eritrosit

26
MENGHITUNG ERITROSIT HITUNG ERITROSIT A. Pra Analitik Persiapan Pasien: tidak memerlukan persiapan khusus Persiapan Sampel: darah kapiler , EDTA Prinsip: Darah diencerkan dengan larutan pengencer isotonis agar mencegah hemolisis eritrosit dan memudahkan menghitung eritrosit. Alat dan Bahan Alat: 1. Pipet eritrosit atau clinipet 20 μl, pipet volumetrik 4 ml 2. Tabung ukuran 75 x 10 mm 3. KH Improved Neubauer dan kaca penutup 4. Pipet Pasteur 5. Mikroskop Bahan/ Reagens Larutan pengencer dapat digunakan salah satu dari larutan berikut : a. Larutan hayem Natrium sulfat …………………..2,50 g Natrium clorida …………………0,50 g Merkuri clorida …………………0,25 g Akuades …………………………..ad 100ml Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tak dapat dipergunakan karena akan mengakibatkan presipitasi protein, rouloux, aglutinasi. b. Larutan Gower Natrium sulfat ………………….12,5 g Asam asetat glasial ……………….33,3 ml Akuades …………………………..ad 200 ml Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouloux sel-sel erirosit c. Larutan Formal Sitrat. d. Formalin 40 % ……………………. 10 ml Larutan sodium sitrat 0,109 M ….... 1000 ml Larutan ini mudah dibuat dan tidak berubah dalam jangka lama. Bentuk diskoid eritrosit tetap dipertahankan dan tidak menyebabkan terjadinya aglutinasi B. Analitik C. A. Membuat pengenceran.

Upload: nilam-eka-putri

Post on 20-Jul-2015

464 views

Category:

Health & Medicine


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Eritrosit

MENGHITUNG ERITROSIT

HITUNG ERITROSIT

A. Pra Analitik

Persiapan Pasien: tidak memerlukan persiapan khusus

Persiapan Sampel: darah kapiler , EDTA

Prinsip: Darah diencerkan dengan larutan pengencer isotonis agar mencegah hemolisis eritrosit dan memudahkan menghitung eritrosit.

Alat dan Bahan

Alat:

1. Pipet eritrosit atau clinipet 20 µl, pipet volumetrik 4 ml

2. Tabung ukuran 75 x 10 mm

3. KH Improved Neubauer dan kaca penutup

4. Pipet Pasteur

5. Mikroskop

Bahan/ Reagens

Larutan pengencer dapat digunakan salah satu dari larutan berikut :

a. Larutan hayem

Natrium – sulfat …………………..2,50 g

Natrium – clorida …………………0,50 g

Merkuri – clorida …………………0,25 g

Akuades …………………………..ad 100ml

Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tak dapat dipergunakan karena akan

mengakibatkan presipitasi protein, rouloux, aglutinasi.

b. Larutan Gower

Natrium – sulfat ………………….12,5 g

Asam asetat glasial ……………….33,3 ml

Akuades …………………………..ad 200 ml

Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouloux sel-sel erirosit

c. Larutan Formal Sitrat.

d. Formalin 40 % ……………………. 10 ml

Larutan sodium sitrat 0,109 M ….... 1000 ml

Larutan ini mudah dibuat dan tidak berubah dalam jangka lama. Bentuk diskoid eritrosit tetap

dipertahankan dan tidak menyebabkan terjadinya aglutinasi

B. Analitik

C.

A. Membuat pengenceran.

Page 2: Eritrosit

1. Cara pipet

Dengan pipet eritrosit, pipetlah darah sampai tanda 0,5 serta encerkan dengan larutan

pengencer sampai tanda 101 ( pengencer 1 : 200 ). Homogenkan selama 3 menit.

2. Cara tabung

Larutan pengencer sebanyak 4 ml dimasukkan ke dalam tabung ukuran 75 x 10 mm.

Dibuat pengencer darah 1 : 200 dengan menambahkan 20 µl darah EDTA / darah kapiler ke

dalam tabung yang telah berisi larutan pengencer.

Tindakan selanjutnya sama seperti seperti yang telah diterangkan pada hitung lekosit

B. Mengisi Kamar Hitung ( KH ).

Prosedur sama dengan lekosit, tetapi untuk eritrosit KH dibiarkan selama 2 menit agar eritrosit

mengendap, tetapi tidak lebih lama dari 2 menit sebab mengeringnya larutan pa da tepi kamar

hitung akan menimbulkan arus yang dapat menyebabkan pergerakan eritrosit yang telah

mengendap. Bila penghitungan jumlah sel di dalam kamar hitung di tunda, sebaiknya kamar

hitung dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi kapas atau kertas saring basah.

C. Menghitung Jumlah Eritrosit.

Sebaiknya jumlah sel yang dihitung minimal 200 eritrosit. Untuk hitung eritrosit, dihitung semua

eritrosit yang ada pada kelima bidang sedang yaitu A, B, C, D, dan E pada gambar 1, luas

masing-masing bidang adalah 1/5 x 1/5 mm2 atau 0,2 x 0,2 mm2. Volumenya ( 0,2 x 0,2 x 0,1 ) x

5 = 0,02 mmk atau 0,02 µl.

D. Perhitungan.

Jumlah eritrosit =

Bila jumlah eritrosit yang dihitung dalam bidang sebesar A, B, C, D, E adalah N, maka :

Jumlah eritrosit =

C. Pasca Analitik

Nilai rujukan :

Laki-laki : 4.5 – 6.0 juta / µl Diposkan oleh Yazhid Bashar LD di 22.48

http://yazhid28bashar.blogspot.com/2013/05/menghitung-eritrosit.html

Page 3: Eritrosit

Pengertian & Fungsi Eritrosit ( Sel Darah Merah )

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang

laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan

dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.

Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb)

merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai

fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat

dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.

2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)

Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.

4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2

Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah. Amatilah Gambar 5.2

untuk mengenal struktur hemoglobin.

Struktur Eritrosit

Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak

berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam

sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.

Pembentukan Eritrosit

Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang selangka,

dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh hari. Pada

awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin terbentuk. Setelah

Page 4: Eritrosit

hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan masuk ke dalam

sirkulasi darah.

Eritrosit dalam tubuh dapat berkurang karena luka sehingga mengeluarkan banyak darah atau

karena penyakit, seperti malaria dan demam berdarah. Keadaan seperti ini dapat mengganggu

pembentukan eritrosit.

Masa Hidup Eritrosit

Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan

limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang

memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa,

selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit

yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.

Demikian artikel "Pengertian, Pembentukan & Fungsi Eritrosit ( Sel Darah Merah )" ini saya

susun, artikel ini saya ambil dari ( BSE ):

Biologi Kelas IX karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto.

Biologi SMA / MA Kelas IX karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif

Biologi untuk SMA / MA Kelas IX Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul Urifah ,Ari

Wijayati

Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A.

http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/pengertian-pembentukan-fungsi-

eritrosit.html#.UnZqW_kbCd8

Hitung Eritrosit

Posted by Riswanto on Tuesday, December 1, 2009

Labels: Tes Hematologi

Page 5: Eritrosit

Seperti hitung lekosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit

ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan

hitung lekosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada

hitung lekosit. Orang yang telah berpengalaman saja memiliki kesalahan yang cukup besar

dalam menghitung eritrosit (rata-rata sekitar 20%), apalagi orang yang belum berpengalaman

atau kerjanya kurang teliti.

Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan yang isotonis untuk

memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer yang biasa

digunakan adalah :

Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25 g,

aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan

karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.

Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml.

Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.

Natrium klorid 0.85 %

Bahan pemeriksaan yang dipergunakan adalah darah kapiler, darah EDTA, darah heparin, atau

darah amonium-kalium oksalat.

Prosedur

Darah diencerkan 100 x atau 200 x menggunakan pipet eritrosit atau tabung, kocok selama 3

menit supaya homogen. Larutan sampel kemudian dimasukkan/diteteskan ke dalam bilik hitung.

Sel-sel eritrosit dihitung di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang (40x).

Cara menghitung sel eritrosit adalah :

Page 6: Eritrosit

Letakkan bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah (10x). Cari kotak

penghitungan yang berada di tengah. Kotak tersebut terbagi dalam 25 kotak kecil dan setiap

kotak kecil terbagi menjadi menjadi 16 kotak kecil-kecil. Sel eritrosit dihitung dalam 5 kotak kecil,

yaitu 4 kotak di sudut dan 1 kotak lagi di tengah. Jumlah eritrosit dihitung dengan rumus :

Hitung eritrosit

= (N / V ) x Pengenceran

= (N / [5 x 0.2 x 0.2 x 0.1 ] ) x 200

= ( N / 0.02 ) x 200

= N x 10.000

dimana : N=jumlah sel eritrosit yang dihitung, V=volume bilik hitung

Nilai Rujukan

Dewasa pria : 4.50 - 6.50 (x10 6̂/mmk)

Dewasa wanita : 3.80 - 4.80 (x10 6̂/mmk)

Bayi baru lahir : 4.30 - 6.30 (x10 6̂/mmk)

Anak usia 1-3 tahun : 3.60 - 5.20 (x10 6̂/mmkl)

Anak usia 4-5 tahun : 3.70 - 5.70 (x10 6̂/mmk)

Anak usia 6-10 tahun : 3.80 - 5.80 (x10 6̂/mmk)

Masalah Klinis

Penurunan nilai : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis,

mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi

berlebihan

Peningkatan nilai : polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit

kardiovaskuler

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan hasil laboratorium :

Pengambilan sampel darah di daerah lengan yang terpasang jalur intra-vena

menyebabkan hitung eritrosit rendah akibat hemodilusi

Page 7: Eritrosit

Pengenceran tidak tepat

Larutan pengencer tercemar darah atau lainnya

Alat yang dipergunakan seperti pipet, bilik hitung dan kaca penutupnya kotor dan basah

Penghitungan mikroskopik menggunakan perbesaran lemah (10x)

http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/hitung-eritrosit.html

Ciri dan fungsi

Eritrosit mamalia tidak berinti jadi tidak memiliki DNA. Eritrosit mamalia berbentuk bikonkaf,

yakni bentuk cakram dengan bagian tengah agak gepeng . Bentuk ini mengoptimalkan

pertukaran oksigen. Warna eritrosit tergantung hemoglobin. Fungsi hemoglobin adalah

membantu eritrosit mengikat oksigen. Jika hemoglobin mengikat oksigen, maka eritrosit

berwarnah merah, dan jika oksigen dilepaskan oleh hemoglobin maka eritrosit berwarna merah

kebiruan.

Kadar hemoglobin (Hb) dalam darah seseorang bervariasi, tergantung jenis kelamin dan umur

seseorang. Pada kondisi normal Hb laki-laki dewsa 13-18 gram per 100 ml (g/ml). Kadar Hb

wanita dewasa adalah 12-16 (g/ml), sedangkan pada bayi adalah 14-20 (g/ml) darah.

Eritrosit juga mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida (CO₂) dan air, karena eritrosit

mengandungkarbonat anhidrase dalam jumlah besar. Reaksi ini memungkinkan darah bereaksi

dengan CO₂ dan mengangkutnya dari jaringan ke paru-paru.

Page 8: Eritrosit

Jumlah eritrosit juga bervariasi, tergantung jenis kelamin , usia , dan ketinggian tempat tinggal

seseorang. Jumlah eritrosit pada laki-laki normal 5,1-5,8 juta per mililiter kubik darah dan pada

wanita normal 4,3-5,2 juta per mililiter kubik darah. Orang yang hidup di dataran tinggi cenderung

memiliki eritrosit yang lebih banyak. Eritrosit dapat berkurang lebih banyak karena ada luka yang

mengeluarkan darah banyak dan penyakit anemia. Aktivitas seseorag akan berpengaruh pada

peredaran darah sehingga oksigen yang dilepas akan berbeda-beda untuk setiap orang (Marieb

2004; Solomon at al. 2005).

Pembentukan eritrosit

Proses pembentukan eritrosit disebuteritropoiesis. Pada beberapa minggu kehidupan embrio di

dalam kandungan,eritrosit dihasilkan dari kantong kuning telur. Beberapa bulan kemudian,

pembentukaneritrosit terjadi di hati, limfa, dan kelenjar limfa. Setelah bayi lahir eritrosit di bentuk

oleh sumsum tulang. Produksi eritrosit distimulasi oleh hormon eritropoietin. Kira-kira di usia 20

tahun, sumsum bagian proksimal tulang panjang sudah tidak lagi berproduksi. Sebagian besar

eritrosit di hasilkan dari sumsum tulang membranosa ( tulang belakang, dada, rusuk, dan

panggul). Dengan meningkatnya usia, sumsum tulang menjadi kurang produktif.

http://zonemakalah.blogspot.com/2012/04/eritrosit-sel-darah-merah.html

Laporan Praktikum Jumlah Eritrosit da Leukosit pada

Mencit

20.14 |

A. Tujuan Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit pada

Page 9: Eritrosit

mencit Membandingkan hasil literature dan hasil

pengamatan B. Landasan Teori

Hemositometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang

juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya

hemositometer ini ditemukan oleh Louis-Charles

Malassez dan terdiri dari slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan

sebuah kamar. ruang ini diukir dengan laser-grid terukir garis tegak lurus. Perangkat ini dibuat

dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui, dan kedalaman ruang ini juga

dikenal. Oleh karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam volume

tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan.

Cara penggunaan Ketika sampel cair yang mengandung sel amobil

ditempatkan pada ruangan, ditutupi dengan penutup kaca, dan aksi kapiler sepenuhnya

mengisi ruang chamber dengan sampel. Melihat ruang melalui mikroskop, jumlah sel di dalam

ruang dapat ditentukan dengan menghitung. Berbagai jenis sel dapat dihitung secara terpisah

selama mereka secara visual dibedakan. Jumlah sel di dalam ruangan digunakan untuk menghitung

konsentrasi atau kepadatan sel dalam campuran sampel berasal dari. Ini adalah jumlah sel di ruang

dibagi dengan volume ruang itu (volume ruang adalah diketahui dari awal), dengan

mempertimbangkan setiap pengenceran dan jalan pintas menghitung:

Konsentrasi sel dalam campuran asli =((jumlah sel

Page 10: Eritrosit

dihitung)/(proporsi ruang dihitung)(volume ruang) )((volume pengenceran sampel)/(volume

campuran asli dalam sampel)) Dalam desain yang paling umum, volume masing-

masing persegi besar adalah 0,1 mm3. Sel-sel dalam empat kotak besar dihitung dan sel-sel di

atas atau menyentuh garis di atas dan di kiri yang dihitung, tetapi sel-sel di atas atau menyentuh

kanan atau garis bawah diabaikan. Konsentrasi pada sel per sel = ml di empat bujur sangkar / 4 ×

10.000. Hemositometer sering digunakan untuk

menghitung sel-sel darah, organel dalam sel, sel-sel darah dalam cairan tulang punggung ke otak

setelah melakukan pungsi lumbal, atau jenis sel lainnya dalam suspensi. Menggunakan

hemositometer untuk menghitung hasil bakteri dalam 'jumlah total' karena sulit untuk

membedakan antara organisme hidup dan mati kecuali tripan biru digunakan untuk noda sel tidak

dapat hidup. Hewan Eritrosit (dm3) Leukosit (dm3) Kadar Hb

Angka Hematokrit Ikan 1.265.000 x 10-3 14525 x 10-3 10 mg/dl

17% , 26 % Ayam 695.000 x 10-3 1400 x 10-3 8,3 mg/dl 32%

, 31% Mencit 3.885.000 x 10-3 1650 x 10-3 7,8 mg/dl

63% , 68%

1 cc = 10-3 dm3 C. Alat dan bahan

Alat-Alat : Hemositometer

Mikroskop Counter

Gunting Tissue

Kaca objek dan kaca penutup

Page 11: Eritrosit

Pipet Eritrosit dan pipet Leukosit

Bahan-bahan : Darah mencit

Alkohol 70% Larutan Hayem

Larutan Turk

D. Cara Kerja Usaplah bagian yang akan diambil darahnya

dengan tissue beralkohol. Setelah darah keluar tempelkan ujung pipet

eritsorit (dengan tanda merah didalamnya) isaplah darah sampai angka 0,5 kemudian encerkan

dengan larutan Hayem sampai batas 101, ikatkan pipa karet pada pipet nya dan kocok perlahan-

lahan dengan membentuk goyangan angka delapan.

Sebelum darah diisikan pada bilik hitung, persiapkan terlebih dahulu bilik hitung dibawah

mikroskop. Untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan

kotak-kotak kecil di tengah. Eritrosit dihitung dalam 80 kotak kecil.

Jumlah eritrosit/cc = Hasil yang diperoleh dikalikan dengan 106.

Untuk menghitung jumlah leukosit, tempelkan ujung pipet leukosit (yang bertanda butiran putih

pada pipetnya) isaplah darah sampai angka 0,5 kemudian encerkan dengan larutan turk sampai

angka 11. Ikatkan pipa plastik pada pipetnya agar darah tidak keluar dan kocok perlahan-lahan

dengan putaran membentuk angka delapan sampai homogen.

Kotak yang digunakan untuk menghitung leukosit adalah kotak besar yang ada pada kiri/kanan atas

dan ujung kiri/kanan bawah. Hitunglah leukosit sebanyak 4x16 kotak = 64 kotok.

Jumlah leukosit/cc = jumlah leukosit dalam 64

Page 12: Eritrosit

kotak x 50.

E. Data Hasil Pengamatan Jumlah Kotak Jumlah Eritrosit/cc Jumlah

Leukosit/cc Kotak I 49 14

Kotak II 60 5 Kotak III 66 7

Kotak IV 54 9 Kotak V 53 -

Jumlah 282 282x106 35

35x64x50=112x103

F. Pembahasan Pada Hemositometer terdapat Sembilan (9) kotak

yang terdiri dari lima (5) kotak untuk menghitung eritrisit dan empat (4) kotak untuk menghitung

leukosit. Menghitung Eritrosit

(Kotak I + Kotak II + Kotak III + Kotak IV + Kotak V) x 106

(49 + 60 + 66 + 54 + 53) x 106 = 282x106 / cc Menghitung Leukosit

(Kotak I + Kotak II + Kotak III + Kotak IV) x 64 x 50

(14 + 5 + 7 + 9) x 64 x 50 = 112x103 / cc

G. Kesimpulan Alat yang digunakan untuk penghitungan jumlah

eritsosit dan leukosit adalah Hemositometer. Jumlah eritrosit pada mencit lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah leukosit nya, yaitu 282x106 /cc dan 112x103 / cc.

Dari literatur yang kami dapat terdapat perbedaan jumlah eritrosit dan leukosit. Hal ini disebabkan

karena kesalahan pada laboran dan kurangnya pengetahuan mengenai alat yang digunakan.

Page 13: Eritrosit

http://pongeponge.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-pengaturan-kecepatan.html

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fungsi utama dari sel-sel darah merah, yang juga dikenal sebagai eritrosit,

adalah mengangkut hemoglobin, dan seterusnya mengangkut oksigen dari paru-

paru ke jaringan. Selain mengangkut hemoglobin, sel-sel darah merah juga

mempunyai fungsi lain. Contohnya, ia mengandung banyak sekali karbonik

anhidrase, yang mengkatalisis reaksi antara karbon dioksida dan air, sehingga

meningkatkan kecepatan reaksi bolak-balik ini beberapa ribu kali lipat. Cepatnya

reaksi ini membuat air dalam darah bereaksi dengan banyak sekali karbon dioksida,

dan dengan demikian mengangkutnya dari jaringan menuju paru-paru dalam bentuk

ion bikarbonakt (HCO3-). Hemoglobin yang terdapat sel dalam sel juga merupakan

dapar asam-basa (seperti juga pada kebanyakan protein), sehingga sel darah merah

bertanggung jawab untuk sebagian besar daya pendaparan seluruh darah. Sel

darah merah normal, berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kirakira 7,8

mikrometer dan dengan ketebalan pada bagian yang paling tebal 2,5 mikrometer

dan pada bagian tengah 1 mikrometer atau kurang. Volume rata-rata sel darah

merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Bentuk sel darah merah dapat

berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler. Sesungguhnya, sel darah merah

merupakan suatu “kantung” yang dapat diubah menjadi berbagai bentuk.

Selanjutnya, karena sel normal mempunyai membran yang sangat kuat untuk

menampung banyak bahan material di dalamnya, maka perubahan bentuk tadi tidak

akan meregangkan membran secara hebat, dan sebagai akibatnya, tidak akan

memecahkan sel, seperti yang akan terjadi pada sel lainnya. Seperti telah

disebutkan sebelumnya bahwa fungsi terpenting sel darah merah adalah transpor

O2 dan CO2 antara paru-paru dan jaringan. Suatu protein eritrosit, yaitu hemoglobin,

memainkan peranan penting pada kedua proses tersebut.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui cara menghitung eritrosit.

Untuk menghitung jumlah eritrosit dalam darah.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian eritrosit?

2. Bagaimana cara pengambilan darah kapiler yang tepat ?

Page 14: Eritrosit

3. Bagaimana cara menghitung jumlah sel eritrosit ?

4. Mengetahui jumlah normal sel eritrosit !

5. Penyakit akibat kekurangan atau kelebihan jumlah sel eritrosit !

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Eritrosit

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah

pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan

pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.

Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5

uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah

karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.

Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin.

Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin.

Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke

seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara

hemoglobin dengan oksigen.

2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)

Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.

4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2

Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah.

Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode,

yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung

leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada

hitung leukosit.

Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk

memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan Pengencer

yang digunakan adalah:

Page 15: Eritrosit

Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.25

g, aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat

dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux,

aglutinasi.

Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest

200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.

Natrium klorid 0.85 %

Harga Normal :

Dewasa laki-laki : 4.50 – 6.50 (x106/μL)

Dewasa perempuan : 3.80 – 4.80 (x106/μL)

Bayi baru lahir : 4.30 – 6.30 (x106/μL)

Anak usia 1-3 tahun : 3.60 – 5.20 (x106/μL)

Anak usia 4-5 tahun : 3.70 – 5.70 (x106/μL)

Anak usia 6-10 tahun : 3.80 – 5.80 (x106/μL)

Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di

dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin,

yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian

hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk

eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak.

Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.

2.2 Penurunan eritrosit

kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma

multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi

berlebihan.

GEJALA ANEMIA

Adapun gejala-gejala dari anemia adalah:

1.Lemah, lesu, pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi.

2.Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku.

3.Jantung berdebar nafas pendek.

4.Sariawan mulut atau lidah, bilur-bilur atau pendarahan tidak biasa.

5. Mati rasa atau kesemutan di daerah kaki.

6. Mual dan diare

Penyebab

Page 16: Eritrosit

Difesiensi besi adalah penyebab anemia paling umum. Defesiensi besi dapat

terjadidari pola makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang protein, asam folat, vitamin

B12 dari makanan sehari-hari juga memungkinkan terjadinya anemia, mengingat

pentingnya unsure-unsur tersebut dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia

juga bisa disebabkan hal-hal lain seperti pendarahan kecil tetapi terus menerus (slow

bleeding) seperti akibat wasir, tukak lambung, kanker lambung atau usus dan efek

penggunaan aspirin atau obat-obat nonsteroidal anti inflamasi terus menerus,

menstruasi berat, penyakit yang berhubungan dengan darah seperti leukemia dan

infeksi (cacing, malaria). Pecandu alcohol, perokok, pasien dengan penyakit saluran

pencernaan (gastritis, celiac disease atau crohn’s disease), vegetarian ekstrim, orang

lanjut usia dan wanita hamil termasuk yang beresiko defisiensi besi, akibat gizi buruk

atau kurang gizi atau penyerapan gizi kurng baik.

Pengobatan untuk penderita anemia

Makanlah variasi makanan yang kaya besi, asam folat, dan B12 dari empat

kelompok makanan wajib (protein, karbohidrat, lemak, sayuran dan buah) seperti

polong-polongan kering dan kacang-kacangan, hati, daging, telur, ikan, kerang-

kerangan, buah kering, sayuran hijau, kelompok buah sitrus.

Jika anda sering mengalami menstruasi berat, seger konsultasikan dengan dokter

karena anda mempunyai risiko anemia. Bagi yang sedang hamil atau berencana untuk

hamil, tanyakan pada dokter tentang perlu tidaknya mengkonsumsi suplemen besi.

Segera pergi ke dokter jika anda melihat ada bercak darah pada fases atau urine anda.

Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C ( asam askorbat) seperti jeruk,

tomat, mangga dan lain-lain, sebab asam askorbat dapat meningkatkan penyerapan zat

besi.

Pengobatan untuk penderita anemia defisiensi zat besi:

60 gram daun bayam merah direbus dengan air secukupnya. Selanjutnya

ditambahkan satu kuning telur ayam kampung. Ramuan tersebut dapat dimakan.

100 gram kacang hijau + 10 butir angco direbus/ditim + 30 gram kismis, direbus

hingga menjadi bubur cair, kemudian dimakan.

30 gram daun kacang panjang + 30 gram daun bayam duri + 25 gram lempuyang

wangi, dicuci dan diblender dengan 100 cc air, disaring, airnya diminum.

30-50 buah buni yang matang + 20 buah murbei + 20 gram kunyit, diblender dengan

menambahkan 100 cc air, tambahkan 1 sendok makan madu lalu dimakan.

2. 3 Peningkatan eritrosit

Peningkatan eritrosit dapat meyebabkan polisitemia era, hemokonsentrasi/dehidrasi,

hipertensi , penyakit kardiovaskuler.

Salah satu penyakit akibat peningkatan eritrost adalah hipertensi, hipertensi tidak

menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi

bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal

sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan

dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik

Page 17: Eritrosit

pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang

normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

sakit kepala

kelelahan

mual

muntah

sesak napas

gelisah

pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,

mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan

koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati

hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

a) Keturunan

Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau

saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita

tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan

darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk

masalah tekanan darah tinggi.

b) Usia

Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia

seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat

mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda

bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas

yang normal.

c. Garam

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan

cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita

hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.

d. Kolesterol

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda,

dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini

dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan

meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk tips mengendalikan

kolesterol, silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.

e. Obesitas / Kegemukan

Page 18: Eritrosit

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen

berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah

tinggi.

f. Stres

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga

tekanan darah tinggi.

g. Rokok

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah

menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan

jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika

memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang

akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.

h. Kafein

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun

minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.

i. Alkohol

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga

menyebabkan tekanan darah tinggi.

j. Kurang Olahraga

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan

tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan

tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda

menderita tekanan darah tinggi.

Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi

Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal

ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah

tinggi, maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:

Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan

darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.

Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium,

magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.

Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan

darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang

menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari

sedangkan wanita 15 ml per hari.

Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita

tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda,

lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3

kali seminggu.

Page 19: Eritrosit

Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat,

wortel, melon, dan jeruk.

Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan

emosi Anda.

Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau

hipertensi.

Kendalikan kadar kolesterol Anda.

Kendalikan diabetes Anda.

Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika

Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak

meningkatkan tekanan darah.

BAB III METODE KERJA

Prinsip :

Darah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar

hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu. Dengan mengkalikan

terhadap faktor perhitungan diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah.

3.1 Alat dan bahan

a. Alat 1. Hemositometer, terdiri dari :

- Kamar/bilik hitung

- Kaca penutup

- Pipet eritrosit

- Karet penghisap dengan pipa kecil

2. Auto clik / lanset

3. Kertas saring/tissu

4. Mikroskop

b. Bahan

- Darah kapiler

c. reagen

- Alcohol

- Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid 0.2

g, aquadest 100 ml.

3.2 Cara Kerja

1. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. mengambil dara kapiler

Page 20: Eritrosit

a. Mease jari tangan, yang bisa digunakan adalah 3 jari tengah karena ada

selaputnya.

b. Jari yang akan di tusuk di usap dengan alkohol 70%

c. Gunakan lancet yang steril.

d. Tusuk jari yang sudah di beri alkohol

e. Buang 3 tetesan pertama

f. Segera gunakan pemeriksaan karena mudah membeku

g. Usap jari dengan kapas pada bekas tusukan tadi.

3. mengisi pipet thoma

a. Isaplah darah kapiler sampai pada garis tanda “0,5″ tepat.

b. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet

c. Masukkan ujung pipet kedalam larutan HAYEM sambil mempertahankan

darah tetap pada garis tan tadi. pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan

larutan HAYEM dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda “11″ tepat. Hati-

hati jangan sampai terjadi gelembung udara.

d. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian

lepaskan karet penghisap.

e. Kocoklah pipet tadi selama 15-30 detik. jika tidak segera akan dihitung

letakkan pipet dalam posisi horizontal.

4. Mengisi kamar hitung

a. Letakkan kamar hitung yang telah benar-benar bersih dengan kaca penutup yang

terpasang mendatar di atas meja.

b. Kocoklah pipet yang berisi tadi selama 3 menit terus menerus (jangan sampai

ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)

c. Buang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3 – 4 tetes) dan

kemudian sentuhkan ujung pipet (sudut 30 derajat) dengan menyinggung

Page 21: Eritrosit

pinggir kaca penutup pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut terisi

cairan perlahan-lahan dengan gaya kapilaritasnya sendiri.

d. Biarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2-3 menit agar

leukkosit-leukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar

hitung tersebut dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.

5. Cara menghitung sel

a. Atur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif kecil (10 x),

kemudian lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (40x),

b. Kamar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus

mikroskop diarahkan pada garis-garis bagi tersebut. Dengan sendirinya

leukosit-leukosit akan jelas terlihat.

c. Hitung semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari 16

bidang kecil (misalnya ; pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan

satu bidang di bagian tengah). Cara dan ketentuan menghitung sel sama

dengan cara menghitung leukosit.Mulailah menghitung dari sudut kiri atas,

terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri dan

seterusnya. Kadang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang, sel-sel

yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung.

Sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak

boleh dihitung.

6. Perhitungan

Pengenceran dalam pipet eritrosit adalah 200 kali. Luas tiap bidang kecil 1/400

mm kuatdrat, tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam

5 x 16 bidang kamar kecil = 80 bidang kecil, yang jumlah luasnya 1/5 mm kuatdrat.

Faktor untuk mendapatkan jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi 5 x 10 x 200 =

10.000.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Dari pengamatan diatas hasinya dapat dihitung sebagai berikut :

Kotak I : 100

Kotak II : 110

Kotak III : 80

Kotak IV : 87

Kotak V : 90

+

Page 22: Eritrosit

467

N x 10.000 467 x 10.000 = 4.670.000/mm3

Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm3

4.2 Pembahasan

Menghitung jumlah eritrosit yang terkandung dalam darah memang bukan suatu

hal yang mudah karena sel-sel darah merah yang terkandung dalam darah berukuran

sangat kecil sehingga dibutuhkan seperangkat alat yang dinamakan dengan

Haemocytometer dengan bantuan mikroskop. Dalam proses penghitungan sel-sel darah

merah dibutuhkan juga ketelitian dan konsisten dalam cara menghitung. Penghitungan

sel-sel darah merah dihitung di dalam kamar hitung yang bersakala atau berukuran kecil

dengan jumlah 40 buah. Contoh gambar sel-sel darah yang terkandung di dalam kamar

hitung.

Namun pada saat dilakaukan percobaan bisa saja kita mendapatkan kesalahan,

yang mana akan sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan, oleh karena itu ketelitian

sangat diperlukan dalam praktikum ini.

Sumber kesalahan :

a. Jumlah darah/larutan Heyem yang diisap kedalam pipet tidak tepat.

b. Memakai pipet yang basah

c. Berkurangnya darah dalam pipet pada waktu penghapusan darah yang melekat

pada bagian luar ujung pipet.

d. Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu menghisap darah/larutan

pengencer.

e. Adanya bekuan darah

f. Darah tidak homogen

g. Kamr hitung/kaca penutup kotor

h. Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar hitung

i. Letak kaca penutup tidak tepat

j. Meja mikroskop tidak datar

k. Menghitung sel yang menyinggung garis batas tidak benar

l. Kaca penutup bergeser karena tersebtuh oleh lensa mikroskop

m. Larutan pengencer kotor

n. Menghitung eritrosit tidak memakai lensa obyektif 40x sehingga kurang teliti.

Page 23: Eritrosit

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya

darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah

dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.

Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung eritrosit ialah

20x tetapi menurut keadaan (leukositas tinggi atau leucopenia) pengenceran

itu dapat diubah sesuai dengan keadaan itu.Pengaenceran dilakukan lebih

tinggi pada leukositas dan lebih rendah pada leocopenia.

Jadi jumlah eritrosit dari pasien atas nama syahriani adalah 4.670.000/mm3

5.2 Kritik dan Saran

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna,

untuk itu kami mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran

yang membangun demi kesempurnaan makalah ini

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata.R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta. 1967

http://belibis-a17.com/tag/kamar-hitung/.html

http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menghitung-jumlah-eritrosit-dan-

leukosit/.html

http://kharismamerrin.blogspot.com/2011/05/antal-eritrosit.html

http://analislaboratoriumkesehatan.blogspot.com/2010/09/menghitung-sel-sel-

darah.html

http://aniamaharani.blogspot.com/2011/12/praktikum-darahmenghitung-eritrosit.html

http://hirokotuna.wordpress.com/2010/11/02/menghitung-umlah-leukosit/

http://fransiscakumala.wordpress.com/2010/05/04/pemeriksaan-laboratorium-

hematologi/

http://analiskesehatan18.blogspot.com/2012/04/makalah-eritrosit.html

Page 24: Eritrosit

PEMBAHASAN PRAKTIKUM MENGHITUNG JUMLAH

ERITROSIT

PEMBAHASAN

Praktikum ini bertujuan untuk menghitung jumlah eritrosit dalam 1ml

darah. Eritrosit adalah sel darah merah. Eritrosit berfungsi untuk mengikat O2

dan diedarkan ke seluruh tubuh. Eritrosit berbentuk bundar, pipih dan bikonkaf

dengan diameter 7,5 mikron dan tebal 2mikron.

Pada praktikum ini digunakan EDTA sebagai anti koagulan dan larutan

hayem yang berfungsi sebagai pemecah leukosit.

Anti koagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara

mengikat kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang

diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses

pembekuan. EDTA adalah salah satu jenis anti koagulan yang sering digunakan.

EDTA umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium

(kalium). EDTA mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi

kalsium. EDTA memiliki keunggulan dibanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu

tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi,

seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung

trombosit dan retikulosit. Penggunaan EDTA harus tepat, bila jumlah EDTA

kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila EDTA kelebihan,

eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.

Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium

EDTA (K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA

biasanya digunakan dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan

dalam bentuk cair.

Seperti yang kita ketahui darah adalah salah satu cairan tubuh yang

terdiri dari cairan plasma dan sel. Sel yang terkandung dalam darah yaitu

Eritrosit, Leukosit dan Trombosit. Trombosit berperan dalam pembekuan darah.

Page 25: Eritrosit

Fungsi dari larutan EDTA dalam praktikum ini adalah sebagai anti koagulan atau

anti pembekuan darah, dimana EDTA akan mengikat ion-ion kalsium dalam darah

sehingga pembekuan darah akan terhambat.

Larutan Hayem adalah larutan isotonis yang dipergunakan sebagai

pengencer darah dalam penghitungan sel darah merah. Apabila sampel darah

dicampur dengan larutan Hayem maka sel darah putih akan hancur, sehingga yang

tinggal hanya sel darah merah saja. Larutan Hayem terdiri dari 5gr Na-sulfat, 1

gr NaCl, 0,5gr HgCl2 dan 100 ml aquadest.

Dalam praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah mengambil darah

probandus dan ditempatkan dalam tabung reaksi yang sebelumnya telah dicuci

dengan EDTA supaya darah tidak menggumpal, kemudian darah diambil dengan

pipet mikro hingga 0,5 dan diambil larutan hayem hingga angka 101 dengan pipet

yang sama. Setelah itu pipet digoyang-goyang agar darah dan larutan hayem

homogen. Larutan hayem berfungsi untuk memecah leukosit dan trombosit tetapi

tidak memecah eritrosit, sehingga pada saat campuran darah dan larutan hayem

diteteskan pada bilik hitung dan diletakkan di bawah mikroskop sel darah yang

terlihat di mkikroskop adalah hanya eritrosit saja. Sebelum campuran darah dan

larutan hayem diteteskan di bilik hitung, campuran darah dan larutan hayem

terlebih dahulu dibuang 1-2 tetes, tujuannya adalah untuk membuang larutan

hayem yang tidak tercampur dengan darah sehingga nantinya campuran darah

dan larutan hayem yang diteteskan dibilik hitung adalah campuran yang benar-

benar homogen. Bilik hitung yang sudah ditetesi oleh campuran kemudian ditutup

dengan cover glass dan diamati di bawah mikroskop. Eritrosit yang dihitung

adalah eritrosit yang terletak pada 100 bilik kecil di tengah bilik hitung.

Perhitungan harus dilakukan dengan cepat sebelum eritrosit rusak dan

menggumpal. Perhitungan dilakukan 2x dengan orang yang berbeda untuk

memperkecil kesalahan.

Setelah dihitung, eritosit probandus berjumlah 7.900.000 dimana

seharusnya jumlah eritrosit normal untuk laki-laki adalah 5.000.000 sehingga

probandus didiagnosa menderita polisitemia.

Polisitemia adalah suatu keadaan dimana jumlah eritrosit lebih besar dari

jumlah eritrosit normal pada umumnya hal ini dapat disebabkan oleh Penyakit

Paru Obstruktif aktif (PPOK), penyakit ginjal dan sindroma cushing. Polisitemia

sekunder juga dapat disebabkan oleh peningkatan eritropoietin (EPO) baik dalam

respon terhadap hipoksia kronis (kadar oksigen rendah) atau dari tumor

mensekresi eritropoietin, perilaku, gaya hidup seperti merokok, tinggal di tempat

yang tinggi, penyakit paru-paru parah dan penyakit jantung.

Kelainan eritrosit yang lain adalah oligositemia. Oligositemia merupakan

suatu kelainan dimana jumlah eritrosit seseorang lebih rendah dari jumlah

eritrosit seharusnya. Hal ini dapat disebabkan karena Kurang mengkonsumsi

Page 26: Eritrosit

makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat dan vitamin C,

unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.Kehamilan.

Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan

vitamin untuk pertumbuhannya. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan

perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis, radang usus

buntu,dll dapat menyebabkan anemia. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat

dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, obat anti inflamasi,dll). Obat

lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin

(antacid, pil KB, obat anti artritis, dll). Operasi pengambilan sebagian atau

seluruh lambung (gastrektomi). Ini bisa menyebabkan anemia karena

tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12. Penyakit radang kronis seperti

lupus, artritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid,

beberapa jenis kanker, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena

memengaruhi proses pembentukan sel darah merah.

http://anitatohar.blogspot.com/2013/06/pembahasan-praktikum-menghitung-jumlah.html