embrio ayam mikro
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroteknik atau teknik histologi merupakan ilmu atau seni
mempersiapkan organ, jaringan atau bagian jaringan untuk dapat diamati dan
ditelaah. Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena
struktur jaringan secara terperinci pada galibnya terlalu kecil untuk dapat
dilihat dengan mata telanjang. Salah satu objek pengamatan yang sering
digunakan Embrio.
Whole mount merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya
akan diamati dengan mikroskop dengan tanpa didahului adanya proses
pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat
yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Gambar yang
dihasilkan oleh preparat whole mount ini terlihat dalam wujud utuhnya
seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang
dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja.
Embrio adalah mahluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam
kandungan. Baik kandungan itu berada dalam tubuh induk (dalam rahim) atau
di luar tubuh induk (dalam telur).Perkembangan embrio ayam terjadi di luar
tubuh induknya. Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat
dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat khusus seperti
mikroskop atau kaca pembesar. Berbeda dengan hewan mamalia yang
membesarkan embrio di dalam tubuh, melahirkan anak dan kemudian
memeliharanya, maka hewan jenis unggas menghasilkan telur yang
mengandung cukup zat-zat makanan bagi embrio untuk berkembang diluar
tubuh dan tidak ada makanan khusus yang diperlukan setelah menetas.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka dilaksanakan praktikum Whole Mount
Embrio Ayam.
B. Rumusan Masalah
Rumuan masalah pada praktikum Whole Mount Embrio Ayam
adalah bagaimana membuat preparat utuh dari embrio ayam?
C. Tujuan praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum Whole Mount Embrio
Ayam adalah untuk membuat preparat utuh dari embrio ayam.
D. Manfaat praktikum
Manfaat yang akan diperoleh dalam praktikum Whole Mount Embrio
Ayam adalah dapat membuat preparat utuh dari embrio ayam.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh embrio didalamnya terdapat sepasang calon gonad. Calon
gonad ini sering disebut pula”anlage” atau primordium dari kelenjar gonad.
Tempat calon gonad ini ada dilereng medial dari pronephrosk kelamin, kira-kira
ada dibawah calon ginjal. Pembentukan gonad dimulai dari hiperplasia epitel
coclom. Jumlah epitel yang mengalami hiperplasia bertambah. Daetrahnya meluas
dan memanjang, selanjutnya bidang yang menebal ini disebut bidang benih
(Pertodiuhardjo 1980).
Whole mount adalah suatu metode pembuatan preparat yang kemidian
akan diamati dengan mikroskop dengan tanpa didahului adanya proses
pemotongan. Pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh
baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Image yang dihasilkan oleh
preparat whole mount ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme
tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas
terhadap morfologi secara umum saja. (Yatim, 1994).
Sel telur telur difiksasi, maka sel telur akan mengaami pembelahan
meroblastik, dimana pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma
yang bebas kuning telur. Pembelahan awal menghasilkan tudung sel yang disebut
blastomer, kemudian memisah menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lapisan
bawah atau epibalis dan hipoblas. Perkembangan embrio memperlihatkan
keseragaman yang mencolok. Hal ini terlihat jelas pada waktu terjadi pembelahan,
morfogenesis dan tahap diferensiasi awal. (Kimball, 1983).
Pembuahan adalah penyatuan antara sel gamet (sel kelamin) jantan
dan betina. Proses pembuahan akan menghasilkan zigot. Proses pembuahan dapat
terjadi secara eksternal (di luar tubuh) maupun secara internal (di dalam tubuh).
Jika ovum dibuahi di luar tubuh induk, embrio pada umumnya berkembang di luar
tubuh induknya juga. Dalam keadaan demikian, embrio memperoleh seluruh
makanan yang diperlukan dari cadangan makanan yang telah tersedia di dalam
ovum/telur. Namun, kondisi lingkungan di luar tubuh sering kali tidak sesuai
dengan kondisi yang diperlukan untuk perkembangan embrio yang maksimal.
Untuk itu, induk hewan pada umumnya menyiapkan sarang khusus untuk
menyimpan dan mengerami telur mereka ( Isnaeni, 2006).
Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual,
gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk
adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan
kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium
kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami
rudimenter (Tenzer, 2003).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 25 November 2013,
pukul 15.00-17.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Zoologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Membuat Sediaan Whole
Mount Embrio Ayam dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan fungsi praktikum Whole Mount Embrio Ayam
No. Nama Alat Fungsi
1. Kaca Benda Sebagai media whole mount embrio ayam
2. Gunting biasa Untuk menggunting bagian tumpul dari cangkang telur
3. Gunting kecil Untuk menggunting cangkang telur dan bagian ekstra embrional
4. Pinset kecil ujung runcing lurus
Untuk menusuk kulit telur
5. Pinset ujung runcing bengkok Untuk memisahkan embrio dari bagian ekstra embrionalnya
6. Gelas arloji besar Untuk menutup wadah dari embrio yang sedang direndam di dalam larutan
7. Gelas arloji kecil/cawan petri Wadah untuk merendam embrio 8. Pensil Untuk menandai bagian telur yang
akan dibuka9. Baskom kecil Wadah untuk merendam telur agar
dapat dipastikan telur yang baik dan tidak
10. Mikroskop stereo Untuk mengamati sediaan whole mount embrio ayam
12. Kamera digital Untuk memotret hasil pengamatan13. Stopwatch Untuk menghitung lamanya
perendaman
Bahan yang digunakan dalam praktikum Whole mount embrio ayam
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Whole mount embrio ayamNo. Nama Bahan Kegunaan
1. Telur yang telah dierami Sebagai objek pengamatan2. Larutan fisiologis (NaCl
0,9%)Untuk membersihkan embrio
3. Larutan alkohol 70% Untuk mencuci (washing) dan dehidrasi pada embrio
4. Larutan alkohol 80%, 90%, 96%, dan 100%
Untuk proses dehidrasi pada embrio
5. Larutan eosin Y Untuk proses pewarnaan pada embrio6. Larutan xilol Untuk proses dealkoholisasi pada
embrio7. Air Untuk merendam telur agar dapat
dipilih telur yang baik
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Membuat Sediaan
Whole Mount Embrio Ayam yaitu sebagai berikut:
1. Membuat lingkaran dengan pensil tempat embrio yang akan dibuka.
Memasukkan telur ke dalam sebuah bejana berisi air, mengupayakan agar
telur tersebut tenggelam seluruhnya.
2. Menusuk bagian yang tumpul (rongga udara), sehingga gelembung-
gelembung udara keluar dan vitelus turun yang akan memudahkan
membuka kulit telur.
3. Menusuk bagian yang telah ditandai tadi dengan pinset, lalu menggunting
lingkaran pada kulit kapur dengan gunting bengkok kemudian mengangkat
kulit kapur tersebut dengan pinset agar embrio tampak.
4. Mengisap cairan disekitar embrio dengan pipet namun mengusahakan agar
blastoderm dan daerah ekstra embrional tidak ikut terisap. Setelah cairan
di sekitar embrio habis, memindahkan embrio di dalam gelas arloji kecil.
5. Menggunting membran vitelina, selanjutnya menggunting dengan gunting
kecil bengkok area embrional di luar sinus terminalis juga di bawah
blastoderm agar terlepas dari vitelus. Menarik blastoderm tersebut dengan
hati-hati menggunakan pinset.
6. Mencuci embrio dengan larutan garam fisiologis sampai bersih dengan
semprotan-semprotan pipet perlahan-lahan.
7. Memfiksasi embrio menggunakan larutan bouin secara hati-hati
menggunakan pipet tetes selama ± 10 menit tergantung pada besar
kecilnya embrio.
8. Washing:
Menempatkan embrio dalam alkohol 70% selama 3x5 menit.
9. Pewarnaan:
Memasukkan embrio dalam larutan pewarna Eosin Y selama 2 menit.
10. Washing:
Memasukkan dalam alkohol 70% selama 3x5 menit.
11. Dehidrasi:
Dalam alkohol 70% selama 5 menit
Dalam alkohol 80% selama 5 menit
Dalam alkohol 90% selama 5 menit
Dalam alkohol 96% selama 5 menit
Dalam alkohol 100% selama 5 menit
12. Dealkoholisasi (clearing):
Memasukkan embrio dalam toluol kemudian xilol sampai kepala tampak
jelas.
13. Mounting:
Meletakkan embrio pada kaca benda yang telah diberi canada balsam.
14. Pengamatan:
Mengamati dengan menggunakan mikroskop stereo kemudian
mengidentifikasi bagian-bagian embrio tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum Whole Mount Embrio Ayam adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
1. Bakal Kepala
2. Bakal Mata
3. Bakal Mulut/ paruh
4. Bakal Sayap
5. Bakal Kaki
6. Bakal ekor
1
2
3
4
5
6
B. Pembahasan
Metode sediaan whole mount yang merupakan suatu metode
keseluruhan untuk membuat preparat awetan dari suatu organisme kecil
secara keseluruhan. Embrio ayam yang diamati telah memiliki bagian–bagian
yang tampak jelas tanpa menggunakan mikroskop, bagian-bagian embrio
tersebut meliputi bakal ekor, bakal kaki, bakal sayap, bakal paruh, dan bakal
mata dan bakal ekor. Hal ini menunjukkan bahwa embrio sudah melewati
tahap differensiasi dan sedang berada dalam tahap organogenesis sebab
bagian-bagian dari embrio tersebut sudah hampir tampak jelas.
Telur sebelum membentuk suatu embrio dengan bagian-bagian yang
begitu jelas, telur ayam mengalami suatu proses perkembangan embrio yang
perkembangannya dibantu oleh kantung kuning telur, amnion dan alantois,
yang dindingnya dapat menghasilkan enzim, enzim ini mengubah isi kuning
telur sehingga mudah diserap embrio. Amion berfungsi sebagai pembawa
oksigen keembrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil zat sisa-sisa
pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois.
Bakal ekor akan berkembang menjadi ekor, bakal kaki akan
berkembang menjadi kaki, bakal sayap akan berkembang menjadi sayap,
bakal paruh akan berkembang menjadi paruh, bakal mata akan berkembang
menjadi mata dan bakal kepala akan berkembang menjadi kepala yang
mengandung otak.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu pada Embrio
Ayam yang berada dalam tahap organogenesis sudah menampakkan bagian-
bagian seperti bakal kaki,bakal sayap bakal paruh, bakal kepala, bakal mata
dan bakal ekor.
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan dari praktikum ini adalah sebaiknya
praktikan melakukan praktikum dengan baik agar praktikum dapat berjalan
dengan baik dan efisien serta lebih berhati-hati agar alat-alat yang digunakan
tetap dalam kondisi baik.
DAFTAR PUSTAKA
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan, Kanisius, Jakarta.
Kimball, J.W., 1983. Biologi Jilid I. IPB, Bogor.
Nalbandov,A.V.,1990. Fisiologi reproduksi pada mamalia dan unggas.Universitas Indonesia, Jakarta.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Jurusan Biologi UM, Malang.
Yatim,w.,1994. Reproduksi dan embriologi. Tarsito, Bandung
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PERCOBAAN I1
WHOLE MOUNT EMBRIO AYAM
OLEH :
NAMA : I GUSTI PUTU HARISUDANA
STAMBUK : F1D112045
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013