episode manik

7
EPISODE MANIK A. Pendahuluan Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi, atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas, dan kebanyakan gejala lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami hubungannya dengan perubahan tersebut. Pasien dengan mood yang meninggi (elevated) (mania)menunjukkan sikap meluap – luap, gagasan yang meloncat – loncat, penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga diri dan gagasan kebesaran. Pasien dengan mood yang terdepresi merasakan hilangnya energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kematian dan bunuh diri. 1. Definisi Mania merupakan status mental abnormal yang ditandai dengan euforia, disinhibisi sosial, aliran pikiran yang cepat, susah tidur, berbicara terus menerus, mudah mengambil resiko dan bersifat iritabilitas. Mania tanpa gejala psikotik termasuk dalam episode mania, ditandai dengan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai dengan peningkatan dalam jumlah

Upload: emil-muzammil

Post on 24-Oct-2015

359 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Episode Manik

EPISODE MANIK

A. Pendahuluan

Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan

suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi, atau ke arah elasi

(suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek ini biasanya disertai dengan

suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas, dan kebanyakan gejala

lainnya adalah sekunder terhadap perubahan itu, atau mudah dipahami

hubungannya dengan perubahan tersebut.

Pasien dengan mood yang meninggi (elevated)(mania)menunjukkan sikap

meluap – luap, gagasan yang meloncat – loncat, penurunan kebutuhan tidur,

peninggian harga diri dan gagasan kebesaran. Pasien dengan mood yang

terdepresi merasakan hilangnya energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan

berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kematian dan bunuh

diri.

1. Definisi

Mania merupakan status mental abnormal yang ditandai dengan euforia,

disinhibisi sosial, aliran pikiran yang cepat, susah tidur, berbicara terus menerus,

mudah mengambil resiko dan bersifat iritabilitas. Mania tanpa gejala psikotik

termasuk dalam episode mania, ditandai dengan karakteristik dalam afek yang

meningkat, disertai dengan peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik

dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode

manik tunggal (yang pertama). Termasuk dalam kelompok ini hipomania, mania

tanpa gejala psikotik, dan mania dengan gejala psikotik. Jika ada episode afektif

(depresi, manik, atau hipomanik) sebelum atau sesudahnya, maka termasuk gangguan

afektif bipolar (F31).

2. Epidemiologi

Serangan pertama bisa muncul pada usia 15 dan 30 tahun, tetapi bisa muncul

pada berbagai usia dari masa kanak-kanak hingga dekade 7 atau 8. Prevalensi

terjadinya mania 0,1% terjadi di atas usia 65 tahun, 1,4% dapat terjadi dalam

kelompok usia 18-44 tahun. Mania dapat terjadi pada usia tua (rata-rata 55 tahun)

dengan perbadingan antara perempuan dan laki-laki 2:1.

Page 2: Episode Manik

3. Etiologi

Dasar umum untuk gangguan ini tidak ketahui. Penyebabnya merupakan

interaksi antara faktor biologis, faktor genetik dan faktor psikososial. Bukan

hanya tidak mungkin untuk menyingkirkan faktor psikososial, namun faktor

nongenetik mungkin memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan

ini pada sekurangnya beberapa pasien.

Genetika. Pola penurunan genetika terjadi melalui mekanisme yang

kompleks. Penelitian kembar menunjukkan angka kesamaan sebesar 70% untuk

kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot. Insiden dalam masyarakat

umum sebesar 1% dan dalam keluarga tingkat pertama 10-15%. Jenis

transmisinya kemungkinan poligenik, mengarah ke berbagai tingkat predisposisi.

Penyakit bipolar dan unipolar bersifat menurun.

Biokimia. Biokimia dari kelainan afektif tetap tidak diketahui, walaupun

dua hipotesis tentang senyawa amina menghasilkan banyak penyelidikan selama

bertahun-tahun. Hipotesis katekolamin menyatakan bahwa setidaknya beberapa

penyakit mania mungkin berhubungan dengan kelebihan katekolamin di dalam

otak. Hipotesis indolamina juga membuat pernyataan serupa untuk 5

hydroxytriptamin (5HT). Metabolit utamanya asam 5-hydroxyindoleacetic acid (5

HIAA). Kelainan metabolit amin biogenik seperti 5-hydroxyindoleacetic acid (5

HIAA), homovanillic acid (HVA), 3-metoksi-4-hidroksifenilglikol (MHPG)

dalam darah, urin, dan cairan cerebrospinal dilaporkan ditemukan pada pasien.

Terjadinya mania secara biologi sampai saat ini belum diketahui dengan

pasti. Terdapat hipotesis yang menjelaskan bahwa jumlah neurotransmitter

serotonin di lobus temporal mungkin sangat tinggi sehingga terjadi mania.

Dopamin, norepinephrine, glutamate dan GABA juga mengambil peranan yang

penting. Lobus temporal berperan dalam berbicara, belajar, membaca, asosiasi

huruf berisi amygdala, yang merupakan pusat emosional di otak. Bagian kiri

amygdala lebih aktif pada wanita yang mania dan korteks orbitofrontal merupakan

bagian yang kurang aktif.

Psikososial. Hal ini berhubungan dengan psikis (kejiwaan) dan keadaan

lingkungan sosial seorang penderita mania. Kepribadian premorbid biasanya

menunjukkan adanya gangguan afek yang ringan selama hidupnya. Keadaan ini

Page 3: Episode Manik

tidak berhubungan dengan penyebab eksterna. Kepribadian atau personalitas

penderita mania biasanya berperilaku lebih riang, energitik, dan lebih ramah dari

rata-rata. Penelitian terbaru menemukan bahwa penderita gangguan bipolar afektif

yang menggunakan obat-obatan maupun alkohol, memiliki onset yang lebih awal

dan penyakit yang lebih parah daripada yang tidak menggunakannya. Para

pengguna obat-obatan dan alkohol tersebut lebih bersifat iritabel dengan

mood/perasaan yang mudah berubah serta lebih resisten terhadap pengobatan dan

lebih cenderung untuk dirawat inap di rumah sakit. Meskipun terdapat perdebatan

dalam perbandingan penggunaan obat-obatan dan alkohol dan terjadinya

gangguan afektif, tetapi secara umum insidens terjadinya gangguan ini pada

pengguna alkohol beberapa kali lebih banyak daripada populasi lain yang tidak

menggunakannya (sekitar 6%-9%).

4. Gejala Klinis

Biasanya paling sedikit berlangsung selama satu minggu hampir setiap hari,

afeknya meningkat, lebih gembira, mudah tersinggung (iritabel) atau

membumbung tinggi (ekspresif) dan terdapat hendaya dalam fungsi kehidupan

sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala berupa: penurunan kemampuan bekerja,

hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. Perasaannya hiperthym, mudah

tersinggung, tidak mudah frustrasi, mudah marah dan menyerang. Emosinya tidak

stabil, bisa cepat berubah dan gembira ke depresi dalam beberapa menit saja.

Pikiran pasien terisi dengan rasa percaya diri yang berlebihan, merasa hebat.

Mereka mudah teralihkan perhatiannya, sangat produktif dan tidak terkendalikan.

5. Kriteria Diagnosis

a. Hipomania

Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi atau

berubah disertai peningkatan aktivitas, menetap selama sekurang –

kurangnya beberapa hari berturut – turut, pada suatu derajat intensitas dan

yang bertahan melebihi apa yang digambarkan bagi siklotimia, dan tidak

disertai halusinasi atau waham.

Page 4: Episode Manik

Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial memang

sesuai dengan diagnosis hipomania, akan tetapi bila kakacauan itu berat

atau menyeluruh, maka diagnosis mania harus ditegakkan.

b. Mania Tanpa Gejala Psikotik Episode harus berlangsung sekurang – kurangnya 1 minggu, dan cukup

berat sampai mengacaukan seluruh atay hampir seluruh pekerjaan dan

aktivitas sosial yang biasa dilakukan.

Perubahan afek harus disertai dengan energiu yang bertambah sehingga

terjadi aktivitas berlabihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan

tidur yang berkurang, ide – ide perihal kebesaran/ “grandiose ideas” dan

terlalu optimistik.

c. Mania Dengan Gejala Psikotik Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania

tanpa gejala psikotik.

Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang

menjadi waham kejar (delusion of grandeur), iritabilitas dan kecurigaan

menjadi waham kejar (delusion of persecution). Waham dan halusinasi

“sesuai” dengan keadaan afek tersebut (mood congruent).

6. Pengobatan

Obat Antimania

Obat antimania mempunyai beberapa sinonim, antara lain mood modulators,

mood stabilizer, dan antimanik. Obat acuan untuk antimania adalah Lithium

Carbonate.

Penggolongan:

a. Mania Akut : Haloperidol. Carbamazepine, Valproic Acid, Divalproex Na

b. Profilaksis Mania: Lithium Carbonate.

Page 5: Episode Manik

7. Prognosis

4% mania dapat berulang, intervalnya tidak teratur dan tidak dapat

diramalkan, tetapi dengan peningkatan jumlah serangan, maka waktu interval

cenderung berkurang. Prognosis diperkirakan baik bila episodenya ringan, tidak

ada gejala psikotik, dan tinggal di RS dalam waktu yang singkat. Gambaran

prognostik yang memuaskan dan indikator respon yang baik terhadap terapi fisik

mencakup gejala endogen yang khas, misalnya mulainya mendadak, kepribadian

premorbidnya stabil tanpa sifat neurotik dan sebaliknya gambaran prognostik

menjadi buruk jika ada depersonalisasi, sifat bawaan histeri dan gejala atipik

lainnya. Gangguan ini cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan

mengalami kekambuhan 90% berulang dalam 10 tahun.