epidemologi pneumonia

2
Epidemologi pneumonia Epidemologi pneumonia dapat terjadi di semua negara tetapi data untuk perbandingan sangat sedikit, terutama di negara berkembang. Di Amerika pneumonia merupakan penyebab kematian keempat pada usia lanjut, dengan angka kematian 169,7 per100.000 penduduk. Tingginya angka kematian padan pneumonia sudah dikenal sejak lama, bahkan ada yang menyebutkan pneumonia sebagai “teman pada usia lanjut”. Usia lanjut merupakan risiko tinggi untuk pneumonia, hal ini juga tergantung pada keadaan pejamu dan berdasarkan tempat mereka berada. Pada orang-orang yang tinggal di rumah sendiri insidens pneumonia berkisar antara 25–44 per 1000 orang dan yang tiaggal di tempat perawatan 68–114 per 1000 orang. Di rumah sakit pneumonia usia lanjut insidensnya tiga kali lebih besar daripada penderita usia muda. Sekitar 38 orang pneumonia usia lanjut yang didapat di masyarakat, 43% diantaranya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Hemophilus influenzae dan virus influenza B; tidak ditemukan bakteri gram negatif. Lima puluh tujuh persen lainnya tidak dapat diidentifikasi karena kesulitan pengumpulan spesimen dan sebelumnya telah diberikan antibiotik. Pada penderita kritis dengan penggunaan ventilator mekanik dapat terjadi pneumonia nosokomial sebanyak 10% sampai 70%. Berdasarkan data WHO/UNICEF tahun 2006 dalam “Pneumonia: The Forgotten Killer of Children”, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa. Diperkirakan sekitar separuh dari total kasus kematian pada anak yang menderita pneumonia di dunia disebabkan oleh bakteri pneumokokus. Pneumonia (radang paru), salah satu penyakit akibat bakteri pneumokokus yang menyebabkan lebih dari 2 juta anak balita meninggal. Pneumonia menjadi penyebab 1 dari 5 kematian

Upload: mendila-ferry

Post on 17-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Epidemologi Pneumonia

Epidemologi pneumonia

Epidemologi pneumonia dapat terjadi di semua negara tetapi data untuk

perbandingan sangat sedikit, terutama di negara berkembang. Di Amerika

pneumonia merupakan penyebab kematian keempat pada usia lanjut, dengan

angka kematian 169,7 per100.000 penduduk. Tingginya angka kematian padan

pneumonia sudah dikenal sejak lama, bahkan ada yang  menyebutkan pneumonia

sebagai “teman pada usia lanjut”. Usia lanjut merupakan risiko tinggi untuk

pneumonia, hal ini juga tergantung pada keadaan pejamu dan berdasarkan tempat

mereka berada. Pada orang-orang yang tinggal di rumah sendiri insidens

pneumonia berkisar antara 25–44 per 1000 orang dan yang tiaggal di tempat

perawatan 68–114 per 1000 orang.

Di rumah sakit pneumonia usia lanjut insidensnya tiga kali lebih besar

daripada penderita usia muda. Sekitar  38 orang pneumonia usia lanjut yang didapat

di masyarakat, 43% diantaranya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae,

Hemophilus influenzae dan virus influenza B; tidak ditemukan bakteri gram negatif.

Lima puluh tujuh persen lainnya tidak dapat diidentifikasi karena kesulitan

pengumpulan spesimen dan sebelumnya telah diberikan antibiotik. Pada penderita

kritis dengan penggunaan ventilator mekanik dapat terjadi pneumonia nosokomial

sebanyak 10% sampai 70%.

Berdasarkan data WHO/UNICEF tahun 2006 dalam “Pneumonia: The

Forgotten Killer of Children”, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus

pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa. Diperkirakan

sekitar separuh dari total kasus kematian pada anak yang menderita pneumonia di

dunia disebabkan oleh bakteri pneumokokus.

Pneumonia (radang paru), salah satu penyakit akibat bakteri pneumokokus

yang menyebabkan lebih dari 2 juta anak balita meninggal. Pneumonia menjadi

penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita. Streptococcus pneumoniae

merupakan bakteri yang sering menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 2

tahun. Sejauh ini, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia

di bawah lima tahun (balita).