embriologi undensus testis

7
Testis Embrio dikatakan secara genetik adalah pria apabila sel germinal primordial membawa kromosom seks komplek XY. Di bawah pengaruh dari gen SRY pada kromosom Y yang mengkode testis determining factor, korda seks primitif berkembang secara proliferatif dan masuk lebih dalam ke medula untuk membentuk testis atau ke dalam korda medula. Untuk menuju bagian hilus dari kelenjar, korda berpisah ke bagian untaian sel kecil yang nantinya akan menjadi tubulus dari rete testis. Selama perkembangan yang lebih lanjut, lapisan padat dari jaringan konektif fibrosa yaitu tunica albugenia memisahkan korda testis dari permukaan epitel

Upload: amalia

Post on 18-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Embrio dikatakan secara genetik adalah pria apabila sel germinal primordial membawa kromosom seks komplek XY. Di bawah pengaruh dari gen SRY pada kromosom Y yang mengkode testis determining factor, korda seks primitif berkembang secara proliferatif dan masuk lebih dalam ke medula untuk membentuk testis atau ke dalam korda medula. Untuk menuju bagian hilus dari kelenjar, korda berpisah ke bagian untaian sel kecil yang nantinya akan menjadi tubulus dari rete testis.

TRANSCRIPT

TestisEmbrio dikatakan secara genetik adalah pria apabila sel germinal primordial membawa kromosom seks komplek XY. Di bawah pengaruh dari gen SRY pada kromosom Y yang mengkode testis determining factor, korda seks primitif berkembang secara proliferatif dan masuk lebih dalam ke medula untuk membentuk testis atau ke dalam korda medula. Untuk menuju bagian hilus dari kelenjar, korda berpisah ke bagian untaian sel kecil yang nantinya akan menjadi tubulus dari rete testis. Selama perkembangan yang lebih lanjut, lapisan padat dari jaringan konektif fibrosa yaitu tunica albugenia memisahkan korda testis dari permukaan epitel

Gambar 2.5 A. Testis 8 minggu, B. Testis dan duktus genital 4 bulan

Skema1. Pengaruh sel germinal primordial pada gonad indiferen

Pada testis, sel-sel epitel coelom yang tumbuh di dalamnya (sel pra-sertoli), membentuk korda yang letaknya sedemikian dekat satu sama lain dan saling terjalin satu dengan yang lain (korda seksual, duktuli pluger) yang merupakan tempat tinggal sel germinal dan terhambatnya diferensiasi sel tersebut lebih lanjut oleh faktor-faktor inhibitorik. Di dalam mesenchyme yang tumbuh dari mesonefros muncul sel yang lebih besar dan memproduksi hormon, yaitu sel Leydig janin yang sudah memproduksi testosteron dari minggu ke-8 yang penting untuk kelanjutan perkembangan seksual yang spesifik pada janinPada minggu ke-10, anyaman korda seksual mulai memudar. Struktur tersebut membentuk tubulus seminiferus yang independen dan sangat berliku-liku yang memisahkan korteks dari epitel benih melalui lapisan jaringan ikat kasar (tunika albugenia). Kini sel-sel germinal tidak dapat lagi mencapai testis. Sisa sel-sel yang tersebar di korteks mulai berdegenerasi. Oleh karena saluran kecil sperma (tubulus seminiferus) berakhir buntu dan simpai testis menebal melalui tunica albugenia, pengeluaran sel germinal hanya dapat terjadi ke arah dalam. Agar penyaluran sperma dapat terjadi, terjadi diferensiasi duktus mesonefros yang berbatasan dengan testis menjadi duktus eferens dan bersatu di atas rete testisdengan tubulus seminiferus. Di bawah pengaruh testosteron, duktus Wolff di daerah gonad menjadi saluran epididimis dan ke arah distal menjadi saluran sperma (duktus deferens). Dari minggu ke-20 pada dasarnya testis sudah mencapai tahap diferensiasi tersebut, yang setelah lahir tetap berlangsung sampai pematangan seksual (pubertas) terjadi (Rohen & Drecoll, 2003).

Skema 2. Penentuan jenis kelamin pada janin

Perkembangan Duktus Genetalia Pada PriaGenetalia embrio masih bersifat indiferen sampai minggu ke-7. Lalu dalam pengaruh hormon estrogen yang dibentuk di dalam blastema gonad, duktus Muller terus berkembang menjadi tuba fallopii, uterus, dan bagian proksimal vagina pada janin wanita, sedangkan pada saat yang sama mesonefros dan duktus Wolff mengalami degenerasi.

Gambar 2.9 A. Duktus genital pada janin laki-laki 4 bulan, B. Duktus genital setelah desensus testis

Pada janin laki-laki, terjadi hal yang sebaliknya, yaitu duktus Muller mengalami degenerasi dalam pengaruh MIS, sedangkan dalam pengaruh testosteron, mesonefros di daerah bakal gonad terus berdiferensiasimenjadi epididimis dan duktus Wolff menjadi vas deferens (duktus deferens). Pada kedua jenis kelamin, bakal gonad mengalami suatu penurunan (desensus) ketika ligamen genetal bertindak sebagai penuntun. Gonad wanita pada proses penurunan hanya mencapai pelvis minor yang juga berada di rongga perut. Testis mengembara lebih jauh melalui kanalis inguinalis sampai ke skrotum (desensus testis) sehingga ligamen gonadal ridge (gubernakulum testis) memendek dan testis tertarik ke bawah melalui kanalis inguinalis dari duktus Muller hanya tersisa suatu vesikel pada puncak atas testis, begitu juga pada bagian awal uretra, yaitu utriculus prostaticus. Degenerasi duktus Muller diinduksi oleh MIS atau AMH. Dari bagian akhir duktus Wolff yang kelak menjadi vas deferens, vesicula seminalis tumbuh dengan salurannya yang disebut duktus ejakulatorius dan bermuara ke dalam uretra.

Gambar 2.10 a) perkembangan organ genetalia yang indiferen, b) perkembangan organ genetalia laki-laki

Rohen, Johanes W, Drecoll, Elke Lutjen. 2003. Embriologi Fungsional, Perkembangan Sistem Fungsi Organ Manusia. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Langman, Sadler T. W. 2009. Embriologi kedokteran. Edisi 10. Jakarta: EGC