ensi dalam perihal, di indonesia. t...gambar 4. 2 gapura selamat datang di temanggung temanggung...

13
31 BAB IV GAMBARAN UMUM Jawa tengah sebagai salah satu provinsi di Indonesia, pada dasarnya menyimpan berbagai keeksotisan tersendiri dalam kesenian dan peradabannya, tidak ubahnya di Kab Temanggung sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, menyimpan potensi dalam perihal, struktur ekonomi, budaya, maupun politik. Temanggung sebagai distrik yang berada di bawah lereng gunung Sindoro dan Sumbing, diuntungkan dalam hal pertanian, Temanggung sebagai salah satu penghasil tembakau terbaik di Jawa Tengah bahkan di Indonesia. secara geografis Temanggung memiliki keistimewaan, maka dari itu Temanggung terbentuk sebagai salah satu kabupaten yang misterius dan penuh dengan tanda Tanya di dalamnya. Gambar 4.1 Peta Kab Temanggung Masyarakat Maclver(1961) mengatakan bahwa masyarakat satu sistem kerja dan prosedur dari otoritas yang saling membantu. Satu faktor penting

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 31

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM

    Jawa tengah sebagai salah satu provinsi di Indonesia, pada dasarnya menyimpan berbagai keeksotisan tersendiri dalam kesenian

    dan peradabannya, tidak ubahnya di Kab Temanggung sebagai salah

    satu Kabupaten di Jawa Tengah, menyimpan potensi dalam perihal,

    struktur ekonomi, budaya, maupun politik. Temanggung sebagai

    distrik yang berada di bawah lereng gunung Sindoro dan Sumbing,

    diuntungkan dalam hal pertanian, Temanggung sebagai salah satu

    penghasil tembakau terbaik di Jawa Tengah bahkan di Indonesia.

    secara geografis Temanggung memiliki keistimewaan, maka dari itu

    Temanggung terbentuk sebagai salah satu kabupaten yang misterius

    dan penuh dengan tanda Tanya di dalamnya.

    Gambar 4.1

    Peta Kab Temanggung

    Masyarakat

    Maclver(1961) mengatakan bahwa masyarakat satu sistem kerja dan prosedur dari otoritas yang saling membantu. Satu faktor penting

  • 32

    dalam pembentukan masyarakat dari kelompok individu yaitu faktor

    waktu, dikarenakan waktu memberikan kesempatan pada individu

    untuk bekerja sama, dalam kaitannya dengan eksistensi masyarakat

    tersebut diperlukan proses sosial yang secara tidak langsung

    membentuk interaksi sosial antar individu tersebuat yang meliputi, (a)

    komunikasi antar individu diperlukan untuk menyusun organisasi

    masyarakat, meskipun konunikasi dapat pula berdampak disorganisasi

    dalam masyarakat. (b) konflik adalah kontak antara individu yang

    mengakibatkan pertentangan, konflik terjadi karena adanya

    kepentingan yang tidak terbatas, (c) kompetisi adalah kekuatan yang

    berhadap-hadapan yang bersifat interpersonal, kompetisi diadakan

    biasanya antar kelompok atau diluar perkumpulan. (d) asimilasi, proses

    sosial ini terbentuk di karenakan karakteristik individu yang berbeda

    dalam kebudayaan.Tujuan pembentukan masyarakat adalah

    mengorganisasikan kepentingan perseorangan, pengaturan silkap orang

    yang satu dengan yang lainya, dan pemusatan orang dalam kelompok

    tertentu untuk melakukan tindakan bersama. Relasi-relasi yang timbul

    dalam masyarakat itu dapat dilihat sebagai rencana atau sistem yang

    dinamakan struktur sosial.

    Menurut R. Firth(1997), disamping adanya organisasi

    masyarakat dan struktur sosial, didalam masyarakat terdapat empat

    bagian yang merupakan unsur penting dalam eksistensi sosialnya,

    yaitu. (1) sosial alignment, bagaimana struktur sosial yang tidak hanya didasarkan oleh seks, umur dan kekerabatan dan lokalitas, tetapi

    berisikan orang-orang yang mempunyai pekerjaan yang sama dalam

    bidang yang sama. (2) sosial control, berfungsi mengatur masyarakat dan sistem serta prosedur yang mengatur tindakan anggota masyarakat. (3) sosial media, landasan materiel untuk melakukan kegiatan melalui alat komunikasi, teknologi serta transportasi. (4) sosial standart, ukuran-ukuran standar penilaian untuk kriteria orang-orang yang

    mempunyai kinerja efektif, dan sesuai dengan nilai sebagai ekspresi

    individu. Masyarakat yang terdiri dari individu dengan pandangan

    yang berbeda dan latar belakang yang berbeda berusaha menyatukan

    diri melalui proses sosial yang diikuti dengan struktur sosial dan

    membentuk identitas sosial dalam kelompok masyarakat. Pada

  • 33

    hakekatnya kehidupan bermasyarakat dalam budaya jawa sangatlah

    erat dengan sistem kekerabatan, maka dengan itu masyarakat jawa

    sangat dikenal dengan konsep gotong royong yang dimana didalam

    gotong royong terkandung sistem kekerabatan dan persaudaraan.

    Masyarakat memberikan contoh peradapan kebudayaan dalam

    sebuah daerah maupun bangsa. Masyarakat jawa menjadi salah satu

    contoh masyarakat yang mempunyai karakteristik dan identitas

    tertentu sesuai dengan kebudayaan dan norma yang telah melekat

    dalam individu masyarakat tersebut.

    Kehidupan sosial Masyarakat Temanggung

    Gambar 4.2

    Gapura selamat datang di Temanggung

    Temanggung adalah daerah sebagai penghasil atau penyumbang tembakau terbesar di Jawa Tengah, dengan sebagian

    penduduk yang berada di lereng gunung sumbing dan sidoro bekerja

    sebagai petani tembakau dan sayuran. Kendati demikian masyarakat

    temanggung merupan masyarakat yang masing menjunjung tinggi nilai

  • 34

    dan norma yang ada di daerah mereka tinggal, sopan santun dalam

    berbicara dan nilai kekerabatan yang masih kuat. Hal ini di buktikan

    ketika masa panen tembakau tiba, mereka bersama-sama melakukan

    kegiatan mulai dari memetik daun, proses pengrajangan, dan

    penjemuran tembakau selalu di bantu oleh tetangga dan warga

    setempat , masyarakat menyebut ini dengan kata “sambatan” kata-kata

    yang sangat biasa terdengar oleh masyarakat jawa dalam hal bergotong

    royong. Kemampuan mereka bercocok tanam dan juga pola sosial yang

    mereka bangun, masih sangat erat dengan budaya ketimuran, yang

    menunjukkan kesopanan dan saling menyapa satu dengan yang lain.

    Tidak ubahnya yang berada di daerah kota seperti daerah

    kecamatan Kandangan, maupun juga pusat Kota Temanggung, aktivitas

    mereka member warna tersendiri bagi Temanggung, sesuatu yang

    menarik ketika kebiasaan natural yang mereka berikan atau suguhkan

    dengan dibalut oleh perkembangan ekonomi seperti sekarang, menjadi

    daya tarik tersendiri dan menjadi cirri khas yang awet tanpa menutupi

    jatidiri mereka sebagai masyarakat temanggung.

    Gambar 4.3

    Pasar Kliwon Rejo Mertani Temanggung

  • 35

    Gambar 4.4

    Parkiran angkutan umum di Pasar Temanggung

    Gambar 4.5

    Pasar grosir Temanggung

    Masyakat perkotaan Temanggung sebagian banyak dihuni oleh

    pendatang dari Magelang, Solo, Semarang dan Jogja, kebanyakan dari

    mereka adalah sebagai pengajar dan juga pekerja pada dinas Kabupaten

    Temanggung dan juga sebagai pedagang atau pebisnis, mereka secara

    naluriah menjadi masyarakat Temanggung dengan sendirinya dan juga

  • 36

    membaur menjadi satu dengan masyarakat asli disana. Temanggung

    sebagai salah satu daerah yang berkembang melalui idiologi daerah dan

    berangkat dari kearifan local yang mengembangkan potensi pertanian

    dan kebudayaan menjadi salah satu kekuatan Temanggung

    membangun daerah mereka sendiri, seperti yang di sampaikan oleh

    salah satu jajaran dinas Kab Temanggung Ibu Sri, “bagaimana temanggung adalah ikon buat masyarakatnya sendiri bukan ikon buat masyarakat lain”, singkat, padat tapi mengandung makna, bagaimana Temanggung haruslah dicintai dan dipelihara oleh masyarakatnya dulu

    sendiri, sebelum di cintai oleh daerah lain.

    Gambar 4.6

    Pedagang di Alun-alun Temanggung

    Gambar 4.7

    Kegiatan memanen Tembakau

  • 37

    Karena jati diri masyarakat Temanggung di bentuk oleh tanah

    dan potensi yang diberikan di daerah Temanggung. Tetapi bukan

    berarti tidak ada interfensi dari pihak luar, masyarakat Temanggung

    dan PT.Gudang Garam, Serta PT. Djarum, menjadi salah satu investor

    terbesar yang masuk di daerah Temanggung sebagai penerima

    tembakau yang pada dasarnya menjadi salah satu pendongkrak

    ekonomi masyarakat Temanggung, tidak menjadi masalah, ketika itu

    berjalan lancar dan tetap kondusif, berbagai macam kepercayaan yang

    mereka anut menjadi Temanggung, tidaklah canggung dengan

    perbedaan itu, karena mereka sangat menjunjung tinggi nilai tenggang

    rasa dan juga persaudaraan, tempat ibadah seperti Masjid,greja,pure,

    dan juga klenteng ada di Temanggung, dan juga tempat-tempat yang

    dipercai masyarakat sebagai peninggalan leluhur yang dikeramatkan

    masih dijaga oleh masyarakat Temanggung. Perekonomian masyarakat

    Temanggung bukan hanya tembakau dan rokok, tetapi pasar

    tradisional dan juga alun-alun, serta tempat pariwisata menjadi sisi lain

    dari temanggung, yang dikenal masyarakat luas sebagai penghasl

    tembakau, kehidupan sosial mereka bergerak sesui ritme tradisional,

    bagaimana pasar tradisional berada di pusat kota dimana sayur mayor,

    kebutuhan pokok dan lain sebagainya ada di sana, sehingga komuditi

    Temanggung sebelum keluar dari Temanggung, sebagaimana mungkin

    memberikan masyarakat Temanggung di daerah perkotaan bisa

    membeli dari pasar tradisional dahulu.

    Gambar 4.8

    Tugu Tani, sebagai cerminan Masyarakat Temanggung

  • 38

    Gambar 4.9

    Jalan menuju Alun-alun Kota Temanggung

    Adapun alaun-alun sebagai cirri khas ssuatu daerah juga tidak

    kalah ramainya dari masyarakat yang berdatangan, dan juga sebagian

    banyak adalah anak muda, yang menghabiskan waktu sore sampai

    malam hari di alun-alun Temanggung. Tempat pariwisata seperti

    wisata alam, candi, sampai perkebunan teh ada di Temanggung dan di

    kelola oleh pemerintah dan masyarakat di Temanggung pada

    khususnya. Pada intinya masyarakat Temanggung terbangun dari

    Trush yang mereka pengang teguh bagaimana persaudaraan dan

    jejaring adalah modal utama dalam kehidupan sosial meraka, dalam

    kelanjutannya mereka akan bergerak dalam bidang mereka masing-

    masing.

    Kebudayaan

    Menurut Koenjoroningrat(1994), unsur kebudayaan terbagi dari (1) peralatan dan perlengkapan kehidupan sehari-hari, misalnya

    pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata, dan sebagainya.

    (2)sistem mata pencaharian dan juga sistem ekonomi, misalnya

    pertanian, peternakan dan juga sistem produksi, (3)sistem

    kemasyarakatan, misalnya kekerabatan, sistem perkawinan dan sistem

  • 39

    warisan,(4)bahasa dan media komunikasi, bahasa lisan dan

    tulisan,(5)ilmu pengetahuan dan juga kesenian, misalnya seni suara,

    seni rupa, seni gerak, dan sistem religi. Seperti yang telah dipaparkan

    dalam konsep kebudayaan menurut koenjoroningkrat, bagaimana pada

    dasarnya keseluruhan masyarakat Jawa tidaklah lepas dari aspek

    budaya tersebut, begitu pula dengan realitas yang terjadi di daerah

    Temanggung bagaimana suatu identitas kebudayaan terbentuk melalui

    proses sosial yang mulai di dorong dengan perekonomian yang

    mendukung serta sistem komunikasi lisan yang membuat seni tetap

    terus berkembang dan ada di daerah tersebut, begitu juga dengan aspek

    pembangunan daerah yang lain, kebudayaan tidak ubahnya

    mempunyai struktur yang mendukung, yang menjadi karateristik

    utama dalam unsur kebudayaan terdiri dari empat hal, yang pertama,

    kebudayaan mendasarkan diri pada simbol, simbol sangat esensial bagi

    kebudayaan karena simbol merupakan mekanisme yang diperlukan

    untuk menyimpan dan mentransmisikan sejumlah informasi yang

    membentuk kebudayaan. Kedua, kebudayaan dalam transmisinya

    dipelajari dan tidak bergantung pada pewarisan biologis, ketiga,

    kebudayaan adalah sistem yangdipikul bersama oleh anggota

    masyarakat sebagai representasi mereka secara kolektif, keempat,

    kebudayaan cenderung terintegrasi, berbagai komponen berbagi bagian

    atau komponen kebudayaan cenderung menyatu satu dengan yang

    lain.

    Menjadi suatu simbol dan bagaimana kebudayaan ditransmisi

    menjadi suatu kebutuhan yang nyata bagi masyarakat, membuat

    kebudayaan mempunyai sistem sosial dalam masyarakat. terjadinya

    kesinambungan kebudayaan sebagai sistem sosial masyarakat berkaitan

    dengan nilai yang dianut oleh masyarakat, dan diantaranya adalah

    sistem kekerabatan dan organisasi sosial, sistem kekerabatan

    merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial, sistem

    kekerabatan dalam masyarakat dapat dipergunakan untuk

    menggambarkan struktur dari masyarakat yang bersangkutan.

    Organisasi, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk

    masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak. Yang

    berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembanguna

  • 40

    bangsa dan negara. Kesenian, kesenian mengacu pada nilai keindahan

    yang berasal dari ekspresi hasrat manusia terhadap keindahaan yang

    dapat dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sistem Kepercayaan,

    secara individual dan sosial manusia tidak dapat dilepaskan dari religi

    dan sistem kepercayaan. Karena semenjak manusia diciptakan

    manusia mempunyai kecenderungan untuk mempercayaai hal-hal

    yang gaib, hal-hal yang memiliki kekuatan supranatural, dan sesuatu

    yang dijadikan obyek persembahan. Masyarakat yang terbentuk

    dengan nilai dan norma dalam lingkungan sosial, membuat kebiasaan

    bertingkah laku dan berekspresi yang membuat kebiasaan itu menjadi

    kebudayaan dalam kehidupan sosial masyarakat, baik akan membentuk

    kebudayaan menjadi semakin berkembang sesuai dengan

    perkembangan jaman, atau akan tetap eksis dengan tetap mengangkat

    pakem yang telah ada dalam kebudayaan itu dengan segala

    ketentuannya.

    Dinamika kesenian Kuda Lumping di Temanggung

    Gambar 4.10

    Patung Jaranan yang berada di Taman Kota Temanggung

    Temanggung sebagai salah satu daerah yang kaya akan seni dan budaya, salah satunya adalah seni Kuda Lumping, seni ini sangat

    tersohor di Temanggung, kebanyakan dari mereka tau dan senang

    dengan hiburan yang satu ini. kuda lumping pada dasarnya

    berkembang dari cerita rakyat,dimana cerita itu di kontruksikan

  • 41

    menjadi sebuah tarian dengan lantunan gamelan dan juga busana yang

    mereka kenakan berupa badong. Kesenian kuda lumping pada

    umumnya dilakukan atau diselenggarakan pada waktu hajatan

    pernikahan ataupun sehabis panen di daerah Temanggung, tetapi

    sekarang pagelaran ini mulai terangkat ke permukaan dengan peranan

    pemerintah memberikan ruang pada mereka berupa festival budaya

    yang diadakan setahun sekali dan itu membuat seni ini semakin di

    gemari dan menjadi salah satu ikon Kab. Temanggung, berbicara

    masalah perkembangan dan juga dinamika yang terjadi terhadap seni

    ini adalah bagaimana masyarakat pada tataran pedesaan mulai

    menggebu-gebu terhadap seni ini sendiri, terbukti setiap desa di

    kecamatan di daerah temanggung mempunyai paguyuban kuda

    lumping, ketertarikan masyarakat terhadap seni ini terbukti sangat

    tinggi, tetapi yang menjadi masalah adalah mereka mulai membuat seni

    ini sebagai kompetisi yang membuat gap antara masyarakat, berlomba

    mencari perhatian dari pemerintah untuk dijadikan wakil dari

    temanggung sebagai paguyuban seni kuda lumping untuk even yang

    dilakukan di temanggung dan juga di luar Temanggung.

    Gambar 4.11

    Penghormatan pasukan kuda lumping dalam acara HUT Kab. Temanggung

    Seni kuda lumping yang ada di Temanggung menjadi berbeda

    dan berinovasi, menjadi salah satu seni yang memberikan nuansa beda

  • 42

    dan mempunyai karakter tersendiri, tapi pada dasarnya, hal ini

    tidaklah disetujui oleh pihak pemerintah, dikarenakan akan

    menghilangkan identitas kuda lumping Temanggung sendiri, dengan

    adanya Kuda Lumping kolaborasi, seperti itu masyarakat di sana

    menyebut, makna dari kolaborasi adalah menggabungkan seni gerakan

    kuda lumping dengan leak dari Bali, dan sentuhan gamelan

    bernuansakan Bali, itu dimaksud kolaborasi, dan hal inilah yang

    membuat pemikiran pemerintah dan masyarakat di Temanggung sudah

    tidak sejalan, tetapi berkaca dari perkembangan jaman dan juga pola

    pemikiran masyarakat sekarang, kolaborasi sangat diminati dan

    menjadi terkenal karena berbeda dan juga lebih ramai dan atribut yang

    digunakan membuat masyarakat suka menyaksikan pagelaran ini,

    daripada kuda lumping yang klasik yang masih pada pakemnya, karena

    dinilai kurang menghibur dan monoton.

    Gambar 4.12

    Keramaian Masyarakat dalam menikmati pagelaran kuda lumping

    Tidak bisa dipungkiri hal ini kerap sekali terjadi pada kesenian

    di setiap daerah, bukan hanya di Temanggung, tuntutan masyarakat

    terhadap seni dan juga keinginan dari orang-orang pelaku seni

    membuat seni ini berubah sesuai dengan ritme pembangunan yang ada

    di daerah itu sendiri. Pemikiran masyarakat terhadap seni adalah

    jikalau seni itu berkembang, dalam artian adalah ada inovasi dan

  • 43

    berubah, secara idiologi para pelaku seni tidak akan mau merubah

    pakem yang sudah ada dan mengganti itu dengan sesuatu yang baru,

    karena itu akan menghilangkan identitas seni tersebut, tetapi mereka

    juga ingin hidup, ekonomi menjadi salah satu penyebab berubahnya

    seni itu menjadi tidak seperti dulu lagi, ada tambahan dan juga inovasi

    yang terjadi, tinggal bagaimana masyarakat menyikapi dan juga

    pemerintah melihat fenomena yang ada di tengah masyarakat seperti

    itu, dan hal tersebut terjadi terhadap seni Kuda Lumping yang ada di

    Temanggung, kususnya di lereng sindoro dan sumbing yang di gawangi

    oleh dua paguyuban yang cukup di kenal di temanggung yaitu dari

    Sumbing adalah WTP ( Wahyu Turonggo Panuntun) dan dari Sindoro

    adalah KT (Krida Taruna