endo mik

3
1. Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jamur dan akar tanaman (Brundrett, 1996). mikoriza merupakan suatu interaksi simbiosis mutualisme yang sangat umum terjadi di dunia tumbuhan. Simbiosis mikoriza merupakan asosiasi antara sistem perakaran dengan kelompok jamur tanah tertentu. Hubungan yang saling menguntungkan ialah tanaman mendapat hara dari tanah (Nitrogen dan Fosfor) lebih banyak sedang jamur pembentuk mikoriza mendapat senyawa organik esensial dari tanaman (Suprianto, 1992).. Ada 2 kelompok besar mikoriza ialah: Ektomikoriza dan Endomikoriza. Ektomikoriza banyak terdapat pada tanaman hutan dari kelompok Pinaceae, Fagaceae, Betulaceae, Dipterocarpaeae. Sifat spesifik Ektomikoriza membentuk selubung pada akar tanaman dan Hartig net. Jamur ektomikoriza yang sudah diidentifikasi adalah Suillus, Rhizopogon, Amanita, Boletus, Laccaria, Physolithus, Scleroderma, dll. Endomikoriza yang termasuk dalam kelompok mikoriza vesikular-arbuskular (MVA) banyak terdapat pada tanaman pertanian dan hanya beberapa tanaman hutan, misalnya Hopea, Shorea, Eucalyptus, Albizia, Leucaeana dan Acacia. MVA bersifat obligat simbion, membentuk arbuscul dan vesicel dalam sel akar. Jamur MVA yang banyak berperan diantaranya:Glomus, Entrophospora, Gigaspora dan Scutellospora (Kabirun, 1990). Jamur pembentuk vesikular-arbuskular seperti dari genus Glomus dan Gigaspora banyak terdapat di berbagai jenis tanah di areal perkebunan kelapa (Widistuti dan Kramadibrata 1992) dan areal perkebunan cengkeh. Jamur ini telah dikembangkan sebagai pupuk hayati untuk tanaman pertanian (Soputan, 1999). 2. Pada jenis endomikoriza, jaringan hifa cendawan masuk kedalam sel kortek akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesicle dan sistem percabangan hifa yang disebut arbuscule, sehingga endomikoriza disebut juga vesicular-arbuscular micorrhizae (FMA ). FMA (FMA ) adalah struktur sistem perakaran yang terbentuk sebagai maniferstasi adanya simbiosis mutalistik anatara cendawan (myces) dan perakaran (rhiza). (Cruz, 2000). Ditambah alinea 2 lporan aini ( (Prihastuti, 2007)

Upload: eko-adiguna

Post on 17-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

gjhj

TRANSCRIPT

1. Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jamur dan akar tanaman (Brundrett, 1996). mikoriza merupakan suatu interaksi simbiosis mutualisme yang sangat umum terjadi di dunia tumbuhan. Simbiosis mikoriza merupakan asosiasi antara sistem perakaran dengan kelompok jamur tanah tertentu. Hubungan yang saling menguntungkan ialah tanaman mendapat hara dari tanah (Nitrogen dan Fosfor) lebih banyak sedang jamur pembentuk mikoriza mendapat senyawa organik esensial dari tanaman (Suprianto, 1992).. Ada 2 kelompok besar mikoriza ialah: Ektomikoriza dan Endomikoriza. Ektomikoriza banyak terdapat pada tanaman hutan dari kelompok Pinaceae, Fagaceae, Betulaceae, Dipterocarpaeae. Sifat spesifik Ektomikoriza membentuk selubung pada akar tanaman dan Hartig net. Jamur ektomikoriza yang sudah diidentifikasi adalah Suillus, Rhizopogon, Amanita, Boletus, Laccaria, Physolithus, Scleroderma, dll. Endomikoriza yang termasuk dalam kelompok mikoriza vesikular-arbuskular (MVA) banyak terdapat pada tanaman pertanian dan hanya beberapa tanaman hutan, misalnya Hopea, Shorea, Eucalyptus, Albizia, Leucaeana dan Acacia. MVA bersifat obligat simbion, membentuk arbuscul dan vesicel dalam sel akar. Jamur MVA yang banyak berperan diantaranya:Glomus, Entrophospora, Gigaspora dan Scutellospora (Kabirun, 1990). Jamur pembentuk vesikular-arbuskular seperti dari genus Glomus dan Gigaspora banyak terdapat di berbagai jenis tanah di areal perkebunan kelapa (Widistuti dan Kramadibrata 1992) dan areal perkebunan cengkeh. Jamur ini telah dikembangkan sebagai pupuk hayati untuk tanaman pertanian (Soputan, 1999).

2. Pada jenis endomikoriza, jaringan hifa cendawan masuk kedalam sel kortek akar dan membentuk struktur yang khas berbentuk oval yang disebut vesicle dan sistem percabangan hifa yang disebut arbuscule, sehingga endomikoriza disebut juga vesicular-arbuscular micorrhizae (FMA ). FMA (FMA ) adalah struktur sistem perakaran yang terbentuk sebagai maniferstasi adanya simbiosis mutalistik anatara cendawan (myces) dan perakaran (rhiza). (Cruz, 2000). Ditambah alinea 2 lporan aini ( (Prihastuti, 2007)

4. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain gandum dan padi, karena jagung merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Beberapa daerah di Indonesia seperti Madura dan Nusa Tenggara juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok (Rukmana, 1997). Menurut Purwono dan Hartono (2010) jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji. Kekurangan air pada stadium tersebut bisa menyebabkan hasil yang menurun. Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa kekurangan air pada saat 3 minggu setelah keluar rambut tongkol akan menurunkan hasil hingga 30%. Sementara kekurangan air selama pembungaan akan mengurangi jumlah biji yang terbentuk . jamur mikoriza dengan hifa eksternalnya dapat meningkatkan absorpsi dari unsurunsur yang inmobil didalam tanah seperti unsur P, Co, dan Zn dengan cara menambah atau memperluas absorpsi hara yang diluar kemampuan tanaman tersebut mengabsorpsinya. Rambut akar tanaman yang berasosiasi dengan tanaman yang bermikoriza bisa berkontak dengan volume tanah yang lebih luas dan memberikan permukaan absorpsi yang lebih besar dibandingkan pada rambut akar yang tanpa bermikoriza. Selain itu alasan lain digunakan jagung yaitu karena jagung mudah didapat, pemeliharaan murah, pertumbuhan cepat dan presentasi derajat infeksi pada jagung besar yaitu sebesar 82%..5. Hasil perhitungan derajat infeksi yaitu pada benih sebesar 23.07%, dan derajat infeksi pada biii sebesar. 38, 4 %. Perbedaan nilai derajat infeksi karena menurut Tim dosen Mikologi (2015), spora merupakan komponen yang lebih penting sebagi sumber inokulum daripada akar bermikoriza. Pa perkecambahan biji , spora cendawan Musuh alami akan tumbuh struktur hifa dengan bentuk seperti kipas dengan banyak hifa penetrasi (Apresorium), sedangkan pada bibit jagung yang telah tumbuh akar penetrasi MVA kurang terjadi karena pada akar yang terkolonisasi MA hanya dihasilkan 1 (satu) titik Penetrasi, sehingga dari hasil praktikum jelas presentasi infeksi lebih besar pada biji dibandingkan dengan bibit jagung.

BibliographyTim Pengajar Mikologi. (2015). Materi Kuliah Mikologi: Mikoroza. Purwokerto: Fakultas Biologi.Cruz, A. T. (2000). Effect of arbuscular mycorrhizal fungi on tree growth, leaf water potential, and levels of 1-aminocyclopropane-1- carboxylic acid and ethylene in the roots of papaya under water stress conditions. Journal Mikoriza, 10/3 : 121-123.Kabirun. (1990). Peranan Endomikoriza dalam Pertanian. Bandung: PAU Bioteknologi IPB.Prihastuti. (2007). Isolasi dan karakterisasi mikoriza vasikular-asbuscular dilahan kering masam. Jurnal Hayati, 12:99-106.Purwono, d. R. (2010). Bertanam jagung unggul. Bogor: Penebar Swadaya.Rukmana, R. (1997). Usaha Tani Jagung. Yogyakarta: Kanisius.Soputan, R. (1999). Distribusi MVA pada Tanaman Kelapa di Kebun Percobaan UNSRAT Pandu dan Sea. Jurnal Ilmu-ilmu, 15-20.Suprianto, I. d. (1992). Usaha Peningkatan Kualitas Bibit Tanaman Kehutanan Melalui Inokulasi Mikorisa. Prosiding Seminar Nasional Status Silvikulktur di Inonesia Saat Ini. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.