bab i · web viewdalam alat peraga ini bilangan nol diperlihatkan oleh dua buah manik-manik dengan...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan
memajukan daya pikir manusia. Hal ini berimplikasi pada pentingnya
penguasaan pengetahuan matematika bagi setiap individu maupun kelompok
masyarakat dapat memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan yang terkait
dengan perhitungan-perhitungan matematis. Oleh karena itu, matematika wajib
dipelajari oleh siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah
atas.
Dalam proses pembelajaran matematika di sekolah diperlukan kualitas
pembelajaran yang memenuhi, yaitu pembelajaran metamatika yang diarahkan
untuk membantu siswa menggunakan daya intelektual dalam belajar. Oleh
karena itu, perlu diadakan suatu perubahan kegiatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan mutu pendidikan matematika. Salah satu indikator keberhasilan
pendidikan matematika adalah terbentuknya siswa yang sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang,
melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, efektif, dan efesien (Depdikbud, 1993:23).
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru SDN 2 Tolai
kelas V pada tanggal 3 Februari 2008 diperoleh bahwa:
1
1. Kegiatan belajar mengajar di kelas masih didominasi oleh guru, sehingga
guru menjadi satu–satunya sumber informasi.
2. Siswa masih mengaharapkan bantuan dari temannya dalam mengerjakan
tugas, sehingga siswa yang berkemampuan tinggi masih mendominasi
siswa berkemampuan rendah.
3. Siswa kurang dalam pengembangan kemampuan untuk bekerja, berinteraksi
dan berkomunikasi dengan teman dan guru. Sehingga tampak pada hasil
belajar siswa masih rendah.
4. Siswa kurang memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat, sehingga siswa mengalami kesulitan mengembangkan
materi-materi berikutnya yang memerlukan konsep dasar penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
Untuk mengatasi masalah tersebut, seorang guru harus mampu memilih
dan menerapkan model–model serta metode pembelajaran yang cocok
diterapkan atau digunakan dalam belajar matematika. Khususnya pada pokok
bahasan operasi hitung bilangan bulat. Guru sangat menentukan keberhasilan
pembelajaran, serta peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, guru harus
mampu merancang, mengelola dan mengevaluasi serta menggunakan alat
peraga atau media pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba menerapakan alat peraga
manik-manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan
kelompok kecil (PPKK). Ada beberapa alat peraga yang digunakan dalam
2
membantu siswa dalam proses perhitungan bilangan bulat, salah satunya
menggunakan alat peraga manik-manik. Alat peraga manik-manik dapat
digunakan untuk menvisualisasi atau mengambarkan secara kongkrit proses
perhitungan bilangan bulat. Menurut Bruner (Jaeng, 2008: 29) proses belajar
akan lebih optimal jika proses pembelajaran melalui tiga tahap yaitu 1) tahap
enaktif (tahap pembelajaran menggunakan benda-benda kongkrit), 2) tahap
ikonik (tahap pembelajaran yang wujudkan dalam bentuk bayangan visual,
gambar atau diagram) dan 3) tahap simbolik (tahap pembelajaran yang
diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol yang abstrak). Dari kegiatan
pembelajaran ini akan merangsang siswa lebih aktif, mampu berinteraksi dan
berkomunikasi dalam belajar. Serta konsep dasar tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat lebih tertanam dalam diri siswa, selain itu dapat
mengembangkan dan memupuk rasa kemandirian siswa dalam belajar
matematika.
Pada proses belajar serta kehidupan sehari–hari senantiasa berada
dalam dua situasi, yaitu 1). Situasi mandri (perseorangan) ingin sendiri, tidak
mau berinteraksi dengan orang lain karena kegiatan itu memerlukan konsentrasi
yang mandiri, 2) situasi beinteraksi dengan orang lain sebagai hakekat sosial
dalam kehidupan manusia dari sejak lahir sampai dengan seseorang meninggal.
Dalam pembelajaran Model PPKK, kedua situasi kehidupan manusia tersebut
diakomudir dalam komunitas pembelajaran yang merupakan faktor paling
penting dalam dimensi sosial kehidupan kelas. Dalam model PPKK ini akan
3
nampak aktivitas perseorangan dan aktivitas kelompok kecil yang dipisahkan
secara jelas (Jaeng, 2008:69).
Berdasarakan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian
dengan judul “ Penerapan Alat Peraga Manik-Manik dalam Model
Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan Kelompok Kecil (PPKK) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Operasi Hitung
Bilangan Bulat di Kelas V SDN 2 ”.
B. Rumusam Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “ Apakah Penerapan Alat Perga Manik-Manik dalam Model
Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan Kelompok Kecil (PPKK) dapat
Meningkatakan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Operasi Hitung
Bilangan Bulat di Kelas V SDN 2 Tolai ?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Penerapan Alat Perga Manik-Manik dalam Model
Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan Kelompok Kecil (PPKK) dapat
Meningkatakan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Operasi Hitung
Bilangan Bulat di Kelas V SDN 2 Tolai.
4
D. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat belajar lebih aktif dan mampu berinteraksi
dalam menyampaikan pendapat melalui kerja sama dalam kelompok kecil,
agar dapat membangun dan mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.
2. Bagi Guru, sebagai bahan masukan atau informasi untuk memperoleh
gambaran mengenai Penerapan Alat Peraga dalam Model PPKK untuk
Meningkatakan Hasil Belajar Siswa. Sehingga dapat dijadikan alternatif
pembelajaran matematika di kelas.
3. Bagi Sekolah, dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam
perbaikan pembelajaran, khususnya pada pokok bahasan operasi hitung
bilangan bulat.
4. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan sebagai bahan rujukan untuk
pengembangan penelitian pembelajaran matematika lebih lanjut.
E. Batasan Istilah.
Agar tidak terjadi salah penafsiran tentang istilah dalam penelitian ini,
maka perlu pembatasan istilah sebagai berikut:
1. Hasil belajar adalah hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil
belajar kognitif yaitu hasil yang diperoleh atau dicapai oleh siswa. Dalam
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, yang diukur dengan
menggunakan tes hasil belajar (achievement test), hasil belajar afektif yaitu
hasil yang berupa penilaian sikap dan minat siswa dengan menggunakan
skala likert dan hasil belajar psikomotor diperoleh dari pengamatan
5
aktivitas siswa baik perseorangan maupun kelompok menggunakan alat
peraga manik-manik.
2 Model Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan Kelompok Kecil
(PPKK) yaitu model pembelajaran yang mengatifkan siswa baik secara
Perseorangan,maupun secara bersama dalam kelompok kecil. Model
Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan Kelompok Kecil (PPKK)
terdiri dari lima fase pembelajaran yaitu : 1) Pembukaan/ pengantar, 2)
informasi, demonstrasi dan aktivitas perseorangan, 3) informasi dan
aktivitas kelompok, 4) kuis evaluasi dan 5) Penutup (Jaeng, 2008: 69).
3. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah menerapkan alat peraga
manik-manik dalam Model PPKK maka hasil belajar siswa dapat
meningkat. Untuk mengukur adanya peningkatan, diperoleh dari hasil dan
proses sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran. Diukur dengan tes
hasil belajar kognitif,lembar penilaian sikap dan minat siswa (afektif) serta
lembar pengamatan aktivitas kinestik (psikomotorik).
4. Materi yang diajarkan adalah salah satu sub pokok bahasan tentang
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas V SDN 2 Tolai.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar.
Menurut Burton (Qamaria, 2007: 8) belajar merupakan proses
perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara
individu dengan individu, dan individu dengan lingkungannya. Menurut
Slameto (Syaiful, 2002:13), belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat kedua ahli tentang pengertian belajar yang
dikemukakan diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai dari hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkunganya yang menyangkut kognitif,afektif dan pisikomotor.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah
siawa menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (Sujana, 1989:22)
membagi tiga macam hasil belajar, yakni a) Keterampilan dan kebiasaan, b)
pengetahuan, c). sikap dan minat siswa.
Salah satu keberhasilan siswa dalam belajar matematika dapat di lihat
dari hasil belajarnya. Hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh
siswa setelah belajar suatu materi dalam pelajaran matematika.
7
Jadi dapat dikatakan bahwa, hasil belajar merupakan salah satu ukuran
berhasil tidaknya siswa setelah menempuh kegiatan belajar di sekolah. Salah
satu alat yang digunakan adalah penilaian berupa tes hasil belajar. Tinggi
rendahnya skor yang diperoleh oleh siswa, menunjukan daya serap siswa
terhadap materi yang diajarkan.
B. Model Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan Kelompok Kecil
(PPKK).
a. Rasional
Model pembelajaran dengan cara perseorangan dan kelompok kecil
merupakan suatu model pembelajaran yasng dapat memotivasi siswa, dalam
individu dan dibarengi dengan lingkungan kelompok (kelas) yang mendukung.
Sehingga tercipta suatu komunitas pembelajaran. Komunitas pembelajaran ini
merupakan faktor yang paling penting dalam dimensi sosial kehidupan kelas.
Model PPKK ada komunitas pembelajaran yang terjadi, karena
perpaduan antara individu dan kelompok. Oleh karena itu, seorang pendidik
(guru) harus berusaha memahai setiap karakteristik pebelajar (siswa) yang
berbeda–beda. Siswa dengan karakteristik yang berbeda- beda dalam satu
kelas, guru (pendidik) berusaha untuk mendidik dengan cara–cara aktivitas
perseorangan dan aktivitas kelompok kecil untuk melatih anak menjadi dewasa
baik dalam cara berfikir dan tingkah lakunya dalam belajar.
8
Aktivitas perseorangan dan aktivitas kelompok kecil biasanya
mengikuti aktivitas kelompok- menyeluruh, artinya untuk melaksanakan
aktivitas cara perseorangan dan kelompok kecil, sebaiknya didahului oleh
aktivitas kelas secara menyeluruh. Aktivitas kelompok menyeluruh lebih sering
digunakan pada awal kegiatan pembelajaran, karena hal ini efektif untuk
memberikan informasi tentang fakta–fakta, gambaran umum tentang konsep
dan prinsip, dan rangkaian komponen–komponen yang menyusun suatu
pengetahuan dasar (pengetahuan/keterampilan) yang akan berkembang dengan
baik selama kegiatan pembelajaran. Namun demikian perolehan pengetahuan
dasar tidak secra otomatis menuju ke perkembangan keterampilan tingkat tinggi
seperti sintesis,analisis dan evaluasi. Karena siswa perlu diberikan kesempatan
untuk mengkombinasikan bagian–bagian informasi kedalam pemahaman yang
menyeluruh. Pola prilaku seorang guru selama kegiatan pembelajaran, sering
mempengaruhi pemahaman siswa tentang informasi yang diberikan, seperti
suara guru, gerakan guru, dan reaksi guru memberikan tanggapan terhadap
siswa. Sehingga siswa menganalisis secara kritis apa yang mereka lihat, dengar,
dan buat. Dalam hal ini aktivitas perseorangan dan aktivitas kelompok kecil
sangat membantu (Jaeng, 2008: 69).
Model pembelajaran dengan cara perseorangan dan kelompok kecil
(PPKK) mempunyai ciri–ciri sebagai berikut:
a. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk
prosedur penilaian pembelajaran.
b. Adanya sintaks atau langkah – langkah kegiatan pembelajaran.
9
c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar
kegiatan pemebelajaran dapat berlangsung dengan hasil yang baik (Jaeng,
2008:69).
C. Sintaks Model Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan Kelompok
Kecil (PPKK)
Sintaks adalah tahap–tahap atau langkah–langkah kegiatan dari suatu
model yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian pembelajaran.Suatu
sintaks pembelajaran menunjukan secara jelas kegiatan–kagiatan apa yang
perlu dilakukan guru dan siswa.
Model Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan Kelompok Kecil
(PPKK) ini mempunyai sintaks yang terdiri dari 5 fase yaitu 1)
pengantar/pembukaan, 2) informasi, demonstrasi, dan aktivitas perseorangan,
3) informasi dan aktivitas kelompok kecil, 4) kuis evaluasi, dan 5) penutup.
Rincian fase–fase dalam sintaks model PPKK dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran dengan Cara Perseorangan dan
Kelompok Kecil (PPKK)
Fase Peran guru dan siswaFase 1. pembukaan/
pengantar
1. Guru mempersiapkan dan memotivasi siswa untuk aktif dakn KBM. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
2. Guru membagi materi pembelajaran ke (i = 1,2,3,..). Siswa menerima materi yang dibagikan.
3. Guru menjelaskan indikator, informasi latar belakang pentingnya pelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
4. Guru membentuk kelompok kecil (2–4 orang). Siswa memperhatikan dan
10
masuk dalam kelompok yang telah dibentuk.5. -Guru menyampaikan Model PPKK
kepada siswa berupa informasi 1) persentasi pengetahuan dasar untuk pembahasan materi selanjutnya kepada siswa dalam kelas.2) aktivitas perseorangan,3)aktivitas kelompok yaitu siswa bekerja dalam tugas kelompok kecil. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
6. Guru menyampaikan materi prasyarat. Siswa mengaitkan kembali materi prasyarat.
7. Guru membagikan berkas LKS dan LKP (lembar kuis perseorangan). Siswa menerima LKS dan LKP yang dibagikan oleh guru.
Fase 2. informasi, demonsrasi dan aktivitas perseorngan.
1.Guru mempersentasekan pengetahuan deklaratif dan demonstarasi pengetahuan prosedural selangkah demi selangkah. Siswa memperhatikan penjelasan dan demonstrasi guru didepan kelas.
2. Guru meminta siswa mengerjakan LKS perseorangan secara perseorangan.siswa mengerjakan LKS perseorangan secara mandiri.
3. Guru mengontrol kerja siswa selangkah demi selangkah, dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan bertanya kepada guru.
4. Guru memeriksa kerja siswa dan memberikan umpan balik. Siswa menunjukan hasil kerjanya.
Fase 3 informasi dan aktivitas kelompok.
1.Guru menginformasikan masalah dalam LKS kelompok dan meminta siswa untuk kerja sama dalam kelompok. Siswa memperhatikan/ membaca masalah dalam LKS kelompok dan megerjakan bersama dalam kelompok.
2.Guru memberikan arahan agar siswa selalu berada dalam tugas kelompok. Siswa aktif terlibat dalam tugas kelompok.
3.Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi. Siswa berdiskusi dengan anggota lain dalam kelompok.
11
4.Guru mengontrol, dan apabila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah, guru dapat memberikan bantuan seperlunya dengan pertanyaan yang membuka wawasan siswa, dan memberikan umpan balik. Kelompok yang mengalami kesulitan dapat bertanya pada guru untuk memperoleh arahan dan umpan balik.
Fase 4 kuis evaluasi 1. Guru meminta siswa mengerkajakan kuis sebagai evaluasi. Siswa mengerjakan kuis secara mandiri.
Fase 5 Penutup 1. Guru mengumpulkan berkas LKS dan LKP yang sudah dikerjakan. Siswa menyerahkan LKS dan LKP yang sudah dikerjakan.
2. Guru memberikan tugas perseorangan dan tugas kelompok. Siswa mencatat tugas – tugas ( PR) yang diberikan guru.
Sumber (Jaeng 2008: 70)
D. Perencanaan.
Satu ciri dari pembelajaran matematika dengan Model Pembelajaran
dengan Cara Perseorangan dan Kelompok Kecil (PPKK) yaitu adanya aktivitas
perseorangan dan aktivitas kelompok. Untuk itu pelaksanaan pembelajaran
dengan model PPKK, guru perlu membuat perencanaan yang mencakup aspek
– aspek atau kondisi – kondisi yang dapat terlaksana secara baik dalam kegiatan
pembelajaran. Karena itu guru perlu membuat perencanaan secara rinci
mencakup aspek : 1) tujuan pembelajaran, 2) aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran , 3) perangkat pembelajaran dan sarana pendukung pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dengan model PPKK menunjukan aktivitas
siswa dan aktivitas guru disusun dalam matrik yang berkaitan dengan sintaks
12
dan waktu yang diperlukan untuk setiap fase dalam satu pertemuan (2x45
menit). Selanjutnya menyangkut aspek aktivitas guru selama kegiatan
pembelajaran dilakukan dengan mengerjakan tugas LKS, baik perseorangan,
maupun tugas kelompok kecil (Jaeng, 2008:73).
a. Pengorganisasian kelas
Untuk pegorganisasian kelas, perlu diperhatikan aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran dengan cara perseorangan
dan kelompok kecil (PPKK). Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
menfokuskan pada aktivitas guru dapat di hubungkan dengan metode–metode
penyampaian pengajaran yang dikemukan oleh Kemp, Morrison, dan Ros
(Jaeng, 2008: 74).
b. Penanganan aktivitas siswa.
Selama aktivitas pembelajaran dengan model pembelajaran dengan cara
perseorangan dan kelompok kecil (PPKK), terutama pada fase 2 dan fase 3,
guru perlu menangani permasalahan yang muncul selama aktivitas siswa, agar
aktivitas siswa baik perseorangan dan kelompok kecil dapat berjalan dengan
baik.
1. Aktivitas Perseorangan
Selama aktivitas perseorangan, siswa tidak berinteraksi dengan
temannya, karena itu guru dalam memberikan persentasi dan demonstrasi
harus jelas, tidak perlu lama berada didepan, tetapi guru berada di tengah–
tengah siswa mengontrol aktivitas kerja siswa, terutama aktivitas selangkah
demi selangkah untuk pemahaman pengetahuan prosedural, memberikan
13
dorongan, bimbingan, fasilitasi, dan membangun semangat siswa untuk bekerja
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan siswa (Jaeng, 2008:75).
2. Aktivitas Kelompok.
Selama aktivitas kelompok, siswa harus bekerja sama dalam
kelompoknya, karena itu guru perlu memperhatikan kegiatan siswa selama
aktivitas kelompok. Karena mungkin ada siswa yang mendominasi dalam
kelompok, dan mungkin ada siswa yang hanya diam tidak berbuat sesuatu,
tetapi hanya menerima hasil sebagai hasil bersama. Dalam kondisi seperti ini,
guru perlu memotivasi kelompok agar selama aktivitas kelompok, semua siswa
harus bekerja sama, harus aktif berperan dalam kelompok, memberikan
masukan, dan harus selalu berada dalam kelompok mengerjakan tugas
(Jaeng,2008:75).
E. Tinjauan Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat
Bilangan bulat terdiri dari bilangan negatif, bilangan nol, dan bilangan
positif. Bilangan-bilangan yang bertanda- negatif disebut bilangan bulat
negatif, misalnya (…,-4,-3,-2,-1), bilangan-bilangan yang bertanda positif
disebut bilangan bulat positif, misalnya (1,2,3,4,…}, bilangan bulat nol dengan
dinotasi (dilambangkan) “0”.
Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat disajikan kepada
siswa dengan menggunakan alat peraga, agar siswa dapat dengan mudah
memahami konsep dasar penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Ada
beberapa alat peraga yang dapat digunakan untuk memvisualisasi atau
14
menggambarkan secara kongkrit proses perhitungan pada bilangan bulat, yaitu
salah satunya menggunakan alat peraga berupa manik-manik.
Manik-manik adalah slat peraga untuk pembelajaran proses perhitungan
bilangan bulat dengan pendekatan menggunakan konsep himpunan.
Manik-manik adalah slat peraga ini dapat digunakan untuk memberikan
pemahaman tentang pengerjaan bilangan dengan menggunakan pendekatan
konsep himpunan. Sesuai konsep pada himpunan, kita dapat “menggabungkan”
atau “memisahkan” dua himpunan yang dalam hal ini anggotanya berbentuk
manik-manik. Bentuk manik-manik ini berbentuk bulat dan bentuk
dimodifikasi ke dalam bentuk-bentuk lain asal sesuai dengan prinsip kerjanya.
Manik-manik ini terdiri atas dua warna dan dua tanda. Satu tanda untuk
membedakan atau mewakili bilangan positif (warna merah) sedangkan tanda
yang lain menandakan atau mewakili bilangan negatif (warna biru muda).
Dalam alat peraga ini bilangan nol diperlihatkan oleh dua buah manik-
manik dengan tanda dan warna yang berbeda yang dipasangkan, sehingga dua
manik-manik ini berpasangan. Bentuk netral ini digunakan pada saat
melakukan operasi pengurangan a – b, dengan b lebih besar dari a, atau b
merupakan bilangan negatif.
15
Prinsip kerja alat peraga manik-manik adalah :
Dalam konsep himpunan “Operasi gabung” atau “proses
pengabangunan” dapat diartikan sebagai penjumlahan dan “proses pemisahan”
atau “pengambilan” dapat diartikan sebagai pengurangan. Menggabungkan
sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik lain, maka sama
halnya dengan melakukan penjumlahan.
Deskripsi : berapa di gabung dengan berapa, hasil sama dengan ...
Jika melakukan proses pemisahan atau pengambilan manik-manik kedua dari
kelompok manik-manik, maka sama halnya dengan melakukan pengurangan.
Deskripsi : Semula ada beberapa diambil berapa hasil (sisa) berapa.
1. Penjumlahan Bilangan Bulat
Contoh:
(a) (-3)+(-5) = …?
(b) 3 + (-5) = …?
(c) (-3) + 5 = … ?
16
Beberapa hal yang harus dijalankan dalam melakukan proses penjumlahan
adalah :
1. Jika a dan b kedua-duanya merupakan bilangan positif atau bilangan negatif
maka gabungan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik
lain yang bertanda sama.
2. Jika a bilangan positif dan b bilangan negatif atau sebaliknya, maka
gabungan sejumlah manik-manik yang mewakili bilangan positif ke dalam
kelompok manik-manik yang mewakili bilangan negatif. Selanjutnya
lakukan proses pemasangan diantara dua kelompok tersebut agar manik-
manik ini berpasangan. Tujuannya adalah mencari sebanyak-banyaknya,
kelompok manik-manik yang bernilai nol. Biasanya setelah proses
pemasangan (pemetaan) dilakukan akan menyisakan manik-manik dengan
tanda tertentu yang merupakan hasil penjumlahan.
(a) (-3) + (-5) ….. ?
Cara kerja
1. Tempatkanlah 3 buah manik-manik yang bertanda negatif
ke dalam kotak peragaan. Hal ini untuk menunjukkan bilangan yang
pertama yaitu negatif 3.
17
2. Gabungkan melalui proses penggabungan secara langsung
ke dalam kotak peragaan, sekarang terlihat adanya 8 buah manik-manik
bertanda negatif yang kedua dan operasi tersebut yaitu negatif 5.
3. Setelah melalui proses penggabungan secara langsung ke
dalam kotak peragaan, sekarang terlihat adanya 8 buah manik-manik
bertanda negatif. Peragaan ini menunjukkan kepada kita bahwa :
(-3) .+(- 5) = - 8
b. 3 +(- 5) = … ?
Cara kerja :
1. Tempakanlah 3 buah manik-manik yang bertanda positif ke dalam kotak
(tempat) peragaan Hal ini untuk menunjukkan. bilangan yang pertama
yaitu positif 3.
2. Gabungkan atau tambabkan ke dalam kotak (tempat) peragaan tersebut
manik-manik bertanda negatif sebanyak 5 buah, yang menunjukkan
bilangan kedua dari operasi tersebut yaitu negatif 5.
18
3. Lakukanlah pemasangan (pemetaan) antara manik-manik yang bertanda
positif dan, yang bertanda negatif. Tujuannya adalah untuk mencari
sebanyak-banyaknya bilangan yang bersifat netral.
Selanjutnya manik-manik yang berpasangan (bersifat netral), ini dapat
kita keluarkan dan ditempatkan di kotak (tempat) peragaan lain
4. Dari hasil pemasangan terlihat adanya 3 manik-manik yang
berpasangan yang bersifat netral (mewakili bilangan no1) dan setelah
dikeluarkan menyisakan. 2. buah manik-manik yang bertanda negatif
(yang bernilai negatif 2).
Peragaan ini menunjukkan kepada kita bahwa. 3 + (- 5) = - 2.
2. Pengurangan Bilangan Bulat
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses
adalah pengurangan adalah :
19
a. Jika a dan b merupakan bilangan positif dan a lebih besar dari b,
maka “pisahkan” secara langsung sejumlah b manik-manik keluar
kelompok manik-manik yang berjumlah a.
b. Jika a dan b merupakan bilangan positif dan a lebih kecil dari b
maka sebelum memisahkan sejumlah b manik-manik yang bilangannya
lebih besar dari a, terlebih dahulu gabungkan sejumlah manik- manik
yang bersifat netral ke dalam himpunan manik-manik a dan banyaknya
tergantung pada seberapa kurangnya manik-manik yang akan dipisahkan.
c. Jika a bilangan positif dan b bilangan negatif, maka sebelum
memisahkan sejumlah b manik-manik yang bernilai negatif, terlebih dulu
harus menghubungkan sejumlah manik-manik yang bersifat netral dan
banyaknya tergantung pada besarnya bilangan b.
d. Jika a bilangan negatif dan b bilangan positif, maka sebelum
melakukan proses pemisahan sejumlah b manik-manik yang bernilai
positif dari kumpulan manik-manik yang bernilai negatif, terlebih dahulu
harus menambahkan sejumlah manik-manik yang bersifat netral ke dalam
kumpulan yang banyaknya tergantung pada besarnya bilangan b.
e. Jika a dan b merupakan bilangan negatif dan a lebih besar dari b,
maka sebelum melakukan proses pemisahan sejumlah b manik-manik
yang bilangannya lebih kecil dari a, terlebih dahulu harus dilakukan
proses penggabungan sejumlah manik-manik yang bersifat netral kedalam
kumpulan manik-manik a, dan banyaknya tergantung pada kurangnya
manik-manik yang akan dipisahkan.
20
f. Jika a dan b merupakan bilangan negatif dan a lebih kecil dari b,
maka pisahkan secara langsung sejumlah b manik-manik keluar dari
kelompok manik-manik yang berjumlah a.
Contoh
(a) 5 – 3 = ... ?
Cara kerjanya :
1) Tempatkanlah 5 buah manik-manik yang
bertanda positif ke dalam kotak (tempat) peragaan. Hal ini untuk
menunjukkan bilangan pertama dari operasi tersebut yaitu positif 5.
2) Ambilah atau pisahkanlah 3 buah manik-
manik keluar dari kotak (tempat) peragaan.
3) Setelah melalui proses pemisahan secara
langsung dari kotak peragaan sekarang terlihat sisa mark-manik
yang berjumlah 2 (bernilai positif). Peragaan. ini menunjukkan
kepada kita bahwa 5 – 3 = 2.
21
5
66
0
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian ini, untuk mendeskripsikan penerapan alat peraga manik-
manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan kelompok
kecil untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan operasi
hitung bilangan bulat di kelas V SD Negeri 2 Tolai
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK). Dimana peneliti terlibat langsung dalam proses
penelitian mulai dari awal penelitian sampai berakhirnya penelitian.
Rancangan penelitian mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart
(Arikunto,2007:16) yang terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu:1) Perencanaan,
2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi.
Model siklus tersebut akan digambarkan sebagai berikut:
22
Keterangan:
0 = Refleksi awal1 = Rencana tindakan siklus I2 = Tindakan pada siklus I3 = Observasi pada siklus I4 = Refleksi pada siklus I5 = Rencana tindakan siklus II6 = Tindakan pada siklus II7 = Observasi pada siklus II8 = Refleksi pada siklus IIa = Siklus Ib = Siklus II
1
23
4a
8
b
B. Setting dan Subyek Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN 2 Tolai. Yang terdaftar pada
tahun ajaran 2008/2009. Subyek penelitian adalah 4 orang siswa kelas V SDN 2
Tolai dengan kualifikasi berkemampuan rendah, berdasarkan tes awal, dan hasil
wawancara dengan guru kelas V SDN 2 Tolai untuk melihat progresif
peningkatan hasil belajar.
Pada penelitian ini, peneliti sebagai instrumen utama, bertindak sebagai
pemberi tindakan, pengamat, pengumpul data dan menganalisis data. Oleh
karena itu, peneliti terlibat langsung dalam penelitian dan dituntut
kehadirannya.
C. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data.
a. Jenis Data.
Data penelitian ini berupa data kualitatif sesuai dengan hasil
observasi,wawancara,catatan lapangan,dan data kuantitatif berupa hasil tes
yang diperoleh siswa saat penerapan alat peraga manik-manik dalam model
PPKK pada siswa kelas V SDN 2 Tolai. Adapun data yang berupa angka-angka
akan dideskripsikan dengan memberi makna dalam bentuk paparan naratif.
b. Cara Pengumpulan Data.
1). Tes Tertulis
23
7
Gambar 1 Diagram Alur Desain Penelitian
Tes yang digunakan adalah 1) Tes awal, tes ini di berikan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menyelesaikan materi operasi
hitung bilangan bulat, terutama pada penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat. 2) Tes akhir tindakan, tes ini diberikan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa setelah diberikan tindakan
2). Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui, menggali data atau informasi
yang lebih mendalam tentang pengetahuan siswa atau subyek pada materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Karena ada kemungkinan dalam
pekerjaan siswa, proses berfikir siswa yang tidak semua dapat di
aplikasikannya dalam pekerjaan mereka, sehingga diperlukan wawancara.
Wawancara dilakukan setelah pelaksanaan tes, dimana pertanyaan yang
diajukan tergantung hasil pekerjaan yang siswa dikerjakan pada saat tes
diberikan. Serta untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar.
3). Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan dilakukan pada saat proses pelaksanaan
tindakan. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas peneliti sebagai guru
dan siswa selama tindakan berlangsung dengan menggunakan lembar observasi
untuk guru dan siswa serta lembar pengamatan kegiatan psikomotorik siswa
dalam penerapan alat peraga manik-manik dalam model PPKK. Lembar
observasi untuk guru bertujuan untuk mengetahui terlaksananya penerapan alat
peraga manik-manik model PPKK. Lembar observasi untuk siswa digunakan
24
untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat penerapan alat peraga manik-manik
dalam model PPKK.
4). Catatan lapangan.
Catatan lapangan dilakukan untuk melengkapi data yang tidak terekam
dalam lembar observasi. Catatan ini memuat segala kegiatan siswa dan guru
selama proses pembelajaran berlangsung dalam penerapan alat peraga manik-
manik dalam model PPKK.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dilakukan untuk pengumpulan data, analisis dengan
mengacu pada model alur yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman
(Yuliana 2007:19) yaitu 1) Mereduksi data, 2) Penyajian data, dan 3) Penarikan
Kesimpulan.
1) Mereduksi Data
Mereduksi data adalah proses kegiatan seleksi, pengfokusan dan
penyederhanaan data sejak awal pengumpulan data sampai penyusunan
laporan. Sehingga memberikan gambaran yang jelas pada peneliti untuk
melakukan pengumpulan dan mencari data bila diperlukan.
2) Penyajian data
Penyajian data adalah proses pengumpulan data secara lebih
sederhana mengenai proses pembelajaran,kesulitan subyek dan solusinya.
Sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
25
Data yang disajikan sebelum dibuat penafsiran dan evaluasi untuk membuat
perencanaan tindakan.
3) Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan bertujuan untuk memberikan kesimpulan
sehubungan dengan penafsiran dan evaluasi. Penarikan kesimpulan merupakan
pengungkapan akhir dari hasil tindakan.
E. Tahap – Tahap Penelitian.
Pada penelitian ini terdiri dua tahap yaitu kegiatan pratindakan dan
kegiatan pelaksanaan tindakan.
1) Kegiatan Pratindakan
Pada tahap ini dilakukan oleh peneliti adalah berdialog dengan guru
kelas V SDN 2 Tolai mengenai materi yang akan diterapkan menggunakan Alat
Peraga Manik-Manik dalam Model PPKK, menentukan subjek penelitian dan
pengamat (teman sejawat), merancang tes awal yang akan di berikan.
menyusun rencana pembelajaran, LKS , lembar observasi, format wawancara,
catatan lapangan dan tes akhir.
2) Kegiatan Pelaksanaan Tindakan.
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang
bersifat siklus. Pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan skenario yang direncanakan. Pelaksanaan tindakan
dilakukan 2 (dua) siklus dengan menggunakan Model siklus yang
26
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggar (Arikunto, 2007:16) yang
terdiridari 4 (empat) tahap yaitu : a). Perencanaan, b) Tindakan, c) Observasi
dan d) Refleksi.
a) Perencanaan
1) Menyiapkan materi tentang Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
2) Merancang rencana pembelajaran (merancang persiapan mengajar)
3) Menyiapkan LKS Perseorangan, LKS Kelompok dan LKP
4) Merancang tes awal dan tes akhir
5) Merancang lembar observasi.
6) Merancang format wawancara.
b) Pelaksanaan tindakan
Kegiatan pada tahap ini yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan rencana pembelajaran yang menggunakan Alat Peraga Manik-Manik
dalam Model PPKK pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat di
Kelas V SD Negeri 2 Tolai.
c) Observasi
Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung, bertujuan untuk
mengamati aktivitas siswa dan guru pada saat penerapan Alat Peraga Manik-
Manik dalam Model PPKK. Observasi ini dilakukan oleh pengamat (teman
sejawat) dan guru kelas V dengan menggunakan lembar observasi. Lembar
observasi ini selanjutnya dijadikan alat evaluasi untuk menentukan siklus
selanjutnya.
27
d) Refleksi
Pada tahap ini, melakukan analisis hasil yang diperoleh dalam tahap
observasi. Data yang diperoleh dikaji dan dianalisa serta membuat kesimpulan.
Hasil analisis data yang diperoleh pada tahap refleksi digunakan sebagai acuan
pada perencanaan tindakan selanjutnya.
F. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam
pembelajaran suatu pokok bahasan opersi hitung bilangan bulat dikatan tuntas
atau berhasil dapat iukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Daya serap individu
% daya serap individu =
a. Daya Serap secara Klasikal
% Daya serap klasikal =
b. Ketuntasan belajar secara Klasikal
% Ketuntasan Klasikal =
Seorang siswa dikatan tuntas belajar secara individual bila diperoleh
persentase daya serap individual lebih atau sama dengan 65% dan tuntas belajar
28
secara klasikal bila di peroleh persentase daya serap klasikal lebih dari atau sama
dengan 75% (Depdikbud 1996:25) indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas
adalah apabila persentase serap invidu yang diperoleh siswa lebih dari atau sama
dengan 65% dan persentase daya serap klasikal lebih dari sama dengan 75%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pra tindakan
Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Tolai, pada hari jumat tanggal 18
Juli 2008, peneliti menemui kepala sekolah dan guru kelas V SD Negeri 2 Tolai
di desa Suli. Pada pertemuan tersebut peneliti menyampaikan maksud dan
tujuan penelitian serta mendiskusikan rencana kegiatan pelaksanaan tindakan
penelitian. Hasil pertemuan dengan Kepala Sekolah tersebut pada dasarnya ,
kepala sekolah menyetujui serta memberi izin untuk melaksanakan penelitian di
kelas V SD Negeri 2 Tolai, dengan menerapkan alat peraga manik-manik
dalam model PPKK dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan operasi hitung bilangan bulat di kelas V SD Negeri 2 Tolai.
Sebelum melakukan tindakan, peneliti melaksanakan tes awal untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam menyelesaikan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Jumlah soal tes awal sebanyak 4
nomor. Peneliti melaksanakan tes awal pada hari sabtu tanggal 19 Juli 2008. tes
29
awal diikuti oleh 24 siswa kelas V SD Negeri 2 Tolai yang terdaftar tahun
2008/2009. Soal tes awal dapat dilihat pada lampiran 1.
Setelah malaksanakan tes awal, peneliti memeriksa hasil pekerjaan siswa.
Serta menganalisis hasil tes awal siswa. Analisis hasil tes awal di peroleh
ketuntasan klasikal 45,82% dengan daya serap klasikal mencapai 51,87%. Hal
ini menunjukan bahwa hasil tes awal siswa tentang penjumlahan
dan penguramgan bilangan bulat masih rendah. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada lampiran 2. Dari tes awal peneliti memilih 4 orang siswa
sebagai subyek penelitian yaitu I Made Suarsana (S ), I Gusti Putu Irawan (S
), Kadek Andre Wijaya (S ) dan I Gede Adi Purnawan (S ). Yang masing-
masing berkemampuan rendah berdasarkan tes awal dan wawancara dengan
guru kelas V SD Negeri 2 Tolai.
Berdasarkan hasil tes awal, peneliti membentuk delapan kelompok
kecil, pembentukan kelompok berdasarkan tempat duduk terdekat. Yang
sebelumnya tempat duduk siswa dibentuk oleh guru ( peneliti) berdasarkan
kemampuan siswa. Dalam satu kelompok terdiri 3 orang siswa yang
berkemampuan heterogen yaitu satu orang berkemampuan tinggi, satu orang
berkemampuan sedang dan satu orang berkemampuan rendah. Pembagian
kelompok dapat dilihat pada lampiran3. Keempat subyek penelitian disebar
dalam empat kelompok yang berbeda. Agar siswa siswa mendapatkan
masukan-masukan dari teman kelompoknya. Sehingga tidak ada kelompok
yang mendominasi atau kelompok pasif yang selama proses pembelajaran
berlangsung. Subyek penelitian berada pada kelompok 1 untuk S , kelompok
30
II untuk S , kelompok 3 untuk S dan kelompok V untuk S . Daftar dapat
dilihat pada lampiran 3.
2. Hasil Tindakan.
Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus meliputi (1) Perencanaan, (2)
Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan (4) Refleksi. Adapun hasil
pelaksanaan dari siklus I dan siklus II sebagai berikut:
a. Siklus I
(1) Perencanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, telah dijelaskan pada tahap-
tahap penelitian meliputi:
a. Membuat rencana pemabelajaran (RP) lampiran 4 dan Materi pembelajaran
I tentang penjumlahan bilangan bulat (Lampiran 5), Lembar Observasi
(Lampiran 10), dan pedoman wawancara.
b. Menyiapkan daftar nama kelompok (lampiran 3)
c. Menyiapkan lembar kerja siswa perseorangan (LKS-P) lampiran 6.
d. Menyiapkan Lembar kerja siswa kelompok (LKS-K) lampiran 8.
e. Menyiapkan lembar kuis pertemuan (LKP) lampiran 10.
f. Menyiapkan alat peraga manik-manik.
(2) Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Juli 2008
di kelas V SD Negeri 2 Tolai dengan materi penjumlahan bilangan bulat.
31
Pelaksanaan tindakan dimulai dari pukul 07.15 s.d 08.45 berlangsung selama 3
jam pelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran (RP) yang menerapkan alat
peraga manik-manik dalam model PPKK untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap
yaitu (a) Tahap awal, (b) tahap Inti dan (c) tahap Akhir. Dengan rincian sebagai
berikut:
(a) tahap Awal.
Kegiatan pada tahap awal berlangsung 10 menit. Dalam kegiatan ini
(fase1) guru (peneliti) mempersiapkan siswa, membagi lembar kerja siswa
perseorangan (LKS-P), lembar kerja siswa kelompok (LKS-K),lembar kuis
pertemuan (LKP), materi pembelajaran I tentang penjumlahan bilangan bulat,
menyampaikan tujuan pembelajaran , memotivasi siswa, menjelaskan model
PPKK, membagi siswa ke dalam kelompok serta membagi alat peraga kepada
seluruh siswa.
Pada kegiatan awal guru (peneliti) memberikan pertanyaan lisan, untuk
mengecek sejauh mana siswa mengenal materi tentang bilangan bulat sebagai
materi prasyarat. Adapun petikan penyampaian guru (peneliti) kepada seluruh
siswa “ Anak-anak sekalian, kalian dikelas IV telah belajar tentang bilangan
bulat. Siapa yang masih ingat tentang himpunan bilangan bulat?” Beberapa
siswa menjawab dan jawabanya tepat. Setelah tanya jawab untuk membangun
pengetahuan prasyarat siswa, kemudian dilanjutkan pada kegiatan berikutnya.
Waktu yang digunakan pada kegiatan pendahuluan 10 menit sesuai dengan
rencana pembelajaran (RP).
32
(b) tahap inti
Kegiatan pada tahap inti berlangsung selama 90 menit. Pada kegiatan
tahap inti terbagi atas tiga fase yaitu fase 2 informasi, demonstrasi dan kegiatan
perseorangan, fase 3 informasi dan kegiatan kelompok dan fase 4 kuis evaluasi.
Sebelum siswa mengerjakan LKS-perseorangan, siswa diminta membuka
lembar materi tentang penjumlahan bilangan bulat yang sudah dibagikan
sebelumnya dan siswa diharapkan memperhatikan guru (peneliti)
memdemonstrasikan materi dan cara kerja alat peraga dalam menjumlahkan
bilangan bulat. Selanjutnya guru (peneliti) meminta siswa mengerjakan LKS-
perseorangan secara mandiri.
Pada saat siswa mengerjakan LKS-perseorangan secara mandiri, peran
peneliti sebagai fasilitator. Guru (peneliti) mengelilingi dan mengontrol setiap
kerja siswa selangkah demi selangkah. Apabila siswa mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas yang diberikan, guru (peneliti) memperbolehkan
siswa mencari jawaban pada lembar materi atau buku matematika lainnya serta
diperbolehkan bertanya pada guru (peneliti) bukan pada teman-temanya yang
lain. Hal ini ditegaskan karena aktivitas perseorangan, masing-masing siswa
harus menyelesaikan soal secara mandiri. Dalam mengerjakan LKS-
perseorangan siswa masih mengalami kebingungan, karena siswa baru pertama
kalinya menggunakan alat perga manik-manik dalam menjumlahkan bilangan
bulat serta siswa dihadapkan pada situasi yang berbeda, dimana siswa hanya
boleh bertanya hanya pada guru (peneliti) saja. Setelah guru (peneliti) mulai
33
mengarahkan dan membimbing, siswa mengerjakan atau menjawab LKS-
perseorangan dengan serius sampai batas waktu yang ditentukan.
Setelah mengerjakan LKS-perseorangan, siswa diminta untuk bergabung
dalam kelompok masing-masing yang sudah ditetapkan. Tapi
sebelum mengerkajakan LKS kelompok, guru (peneliti) memnita siswa untuk
membaca LKS-K dan menayakan kepada guru (peneliti) tentang isi LKS-K
yang belum dipahami. Berikut petikan penyampaian guru kepada siswa
sebelum meyelesaikan LKS-K “ anak-anak sekalian, kerjakan LKS berikut
secara berkelompok. Ingat kerja sama yang baik sangat dibutuhkan untuk
menyelesaiakn LKS ini, dan jika mengalami kesulitan serta soal kurang jelas
silahkan kalian tanyakan”.
Peneliti pada saat aktivitas kelompok sebagai fasilitator yang berada di
tengah-tengah siswa. Guru (peneliti) memonitoring dan memberikan bimbingan
kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Guru (peneliti) memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan anggota lain dalam
kelompoknya. Selain itu, guru juga berusaha mengaktifkan kerja sama dalam
kelompok. Sehingga semua siswa aktif mengerjakan LKS-K sampai batas
waktu yang ditentukan. Waktu yang dibutuhkan adalah 35 menit.
Setelah selesai mengerjakan LKS-K, guru (peneliti) meminta siswa
duduk kembali di tempat duduk masing-masing, untuk mengerjakan LKP (tes
akhir tindakan) secara mandiri. Kuis (tes akhir tindakan) diberikan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi penjumlahan
bilangan bulat.Waktu yang digunakan 25 menit.
34
c) tahap Akhir
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada tahap inti, guru (peneliti)
melanjutkan pembelajaran pada tahap akhir yang berlangsung selama 5 menit.
Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan LKS-P,LKS-K dan LKP serta
memberikan latihan atau PR yang bertujuan untuk menanamkan konsep dan
pengetahuan siswa dalam materi penjumlahan bilangan bulat.
Berikut adalah tabel skor perolehan subyek pada LKS-P, LKS-K dan
LKP pada tindakan I.
Tabel 4.1 Skor perolehan subyek pada lembar kerja siswa perseorangan (LKS-
P) tindakan I.
No Nomor soal Skor soal
SubyekPenelitian
Pencapaian skor pada setiap butir soal dan tingkat ketercapaian TPK
Total
100
Daya serap (%)
1 275 25
X Y X Y1 S 75 100 15 100 90 902 S 75 100 15 100 90 903 S 75 100 15 100 90 904 S 75 100 0 100 75 75
Jumlah 345 86,25
X, dan X adalah skor yang diperoleh setiap subyek penelitianY dan Y adalah persentase maksimal dari setiap skor soal
Berdasarkan tabel diatas, bahwa nilai LKS perseorangan (LKS-P) dari
keempat subyek yaitu S , S dan S memperoleh skor 90, dengan daya serap
individu mencapai 90%. Untuk S memperoleh skor 75 , dengan daya serap
individu mencapai 75%. Sedangkan untuk rata-rata daya serap individu dalam
belajar keempat subyek penelitian mencapai 86,25%.
35
Tabel 4.2 Skor perolehan subyek pada lembar kerja siswa kelompok (LKS-K)
tindakan I.
No Nomor soal Skor soal
Subyekpenelitian
Pencapaian skor pada setiap butir soal dan tingkat ketercapaian TPK
Total
100
Daya serap (%)
1 275 25
X Y X Y1 S 75 100 5 100 80 802 S 75 100 15 100 90 903 S 75 100 25 100 100 1004 S 75 100 0 100 75 75
Jumlah 345 86,25X, dan X adalah skor yang diperoleh setiap subyek penelitianY dan Y adalah persentase maksimal dari setiap skor soal
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai LKS kelompok
(LKS-K) dari keempat subyek penelitian yaitu S memperoleh skor 80, dengan
daya serap individu mencapai 80%. S memperoleh skor 90 dengan daya serap
individu mencapai 90%. S memperoleh skor 100, dengan daya serap individu
mencapai 100% sedangakan S memperoleh skor 75 dengan daya serap
individu mencapai 75%. Hal ini menunjukan bahwa keempat subyek penelitian
dalam mengerjakan LKS kelompok mencapai rata-rata daya serap individu
belajar kelompok mencapai 86,25%.
36
Tabel 4.3 Skor perolehan subyek pada lembar kuis perseorangan (LKP)
tindakan I
Nomor soal dan Skor soal
SubyekPenelitian
Pencapaian skor pada setiap butir soal dan tingkat ketercapaian TPK Total
100
Daya serap (%)
1 2 3 4 5 615 15 15 15 15 25
X Y X Y X Y X Y X Y X Y
S 15 100 0 100 15 100 15 100 15 100 18 100 78 78
S 15 100 15 100 15 100 0 100 15 100 18 100 78 78
S 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 0 100 75 75
S 15 100 15 100 15 100 15 100 15 100 0 100 75 75
Jumlah 306 76,5
X, dan X adalah skor yang diperoleh setiap subyek penelitianY dan Y adalah persentase maksimal dari setiap skor soal
Berdasarkan tabel diatas , dapat dilihat bahwa skor kuis evaluasi dari ke
empat subyek yaitu S , dan S memperoleh skor 78, dengan daya serap
individu mencapai 78%. Untuk S , dan S meperoleh skor 75, dengan daya
serap individu mencapai 75%. Sedangkan untuk siswa secara keseluruhan
ketuntasan belajar klasikal siswa kelas V mencapai 75% dengan daya serap
klasikal mencapai 75,41%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 11.
Untuk melihat hubungan aktivitas perseorangan dan aktivitas kelompok
dalam menyelesaikan LKS dan hasil kuis disajikan rangkuman hasil LKS
(perseorangan dan kelompok) dan hasil LKP ( lembar kuis pertemuan) dalam
tabel berikut:
37
Tabel 4.4 Skor kerja subyek (LKS-P dan LKS-K) dan skor kuis (LKP) akhir
tindakan I.
Subyek Penelitian
LKS LKPPerseorangan kelompok
S 90 80 78
S 90 90 78
S 90 100 75
S 75 80 75jumlah 345 350 300
Jadi berdasarkan hasil LKS-P, LKS-K, dan LKP, siswa berhasil dengan
baik. Karena siswa mengerjakan LKS dan LKP tersebut mengikuti cara atau
langkah-langkah yang dijelaskan guru (peneliti) di papan tulis, dan guru
(peneliti) mengingatkan bahwa pertemuan berikutnya pembelajaran akan
berlangsung dengan cara yang sama.
3. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama kegiatan pembelajaran
berlangsung nampak bahwa siswa sangat senang dan antusias dalam belajar,
siswa sangat senang bekerja secara mandiri maupun secara kelompok. Siswa
aktif belajar dan berdiskusi untuk mencari informasi, baik dengan guru
(peneliti) maupun dengan teman-temannya yang lain.
Hasil observasi masing-masing pengamat terhadap pelaksanaan
pembelajaran juga menunjukan bahwa pembelajaran sudah berlangsung dengan
baik. Hasil observasi yang diperoleh baik karena masing-masing pengamat
memberikan pengamatan yang sama.
38
Dari hasil pengamatan tersebut, dihitung tingkat reliabilitas dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Grinell (jaeng, 2005) yaitu
PA = PA = Partelage of Agreement
A = Agreement D = Disagreement
Kreteria taraf keberhasilan adalah sebagai berikut:
90% ≤ PA ≥ 100% : Sangat Baik
80% ≤ PA ≥ 89% : Baik
65% ≤ PA ≥ 79% : Cukup Baik
55% ≤ PA ≥ 64% : Kurang Baik
0% ≤ PA ≥ 54% : Tidak Baik
Hasil observasi dua pengamat terhadap kegiatan penelitian dan kegiatan
siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 , 4.6 , 4.7, 4.8 dan 4.9. Lembar observasi
tindakan I secara terinci terdapat pada lampiran 10.
Tabel 4.5 Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dalam penerapan alat
peraga manik-manik dengan cara perseorangan dan kelompok kecil
(PPKK).
Aspek Pengamatan Pengamat I Pengamat III. KEGIATAN MENGAJAR BELAJAR
A. KEGIATAN AWALFase 1. Pengantar/Pembukaan1.Mempersiapkan siswa untuk belajar. 1 12.Membagi materi pembelajaran, dan berkas
LKS&LKP1 1
3.Menjelaskan model pembelajaran yang akan dipakai dalam pembelajaran (Model PPKK).
1 1
4. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.
1 1
5.Menjelaskan cara-cara bekerja perseorangan 1 16. Menjelaskan cara-cara bekerja sama dalam
kelompok.1 1
7. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu.
1 1
8. Memotivasi Siswa. 1 1
39
B. KEGIATAN INTIFase 2. Informasi, Demonstrasi dan Aktivitas Perseorangan1. Guru mempersentasikan pengetahuan deklaratif
1 1
2. Guru Mendemonstrasikan keterampilan pengetahuan prosedural selangkah demi selangkah.
1 1
3. Guru meminta siswa mengerjakan LKS perseorangan secara mandiri.
1 1
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja mandiri.
1 1
5. Guru mengontrol kerja siswa selangkah demi selangkah dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
1 1
6. Guru menjawab/menanggapi pertanyaan. 1 1Fase 3. informasi dan aktivitas Kelompok1.Guru meminta siswa mengerjakan tugas LKS
kelompok dengan bekerja sama dalam kelompok.
1 1
2. Guru memberikan arahan agar siswa selalu berada dalam tugas dan bekerja sama kelompok.
1 1
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.
1 1
4.Guru memperhatikan dengan seksama kerjasama kelompok.
1 1
5. Guru menjawab/menanggapi pertanyaan dengan menyajikan pertanyaan yang membuka wawasan.
1 1
6. Guru mengecek pemahaman kerja kelompok dan memberikan umpan balik.
1 1
Fase 4. Kuis Evaluasi1. Guru meminta siswa untuk mengerjakan kuis secara mandiri.
1 1
2. Siwa mengerjakan kuis secara mandiri. 1 1C. KEGIATAN AKHIRFase 5. Penutup1. Guru mengumpulkan berkas LKS dan LKP 1 12. Guru Memberi tugas-tugas atau PR 1 1II. SUASANA KELAS1. Siswa antusias 1 12. Guru antusias 1 13. Kegiatan sesuai alokasi waktu 1 14. Kegiatan sesuai skenario pada RP 1 1A = Agreement 28D = Disagreement 0A + D 28
40
Berdasarkan data pengamatan kedua pengamat menunjukan bahwa,
pada umumnya aspek kegiatan belajar mengajar semuanya terlaksana dan kelas
dikelola dengan baik (Partelage of Agreement R = 100%).
Tabel 4.6 Hasil pengamatan aktivitas guru pada penerapan alat peraga manik-
manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan
kelompok kecil (PPKK).
Pengamatan Aktivitas Guru PENGAMAT I PENGAMAT IIA Kategori Aktivitas Perseorangan1. Mempersentasekan pengetahuan
dasar.1 1
2. Mempersentasekan pengetahuan deklaratif.
1 1
3. Mendemonstrasikan pengetahuan produral selangkah demi selangkah.
1 1
4. Meminta siswa untuk mengerjakan LKS perseorangan secara mandiri.
1 1
5. Guru memperhatikan kerja siswa secara perseorangan.
1 1
6. Guru menjawab pertanyaan siswa. 1 17. Guru mengontrol kerja siswa, dan
memberikan umpan balik.1 1
8. Kegiatan diluar tugas, misalnya duduk diam dikursi, membaca koran,keluar kelas, merokok dan sebagainya.
0 0
A = Agreement 8D = Disagreement 0A + D 8B. Kategori dalam Aktivitas Kelompok.
1. Menginformasikan masalah yang harus dikerjakan bersama dalam kelompok.
1 1
2. Meminta siswa mengerjakan tugas LKS kelompok dengan bekerja sama dalam kelompok.
1 1
3. Memberikan arahan agar siswa selalu berada dalam ruang kelompok.
1 1
4. Mengontrol/berkeliling memperhatikan kerja kelompok.
1 1
5. Membimbing/memberikan bantuan kepada siswa dalam aktivitas
1 1
41
kelompok.6. Mengajukan pertanyaan yang
merangsang berfikir siswa (pertanyaan yang membuka wawasan).
1 1
7. Memberikan umpan balik. 1 18. Kegiatan diluar tugas, misalnya
duduk diam dikursi, membaca koran,keluar kelas, merokok dan sebagainya.
1 1
A = Agreement ( terlaksana) 8D = Disagreement (tidak terlaksana) 0A + D 8
Hasil pengamatan dari kedua pengamat menunjukan bahwa, aktivitas
guru dalam menerapkan alat peraga manik-manik dalam model PPKK pada
aktivitas perseorangan dan aktivitas kelompok dilakukan dengan baik. Sesuai
dengan sintaks pembelajaran model PPKK, maka dari itu dapat dikatakan
aktivitas guru berhasil dengan baik.
Tabel 4.7 Hasil pengamatan aktivitas siswa pada penerapan alat peraga manik-
manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan
kelompok kecil (PPKK)
Aspek pengamatan aktivitas siswa
S S S SP1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
A Kategori Aktivitas Perseorangan
1. Memperhatikan pengetahuan dasar.
1 1 1 1 1 1 1 1
2. Memperhatikan pengetahuan deklaratif dan mencatat seperlunya.
1 1 1 1 1 1 1 1
3. Memperhatikan dan mencatat selangkah demi selangkah pengetahuan prosedural.
1 1 1 1 1 1 1 1
4. Membaca materi
pelajaran atau buku
pelajaran
1 1 1 1 1 1 1 1
42
5. Aktif dan tekun mengerjakan tugas LKS secara mandiri.
1 1 1 1 1 1 1 1
6. Bertanya/meminta penjelasan guru.
1 1 1 1 1 1 1 1
7. Menunjukan hasil kerja pada guru dan memberikan umpan balik.
1 1 1 1 1 1 1 1
8. Kegiatan diluar tugas, misalnya tidak memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar misalnya mengantuk, melamun, dan sebagainya.
0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 A = Agreement 8 8 8 8
D= Disagreement 0 0 0 0A + D 8 8 8 8
B. Kategori dalam Aktivitas Klompok.1. Memperhatikan
informasi dan mencatat seperlunya.
1 1 1 1 1 1 1 1
2. Membaca materi pelajaran atau buku siswa.
1 1 1 1 1 1 1 1
3. Aktif terlibat dalam tugas.
1 1 1 1 1 1 1 1
4. Aktif berdiskusi dengan teman dalam kelompok.
1 1 1 1 1 1 1 1
5. Mencatat apa yang disampaikan teman/guru.
1 1 1 1 1 1 1 1
6. Mengajukan pertanyaan kepada guru/teman.
1 1 1 1 1 1 1 1
7. Menjawab/menanggapi pertanyaan teman/guru.
1 1 1 1 1 1 1 1
8. Memberikan batuan penjelasan kepada teman yang membutuhkan.
1 1 1 1 1 1 1 1
9. Kegiatan diluar tugas, misalnya tidak memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas mata
0 0 0 0 0 0 0 0
43
pelajaran lain. Aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar misalnya mengantuk, melamun, dan sebagainya.
Jumlah P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 A = Agreement 9 9 9 9
D= Disagreement 0 0 0 0A + D 9 9 9 9
P-1 = pertemuan pertama.
Berdasarkan hasil pengamatan dari dua pengamat, terhadap aktivitas
siswa, menerapakan alat peraga manik-manik dalam model pembelajaran
dengan cara perseorangan dan kelompok kecil (PPKK) pada aktivitas
perseorangan maupun aktivitas kelompok dilakukan dengan baik, sesuai
dengan sintaks pada model PPKK. Hal ini menunjukan bahwa aktivitas siswa
berhasil dengan baik.
Tabel 4.8 Hasil pengamatan kegiatan psikomotorik pada penerapan alat peraga manik-manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan kelompok kecil (PPKK) saat aktivitas perseorangan.
Aspek pengamatan S S S SP1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
A. Tepat dalam menggunakan alat peraga
1 1 1 1 1 1 1 1
B. Cermat dalam membedakan alat peraga yang bertanda positif dan negatif
1 1 1 1 1 1 1 1
C. Cepat dalam menggunakan alat peraga, sesuai waktu yang ditentukan.
1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1A = agreement 3 3 3 3D = Disagreement 0 0 0 0A + D 3 3 3 3
P-1 = pertemuan pertama.
44
Berdasarkan hasil pengamatan dari dua pengamat, terhadap kegiatan
psikomotorik subyek penelitian dalam menggunakan alat peraga dilakukan
dengan baik sesuai dengan apa yang telah dijelaskan peneliti di papan tulis. Hal
ini menunjukan bahwa kegiatan psikomotorik pada aktivitas perseorangan
berhasil dengan baik.
Tabel 4.9 Hasil pengamatan kegiatan psikomotorik pada penerapan alat peraga
manik-manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan
dan kelompok kecil (PPKK) saat aktivitas kelompok.
Aspek pengamatan S S S SP1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
A. Bekerja sama dalam dalam kelompok
1 1 1 1 1 1 1 1
B. Tepat dalam menggunakan alat peraga
1 1 1 1 1 1 1 1
C. Cermat dalam membedakan alat peraga yang bertanda positif dan negatif
1 1 1 1 1 1 1 1
D. Cepat dalam menggunakan alat peraga, sesuai waktu yang ditentukan.
1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1 P-1A = agreement 4 4 4 4D = Disagreement 0 0 0 0A + D 4 4 4 4
P-1 = pertemuan pertama.
Berdasarkan hasil pengamatan dari pengamat I dan pengamat II terhadap
kegiatan psikomotorik subyek penelitian, pada aktivitas kelompok dalam
menggunakan alat peraga dilakukan dengan baik, sesuai dengan apa yang telah
dijelaskan peneliti di papan tulis. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan
psikomotorik pada aktivitas kelompok berhasil dengan baik
45
4. Hasil Wawancara Tindakan I
Setelah memeriksa hasil LKS-P, LKS-K, dan LKP tes akhir tindakan,
guru (peneliti) melakukan wawancara pada hari kamis tanggal 24 Juli 2008 dari
pukul 08.00 s.d 09.00 terhadap subyek penelitian. Dalam melaksanakan
wawancara yang dilakukan mengacu pada 4 (empat) pertanyaan utama yaitu
(1) apakah siswa senang dengan penerapan alat peraga manik-manik dalam
model PPKK, (2) kesulitan yang dialami siswa ketika mengikuti pembelajaran,
(3) apakah siswa senang menyelesaikan LKS perseorangan secara mandiri, dan
(4) apakah siswa senang menyesaikan LKS kelompok. Taranskrip wawancara I
dapat dilihat pada lampiran 13 Berdasarkan pada empat fokus pertanyaan
diatas, diperoleh variasi jawaban dari subyek penelitian yang dapat
dikategorikan sebagai berikut:
(1). Seluruh siswa senang belajar dengan penerapan alat peraga dalam model
PPKK, karena dapat memudahkan mereka dan aktif dalam proses
pembelajaran.
(2). Dalam mengerjakan latihan , subyek penelitian masih mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan bilangan bulat.
(3). Siswa senang mengerjakan LKS perseorangan secara mandiri, karena
materi pertemuan yang dibagikan sebagai petunjuk atau acuan dalam
menyelasaikan soal.
(4). Siswa senang mengerjakan LKS kelompok, karena dengan kerja kelompok
siswa dapat berdiskusi dengan teman-temannya dalam satu kelompok serta
nilai dari setiap kelompok bisa sama.
46
5. Refleksi Hasil Tindakan I
Pada akhir tindakan I, guru (peneliti) bersama dengan pengamat
mendiskusikan temuan-temuan selama pelaksanaan tindakan siklus I.
Berdasarkan data pengamatan diperoleh kesimpulan bahwa, guru (peneliti)
telah melaksanakan rencana pembelajaran sebagaimana diharapkan. Mulai dari
penjelasan tujuan pembelajaran,memotivasi siswa, memberikan persentase atau
demonstrasi tentang penerapan alat peraga manik-manik dalam materi
penjumlahan bilangan bulat selangkah demi selangkah serta membimbing
siswa dalam megerjakan LKS baik secara mandiri maupun secara
berkelompok.
Pengelolaan pembelajaran dengan menerapan alat peraga manik-manik
dalam model PPKK berlangsung dengan baik, meskipun penguasaan kelas
belum begitu maksimal terlihat masih ada siswa bermain sewaktu guru
(peneliti) menjelaskan di papan tulis. Tetapi secara keseluruhan siswa senang
belajar dengan menggunakan alat peraga manik-manik dalam model PPKK.
Karena semua siswa terlibat langsung dan aktif dalam menggunakan alat peraga
baik secara perseorangan maupun secara berkelompok. Dalam aktivitias
perseorangan siswa sudah aktif mengerjakan LKS dan bertanya kepada guru,
ketika mengalami kesulitan. Sedangakan pada aktivitas kelompok siswa sudah
mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya
dalam kelompoknya dalam menyelesaikan LKS-K. Hasil analisis LKS-P
lampiran 7 dan LKS-K dapat dilihat pada lampiran 9.
47
Tes akhir tindakan atau kuis pertemuan menunjukan bahwa secara
umum jawabanya siswa benar, walaupun ada sebagiannya malakukan
kesalahan. Namun setelah mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan
dengan kesalahan jawaban tersebut, siswa dapat memberikan alasan dan dapat
menunjukan jawaban yang benar. Hasil tes akhir tindakan siklus I diperoleh
daya serap klasikalnya 75,41% dan ketuntasan klasikalnya 75%. Berdasarkan
ketuntasan belajar, maka pembelajaran pada siklus I sudah berhasil. Dengan
demikian pembelajaran dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya. Untuk lebih
jelas analisis tes akhir tindakan dapat dilihat pada lampiran 11.
b. Siklus II
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
a. Membuat Rencana Pembelajaran (RP) lampiran 14 dan materi
pembelajaran II (lampiran1), lembar Observasi (lampiran), Pedoman
wawancara , lembar penilaian minat (lampiran 24), lembar penilaian sikap
(lampiran 23) dan lembar Penilaian diri (lampiran 25)
b. Membuat lembar kerja siswa (LKS perseorangan dan LKS kelompok).
c. Membuat lembar kuis pertemuan (LKP)
2. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 26 Juli 2008 di
kelas V SD Negeri 2 Tolai, dengan materi pengurangan bilangan bulat.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dari pukul 07.15 s.d 08.45 sesuai dengan
48
rencana pembelajaran (RP) yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran
tindakan ini menerapkan alat peraga manik-manik dalam model PPKK. Pada
saat penyajian materi, peneliti sebagai guru, sedangkan guru kelas V dan
teman sejawat bertindak sebagai pengamat I dan pengamat II seperti pada
siklus I. pada siklus ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu: (a). Tahap Awal,
(b). Tahap Inti dan (c). Tahap Akhir dengan rincian sebagai berikut:
(a). Tahap Awal (Pendahuluan)
Pada tahap awal siklus II sama dengan siklus I dimana, guru (peneliti)
membagikan materi pembelajaran II, pembukaan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, menyampaikan alat peraga yang
digunakan, menyampaikan model PPKK dengan membagi siswa kedalam
kelompok kecil siswa yang telah dibentuk sebelumnya, membagikan LKS,
dan LKP. Tahap awal ini membutuhkan waktu 10 menit sesuai dengan waktu
yang diberikan.
(b). Tahap Inti
Kegiatan pada tahap ini berlangsung selama 90 menit, yang terdiri
dari tiga aktivitas yaitu aktivitas perseorangan, aktivitas kelompok dan kuis
evaluasi. Sebelum mengerjakan LKS perseorangan, siswa diminta untuk
membuka materi yang sudah di bagikan dan siswa diharapkan untuk
memperhatikan guru (peneliti) dalam mempersentasekan/medemontrasikan
materi dan cara kerja alat peraga manik-manik dalam pengurangan bilangan
bulat selangkah demi selangkah, selanjutnya siswa diminta megerjakan LKS
perseorangan secara mandiri.
49
Peran peneliti pada saat aktivitas secara perseorangan adalah sebagai
fasilitator, peneliti mengelilingi dan mengontrol setiap kerja siswa selangkah
demi selangkah. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam megerjakan LKS-
P, siswa diperbolehkan bertanya kepada guru (peneliti) bukan pada teman-
temanya serta membuka buku paket atau materi pembelajaran II yang telah
dibagikan sebelumnya. Kegiatan aktivitas perseorangan membutuhkan waktu
35 menit, sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Setelah mengerjakan LKS perseorangan (LKS-P), siswa diminta
untuk bergabung dalam kelompok yang telah dibentuk sebelunya. Pada saat
mengerjakan LKS kelompok, guru (peneliti) menyampaikan kepada siswa
untuk bekerja sama dan berdiskusi dengan anggota lain dalam kelompoknya.
Peran peneliti pada saat mengerjakan LKS kelompok adalah sebagai
fasilitator yang berada di tengah-tengah siswa, peneliti berusaha untuk
mengaktifkan kerja sama dalam kelompok, serta berusaha memacu siswa
untuk saling membantu kerja temannya dan saling bekerja sama dalam
kelompok. Waktu yang digunakan 30 menit sesuai dengan rencana
pembelajaran.
Setelah LKS kelompok selesai dikerjakan, siswa selanjutnya diminta
untuk mengerjakan LKP (lembar kuis pertemuan) secara mandiri untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan dan pemahaman siswa tentang materi
pengurangan bialngan bulat. Oleh karena itu, peneliti menginformasikan
kepada seluruh siswa agar duduk di tempat masing-masing dan buku-buku
matematika di simpan, serta membaca isi LKP sebelum dikerjakan. Peran
50
peneliti pada aktivitas kuis evaluasi (tes akhir tindakan), guru (peneliti)
mengelilingi dan
mengontrol kerja siswa serta menekankan kepada seluruh siswa untuk bekerja
sacara mandiri. Waktu yang digunakan selama 25 menit. Untuk soal LKS-P,
LKS-K dan LKP dapat dilihat pada lampiran 16,18 dan 20.
(c). Tahap Akhir (penutup)
Kegiatan pada tahap akhir berlangsung selama 5 menit, yang di awali
dengan mengumpulkan LKS-P, LKS-K dan LKP serta memberikan latihan
atau PR untuk mengingat dan berlatih kembali materi yang telah di ajarkan.
Berikut ini, tabel skor perolehan subyek pada LKS-P, LKS-K dan LKP pada
tindakan II:
Tabel 4.10 Skor perolehan subyek pada lembar kerja siswa perseorangan
(LKS-P) tindakan II.
No Nomor soal Skor soal
SubyekPenelitian
Pencapaian skor pada setiap butir soal dan tingkat ketercapaian TPK
Total
100
Daya serap individu
(%)1 275 25
X Y X Y1 S 70 100 15 100 85 852 S 70 100 30 100 100 1003 S 70 100 30 100 100 1004 S 70 100 30 100 100 100
Jumlah 385 96.25
X, dan X adalah skor yang diperoleh setiap subyek penelitianY dan Y adalah persentase maksimal dari setiap skor soal
51
Berdasarkan tabel diatas, bahwa nilai LKS perseorangan (LKS-P) dari
keempat subyek yaitu S memperoleh skor 85, dengan daya serap individu
85%. Sedangkan S , S , dan S memperoleh skor 100, dengan daya serap
individu mencapai100%. Yang berarti bahwa keempat subyek penelitian rata-
rata daya serap individu dalam belajar mencapai 96,25%.
Tabel 4.11 skor perolehan subyek pada lembar kerja siswa kelompok (LKS-K)
tindakan II
No Nomor soal Skor soal
Subyekpenelitian
Pencapaian skor pada setiap butir soal dan tingkat ketercapaian TPK
Total
100
Daya serap individu
(%)1 2
75 25X Y X Y
1 S 70 100 30 100 100 1002 S 70 100 30 100 100 1003 S 70 100 30 100 100 1004 S 70 100 30 100 100 100
Jumlah 400 100X, dan X adalah skor yang diperoleh setiap subyek penelitianY dan Y adalah persentase maksimal dari setiap skor soal
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai LKS kelompok
(LKS-K) dari keempat subyek penelitian yaitu S S S dan S memperoleh
skor 100, dengan daya serap individu memcapai 100%. Hal ini, menunjukan
bahwa ke empat subyek penelitian belajar secara kelompok mencapai rata-rata
daya serap dalam belajar mencapai 100%.
52
Tabel 4.12 Skor perolehan subyek pada lembar kuis perseorangan (LKP)
tindakan II
Nomor soal dan Skor soal
Subyekpenelitian
Pencapaian skor pada setiap butir soal dan tingkat ketercapaian TPK Total
100
daya serap individu (%)
1 2 3 4 5 615 15 15 15 15 25
X Y X Y X Y X Y X Y X Y
S 15 100 10 100 20 100 15 100 15 100 3 100 78 78
S 15 100 10 100 20 100 15 100 15 100 10 100 85 85
S 15 100 10 100 20 100 15 100 15 100 0 100 75 75
S 15 100 10 100 20 100 15 100 15 100 0 100 75 75
Jumlah 313 78,25
X, dan X adalah skor yang diperoleh setiap subyek penelitianY dan Y adalah persentase maksimal dari setiap skor soal
Berdasarkan tabel diatas , dapat dilihat bahwa skor kuis pertemuan dari
keempat subyek yaitu S memperoleh skor 78, dengan daya serap individu
mencapai 78%. Untuk S memperoleh skor 85, dengan daya serap mencapai
85%. Sedangkan S , dan S memperoleh skor 75, dengan daya serap individu
mencapai 75%. Pada kuis (tes akhir tindakan) keempat subyek penelitian untuk
daya serap kalsicalnya mencapai 75,5% sedangkan ketuntasan klasikal
mencapai 100%. Hal ini menunjukan bahwa keempat subyek penelitian dalam
siklus II dikatakan berhasil, sesuai dengan apa yang diharapkan. Sedangkan
untuk secara keseluruhan siswa kelas V untuk daya serap kalasikalnya
53
mencapai 80,25% dan untuk ketuntasan klasikalmya mencapai 87,5% untuk
lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 21.
Untuk melihat hubungan aktivitas perseorangan dan aktivitas kelompok
dalam menyelesaikan LKS dan hasil kuis disajikan rangkuman hasil LKS
(perseorangan dan kelompok) dan hasil LKP (kuis perseorangan)dalam tabel
berikut:
Tabel 4.13 skor kerja subyek (LKS-P dan LKS-K) dan skor kuis (LKP) akhir
tindakan II
Subyek Penelitian
LKS LKPPerseorangan kelompok
S 85 100 78
S 100 100 85
S 100 100 75
S 100 100 75
Jumlah 385 400 313
Jadi berdasarkan hasil LKS-P, LKS-K, dan LKP, siswa berhasil dengan
baik. Untuk mengerjakan LKS dan LKP tersebut mengikuti cara atau langkah-
langkah yang dijelaskan guru (peneliti) dalam menggunakan alat peraga manik-
manik dalam pengurangan bilangan bulat, sehingga nampak pada hasil belajar
siswa yang meningkat.
3. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama kegiatan pembelajaran
berlangsung nampak bahwa siswa sangat senang dan antusias dalam belajar,
siswa sangat senang bekerja secara mandiri maupun secara kelompok. Siswa
54
aktif belajar dan berdiskusi untuk mencari informasi baik dengan guru (peneliti)
maupun dengan teman-temannya yang lain dalam kelompok.
Hasil observasi masing-masing pengamat terhadap pelaksanaan
pembelajaran juga menunjukan bahwa pembelajaran sudah berlangsung dengan
baik. Hasil observasi yang diperoleh baik karena masing-masing pengamat
memberikan pengamata yang sama.
Dari hasil pengamatan tersebut, dihitung tingkat reliabilitas dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Grinell (jaeng, 2005) yaitu
PA = PA = Partelage of Agreement
A = Agreement D = Disagreement
Kreteria taraf keberhasilan adalah sebagai berikut:
90% ≤ PA ≥ 100% : Sangat Baik
80% ≤ PA ≥ 89% : Baik
65% ≤ PA ≥ 79% : Cukup Baik
55% ≤ PA ≥ 64% : Kurang Baik
0% ≤ PA ≥ 54% : Tidak Baik
Hasil observasi dua pengamat terhadap kegiatan penelitian dan kegiatan
siswa dapat dilihat pada tabel 4.14 , 4.15,4.16 , 4.17 dan 4.18. lembar observasi
tindakan II secara terinci terdapat pada lampiran 22.
Tabel 4.14 hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dalam penerapan alat
peraga manik-manik dengan cara perseorangan dan kelompok kecil
(PPKK).
Aspek Pengamatan Pengamat I Pengamat III. KEGIATAN MENGAJAR BELAJAR
55
A. KEGIATAN AWALFase 1. Pengantar/Pembukaan1.Mempersiapkan siswa untuk belajar. 1 12.Membagi materi pembelajaran, dan berkas
LKS&LKP1 1
3.Menjelaskan model pembelajaran yang akan dipakai dalam pembelajaran (Model PPKK).
1 1
4. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.
1 1
5.Menjelaskan cara-cara bekerja perseorangan 1 16. Menjelaskan cara-cara bekerja sama dalam
kelompok.1 1
7. Mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu.
1 1
8. Memotivasi Siswa. 1 1B. KEGIATAN INTIFase 2. Informasi, Demonstrasi dan Aktivitas Perseorangan1. Guru mempersentasikan pengetahuan deklaratif
1 1
2. Guru Mendemonstrasikan keterampilan pengetahuan prosedural selangkah demi selangkah.
1 1
3. Guru meminta siswa mengerjakan LKS perseorangan secara mandiri.
1 1
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja mandiri.
1 1
5. Guru mengontrol kerja siswa selangkah demi selangkah dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
1 1
6. Guru menjawab/menanggapi pertanyaan. 1 1Fase 3. informasi dan aktivitas Kelompok1.Guru meminta siswa mengerjakan tugas LKS
kelompok dengan bekerja sama dalam kelompok.
1 1
2. Guru memberikan arahan agar siswa selalu berada dalam tugas dan bekerja sama kelompok.
1 1
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok.
1 1
4.Guru memperhatikan dengan seksama kerjasama kelompok.
1 1
5. Guru menjawab/menanggapi pertanyaan dengan menyajikan pertanyaan yang membuka wawasan.
1 1
6. Guru mengecek pemahaman kerja kelompok dan memberikan umpan balik.
1 1
Fase 4. Kuis Evaluasi
56
1. Guru meminta siswa untuk mengerjakan kuis secara mandiri.
1 1
2. Siwa mengerjakan kuis secara mandiri. 1 1C. KEGIATAN AKHIRFase 5. Penutup1. Guru mengumpulkan berkas LKS dan LKP 1 12. Guru Memberi tugas-tugas atau PR 1 1II. SUASANA KELAS1. Siswa antusias 1 12. Guru antusias 1 13. Kegiatan sesuai alokasi waktu 1 14. Kegiatan sesuai skenario pada RP 1 1A = Agreement 28D = Disagreement 0A + D 28
Berdasarkan data pengamatan, kedua pengamat menunjukan bahwa
aspek kegiatan belajar mengajar pada siklus II sudah terlaksana dengan baik,
dan penguasaan kelas serta dikelola dengan baik (Partelage of Agreement R =
100%).
Tabel 4.15 Hasil pengamatan aktivitas guru pada penerapan alat peraga manik-
manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan
kelompok kecil (PPKK).
Pengamatan Aktivitas Guru PENGAMAT I PENGAMAT IIA Kategori Aktivitas Perseorangan1. Mempersentasekan pengetahuan
dasar.1 1
2. Mempersentasekan pengetahuan deklaratif.
1 1
3. Mendemonstrasikan pengetahuan produral selangkah demi selangkah.
1 1
4. Meminta siswa untuk mengerjakan LKS perseorangan secara mandiri.
1 1
5. Guru memperhatikan kerja siswa secara perseorangan.
1 1
6. Guru menjawab pertanyaan siswa. 1 17. Guru mengontrol kerja siswa, dan
memberikan umpan balik.1 1
8. Kegiatan diluar tugas, misalnya duduk diam dikursi, membaca koran,keluar kelas, merokok dan
0 0
57
sebagainya.A = Agreement ( terlaksana) 8D = Disagreement (tidak terlaksana) 0A + D 8B. Kategori dalam Aktivitas Kelompok.
1. Menginformasikan masalah yang harus dikerjakan bersama dalam kelompok.
1 1
2. Meminta siswa mengerjakan tugas LKS kelompok dengan bekerja sama dalam kelompok.
1 1
3. Memberikan arahan agar siswa selalu berada dalam ruang kelompok.
1 1
4. Mengontrol/berkeliling memperhatikan kerja kelompok.
1 1
5. Membimbing/memberikan bantuan kepada siswa dalam aktivitas kelompok.
1 1
6. Mengajukan pertanyaan yang merangsang berfikir siswa (pertanyaan yang membuka wawasan).
1 1
7. Memberikan umpan balik. 1 18. Kegiatan diluar tugas, misalnya
duduk diam dikursi, membaca koran,keluar kelas, merokok dan sebagainya.
0 0
A = Agreement ( terlaksana) 8D = Disagreement (tidak terlaksana) 0A + D 8
Berdasarkan hasil pengamatan dari pengamat I dan pengamat II
menunjukan bahwa aktivitas guru dalam menerapkan alat peraga manik-manik
dalam model PPKK pada aktivitas perseorangan dan aktivitas kelompok
dilakukan dengan baik, sesuai dengan sintaks pembelajaran model PPKK.
Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa aktivitas guru berhasil dengan baik.
58
Tabel 4.16 Hasil pengamatan aktivitas siswa pada penerapan alat peraga manik-
manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan
kelompok kecil (PPKK)
Aspek pengamatan aktivitas siswa
S S S SP1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
A Kategori Aktivitas Perseorangan
1. Memperhatikan pengetahuan dasar.
1 1 1 1 1 1 1 1
2. Memperhatikan pengetahuan deklaratif dan mencatat seperlunya.
1 1 1 1 1 1 1 1
3. Memperhatikan dan mencatat selangkah demi selangkah pengetahuan prosedural.
1 1 1 1 1 1 1 1
4. Membaca materi
pelajaran atau buku
pelajaran
1 1 1 1 1 1 1 1
5. Aktif dan tekun mengerjakan tugas LKS secara mandiri.
1 1 1 1 1 1 1 1
6. Bertanya/meminta penjelasan guru.
1 1 1 1 1 1 1 1
7. Menunjukan hasil kerja pada guru dan memberikan umpan balik.
1 1 1 1 1 1 1 1
8. Kegiatan diluar tugas, misalnya tidak memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar misalnya mengantuk, melamun, dan sebagainya.
0 0 0 0 0 0 0 0
59
Jumlah P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 A = Agreement 8 8 8 8
D= Disagreement 0 0 0 0A + D 8 8 8 8
B. Kategori dalam Aktivitas Klompok.
1. Memperhatikan informasi dan mencatat seperlunya.
1 1 1 1 1 1 1 1
2. Membaca materi pelajaran atau buku siswa.
1 1 1 1 1 1 1 1
3. Aktif terlibat dalam tugas.
1 1 1 1 1 1 1 1
4. Aktif berdiskusi dengan teman dalam kelompok.
1 1 1 1 1 1 1 1
5. Mencatat apa yang disampaikan teman/guru.
1 1 1 1 1 1 1 1
6. Mengajukan pertanyaan kepada guru/teman.
1 1 1 1 1 1 1 1
7. Menjawab/menanggapi pertanyaan teman/guru.
1 1 1 1 1 1 1 1
8. Memberikan batuan penjelasan kepada teman yang membutuhkan.
1 1 1 1 1 1 1 1
9. Kegiatan diluar tugas, misalnya tidak memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar misalnya mengantuk, melamun, dan sebagainya.
0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 A = Agreement 9 9 9 9
D= Disagreement 0 0 0 0A + D 9 9 9 9
Catatan: P1= pengamat I, P2 = pengamat II dan P-2 = pertemuan kedua.
Berdasarkan hasil pengamatan dari dua pengamat terhadap aktivitas
siswa dalam belajar, dengan menerapakan alat peraga manik-manik dalam
model PPKK. Pada aktivitas perseorangan maupun aktivitas kelompok
60
dilakukan dengan baik, sesuai dengan sintaks pada model PPKK. Hal ini
menunjukan bahwa aktivitas siswa berhasil dengan baik.
Tabel 4.17 Hasil pengamatan kegiatan psikomotorik pada penerapan alat peraga manik-manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan kelompok kecil (PPKK) saat aktivitas perseorangan.
Aspek pengamatan S S S SP1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
A. Tepat dalam menggunakan alat peraga
1 1 1 1 1 1 1 1
B. Cermat dalam membedakan alat peraga yang bertanda positif dan negatif
1 1 1 1 1 1 1 1
C. Cepat dalam menggunakan alat peraga, sesuai waktu yang ditentukan.
1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2A = agreement 3 3 3 3D = Disagreement 0 0 0 0A + D 3 3 3 3
Catatan: P1= pengamat I, P2 = pengamat II dan P-2 = pertemuan kedua.
Hasil pengamatan dari pengamat I dan Pengamat II terhadap kegiatan
psikomotorik subyek penelitian dalam menggunakan alat peraga, dilakukan
dengan baik sesuai apa yang telah dijelaskan peneliti di papan tulis. Hal ini
menunjukan bahwa kegiatan psikomotorik berhasil dengan baik.
Tabel 4.18 Hasil pengamatan kegiatan psikomotorik pada penerapan alat peraga manik-manik dalam model PPKK saat aktivitas kelompok.
Aspek pengamatan S S S SP1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
A. Bekerja sama dalam dalam kelompok
1 1 1 1 1 1 1 1
B. Tepat dalam menggunakan alat peraga
1 1 1 1 1 1 1 1
C. Cermat dalam membedakan alat peraga yang bertanda positif dan negatif
1 1 1 1 1 1 1 1
D. Cepat dalam menggunakan alat peraga, sesuai waktu yang ditentukan.
1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2 P-2
61
A = agreement 4 4 4 4D = Disagreement 0 0 0 0A + D 4 4 4 4
Catatan: P1= pengamat I, P2 = pengamat II dan P-2 = pertemuan kedua.
Hasil pengamatan dari pengamat I dan pengamat II terhadap kegiatan
psikomotorik subyek penelitian pada aktivitas kelompok dalam menggunakan
alat peraga dilakukan dengan baik, sesuai dengan apa yang telah dijelaskan
peneliti di papan tulis. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan psikomotorik pada
aktivitas kelompok berhasil dengan baik.
4. Hasil Wawancara Tindakan II.
Setelah memeriksa hasil LKS-P, LKS-K dan LKP (tes akhir tindakan)
pada tindakan II, peneliti sendiri melakukan wawancara terhadap subyek
penelitian. Wawancara dilaksanakan pada hari senin tanggal 28 juli 2008 di
kelas V SD Negri 2 Tolai. Banyaknya subyek penelitian yang di wawancarai 4
orang siswa kelas V sebagi subyek penelitian. Transkrip wawancara siklus II
dapat dilihat pada lampiran 28. Keempat subyek tersebut di wawancarai pada
pukul 09.30 s.d 10.30. Adapun kesan-kesan yang dikemukakan oleh siswa
pada saat wawancara pada kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai berikut:
1. Siswa senang belajar dengan menerapkan alat peraga manik-manik dalam
model PPKK. Karena mereka berbeda dengan situasi pembelajaran yang
selama mereka terima.
2. Siswa senang mengerjakan LKS perseorangan secara mandiri, karena soal
pada LKS-P ada petunjuk dalam materi yang di bagikan. Sehingga soal
sangat mudah dijawab.
62
3. Siswa sangat senang mengerjakan LKS-K secara berkelompok, karena
mereka mendapatkan informasi dan dapat berdiskusi dengan teman dalam
kelompoknya.
5. Data Penilaian Sikap
Sikap siswa terhadap pelajaran matematika menyangkut perbuatan,
perasaan, pikiran siswa yang didasarkan pada pendapat atau keyakinan pribadi
(Depdiknas, 2004:22).
Penilaian sikap dilaksanankan pada hari sabtu tanggal 26 juli 2008.
penilaian bersamaan dengan penilaian minat dan diri siswa. Penilaian
berbentuk angket yang diisi seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Tolai dengan 10
pertanyaan (lampiran ). Skala yang digunakan adalah skala likkert dengan
skor tertinggi setiap butir soal adalah 5 dan yang terendah adalah 1. Kategori
hasil pengukuran penilaian sikap adalah tinggi, sedang dan rendah. Kategori
hasil pengukuran sikap dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.19 Kategori Hasil Pengukuran Penilaian Sikap.
No Skor Siswa Kategori Sikap1 39 - 50 Tinggi2 27 - 38 Sedang3 10 - 26 Rendah
Berdasarkan kategori pengukuran sikap yang telah dilakukan kepada
keempat subyek penelitian S , S ,S dan S yaitu pada tabel dibawah ini
Tabel 4.20 Hasil Pengukuran Sikap Subyek Penelitian
No Subyek Penelitian
Skor Perolehan Kategori Sikap
1 S 44 Tinggi2 S 45 Tinggi3 S 49 Tinggi
63
4 S 46 TinggiRerat Pengukuran
sikap46 Tinggi
Berdasarkan tabel 4.20 hasil pengukuran sikap keempat subyek
penelitian S , S ,S dan S memperoleh skor 44, 45, 49, dan 46 dengan
kategori sikap terhadap pelajaran matematika adalah Tinggi. Sedangkan pada
seluruh siswa kelas V dari 24 orang siswa, ada 23 orang siswa dikategorikan
memiliki sikap tinggi terhadap pelajaran matematika dan ada 1 orang siswa
dikategorikan memiliki sikap sedang terhadap pelajaran matematika. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 27. Karena subyek penelitian dan
seluruh siswa kelas V mempunyai sikap yang tinggi, maka memperoleh hasil
belajar yang cukup baik atau optimal.
6. Data Penilaian Minat
Minat siwa terhadap pelajaran matematika berhubungan dengan
keinggintahuan, kecendrungan (hati) siswa yang tinggi, gairah atau kengginan
terhadap pelajaran matematika. Siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran
matematika bisa diharapkan prestasi belajar matematikanya akan meningkat
dan bagi yang tidak berminat biasanya sulit untuk meningkatkan prestasi
belajar matematikannya (Depdiknas, 2004:22).
Pengambilan data tentang minat siswa dilaksanakan pada hari sabtu
tanggal 26 Juli 2008. penilian ini berbentuk angket diisi oleh seluruh siswa
kelas V dengan 8 pertanyaan (lampiran 26) skala yang digunakan dalam
penelitian ini, adalah skala likkert dengan skor tertinggi setiap pertanyaan
64
adalah 5 dan skor skor terrendah adalah 1. Kategori hasil pengukuran minat
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.21 Kategori Hasil Pengukuran Minat
No Skor Siswa Ketegori minat1 33 - 45 Tinggi2 20 - 32 Sedang3 9 - 19 Rendah
Sumber (Depdiknas 2004).
Berdasarkasarkan ketegori pengukuran minat yang telah dilakukan
kepada keempat subyek penelitian S , S ,S dan S yaitu pada tabel dibawah
ini:
Table 4.22 Hasil Pengukuran Minat Subyek Penelitian
No Subyek Penelitian
Skor Perolehan Kategori Minat
1 S 38 Tinggi2 S 39 Tinggi3 S 37 Tinggi4 S 36 TinggiRerat skor perolehan 42,5 Tinggi
Berdasarkan tebel 4.22 hasil pengkuran minat subyek penelitian dapat
dikatakan tinggi karena rata-rata pengukuran minat dari keempat subyek
penelitian memperoleh 42,5 dengan kategori tinggi. Sedangkan untuk secara
keseluruhan siswa kelas V SD Negeri 2 Tolai dari 24 siswa, semua siswa
dikategorikan memiliki minat yang tinggi dalam belajar matematika atau 100%
siswa yang mempunyai minat tinggi dalam belajar matematika. Yang di
ketegorikan mempunyai minat yang sedang dalam belajar matematika yaitu
65
tidak ada atau 0% sedangkan untuk siswa yang memiliki minat yang rendah
dalam belajar matematika tidak ada atau 0%.
Jika dikaitkan dengan tes akhir tindakan siswa, diperoleh hubungan
bahwa siswa yang memiliki minat yang tinggi akan mempunyai hasil belajar
tinggi pula. Hal ini dikarenakan siswa yang memiliki minat tinggi merasa
senang dalam belajar matematika.
7. Data Penilian Diri Siswa
Pengumpulan data penilian diri (lampiran 25) juga dilaksanakan pada
hari sabtu tanggal 26 juli 2008. penilian ini di isi seluruh siswa kelas V SD
Negeri 2 Tolai, termasuk subyek penelitian dengan 6 (enam) pertanyaan.
Penilian diri siswa terhadap pelajaran matematika berhubungan dengan
pandangan dan kemauan diri dalam belajar matematika (Depdiknas,2004:22).
Dari hasil penilaian diri terlihat bahwa subyek penelitian dan seluruh
siswa kelas V yang menilai dirinya memiliki kemampuan di dalam pelajaran
matematika, ternyata memperoleh nilai yang lebih optimal dibandingkan siswa
yang menilai dirinya memiliki kemampuan rendah. Hal ini mengidentifikasikan
bahwa subyek penelitian dan seluruh siswa kelas V sudah mampu memberikan
penilaian terhadap dirinya sendiri secara obyektif.
8. Refleksi Tindakan II.
Refleksi dilakukan untuk menentukan aspek tindakan siklus II sudah
berhasil atau perlu diulangi. Setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II
66
ini selesai, guru (peneliti) bersama pengamat mendiskusikan hasil
pembelajaran. Dari hasil observasi diperoleh informasi bahwa pelaksanaan
siklus II dalam pengelolaan pembelajaran sudah baik, guru dan siswa terlihat
aktif dan antusias dalam belajar, baik dalam aktivitas perseorangan maupun
dalan aktivitas kelompok. Guru telah melaksanakan rencana pembelajaran
sesuai yang diharapkan.
Hasil dari tes akhir tindakan silkus II siswa kelas V SD Negeri 2 Tolai
memperoleh daya serap kalsikalnya memperoleh 80,25% dengan ketuntasan
klasikalnya 87,5%. Dengan demikian indikator keberhasilan diharapkan pada
siklus II telah tercapai. Analisis tes akhir tindakan siklus II dapat dilihat pada
lampiran 21.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dikemukakan
sebelumnnya, pembahasan pada penelitian ini meliputi pelaksanaan dan hasil
penelitian dalam tindakan I dan tindakan II. Pada penelitian ini menerapkan alat
perga manik-manik dalam model PPKK untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat di kelas V SD Negeri 2
Tolai.
Pelaksanaan pembelajaran pada penlitian ini terdiri dari tiga tahap
yaitu: (1) tahap Awal (pendahuluan), (2) tahap Inti dan (3) tahap akhir
(penutup). Materi dalam penelitian ini adalah penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat. Pembahasan pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan
sebagai berikut:
67
a). Siklus I
(1). Tahap Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap awal adalah 1. Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, 2. mengaitkan pengetahuan
prasyrat dengan materi yang akan dipelajari, 3. membagikan LKS-P, LKS-K
dan LKP serta materi pembelajaran I dan 4. menyampikan model PPKK
dengan membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang
siswa.
(2). Tahap Inti
Kegiatan pada tahap inti terdiri dari 3 (tiga) aktivitas yaitu (a).
aktivitas perseorangan, (b). aktivitas kelompok, dan (c). aktivitas kuis
evaluasi (tes akhir tindakan). Pembahasan pada setiap aktivitas sebagai
berikut:
(a). Aktivitas Perseorangan
Dalam aktivitas perseorangan subyek penelitian S , S ,S ,dan S
memperhatikan penjelasan guru (peneliti), serta membuka dan membaca
materi pembelajaran I yang telah dibagikan peneliti sebelumnya. Setelah guru
menjelaskan atau medemontrasikan prinsip kerja manik-manik dalam materi
penjumlahan bilangn bulat. S mengajukan pertanyaan tentang prinsip kerja
penerapan alat peraga manik-manik dalam penjumlahan bilangan bulat. Guru
68
(peneliti) menjelaskan kembali tentang prinsip kerjanya dipapan tulis.
Selanjutnya guru (peneliti) meminta siswa megerjakan LKS-P secara mandiri,
apabila mengalami kesulitan siswa hanya bisa bertanya pada guru (peneliti)
saja bukan pada teman-temannya yang lain. Selurh siswa mengerjakan LKS-P
dengan serius, tetapi S hanya terdiam, guru (peneliti) mendekati dan
memberikan arahan yang berkaitan dengan LKS-P. S memulai mengerjakan
LKS-P sampai batas waktu yang di tentukan. Hasil yang diperoleh sesuai
dengan yang termuat dalam tabel 4.1 halaman 35, bahwa subyek penelitian S
S S dan S masing-masing memperoleh daya serap individu 90%, 90%,
90% dan 75%. Pada aktivitas perseorangan ini, keempat subyek penelitian
belum memcapai 100%, karena keempat subyek penelitian kurang memahami
pada soal. Tetapi keempat subyek penelitian dalam mengerjakan LKS-P dapat
dikatakan sudah baik.
(b). Aktivitas kelompok
Pada kegitan kelompok, keempat subyek penelitian berada dalam
kelompok yang telah ditentukan peneliti sebelumnya. Dalam aktivitas
kelompok, subyek penelitian mengerjakan LKS-K dengan teman dalam
kelompoknya. Dalam mengerjakan LKS-K subyek penelitian S dan S masih
malu-malu berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya. Setelah guru
(peneliti) menyampaikan kepada subyek penelitian dan seluruh siswa untuk
saling membantu agar nilai yang diperoleh maksimal.
Peran peneliti dalam aktivitas kelompok adalah sebagai fasilitator
yang berada ditengah-tengah siswa dalam mengawasi dan membimbing
69
setiap kerja kelompok. Agar siswa dapat menyelesaikan LKS-K sampai batas
waktu yang diberikan. Hasil yang diperoleh sesuai yang termuat pada tabel
4.2 halaman 36, bahwa subyek penelitian S S S dan S masing-masing
memperoleh 80, 90, 100, dan 75 dengan daya serap setiap subyek penelitian
S S S dan S mencapai 80%, 90%, 100% dan 75%. Pada aktivitas
kelompok subyek penelitian sudah mampu bekerja sama dalam kelompoknya,
sehingga nampak pada hasil yang diperoleh setiap subyek penelitian dan
dikategorikan baik.
(c). Aktivitas kuis evaluasi (tes akhir tindakan)
Dalam aktivitas kuis evaluasi, subyek penelitian dan seluruh siswa
mengerjakan LKP dengan serius, sampai batas waktu yang ditentukan. Hasil
yang diperoleh keempat subyek penelitian adalah S dan S memperoleh skor
78, dengan daya serap mencapai 78%. S dan S meperoleh skor 75 dengan
daya serap 75%. Keempat subyek penelitian tuntas belajar mencapai 100%.
Secara keseluruhan siswa kelas V SD Negeri 2 Tolai untuk kuis
evaluasi (tes akhir tindakan) dengan ketuntasan klasikal 75% dan daya serap
klasikal mencapai 75,41%. Hal ini menunjukan bahwa seluruh siswa kelas V
tuntas belajar secara klasikal dengan kategori baik.
(3). Tahap Akhir (penutup)
Kegiatan pada tahap akhir tindakan, guru (peneliti) mengumpulkan
semua hasil kerja siswa dari LKS-P, LKS-K dan LKP serta memberikan
latihan atau PR untuk menambah pengetahuan dan kemampuan siswa tentang
penjumlahan bilangan bulat.
70
b. Siklus II
Kegiatan pelaksanaan pada siklus II dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
(1) tahap awal, (2) tahap inti dan (3) tahap akhir.
(1). Tahap Awal
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II adalah menyampaikan tujuan
pembelajaran,memotivasi siswa, membahas PR yang diberikan pada siklus I,
membagikan LKS-P, LKS-K, LKP dan materi pembelajaran II, menyapaikan
model PPKK dengan membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri
dari 3 orang siswa dalam kelompok.
(2). Tahap Inti
Kegiatan pada tahap inti dibagi menjadi tiga aktivitas yaitu a) aktivitas
perseorangan, b) aktivitas kelompok dan c) aktivitas kuis evaluasi (tes akhir
tindakan II). Berikut pembahasan ke tiga aktivitas pada kegitan tahap inti
siklus II yaitu:
a). Aktivitas perseorangan
Kegiatan pada aktivitas perseorangan subyek penelitian memperhatikan
guru (peneliti) saat medemonstrasikan atau
mempersentasekan materi dan prinsip kerja alat peraga manik-manik dalam
pengurangan bilangan bulat selangkah demi selangkah. Aktivitas siswa dalam
mengerjakan LKS-P mengalami peningkatan dibandingkan dengan aktivitas
siswa pada siklus I. Siswa mengerjakan dengan senang dan antusisas dalam
71
mengerjakan LKS-P. keempat subyek penelitian mengerjakan LKS
perseorangan sampai batas waktu yang diberikan oleh guru (peneliti). Hasil
yang diperoleh keempat subyek penelitian S memperoleh skor 85 dengan
daya serap mencapi 85%, S S dan S meperoleh skor 100 dengan daya
serap mencapai 100%. Untuk S belum mencapai skor 100, karena subyek
penelitian S kurang teliti dalam menyelesaikan soal nomor 2 untuk tanda
positif (+) dan tanda negatif (-). Sedangkan subyek penelitian S S dan S
sudah mencapai skor 100, tetapi secara keseluruhan keempat subyek
penelitian sudah mampu menyelesaikan LKS-P secara mandiri dan tepat
waktu. Hal ini dapat dikategorikan baik.
b). Aktivitas Kelompok.
Dalam aktivitas kelompok , subyek penelitian mengerjakan LKS
kelompok dalam kelompok masing-masing. Subyek penelitian dalam
mengerjakan LKS kelompok sudah mengalami peningkatan, karena keempat
subyek penelitian sudah mampu berdiskusi,berinteraksi dan saling membantu
anggota kelompoknya. Semua siswa mengerjakan LKS kelompok dengan
serius dan antusias sampai batas waktu yang ditentukan. Hasil yang diperoleh
keempat subyek penelitian dalam mengerjakan LKS-K adalah S S S dan
S meperoleh skor 100, dengan daya serap keemapat subyek penelitian
mencapai 100%. Hal ini menunjukan keempat subyek penelitian berhasil dan
dikategorikan baik.
c). Aktivitas Kuis Evaluasi (tes akhir tindakan).
72
Dalam aktivitas kuis evaluasi (tes akhir tindakan). Keempat subyek
penelitian dapat mengerjakan LKP dengan baik sampai batas waktu yang
ditentukan. Hasil yang diperoleh untuk tes akhir tindakan keempat subyek
penelitian adalah S memperoleh skor 78 dengan daya serap individu
mencapai 78%, S memperoleh skor 85 dengan daya serap individu mencapai
85%, S dan S meperoleh skor 75 dengan daya serap individu mencapai
75%. Keemapt subyek penelitian belum mencapai skor 100, tetapi secara
ketuntasan klasikal keempat subyek penelitian mencapai 100%. Sedangkan
untuk secara keseluruhan siswa kelas V memperoleh ketuntasan klasikal
87,5% dengan daya serap klasikal mencapai 80,25%. Hal ini menunjukan
kemepat subyek penelitian dan seluruh siswa kelas V dapat dikatakan berhasil
dengan baik.
(3). Tahap Akhir (penutup)
Pada tahap akhir tindakan II peneliti mengumpulkan LKS dan LKP
yang telah dikerjakan siswa. Serta memberikan arahan dan penghargaan
kepada seluruh siswa kelas V.
C. Perkembangan Hasil Penelitian.
Perkembangan tes awal, tes akhir tindakan siklus I dan siklus II dapat
dirangkum dalam tabel 4.23 berikut:
Tabel 4.23 Rangkuman Hasil Tindakan
No Indikator Keberhasilan
TES PeningkatanAwal Siklus I Siklus
II3 – 4 4 – 5 3 -5
1 2 3 4 5 6 7 81 Ketuntasan 45,82% 75% 87,5% 29,18% 12,5% 41,68%
73
Klasikal2 Daya serap klasikal 51,87% 75,41% 80,25% 23,54% 4,84% 28,38%3 Rerata prestasi
Belajar51,87 75,41 80,25 23,54 4,84 28,38
Berdasarkan hasil tabel 4.23 dapat disimpulkan bahwa, penerapan alat
perga manik-manik dalam model pembelajaran dengan cara perseorangan dan
kelompok kecil (PPKK) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok
bahasan operasi hitung bilangan bulat di kelas V SD Negeri 2 Tolai.
Memperoleh peningkatan atau perekembangan hasil belajar dari tes awal, tes
akhir siklus I dan tes akhir siklus II sebagai berikut:
a.Peningkatan dari tes awal ke siklus I diperoleh ketuntasan belajar klasikal
29,18% dengan daya serap klasikal mencapai 23,54%.
b. Peningkatan dari siklus I ke siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 12,5%
dengan daya serap klasikal mencapai 4,84%.
c.Peningkatan dari tes awal ke siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 41,68%
dengan daya serap klasikal mencapai 28,38%.
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil di pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Penerapan alat peraga manik-manik dalam model pembelajaran dengan cara
perseorangan dan kelompok kecil (PPKK) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pokok bahasan bilangan bulat di kelas V SD Negeri 2 Tolai.
2. Dengan menggunakan alat perga manik-manik dapat membantu siswa
dalam memvisualisasikan atau mengambarkan secara kongrit penjumlahan
dan pegurangan bilangan bulat, sehingga konsep dasar penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat lebih tertanam dalam diri siswa.
3. Model PPKK mampu meningkatkan partisipasi siswa secara aktif, baik
secara perseorangan (mandiri) maupun secara kelompok kecil.
4. Dalam kerja kelompok, siswa memperoleh kemampuan berbicara, belajar
mengahargai pendapat orang lain, serta adanya keterampilan sosial yang
menuju sikap demokratis.
B. SARAN
1. Dalam penerapan alat peraga manik-manik dalam model PPKK, dibutuhkan
perencanaan dan persiapan yang matang agar penerapan lebih efektif.
75
2. Pada proses pembelajaran guru perlu mencari alternatif pembelajaran yang
dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa bisa
lebih aktif dalam belajar.
76
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimin. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Bumi Aksara.
Depdikbud.1993. Kurikulum Pendidikan dasar.GBPP SLTP. Jakarta .
Depdiknas.2004.Penilaian Pembelajaran Matematika Berbasis Kompetensi.Jakarta.Diktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdikbud. 1996. Petunjuk Pelaksanaan Penilian. Palu. Bagian Proyek Peningkatan Balai Penataran Guru.
Djamarah,Syaiful Bahri.2002. Psikologi Belajar.Jakarta.PT Rineka Cipta.
Jaeng, Maxinus.2008. Model Pembelajaran Matematika Sekolah.Palu FKIP Universitas Tadulako.
---------------.2004a. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Sekolah dengan cara Perseorangan dan Kelompok Kecil. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: Progran Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya.
Muhsetyo,Gatot.2007.Pembelajaran Matematika SD.Jakarta: Universitas Terbuka.
Qamaria.2007. Perbedaan Hasil Belajar Antar Siswa Yang Mengikuti Pembelajaran Metode interaksi Multi Arah Dengan Metode Ekspositori Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas X SMA Negeri 5 Palu. Skripsi tidak diterbitkan.Palu FKIP UNTAD.
Sarinah,2006. Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas VIIG SMP Negeri 2 Palu Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Penjumlahan Dan Pegurangan Bilangn Bulat Dengan Garis Bilangan Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad.Skripsi tidak diterbitkan. Palu.FKIP Universitas Tadulako.
Sudjana,Nana.1989. Penilaian Hasil Belajar Mengajar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Sudwiyanto. 2007.Terampil Berhitung Matematika Kelas V SD.Jakarta: Erlangga
Yuliana.2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif melalui Pendekatan Struktural Sebagai Upaya Menuntaskan Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas VIII B SMP Negeri 4 Sindue. Skripsi tidak diterbitkan.Palu: FKIP Universitas Tadulako.
77