kebijakan fiskal, moneter, keuangan,

dan struktural seperti pasar tenaga kerja,

pendidikan dan kesehatan. Forum G20

juga menyambut baik inisiatif G20 Fukuoka

Policy Priorities on Aging and Financial

Inclusion, yang berisi delapan tahapan untuk

merumuskan kebijakan guna meningkatkan

inklusi keuangan di tengah aging society.

Pada lingkup kerja sama

ASEAN, upaya memperkuat resiliensi

sistem keuangan global ditandai

dengan kesepakatan protokol ASEAN

Framework Agreement on Services

(AFAS). Penandatanganan perjanjian

protokol AFAS ke-8 yang dilaksanakan oleh

Menteri Keuangan ASEAN pada 5 April

dari negara berkembang dan penerapan

kebijakan proteksionisme. Meski harus

dicermati, Indonesia memandang imbalances

dalam bentuk current account deficit di

negara berkembang, ditimbulkan oleh

kebutuhan pembiayaan pembangunan

seperti infrastruktur yang dalam jangka

panjang akan berdampak positif terhadap

ekonomi.

Imbalances perlu diatasi melalui

reformasi struktural.3 Negara-negara G20

diharapkan dapat melanjutkan reformasi

struktural dan memastikan fleksibilitas

nilai tukar sebagai mekanisme automatic

adjustment. IMF juga mendorong debt

sustainability −termasuk mengupayakan

pembiayaan infrastruktur yang aman− untuk

menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan

pembangunan. Terkait mekanisme automatic

adjustment melalui nilai tukar yang fleksibel,

Indonesia berpandangan bahwa proses

penyesuaian akan beragam sesuai kondisi

setiap negara.

Penyediaan infrastruktur yang

berkualitas (quality infrastructure)

merupakan aspek penting dalam

mengatasi infrastructure gap. Negara

G20 telah menyepakati Principles for Quality

Infrastructure Investment (QII), yakni prinsip-

prinsip yang diperlukan dalam mendorong

penyediaan infrastruktur yang berkualitas.

Prinsip QII yang bersifat voluntary dan non-

binding tersebut terdiri dari enam prinsip,

yaitu 1) memaksimalkan dampak positif dari

3 Indonesia mendukung upaya reformasi struktural.

Page 121: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

109

perdagangan yang berkepanjangan, dovish

policy wave, dan ketegangan geopolitik telah

menciptakan tekanan pada nilai tukar rupiah,

sehingga peran JPKI menjadi makin penting.

Pada fora ASEAN+3 upaya penguatan fasilitas

JPKI dilaksanakan melalui amandemen

Chiang Mai Initiatives Multilateralisation

(CMIM).4 Amandemen dilaksanakan agar

fasilitas CMIM sebagai Regional Financial

Arrangement (RFA) makin selaras dengan

fasilitas IMF sebagai Global Financial Safety

Net (GFSN). Amandemen tersebut dilakukan

dengan memperhatikan prinsip-prinsip utama

pembentukan CMIM sebagai pusat dari jaring

pengaman keuangan regional, mencukupi

secara jumlah, dan dapat ditarik secara

cepat. Selain itu, upaya penguatan CMIM

juga dilakukan melalui pelaksanaan simulasi

(test run) untuk menguji kesiapan operasional

CMIM pada semester ke-2 2019.

4.3. Kerja Sama Merespons Fragmentasi

pada Sektor Keuangan

Implementasi reformasi sektor

keuangan yang beragam di berbagai

negara menimbulkan financial market

fragmentation. Menurut FSB, IOSCO, dan

FATF, tiga faktor penyebab fragmentasi

adalah inkonsistensi waktu dan substansi

agenda reformasi, implementasi agenda

reformasi domestik yang memiliki dampak

ekstrateritorial, dan perbedaan pengaturan

4 Amandemen CMIM Agreement tersebut telah disetujui oleh Gubernur dan Menteri Keuangan ASEAN+3 pada pertemuan bulan Mei 2019.

2019 bertujuan untuk mendorong liberalisasi

perdagangan jasa, termasuk jasa keuangan,

dalam rangka integrasi ekonomi ASEAN.

Pada protokol AFAS ke-8 tersebut, Indonesia

menegaskan komitmen pada sektor asuransi

jiwa (diklasifikasikan atas konvensional dan

takaful) –sejalan dengan komitmen Indonesia

pada World Trade Organization (WTO).

Proses negosiasi protokol AFAS ke-9 masih

berlangsung dan ditargetkan selesai pada

akhir 2019. Protokol AFAS ke-9 merupakan

protokol terakhir sebelum mekanisme

liberalisasi ASEAN Trade in Services Agreement

(ATISA) yang menganut sistem negative list”

digunakan.

Dalam rangka mendukung

stabilisasi nilai tukar, Bank Indonesia

(BI) juga terus berkomitmen untuk

mendukung implementasi penggunaan

Local Currency Settlement (LCS) di

kawasan. Salah satu langkah yang dilakukan

adalah melalui penandatanganan Letter of

Intent (LOI) untuk mendorong kerja sama

LCS antara BSP dengan BI pada 5 April 2019

di sela pertemuan tingkat Gubernur dan

Menteri Keuangan ASEAN. Implementasi LCS

berperan strategis dalam mendukung efisiensi

transaksi, mengembangkan pasar mata

uang lokal, dan pada akhirnya mendukung

stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Upaya untuk menjaga stabilitas

makroekonomi dan keuangan juga

dilakukan melalui penguatan Jaring

Pengaman Keuangan Internasional (JPKI)

pada fora ASEAN dan ASEAN+3. Downside

risks ekonomi global yang bersumber dari tensi

Page 122: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

110

melalui penyelenggaraan ASEAN Financial

Regulators’ Program on Cyber Resilience yang

bertujuan untuk memberi pemahaman terkait

risiko dan tren cyber threat yang dihadapi

sektor keuangan. BOT juga melaksanakan

program Bangkok Fintech Fair 2019 yang

terdiri dari diskusi panel, technology talk, dan

ASEAN’s Cross-border Innovation & Fintech

Showcases, yang diikuti 70 pelaku fintech di

kawasan.7

Inovasi teknologi juga menjadi

fokus pembahasan forum kerja sama

APEC. Di bawah keketuaan Chile, APEC

Finance Minister Process (FMP) 2019

mengusung dua tema prioritas yaitu (Pilar

1) Boosting integration on financial markets

through digital economy; dan (Pilar 2)

Financial inclusion: closing the gap through

digitalization. Pada pertemuan APEC Juli

2019 telah disampaikan perkembangan

penyusunan APEC Economic Policy Report

(AEPR) dengan topik Structural Reform and

Digital Economy yang merupakan program

di bawah Pilar 1. Dalam AEPR 2019 antara

lain dibahas mengenai peran ekonomi digital

dalam reformasi struktural dan integrasi pasar

keuangan.

Fora kerja sama APEC juga

menyusun progres Roadmap APEC untuk

Ekosistem Data Layanan Keuangan

(An APEC Roadmap for a New Financial

7 Pada pertemuan EMEAP tingkat Deputi Gubernur Mei 2019, Working Groups (WGs) on Fintech melaporkan berbagai program kerja terkait fintech yang sudah dan akan dilakukan. Selain itu, juga dilaporkan kemajuan framework layanan keuangan digital akibat inovasi fintech.

antarnegara. BI menyampaikan bahwa

Indonesia berkomitmen melaksanakan

reformasi sektor keuangan, dan meminta

FSB dan Standard Setting Bodies (SSBs) untuk

memerhatikan tantangan dan kondisi suatu

negara dalam mengimplementasikan agenda

reformasi keuangan.5,6 Terkait fragmentasi

yang terjadi pada area over the counter (OTC)

derivative, BI akan terus memantau dampak

dari fragmentasi keuangan untuk mengatasi

kerentanan yang dapat mengemuka, serta

bersama Kementerian Keuangan dan OJK

membentuk task force pendalaman pasar

keuangan, terutama untuk mengatasi

permasalahan struktural seperti aspek hukum

dan struktur pasar.

4.4. Kerja Sama Merespons Perubahan

Struktural di Sektor Keuangan Akibat

Inovasi Teknologi

Perkembangan teknologi yang pesat

menyebabkan peningkatan disrupsi fintech

dan risiko cyber threat pada era ekonomi dan

keuangan digital. Upaya untuk meningkatkan

kapasitas anggota dalam merespons

perubahan akibat perkembangan teknologi

aktif dilakukan oleh fora ASEAN dan EMEAP.

Bank of Thailand (BOT) selaku Chairman

ASEAN 2019 menjadikan cyber resilience

sebagai salah satu prioritas keketuaan

ASEAN 2019. Salah satunya diwujudkan BOT

5 Peraturan/reformasi domestik yang berdampak pada negara/yurisdiksi lain.

6 Disampaikan pada forum G20 Finance Ministers and Central Bank Governors pada Juni 2019 di Fukuoka, Jepang.

Page 123: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama dan Lembaga Internasional

111

APEC members (Pilar 2). Sejalan dengan hal

tersebut APEC juga sedang menyusun Term

of Reference (TOR) Roadmap on Digital

Financial Inclusion for APEC Economies,

yang diharapkan dapat membantu members

dalam mengidentifikasi peran dari digital

financial inclusion dalam perekonomian dan

mengenali tantangan serta opportunities yang

mengemuka dari digital financial inclusion.

Services Data Ecosystem). Roadmap

tersebut berisi identifikasi hambatan kritikal

dari suatu ekosistem data serta uraian

langkah-langkah dan inisiatif yang dapat

dilakukan untuk mengatasi hambatan kritikal

tersebut. APEC juga sedang menyusun

Financial Inclusion Capacity Building Package

yang memuat informasi mengenai prioritas

dan tantangan inklusi keuangan pada setiap

Page 124: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

112

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 125: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 5 - Artikel

113

Ketegangan Jepang-Korea Selatan dan Dampaknya Pada PerekonomianOleh: Kiki Nindya Asih1 dan Masagung Suksmonohadi2

1 Analis Eksekutif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tokyo.2 Asisten Analis Departemen Internasional Bank Indonesia.

resolusi dalam jangka pendek masih buram

mengingat kedua negara juga dihadapkan

pada tekanan politik dan sejarah masa lalu

yang kelam.

Pemerintah Jepang di luar dugaan

merestriksi ekspor beberapa material input

ke Korea Selatan dengan pertimbangan

keamanan nasional. Pada 1 Juli 2019, Jepang

mengumumkan bahwa mulai 4 Juli 2019,

restriksi ekspor beberapa material kimia

untuk pembuatan semikonduktor ke Korea

Selatan berlaku efektif. Material bahan baku

pembuatan semikonduktor yang dibatasi

adalah (i) fluorinated polyamide, bahan baku

untuk membuat layar ponsel atau televisi; (ii)

photosensitising agent resist, salah satu bahan

untuk memproduksi chip; dan (iii) high purity

Pada 1 Juli 2019, Pemerintah

Jepang mengumumkan restriksi ekspor

beberapa material kimia untuk pembuatan

semikonduktor ke Korea Selatan. Tidak lama

berselang, Korea Selatan meretaliasi dengan

mengeluarkan Jepang dari preferred trade

list dan memutus perjanjian militer kedua

negara. Peningkatan ketegangan Jepang-

Korea Selatan tidak hanya menambah

tekanan ekonomi kedua negara, namun juga

berpotensi memengaruhi negara lain yang

terlibat dalam jaringan rantai nilai global

produk hi-tech. Oleh karenanya, penting

bagi kedua negara untuk bekerja sama

dan merevitalisasi hubungan stategis yang

sedang kritis. Namun sayangnya, prospek

Artikel 1

BAB

5

Page 126: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

114

bisnis, terlebih ketergantungan Korea Selatan

terhadap ketiga material input tersebut sangat

tinggi. Korea Selatan mengimpor sekitar

94% kebutuhan fluorinated polyamide, 92%

kebutuhan photosensitising agent resist, dan

46% kebutuhan high purity hydrogen fluoride

dari Jepang.4

Merespons tindakan restriksi oleh

Jepang, Korea Selatan mengumumkan akan

mengeluarkan Jepang dari preferred trading

partner pada September 2019, dan melakukan

pemutusan perjanjian kerja sama intelejen dan

militer pada 22 Agustus 2019.5,6 Sebaliknya,

pada 28 Agustus 2019, Jepang merealisasikan

rencana mengeluarkan Korea Selatan dari

whitelist (negara yang menerima kemudahan

perizinan ekspor).7 Selain itu, Jepang juga

tengah mempertimbangkan penerapan

kebijakan yang lebih keras termasuk kenaikan

tarif, pengetatan aturan remitansi, dan

pembatasan visa bagi warga Korea Selatan.

Keputusan Jepang menghapus Korea

Selatan dari whitelist memberikan dampak

negatif bagi Korea Selatan. Negara tersebut

perlu mendapatkan individual approval atas

4 Data Januari hingga Mei 2019.5 Rencana untuk mengeluarkan Jepang dari Preferred

Trading Partner diumumkan pada 22 Agustus 2019. 6 Di luar preferred trading partner, Korea Selatan

mengategorikan mitra dagangnya ke dalam tiga kategori, yakni A1, A2, dan B. Sebagai konsekuensi dikeluarkannya Jepang dari preferred trading partner, maka Jepang akan menjadi mitra dagang kategori A2. Hal tersebut akan menyebabkan Jepang mendapat perlakuan sama dengan negara-negara kategori B, yakni mitra dagang yang mendapat pembatasan ekspor tertentu dengan beberapa pengecualian.

7 Whitelist Jepang terdiri dari 27 negara termasuk Korea Selatan, AS, Jerman, Polandia, dan Italia, namun tidak termasuk Tiongkok.

hydrogen fluoride/etching gas, bahan untuk

merakit silicon wafer/circuit pattern pada

semikonduktor. Jepang menguasai pasokan

dunia untuk ketiga produk tersebut.3

Banyak pihak mengindikasi bahwa

restriksi ekspor tersebut merupakan bentuk

retaliasi Jepang atas keputusan Mahkamah

Agung Korea Selatan yang mewajibkan

perusahaan Jepang membayar kompensasi

atas korban kerja paksa pada masa Perang

Dunia II. Sebagian juga mensinyalir keputusan

tersebut untuk merespons temuan beberapa

kasus dalam tiga tahun terakhir, yang

mengindikasikan ekspor material input dari

Jepang di ekspor ulang oleh Korea Selatan ke

Korea Utara, Tiongkok, dan Iran. Kebijakan

tersebut diputuskan tanpa pemberitahuan

terlebih dahulu ke Korea Selatan dan menjadi

ironis sebab dirilis hanya berselang dua hari

pasca joint statement Pimpinan G20“strive

to realize a free, fair, non-discriminatory,

transparent, predictable, and stable trade and

investment environment” di Osaka, Jepang.

Restriksi ekspor yang diterapkan Jepang

tersebut mewajibkan setiap perusahaan

Jepang yang akan melakukan ekspor ke

Korea Selatan untuk mengajukan aplikasi bagi

setiap kontrak penjualan tiga material yang

direstriksi. Proses persetujuan atas aplikasi

ekspor yang memakan waktu hingga maksimal

90 hari kerja dapat menghambat proses

3 Jepang mendominasi pasokan dunia dengan pangsa sbb: (i) fluorinated polyamide (90% pasokan dunia); (ii) photosensitising agent resist (90% pasokan dunia); dan (iii) high purity hydrogen fluoride/etching gas, (70% pasokan dunia).

Page 127: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 5 - Artikel

115

(ii) menurunkan barriers dan melakukan

diversifikasi sumber pasokan ke AS, Tiongkok,

atau negara lainnya (sebelumnya 70%-

90% dipasok oleh Jepang); (iii) memberikan

dukungan finansial kepada perusahaan

yang akan melakukan merger dan akuisisi

perusahaan asing, termasuk melakukan

overseas acquisition; (iii) memperluas tax

benefits untuk mengundang investasi asing;

(iv) merelaksasi labor and environmental

regulations untuk meningkatkan produksi;

(v) otoritas keuangan (Financial Services

Commission) dan pasar (Financial Supervisory

Service) membentuk task force bersama

sejumlah bank besar guna me-review

maturitas ULN dari Jepang dan menyusun

contingency plan jika hubungan Jepang-Korea

Selatan memburuk hingga berdampak pada

pembiayaan/sektor keuangan.

Chaebol Korea Selatan juga telah

melakukan sejumlah langkah.10 Pertama,

segera setelah restriksi diumumkan, Federasi

Bisnis Korea Selatan (15 Juli 2019) mengirim

surat kepada Kementerian Ekonomi,

Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang

agar mempertimbangkan kembali kebijakan

restriksi ekspor karena akan mengganggu

produksi perusahaan di Korea Selatan, yang

pada gilirannya mengancam rantai nilai global.

Kedua, perusahaan teknologi Korea Selatan

berupaya melakukan lokalisasi material input

utama dan diversifikasi sumber pasokan.

lainnya.10 Chaebol adalah istilah untuk menyebut konglomerasi

industri besar di Korea Selatan yang bisnisnya dijalankan oleh perorangan atau keluarga, seperti contohnya Samsung, LG, Hyundai, dan Daewoo.

857 produk impor dari Jepang (dari 1.120

produk) dengan waktu pengurusan izin ±90

hari, dan akan menderita kerugian ekspor

tahunan yang diprediksi mencapai KRW30,5

triliun (USD27 miliar). Korea Selatan juga akan

mengalami disrupsi pasokan dan peningkatan

biaya input bahan baku untuk sektor otomotif

dan industri elektronik, yang pada akhirnya

akan mengganggu global supply chains

smartphones dan electronic devices.

Pemerintah Korea Selatan bereaksi

cepat dalam menghadapi kebijakan restriksi

Jepang. Hal ini karena ekspor komputer dan

alat elektronik, termasuk semikonduktor dan

smartphone, berkontribusi sekitar 20% dari

ekspor Korea Selatan dan 0,7% terhadap

PDB 2018. Ditambah lagi, ekonomi Korea

Selatan juga sedang dihadapkan pada masalah

structural slowdown. Langkah kebijakan yang

tidak cepat dan tepat dapat menyebabkan

ekonomi Korea Selatan melambat makin

dalam.

Pemerintah Korea Selatan menyusun

strategi untuk mengatasi dampak negatif

dari kebijakan Jepang tersebut. Pemerintah

melakukan berbagai upaya, antara lain (i)

mengalokasikan anggaran senilai KRW7,8

triliun (USD6,42 miliar) selama tujuh

tahun ke depan untuk mengamankan

pasokan 100 item strategis nasional guna

mengurangi ketergantungan pada Jepang;8,9

8 Antara lain semikonduktor, display panels, otomotif, elektronik, machinery, metal, dan kimia dasar.

9 Di antara 100 item strategis nasional tersebut, terdapat 20 item yang menjadi prioritas dalam satu tahun ke depan, yang meliputi tiga material kimia yang dibatasi secara ketat oleh Jepang dan barang input high-tech

Page 128: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

116

Dampak ke Jepang, antara lain adalah (i)

dampak langsung mengurangi ekspor Jepang

ke Korea Selatan sekitar JPY46,6 miliar setahun,

atau kurang dari 1% nilai ekspor ke Korea

Selatan dan 0,09% terhadap PDB Jepang

pada 2018; (ii) apabila restriksi juga dilakukan

pada seluruh input teknologi canggih maka

dampaknya sekitar JPY256,5 miliar dari sektor

semikonduktor saja; dan (iii) penurunan jumlah

wisatawan sebesar 10% dari Korea Selatan ke

Jepang, berpotensi menurunkan pendapatan

sektor jasa Jepang lebih dari USD500

juta, angka ini lebih besar jika yang terjadi

sebaliknya (hanya USD200 juta). Nikkei Asian

Review mencatat, saat ini telah berkembang

berbagai aksi boikot terhadap produk

Jepang di berbagai pertokoan Korea Selatan.

Sementara survei Korea Herald terhadap agen

travel menunjukkan bahwa pada dua minggu

pertama Juli 2019 telah terjadi penurunan

jumlah pesanan wisata ke Jepang antara 50%-

70% dari periode yang sama tahun lalu.

Korea Selatan akan mengalami

dampak negatif kebijakan restriksi. Dampak

negatif terhadap industri diperkirakan masih

mampu diserap dalam tiga bulan pasca

restriksi. Persediaan semikonduktor masih

cukup tinggi di tengah permintaan yang

melemah. Sementara dampak ke industri

smartphone masih unclear, kendati Samsung

terkena, tetapi LG Display (yang memproduksi

layar) tidak mengimpor fluorinated polyamide

dari Jepang. Namun jika berlarut-larut dan

memengaruhi supply chain –terlebih Samsung

banyak memiliki jaringan produksi UMKM–

maka spillover risks akan cukup besar. Selain

Ketiga, lima konglomerat terbesar Korea

Selatan, yakni Samsung Electronics, Hyundai

Motor Group, SK Group, LG Group, dan

Lotte Group mulai mengaktifkan “emergency

mode” dan menetapkan contingency plan

secara detail untuk berbagai skenario,

khususnya potensi berlanjutnya kebijakan

restriksi ekspor Jepang dalam jangka panjang.

Moody’s Investor Service Analyst

mengatakan bahwa dalam jangka pendek,

efek dari restriksi ekspor Jepang cenderung

bersifat simbolik dan tidak terlalu berdampak

materil bagi pertumbuhan ekonomi kedua

negara. Namun dalam jangka panjang, hal

tersebut berpotensi menimbulkan gangguan

terhadap supply chain dan menekan

pertumbuhan ekonomi kedua negara, serta

meningkatkan risiko spillover di sepanjang jalur

supply chain yang tersebar di berbagai negara.

Asesmen Moody’s senada dengan analisis

Citi. Perusahaan yang terdampak terutama

Samsung Electronics, LG Displays, dan SK

Hynix. Sementara itu, IHS Markit memandang

bahwa aksi Jepang akan meningkatkan

ketegangan di Asia Timur, menambah

kekisruhan tensi perdagangan di tengah masih

berlanjutnya negosiasi dagang AS-Tiongkok.

Survei yang dilakukan oleh Federation of

Korean Industries terkini menyebutkan bahwa

6,2% dan 46,9% perusahaan Korea Selatan di

Jepang menyatakan bahwa pemburukan relasi

kedua negara telah berdampak sangat negatif

dan negatif bagi bisnis mereka.

Hitungan Citi menunjukkan bahwa

kebijakan restriksi ekspor Jepang ke Korea

Selatan akan berdampak pada kedua negara.

Page 129: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 5 - Artikel

117

ini masih terbatas pada perakitan untuk

pemenuhan permintaan domestik.

Jepang dan Korea Selatan memiliki

keterkaitan ekonomi yang erat dan saling

tergantung satu-sama lain, serta menjadi

bagian penting dari jaringan rantai nilai

global.13 Oleh karenanya, penting bagi kedua

negara untuk bekerja sama dan merevitalisasi

hubungan stategis yang sedang kritis. Namun

sayangnya, prospek resolusi dalam jangka

pendek masih buram mengingat kedua negara

juga dihadapkan pada tekanan politik dan

sejarah yang kelam. PM Abe masih menunggu

hasil pemilu upper house dan Presiden

Moon Jae-in tersandera oleh sikap warganya

terhadap kejahatan perang (kerja paksa) oleh

Jepang di masa lalu.

Ketegangan kedua negara meruncing

sejalan dengan posisi WTO yang berada di

sisi Jepang untuk kasus anti dumping Korea

Selatan. Dalam laporan 10 September 2019,

WTO menerima argumen Jepang bahwa

kebijakan anti dumping pada pneumatic

valves yang dilakukan Korea Selatan pada

2018 melanggar peraturan internasional.

Selain itu, analisis harga dan keterbukaan

informasi produk pneumatic valves tidak

memenuhi persyaratan WTO. Memperhatikan

ketegangan yang makin meningkat maka

implikasi dari konflik Jepang–Korea Selatan

perlu terus dimonitor untuk mencegah risiko

spillover negatif kepada Indonesia.

13 Diutarakan oleh Ryo Hinata-Yamaguchi, dosen tamu di Pusan National University.

itu, risiko terhadap chip memory cukup tinggi

karena stok terbatas.

Tiongkok dan Vietnam tidak luput dari

dampak risiko spillover restriksi ekspor Jepang

kepada Korea Selatan. Tiongkok diperkirakan

mengalami dampak terbesar, sebab tidak

memiliki perusahaan domestik yang dapat

memproduksi DRAM dan NAND Flash

Memory secara massal.11,12 Sebagai alternatif,

Tiongkok dapat mengalihkan pemenuhan

kebutuhannya dari AS, namun dalam jangka

pendek, supply chain akan terganggu karena

perlu waktu untuk menyesuaikan spesifikasi

teknis, teknologi, dan capex (selain juga akan

terkendala akibat ketegangan perdagangan

yang masih berlangsung). Sementara, Vietnam

mengimpor 42% kebutuhan semikonduktor

dan 64% kebutuhan memory chip dari

Korea Selatan. Produksi Samsung Electronics

Vietnam berkontribusi sebesar 25% terhadap

total ekspor 2018. Vietnam memproduksi

lebih dari separuh pasokan untuk Samsung

smartphone global. Sementara bagi Indonesia,

risiko spillover terindikasi rendah mengingat

operasional Samsung Indonesia sejauh

11 Korea Selatan merupakan pemasok 70% kebutuhan DRAM global, sementara Jepang memasok 70%-90% material pembuat DRAM. Pada 2018, sebanyak 69% produksi semikonduktor dan 81% memory chip Korea Selatan diekspor ke Tiongkok dan Hong Kong.

12 Dynamic random-access memory (DRAM) merupakan jenis akses memori acak yang menyimpan setiap bit data secara terpisah dalam kapasitor dalam satu sirkuit terpadu, biasanya digunakan dalam komponen elektronik terutama komputer personal (PC). Sementara, NAND flash memory merupakan sejenis EEPROM (electrically erasable programmable read-only memory) yang dapat menyimpan datanya tanpa membutuhkan penyediaan listrik, umum dikenal berada pada USB flash drive, memory card, dan sejenisnya.

Page 130: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

118

Lembaga Rating Memerhatikan

Perlambatan Ekonomi Global

Perlambatan ekonomi global kian

nyata seiring berlanjutnya tekanan dari

ketegangan hubungan dagang Amerika

Serikat dengan Tiongkok, serta sejumlah

risiko geopolitik lainnya. Kondisi tersebut

memberikan efek rambatan kepada negara

lain melalui jalur perdagangan dan keuangan.

Pelemahan permintaan global yang telah

menurunkan kinerja industri manufaktur

dan laju pertumbuhan ekonomi dunia,

meningkatkan risiko atas kesinambungan

ekonomi suatu negara, dan menurunkan

kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban

(creditworthiness).

Selain fundamental ekonomi,

kemampuan suatu negara dalam

memenuhi kewajiban finansial menjadi

aspek penting yang diperhitungkan oleh

investor. Creditworthiness mencerminkan

tingkat risiko yang dihadapi investor dalam

menetapkan keputusan investasi. Salah

Ketegangan perdagangan antara AS

dan Tiongkok telah melemahkan permintaan

global dan menurunkan pertumbuhan

ekonomi dunia. Proyeksi ekonomi sejumlah

negara di Kawasan Asia Pasifik telah

diturunkan oleh lembaga rating, seiring

meningkatnya kekhawatiran atas dampak

perlambatan ekonomi global. Namun

demikian, peringkat sovereign credit rating

(SCR) negara Asia Pasifik hingga awal TW3-

2019 relatif terjaga. SCR Indonesia telah

berada 1 notch di atas peringkat investment

grade terendah. Hal tersebut merupakan

prestasi tersendiri mengingat sejumlah

negara di luar kawasan Asia Pasifik telah

mengalami penurunan SCR dan outlook.

Risiko perekonomian global yang meningkat

menyadarkan urgensi pengelolaan persepsi

positif ekonomi Indonesia melalui koordinasi

intensif antar otoritas. Upaya tersebut

ditujukan untuk mendukung ketahanan

ekonomi sehingga dapat menciptakan

pertumbuhan yang berkesinambungan.

Sovereign Credit Rating di Tengah Perlambatan Ekonomi GlobalOleh: Betty Purbowati Cahyadewi

Artikel 2

Page 131: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 5 - Artikel

119

negara. Moody’s merevisi ke bawah proyeksi

pertumbuhan ekonomi negara di kawasan

Asia Pasifik seiring outlook ekonomi global

yang melemah (tabel 1).1 Revisi ke bawah

tidak hanya terjadi pada negara-negara

maju di kawasan Asia Pasifik, melainkan juga

negara berkembang. Penurunan outlook

paling tajam pada kelompok negara maju

terjadi pada Singapura dan Hong Kong (grafik

1). Sementara penurunan outlook signifikan

pada negara berkembang terjadi pada

Thailand dan India (grafik 2). Perlambatan

ekonomi yang terus berlanjut dikhawatirkan

menjadi downside risk terhadap rating suatu

negara, terutama pada aspek ekonomi atau

struktural.

1 Moody’s Regional Growth Update: “Weaker trade and investment weigh on GDP growth despite stable private and public consumption”, Agustus 2019.

satu referensi bagi investor global untuk

mengetahui tingkat risiko suatu negara

adalah SCR yang dipublikasikan oleh lembaga

rating utama seperti S&P, Moody’s, dan Fitch.

Lembaga rating secara umum memerhatikan

lima aspek utama dalam menentukan

peringkat SCR, yaitu aspek institusional,

ekonomi, eksternal, fiskal, dan moneter.

Selain itu, lembaga rating juga memerhatikan

dinamika perkembangan ekonomi global,

termasuk risiko-risiko yang mungkin dapat

berdampak pada perekonomian suatu negara.

Perlambatan ekonomi global

menjadi faktor yang dipertimbangkan

lembaga rating dalam menentukan

outlook pertumbuhan ekonomi sejumlah

Sumber: Moody’s Regional Growth Update, Agustus 2019

Economies

Asia 2017 2018 2019F 2019F' 2020F 2020F' 2019F 2020F

Advanced 2,4 1,7 1,3 1,2

Japan 1,9 0,8 0,8 0,7 0,4 0,4 -0,1 0,0

Korea 3,2 2,7 2,1 2,0 2,2 2,1 -0,1 -0,1

Australia 2,5 2,7 2,5 2,3 2,5 2,3 -0,2 -0,2

Taiwan 3,1 2,6 1,7 1,7 1,9 1,8 0,0 -0,1

Singapore 3,7 3,1 2,3 0,5 2,5 1,2 -1,8 -1,3

Hong Kong 3,8 3,0 2,3 0,5 2,7 1,0 -1,8 -1,7

New Zealand 2,7 2,8 2,5 2,5 2,5 2,5 0,0 0,0

Emerging 6,6 6,5 6,0 5,8

China 6,8 6,6 6,2 6,2 6,0 5,8 0,0 -0,2

India 6,9 7,4 6,8 6,2 7,3 6,7 -0,6 -0,6

Indonesia 5,1 5,2 4,9 4,9 5,0 4,7 0,0 -0,3

Thailand 4,0 4,1 3,1 2,7 3,5 3,1 -0,4 -0,4

Malaysia 5,9 4,7 4,4 4,4 4,3 4,3 0,0 0,0

Philippines 6,7 6,2 6,0 5,8 6,3 6,2 -0,2 -0,1

Vietnam 6,8 7,1 6,7 6,7 6,5 6,5 0,0 0,0

Sri Lanka 3,4 3,2 2,6 2,6 3,4 3,4 0,0 0,0

Mongolia 5,3 6,9 6,2 6,2 6,0 5,8 0,0 -0,2

All 5,2 4,9 4,3 4,4 4,0 4,2 0,1 0,2

Growth Forecast Adjustment

Real GDP Growth

Tabel 5.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Asia Pasifik

Page 132: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

120

baik, serta juga menurunkan (downgrade)

SCR dan revisi outlook ke bawah. Secara

umum, peningkatan SCR maupun perbaikan

outlook didominasi oleh negara-negara

dengan peringkat investment grade, sementara

penurunan SCR dan penurunan outlook

didominasi oleh negara-negara non-investment

grade. Namun demikian, terdapat negara

berperingkat investment grade yang mengalami

penurunan SCR dan penurunan outlook seperti

Meksiko, Colombia, Curacao yang berada di

wilayah Amerika Latin. Penurunan tersebut

dilatarbelakangi oleh concern terhadap area

fiskal dan prospek pertumbuhan ekonomi.

Peringkat rating negara-negara di

kawasan Asia Pasifik relatif masih terjaga

dengan memperoleh kenaikan peringkat

dan perbaikan outlook. S&P meningkatkan

peringkat SCR satu notch lebih tinggi untuk

Vietnam (BB dari BB-), Filipina (BBB+ dari BBB),

Indonesia (BBB dari BBB-), dan Fiji (BB- dari B+).

Peningkatan SCR Indonesia dan Filipina didukung

oleh perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi

yang kuat dan kebijakan otoritas yang diyakini

tetap berlanjut. Sementara, peningkatan SCR

Vietnam didukung oleh perbaikan institutional

setting, stabilitas politik yang terus berlanjut dan

kinerja makroekonomi yang kuat. Tidak jauh

berbeda dengan Vietnam, Fiji juga memperoleh

peningkatan SCR dengan didukung oleh

stabilitas politik yang terjaga pasca pemilu, serta

keyakinan terhadap keberlanjutan kebijakan

dan konsolidasi fiskal. Sementara perbaikan

outlook menjadi positif diberikan kepada

Selandia Baru dari S&P; Thailand dari Fitch dan

Moody’s; serta Vietnam dari Fitch.

Sumber: Moody’s Regional Growth Update, Agustus 2019

0,8

2,1

2,5

1,7

2,3 2,32,5

0,7

2,0

2,3

1,7

0,5 0,5

2,5

0,4

2,2

2,5

1,9

2,52,7

2,5

0,4

2,12,3

1,8

1,21,0

2,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Japan Korea Australia Taiwan Singapore Hong Kong New Zealand

% yoy

2019F 2019F' 2020F 2020F'

Grafik 5.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Negara-Negara Asia Pasifik (Negara Maju)

Sumber: Moody’s Regional Growth Update, Agustus 2019

6,26,8

4,9

3,1

4,4

6,0

6,7

2,6

6,26,2 6,2

4,9

2,7

4,4

5,8

6,7

2,6

6,26,0

7,3

5,0

3,5

4,3

6,3 6,5

3,4

6,05,8

6,7

4,7

3,1

4,3

6,26,5

3,4

5,8

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

China India Indonesia Thailand Malaysia Philippines Vietnam Sri Lanka Mongolia

% yoy

2019F 2019F' 2020F 2020F'

Grafik 5.2. Proyeksi Pertumbuhan

Ekonomi Negara-Negara Asia Pasifik

(Negara Berkembang)

Dinamika Pergerakan SCR Global dan

Kawasan

Di tengah berbagai dinamika

perekonomian global, SCR global dan

kawasan sampai dengan awal TW3-2019

menunjukkan pergerakan yang beragam.

Lembaga rating melakukan peningkatan

(upgrade) SCR dan revisi outlook menjadi lebih

Page 133: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 5 - Artikel

121

Tabel 5.2. Pergerakan SCR S&P

Ket: Data as of 23 Agustus 2019

Tabel 5.3. Pergerakan SCR Moody’s

Ket: Data as of 6 September 2019

Page 134: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

122

Tabel 5.4. Pergerakan SCR Fitch

Tabel 5.5. SCR Kawasan Asia Pasifik (S&P)

Ket: Data as of 3 September 2019

Country NameForeign Currency Rating

Outlook Keterangan

Turkey BB- Negative Downgrade 12 Jul 2019 from BBCosta Rica B+ Negative Downgrade 15 Jan 2019 from BBLesotho B Stable Downgrade 19 Aug 2019 from B+Lebanon CCC Stable Downgrade 23 Aug 2019 from B-Mexico BBB Stable Downgrade 5 Jun 2019 from BBB+Argentina CC Downgrade 3 Sep 2019 from B Angola B Negative Neg Outlook 12 Jul 2019 from stableBolivia BB- Negative Neg Outlook 20 Jun 2019 from stableSuriname B- Negative Neg Outlook 21 Aug 2019 from stableNamibia BB+ Negative Neg Outlook 21 Feb 2019 from stableColombia BBB Negative Neg Outlook 23 May 2019 from stableSouth Africa BB+ Negative Neg Outlook 26 Jul 2019 from stableJordan BB- Stable new assign rating 13 Jun 2019Benin B Positive new assign rating 8 Mar 2019Thailand BBB+ Positive Pos Outlook 18 Jul 2019 from stablePortugal BBB Positive Pos Outlook 24 May 2019 from stableVietnam BB Positive Pos Outlook 9 May 2019 from stableSlovenia A Stable Upgrade 19 Jul 2019 from A-Seychelles BB Stable Upgrade 21 Jun 2019 from BB-Congo, Republic of CCC Stable Upgrade 27 Mar 2019 from CCJamaica B+ Stable Upgrade 31 jan 2019 from BCroatia BBB- Positive Upgrade 7 Jun 2019 from BB+Russia BBB Stable Upgrade 9 Aug 2019 from BBB-

Country NameForeign

Currency Rating

Outlook Keterangan

Australia AAA StableSingapore AAA StableHong Kong AA+ StableKorea AA StableNew Zealand AA Positive Rev Outlook 30 Jan 2019 from stableTaiwan AA- StableChina A+ StableJapan A+ PositiveMalaysia A- StablePhilippines BBB+ Stable upgrade 30 Apr 2019 from BBBThailand BBB+ StableIndonesia BBB Stable upgrade 31 May 2019 from BBB-India BBB- StableVietnam BB Stable upgrade 5 Apr 2019 from BB-Bangladesh BB- StableFiji BB- Stable upgrade 22 Aug 2019 from B+Cook Islands B+ StablePapua New Guinea B StableSri Lanka B Stable

Page 135: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 5 - Artikel

123

Tabel SCR 5.6. Kawasan Asia Pasifik (Moody’s)

Tabel 5.7. SCR Kawasan Asia Pasifik (Fitch)

Country Name

Foreign Currency Rating

Outlook Keterangan

Australia Aaa StableNew Zealand Aaa StableSingapore Aaa StableHong Kong Aa2 StableKorea Aa2 StableTaiwan Aa3 StableChina A1 StableJapan A1 StableMalaysia A3 StableThailand Baa1 Positive Rev Outlook 25 Jul 2019 from stableIndia Baa2 StableIndonesia Baa2 StablePhilippines Baa2 StableVietnam Ba3 StableSri Lanka B2 StableMongolia B3 Stable

Country Name

Foreign Currency Rating

Outlook Keterangan

Australia AAA StableSingapore AAA StableHong Kong AA+ StableMacau AA StableNew Zealand AA StableKorea AA- StableTaiwan AA- StableChina A+ StableJapan A StableMalaysia A- StableThailand BBB+ Positive Pos Outlook 18 Jul 2019 dari stableIndonesia BBB StablePhilippines BBB StableIndia BBB- StableVietnam BB Positive Pos Outlook 9 May 2019 dari stableBangladesh BB- StableMaldives B+ StableMongolia B StableSri Lanka B StablePakistan B- Stable

Page 136: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

124

Tabel 5.8. Peer Rating Indonesia (S&P)

No. Country NameForeign

Currency Rating

Outlook

1 Andorra BBB Stable2 Hungary BBB Stable3 Indonesia BBB Stable4 Italy BBB Negative5 Portugal BBB Stable6 Trinidad and Tobago BBB Stable

Tabel 5.9. Peer Rating Indonesia (Moody’s)

Tabel 5.10. Peer Rating Indonesia (Fitch)

SCR Indonesia dan Peers

Indonesia memiliki level rating satu

notch di atas peringkat investment grade

terendah dari S&P, Moody’s, dan Fitch.2 Hal

ini menggambarkan pandangan yang setara

dari ketiga lembaga rating tersebut terhadap

creditworthiness maupun fundamental

ekonomi Indonesia. Sejumlah negara lain

juga memperoleh level rating yang sama

dengan Indonesia (tabel peer rating). Namun

demikian, arah perkembangan SCR Indonesia

relatif lebih baik dibandingkan negara lain.

BBB dan Baa2 merupakan peringkat terbaik

yang pernah diraih Indonesia sepanjang

sejarah.3 Filipina merupakan salah satu negara

yang memiliki arah perkembangan rating

yang sama dengan Indonesia (berada dalam

tren membaik). Filipina saat ini juga berada

pada peringkat SCR terbaik sepanjang sejarah

(BBB+ dari S&P, Baa2 dari Moody’s, dan BBB

dari Fitch). Sementara itu, bagi sejumlah

negara seperti Andora, Hungaria, Italia, dan

Portugal mengalami downturn path. Ke-

empat negara tersebut mengalami penurunan

SCR sejak memuncaknya European Sovereign

Debt Crisis (sekitar tahun 2011-2012). SCR

Andorra dan Portugal pernah berada pada

level AA sebelum krisis, sementara Hungaria

berada pada level A- dan Portugal pada level

AA.

2 Pasca peningkatan SCR Indonesia oleh S&P pada 31 Mei 2019 menjadi BBB dari BBB-.

3 Indonesia pernah memperoleh peringkat BBB dari S&P pada 1995.

Page 137: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Bab 5 - Artikel

125

Menjaga Persepsi Positif

Lembaga rating memerhatikan

faktor risiko global di dalam menetapkan

peringkat suatu negara. Faktor risiko

yang diperhatikan lembaga rating adalah

perlambatan ekonomi global, eskalasi

ketegangan perdagangan AS-Tiongkok,

serta risiko geopolitik. Risiko tersebut juga

patut diwaspadai oleh seluruh negara. Di

antara negara Asia Pasifik, risiko penurunan

SCR tertinggi kemungkinan akan terjadi

pada Tiongkok. Kebijakan Tiongkok untuk

menerapkan accomodative monetary

policy guna menahan pelemahan ekonomi

dikhawatirkan meningkatkan jumlah

utang dan menimbulkan risiko pada sektor

keuangan.

Indonesia perlu mewaspadai

eskalasi risiko yang menjadi perhatian

lembaga rating serta dampaknya kepada

perekonomian domestik. Risiko yang

makin tereskalasi memperkuat argumentasi

pengelolaan persepsi positif ekonomi

Indonesia melalui koordinasi intensif antar

otoritas. Sinergi tersebut diharapkan

dapat mendukung ketahanan ekonomi,

serta memastikan keberlanjutan reformasi

struktural dan kredibilitas kebijakan.

Ketahanan domestik yang baik diharapkan

dapat mendukung stabilitas dan pertumbuhan

ekonomi yang berkelanjutan.

Page 138: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

126

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 139: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Lampiran

127

Lampiran

Page 140: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

128

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Amer

ika

Amer

ika

Serik

at4,

03,

32,

41,

91,

61,

31,

62,

02,

12,

22,

42,

82,

93,

23,

12,

52,

72,

3Ar

gent

ina

0,5

3,6

4,3

2,6

0,2

-3,6

-3,2

-1,5

-0,1

2,6

3,9

4,3

3,5

-2,5

-4,3

-6,4

-6,4

-1,2

Braz

il-1

,6-2

,7-4

,3-5

,5-5

,1-3

,2-2

,5-2

,30,

10,

61,

42,

21,

20,

91,

31,

10,

51,

0Ch

ili1,

92,

62,

42,

22,

61,

11,

80,

9-0

,50,

82,

43,

15,

25,

02,

83,

32,

02,

0M

eksik

o3,

43,

14,

02,

82,

92,

32,

23,

33,

33,

11,

71,

52,

21,

52,

51,

70,

1-0,8

Asia

Pas

ifik

Aust

ralia

2,5

2,1

2,6

2,7

2,8

3,3

2,3

2,8

2,2

2,1

2,9

2,5

3,1

3,1

2,6

2,2

1,7

1,4

Tion

gkok

7,0

7,0

6,9

6,8

6,7

6,7

6,7

6,8

6,8

6,8

6,7

6,7

6,8

6,7

6,5

6,4

6,4

6,2

Indi

a7,

17,

68,

07,

29,

19,

48,

97,

57,

06,

06,

87,

78,

18,

07,

06,

65,

85,

0Je

pang

0,0

2,2

1,9

0,9

0,4

0,3

0,5

1,2

1,5

1,7

2,2

2,4

1,3

1,5

0,1

0,3

1,0

1,0

Kore

a Se

lata

n2,

52,

03,

33,

42,

83,

62,

82,

73,

12,

83,

92,

82,

82,

92,

12,

91,

72,

0AS

EAN

-6In

done

sia4,

84,

74,

85,

24,

95,

25,

04,

95,

05,

05,

15,

25,

15,

35,

25,

25,

15,

1M

alay

sia5,

95,

04,

84,

74,

34,

24,

54,

85,

55,

66,

15,

75,

34,

54,

44,

74,

54,

9Fi

lipin

a5,

16,

06,

46,

76,

77,

07,

16,

76,

46,

67,

26,

66,

56,

26,

06,

35,

65,

5Si

ngap

ura

2,9

3,0

3,5

2,1

3,1

2,5

2,4

3,9

3,7

3,0

4,6

3,6

4,6

4,2

2,6

1,3

1,1

0,1

Thai

land

3,1

2,9

3,4

3,1

3,5

3,8

3,1

3,1

3,5

4,2

4,5

4,0

5,0

4,7

3,2

3,6

2,8

2,3

Viet

nam

6,1

6,5

6,8

7,0

5,5

5,8

6,6

6,7

5,2

6,3

7,5

7,7

7,5

6,8

6,9

7,3

6,8

6,7

Erop

aKa

was

an E

uro

1,8

2,0

2,0

2,0

1,9

1,8

1,7

2,1

2,2

2,6

2,9

3,0

2,6

2,3

1,7

1,2

1,3

1,2

Ingg

ris2,

72,

42,

12,

22,

11,

71,

71,

71,

81,

92,

01,

61,

21,

41,

61,

41,

81,

2Ru

ssia

-1,8

-3,5

-2,0

-1,9

-0,4

0,3

0,3

1,0

1,5

2,5

2,3

0,3

1,9

2,2

2,2

2,7

0,5

0,9

Turk

i3,

67,

25,

87,

54,

84,

9-0

,84,

25,

35,

311

,77,

37,

45,

62,

3-2

,8-2

,4-1

,5Af

rika

Afrik

a Se

lata

n2,

51,

10,

80,

4-0

,40,

50,

70,

91,

11,

61,

61,

40,

70,

11,

31,

10,

00,

9

Sum

ber:

Bloo

mbe

rg, B

loom

berg

Eco

nom

ic F

orec

ast

Kete

rang

an: C

etak

miri

ng a

dala

h an

gka

proy

eksi

dari

Blo

ombe

rg E

cono

mic

For

ecas

t

2019(% y

oy)

Tabe

l 1. P

rodu

k Do

mes

tik B

ruto

2016

2017

Neg

ara

2015

2018

Page 141: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Lampiran

129

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Am

erik

aAm

erik

a Se

rikat

5,5

5,4

5,1

5,0

4,9

4,9

4,9

4,8

4,6

4,4

4,3

4,1

4,1

3,9

3,8

3,8

3,9

3,6

Arge

ntin

a7,

16,

65,

9n/

an/

a9,

38,

57,

69,

28,

78,

37,

29,

19,

69,

09,

110

,1-

Braz

il7,

98,

38,

98,

910

,911

,311

,812

,013

,713

,012

,411

,813

,112

,411

,911

,612

,712

,0Ch

ili6,

16,

56,

45,

86,

36,

96,

86,

16,

67,

06,

76,

46,

97,

27,

16,

76,

97,

1M

eksi

ko4,

34,

44,

24,

34,

13,

93,

93,

63,

53,

33,

43,

33,

23,

43,

33,

63,

63,

6A

sia

Pasi

fikAu

stra

lia6,

16,

06,

25,

75,

65,

75,

65,

85,

85,

65,

45,

65,

55,

35,

05,

05,

15,

2Ti

ongk

ok4,

14,

04,

14,

14,

04,

14,

04,

04,

04,

04,

03,

93,

93,

83,

83,

83,

73,

6In

dia

n/a

n/a

n/a

8,5

n/a

n/a

n/a

8,0

n/a

n/a

n/a

8,5

n/a

n/a

n/a

-n/

an/

aJe

pang

3,4

3,4

3,4

3,3

3,2

3,1

3,0

3,0

2,8

2,8

2,8

2,7

2,5

2,5

2,4

2,4

2,5

2,3

Kore

a Se

lata

n3,

53,

83,

53,

53,

73,

63,

93,

53,

63,

83,

73,

74,

03,

74,

03,

83,

84,

0A

SEA

N-6

Indo

nesi

a5,

8n/

a6,

2n/

a5,

5n/

a5,

6n/

a5,

3n/

a5,

5n/

a5,

1n/

a5,

3n/

a5,

0n/

aM

alay

sia

3,0

3,1

3,2

3,4

3,5

3,4

3,5

3,5

3,4

3,4

3,4

3,3

3,3

3,4

3,3

3,3

3,4

3,3

Filip

ina

6,6

6,4

6,5

5,6

5,8

6,1

5,4

4,7

6,6

5,7

5,6

5,0

5,3

5,5

5,4

5,1

5,2

5,1

Sing

apur

a2,

52,

82,

92,

82,

73,

02,

93,

23,

23,

13,

12,

92,

92,

92,

93,

03,

03,

1Th

aila

nd1,

00,

80,

80,

71,

01,

00,

90,

81,

31,

11,

21,

01,

21,

11,

00,

90,

90,

9Vi

etna

m2,

42,

42,

42,

22,

32,

32,

32,

32,

32,

32,

02,

02,

02,

0-

--

-Er

opa

Kaw

asan

Eur

o11

,211

,010

,610

,410

,210

,19,

99,

69,

49,

08,

98,

68,

58,

28,

07,

97,

77,

5In

ggris

5,5

5,6

5,3

5,1

5,1

4,9

4,8

4,7

4,6

4,4

4,3

4,4

4,2

4,0

4,1

4,0

3,8

3,9

Russ

ia5,

95,

45,

25,

86,

05,

45,

25,

35,

45,

15,

05,

15,

04,

74,

54,

84,

74,

4Tu

rki

10,6

9,6

10,3

10,8

10,1

10,2

11,3

12,7

11,7

10,2

10,6

10,4

10,1

10,2

11,4

13,5

14,1

13,0

Afr

ika

Afrik

a Se

lata

n26

,425

,025

,524

,526

,726

,627

,126

,527

,727

,727

,726

,726

,727

,227

,527

,127

,629

,0

Sum

ber:

Blo

ombe

rgTa

nda

(-):

Dat

a be

lum

rilis

n/a:

Dat

a tid

ak te

rsed

ia

Akh

ir P

erio

de (%

)Ta

bel 2

. Tin

gkat

Pen

gang

gura

n

2016

2017

Neg

ara

2015

2018

2019

Page 142: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

130

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Amer

ika

Amer

ika

Serik

at-0

,10,

10,

00,

70,

91,

01,

52,

12,

41,

62,

22,

12,

42,

92,

31,

91,

91,

6Ar

gent

ina*

28,0

25,5

24,0

26,9

35,0

47,1

43,1

41,1

35,0

23,4

26,2

26,1

25,4

29,8

39,5

45,5

52,5

53,3

Braz

il8,

18,

99,

510

,79,

48,

88,

56,

34,

63,

02,

53,

02,

74,

44,

53,

84,

63,

4Ch

ili4,

24,

44,

64,

44,

54,

23,

12,

72,

71,

71,

52,

31,

82,

53,

12,

62,

52,

7M

eksik

o3,

12,

92,

52,

12,

62,

53,

03,

45,

46,

36,

46,

85,

04,

75,

04,

84,

04,

0As

ia P

asifi

kAu

stra

lia1,

31,

51,

51,

71,

31,

01,

31,

52,

11,

91,

81,

91,

92,

11,

91,

81,

31,

6Ti

ongk

ok1,

41,

41,

61,

62,

31,

91,

92,

10,

91,

51,

61,

82,

11,

92,

51,

92,

32,

7In

dia

5,3

5,4

4,4

5,6

4,8

5,8

4,4

3,4

3,9

1,5

3,3

5,2

4,3

4,9

3,7

2,1

2,9

3,2

Jepa

ng2,

30,

40,

00,

20,

0-0

,4-0

,50,

30,

20,

40,

71,

01,

10,

71,

20,

30,

50,

7Ko

rea

Sela

tan

0,5

0,7

0,5

1,1

0,8

0,7

1,3

1,3

2,3

1,8

2,0

1,4

1,2

1,5

2,1

1,3

0,4

0,7

ASEA

N-6

Indo

nesia

6,4

7,3

6,8

3,4

4,5

3,5

3,1

3,0

3,6

4,4

3,7

3,6

3,4

3,1

2,9

3,1

2,5

3,3

Mal

aysia

0,9

2,5

2,6

2,7

2,6

1,6

1,5

1,8

5,1

3,6

4,3

3,5

1,3

0,8

0,3

0,2

0,2

1,5

Filip

ina

1,5

0,6

-0,4

0,7

0,6

1,3

1,7

2,2

3,1

2,5

3,0

2,9

4,3

5,2

6,7

5,1

3,3

2,7

Sing

apur

a-0

,3-0

,3-0

,6-0

,6-1

,0-0

,7-0

,20,

20,

70,

50,

40,

40,

20,

60,

70,

50,

60,

6Th

aila

nd-0

,6-1

,1-1

,1-0

,9-0

,50,

40,

41,

10,

8-0

,10,

90,

80,

81,

41,

30,

41,

20,

9Vi

etna

m0,

91,

00,

00,

61,

72,

43,

34,

74,

72,

53,

42,

62,

74,

74,

03,

02,

72,

2Er

opa

Kaw

asan

Eur

o-0

,10,

50,

20,

30,

00,

00,

41,

11,

51,

31,

61,

31,

42,

02,

11,

51,

41,

3In

ggris

0,1

0,0

0,0

0,1

0,3

0,4

0,7

1,2

2,1

2,7

2,8

3,0

2,7

2,4

2,5

2,3

1,9

2,0

Russ

ia16

,915

,315

,712

,97,

37,

56,

45,

44,

34,

43,

02,

52,

42,

33,

44,

35,

34,

7Tu

rki

7,6

7,2

8,0

8,8

7,5

7,6

7,3

8,5

11,3

10,9

11,2

11,9

10,2

15,4

24,5

20,3

19,7

15,7

Afrik

aAf

rika

Sela

tan

4,0

4,7

4,6

5,2

6,3

6,3

6,1

6,8

6,1

5,1

5,1

4,7

3,8

4,6

4,9

4,5

4,5

4,5

Sum

ber:

Bloo

mbe

rgKe

tera

ngan

: *) B

ueno

s Aire

s CPI

2019

Akhi

r Per

iode

(% y

oy)

Tabe

l 3. I

nfla

si IH

K

2016

2017

Neg

ara

2015

2018

Page 143: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Lampiran

131

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Amer

ikaAm

erika

Serik

at (F

ed Fu

nd R

ate)

0,25

0,25

0,25

0,50

0,50

0,50

0,50

0,75

1,00

1,25

1,25

1,50

1,75

2,00

2,25

2,50

2,50

2,50

Braz

il (SE

LIC R

ate)

12,7

513

,75

14,2

514

,25

14,2

514

,25

14,2

513

,75

12,2

510

,25

8,25

7,00

6,50

6,50

6,50

6,50

6,50

6,50

Chili

(O/N

Rat

e)3,

003,

003,

003,

503,

503,

503,

503,

503,

002,

502,

502,

502,

502,

502,

502,

753,

002,

50M

eksik

o (O

/N R

ate)

3,00

3,00

3,00

3,25

3,75

4,25

4,75

5,75

6,50

7,00

7,00

7,25

7,50

7,75

7,75

8,25

8,25

8,25

Asia

Pasif

ikAu

strali

a (Ca

sh Ta

rget

Rat

e)2,

252,

002,

002,

002,

001,

751,

501,

501,

501,

501,

501,

501,

501,

501,

501,

501,

501,

25Tio

ngko

k (Le

nding

Rat

e)5,

354,

854,

604,

354,

354,

354,

354,

354,

354,

354,

354,

354,

354,

354,

354,

354,

354,

35In

dia (

Reve

rse R

epo R

ate)

7,50

7,25

6,75

6,75

6,75

6,50

6,50

6,25

6,25

6,25

6,00

6,00

6,00

6,25

6,50

6,50

6,25

5,75

Jepa

ng (O

/N C

all Ta

rget

)0,

020,

010,

010,

040,

00-0

,06

-0,0

6-0

,06

-0,0

6-0

,07

-0,0

6-0

,06

-0,0

7-0

,07

-0,0

6-0

,06

-0,0

6-0

,08

Kore

a Sela

tan

(Call

Rat

e)1,

751,

501,

501,

501,

501,

251,

251,

251,

251,

251,

251,

501,

501,

501,

501,

751,

751,

75AS

EAN-

6In

done

sia (7

D RR

Rat

e)*

7,50

7,50

7,50

7,50

6,75

5,25

5,00

4,75

4,75

4,75

4,25

4,25

4,25

5,25

5,75

6,00

6,00

6,00

Mala

ysia

(O/N

Rat

e)3,

253,

253,

253,

253,

253,

253,

003,

003,

003,

003,

003,

003,

253,

253,

253,

253,

253,

00Fil

ipin

a (O/

N Ra

te)

4,00

4,00

4,00

4,00

4,00

3,00

3,00

3,00

3,00

3,00

3,00

3,00

3,00

3,50

4,50

4,75

4,75

4,50

Thail

and

(Rep

o Ra

te)

1,75

1,50

1,50

1,50

1,50

1,50

1,50

1,50

1,50

1,50

1,50

1,50

1,50

1,50

1,50

1,75

1,75

1,75

Viet

nam

(Ref

inan

cing R

ate)

6,50

6,50

6,50

6,50

6,50

6,50

6,50

6,50

6,50

6,50

6,25

6,25

6,25

6,25

6,25

6,25

6,25

6,25

Erop

aKa

wasa

n Eu

ro (R

efina

ncing

Rat

e)0,

050,

050,

050,

050,

000,

000,

000,

000,

000,

000,

000,

000,

000,

000,

000,

000,

000,

00In

ggris

(Ban

k Rat

e)0,

500,

500,

500,

500,

500,

500,

250,

250,

250,

250,

250,

500,

500,

500,

750,

750,

750,

75Ru

ssia

(Key

Rat

e)14

,00

11,5

011

,00

11,0

011

,00

10,5

010

,00

10,0

09,

759,

008,

507,

757,

257,

257,

507,

757,

757,

50Tu

rki (

1 Wee

k Rep

o)7,

507,

507,

507,

507,

507,

507,

508,

008,

008,

008,

008,

008,

0017

,75

24,0

024

,00

24,0

024

,00

Afrik

aAf

rika S

elata

n (R

efina

ncing

Rat

e)5,

755,

756,

006,

257,

007,

007,

007,

007,

007,

006,

756,

756,

506,

506,

506,

756,

756,

75Su

mbe

r: Bl

oom

berg

Kete

rang

an: *

) Dat

a seb

elum

pen

erap

an B

I 7D

RR R

ate (

19 A

gustu

s 201

6) m

asih

men

ggun

akan

BI R

ate

n/a:

Dat

a tid

ak te

rsed

ia

2019

Posis

i Akh

ir Pe

riode

(%)

Tabe

l 4. S

uku

Bung

a Keb

ijaka

n Ba

nk Se

ntra

l

2016

2017

Nega

ra20

1520

18

Page 144: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

132

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Amer

ika

Amer

ika

Serik

at (M

2)6,

25,

65,

75,

96,

27,

17,

47,

16,

45,

65,

24,

94,

04,

13,

73,

74,

04,

7Br

azil

(M3)

12,3

11,3

7,7

9,4

10,7

10,5

12,3

10,6

11,2

9,5

9,1

7,4

6,4

7,6

7,6

9,7

7,8

8,8

Chili

(M3)

9,5

10,3

13,0

12,2

11,7

11,5

9,6

8,2

9,1

8,1

6,0

4,8

3,8

6,0

8,1

11,0

11,1

11,1

Mek

siko

(M3)

9,7

9,3

8,2

7,4

7,6

7,8

10,5

10,4

9,7

8,2

8,7

10,6

10,8

11,4

8,9

6,5

6,7

6,3

Asia

Pas

ifik

Aust

ralia

(M3)

7,5

6,7

6,2

6,0

5,9

5,8

5,7

6,8

6,6

7,8

6,9

4,6

3,6

1,8

2,2

2,5

4,0

3,9

Tion

gkok

(M2)

11,6

11,8

13,1

13,3

13,4

11,8

11,5

11,3

10,1

9,1

9,0

8,1

8,2

8,0

8,3

8,1

8,6

8,5

Indi

a (M

3)10

,810

,610

,710

,710

,210

,311

,76,

26,

97,

05,

610

,09,

29,

89,

410

,210

,610

,1Je

pang

(M3)

3,0

3,1

3,0

2,5

2,5

2,9

2,9

3,3

3,5

3,3

3,4

3,1

2,6

2,7

2,5

2,1

2,1

2,0

Kore

a Se

lata

n (M

3)9,

310

,510

,58,

98,

67,

97,

88,

17,

36,

75,

96,

16,

76,

77,

27,

67,

68,

0AS

EAN

-6In

done

sia (M

2)16

,313

,012

,49,

07,

48,

75,

110

,010

,010

,310

,98,

37,

55,

96,

76,

36,

57,

0M

alay

sia (M

3)7,

95,

95,

73,

01,

32,

32,

33,

24,

74,

55,

34,

96,

17,

47,

59,

16,

05,

1Fi

lipin

a (M

3)8,

89,

28,

89,

411

,712

,512

,912

,811

,713

,414

,811

,914

,411

,89,

99,

56,

16,

4Si

ngap

ura

(M3)

4,2

3,7

3,3

1,7

2,2

4,2

5,0

7,7

7,2

7,0

5,3

3,2

2,8

2,7

3,5

3,9

4,8

5,4

Thai

land

(M2)

6,1

6,1

5,4

4,4

3,8

4,3

3,9

4,2

3,3

4,3

4,9

5,0

6,2

5,2

4,9

4,7

3,8

3,3

Erop

aKa

was

an E

uro

(M3)

4,3

4,6

4,7

4,7

5,1

5,1

5,0

5,0

5,2

4,9

5,1

4,7

3,6

4,3

3,6

4,1

4,5

4,5

Ingg

ris (M

4)-0

,7-0

,3-0

,60,

31,

43,

56,

16,

36,

85,

44,

83,

82,

31,

70,

82,

12,

12,

3Ru

ssia

(M2)

5,1

6,2

5,8

11,3

11,8

12,3

12,8

9,2

11,1

10,5

9,5

10,5

9,9

11,4

11,8

11,0

8,9

7,3

Turk

i (M

3)14

,218

,021

,917

,514

,012

,06,

516

,116

,317

,918

,715

,517

,020

,330

,018

,624

,121

,3Af

rika

Afrik

a Se

lata

n (M

3)7,

38,

78,

510

,58,

75,

65,

66,

15,

66,

17,

16,

46,

45,

87,

05,

66,

99,

0

Sum

ber:

Bloo

mbe

rg

2019

Akhi

r Per

iode

(% y

oy)

2018

Tabe

l 5. P

ertu

mbu

han

Uan

g Be

reda

r

2016

2017

Neg

ara

2015

Page 145: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Lampiran

133

Amer

ika

Amer

ika

Serik

at-8

.4-5

.7-4

.0-3

.4-4

.4-5

.0-5

.1-5

.6-5

.8Ar

gent

ina

-2.1

-1.9

-2.4

-3.8

-5.8

-5.9

-5.2

-3.5

-2.2

Braz

il-2

.5-3

.0-5

.4-1

0.2

-9.0

-7.9

-7.0

-7.0

-7.1

Chili

0.6

-0.6

-1.6

-2.1

-2.7

-2.7

-1.7

-1.8

-1.8

Mek

siko

-2.3

-2.1

-2.5

-2.7

-2.8

-0.8

-1.8

-2.0

-2.0

Asia

Pas

ifik

Aust

ralia

-4.3

-2.7

-2.9

-2.9

-2.7

-2.4

-1.0

-0.8

0.6

Tion

gkok

-1.5

-2.0

-2.1

-2.4

-2.9

-2.9

-2.6

-4.9

-5.1

Indi

a-6

.9-6

.7-6

.7-6

.9-6

.9-6

.4-6

.3-6

.3-6

.2Je

pang

-8.3

-7.2

-4.9

-3.3

-3.4

-2.7

-3.0

-2.9

-2.5

Kore

a Se

lata

n1.

31.

00.

60.

01.

01.

41.

80.

20.

0AS

EAN

-6In

done

sia-1

.7-2

.2-2

.2-2

.6-2

.5-2

.5-1

.8-1

.9-1

.9M

alay

sia-4

.3-3

.8-3

.4-3

.2-3

.1-3

.0-3

.8-3

.6-3

.5Fi

lipin

a-2

.4-1

.4-0

.6-1

.4-2

.4-2

.2-3

.3-2

.5-2

.7Si

ngap

ura

1.6

1.3

0.1

-1.0

1.4

2.3

0.4

-0.7

-1.0

Thai

land

-1.7

0.6

-0.7

0.1

0.4

-0.9

-0.3

-0.6

-0.9

Viet

nam

-4.0

-6.1

-6.7

-5.4

-5.5

-3.5

-3.7

-3.5

-3.5

Erop

aKa

was

an E

uro

-3,7

-3,1

-2,5

-2,0

-1,6

-1,0

-0,5

--

Ingg

ris-8

.1-5

.3-5

.3-4

.2-2

.9-1

.9-1

.5-1

.4-1

.3Ru

ssia

0.4

-1.2

-1.1

-3.4

-3.7

-1.5

2.9

2.7

1.9

Turk

i-1

.3-1

.3-1

.1-0

.6-1

.8-2

.0-2

.6-3

.3-3

.4Af

rika

Afrik

a Se

lata

n-4

.1-3

.7-3

.6-3

.7-3

.6-4

.0-4

.3-4

.9-4

.7

Sum

ber:

Moo

dy's

Stat

istica

l Han

dboo

k M

ei 2

019,

ww

w.tr

adin

geco

nom

ics.

com

2020

F

(% P

DB)

Tabe

l 6. N

erac

a Fi

skal

2019

FN

egar

a20

1220

1320

1420

1520

1620

1720

18

Page 146: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

134

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Amer

ika

Amer

ika Se

rikat

-2,1

-2,1

-2,2

-2,2

-2,3

-2,3

-2,3

-2,3

-2,2

-2,3

-2,3

-2,3

-2,3

-2,2

-2,2

-2,4

-2,4

-Ar

gent

ina

-1,5

-1,7

-2,1

-2,7

-2,9

-2,7

-2,7

-2,6

-2,9

-3,2

-3,9

-4,6

-5,0

-5,3

-6,1

-4,9

-4,6

-Br

azil

-4,2

-4,1

-3,7

-2,9

-2,2

-1,7

-1,4

-1,3

-1,0

-0,7

-0,5

-0,4

-0,6

-0,7

-0,9

-0,8

-0,9

-1,1

Chili

-1,3

-1,3

-2,0

-2,5

-2,3

-2,5

-2,1

-1,5

-2,2

-2,4

-2,0

-2,1

-1,6

-1,8

-2,3

-3,2

-3,4

-3,6

Mek

siko

-2,1

-2,1

-2,6

-2,7

-2,7

-2,7

-2,5

-2,2

-2,5

-2,0

-1,9

-1,7

-1,6

-1,7

-1,7

-1,8

-1,6

-As

ia P

asifi

kAu

stra

lia

-3,2

-3,7

-4,1

-4,6

-4,9

-4,7

-4,3

-3,3

-2,7

-2,2

-2,1

-2,6

-2,8

-2,8

-2,7

-2,1

-1,6

1,2

Tion

gkok

2,9

2,9

2,8

2,8

2,6

2,4

2,5

1,9

1,6

1,5

1,2

1,6

1,1

0,7

0,5

0,4

1,0

1,3

Indi

a-1

,3-1

,2-1

,1-1

,1-1

,1-0

,8-0

,5-0

,6-0

,7-1

,3-1

,4-1

,5-1

,8-1

,9-2

,3-2

,5-2

,1-

Jepa

ng1,

72,

32,

83,

13,

43,

63,

84,

04,

04,

04,

24,

24,

14,

13,

83,

53,

53,

4Ko

rea

Sela

tan

6,3

6,5

7,1

7,2

7,5

7,5

6,9

6,5

5,7

4,8

5,0

4,6

4,3

4,4

4,4

4,5

4,5

4,1

ASEA

N-6

Indo

nesia

-3,2

-2,6

-2,3

-2,1

-2,1

-2,1

-2,2

-1,8

-1,5

-1,4

-1,3

-1,6

-1,9

-2,3

-2,8

-3,1

-3,1

-3,1

Mal

aysia

3,5

2,7

2,5

2,8

2,4

1,9

1,9

2,0

2,0

2,6

3,0

3,0

3,7

3,2

2,6

2,3

2,4

3,1

Filip

ina

4,1

4,0

3,3

2,5

2,1

1,1

1,0

0,2

-0,4

-0,5

-0,1

-0,8

-0,6

-1,7

-2,7

-2,4

-2,7

-1,7

Singa

pura

20,2

19,5

18,3

17,5

16,5

18,1

19,0

18,5

18,9

18,0

17,0

16,4

16,4

17,2

17,7

17,9

18,0

17,3

Thai

land

3,6

4,7

6,1

6,9

8,8

9,8

10,9

10,5

9,9

9,4

9,7

9,7

9,4

9,1

7,2

6,4

5,9

5,6

Viet

nam

n/a

n/a

n/a

-0,1

n/a

n/a

n/a

2,9

n/a

n/a

n/a

3,0

n/a

n/a

n/a

3,0

n/a

n/a

Erop

aKa

was

an E

uro

2,7

2,7

2,7

2,7

2,7

3,1

3,1

3,1

3,1

2,9

3,1

3,2

3,3

3,4

3,1

2,9

2,8

2,7

Ingg

ris-5

,1-5

,0-4

,7-4

,9-5

,0-5

,4-5

,9-5

,2-4

,6-4

,3-3

,6-3

,3-3

,4-3

,2-3

,5-3

,9-4

,4-

Russ

ia4,

04,

64,

95,

14,

03,

02,

41,

82,

22,

21,

92,

12,

63,

55,

47,

07,

46,

9Tu

rki

-4,6

-4,6

-4,4

-3,8

-3,5

-3,5

-3,8

-3,8

-4,0

-4,2

-4,7

-5,6

-6,2

-6,5

-5,5

-3,5

-1,7

0,1

Afrik

aAf

rika

Sela

tan

-5,1

-4,3

5-4

,38

-4,6

-4,6

-4,2

8-3

,78

-2,8

8-2

,2-2

,45

-2,3

-2,5

5-3

,15

-3,3

3-3

,7-3

,58

-3,1

5-3

,2Su

mbe

r: Bl

oom

berg

, Ban

k Ind

ones

ia-S

EKI

Ket:

n/a:

dat

a tid

ak te

rsed

ia

2017

2018

Nega

ra20

19

Tabe

l 7. N

erac

a Be

rjala

n(%

PDB

)20

1520

16

Page 147: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Lampiran

135

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Ameri

kaAm

erika

Serik

at39

,6

39

,5

40

,0

39

,6

41

,1

42

,8

43

,2

39

,2

40

,1

41

,5

42

,4

42

,8

44

,5

42,4

41

,8

41,9

41

,5

42,4

Ar

genti

na26

,3

28

,6

28

,1

20

,6

24

,2

25

,0

24

,5

33

,6

45

,8

42

,6

44

,7

50

,1

56

,7

55,1

42

,4

59,2

60

,1

58,6

Br

azil

362,7

368,7

361,4

356,5

357,7

364,2

370,4

365,0

370,1

377,2

381,2

374,0

379,6

379,5

380,7

374,7

384,2

388,1

Chili

38,4

38,2

38,2

38,6

39,6

39,7

39,4

40,5

39,0

38,9

37,7

39,0

38,1

37

,0

37,1

39

,9

38,8

39

,5

Meksi

ko19

5,4

19

2,4

18

1,0

17

6,4

17

6,9

17

7,3

17

5,8

17

6,5

17

4,9

17

4,2

17

3,0

17

2,8

17

3,2

17

3,2

17

3,6

17

4,6

17

6,6

17

8,9

As

ia Pa

sifik

Austr

alia

46,0

39,6

38,0

37,5

37,7

39,0

39,6

46,4

50,8

53,9

48,5

58,7

50,7

48

,1

45,2

45

,4

46,1

45

,5

Tiong

kok

3.730

,0

3.690

,0

3.514

,1

3.330

,4

3.212

,6

3.205

,2

3.166

,4

3.010

,5

3.009

,1

3.056

,8

3.108

,5

3.139

,9

3.142

,8

3.112

,1

3.087

,0

3.072

,7

3.098

,8

3.119

,2

India

316,2

330,5

326,6

329,2

332,1

336,6

346,7

336,6

346,3

362,4

375,2

385,1

399,1

380,7

376,2

368,1

384,1

399,9

Jepan

g1.1

87,9

1.1

85,9

1.1

92,9

1.1

79,0

1.2

01,2

1.2

02,7

1.1

96,2

1.1

57,8

1.1

68,9

1.1

88,1

1.2

03,2

1.2

02,1

1.2

05,1

1.1

97,5

1.2

00,2

1.2

09,0

1.2

29,4

1.2

55,9

Ko

rea Se

latan

362,8

374,8

368,1

368,0

369,8

369,9

377,8

371,1

375,3

380,6

384,7

389,3

396,8

400,3

403,0

403,7

405,3

403,1

ASEA

N-6

Indon

esia

105,9

102,4

96,2

100,6

101,8

103,8

109,7

110,9

116,1

117,3

123,4

124,1

119,8

114,0

109,2

114,8

118,6

117,6

Malay

sia10

1,2

10

1,5

89

,4

91

,4

93

,6

93

,7

94

,2

91

,2

92

,0

95

,5

97

,7

98

,9

10

4,2

10

1,1

99

,5

97,8

99

,4

98,8

Fil

ipina

80,5

80,6

80,6

80,7

83,0

85,3

86,1

80,7

80,9

81,3

81,0

81,6

80,5

77

,5

74,9

79

,2

83,6

84

,9

Singa

pura

248,4

253,3

251,6

247,7

246,2

248,9

253,4

246,6

259,6

266,3

275,4

279,9

287,1

288,0

291,3

287,7

295,8

273,9

Thail

and

148,5

152,5

148,0

149,3

166,9

170,1

171,9

164,1

172,7

177,3

190,9

194,0

206,9

198,4

196,4

197,0

203,6

206,6

Vietna

m36

,9

37

,3

30

,7

28

,3

31

,6

35

,0

37

,6

36

,5

37

,8

39

,2

41

,4

49

,1

56

,3

57,8

57

,0

55,5

62

,4

64,3

Ero

paKa

wasan

Euro

240,5

240,1

242,5

245,6

251,4

255,8

262,9

261,0

261,8

261,2

263,7

269,1

284,8

284,3

283,7

289,9

291,6

296,5

Inggri

s88

,2

92

,9

10

1,1

10

1,6

10

7,7

11

1,6

11

5,2

10

6,5

11

2,5

11

7,2

11

8,0

12

0,4

12

6,6

12

4,6

12

2,8

14

0,2

13

0,4

12

5,6

Ru

ssia

309,1

313,3

322,4

319,8

323,3

329,3

332,2

317,5

330,3

343,5

351,2

355,5

377,5

378,6

383,4

379,2

391,0

405,4

Turki

103,5

100,8

99,6

95,7

95,0

101,9

99,0

92,1

88,6

90,2

91,5

84,1

84,7

75

,6

67,0

72

,0

75,4

73

,5

Afrik

aAf

rika S

elatan

39,0

39,4

38,9

38,9

39,1

38,2

39,1

39,9

38,9

39,6

41,4

42,7

41,8

42

,7

42,8

43

,6

41,6

41

,1

Sumb

er: Bl

oomb

ergKe

teran

gan:

Tidak

term

asuk e

mas

Tand

a (-):

Data

belum

rilis

Nega

ra20

1520

16Ak

hir Pe

riode

(Milia

r USD

)Ta

bel 8

. Cad

anga

n Dev

isa

2017

2018

2019

Tab

el 8

. Cad

ang

an D

evis

aA

khir

Per

iod

e (M

iliar

USD

)

Page 148: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

136

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Ameri

kaAr

genti

na (P

eso)

8,69

8,96

9,25

10,16

14,48

14,23

14,95

15,45

15,68

15,74

17,29

17,46

19,23

23,59

32,00

36,78

37,89

43,38

Brazil

(Real)

2,87

3,07

3,54

3,84

3,90

3,50

3,25

3,29

3,14

3,22

3,16

3,23

3,26

3,61

3,95

3,78

3,78

3,92

Chili

(Peso

)62

4,51

61

8,11

67

6,61

69

8,00

70

0,77

67

7,47

66

1,69

66

5,42

65

5,55

66

4,35

64

2,30

63

2,74

60

9,65

62

1,94

66

3,09

67

8,39

67

1,78

67

7,71

Me

ksiko

(Peso

)14

,95

15

,32

16

,44

16

,77

18

,03

18

,11

18

,76

19

,85

20

,30

18

,55

17

,82

18

,87

18

,85

19

,42

18

,94

19

,72

19

,48

19

,10

As

ia Pa

sifik

Austr

alia (

Dolla

r)1,2

7

1,2

9

1,3

8

1,3

9

1,3

8

1,3

4

1,3

2

1,3

4

1,3

2

1,3

3

1,2

7

1,3

0

1,2

8

1,3

2

1,3

7

1,3

9

1,4

0

1,4

2

Se

landia

Baru

(Doll

ar)1,3

3

1,3

7

1,5

4

1,5

0

1,5

1

1,4

5

1,3

8

1,4

1

1,4

1

1,4

2

1,3

7

1,4

4

1,3

9

1,4

2

1,5

0

1,5

0

1,4

7

1,4

9

Ho

ng Ko

ng (D

ollar)

7,76

7,75

7,75

7,75

7,77

7,76

7,76

7,76

7,76

7,79

7,81

7,81

7,82

7,85

7,85

7,83

7,84

7,85

Tiong

kok (

Yuan

)6,2

4

6,2

0

6,3

0

6,3

9

6,5

4

6,5

4

6,6

7

6,8

5

6,8

9

6,8

6

6,6

7

6,6

2

6,4

2

6,3

8

6,8

1

6,9

4

6,8

1

6,7

7

Ind

ia (Ru

pee)

62,26

63,49

64,91

65,92

67,49

66,94

66,95

67,45

67,00

64,46

64,30

64,95

64,32

67,06

70,07

72,77

70,88

69,55

Jepan

g (Ye

n)11

9,17

12

1,36

12

2,16

12

1,44

11

5,23

10

7,98

10

2,37

10

9,62

11

3,62

11

1,13

11

0,97

11

2,86

10

9,45

10

9,17

11

1,49

11

3,08

11

0,51

11

0,86

Ko

rea Se

latan

(Won

)1.1

01

1.0

97

1.1

70

1.1

57

1.2

01

1.1

63

1.1

20

1.1

58

1.1

53

1.1

30

1.1

33

1.1

17

1.0

75

1.0

80

1.1

22

1.1

30

1.1

22

1.1

54

AS

EAN-

6Ind

onesi

a (Ru

piah)

12.81

0

13.12

7

13.85

7

13.76

9

13.52

0

13.31

4

13.13

4

13.25

3

13.34

6

13.30

9

13.33

3

13.52

8

13.57

3

13.95

6

14.60

3

14.93

1

14.22

4

14.25

3

Malay

sia (R

inggit

)3,6

2

3,6

6

4,0

5

4,2

8

4,1

9

4,0

1

4,0

5

4,3

2

4,4

5

4,3

3

4,2

6

4,2

0

3,9

6

3,9

5

4,0

9

4,1

7

4,1

2

4,1

2

Fil

ipina

(Peso

)44

,44

44

,69

46

,08

46

,88

47

,23

46

,54

47

,08

49

,12

50

,00

49

,86

50

,86

51

,15

51

,23

52

,47

53

,55

53

,37

52

,47

52

,25

Sin

gapu

ra (D

ollar)

1,36

1,34

1,39

1,41

1,40

1,36

1,35

1,41

1,42

1,39

1,36

1,36

1,33

1,33

1,37

1,38

1,36

1,36

Thail

and (

Bath)

32,65

33,25

35,25

35,83

35,64

35,26

34,83

35,42

35,11

34,30

33,37

33,06

31,82

31,93

32,97

32,87

31,95

31,79

Vietna

m (D

ong)

21.38

3

21.71

3

22.15

0

22.42

9

22.34

3

22.32

1

22.30

2

22.50

3

22.71

2

22.71

2

22.73

0

22.72

0

22.72

8

22.80

0

23.23

0

23.33

1

23.23

1

23.26

2

Eropa

Kawa

san Eu

ro (U

SD/Eu

ro)1,1

3

1,1

1

1,1

1

1,1

0

1,1

0

1,1

3

1,1

2

1,0

8

1,0

7

1,1

0

1,1

8

1,1

8

1,2

2

1,1

9

1,1

6

1,1

4

1,1

4

1,1

2

Ing

gris (

USD/

GBP)

1,51

1,53

1,55

1,52

1,43

1,44

1,31

1,24

1,24

1,28

1,31

1,32

1,38

1,36

1,30

1,30

1,29

1,30

Russi

a (Ru

bel)

62,83

52,72

63,20

66,18

74,56

65,79

64,60

63,01

58,70

57,24

58,95

58,37

57,27

62,02

65,59

66,19

66,73

64,86

Turki

(Lira

)2,4

6

2,6

6

2,8

6

2,9

1

2,9

4

2,9

0

2,9

7

3,2

9

3,6

9

3,5

8

3,5

1

3,7

9

3,8

2

4,3

7

5,6

6

5,5

9

5,3

2

5,7

7

Af

rika

Afrika

Selat

an (R

and)

11,75

12,08

13,01

14,24

15,81

15,00

14,07

13,91

13,23

13,20

13,18

13,88

12,21

12,65

14,07

14,31

13,99

14,33

Sumb

er: Bl

oomb

erg, d

iolah

2018

2015

2016

Tabe

l 9. N

ilai T

ukar

Dunia

terha

dap U

SD 2017

Nega

ra20

19Ra

ta-Ra

ta Pe

riode

Tab

el 9

. Nila

i Tu

kar

Du

nia

ter

had

ap U

SD

Page 149: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Lampiran

137

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Ameri

kaAm

erika

Serik

at (Do

llar)

12.81

0

13.12

7

13.85

7

13.76

9

13.52

0

13.31

4

13.13

4

13.25

3

13.34

6

13.30

9

13.33

3

13.52

8

13.57

3

13.95

6

14.60

3

14.93

1

14.22

4

14.25

3

Argen

tina (

Peso)

1.475

1.466

1.498

1.355

934

936

878

858

851

846

771

775

706

592

456

406

375

329

Brazil

(Real)

4.459

4.276

3.918

3.581

3.468

3.804

4.045

4.023

4.245

4.136

4.215

4.192

4.169

3.867

3.699

3.953

3.763

3.637

Chili (

Peso)

20,5

21,2

20,5

19,7

19,3

19,7

19,8

19,9

20,4

20,0

20,8

21,4

22,3

22,4

22,0

22,0

21,2

21,0

Meksi

ko (P

eso)

856,7

856,7

842,7

821,2

749,8

735,3

700,0

667,6

657,5

717,5

748,2

717,0

720,2

718,8

770,9

757,2

730,2

746,1

Asia

Pasif

ikAu

stralia

(Doll

ar)10

.071

10

.210

10

.047

9.9

18

9.7

65

9.9

23

9.9

59

9.9

24

10

.115

9.9

92

10

.526

10

.419

10

.599

10

.556

10

.680

10

.710

10

.167

10

.037

Se

landia

Baru

(Dollar

)9.6

30

9.5

98

9.0

17

9.1

83

8.9

80

9.1

95

9.4

90

9.4

19

9.4

91

9.3

81

9.7

38

9.4

18

9.7

69

9.8

21

9.7

64

9.9

27

9.6

78

9.5

41

Ho

ng Ko

ng (D

ollar)

1.652

1.693

1.788

1.777

1.739

1.716

1.693

1.708

1.720

1.709

1.706

1.733

1.735

1.778

1.861

1.906

1.815

1.816

Tiong

kok (

Yuan

)2.0

54

2.1

16

2.1

98

2.1

53

2.0

68

2.0

37

1.9

70

1.9

35

1.9

38

1.9

40

1.9

99

2.0

43

2.1

15

2.1

86

2.1

46

2.1

52

2.0

90

2.1

06

Ind

ia (Ru

pee)

205,7

206,8

213,5

208,9

200,3

198,9

196,2

196,5

199,2

206,5

207,4

208,3

211,0

208,1

208,4

205,2

200,7

204,9

Jepan

g (Ye

n)10

7,5

10

8,2

11

3,4

11

3,4

11

7,3

12

3,3

12

8,3

12

0,9

11

7,5

11

9,8

12

0,1

11

9,9

12

4,0

12

7,8

13

1,0

13

2,0

12

8,7

12

8,6

Ko

rea Se

latan

(Won

)11

,6

12

,0

11

,8

11

,9

11

,3

11

,4

11

,7

11

,4

11

,6

11

,8

11

,8

12

,1

12

,6

12

,9

13

,0

13

,2

12

,7

12

,3

AS

EAN-

6Ma

laysia

(Ring

git)

3.538

3.587

3.418

3.215

3.225

3.320

3.241

3.066

3.002

3.074

3.127

3.222

3.427

3.534

3.570

3.580

3.451

3.458

Filipin

a (Pe

so)28

8,3

29

3,8

30

0,7

29

3,7

28

6,3

28

6,1

27

8,9

26

9,8

26

6,9

26

6,9

26

2,1

26

4,5

26

4,9

26

6,0

27

2,7

27

9,8

27

1,1

27

2,8

Sin

gapu

ra (Do

llar)

9.443

9.775

9.961

9.783

9.645

9.804

9.711

9.392

9.426

9.560

9.799

9.967

10.24

3

10.45

5

10.67

8

10.83

8

10.45

7

10.47

3

Thaila

nd (B

ath)

392,4

394,8

393,1

384,2

379,4

377,6

377,1

374,2

380,1

388,0

399,5

409,2

426,5

437,1

442,9

454,2

445,3

448,3

Vietna

m (Do

ng)

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

0,6

Eropa

Kawa

san Eu

ro (Eu

ro)14

.434

14

.530

15

.415

15

.080

14

.927

15

.035

14

.661

14

.286

14

.219

14

.658

15

.671

15

.898

16

.534

16

.630

16

.982

17

.054

16

.190

16

.013

Ing

gris (G

BP)

19.40

5

20.12

8

21.46

4

20.88

2

19.36

3

19.10

6

17.24

8

16.45

7

16.54

0

17.03

6

17.44

8

17.88

6

18.72

2

18.98

0

19.02

9

19.34

2

18.29

4

18.53

1

Russi

a (Ru

bel)

203,9

249,0

219,2

208,1

181,3

202,4

203,3

210,3

227,4

232,5

226,2

231,7

237,0

225,0

222,6

225,6

213,2

219,8

Turki

(Lira

)5.1

98

4.9

26

4.8

52

4.7

36

4.5

97

4.5

95

4.4

27

4.0

24

3.6

12

3.7

21

3.7

95

3.5

70

3.5

53

3.1

91

2.5

81

2.6

73

2.6

75

2.4

71

Afr

ikaAfr

ika Se

latan

(Ran

d)1.0

91

1.0

86

1.0

65

96

7

85

5

88

7

93

4

95

3

1.0

09

1.0

08

1.0

11

97

5

1.1

12

1.1

03

1.0

38

1.0

43

1.0

17

99

5

Su

mber:

Bloo

mberg

, diol

ah

Rata-

Rata

Perio

deTa

bel 1

0. Nil

ai Tu

kar R

upiah

terha

dap M

ata Ua

ng Du

nia

2019

2018

2016

2017

Nega

ra20

15Tab

el 1

0. N

ilai T

uka

r R

up

iah

ter

had

ap M

ata

Uan

g D

un

ia

Page 150: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

138

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Mar-1

5Jun

-15Sep

-15De

c-15

Mar-1

6Jun

-16Sep

-16De

c-16

Mar-1

7Jun

-17Sep

-17De

c-17

Mar-1

8Jun

-18Sep

-18De

c-18

Mar-1

9Jun

-19Am

erika

Ameri

ka Ser

ikat (D

JIA)

17.80

8

18.00

4

17.07

7

17.47

5

16.66

3

17.76

4

18.37

2

18.86

5

20.40

6

20.99

4

21.89

1

23

.312

24.99

3

24.55

6

25.59

4

25.44

2

24.82

9

26.09

6

Ameri

ka Ser

ikat (S

&P 50

0)2.0

64

2.1

02

2.0

27

2.0

52

1.9

51

2.0

75

2.1

62

2.1

85

2.3

26

2.3

98

2.4

67

2.5

76

2.7

17

2.7

03

2.8

50

2.7

56

2.6

85

2.8

82

Arg

entin

a (ME

RV)

9.400

11.63

9

11.03

2

12.17

5

11.84

1

13.22

4

15.72

2

17.04

6

19.22

4

21.35

2

22.85

2

27

.179

31.55

9

30.03

0

28.59

3

30.07

4

33.77

2

34.41

9

Brazil

(BVSP)

49.62

4

54.57

7

48.56

8

46.35

4

43.49

5

50.98

3

57.17

1

61.04

2

64.93

3

63.85

8

69.11

3

74

.744

81.23

4

80.00

3

77.30

9

85.70

0

93.79

2

96.05

4

Chili (

IGPA)

18.96

3

19.49

9

18.52

8

18.39

2

18.23

9

19.53

4

20.31

9

20.93

2

21.96

3

24.26

9

25.43

5

26

.942

28.00

8

28.05

6

26.85

5

26.30

3

26.74

2

25.86

4

Meksi

ko (BO

LSA)

42.86

7

44.98

9

43.86

5

43.88

8

43.20

6

45.48

0

47.14

7

46.43

9

47.28

3

49.24

7

50.83

8

48

.958

48.62

8

46.82

8

49.13

9

45.14

4

42.69

1

43.78

3

Asia P

asifik

Austr

alia (A

ll Ord.

)5.6

91

5.7

11

5.3

52

5.2

28

5.0

56

5.3

03

5.5

18

5.5

10

5.7

85

5.8

41

5.7

77

5.9

75

6.0

87

6.1

14

6.3

42

5.9

54

5.9

97

6.4

83

Tio

ngkok

(Shan

ghai)

3.339

4.484

3.540

3.495

2.905

2.920

3.035

3.152

3.200

3.149

3.291

3.386

3.327

3.084

2.766

2.618

2.737

3.010

India (

BSE)

28.56

6

27.53

6

27.08

7

26.21

3

24.41

5

25.98

4

28.07

2

26.98

9

28.30

8

30.45

6

31.84

6

32

.918

34.05

1

34.88

0

37.26

9

34.89

9

36.39

5

38.97

1

Jepan

g (Nik

kei 22

5)18

.226

20

.058

19

.475

19

.035

16

.843

16

.394

16

.500

17

.952

19

.245

19

.520

19

.873

21.90

3

22

.443

22

.348

22

.625

22

.338

21

.013

21

.418

Ko

rea Se

latan

(KOS

PI)1.9

66

2.0

94

1.9

87

2.0

00

1.9

26

1.9

80

2.0

27

2.0

12

2.0

95

2.2

79

2.3

85

2.5

11

2.4

72

2.4

39

2.2

91

2.1

18

2.1

33

2.1

37

AS

EAN-6

Indon

esia (

JSX)

5.343

5.199

4.566

4.513

4.691

4.833

5.315

5.290

5.383

5.693

5.843

5.990

6.387

6.017

5.908

5.871

6.371

6.275

Malay

sia (K

LSE)

1.789

1.789

1.655

1.674

1.669

1.662

1.669

1.646

1.702

1.766

1.769

1.740

1.820

1.806

1.772

1.719

1.682

1.636

Filipin

a (PC

OM)

7.693

7.753

7.288

7.007

6.773

7.399

7.853

7.123

7.259

7.782

8.014

8.359

8.523

7.627

7.532

7.121

7.813

7.882

Singap

ura (ST

I)3.3

93

3.4

22

3.0

81

2.9

28

2.7

05

2.8

10

2.8

68

2.8

63

3.0

82

3.2

11

3.2

66

3.3

65

3.4

77

3.4

68

3.2

34

3.0

84

3.1

73

3.2

69

Th

ailand

(SET)

1.557

1.518

1.409

1.364

1.321

1.410

1.503

1.498

1.569

1.569

1.603

1.704

1.788

1.734

1.692

1.667

1.622

1.661

Vietna

m (Ho

Chi M

in)57

6

56

4

59

1

58

7

55

9

60

6

65

9

67

3

70

4

73

7

78

3

859

1.0

57

1.0

50

96

2

94

0

94

6

96

7

Ero

paKa

wasan

Euro

(DJ St

oxx 50

)3.4

42

3.6

21

3.3

87

3.3

33

2.9

74

2.9

74

2.9

76

3.0

91

3.3

42

3.5

52

3.4

80

3.6

06

3.4

95

3.4

81

3.4

23

3.2

16

3.1

77

3.4

15

Ing

gris (F

TSE 10

0)6.7

93

6.9

20

6.3

99

6.2

71

5.9

88

6.2

04

6.7

65

6.9

23

7.2

74

7.3

91

7.3

80

7.4

71

7.3

85

7.5

49

7.5

53

7.0

90

7.0

03

7.3

55

Ru

ssia (

RTS, $

term

s)83

3

99

8

83

5

83

1

75

8

91

3

95

8

1.0

37

1.1

41

1.0

68

1.0

60

1.1

38

1.2

30

1.1

55

1.1

20

1.1

35

1.1

66

1.2

83

Tu

rki (X

U100

)84

.978

83

.186

76

.977

77

.335

74

.993

79

.950

77

.237

76

.670

86

.316

95

.423

10

6.450

10

6.927

11

4.962

10

3.047

94

.530

94

.485

97

.835

92

.539

Afr

ikaAfr

ika Se

latan

(JSE A

S)51

.483

53

.138

50

.785

51

.789

49

.694

52

.616

52

.599

50

.662

52

.169

52

.941

55

.057

58.89

8

58

.661

57

.175

57

.191

52

.672

53

.987

57

.533

Sum

ber: B

loomb

erg, d

iolah

2018

2015

2016

2017

Negar

a

Rata-

Rata

Perio

deTab

el 11.

Indeks

Harga

Saha

m

2019

Tab

el 1

1. In

dek

s H

arg

a Sa

ham

Page 151: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Lampiran

139

Amer

ika

Amer

ika

Serik

at90

.091

.091

.489

.693

.292

.193

.094

.897

.2Ar

gent

ina

37.3

36.4

42.2

37.3

49.4

49.9

64.1

78.8

80.5

Braz

il53

.751

.556

.365

.569

.974

.177

.280

.282

.4Ch

ili11

.912

.715

.017

.321

.023

.525

.626

.227

.5M

eksik

o28

.230

.832

.635

.037

.035

.235

.335

.535

.6As

ia P

asifi

kAu

stra

lia26

.528

.932

.435

.839

.541

.040

.941

.940

.4Ti

ongk

ok32

.335

.238

.937

.136

.936

.537

.039

.442

.5In

dia

66.7

67.1

66.6

68.5

67.7

67.6

67.3

66.7

65.7

Jepa

ng19

6.7

198.

020

2.6

199.

720

2.7

202.

420

5.4

206.

220

5.3

Kore

a Se

lata

n32

.234

.335

.937

.838

.238

.238

.239

.940

.9AS

EAN

-6In

done

sia23

.024

.924

.727

.528

.329

.429

.829

.529

.3M

alay

sia51

.653

.052

.754

.452

.750

.755

.256

.557

.1Fi

lipin

a44

.943

.440

.340

.038

.339

.338

.738

.738

.6Si

ngap

ura

39.9

28.2

24.8

26.1

26.4

26.4

26.8

27.5

27.3

Thai

land

29.8

29.3

30.2

30.6

31.2

32.6

33.8

33.0

32.0

Viet

nam

39.4

42.6

46.3

49.2

52.6

51.8

50.0

50.4

50.8

Erop

aKa

was

an E

uro

89,9

91,8

92,0

90,1

89,2

87,1

85,1

--

Ingg

ris84

.185

.287

.087

.987

.987

.186

.885

.383

.8Ru

ssia

11.9

13.1

16.1

16.4

16.1

15.5

13.7

13.8

14.2

Turk

i32

.731

.428

.827

.628

.328

.330

.435

.036

.0Af

rika

Afrik

a Se

lata

n41

.143

.846

.548

.950

.553

.057

.063

.765

.7Su

mbe

r: M

oody

's St

atist

ical H

andb

ook

Mei

201

9, w

ww

.trad

inge

cono

mic

s.co

m

(% P

DB)

Tabe

l 12.

Uta

ng P

emer

inta

h

2020

F20

19F

2017

F20

18N

egar

a20

1220

1320

1420

1520

16

Page 152: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Edisi III 2019

140

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

TW3

TW4

TW1

TW2

Energi

Minyak

WTI (U

SD/bar

rel)50,6

46,0

51,7

60,4

64,9

74,2

73,3

45,4

60,1

58,5

51,7

48,1

48,2

54,1

61,7

68,0

69,6

64,0

51,8

60,9

Bat

ubara (

USD/ton

)51,6

52,6

54,3

59,9

63,0

66,1

74,3

81,4

83,5

61,1

50,1

52,4

53,0

57,5

60,6

62,1

71,9

77,6

80,5

77,6

Gas

Alam (

USD/jut

a BTU)

3,1

2,9

2,9

3,5

2,8

3,0

3,0

3,2

2,7

2,4

3,0

3,0

-2,9

3,0

2,8

2,9

3,7

3,3

2,7

Logam

Emas (U

SD/oun

ce)1.24

9

1.242

1.28

0

1.303

1.32

5

1.253

1.19

3

1.282

1.29

2

1.409

1.21

9

1.258

1.27

9

1.281

1.31

5

1.306

1.21

2

1.218

1.28

8

1.290

Tim

ah (USD

/mt)

20.175

19.9

75

20.675

20.0

25

21.100

19.7

50

18.875

19.4

75

21.400

18.8

25

20.003

19.8

25

20.369

19.8

53

20.709

20.8

39

19.270

19.0

80

20.304

20.3

51

Tembag

a (USD/

mt)5.83

8

5.937

6.48

1

7.247

6.71

4

6.626

6.25

8

5.965

6.48

3

5.993

5.85

5

5.692

6.38

3

6.850

6.96

9

6.904

6.13

9

6.190

6.11

4

6.290

Alu

munium

(USD/m

t)1.96

3

1.919

2.10

2

2.268

2.00

5

2.133

2.06

2

1.846

1.91

2

1.800

1.85

8

1.913

2.02

7

2.131

2.14

6

2.262

2.06

6

1.997

1.89

2

1.854

Nik

el (USD/

mt)10.0

25

9.390

10.5

00

12.760

13.3

00

14.900

12.6

00

10.690

12.9

84

12.690

10.3

21

9.258

10.5

94

11.703

12.9

30

14.540

13.3

49

11.866

11.7

84

12.645

Pan

ganJagu

ng (USD

/bushe

l)3,4

3,5

3,2

3,2

3,5

3,3

3,1

3,4

3,3

4,2

3,5

3,4

3,3

3,1

3,3

3,5

3,2

3,3

3,5

3,5

Gan

dum (US

D/bush

el)3,0

4,4

3,3

3,4

3,9

4,5

4,5

4,3

3,8

4,2

3,2

3,3

3,7

3,3

3,8

4,6

4,8

4,4

4,4

3,8

Gul

a (cents

/pon)

16,9

14,0

14,0

15,1

-

12,4

11,0

12,1

12,7

13,3

19,5

15,4

14,5

14,7

13,6

12,3

11,4

13,1

12,8

12,6

Kedelai

(USD/b

ushel)

9,1

9,1

9,2

9,2

9,9

8,3

7,7

8,3

8,3

8,6

9,9

9,1

9,4

9,4

9,6

9,6

8,0

8,0

8,5

8,2

Beras (

USD/mt

)355

,0

400,0

376

,0

379,0

420

,5

430,3

385

,3

380,3

384

,5

385,5

355

,7

368,5

404

,4

381,4

391

,0

423,0

404

,4

388,2

384

,7

386,6

CPO

(USD/m

t)639

,0

605,0

643

,2

588,5

618

,6

569,4

502

,8

470,1

457

,9

452,6

704

,6

634,1

628

,7

642,3

618

,7

601,3

535

,0

469,7

483

,1

474,3

Sum

ber: Blo

omber

g, diola

h

2018

2017

Akhir P

eriode

2019

Rata-R

ata201

9

Tabel 1

3. Tabe

l Harga

Komo

ditas (S

pot)

2017

2018

Tab

el 1

3. T

abel

Har

ga

Ko

mo

dit

as (

Spo

t)

Page 153: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Penanggung JawabDoddy Zulverdi, Wahyu Pratomo

EditorFirman Hidayat, Diah Indira

Tim ProduksiFirman Hidayat, Diah Indira, Tora Erita Siallagan, Fenty Tirtasari Ekarina, Andriadi

Pandiatma Rahadi, Annisa Fisakinah Nursetyautami, Masagung Suksmonohadi, Michael

Christian, Azmi Utama Nawawi

Kontributor Tulisan, Tabel, dan Grafik Perkembangan Ekonomi Global

Firman Hidayat (Perkembangan Ekonomi Global)

Perkembangan Ekonomi Individu Negara

Diah Indira (Amerika Serikat); Tora Erita Siallagan (India); Andriadi Pandiatma Rahadi

(Kawasan Euro); Annisa Fisakinah Nursetyautami (Inggris dan ASEAN-5); Masagung

Suksmonohadi (Jepang dan ASEAN-5); Michael Christian (Tiongkok); Kantor Perwakilan

Luar Negeri Bank Indonesia New York, London, Tokyo, Singapura, dan Beijing.

Perkembangan Pasar Keuangan dan Komoditas Global

Michael Christian (Pasar Saham dan Obligasi Pemerintah); Andriadi Pandiatma Rahadi

(Pasar Valuta Asing dan Pasar Komoditas).

Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

Argo Hadianto (Kerja Sama Regional); Wildan Noor Ramadhan (Kerja Sama Multilateral).

Artikel

Kiki Nindya Asih dan Masagung Suksmonohadi (Ketegangan Jepang-Korea Selatan dan

Dampaknya Pada Perekonomian); Betty Purbowati Cahyadewi (Sovereign Credit Rating

di Tengah Perlambatan Ekonomi Global)

Lampiran, Tabel, dan Grafik

Azmi Utama Nawawi

Tim Penyusun PEKKI Edisi III 2019

Page 154: erkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional ...€¦ · Ekonomi negara berkembang juga melambat, terutama India, Tiongkok, dan Singapura. Ekonomi India tumbuh jauh di

Perkembangan Ekonom

i Keuangan dan Kerja Sama Internasional

Kon�ik Perdagangan Makin Menekan Perekonomian Global

Edisi III 2019

Edisi III 2019