endoparasit nisa

Upload: yenni-sri-mulyani

Post on 16-Jul-2015

1.255 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan pada ikan atau udang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan pada ikan atau udang dapat disebabkan oleh mikroorganisme, pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang mendukung kehidupan ikan atau udang (Muslim, 2007). Penyakit pada ikan merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai dalam usaha budidaya ikan. Di Indonesia telah diketahui ada beberapa jenis ikan air tawar, dan diantaranya sering menimbulkan wabah penyakit serta menyebabkan kegagalan dalam usaha budidaya ikan (Irawan, 2004). Endoparasit adalah parasit yang terdapat di dalam tubuh ikan atau udang. Endoparasit menyerang organ-organ dalam tubuh ikan atau udang. Banyak Nematoda yang hidup sebagai endoparasit di dalam tubuh ikan (Ghufran, 2004). Kebanyakan golongan dari virus yang merupakan jenis endoparasit, namun ada juga dari golongan bakteri yang termasuk endoparasit. Virus merupakan suatu mikroba aselular. Ukurannya berkisar antara 20 300 m. Virus tidak ada yang hidup bebas tetapi merupakan parasit obligat (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1985). Pemahaman tentang parasit dan penyakit ikan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan produksi dan mencegah kerugian ekonomi pada usaha budidaya perikanan sehingga ikan dapat dipanen pada waktunya tanpa adanya gangguan dari parasit maupun penyakit ikan (Riauwaty, 2004). Serangan penyakit dan gangguan hama dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat (kekerdilan), padat tebar sangat rendah, konversi pakan menjadi tinggi, periode pemeliharaan lebih lama, yang berarti meningkatnya biaya produksi. Dan pada tahap tertentu, serangan penyakit dan gangguan hama tidak hanya menyebabkan menurunnya hasil panen (produksi), tetapi pada tahap yang lebih jauh dapat menyebabkan kegagalan panen (Kordi, 2004). B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Parasit dan Penyakit Ikan ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri ikan yang terkena penyakit endoparasit, dan mengidentifikasi jenis endoparasit.

C. TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi ikan Sepatung (Pristolepis grooti Bleeker) Sistematika Filum Sub filum Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Species ikan sepatung menurut Hasannudin Saani (2001)

diklasifikasikan sebagai berikut : : Chordata : Vertebrata : Pisces : Teleostei : Nandidae : Pristolepidinae : Pristolepis : Pristolepis grootii Danau Ranau yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terdapat beberapa jenis ikan yang hidup di perairan danau tersebut, diantaranya adalah ikan kepor atau ikan sepatung. Ikan sepatung masuk ke dalam Familia Pristolepididae, Genus Pristolepis, Species Pristolepis grootii. Karakteristik morfologinya antara lain: Badan pipih, mulut kecil, warna coklat kurang lebih terdapat 10 pita warna kehitaman melintang di badannya. Bagian punggung terdapat sirip punggung yang tajam dan keras yang berfungsi sebagai pelindung diri (Makmur, 2009). Ikan sepatung di Danau Ranau mempunyai ukuran panjang total antara 4-15 cm. dan bobot tubuh antara 5 65 g. Ikan sepatung dapat memijah sepanjang tahun dan puncaknya sekitar bulan Juli sampai Desember. Berdasarkan kebiasaan makannya ikan kepor merupakan jenis ikan pemakan segala (omnivora), tetapi ikan ini cendrung bersifat karnivora karena lebih meunyukai makanan berupa ikan dan udang kecil. Ikan sepatung di perairan Danau Ranau populasinya masih cukup banyak, dan merupakan salah satu jenis ikan yang sering tertangkap selain ikan mujair, palau (nilem) dan arongan (hampala). Ikan sepatung di Danau Ranau hidup di perairan dangkal dan tergenang serta banyak vegetasi atau tanaman airnya. Hasil tangkapan umumnya untuk dijual di pasar atau ke pengumpul dan juga untuk di konsumsi sendiri. Harga ikan kepor per ikat sekitar 5-15 ribu tergantung ukuran besar ikan (1 ikat atau 1 tingkil terdiri atas 6-7 ekor ikan) (Makmur, 2009).

A. Habitat dan Tingkah Laku Habitat dan kebiasaan hidup ikan sepatung ialah semua perairan tawar. Di sungai air yang tidak terlalu deras atau pada perairan yang tenang seperti waduk, danau, telaga serta genangan merupakan tempat hidup ikan sepatung. Ikan sepatung mudah beradaptasi dengan lingkungan. Parameter kualitas air untuk ikan sepatung yang baik adalah suhu yang optimal adalah 22oC-25oC, pH (Keasaman) 6,5-7,5, kandungan oksigen < 3 ppm dan tidak tercemar. Ikan sepatung merupakan binatang malam (nocturnal) karena ikan sepatung aktif mencari makan di malam hari. Ikan sepatung termasuk kedalam kelompok ikan yang karnivora atau pemakan daging (Suyanto, 2000). B. Endoparasit Endoparasit adalah parasit yang menyerang organ tubuh ikan pada bagian dalam Ikan yang terserang penyakit atau parasit pada organ dalam memiliki ciri utama yaitu terjadi pembengkakan pada perut disertai sisik yang tidak bagus (rusak), akan tetapi dapat terjadi pula bahwa ikan yang terserang organ dalamnya memiliki perut yang sangat kurus. Contoh parasit yang menyerang bagian dalam tubuh : 1. Gousia spp. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh parasit ini adalh ikan akan menjadi kurus akibat kekurusakan pada usus (Novita, 2002). 2. Parasit Hexamita Hexamita merupakan parasit yang sering menyerang ikan dari Famil cichlidae. Penyakit ini boleh dikatakan sebagai bawaan karena protozoa Hexamita selalu dijumpai pada sistem Pencernaan keluarga cichlid yang sangat mudah berpindah dari cichlid satu ke yang ain (Purwakusuma,2002). 3. Sanguinicola inermis Serangan parasit jenis ini akan menyebabkan pembekuan darah pada inang (ikan) serta tersumbatnya pembukuh kapiler insang yang diakibatkan oleh telur-

telurnya.Jika terjadi serangan secara besar-besaran ikan akan mengalami pendarahan, nekrosis dan akhirnya mati (Kordi,2004) 4. Crybtobia spp. Serangan parasit Cryptobia spp yang berat dapat mematikan menimbulkan beberapa fungsi pernapasan terganggu (Kordi,2004). Genetik ikan adalah merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan bagi usaha perbaikan mutu dan kesehatan ikan yang dipeligara.Benik ikan yang dipelihara merupakan jenis yang unggul yaitu tahan terhadap seangan penyakit.Untuk mendapatkan ikan yang mempunyai genetik yang tahan terhadap penyakit perlu dilakukan seleksi dimulai dari seleksi calon induk yang akan digunakan untuk pembenihan (Muslim, 2004). epithelum pernapassan dan menyebabkan timbulnya trombosis pada branchial kapilert yang

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2011 pukul 14.30 WIB sampai selesai, di Laboratorium Bersama Program Studi Budidaya Perairan dan Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya. B. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam kegiatan Praktikum ini adalah sebagai berikut : No. Alat dan Bahan 1. Ikan sampel Alat Bedah 2. 3. Cawan petri Tissu Gulung 4. 5. Sterofoam 6. Mikroskop 7. Kaca objek,cover glass 8 Pipet tetes Fungsi Sebagai sampel yang akan diamati Membedah ikan untuk mencari parasir dalam organ dalam ikan Wadah organ yang akan diamati Untuk membersihkan lendir atau darah pada ikan Alas ikan yang akan dibedah Alat untuk mengamati parasit Pengamatan sampel organ atau parasit yang ditemukan Meneteskan air ke glass objek

C. Cara Kerja Adapun cara kerja pada praktikum parasit dan penyakit ikan ini adalah sebagai berikut : 1. Ambil ikan yang akan diamati endoparasitnya. 2. Kemudian ikan dipingsankan atau dibunuh 3. Kemudian potong ikan tersebut dengan menggunakan cutter. 4. Ikan dibedah dengan hati-hati dana ambil bagian hati, jantung dan usus. 5. Sampel yang diambil tersebut tambahkan dengan aquadest kemudian letakan kaca preparat. 6. Amati perkembangan sampel di bawah mikroskop dan catat hasilnya, setelah didapat hasil kemudian digambar dan dicari tahu jenis endoparasitnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan penyakit yang disebabkan oleh parasit. Parasit-parasit tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil pemeriksaan parasit yang ditemukan pada benih ikan Organ/lokasi ditemukan parasit Jantung Nama parasit Rhabditis

B. Pembahasan Praktikum endoparasit merupakan praktikum mengenai parasit yang menyerang ikan pada bagian dalam tubuhnya. Berdasarkan hasil pengamatan selama praktikum, diketahui bahwa ikan sepatung yang merupakan objek pengamatan ternyata terindentifikasi terkena serangan endoparasit. Nama parasit yang menyerang ikan tersebut adalah Rhabditis. Dan gejala yang terdapat pada ikan yang kami dapatkan adalah terdapatnya bintik berwarna merah atau pendarahan pada kulit, siripnya dan juga insangnya agak pucat (Syawal, 2004). Kennedy (1975) menyatakan bahwa semakin tua ikan, bearti semakin lama waktu yang dimiliki ikan untuk kontak dengan parasit, sehingga prevalensi dan intensitas parasit meningkat sesuai dengan umur ikan. Tubuh inang merupakan tempat untuk kolonisasi parasit. Semakin luas permukaan tubuh ikan, maka koloni parasit juga bertambah, sehingga nilai intensitas dan prevalensi parasit semakin meningkat. Beberapa parasit memiliki inang spesifik tertentu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya beberapa jenis ikan yang hanya terinfeksi oleh satu jenis parasit saja, atau hanya satu organ saja yang terinfeksi oleh parasit tersebut (Graba, 1981). Hubungan spesifik antara inang dengan parasit tersebut ditentukan oleh keberhasilan parasit dalam menginfeksi, menempati dan berkembang biak pada habitat tertentu pada bagian tubuh inang. Menurut Noble et. Al. (1989), ikan yang menghabiskan seluruh siklus hidupnya hanya di satu tipe perairan akan memiliki parasit lebih sedikit dari pada ikan yang berpindah-pindah. Ikan yang dipelihara terutama dalam akuarium, intensitas dan prevalensi parasitnya cenderung berfluktuasi sesuai sdengan manajemen kesehatan yang diterapkan dalam kegiatan budidaya.

Frekuensi kejadian parasit yang dominan pada ikan lele yang diperiksa adalah Anisakis sp dan Dipphylobothrium sp. Hal ini disebabkan karena kedua parasit merupakan protozoa. Wakita et al. (2005) mengemukakan bahwa ketika kandungan bahan organic banyak terdapat di air dan sumber nutrisi maka jumlah dari cilia ini akan meningkat dan kemudian menginfeksi pada bagian kulit dan insang.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari praktikum Parasit dan Penyakit Ikan yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Penyakit adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan pada ikan atau udang, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Endoparasit adalah parasit yang hidupnya diorgan dalam tubuh ikan seperti : saluran pemcernaan, hati, otot dan darah. 3. Pada praktikum Penyakit dan Parasit Ikan ini ditemukan 1 jenis parasit yaitu Rhabditis sp. 4. Rhabditis sp, biasanya menyerang pada bagian jantung dan ciri-ciri organ yang diserang penyakit ini adalah warna jantung yang hitam dan agak pucat. B. Saran

Hendaknya sebelum melakukan praktikum semua alat yang akan digunakan diperiksa terlebih dahulu agar tidak terjadi kendala selama melakukan praktikum dan pastikan ikan sampel telah memiliki ciri-ciri ikan yang terkena serangan penyakit agar memudahkan praktikan dalam pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Djariyah. 2002. Ikan Lokal. Kanisius. Yogyakarta. Ghufran. 2004. Avertebrata Air Untuk Mahasiswa Perikanan. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor.Bogor Irawan .2004. Budidaya Ikan Ait Tawar. Ikan Gurame, Ikan Nila. Kanisius. Yogyakarta Kordi .2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. C.V. Aneka. Solo.

Riauwaty. 2004. Ancaman Endoparasit Pada Pembenihan Ikan Gurame di Banyumas dan Upaya Penanggulangannya. Seminar Nasional Penyakit Ikan dan Udang