elektronika 8

13
Laporan Elektronika 1 Nama / NPM : Pranata Jaya / 0906530062 Fakultas / Jurusan : FMIPA/ Fisika Group : 5 Kawan kerja : Reza Aditya Modul ke : 8 Judul : Multivibrator Tanggal Mencoba : 5 April 2010

Upload: ivanzha17

Post on 19-Jun-2015

234 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ELEKTRONIKA 8

Laporan Elektronika 1

Nama / NPM : Pranata Jaya / 0906530062

Fakultas / Jurusan : FMIPA/ Fisika

Group : 5

Kawan kerja : Reza Aditya

Modul ke : 8

Judul : Multivibrator

Tanggal Mencoba : 5 April 2010

R. Elektronika lt. 4 Gedung FisikaUniversitas Indonesia

Page 2: ELEKTRONIKA 8

A. TujuanMemberikan pengetahuan dasar tentang pembangkit sinyal non sinus.

B. Teori Dasar

Osilator yang lazim digunakan untuk menghasilkan gelombang non sinus, banyak

yang menggunakan multivibrator.

Multivibrator merupakan rangkaian yang mengeluarkan tegangan berbentuk kotak.

Sebenarnya Multivibrator merupakan penguat transistor 2 tingkat yang dikopel dengan

kondensator, dimana output salah satu transistor akan menjadi input dari transistor yang lain.

Teori tambahan :

Dalam sistim digital, pewaktuan adalah hal yang sangat diperhatikan. Multivibrator

adalah rangkaian yang dapat menghasilkan sinyal kontinyu, yang digunakan sebagai pewaktu

dari rangkaian-rangkaian digital sekuensial. Dengan input clock yang dihasilkan oleh sebuah

multivibrator, rangkaian seperti counter, shift register maupun memory dapat menjalankan

fungsinya dengan benar.

Berdasarkan bentuk sinyal output yang dihasilkan, ada 3 macam multivibrator :

a) Multivibrator bistable : ditrigger oleh sebuah sumber dari luar (external source) pada salah

satu dari dua state digital. Ciri khas dari multivibrator ini adalah state-nya tetap bertahan

pada nilai tertentu, sampai ada trigger kembali yang mengubah ke nilai yang berlawanan.

SR Flip-flop adalah contoh multivibrator bistable.

b) Multivibrator astable : adalah oscillator free running yang bergerak di dua level digital

pada frekuensi tertentu dan duty cycle tertentu.

c) Multivibrator monostable : disebut juga multivibrator one-shoot, menghasilkan pulsa

output tunggal pada waktu pengamatan tertentu saat mendapat trigger dari luar.

Page 3: ELEKTRONIKA 8

C. Peralatan

1. Transistor2. Resistor3. Kapasitor4. Multimeter5. Osiloskop

D. Prosedur Percobaan

1. Astable Multivibrator

a. Menyusun rangkaian seperti gambar di bawah.

b. Menggambarkan output pada titik Q dan Q`.

c. Ganti kapasitor menjadi 10 μF dan 100μF (Mula-mula kapasitor 0.1 μF).

2. Monostable Multivibrator

a. Menyusun rangkaian seperti gambar di bawah ini.

b. Memberi gelombang kotak pada input AC sebesar 1 Vpp, 2 Vpp dan 4 Vpp

dengan frekuensi 100 Hz.

c. Gambar input AC dengan sinyal di titik A, B, C dan D.

Page 4: ELEKTRONIKA 8

3. Bistable Multivibrator

a. Menyusun rangkaian seperti gambar di bawah ini.

b. Meyambungkan titik A dengan ground dan biarkan titik B tidak tersambung.

c. Memperhatikan output di titik Q. Mencatat apa yang terjadi bila A dilepas dari

ground.

d. Menyambungkan titik B ke ground, lalu mencatat apa yang terjadi.

e. Ganti kedua dioda dengan resistor 10 kΩ dan mengulang percobaan, sinyal yang

diberikan kali ini adalah 5V bukan ground.

Page 5: ELEKTRONIKA 8

EWB dan Jawab tugas Pendahuluan

Rangkaian Percobaan 1

Dengan mengubah nilai kapasitor :

Bila kapasitor bernilai 0.1 μF. Maka di Q = Q` = 92.2 mV (t = 0 - ∞ s)

Bila kapasitor bernilai 10 μF. Q = Q` = 92.2mV (t= 0 – 6.4 s)

Page 6: ELEKTRONIKA 8

Bila kapasitor bernilai 10 μF. Q = Q` = 12 V (t = 6.5 – 9.9 s)

Bila kapasitor bernilai 10 μF. Q = Q` = 12 V (t = 10 - ∞ s) (Pengukuran 1 channel saja)

Bila kapasitor bernilai 100 μF. Q = Q` = 12 V (t = 1.24 – ∞ s)

Penggabungan grafik antara Q dan Q`Pengukuran 2 channel sekaligus dan berlaku pada kapasitor 10 (6.5 s) dan 100 μF (1.2 s)

Page 7: ELEKTRONIKA 8

Rangkaian Percobaan 2

Mengubah input AC sebesar 1 Vpp (dset 0.35 V), 2 Vpp (set 0.7 V), dan 4 Vpp (set 1.4 V)

Va dan Vd saat AC input 1 Vpp

Vb dan Vc saat AC input 1 Vpp

Va pada saat AC input 2 Vpp

Page 8: ELEKTRONIKA 8

Vb dan Vc pada saat AC input 2 Vpp

Vd pada saat AC input 2 Vpp

Va, Vb dan Vc pada saat AC input 4 Vpp (Vb dan Vc kongruen gelombangnya)

Vd pada saat AC input 4 Vpp

Page 9: ELEKTRONIKA 8

Rangkaian Percobaan 3

Kesimpulan dengan titik Va dan Vb setelah dioda :Bila diantara titik a dan titik b ada yang diberi ground, yang diberi ground secara

otomatis titik tersebut tegangan langsung nol. Dan nilai tegangan pada kolektor akan lebih rendah pada titik yang tersambung dengan dioda yang digroudkan daripada yang sebaliknya.

Page 10: ELEKTRONIKA 8

Bila dioda diganti dengan resistor 10 kΩ

Kesimpulan dengan Va dan Vb setelah resistor 10 kΩ :Kondisi pada Vq dan Vq` hampir sama, ini disebabkan tegangan tidak disearahkan,

berbeda dengan dioda yang disearahkan. Namun titik yang diberi ground tetap nilai tegangannya nol.

Namun bila ground tersebut diganti Vcc (tegangan +5 volt), maka nilai Va jelas berubah menjadi 5 volt. Serta nilai antara titik q atau q` yang diberikan ground berupa tegangan +5 volt titik inilah yang akan menghasilkan nilai terkecil atau setengah daripada nilai titik lainnya.

Penurunan Rumus

Atau