empat nelayan sumatera utara dipulangkan...

2
www.djpsdkp.kkp.go.id Edisi VII - Tahun 2015 Empat Nelayan Sumatera Utara Dipulangkan Dari Malaysia Hal 1 Kapal Pengawas Perikanan Tangkap 4 (empat) Hal 2 Kapal Ikan Ilegal Vietnam Ditjen PSDKP Laksanakan Pengawasan Penambangan Pasir Timah Hal 2 4 Warta PengaWasan sDKP Edisi VII - Tahun 2015 Warta PengaWasan sDKP - Kantor Redaksi: Bagian Hukum Organisasi dan Humas, Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sum- ber Daya Kelautan dan Perikanan, Gedung Mina Bahari III Lantai 15 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat 10110. Telepon: 021-3519070 Fax: 021-3520346 Email: [email protected] / [email protected] Ditjen PSDKP Didik PPNS Perikanan Hal 3 Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan Hal 3 Ditjen PSDKP Semester I T.A 2015 Berita Dalam Gambar Hal 4 D irektorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) beker- jasama dengan Konsulat Jenderal RI di Penang, Malaysia, berhasil memu- langkan 4 (empat) orang nelayan asal Batubara, Sumatera Utara yang di- tangkap aparat Malaysia. Demikian disampaikan Direktur Jenderal PS- DKP, KKP, Asep Burhanudin, di Ja- karta, 30/6. Keempat nelayan yang dipulangkan tersebut tiba di Bandara Kualanamu, Medan Sumatera Utara, pada tanggal 30 Juni 2015. Adapun ke- empat nelayan tersebut adalah MUHD HIDAYAT (17 Tahun), RAJUDIN (18 Tahun), EMOS SYAHPUTRA (17 Ta- hun), dan SYAHRIL (16 Tahun), yang berasal dari Desa Pakam, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Keempat nelayan tersebut ditangkap aparat keamanan laut Malaysia pada tanggal 11 Mei 2015, dengan dugaan melakukan pelanggaran penang- kapan ikan di wilayah perairan Malay- sia, ungkap Asep. Selanjutnya, Asep mengungkapkan bahwa pemulangan nelayan tersebut merupakan bantuan nyata yang dilakukan oleh KKP ter- hadap nelayan-nelayan Indonesia yang tertangkap aparat di luar negeri saat melakukan penangkapan ikan. Lang- kah yang dilakukan oleh KKP, antara lain melakukan koordinasi dengan Konsulat Jenderal RI di negara setem- pat dan instansi terkait di negara yang bersangkutan, sehingga nelayan Indo- nesia yang tertangkap di luar negeri dapat segera dipulangkan ke Indonesia, terutama bagi Anak Buah Kapal (ABK) yang dikategorikan di bawah umur. Selain melakukan upaya pemu- langan melalui program advokasi ne- layan, KKP juga mengupayakan tin- dakan preventif dengan memberikan pembinaan dan sosialisasi tentang dae- rah penangkapan di Indonesia. Namun bila ternyata terdapat nelayan yang tertangkap di negara lain, maka KKP secara proaktif bekerjasama dengan pihak Kementerian Luar Negeri, khu- susnya Perwakilan RI di luar negeri untuk mengupayakan pemulangan- nya”, ujar Asep. Selain memulangkan 4 (empat) nelayan tersebut, KKP bersa- ma-sama dengan Konsulat Jenderal RI di Penang juga terus mendampingi 26 (duapuluh enam) nelayan WNI yang saat ini masih menjalani proses hu- kum di Malaysia. Diharapkan nelayan- nelayan tersebut dapat segera dibe- baskan dan dipulangkan ke tanah air. Kegiatan advokasi/pemulangan ne- layan yang tertangkap di luar negeri EMPAT NELAYAN SUMATERA UTARA DIPULANGKAN DARI MALAYSIA BERITA DALAM GAMBAR merupakan implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 2011 ten- tang Perlindungan Nelayan, dimana salah satu tugas KKP berdasarkan In- pres tersebut adalah memberikan per- lindungan bagi nelayan dalam melaku- kan penangkapan ikan khususnya di wilayah perbatasan. Oleh karena itu, sejak tahun 2011, KKP telah berha- sil memulangkan 724 (tujuh ratus dua puluh empat) nelayan yang di- tangkap oleh aparat negara tetangga, seperti Malaysia, Australia, Repub- lik Palau, Papua Nugini, dan Timor Leste”, tandas Asep. Asep berharap, kedepan jumlah nelayan yang ditang- kap oleh aparat negara tetangga den- gan tuduhan melakukan illegal fishing atau melanggar batas wilayah dapat terus menurun. Oleh karena itu, KKP mengajak Pemerintah Daerah untuk bersama-sama mengimplementasikan Instruksi Presiden Nomor 15/2011, dengan secara aktif melaksanakan upaya-upaya pembinaan dan sosia- lisasi kepada nelayan setempat agar memperhatikan batas-batas wilayah negara saat melakukan penangkapan ikan, serta berperan aktif membantu pemulangan apabila terdapat nelayan yang tertangkap di luar negeri.(PP) 7 Keterangan gambar : 1,2 : Pembaretan Awak Kapal Pengawas Perikanan, Cibubur, Jakarta (26/7/15), 3,4 : Penutupan Diklat PPNS Gel. II, Bogor(9/7/2015) 5,6 : Penangkapan Kapal Ilegal Vietnam oleh Kapal Pengawas , Natuna (29/7/2015) 7,8 : Konsolidasi Laporan Keuangan, Bogor (8/7/2 Sumber foto : dokumentasi Humas DJPSDKP STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN 1 2 3 4 5 6 7 8

Upload: dinhdat

Post on 30-Jan-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EMPAT NELAYAN SUMATERA UTARA DIPULANGKAN …djpsdkp.kkp.go.id/public/upload/files/edisi-7-2015-.pdf · Edisi VII - Tahun 2015 Empat Nelayan Sumatera Utara Dipulangkan Dari Malaysia

www.djpsdkp.kkp.go.idEdisi VII - Tahun 2015

Empat Nelayan Sumatera Utara Dipulangkan Dari Malaysia Hal 1

Kapal Pengawas Perikanan Tangkap 4 (empat) Hal 2 Kapal Ikan Ilegal Vietnam

Ditjen PSDKP Laksanakan Pengawasan Penambangan Pasir Timah Hal 2

4 Warta PengaWasan sDKPEdisi VII - Tahun 2015

Warta PengaWasan sDKP - Kantor Redaksi: Bagian Hukum Organisasi dan Humas, Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sum-ber Daya Kelautan dan Perikanan, Gedung Mina Bahari III Lantai 15 Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat 10110. Telepon: 021-3519070 Fax: 021-3520346 Email: [email protected] / [email protected]

Ditjen PSDKP Didik PPNS Perikanan Hal 3

Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan Hal 3Ditjen PSDKP Semester I T.A 2015

Berita Dalam Gambar Hal 4

Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) beker-

jasama dengan Konsulat Jenderal RI di Penang, Malaysia, berhasil memu-langkan 4 (empat) orang nelayan asal Batubara, Sumatera Utara yang di-tangkap aparat Malaysia. Demikian disampaikan Direktur Jenderal PS-DKP, KKP, Asep Burhanudin, di Ja-karta, 30/6. Keempat nelayan yang dipulangkan tersebut tiba di Bandara Kualanamu, Medan Sumatera Utara, pada tanggal 30 Juni 2015. Adapun ke-empat nelayan tersebut adalah MUHD HIDAYAT (17 Tahun), RAJUDIN (18 Tahun), EMOS SYAHPUTRA (17 Ta-hun), dan SYAHRIL (16 Tahun), yang berasal dari Desa Pakam, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Keempat nelayan tersebut ditangkap aparat keamanan laut Malaysia pada tanggal 11 Mei 2015, dengan dugaan melakukan pelanggaran penang-kapan ikan di wilayah perairan Malay-sia, ungkap Asep. Selanjutnya, Asep mengungkapkan bahwa pemulangan nelayan tersebut merupakan bantuan nyata yang dilakukan oleh KKP ter-hadap nelayan-nelayan Indonesia yang tertangkap aparat di luar negeri saat melakukan penangkapan ikan. Lang-

kah yang dilakukan oleh KKP, antara lain melakukan koordinasi dengan Konsulat Jenderal RI di negara setem-pat dan instansi terkait di negara yang bersangkutan, sehingga nelayan Indo-nesia yang tertangkap di luar negeri dapat segera dipulangkan ke Indonesia, terutama bagi Anak Buah Kapal (ABK) yang dikategorikan di bawah umur. Selain melakukan upaya pemu-langan melalui program advokasi ne-layan, KKP juga mengupayakan tin-dakan preventif dengan memberikan pembinaan dan sosialisasi tentang dae-rah penangkapan di Indonesia. Namun bila ternyata terdapat nelayan yang tertangkap di negara lain, maka KKP secara proaktif bekerjasama dengan pihak Kementerian Luar Negeri, khu-susnya Perwakilan RI di luar negeri untuk mengupayakan pemulangan-nya”, ujar Asep. Selain memulangkan 4 (empat) nelayan tersebut, KKP bersa-ma-sama dengan Konsulat Jenderal RI di Penang juga terus mendampingi 26 (duapuluh enam) nelayan WNI yang saat ini masih menjalani proses hu-kum di Malaysia. Diharapkan nelayan-nelayan tersebut dapat segera dibe-baskan dan dipulangkan ke tanah air. Kegiatan advokasi/pemulangan ne-layan yang tertangkap di luar negeri

EMPAT NELAYAN SUMATERA UTARA DIPULANGKAN DARI MALAYSIA

BERITA DALAM GAMBAR

merupakan implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 2011 ten-tang Perlindungan Nelayan, dimana salah satu tugas KKP berdasarkan In-pres tersebut adalah memberikan per-lindungan bagi nelayan dalam melaku-kan penangkapan ikan khususnya di wilayah perbatasan. Oleh karena itu, sejak tahun 2011, KKP telah berha-sil memulangkan 724 (tujuh ratus dua puluh empat) nelayan yang di-tangkap oleh aparat negara tetangga, seperti Malaysia, Australia, Repub-lik Palau, Papua Nugini, dan Timor Leste”, tandas Asep. Asep berharap, kedepan jumlah nelayan yang ditang-kap oleh aparat negara tetangga den-gan tuduhan melakukan illegal fishing atau melanggar batas wilayah dapat terus menurun. Oleh karena itu, KKP mengajak Pemerintah Daerah untuk bersama-sama mengimplementasikan Instruksi Presiden Nomor 15/2011, dengan secara aktif melaksanakan upaya-upaya pembinaan dan sosia-lisasi kepada nelayan setempat agar memperhatikan batas-batas wilayah negara saat melakukan penangkapan ikan, serta berperan aktif membantu pemulangan apabila terdapat nelayan yang tertangkap di luar negeri.(PP)

7

Keterangan gambar :1,2 : Pembaretan Awak Kapal Pengawas Perikanan, Cibubur, Jakarta (26/7/15), 3,4 : Penutupan Diklat PPNS Gel. II, Bogor(9/7/2015)5,6 : Penangkapan Kapal Ilegal Vietnam oleh Kapal Pengawas , Natuna (29/7/2015) 7,8 : Konsolidasi Laporan Keuangan, Bogor (8/7/2Sumber foto : dokumentasi Humas DJPSDKP

STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANANSTOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

1 2

3 4

5

6

7 8

Page 2: EMPAT NELAYAN SUMATERA UTARA DIPULANGKAN …djpsdkp.kkp.go.id/public/upload/files/edisi-7-2015-.pdf · Edisi VII - Tahun 2015 Empat Nelayan Sumatera Utara Dipulangkan Dari Malaysia

2 Warta PengaWasan sDKPEdisi VII- Tahun 2015 3Warta PengaWasan sDKP

Edisi VII- Tahun 2015

Beberapa bulan yang lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudji-astuti, menegaskan kepada Gubernur Kepulauan Bangka Belitung melalui surat yang meminta agar menghenti-kan segala aktifitas pertambangan pasir timah sampai selesainya peneta-pan Peraturan Daerah tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Hal tersebut dipicu oleh banyaknya pengaduan masyarakat setempat kepada Menteri Kelautan dan Perikanan yang melaporkan ter-jadinya kerusakan lingkungan laut dan berkurangnya hasil tangkapan nelayan akibat aktifitas pertambangan pasir ti-mah. Guna memantau perkembangan di lapangan, Direktur Jenderal PSDKP melalui Direktur Pengawasan Sumber Daya Kelautan mengadakan pertemuan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, Lanal Bangka Be-litung, dan Polair Polda Bangka Be-litung pada tanggal 29 Juli 2015 untuk

membahas langkah-langkah yang telah dilakukan Pemerintah daerah terkait surat Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut. Dalam kesempatan tersebut, dijelaskan bahwa izin-izin yang telah dikeluarkan baik oleh Gubernur mau-pun Bupati sudah sesuai dengan prose-dur sebagaimana diatur dalam UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Hingga bulan Januari 2015, izin usaha produksi pasir timah yang telah diterbitkan luasannya mencapai 140,07 ribu hektar untuk PT. Timah dan 457 hektar untuk swasta. Sejalan dengan berlakunya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan penerbitan izin kegiatan pertambangan di laut dibawah 12 mil diserahkan sepenuhnya kepada Gubernur. Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung mengambil kebijakan untuk mora-torium penerbitan izin baru sebelum disyahkannya Perda tentang Rencana Zonasi WP3K. Selain itu, Gubernur ti-

dak akan memperpanjang izin lama se-belum dikaji secara mendalam dengan melibatkan beberapa stakeholder. Hingga saat ini, kapal-kapal isap produksi (KIP) masih melakukan ak-tifitasnya di beberapa wilayah perairan Bangka. Hal tersebut dibuktikan pada saat dilakukan pengawasan dengan menggunakan KP Hiu 06 oleh tim terpadu yang terdiri dari pengawas perikanan Satker PSDKP Pangkal-balam, TNI AL, Direktorat Penga-wasan SDK, dan Dinas KP Provinsi Bangka Belitung. Pengawas meme riksa tiga KIP yaitu kapal Sentosa 99, Blue Dragon 1, dan kapal Babelindo. Dari ketiga kapal tersebut terdapat satu kapal yang tidak dapat menunjuk-kan dokumen perijinan kegiatan ke-pada pengawas yaitu kapal Sentosa 99. Pengawas langsung memerintahkan kepada kapten kapal supaya menghen-tikan operasional kapal sebelum dapat menunjukkan dokumen perijinan ke-pada pengawas. (SDK)

DITJEN PSDKP LAKSANAKAN PENGAWASAN PENAMBANGAN PASIR TIMAH

STOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANANSTOP ! ILLEGAL FISHING DAN KEGIATAN YANG MERUSAK SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Ditjen PSDKP selenggarakan kegiatan Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan Semester I Tahun Anggaran 2015 di International Con-vention Center (ICC), Botani Square, Bogor yang secara resmi dibuka oleh Direktur Jenderal PSDKP, Asep Burhanudin tanggal 8 Juli Kepala Bagian Keuangan dan Umum Ditjen PSDKP, Normal Mana-lu dalam laporannya mengungkapkan bahwa Laporan Keuangan Tahun Ang-garan 2014 Ditjen PSDKP disebutkan antara lain kesanggupan penyelesaian

temuan pemeriksaan terkait aset VMS yang belum/tidak dapat diketahui ke-beradaannya. Terhadap sisa Aset VMS tersebut, kepada Direktorat Pemantau-an SDKP dan PIP dan Sekretariat Ditjen PSDKP agar mempercepat penyelesa-ian aset tersebut dengan berkoordinasi dengan instansi yang terkait. Selain permasalahan tentang aset VMS, peng-gunaan anggaran yang berwujud ba-rang wajib dicatat terlebih dulu dalam aplikasi persediaan. Khusus Belanja Barang Persediaan yang diserahkan kepada masyarakat atau Pemda, wajib

dilengkapi dengan bukti Berita Acara Serah Terima. Laporan Keuangan merupakan pertanggungjawaban kinerja Kemen-terian/ Lembaga dan harus dilak-sanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat Satker, yakni Satker Pusat, Satker UPT, Satker Dekonsentrasi, hingga Satker Eselon I, dilanjutkan ke tingkat Pengguna Anggaran atau tingkat Kementerian/Lembaga. Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 233/PMK.05/ 2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelapo-ran Keuangan Pemerintah Pusat, yang mewajibkan laporan keuangan se-cara berjenjang sesuai dengan Sistem Akuntansi Instansi.. Selain itu yang tidak kalah penting adalah pertang-gungjawaban keuangan yang rapi, pengadaan barang dan jasa yang sesuai ketentuan, dan pengelolaan BMN yang tertib hukum, tertib fisik dan tertib ad-ministrasi. (KU)

KONSOLIDASI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DITJEN PSDKP SEMESTER I T.A 2015

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Kapal Pengawas (KP) Hiu Macan 001 menangkap 4 (empat) kapal perikanan asing (KIA) berben-dera Vietnam di perairan Zona Eko-nomi Ekslusif Indonesia (ZEEI), seki-tar perairan Laut Natuna, Kepulauan Riau, tanggal 29 Juli 2015, sekitar pu-kul 17.50 WIB. Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PS-DKP), Asep Burhanudin, di Jakarta, (31/7). Selanjutnya, Asep memaparkan ka-pal-kapal yang ditangkap seluruhnya diawaki oleh 48 (empat puluh delapan) warga negara Vietnam, yaitu 1). KM. BV 9619 TS (85 GT, ABK 3 orang), 2). KM. BV 8281 TS (90 GT, ABK 20 orang), 3). KM. BV 9947 TS (85 GT, ABK 3 orang), dan 4). KM BV 7282 TS (90 GT, ABK 22 orang). Keempat kapal tersebut tertangkap tangan saat sedang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP-NRI), tanpa dilengkapi dokumen-do-kumen perizinan kegiatan penangka-

pan ikan dari Pemerintah RI. Kapal-kapal penangkap ikan yang tertangkap tangan tersebut diduga melanggar Pasal 93 ayat (2) jo Pasal 27 (2) UU No. 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU RI No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dengan an-caman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak

Rp. 20 milyar. Selanjutnya, terhadap ABK dan 4 (empat) KIA Vietnam tersebut dikawal oleh KP Hiu Macan 001 ke Stasiun PSDKP Pontianak, Kalimantan Barat, untuk menjalani proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan, pungkas Asep.(KP)

KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TANGKAP 4 ( EMPAT) KAPAL IKAN ILEGAL VIETNAM

Sekretaris Ditjen PSDKP, Ir Ab-dur Rouf Sam menutup diklat PPNS gelombang II di Pusdik Reskrim Mega Mendung, Bogor tanggal 9 Juli 2015 yang diikuti oleh 30 peserta dari UPT di lingkungan Direktorat Jenderal PS-DKP. Pelaksanaan Diklat PPNS Peri-kanan Tahun 2015 ini merupakan agenda tahunan dan merupakan jawa-ban sekaligus upaya penjabaran atas tuntutan kebutuhan SDM PPNS Peri-kanan yang masih kurang khususnya di daerah yang rawan dan sering terjadi tindak pidana kelautan dan perikanan. Dalam sambutannya Sekretaris Ditjen PSDKP mengungkapkan bahwa tantangan dalam memanfaatkan sum-berdaya perikanan dan kelautan demi kesejahteraan masyarakat Indonesia, antara lain masih maraknya praktek Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing) di wilayah per-airan Indonesia yang merugikan negara

trilIunan rupiah setiap tahunnya. Prak-tek-praktek illegal fishing atau pencu-rian ikan oleh pihak yang tidak bertang-gungjawab telah memberikan dampak yang sangat merugikan bagi bangsa kita. Kapal-kapal ilegal tersebut seba-gian besar didominasi oleh kapal peri-kanan berbendera asing. Kondisi yang terjadi selama ini begitu ironis, dimana negara kita yang memiliki kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan yang begitu melimpah dibandingkan negara lain, namun selama ini negara lainlah yang lebih banyak mendapat-

kan keuntungan dari potensi sumber daya kelautan dan perikanan kita. Se-dangkan masyarakat nelayan kita ma-sih hidup dalam kemiskinan. “PPNS Perikanan merupakan ujung tombak dalam penegakan hukum di bidang penanganan tindak pidana ke-lautan dan perikanan, dimana eksis-tensi Direktorat Jenderal PSDKP salah satunya ditentukan oleh kinerja PPNS Perikanan dalam penyelesaian tindak pidana di bidang kelautan dan perikanan. Ditjen PSDKP melalui Direktorat Penanganan Pelanggaran bertekad untuk penyelesaian perkara tindak pidana kelautan dan perikanan secara cepat, akuntabel dan tepat waktu dengan melakukan beberapa langkah strategis, diantaranya yaitu melakukan peningkatan jumlah dan kompetensi SDM PPNS Perikanan,” ungkap sekre-taris Ditjen PSDKP dalam penutupan sambutannya. (PP)

DITJEN PSDKP DIDIK PPNS PERIKANAN