elib.unikom.ac.idelib.unikom.ac.id/files/disk1/417/jbptunikompp-gdl... · web viewsup p lier...
TRANSCRIPT
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada bagian keuangan
yang ada di PT. PINDAD (Persero), sedangkan bidang pekerjaannya membuat
laporan keuangan tentang pengadaan material oleh pusat untuk divisi.
3.1.1 Pengertian Prosedur, Pengadaan, dan Material
3.1.1.1 Pengertian Prosedur
Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul Sistem Akuntansi menyatakan
bahwa :
“ Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara berulang-ulang.”
(2001:5)
Menurut Azhar Sustanto dalam buku yang berjudul Sistem Informasi
Manajemen menyatakan bahwa :
“ Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”
(2004:198)
18
19
Menurut M. Nafarin dalam buku yang berjudul Penganggaran Perusahaan
menyatakan bahwa :
“ Prosedur merupakan suatu urut-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.”
(2004:9)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan
suatu urut-urutan seri tugas yang saling berhubungan dalam suatu instansi atau
organisasi untuk menjamin keseragaman pelaksanaan kerja.
3.1.1.2 Pengertian Pengadaan
Pengadaan adalah tanggung jawab untuk memesan persediaan dari berbagai
pemasok ketika tingkat persediaan jatuh ke titik pemesan utang.
Menurut Agus Suranto dalam buku yang berjudul Prinsip-prinsip Akuntasi
untuk Kelas 2 SMU menyatakan bahwa :
“Pengadaan bisa dilakukan secara tunai/kredit khusus untuk pengadaan, jumlah harga barang yang terutang atau yang harus dibayar akan dicatat pada akun pembelian, sedangkan untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan akan dicatat pada akun peralatan dan perlengkapan.”
(2002:3)
3.1.1.3 Pengertian Material
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan kegiatannya mengolah material
menjadi barang jadi kemudian menjual barang tersebut. Material peranannya sangat
vital (utama) dalam perusahaan manufaktur sebab dengan adanya material maka
20
perusahaan dapat menjalankan aktivitasnya (berproduksi). Material merupakan
bagian dari kekayaan perusahaan yang terdiri dari satuan-satuan tertentu yang dapat
dihitung, diukur, ditimbang dan dinilai kecuali uang.
Menurut Mulyadi dalam buku yang berjudul Akuntansi biaya, menyatakan
bahwa :
“Material merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh
produk jadi.”
(2005:275)
Menurut Freddy Rangkuti dalam buku yang berjudul Manajemen
Persediaan menyatakan bahwa :
“Material merupakan barang-barang berwujud yang digunakan dalam
proses produksi yang merupakan bagian utama dari barang jadi.”
(2000:14)
Dari pengertian di atas, dapat penulis simpulkan tentang apa yang dimaksud
material. Material adalah persediaan akan barang-barang atau bahan-bahan yang akan
digunakan dalam proses produksi dan merupakan bagian utama secara fisik dari
barang jadi.
3.1.2 Prosedur Pengadaan Material
PT. PINDAD (Persero) termasuk jenis perusahaan manufaktur yang
mengubah input dasar menjadi produk yang dijual kepada masing-masing pelanggan.
Sebuah perusahaan manufaktur harus memiliki persediaan yang memadai di tangan
21
untuk memenuhi kebutuhan produksinya, tetapi dengan tetap menghindari tingkat
persediaan yang berlebihan.
Proses pengadaan merupakan kegiatan yang terjadi sejak adanya masukan
berupa permintaan barang sampai tersedianya barang tersebut.
Secara garis besar rangkaian proses pengadaan dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 3.1 Rangkaian Proses Pengadaan
a. Penerimaan Permintaan
Permintaan barang ke fungsi pengadaan berasal dari user dalam hal
ini, biasanya dari pemakai langsung atau diajukan oleh bagian Perencanaan
produksi, dikenal dengan PPM/J atau Permintaan Pengadaan Material/Jasa.
Kebutuhan barang ini diajukan setelah melalui proses pengecekan di gudang
tidak ada stok untuk material, baik di unit intern, maupun unit lain,
sedangkan untuk jasa, pekerjaan tersebut sudah tidak bisa dikerjakan di
PENERIMAAN PERMINTAAN
PENCARIAN SUMBER
PENGELUARAN PESANAN
PENERIMAAN DAN PEMERIKSAAN
PEMBAYARAN
NEGOISASI &
PEMILIHAN SUMBER
22
Pindad, sehingga mengharuskan pengadaan keluar Pindad. Data-data yang
dibutuhkan dalam permintaan ini :
- Jenis, spesifikasi, ukuran, gambar barang/pekerjaan
- Jumlah barang
- Estimasi harga
- Target penyerahan barang
b. Pencarian Sumber
Untuk pencarian sumber ini diperlukan pengetahuan mengenai
ketersediaan barang atau jasa yang diminta dengan kondisi pasar dan
spesialisasi supplier. Ini dapat dilaksanakan dengan mengetahui beberapa hal,
seperti :
Apakah barang impor/lokal
Apakah barang standar atau harus dibuat berdasarkan gambar
pesanan
Minimum order dari barang yang diminta
Jenis supplier : pabrikan, agen, distributor
Jenis perusahaan PKP atau Non PKP
Jenis pembayaran yang diminta supplier cash, credit, dll.
23
Pencarian bisa dilakukan dari beberapa sumber, diantaranya :
Daftar rekanan yang sudah dibuat
Dari pembelian-pembelian sebelumnya
Dari wawancara, promosi sales yang datang ke perusahaan
Katalog atau brosur
Iklan, Yellow Pages buku telepon.
Majalah bisnis
Pameran-pameran
Internet.
Proses setelah dilakukan pemilihan sumber adalah Permintaan
Penawaran ke suplier/toko, dikenal dengan istilah PPH (Permintaan
Penawaran Harga) untuk pengadaan lokal dan inquiry untuk pengadaan
impor. Untuk barang-barang yang banyak di pasaran dan nilainya bisa dibeli
tunai bisa langsung per telepon.
c. Negoisasi dan Pemilihan Sumber
Penawaran harga yang dikirim oleh supplier dievaluasi untuk dicek
kelengkapan dan kesesuaian spesifikasi serta delivery yang bisa memenuhi
jadwal pemakaian barang yang diminta. Dari hasil evaluasi tersebut
dilaksanakan negoisasi untuk supplier yang memenuhi kriteria. Proses
negoisasi dapat dilaksanakan dengan beberapa cara :
24
Langsung, untuk pembelian tunai.
Negoisasi tertutup dengan beberapa supplier minimal 3 supplier
Negoisasi dengan system E-Auction (dengan menggunakan system
komputer untuk proses pelelangan) yang dapat menghasilkan harga
yang terbaik.
Dari hasil negoisasi ini dihasilkan supplier mana yang akan dipilih
untuk memasok barang yang dibutuhkan, dengan mempertimbangkan harga
termurah, delivery sesuai jadwal kebutuhan, kualitas dan service yang baik,
serta cara pembayaran yang bisa diikuti oleh aturan perusahaan.
d. Pengeluaran Pesanan
Pengadaan langsung
Pengadaan dengan cara pengadaan langsung dapat dilakukan untuk
kondisi sebagai berikut :
o Kebutuhan yang mendesak
o Nilai dibawah Rp. 25.000.000,-
o Barang ready stock di suplier
o Cara pembayaran yang harus Cash and Carry
Jenis pengadaan ini dituangkan kedalam dokumen PMT (Pengadaan
Material Tunai) atau PJT (Pengadaan Jasa Tunai).
25
Yang perlu diperhatikan dalam pengadaan tunai ini, adalah spesifikasi
barang harus benar-benar sesuai dengan permintaan user, karena biasanya
pembelian dengan sistem cash and carry, tidak ada perjanjian tertulis untuk
pengembalian atau penukaran barang yang dibeli jika ada kesalahan. Untuk
menghindari hal tersebut biasanya pemeriksaan dilakukan fungsi pengadaan
dengan fungsi mutu di tempat pembelian.
Pengadaan dengan kontrak
Proses pengadaan dengan cara kontrak dilaksanakan untuk
pembelian dengan kondisi :
o Nilai pembelian diatas Rp. 25.000.000,-
o Pengadaan yang membutuhkan waktu pengiriman yang cukup
lama, karena barang indent, atau barang/jasa harus diproses
dahulu di supplier.
e. Penerimaan dan Pemeriksaan
Barang/hasil pekerjaan yang dikirim oleh supplier baik melalui PMT
atau kontrak diketahui oleh Panmat untuk di register, selanjutnya diterima
oleh fungsi pengadaan sesuai jenis dan jumlah dalam dokumen pembelian,
kemudian diserahkan ke Rendalprod atau user untuk dibuat Bukti Masuk
Material. Proses pemeriksaan secara visual, dan uji fungsi dilakukan oleh
fungsi mutu, hasil pemeriksaan dibuat LHP (Laporan hasil Pemeriksaan),
apakah barang/hasil pekerjaan sudah baik atau tidak baik dan perlu
26
ditukar/diperbaiki, setelah proses pemeriksaan dinyatakan baik, fungsi
Rendalprod atau user menebitkan BAPM (Berita Acara Penerimaan Material).
f. Proses pembayaran
Proses pembayaran dapat dillaksanakan secara tunai atau tidak tunai
tergantung dari jenis pembeliannya.
Untuk pembelian tunai diperlukan biaya dimuka, beberapa unit ada
yang menggunakan sistem petty cash, yaitu menyimpan sejumlah uang
dengan nilai tetap misalnya Rp. 25.000.000,-, atau ada juga yang mengajukan
uang muka ke bagian keuangan untuk setiap transaksi pembelian tunai.
Pembayaran dilaksanakan langsung di tempat pembelian dengan persyaratan
ada kuitansi dan surat jalan dari toko/supplier. Proses pertanggungjawaban
pemakaian uang ke bagian keuangan dilaksanakan dengan melampirkan bukti
pembelian berupa kuitansi dan bon/surat jalan serta hasil pemeriksaaan dan
penerimaan dari fungsi mutu dan rendalprod/user.
Untuk pembelian tidak tunai/kontrak, pembayaran dilaksanakan
setelah terbit BAPM (Berita Acara Penerimaan Material), lamanya waktu
pembayaran tergantung dari kesepakatan pembeli dan penjual. Pembayaran
untuk kontrak impor dilaksanakan sesuai dengan jenis pembayaran, apakah
dengan Telegraphic Transfer maupun dengan Letter of Credit, atau system
pembayaran lainnya.
27
3.2 Teknis Pelaksananaan Kerja Praktek
Teknis yang digunakan penulis dalam melaksanakan kerja praktek, yaitu
dengan menggunakan metode Block Release, yaitu suatu metode dimana pelaksanaan
kerja praktek dilakukan dalam satu periode. Selama melaksanakan kerja praktek ini
yang berlangsung dari tanggal 10 Agustus sampai 10 Oktober 2009, penulis
melaksanakan berbagai kegiatan dalam hal pembuatan laporan keuangan yang
selama kerja praktek penulis ditempatkan di bagian keuangan PT. PINDAD
(Persero).
Dalam kerja praktek ini penulis mendapat kesempatan untuk mengetahui
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan akuntansi di PT. PINDAD (Persero) dan
penulis sebelumnya terlebih dahulu diberi pengarahan mengenai jenis-jenis kegiatan
yang akan penulis kerjakan. Di bagian keuangan penulis mengerjakan tentang
bagaimana cara mencatat suatu laporan atau transaksi yang berkaitan dengan
pengadaan material dengan cara menggunakan Microsoft Excel dan menggunakan
suatu program Sistem Informasi Keuangan Manajemen (SIMKEU) untuk menginput
data-data yang diperlukan. Dimana mengerjakan cara memasukan data yang ada di
komputer yang kemudian di proses dan dijadikan laporan keuangan khususnya
laporan tentang pengadaan material.
28
3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek
3.3.1 Dokumen-Dokumen yang digunakan dalam Pengadaan Material pada
PT. PINDAD (Persero)
1. LPB (Laporan Persediaan Barang )
Digunakan untuk melaporkan kuantitas dan mutu dari material, supplies dan
barang-barang lainnya pada saat tertentu (per periodik) yang berada dibawah
pengelolaan Deprendalprod. LPB dibuat berdasarkan data yang tercantum
dalam Kartu Gudang.
2. RKDM (Rencana Kebutuhan dan Dujungan Material)
Adalah dokumen yang diterbitkan oleh Deprendalprod berdasarkan Bill of
Material yang telah disusun oleh Departemen Engineering dalam rangka
pelaksanaan produksi. RKDM merupakan dasar untuk mengusulkan
pengadaan material.
3. PM ( Permintaan Material )
Adalah dokumen yang diterbitkan oleh Deprendalprod sebagai dasar untuk
melaksanakan permintaan material kepada pusat.
4. PPM ( Permintaan Pengadaan Material )
Adalah dokumen yang diterbitkan oleh Dep. Rendalmat sebagai perintah
kepada Dep. ADA untuk melakukan pembelian material. PPM dibuat atas
dasar PM yang diterima dari Deprendalprod.
5. SPPH ( Surat Permintaan dan Penawaran Harga )
Adalah dokumen yang dibuat oleh Dep. ADA dan dikirimkan kepada para
29
calon rekanan sebagai dasar permintaan penawaran.
6. SPH ( Surat Permintaan dan Penawaran Harga )
Merupakan tanggapan dari calon rekanan perihal jenis, tipe dan harga meterial
yang tercantum SPPH.
7. BAPPH ( Berita Acara Pembukaan Penawaran Harga )
Dokumen yang berisi daftar penawaran harga dari tiap-tiap rekanan yang akan
ikut dalam pengadaan material dalam periode yang telah ditentukan.
Berdasarkan BAPPH dilakukan pemilihan calon rekanan untuk material yang
tercantum dalam PPM.
8. BA Negoisasi (Berita Acara Negoisasi)
Dokumen yang berisi kesepakatan antara pihak perusahaan dengan rekanan
yang menyangkut kesepakatan harga, jumlah, spesifikasi maupun waktu
penyerahan material.
9. SOP (Surat Order Pembelian)
Dokumen yang dibuat oleh Dep. ADA sebagai pemberitahuan kepada rekanan
untuk mengirimkan material yang tercantuk dalam SOP tersebut.
10. SJAN (Surat Perjanjian)
Adalah surat perjanjian antara peruasahaan dengan rekanan mengenai
pengadaan material.
11. PB (Pengantar Barang)
Adalah dokumen yang dibuat oleh pihak rekanan sebagai surat pengantar
untuk barang yang dikirimkan ke perusahaan. PB umumnya dilampirkan pada
30
barang yang dilampirkan.
12. BMM (Bukti Material Masuk)
Adalah laporan yang dibuat oleh Dep. Penmat pada saat barang tiba di
perusahaan. BMM beserta barang diserahkan ke Gudang - Pusmat untuk
disimpan dan dicatat dalam Kartu Gudang.
13. Per PM (Permintaan Pemeriksaan Material)
Adalah dokumen yang dibuat oleh Dep. Penmat kepada pemeriksa untuk
melakukan pemeriksaan atas material yang masuk ke perusahaan.
14. LHP ( Laporan Hasil Pemeriksaan )
Adalah laporan yang dibuat oleh pemeriksa berdasarkan Per PM mengenai
hasil pemeriksaannya terhadap spesifikasi dan kualitas material yang
dikirimkan oleh rekanan.
15. BAPM (Berita Acara Penerimaan Material)
Adalah dokumen yang dibuat oleh Dep. Penmat berdasarkan BMM PB dan
LHP sebagai bukti bahwa material telah diterima secara sah dan baik
berdasarkan hasil pemeriksaan.
16. BRM (Bukti Retur Material)
Adalah dokumen yang dibuat oleh Dep. Penmat berdasarkan LHP sebagai
dasar untuk mengembalikan barang yang tidak sesuai jenis dan kualitasnya
kepada rekanan.
17. Kartu Gudang
Adalah kartu yang dipakai oleh Gudang - Pusmat untuk mencatat saldo dan
31
mutasi barang-barang yang disimpan di Gudang Pusat.
18. Faktur
Adalah dokumen yang dibuat oleh pihak rekanan untuk melakukan penagihan
kepada perusahaab melalui Fungsi Keuangan - Direktorat Keuangan.
19. BKK (Bukti Kas Keluar)
Adalah dokumen yang dibuat oleh Fungsi Keuangan - Ditku. BKK ini dibuat
setelah diterima SP, faktur pembelian, kuitansi, copy PB, copy BAPM dari
rekanan dan dicocokan dengan BA Negoisasi dan SOP.
20. Register Kas
Catatan yang digunakan intik mencatat nomor BKK, tanggal BKK, tujuan
pembayaran, penerima uang dan jumlah kas, nomor cek dan lain-lain.
21. Jurnal Pembelian
Buku Jurnal Pembelian merupakan buku yang digunakan oleh Fungsi
Akuntansi - Ditku untuk mencatat setiap transaksi pembelian barang yang
menggunakan metode physical. Pencatatan dilakukan setelah Fungsi Akuntasi
- Ditku menerima BA Negoisasi, BMM, LPB, BAPM dari Dep. ADA dan
mencocokannya dengan SOP dan faktur pembelian.
22. Jurnal Umum
Bukti Jurnal Umum digunakan Fungsi Akuntansi - Ditku untuk mencatat
setiap transaksi pembelian barang yang menggunakan metode perpetual.
23. Buku Besar Pembelian
Digunakan untuk mencatat ikhtisar transaksi pembelian material, supplies dan
32
barang lainnya secara periodik (mingguan) berdasarkan metode physical.
Pencatatan ini didasarkan pada rekapitulai Jurnal Umum.
24. Buku Besar Persediaan Material (Pusat)
Digunakan untuk mencatat ikhtisar transaksi pembelian material, supplies dan
barang lainnya secara periodik (mingguan) berdasarkan metode physical.
Pencatatan ini didasarkan pada rekapitulasi Jurnal Umum.
25. Buku Besar Persediaan Supplies (Pusat)
Digunakan untuk mencatat ikhtisar transaksi pembelian supplies yang
dilakukan oleh pusat untuk divisi berdasarkan metode perpetual. Pencatatan
didasarkan pada Jurnal Umum.
26. Buku Besar Persediaan Barang lainnya (Pusat)
Digunakan untuk mencatat iktisar transaksi pembelian yang dilakukan oleh
pusat untuk divisi berdasarkan metode perpetual. Pencatatan didasarkan pada
Jurnal Umum.
27. Kartu Persediaan Barang
Merupakan Buku Pembantu dari Buku Besar Persediaan Material, supplies
dan barang-barang lainnya yang ada di pusat.
Untuk setiap jenis barang yang dicatat berdasarkan metode perpetual akan
dicatat dalam Kartu Persediaan Barang.
28. Buku Besar Utang Usaha
Digunakan untuk mencatat ikhtisar transaksi pembelian material secara kredit.
Pencatatan didasarkan pada Jurnal Umum dan Jurnal Pembelian.
33
29. Jurnal Pengeluaran Kas
Digunakan oleh Fungsi Akuntansi - Ditku untuk mencatat pelunasan utang
usaha divisi. Pencatatan dilakukan setelah menerima Faktur Pembelian, BKK
dan bukti-bukti pendukung lainnya.
30. Buku Besar Kas
Digunakan untuk mencatat ikhtisar transaksi penerimaan dan pengeluaran kas,
termasuk pelunasan utang dagang. Pencatatan didasarkan pada Jurnal
Penerimaan dan Pengeluaran Kas.
31. Kartu Utang Usaha
Merupakan buku pembantu dari buku besar utang dagang.
32. Laporan Aktivitas Pengadaan Material
Dimaksudkan untuk melaporkan aktivitas pengadaan material oleh Pusat
untuk Divisi selama bulan ybs.
33. Laporan Aktivitas Pengadaan Supplies
Dimaksudkan untuk melaporkan aktivitas pengadaan supplies oleh pusat
untuk divisi selama bulan ybs.
34. Laporan Aktivitas Pengadaan Barang Lainnya
Dimaksudkan untuk melaporkan aktivitas pengadaan barang lainnya oleh
pusat untuk divisi.
35. Daftar Utang Usaha
Dimaksudkan untuk melaporkan utang usaha pada akhir bulan.
34
36. Laporan Evaluasi Rekanan untuk Material
Dimaksudkan untuk melaporkan aktivitas pengadaan material kepada
rekanan dalam bulan ybs.
37. Laporan Evaluasi Rekanan untuk Supplies
Dimaksudkan untuk melaporkan aktivitas pengadaan supplies kepada
rekanan dalam bulan ybs.
38. Laporan Evaluasi untuk Barang Lainnya
Dimaksudkan untuk melaporkan aktivitas pengadaan barang lainnya kepada
rekanan dalam bulan ybs.
3.3.2 Jenis-Jenis Persediaan pada PT. PINDAD (Persero)
Jenis-jenis persediaan yang ada pada PT. PINDAD (Persero) terdiri dari :
Persediaan Material Bahan
Material bahan merupakan komponen utama yang digunakan untuk
membuat suatu produk. Persediaan material bahan ini khusus terdapat
di gudang pusat PT. PINDAD (Persero) dan akan dikeluarkan apabila
ada permintaan dari divisi. Jenis-jenis persediaan yang ada digudang
pusat PT. PINDAD (Persero) dibagi menjadi 8 kelompok diantaranya
sebagai berikut :
o Ferro adalah kelompok persediaan kelompok baja, contohnya :
Welding wire, round bars, baja kontruksi, baja tahan karat, plat
35
stell, baja pegas kawat, pita STKM, kobalt, baja perk karbon,
dan lain-lain.
o Non Ferro adalah kelompok persediaan komponen non baja,
contohnya : tembaga pipa, tembaga elektroda, dan lain-lain.
o Kimia adalah kelompok persediaan bahan-bahan kimia,
contohnya : borax, air raksa, durfferit bebas karbon, dan lain-
lain.
o Kelompok persediaan minyak pelumas, contohnya : solar olie,
olie sultex, dan lain-lain.
o Kelompok mesiu dan peledak.
o Kelompok persediaan cat, resin, plastik, contohnya : kertas
fotocopy, fools traveling, bag, kertas aspal, tinta printer, disket,
dan lain-lain.
o Kelompok persediaan perkakas dan suku cadang, contohnya :
insert carbide, kikir plat, frais jari, frais daun, bor spiral, baud
inbus, sikat kikir, dan lain-lain.
Masing-masing material tersebut diatas mempunyai kode
material tersendiri yang bersifat unik.
Persediaan Produk Setengah Jadi dan Produk Jadi
Persediaan produk setengah jadi dan persediaan produk jadi
terdapat ditiap divisi. Masing-masing divisi usaha di PT.
36
PINDAD (Persero) menghasilkan beberapa produk.
o Divisi Senjata menghasilkan :
Macam-macam senjata genggam
Senapan Serbu SS-1 dan berbagai variasinya
Senjata jagawana dan revolver
o Divisi Munisi menghasilkan :
Munisi kaliber 9 mm s/d 12 mm
Peluru isyarat darurat
Bom latihan 11 kg s/d 20 kg
Granat tangan gas air mata
Granat tangan asap
Granat mortir
o Divisi Mekanik menghasilkan :
Mesin perkakas
Air brake (rem angin kereta api)
Marine equipment (peralatan kapal laut)
Deck machinery (mesin geladak kapal)
o Divisi elektrik menghasilkan :
Generator (pembangkit listrik)
Vacum circuit breaker (pemutus arus)
Traction motor (motor penggerak)
37
o Divisi Tempa dan Cor menghasilkan :
Produk casting dan forenging
DE- Rail fastening
Pompa tambang
Mesin CNC (peranglat komputer)
3.3.3 Prosedur Pengadaan Material oleh Pusat untuk Divisi pada PT. PINDAD
(Persero)
Pengeluaran pengadaan material oleh pusat untuk divisi artinya
pengadaan material yang nilainya diatas plafon yang dikeluarkan oleh pusat
berdasarkan permintaan material dari divisi dalam melaksanakan proses
produksi untuk menghasilkan produk jadi maupun produk setengah jadi.
Prosedur Pengadaan Material oleh pusat untuk divisi sebagai berikut :
a. Prosedur Permintaan pengadaan Material oleh Divisi
Inisiatif untuk melakukan permintaan pengadaan material berasal dari
Dep. Rendalprod pada divisi. Dasar untuk melakukan permintaan
material dapat menggunakan LPB atau RKDM yang diterima dari
engineering. Untuk melakukan permintaan ke pusat Dep. Rendalprod
menggunakan PM. PM ini harus diotorisasi terlebih dahulu oleh
kepala divisi sebelum diserahkan pada Subdep. ADA. PM dibuat dalam
3 rangkap dan didistribusikan sbb :
38
Lembar asli ke-1 dan ke-2 diserahkan kepada Subdep. ADA
sebagai dasar permintaan material ke pusat.
Lembar ke-1 dikirim ke Dep. Rendalprod dipusmat.
Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip Subdep. ADA.
Lembar ke-3 disimpan sebagai arsip Dep. Rendalprod.
Setelah menerima PM dari Subdep. ADA, Dep. Rendalprod
selanjutnya akan mencek ke gudang mengenai material yang
diperlukan oleh divisi, jika material tersebut tersedia maka
divisi akan mengeluarkan pembelian keluar.
b. Prosedur Pergeseran Material oleh Pusat
Setelah Subdep. ADA mengetahui material yang diperlukannya maka
Subdep. ADA membuat dokumen BAG. BAG dibuat dalam 7 rangkap
dan didistribusikan sbb :
Lembar asli ke-1 dikirimkan ke Subdep. Administrasi
Persediaan di Dep. Akunku untuk diinput ke dalam sistem
komputerisasi aplikasi material.
Lembar ke-2 diserahkan kepada Dep. Persediaan Gudang di
gudang pusat untuk dicatat dalam kartu gudang.
Lembar ke-3 disimpan sebagai arsip Dep. Administrasi
Material.
Lembar ke-4 diserahkan kepada Administrasi Material di
divisi.
39
Lembar ke-5 diserahkan kepada Dep. Mutu di divisi.
Lembar ke-6 diserahkan kepada gudang divisi.
Lembar ke-7 disimpan sebagai arsip.
c. Prosedur Pemasukan Material
Prosedur pemasukan material dari rekanan sebagai berikut :
Prosedur Pembelian Material
Inisiatif untuk melakukan pembelian material berasal dari
gudang pusmat. Dasar untuk mengusulkan pembelian material
dan barang lainnya adalah laporan persediaan barang yang
menginformasikan jumlah material atau barang telah mencapai
persediaan minimum. LPB ini dibuat berdasarkan data yang
tercantum dalam kartu gudang. Oleh sebab itu Dep. Rendalmat
perlu melaksanakan prosedur pengadaannya. Untuk itu
diterbitkan PPM sebanyak 5 rangkap dan terlebih dahulu
diotorisasi oleh Kapusmat. PPM didistribusikan sbb :
Lembar ke-1 diserahkan kepada Dep. ADA.
Lembar ke-2 diserahkan kepada Dep. Akunku.
Lembar ke-3 diserahkan kepada pemeriksa.
Lembar ke-4 diserahkan kepada De. Penmat.
Lembar ke-5 disimpan sebagai arsip.
Dep. ADA membuat SPPH berdasarkan PPM, SPPH akan
dibuat jika Dep. ADA belum memiliki data mengenai rekanan
40
maupun harga yang ditawarkan atau surat kontraknya, jika data
tersebut ada Dep. ADA langsung membuat SOP.
SPPH yang telah dibuat oleh Dep. ADA dikirimkan kepada
para calon rekanan. SPPH dibuat 2 rangkap. SPPH harus
diotorisasi lebih dahulu oleh Kapusmat. Lembar ke-1
dikirmkan kepada calon rekanan, lembar ke-2 sebagai arsip.
Berdasrkan SPPH, para calon rekanan akan mengirimkan SPH
kepada Dep. ADA. SPH akan dibuka oleh Dep.ADA dihadapan
pejabat-pejabat yang berkepentingan. Selanjutnya Dep. ADA
membuat BAPPH sebanyak 2 rangkap dan didistribusikan sbb :
Lembar ke-1 sebagai arsip Kapusmat
Lembar ke-2 sebagai arsip Dep. ADA
Tahap berikutnya adalah pelaksanaan negoisasi dengan calon
rekanan. Dari hasil negoisasi tersebut, Dep. ADA membuat BA
Negoisasi sebanyak 3 rangkap dan didistribusikan sbb :
Lembar ke-1 dikirimkan kepada rekanan.
Lembar ke-2 dikirimkan kepada Dep. Akunku.
Lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
Kapusmat beserta Dep. Akunku dan Dep. ADA membahas
penawaran-penawaran tersebut dan kemudian Kapusmat akan
menentukan calon pemenang. Dalam keadaan tertentu yang
menentukan pemenang adalah Direksi. Selanjutnya dibuat
41
kontrak antar perusahaan dengan rekanan yang menjadi
pemenang.
Dep. ADA akan membuat SOP/SJAN sebanyak 5 rangkap
sebelum didistribusikan kepada rekanan dan fungsi-fungsi lain
yang terkait. SOP/SJAN harus diotorisasi terlebih dahulu oleh
Kapusmat. SOP/SJAN dibuat 5 rangkap dan didistribusikan
sbb :
SOP/SJAN asli lembar ke-1 diserahkan kepada pihak
rekanan untuk diproses lebih lanjut oleh yang
bersangkutan.
SOP/SJAN lembar ke-2 diserahkan kepada Dep.
Rendalmat.
SOP/SJAN lembar ke-3 diserahkan kepada Subdep.
Administrasi Persediaan Dep. Keuangan untuk
dicocokkan dengan dokumen-dokumen lainnya
sebelum dicatat dalam catatan akuntansi.
SOP/SJAN lembar ke-4 diserahkan kepada pemeriksa
untuk dicocokkan dengan Per PM dan untuk
menerbitkan LHP.
SOP/SJAN lembar ke-5 disimpan sebagai arsip untuk
dicocokkan dengan BMM.
d. Prosedur Penerimaan Material
42
Pada saat material tiba di perusahaan, diterima oleh Pusat
Pengamanan (Puspam) dengan PB sebanyak 2 rangkap.
Puspam akan memeriksa kesesuaian antara PB dengan material
yang tiba. Selanjutnya PB lembar ke-1 beserta material
diserahkan ke Dep. Penmat dan lembar ke-2 disimpan sebagai
arsip Puspam.
Selanjutnya Dep. Penmat akan menerbitkan BMM sebanyak 4
rangkap dan mengadakan PB sebanyak 3 rangkap. PB asli
dikembalikan kepada rekanan setelah ditandatangani oleh
Kadep. Penmat. Copy PB lembar ke-1 diserahkan kepada Dep.
ADA, lembar ke-2 diserahkan kepada gudang bersama-sama
seluruh BMM. Copy PB lembar ke-3 disimpan sebagai arsip
Dep. Penmat. Dep. Penmat juga membuat per PM sebanyak 2
rangkap dab lembar ke-1 diserahkan kepada pemeriksa sebagai
dasar untuk melakukan pemeriksaan atas spesifikasi dan
kualitas material yang tiba di gudang.
Gudang mencek jumlah dan jenis barang yang tiba setelah
diperiksa oleh gudang. BMM ditandatangani petugas gudang,
copy PB dan material disimpan dalam kartu gudang. BMM
didistribusikan sbb :
43
Lembar asli ke-1 diserahkan kepada Dep. Penmat
sebagai bukti bahwa material telah diperiksa jenis dan
jumlahnya.
Lembar ke-2 diserahkan kepada Dep. Rendalmat.
Lembar ke-3 diserahkan kepada Dep. Akunku untuk
dicocokkan dengan dokumen-dokumen lainnya untuk
dicatat dalam catatan akuntansi.
Lembar ke-4 disimpan sebagai arsip dan digunakan
sebagai dasar pencatatan dalam kartu gudang.
Pemeriksaan setelah menerima Per PM melaksanakan
pemeriksaan atas material dan menerbitkan LHP sebanyak 4
rangkap dan didistribusikan sbb :
Lembar ke-1 diserahkan kepada Dep. Penmat.
Lembar ke-2 diserahkan kepada Dep. ADA.
Lembar ke-3 diserahkan kepada Dep. Rendalmat.
Lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
Dep. Penmat setelah menerima LHP selanjutnya menilai
kondisi barang yang dikirimkan. Untuk barang yang
kondisinya memenuhi syarat, dibuatkan BAPM dalam 4
rangkap dan selanjutnya diotorisasi oleh Kapusmat. BAPM
didistribusikan sbb :
Lembar ke-1 diserahkan kepada rekanan.
44
Lembar ke-2 diserahkan kepada Dep. ADA sebagai
dasar untuk melakukan evaluasi terhadap rekanan.
Lembar ke-3 diserahkan kepada Dep. Akunku
Lembar ke-4 disimpan sebagai arsip.
Jika berdasarkan BMM dan LHP barang-barang yang
dikirmkan tidak memenuhi syarat, maka dilakukan retur
barang.
e. Prosedur Retur Material
Untuk mengembalikan barang, Dep. ADA perlu menerbitkan
BRM. BRM dibuat dalam 5 rangkap dan didistribusikan sbb :
Lembar asli ke-1 diserahkan kepada rekanan.
Lembar ke-2 diserahkan kepada Dep. Rendalmat sebagai
pemberitahuan adanya retur barang.
Lembar ke-3 diserahkan kepada gudang sebagai perintah untuk
mengeluarkan barang yang akan diretur.
Lembar ke-4 diserahkan kepada Subdep. Administrasi Persediaan
Dep. Keuangan sebagai dasar pencatatan dalam jurnal dan buku
besar.
Lembar ke-5 disimpan sebagai arsip.
f. Prosedur Pembayaran Utang Usaha
45
Rekanan melakukan penagihan dengan menyerahkan dokumen-
dokumen penagihan yang terdiri atas SP, Faktur 2 rangkap,
kuitansi 2 rangkap, copy PB, copy BAPM, FP dan SSP. Seluruh
dokumen tersebut disampaikan kepada Dep. Akunku.
Dep. Akunku memeriksa seluruh dokumen penagihan kemudian
membuat BKK sebanyak 2 rangkap dan mempersiapkan cek untuk
pelunasan utang usaha. Cek ditandatangani oleh Direksi. BKK
dicatat dalam register kas.
BKK 2 rangkap , kuitansi 2 rangkap dan cek diserahkan kepada
rekanan. Rekanan akan menandatangani BKK dan kuitansi.
Selanjutnya BKK lembar ke-1 dan kuitansi lembar ke-1
diserahkan kembali kepada Dep. Akunku.
copy SP, copy PB, Faktur lembar ke-2, FP dan SSP diserahkan
kepada ss untuk dicatat dalam catatan-catatan akuntansi.