epidemiologi dan etiologi bph, penatalaksanaan medis batu saluran kemih

Upload: vanjhi-alouistvooru

Post on 14-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Epidemiologi Dan Etiologi Bph, Penatalaksanaan Medis Batu Saluran Kemih

    1/5

    Insiden & Epidemiologi BPH

    Di seluruh dunia, hampir 30 juta pria yang menderita gejala yang berkaitan dengan

    pembesaran prostat, di USA hampir 14 juta pria mengalami hal yang sama.3 BPH merupakan

    penyakit tersering kedua di klinik urologi di Indonesia setelah batu saluran kemih.1,4Sebagai

    gambaran hospital prevalence, di RS Cipto Mangunkusumo ditemukan 423 kasus

    pembesaran prostat jinak yang dirawat selama tiga tahun (1994-1997) dan di RS Sumber

    Waras sebanyak 617 kasus dalam periode yang sama.2 Penduduk Indonesia yang berusia tua

    jumlahnya semakin meningkat, diperkirakan sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria di Indonesia

    berusia 60 tahun atau lebih dan 2,5 juta pria diantaranya menderita gejala saluran kemih

    bagian bawah (Lower Urinary Tract Symptoms/LUTS) akibat BPH. BPH mempengaruhi

    kualitas kehidupan pada hampir 1/3 populasi pria yang berumur > 50 tahun .3

    Etiologi

    Hingga sekarang, penyebab BPH masih belum dapat diketahui secara pasti, tetapi beberapa

    hipotesis menyebutkan bahwa BPH erat kaitannya dengan peningkatan kadar

    dihidrotestosteron (DHT) dan proses penuaan. Beberapa hipotesis yang diduga sebagai

    penyebab timbulnya hiperplasia prostat:1

    1. Teori dihidrotestosteron

    Pertumbuhan kelenjar prostat sangat tergantung pada hormon testosteron. Dimana pada

    kelenjar prostat, hormon ini akan dirubah menjadi metabolit aktif dihidrotestosteron (DHT)

    dengan bantuan enzim 5 reduktase. DHT inilah yang secara langsung memicu m-RNA di

    dalam sel-sel kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth factor yang memacu

    pertumbuhan kelenjar prostat. 1

    2. Ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron

    Pada usia yang makin tua, kadar testosteron makin menurun, sedangkan kadar estrogen relatif

    tetap, sehingga perbandingan estrogen : testosteron relatif meningkat. Estrogen di dalam

    prostat berperan dalam terjadinya proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan carameningkatkan sensitivitas sel-sel prostat terhadap rangsangan hormon androgen,

    meningkatkan jumlah reseptor androgen dan menurunkan jumlah kematian sel-sel prostat

    (apoptosis). Akibatnya, dengan testosteron yang menurun merangsang terbentuknya sel-sel

    baru, tetapi sel-sel prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga

    massa prostat menjadi lebih besar.1

    3. Interaksi stroma-epitel

    Cunha (1973) membuktikan bahwa diferensiasi dan pertumbuhan selsel epitel prostat secara

    tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator (growth factor). Setelah

  • 7/30/2019 Epidemiologi Dan Etiologi Bph, Penatalaksanaan Medis Batu Saluran Kemih

    2/5

    sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan estradiol, sel-sel stroma mensintesis suatu

    growth factoryang selanjutnya mempengaruhi sel stroma itu sendiri, yang menyebabkan

    terjadinya proliferasi sel-sel epitel maupun stroma.1

    4. Berkurangnya kematian sel prostat

    Apoptosis sel pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik homeostatis kelenjar prostat. Pada

    jaringan nomal, terdapat keseimbangan antara laju proliferasi sel dengan kematian sel.

    Berkurangnya jumlah sel-sel prostat yang apoptosis menyebabkan jumlah sel-sel prostat

    secara keseluruhan makin meningkat sehingga mengakibatkan pertambahan massa prostat.

    Diduga hormon androgen berperan dalam menghambat proses kematian sel karena setelah

    dilakukan kastrasi, terjadi peningkatan aktivitas kematian sel kelenjar prostat.1

    5. Teori sel stem

    Untuk mengganti sel-sel yang telah mengalami apoptosis, selalu dibentuk sel-sel baru. Dalam

    kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu sel yang mempunyai kemampuan berproliferasi

    sangat ekstensif. Kehidupan sel ini bergantung pada hormon androgen, dimana jika kadarnya

    menurun (misalnya pada kastrasi), menyebabkan terjadinya apoptosis. Sehingga terjadinya

    proliferasi sel-sel pada BPH diduga sebagai ketidaktepatan aktivitas sel stem sehingga terjadi

    produksi yang berlebihan sel stroma maupun sel epitel.1

    1. Purnomo. Dasar-Dasar Urologi, Edisi Kedua. Jakarta: CV.Sagung Seto. 2007. 69-853. Leveillee. Prostate Hyperplasia, Benign. 2006. http://www.emedicine.com.

    4. Fadlol & Mochtar. Prediksi Volume Prostat pada Penderita Pembesaran Prostat

    Jinak. Indonesian J of Surgery 2005; XXXIII-4; 139-145

    Penatalaksanaan Medis Batu Saluran Kemih

    Tujuan dasar penatalaksanaan medis BSK adalah untuk menghilangkan batu, menentukan

    jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksiyang terjadi.30 Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, pengobatan medik

    selektif dengan pemberian obat-obatan, tanpa operasi, dan pembedahan terbuka.3

    1. MedikamentosaTerapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu dengan

    diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa intervensi medis.3

    Dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang dapat

    merupakan bahan utama pembentuk batu ( misalnya kalsium) yang efektif mencegah

  • 7/30/2019 Epidemiologi Dan Etiologi Bph, Penatalaksanaan Medis Batu Saluran Kemih

    3/5

    pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Setiap pasien

    BSK harus minum paling sedikit 8 gelas air sehari.30

    2. Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatanAnalgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu dapat keluar

    sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu petidin hidroklorida atau

    obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan naproxen dapat diberikan tergantung pada

    intensitas nyeri. Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter. Pemberian

    antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu untuk

    mencegah infeksi sekunder. Setelah batu dikeluarkan, BSK dapat dianalisis untuk mengetahui

    komposisi dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau menghambat

    pembentukan batu berikutnya.23

    3. ESWL (Extracorporeal Shockwave L ithotr ipsy)3,18Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan ini digunakan

    gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu. Alat ESWL

    adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini

    dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil

    sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL dapat mengurangi keharusan

    melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat menurunkan lama rawat inap di rumah sakit.

    4. Endourologi

    Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK yang terdiri

    atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang

    dimasukan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau

    melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Beberapa tindakan endourologi tersebut adalah :3

    a. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu yang berada di

    dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi ke sistem kalies melalui insisi

    pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-

    fragmen kecil.

    b. Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat pemecah

    batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.

    c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat ureteroskopi per-

    uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada di dalam ureter maupun sistem

    pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.

  • 7/30/2019 Epidemiologi Dan Etiologi Bph, Penatalaksanaan Medis Batu Saluran Kemih

    4/5

    d. Ekstrasi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat

    keranjangDormia.

    3. Purnomo, BB, 2003. Dasar-Dasar Urologi. Penerbit CV Sagung Seto, Jakarta.

    23. Alatas Husein, dkk, 2002. Buku Ajar Nefrologi Anak, Edisi 2, Penerbit FKUI,

    18. Chang E., 2009. Pathofisiologi : Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Penerbit Buku

    Kedokteran EGC, Jakarta.

    30. Tjokronegoro A dan Utama H., 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.

    Penerbit FK UI, Jakarta

  • 7/30/2019 Epidemiologi Dan Etiologi Bph, Penatalaksanaan Medis Batu Saluran Kemih

    5/5

    Jakarta.