eor chevron

Upload: sulistyo-oetomo-p

Post on 15-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 EOR Chevron

    1/5

    majalah tambanglogoMSUARA MINER | KLINIK MINERBA | ENGLISH SECTIONTambang Today | Bursa | Wawancara | Highlights | Edisi Cetak | Conference | Exhibition | Regulasi | Komoditi | ArtikelSOSOKTAMBANG, 11 Mar 2013 | 07.16Meremajakan Lapangan Migas Tua Ala Chevron

    Oleh: Subkhan [email protected]

    Cadangan minyak bumi pada lapangan migas tua terus menurun. Tentu saja, jika kondisi seperti ini terus dibiarkan maka akan ada banyak lapangan migas tua yang ditinggalkan menyendiri. Terlebih lapangan migas di Indonesia kebanyakkan sudah memasuki usia yang sudah tidak muda lagi. Mengingat belum optimalnya kegiatan penemuan lapangan migas baru.

    Karena itu, beberapa pelaku usaha Migas, termasuk PT Chevron Pasific Indonesia,terus berupaya untuk meremajakan lapangan migas yang sudah tua dengan teknologiEnhanced Oil Recovery (EOR), guna meningkatan perolehan minyak.

    Dari sekian metode teknologi EOR yang ada, Chevron sempat menerapkan metode deng

    an biaya terendah dalam memproduksi minyak. Untuk minyak mentah ringan (light oil) dengan tekanan reservoir yang tinggi, menggunakan tekanan alami untuk menyalurkan minyak ke permukaan. Penerapan teknologi jenis ini memakan biaya yang sedikit untuk proses produksi minyak.

    Namun, seiring dengan perkembangan waktu dan produksi, tekanan alami dari dalamperut bumi semakin berkurang. Pada periode ini, Chevron menggunakan teknik pengangkatan buatan (artificial lift) untuk memproduksi minyak dari dalam tanah.

    Menurut, Corporate Communication Manager Chevron Pasific Indonesia, Dony Indrawan, pemilihan jenis tersebut bergantung pada jumlah cairan minyak yang akan dipompa, misal pada produksi level rendah, cara paling efektif dengan menggunakan pompa angguk.

    Sedangkan produksi level menengah, pompa yang biasa digunakan adalah pompa submergible atau pompa listrik. This pump has certain range fluid for the operation range production.

    Setelah proses produksi, rekam jejak reservoir dapat diteliti dan dapat menentukan jenis pengangkatan minyak sekunder untuk memompa minyak dari dalam tanah berdasarkan driver mechanism yang ada. Untuk keperluan komersial, metode dengan biaya yang lebih kecil akan dipilih untuk memompa minyak.

    ?Pengangkatan minyak secara sekunder dimulai dengan injeksi air dari permukaan dengan penurunan tekanan tinggi. Hal yang paling penting adalah agar tekanan tidak mencapai titik bubble (bubble point pressure),? ujar Dony Indrawan kepada Maja

    lah TAMBANG.

    Guna mengetahui lebih lanjut perbincangan mengenai penerapan EOR yang dilakukanPT Chevron Pasific Indonesia, berikut kutipannya:

    Sejak Kapan PT Chevron Pacific Indonesia, Memutuskan Untuk Menerapkan TeknologiEOR?

    Sebagai salahsatu pelopor dibidang inovasi teknologi minyak dan gas, Chevron tel

  • 7/23/2019 EOR Chevron

    2/5

    ah menerapkan proses Enhanced Oil Recovery (EOR) di Indonesia sejak awal tahun 1970-an, diawali dengan Duri Steam Flood (injeksi uap) di Lapangan Duri.

    Berdasarkan evaluasi, perolehan minyak pada saat itu hanya sekitar 5-6% yang dimana angka tersebut dianggap terlalu rendah. Maka, Departemen Petroleum Engineering (PE) pada saat itu berusaha meningkatkan perolehan minyak melalui berbagai upaya.

    Chevron, yang ketika itu masih bernama Caltex Pacific Indonesia, memutuskan untuk mulai menerapkan injeksi uap setelah melakukan berbagai uji coba termasuk huffdan puff.

    Di Lapangan Mana Saja, PT Chevron Pacific Indonesia Menerapkan Teknologi EOR?

    Sejalan dengan komitmen Chevron untuk terus meningkatkan produksi dan mendukungpencapaian target produksi nasional, sampai saat ini Chevron telah menerapkan teknologi EOR pada lapangan-lapangan strategis seperti Duri dan Minas.

    Namun, rencana Chevron dalam mengembangkan teknologi EOR di lapangan-lapangan lainnya tetap dijalankan seperti lapangan Bangko, Bekasap, dan Balam. Tentunya semua itu bergantung pada usia lapangan sejak dimulainya operasi dan nilai ekonomisnya.

    Bagaimana Proses Penerapan Teknologi EOR?

    Proses teknologi EOR bisa sangat rumit dan biasanya diterapkan ketika lapangan telah memasuki tahap akhir perolehan minyak primer dan sekunder. Teknologi ini dapat dijelaskan sebagai metode untuk mengekstrak hidrokarbon dari reservoir yangmengandung sejumlah besar sisa minyak yang tidak bisa lagi diproduksi dengan cara primer dan sekunder.

    Akan tetapi, tiap lapangan memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri, sehingga penerapan EOR tidak dapat disamakan pada setiap lapangan karena memiliki lapisan-lapisan yang berbeda. Langkah awal dimulai dari penyaringan (screening).

    Proses penyaringan ini adalah untuk mengetahui sifat cairan seperti temperatur di dalam lubang reservoir. Untuk reservoir dengan temperatur tinggi, tidak ada ba

    han kimia yang dapat diimplementasikan karena zat kimiawi tersebut dapat teruraidan tidak dapat berfungsi dengan baik.

    Semakin tinggi Viscocity (tingkat kekentalan) maka semakin baik bila diterapkaninjeksi uap. Minyak yang tersisa di dalam tanah, menjadi faktor utama dalam penerapan EOR, selama jumlah minyak masih besar. Tentunya didukung pula dengan faktor-faktor lainnya.

    Dalam Menerapkan Teknologi EOR, Ada Beberapa Macam Metode Jenis Injeksi dan Metode Jenis Injeksi Apa Yang Digunakan PT Chevron Pacific Indonesia? Jelaskan Alasannya.

    CPI memiliki karakterisktik lapangan-lapangan di wilayah operasi yang berbeda-be

    da. Hal ini menyebabkan perbedaan teknologi EOR yang diterapkan. Ini pun memberikan tantangan tersendiri dan kesempatan bagi para profesional Chevron untuk mempelajari dan menerapkan teknologi yang beragam.

    Pada penerapan teknologi EOR, ada beberapa jenis injeksi atau metode yang dapatdigunakan, yaitu: injeksi air untuk Lapangan Minas, injeksi uap untuk Lapangan Duri karena minyak di Lapangan Duri merupakan minyak mentah berat dengan tingkatkekentalan yang tinggi.

    Saat ini di Lapangan Minas, Chevron sedang menguji coba penerapan injeksi Surfak

  • 7/23/2019 EOR Chevron

    3/5

    tan-Polymer. Surfaktan merupakan zat kimiawi untuk mengangkat lebih banyak lagiminyak dari lapangan tua (mature field).

    Chevron juga berencana untuk mengembangkan teknologi dalam pengangkatan gas darireservoir inkonvensional dengan permeabilitas yang sangat rendah. Proses ini termasuk memecahkan reservoir dan menginjeksikan cairan lain untuk meningkatkan perolehan minyak dan gas.

    [/b]Apa Perbedaan Antara Metode Injeksi Surfaktan, Injeksi air, Injeksi polimer,dan Injeksi Surfaktan-Polimer? Jelaskan.[/b]

    Perbedaan yang ada di dalam proses EOR bisa dilihat dari cara pengubahan materidalam reservoir dan cairan di dalamnya. Air biasanya diinjeksikan untuk menambahtekanan atau bisa juga dijadikan sebagai cairan pendorong dalam proses EOR lainnya.

    Namun, pada zat kimia seperti CO2, Surfaktan, Polymer, dan Uap seringkali digunakan demi memudahkan produksi Migas seperti untuk mengencerkan kekentalan minyakdan lainnya.

    Apa Keunggulan dan Kelemahan Dari Masing-masing Metode Injeksi Dalam Penerapan EOR Tersebut?

    Keuntungan dari penerapan teknologi EOR adalah meningkatnya jumlah minyak dan ga

    s yang diangkat dari dalam reservoir apabila dimanfaatkan dengan benar dan bijaksana.

    Namun demikian penerapan teknologi ini memerlukan pengkajian yang sangat matangdan komprehensif mengingat besarnya biaya yang dibutuhkan dan risiko kegagalan teknis maupun ekonomi karena proses yang sangat rumit.

    Chevron selalu memastikan bahwa rencana penerapan teknologi EOR dijalankan secara teliti mengingat skala lapangan yang sangat besar.

    Berapa Besaran Investasi Yang Dibutuhkan Untuk Menerapkan Teknologi EOR Tersebut?

    Secara umum, seluruh proses EOR cenderung membutuhkan biaya besar karena tingginya harga material injeksi dan biaya modal yang diperlukan dalam membangun fasilitas dan sumur-sumur. Biaya yang diperlukan biasanya bergantung pada kualitas reservoir, ukuran, kedalaman, jenis cairan, tipe cairan yang diinjeksikan dan lainnya.

    Investasi yang besar diperlukan untuk menerapkan teknologi EOR dan bergantung pada skala penerapan teknologi ini. Semakin besar skalanya maka semakin tinggi biaya yang diperlukan.

    Dengan Teknologi EOR Tersebut, PT Chevron Pacific Indonesia Dapat Meningkatkan Produksi Hingga Berapa?

    Untuk peningkatan produksi umumnya bergantung pada total jumlah minyak yang dipompa dari reservoir. Semakin banyak minyak di reservoir berarti lebih banyak minyak yang dapat diproduksi.

    Yang kedua, waktu penerapan EOR. Jika EOR diterapkan pada masa awal usia reservoir, minyak yang diproduksi dapat dipompa lebih banyak. Namun meskipun sudah terlambat, minyak tetap dapat diproduksi meskipun dengan waktu yang lebih lama karena minyak yang tersisa di reservoir harus dikumpulkan dan dipindahkan ke wellboredan ke permukaan.

  • 7/23/2019 EOR Chevron

    4/5

    Melalui aplikasi inovasi teknologi EOR, Chevron telah berhasil memproduksi minyak mentah dari lapangan Duri dan Minas sebanyak lebih dari 11 miliar barel sebagai penunjang utama produksi migas nasional dan pendapatan negara yang diperlukanuntuk keberlangsungan pembangunan bangsa.

    Sementara, upaya lain untuk memproduksi minyak dengan biaya yang lebih besar akan dikaji kemudian. Selama biaya tersebut dinilai ekonomis dan produksi tersebutmasih berada di atas margin keuntungan, pengangkatan minyak akan terus diupayakan.

    Berita Lain

    Tambang Kita Kebablasan Wanita Harus Lebih Pandai dari Pria Bisnis itu Sangat Dinamis Ingin Jadi Tuan di Rumah Sendiri Wamen ESDM: Kelola Tambang Harus Punya Visi

    About Us | Contact Us 2010 majalahtambang.com | The Indonesian Mining Magazine.All Rights Reserved.

    RIMANEWS - Dari berbagai upaya dalam meningkatkan produksi minyak mentah (crude) dalam negeri, pemerintah mengakui masih belum berhasil menjalankan Enhanced O

    il Recovery (EOR). EOR ini diramal dapat memaksimalkan potensi produksi minyak di sumur tua. Contohnya, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) sudah melakukan EOR dengan teknologi injeksi surfaktan di Lapangan Migas, Riau Pekanbaru. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Edy Hermantoro mengatakan pemerintah perlu menata ulang manajemen untuk program EOR.

    "Dari dulu EOR belum jalan, ini bukan masalah teknologi, saya yakin teknologi ada, masalah dana, ini bisa dibicarakan. Ini hanya menjahit manajemennya, lalu koridornya harus transparansi agar biaya tepat guna," ucap Edy di Kantor PertaminaPusat, Jakarta, Kamis (13/2).

    Pertamina saat ini sudah mulai melakukan EOR di lapangan-lapangan yang dimiliki.Menurut Edy, teknologi ini memang membutuhkan sinergi untuk menyiapkan komponen

    kimia EOR.

    "Di sini ada pihak Kementerian ?Perindustrian akan sampaikan apa-apa yang harusdibantu perindustrian. Ini kalau bisa disinergikan apa yang masih diperlukan. EOR yang kita tahu hanya di Rumbai dan beberapa tempat kecil yang menggunakan injection water," sambungnya.

    Sebelumnya, VP Sumatra Operation Support CPI Albert Simanjuntak menjelaskan keberhasilan injeksi surfaktan mampu meningkatkan produksi minyak dan Chevron akan mencoba menerapkan di lapangan yang berbedasesuai perhitungan nilai ekonomisnya.(chus)

    akarta -PT Chevron Pacific Indonesia akan melakukan injeksi kimia surfactant di

    Lapangan Minas, Riau pada Oktober 2012. Ini untuk menyedot cadangan minyak yangtersisa di lapangan tersebut sekitar 4-5 miliar barel.

    "Akan dilakukan ujicoba injeksi surfactant di lapangan Minas pada Oktober 2012 untuk mengangkat minyak lebih banyak lagi," kata Kepala Divisi Humas Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minya dan Gas Bumi (BP Migas) Hadi Prasetyo ketika ditemui diKantor BP Migas Pusat, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (14/9/2012).

    Subfactant merupakan cairan kimia seperti sabun yang mengurangi kerekatan minyakpada bebatuan. Injeksi materi ini ke dalam sumur-sumur produksi diharapkan akan

  • 7/23/2019 EOR Chevron

    5/5

    mampu mengangkat lebih banyak minyak dari lapangan Minas.

    Menurut Hadi, uji injeksi tersebut bertujuan untuk mengincar sisa cadangan minyak Minas yang mencapai 4-5 miliar barel.

    "Cadangan minyak di Minas mencapai 9 miliar barel dan sudah mengucur keluar sekitar 4,5 miliar barel," jelasnya.

    Saat ini produksi minyak di Minas mencapai 178.000 barel per hari.

    "Tetapi karena usianya yang sudah cukup tua, produksi minyak di lapangan Minas tidak bisa lagi mengandalkan cara-cara konvensional. Butuh teknologi enhanced oilrecovery (EOR) untuk mengangkat lebih banyak minyak dari lapangan yang mulai berproduksi di 1962 ini," tandasnya.Seperti diketahui, teknologi EOR yang sudah diterapkan dilapangan ini adalah water injection. Injeksi surfactant merupakan teknologi EOR lanjutan yang dikembangkan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi dari lapangan ini.

    Fasilitas injeksi surfactant di Minas sudah mulai dibangun semenjak empat tahunlalu. Semenjak awal desember, uji coba (commissioning) fasilitas ini dilakukan dan apabila proses ini berjalan sesuai rencana, uji coba injeksi surfactant ke dalam enam sumur akan dilakukan Oktober. Hasil ujicoba ini menjadi dasar untuk evaluasi penerapan teknologi ini pada skala yang lebih besar.

    Proyek injeksi surfactant di Minas merupakan proyek injeksi surfactant terbesardi dunia saat ini. Selain injeksi surfactant, pada tahun ini, uji coba lapanganjuga rencananya akan dilakukan pada proyek EOR Tanjung (PT Pertamina EP), dan Proyek EOR Kaji (PT Medco E&P Indonesia).

    Proyek-proyek EOR ini adalah proyek jangka panjang yang membutuhkan waktu beberapa tahun untuk memberikan hasil yang signifikan pada peningkatan produksi minyakbumi.