web viewkomponen elektronika. laporan elektronika dasar. tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas...

54
KOMPONEN ELEKTRONIKA LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar dosen pengampu: Yuyu Rachmat Tayubi Della Apriyani Kusuma Putri 1300142 Desti Miftahus Solihah 1301335 Kartika Mega Lestari 1304640 Mutiara Syifa 1304590 Nuzulira Janeusse Fratiwi 1307354

Upload: phamtram

Post on 30-Jan-2018

242 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

KOMPONEN ELEKTRONIKA

LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR

Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

dosen pengampu: Yuyu Rachmat Tayubi

Della Apriyani Kusuma Putri 1300142

Desti Miftahus Solihah 1301335

Kartika Mega Lestari 1304640

Mutiara Syifa 1304590

Nuzulira Janeusse Fratiwi 1307354

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

BANDUNG

2014

Page 2: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

A. Tujuan

1. Mengetahui besar hambatan dengan menggunakan multitester analog dan

multitester digital.

2. Mengetahui tegangan (beda potensial) dari powesupply yang berarus AC

dan DC dengan menggunakan multitester analog dan multitester digital.

3. Membuktikan frekuensi yang dihasilkan oleh audio generator dengan

osiloskop.

B. Alat dan Bahan

1. Multitester Analog dan Multitester Digital

2. 5 buah hambatan dengan besar hambatan yang berbeda

3. Audio Generator

4. Power Supply

5. Osiloskop

6. Kabel Penghubung

C. Landasan Teori

Peralatan elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa

jenis komponen elektronika dan masing-masing komponen elektronika tersebut

memiliki fungsi-fungsinya tersendiri didalam sebuah rangkaian elektonika.

Seiring dengan perkembangan teknologi, komponen-komponen elektronika makin

bervariasi dan jenisnyapun bertambah banyak. Tetapi komponen-komponen dasar

pembentuk sebuah peralatan elektronika seperti resistor, osiloskop, multitester,

power suply, audio generator masih tetap digunakan hingga saat ini.

1. Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan

bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi

dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar electron memproyeksikan

Page 3: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas

pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan

bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan

bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.

Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang

tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskopdapat menunjukkan

distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu

naik) dan waktu relatif dari dua sinyal terkait.

Semua alat ukur elektronik bekerja berdasarkan sampel data, semakin

tinggi sampel data, semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop,

pada umumnya juga mempunyai sampel data yang sangat tinggi, oleh karena

itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Jika sebuah

osiloskop mempunyai sampel rate 10 Ks/s (10 kilo sample/second = 10.000

data per detik), maka alat ini akan melakukan pembacaan sebanyak 10.000

kali dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah gelombang

dengan frekuensi 2500Hz, maka setiap sampel akan memuat data 1/4 dari

sebuah gelombang penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar

dengan grafik skala XY.

a. Bagian-Bagian Osiloskop Beserta Fungsinya

a.1. Fungsi Masing-Masing Bagian Osiloskop

Page 4: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Fungsi masing-masing bagian yaitu:

No Bagian-Bagian Osiloskop Fungsi

1. Volt atau div

  Untuk mengeluarkan tegangan AC,mengatur

berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div

di layar

2. CH1 (Input X)

  Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang

diukur atau pembacaan posisi horizontal. Terminal

masukan pada saat pengukuran pada CH 1 juga

digunakan untuk kalibrasi.Jika signal yang diukur

menggunakan CH 1, maka posisi switch pada CH

1 dan berkas yang nampak pada layar hanya ada

satu.

3. AC-DC   Untuk memilih besaran yang diukur, mengatur

fungsi kapasitor kopling di terminal masukan

osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada

terminal masukan diberi kapasitor kopling

sehingga hanya melewatkan komponen AC dari

sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan

pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan

komponen DC-nya dikutsertakan.Posisi AC =

Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa

diukur melalui posisi ini, karena signal DC akan

terblokir oleh kapasitor.Posisi DC = Untuk

Page 5: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

mengukur tegangan DC dan masukan-masukan

yang lain.

4. Ground  Untuk memilih besaran yang diukur.Digunakan

untuk melihat letak posisi ground di layar.

5. Posisi Y

  Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar

atas bawah.Untuk menyeimbangkan DC vertical

guna pemakaian channel 1 atau (Y).Penyetelan

dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat

variabel diputar.

6. Variabel   Untuk kalibrasi osiloskop.

7. Selektor pilih  Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk

pengukuran.

8. Layar   Menampilkan bentuk gelombang

9. Inten

  Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar

Osiloskop. Diputar ke kiri untuk memperlemah

sinar dan diputar ke kanan untukmemperterang.

10. Rotatin  Mengatur posisi garis pada layar,

  Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar

11. Fokus

  Menajamkan garis pada layer untuk mendapatkan

gambar yang lebih jelas, digunakan untuk

mengatur fokus

12. Position X

  Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.

untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika

sinyal masukannya nol). Untuk menyetel kekiri

dan kekanan berkas gambar (posisi arah

horizontal) Switch pelipat sweep dengan menarik

knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali lipat

kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya

seruncing mungkin.

13. Sweep time/div   Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan

Page 6: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Frekwensi (f), mengatur berapa nilai waktu yang

diwakili oleh satu div di layar

  Sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan

per cm (volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat

besaran tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d

20V/div

  Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari

suatu priode atau pun square trap Cm (div) sekitar

19 tingkat besaran yang tersedia terdiri dari 0,5 s/d

0,5 second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan

memutar penuh kearah jarum jam. Perpindahan

Chop-ALT-TVV-TVH. secara otomatis dari sini.

Pembacaan kalibrasi sweep time/div juga dari sini

dengan cara variabel diputar penuh se arah jarum

jam.

14. Mode   Untuk memilih mode yang ada

15. Variabel

  Untuk kalibrasi waktu periode dan

frekwensi.Untuk mengontrol sensitifitas arah

vertical pada CH 1 (Y) padaputaran maksimal ke

arah jarum jam (CAL) gunanya untuk

mengkalibrasi mengecek apakah Tegangan 1 volt

tepat 1 cm pada skala layar CRT.Digunakan untuk

menyetel sweeptime pada posisi putaran

maksimum arah jarum jam. (CAL) tiap tingkat

dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi .

16. Level   Menghentikan gerak tampilan layar.

17. Exi Trigger   Untuk trigger dari luar.

18. Power   Untuk menghidupkan Osiloskop.

19. Cal 0,5 Vp-p   Kalibrasi awal sebelum Osiloskop digunakan.

Page 7: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

20. Ground

  Digunakan untuk melihat letak posisi ground di

layer, ground Osiloskop yang dihubungkan

dengan ground yang diukur.

21. CH2 ( input Y )

  Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang

diukur atau pembacaan Vertikal.Jika signal yang

diukur menggunakan CH 2, maka posisi switch

pada CH 2 dan berkas yang nampak pada layar

hanya satu.

a.2. Fungsi Osiloskop  Secara Umum

Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku

besaran yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar,

untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka

kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal.

Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara

sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop

lainnya, yaitu:

a. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.

b. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.

c. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.

d. Membedakan arus AC dengan arus DC.

e. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya

terhadap waktu.

Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel

kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak

berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada

layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang

membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu

waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi

tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di

Page 8: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

layar.Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan

untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk

melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.

Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada

layar monitor osiloskop, yaitu:

a. Gelombang sinusoida

b. Gelombang blok

c. Gelombang gigi gergaji

d. Gelombang segitiga

Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahami

tombol-tombol yang ada pada pesawat perangkat ini, seperti telah

diutarakan diatas.

Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator (VCO)

disemua perangkat yg menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah

berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari

tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung

frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan T

= waktu. Untuk menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi

kesalahan sangat fatal akibatnya.

b. Prinsip Kerja Osiloskop

Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam

osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode

atauCathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe

osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan

tipe digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki

kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang

bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar

dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan

dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik

yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.

Page 9: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

b.1. Osiloskop Analog

Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk

menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai bentuk gambar

yang diukur. Pada layar osiloskop langsung ditampilkan bentuk

gelombang tersebut.

Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar

bentuk-bentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran

elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -

cathode ray tube) dari kiri ke kanan.

Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan

seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital,

sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan

karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat

dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih

baik seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang

yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang

dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat

menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta

adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang

frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz). Keterbatasan osiloskop

analog tersebut dapat diatasi oleh osiloskop digital. Sebagai contoh

keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup semua

menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO

dari Hewlett-Packard HP 54600. Pada gambar ditunjukkan diagram

blok sederhana suatu osiloskop analog.

Page 10: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

b.2. Osiloskop Digital

Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur

dan dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk

mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital.

Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan

lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop

kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan

skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop

digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan

kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai

dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah

cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan)

gelombang yang akan diukur.

Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif,

kemudahan tugas-tugas akuisisi gelombang dan pengukurannya.

Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan teknisi

dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting.

Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi secara efisien dapat

menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi khusus dari

gelombang yang sedang diukur. 

c. Cara  Penggunaan Osiloskop

Page 11: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka

osiloskop perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam

pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang

pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak

ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas,

kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan

referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan

pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan

acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz.

Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal

tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang

dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu

kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari

puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu

kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang

untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan

potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan

time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan

label "var".

Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa

hal sebagai berikut:

a. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan

(digroundkan), disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk

mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.

b. Memastikan probe dalam keadaan baik.

c. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang

ada di osiloskop.

d. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi

tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya

diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar.

Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan

Page 12: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div

dipasang pada posisi paling besar.

e. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi

sinyal masukan.

f. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal

keluaran yang stabil.

g. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.

h. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya

sangat/kurang terang.

d. Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan

sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan

memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti yang

bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu

vertical (Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X)

menunjukkan besaran waktu t.

Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal

dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih

kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai

skala-skala tersebut.

Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal

sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat

Page 13: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian

elektronik.Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3

dimensi. Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu

horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z

merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini

biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.

Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan

beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada

layarnya.

2. Multimeter

Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal

sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),

Page 14: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Ada dua kategori

multimeter: multimeter digital atau DMM(digital multi-meter)(untuk yang baru

dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing

kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk

menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat

mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.

a. Fungsi Multitester

Adapun fungsi dari multitester adalah:

Mengukur tegangan DC

Mengukur tegangan AC

Mengukur kuat arus DC

Mengukur nilai hambatan sebuah resistor

Mengecek hubung-singkat / koneksi

Mengecek transistor

Page 15: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Mengecek kapasitor elektrolit

Mengecek dioda, led dan dioda zener

Mengecek induktor

Mengukur HFE transistor (type tertentu)

Mengukur suhu (type tertentu)

b. Prinsip Kerja Multitester

Di dalam multitester terdapat galvanometer yang menggunakan prinsip

hukum Lorentz, dimana interaksi antar medan magnet dan kuat arus akan

menimbulkan gaya magnetik. Gaya magnetik inilah yang menggerakkan jarum

penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan.

c. Cara Penggunaan Multitester

Adapun cara menggunakan multitester ini ialah sebagai berikut:

Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur:

Transistor, Tahanan, Potensiometer, VR (Variabel Resistor), Kondensator,

LS, Kumparan, MF dan trafo, mengukur Kabel, dsb.

Jika saklar menunjuk pada DC Volt (dcv) dapat digunakan mengukur:

- Arus dalam suatu rangkaian (arus dc)

- Mengukur (menguji) accu atau batere

Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv) dapat dipakai untuk mengukur

kuat tegangan AC, ada dan tidaknya arus listrik.

Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur

berapa banyak ampere pada accu maupun batere atau catu daya (adaptor).

d. Pengukuran Dengan Menggunakan Multitester

d.1. Mengukur tegangan DC

Mengutur selektor pada posisi DCV

Memiilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang

akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi

skala di batas ukur 50V.

Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur

batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak  rusak.

Page 16: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Mengbungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan

yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe 

warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.

Membaca hasil ukur pada multimeter   

d.2. Mengukur tegangan AC

Atur Selektor pada posisi ACV.

Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan

di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala

di batas ukur 50V.

Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur

batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.

Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang

akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.

Baca hasil ukur pada multimeter.

d.3. Mengukur kuat arus DC

Atur Selektor pada posisi DCA.

Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di

cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di

batas ukur 250mA atau 500mA.

Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu

diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring)

pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa

dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.

Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat  pengukuran

tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti  kita memutus

salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu

menjadikan multimeter sebagai penghubung.

Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu

daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang

akan dicek pemakaian arusnya.

Baca hasil ukur pada multimeter.

Page 17: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

d.4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.

Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil

penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai

batas ukur

Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh

terbalik.

Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan

multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna

resistor.

d.5. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang

akan diukur.

Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil

penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka  pengali sesuai

batas ukur.

Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh

terbalik.

Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi

variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah

sesuai dengan putaran VR.

d.6. Mengecek hubung-singkat / koneksi

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).

Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal

yang akan dicek koneksinya.

Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang

ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.

Page 18: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau 

terminal tersebut putus.

d.7. Mengecek diode

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada

katoda.

Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat

dicek, led akan menyala.

Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K)

berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda  rusak putus.

Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada

anoda dan probe (-) pada katoda.

Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti  dioda

baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus  katoda-anoda.

d.8. Mengecek transistor NPN

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada

kolektor .

Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K)

berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak

putus B-C.

Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+)  pada

basis dan probe (-) pada kolektor.

Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti

transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-

C.

Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada

emitor.

Page 19: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K)

berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak

putus B-E.

Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada

basis dan probe (-) pada emitor.

Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti

transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-

E.

Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada

kolektor.

Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti

transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-

E.

Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+)

padakolektor tidak diperlukan.

d.9. Mengecek transistor PNP

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).

Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada

kolektor.

Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K)

berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak

putus B-C.

Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada

basis dan probe (+) pada kolektor.

Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti

transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-

C.

Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada

emitor.

Page 20: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K)

berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak

putus B-E.

Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada

basis dan probe (+) pada emitor.

Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti

transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-

E.

Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada

kolektor.

Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti

transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-

E.

Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-)

pada kolektor tidak diperlukan.

d.10. Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)

Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.

Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk

untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-

100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.

Hubungkan  probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+)

pada kaki (-) elko.

Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu

(tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula.

Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.

Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.

3. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika

Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu

Page 21: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω).

Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang

terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan

Resistansi atau Resistance.

Jenis-jenis resistor diantaranya adalah :

Resistor yang Nilainya Tetap

Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga

dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.

Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya,

Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor

Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu,

Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient)

dan NTC (Negative Temperature Coefficient)

a. Fungsi Resistor

Page 22: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Fungsi resistor pada rangkaian listrik adalah:

Menahan arus listrik

Membagi kuat arus listrik

Membagi tegangan listrik : Penggunaan resistor dapat membagi tegangan

listrik pada sebuah sumber listrik misalnya genset. Asalkan pembagian

tegangan listrik ini dayanya sama dengan tegangan dari sumbernya.

Mengubah-ubah besarnya kuat arus listrik

Memperkecil tegangan listrik (potensial) : Pemasangan sebuah resistor

dapat mempengaruhi penurunan penggunaan tegangan listrik.

Pembangkit frekuensi tegangan tinggi dan juga rendah dengan bantuan

transistor dan kapasitor

b. Cara Membaca Nilai Resistor

Cara membaca nilai resistor tetap :

Nilai resistansi resistor tetap dibaca dengan menggunakan kode warna.

Pita/cincin A:angka I, pita/cincin B:angka II,pita/cincin C:Pengali, dan

pita/cincin D:toleransi(emas:5%,perak:10%).

Nilai dari warna yang terdapat pada pita A,B,C dan D tersebut disajikan pada

tabel kode warna berikut ini.

Page 23: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Kode tersebut dibaca dengan cara:

Pita A : cokelat, berarti angka I = 1

Pita B : hitam, berarti angka II = 0

Pita C : merah, berarti pengali = x100

Pita D : emas, berarti toleransi = 5%

4. Power Supply

Sebuah catu daya adalah perangkat elektronik yang memasok energi

listrik ke beban listrik . Fungsi utama dari power supply adalah untuk

mengkonversi salah satu bentuk energi listrik yang lain dan, sebagai hasilnya,

pasokan listrik kadang-kadang disebut sebagai konverter daya listrik . Beberapa

Page 24: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

pasokan listrik diskrit, perangkat yang berdiri sendiri, sedangkan yang lain

dibangun ke dalam perangkat yang lebih besar bersama dengan beban

mereka. Contoh yang terakhir termasuk pasokan listrik yang ditemukan

di komputer desktop dan elektronik konsumen perangkat.

Setiap power supply harus mendapatkan energi yang memasok ke beban,

serta setiap energi yang mengkonsumsi sambil melakukan tugas itu, dari sumber

energi. Tergantung pada desain, power supply dapat memperoleh energi dari

berbagai jenis sumber energi, termasuk sistem transmisi energi

listrik, penyimpanan energi perangkat seperti baterai dan sel bahan bakar , sistem

elektromekanis seperti generator danalternator , tenaga surya konverter, atau

kekuatan lain pasokan.

Semua pasokan listrik memiliki daya masukan, yang menerima energi dari

sumber energi, dan output daya yang memberikan energi ke beban. Dalam

kebanyakan pasokan listrik input daya dan output terdiri dari konektor listrik atau

koneksi sirkuit tertanam, meskipun beberapa pasokan listrik

menggunakan perpindahan energi nirkabel sebagai pengganti koneksi galvanik

untuk input daya atau output. Beberapa pasokan listrik memiliki jenis lain dari

input dan output juga, untuk fungsi-fungsi seperti pengawasan eksternal dan

kontrol.

a. Fungsi

Pasokan daya dikategorikan dalam berbagai cara, termasuk dengan fitur

fungsional. Misalnya, power supply yang diatur adalah salah satu yang

mempertahankan tegangan output konstan atau arus meskipun variasi dalam

arus beban atau tegangan input. Sebaliknya, output dari power supply yang

tidak diatur dapat berubah secara signifikan ketika tegangan input atau

perubahan beban saat ini. Pasokan listrikAdjustable memungkinkan tegangan

output atau arus yang akan diprogram oleh kontrol mekanik (misalnya,

tombol-tombol pada power supply panel depan), atau dengan berarti dari input

kontrol, atau keduanya. Sebuah diatur power supply disesuaikan adalah salah

Page 25: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

satu yang baik disesuaikan dan diatur. Power supply yang terisolasi memiliki

output daya yang elektrik independen dari masukan kekuatannya; ini berbeda

dengan power supplies yang berbagi koneksi umum antara input dan output

daya.

b. Pasokan DC, AC, AC ke DC

Sebuah catu daya DC adalah salah satu yang memasok tegangan polaritas

tetap (baik positif atau negatif) ke beban. Tergantung pada desain, catu daya

DC dapat didukung dari sumber DC atau dari AC source seperti daya listrik.

Catu daya AC biasanya mengambil tegangan dari stopkontak ( suplai ) dan

menurunkan ke tegangan yang diinginkan. Beberapa penyaringan dapat terjadi

juga.

Beberapa pasokan listrik DC menggunakan AC listrik utama sebagai

sumber energi. Pasokan listrik tersebut kadang-kadang akan

menggunakan transformator untuk mengubah tegangan input ke tegangan AC

yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sebuah penyearahdigunakan untuk

mengubah tegangan output trafo ke tegangan DC yang bervariasi, yang pada

gilirannya dilewatkan melalui saringan elektronik untuk mengubahnya

menjadi tegangan DC yang tidak diatur. Filter menghilangkan sebagian besar,

tapi tidak semua variasi tegangan AC; variasi tegangan sisa dikenal

sebagai riak.

Toleransi beban listrik murah dari riak menentukan jumlah minimum

penyaringan yang harus disediakan oleh power supply. Dalam beberapa

aplikasi, riak tinggi ditoleransi dan karena itu tidak ada penyaringan

diperlukan. Misalnya, dalam beberapa aplikasi pengisian baterai adalah

mungkin untuk menerapkan DC power supply bertenaga listrik-dengan tidak

lebih dari sebuah transformator dan penyearah dioda tunggal, dengan sebuah

resistor secara seri dengan output untuk membatasi arus pengisian.

Page 26: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

5. Audio Generator

Generator Frekuensi Audio Adalah alat tes elektronik yang berfungsi

sebagai pembangkit sinyal atau gelombang listrik. Bentuk gelombang pada

umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu sinusoida, persegi, dan segitiga. Pada

gambar dapat dilihat salah satu jenis generator Frekuensi Audio. Dengan

generator frekuensi audio ini seorang teknisi dapat melakukan pengetesan

suatu alat yang akan dites (devices under test). Dari analisis terhadap hasil

berbagai bentuk gelombang respons alat tersebut, akan dapat diketahui

ketepatan karakteristik sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki.

a. Kegunaan Generator Frekuensi Audio

Sebagai pembangkit gelombang listrik sinusoidal, segitiga, dan

kotak.

Untuk memahami bentuk dan pola gelombang listrik.

Sebagai acuan untuk menyelidiki rangkaian yang kurang baik dari

suatu rangkaian/sirkuit listrik atau elektronika

Dapat digunakan sebagai sumber tegangan/arus AC untuk percobaan

rangkaian penguatan transistor.

Selain kegunaan di atas, Generator Frekuensi Audio juga dapat

digunakan sebagai media pembelajaran, yakni. sebagai alat yang

pendukung pada kegiatan percobaan siswa dalam hal:

mengenali bentuk gelombang sinus dan kotak;

mempelajari cara mengukur periode dan frekuensi gelombang;

sebagai sumber bunyi;

memperkenalkan perpaduan gelombang bunyi;

b. Konstruksi dan Cara Kerja

Page 27: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Generator Frekuensi audio mempunyai rangkaian jembatan wein sebagai

rangkaiannya.

Jembatan Wien terdiri dari 2 pembagi tegangan, yaitu: Rangkaian Wien

(R1, C1, R3, C3) dan sebuah rangkaian resistor murni R2 dan R4. Dalam

penggunaan normal kesetimbangan jembatan DV’ = Vo – Vo’ = DV’ = 0,

yaitu bila Vo = Vo’ se-fase dan se-magnetudo. Kedua kondisi tersebut harus

dipenuhi secara serentak dengan menyetimbangkan jembatan AC. Untuk

mendapatkan kondisi setimbang, pertama tegangan keluaran Vo’ dari

pembagi potensial bersifat resistif selalu sefasa dengan tegangan masukan

Vi’. Kondisi sefasa ini dicapai jika w = wo’ (fasa setimbang). Nilai

wo dinyatakan dengan oleh persamaan.

Dalam sebuah jembatan praktis, kapasitor Cl dan C3 adalah kapasitor tetap

dan resistor R1 dan R3 adalah resistor variabel yang dikontrol oleh sebuah

poros bersama.       Dengan menetapkan R2 = 2R4, maka jembatan dapat

digunakan sebagai alat pengukur frekuensi yang disetimbangkan oleh suatu

pengontrol tunggal. Pengontrol ini dapat dikalibrasi langsung dalam

frekuensi.

Sinyal masukan (Vi) dari sumber  yang dipilih dengan frekuensi (f)

tertentu dilewatkan pada jembatan dan arus akan terbagi pada masing-

masing lengan. Dengan memilih nilai-nilai resistor dan kapasitor tertentu

sehingga R1 = R2 = R dan C1 = C2 = C sehingga diperoleh frekuensi sebesar:

f  = 1/2RC

Dari frekuensi inilah dihasilkan gelombang sinusoidal. Akan tetapi,

dewasa ini telah dilakukan penyesuaian sehingga generator bisa

menghasilkan tak hanya gelombang sinus, tapi juga gelombang segitiga, dan

kotak.

Blok diagram generator audio dapat dilihat pada gambar 2. Pada umumnya

frekuensi yang dibangkitkan dapat divariasi dengan mengatur kapasitor

dalam rangkaian LC atau RC. Dalam instrumen ini frekuensi dikendalikan

oleh variasi arus yang mengemudikan integrator. Generator audio

memberikan keluaran berbentuk gelombang sinus, segitiga dan kotak

Page 28: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

dengan jangkauan frekuensi dari 20 Hertz sampai 20 kilo Hertz. Frekuensi

terkendali tegangan (frequency controlled voltage) mengatur dua sumber

arus Upper dan Lower Constant Current Source. Upper Constant

Current Source mensuplai arus tetap ke integrator yang menghasilkan

tegangan output naik secara linier terhadap waktu, menurut persamaan

berikut :

Voutput = -1/C ∫ idt

Kenaikan dan penurunan arus akan mengakibatkan naik atau

turunnya slope tegangan output, yang akan mengatur besarnya frekuensi.

Tegangan komparator akan mengubah keadaan ke level maksimum

tegangan output integrator yang telah ditetapkan. Perubahan ini akan

memutus sumber arus konstan Upper beralih ke Lower constant current

source

Sumber arus konstan Lower akan mencatu arus balik ke integrator,

sehingga tegangan output turun secara linier terhadap waktu. Bila output

mencapai batas minimum yang ditetapkan, maka tegangan komparator

akan berubah keadaan dan menyambung ke Upper constant current

source, demikian seterusnya kembali seperti semula. Dengan demikian

terjadilah siklus yang terus menerus.Tegangan output integrator adalah

bentuk gelombang segitiga yang besar frekuensinya tergantung pada besar

kecil arus yang dicatu oleh kedua sumber arus konstan Upper dan Lower.

Keluaran komparator memberikan tegangan gelombang kotak

(SQUARE) dengan duty cycle 50%. Rangkaian diode resistance mengatur

slope dari gelombang segitiga (TRIANGLE) sehingga amplitudonya

berubah menghasilkan gelombang SINUS dengan distorsi kurang dari 1

%.

Jenis konektor yang dipakai tergantung frekuensi kerjanya. Kebanyakan

generator audio generasi terbaru frekuensi kerjanya sampai 20MHz

memakai konektor jenis-BNC, dengan terminasi 50 ~ 75Ω.

Generator frekuensi audio seperti lazimnya kebanyakan generator

sinyal, terdapat juga bagianattenuator, beberapa jenis gelombang modulasi

Page 29: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

output, dan memiliki fasilitas frekuensi gelombang sapuan yang memberi

kemampuan untuk pengetesan respons frekuensi dari rangkaian elektronik

yang diberikan. Beberapa generator audio dilengkapi kemampuan

membangkitkan sinyal derau putih (pink noise).

Instrumen ini menghasilkan gelombang-gelombang : sinus, segitiga, dan

persegi dengan rangkuman frekuensi dari 0,5 Hz sampai 11 KHz.

Jaringan pengontrol frekuensi diatur oleh cakera frekuensi pada panel depan

instrumen atau oleh sebuah tegangan pengontrol yang dimasukkan dari

luar.  Tegangan pengontrol frekuensi mengatur dua sumber arus.

Sumber arus atas mensuplai arus yang konstan ke integrator segitiga yang

tegangan keluarannya bertambah secara linier terhadap waktu.  Tegangan

keluaran diberikan oleh hubungan :

eout = - 1/C ∫ i dt …………………… ( * )

Suatu pertambahan atau penurunan arus yang disuplai dari sumber arus atas

akan memperbesar atau memperkecil kemiringan tegangan keluaran. 

Multivibrator tegangan berubah keadaan pada suatu level yang telah ditentu-

kan sebelumnya pada kemiringan tegangan keluaran integrator yang positif. 

Perubahan keadaan ini akan menghentikan penyaluran arus atas menuju

integrator dan menghubungkan suplai arus bawah.

Sumber arus bawah mensuplai suatu arus balik menuju integrator, sehingga

keluarannya berkurang secara linier terhadap waktu. Jika tegangan keluaran

mencapai suatu level yang telah ditentukan lebih dahulu dengan kemiringan

bentuk gelombang keluaran yang negatif, pembanding tegangan sekali lagi

c. Spesifikasi Alat

Spesifiikasi alat pada generator frekuensi audio lazimnya adalah sebagai

berikut.

Bentuk gelombang keluaran; sinus, segitiga, dan kotak;

Mempunyai impedansi keluaran dua buah: 8 Ohm, dan 600 Ohm;

Jangkauan frekuensi keluaran dapat disetel: 1 Hz s.d 11000Hz;

Daya keluaran : 8 Watt pada beban 8 Ohm;

Page 30: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Voltage keluaran dapat disetel : 20mV s.d. 200 mV pick-to-pick

Tegangan daya masukan utama : 220 Volt.

d. Bagian- bagian Generator Frekuensi Audio

Tombol On-Off/Power

Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan sambungan listrik ke

dalam rangkaian generator. Atau berfungsi untuk menyalakan generator.

Pengatur Amplitudo (level)

Berfungsi untuk mengatur amplitudo output gelombang yang dihasilkan

oleh generator.

Pemilih bentuk sinyal / gelombang

Untuk memilih bentuk sinyal. Terdiri dari sinyal/gelombang sinus, persegi,

gerigi, dan segitiga

Pengatur Frekuensi

Mengatur frekuensi keluaran Generator Frekuensi Audio

Pengatur jangkauan Frekuensi (Freq Range)

Untuk mengatur Frekuensi Frekuensi keluaran. Hubungannya dengan

pengatur frekuensi adalah bahwa keduanya adalah kontrol dari frekuensi

keluaran generator. Sebagai contoh ketika kita meninginkan frekuensi

output  sebesar 150 Hz, maka yang harus kita lakukan adalah

memindahkan Frreq Range pada 100 dan kontrol frekuensi pada 1,5 Hz.

Terminal Keluaran 8 ohm

Merupakan bagian yang digunakan untuk menghubungkan Generator

Frekuensi Audio pada alat lain untuk mengetahui keluaran generator

audio. Kabel yang digunakan adalah kabel daya biasa. Dengan tahanan

sebesar 8 ohm.

Terminal Keluaran 600 ohm

Bagian yang digunakan untuk menghubungkan audio generator dengan

alat lain dengan menggunakan kabel BNC-BNC (misalnya). Dengan

Tahanan sebsear 600 ohm.

Page 31: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

e. Prosedur Penggunaan

Dalam uraian tentang prosedur pengoperasian generator audio akan

dijelaskan cara menghubungkan Generator dengan Osiloskop, antara lain :

Siapkan signal audio generaror di atas meja yang dekat dengan stop kontak

jaringan PLN.

Pasangkan Audio Generator pada stop kontak tersebut.

Nyalakan signal dengan menghidupkan tombol power.

Setelah itu siapkan osiloskope.

Hubungkan keluaran signal dengan osiloskope pada bagian keluaran beban

600 Ohm. Atau bisa juga dengan menggunakan kabel daya biasa, dengan

cara menghubungkan kabel daya yang telah terhubung pada terminal

keluaran utama generator tersebut dengan penjepit buaya pada osiloskop

yang telah terhubung pada input osiloskop. Nyalakan osiloskope dan

tunggu sampai keluar bentuk pola gelombang keluarannya.

Atur bentuk tayangan gelombang dengan mengeset osiloskope pada posisi

yang mudah diamati.

Putar pengatur frekuensi signal sambil memperhatikan bentuk gelombang.

Apakah terjadi perubahan. Jika ya berarti signal sudah dapat bekerja

dengan baik.

f. Prosedur

1. Percobaan Pertama (Menghitung besar hambatan)

a. Menyiapkan lima buah hambatan dengan besar hambatan yang

berbeda.

b. Membaca besar hambatan dengan kode warna yang terdapat pada

hambatan

c. Menyiapkan dan mengkalibrasi multitester

d. Menempatkan ujung-ujung kabel penguji (multitester) pada hambatan

e. Melihat penyimpangan jarum penunjuk

f. Mencatat hasil pengamatan terhadap simpangan jarum penunjuk

g. Membandingkan hasil pengamatan dengan mulitester dengan hasil

pembacaan kode warna pada hambatan.

Page 32: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

2. Percobaan Kedua (Mengetahui tegangan dari power supply)

a. Menyiapkan multitetester dan Power Supply

b. Mengatur besar tegangan yang hendak dihasilkan dan mengatur jenis

arus yang hendak dihasilkan (AC/DC)

c. Mengukur tegangan dari power suplly dengan menggunakan

multitester analog dan multitester digital

d. Membandingkan hasil pengukuran dengan menggunakan multitester

analog dan multitester digital.

3. Percobaan 3 (Membuktikan frekuensi dari audiogenerator )

a. Menyiapkan audiogenerator, osiloskop dan multitester

b. Memahami panel kontrol yang terdapat pada osiloskop, pada

percobaan ini hanya digunakan satu channel.

c. Menghubungkan osiloskop dengan audio generator menggunakan

kabel penghubung

d. Mengatur frekuensi yang akan dihasilkan oleh audio generator dan

mengatur amplitudo pada audio generator

e. Mengatur osiloskop, mengatur volts dan sweep time pada panel

kontrol osiloskop agar mudah dalam pembacaan.

f. Menghitung frekuensi yang ditampilkan oleh osiloskop dan

membandingkannya dengan pengaturan frekuensi pada audio

generator.

Untuk pembacaan frekuensi pada osiloskop, hal yang dapat dilakukan

adalah :

a. Menghitung jumlah kotak pada display osiloskop yang mewakili satu

gelombang (misal : n)

b. Melihat skala yang pada panel sweep ( misal : s )

c. Menghitung frekuensi dengan persamaan 1

n . s

Page 33: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

g. Data dan Pengolahan Data

Percobaan Pertama

No

.

Hasil Pembacaan Kode

Warna

Multitester Digital Multitester

Analog

1. 56 ± 5% 55,6 Ω 55 Ω

2. 5,6 ± 5% 5,5 Ω 6Ω

3 15000 ±5 % 15000 Ω 15000 Ω

4. 180 ±5 % 177,9 Ω 180 Ω

5. 680 ± 5% 666 Ω 675 Ω

Percobaan Kedua

No. Jenis

Arus

Power

Supply

Multitester

Digital

Multitester

Analog

1. AC 3 V 3,4 V 3,6 V

2. AC 4 V 4,14 V 4,2 V

3. DC 3 V 3,311 V 3,6 V

4. DC 4 V 4,31 V 4,4 v

Percobaan Ketiga

No. Audio Generator (Hz) Osiloskop (Hz)

1. 10 kHz 12.(50 ×10−6)

=10000 Hz

2. 20 kHz 11.(50× 10−6)

=20000 Hz

3. 1 mHz 12.(0,5 ×10−6)

=1000000 Hz

Page 34: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

h. Analisis

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat hasil pengolahan seperti diatas.

Pada percobaan pertama dengan membaca warna langsung pada resistor,

menggunakan multitester digital dan multitester analog, didapatkan hasil yang

sedikit berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mungkin

terjadi ketika pengukuran. Warna yang tertera pada resistor memiliki ukuran yang

kecil sehingga terkadang saat melakukan pembacaan hambatan yang ada dalam

resistor mengalami kekeliruan karena warna yang hamper sama dan dibeberapa

resistor warnanya sudah mulai memudar, sehingga terkadang pembacaan secara

langsung lebih besar kemungkinan salah. Pada pembacaan menggunakan

multitester digital dan multitester analog didapatkan hasil yang lebih akurat, tetapi

pada multitester analog terkadang saat pembacaannya mengalami kesalahan

paralaks. Pada keadaan lainnya untuk multitester digital dan multitester analog

nilai yang ditunjukan tidak stabil akibat adanya fruktuasi-fruktuasi udara pada

ujung tester.

Pada percobaan kedua didapat nilai yang cukup berbeda anatara power supply,

multitester analog dan multitester digital meskipun nilai yang ditunjukan

perbedaannya tidak terlalu signifikan. Hal ini menunjukan bahwa potensial pada

power supply baik AC maupun DC tidak menunjukan nilai yang sebenarnya.

Terbukti bahwa ketika diukur menggunakan multitester baik analog maupun

digital menunjukan angka yang hampir sama namun berbeda dengan yang

ditunjukan dengan power supply. Ketika melakukan penyetelan voltase di power

supply tidak pas karena jarum dipower supply yang kurang stabil atau kesalahan

paralaks yang dilakukan saat melihat voltase yang ditunjukan. Adapun kesalahan

yang terjadi pada multitester analaog dan multitester digital yaitu nilai yang

ditunjukan kurang stabil akibat adanya fruktuasi-fruktuasi udara yang melewati

ujung tester.

Page 35: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

Pada percobaan ketiga yang menggunakan osiloskop, hasil yang ditunjukkan

oleh pembacaan frekuensi pada osiloskop sesuai dengan frekuensi yang diberikan

oleh audio generator. Namun pada saat pembacaan dengan osiloskop, kesulitan

yang terjadi adalah hasil pembacaan tidak langsung menunjukkan hasil, namun

harus menggunakan skala yang digunakan pada beberapa komponen. Dalam hal

ini, kita harus menentukan jumlah kolom pada display osiloskop yang mewakili

satu gelombang dan mengalikannya dengan skala pada sweep. Sehingga mungkin

saja terjadi kesalahan pada saat penghitungan kolom untuk satu gelombang.

i. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hambatan

pada resistor dapat dihitung dengan membaca warna yang terdapat pada resistor

dan dapat pula diukur menggunakan multitester dengan hasil yang tidak terlalu

berbeda. Pada percobaan kedua dapat disimpulkan bahwa voltase yang ditunjukan

pada power supply tidak menunjukan angka yang sebenarnya, terbukti dengan

yang ditunjukan pada multitester. Pada percobaan yang ketiga dapat disimpulkan

bahwa frekuensi dari pembacaan pada osiloskop sama dengan frekuensi dari

audiogenerator.

j. Daftar Pustaka

lecturer.polindra.ac.id

blogging.co.id/fungsi-resistor

www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-jenis-fungsi-resistor.html

gloryardiansyah205.blogspot.com/2013/08/pengertianprinsip-kerjadan-

jenis-jenis.html

Wikipedia.org

Page 36: Web viewkomponen elektronika. LAPORAN ELEKTRONIKA DASAR. Tugas ini diserahkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Elektronika Dasar

k. Lampiran