ergonomi-biomekanika

Upload: yoggieseptiiana

Post on 08-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    1/14

    Pengertian Ergonomi

    Ergonomi berasal dari kata ERGON (kerja) dan

    NOMOS (hukum alam) dan dapat didefinisikan

    sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam

    lingkungan kerjanya yang ditinjau secaraanatomi, fisiologi, psikologi, engineering,

    manajemen, dan desain perancangan. Ergonomi

    juga berkaitan dengan optimasi, efisiensi,

    kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan

    manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat

    rekreasi.

    Ergonomi juga memberikan peranan penting

    dalam meningkatkan faktor keselamatan dan

    kesehatan kerja, mengurangi ketidaknyamanan

    visual dan postur kerja, desain suatu perkakaskerja untuk mengurangi kelelahan kerja,

    meminimumkan resiko kesalahan serta supaya

    didapatkan optimasi dan efisiensi kerja.

    (Nurmianto, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, 2003,hal 1-2)

    Biomekanika dalam Perancangan Sistem Kerja

    Biomekanik adalah studi tentang mekanika yang diaplikasikan pada sistem biologi.

    Biomekanika merupakan subdisiplin dari biofisika dan biomemedis. Biomekanika sendiri

    dibagi menjadi 3 yaitu:

    1. Biostatik: Yaitu studi tentang struktur mahluk hidup yang berhubungan dengan gaya-gaya ketika mereka berinteraksi.

    2. Biodinamik: Yaitu studi tentang dasar-dasar dan pembagian gerakan (berhubungandengan gaya) yang dilakukan mahluk hidup.

    3. Bioenergetik: Yaitu studi tentang transformasi energi yang terjadi dalam tubuhmahluk hidup. Bioenergetik terkait dengan proses biothermodinamika.

    (Philips, Human Factors Engineering, 2000,hal 35-36)

    Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan, ketahanan, kecepatan, dan ketelitian

    manusia dalam melakukan kerjanya. Faktor ini sangat berhubungan dengan pekerjaan yang

    bersifat material handling, seperti pengangkatan dan pemindahan barang secara manual atau

    pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh. Meskipun kemajuan teknologi telah

    banyak membantu manusia, namun ada beberapa pekerjaan yang tetap membutuhkan fisik

    yang cukup besar.

    Sebuah lembaga di Amerika yang bernama NIOSH (Natinal Institute Of occupational Safety

    and Health) melakukan analisa terhadap kekuatan manusia dalam mengangkat atau

    memindahkan beban, merekomendasikan batas beban yang dapat diangkat oleh manusia

    tanpa menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara berulangulang dandalam jangka waktu yang cukup lama. NIOSH dapat dihitung sebagai berikut :

    http://mutiamanarisa.files.wordpress.com/2010/03/ergo.gif
  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    2/14

    RWLH =LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM

    Dimana :

    RWLH : batas beban yang direkomendasikan

    LC : konstanta pembebanan = 23 kg

    HM : faktor pengali horizontal = 25 / HVM : faktor pengali vertikal

    DM : faktor pengali perpindahan = 0,82 + 4,5 / D

    AM : faktor pengali asimetrik = 10,0032 ACM : faktor pengali kopling

    ( Tarwaka, Solichul HA.Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004, hal127-128 )

    Recommended Weight Limit(RWLH)

    Menyatakan berat badan yang dapat diangkat oleh hampir semua pekerja sehat selama

    rentang waktu yang cukup lama (sampai 8 jam), tanpa terjadinya peningkatan risiko sakitpunggung yang berkaitan dengan pengangkatan.

    Load Constant(LC)

    Konstanta beban ini bernilai 51 lbs (23 kg). Besaran tersebut merupakan beban maksimum

    yang direkomendasikan untuk pengangkatan pada lokasi standar, yaitu posisi diam pada 30 in

    (76 cm) dari lantai dan berjarak horizontal 10 in (25 cm) dari titik tengah antara mata kaki,

    dan pada kondisi optimal, yaitu posisi sagital, pengangkatan yang tidak terus menerus,

    pemegangan yang baik, dan prpindahan vertikal kurang dari 10 in (25 cm). Beban seberat

    konstanta beban dapat diangkat oleh 75% pekerja wanita (90% menurut snook dan Ciriello

    (1991) dan 90% pekerja pria pada kondisi ideal.

    Horizontal Multiplier(HM)

    Faktor pengali horizontal ditentukan dari jarak horizontal dari titik tengah antara mata kaki

    dan titik hasil proyeksi titik tengah pegangan kedua tangan ke lantai .

    Faktor pengali horizontal dinyatakan dalam rumus:

    HM = 10/H (untuk inci) dan HM = 25/H (untuk cm)

    Batas-batas yang ditentukan untuk jarak horizontal adalah 10 in (25 cm) dan 25 in (63 cm).

    Objek pada jarak lebih dari 25 in (63 cm) pada umumnya tidak dapat diangkat tanpa

    terjadinya kehilangan keseimbangan.

    Vertical Multiplier(VM)

    Faktor pengali vertikal ditentukan dari jarak vertikal dari lantai ke titik tengah antara kedua

    pegangan tangan. Faktor pengali vertikal dinyatakan dalam rumus:

    VM = 1(0.0075 V-30) (untuk inci)

    VM = 1(0.003 V-75) (untuk cm)

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    3/14

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    4/14

    Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemindahan material:

    1. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan operator.

    2. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator.3. Ukuran beban yang harus diangkat (beban yang berukuran besar) akan memiliki pusat

    massa (centre of gravity ) yang letaknya jauh dari operator, hal tersebut juga akanmempengaruhi pandangan operator.

    4. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban (mengangkatbeban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit daripada mengangkat beban dari

    ketinggian pada permukaan pinggang).

    5. Beban puntir (twisting load)pada operator selama aktivitas angkat beban.6. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Hal ini adalah untuk

    mengantisipasi beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.

    7. Stabilisasi beban yang akan diangkat.8. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja.9. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktifitas angkat.

    Ada 4 batasan yang dalam pengangkatan yaitu :

    1. Batasan angkatan secara legal ( Legal Limitation )

    Batasan ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional yaitu :

    Pria di bawah usia 16 th, maksimum angkat 14 kg. Pria usia diantara 16 th dan 18 th, maksimum angkat 18 kg. Pria usia lebih dari 18 th, tidak ada batsan angkat. Wanita usia diantara 16 th dan 18 th, maksimum angkat 11 kg. Wanita usia lebih dari 18 th, maksimum angkat adalah 16 kg.

    Batasan ini dapat membantu mengurangi rasa nyeri, ngilu pada tulang belakang bagi para

    wanita. Batasan angkat ini akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang,

    terutama bagi operator untuk pekerjaan berat.

    2. Batasan angkat dengan menggunakan biomekanika (Biomechanical L imi tation)

    Nilai dari analisa biomekanika adalah rentang postur atau posisis aktifitas kerja, ukuran

    beban dan ukuran manusia yang dievaluasi.

    http://mutiamanarisa.files.wordpress.com/2010/03/lifting.jpg
  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    5/14

    3. Batasan angkat secara fisiologis

    Metode pendekatan ini dengan mempertimbangkan ratarata beban metabolisme dari aktifitasangkat yang berulang, sebagaimana dapat juga ditentukan dari jumlah konsumsi oksigen. Hal

    ini haruslah benarbenar diperhatikan terutama dalam rangka untuk menentukan batasan

    angkat. Kelelahan kerja yang terjadi akibat dari aktifitas yang berulangulang akanmeningkatkan resiko nyeri pada tulang belakang.

    4. Batasan angkat secara psikofisik

    Metode ini didasarkan pada sejumlah eksperimen yang berupaya untuk mendapatkan berat

    pada berbagai keadaan dan ketinggian beban yang berbeda-beda. Ada tiga macam posisi

    angkat :

    Dari permukaan lantai ke ketinggian genggaman tangan. Dari ketinggian genggaman tangan dan ke ketinggian bahu. Dari ketinggian bahuke maksimuman jangkauan tangan vertikal.

    (Nurmianto, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya, 2003, hal 149-152)

    Lifting Index (LI)

    Lifting Index menyatakan nilai estimasi relatif dari tingkat tegangan fisik dalam suatu

    kegiatan pengangkatan-manual. Nilai estimasi tingkat ketegangan fisik tersebut dinyatakan

    sebagai hasil bagi antara beban angkatan (load weight) dengan nilai RWLH hasil

    perhitungan. Dinyatakan dengan :

    LI = Berat Benda / RWLH

    ( Tarwaka, Solichul HA.Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004,hal 129 )

    Interpretasi atas nilai LI:

    LI dapat digunakan untuk memprioritaskan perancangan ulang secara ergonomisdengan cara mengurutkan pekerjaan berdasarkan besaran LI LI dapat digunakan untuk

    mengestimasi besaran relatif dari tekanan fisik suatu tugas.

    Tugas-tugas dengan nilai LI > 1.0 mengakibatkan peningkatan risiko cederapunggung bawah (akibat pengangkatan) pada sebagian pekerja.

    RWL dapat digunakan untuk merekomendasikan berat beban yang akan membuatpekerjaan menjadi lebih aman.

    Seiring dengan peningkatan nilai LI, maka tingkat risiko cederapun

    meningkat, dan semakin besar persentase pekerja yang mungkin

    berisiko terkena sakit punggung bawah akibat pekerjaan

    mengangkat. Berdasarkan NIOSH, tugas pengangkatan dengan LI >

    1.0 memiliki peningkatan risiko sakit punggung bawah akibat

    pengangkatan bagi sebagian pekerja. NIOSH menyarankan agar

    semua pekerjaan mengangkat dirancang agar memiliki LI bernilai

    1.0 atau kurang. Para ahli sepakat bahwa hampir semua pekerja akanmengalami peningkatan risiko ketika nilai LI melebihi 3.0.

    http://mutiamanarisa.files.wordpress.com/2010/03/improper_lifting.gif
  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    6/14

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    7/14

    bagian-bagian tubuh untuk menghasilkan gerak seperti tulang, jaringan penghubung

    (connective tissue), dan otot yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a. Tulang

    Tulang sebagai alat untuk meredam dan medistribusikan gaya/tegangan saat melakukanaktifitas kerja. Tulang yang besar dan panjang berfungsi sebagai pembanding terhadap beban.

    Tulang juga terikat dengan otot, dan jaringan penghubung (connecive tissue) yakni ligamen,

    cartilage dan tendon. Dalam aplikasinya di biomekanik berhubungan dengan kerangka

    manusia

    b. Connective Ti ssueatau jaringan penghubung

    Connective Tissueatau jaringan penghubung meliputi tiga bagian, yaitu:

    1. Cartilage

    Cartilagenous adalah sambungan yang berfungsi dalam pergerakan yang relatif kecil.

    Contoh: Sambungan tulang iga (ribs) dan pangkal tulang iga (sternum). Cartilage sendiri

    memiliki bagian khusus antara vertebrata (ruas-ruas tulang belakang) yaitu dikenal sebagai

    interveterbratal disc yang terdiri dari pembungkus dan dikelilingi oleh inti (puply core).

    Verterbrataejuga terdapat pada ligamen dan otot. Gerakan yang relatif kecil pada setiap ruas

    mengakibatkan adanya fleksibelitas tubuh untuk membungkuk, menengadah, dan memutar.

    Sedangkan discberfungsi sebagai peredam getaran pada saat tubuh bergerak baik pada saat

    translasi dan rotasi. (Eko Nurmianto,1996)

    2. Ligament

    Ligamenberfungsi sebagai penghubung antar tulang dalam stabilitas sambungan (joint

    stability) atau untuk membentuk bagian sambungan dan menempel pada tulang. Ligamen

    tersusun atas serabut yang letaknya tidak pararel. Oleh karenanya tendon dan ligamen bersifat

    inelasticdan berfungsi pula untuk menahan deformasi. Adanya tegangan yang konstan akan

    dapat memeperpanjang ligamen dan menjadikannya kurang efektif dalam menstabilkan

    sambungan (joints). Adapun contoh sambungan ligamen diantaranya seperti: gerakan

    mengangkat tangan, sambungan siku dan sambungan bahu, pergerakan rotasi seluruh tangan

    pada sumbunya, dan gerakan lengan tangan pada sambungan pergelangan tangan. (Eko

    Nurmianto,1996)

    3. Tendon

    Tendon memiliki fungsi sebagai penghubung antara tulang dan otot yang terdiri dari

    sekelompok serabut collageno yang letaknya pararel dengan panjang tendon. Tendon

    bergerak dalam sekelompok jaringan serabut dalam suatu area dimana adanya gaya gesekan

    harus diminimalkan. Bagian dalam dari jaringan ini mengeluarkan cairan synovial untuk

    pelumasan. (Eko Nurmianto, 1996)

    a. Otot ( Muscle )

    Otot terbentuk atas visber (fibre), dengan ukuran panjang antara 1040 mm dan berdiameter0,010,1 mm dan sumber energi otot berasal dari proses aerob maupun anaerob.

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    8/14

    1. Anaerobic, yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi tanpa bantuanoksigen. Glikogen yang terdapat dalam otot terpecah menjadi energi dan membentuk

    asam laktat. Asam laktat akan memberikan indikasi adanya kelelahan otot secara

    lokal, karena kurangnya jumlah oksigen yang disebabkan oleh kurangnya jumlah

    suplai darah yang dipompa dari jantung. Contoh: jika ada gerakan yang sifatnya tiba-

    tiba (mendadak), lari jarak dekat (sprint), dan lain sebagainya.2. Aerobic, yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan eneggi dengan bantuan

    oksigen. Asam laktat yang dihasilkan oleh kontraksi otot dioksidasi dengan cepat.

    Sehingga beban pekerjaan yang tidak terlalu melelahkan akan dapat berlangsung

    cukup lama. Disamping itu aliran darah yang cukup akan mensuplai lemak,

    karbohidrat dan oksigen ke dalam otot. Akibat dari kondisi kerja yang terlalu lama

    akan menyebabkan kadar glikogen dalam darah akan menurun drastis di bawah

    normal, dan kebalikannya kadar asam laktat akan meningkat, dan kalau sudah

    demikian maka cara terbaik adalah menghentikan pekerjaan, kemudian istirahat dan

    makan makanan yang bergizi untuk membentuk kadar gula dalam darah. Hal tersebut

    di atas adalah merupakan proses kontraksi otot yang telah disederhanakan analisa

    pembangkit energinya, dan sekaligus menandakan arti pentingnya aliran darah untukotot. Oleh karenanya para ergonom hendaklah memeperhatikan hal-hal seperti berikut

    untuk sedapat mungkin dihindari :

    3. Beban otot statis (static muscle loads).1. Oklusi (penyumbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanan segi

    kursi padapopliteal(lipat lutut).

    2. Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan siku aliran darahbekerja berlawanan dengan arah gravitasi.

    (Eko Nurmianto,Edisi Pertama,1996)

    2.2 Pemodelan Biomekanika

    Model biomekanika ini dikembangkan untuk memperkirakan gaya serta momen yang

    digunakan tubuh saat pergerakkan, model ini juga memperkirakan postur tubuh saat

    seseorang melakukan aktivitas yang beresiko menyebabkan cedera musculoskeletal, dalam

    pengembangannya model biomekanika dapat dibedakan menurut tipe analisis gerakannya

    yaitu statis dan dinamis, sedangkan analisis gaya pada model tersebut dapat melalui

    pendekatan dua dimensi atau tiga dimensi. (Chaffin, 1999)

    2.3 Pengukuran Kerja Biomekanika

    Aktivitas yang dilakukan manusia tetap membutuhkan usaha fisik dan penanganan manual

    terhadap material dan peralatan. Sehubungan dengan ini kegiatan Manual material Handling

    (MMH) tetap diperlukan untuk kondisi-kondisi kerja. Adapun dampak negatif MMH adalah

    kesehatan dan keselamatan kerja (K-3), 25% kecelakaan kerja terjadi akibat salah urat pada

    punggung. Di negara industri, diperkirakan 70% 80% penduduk mengalami berbagaimacam sakit punggung (back pain). Berdasarkan data perkiraan terakhir, sekitar 10% 15%

    populasi mengalami sakit punggung bagian bawah (low back pain).

    Suatu lembaga yang menangani masalahan kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika,

    NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health) melakukan analisis terhadap

    faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biomekanik, yaitu :

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    9/14

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    10/14

    1. H antara 15 cm (6 in) dan 80 cm (32 in), suatu beban tidak dapat lebih dekat dari 15cm tanpa bersentuhan dengan badan operator, sedangkan beban yang berposisi lebih

    jauh dari 80 cm (32 in) akan sulit dijangkau oleh kebanyakan orang.

    2. V diasumsikan antara 0 cm dan 175 cm (70 in), yang menggambarkan rentang jarakuntuk aktifitas angkat vertical pada kebanyakan orang.

    3. D diasumsikan antara 25 cm (10 in) dan (200-V) cm atau (80-V) inchi.4. F diasumsikan antara 0,2 (satu aktifitas angkat setiap 5 menit) dan Fmax (lihat table).sedangkan aktifitas angkat yang kurang dari satu angkat per 5 menit, gunakan F = 0

    2.3.1 Disc L5/S1 dalam Aktivitas Pengangkatan

    Pada pembahasan sebelumnya (subbab 2.1, mengenai connective tissue) telah

    dipaparkan bahwa disc berfungsi sebagai peredam getaran pada saat tubuh bergerak baik

    pada saat translasi dan rotasi. Sedangkan discL5/S1 merupakan pengertian dari lumbar5 dan

    sacrum 1, bagian ini merupakan titik rawan dalam sistem rangka. Analisa dari berbagai

    macam pekerjaan yang menunjukkan rasa nyeri (ngilu) berhubungan erat dengan beban

    kompresi (tekan) yang terjadi pada (L5/S1). (Chaffin andPark, 1973)

    Pada segmen L5/S1 dari kegiatan pengangkatan dalam satuan Newton yang distandarkan

    oleh NIOSH (National Instiute of Occupational Safety and Health) tahun 1981. Besar gaya

    tekannya adalah di bawah 6500 N pada L5/S1. Sedangkan batasan gaya angkatan normal (the

    Action Limit) sebesar 3500 pada L5/S1. Sehingga, apabila Fc < AL (aman), AL < Fc < MPL

    (perlu hati-hati) dan apabila Fc > MPL (berbahaya). Batasan gaya angkat maksimum yang

    diijinkan , yang direkomendasikan NIOSH (1991) adalah berdasarkan gaya tekan sebesar

    6500 N pd L5/S1 , namun hanya 1% wanita dan 25% pria yang diperkirakan mampu

    melewati batasan angkat ini.

    Perlu diperhatikan bahwa nilai dari analisa biomekanika adalah rentang postur atau posisi

    aktifitas kerja, ukuran beban, dan ukuran manusia yang dievaluasi. Sedangkan kriteria

    keselamatan adalah berdasar pada beban tekan (compression load) pada intebral disk antara

    Lumbar nomor lima dan sacrum nomor satu (L5/S1). Untuk mengetahui lebih jelas lagi

    L5/S1 dapat dilihat pada gambar 1.5 dibawah ini

    Telah ditemukan pula bahwa 85-95% dari penyakit hernia pada disk terjadi dengan relatif

    frekuensi pada L4/L5 dan L5/S1. Kebanyakan penyakit-penyakit tulang belakang adalah

    merupakan hernia pada intervertebral diskyaitu keluarnya inti intervertebral (pulpy nucleus)

    yang disebabkan oleh rusaknya lapisan pembungkus intervertebral disk.Karena pada bagian

    disc L5/S1 terdapat selaput yang berisi cairan yang dapat pecah jika beban terlalu besar. Jikadiscpecah maka berpotensi mengalami kelumpuhan.

    Evan dan Lissner (1962) dan Sonoda (1962) melakukan penelitian dengan uji tekan pada

    spine (tulang belakang). Mereka menemukan bahwa tulang belakang yang sehat tidak mudah

    terkena hernia, akan tetapi lebih mudah rusak/retak jika disebabkan oleh beban yang

    ditanggung oleh segmen tulang belakang (spinal) dan yang terjadi dengan diawali oleh

    rusaknya bagian atas/ bawah segmen tulang belakang (the castilage end-plates in the

    vertebrae). Retak kecil yang terjadi pada vertebral akan menyebabkan keluarnya cairan dari

    dalam vertebrae menuju kedalam intervetrebae disc dan selanjutnya mengakibatkan

    degenerasi (kerusakan) pada disk. Dari kejadian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa

    degenerasi adalah merupakan prasarat untuk terjadinya hernia pada intervertebral discyang

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    11/14

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    12/14

    H = jarak antara titik berat beban dan titik tengah antara kedua mata kaki pada titik awal

    pengangkatan

    V = jarak beban dari lantai pada titik awal pengangkatan

    D = jarak perpindahan vertikal beban

    F = frekuensi rata-rata aktivitas pengangkatan

    2.3.3Recommended Weight L imi t(WRL) dan L ifti ng I ndex(LI)

    Recommended Weight Limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban yang dapat

    diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan

    secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH

    pada tahun 1991 di Amerika Serikat. Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan:

    1. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun penguranganbeban di tengah-tengah pekerjaan.

    2. Beban diangkat dengan kedua tangan.

    3. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.

    4. Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk.

    5. Tempat kerja tidak sempit.

    Sebuah lembaga yang menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika,

    NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) melakukan analisis terhadap

    kekuatan manusia dalam mengangkat atau memindahkan beban, serta merekomendasikan

    batas maksimum beban yang masih boleh diangkat oleh pekerja yaituAction Limit (AL) dan

    MPL (Maximal Permissible Limit) pada tahun 1981. Kemudian Lifting Equation tersebut

    direvisi sehingga dapat mengevaluasi dan menyediakan pedoman untuk rangeyang lebih luas

    dariManual Lifting. Revisi tersebut menghasilkan RWL (1991), yaitu batas beban yang dapat

    diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cedera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan

    secara berulang-ulang dalam durasi kerja tertentu (misal 8 jam sehari) dan dalam jangka

    waktu yang cukup lama.

    Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat seorang pekerja

    dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sbb:

    RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM.(1.2)

    Keterangan:

    LC = konstanta pembebanan = 23 kg

    HM = faktor pengali horizontal = 25 / H

    FM = faktor pengali frekuensi (Frequency Multiplier)

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    13/14

  • 7/22/2019 Ergonomi-Biomekanika

    14/14

    banyak dipelajari di teknik industri. Namun ternyata ada satu hal lagi yang membuat

    biomekanika sangat dipahami di teknik industri yakni adanya jenis mata kuliah mekanika

    teknik (engineering mechanics) di teknik industri yang menjadi dasar ilmu dari biomekanika.

    Memang ada bidang teknik lain yang mendapat mekanika teknik seperti teknik mesin dan

    arsitektur atau sejenisnya, namun mereka tidak paham ergonomi & K3. Sedangkan ergonomidan K3 juga ada di bidang lain seperti kesehatan masyarakat dan sejenisnya, namun mereka

    tidak paham mekanika teknik. Jadi di teknik industri lah bidang biomekanika ini sebenarnya

    dapat sangat berkembang. Walaupun penerapan mekanika teknik di teknik industri biasanya

    lebih mengarah ke kluster proses manufaktur atau desain produk namun bisa dikembangkan

    dan dilebarkan secara optimal ke kluster ergonomi bekerja sama dengan jenis mata kuliah

    fisiologi manusia kerja menjadi biomekanika.

    Referensi:

    Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan aplikasinya. Surabaya: penerbit gunawidya.