ergonomi merupakan ilmu yang cakupannya luas dan multidisipliner

3

Click here to load reader

Upload: qodri-nazhwa-slavina

Post on 07-Aug-2015

88 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ergonomi Merupakan Ilmu Yang Cakupannya Luas Dan Multidisipliner

Ergonomi merupakan ilmu yang cakupannya luas dan multidisipliner. Karena luasnya maka ilmu ini dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu mulai dari teknik industri (ergonomi secara keseluruhan: fisik, kognitif, lingkungan, dan organisasi), psikologi (ergonomi kognitif), dan kesehatan masyarakat atau kedokteran (ergonomi fisik dan lingkungan). Ergonomi bisa dikuasai baik oleh berbagai background pendidikan atau profesi seperti insinyur, higienis industri maupun kedokteran kerja. Perbedaannya hanyalah titik berangkatnya. Jika insinyur berangkat dari keselamatan / kecelakaan dan produktivitas, higienis industri berangkat dari ancaman bahaya terhadap manusia, sedangkan kedokteran kerja biasanya berangkat dari terjadinya gangguan kesehatan pada manusia. Tujuan umum dari ergonomi di berbagai macam profesi tersebut adalah sama yakni mencapai kesehatan kerja.

Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja mempelajari keterkaitan antara kesehatan dan pekerjan. Kesehatan yang kurang baik akan dapat mengganggu produktivitas pekerjaan, dan pekerjaan dapat pula menimbulkan terganggunya kesehatan. Karena peliknya permasalahan bidang ini tidak dapat ditangani oleh satu pihak saja, misalnya oleh dokter saja atau oleh insinyur saja. Bidang ini harus ditangani oleh berbagai disiplin ilmu, seperti: higiene industri, kedokteran kerja, ergonomi, sosial, hukum, psikologi dan lain-lain. Paling sedikit ada tiga bidang ilmu besar yang mencakup kesehatan kerja secara keseluruhan, yaitu: keselamatan kerja (safety), higiene industri dan kedokteran kerja.

Keselamatan Kerja

Disiplin keselamatan kerja lebih banyak ditujukan kepada masalah terjadinya kecelakaan dan kehilangan harta benda. Karena itu bidang garapannya meliputi ancaman bahaya kebakaran, kecelakaan, tumpahan, nyaris celaka dan lingkungan. Keselamatan kerja banyak dikuasai oleh insinyur baik insinyur keselamatan, insinyur teknik industri (bidang teknik yang sangat concern dengan ergonomi industri kaitannya dengan keselamatan kerja secara keseluruhan), insinyur teknik elektro (keselamatan listrik), insinyur teknik kimia (keselamatan kimia), dll.

Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa bidang keselamatan kerja mempunyai tujuan untuk mencegah atau mengurangi resiko terjadinya gangguan kesehatan melalui perancangan sistem kerja (contoh: desain alat, mesin, alat pelindung diri, manajemen resiko dll bahkan sampai tingkat sosial

Page 2: Ergonomi Merupakan Ilmu Yang Cakupannya Luas Dan Multidisipliner

seperti desain organisasi kerja, waktu kerja, dll) yang baik. Intinya keselamatan kerja ’mencegah’ munculnya gangguan kesehatan kerja.

Kedokteran Kerja

Kedokteran kerja atau kedokteran okupasi biasanya bekerja menangani diagnosis penyakit akibat kerja dan terapi penyakit akibat kerja serta cacat yang dikibatkannya. Bidang kedokteran kerja sering disebut sebagai hospital based, sebab pada umumnya penyakit akibat kerja akan berbentuk sama dengan penyakit lainnya yang ada di rumah sakit. Health surveillance biasa dikerjakan baik oleh dokter okupasi maupun sarjana kesehatan masyarakat.

Jadi berbeda dengan keselamatan kerja, kedokteran kerja lebih mengarah ke pengawasan dan suatu tindakan jika gangguan kesehatan telah terjadi dan usahanya untuk mengembalikan kondisi kesehatan kerja kembali sedia kala. Intinya kedokteran kerja ’mengobati’ gangguan kesehatan kerja.

Higiene Industri

Higiene industri adalah suatu ilmu dalam mengenal berbagai bahaya dalam pekerjaan (fisika, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial), melakukan pengukuran tingkat bahaya itu, melakukan evaluasi dengan menetapkan skala prioritas dan melakukan pengendalian berbagai bahaya tadi. Higiene industri dapat dikatakan sebagai juru bicara antara profesi keselamatan (insinyur) dan kedokteran. Bahasa higiene industri mencakup kedua disiplin itu. Masalah rekayasa (engineering) yang sukar dikuasai oleh para dokter dapat dikomunikasikan dengan higienis industri yang banyak barasal dari insinyur. Intervensi teknis akan mudah dikomunikasikan dan dilakukan oleh higienis industri. Risk assessment juga umumnya dikerjakan oleh para higienis industri.

Referensi: Program Pelatihan dan Sertifikasi Higienis Industri Muda (HIMU), Asosiasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Indonesia (AHKKI)